Laporan Kasus Bells Palsy Rsal

67
BAB I PENDAHULUAN Nervus fasialis mempunyai peran penting dalam fungsi gerak otot-otot wajah dan fungsi sensorik. Tiap Nervus mengkoordinir satu sisi wajah, termasuk otot-otot yang menggerakan kelopak mata juga otot-otot untuk ekspresi wajah. Selain itu nervus fasialis menginervasi glandula lacrimal, saliva dan otot pendengaran yang mengatur tulang pendengaran. Indra pengecapan juga diwakili oleh serabut saraf ini. Bell‘s palsy adalah gangguan neurologis yang paling sering menyerang nervus fasialis dan penyebab kelumpuhan wajah paling sering di dunia. Sekitar 60-75% serangan akut lumpuh sebelah wajah adalah Bell‘s Palsy. Bell‘s palsy juga dikenal sebagai Idiopatic Facial Paralysis (IFP) termasuk paralisis Lower Motor Neuron (LMN) yang bersifat akut, perifer, unilateral. Kesembuhan sempurna tanpa terjadi defisit neurologis hampir didapatkan pada semua pasien. 1

description

Bells palsy laporan kasus

Transcript of Laporan Kasus Bells Palsy Rsal

BAB IPENDAHULUAN

Nervus fasialis mempunyai peran penting dalam fungsi gerak otot-otot wajah dan fungsi sensorik. Tiap Nervus mengkoordinir satu sisi wajah, termasuk otot-otot yang menggerakan kelopak mata juga otot-otot untuk ekspresi wajah. Selain itu nervus fasialis menginervasi glandula lacrimal, saliva dan otot pendengaran yang mengatur tulang pendengaran. Indra pengecapan juga diwakili oleh serabut saraf ini.

Bells palsy adalah gangguan neurologis yang paling sering menyerang nervus fasialis dan penyebab kelumpuhan wajah paling sering di dunia. Sekitar 60-75% serangan akut lumpuh sebelah wajah adalah Bells Palsy. Bells palsy juga dikenal sebagai Idiopatic Facial Paralysis (IFP) termasuk paralisis Lower Motor Neuron (LMN) yang bersifat akut, perifer, unilateral. Kesembuhan sempurna tanpa terjadi defisit neurologis hampir didapatkan pada semua pasien.

Insidensi terjadi pada wanita dan pria sama dan dapat menyerang berbagai kelompok usia. Namun ditemukan bahwa penderita diabetes melitus, wanita hamil dan wanita usia 10-19 tahun mempunyai angka kejadian lebih tinggi dibandingkan pria dengan usia yang sama.

BAB II

LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PASIEN

Nama lengkap: Tn. A Jenis kelamin: Perempuan

Umur: 40 TahunSuku bangsa: Indonesia

Pekerjaan: -Pendidikan: SLTA

Alamat: Jl Karet Pasar Baru Tanggal masuk RS20-04-15

II. ANAMNESIS Autoanamnesis dan Alloanamnesis

Keluhan utama:

Bibir mencong sebelah kiri sejak 1 minggu SMRS.

Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien seorang pria 40 tahun merupakan pasien konsul dari sejawat ilmu kesehatan jiwa dengan keluhan bibir mencong sebelah kanan sejak kurang lebih 1 minggu sebelum datang ke rumah sakit. Pasien mengaku sehari sebelum serangan bibir pasien berkedut dan pada malam hari pasien sedang berkumpul bersama teman-temannya di tempat terbuka hingga tengah malam. Ketika bangun tidur pasien tiba-tiba merasakan bibir sebelah mencong ke sebelah kanan dan sulit digerakkan. Pasien mengatakan pada saat minum air, air selalu keluar dari mulut. Kelopak mata kiri terasa sulit untuk menutup.

Pasien menyatakan tidak demam, tidak pernah keluar cairan dari telinga, pusing berputar tidak ada, terkadang mengeluh sakit kepala, mendengar bunyi berdenging tidak ada, tidak ada gangguan pendengaran, kelemahan anggota tubuh lainnya tidak ada, mual tidak ada, muntah tidak ada, tidak ada kesulitan menelan, BAB dan BAK lancar. Tidak ada gangguan pengecapan. Kejadian ini adalah pertama kali dialami oleh pasien.

(Pasien di rawat di bangsal bengkalis dengan DPJP Ilmu kesehatan jiwa dan didiagnosis menderita skizofrenia, saat masuk keluhan pasien ialah gaduh dan gelisah dirumah)

Riwayat penyakit dahulu :

Pasien tidak pernah mengalami hal serupa sebelumnya, hipertensi tidak ada, kencing manis disangkal dan asma disangkal

Riwayat penyakit keluarga :

Tidak ada riwayat keluarga yang mempunyai penyakit serupa. Terdapat riwayat tekanan darah tinggi dalam keluarga. Riwayat penyakit kencing manis dalam keluarga disangkal.

Riwayat pengobatan :

Pasien mengaku belum pernah berobat untuk keluhan bibir mencongnya dan sakit kepalanya.

Riwayat Alergi :

Riwayat alergi terhadap debu, cuaca, obat-obatan atau makanan disangkal.

Riwayat sosial dan kebiasaan:

Pasien merokok dan minum alkohol sejak umur 18 tahun. Mempunyai kebiasaan lembur dan sering keluar malam.

III. PEMERIKSAAN FISIK

(22-April-2015)

Pemeriksaan Umum

Keadaan Umum: Tampak sakit ringan

Tekanan Darah: 120/ 70 mmHg

Nadi: 80 x/menit

Suhu: 36,7oC

Pernafasaan: 16 x/menit

Kepala

Ekspresi wajah: kesan wajah lumpuh sebelah kiri

Rambut: hitam

Bentuk: normocephali

Mata

Konjungtiva: pucat (-/-)

Sklera: ikterik (-/-)

Kedudukan bola mata: ortoforia/ortoforia

Pupil: bulat isokor 2mm/2mm.

Eksophtalmus (-), Nystagmus (-)

Telinga

Lubang: lapang

Penyumbatan : -/-Serumen: -/-

Perdarahan: -/-Cairan: -/

Mulut

Bibir: sianosis (-) luka (-)

Leher

Trakhea terletak di tengah

Tidak teraba benjolan/ KGB yang membesar

Kelenjar Tiroid: tidak teraba membesar

Kelenjar Limfe: tidak teraba membesar

Thoraks

Bentuk: simetris

Pembuluh darah: tidak tampak pelebaran pembuluh darah

Paru Paru

Pemeriksaan

Depan

Belakang

Inspeksi

Kiri

Simetris saat statis dan dinamis

Simetris saat statis dan dinamis

Kanan

Simetris saat statis dan dinamis

Simetris saat statis dan dinamis

Palpasi

Kiri

- Tidak ada benjolan

- Fremitus taktil simetris

- Tidak ada benjolan

- Fremitus taktil simetris

Kanan

- Tidak ada benjolan

- Fremitus taktil simetris

- Tidak ada benjolan

- Fremitus taktil simetris

Perkusi

Kiri

Sonor di seluruh lapang paru

Sonor di seluruh lapang paru

Kanan

Sonor di seluruh lapang paru

Sonor di seluruh lapang paru

Auskultasi

Kiri

- Suara vesikuler

- Wheezing (-), Ronki (-)

- Suara vesikuler

- Wheezing (-), Ronki (-)

Kanan

- Suara vesikuler

- Wheezing (-), Ronki (-)

- Suara vesikuler

- Wheezing (-), Ronki (-)

Jantung

Inspeksi: tidak dilakukan

Palpasi: tidak dilakukan

Perkusi: tidak dilakukan

Auskultasi: Bunyi jantung I-II murni reguler, Gallop (-), Murmur (-).

Abdomen

Inspeksi: tidak ada lesi, tidak ada bekas operasi, datar, simetris, smiling umbilicus (-), dilatasi vena (-)

Palpasi : tidak dilakukan

Perkusi : tidak dilakukan

Auskultasi: bising usus (+) normal

Ekstremitas

Akral teraba hangat pada keempat ekstremitas. edema (-).

Kelenjar Getah Bening

Preaurikuler: tidak teraba membesar

Postaurikuler: tidak teraba membesar

Submandibula: tidak teraba membesar

Supraclavicula: tidak teraba membesar

STATUS NEUROLOGIS

A. GCS: Compos Mentis ( E4M6V5 )

B. Gerakan Abnormal: -

C. Leher : sikap baik, gerak baik ke segala arah

D. Tanda Rangsang Meningeal

Kanan

Kiri

Kaku kuduk

(-)

Laseque