Laporan Kasus Bells Palsy Rsal
-
Upload
pandu-satya-widiarto -
Category
Documents
-
view
71 -
download
20
description
Transcript of Laporan Kasus Bells Palsy Rsal
BAB IPENDAHULUAN
Nervus fasialis mempunyai peran penting dalam fungsi gerak otot-otot wajah dan fungsi sensorik. Tiap Nervus mengkoordinir satu sisi wajah, termasuk otot-otot yang menggerakan kelopak mata juga otot-otot untuk ekspresi wajah. Selain itu nervus fasialis menginervasi glandula lacrimal, saliva dan otot pendengaran yang mengatur tulang pendengaran. Indra pengecapan juga diwakili oleh serabut saraf ini.
Bells palsy adalah gangguan neurologis yang paling sering menyerang nervus fasialis dan penyebab kelumpuhan wajah paling sering di dunia. Sekitar 60-75% serangan akut lumpuh sebelah wajah adalah Bells Palsy. Bells palsy juga dikenal sebagai Idiopatic Facial Paralysis (IFP) termasuk paralisis Lower Motor Neuron (LMN) yang bersifat akut, perifer, unilateral. Kesembuhan sempurna tanpa terjadi defisit neurologis hampir didapatkan pada semua pasien.
Insidensi terjadi pada wanita dan pria sama dan dapat menyerang berbagai kelompok usia. Namun ditemukan bahwa penderita diabetes melitus, wanita hamil dan wanita usia 10-19 tahun mempunyai angka kejadian lebih tinggi dibandingkan pria dengan usia yang sama.
BAB II
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama lengkap: Tn. A Jenis kelamin: Perempuan
Umur: 40 TahunSuku bangsa: Indonesia
Pekerjaan: -Pendidikan: SLTA
Alamat: Jl Karet Pasar Baru Tanggal masuk RS20-04-15
II. ANAMNESIS Autoanamnesis dan Alloanamnesis
Keluhan utama:
Bibir mencong sebelah kiri sejak 1 minggu SMRS.
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien seorang pria 40 tahun merupakan pasien konsul dari sejawat ilmu kesehatan jiwa dengan keluhan bibir mencong sebelah kanan sejak kurang lebih 1 minggu sebelum datang ke rumah sakit. Pasien mengaku sehari sebelum serangan bibir pasien berkedut dan pada malam hari pasien sedang berkumpul bersama teman-temannya di tempat terbuka hingga tengah malam. Ketika bangun tidur pasien tiba-tiba merasakan bibir sebelah mencong ke sebelah kanan dan sulit digerakkan. Pasien mengatakan pada saat minum air, air selalu keluar dari mulut. Kelopak mata kiri terasa sulit untuk menutup.
Pasien menyatakan tidak demam, tidak pernah keluar cairan dari telinga, pusing berputar tidak ada, terkadang mengeluh sakit kepala, mendengar bunyi berdenging tidak ada, tidak ada gangguan pendengaran, kelemahan anggota tubuh lainnya tidak ada, mual tidak ada, muntah tidak ada, tidak ada kesulitan menelan, BAB dan BAK lancar. Tidak ada gangguan pengecapan. Kejadian ini adalah pertama kali dialami oleh pasien.
(Pasien di rawat di bangsal bengkalis dengan DPJP Ilmu kesehatan jiwa dan didiagnosis menderita skizofrenia, saat masuk keluhan pasien ialah gaduh dan gelisah dirumah)
Riwayat penyakit dahulu :
Pasien tidak pernah mengalami hal serupa sebelumnya, hipertensi tidak ada, kencing manis disangkal dan asma disangkal
Riwayat penyakit keluarga :
Tidak ada riwayat keluarga yang mempunyai penyakit serupa. Terdapat riwayat tekanan darah tinggi dalam keluarga. Riwayat penyakit kencing manis dalam keluarga disangkal.
Riwayat pengobatan :
Pasien mengaku belum pernah berobat untuk keluhan bibir mencongnya dan sakit kepalanya.
Riwayat Alergi :
Riwayat alergi terhadap debu, cuaca, obat-obatan atau makanan disangkal.
Riwayat sosial dan kebiasaan:
Pasien merokok dan minum alkohol sejak umur 18 tahun. Mempunyai kebiasaan lembur dan sering keluar malam.
III. PEMERIKSAAN FISIK
(22-April-2015)
Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum: Tampak sakit ringan
Tekanan Darah: 120/ 70 mmHg
Nadi: 80 x/menit
Suhu: 36,7oC
Pernafasaan: 16 x/menit
Kepala
Ekspresi wajah: kesan wajah lumpuh sebelah kiri
Rambut: hitam
Bentuk: normocephali
Mata
Konjungtiva: pucat (-/-)
Sklera: ikterik (-/-)
Kedudukan bola mata: ortoforia/ortoforia
Pupil: bulat isokor 2mm/2mm.
Eksophtalmus (-), Nystagmus (-)
Telinga
Lubang: lapang
Penyumbatan : -/-Serumen: -/-
Perdarahan: -/-Cairan: -/
Mulut
Bibir: sianosis (-) luka (-)
Leher
Trakhea terletak di tengah
Tidak teraba benjolan/ KGB yang membesar
Kelenjar Tiroid: tidak teraba membesar
Kelenjar Limfe: tidak teraba membesar
Thoraks
Bentuk: simetris
Pembuluh darah: tidak tampak pelebaran pembuluh darah
Paru Paru
Pemeriksaan
Depan
Belakang
Inspeksi
Kiri
Simetris saat statis dan dinamis
Simetris saat statis dan dinamis
Kanan
Simetris saat statis dan dinamis
Simetris saat statis dan dinamis
Palpasi
Kiri
- Tidak ada benjolan
- Fremitus taktil simetris
- Tidak ada benjolan
- Fremitus taktil simetris
Kanan
- Tidak ada benjolan
- Fremitus taktil simetris
- Tidak ada benjolan
- Fremitus taktil simetris
Perkusi
Kiri
Sonor di seluruh lapang paru
Sonor di seluruh lapang paru
Kanan
Sonor di seluruh lapang paru
Sonor di seluruh lapang paru
Auskultasi
Kiri
- Suara vesikuler
- Wheezing (-), Ronki (-)
- Suara vesikuler
- Wheezing (-), Ronki (-)
Kanan
- Suara vesikuler
- Wheezing (-), Ronki (-)
- Suara vesikuler
- Wheezing (-), Ronki (-)
Jantung
Inspeksi: tidak dilakukan
Palpasi: tidak dilakukan
Perkusi: tidak dilakukan
Auskultasi: Bunyi jantung I-II murni reguler, Gallop (-), Murmur (-).
Abdomen
Inspeksi: tidak ada lesi, tidak ada bekas operasi, datar, simetris, smiling umbilicus (-), dilatasi vena (-)
Palpasi : tidak dilakukan
Perkusi : tidak dilakukan
Auskultasi: bising usus (+) normal
Ekstremitas
Akral teraba hangat pada keempat ekstremitas. edema (-).
Kelenjar Getah Bening
Preaurikuler: tidak teraba membesar
Postaurikuler: tidak teraba membesar
Submandibula: tidak teraba membesar
Supraclavicula: tidak teraba membesar
STATUS NEUROLOGIS
A. GCS: Compos Mentis ( E4M6V5 )
B. Gerakan Abnormal: -
C. Leher : sikap baik, gerak baik ke segala arah
D. Tanda Rangsang Meningeal
Kanan
Kiri
Kaku kuduk
(-)
Laseque