Laporan Kasus Dbd Winty Septiani

29
LAPORAN KASUS ASMA PADA ANAK Disusun Oleh : Utami Trifina (406138073) Pembimbing : Dr.Abdul Hakam, Msi. Med., Sp.A BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KUDUS PERIODE 1 Februari 2015 – 10 April 2015

description

def

Transcript of Laporan Kasus Dbd Winty Septiani

Page 1: Laporan Kasus Dbd Winty Septiani

LAPORAN KASUS

ASMA PADA ANAK

Disusun Oleh :

Utami Trifina (406138073)

Pembimbing :

Dr.Abdul Hakam, Msi. Med., Sp.A

BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAKFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KUDUSPERIODE 1 Februari 2015 – 10 April 2015

Page 2: Laporan Kasus Dbd Winty Septiani

IDENTITAS PASIEN :

1. Nama : An. A.D.

2. Usia : 11 tahun

3. Jenis kelamin : laki – laki

4. Alamat : Cangkring 01/05

Karaanyar - Demak

5. Suku : Jawa

6. Agama : Islam

7. Pekerjaan : Siswa SD

8. Masuk RS : 11 Februari 2015

9. Dirawat ruang : Bougenvile 2

10. Keluar tanggal : 13 Februari 2015

11. No. Rekam medis : 645 865

Tanggal Pemeriksaan : 12 Februari 2015 Pukul : 11.00

A.ANAMNESIS

Dilakukan autoanamnesa dan aloanamnesa pada tanggal 12 Februari 2015

Keluhan utama : Sesak

Riwayat Penyakit Sekarang

Seorang anak laki-laki ( anak ke 2 dari 2 bersaudara ) berusia 11 tahun dibawa

keluarganya ke IGD RSUD Kota KUDUS pada tanggal 11 Februari 2015 dengan keluhan

batuk sejak 2 hr SMRS. Batuk disertai sesak nafas sejak 1 hr SMRS. Sesak diperberat jika

beraktivitas dan berkurang jika duduk. Pasien mengaku ada riwayat sesak sejak umur 9 th.

Pasien mengaku serangan terjadi tidak menentu dan tiba- tiba , < 1x / bulan. Lama serangan

biasanya 1 – 2 hari. Pasien juga mengeluh sering batuk pada malam hari dan tidurnya

mendengkur. Pasien mengaku tidak ada alergi dan orang tua pasien mengatakan dikeluarga

tidak ada yang seperti ini. Riwayat flek (-) , riwayat kulit merah- merah disangkal.

Riwayat BAB : Lancar, warna cokelat muda, lendir (-) darah (-)

Riwayat BAK : Lancar, warna kurning jernih, nyeri (-) , darah (-)

Page 3: Laporan Kasus Dbd Winty Septiani

Riwayat Penyakit Dahulu

Sakit seperti ini sejak umur 9 tahun.

Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada anggota keluarga yang sakit seperti ini. Riwayat alergi dan asma disangkal.

Riwayat ANC dan Persalinan

Ibu kontrol rutin ke bidan pada saat hamil,

Tidak ada sakit berat pada saat hamil,

Persalinan spontan per vaginam ,

Lahir cukup bulan,

Langsung menangis spontan,

Berat badan lahir 3000gram,

Panjang badan saat lahir 47 cm,

Lingkar kepala saat lahir lupa,

Lingkar dada saat lahir lupa.

Riwayat Pertumbuhan dan PerkembanganMenurut ibu pasien, pasien tumbuh dan berkembang sesuai dengan usia pasien saat

dulu.Z score BB 21kgTB 123cm

Kategori status gizi TB/ U > +2 SD = jangkungTB = 123 – 127 -2 s/d +2SD = normal ――――― = - 0,74 -3 s/d <-2SD = pendek

5,4

Kategori status gizi BB/ U > +2SD = berat badan lebih (gizi lebih)BB = 21- 25,3 -2s/d+2SD = berat badan normal (gizi normal) ――――― = - 1,38 -3 s/d <-2SD = berat badan rendah (gizikurang) 3,1 <-3SD = berat badan sangat rendah (giziburuk)

Kategori gizi BB/TB > +2SD =gemuk21- 23,4 +2s/d -2SD = normal―――― = -1,26 -3 s/d <-2SD = kurus 1,9 <-3SD = sangat kurus

Riwayat Imunisasi

Page 4: Laporan Kasus Dbd Winty Septiani

Pasien sudah mendapatkan imunisasi sesuai dengan usia pasien.

Riwayat Sosial Ekonomi

Pasien tinggal bersama ayah dan ibunya. Pasien adalah anak pertama. Pasien tidak

menggunakan BPJS untuk biaya RS.

B. PEMERIKSAAN FISIK (tanggal 24 November 2014); hari sakit ke-6; hari rawat ke-4

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Compos Mentis

Antropometri :

BB = 21kg

TB = 123 cm

Tanda vital :

- Nadi : 138 x/menit

- Suhu : 36,2 C C

- Pernafasan: 24 x /menit

Kepala : normocephal, hematoma (-), tidak ada deformitas

Mata : edema palpebra (-/-), konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik

(-/-), mata cekung (-/-)

pupil bulat, isokor, diameter 3 mm, refleks cahaya langsung

dan tak langsung (+/+)

Telinga : bentuk normal, nyeri tekan tragus(-/-), nyeri tarik aurikula

(-/-), pembesaran KGB retroaurikula (-/-), liang telinga lapang

dextra et sinistra, serumen (-/-), sekret (-/-)

Hidung : bentuk normal, tidak ada deviasi septum, sekret (-/-)

Mulut : bibir normal, gigi berlobang (+), caries (+)

tonsil T1-T1, hiperemis (-/-), detritus (-/)-, mukosa faring tidak

hiperemis (–), lidah bersih. Mukosa mulut kering.

Leher : trakea letak di tengah, nyeri tekan -, tidak teraba pembesaran

kelenjar tiroid

Cor

Inspeksi : pulsasi ictus cordis tak tampak

Page 5: Laporan Kasus Dbd Winty Septiani

Palpasi : pulsasi ictus cordis teraba di ICS V, di midclavicula line

sinistra

Perkusi : batas jantung dalam batas normal

Auskultasi : bunyi jantung 1 dan 2 reguler , murmur ( - ), gallop( - )

Pulmo

Inspeksi : simetris dalam diam dan pergerakan, retraksi dada (-)

Palpasi : stem fremitus kanan dan kiri simetris, nyeri tekan (-),

krepitasi(-)

Perkusi : sonor (+/+)

Auskultasi : Vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)

Abdomen

Inspeksi : Perut datar

Palpasi : Supel, nyeri tekan (-) , tidak teraba pembesaran hepar maupun

limpa

Perkusi : Timpani, nyeri ketuk costovertebra -

Auskultasi : Bising Usus (+)

Ekstremitas : akral hangat (+) sianosis (-) , capillary refill time < 2 detik

Petekia (+) di anggita gerak terutama di ekstremitas bawah

C.FOLLOW UPTanggal 21/11/14 Jum’at

(HR1 , HS 3)22/11/14 Sabtu(HR 2, HS 4)

S: Demam tinggi sejak 2 hari yang lalu, timbul secara mendadak. Batuk pilek (-), mimisan (-), mual dan muntah (+), mencret (-), Pusing (+), badan terasa pegal (+), nyeri ulu hati (+). Sejak demam timbul, muncul titik-titik merah di anggota gerak pasien BAB dan BAK Normal

Demam masih naik turun, Mual dan muntah (-), badan sudah tidak pegal, nyeri ulu hati membaik namun masih nyeri sedikit.BAB dan BAK normal

O: KU Baik Baik Kesadaran Compos mentis Compos mentisNadi 138 100Suhu 38.2 37.6RR 24 20Mata CA -/-

SI -/-CA -/-SI -/-

Page 6: Laporan Kasus Dbd Winty Septiani

Cor Bunyi jantung S1-S2 reguler, murmur (-), gallop (-)

Bunyi jantung S1-S2 reguler, murmur (-), gallop (-)

Pulmonal Suara vesikuler di seluruh lapang paru, ronkhi -/-, wheezing -/-

Suara vesikuler di seluruh lapang paru, ronkhi -/-, wheezing -/-

Abdomen Flat, soepel, BU (+). NT (+) Nyeri epigastrium

Flat, soepel, BU (+). NT (+) Nyeri epigastrium membaik

Kulit Turgor baik. Petechiae(+)setelah dilakukan pemeriksaan uji tourniquet

Turgor baik. Petechiae (-)

Ekstremitas Akral hangat, Sianosis -/- , Oedema -/-, Petekia (+)

Akral hangat, Sianosis -/- , Oedema -/-, Petekia (+)

A: DBD DBDP: Infus RL 30 tpm

Inj Cefotaxime 2 x 1/2P/O PCT 3x1 cth

Infus RL 30tpm Inj Cefotaxime 2 x 1/2P/O PCT 3x1 cth

Tanggal 24/11/14 Senin(HR 4, HS 6)

25/11/14 Selasa(HR 5 , HS 7)

S: Sudah tidak demam, Mual dan muntah (-), badan sudah tidak pegal, nyeri ulu hati sudah tidak ada.BAB dan BAK normal

Sudah tidak ada keluhanBAB dan BAK Normal

O: KU Baik BaikKesadaran Compos mentis Compos mentisNadi 110 110Suhu 36.8 36.6RR 21 20Mata CA -/-

SI -/-CA -/-SI -/-

Cor Bunyi jantung S1-S2 reguler, murmur (-), gallop (-)

Bunyi jantung S1-S2 reguler, murmur (-), gallop (-)

Pulmonal Suara vesikuler di seluruh lapang paru, ronkhi -/-, wheezing -/-

Suara vesikuler di seluruh lapang paru, ronkhi -/-, wheezing -/-

Abdomen Flat, soepel, BU (+). NT (-) Flat, soepel, BU (+). NT (+) Kulit Turgor baik. Petechiae (-) Turgor baik. Petechiae(-)Ekstremitas Akral hangat, Sianosis -/- ,

Oedema -/-, Petekia (+)Akral hangat, Sianosis -/- , Oedema -/-, Petekia (+)

A: DBD DBDP: Infus RL 50tpm

Inj Cefotaxime 2 x 1/2P/O PCT 3x1 cthTrolit 3x1 Scht

Infus RL 30tpm Inj Cefotaxime 2 x 1/2P/O PCT 3x1 cthTrolit 3x1 Scht

Page 7: Laporan Kasus Dbd Winty Septiani

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG

PEMERIKSAAN LABORATORIUM DARAH

Pemeriksaan darah tanggal 21 November 2014 (Lampiran dari klinik husada)PEMERIKSAAN HASIL SATUAN RUJUKANHematologi

HemoglobinHematokritLeukositTrombositEritrosit

Imunologi serologiWidal tes (4Parameter)Salmonella typhi OSalmonella typhi HSalmonella paratyphi AHSalmonella paratyphi BH

15,8467,5875,1

NegativeNegativeNegative

Negative

g/dl%10^3/ul10^3/ulJt/ul

10,5-1536-445,0-10150-4504.0-5.20

NegativeNegativeNegative

Negative

Pemeriksaan darah tanggal 22 November 2014PEMERIKSAAN HASIL SATUAN RUJUKANHematologi

Hema rutin 5 diffHemoglobinEritrositHematokritTrombositLeukositNetrofilLimfositMonositEosinofilBasofilMCHMCHCMCVRDWMPV PDW

16.06.0846.49210.630.753.311.41.61.126.334.576.313.310.410.4

g/dlJt/ul%10^3/ul10^3/ul%%%%%Pgg/dLfL%fLfL

11.5-15.54.0-5.235-45150-4004.5-14.550-7025-402-82-40-127.0-31.033.0-37.079.0-99.010.0-15.06.5-11.010.0-18.0

Pemeriksaan darah tanggal 23 November 2014

Page 8: Laporan Kasus Dbd Winty Septiani

PEMERIKSAAN HASIL SATUAN RUJUKANHematologi

Hema rutin 5 diffHemoglobinEritrositHematokritTrombositLeukositNetrofilLimfositMonositEosinofilBasofilMCHMCHCMCVRDWMPV PDW

13.35.2741.47212.121.565.67.63.41.225.232.178.613.310.410.4

g/dlJt/ul%10^3/ul10^3/ul%%%%%Pgg/dLfL%fLfL

11.5-15.54.0-5.235-45150-4004.5-14.550-7025-402-82-40-127.0-31.033.0-37.079.0-99.010.0-15.06.5-11.010.0-18.0

Pemeriksaan darah tanggal 24 November 2014PEMERIKSAAN HASIL SATUAN RUJUKANHematologi

Hema rutin 5 diffHemoglobinEritrositHematokritTrombositLeukositNetrofilLimfositMonositEosinofilBasofilMCHMCHCMCVRDWMPV PDW

11.94.5735.3259.219.658.110.811.91.026.133.777.013.310.47.5

g/dlJt/ul%10^3/ul10^3/ul%%%%%Pgg/dLfL%fLfL

11.5-15.54.0-5.235-45150-4004.5-14.550-7025-402-82-40-127.0-31.033.0-37.079.0-99.010.0-15.06.5-11.010.0-18.0

Pemeriksaan darah tanggal 25 November 2014PEMERIKSAAN HASIL SATUAN RUJUKAN

Page 9: Laporan Kasus Dbd Winty Septiani

Hematologi

Hema rutin 5 diffHemoglobinEritrositHematokritTrombositLeukositNetrofilLimfositMonositEosinofilBasofilMCHMCHCMCVRDWMPV PDW

13.65.2139.613013.640.339.05.414.00.626.134.376.013.210.212.8

g/dlJt/ul%10^3/ul10^3/ul%%%%%Pgg/dLfL%fLfL

11.5-15.54.0-5.235-45150-4004.5-14.550-7025-402-82-40-127.0-31.033.0-37.079.0-99.010.0-15.06.5-11.010.0-18.0

Hitung HT : (46,4-35,3) : 35,3 x 100 = 31,444 terdapat peningkatan Ht > 20%

E. MASALAH1. Demam tinggi sejak 2 hari yang lalu, timbul secara mendadak, mual dan muntah (+),

pusing (+), badan terasa pegal (+),nyeri ulu hati (+),sejak demam timbul, muncul titik-titik

merah di anggota gerak pasien

DD : Demam dengue, demam berdarah dengue

IpDx : Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan lab : darah tepi lengkap

IpTx : Infus RL 49 tpm

Injeksi Ranitidin 3 x 50 mg

P/O PCT 3x250 mg p.r.n demam

IpMx : Observasi respon pasien terhadap terapi yang diberikan,

Observasi tanda vital pasien

F. DIAGNOSIS KERJA DAN DASAR DIAGNOSISDemam berdarah dengue derajat 2

Keluhan : Demam tinggi sejak 2 hari yang lalu, timbul secara mendadak, mual dan muntah

(+), pusing (+), badan terasa pegal (+),nyeri ulu hati (+), timbul titik-titik perdarahan di

extremitas bawah secara mendadak

Diagnosis :

Page 10: Laporan Kasus Dbd Winty Septiani

Anamnesa : Demam tinggi yang timbul secara mendadak , mual dan muntah (+), pusing (+),

badan terasa pegal (+), nyeri ulu hati (+)

Pemeriksaan Fisik : hasil uji tourniquet (+)

Pemeriksaan Penunjang : Lab darah rutin (tgl 21/11/14)

Hemoglobin 15,8 g/dl

Hematokrit 46 %

Leukosit 7,510^3/ul

Trombosit 8710^3/ul

Imunologi – serologi : Widal (-)

G. RENCANA TERAPIFarmakologi

Infus cairan RL 49 tetes per menit

Injeksi Ranitidin 3 x 50 mg

P/O PCT 3x1 cth p.r.n demam

P/O Trolit 3x1 Scht

Non farmakologi

Mengedukasi pasien mengenai gejala-gejala dan penatalaksanaan awal

DD/DB :

~ Kenali gejala DD/DBD : demam mendadak tanpa sebab yang jelas,

terus menerus, badan lemas, dan anak tampak lesu.

~ Penatalaksanaan awal : berikan banyak minum dan berikan

paracetamol, serta kompres pasien. Bila tidak ada perbaikan dan

disertai tanda-tanda kedaruratan seperti syok (gelisah, nafas cepat,

bibir biru, tangan dan kaki dingin, kulit lembab), muntah terus-

menerus, kejang, kesadaran menurun, muntah darah, BAB hitam maka

segera bawa anak ke tenaga kesehatan terdekat.

Mengedukasi pasien untuk melakukan tindakan pencegahan DD/DBD.

Pencegahan berfokus pada pemberatasan jentik-jentik nyamuk Aedes-aegypti,

dengan cara:

~ Membersihkan tempat-tempat penampungan air yang ada di rumah

seminggu sekali dan menutup tempat-tempat penampungan air.

~ mengubur atau membuang sampah pada tempatnya.

~ Pada tempat atau bak air yang sulit dibersihkan, gunakan bubuk abate.

Page 11: Laporan Kasus Dbd Winty Septiani

~ Pada saat tidur untuk menghindari gigitan nyamuk dapat menggunakan

kelambu.

A. PROGNOSIS

1. ad Vitam : bonam

2. ad Fungtionam : bonam

3. ad Sanationam : bonam

TINJAUAN PUSTAKADEMAM BERDARAH DENGUE

Latar belakang

Penyakit DBD mulai dikenal di Indonesia sejak tahun 1968 di Surabaya dan Jakarta,

dan setelah itu jumlah kasus DBD terus bertambah seiring dengan semakin meluasnya daerah

endemis DBD. Penyakit ini tidak hanya sering menimbulkan KLB tetapi juga menimbulkan

dampak buruk sosial maupun ekonomi. Kerugian sosial yang terjadi antara lain karena

menimbulkan kepanikan dalam keluarga, kematian anggota keluarga, dan berkurangnya usia

harapan penduduk.

Page 12: Laporan Kasus Dbd Winty Septiani

Demam Berdarah Dengue adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus

dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti, yang ditandai dengan demam mendadak

2 sampai dengan 7 hari tanpa penyebab yang jelas, lemah/lesu, gelisah, nyeri ulu hati, disertai

tanda perdarahan di kulit berupa bintik perdarahan (petechiae, lebam (echymosis) atau ruam

(purpura). Kadang-kadang mimisan, berak darah, muntah darah, kesadaran menurun.

Epidemiologi

Penyakit DBD merupakan salah satu penyakit yang menjadi masalah kesehatan

masyarakat dan endemis di hampir seluruh Kota/Kabupaten di Indonesia. Sejak ditemukan

pertama kali pada tahun 1968 hingga saat ini jumlah kasus DBD dilaporkan meningkat dan

penyebarannya semakin meluas mencapai seluruh provinsi di Indonesia (33 provinsi).

Penyakit ini seringkali menimbulkan KLB di beberapa daerah endemis tinggi DBD.

Grafik 1 : Insiden Rate DBD per 100.000 penduduk dan Case Fatality Rate (CFR) di Indonesia tahun 2005 – 2010

Sejak tahun 2005, nampak adanya kecenderungan penurunan CFR DBD. Sedikit

peningkatan nampak pada tahun 2009. Kecenderungan penurunan tersebut tidak nampak

pada IR DBD per 100.000 penduduk. IR DBD sejak 2006 hingga 2010 cenderung fluktuatif.

Pada tahun 2010 jumlah kasus DBD yang dilaporkan sebanyak 155.777 penderita (IR:

65,57/100.000 penduduk) dengan jumlah kematian sebanyak 1.358 (CFR0,87 %).

Gambar2 : Grafik Insiden Rate (IR) DBD di Indonesia tahun 2010

Page 13: Laporan Kasus Dbd Winty Septiani

Etiologi

Penyebab penyakit Dengue adalah Arthrophod borne virus, family Flaviviridae,

genus flavivirus. Virus berukuran kecil (50 nm) ini memiliki single standard RNA. Virion-

nya terdiri dari nucleocapsid dengan bentuk kubus simetris dan terbungkus dalam amplop

lipoprotein.Genome (rangkaian kromosom) virus Dengue berukuran panjang sekitar 11.000

dan terbentuk dari tiga gen protein struktural yaitu nucleocapsid atau protein core (C),

membrane-associated protein (M) dan suatu protein envelope (E) serta gen protein non

struktural (NS).

Terdapat empat serotipe virus yang disebut DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN- 4. Ke

empat serotipe virus ini telah ditemukan di berbagai wilayah Indonesia. Hasil penelitian di

Indonesia menunjukkan bahwa Dengue-3 sangat berkaitan dengan kasus DBD berat dan

merupakan serotipe yang paling luas distribusinya disusul oleh Dengue-2, Dengue-1 dan

Dengue -4.

Terinfeksinya seseorang dengan salah satu serotipe tersebut diatas, akan

menyebabkan kekebalan seumur hidup terhadap serotipe virus yang bersangkutan. Meskipun

keempat serotipe virus tersebut mempunyai daya antigenis yang sama namun mereka berbeda

dalam menimbulkan proteksi silang meski baru beberapa bulan terjadi infeksi dengan salah

satu dari mereka.

Page 14: Laporan Kasus Dbd Winty Septiani

a.Vektor DBD

Virus Dengue ditularkan dari orang ke orang melalui gigitan nyamuk Aedes (Ae).

Ae aegypti merupakan vektor epidemi yang paling utama, namun spesies lain seperti

Ae.albopictus, Ae.polynesiensis dan Ae. niveus juga dianggap sebagai vektor sekunder.

Kecuali Ae.aegypti semuanya mempunyai daerah distribusi geografis sendiri-sendiri yang

terbatas. Meskipun mereka merupakan host yang sangat baik untuk virus dengue, biasanya

mereka merupakan vektor epidemi yang kurang efisien dibanding Ae.aegypti.

Ae.aegypti

b. Siklus penularan

Nyamuk Aedes betina biasanya terinfeksi virus dengue pada saat dia menghisap darah

dari seseorang yang sedang dalam fase demam akut (viraemia) yaitu 2 hari sebelum panas

sampai 5 hari setelah demam timbul. Nyamuk menjadi infektif 8-12 hari sesudah mengisap

darah penderita yang sedang viremia (periode inkubasi ekstrinsik) dan tetap infektif selama

hidupnya Setelah melalui periode inkubasi ekstrinsik tersebut, kelenjar ludah nyamuk

bersangkutan akan terinfeksi dan virusnya akan ditularkan ketika nyamuk tersebut menggigit

Page 15: Laporan Kasus Dbd Winty Septiani

dan mengeluarkan cairan ludahnya ke dalam luka gigitan ke tubuh orang lain. Setelah masa

inkubasi di tubuh manusia selama 3 - 4 hari (rata-rata selama 4-6 hari) timbul gejala awal

penyakit secara mendadak, yang ditandai demam, pusing, myalgia (nyeri otot), hilangnya

nafsu makan dan berbagai tanda atau gejala lainnya.

Viremia biasanya muncul pada saat atau sebelum gejala awal penyakit tampak dan

berlangsung selama kurang lebih lima hari. Saat-saat tersebut penderita dalam masa sangat

infektif untuk vektor nyamuk yang berperan dalam siklus penularan, jika penderita tidak

terlindung terhadap kemungkinan digigit nyamuk. Hal tersebut merupakan bukti pola penularan

virus secara vertikal dari nyamuk-nyamuk betina yang terinfeksi ke generasi berikutnya.

Patofisiologi

Page 16: Laporan Kasus Dbd Winty Septiani

Manifestasi klinis

Definisi Operasional DD dan DBDKriteria WHO (2009) :

1. Demam Dengue ialah penderita demam tinggi mendadak tanpa sebab yang jelas

berlangsung selama 2-7 hari dan disertai dengan 2 atau lebih tanda-tanda : mual, muntah,

bintik perdarahan, nyeri sendi, timbul ruam, anoreksia, rasa menggigil dan malaise.Trias

sindrom, yaitu demam tinggi, nyeri pada anggota badan, dan timbulnya ruam (rash).

Kelainan darah tepi demam dengue ialah leukopenia ( lekosit < 5000 /mm3 ), jumlah

trombosit cenderung menurun < 150.000/mm3 dan didukung oleh pemeriksaan serologis.

Peningkatan hematokrit 5 - 10 %, sebagai akibat dehidrasi.

2. Demam Berdarah Dengue ditandai oleh 4 manifestasi klinis, yaitu demam tinggi,

perdarahan, terutama perdarahan kulit, hepatomegali, dan kegagalan perdarahan darah

(circulatory failure).Fenomena patofisiologi utama yang menentukan derajat penyakit dan

membedakan DBD dari DD ialah peningkatan permeabilitas dinding pembuluh darah,

menurunnya volume plasma, trombositopenia, dan diathesis hemoragik,

Kelainan darah tepi demam berdarah dengue ialah trombositopenia dan hemokonsentrasi.

Jumlah trombosit <100.000/ul ditemukan antara hari sakit ke 3-7. Peningkatan hematokrit

>20%, merupakan bukti adanya kebocoran plasma. Jumlah leukosit bervariasi antara

leukopenia dan leukositosis.

Page 17: Laporan Kasus Dbd Winty Septiani

Tabel 1. Gejala klinis demam dengue dan demam berdarah dengue

Demam dengue (DD) Gejala klinis Demam berdarah dengue

(DBD)

++ Nyeri kepala +

+++ Muntah ++

+ Mual +

++ Nyeri otot +

++ Ruam kulit +

++ Diare +

+ Batuk +

+ Pilek +

++ Limfadenopati +

+ Kejang +

0 Kesadaran menurun ++

0 Obstipasi +

+ Uji tourniquet positif ++

++++ Petekie +++

0 Perdarahan saluran cerna +

++ Hepatomegali +++

+ Nyeri perut +++

++ Trombositopenia ++++

0 Syok +++

Keterangan (+) 25%, (++) 50%, (+++) 75%, (++++) 100%

Tabel 2. WHO (1975) membagi derajat penyakit DBD dalam 4 derajat

Derajat I Demam disertai gejala tidak khas dan satu-satunya manifestasi perdarahan

adalah uji tourniquet positif

Derajat II Derajat I disertai perdarahan spontan di kulit dan/atau perdarahan lain

Derajat III Ditemukannya tanda kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lembut, tekanan

nadi menurun (<20mmHg) atau hipotensi disertai kulit dinginm lembab dan

menjadi gelisah

Derajat IV Syok berat, nadi tidak teraba dan tekanan darah tidak dapat diukur.

Page 18: Laporan Kasus Dbd Winty Septiani
Page 19: Laporan Kasus Dbd Winty Septiani
Page 20: Laporan Kasus Dbd Winty Septiani
Page 21: Laporan Kasus Dbd Winty Septiani

Kriteria Memulangkan Pasien

Pasien dapat dipulangkan, apabila memenuhi semua keadaan dibawah ini:

(1) Tampak perbaikan secara klinis

(2) Tidak demam selama 24 jam tanpa antipiretik

(3) Tidak dijumpai distres pernafasan (disebabkan oleh efusi pleura atau asidosis)

(4) Hematokrit stabil

(5) Jumlah trombosit >50.000/μl

(6) Tiga hari setelah syok teratasi.

(7) Nafsu makan membaik

Page 22: Laporan Kasus Dbd Winty Septiani

Upaya pencegahan

Pengendalian Vektor DBD yang paling efisien dan efektif adalah dengan memutus

rantai penularan melalui pemberantasan jentik. Pelaksanaannya di masyarakat dilakukan

melalui upaya Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN-DBD) dalam

bentuk kegiatan 3 M plus. Untuk mendapatkan hasil yang diharapkan, kegiatan 3 M Plus ini

harus dilakukan secara luas/serempak dan terus menerus/berkesinambungan.

PSN DBD dilakukan dengan cara ‘3M-Plus’, 3M yang dimaksud yaitu:

• Menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air, seperti bak mandi/wc, drum, dan

lain-lain seminggu sekali (M1)

• Menutup rapat-rapat tempat penampungan air, seperti gentong air/tempayan, dan lain-lain

(M2)

• Memanfaatkan atau mendaur ulang barang-barang bekas yang dapat menampung air hujan

(M3).

Selain itu ditambah (plus) dengan cara lainnya, seperti:

• Mengganti air vas bunga, tempat minum burung atau tempat-tempat lainnya yang sejenis

seminggu sekali.

• Memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar/rusak

• Menutup lubang-lubang pada potongan bambu/pohon, dan lain-lain (dengan tanah, dan lain-

lain)

• Menaburkan bubuk larvasida, misalnya di tempat-tempat yang sulit dikuras atau di daerah

yang sulit air

• Memelihara ikan pemakan jentik di kolam/bak-bak penampungan air

• Memasang kawat kasa

• Menghindari kebiasaan menggantung pakaian dalam kamar

• Mengupayakan pencahayaan dan ventilasi ruang yang memadai

• Menggunakan kelambu

• Memakai obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk

• Cara-cara spesifik lainnya di masing-masing daerah.

Page 23: Laporan Kasus Dbd Winty Septiani

Daftar pustaka

1. Departemen Kesehatan, 2006, Tatalaksana Demam Berdarah Dengue di Indonesia

2. Departemen Kesehatan, 2005, Pencegahan dan Pemberantasan Demam Berdarah

Dengue di Indonesia

3. Departemen Kesehatan, 2003, Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Demam

Dengue dan Demam Berdarah Dengue

4. WHO SEARO, 1999, Guidelines for Treatment of Dengue Fever/Dengue

Haemorrhagic Fever in Small Hospitals.

5. WHO, 1997, Dengue Haemorrhagic Fever, Diagnosis treatment, prevention and

control, second edition, World Health Organization,Geneva 1997.

6. Buku Ajar Infeksi Tropik, 2009

7. WHO SEARO, 2010, Comprehensive Guideline for Prevention and Control of

Dengue and Dengue Haemorrhagic Fever