Laporan Kasus Blok Elektif drug abuse

22
Laporan Kasus Blok Elektif FAKTOR KETESEDIAAN ZAT TERHADAP PENYALAH GUNAAN NAPZA Oleh : ANGGIA FITRI WIDYANI 110 2010 023 Kelompok 6 Bidang Kepeminatan Drug Abuse Tutor : dr. Yurika Sandra, M.Biomed 1

description

bidang kepeminaan drug abuse angkatan 2009

Transcript of Laporan Kasus Blok Elektif drug abuse

Page 1: Laporan Kasus Blok Elektif drug abuse

Laporan Kasus Blok Elektif

FAKTOR KETESEDIAAN ZAT

TERHADAP PENYALAH GUNAAN NAPZA

Oleh :

ANGGIA FITRI WIDYANI

110 2010 023

Kelompok 6 Bidang Kepeminatan Drug Abuse

Tutor : dr. Yurika Sandra, M.Biomed

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI

2012-2013

1

Page 2: Laporan Kasus Blok Elektif drug abuse

ABSTRACT

Objective : Untuk mengetahui pengaruh mudahnya mendapatkan zat narkotika terhadap drug abuse

Study design : Laporan kasus berdasarkan pengalaman seorang mantan pecandu yang telah mengkonsumsi

narkotika selama sebelas tahun.

Method : Hasil wawancara langsung dengan salah satu mantan residen yang telah selesai menjalani proses

rehabilitasinya dengan baik di RSKO Cibubur dan berdasarkan beberapa study literature.

Discussion : Penyalahgunaan narkoba terus meningkat dari hari ke hari bahkan kian merajalela dikalangan pelajar

sehingga akan memberikan dampak negative pada masa depan penerus bangsa.Masalah

penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba di banyak Negara sudah menjadi persoaalan yang

krusial. Mudahnya akses mendapatkan zat narkotika bagi segala kalangan social dan ekonomi

menjadi salah satu factor tingginya angka penyalahgunaan narkotika. Termasuk pada pasien

pengguna yang telah sembuh akan selalu ada peluang baginya untuk kembali menggunakan

narkotika akibat dari lingkungan yang mendukung dan ketersediaan zat opioid yang dapat

mensugest dirinya untuk kembali mencoba.

Conclusion : Narkotika memiliki berbagai macam golongan dan efek yang dapat ditimbulkan, bahkan dengan

ketersediaan zat yang mudah ditemukan, lingkungan pergaulan yang salah dan dorongan pribadi

seseorang untuk mencoba hal baru merupakan faktor-faktor yang memicu penyalahgunaan

narkotika. Dari faktor mudahnya medapatkan zat diantara kalangan pengguna dan pengedar narkoba

merupakan penyebab terbesar para pengguna tidak bisa menolak keinginannya untuk terus

menggunakan zat addiktif tersebut. Walaupun pemerintah beserta aparatur negaranya telah

memberlakukan undang-undang terkait narkotika tetap saja tidak memberikan efek jera bagi pada

pelaku penyalahgunaan narkoba dan pengedar narkoba.

Key Word : Napza Peredaran Narkotika Golongan Opioid

PENDAHULUAN

Narkoba merupakan singkatan dari Narkotika dan Obat/Bahan berbahaya yang telah populer beredar

dimasyarakat perkotaan maupun di pedesaan, dari berbagai lapisan usia, dan dari berbagai kalangan

ekonomi. Selain Narkoba, istilah lain yang diperkenalkan oleh Departemen Kesehatan RI adalah NAPZA

yaitu singkatan dari Narkotika, Pasikotropika dan Zat adiktif lainnya. Semua istilah ini sebenarnya mengacu

pada sekelompok zat yang umumnya mempunyai risiko yang oleh masyarakat disebut berbahaya yaitu

kecanduan (adiksi).

Narkoba atau NAPZA merupakan bahan/zat yang bila masuk ke dalam tubuh akan mempengaruhi

tubuh terutama susunan syaraf pusat/otak sehingga bilamana disalahgunakan akan menyebabkan gangguan

fisik, psikis/jiwa dan fungsi sosial sehingga menimbulkan perubahan tertentu pada aktivitas mental dan

perilaku. Oleh Karena itu Pemerintah memberlakukan Undang-Undang untuk penyalahgunaan narkoba yaitu

UU No.5 tahun 1997 tentang Psikotropika dan UU No.22 tahun 1997 tentang Narkotika.

Salah satu jenis yang paling banyak ditemukan dan digemari oleh kalangan muda adalah putaw

derivat dari Heroin yang dihasilkan dari kristalisasi bahan-bahan kimia sintetis. Efek lebih dahsyat dan 2

Page 3: Laporan Kasus Blok Elektif drug abuse

harganya lebih murah merupakan godaan berat yang mendorong remaja untuk coba-coba. Putaw memiliki

efek ketergantungan yang buruk , karena seiring berjalannya waktu, tubuh terus mentuntut dosis yang lebih

banyak untuk dapat mencapai hasil yang diinginkan. Menimbulkan tingginya angka produksi dan permintaan

putaw sehingga mudah menemukan jenis psikotropika ini dikalangan pengedar dan pemakai narkotika.

PRESENTASI KASUS

Mr. A berusia 35 tahun adalah salah satu mantan resident yang kini menjadi staff di Rumah

Sakit Ketergantungan Obat Cibubur. Pendidikan terakhir SMA, berstatus pernah menikah. Mr. A

pertama kali menggunakan narkoba saat saat duduk dibangku kuliah dikarenakan pengaruh

kekasihnya yang juga merupakan seorang pecandu. Jenis narkotika yang pertama kali digunakan

adalah putauw, digunakan dengan cara dihirup. Pertama kali mencoba ia merasa tidak enak dan

mual namun karena doronagn dari kekasih dan teman-temannya Mr. A mencoba kembali untuk

yang kedua kali , ketiga dan seterusnya barulah ia merasa efek yang diinginkan , ia merasa nyaman,

rileks ,dan tenang . Jika ia tidak menggunakan obat itu ia merasa badannya sakit, meriang, flu atau

biasa disebut sakau sehingga membutuhkan obat ini dan harus menggunakan rutin setiap harinya.

Seiring dengan berjalannya waktu Mr. A selanjutnya menggunakan putaw dengan cara disuntik

terus menerus karena merasa lebih nyaman bahkan menambah dosis putaw nya karena dirasa

semakin lama tubuhnya butuh dosis lebih tinggi untuk merasakan efek “fly”. Mr. A mengakui

pernah menggunakan psikotropika jenis lain yaitu ganja, sabu-sabu, dan berbagai jenis pil ekstasi.

Namun Mr. A merasa lebih nyaman menggunakan putaw dengan cara disuntik. Mr. A memperoleh

uang untuk obat-obatan dengan berbagai cara seperti meminta uang dari keluarga, menggunakan

uangnya sendiri bahkan sampai menghalalkan berbagai macam cara untuk mendapat kan uang.

Mr. A mengaku pertama kali menggunakan putaw pada tahun 1999 sampai dengan

tahun 2011 pertama kali menggunakan di tempat tongkrongan bersama dengan kekasih dan teman-

temannya yang awalnya obat tersebut didapatkan secara cuma-cuma oleh temannya namun pada

penggunaan selanjutnya Mr. A membeli sendiri melalui suplier yang dikenalkan oleh temannya.

Bila supplier langganannya sedang tidak ada barang maka Mr. A dikenalkan link lain oleh supplier

langganannya, bahkan menurut Mr. A selama dirinya menjadi seorang addict dia tidak pernah

mengalami susahnya mendapatkan putaw karena menurutnya bagi seorang addict mendapatkan

barang narkotika tersebut bukanlah hal yang sulit. Walaupun terdapat perbedaan harga Antara

supplier satu dengan yang lainnya. Biaya yang harus dikeluarkan pun cukup mahal yaitu kisaran

seratus ribu rupiah untuk sekali pemakaian, bahkan Mr. A sampai mencuri barang milik keluarga

dan temannya agar bisa mendapatkan uang untuk membeli zat opioid tersebut. Selama 11 tahun

menjadi seorang addict frekuensi Mr. A menggunakan narkotika tidak konsisten sepanjang tahun,

tetapi bila sedang addict dalam seminggu Mr. A harus terus menggunakan setiap hari karena bila

3

Page 4: Laporan Kasus Blok Elektif drug abuse

sehari tidak Mr. A merasakan gelisah bahkan bisa sakau. Meskipun ia menggunakan opioid secara

disuntik namun ia tetap peduli terhadap kesehatannya sehingga ia tidak pernah berganti-ganti jarum

suntik dengan teman-temannya.

Mr. A mengaku pernah berobat jalan kedokter karena merasa ingin sembuh dan kembali ke

jalan yang benar serta adanya dorongan dari keluarga yang selalu mendukungnya,dan juga Mr. A

sudah pernah menjalani proses rehabilitasi sebanyak dua kali. Rehabilitasi yang pertama di BNN

Lido sukabumi pada tahun 2010 dan mengikuti proses rehabilitasi dengan baik selama 6 bulan

sampai selesai. Beberapa bulan setelah keluar dari pusat rehabilitasi Mr. A kembali lagi menjadi

seorang addict karena dorongan sugesti dari dalam pikirannya.

Pada tahun 2012 ia kembali masuk rehabilitasi atas keinginannya sendiri dan juga atas

dukungan keluarganya karena merasa sudah lelah dan ingin berubah menjadi lebih baik, serta

merasa selalu menjadi beban keluarga. Saat pertama kali Mr. A datang ke pusat rehabilitasi RSKO

Cibubur petugas langsung melakukan berbagai macam pemeriksaan. Dari serangkaian pemeriksaan

didapat positif dalam dirinya terdapat zat-zat psikoaktif tetapi tidak ditemukan penyakit lainnya.

Setelah itu ia mendapatkan terapi detoksifikasi,dan terapi rehabilitasi.

Mr. A menyelesaikan rangkaian proses pengobatannya dengan baik selama satu tahun dan sudah

kembali ke keluarganya sejak awal tahun 2013 dan sudah menjalani kehidupan normal. Saat ini

Mr.A bekerja menjadi salah satu staff di RSKO Cibubur karena menurutnya yang dapat membantu

menyembuhkan seorang addict adalah mantan seorang addict juga, walaupun ia mengaku masih

merasakan sugesti untuk menggunakan narkoba lagi namun kali ini ia sudah benar-benar berniat

berhenti menggunakan obat-obatan terlarang, sehingga apabila ada sugesti untuk menggunakan

narkoba lagi ia berusaha mengubah mindsetnya dan mencari kesibukan lain.

DISKUSI

Narkoba adalah zat kimia yang dapat mengubah keadaan psikologi seperti perasaan, pikiran,

suasana hati serta perilaku jika masuk ke dalam tubuh manusia baik dengan cara dimakan, diminum,

dihirup, suntik, intravena, dan lain sebagainya.

Narkoba dibagi dalam 3 jenis :

1. Narkotika

Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik

sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan

kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat

menimbulkan ketergantungan, atau ketagihan yang sangat berat

4

Page 5: Laporan Kasus Blok Elektif drug abuse

Berdasarkan UU RI No 35 / 2009 Tentang Narkotika pasal 6 ayat (1),

penggolongan narkotika terdiri dari 3 golongan, yaitu:

1. Narkotika Golongan I

Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan, dan tidak

ditujukan untuk terapi serta mempunyai potensi sangat tinggi menimbulkan

ketergantungan. Contoh : heroin/putauw, kokain, ganja

2. Narkotika Golongan II

Narkotika yang berkhasiat pengobatan digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat

digunakan dalam terapi atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta

mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan .Contoh : morfin,petidin

3. Narkotika Golongan III

Narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi atau

tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan

mengakibatkan ketergantungan. Contoh : kodein.

2. Psikotropika

Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis, bukan narkotika yang

berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat yang

menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan prilaku, digunakan untuk

mengobati gangguan jiwa (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 tahun 1997).

Jenis psikotropika dibagi atas 4 golongan :

a. Golongan I : adalah psikotropika dengan daya adiktif yang sangat kuat untuk

menyebabkan ketergantungan, belum diketahui manfaatnya untuk pengobatan, dan

sedang diteliti khasiatnya seperti esktasi (menthylendioxy menthaphetamine dalam

bentuk tablet atau kapsul), sabu-sabu (berbentuk kristal berisi zat menthaphetamin

b. Golongan II : adalah psikotropika dengan daya aktif yang kuat untuk menyebabkan

Sindroma ketergantungan serta berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contoh :

ampetamin dan metapetamin.

c. Golongan III : adalah psikotropika dengan daya adiktif yang sedang berguna untuk

pengobatan dan penelitian. Contoh: lumubal, fleenitrazepam.

d. Golongan IV : adalah psikotropika dengan daya adiktif ringan berguna untuk

pengobatan dan penelitian. Contoh: nitra zepam, diazepam

3. Zat Adiktif Lainnya

5

Page 6: Laporan Kasus Blok Elektif drug abuse

Zat adiktif lainnya adalah zat – zat selain narkotika dan psikotropika yang dapat

menimbulkan ketergantungan pada pemakainya, diantaranya adalah :

a) Rokok

b) Kelompok alkohol dan minuman lain yang memabukkan dan menimbulkan

ketagihan.

c) Thiner dan zat lainnya, seperti lem kayu, penghapus cair dan aseton, cat, bensin

yang bila dihirup akan dapat memabukkan

Jenis dan Efek yang ditimbulkan oleh Napza

1. Ganja/ Mariyuana/ Kanabis

Cara penyalahgunaannya adalah dengan mengeringkan dan dicampur dengan tembakau rokok atau

langsung dijadikan rokok lalu dibakar dan dihisap. bahan yang digunakan dapat berupa daun, biji

maupun bunga. Akibat dari menggunakan adalah bervariasi tergantung dari jumlah, jenis cannabis serta

waktu cannabis dipakai. Beberapa efek dapat termasuk euforia, santai, keringanan stres dan rasa sakit,

nafsu makan bertambah, perusakan pada kemampuan bergerak, kebingungan, hilangnya konsentrasi

serta motivasi berkurang.

2. Kokain

Cara penggunaannya adalah dihisap. Kokain menimbulkan risiko tinggi terhadap pengembangan

ketergantungan fisik dan fisiologis, prilaku yang lazim selama dibawah pengaruh kokain dapat termasuk

hiperaktif, keriangan, dan bertenaga, ketajaman perhatian, percaya diri dan kegiatan seksual yang

meningkat. Pengguna juga dapat berprilaku tidak berpendirian tetap, merasa tidak terkalahkan dan

menjadi agresif dan suka bertengkar. Kondisi yang dapat mematikan dapat terjadi dari kepekaan yang

tinggi terhadap kokain atau overdosis secara besar-besaran. Beberapa jam setelah pemakaian terakhir,

rasa pergolakan dan depresi dapat terjadi.

3. Opium

Awalnya digunakan untuk pengobatan, menghilangkan rasa sakit tentara yang terluka akibat perang dan

berburu, opium banyak tumbuh didaerah “ segi tiga emas” Burma, Kamboja, Thailand dan segitiga

emas Asia Tengah, Afganistan, Iran dan Pakistan. Penggunaan jangka panjang mengakibatkan

penurunan dalam kemampuan mental dan fisik, serta kehilangan nafsu makan dan berat badan.

4. Alkohol

6

Page 7: Laporan Kasus Blok Elektif drug abuse

Adalah zat aktif yang terdapat dari berbagai jenis minuman keras. merupakan zat yang mengandung

etanol yang berfungsi memperlambat kerja sistem saraf pusat, memperlambat refleks motorik, menekan

pernafasan, denyut jantung dan mengganggu penalaran dan penilaian. Meskipun demikian apabila

digunakan pada dosis rendah alkohol justru membuat tubuh merasa segar .

5. Amfetamin

Amfetamin dipakai sebagai terapeutik untuk berbagai macam kondisi medis seperti ayan, depresi dan

untuk anak yang hiperkinetik. Merupakan zat perangsang sintetik yang dapat berbentuk tablet, kapsul

serta bentuk lainnya yang digunakan untuk kepentingan medis. Efek amfetamin biasanya hilang setelah

3-6 jam dan pemakai dapat secara tiba-tiba menjadi lelah, suka marah, murung dan tidak bisa

konsentrasi, peningkatan kewaspadaan, peningkatan tenaga dan kegiatan, mengurangi nafsu makan dan

kepercayaan diri. Penggunaan jangka panjang dapat mengakibatkan malnutrisi, kelelahan, depresi dan

psikosis. Kematian yang diakibatkan penggunaan obat perangsang jarang terjadi tetapi lebih mungkin

jika amfetamin disuntikkan.

6. Sedatif

Adalah merupakan zat yang dapat mengurangi berfungsinya sistem syaraf pusat. Dapat menyebabkan

koma, bahkan kematian jika melebihi takaran.

7. Ekstasi/ Dolphin/ Black Hear/ Gober/ Circle K.

Sering digunakan sebagai alat penghayal tanpa harus berhalusinasi. tablet ini diproduksi khusus untuk

disalahgunakan yaitu untuk mendapatkan rasa gembira, hilang rasa sedih, tubuh terasa fit dan segar.

Ekstasi merusak otak dan memperlemah daya ingat. Ekstasi merusak mekanisme di dalam otak yang

mengatur daya belajar dan berpikir dengan cepat.

8. Shabu-shabu

Pemakai yang kronis akan tampak kurus, mata merah, malas mandi, emosi labil, dan loyo. Beberapa

kasus menunjukkan dampak shabu-shabu yaitu menyebabkan orang menjadi ganas, serta meningkatkan

kepercayaan diri yang tinggi berbuntut tingkah laku yang brutal.

9. Kafein

Merupakan zat perangsang yang dapat ditemukan dalam obat generik, kopi, teh coklat atau makanan

bersoda.

7

Page 8: Laporan Kasus Blok Elektif drug abuse

10. Tembakau

Merupakan daun–daunan pohon tembakau yang dikeringkan dan pada umunya diproduksi dalam bentuk

rokok. Nikotin, terdapat ditembakau, adalah salah satu zat yang paling adiktif yang dikenal. Nikotin

adalah perangsang susunan saraf pusat (SSP) yang mengganggu keseimbangan. Menyebabkan

penyempitan pembuluh darah, peningkatan denyut jantung dan tekanan darah, nafsu makan berkurang,

menimbulkan emfisema ringan, sebagian menghilangkan perasaan cita rasa dan penciuman serta

memerihkan paru.

Faktor-faktor Penyebab Penggunaan Narkoba

1. Tersedianya Narkoba

Permasalahan penyalahgunaan dan ketergantungan narkoba tidak akan terjadi bila tidak ada narkobanya

itu sendiri. Dalam pengamatan ternyata banyak tersedianya narkoba dan mudah diperoleh.

Dalam suatu penelitian menyatakan bahwa urutan mudahnya narkoba diperoleh (secara terang-terangan,

diam-diam atau sembunyi-sembunyi) adalah alkohol (88%), sedatif (44%), ganja, opiot dan

amphetamine (31%).

Faktor tersedianya narkoba adalah ketersediaan dan kemudahan memperoleh narkoba juga menjadi

faktor penyabab banyaknya pemakai narkoba. Indonesia bukan lagi sebagai transit seperti awal tahun

80-an, tetapi sudah menjadi tujuan pasar narkotika. Para penjual narkotika berkeliaran dimana-mana,

termasuk di sekolah, lorong jalan, gang-gang sempit, warung-warung kecil yang dekat dengan

pemukiman masyarakat.

2. Lingkungan

Terjadinya penyebab penyalahgunaan narkoba yang sebagian besar dilakukan oleh usia produktif

dikarenakan beberapa hal, antara lain :Keluarga , Masyarakat,

3. . Individu

Sifat Narkoba

Narkoba memiliki 3 sifat jahat yang dapat membelenggu pemakainya, Sehingga para pemakainya tidak

dapat keluar dari jeratannya. Tiga sifat khas yang sangat berbahaya:

8

Page 9: Laporan Kasus Blok Elektif drug abuse

1. Habitualis adalah sifat pada narkoba yang membuat pemakainya akan selalu teringat, terkenang dan

terbayang sehingga cenderung untuk mencari dan rindu. sifat ini lah yang membuat pemakai narkoba

yang sudah sembuh dapat kambuh kembali.

2. Adiktif adalah sikap yang membuat pemakainya terpaksa memakai terus dan tidak dapat

menghentikan, penghentian atau pengurangan pemakaian narkoba akan menimbulkan ‘efek putus zat’

yaitu perasaan sakit yang luar biasa.

3. Dengan narkoba dan menyesuaikan diri dengan narkoba itu sehingga menuntut dosis yang lebih

tinggi. Bila dosis tidak dinaikkan narkoba itu tidak akan bereaksi, tetapi malah membuat pemakainya

mengalami sakaw.

Dampak yang ditimbulkan Akibat Penyalahgunaan Narkoba Secara Umum

a. Euforia seperti Perasaan senang dan gembira yang luar biasa di tambah munculnya keberanian yang

luar biasa dan Hilangnya segala beban fikiran, seperti rasa sedih, resah, khawatir, menyesal dan

sebagainya.

b. Delirium berupa ketegangan psikis, diikuti kegelisahan jiwa yang besar sehingga timbul gangguan

koordinasi gerakan motorik (gangguan kerja otak ).

c. Halusinasi berupa Timbul khayalan yang tidak terkendali.

d. Weakness, seperi Keadaan Jasmani dan Rohani lemah.

e. Drawsines yaitu Keadaan menurun seperti setengah tidur dengan fikiran ingin menggunakan lagi, dan

akhirnya menjadi apatis dan tidak menghiraukan sekelilingnya

DIAGNOSA

Diagnosa diperlukan untuk menentukan terapi, diagnosa berdasarkan:

1. Anamnesa

a. Auto anamnesa (pengakuan jujur dari pasien)

b. Alo anamnesa (dari keluarga yang dapat dipercaya)

2. Pemeriksaan fisik

Keadaan putus zat Opioid

A. Kriteria umum untuk keadaan putus zat harus ditemukan (dengan catatan bahwa satu

keadaan putus opioid dapat juga didorong oleh pemberian antagonis opioid setelah

penggunaan opioid yang singkat).

B. Sedikitnya ditemukan tiga tanda berikut:

9

Page 10: Laporan Kasus Blok Elektif drug abuse

Keinginan kuat untuk mendapatkan opioid (craving), Rinorre atau bersin, Lakrimasi,

Nyeri atau kram otot, Kram perut, Mual atau muntah, Diarre, Dilatasi pupil, gelisah.

3. Ditemukannya benda-benda yang berhubungan dengan penggunaan obat seperti jarum suntik,

pipa, aluminium foil, bubuk opioid dan lain-lain disekitar penderita .

4. Pemeriksaan laboratorium

a) Urine (drug screening)

b) Rambut, dengan metode Liquid chromatography menggunakan ultraviolet dapat

dideterminasi adanya opiat pada rambut pecandu heroin (opioid).

Alur Pelayanan Terapi dan Rehabilitasi :

1. Screening & Intake, meliputi:

a) Pendaftaran

b) Tes urin atau rambut

c) Anamnesa dan pemeriksaan fisik

d) Penjelasan tentang program dan peraturan yang berlaku

e) Pengisian formulir administrasi dan penandatanganan lembar persetujuan (informed

consent)

2. Detoksifikasi

a) Penanganan detoksifikasi / putus obat dengan terapi simptomatik

b) Rangkaian intervensi untuk penatalaksanaan kondisi akut intoksikasi ataupun putus zat

diikuti dengan pembersihan zat dari tubuh.

3. Entry unit

a) Fase stabilisasi pasca putus zat

b) Pelayanan psikoterapi

c) Pelayanan fisioterapi

d) Pelayanan spesialis

e) Pelayanan psikiatrik

f) Konsultasi psikologi

4. Primary

a) Therapeutic Community program

b) Younger, middle / older member

10

Page 11: Laporan Kasus Blok Elektif drug abuse

c) Pelayanan oleh psikologi, psikiatri, dan pekerja sosial

5. Re – entry

a) Therapeutic Community Programme

b) Masih didampingi oleh counselor addict, psikolog

c) Rawat lanjut penyakit komplikasi

d) Terapi vocasional / keterampilan (lanjutan)

e) Resosialisasi / live in work out kembali bersosialisasi dengan masyarakat luas di luar

komunitas residensial yang dipersiapkan melalui program pola hidup sehat dan produktif

berbasis konservasi alam (hutan dan laut)

6. After care

a. After care program. Di luar UPT T&R BNN.

PEREDARAN dan Ketersediaan Narkoba

Dari Hasil Beberapa Penelitian Indonesia tidak hanya sebagai tempat transit atau tepat mengedarkan narkoba

namun juga telah berkembang menjadi tempat penghasil narkoba.  kondisi ini tercipta sebagai dampak dari

era globalisasi yang ditandai dengan kemajuaan teknologi informasi, liberalisasi perdagangan dan kemajuaan

industri pariwisata yang mendorong Indonesia dapat tumbuh kembang menjadi negara penghasil narkoba.

peredaran gelap narkoba ini tidak hanya berasal dari dalam negeri saja, namun juga datang dari luar negeri

baik itu melalui jalur darat, jalur laut ataupun jalur udara. Hal ini terjadi karena lemahnya sistem pengawasan

dan keamanan di wilayah perbatasan.

Hasil Survey Nasional Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba pada Kelompok Relajar dan

Mahasiswa

Pelajar dan mahasiswa tidak bebas resiko penyalah-gunaan Narkoba. Bahkan Penyalahgunaan

narkoba sudah terjadi di SLTP. Penyalah-gunaan lebih tinggi 3 sampai 6 kali lipat pada laki-laki dibanding

perempuan. Angka penyalah-gunaan yang tidak berbeda antara ibu kota propinsi dan kabupaten menyiratkan

kabupaten tidak terhindar dari masalah Narkoba.

Status tinggal bersama atau tidak bersama orang tua, besar uang saku, dan ketaatan ibadah responden

ditemukan terkait dengan resiko penyalah-gunaan narkoba. Angka penyalah-gunaan lebih tinggi pada

11

Page 12: Laporan Kasus Blok Elektif drug abuse

mereka yang tinggal tidak bersama orang tua dibanding mereka yang tinggal bersama orang tua, dan lebih

tinggi pada mereka dengan uang saku banyak dibanding mereka dengan uang saku lebih sedikit

Diantara penyalah-guna Narkoba hanya 8% pernah menjalani pengobatan atau rehabilitasi, termasuk

yang banya disebut: detoksifikasi medis, perawatan ’over dosis’, atau perawatan di panti medis dan non-

medis

Angka Penyalahgunaan dan Taksiran Jumlah Penyalahguna

Peningkatan angka penyalah-gunaan Narkoba sesuai dengan peredaran gelap Narkoba yang juga

semakin meningkat. Penyalah-gunaan Narkoba tidak merata, tetapi lebih tinggi pada kelompok-kelompok

masyarakat dengan ciri kehidupan tertentu (misal: pelajar / mahasiswa, penghuni Lapas, dan pekerja tempat

hiburan) dibanding masyarakat umum, dan lebih tinggi pada laki-laki dibanding perempuan. Kelompok

rentan penyalah-gunaan Narkoba mempunyai ciri-ciri antara lain: anggota berinteraksi erat satu dengan yang

lain, cukup mampu secara ekonomi, lebih longgar terhadap rutinitas ’produktif’, dan lebih permisif terhadap

nilai-nilai ’baru’.

Peredaran Gelap Narkoba

Peredaran gelap Narkoba di Indonesia semakin meningkat terutama sejak tahun 2003. Jumlah

tersangka kasus Narkoba meningkat setiaptahun, dari sekitar 5.000 tersangka pada tahun 2001 menjadi

32.000 tersangka pada tahun 2006. Dalam kurun waktu 2001-2006 jumlah tersangka kasus mencapai sekitar

85.000 orang. Sejak tahun 1998 Narkoba diungkap setiap tahun dengan jumlah yang semakin meningkat.

DALIL PENGHARAMAN NARKOBA

Para ulama sepakat haramnya mengkonsumsi narkoba ketika bukan dalam keadaan darurat. Ibnu

Taimiyah rahimahullah berkata, “Narkoba sama halnya dengan zat yang memabukkan diharamkan berdasarkan

kesepakatan para ulama. Bahkan setiap zat yang dapat menghilangkan akal, haram untuk dikonsumsi walau tidak

memabukkan” (Majmu’ Al Fatawa, 34: 204).

Dalil-dalil yang mendukung haramnya narkoba:

Pertama: Allah Ta’ala berfirman,

�ث� �ائ ب �خ� ال �ه�م� �ي ع�ل م� �ح�ر� و�ي �ات� �ب الط�ي �ه�م� ل �ح�ل� و�ي

“Dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk” (QS. Al A’rof:

157). Setiap yang khobits terlarang dengan ayat ini. Di antara makna khobits adalah yang memberikan efek negatif.

Kedua: Allah Ta’ala berfirman,

�ة� �ك �ه�ل الت �ل�ى إ �م� �د�يك ي� �أ ب �ق�وا �ل ت و�ال�

“Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan” (QS. Al Baqarah: 195).

ح�يم)ا ر� �م� �ك ب �ان� ك �ه� الل �ن� إ �م� ك �ف�س� �ن أ �وا �ل �ق�ت ت و�ال�

“Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu” (QS. An Nisa: 29).

Dua ayat di atas menunjukkan akan haramnya merusak diri sendiri atau membinasakan diri sendiri. Yang namanya

narkoba sudah pasti merusak badan dan akal seseorang. Sehingga dari ayat inilah kita dapat menyatakan bahwa narkoba

itu haram.

12

Page 13: Laporan Kasus Blok Elektif drug abuse

Ketiga: Dari Ummu Salamah, ia berkata,

- �ر3 - و�م�ف�ت ك�ر3 م�س� �ل� ك ع�ن� وسلم عليه الله صلى الل�ه� س�ول� ر� �ه�ى ن

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang dari segala yang memabukkan dan mufattir (yang membuat

lemah)” (HR. Abu Daud no. 3686 dan Ahmad 6: 309. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini dho’if).

Jika khomr itu haram, maka demikian pula dengan mufattir atau narkoba.

Keempat: Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

, م�ن� و� �د)ا �ب ا فيه�ا �د)ا ل م�خ� �د)ا ال خ� ف�يه�ا د�ى �ر� �ت ي �م� ه�ن ج� �ار� ن في ف�ه�و� ه� �ف�س� ن �ل� ف�ق�ت �ل3 ب ج� م�ن� د�ى �ر� ت م�ن�

, م�ن� و �د)ا �ب أ فيه�ا �د)ا ل م�خ� �د)ا ال خ� �م� ه�ن ج� �ار� ن في اه� �ح�س� �ت ي �د�ه� ي في م�ه� ف�س� ه� �ف�س� ن �ل� ف�ق�ت م�ا س� �ح�س�ى ت

�د)ا �ب أ �ه�ا ف�ي �د)ا ل م�خ� �د)ا ال خ� �م� ه�ن ج� �ار� ن ف�ي� �ه� �ط�ن ب في � أ �و�ج� �ت ي �د�ه� ي ف�ي �ه� �د�ت د�ي ف�ح� �د�ة3 �ح�د�ي ب ه� �ف�س� ن �ل� ق�ت

“Barangsiapa yang sengaja menjatuhkan dirinya dari gunung hingga mati, maka dia di neraka Jahannam dalam

keadaan menjatuhkan diri di (gunung dalam) neraka itu, kekal selama lamanya. Barangsiapa yang sengaja menenggak

racun hingga mati maka racun itu tetap ditangannya dan dia menenggaknya di dalam neraka Jahannam dalam

keadaan kekal selama lamanya. Dan barangsiapa yang membunuh dirinya dengan besi, maka besi itu akan ada

ditangannya dan dia tusukkan ke perutnya di neraka Jahannam dalam keadaan kekal selama lamanya” (HR Bukhari

no. 5778 dan Muslim no. 109).

Hadits ini menunjukkan akan ancaman yang amat keras bagi orang yang menyebabkan dirinya sendiri binasa.

Mengkonsumsi narkoba tentu menjadi sebab yang bisa mengantarkan pada kebinasaan karena narkoba hampir sama

halnya dengan racun. Sehingga hadits ini pun bisa menjadi dalil haramnya narkoba.

Kesimpulan dan Saran

1. Narkoba merupakan masalah besar yang dapat mengancam masa depan individu bahkan

dapat pula mengancam kesejateraan bangsanya karena efeknya yang addiktif dan merusak

susunan saraf pusat.

2. Berbagai faktor yang menjadi penyebab seseorang menjadi pengguna yaitu, faktor keluarga,

lingkungan, dorongan pribadi untuk mencoba, ekonomi, stress pekerjaan, dan kurangnya

iman.

3. Dari berbagai faktor, ketersediaan dan mudahnya mendapatkan narkoba merupakan

penyebab utama terus merajalelanya penggunaan narkoba disegala kalangan usia, sosial, dan

ekonomi.

4. Setiap individu haruslah bergaul dengan lingkungan yang baik dan harus dapat memilah hal

baik dan hal yang buruk.

5. Perlunya diperketat pengawasan pemerintah dan aparatur negara untuk membasmi produsen

dan pengedar narkoba agar narkoba tidak lagi mudah ditemukan.

13

Page 14: Laporan Kasus Blok Elektif drug abuse

6. Perkuat iman agar tidak mudah terjerumus narkoba.

Acknowledgement

Pada bagian ini penulis berterimakasih kepada Rumah Sakit Ketergantungan Obat Cibubur, yang

telah memberikan kesempatan untuk berkunjung dan mengumpulkan data informasi dari staf

maupun residen untuk kelancaran case report ini. Dan terima kasih kepada DR. drh. Hj. Titiek

Djannatun selaku koordinator penyusun Blok Elektif, dr. Hj. RW. Susilowati, M.Kes selaku

koordinator pelaksana Blok Elektif, dr. Nasrudin Noor, SpKJ selaku dosen pengampu bidang

kepeminatan Ketergantungan Obat/Drug Abuse. Serta kepada dr. Yurika Sandra M.Biomed ,

sebagai pembimbing kelompok 6 yang telah memberikan bimbingannya, serta teman-teman

kelompok 6 drug abuse dan rekan-rekan calon sejawat Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi yang

telah membantu dalam pengerjaan laporan kasus ini.

DAFTAR PUSTAKA

1. A.W.Widjaya., 1985. Masalah Kenakalan Remaja Dan Penyalahgunaan Narkotika,

Armico : Bandung

2. An Nawazil fil Asyribah, Zainal ‘Abidin bin Asy Syaikh bin Azwin Al Idrisi Asy

Syinqithiy, terbitan Dar Kunuz Isybiliya, cetakan pertama, tahun 1432 H, hal. 205-229.

14

Page 15: Laporan Kasus Blok Elektif drug abuse

3. BNN, 2007. Hasil Survei Nasional Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba pada

Kelompok Pelajar dan Mahasiswa Di 33 Provinsi Di Indonesia Tahun 2006. diakses 1

Oktober 2011; http://bnn.go.id

4. BNN, 2003. Permasalahan Narkoba di Indonesia dan Penanggulangannya. diakses 13

November 2013; http://bnn.go.id

5. BNN dan Pusat Penelitian Pranata Pembangunan UI, 2003. Survei Nasional

Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba dikalangan Pelajar dan Mahasiswa.

diakses November 2013; http://bnn.go.id

6. Bright DA; Ritter A. Australian trends in drug user and drug dealer arrest rates: 1993 to

2006-07. Psychiatry, Psychology and Law 18(2): 190-201, 2011. (21 refs.)

7. Budianto., 1989. Narkoba dan Pengaruhnya, Ganeca Exact : Bandung

8. Carroll FI; Lewin AH; Mascarella SW; Seltzman HH; Reddy PA. Designer drugs: A

medicinal chemistry perspective. Addiction Reviews. Annals of the New York Academy

of Sciences 1248: 18-38, 2012. (117 refs.)

9. Somar, L., 2001. Rehabilitasi Bagi Korban Narkoba, Visimedia : Jakarta

15