Laporan Kasus Abg Pon

70
LAPORAN SEMINAR KASUS PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN III ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. A DENGAN KASUS GASTROENTERITIS DI RUANG SERUNI RS. BHYANGKARA JITRA BENGKULU TAHUN 2014 Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Praktek Klinik Keperawatan III di RS. Bhyangkara jitra Bengkulu Disusun Oleh JESPOPON ASRIKI NIM : 2012028

description

bbbb

Transcript of Laporan Kasus Abg Pon

Page 1: Laporan Kasus Abg Pon

i

LAPORAN SEMINAR KASUS PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN III

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. A DENGAN KASUS GASTROENTERITIS DI RUANG SERUNI

RS. BHYANGKARA JITRA BENGKULUTAHUN 2014

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk MenyelesaikanPraktek Klinik Keperawatan III di RS. Bhyangkara jitra Bengkulu

Disusun Oleh

JESPOPON ASRIKINIM : 2012028

AKADEMI KESEHATAN SAPTA BAKTI BENGKULUPROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

2014

HALAMAN PENGESAHAN

Page 2: Laporan Kasus Abg Pon

ii

LAPORAN SEMINAR KASUS PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN III

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. A DENGAN KASUS GASTROENTERITIS DI RUANG SERUNI

RS. BHYANGKARA JITRA BENGKULU TAHUN 2014

OLEH

JESPOPON ASRIKINIM : 2012028

Telah Diuji Dan Dipertahankan Di Hadapan Tim PengujiSeminar Kasus Praktek Klinik Keperawatan III

AKKES Sapta Bakti BengkuluPada Tanggal 25 Oktober 2014

Pembimbing Penguji

Hj. Anggia Budiarti,S,Kep Mannauly Pardosi,SST,M,Kes NIK : 2008020 NIDN : 02-200785-01

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa,

atas segala kenimatan dan kasih sayang-Nya kepada penulis, sehingga penulisan Laporan Kasus

ini dapat berjalan dengan baik dan benar.

ii

Page 3: Laporan Kasus Abg Pon

iii

Laporan Kasus ini merupakan salah satu persyaratan menyelesaikan praktek klinik III di

RS. Bhayangkara Jitra Bengkulu dengan judul “Asuhan keperawatan pada TN.A dengan

Gastroenteritis di ruang Seruni RS Bhayangkara Jitra Bengkulu tahun 2014”.

Dalam penulisan Laporan Kasus ini, penulis banyak mendapat bantuan baik moril

maupun spiritual dan juga saran dari berbagai pihak yang sangat bermanfaat bagi penulis, oleh

karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimah kasih antara lain kepada yang

terhormat:

1. Hj. Djusmalinar. SKM, M.Kes, selaku direktur Akademi Kesehatan Sapta Bakti Bengkulu

2. Hj. Anggia Budiarti. S.Kep, selaku dosen pembimbing dalam pembuatan laporan studi kasus

3. Seluruh dosen dan staf pengajar di Akademi Kesehatan Sapta Bakti Bengkulu

4. Seluruh staf perawat di ruangan Seruni RS Bhayangkara Jitra Bengkulu

5. Teman-teman seperjuangan di Akademi Kesehatan Sapta Bakti Bengkulu

6. Keluarga besar khususnya kedua orang tua penulis dan orang tercinta yang telah memberikan

support, cinta dan doanya.

Semoga Laporan Kasus ini dapat memenuhi tujuan yang diharapkan, maka dari itu

penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun untuk penyempurnaan

Laporan Kasus ini. Akhirnya penulis berharap Laporan Kasus ini dapat bermanfaat bagi penulis

khususnya dan umumnya bagi pembaca.

Semoga Allah SWT, yang maha segala-galanya membalas budi baik semua pihak yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan Laporan Kasus ini. Akhir kata semoga Allah SWT selalu

mengiri dan melindungi setiap langkah kita menuju kebenaran, Amin.

Bengkulu, 25 Oktober 2014

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL……………………………………………………………………. IHALAMAN PERSETUJUAN…………………………………………………………... IiKATA PENGANTAR………………………………………………………………….. IiiDAFTAR ISI……………………………………………………………………………. iVDAFTAR TABEL……………………………………………………………………….DAFTAR GAMBAR.................................................................................................

VVI

DAFTAR SINGKATAN/ISTILAH............................................................................. VII

iii

Page 4: Laporan Kasus Abg Pon

iv

BAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang………………………………………………….…….………B. Rumusan Masalah.....................................................................................

12

C. Tujuan Seminar Kasus……………………………………………………….D. Manfaat Seminar Kasus.……………………………………………………E. Metode Penulisan Seminar Kasus …………………………………………

222

BAB II TINJAUAN TEORITISA. Konsep Teori Gastroenteritis…………………….………………..............B. Konsep Teori Asuhan Keperawatan……………………………..…………

311

BAB III TINJAUAN KASUSA. Pengkajian Keperawatan…………………………...………………………...B. Diagnosa Keperawatan……………………………………………………….C. Intervensi Keperawatan…..………………………………………………….D. Implementasi Keperawatan…………………………………………………..E. Evaluasi ………………...……………………………………………………

1925262932

BAB IV PEMBAHASANA. Pengkajian Keperawatan……………………………………………………..B. Diagnosa Keperawatan……………………………………………………….C. Intervensi Keperawatan………………..…………………………………….D. Implementasi Keperawatan……………………...…………………………...F. Evaluasi ……………………………………………………………………...

3434353535

BAB V PENUTUPA. Simpulan……………………………………………………………….....B. Saran……………………………………………………………………….

3737

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Tabel Halaman

Tabel 2.1 Intervensi Konsep askep 16

Tabel 3.1 Data penunjang 22

Tabel 3.2 Kebiasaan sehari-hari 23

Tabel 3.3 Analisa data 24

Tabel 3.4 Intervensi keperawatan 26

Tabel 3.5 Implementasi keperawatan 29

iv

Page 5: Laporan Kasus Abg Pon

v

Tabel 3.6 Evaluasi 32

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Gambar Halaman

Gambar 2.1 Anatomi sistem pencernaan 3

v

Page 6: Laporan Kasus Abg Pon

vi

DAFTAR SINGKATAN/ ISTILAH

Na : Natrium

Ca : Kalsium

K : Kalium

Omz : Omeprazol

Hb : Haemaglobin

TTV : Tanda-Tanda Vital

IGD : Instalasi gawat darurat

IV : Intravena

O2 : Oksigen

vi

Page 7: Laporan Kasus Abg Pon

vii

vii

Page 8: Laporan Kasus Abg Pon

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewasa ini banyak sekali jenis penyakit yang diketahui akibat semakin pesatnya perkembangan

teknologi dan ilmu pengetahuan. Penyakit pada zaman dahulu belum diketahui namanya apalagi

penyebabnya, tetapi pada saat ini sudah mempunyai identitas masing-masing sesuai dengan jenis dan

serangan serta tingkat keparahannya. Salah satu penyakit yang sering menyerang dan sangat mematikan

adalah penyakit gastroenteritis (Sunarty, 2011). Di Indonesia gastroenteritis menurut data yang dikeluarkan

oleh Depkes (2003) merupakan penyebab utama dari kesakitan dan kematian. Berdasarkan hasil survei

morbilitas gastroenteritis yang dilakukan kementerian kesehatan 3 tahun sekali sejak 1997-2010, angka

kesakitan gastroenteritis meningkat, angkatan kesakitan gastroenteritis sebesar 411per 1.000 penduduk

(profil Indonesia).

Gastroenteritis disebabkan oleh beberapa faktor anatara lain faktor lingkungan gizi, kependudukan dan

pendidikan sosisal ekonomi, dan perilaku masyarakat. Sedangkan penyabab gastroenteritis sendiri adalah

Bakteri, Virus, parasit, keracunan makanan infeksi, makanan, efek obat, imunodefisiensi dan keadaan-

keadaan tertentu. (Mansjoer, 2000). Infeksi terdiri dari infeksi enteral dan parenteral. Infeksi interal yaitu

infeksi saluran pencernaan dan infeksi parenteral yaitu infeksi di bagian tubuh lain di luar alat pencernaan

(Ngastiyah,2004).

Gastroenteritis adalah penyakit yang dapat ditularkan melalui air dan makanan dengan gejalah klinis

sebagai berikut yaitu perut terasa mulas, peningkatan frekuensi volume cairan dalam kotoran semakin tinggi,

kotoran itu ada yang berupa darah atau lendir, disekitar anus terasa panas, dan seolah-olah ingin buang air,

terasa demam, perut terasa kembung. Dikota Bengkulu penyakit gastroenteritis dari tahun ketahun masuk

dalam golongan 10 (sepuluh) penyakit terbanyak belum menunjukkan kecenderungan menurun. Tahun 2010

jumlah kasus gastroenteritis 9,073 kasus kasus per 1000 penduduk 929,38%). Jumlah kasus yang terjadi

lebih rendah daripada perkiraaan kasus yaitu 13,060 orang. Penderita gastroenteritis ditangani oleh tenaga

kesehatan dibandingkan dengan perkiraan penderita adalah 69,5% (Dinkes Kota Bengkulu, 2007).

Peran perawat pada pasien gastroenteritis yaitu sebagai preventif, promotif, kuratif dan rehabilitative.

Peran perawat sebagai preventif dengan cara mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan kontak

dengan klien diare, memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga tentang pengertian, tanda dan

gejala, penyebab sampai dengan keperawatan dan komplikasi diare. Peran perawat sebagai promotif yaitu

dengan cara menganjurkan klien dan keluarga untuk saling menjaga kebersihan dan makan maknan yang

bergizi. Peran perawat sebagai kuratif yaitu memberikan perawatan dan pengobatan pada klien diare

dengan memberikan cairan elektrolit dan oralit sedangkan peran perawat sebagai rehabilitatif dengan cara

memberikan dukungan kepada keluarga untuk merawat degan baik.

Dari latar belakang tersebut penulis ingin melakukan studi kasus terhadap salah seorang pasien dengan

kasus gastroenteritis, dengan judul “Asuhan Keperawatan Dengan Kasus Gastroenteritis Di Ruang Seruni 1

RS.Bhayangakara Bengkulu Tahun 2014”

1

Page 9: Laporan Kasus Abg Pon

2

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan fenomena yang ada di latar belakang di atas masih tingginya angka kejadian GE,

Maka penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana Asuhan Keperawatan pada pasien Gastroenteritis?

C. Tujuan Seminar Kasus

1. Tujuan Umum

Memperoleh informasi dan gambaran pelaksanaan asuhan keperawatan klien dengan kasus

Gastroenteritis di ruang seruni 1 RS.Bhayangakara Jitra Bengkulu Tahun 2014.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu menjelaskan konsep teori gastroenteritis

b. Mampu melakukan pengkajian pada klien dengan kasus gastroenteritis

c. Mampu menentukan diagnosa keperawatan pada klien dengan kasus gastroenteritis

d. Mampu membuat intervensi keperawatan pada klien dengan gastroenteritis

e. Mampu melakukan tindakan keperawatan / implementasi pada pasien dengan kasus gastroenteritis

f. Mampu melakukan evaluasi prose keperawatan pada pasien dengan kasus gastroenteritis

g. Mampu menganalisa kesenjangan maupun kesamaan antara teori dengan aplikasi asuhan

keperawatan pada klien dengan kasus gastroenteritis.

B. Manfaat Penulisan

1. RS.Bhayangkara Jitra Bengkulu

Hasil studi kasus ini dapat memberikan masukan bagi para tenaga kesehatan khususnya perawat dalam

rangka meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan pada pasien.

2. Institusi Pendidikan/Akademik

Dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi lingkungan akademik khususnya prodi DIII Keperawatan

tentang asuhan keperawatan pada kasus gastroenteritis

3. Penulis Selanjutnya

Informasi yang didapat dari penulis ini berguna sebagai bahan literatur atau referensi dalam melakukan

studi kasus selanjutnya.

C. Metode Penulisan

Metode penulisan laporan seminar kasus ini Deskriptif dengan pendekatan studi kasus.

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Teori Penyakit

1. Pengertian

Page 10: Laporan Kasus Abg Pon

3

Gastroenteritis adalah sebuah penyakit dimana penderita mengalami rangsangan buang air besar yang

terus-menerus dan tinja atau fesesnya memiliki kandungan air yang berlebihan (Zulkoni, 2011).

Gastroenteritis adalah peradangan pada lambung, usus kecil dan usus besar dengan berbagai kondisi

patologis dari saluran gastroenteritis dengan manifestasi diare, dengan atau tanpa disertai muntah,

serta ketidaknyamanan abdomen (Muttaqin, 2011). Gastroenteritis adalah sebuah penyakit dimana

penderita mengalami rangsangan buang air besar yang terus-menerus dan feses yang masih memiliki

kandungan air berlebihan (Sunaryati, 2011).

2. Anatomi dan fisiologi system pencernaan

Gambar 2.1 Sistem Pencernaan

Menurut Ardiansyah (2012), Anatomi fisiologi saluran pencernaan meliputi :

a. Anatomi Mulut

Mulut adalah permulaan saluran pencernaan, pencernaan pada mulut dibantu oleh ptyalin yaitu

enzim yang dikeluarkan oleh kelenjar saliva untuk membasahi proses metabolisme makanan.

b. Anatomi Faring

Faring merupakan organ yang menghubungkan rongga mulut dengan kerongkongan yang

panjangnya 12 cm, di dalam lengkungan faring terdapat tonsil yaitu kumpulan kelenjar limfe yang

banyak mengandung limfosit dan merupakan pertahanan terdapat infeksi. Menelan faring

melakukan gerakan untuk mencegah masuknya makanan kejalan pernafasan dengan cara

menutup sementara katup kesaluran nafas selama beberapa detik,sambil mendorong makanan

masuk kedalam esophagus agar tidak membahayakan jalannya pernafasan.

c. Anatomi Esophagus

Esophagus merupakan saluran yang menghubungkan tekak dengan lambung dan panjangnya 25

cm, dimulai dari faring sampai pintu masuk kardiak dibawah lambung.esopahagus terletak di

belakang rakea dan didepan tulang punggung setelah melalui thorax menembus diafragma masuk

3

Page 11: Laporan Kasus Abg Pon

4

ke dalam apdomen menyambung dengan lambung.sexresi esopages bersifat mukoit yaitu memberi

pelumas untuk pergerkan makanan melalui esopagus.

d. Anatomi Lambung

Lambung merupakan bagian dari saluran yang dapat mengembang terutama didaerah

epigaster,pencernaan di lambung dibantu oleh pepsinogen untuk mencerna protein,lemak,dan

asam garam. Lambung berdistensi untuk menampung makanan yang masuk, awalnya pylorus

tetap tertutup,namun karena efek dari gelombang peristaltik,lambung kemudian menghancurkan

makanan sekaligus memaparkan nya dengan cairan lambung.fungsi lambung adalah

menampung menghancurkan dan menghaluskan makanan melalui mekanisme gerak peristaltik

lambung dan getah lambung.

e. Anatomi Usus Halus Proses pencernaan makanan selanjutnya dilakukan di dalam usus halus dengan bantuan aksi

getah usus.usus halus adalah bagian dari sistem pencernaan yang berpangkal pada pylorus dan

berakhir pada saikum dengan panjang 6 cm. Usus halus ini merupakan saluran paling panjang

yang digunakan sebangai proses pencernaan dan absorsi hasil pencernaan,usus halus terdiri dari

beberapa lapisan yaitu lapisan mukossa,lapisan otot,lapisan memanjang, lapisan serosa.

f. Anatomi Usus Besar

Organ pencernaan ini terdiri atas kolon asenden,tranversum,desenden,sikmoit,serta rektum.

Peristaltik dibagian ini sangat kuat dan mendorong feces cair usus asenden dan

tranversum,kemudian air diserap kedalam usus defenden.

g. Anatomi rektum

Rektum propia adalah sebagian yang melebar disebut ampula rekti jika terisi sisa makanan timbul

hasrat dekfakasi, dan rektum analis rekti. Bagian bawah ditutupi oleh serat otot polos.

h. Anus

Anus adalah bagian dari saluran pencernaan yang menghubungkan rektum dengan dunia luar dan

terletak didasar pelvis,dinding anus diperkuat oleh tiga sepinter(otot cicin)yaitu spinker ani

internus,spinker levator ekstemus.

3. Etiologi

Menurut muttaqin (2011)Penyebab terjadinya gastroenteritis meliputi

a. Inveksi Virus

Norovirus atau norwalk virus merupakan penyebab utama gastroenteritis viral diamerika serikat.

Cara transmisi adalah fekaoral ,manusia ke manusia, air yang terkominasi feses norovirus masa

inkubasi 12-48 jam dengan gejala awal mual,diare,muntah,nyeri kepala dan hipertemi. Agen virus

lain nya yang juga menyebabkan gastroenteritis viral meliputi : calcivuruses, rotavirus, adenovirus,

parvovirus,astrovirus, pestivirus dan torovirus.

b. Infeksi bateri

Berbagai agen bakteri yang masuk ke saluran gastrointestinal dapat memberikan respon

pandangan . pada kondisi di indonesia dengan higienis dan sanitasi yang kurang ,seperti pada

musim penghujan, dimana air membawa sampah dan kotoran lain nya. Juga pada waktu kemarau

Page 12: Laporan Kasus Abg Pon

5

dimana lalat tidak dapat di hindari apalagi di sertai tiupan anginyang cukup besar sehingga

penularan lebih mudah terjadi. Cara transmisi adalah fekal-oral , manusia ke manusia air yang

terkontaminasi feses dengan bakteri meliputi , shigella ,saimonella

C.jujuni,clostridium,perfrigens ,listeria,M avium-intracelullare (MAI)immunocompromised,

providencia, V parahaemolyticus dan V vulniricus

c. Infeksi parasit

Berbagai agen parasiit bisa menginvasi saluran gastroin dan memberikan respon peradangan

dengan manifestasi diare,mual, dan muntah. Agen parasit tersebut meliputi :giardia ,amebiasis,

crytospordium , dan cyelospora.

d. Toksisitas Makanan

Kondisi toksisitas makanan bisa memberikan respon peradanga dengan manifestasi diare. Agen

toksisitas bisa dihasilkan oleh toksin (S.3 aureus, B. Cereu) dan postkolonisasi kuman ( V.cholerea,

C, perfringens, entoretoxigent, E, coli,Aeromonas.

e. Kerancunan kerang dan binatang laut

Beberapa makanan dari laut seperti kerang dan beberapa binatang laut yang masuk kesaluran

gastrointestinal akan memberikan respon inflamasi dan memberikan manifestasi ganstrointestinal.

f. Obat-obatan

Berbagai agen obat yang dapat memberikan respon peradangan pada mukosa saluran

gastrointestinal dan memberikan manifestasi peningkaytan diare. Agen obat yang berhubungan

dengan peradangan gastrointestinal meliputi : Antibiotik, Laksatif, quinidine, kolinergik, sorbitol.

g. Makanan dan minuman

Pada kondisi kekurangan zat gizi ; kelaparan apalagi bila perut kosong dalam waktu yang cukup

lama, kemudian diisi dengan makanan da minuman dalam jumlah banyak pada waktu bersamaan,

terutama makanan yang berlemak, terlalu manis, banyak serat, atau dapat juga karena kekurangan

zat putih telur akan meningkatkan respons saluran gastrointestinal dan menjadi peradangan.

4. Manifestasi Klinis

Menurut Ardiansyah (2012), tanda gejala gastroenteritis yaitu, perut mulas, gelisah, nafsu makan

berkurang, rasa lekas kenyang, mual muntah, badan lemas, sering buang air besar dengan kosistensi

tinja cair atau encer., warna tinja berubah menjadi kehijauan karena bercampur dengan empedu, anus

dan sekitarnya lecet karena defakasi sementara tinja menjadi lebih asam karena banyaknya asam laktat

,turgor kulit jelek (elastisitas kulit menurun), mata cekung, membran mukosa kering, disertai penurunan

berat badan, perubahan TTV, nadi pernafasan cepat, tekanan darah turun, denyut jantung cepat, pasien

sangat lemas, dan kesadaran menurun, konjungtiva anemis, kulit pucat, perut kembung, disertai

demam, adanya nyeri pada daerah abdomen.

Dampak yang dapat ditimbulkan pada pasien gastroenteritis menurut Ardiansyah (2012) adalah :

a. Dehidrasi

Dehidrasi terjadi karena kehilangan banyak air akibat output lebih besar daripada input, dehidrasi

karena kehilangan banyak cairan tubuh ini merupakan penyebab terjadinya kematian pada

penderita Gastroenteritis. Penggolongan Gastroenteritis menurut tingkat dehidrasi.

Page 13: Laporan Kasus Abg Pon

6

a) Dehidrasi ringan

Dehidrasi ringan terjadi jika tubuh kehilangan cairan 2-5% dari berat badan, dengan gambaran

klinis turgor kurang elastis, suara serak, dan pasien mengalami shock.

b) Dehidrasi sedang

Dehidrasi sedang ini terjadi jika tubuh kehilangan cairan 5-8% dari berat badan dengan

gambaran klinis turgor jelek, suara serak, denyut nadi cepat dan pasien masuk tahapan shock.

c) Dehidrasi berat

Dehidrasi ini terjadi jika tubuh kehilangan cairan 8-10% dari berat badan, dengan gambaran

klinik seperti tanda-tanda dehidrasi sedang, ditambah dengan kesadaran menurun apatis

sampai koma, otot-otot kaku sampai sianosis ( warna kebiru-biruan pada kulit dan selaput

lendir akibat peningkatan jumlah absolute Hb tereduksi).

b. Gangguan keseimbangan asam basa (metabik Asidosis)

Hal ini terjadi pada pasien yang kehilangan Natrium bikarbonat yang keluar bersama tinja,

akibatnya metabolisme lemak menjadi tidak sempurna, sehingga benda-benda kotor tertimbun

dalam tubuh termasuk asam laktat karena adanya anoreksia jaringan.

c. Hipoglikemia

Hal ini terjadi karena adanya gangguan penyimpanan atau persediaan glikogen dalam hati dan

adanya gangguan absorpsi glukosa, gejala hipoglikemia akan muncul jika kadar glukosa darah

menurun.

5. Patofisiologi

Menurut muttaqin (2011), Secara umum kondisi peradangan pada gastroentritis disebabkan oleh

infeksi dengan melakukan invasi pada mukosa, memproduksikan enteroktosin atau memproduksi

sitoktosin. Mekanisme ini meningkatkan sekresi cairan atau menurunkan absorpsi cairan sehingga

akan terjadi dehidrasi dan hilangnya nutrisi dan elektolik.

Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ada 3 macam yaitu:

a. Gangguan Osmotik

Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan

dalam rongga yang tidak diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus. Isi

rongga usus yang berlebihan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.

b. Respons inflamasi mukosa terutama pada seluuruh permukaan intestinal akibat produksi

enteroktosinen infeksi memberikan respon peningkatan aktivitas sekresi air dan elektrolit pada

dinding usus kedalam rongga usus dan diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga

usus.

c. Gangguan motilitas usus

Hiperperistaltik akan mengakibat berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan

sehingga timbul diare. Sebaliknya bola peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri

kambuh berlebihan, sealanjutnya timbul diare pula,

Page 14: Laporan Kasus Abg Pon

7

6. Pathway

Toksitosis makanan, efek Invasi virus dan bakteri,parasit obat, keracunan bahan laut,Kesaluran gastroentestinal makanan dan minuman

Invasi pada mukosa Gastroenteritis iritasI saraf lokal Memproduksi enteroktosin, Dan atau memproduksi sitoktosin nyeri abdominal

Masuknya bakteri ke Saluran usus enteroktosin agen peningkatan motilitas usus infeksi

Nutrisi tidak dapat diserap peningkatan aktifitas gangguan absorbsi Diabsorbsi sekresi air dan elektrolit nutrisi cairan

Peningkatan asam akumulasi air lumen diare Organik intestinal

Page 15: Laporan Kasus Abg Pon

8

Sekresi air kelumen feces yang encer intestinal

respon injuri anus

diare kerusakan integritas jaringan anus

peningkatan sekresi cairan dan elektrolit

resiko ketidakseimbangan pencernaan gangguan respon cairan dan elektrolit absorbsi respon sistemik cairan gastroenteritis

dari elektrolit resiko syok hipovolemik kontak mual muntah peningkatan makanan kembung suhu tubuh antara anoreksia permukaan

usus halus berkurang asupan nutrisi hipertermi tidak adekuat

ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

Sumber dari Muttaqin,2011

7. Komplikasi

Komplikasi lain yang akan timbul menurut Ardiansyah (2012) :

a. Kehilangan cairan dan kelainan elektrolit, memicu shock hipovolemik dan hilangnya

elektrolik, seperti hipoklemia (kalium <3 meq/L) dan asidosis metabolik.

b. Distritmia jantung berupa takikardia atrium dan ventrikel, fibrilasi ventrikel, dan kontraksi

ventrikel prematur akibat gangguan elektrolik.

c. Kejang, malnutrisi, dan hipoglikemia

d. Kronis akut dan gagal ginjal Pada dehidrasi yang berkepanjangan, perhatikan pengeluaran

urine yang kurang dari 30ml/jam selama 2 jam beturut-turut.

8. Data pendukung

Adapun pemeriksaan yang perlu di kerjakan menurut Ardiansyah (2012) adalah :

a. Pemeriksaan laboratorium

Page 16: Laporan Kasus Abg Pon

9

a) Pemeriksaan tinja baik melalui mikroskopik untuk mengetahui diagnose pasti, yang harus

memperhatikan keberadaan telur cacing, parasit dan bakteri.

b) Dinistest bila diduga terdapat intolerasi gula

c) Uji bakteri bila perlu

d) Pemeriksaan feces bila terdapat laukosit yang menunjukan adanya implamasi kolon. Jika diare

disertai darah maka perlu dilakukan kultur peces karena dicurigai penyebabnya EHEC, bakteri,

virus dan parasit lainnya.

b. Pemeriksaan darah

a) Darah perifer lengkap, analisa gas darah dan elektrolit ( Na,Ca, K dan P serum pada diare yang

disertai kejang), anemia (hipokronik, jadangg nikrosiotik) dan dapat terjadi karena

malnutris)/malabsorbsi tekanan fungsi sum-sum tulang (proses implamasi kronis) penningkatan

sel darah putih, pemeriksaan kadar ureum, dan creatinin darah untuk mengetahui faal ginjal.

b) Duodenal intubation

Untuk mengetahui kuman penyebab secara kuantitatif dan kualitatif terutama pada diare kronik.

c. Radiologi

Penderita sering mengalami diare yang hilang timbul misalnya colitis ulseratif dan regional enteritis.

Untuk menegakkan diagnosa perlu dilakukan pemeriksaan radiologi.

9. Penatalaksanaan medis

Menurut Sunaryati (2011), bahwa penatalaksanaan penderita gastroenteritis sebagai berikut :

a. Mencegah terjadinya dehidrasi

Mencegah terjadinya dehidrasi dapat dilakukan mulai dari rumah dengan memberikan minuman

lebih banyak dan cairan rumah tangga yang dianjurkan seperti air tajin, kuah sayur, air sup.

b. Pengobatan dehidrasi

Bila terjadi penderita harus segera dibawah ke petugas kesehatan atau sarana kesahatan untuk

mendapatkan pengobatan yang cepat dan tepat yaitu dengan oralit, bila terjadi dehidrasi berat

penderita harus segera diberikan cairan intrravena dengan ringer laktat sebelum dilanjutkan terapi

oral.

c. Memberi makan

Berikan makan selama serangan diare untuk perbaaikan gizi pada penderita agar tetap kuat dan

tumbuh serta mencegah berkurang berat badan, berikan cairan termasuk oralit dan makanan

sesuai yangg dianjurkan. Setelah diare berhenti pemberian makanan ekstra diteruskan selama dua

minggu untuk membantu memulihkan berat badan.

d. Mengatasi masalah lain

Page 17: Laporan Kasus Abg Pon

10

Apabila ditemukan pada penderita diare disertai penyakit lain maka diberikan pegobatan sesuai

indikasi, dengan tetap mengutamakan rehidrasi tidak ada obat yang aman dan efektif untuk

menghentikan diare.

10. Pengobatan untuk diare

a. Obat anti sekresi

Asetosal dosis 25 mg/ tahun dengan dosis minimum 30 mg

b. Obat spasmolitik

Umumnya obat spasmolitik seperti papverim,ekstrak beladora, opium loperamid tidak digunakan

untuk mengatasi diare akut lgi.

c. Antibiotik

Umumnya antibiotik tidak diberikan bila ada penyebab yang jelas, bila penyebab kolera, diberikan

tetrasiklin 25-50mg/KG/BB/ hari, antibiotik juga diberikan bila terdapat penyakit penyerta seperi :

OMA, faringitis, bronkitis atau bronkopneumonia,(Ngastiyah, 2003).

B. Konsep Asuhan Keperawatan

Asuhan keperawatan adalah proses atau rangkaian kegiatan pada pratek keperawatan yang diberikan

secara langsung kepada klien di berbagai tatanan pelayanan kesehatan dimulai dari pengkajian

(pengumpulan data, analisa data dan penentuan masalah ) diagnose keperawatan , penatalaksanaan dan

evaluasi.

Fokus Pengkajian menurut doengoes(2000)

1. Pengkajian keperawatan

a. Biodata : identitas pasien meliputi nama , berat badan (sebelum dan saat sakit), jenis kelamin,

alamat rumah, suku bangsa, agama dan nama orang tua. Keluhan utama pasien biasanya

mengeluh sering buang air besar dengan konsistensi cair atau encer, berwarna kehijauan dan

berbau amis , biasanya disertai mual muntah , tidak nafsu makan, perut mulas, gelisah, rasa

lekas kenyang, badan lemas, dan disertai dengan demam tinggi, terjadi penurunan berat badan,

perubahan TTV, turgor kulit jelek, perut terasa kembung, kulit tampak pucat, konjungtiva anemis,

nyeri pada daerah abdomen.

b. Riwayat kesehatan

1) Riwayat kesehatan sekarang

Biasanya pasien mengeluh badan terasa lemas , pusing, nyeri daerah abdomen, gelisah ,

muntah muntah, perut mulas, nafsu makan berkurang, rasa lekas kenyang, sering buang air

besar dengan konsistensi tinja cair atau encer,penurunan berat badan, demam, perubahan

Page 18: Laporan Kasus Abg Pon

11

TTV, turgor kulit jelek, perut terasa kembung, kulit pucat, konjungtiva anemis,nyeri pada

daerah abdomen.

2) Riwayat kesehatan masa lalu

Dikaji apakah pasien ada riwayat penyakit gastritis, tukak lambung dan diabetes melitus

yang dapat menyebabkan terjadinya gastroenteritis sehingga harus dirawat di rumah sakit.

3) Riwayat kesehatan keluarga

Apakah dalam keluarga ada yang menderita penyakit gastritis, tukak lambung dan diebetes

melitus.

4) Pemeriksaan Tanda-tanda vital (TTV)

TD : Biasanya mengalami peningkatan TD

N : Biasanya nadi pasien cepat

P : Biasanya pernapasan pasien tidak normal

S : Terjadi peningkatan suhu tubuh pada pasien gastroenteritis

c. Pola kesehatan sehari hari

1) Nutrisi ( makanan dan minuman)

Biasanya nafsu makan menurun , mual muntah, penurunan berat badan.

2) Pola eliminasi (BAB dan BAK)

BAB: biasanya pasien sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer,

BAK : biasanya warna kencing pekat

3) Istirahat dan tidur

Biasanya pasien mengalami Gangguan pola tidur, nyeri pada daerah abdomen perut terasa

mulas dan di sekitar anus terasa panas dikarenakan buang air besar secara terus menerus.

4) Sirkulasi

Gejala : perasaan dingin pada ruangan hangat

Tanda : TD rendah,nadi takikardi

5) Intergritas ego

Gejala : Faktor stres , ketidakberdayaan/putus asa

Tanda : Anisietas (gelisah)

6) Nyeri/kenyamanan

Gejala : pasien mengalami nyeri pada daerah abdomen bagian kuadran atas.

7) Interaksi sosial

Biasanya pasien mengalami rasa tidak berdaya yang dikarenakan rasa nyeri, kondisi badan

terasa lemah dan ketidakmampuan pasien untuk melakukan interaksi.

d. Pemerikasaan fisik

Page 19: Laporan Kasus Abg Pon

12

Pemeriksaan fisik dilakukan pada pasien secara inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi,

yaitu : keadaan umum , kesadaran ,pemeriksaan fisik secara head to toe, meliputi :

1) Kepala

Inspeksi : Bentuk kepala simetris , tidak ada benjolan dan bekas luka operasi

distribusi rambut merata rambut beruban ,dan keadaan rambut bersih .

Palpasi : tidak ada nyeri tekan

2) Mata : mata cekung , konjungtiva anemis, skelera an-ikterik , pupil

isokor reflek cahaya positif tidak ada odema dan fungsi penglihatan

baik .

Palpsi : tidak ada nyeri tekan

3) Hidung

Inspeksi : bentuk simetris klien mampu membedakan bau-bauan , tidak

ada benjolan, tidak ada peradangan atau polif.

Palpasi : tidak ada nyeri tekan .

4) Telinga

Inspeksi : Bentuk telinga simetris, klien mampu mendengar dengan

baik tidak ada cairan yang keluar seperi serum atau eskudat.

Palpasi : tidak ada nyeri tekan dan peradangan disekitar telinga.

5) Mulut/gigi

Inspeksi : Bentuk bibir simetris , lidah bersih, membran mukosa mulut kering,

tidak ada keries tidak ada peradangan tonsil dan tidak stomatitis.

6) Leher

Inspeksi :Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid ,tidak ada kesulitan

menelan , tidak ada bekas luka dan jaringan perut disekitar leher.

Palpasi : tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak ada nyeri,

tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid dan tidak ada nyeri tekan.

7) Dada/paru

Inspeksi :bentuk simetris , tidak ada bekas luka, klien bernafas

menggunakan otot-otot pernafasan dada pergerakan rongga dada seimbang

atau sama

Palpasi : tidak ada nyeri tekan

Perkusi : Dada khususnya ada setiap intercosta normal (resonan )

Auskultasi : Bunyi nafas vesikuler , bunyi jantung 1 dan 2 reguler (normal lup-dup )

8) Abdomen

Inspeksi : bentuk simetris , tidak ada luka

Palpasi : ada nyeri tekan / tidak.

Perkusi : suara hipertympani ( Kembung)

Page 20: Laporan Kasus Abg Pon

13

Auskultasi : Adanya peningkatan bising usus > 25x/menit tungor kulit jelek

9) Ginetalia : Bersih atau tidak , terpasang kateter/tidak, adanya lecet pada daerah anus

atau tidak.

10) Ekstrimitas

Atas : ada luka atau tidak , terpasang infus atau tidak, turgor kulit biasanya jelek.

Bawah : biasanya tidak ada edema

e. Data psikologi

Biasanya pasien merasa cemas dan gelisah selama dirawat dirumah sakit

f . Data sosial ekonomi

Perekonomian dalam keluarga sangat menentukan untuk derajat kesehatan keluarga tersebut ,

semakin tinggi perekonomian maka semakin tinggi juga tingkat sosial dan keluarga tersebut.

2. Diagnosis keperawatan

a. Analisa data

No Data Fokus Interprestasi data Masalah

1 DS : Biasanya Klien mengatakan sering

buang air besar secara terus

menerus dengan konsistensi tinja

cair dan disertai mual muntah.

DO: - Klien tampak lemas

- Klien tampak pucat

- Mukosa bibir kering

- turgor kulit Jelek

- Mata cekung

- Membran mukosa kering

- terjadi perubahan TTV

BAB sering dengan

konsistensi cair

Cairan keluar

Banyak

Dehidrasi

Out put berlebihan

Resiko

Ketidak

seimbangan

cairan dan

elektrolik

2 DS : biasanya Pasien mengatakan sering

mual dan muntah, nafsu makan

menurun, rasa lekas kenyang.

DO : - Terjadi penurunan BB

- K/U Lemah

Imflasi saluran

Pencernaan

Mual dan muntah

Resiko

Ketidak

seimbangan

nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Page 21: Laporan Kasus Abg Pon

14

-Nafsu makan kurang yang biasanya

pasien makannya banyak, tapi

pasien makan yang disediakan

hanya habis 2-3 sendok makan.

Anoreksia

Intake tidak

Adekuat

3 DS : Biasanya pasien mengatakan nyeri

pada daerah abdomen dengan

skala nyeri 5 antara(0-10)

DO : - Wajah pasien tampak meringis dan

tampak memegang daerah

abdomen.

- Pasien gelisah

- Terjadi perubahan TTV

Invasi virus dan bakteri

kesaluran gastrointestinal

Invasi pada mukosa,

memproduksi

enterotoksin atau

Sitotoksin

Gastroenteritis

Iritasi saluran

Gastrointestinal

Nyeri

4 DS : Biasanya Pasien mengatakan pada

daerah anusnya terasa perih dan

gatal

DO :-Pasien tampak meringis dan

terdapat lecet didaerah anus

disertai dengan warna kemerahan.

gastroenteritis

Feces yang encer

Kemerahan dan gatal

Kulit disekitar

anus lecet dan

teriritasi

Kerusakan

integritas

Jaringan anus

5 DS : Biasanya pasien mengatakan badan

nya panas

DO : - Terjadi peningkatan Suhu tubuh

pasien ≥ 36,5oC

Peningkatan

motilitas usus

Respon sistematik

Peningkatan suhu tubuh

Hipertermi

Page 22: Laporan Kasus Abg Pon

15

b. Diagnosa keperawatan yang ditemukan menurut Muttaqin, (2011) :

1. Resiko ketidakseimbangan cairan dan elektrolik berhubungan dengan out put berlebihan

2. Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake

yang tidak adekuat

3. Nyeri berhubungan dengan iritasi saluran gastrointestinal

4. Resiko kerusakan intergritas jaringan anus berhubungan dengan feces yang encer dengan

asam tinggi dan mengiritasi mukosa anus

5. Hipertermi berhubungan dengan respons sistematik

NO Diagnosa keperawatan Tujuan dan Kriteria

Hasil

Intervensi Rasional

1 Resiko

ketidakseimbangan

cairan dan elektrolik

b.d out put berlebihan

Tujuan:

Dalam waktu 2x24 jam kebutuhan

cairan dan elektrolik.

Kriteria hasil:

Turgor kulit baik

Mukosa bibir lembab

Mual muntah berkurang

TTV normal

1. Observasi

tanda-tanda

vital

2. Berikan cairan

oral sedikit

demi sedikit

3. Jelaskan

tentang

dehidrasi oral

4. Berikan cairan

melalui IV

1. Untuk

memantau

tanda-tanda

vital

2. Untuk

mencegah

terjadinya

respons

muntah

3. Penting

disampaikan

pada pasien

dan keluarga

bahwa

dehidrasi oral

tidak

menurunkan

durasi dan

volume diare

4. Untuk

memenuhi

kebutuhan

Page 23: Laporan Kasus Abg Pon

16

cairan dalam

tubuh

2 Resiko

ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

berhubungan dengan

intake yang tidak

adekuat

Tujuan:

Dalam waktu 2x24 jam pasien akan

mempertahankan kebutuhan nutrisi

yang adekuat

Kriteria hasil:

Berat badan dalam rentang

normal

Konjungtiva an-anemis

Nafsu makan meningkat

Mual muntah berhenti

1. Kaji

pengetahuan

pasien

tentang

asupan nutrisi

2. Berikan nutrisi

secepatnya

3. Memonitor

perkembanga

n berat badan

1. Untuk

mengetahui

tingkat

pengetahuan

sosial ekonomi

dalam asupan

nutrisi

2. Untuk

memenuhi

kebutuhan

nutrisi

3. Sebagai

evaluasi

terhadap

intervensi

yang diberikan

3 Nyeri berhubungan

dengan iritasi saluran

gastrointestinal

Tujuan:

Dalam waktu 2x24 jam nyeri

berkurang atau hilang

Kriteria hasil:

Nyeri hilang atau teratasi

Klien tidak tampak gelisah

lagi

Klien tidak tampak meringis

lagi

Tanda-tanda vital normal

1. Istirahatkan

pasien pada

saat nyeri

muncul

2. Anjurkan

teknik

relaksasi

pernafasan

dalam disaat

nyeri muncul

3. Ajarkan teknik

distraksi pada

saat nyeri

4. Ciptakan

lingkungan

yang nyaman

1. Untuk

mengurangi

rasa nyeri

2. Untuk

meningkatkan

asupan

oksigen

sehingga akan

mengurangi

nyeri

3. Sebagai

pengalih

perhatian pada

saat nyeri tiba

4. Agar pasien

merasa

nyaman

4 Resiko kerusakan

intergritas jaringan

Tujuan:

Dalam waktu 2x24jam terjadi

1. Observasi

kemerahan

1. Untuk

mengetahui

Page 24: Laporan Kasus Abg Pon

17

anus berhubungan

dengan feces yang

encer dengan asam

tinggi dan mengiritasi

mukosa anus

peningkatan mukosa anus

Kriteria hasil:

Kulit anus lembab atau

tidak kering

Bersih

Tidak ada inflamasi pada

anus

pada anus

2. Pijat kulit

khususnya

diatas

penonjolan

tulang

resiko

kerusakan

intergritas kulit

pada anus

2. Untuk

memperbaiki

sirkulasi pada

kulit

5 Hipertermi

berhubungan dengan

respons sistematik

Tujuan:

Dalam waktu 2x24 jam terjadi

penurunan suhu tubuh

Kriteria hasil:

Suhu tubuh menurun

Klien tidak tampak demam

1. Lakukan tirah

baring pada

fase akut

2. Atur

lingkungan

yang kondusif

3. Brikan

kompres air

dingin (air

biasa)

4. Kolaborasi

dengan tim

dokter dalam

pemberian

obat

1. Untuk

menurunkan

laju

metabolisme

yang tinggi

pada fase akut

dan

menurunkan

suhu tubuh

2. Untuk

menciptakan

lingkungsn

nyaman dan

tenang

3. Untuk

mencegah

terjadinya

peningkatan

suhu tubuh

4. Untuk

memblok

respons oanas

sehingga suhu

tubuh pasien

cepat

BAB III

Page 25: Laporan Kasus Abg Pon

18

TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian Keperawatan

No RM : 07 28 73

Ruangan melati : Seruni

Tanggal masuk : 06-10-2014

Tanggal pengkajian : 06-10-2014

Diagnosa medis : Gastroenteritis

a. Pengkajian keperawatan

1. Identitas klien

Nama : Tn.A

Umur : 69 Tahun

Jenis kelamin : laki-laki

Pendidikan : SD

Agama : islam

Alamat : Ds. Wayhawang, kec, wayhawang kaur

2. Identitas penanggung jawab

Nama : Tn.B

Umur : 25 Tahun

Jenis kelamin : laki-laki

Pendidikan : SMA

Agama : islam

Pekerjaan : swasta

Alamat : Ds. Wayhawang, kec, Wayhawang

Hubungan dengan keluarga : Anak kandung

3. Keluhan utama

Pasien mengeluh sering BAB ,mual muntah, nafsu makan berkurang, dan nyeri pada abdomen.

a. Riwayat kesehatan sekarang

Klien masuk rumah sakit Bhayangakara pada tanggal 06 oktober 2014 pada pukul 22.00 wib

dengan keluhan mual muntah 6x sehari, tidak ada nafsu makan, badan lemah, BAB 8x dengan

konsistensi tinja cair , nyeri pada abdomen ,istri pasien mengatakan saat masih dirumah pasien

sangat panas tinggi oleh keluarga klien dibawa ke IGD rumah sakit Bhayangkara.

Pada saat dikaji pada tanggal 06 oktober 20124 pukul 09.00 wib pasien mengatakan

setelah mengkomsumsi makanan ikan laut pasien mengeluh perut terasa mulas dan BAB lebih

dari 7x dengan kosistensi cair tetapi tidak berlendir, mual, muntah 6x , warna muntah putih ke

kuning kuningan , nafsu makan menurun, mata agak cekung, turgor kulit jelek, porsi makan

19

Page 26: Laporan Kasus Abg Pon

19

dihabiskan 2-3 sendok kedaan klien lemah, nyeri pada abdomen, skala nyeri 6(0-10), ekspresi

wajah meringis menahan nyeri,berat badan sebelum sakit 45, saat ini 44 kg.

b. Riwayat kesehatan dahulu

Beberapa tahun yang lalu pasien pernah dirawat dirumah sakit karena penyakit

maagh(gastritis)yang sudah bertahun-tahun diderita. Pasien tidak memiliki riwayat alergi.

Selain itu , keluarga pasien menambah pasien pernah menjalani pengobatan selama 2x di

rumah sakit Bhayangkara.

c. Riwayat kesehatan keluarga

Saat pengkajian diperoleh data bahwa anggota keluarga pasien tidak ada yang mempunyai

riwayat penyakit yang sama dengan pasien.

4. Pemeriksaan fisik

Kesadaran : compos mentis

Keadaan umum : lemah

Tekanan darah : 130/90mmhg

Nadi : 80x/menit

Pernapasan : 20x/menit

Pemeriksaanhead to toe :

a. Kepala

a) Rambut

Inspeksi : rambut berwarna keputi- putihan (beruban) tampak bersih

Palpasi : tidak ada nyeri tekan

b) Mata

Inspeksi : mata cekung konjungtiva an-anemis, skelera an- ikterik,tidak menggunakan

alat bantu penglihatan

Palpasi : tidak ada nyeri tekan disekitar mata

c) Hidung

d) Inspeksi : bentuk hidung simetris, klien mampu membedakan bau bauan,

tidak ada benjolan, tidak ada peradangan atau polip.

Palpasi : tidak ada nyeri tekan

e) Telinga

Inspeksi : bentuk telinga simetris, klien mampu mendengar dengan baik tidak ada

cairan yang keluar seperti serum atau ekskudat.

Palpasi : tidak ada nyeri tekan peradangan disekitar telinga.

f) Mulut

Inspeksi : bentuk bibir simetris, lidah bersih, mukosa bibir kering, ada karies gigi,

tidak ada pandangan tonsil dan stomatis.

g) Leher

Inspeksi : tidak ada pembesaran tyroid , tidak ada kesulitan menelan, tidak ada

bekas luka dan jaringan perut disekitar leher.

Page 27: Laporan Kasus Abg Pon

20

Palpasi : tidak ada pembesaran venna jugularis, tidak pembengkakan kelenjar

tyroid dan tidak ada nyeri tekan.

h) Dada

Inspeksi : bentuk simetris tidak ada bekas luka, klien bernafas menggunakan otot

otot pernafasan dada pergerakan rongga dada seimbang.

Palpasi : tidak ada nyeri tekan.

Perkusi : dada khususnya ada setiap intercosta normal (resonan)

Auakultulasi: bunyi nafas vesikuler (normal)

i) Abdomen

Inspeksi : bentuk abdomen simetris

Auskultasi : bising usus positif 25x/menit

Palpasi : ada nyeri daerah bagian abdomen kuadran atas skala nyeri 6 ,turgor kulit

jelek.

Perkusi : didapatkan hipertimpani (kembung)

j) Genetalia dan rectum

Tidak diperiksa. Klien mengatakan tidak ada kelainan atau keluhan yang berhubungan

dengan alat genetalia dan rektum.

k) Kulit

Inspeksi : integritas kulit baik ,

Palpasi : tidak ada kerusakan, turgor kulit jelek

l) Ekstrimitas : pada ekstrimitas atas tidak ada masalah,tidak ada luka bekas operasi dan

tidak ada luka atau patah tulang, pada tangan kiri terpasang infuse RL.20 tts/menit. Pada

ekstrimitas bawah juga tidak ada masalah, tidak ada varises dan odem patella positif dan

reflek babinsky positif .

b. Data psikologi

Tn. A Mengatakan mempunyai penyakit gastritis, Tn.A terlihat semakin lesu, lemah, cemas dan

tidak bersemangat.

c. Data sosial ekonomi

Tn. A sebagai kepala keluarga bekerja sebagai petani

d. Data spiritual

Tn.A mengatakan bahwa keluarga nya dan keluarga istrinya semua beragama islam jadi

kehidupan sehari harinya selalu dipengaruhi oleh agamanya.

Tabel 3.1

Data Penunjang

Himatologi Hasil Satuan Nilai rujuk

Hematokrit <26 G 40.45

Hemoglobin <12.1 gr/dl 12.0-16.0

Page 28: Laporan Kasus Abg Pon

21

Leukosit 8.1 Mg/dl 4.0-10.0

Trombosit 294.000 sel/mm^3 150.000-

400.000

Klinik kimia Hasil Satuan Nilai rujuk

Ureum serum 23.0 Mg/dl 20-40

Kreatini serum 0.8 Mg/dl 0.5-1.2

Glukosa sewaktu Hasil Satuan Nilai rujuk

Glukosa sewaktu 124 Mg/dl 70-120

Malaria

/DDR (Slide)

Hasil Satuan Nilai rujuk

Plasmadium vivax (-) Negatif

5. Pelaksanaan medis

Therapy :

a. Biodiar 3x1 tablet

Indikasi : anti diare

b. OMZ 1X 20mg

Indikasi : jangka pendek ulkus doudenaldan lambung

c. Pct 3x1 tablet

Indikasi :menghilangkan rasa sakit dan demam

d. Dexanta 3x1

Indikasi : tukak lambung, perut lambung nyeri ulu hati, hipareditas lambung

e. Contrimoxazole 2x1

Indikasi : infeksi saluran nafas, infeksi saluran pencernaan, infeksi saluran

pernafasan

f. Cefotaxim

Indikasi : infeksi saluran nafas, inveksi saluran nafas, infeksi saluran pencernaan

g. Ranitidine

Indikasi : tukak lambung, tukak doudenum,tukak paska oprasi, dan pengobatan

alternatif jangka pendek.

h. Infus RL 20 tts/menit

i. Ondensentron

Tabel 3.2

Kebiasaan Sehari-hari

Kebiasaan Dirumah Dirumah sakit

Nutrisi

- Pola makan 3x sehari 3x sehari

Page 29: Laporan Kasus Abg Pon

22

- Porsi

- Pantangan

- Minuman

- Jenis

1 piring

Tidak ada

5 gelas perhari

Air putih,kopi

2-3 sendok karena mual

ada

5 gelas

Air putih

Eliminasi

- Pola BAB kosistensi

- Bau

- Frekuensi

- Pola BAK kesulitan

frekuensi warna

Lembek

Khas

2x sehari

Tidak ada

4-5 sehari

Kekuningan

Cair

Khas

7x sehari

Tidak ada

3-4 sehari

Kekuningan

Istirahat tidur

- Frekuensi

- Kesulitan

7 jam

Tidak ada

5 jam

Ada

Aktifitas bertani

Istirahat ditempat tidur dan

buang BAB dan BAK

Dibantu perawat dan

keluarga

Tabel 3.3

ANALISA DATA

Page 30: Laporan Kasus Abg Pon

23

B. Diagnosa keperawatan yang ditegakkan :

1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan out put yang berlebihan

2. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake yang tidak adekuat.

3. Nyeri berhubungan dengan kram abdomen akibat dilatasi sekunder dan hiperperistaltik.

A. Intervensi keperawatan

No Data fokus Interprestasi data Masalah

1 Ds : klien mengatakan

BAB 7x sehari dengan

konsistensi cair dan

disertai muntah

Do: -klien muntah 6x

-warna muntah

kekuning - kuningan

-keadaan umum

lemah

-mukosa bibir kering

-turgor kulit jelek

-hipertimpani

(kembung)

-Mata cekung

BAB seiring dengan

konsistensi cair

Cairan keluar

banyak

Dehidrasi

Out put berlebihan

Gangguan keseimbangan

cairan terganggu

2 Ds : klien mengatakan

nafsu makan menurun

dan mual muntah,

badan terasa lemas

Do : - keadaan klien

melemah

-tidak ada nafsu

makan

-porsi makan

dihabiskan 2-3

sendok

-warna muntah

putih kekuning

kuningan

-mukosa bibir

kering

BB 44kg

Implamasi saluran

pencernaan

Mual dan muntah

Anoreksia

Intake tidak adekuat

Gangguan pemenuhan

nutrisi kurang dari

kebutuhan

3 Ds : klien mengatakan

nyeri pada daerah

abdomen

Do : - skala nyeri 6

-pasien tampak

meringis

- Pasien tampak

gelisah

Penyakit

gastroenteritis

Respon radang

Iritasi saluran cerna

Rasa tidak nyaman

Gangguan rasa nyeri

Page 31: Laporan Kasus Abg Pon

24

Tgl No Diagnosa

keperawatan

Tujuan dan kriteria

hasil

Interventasi Rasional Para f

06

oktob

er

2014

1 Gangguan

keseimbangan

cairan dan

elektrolik

berhubungan

dengan out

putyang

berlebihan

Tujuan setelah

dilakukan tindakan

keperawatan 2x

24 jam diharapkan

terpenuhi volume

cairan tubuh

dengan kriteria

hasil :

-BAB 2X sehari

-konsistensi

lembek

-Mukosa bibir

lembab turgor kulit

baik

-TTV dalam batas

normal

-Mual muntah

berhenti

1.Pantau TTV

2.Berikan cairan oral

sedikit demi sedikit

3.Kaji input output

cairan

4.Dorongg klien untuk

menambah intake oral

5.Berkolaborasi dengan

dengan Dokter dalam

pemberian obat dan

cairan melalui

intravena:

- OMZ 1X20mg

- Dexanta 3x1

- Contrimoxazole 2x1

- cairan infus RL 20

tetes/menit

- Biodar 3X1 Tablet5.

6.Berikan penkes pada

klien tentang penyakit

gastroenteritis dan

penyebabnya.

1.Untuk mengetahui

keadaan umum

pasien

2.Untuk mencegah

terjadinya respon

muntah

3.Untuk

mengetahaui

caiaran yang masuk

dan keluar dalam

tubuh

4.Untuk memenuhi

cairan dalam tubuh

6.Untuk mengurangi diare dan memenuhi cairan dalam tubuh.

6. Untuk menambah pengatahuan klien dan mengurangi kejadian gastroenteritis berulang.

06

oktob

er

2 Gangguan

pemenuhan

nutrisi kurang

-Tujuan setelah

dilakukan tindakan

keperawatan 3x

1.Anjurkan klien makan

sedikit tapi sering

1.Diharapkan

lambung akan terisi

sehingga tidak

Page 32: Laporan Kasus Abg Pon

25

2014 dari kebutuhan

tubuh

berhubungan

dengan intake

yang tidak

adekuat

24 jam diharapkan

kebutuhan nutrisi

kurang dari

kebutuhan tubuh

teratasi dengan

kriteria :

-Berat badan

dalam rentang

normal

-Konjungtiva an-

anemis

-Nafsu makan

meningkat

-Mual muntah

berkurang

atauberhanti

-TTV normal

2.Hindari makanan

yang keras dan

merangsang

peningkatan asam

lambung seperti asam,

pedas

3.Timbang berat badan

4.Ciptakan lingkungan

yang nyaman pada

waktu makan

5.Kolaborasi dengan

ahli gizi

6.Berkolaborasi dengan

tim medis dalam

pemberian obat mual:

- Ranitidine

- Ondansentron

merangsang

peningkatan asam

lambung

2.Untuk

menghindari iritasi

padda saluran

pencernaan .

3.Untuk mengetahui

perubahan berat

badan yang

menurun

4.Untuk

meningkatkan nafsu

makan

5.Ahli gizi dapat

menentukan

makanan dan diet

yang baik untuk

klien

6.Untuk mengurangi

rasamual dan

muntah

Page 33: Laporan Kasus Abg Pon

26

06

0kt0b

er

2014

3 Nyeri

berhubungan

dengan kram

abdomen akibat

dilatasi skunder

dan

hiperperistaltik

-Tujuan setelah

dilakukan tindakan

keperawatan 2x

24 jam diharapkan

klien merasa

nyaman dengan

kriteria hasil :

-Nyeri hilang atau

teratasi

-Klien tidak

gelisah lagi

-Klien tidak

meringis lagi

-Tanda -tanda

vital normal

1.Observasi skala nyeri

2.Ajarkan tekhnik

relaksasi

3.Ciptakan lingkungan

yang nyaman

4.Berkolaborasi dengan

tim dokter dalam

pemberian obat

analgetik:

- cefotaxim

- Pct 3x1 tablet

4.Berikan penjelasan

pada klien tentang

manajemen nyeri.

1.Dengan

mengobservasi

skala nyeri maka

kita dapat

mengetahui berapa

skala nyeri yang

dialami klien

sehinggakita dapat

menentukan

tindakan

keperawatan

selanjutnya.

2.Untuk mengurangi

rasa nyeri apabila

nyeri muncul

3.Dengan

lingkungan yang

nyaman dan tenang

diharapkan klien

dapat beristirahat

yang cukup

membantu

mengurangi stesor

nyeri.

4.Untuk mengurangi

rasa nyeri.

4.Dengan

penjelasan yang

diberikan klien

dapat mengatasi

masalah nyeri

dengan sendirinya.

Page 34: Laporan Kasus Abg Pon

27

B. Implementasi keperawatan

Hari

/tanggal

Jam No

Ds

Implementasi keperawatan Respon hasil Para

f

14.00

wib

14.15

wib

1

2

1. MemantauTTV

2. Memberikan cairan oral

sedikit demi sedikit

3. mengkaji input output

cairan

4. Dorong klien untuk

menambah intake oral

5. Mengkolaborasikan

pemberian obat dan cairan

dengan tim dokter:

-OMZ 1X20mg

-Dexanta 3x1

-Contrimaxazole 2x1

-infus 20 tts/menit

-Biodar 3x1 tab

6. Memberikan penkes pada

klien tentang penyakit

gastroenteritis dan

penyebabnya.

1. Memberikan makanan 3x

sehari

1.TD:120/80 mmhg

N: 80x /menit

P: 22 x/menit

S : 36,50 C

2.Pasien minum 5

gelas/hari

3.cairan masuk 1250 ml

leawat oral, 2500cc

lewat cairan infus.

4.klien mau menuruti

yang di anjurkan

5.Klien sudah tampak

ceria, tidak lemas lagi

6.Pengetahuan klien

bertambah, klien

mengerti tentang

penyakit yang

dideritanya.

1. Klien

sedangtampak

makan siang,1

Page 35: Laporan Kasus Abg Pon

28

09.30

wib

3

2. Menimbang berat badan

klien

3. Menjelaskan pantangan

makanan yang harus

dihindari sepertimakan,

makanan yang pedas dan

asam

4. Kolaborasi dengan Ahli gizi

5. Mengkolaborasikan dengan

tim dokter dalm memberikan

obat mual-muntah:

- Ranitidine

- Ondansentron

1. Mengobservasi skala nyeri

2. Mengajarkan tekhnik relaksi

porsi

bubur,dan dan

sayur

sayuran,klien

hanya

menghabiskan

½ porsi makan

, klien masih

merasa mual

2. Berat badan

klien 44 kg

3. Klien tampak

mengerti

intruksi

perawat untuk

tidak makan

makanan

pedas dan

asam

4. Klien mau

menuruti diet

yang di

anjurakn ahli

gizi

5. Rasa mual-

muntah klian

berkurang

1.Pasien mengatakan

nyeri daerah abdomen

2.Pasien sudah tampak

melakukan tekhnik

Page 36: Laporan Kasus Abg Pon

29

nafas dalam pada nyeri tiba

3. Menciptakan linkungan

yang nyaman untuk klien

4. Berkolaborasi dengan tim

dokter dalam memberikan

obat analgetik:

a. Cefotaxim 1 gr,1

vital

b. Pct 3x1 Tablet

5. Memberikan penjelasan

pada klien tentang

manajemen nyeri

relaksasi napas dalam

yang diajarkan perawat

pada saat nyeri agak

berkurang

3.Klien tampak tenang

4.Nyeri berkurang klien

tamapak lebih tenang

5.Klian sudaah bisa

mengatasi masalah

nyerinya dengan

sendiri.

C. Evaluasi

Hari/tanggal No

dx

Diagnosa Catatan perkembangan Paraf

Rabu 08

oktober 2014

1 Gangguan keseimbangan cairan

elektolit berhungan dengan out

put berlebihan

S: klien mengatakan BAB

tidak lagi cair dan lembek ,

muntah tidak lagi.

Page 37: Laporan Kasus Abg Pon

30

O: mukosa bibir lembab , turgo

kulit baik, mual muntah

berhenti.

TD: 120/80 mmhg

N : 80x /menit

P : 23 x /menit

S : 36,0 0C

A: masalah teratasi

P: intevensi dihentikan

2 Gangguan pemenuhan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan intake yang

tidak adekuat.

S: klien mengatakan sudah

dapat menghabiskan

makanan sebanyak 1 porsi

besar

O: berat badan 44 kg ,

nafsu makan klien

meninggkat, konjungtiva an-

anemis mual muntah

berhenti

TTV Normal

TD : 120/80 mmhg

N : 80 x/menit

P : 23x /menit

S : 36,00C

A: masalah teratasi

P: intervensi dihentikan

3 Nyeri berhubungan dengan kram

abdomen akibat dilatasi sekunder

dan hiperpristaltik

S: klien mengatakan rasa

nyeri dibagian abdomen tidak

terasa lagi/hilang

O: klien tampak tenang

/nyaman klien tidak tampak

meringis lagi rasa kram

Page 38: Laporan Kasus Abg Pon

31

pada abdomen hilang

rasa nyeri hilang

A: masalah teratasi

P: intervensi dihentikan

BAB IV

PEMBAHASAN

Dari hasil pelaksanaan asuhan keperawatan pada Tn.A dengan kasus gastroenteritis di ruang seruni 1

RS.Bhayangkara Jitra Bengkulu pada tahun 2014 yang dimulai dari tangal 01 Oktober Sampai 14 Oktober

ditemukan beberapa persamaan/ kesenjangan antar teori yang ada dengan data yang didapatkan.

A. Pengkajian Keperawatan

Dari semua data yang dikumpulkan Terhadap Tn.A diperoleh data bahwa Tn.A saat ini mengeluh

badannya terasa lemah, nafsu makannya berkurang dikarenakan perut terasa mual dan nyeri pada

abdomen, dengan BAB 7x sehari data ini didapat dari pengkajian riwayat kesehatan sekarang. Hal ini

sependapat dengan teori menurut (Ardiansyah,2012) diperoleh keluhan yang mengatakan bahwa tanda

Page 39: Laporan Kasus Abg Pon

32

gejala gastroenteritis yaitu perut terasa mulas, gelisah, suhu tubuh meningkat, nafsu makan berkurang mual,

sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair, disertai dengan mual dan muntah, warnah tinja berubah

menjadi kehijau-hijauan karena bercampur dengan empedu, trdapat tanda-tanda dehidrasi, turgor kulit jelek,

mata cekung, mukosa bibir kering disertai penurunan berat badan, anus dan sekitarnya lecet, turgor kulit

menurun, perubahan tanda-tanda vital. Ia juga mengatakn tidak semua penderita gastroenteritis mengalami

perubahan tanda-tanda vital jka sudah terjadi hivokanik.

Pada riwayat kesehatan yang lalu, ditemukan pada Tn.A memiliki riwayat gastritis yang sudah bertahun-

tahun dialaminya yang menyebabkan mual dan muntah, hal ini sesuai dengan ungkapan (Saydam, 2011)

kenaikan asam lambung yang berlebihan sehingga dapat mengakibatkan pasien mual bahkan muntah. Pola

makan yang tidak teratur juga dapat menyebabkan lambung akan menjadi sensitivebila asam lambung

meningkat.

B. Diagnosa Keperawatan

Pada diagnose keperawatan penulis penulis hanya menganalisa data yang diperoleh dari pengkajian

sebelum menegakan diagnosa keperawatan, dalam asuhan keperawatan secara teori penulis menemukan

enam diagnose keperawatan yang muncul pada pasien gantroenteritis berdasarkan tanda dan gejala yang

timbul menurut (Muttaqin, 2011 adalah:

1. Resiko ketidak seimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan diare

2. Resiko ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurangnya

asupan nutrisi tidak adekuat

3. Nyeri berhubungan dengan iritasi saluran gastrointestinal

4. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan feses yang encer dengan asam tinggi dan

mengiritasi mukosa anus

5. Hipertermi berhubungan respons sistemik

6. Kecemasan berhubungan dengan prognosis penyakit dan kurangnya pengetahuan.

Berdasarkan data yang diperoleh selama melakukan pengkajian penulis dapat merumuskan tiga diagnose

yaitu:

1. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake yang tidak adekuat.

Penulis menegakkan diagnose ini karena penulis menemukan klien bahwa klien tampak lemah, tidak

nafsu makan, porsi makan tidak habis hanya 2-3 sendok makan, mukosa bibir tampak kering, mata

cekung,berat badan 44 kg.

2. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan out put yang berlebihan.

Penulis menegakkan diagnose ini karena menemukan bahwa klien muntah,BAB 7x sehari, mukosa bibir

kering, turgor kulit jelek, diagnosa ini penulis angakat sebagai diagnosa resiko karena terjadi penurunan

cairan yang berlebihan yang dapat menyebabkan dehidrasi bahkan terjadinya kematian.

3. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan kram abdomen akibat dilatasi skunder dan

hiperpristaltik

Penukarena penulis mengangakat diagnosa ini karena penulis menemukan klien nyeri pada abdomen,

pasien tampak meringis, skala nyeri 3(nyeri sedang) sama dengan tanda dan gejala gastroenteritis yaitu

nyeri abdomen atau perut merasa mulas (Ardiansyah, 2012).

34

Page 40: Laporan Kasus Abg Pon

33

Enam diagnosa keperawatan yang ditemukan dalam kasus, sedangkan tiga diagnosa tidak ditemukan

dalam kasus yaitu: Hipertermi berhubungan dengan respons sistemik, kecemasan berhubungan dengan

prognosis penyakit dan kurangnya pengetahuan, resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan

feces yang encer dengan asam tinggi dan mengiritasi mukosa anus hal ini disebabkan tidak ada data

yang mendukung untuk menegakkan diagnosa ini.

C. Intervensi Keperawatan

Intervensi keperawatan yang penulis susun pada kasus telah mengacu pada asuhan keperawatan secara

teoritis, disesuaikan dengan prioritas masalah keperawatan yang dirumuskan. Penulis membuat intervensi

dan prioritas waktu menyesuaikan dengan masalah keperawatan yang ditemukan dan sesuai dengan

kemampuan yang dimiliki oleh penulis untuk menyelesaikan atau mengatasi masalah dengan memanfaatkan

masalah fasilitas yang ada. Intervensi yang ada pada tinjauan teori ( Muttaqin, 2011) dapat direncanakan

pada kasus.

D. Implementasi keperawatan

Pada tahap implementasi keperawatan yang nyata terhadap pasien dalam rangka mencapai tujuan yang

diinginkan, pemenuhan kebutuhan klien harus disesuaikan dengan masing-masing diagnosa keperawatan

yang ditemukan pada kasus. Perencanaan dapat penulis susun dan laksanakan berdasarkan acuhan

tindakan seperti yang ada dalam konsep teori (Muttaqin, 2011).

E. Evaluasi

Evaluasi keperawatan merupakan perkembangan kesehatan klien untuk mengetahui sejauh mana tujuan

dan kriteria hasil dapat tercapai, dati tiga diagnosa yang telah disusun sesuai dengan keluhan utama selama

melakukan asuhan keperawatan pada Tn. A dengan penyakit gastroenteritis sejak tanggal 06 oktober

sampai 08 oktober 2014 dapat dikatakan berhasil, dimana akhir dari evaluasi didapatkan bahwa semua

masalah yang ada dapat teratasi.

Page 41: Laporan Kasus Abg Pon

34

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

1. Gastroenteritis adalah sebuah penyakit dimana penderitaan menglami rangsangan buang air besar

yang terus menerus dan tinja atau fesesnya memiliki kandungan air yang berlebihan. Komplikasi

gastroenteritis bisa menyebebkan dehidrasi, bila penderita terus kehilangan cairan maka timbul gejala

baru yaitu mata akan menjadi cekung dan warna urine pekat, dengan demikian gastroenteritis amat

berbahaya bila tidak mendapatkan perawatan dengan baik maka dapat menyebebkan kematian,

kematian tersebut disebabkan oleh dehidrasi atau kehilangan cairan dan mineral yang terlalu banyak.

2. Dari pengkajian yang dilakukan pada Tn. A Dengan penyakit gastroenteritis penulis mendapatkan data-

data pengkajian meliputi : identitas pasien, riwayat kesehatan sekarang, riwayat kesehatan yang

lalu,riwayat kesehatan keluarga, pemeriksaan fisik, kebiasaan sehari-hari , data psikologi, data social

ekonomi, data spiritual dan penunjang,penatalaksanaan medis.

3. Setelah data-data tersebut terkumpul, penulis menganalisa data yang telah ditemukan untuk

menemukan masalah keperawatan klien, setelah itu penulis menyusun diagnosa keperawatan untuk

menunjang proses keperawatan dan ditemukan tiga diagnosA Keperawatan Tn.A .

4. Berdasarkan diagnosa keperawatan penulis menyusun intervensi yang disesuaikan dengan landasan

teori dan kemampuan penulis dengan keadaan klien.

Page 42: Laporan Kasus Abg Pon

35

5. Kemudian rencana tersebut penulis implementasikan pada klien dan keluarga, sekaligus mengevaluasi

setiap respon hasil atau perkembangan klien setelah dilakukan tindakan keperawatan.

6. Pada saat evaluasi semua tindakan keperawatan dikategorikan berhasil karena tiga diagnosa yang

disusun sesuai dengan masalah Tn.A menunjukkan bahwa semua masalah dapat teratasi dengan baik.

Hal ini dapat dibuktikan keadaan yang semakin membaik, klien boleh pulang kerumah setelah menjalani

perawatan selama tiga hari.

B. Saran

1. Pihak lahan atau tempat peneitian

a. Bagi institusi rumah sakit

Diharapkan dapat menjadi acuan dan bahan bacaan bagi pihak rumah sakit RS. Bhayangkara

bengkulu secara umum dan para perawat khususnya, diruangan seruni. dan diharapkan dapat

meningkatkan pelatihan-pelatihan ataupun seminar masalah mengenai asuhan keperawatan

gastroenteritis sehingga menamnbah ilmu pengetahuan dan wawasan para perawat.

b. Pihak akademik

Diharapkan studi kasus ini menjadi bahan bacaan bagi mahasiswa diakademi kesehatan Sapta Bhakti

demi memperkaya khasanah ilmu pengetahuan terutama dibidang penyakit gastroenteritis.

c. Penulis selanjutnya

Diharapkan hasil studi kasus ini dapat menjadi acuan dalam melakukan studi kasus yan lebih baik.

Dan memberikan Asuhan keperawatan lebih baik lagi.

37

Page 43: Laporan Kasus Abg Pon

36

DAFTAR PUSTAKA

Ardiansyah, M, 2012 Medikal Bedah Untuk Mahasiswa, jogjakarta : Diva press

Depkes, RI, 2003, Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Masyarakat, jakarta : Dirokrat Bina Kesehatan Masyarakat

Dinkes Kota Bengkulu, Profil Kesehatan Kota Bengkulu Tahun 2010. Bengkulu : Dinkes kota Bengkulu.

Dinkes Provinsi Bengkulu, 2010, Profil Kesehatan Provinsi Bengkulu Tahun 2010. Bengkulu : Dinkes Provisi Bengkulu

Muttaqin, A, 2011, Gangguan Gastroenteritis, jakarta : Salemba Medika

Ngastiyah, 2003, Buku Ajar Keperawatan Pediatrik, Edisi 4, Jakarta : EGC

Saydam, G, 2011, Memahami penyakit Pernafasan Dan P encernaan. Bandung :

Alfabeta,

Sunaryati, S, 2011, 14 Penyakit Paling Sering Menyerang Dan Sangat Mematikan. Jogjakarata : FlashBooks

Oswari, E, 2009, Penyakit Dan Penanggulangannya, Fakultas Kedokteran UI : Jakarta

Zulkoni, A, 2011, Parasitologi Keperawatan, Kesehatan Masyarakat, Dan Teknik Lingkungan. Jogjakarta : Nuha Medika

Page 44: Laporan Kasus Abg Pon

37