Laporan Kasus Asma Bronkial

19
BAB I PENDAHULUAN Asma bronkial adalah penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di hampir semua negara di dunia, diderita oleh anak-anak sampai dewasa dengan derajat penyakit yang ringan sampai berat, bahkan dapat mengancam jiwa seseorang. Lebih dari seratus juta penduduk di seluruh dunia menderita asma dengan peningkatan prevalensi pada anak-anak. 1 Berbagai faktor yang dapat menimbulkan serangan asma antara lain olah raga, infeksi, alergen, perubahan suhu, pajanan iritan, asap rokok, dan lain-lain. Selain itu terdapat faktor lain yang mempengaruhi prevalensi penyakit asma antara lain usia, jenis kelamin, ras, sosio-ekonomi dan faktor lingkungan. Faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi terjadinya serangan asma, derajat asma dan juga kematian akibat penyakit asma. 1 Masalah epidemiologi pada penyakit asama saat ini adalah mengenai morbiditas dan mortalitas asma yang relatif tinggi dan mengalami peningkatan. WHO memperkirakan saat ini 100-150 juta penduduk di dunia terkena asma dan diperkirakan akan terus bertambah 180.000 setiap tahun. 2 1

description

Laporan Kasus sebagai tugas Responsi Umum

Transcript of Laporan Kasus Asma Bronkial

BAB IPENDAHULUAN

Asma bronkial adalah penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di hampir semua negara di dunia, diderita oleh anak-anak sampai dewasa dengan derajat penyakit yang ringan sampai berat, bahkan dapat mengancam jiwa seseorang. Lebih dari seratus juta penduduk di seluruh dunia menderita asma dengan peningkatan prevalensi pada anak-anak.1Berbagai faktor yang dapat menimbulkan serangan asma antara lain olah raga, infeksi, alergen, perubahan suhu, pajanan iritan, asap rokok, dan lain-lain. Selain itu terdapat faktor lain yang mempengaruhi prevalensi penyakit asma antara lain usia, jenis kelamin, ras, sosio-ekonomi dan faktor lingkungan. Faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi terjadinya serangan asma, derajat asma dan juga kematian akibat penyakit asma.1Masalah epidemiologi pada penyakit asama saat ini adalah mengenai morbiditas dan mortalitas asma yang relatif tinggi dan mengalami peningkatan. WHO memperkirakan saat ini 100-150 juta penduduk di dunia terkena asma dan diperkirakan akan terus bertambah 180.000 setiap tahun.2Berdasarkan laporan NCHS (National Center for Health Statistic) tahun 2000. Terdapat 4.487 kematian akibat penyakit asma atau sekitar 1,6 per 100.000 populasi, sedangkan didapatkan juga sebanyak 223 kematian anak usia 0-17 tahun atau 0,3 per 100.000 populasi. Di Indonesia masih banyak penyakit yang menjadi masalah kesehatan masyarakat, salah satunya penyakit asma yang tergolong penyakit tidak menular.Penyakit asma ini dapat berpengaruh pada kualitas dan produktivitas hidup masyarakat Indonesia terutama pada anak-anak, hal ini ditujukan dengan didapatkan angka kekambuhan asma yang tinggi dan hilangnya hari sekolah pada anak.1,2Berikut ini akan dipaparkan laporan kasus mengenai Seorang pasien dengan penyakit Asma Bronkial Exaserbasi Akut.

BAB IILAPORAN KASUSSeorang laki-laki dengan inisial Tn. L.J berumur 34 tahun, yang bekerja sebagai wiraswasta, dengan pendidikan terakhir SLTA, berasal dari Suku Gorontalo, tinggal di Sea jaga VII, dan beragama Islam, merupakan suami dari Ny. S.T yang bekerja sebagai ibu rumah tangaa dandirawat di BLU RSUP Prof. dr. R. D. Kandou melalui IRDM pada tanggal 29 Mei 2014 dengan keluhan utama sesak. Sesak dialami penderita sejak 1 minggu SMRS.Sesak memberat sejak 2 hari SMRS, sesak juga dialami penderita saat beristirahat.Batuk dialami penderita sejak 1 minggu SMRS.Batuk berlendir, berwarna putih, strip darah (-). Penurunan Berat Badan (-), mual (-), muntah (-), berkeringat malam (-), nyeri dada (-), BAB/BAK biasa .Pada riwayat penyakit dahulu penderita mempunyai penyakit asma sejak kecil.Penderita sering berobat dan memakai berotec.Penderita juga pernah MRS dengan keluhan seperti ini.Penderita juga mempunyai penyakit TB, saat ini sedang pengobatan kategori I fase lanjutan (bulan ke 5). Riwayat penyakit hati, ginjal, kencing manis, asam urat, kolesterol, jantung disangkal penderita.Pada riwayat penyakit keluarga, hanya penderita yang sakit seperti ini dalam keluarga.Riwayat sosial penderita merokok sejak kecil, berhenti 6 hari yang lalu dan mengkonsumsi alkohol, berhenti sejak 10 hari yang lalu.Pada Pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang, kesadaran compos mentis, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 84 kali per menit, respirasi 24 kali per menit,suhu badan 36,8C, tinggi badan 172 cm, berat badan 80 Kg dan IMT 27,04. Pada pemeriksaan kulit didapatkan kulit hangat, lapisan lemak cukup, dan tidak ada edema pada seluruh ekstremitas.Pada pemeriksaan kepala didapatkan konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, refleks cahaya positif, gerakan bola mata aktif.Pada pemeriksaan telinga tidak tampak tophi, lubang normal, cairan tidak ada.Pada pemeriksaan hidung tidak didapati deviasi, tidak ada sekret.Pada pemeriksaan mulut didapatkan bibir tidak sianosis, gigi geligi dalam batas normal, lidah beslag tidak ada, mukosa mulut basah, pembesaran tonsil tidak ada.Pada pemeriksaan leher tidak ditemukan pembesaran getah bening, trakea letak tengah, tekanan vena jugularis 5+2 cmH2O.Pada pemeriksaan thoraks, inspeksi dada terlihat simetris dan tidak ada kelainan kulit.Pada inspeksi punggung terlihat simetris, tidak ada kelainan kulit. Pada palpasi, stem fremitus kanan sama dengan kiri dan perkusi paru kanan dan kiri sama terdengar sonor. Pada auskultasi thoraks kanan sama dengan kiri suara pernapasan vesikuler, dan tidak ditemukan Rhonki, ditemukan wheezing pada kedua lapangan paru. Pada pemeriksaan jantung, inspeksi iktus kordis tidak tampak.Palpasi iktus kordis tidak teraba.Pada perkusi batas jantung kanan di ICS IV dari garis midclavicularis dekstra, serta batas jantung kiri di ICS V parasternalis sinistra.Pada auskultasi bunyi jantung I dan II regular, bising tidak ada, gallop tidak ada.Pada pemeriksaan abdomen, inspeksi terlihat datar, tidak ada pelebaran pembuluh darah vena. Padaauskultasi bising usus normal. Palpasi terasa lemas, hepar tidak teraba, lien tidak teraba, Ballotement tidak teraba, nyeri tekan epigastrium tidak ada, nyeri tekan supra pubik juga tidak dirasa. Perkusi timpani, nyeri ketok angulus kostovertebra tidak ada.Pada ekstremitas warna kulit sawo matang, ada tremor pada ektremitas inferior, tidak ada deformitas pada jari-jari, jari tabuh tidak ada, kuku sianosis tidak ada, tidak ada edema hampir diseluruh ekstremitas, tidak ada atrofi otot, gerakan aktif dan pasif normal, kekuatan otot normal. Pada pemeriksaan refleks fisiologis normal, refleks patologis tidak ditemukan.Hasil laboratorium pada tanggal 29 Mei 2014, MCH 28,0 pg, MCHC 35,5 g/dL, MCV 79,0/l, Leukosit 8.600/mm3, Eritrosit 6,14 106/mm3, Hb 17,2 gr/dL, Hematokrit 48,5%, Trombosit 261.000/mm3, GDS 88 mg/dL, Ureum 15 Mg/dl, Creatinin 0,6 Mg/dl.Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang tersebut pasien didiagnosis denganAsma Bronkial dd COPD Exaserbasi Akut, Alergi Obat Aminofilin, Overweight.

Terapi yang diberikan adalah O2 2-4 L/mnt, IVFD Nacl 0,9% : D5% 20 tetes per menit, Inj Dexamethasone 3x1 IV, GG 3x1 tab, Nebulizer Combivent 4x1 puff (k/ sesak). Penderita direncanakan untuk dilakukan X-Foto Thorax PA, EKG, DL, Na, K, Cl.

Follow Up

30-5-2014S : SesakO : KU: sedang Kes: CM T: 130/80 mmHg N: 84 x/mnt R: 32 x/mnt S: 36,7C Kep: conj.an (-), scl.ict (-) Tho: C : SI-SII (n) bising (-)P : Sp.vesikuler, Rh -/-, Wh +/+ Abd: datar, lemas, BU(+)N, NTE (-) Ext: akral hangat, edema (-)A : Asma Bronkial dd COPD exaserbasi akutAlergi obat AminofilinOverweightP : O2 4 L/mnt IVFD Nacl 0,9% : D5% = 20 gtt/mnt Inj. Dexamethason 3x1 (iv) GG 3x1 tab Nebulizer combivent 4x1amp (k/ sesak)Pl : Foto thorax PA Na, K, Cl, urinalisis lengkap EKG

31-5-2014S : Sesak (+) O : KU: sedang Kes: CM T: 130/90 mmHg N: 96 x/mnt R: 28 x/mnt S: 36,5C Kep: conj.an (-), scl.ict (-) Tho: C : SI-SII (n) bising (-)P : Sp.vesikuler, Rh -/-, Wh +/+ Abd: datar, lemas, BU(+)N, NTE (-) Ext: akral hangat, edema (-)A : Asma Bronkial dd COPD exaserbasi akutAlergi obat AminofilinOverweightP : O2 4 L/mnt IVFD Nacl 0,9% : D5% = 20 gtt/mnt Inj. Dexamethason 3x1 (iv) GG 3x1 tab Nebulizer combivent 4x1amp (k/ sesak) Berotec 3x1 puffLab 30-5-2014 : Na 139; K 3,53; Ur 21; Cl 95,5

1-6-2014S : Sesak O : KU: sedang Kes: CM T: 110/70 mmHg N: 80 x/mnt R: 24 x/mnt S: 36,0C Kep: conj.an (-), scl.ict (-) Tho: C : SI-SII (n) bising (-)P : Sp.vesikuler, Rh -/-, Wh +/+ Abd: datar, lemas, BU(+)N, NTE (-) Ext: akral hangat, edema (-)A : Asma Bronkial exaserbasi akutAlergi obat AminofilinTB on treatment (bln ke 5)P : O2 2-4 L/mnt IVFD Nacl 0,9% : D5% = 20 gtt/mnt Methylprednisolon 3x16mg GG 3x1 tab Nebulizer combivent 4 amp 3x/hri Berotec 4x2 puffPl : DL

2-6-2014S : Sesak O : KU: sedang Kes: CM T: 110/70 mmHg N: 80 x/mnt R: 24 x/mnt S: 36,0C Kep: conj.an (-), scl.ict (-) Tho: C : SI-SII (n) bising (-)P : Sp.vesikuler, Rh -/-, Wh +/+ Abd: datar, lemas, BU(+)N, NTE (-) Ext: akral hangat, edema (-)A : Asma Bronkial exaserbasi akutAlergi obat AminofilinTB on treatment (bln ke 5)P : O2 2-4 L/mnt IVFD Nacl 0,9% : D5% = 20 gtt/mnt Methylprednisolon 3x16mg GG 3x1 tab Nebulizer combivent 4 amp 3x/hri Berotec 4x2 puffLab 1-6-2014 : MCH 29,3 MCHC 36,3 MCV 80,7 Leukosit 10.700 Eritrosit 6,01 Hb 17,6 Hematokrit 48,3 Trombosit 259.000

3-6-2014S : Sesak (+) O : KU: sedang Kes: CM T: 120/90 mmHg N: 80 x/mnt R: 22 x/mnt S: 36,9C Kep: conj.an (-), scl.ict (-) Tho: C : SI-SII (n) bising (-)P : Sp.vesikuler, Rh -/-, Wh +/+ Abd: datar, lemas, BU(+)N, NTE (-) Ext: akral hangat, edema (-)A : Asma Bronkial exaserbasi akutTB on treatment (bln ke 5)P : O2 2-4 L/mnt IVFD Nacl 0,9% : D5% = 20 gtt/mnt Methylprednisolon 3x16mg GG 3x1 tab Nebulizer combivent 4 amp /hri Berotec 4x2 puff

4-6-2014S : Sesak (+)O : KU: sedang Kes: CM T: 130/90 mmHg N: 89 x/mnt R: 24 x/mnt S: 36,0C Kep: conj.an (-), scl.ict (-) Tho: C : SI-SII (n) bising (-)P : Sp.vesikuler, Rh -/-, Wh +/+ Abd: datar, lemas, BU(+)N, NTE (-) Ext: akral hangat, edema (-)A : Asma Bronkial exaserbasi akut (intermitten)TB on treatment (bln ke 5)P : O2 2-4 L/mnt IVFD Nacl 0,9% = 20 gtt/mnt Methylprednisolon 3x16mg GG 3x1 tab Nebulizer combivent 4 amp 6x/hri Berotec 4x2 puffPl : sputum BTA 3x

5-6-2014S : Sesak (-)O : KU: sedang Kes: CM T: 130/90 mmHg N: 86 x/mnt R: 20 x/mnt S: 36,6C Kep: conj.an (-), scl.ict (-) Tho: C : SI-SII (n) bising (-)P : Sp.vesikuler, Rh -/-, Wh -/- Abd: datar, lemas, BU(+)N, NTE (-) Ext: akral hangat, edema (-)A : Asma Bronkial exaserbasi akut (intermitten)TB on treatment (bln ke 5)P : O2 2-4 L/mnt IVFD Nacl 0,9% = 20 gtt/mnt Methylprednisolon 3x16mg GG 3x1 tab Nebulizer combivent 4 amp 6x/hri Berotec 4x2 puff Rawat jalan

BAB IIIPEMBAHASANAsma merupakan penyakit inflamasi kronis saluran napas yang ditandai dengan mengi episodik, batuk, dan sesak di dada akibat penyumbatan saluran napas. Asma didefinisikan menurut ciri-ciri klinis, fisiologis dan patologis. Ciri-ciri klinis yang dominan adalah riwayat episode sesak, terutama pada malam hari yang sering disertai batuk. Pada pemeriksaan fisik, tanda yang sering ditemukan adalah mengi. Ciri-ciri utama fisiologis adalah episode obstruksi saluran napas, yang ditandai oleh keterbatasan arus udara pada ekspirasi. Sedangkan ciri-ciri patologis yang dominan adalah inflamasi saluran napas yang kadang disertai dengan perubahan struktur saluran napas.1,2,4 Pada kasus ini keluhan utama penderita sesak sejak 1 minggu yang lalu, disertai batuk berlendir warna putih. Pada pemeriksaan fisik ditemukan suara pernapasan wheezing di kedua lapangan paru pada saat ekspirasi.Ciri khas pada asma bronkial adalah terjadinya penyempitan bronkus, yang disebabkan oleh spasme atau konstriksi otot-otot polos bronkus, pembengkakan atau edema mukosa bronkus, dan hipersekresi mukosa/kelenjar bronkus.1 Saluran nafas yang sering terserang adalah bronkus dengan ukuran 3-5 mm, tetapi distribusinya meliputi daerah yang luas. Walaupun asma pada prinsipnya adalah suatu kelainan pada jalan pernafasan, akan tetapi dapat pula menyebabkan gangguan pada bagian fungsional paru menjelaskan lebih lanjut bahwa otot-otot bronkial dankelenjar mukosa membesar.2 Sputum yang kental banyak dihasilkan dan alveoli menjadi hiperinflasi dengan udara terperangkap dalam jaringan paru. Ketiga faktor tersebut selanjutnya dapat menimbulkan hipoksemia, hiperkapnea, dan asidosis pernafasan pada tahap yang sangat lanjut.2,3Gambaran klinis asma adalah serangan episodik batuk, mengi, dan sesaknapas. Pada awal serangan sering gejala tidak jelas seperti rasa berat di dada, danpada asma alergik mungkin disertai pilek atau bersin. Meskipun pada mulanya batuk tanpa disertai sekret, tetapi pada perkembangan selanjutnya pasien akan mengeluarkan secret baik yang mukoid, putih kadang-kadang purulen. Ada sebagian kecil pasien asma yang gejalanya hanya batuk tanpa disertai mengi,dikenal dengan istilah cough varian asthma. Bila hal yang terakhir ini dicurigai,perlu dilakukan pemeriksaan spirometri sebelum dan sesudah bronkodilator atauuji provokasi bronkus dengan metakolin.2,3 Berdasarkan kasus, pasien mempunyai sesak napas dan mengi.Salah satu faktor resiko asma bronkial adalah perokok aktif. Perokok aktif dapat meningkatkan risiko terjadinya asma terutama pada orang dewasa. Merokok menyebabkan menurunnya fungsi paru sehingga individu perokok tersebut dapat terserang asma. Penderita asma yang merokok memiliki potensi mengalami serangan asma lagi.4 Pada kasus ini, pasien merupakan perokok aktif masih sampai saat terjadi serangan.Untuk pemeriksaan penunjang asma bronkial dapat dilakukan spirometer, Peak Flow Meter/PFM, X-ray dada/thorax.Pada kasus ini pemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah X-ray thorax. Pemeriksaan yang lain tidak dilakukan karena alatnya tidak ada.4 Eksaserbasi asma adalah episode akut atau subakut dengan sesak yang memburuk secara progresif disertas ibatuk, mengi, dan dada sakit, atau beberapa kombinasi gejala-gejala tersebut. Eksaserbasi ditandai dengan menurunnya arus napas yang dapat diukur secara obyektif (spirometriatau PFM) dan merupakan indikator yang lebih dapatdipercaya dibanding gejala.4 Penderita asma terkontrol dengan steroid inhaler, memiliki risiko yang lebih kecil untuk eksaserbasi. Namun, penderita tersebut masih dapat mengalami eksaserbasi, misalnya bila menderita infeksi virus salurannapas. Penanganan eksaserbasi yang efektif juga melibatkan keempat komponen penanganan asma jangka panjang, yaitu pemantaan, penyuluhan, kontrol lingkungan dan pemberian obat. Tidak ada keuntungan dari dosis steroid lebih tinggipada eksaserbasi asma, atau juga keuntungan pemberianintravena dibanding oral. Jumlah pemberian steroid sistemik untuk eksaserbasi asma yang memerlukan kunjungan gawat darurat dapat berlangsung 3-10 hari.5 Pada kasus ini pasien di diagnosis dengan asma bronkial eksaserbasi akut karena pasien datang dengan keluhan sesak nafas, pada pemeriksaan fisik ditemukan suara pernapasan wheezing dan pasien juga masih dalam penggunaan obat TB paru.Anti inflamasi merupakan pengobatan rutin yang yang bertujuan mengontrol penyakit serta mencegah serangan dikenal sebagai pengontrol, bronkodilator merupakan pengobatan saat serangan untuk mengatasi eksaserbasi/serangan, dikenalpelega.5 Berdasarkan kasus ini, pasien diterapi dengan pemberian oksigen, methylprednisolon 16 mg dan diberikan nebulizer combivent bila pasien mengalami keluhan sesak napas.Berbagai komplikasi asma bronkial yang dapat terjadi, yaitu pneumotoraks, bronchitis, gagal napas.5

DAFTAR PUSTAKA

1. Sudoyo, Aru. dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I. Edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbit Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI, 2006.1. Rani, Azis. dkk. Panduan Pelayanan Medik. Jakarta: Pusat Penerbit Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI, 2008. 1. Katzung, Bertram G. Farmakologi Dasar dan Klinik. Penerbit: Salemba Medika. 2001.1. Price, Sylvia A. Patofisiologi Konsep Klinis proses-proses penyakit volume 6. Jakarta: Penerbit Buku kedokteran EGC. 2006.1. Meiyanti, Mulia J. Perkembangan Patogenesis dan Pengobatan Asma Bronkial. Available from : http://www.univmed.org/wp-content/uploads/2011/02/Vol.19_no.3_5.pdf. J. Kedokteran Trisakti, 2000.

2