Laporan Kasus Diabetes Mellitus Sl 26

21
LAPORAN KASUS DIABETES MELITUS di PUSKESMAS JELAMBAR BARU 5Juli 2012 Nama : Calista Paramitha NIM : 10.2009.111

description

laporan kasus DM SL 26

Transcript of Laporan Kasus Diabetes Mellitus Sl 26

Page 1: Laporan Kasus Diabetes Mellitus Sl 26

LAPORAN KASUS DIABETES MELITUS

di PUSKESMAS JELAMBAR BARU

5Juli 2012

Nama : Calista Paramitha

NIM : 10.2009.111

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Page 2: Laporan Kasus Diabetes Mellitus Sl 26

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Diabetes Melitus merupakan penyakit kelainan metabolik kronik yang banyak ditemukan dalam

masyarakat dan dihadapi pada pelayanan kesehatan. Penyakit ini dapat diturunkan dalam keluarga,

tidak dapat disembuhkan, mempunyai sasaran organ tertentu yaitu jantung, otak, mata dan ginjal.

Tanpa penanganan yang adekuat akan berakhir dengan komplikasi kematian oleh sebab

kardioserebrovaskular dan gagal ginjal. Dari penyelidikan yang ada, tampak kecenderungan bahwa

prevalensi DM di perkotaan hampir sama dengan prevalensi DM di daerah rural. Pelayanan

Kedokteran dengan pendekatan keluarga merupakan gabungan antara pelayanan kedokteran dan

pendekatan keluarga. Pengertian pelayanan kedokteran adalah pelayanan yang dilakukan oleh dokter

yang berwenang sesuai dengan latar belakang pendidikannya di bidang kedokteran, baik yang

dijalankan sendiri ataupun bersama dalam organisasi, dengan cara memelihara, meningkatkan

kesehatan, mencegah, memberikan tindakan yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan

berkesinambungan untuk menyembuhkan dan menyelesaikan masalah kesehatan dari pengguna jasa

individu, keluarga dan ataupun kelompok komunitas. Oleh karena itu dalam penatalaksanaan DM

dibutuhkan bukan semata-mata pendekatan organobiologik namun juga pendekatan keluarga. 1,2

MASALAH

Ada beberapa jenis diabetes, yang pertama DM tipe I dan yang kedua disebut DM tipe II. Ada jenis

lain yaitu diabetes pada kehamilan ( diabetes mellitus gestasional ) yang timbul hanya pada saat hamil

meliputi 2-5 % dari seluruh diabetes dan diabetes mellitus tipe lain. 1,2

Angka kejadian DM tipe I di negara barat ± 10 % dari DM tipe II. Gambaran klinik biasanya timbul

pada masa kanak-kanak dan puncaknya pada masa akil baligh. Tetapi ada juga yang timbul pada masa

dewasa. 1,2

DM tipe II adalah jenis yang paling banyak ditemui ( lebih dari 90 % ). Timbul makin sering setelah

umur 40 tahun dengan cacatan pada dekade ke-7 kekerapan diabetes mencapai 3-4 kali lebih tinggi

daripada rata-rata orang dewasa. Kekerapan DM di Eropa dan di Amerika Utara berkisar antara 2-5 %

sedangkan di negara berkembang antara 1,5-2 %. Di Indonesia berkisar antara 1.5-2,3 % kurang lebih

15 tahun yang lalu, tetapi pada tahun 2001 survei terakhir di Jakarta menunjukkan kenaikan yang

sangat nyata yaitu menjadi 12,8 %.1,2

Page 3: Laporan Kasus Diabetes Mellitus Sl 26

TUJUAN

Memberikan informasi dan pengetahuan mengenai bentuk pelayanan kedokteran dengan pendekatan

keluarga pada penderita DM. Salah satunya dengan menganalisis penyebab, perilaku atau gaya

hidupnya apakah telah mendukung pengobatan farmakologik atau tidak.

TINJAUAN PUSTAKA

DEFINISI

DM menurut American Diabetes Association ( ADA ) 2003 adalah suatu kelompok penyakit

metabolik dengan karakteristik hiperglikemik yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja

insulin atau kedua-duanya. 3,5

Hipergilkemik kronik pada diabetes berhubungan dengan kerusakan jangka panjang, disfungsi dan

kegagalan beberapa organ tubuh, terutama mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah. 3,5

II.2. KLASIFIKASI

Klasifikasi etiologis Diabetes Melitus adalah. 3,6,7

1.Diabetes tipe 1, destruksi sel Beta (b), yang umumnya menjurus ke defisiensi insulin absolut.

Diabetes ini dikarenakan proses autoimun atau proses idiopatik.

2. Diabetes tipe 2, bervariasi mulai yang terutama dominan resistensi insulin disertai defisiensi insulin

relatif sampai yang terutama defek sekresi insulin disertai resistensi insulin.

3. Diabetes tipe lain. Terjadi defek genetik fungsi sel Beta (b), defek genetik kerja insulin, penyakit

eksokrin pancreas ( pankreatitis, trauma/pankreatektomi, neoplasma ), endokrinopati

( hipertiroidisme ), karena obat/zat kimia

4. Diabetes Mellitus Gestasional ( kehamilan )

II.3. PATOGENESIS

Insulin pada DM tipe I tidak ada, karena pada jenis ini timbul reaksi autoimun yang disebabkan

adanya peradangan pada sel beta insulitis. Ini menyebabkan timbulnya antibody terhadap sel beta

yang disebut ICA (Islet Cell Antibody). Reaksi antigen (sel beta) dengan antibody (ICA) yang

ditimbulkannya menyebabkan hancurnya sel beta. Insulitis bisa disebabkan macam-macam

Page 4: Laporan Kasus Diabetes Mellitus Sl 26

diantaranya virus, seperti virus cocksakie, rubella, CMV, herpes dan lain0lain. Yang diserang pada

insulitis itu hanya sel beta, biasanya sel alfa dan delta tetap utuh. 1,4

Pada DM tipe II jumlah insulin normal, mungkin lebih banyak tetapi jumlah reseptor insulin yang

terdapat pada permukaan sel yang kurang. Reseptor insulin ini dapat diibaratkan sebagai lubang kunci

pintu masuk ke dalam sel. Pada keadaan tadi jumlah lubang kuncinya yang kurang hingga meskipun

anak kuncinya (insulin) banyak, tetapi karena lubang kuncinya (reseptor) kurang, maka glukosa yang

masuk sel akan sedikit, sehingga sel akan kekurangan bahan bakar ( glukosa ) dan glukosa di dalam

pembuluh darah meningkat. Dengan demikian keadaan ini sama dengan pada DM tipe I.

Perbedaannya adalah DM tipe II disamping kadar glukosa tinggi, juga kadar insulin tinggi atau

normal. Keadaan ini disebut resistensi insulin. Pada DM tipe II jumlah sel beta berkurang sampai 50-

60 % dari normal. 1,4

a. Keluhan pasien.

Gejala khas : polidipsi, polifagi, poliuri, lemas dan penurunan berat badan secara cepat.

Gejala lain : kesemutan.

Riwayat keluarga DM

Gejala neuropati diabetik (neuropati perifer) : kesemutan, rasa lemah dan baal. Sedangkan neuropati

auotonom : mual, kembung, muntah dan diare malam hari, hipotensi orthostatik dan gangguan

pengeluaran keringat, inkontinensia urin dan fekal dan impotensi.

· Gejala nefropati diabetik : lemas, mual, pucat sampai keluhan sesak nafas akibat penimbunan carian.

· Terdapat faktor resiko usia > 45 tahun, kegemukan (BB>120%BB idaman), hipertensi, riwayat

melahirkan bayi dengan BB>4000gram, riwayat DM saat hamil, penderita PJK, TBC atau

hipertiroidisme.

b. Pemeriksaan penunjang. 2,4

Pemeriksaan gula darah sewaktu ³200 mg/dL atau gula darah puasa ³ 126 mg/dL sudah cukup untuk

menegakkan diagnosis DM jika keluhan dan gejala khas DM ditemukan. 2,4

Jika ditemukan hanya gejala tidak khas DM saja, maka perlu dilakukan pemeriksaan ulang gula darah

baik puasa maupun sewaktu. Jika hasil pemeriksaan ulang gula darah puasa tetap ³ 126 mg/dL dan

gula darah sewaktu ³ 200 mg/dL, maka diagnosis DM dapat ditegakkan. 2,4

· Kadar lipid abnormal (HDL < 40 mg/dL, TG ³ 200mg/dL, kolesterol total ³200 mg/dL.

Page 5: Laporan Kasus Diabetes Mellitus Sl 26

· Nefropati diabetik : kadar kreatinin/ureum serum dan proteinuria persisten

II.5. KOMPLIKASI

Pengidap DM cenderung menderita komplikasi akut maupun kronik. Komplikasi akut seperti halnya

hipoglikemia dan hiperglikemia merupakan keadaan gawat darurat yang dapat terjadi pada perjalanan

penyakit DM. 1,2,7

Hipoglikemia merupakan keadaan klinik gangguan syaraf yang disebabkan penurunan glukosa darah.

Penyebab hipoglikemia dapat berupa. 1,2,7

1. Makan kurang dari aturan yang ditentukan

2. Berat badan turun

3. Sesudah olahraga

4. Sesudah melahirkan

5. Minum obat hipoglikemia oral atau insulin sesuai takaran atau berlebihan

Tanda-tanda hipoglikemia. 1,2,7

1. Stadium parasimpatik : lapar, mual, tekanan darah turun

2. Stadium gangguan otak ringan : lemah, lesu, sulit bicara

3. Stadium simpatik : keringat dingin pada muka dan tangan, berdebar-debar

4. Stadium gangguan otak berat : koma dengan atau tanpa kejang

Pada hiperglikemia, secara anamnesis ditemukan adanya masukan kalori yang berlebihan,

penghentian obat oral maupun insulin yang didahului oleh stress akut. Tanda khas adalah kesadaran

menurun disertai dehidrasi berat. 1,2,7

II.6. PENATALAKSANAAN

Penanggulangan farmakologis, untuk pengobatan, penderita DM dapat diberikan obat

antidiabetik yang terdiri dari golongan sulfonilurea, biguanid dan penghambat alfa glukosidase atau

diberikan insulin. Dasarnya pengelolaan DM tanpa dekompensasi metabolik dimulai dengan

pengaturan makan disertai dengan kegiatan jasmani yang cukup selama beberapa waktu. Bila kadar

glukosa masih tinggi, dapat diberikan OHO atau suntikan insulin. Dalam keadaan dekompensasi

Page 6: Laporan Kasus Diabetes Mellitus Sl 26

metabolik, misalnya ketoasidosis, DM dengan stress berat, berat badan menurun drastis, insulin dapat

diberikan. 5,6,7

1. Edukasi.

Pada dasarnya tujuan edukasi/penyuluhan diabetes adalah perawatan mandiri, sehingga seakan-akan

penderita DM menjadi “dokternya” sendiri dan juga mengetahui kapan harus pergi ke dokter atau

anggota tim perawat lainnya untuk medapatkan pengarahan atau pengobatan lebih lanjut. 5,6,7

2.Pengaturan diet

Tujuan utama pengaturan diet adalah membantu orang dengan diabetes memperbaiki kebiasaan gizi

dan olahraga untuk mendapatkan kontrol metabolik yang lebih baik, mempertahankan kadar glukosa

darah mendekati normal, memberikan energi yang cukup untuk mecapai atau mempertahankan kadar

glukosa darah mendekati normal, memberikan energi yang cukup untuk mencapai atau

mempertahankan berat badan yang memadai, menghindari dan menangani komplikasi baik akut

maupun kronis serta meningkatkan kesehatan secara keseluruhan melalui gizi yang optimal. 5,6,7

3.Latihan jasmani

Dianjurkan untuk latihan jasmani secara teratur ( 3-4 kali seminggu ) selama kurang lebih 30 menit,

yang sifatnya sesuai CRIPE (Continuous, Rhytmical, Interval, Progressive, Endurance training). 5,6,7

4. Farmakologis

Untuk pengobatan penderita DM dapat diberikan OAD seperti5,6,7

1. OHO ( obat hipoglikemik oral )

-. Golongan sulfonylurea : Klorpropamid, tolbutamid, glibenklamid, glikazid, glipizid

-. Menstimulasi pelepasan insulin yang tersimpan ( strored insulin )

-. Menurunkan ambang sekresi insulin

-. Meningkatkan efisiensi sekresi insulin dan potensiasi stimulasi insulin transport karbohidrat ke sel

otot dan jaringan lemak

-. Meningkatkan performance dan jumlah reseptor insulin, pada otot dan sel lemak.

-. Penurunan produksi glukosa oleh hati

¨ Golongan biguanid

a. Metformin :

Page 7: Laporan Kasus Diabetes Mellitus Sl 26

-. Menurunkan glukosa darah dengan memperbaiki transport glukosa

-. Menurunkan produksi glukosa hati

-. Meningkatkan pemakaian glukosa oleh sel

-. Menghambat absorpsi glukosa dari usus pada keadaan sesudah makan

-. Meningkatkan jumlah reseptor insulin

b. Diabex

c. Glukophage

¨ Penghambat alfa glukosidase

Acarbose : menurunkan penyerapan glukosa dan menurunkan hiperglikemia postprandial

2. Insulin

a. menghambat glikogenolisis

b. menghambat konversi asam amino menjadi glukosa

c. menaikkan simpanan glukosa sebagai glikogen ( mengindukasi glukokinase )

MATERI DAN METODA

1. MATERI

Materi yang di evaluasi dalam laporan ini adalah diabetes mellitus yang terjadi pada

pasien ibu Ari.

2. METODA

Data yang diperlukan dalam pengumpulan data ini adalah data subyektif pada penderita

diabetes Mellitus dengan wawancara langsung pada penderita tentang pola hidup yang

selama ini dilakukan dengan menggunakan alat berupa daftar pertanyaan.

Page 8: Laporan Kasus Diabetes Mellitus Sl 26

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. Identitas Pasien

Nama : Ari

Umur : 60 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Pekerjaan : Ibu Rumh Tangga

Pendidikan : SD (tamat)

Alamat : Gg Utama 8 No 11 Rt 08/04. kecamatan kelapa dua. Jakarta barat

II. Riwayat Biologis Keluarga

Keadaan kesehatan sekarang : baik,hanya melakukan kontrol gula darah saja.

Kebersihan perorangan : sedang

Penyakit yang sering diderita : flu, batuk, pegal-pegal pada kaki dan pinggang, lemas

Penyakit keturunan : tidak ada

Penyakit kronis yang menular : tidak ada

Kecacatan anggota keluarga : tidak ada

Pola makan : 3x sehari

Pola istirahat : baik

Jumlah anggota keluarga : 8 orang

III. Psikologis Keluarga

Kebiasaan buruk : Toto, merokok dan berjudi. Anak ke 2

Pengambilan keputusan : Ibu

Ketergantungan obat : tidak ada

Page 9: Laporan Kasus Diabetes Mellitus Sl 26

Tempat mencari pelayanan kesehatan : Puskesmas Jelambar baru

Pola rekreasi : sedang (2minggu 1x)

IV. Keadaan rumah/lingkungan

Jenis bangunan : Permanen

Lantai rumah :keramik

Luas rumah :10x10 meter2

Penerangan : Baik. Semua ruangan di berikan lampu

Kebersihan : Baik. karena sistem kompleks kebersihan disana sudah cukup baik dan

warga sekitar juga sudah mengerti tentang PHBS, terlihat lingkungan sangat

tertata rapi,saluran pembuangan air dan sampah juga sudah pada tempatnya,

serta tidak tercium bau maupun terlihat lalat yang berarti.

Ventilasi : baik. Di dapatkan jendela pada pagian depan dapur dan kamar mandi.

Dapur :ada.

Jamban keluarga : ada

Sumber air minum : PAM

Sumber pencemaran air : tidak ada

Pemanfaatan perkarangan : tidak ada

Sistem pembuagan air limbah : ada. karena dialirkan pada kali melalui saluran yang sudah

terpasang dengan baik.

Tempat pembuangan sampah : ada

Sanitasi lingkungan : baik

V. Spiritual Keluarga

Ketaatan beribadah : Baik. beragama Islam dan taat beribadah ( sholat 5 waktu

dan mengaji )

Page 10: Laporan Kasus Diabetes Mellitus Sl 26

Keyakinan tentang kesehatan : Baik . berobat menngunakan tenaga medis yang tersedia.

VI. Keadaan Sosial Keluarga

Tingkat pendidikan : Sedang.

Hubungan antar anggota keluarga :baik.

Hubungan dengan orang lain : baik

Kegiatan organisasi sosial : baik. aktif dalam organisasi di sekitar lingkungan PKK,

Jumantik dan menjadi kader di wilayahnya

Keadaan ekonomi : Sedang

VII. Kultural Keluarga

Adat yang berpengaruh : Jawa

VIII. Daftar Anggota Keluarga

Nama Hub dgn KK Umur Pendidikan Pekerjaan Agama Keadaan

Kesehatan

Imunisasi K

B

Ny Ari Ibu 60 thn SD Ibu rumah

Tangga

Islam DM - P

I

l

Widiastuti Anak ke 1 38 thn SMA Ibu rumah

tangga

Islam - - P

I

l

Toto

Hartono

Anak ke 3 29 thn SMA karyawan Islam - - -

Nadia Cucu 15 thn SMP kls 3 Pelajar Islam - Lengkap -

Bagas Cucu 11 thn SD kls 5 Pelajar Islam lengkap

Page 11: Laporan Kasus Diabetes Mellitus Sl 26

Jastia Cucu 5 thn Paud Pelajar Islam lengkap

Sabrina Cucu 4 thn Paud Pelajar Islam Terakhir

campak

Fitria

Ninsi

Anak ke 2 36 thn SMA Karyawan Islam lengkap

IX. Keluhan utama:Diabetes mellitus

X. Keluhan tambahan: badan lemas dan merasa pegal-pegal pada pinggang dan kaki.

XI. Riwayat penyakit sekarang: tidak ada

XII. Riwayat penyakit dahulu: tidak ada.

XIII. Pemeriksaan fisik: TD : 120/90 mmHg, Suhu : 36°c

XIV. Diagnosis penyakit: os menderita DM

XV. Diagnosis keluarga: secara keseluruhan dengan pola hidup yang sedang diperbaiki dan didukung

dengan istri dan anak yang peduli dengan kesehatan os, serta lingkungan yang bersih dan

sehat,dan ekonomi yang cukup,keluarga ibu Ari.

Dari kunjungan pada penderita yang dilakukan pada tanggal 5 Juli 2012, diharapkan ditemukan

faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya penyakit. Pendekatan yang dilakukan berdasarkan teori

Bloom meliputi:

1.Genetika

tidak di ketahui ( karena os lupa dan tidak menetahuinya).

2. Perilaku

Perilaku penderita mempengaruhi terjadinya penyakit DM karena penderita bekerja sebagai ibu rumah

tangga dengan pola makan sehari-hari serta olahraga yang tidak teratur ( hampir dikatakan tidak

pernah berolahraga ) sedikit banyak mempengaruhi.

3. Lingkungan

Lingkungan penderita, baik pada bagian luar tidak mempengaruhi terjadinya penyakit DM tetapi istri

yang membuka warung mungkin dapat mempengaruhi. penderita dalam satu rumah yang berukuran

10x10, berisi delapan orang. Letak rumah di daerah perumahan biasa, bentuk bangunan rumah tidak

Page 12: Laporan Kasus Diabetes Mellitus Sl 26

bertingkat, lantai rumah dari keramik, dinding rumah terbuat dari tembok, rumah penderita

mempunyai jendela dan ventilasi yang baik.

Anjuran penatalaksanaan penyakit

Promotif : Edukasi (penyuluhan) secara individual dan pendekatan berdasarkan

penyelesaian masalah merupakan inti perubahan perilaku yang berhasil.

Preventif : mencegah terjadinya trauma seperti terjatuh atau terkena benda tajam dan

menjaga pola hidup yang teratur.

Kuratif : diet makan yang ketat,olahraga yang teratur,ADO dan insulin jika memang

dibutuhkan

Rehabilitatif : mengontrol kadar gula darah agar tetap dalam kadar normal

TERAPI

a. Edukasi

Ø Meningkatkan pengetahuan mengenai

penyakit DM

Ø Mengubah gaya hidup

Ø Meningkatkan kepatuhan

Ø Meningkatkan kualitas hidup

b. Perencanaan diet

Perencanaan diet atau kebutuhan kalori pada penderita dengan berat badan 65 kg, tinggi badan

159 cm sebagai berikut :

Berdasarkan Indeks Massa Tubuh ( IMT ) yaitu : Berat badan ( kg ) /

{Tinggi badan (m)}2

Berat badan ideal : IMT untuk pria : 20 – 24,9 kg/m2

IMT untuk wanita : 18,5 – 22,9 kg/m2

Berat badan kurang : < 18, 5 kg/m2

Berat badan lebih : ≥ 23,0 kg/m2

Page 13: Laporan Kasus Diabetes Mellitus Sl 26

IMT penderita adalah 2,8 termasuk kategori lebih.

c. Latihan jasmani

Dianjurkan latihan jasmani secara teratur ( 3-4 kali seminggu ) selama kurang lebih 30 menit, yang

sifatnya sesuai CRIPE ( Continous, Rhytmical, Interval, Progressive, Endurance training)

Untuk melakukan latihan jasmani sebaiknya perlu diperhatikan juga :

Frekuensi : jumlah latihan per minggu sebaiknya dilakukan secara teratur 3- 5 kali per minggu

Intensitas : 30-60 menit

Tipe ( jenis ) : latihan non aerobic dan non pertandingan seperti jalan santai, senam jantung sehat

dan senam DM

d. Farmakologis

Glibenklamid 2 x 1⁄2 ( selama 10 hari kontrol )

Vitamin B 2 x 1 ( roboransia )

Biguanid(metformin)=gol.insulin sensitizing.

Sulfonylurea.

XVI. Prognosis

Penyakit : a.Pasien disarankan agar selalu control rutin mengenai kadar gula

darahnya minimal 3 bulan sekali.

b.Mengubah gaya hidup seperti diet harus terkontrol dengan kebotuhan kalori

tubuh, menyempatkan diri untuk selalu olahraga dan menjaga kebersihan.

Keluarga :

a. Selain penderita, anggota keluarga lain juga harus dapat mendukung dalam

penanggulangan DM yaitu dengan mengingatkan pasien untuk kontrol dan

minum obat serta menjaga pola makannya.

b. Menyajikan hidangan jangan menghidangkan menu yang mengandung banyak

karbohidrat seperti kue, coklat, susu tinggi karbohidrat dan lain-lain.

Page 14: Laporan Kasus Diabetes Mellitus Sl 26

Foto keadaan rumah Ibu ari

Gambar 1. Ibu Ari dan cucunya Gambar 2. Depan rumah Ibu Ari

Gambar 3. Dapur Gambar 4. Ruang keluarga

Gambar 5. Kamar mandi dan WC

Page 15: Laporan Kasus Diabetes Mellitus Sl 26

KESIMPULAN DAN SARAN

IV.1. KESIMPULAN

1. Fungsi-fungsi keluarga sudah cukup baik

2. Pengetahuan, sikap dan perilaku dari penderita serta keluarga cukup baik, khususnya tentang

pentingnya berobat.

3. Masalah lain yang timbul yang berhubungan dengan penyakit penderita adalah masalah pola

makan, olahraga dan masalah keluarga (mengenai anak).

IV.2. SARAN

1. Mahasiswa

1) Memahami dan lebih mengerti dari kasus yang ada serta dapat mengambil manfaatnya. Dapat

membandingkan kasus yang diperoleh antara teori dan praktek serta dapat memberikan

solusinya bagi anggota keluarga penderita. Menimbulkan kesadaran pada pasien akan

pentingnya pemeriksaan rutin ke pelayanan kesehatan.

2) Meningkatkan profesionalisme mahasiswa sebelum terjun ke masyarakat.

2. Puskesmas

Puskesmas diharapkan tetap melakukan pendekatan kepada masyarakat melalui penyuluhan-

penyuluhan dalam usaha promotif dan preventif kesehatan masyarakat khususnya penyakit-

penyakit yang dapat menimbulkan komplikasi. Selain itu puskesmas bersama mahasiswa dapat

selalu memantau kemajuan pasien terutama mengenai pengobatan DM pada penderita tersebut

3. Penderita

1) Mencari informasi lebih lanjut tentang penyakit yang diderita

2) Mengusahakan mendapat pengetahuan tentang gizi untuk menentukan pola makan yang

sesuai bagi penderita DM.

3)Mencoba membuat jadwal untuk kontrol minum obat, dan jadwal olahraga dan meminta

keluarga yang serumah untuk mengingatkan kegiatan tersebut.

Page 16: Laporan Kasus Diabetes Mellitus Sl 26

DAFTAR PUSTAKA

1. Michael J,Barrie M, Lenore A. Gizi kesehatan masyaakat. Cetakan 1. Jakarta :Penerbit EGC ; 2009. Hlm 407-18

2. Sutedjo . 5 strategi penderita diabetes mellitus berusia panjang. Cetakan ke 5. Jakarta: Penerbit Kanisius; 2010. 1-10

3. Sri H. Diabetes siapa takut. Cetakan 1. Bandung: Penerbit Mizan Media Utama; 2009. Hlm 40-6

4. Cipto M. Penuntun Diet. Cetakan 3. Jakarta: Penerbit Gramedia; 2006. hlm 138-405. Diabetes mellitus di unduh dari

http://medicastore.com/index.php?mod=penyakit&id=135. 14 Juli 20126. Cahanar, Irwansuhandri. Cara sehat hidup sehat. Cetakan 1. Jakarta: Penerbit

kompas ; 2009. Hlm28-97. Mahendra, ade T. Care your self. Cetakan 1. Jakarta : Penerbit Kompas; 2004.hlm45-

9