Laporan Kasus dr zai vertigo.docx

download Laporan Kasus dr zai vertigo.docx

of 24

Transcript of Laporan Kasus dr zai vertigo.docx

  • 7/27/2019 Laporan Kasus dr zai vertigo.docx

    1/24

    Laporan Kasus

    VERTIGO

    Oleh

    Annisa Setyanti

    NIM. I1A008011

    Pembimbing

    Dr. H. Zainuddin Arpandy, Sp.S

    BAGIAN/SMF ILMU PENYAKIT SARAF

    FKUNLAM-RSUD PENDIDIKAN ULIN

    BANJARMASIN

    Mei, 2012

  • 7/27/2019 Laporan Kasus dr zai vertigo.docx

    2/24

    1

    STATUS PENDERITA

    I. DATA PRIBADI

    Nama : Ny. B

    Jenis Kelamin : Perempuan

    Umur : 53 tahun

    Bangsa : Indonesia

    Suku : Banjar

    Agama : Islam

    Pekerjaan : Wirausaha

    Status : Sudah Menikah

    Alamat : Jl jendral sudirman Gg surya No. 83 RT.15

    MRS : 31 Mei 2012

    No RMK : 99-04-92

    II. ANAMNESIS

    Anamnesa 31 Mei 2012 Jam 09.15 Wita

    Keluhan Utama : terasa berputar-putar dan sakit kepala

    Perjalanan Penyakit :

    Sehari SMRS muncul sakit kepala kemudian os merasa berputar,

    sifat munculnya awalnya hilang timbul, hilang/berkurang saat siang lalu

    muncul lagi sejak malam sebelum masuk masuk RS sampai siang, sifat

    sakitnya mendadak. Awalnya sakit kepala dibelakang kepala kemudian

    menjalar ke depan mata, os merasa semakin sakit dan berputar saat

  • 7/27/2019 Laporan Kasus dr zai vertigo.docx

    3/24

    2

    membuka mata. 3 minggu sebelumnya os masuk RS dengan keluhan yang

    sama tetapi tidak rawat inap, os tidak minum obat sudah 2 minggu. Makan

    dan minum baik, BAB/BAK normal, os tidak mengeluhkan muntah.

    Riwayat Penyakit Dahulu :

    Pasien ada riwayat hipertensi. Pasien tidak memiliki riwayat asma,

    dan diabetes mellitus.

    Intoksikasi :

    Tidak ditemukan riwayat keracunan obat, zat kimia, makanan dan

    minuman.

    Riwayat Penyakit Keluarga :

    Tidak terdapat riwayat penyakit hipertensi pada keluarga pasien.

    III. STATUS INTERNE SINGKAT

    Tensi : 150/90 mmHg

    Nadi : 64 kali /menit

    Respirasi : 16 kali/menit

    Suhu : 36,5 oC

    Kepala/Leher :

    - Mata : Konjungtiva anemis (sde), sklera ikterik (sde),- Mulut : Mukosa bibir pucat (-), kelembaban cukup- Leher : JVP tidak meningkat, KGB tidak membesar

  • 7/27/2019 Laporan Kasus dr zai vertigo.docx

    4/24

    3

    Thoraks

    - Pulmo : Bentuk dan pergerakan simetris, suara napas vesikuler,

    wheezing tidak ada, ronkhi tidak ada.

    - Cor : BJ I/II tunggal, tidak ada bising

    Abdomen : Tampak datar, hepar dan lien tidak teraba, perkusi timpani,

    tes undulasi (-), bising usus (+) normal.

    Ekstremitas : Atrofi tidak ada, edem tidak ada, parase tidak ada, akral

    hangat di tangan dan kaki akral dingin.

    IV. STATUS PSIKIATRI SINGKATEmosi dan Afek : Baik

    Proses Berfikir : Realistis

    Kecerdasan : Sesuai dengan pendidikan

    Penyerapan : Normal

    Kemauan : Dapat dikendalikan

    Psikomotor : Normal

    V. NEUROLOGISA. Kesan Umum:

    Kesadaran : GCS 4-5-6 (kompos mentis)

    Pembicaraan : Disartri : Tidak ada

    Monoton : Tidak ada

    Scanning : Tidak ada

  • 7/27/2019 Laporan Kasus dr zai vertigo.docx

    5/24

    4

    Afasia Motorik : Tidak ada

    Sensorik : Tidak ada

    Amnesik : Tidak ada

    Kepala:

    Besar : Normal

    Asimetri : Negatif

    Sikap paksa : Negatif

    Tortikolis : Negatif

    Muka:

    Mask/topeng : Negatif

    Miophatik : Negatif

    Fullmoon : Negatif

    Lain-lain : Negatif

    B. Pemeriksaan Khusus1.Rangsangan Selaput Otak

    Kaku Tengkuk : sde

    Kernig : Negatif/Negatif

    Laseque : Negatif/Negatif

    Bruzinski I : Negatif

    Bruzinski II : Negatif/Negatif

  • 7/27/2019 Laporan Kasus dr zai vertigo.docx

    6/24

    5

    2. Saraf Otak

    N. Olfaktorius

    Hyposmia : Negatif

    Parosmia : Negatif

    Halusinasi : Negatif

    N. Optikus

    Visus : sde

    Yojana Penglihatan : sde

    Melihat warna : sde

    Funduskopi : Tidak dilakukan

    N. Occulomotorius, N. Trochlearis, N. Abducens

    Kanan Kiri

    Kedudukan bola mata sde sde

    Pergerakan bola mata ke

    Nasal : sde

    Temporal : sde

    Atas : sde

    Bawah : sde

    Temporal bawah : sde

    Eksopthalmus : sde sde

    Celah mata (Ptosis) : sde sde

  • 7/27/2019 Laporan Kasus dr zai vertigo.docx

    7/24

    6

    Pupil Kanan Kiri

    Bentuk sde sde

    Lebar sde sde

    Perbedaan lebar sde sde

    Reaksi cahaya langsung sde sde

    Reaksi cahaya konsensuil sde sde

    Reaksi akomodasi sde sde

    Reaksi konvergensi sde sde

    N. Trigeminus

    Cabang Motorik

    Otot Maseter Normal

    Otot Temporal Normal

    Otot Pterygoideus Int/Ext Normal

    Cabang Sensorik

    I. N. Oftalmicus NormalII. N. Maxillaris NormalIII.N. Mandibularis NormalRefleks kornea langsung sde sde

    Refleks kornea konsensuil sde sde

    N. Facialis

    Kanan Kiri

    Waktu Diam

  • 7/27/2019 Laporan Kasus dr zai vertigo.docx

    8/24

    7

    Kerutan dahi Normal Normal

    Tinggi alis Normal Normal

    Sudut mata Normal Normal

    Lipatan nasolabial Normal Normal

    Waktu Gerak

    Mengerutkan dahi Normal Normal

    Menutup mata Normal Normal

    Bersiul Sama Tinggi

    Memperlihatkan gigi Sama Tinggi

    Pengecapan 2/3 depan lidah Normal

    Sekresi air mata Normal

    Hyperakusis Negatif Negatif

    N. Vestibulocochlearis

    Vestibuler

    Vertigo : Negatif

    Nystagmus : Negatif

    Tinitus aureum : Kanan: Negatif Kiri : Negatif

    Cochlearis : tidak dilakukan

    N. Glossopharyngeus dan N. Vagus

    Bagian Motorik:

    Suara : normal

    Menelan : normal

  • 7/27/2019 Laporan Kasus dr zai vertigo.docx

    9/24

    8

    Kedudukan arcus pharynx : normal/normal

    Kedudukan uvula : ditengah

    Pergerakan arcus pharynx : normal

    Detak jantung : normal

    Bising usus : normal

    Bagian Sensorik:

    Pengecapan 1/3 belakang lidah : normal

    Refleks Oculo-Cardiac : tidak dilakukan

    Refleks Oculo-Cardiac : tidak dilakukan

    Refleks muntah : tidak dilakukan

    Refleks palatum mole : tidak dilakukan

    N. Accesorius

    Mengangkat bahu : normal

    Memalingkan kepala : sde

    N. Hypoglossus

    Kedudukan lidah waktu istirahat : di tengah

    Kedudukan lidah waktu bergerak : di tengah

    Atrofi : tidak ada

    Kekuatan lidah menekan pada bagian dalam pipi : normal

    Fasikulasi/Tremor (kanan/kiri) : negatif/negatif

  • 7/27/2019 Laporan Kasus dr zai vertigo.docx

    10/24

    9

    3.Sistem Motorik

    Kekuatan Otot

    Tubuh : Otot perut : normal

    Otot pinggang : normal

    Kedudukan diafragma : Gerak : normal

    Istirahat : normal

    Lengan (Kanan/Kiri)

    M. Deltoid : 5/5

    M. Biceps : 5/5

    M. Triceps : 5/5

    Fleksi sendi pergelangan tangan : 5/5

    Ekstensi sendi pergelangan tangan : 5/5

    Membuka jari-jari tangan : normal/normal

    Menutup jari-jari tangan : normal/normal

    Tungkai (Kanan/Kiri)

    Fleksi artikulasio coxae : 5/5

    Ekstensi artikulatio coxae : 5/5

    Fleksi sendi lutut : 5/5

    Ekstensi sendi lutut : 5/5

    Fleksi plantar kaki : 5/5

    Ekstensi dorsal kaki : 5/5

    Gerakan jari-jari kaki : normal/normal

    Besar Otot:

  • 7/27/2019 Laporan Kasus dr zai vertigo.docx

    11/24

    10

    Atrofi : Negatif

    Pseudohypertrofi : Negatif

    Respon terhadap perkusi : Normal

    Palpasi Otot:

    Nyeri : Negatif

    Kontraktur : Negatif

    Konsistensi : Normal

    Tonus Otot:

    Lengan Tungkai

    Kanan Kiri Kanan Kiri

    Hipotoni Negatif Negatif Negatif Negatif

    Spastik Negatif Negatif Negatif Negatif

    Rigid Negatif Negatif Negatif Negatif

    Rebound Negatif Negatif Negatif Negatif

    phenomen

    Gerakan Involunter

    Tremor : Waktu Istirahat : Negatif/Negatif

    Waktu bergerak : Negatif/Negatif

    Chorea : Negatif/Negatif

    Athetose : Negatif/Negatif

    Balismus : Negatif/Negatif

  • 7/27/2019 Laporan Kasus dr zai vertigo.docx

    12/24

    11

    Torsion spasme : Negatif/Negatif

    Fasikulasi : Negatif/Negatif

    Myokimia : Negatif/Negatif

    Koordinasi : tidak dilakukan

    Gait dan station : tidak dilakukan

    4.Sistem Sensorik

    Kanan/kiri

    Rasa Eksteroseptik

    Rasa nyeri superfisial : normal/normal

    Rasa suhu : tidak dilakukan

    Rasa raba ringan : normal/normal

    Rasa Proprioseptik

    Rasa getar : tidak dilakukan

    Rasa tekan : normal/normal

    Rasa nyeri tekan : normal/normal

    Rasa gerak posisi : normal/normal

    Rasa Enteroseptik

    Refered pain : tidak ada

    Rasa Kombinasi

    Streognosis : Tidak dilakukan

    Barognosis : Tidak dilakukan

  • 7/27/2019 Laporan Kasus dr zai vertigo.docx

    13/24

    12

    Grapestesia : Tidak dilakukan

    Two point tactil discrimination : Tidak dilakukan

    Sensory extinction : Tidak dilakukan

    Loose of Body Image : Tidak dilakukan

    Fungsi luhur

    Apraxia : Negatif

    Alexia : Negatif

    Agraphia : Negatif

    Fingeragnosia : Negatif

    Membedakan kanan-kiri : Dapat

    Acalculia : Negatif

    5. Refleks-refleks

    Reflek kulit

    Refleks kulit dinding perut : normal

    Refleks cremaster :Tidak dilakukan

    Refleks interscapular : Tidak dilakukan

    Refleks gluteal : Tidak dilakukan

    Refleks anal : Tidak dilakukan

    Refleks Tendon/Periosteum (Kanan/Kiri):

    Refleks Biceps : Normal/normal

    Refleks Triceps : Normal/normal

    Refleks Patella : Normal/normal

  • 7/27/2019 Laporan Kasus dr zai vertigo.docx

    14/24

    13

    Refleks Achiles : Normal/normal

    Refleks Patologis :

    Tungkai

    Babinski : Negatif/negatif

    Chaddock : Negatif/negatif

    Oppenheim : Negatif/negatif

    Rossolimo : Negatif/negatif

    Gordon : Negatif/negatif

    Schaeffer : Negatif/negatif

    Mendel-Bechterew : Negatif/negatif

    Stransky : Negatif/negatif

    Gonda : Negatif/negatif

    Lengan

    Hoffmann-Tromner : Negatif/negatif

    Leri : Negatif/negatif

    Meyer : Negatif/negatif

    Reflek Primitif: Grasp : Negatif

    Snout : Negatif

    Sucking : Negatif

    Palmomental : Negatif

  • 7/27/2019 Laporan Kasus dr zai vertigo.docx

    15/24

    14

    6. Susunan Saraf Otonom

    Miksi : positif

    Defekasi : positif

    Sekresi keringat : positif

    Salivasi : positif

    Ggn tropik : negatif

    Orthostatik hypotensi : negatif

    7. Columna Vertebral is

    Kelainan Lokal

    Skoliosis : tidak ada

    Khypose : tidak ada

    Khyposkloliosis : tidak ada

    Gibbus : tidak ada

    Nyeri tekan/ketuk : tidak ada

    Gerakan Servikal Vertebra

    Fleksi : normal

    Ekstensi : normal

    Lateral deviation : normal

    Rotasi : normal

    Gerak Tubuh : tidak dilakukan

  • 7/27/2019 Laporan Kasus dr zai vertigo.docx

    16/24

    15

    8. Pemeriksaan Tambahan

    Hasil laboratorium

    Hasil Pemeriksaan NormalHb : 13,7 gr /dlLeukosit: 5,4 ribu/lEritrosit : 4.71 juta/ lHematokrit : 41,1 vol%Trombosit : 251 ribu/l

    RDW-CV : 13,4 %MCV : 87,3 flMCH : 29,0 pg

    MCHC : 33,3 %Neutrofil % : 66,9%Limfosit % : 28,6%

    MID % : 4,5%GDS: 104 mg/dl

    SGOT : 20 U/LSGPT : 17 U/LUreum : 15 mg/dlKreatin : 0.58 mg/dl

    1418 gr/dl4.0-10.5 ribu/l4.56.0 juta/ l4050 vol%150450 ribu/l

    11.5

    14.7 %80.0 -97.0 fl27.032.0 pg

    32.038.0 %50.070.0 %25.040.0 %

    4.011.0 %< 200 mg/dl

    0-46 U/L0-49 U/L10-50 mg/dl0,4-1,4 mg/dl

  • 7/27/2019 Laporan Kasus dr zai vertigo.docx

    17/24

    16

    RESUME

    1. ANAMNESISSakit kepala (+) kepala terasa berputar (+) muntah (-), kejang (-),pingsan (-),

    disartria (-), riwayat hipertensi (+)

    2. PEMERIKSAAN

    Interna

    Kesadaran : GCS 4-5-6

    Tekanan darah : 150/90 mmHg

    Nadi : 64 kali/menit

    Respirasi : 16 kali/menit

    Suhu : 36,5 oC

    Kepala/Leher : konjungtiva anemis (-/-)

    Thorax : tidak ada kelainan

    Abdomen : tidak ada kelainan

    Ekstremitas : tidak ada kelainan

    Status psikiatri : tidak ada kelainan

    Status Neurologis

    Kesadaran : GCS 4-5-6

    Rangsang selaput otak: KK (-), kernig (-/-),Br I (-/-), Br II (-/-)

    Motorik : normal

    Tonus : Lengan : normal/normal, Tungkai : normal/normal

    Sensorik : Lengan : normal/normal, Tungkai : normal/normal

  • 7/27/2019 Laporan Kasus dr zai vertigo.docx

    18/24

    17

    Reflek fisiologis : BPR : normal/normal, TPR: normal/normal, KPR :

    normal/normal, APR : normal/normal

    Refleks patologis : tidak ada

    Susunan saraf cranialis : parese tidak ada

    Columna Vertebralis : tidak ada kelainan

    3. DIAGNOSIS

    Dx klinis : vertigo central

    Dx Etiologis : vertigo

    Dx Topis : cerebellum

    4. PENATALAKSANAAN1. Pengobatan Umum : 5 B (Brain, Breath, Blood, Bowel, Bladder)2. Pengobatan Medikamentosa :

    IVFD NS 20 tetes/menit

    Betahistin 3 x 1

    Alinamin F 2 x 1 amp

    Frego 10 g 2 x 1

  • 7/27/2019 Laporan Kasus dr zai vertigo.docx

    19/24

    18

    PEMBAHASAN

    Telah dilaporkan sebuah kasus pasien wanita, nyonyab B 53 tahun dengan

    keluhan utama kepala terasa pusing, sekelilingnya seolah-olah berputar-putar

    kemudian mata terasa kabur, tanpa disertai rasa mual dan muntah. Gangguan ini

    tidak diserta kelainan pada sistem pendengarannya, tidak ada riwayat demam.

    Pada pemeriksaan N. VIII tidak ada kelainan.

    Gangguan keseimbangan dinyatakan sebagai pusing, pening, rasa

    berputar-putar, sempoyongan, rasa seperti melayang atau merasakan badan atau

    dunia sekelilingnya berputar-putar dan berjungkir balik. Istilah kedokteran yang

    mencakup semua perasaan gangguan keseimbangan ialah vertigo..(1)

    Vertigo dapat dianggap sebagai suatu perasaan hilang keseimbangan, yang

    disebabkan karena alat keseimbangan kedua belah sisi tidak dapat memelihara

    keseimbangan tubuh. Berbagai keadaan apat mengganggu bagian vestibula

    labirintis membranekus. Obat-obat, infeksi, neoplasma, arteriosklerosis,

    otosklerosis dan semua patologi gangguan koklea dapat disebut sebagai penyebab

    gangguan terhadap pars vestibula labirintis membranekus.(1)

    Perasaan tidak enak seolah-olah badan melayang, sempoyongan dan

    pusing bisa juga timbul karena sebab-sebab nonorganik, yaitu karena ketegangan

    mental yang menimbulkan depresi dan anxiety. Namun demikian, keluhan

    semacam itu yang disertai gejala nistagmus harus selalu dianggap sebagai

    manifestasi organik.

    (1)

    Sistem vestibularis berperan dalam patofisiologi nistagmus. Disfungsi

    vestibular harus mencakup nistagmus spontan dan nistagmus yang dibangkitkan.

    Nistagmus vestibularis yang spontan terdiri dari komponen yang lambat dan yang

    cepat. Nistagmus spontan yang terberat timbul dengan jelas pada waktu

    menatapkan kedua bola mata ke depan dan lelebih jelas lagi pada waktu kedua

    mata dilirikkan ke arah lesi (derajat 3). Nistagmus yang sama jelasnya, baik pada

    waktu memandang lurus ke depan maupun melirik ke arah lesi berderajat 2.

  • 7/27/2019 Laporan Kasus dr zai vertigo.docx

    20/24

    19

    Sedangkan nistagmus derajat 1, ialah nistagmus spontan yang hanya timbul jika

    kedua mata dilirikkan ke arah lesi.(1)

    Penegakan diagnosa vertigo ini didapatkan dari anamnesa pemeriksaan

    fisik dan pemeriksaan laboratorium. Menurut pengertian para ahli, vertigo adalah

    perasaan dimana. Penderita merasa dirinya berputar atau obyek disekitarnya terasa

    berputar. (2)

    Pentingnya anamnesa dapat disadari dalam praktek dimana kebanyakan

    orang dengan keluhan pusing, baik yang bersifat organo-organik maupun yang

    bersifat psikoorganik, tidak menunjukkan kelainan. Kelainan yang menandakan

    keorganikan yaitu kecenderungan untuk jatuh ke salah satu sisi pada tes berjalan

    menurut garis, tuli dan nistagmus, tidak ditemukan di luar masa adanya pusing

    yang bersifat vertigo. Karena itulah, pemeriksaan pusing sebagian besar

    ditentukan oleh interogasi anamnestik.(3)

    Penyebab vertigo non sistematis yaitu vertigo yang disebabkan oleh

    kelainan sistem saraf pusat, bukan oleh kelainan sistem vestibuler perifer.

    Kelainan ini dapat terletak di :

    1. Mata2. Propioseptik3. Sistem saraf pusat

    a. Hipoksia serebrib. Infeksic. Traumad. Tumore. Epilepsif. Migreng. Kelianan endokrinh. Kelainan psikosis

    Vertigo Sistematis yaitu vertigo yang disebabkan oleh kelainan sistem

    vestibuler (labirin, N. VIII, atau inti vestibuler) (4)

    1. Telingaa. Bagian luar :

  • 7/27/2019 Laporan Kasus dr zai vertigo.docx

    21/24

    20

    Serumen atau benda asing

    b. Bagian tengahRetraksi membran timpani, otitis media, purulenta akuta,

    otitis media dengan efusi, labirintitis, kolesteatoma, rudapaksa

    dengan perdarahan

    c. Bagian dalamlabirintitis akuta toksika, trauma, serangan vaskuler, alergi,

    mabuk gerakan, vertigo postural

    2. N. VIIIa. Infeksi : Meningitis akut, meningitis TB, meningitis basilaris

    luetika

    b. Traumac. Tumor

    3. Inti vestibuluma. Infeksi

    b. Traumac. Perdarahand. Trombosis arteria serebeli posterior inferiore. Tumorf. Sklerosis multipleks

    Berdasarkan gejalanya yang menonjol atau klinis, vertigo dapat dibagi (4)

    1. Vertigo yang paroksisimal2. Vertigo yang kronis3. Vertigo yang serangannya mendadak akut atau berangsur-angsur

    mengurang

    Pemeriksaan yang dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosa

    adalah : (5)

    1. Pemeriksaan fisik umum termasuk perhatian yang lebih besar pada sistemkardiovaskular; (perhatikan adanya aritmia)

    2. Periksa liang telinga dan pendengaran (mendengar detik arloji, suarapembicaraan, dan gesekan jari)

  • 7/27/2019 Laporan Kasus dr zai vertigo.docx

    22/24

    21

    3. Lakukan pemeriksaan neurologis lengkap dengan perhatian khusus padasaraf kranialis, fungsi serebellum, dan adanya nistagmus (horisontal,

    vertikal atau rotational)

    4. Periksa kemungkinan adanya vertigo dan nistagmus posisional denganperasat barany (penderita dari posisi duduk ke terlentang sambil dengan

    cepat kepala menoleh kesatu sisi). Perhatikan adanya nistagmus, waktu

    untuk timbulnya nistagmus, dan adanya vertigo dan reaksi kelelahan.

    5. Tes kalorik (minimal tes kalorik air es). Penderita dalam posisi tiodurterlentang dengan posisi kepala terangkat 30 derajat. Irigasi tiap telinga

    dengan 0,2 ml air es (gunakan jarum tuberkulin, periksa tiap telinga saat

    akan melakukan irigasi). Komponen cepat nistagmus akan ke arah telinga

    yang tidak diirigasi dan harus berhenti dalam 1 menit. (Pemeriksaan

    sesungguhnya terdiri dari irigasi air es dan air hangat). Simetris atau

    tidaknya reaksi antar kedua merupakan hal yang penting untuk

    diperhatikan.

    Pada kasus ini, berdasarkan anamnesa, penderita mengeluh kepalanya

    terasa pusing dan sekelilingnya seolah berputar-putar disertai mata kabur. Perlu

    dinilai apakah vertigo ini merupakan lesi sentral atau perifer. Lesi perifer

    kemungkinan berkaitan dengan tuli dan tinitus (gejala gangguan fungsi saraf

    kranial le VIII) tidak terdapat gejala gangguan sentral. Vertigo pada lesi perifer

    cenderung seiring dengan nistagmus. Gejala dan gangguan sistem saraf pusat

    (misalnya ataksia sereberal, gangguan saraf kranial, diplopia, disartria,

    papiledema).(5)

    Berdasarkan pemeriksaan fisik, tidak ditemukan gangguan pendengaran

    maupun gangguan fungsi saraf kranial ke VIII. Tidak disertai nistagmus, dan

    disertai tanpa mual dan muntah.

    Gejala-gejala yang lebih cenderung ke arah lesi sentral (batang otak)

    adalah : (5)

    - Nistagmus tanpa vertigo- Nistagmus dan vertigo tanpa mual-mual.- Vertigo dan mual tanpa nistagmus

  • 7/27/2019 Laporan Kasus dr zai vertigo.docx

    23/24

    22

    - Perubahan arah nistagmus pada perubahan atau perubahan gaze(tatapan) kecuali drug induced.

    - Nistagmus vertikal pada satu mata dan horizontal pada mata lain,nistagmus lebih hebat pada satu sisi, aduksi mata pada satu mata dan

    nistagmus pada mata lain.

    - Nistagmus yang tidak pernah lelah pada perubahan posisi.- Nistagmus vertikal (kecuali drug induced).

    Perbedaan nistagmus perifer dan sentral : (5)

    Perifer Sentral

    Latensi

    Durasi

    Kelelahan

    Gejala penyerta

    3-10 detik

    60 detik

    ada

    mual, muntah

    Tidak ada

    60 detik

    Tidak ada

    Tidak ada

    Obat-obat yang bermanfaat dalam pengobatan penderita vertigo terdiri

    betahistin, alinamin F, frego. Penderita dianjurkan untuk menghindari perubahan

    posisi yang mendadak. Batasi pemakaian kafein, nikotin, alkohol dan garam. Pada

    kasus vertigo berat yang tidak terkontrol, diperlukan operasi (misalnya penutupan

    fistula endolimfe).(5)

    Pengobatan terhadap vertigo dapat dilakukan dengan dua cara yaitu

    medikamentosa dan latihan fisik. Cara medikamentosa biasanya hanya diberikanpengobatan simtomatis berupa

    (6):

    Pada pasien tersebut diberikan betahistin untuk penyembuan vertigo dan

    gangguan keseimbangan, alinamin f untuk membantu proses metabolisme, dan

    frego mempunyai efek antihistamin dan penghambat ion kalsium yang bekerja

    secara selektif.

  • 7/27/2019 Laporan Kasus dr zai vertigo.docx

    24/24

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Mardjono, Mahar. Neurologi Klinis Dasar, Dian Rakyat. Jakarta.2000; 169-173

    2. Chandra, B.Neurologi Klinik. Surabaya, 1999 ; 132 1453. Sidharta, Priguna. Tata Pemeriksaan klinis Dalam Neurologis. Dian

    Rakyat. Jakarta, 1995; 45-51.

    4. Josoef, A.. Vertigo. Dalam : Harsono ed. Kapita Selekta Neurologi.Yogjakarta: UGM Press, 2000; 341

    357.

    5. Weiner and Levitt.Neurologi. EGC, Jakarta, 2001; 106 114.6. Juwono, T. Dr. Pemeriksaan Klinik Neurologik Dalam Praktek.

    R.S.P.A.D. Gatot Subroto. EGC, Jakarta. 1996; 36-37