Laporan Kasus Abg Pon
-
Upload
shin-megami-auditore -
Category
Documents
-
view
50 -
download
9
description
Transcript of Laporan Kasus Abg Pon
i
LAPORAN SEMINAR KASUS PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. A DENGAN KASUS GASTROENTERITIS DI RUANG SERUNI
RS. BHYANGKARA JITRA BENGKULUTAHUN 2014
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk MenyelesaikanPraktek Klinik Keperawatan III di RS. Bhyangkara jitra Bengkulu
Disusun Oleh
JESPOPON ASRIKINIM : 2012028
AKADEMI KESEHATAN SAPTA BAKTI BENGKULUPROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
2014
HALAMAN PENGESAHAN
ii
LAPORAN SEMINAR KASUS PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. A DENGAN KASUS GASTROENTERITIS DI RUANG SERUNI
RS. BHYANGKARA JITRA BENGKULU TAHUN 2014
OLEH
JESPOPON ASRIKINIM : 2012028
Telah Diuji Dan Dipertahankan Di Hadapan Tim PengujiSeminar Kasus Praktek Klinik Keperawatan III
AKKES Sapta Bakti BengkuluPada Tanggal 25 Oktober 2014
Pembimbing Penguji
Hj. Anggia Budiarti,S,Kep Mannauly Pardosi,SST,M,Kes NIK : 2008020 NIDN : 02-200785-01
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa,
atas segala kenimatan dan kasih sayang-Nya kepada penulis, sehingga penulisan Laporan Kasus
ini dapat berjalan dengan baik dan benar.
ii
iii
Laporan Kasus ini merupakan salah satu persyaratan menyelesaikan praktek klinik III di
RS. Bhayangkara Jitra Bengkulu dengan judul “Asuhan keperawatan pada TN.A dengan
Gastroenteritis di ruang Seruni RS Bhayangkara Jitra Bengkulu tahun 2014”.
Dalam penulisan Laporan Kasus ini, penulis banyak mendapat bantuan baik moril
maupun spiritual dan juga saran dari berbagai pihak yang sangat bermanfaat bagi penulis, oleh
karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimah kasih antara lain kepada yang
terhormat:
1. Hj. Djusmalinar. SKM, M.Kes, selaku direktur Akademi Kesehatan Sapta Bakti Bengkulu
2. Hj. Anggia Budiarti. S.Kep, selaku dosen pembimbing dalam pembuatan laporan studi kasus
3. Seluruh dosen dan staf pengajar di Akademi Kesehatan Sapta Bakti Bengkulu
4. Seluruh staf perawat di ruangan Seruni RS Bhayangkara Jitra Bengkulu
5. Teman-teman seperjuangan di Akademi Kesehatan Sapta Bakti Bengkulu
6. Keluarga besar khususnya kedua orang tua penulis dan orang tercinta yang telah memberikan
support, cinta dan doanya.
Semoga Laporan Kasus ini dapat memenuhi tujuan yang diharapkan, maka dari itu
penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun untuk penyempurnaan
Laporan Kasus ini. Akhirnya penulis berharap Laporan Kasus ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan umumnya bagi pembaca.
Semoga Allah SWT, yang maha segala-galanya membalas budi baik semua pihak yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan Laporan Kasus ini. Akhir kata semoga Allah SWT selalu
mengiri dan melindungi setiap langkah kita menuju kebenaran, Amin.
Bengkulu, 25 Oktober 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………………. IHALAMAN PERSETUJUAN…………………………………………………………... IiKATA PENGANTAR………………………………………………………………….. IiiDAFTAR ISI……………………………………………………………………………. iVDAFTAR TABEL……………………………………………………………………….DAFTAR GAMBAR.................................................................................................
VVI
DAFTAR SINGKATAN/ISTILAH............................................................................. VII
iii
iv
BAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang………………………………………………….…….………B. Rumusan Masalah.....................................................................................
12
C. Tujuan Seminar Kasus……………………………………………………….D. Manfaat Seminar Kasus.……………………………………………………E. Metode Penulisan Seminar Kasus …………………………………………
222
BAB II TINJAUAN TEORITISA. Konsep Teori Gastroenteritis…………………….………………..............B. Konsep Teori Asuhan Keperawatan……………………………..…………
311
BAB III TINJAUAN KASUSA. Pengkajian Keperawatan…………………………...………………………...B. Diagnosa Keperawatan……………………………………………………….C. Intervensi Keperawatan…..………………………………………………….D. Implementasi Keperawatan…………………………………………………..E. Evaluasi ………………...……………………………………………………
1925262932
BAB IV PEMBAHASANA. Pengkajian Keperawatan……………………………………………………..B. Diagnosa Keperawatan……………………………………………………….C. Intervensi Keperawatan………………..…………………………………….D. Implementasi Keperawatan……………………...…………………………...F. Evaluasi ……………………………………………………………………...
3434353535
BAB V PENUTUPA. Simpulan……………………………………………………………….....B. Saran……………………………………………………………………….
3737
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Tabel Halaman
Tabel 2.1 Intervensi Konsep askep 16
Tabel 3.1 Data penunjang 22
Tabel 3.2 Kebiasaan sehari-hari 23
Tabel 3.3 Analisa data 24
Tabel 3.4 Intervensi keperawatan 26
Tabel 3.5 Implementasi keperawatan 29
iv
v
Tabel 3.6 Evaluasi 32
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Gambar Halaman
Gambar 2.1 Anatomi sistem pencernaan 3
v
vi
DAFTAR SINGKATAN/ ISTILAH
Na : Natrium
Ca : Kalsium
K : Kalium
Omz : Omeprazol
Hb : Haemaglobin
TTV : Tanda-Tanda Vital
IGD : Instalasi gawat darurat
IV : Intravena
O2 : Oksigen
vi
vii
vii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini banyak sekali jenis penyakit yang diketahui akibat semakin pesatnya perkembangan
teknologi dan ilmu pengetahuan. Penyakit pada zaman dahulu belum diketahui namanya apalagi
penyebabnya, tetapi pada saat ini sudah mempunyai identitas masing-masing sesuai dengan jenis dan
serangan serta tingkat keparahannya. Salah satu penyakit yang sering menyerang dan sangat mematikan
adalah penyakit gastroenteritis (Sunarty, 2011). Di Indonesia gastroenteritis menurut data yang dikeluarkan
oleh Depkes (2003) merupakan penyebab utama dari kesakitan dan kematian. Berdasarkan hasil survei
morbilitas gastroenteritis yang dilakukan kementerian kesehatan 3 tahun sekali sejak 1997-2010, angka
kesakitan gastroenteritis meningkat, angkatan kesakitan gastroenteritis sebesar 411per 1.000 penduduk
(profil Indonesia).
Gastroenteritis disebabkan oleh beberapa faktor anatara lain faktor lingkungan gizi, kependudukan dan
pendidikan sosisal ekonomi, dan perilaku masyarakat. Sedangkan penyabab gastroenteritis sendiri adalah
Bakteri, Virus, parasit, keracunan makanan infeksi, makanan, efek obat, imunodefisiensi dan keadaan-
keadaan tertentu. (Mansjoer, 2000). Infeksi terdiri dari infeksi enteral dan parenteral. Infeksi interal yaitu
infeksi saluran pencernaan dan infeksi parenteral yaitu infeksi di bagian tubuh lain di luar alat pencernaan
(Ngastiyah,2004).
Gastroenteritis adalah penyakit yang dapat ditularkan melalui air dan makanan dengan gejalah klinis
sebagai berikut yaitu perut terasa mulas, peningkatan frekuensi volume cairan dalam kotoran semakin tinggi,
kotoran itu ada yang berupa darah atau lendir, disekitar anus terasa panas, dan seolah-olah ingin buang air,
terasa demam, perut terasa kembung. Dikota Bengkulu penyakit gastroenteritis dari tahun ketahun masuk
dalam golongan 10 (sepuluh) penyakit terbanyak belum menunjukkan kecenderungan menurun. Tahun 2010
jumlah kasus gastroenteritis 9,073 kasus kasus per 1000 penduduk 929,38%). Jumlah kasus yang terjadi
lebih rendah daripada perkiraaan kasus yaitu 13,060 orang. Penderita gastroenteritis ditangani oleh tenaga
kesehatan dibandingkan dengan perkiraan penderita adalah 69,5% (Dinkes Kota Bengkulu, 2007).
Peran perawat pada pasien gastroenteritis yaitu sebagai preventif, promotif, kuratif dan rehabilitative.
Peran perawat sebagai preventif dengan cara mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan kontak
dengan klien diare, memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga tentang pengertian, tanda dan
gejala, penyebab sampai dengan keperawatan dan komplikasi diare. Peran perawat sebagai promotif yaitu
dengan cara menganjurkan klien dan keluarga untuk saling menjaga kebersihan dan makan maknan yang
bergizi. Peran perawat sebagai kuratif yaitu memberikan perawatan dan pengobatan pada klien diare
dengan memberikan cairan elektrolit dan oralit sedangkan peran perawat sebagai rehabilitatif dengan cara
memberikan dukungan kepada keluarga untuk merawat degan baik.
Dari latar belakang tersebut penulis ingin melakukan studi kasus terhadap salah seorang pasien dengan
kasus gastroenteritis, dengan judul “Asuhan Keperawatan Dengan Kasus Gastroenteritis Di Ruang Seruni 1
RS.Bhayangakara Bengkulu Tahun 2014”
1
2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan fenomena yang ada di latar belakang di atas masih tingginya angka kejadian GE,
Maka penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana Asuhan Keperawatan pada pasien Gastroenteritis?
C. Tujuan Seminar Kasus
1. Tujuan Umum
Memperoleh informasi dan gambaran pelaksanaan asuhan keperawatan klien dengan kasus
Gastroenteritis di ruang seruni 1 RS.Bhayangakara Jitra Bengkulu Tahun 2014.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu menjelaskan konsep teori gastroenteritis
b. Mampu melakukan pengkajian pada klien dengan kasus gastroenteritis
c. Mampu menentukan diagnosa keperawatan pada klien dengan kasus gastroenteritis
d. Mampu membuat intervensi keperawatan pada klien dengan gastroenteritis
e. Mampu melakukan tindakan keperawatan / implementasi pada pasien dengan kasus gastroenteritis
f. Mampu melakukan evaluasi prose keperawatan pada pasien dengan kasus gastroenteritis
g. Mampu menganalisa kesenjangan maupun kesamaan antara teori dengan aplikasi asuhan
keperawatan pada klien dengan kasus gastroenteritis.
B. Manfaat Penulisan
1. RS.Bhayangkara Jitra Bengkulu
Hasil studi kasus ini dapat memberikan masukan bagi para tenaga kesehatan khususnya perawat dalam
rangka meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan pada pasien.
2. Institusi Pendidikan/Akademik
Dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi lingkungan akademik khususnya prodi DIII Keperawatan
tentang asuhan keperawatan pada kasus gastroenteritis
3. Penulis Selanjutnya
Informasi yang didapat dari penulis ini berguna sebagai bahan literatur atau referensi dalam melakukan
studi kasus selanjutnya.
C. Metode Penulisan
Metode penulisan laporan seminar kasus ini Deskriptif dengan pendekatan studi kasus.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Teori Penyakit
1. Pengertian
3
Gastroenteritis adalah sebuah penyakit dimana penderita mengalami rangsangan buang air besar yang
terus-menerus dan tinja atau fesesnya memiliki kandungan air yang berlebihan (Zulkoni, 2011).
Gastroenteritis adalah peradangan pada lambung, usus kecil dan usus besar dengan berbagai kondisi
patologis dari saluran gastroenteritis dengan manifestasi diare, dengan atau tanpa disertai muntah,
serta ketidaknyamanan abdomen (Muttaqin, 2011). Gastroenteritis adalah sebuah penyakit dimana
penderita mengalami rangsangan buang air besar yang terus-menerus dan feses yang masih memiliki
kandungan air berlebihan (Sunaryati, 2011).
2. Anatomi dan fisiologi system pencernaan
Gambar 2.1 Sistem Pencernaan
Menurut Ardiansyah (2012), Anatomi fisiologi saluran pencernaan meliputi :
a. Anatomi Mulut
Mulut adalah permulaan saluran pencernaan, pencernaan pada mulut dibantu oleh ptyalin yaitu
enzim yang dikeluarkan oleh kelenjar saliva untuk membasahi proses metabolisme makanan.
b. Anatomi Faring
Faring merupakan organ yang menghubungkan rongga mulut dengan kerongkongan yang
panjangnya 12 cm, di dalam lengkungan faring terdapat tonsil yaitu kumpulan kelenjar limfe yang
banyak mengandung limfosit dan merupakan pertahanan terdapat infeksi. Menelan faring
melakukan gerakan untuk mencegah masuknya makanan kejalan pernafasan dengan cara
menutup sementara katup kesaluran nafas selama beberapa detik,sambil mendorong makanan
masuk kedalam esophagus agar tidak membahayakan jalannya pernafasan.
c. Anatomi Esophagus
Esophagus merupakan saluran yang menghubungkan tekak dengan lambung dan panjangnya 25
cm, dimulai dari faring sampai pintu masuk kardiak dibawah lambung.esopahagus terletak di
belakang rakea dan didepan tulang punggung setelah melalui thorax menembus diafragma masuk
3
4
ke dalam apdomen menyambung dengan lambung.sexresi esopages bersifat mukoit yaitu memberi
pelumas untuk pergerkan makanan melalui esopagus.
d. Anatomi Lambung
Lambung merupakan bagian dari saluran yang dapat mengembang terutama didaerah
epigaster,pencernaan di lambung dibantu oleh pepsinogen untuk mencerna protein,lemak,dan
asam garam. Lambung berdistensi untuk menampung makanan yang masuk, awalnya pylorus
tetap tertutup,namun karena efek dari gelombang peristaltik,lambung kemudian menghancurkan
makanan sekaligus memaparkan nya dengan cairan lambung.fungsi lambung adalah
menampung menghancurkan dan menghaluskan makanan melalui mekanisme gerak peristaltik
lambung dan getah lambung.
e. Anatomi Usus Halus Proses pencernaan makanan selanjutnya dilakukan di dalam usus halus dengan bantuan aksi
getah usus.usus halus adalah bagian dari sistem pencernaan yang berpangkal pada pylorus dan
berakhir pada saikum dengan panjang 6 cm. Usus halus ini merupakan saluran paling panjang
yang digunakan sebangai proses pencernaan dan absorsi hasil pencernaan,usus halus terdiri dari
beberapa lapisan yaitu lapisan mukossa,lapisan otot,lapisan memanjang, lapisan serosa.
f. Anatomi Usus Besar
Organ pencernaan ini terdiri atas kolon asenden,tranversum,desenden,sikmoit,serta rektum.
Peristaltik dibagian ini sangat kuat dan mendorong feces cair usus asenden dan
tranversum,kemudian air diserap kedalam usus defenden.
g. Anatomi rektum
Rektum propia adalah sebagian yang melebar disebut ampula rekti jika terisi sisa makanan timbul
hasrat dekfakasi, dan rektum analis rekti. Bagian bawah ditutupi oleh serat otot polos.
h. Anus
Anus adalah bagian dari saluran pencernaan yang menghubungkan rektum dengan dunia luar dan
terletak didasar pelvis,dinding anus diperkuat oleh tiga sepinter(otot cicin)yaitu spinker ani
internus,spinker levator ekstemus.
3. Etiologi
Menurut muttaqin (2011)Penyebab terjadinya gastroenteritis meliputi
a. Inveksi Virus
Norovirus atau norwalk virus merupakan penyebab utama gastroenteritis viral diamerika serikat.
Cara transmisi adalah fekaoral ,manusia ke manusia, air yang terkominasi feses norovirus masa
inkubasi 12-48 jam dengan gejala awal mual,diare,muntah,nyeri kepala dan hipertemi. Agen virus
lain nya yang juga menyebabkan gastroenteritis viral meliputi : calcivuruses, rotavirus, adenovirus,
parvovirus,astrovirus, pestivirus dan torovirus.
b. Infeksi bateri
Berbagai agen bakteri yang masuk ke saluran gastrointestinal dapat memberikan respon
pandangan . pada kondisi di indonesia dengan higienis dan sanitasi yang kurang ,seperti pada
musim penghujan, dimana air membawa sampah dan kotoran lain nya. Juga pada waktu kemarau
5
dimana lalat tidak dapat di hindari apalagi di sertai tiupan anginyang cukup besar sehingga
penularan lebih mudah terjadi. Cara transmisi adalah fekal-oral , manusia ke manusia air yang
terkontaminasi feses dengan bakteri meliputi , shigella ,saimonella
C.jujuni,clostridium,perfrigens ,listeria,M avium-intracelullare (MAI)immunocompromised,
providencia, V parahaemolyticus dan V vulniricus
c. Infeksi parasit
Berbagai agen parasiit bisa menginvasi saluran gastroin dan memberikan respon peradangan
dengan manifestasi diare,mual, dan muntah. Agen parasit tersebut meliputi :giardia ,amebiasis,
crytospordium , dan cyelospora.
d. Toksisitas Makanan
Kondisi toksisitas makanan bisa memberikan respon peradanga dengan manifestasi diare. Agen
toksisitas bisa dihasilkan oleh toksin (S.3 aureus, B. Cereu) dan postkolonisasi kuman ( V.cholerea,
C, perfringens, entoretoxigent, E, coli,Aeromonas.
e. Kerancunan kerang dan binatang laut
Beberapa makanan dari laut seperti kerang dan beberapa binatang laut yang masuk kesaluran
gastrointestinal akan memberikan respon inflamasi dan memberikan manifestasi ganstrointestinal.
f. Obat-obatan
Berbagai agen obat yang dapat memberikan respon peradangan pada mukosa saluran
gastrointestinal dan memberikan manifestasi peningkaytan diare. Agen obat yang berhubungan
dengan peradangan gastrointestinal meliputi : Antibiotik, Laksatif, quinidine, kolinergik, sorbitol.
g. Makanan dan minuman
Pada kondisi kekurangan zat gizi ; kelaparan apalagi bila perut kosong dalam waktu yang cukup
lama, kemudian diisi dengan makanan da minuman dalam jumlah banyak pada waktu bersamaan,
terutama makanan yang berlemak, terlalu manis, banyak serat, atau dapat juga karena kekurangan
zat putih telur akan meningkatkan respons saluran gastrointestinal dan menjadi peradangan.
4. Manifestasi Klinis
Menurut Ardiansyah (2012), tanda gejala gastroenteritis yaitu, perut mulas, gelisah, nafsu makan
berkurang, rasa lekas kenyang, mual muntah, badan lemas, sering buang air besar dengan kosistensi
tinja cair atau encer., warna tinja berubah menjadi kehijauan karena bercampur dengan empedu, anus
dan sekitarnya lecet karena defakasi sementara tinja menjadi lebih asam karena banyaknya asam laktat
,turgor kulit jelek (elastisitas kulit menurun), mata cekung, membran mukosa kering, disertai penurunan
berat badan, perubahan TTV, nadi pernafasan cepat, tekanan darah turun, denyut jantung cepat, pasien
sangat lemas, dan kesadaran menurun, konjungtiva anemis, kulit pucat, perut kembung, disertai
demam, adanya nyeri pada daerah abdomen.
Dampak yang dapat ditimbulkan pada pasien gastroenteritis menurut Ardiansyah (2012) adalah :
a. Dehidrasi
Dehidrasi terjadi karena kehilangan banyak air akibat output lebih besar daripada input, dehidrasi
karena kehilangan banyak cairan tubuh ini merupakan penyebab terjadinya kematian pada
penderita Gastroenteritis. Penggolongan Gastroenteritis menurut tingkat dehidrasi.
6
a) Dehidrasi ringan
Dehidrasi ringan terjadi jika tubuh kehilangan cairan 2-5% dari berat badan, dengan gambaran
klinis turgor kurang elastis, suara serak, dan pasien mengalami shock.
b) Dehidrasi sedang
Dehidrasi sedang ini terjadi jika tubuh kehilangan cairan 5-8% dari berat badan dengan
gambaran klinis turgor jelek, suara serak, denyut nadi cepat dan pasien masuk tahapan shock.
c) Dehidrasi berat
Dehidrasi ini terjadi jika tubuh kehilangan cairan 8-10% dari berat badan, dengan gambaran
klinik seperti tanda-tanda dehidrasi sedang, ditambah dengan kesadaran menurun apatis
sampai koma, otot-otot kaku sampai sianosis ( warna kebiru-biruan pada kulit dan selaput
lendir akibat peningkatan jumlah absolute Hb tereduksi).
b. Gangguan keseimbangan asam basa (metabik Asidosis)
Hal ini terjadi pada pasien yang kehilangan Natrium bikarbonat yang keluar bersama tinja,
akibatnya metabolisme lemak menjadi tidak sempurna, sehingga benda-benda kotor tertimbun
dalam tubuh termasuk asam laktat karena adanya anoreksia jaringan.
c. Hipoglikemia
Hal ini terjadi karena adanya gangguan penyimpanan atau persediaan glikogen dalam hati dan
adanya gangguan absorpsi glukosa, gejala hipoglikemia akan muncul jika kadar glukosa darah
menurun.
5. Patofisiologi
Menurut muttaqin (2011), Secara umum kondisi peradangan pada gastroentritis disebabkan oleh
infeksi dengan melakukan invasi pada mukosa, memproduksikan enteroktosin atau memproduksi
sitoktosin. Mekanisme ini meningkatkan sekresi cairan atau menurunkan absorpsi cairan sehingga
akan terjadi dehidrasi dan hilangnya nutrisi dan elektolik.
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ada 3 macam yaitu:
a. Gangguan Osmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan
dalam rongga yang tidak diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus. Isi
rongga usus yang berlebihan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.
b. Respons inflamasi mukosa terutama pada seluuruh permukaan intestinal akibat produksi
enteroktosinen infeksi memberikan respon peningkatan aktivitas sekresi air dan elektrolit pada
dinding usus kedalam rongga usus dan diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga
usus.
c. Gangguan motilitas usus
Hiperperistaltik akan mengakibat berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan
sehingga timbul diare. Sebaliknya bola peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri
kambuh berlebihan, sealanjutnya timbul diare pula,
7
6. Pathway
Toksitosis makanan, efek Invasi virus dan bakteri,parasit obat, keracunan bahan laut,Kesaluran gastroentestinal makanan dan minuman
Invasi pada mukosa Gastroenteritis iritasI saraf lokal Memproduksi enteroktosin, Dan atau memproduksi sitoktosin nyeri abdominal
Masuknya bakteri ke Saluran usus enteroktosin agen peningkatan motilitas usus infeksi
Nutrisi tidak dapat diserap peningkatan aktifitas gangguan absorbsi Diabsorbsi sekresi air dan elektrolit nutrisi cairan
Peningkatan asam akumulasi air lumen diare Organik intestinal
8
Sekresi air kelumen feces yang encer intestinal
respon injuri anus
diare kerusakan integritas jaringan anus
peningkatan sekresi cairan dan elektrolit
resiko ketidakseimbangan pencernaan gangguan respon cairan dan elektrolit absorbsi respon sistemik cairan gastroenteritis
dari elektrolit resiko syok hipovolemik kontak mual muntah peningkatan makanan kembung suhu tubuh antara anoreksia permukaan
usus halus berkurang asupan nutrisi hipertermi tidak adekuat
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
Sumber dari Muttaqin,2011
7. Komplikasi
Komplikasi lain yang akan timbul menurut Ardiansyah (2012) :
a. Kehilangan cairan dan kelainan elektrolit, memicu shock hipovolemik dan hilangnya
elektrolik, seperti hipoklemia (kalium <3 meq/L) dan asidosis metabolik.
b. Distritmia jantung berupa takikardia atrium dan ventrikel, fibrilasi ventrikel, dan kontraksi
ventrikel prematur akibat gangguan elektrolik.
c. Kejang, malnutrisi, dan hipoglikemia
d. Kronis akut dan gagal ginjal Pada dehidrasi yang berkepanjangan, perhatikan pengeluaran
urine yang kurang dari 30ml/jam selama 2 jam beturut-turut.
8. Data pendukung
Adapun pemeriksaan yang perlu di kerjakan menurut Ardiansyah (2012) adalah :
a. Pemeriksaan laboratorium
9
a) Pemeriksaan tinja baik melalui mikroskopik untuk mengetahui diagnose pasti, yang harus
memperhatikan keberadaan telur cacing, parasit dan bakteri.
b) Dinistest bila diduga terdapat intolerasi gula
c) Uji bakteri bila perlu
d) Pemeriksaan feces bila terdapat laukosit yang menunjukan adanya implamasi kolon. Jika diare
disertai darah maka perlu dilakukan kultur peces karena dicurigai penyebabnya EHEC, bakteri,
virus dan parasit lainnya.
b. Pemeriksaan darah
a) Darah perifer lengkap, analisa gas darah dan elektrolit ( Na,Ca, K dan P serum pada diare yang
disertai kejang), anemia (hipokronik, jadangg nikrosiotik) dan dapat terjadi karena
malnutris)/malabsorbsi tekanan fungsi sum-sum tulang (proses implamasi kronis) penningkatan
sel darah putih, pemeriksaan kadar ureum, dan creatinin darah untuk mengetahui faal ginjal.
b) Duodenal intubation
Untuk mengetahui kuman penyebab secara kuantitatif dan kualitatif terutama pada diare kronik.
c. Radiologi
Penderita sering mengalami diare yang hilang timbul misalnya colitis ulseratif dan regional enteritis.
Untuk menegakkan diagnosa perlu dilakukan pemeriksaan radiologi.
9. Penatalaksanaan medis
Menurut Sunaryati (2011), bahwa penatalaksanaan penderita gastroenteritis sebagai berikut :
a. Mencegah terjadinya dehidrasi
Mencegah terjadinya dehidrasi dapat dilakukan mulai dari rumah dengan memberikan minuman
lebih banyak dan cairan rumah tangga yang dianjurkan seperti air tajin, kuah sayur, air sup.
b. Pengobatan dehidrasi
Bila terjadi penderita harus segera dibawah ke petugas kesehatan atau sarana kesahatan untuk
mendapatkan pengobatan yang cepat dan tepat yaitu dengan oralit, bila terjadi dehidrasi berat
penderita harus segera diberikan cairan intrravena dengan ringer laktat sebelum dilanjutkan terapi
oral.
c. Memberi makan
Berikan makan selama serangan diare untuk perbaaikan gizi pada penderita agar tetap kuat dan
tumbuh serta mencegah berkurang berat badan, berikan cairan termasuk oralit dan makanan
sesuai yangg dianjurkan. Setelah diare berhenti pemberian makanan ekstra diteruskan selama dua
minggu untuk membantu memulihkan berat badan.
d. Mengatasi masalah lain
10
Apabila ditemukan pada penderita diare disertai penyakit lain maka diberikan pegobatan sesuai
indikasi, dengan tetap mengutamakan rehidrasi tidak ada obat yang aman dan efektif untuk
menghentikan diare.
10. Pengobatan untuk diare
a. Obat anti sekresi
Asetosal dosis 25 mg/ tahun dengan dosis minimum 30 mg
b. Obat spasmolitik
Umumnya obat spasmolitik seperti papverim,ekstrak beladora, opium loperamid tidak digunakan
untuk mengatasi diare akut lgi.
c. Antibiotik
Umumnya antibiotik tidak diberikan bila ada penyebab yang jelas, bila penyebab kolera, diberikan
tetrasiklin 25-50mg/KG/BB/ hari, antibiotik juga diberikan bila terdapat penyakit penyerta seperi :
OMA, faringitis, bronkitis atau bronkopneumonia,(Ngastiyah, 2003).
B. Konsep Asuhan Keperawatan
Asuhan keperawatan adalah proses atau rangkaian kegiatan pada pratek keperawatan yang diberikan
secara langsung kepada klien di berbagai tatanan pelayanan kesehatan dimulai dari pengkajian
(pengumpulan data, analisa data dan penentuan masalah ) diagnose keperawatan , penatalaksanaan dan
evaluasi.
Fokus Pengkajian menurut doengoes(2000)
1. Pengkajian keperawatan
a. Biodata : identitas pasien meliputi nama , berat badan (sebelum dan saat sakit), jenis kelamin,
alamat rumah, suku bangsa, agama dan nama orang tua. Keluhan utama pasien biasanya
mengeluh sering buang air besar dengan konsistensi cair atau encer, berwarna kehijauan dan
berbau amis , biasanya disertai mual muntah , tidak nafsu makan, perut mulas, gelisah, rasa
lekas kenyang, badan lemas, dan disertai dengan demam tinggi, terjadi penurunan berat badan,
perubahan TTV, turgor kulit jelek, perut terasa kembung, kulit tampak pucat, konjungtiva anemis,
nyeri pada daerah abdomen.
b. Riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan sekarang
Biasanya pasien mengeluh badan terasa lemas , pusing, nyeri daerah abdomen, gelisah ,
muntah muntah, perut mulas, nafsu makan berkurang, rasa lekas kenyang, sering buang air
besar dengan konsistensi tinja cair atau encer,penurunan berat badan, demam, perubahan
11
TTV, turgor kulit jelek, perut terasa kembung, kulit pucat, konjungtiva anemis,nyeri pada
daerah abdomen.
2) Riwayat kesehatan masa lalu
Dikaji apakah pasien ada riwayat penyakit gastritis, tukak lambung dan diabetes melitus
yang dapat menyebabkan terjadinya gastroenteritis sehingga harus dirawat di rumah sakit.
3) Riwayat kesehatan keluarga
Apakah dalam keluarga ada yang menderita penyakit gastritis, tukak lambung dan diebetes
melitus.
4) Pemeriksaan Tanda-tanda vital (TTV)
TD : Biasanya mengalami peningkatan TD
N : Biasanya nadi pasien cepat
P : Biasanya pernapasan pasien tidak normal
S : Terjadi peningkatan suhu tubuh pada pasien gastroenteritis
c. Pola kesehatan sehari hari
1) Nutrisi ( makanan dan minuman)
Biasanya nafsu makan menurun , mual muntah, penurunan berat badan.
2) Pola eliminasi (BAB dan BAK)
BAB: biasanya pasien sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer,
BAK : biasanya warna kencing pekat
3) Istirahat dan tidur
Biasanya pasien mengalami Gangguan pola tidur, nyeri pada daerah abdomen perut terasa
mulas dan di sekitar anus terasa panas dikarenakan buang air besar secara terus menerus.
4) Sirkulasi
Gejala : perasaan dingin pada ruangan hangat
Tanda : TD rendah,nadi takikardi
5) Intergritas ego
Gejala : Faktor stres , ketidakberdayaan/putus asa
Tanda : Anisietas (gelisah)
6) Nyeri/kenyamanan
Gejala : pasien mengalami nyeri pada daerah abdomen bagian kuadran atas.
7) Interaksi sosial
Biasanya pasien mengalami rasa tidak berdaya yang dikarenakan rasa nyeri, kondisi badan
terasa lemah dan ketidakmampuan pasien untuk melakukan interaksi.
d. Pemerikasaan fisik
12
Pemeriksaan fisik dilakukan pada pasien secara inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi,
yaitu : keadaan umum , kesadaran ,pemeriksaan fisik secara head to toe, meliputi :
1) Kepala
Inspeksi : Bentuk kepala simetris , tidak ada benjolan dan bekas luka operasi
distribusi rambut merata rambut beruban ,dan keadaan rambut bersih .
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
2) Mata : mata cekung , konjungtiva anemis, skelera an-ikterik , pupil
isokor reflek cahaya positif tidak ada odema dan fungsi penglihatan
baik .
Palpsi : tidak ada nyeri tekan
3) Hidung
Inspeksi : bentuk simetris klien mampu membedakan bau-bauan , tidak
ada benjolan, tidak ada peradangan atau polif.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan .
4) Telinga
Inspeksi : Bentuk telinga simetris, klien mampu mendengar dengan
baik tidak ada cairan yang keluar seperi serum atau eskudat.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan dan peradangan disekitar telinga.
5) Mulut/gigi
Inspeksi : Bentuk bibir simetris , lidah bersih, membran mukosa mulut kering,
tidak ada keries tidak ada peradangan tonsil dan tidak stomatitis.
6) Leher
Inspeksi :Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid ,tidak ada kesulitan
menelan , tidak ada bekas luka dan jaringan perut disekitar leher.
Palpasi : tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak ada nyeri,
tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid dan tidak ada nyeri tekan.
7) Dada/paru
Inspeksi :bentuk simetris , tidak ada bekas luka, klien bernafas
menggunakan otot-otot pernafasan dada pergerakan rongga dada seimbang
atau sama
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Dada khususnya ada setiap intercosta normal (resonan )
Auskultasi : Bunyi nafas vesikuler , bunyi jantung 1 dan 2 reguler (normal lup-dup )
8) Abdomen
Inspeksi : bentuk simetris , tidak ada luka
Palpasi : ada nyeri tekan / tidak.
Perkusi : suara hipertympani ( Kembung)
13
Auskultasi : Adanya peningkatan bising usus > 25x/menit tungor kulit jelek
9) Ginetalia : Bersih atau tidak , terpasang kateter/tidak, adanya lecet pada daerah anus
atau tidak.
10) Ekstrimitas
Atas : ada luka atau tidak , terpasang infus atau tidak, turgor kulit biasanya jelek.
Bawah : biasanya tidak ada edema
e. Data psikologi
Biasanya pasien merasa cemas dan gelisah selama dirawat dirumah sakit
f . Data sosial ekonomi
Perekonomian dalam keluarga sangat menentukan untuk derajat kesehatan keluarga tersebut ,
semakin tinggi perekonomian maka semakin tinggi juga tingkat sosial dan keluarga tersebut.
2. Diagnosis keperawatan
a. Analisa data
No Data Fokus Interprestasi data Masalah
1 DS : Biasanya Klien mengatakan sering
buang air besar secara terus
menerus dengan konsistensi tinja
cair dan disertai mual muntah.
DO: - Klien tampak lemas
- Klien tampak pucat
- Mukosa bibir kering
- turgor kulit Jelek
- Mata cekung
- Membran mukosa kering
- terjadi perubahan TTV
BAB sering dengan
konsistensi cair
Cairan keluar
Banyak
Dehidrasi
Out put berlebihan
Resiko
Ketidak
seimbangan
cairan dan
elektrolik
2 DS : biasanya Pasien mengatakan sering
mual dan muntah, nafsu makan
menurun, rasa lekas kenyang.
DO : - Terjadi penurunan BB
- K/U Lemah
Imflasi saluran
Pencernaan
Mual dan muntah
Resiko
Ketidak
seimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
14
-Nafsu makan kurang yang biasanya
pasien makannya banyak, tapi
pasien makan yang disediakan
hanya habis 2-3 sendok makan.
Anoreksia
Intake tidak
Adekuat
3 DS : Biasanya pasien mengatakan nyeri
pada daerah abdomen dengan
skala nyeri 5 antara(0-10)
DO : - Wajah pasien tampak meringis dan
tampak memegang daerah
abdomen.
- Pasien gelisah
- Terjadi perubahan TTV
Invasi virus dan bakteri
kesaluran gastrointestinal
Invasi pada mukosa,
memproduksi
enterotoksin atau
Sitotoksin
Gastroenteritis
Iritasi saluran
Gastrointestinal
Nyeri
4 DS : Biasanya Pasien mengatakan pada
daerah anusnya terasa perih dan
gatal
DO :-Pasien tampak meringis dan
terdapat lecet didaerah anus
disertai dengan warna kemerahan.
gastroenteritis
Feces yang encer
Kemerahan dan gatal
Kulit disekitar
anus lecet dan
teriritasi
Kerusakan
integritas
Jaringan anus
5 DS : Biasanya pasien mengatakan badan
nya panas
DO : - Terjadi peningkatan Suhu tubuh
pasien ≥ 36,5oC
Peningkatan
motilitas usus
Respon sistematik
Peningkatan suhu tubuh
Hipertermi
15
b. Diagnosa keperawatan yang ditemukan menurut Muttaqin, (2011) :
1. Resiko ketidakseimbangan cairan dan elektrolik berhubungan dengan out put berlebihan
2. Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake
yang tidak adekuat
3. Nyeri berhubungan dengan iritasi saluran gastrointestinal
4. Resiko kerusakan intergritas jaringan anus berhubungan dengan feces yang encer dengan
asam tinggi dan mengiritasi mukosa anus
5. Hipertermi berhubungan dengan respons sistematik
NO Diagnosa keperawatan Tujuan dan Kriteria
Hasil
Intervensi Rasional
1 Resiko
ketidakseimbangan
cairan dan elektrolik
b.d out put berlebihan
Tujuan:
Dalam waktu 2x24 jam kebutuhan
cairan dan elektrolik.
Kriteria hasil:
Turgor kulit baik
Mukosa bibir lembab
Mual muntah berkurang
TTV normal
1. Observasi
tanda-tanda
vital
2. Berikan cairan
oral sedikit
demi sedikit
3. Jelaskan
tentang
dehidrasi oral
4. Berikan cairan
melalui IV
1. Untuk
memantau
tanda-tanda
vital
2. Untuk
mencegah
terjadinya
respons
muntah
3. Penting
disampaikan
pada pasien
dan keluarga
bahwa
dehidrasi oral
tidak
menurunkan
durasi dan
volume diare
4. Untuk
memenuhi
kebutuhan
16
cairan dalam
tubuh
2 Resiko
ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
berhubungan dengan
intake yang tidak
adekuat
Tujuan:
Dalam waktu 2x24 jam pasien akan
mempertahankan kebutuhan nutrisi
yang adekuat
Kriteria hasil:
Berat badan dalam rentang
normal
Konjungtiva an-anemis
Nafsu makan meningkat
Mual muntah berhenti
1. Kaji
pengetahuan
pasien
tentang
asupan nutrisi
2. Berikan nutrisi
secepatnya
3. Memonitor
perkembanga
n berat badan
1. Untuk
mengetahui
tingkat
pengetahuan
sosial ekonomi
dalam asupan
nutrisi
2. Untuk
memenuhi
kebutuhan
nutrisi
3. Sebagai
evaluasi
terhadap
intervensi
yang diberikan
3 Nyeri berhubungan
dengan iritasi saluran
gastrointestinal
Tujuan:
Dalam waktu 2x24 jam nyeri
berkurang atau hilang
Kriteria hasil:
Nyeri hilang atau teratasi
Klien tidak tampak gelisah
lagi
Klien tidak tampak meringis
lagi
Tanda-tanda vital normal
1. Istirahatkan
pasien pada
saat nyeri
muncul
2. Anjurkan
teknik
relaksasi
pernafasan
dalam disaat
nyeri muncul
3. Ajarkan teknik
distraksi pada
saat nyeri
4. Ciptakan
lingkungan
yang nyaman
1. Untuk
mengurangi
rasa nyeri
2. Untuk
meningkatkan
asupan
oksigen
sehingga akan
mengurangi
nyeri
3. Sebagai
pengalih
perhatian pada
saat nyeri tiba
4. Agar pasien
merasa
nyaman
4 Resiko kerusakan
intergritas jaringan
Tujuan:
Dalam waktu 2x24jam terjadi
1. Observasi
kemerahan
1. Untuk
mengetahui
17
anus berhubungan
dengan feces yang
encer dengan asam
tinggi dan mengiritasi
mukosa anus
peningkatan mukosa anus
Kriteria hasil:
Kulit anus lembab atau
tidak kering
Bersih
Tidak ada inflamasi pada
anus
pada anus
2. Pijat kulit
khususnya
diatas
penonjolan
tulang
resiko
kerusakan
intergritas kulit
pada anus
2. Untuk
memperbaiki
sirkulasi pada
kulit
5 Hipertermi
berhubungan dengan
respons sistematik
Tujuan:
Dalam waktu 2x24 jam terjadi
penurunan suhu tubuh
Kriteria hasil:
Suhu tubuh menurun
Klien tidak tampak demam
1. Lakukan tirah
baring pada
fase akut
2. Atur
lingkungan
yang kondusif
3. Brikan
kompres air
dingin (air
biasa)
4. Kolaborasi
dengan tim
dokter dalam
pemberian
obat
1. Untuk
menurunkan
laju
metabolisme
yang tinggi
pada fase akut
dan
menurunkan
suhu tubuh
2. Untuk
menciptakan
lingkungsn
nyaman dan
tenang
3. Untuk
mencegah
terjadinya
peningkatan
suhu tubuh
4. Untuk
memblok
respons oanas
sehingga suhu
tubuh pasien
cepat
BAB III
18
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian Keperawatan
No RM : 07 28 73
Ruangan melati : Seruni
Tanggal masuk : 06-10-2014
Tanggal pengkajian : 06-10-2014
Diagnosa medis : Gastroenteritis
a. Pengkajian keperawatan
1. Identitas klien
Nama : Tn.A
Umur : 69 Tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Pendidikan : SD
Agama : islam
Alamat : Ds. Wayhawang, kec, wayhawang kaur
2. Identitas penanggung jawab
Nama : Tn.B
Umur : 25 Tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Pendidikan : SMA
Agama : islam
Pekerjaan : swasta
Alamat : Ds. Wayhawang, kec, Wayhawang
Hubungan dengan keluarga : Anak kandung
3. Keluhan utama
Pasien mengeluh sering BAB ,mual muntah, nafsu makan berkurang, dan nyeri pada abdomen.
a. Riwayat kesehatan sekarang
Klien masuk rumah sakit Bhayangakara pada tanggal 06 oktober 2014 pada pukul 22.00 wib
dengan keluhan mual muntah 6x sehari, tidak ada nafsu makan, badan lemah, BAB 8x dengan
konsistensi tinja cair , nyeri pada abdomen ,istri pasien mengatakan saat masih dirumah pasien
sangat panas tinggi oleh keluarga klien dibawa ke IGD rumah sakit Bhayangkara.
Pada saat dikaji pada tanggal 06 oktober 20124 pukul 09.00 wib pasien mengatakan
setelah mengkomsumsi makanan ikan laut pasien mengeluh perut terasa mulas dan BAB lebih
dari 7x dengan kosistensi cair tetapi tidak berlendir, mual, muntah 6x , warna muntah putih ke
kuning kuningan , nafsu makan menurun, mata agak cekung, turgor kulit jelek, porsi makan
19
19
dihabiskan 2-3 sendok kedaan klien lemah, nyeri pada abdomen, skala nyeri 6(0-10), ekspresi
wajah meringis menahan nyeri,berat badan sebelum sakit 45, saat ini 44 kg.
b. Riwayat kesehatan dahulu
Beberapa tahun yang lalu pasien pernah dirawat dirumah sakit karena penyakit
maagh(gastritis)yang sudah bertahun-tahun diderita. Pasien tidak memiliki riwayat alergi.
Selain itu , keluarga pasien menambah pasien pernah menjalani pengobatan selama 2x di
rumah sakit Bhayangkara.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Saat pengkajian diperoleh data bahwa anggota keluarga pasien tidak ada yang mempunyai
riwayat penyakit yang sama dengan pasien.
4. Pemeriksaan fisik
Kesadaran : compos mentis
Keadaan umum : lemah
Tekanan darah : 130/90mmhg
Nadi : 80x/menit
Pernapasan : 20x/menit
Pemeriksaanhead to toe :
a. Kepala
a) Rambut
Inspeksi : rambut berwarna keputi- putihan (beruban) tampak bersih
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
b) Mata
Inspeksi : mata cekung konjungtiva an-anemis, skelera an- ikterik,tidak menggunakan
alat bantu penglihatan
Palpasi : tidak ada nyeri tekan disekitar mata
c) Hidung
d) Inspeksi : bentuk hidung simetris, klien mampu membedakan bau bauan,
tidak ada benjolan, tidak ada peradangan atau polip.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
e) Telinga
Inspeksi : bentuk telinga simetris, klien mampu mendengar dengan baik tidak ada
cairan yang keluar seperti serum atau ekskudat.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan peradangan disekitar telinga.
f) Mulut
Inspeksi : bentuk bibir simetris, lidah bersih, mukosa bibir kering, ada karies gigi,
tidak ada pandangan tonsil dan stomatis.
g) Leher
Inspeksi : tidak ada pembesaran tyroid , tidak ada kesulitan menelan, tidak ada
bekas luka dan jaringan perut disekitar leher.
20
Palpasi : tidak ada pembesaran venna jugularis, tidak pembengkakan kelenjar
tyroid dan tidak ada nyeri tekan.
h) Dada
Inspeksi : bentuk simetris tidak ada bekas luka, klien bernafas menggunakan otot
otot pernafasan dada pergerakan rongga dada seimbang.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan.
Perkusi : dada khususnya ada setiap intercosta normal (resonan)
Auakultulasi: bunyi nafas vesikuler (normal)
i) Abdomen
Inspeksi : bentuk abdomen simetris
Auskultasi : bising usus positif 25x/menit
Palpasi : ada nyeri daerah bagian abdomen kuadran atas skala nyeri 6 ,turgor kulit
jelek.
Perkusi : didapatkan hipertimpani (kembung)
j) Genetalia dan rectum
Tidak diperiksa. Klien mengatakan tidak ada kelainan atau keluhan yang berhubungan
dengan alat genetalia dan rektum.
k) Kulit
Inspeksi : integritas kulit baik ,
Palpasi : tidak ada kerusakan, turgor kulit jelek
l) Ekstrimitas : pada ekstrimitas atas tidak ada masalah,tidak ada luka bekas operasi dan
tidak ada luka atau patah tulang, pada tangan kiri terpasang infuse RL.20 tts/menit. Pada
ekstrimitas bawah juga tidak ada masalah, tidak ada varises dan odem patella positif dan
reflek babinsky positif .
b. Data psikologi
Tn. A Mengatakan mempunyai penyakit gastritis, Tn.A terlihat semakin lesu, lemah, cemas dan
tidak bersemangat.
c. Data sosial ekonomi
Tn. A sebagai kepala keluarga bekerja sebagai petani
d. Data spiritual
Tn.A mengatakan bahwa keluarga nya dan keluarga istrinya semua beragama islam jadi
kehidupan sehari harinya selalu dipengaruhi oleh agamanya.
Tabel 3.1
Data Penunjang
Himatologi Hasil Satuan Nilai rujuk
Hematokrit <26 G 40.45
Hemoglobin <12.1 gr/dl 12.0-16.0
21
Leukosit 8.1 Mg/dl 4.0-10.0
Trombosit 294.000 sel/mm^3 150.000-
400.000
Klinik kimia Hasil Satuan Nilai rujuk
Ureum serum 23.0 Mg/dl 20-40
Kreatini serum 0.8 Mg/dl 0.5-1.2
Glukosa sewaktu Hasil Satuan Nilai rujuk
Glukosa sewaktu 124 Mg/dl 70-120
Malaria
/DDR (Slide)
Hasil Satuan Nilai rujuk
Plasmadium vivax (-) Negatif
5. Pelaksanaan medis
Therapy :
a. Biodiar 3x1 tablet
Indikasi : anti diare
b. OMZ 1X 20mg
Indikasi : jangka pendek ulkus doudenaldan lambung
c. Pct 3x1 tablet
Indikasi :menghilangkan rasa sakit dan demam
d. Dexanta 3x1
Indikasi : tukak lambung, perut lambung nyeri ulu hati, hipareditas lambung
e. Contrimoxazole 2x1
Indikasi : infeksi saluran nafas, infeksi saluran pencernaan, infeksi saluran
pernafasan
f. Cefotaxim
Indikasi : infeksi saluran nafas, inveksi saluran nafas, infeksi saluran pencernaan
g. Ranitidine
Indikasi : tukak lambung, tukak doudenum,tukak paska oprasi, dan pengobatan
alternatif jangka pendek.
h. Infus RL 20 tts/menit
i. Ondensentron
Tabel 3.2
Kebiasaan Sehari-hari
Kebiasaan Dirumah Dirumah sakit
Nutrisi
- Pola makan 3x sehari 3x sehari
22
- Porsi
- Pantangan
- Minuman
- Jenis
1 piring
Tidak ada
5 gelas perhari
Air putih,kopi
2-3 sendok karena mual
ada
5 gelas
Air putih
Eliminasi
- Pola BAB kosistensi
- Bau
- Frekuensi
- Pola BAK kesulitan
frekuensi warna
Lembek
Khas
2x sehari
Tidak ada
4-5 sehari
Kekuningan
Cair
Khas
7x sehari
Tidak ada
3-4 sehari
Kekuningan
Istirahat tidur
- Frekuensi
- Kesulitan
7 jam
Tidak ada
5 jam
Ada
Aktifitas bertani
Istirahat ditempat tidur dan
buang BAB dan BAK
Dibantu perawat dan
keluarga
Tabel 3.3
ANALISA DATA
23
B. Diagnosa keperawatan yang ditegakkan :
1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan out put yang berlebihan
2. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake yang tidak adekuat.
3. Nyeri berhubungan dengan kram abdomen akibat dilatasi sekunder dan hiperperistaltik.
A. Intervensi keperawatan
No Data fokus Interprestasi data Masalah
1 Ds : klien mengatakan
BAB 7x sehari dengan
konsistensi cair dan
disertai muntah
Do: -klien muntah 6x
-warna muntah
kekuning - kuningan
-keadaan umum
lemah
-mukosa bibir kering
-turgor kulit jelek
-hipertimpani
(kembung)
-Mata cekung
BAB seiring dengan
konsistensi cair
Cairan keluar
banyak
Dehidrasi
Out put berlebihan
Gangguan keseimbangan
cairan terganggu
2 Ds : klien mengatakan
nafsu makan menurun
dan mual muntah,
badan terasa lemas
Do : - keadaan klien
melemah
-tidak ada nafsu
makan
-porsi makan
dihabiskan 2-3
sendok
-warna muntah
putih kekuning
kuningan
-mukosa bibir
kering
BB 44kg
Implamasi saluran
pencernaan
Mual dan muntah
Anoreksia
Intake tidak adekuat
Gangguan pemenuhan
nutrisi kurang dari
kebutuhan
3 Ds : klien mengatakan
nyeri pada daerah
abdomen
Do : - skala nyeri 6
-pasien tampak
meringis
- Pasien tampak
gelisah
Penyakit
gastroenteritis
Respon radang
Iritasi saluran cerna
Rasa tidak nyaman
Gangguan rasa nyeri
24
Tgl No Diagnosa
keperawatan
Tujuan dan kriteria
hasil
Interventasi Rasional Para f
06
oktob
er
2014
1 Gangguan
keseimbangan
cairan dan
elektrolik
berhubungan
dengan out
putyang
berlebihan
Tujuan setelah
dilakukan tindakan
keperawatan 2x
24 jam diharapkan
terpenuhi volume
cairan tubuh
dengan kriteria
hasil :
-BAB 2X sehari
-konsistensi
lembek
-Mukosa bibir
lembab turgor kulit
baik
-TTV dalam batas
normal
-Mual muntah
berhenti
1.Pantau TTV
2.Berikan cairan oral
sedikit demi sedikit
3.Kaji input output
cairan
4.Dorongg klien untuk
menambah intake oral
5.Berkolaborasi dengan
dengan Dokter dalam
pemberian obat dan
cairan melalui
intravena:
- OMZ 1X20mg
- Dexanta 3x1
- Contrimoxazole 2x1
- cairan infus RL 20
tetes/menit
- Biodar 3X1 Tablet5.
6.Berikan penkes pada
klien tentang penyakit
gastroenteritis dan
penyebabnya.
1.Untuk mengetahui
keadaan umum
pasien
2.Untuk mencegah
terjadinya respon
muntah
3.Untuk
mengetahaui
caiaran yang masuk
dan keluar dalam
tubuh
4.Untuk memenuhi
cairan dalam tubuh
6.Untuk mengurangi diare dan memenuhi cairan dalam tubuh.
6. Untuk menambah pengatahuan klien dan mengurangi kejadian gastroenteritis berulang.
06
oktob
er
2 Gangguan
pemenuhan
nutrisi kurang
-Tujuan setelah
dilakukan tindakan
keperawatan 3x
1.Anjurkan klien makan
sedikit tapi sering
1.Diharapkan
lambung akan terisi
sehingga tidak
25
2014 dari kebutuhan
tubuh
berhubungan
dengan intake
yang tidak
adekuat
24 jam diharapkan
kebutuhan nutrisi
kurang dari
kebutuhan tubuh
teratasi dengan
kriteria :
-Berat badan
dalam rentang
normal
-Konjungtiva an-
anemis
-Nafsu makan
meningkat
-Mual muntah
berkurang
atauberhanti
-TTV normal
2.Hindari makanan
yang keras dan
merangsang
peningkatan asam
lambung seperti asam,
pedas
3.Timbang berat badan
4.Ciptakan lingkungan
yang nyaman pada
waktu makan
5.Kolaborasi dengan
ahli gizi
6.Berkolaborasi dengan
tim medis dalam
pemberian obat mual:
- Ranitidine
- Ondansentron
merangsang
peningkatan asam
lambung
2.Untuk
menghindari iritasi
padda saluran
pencernaan .
3.Untuk mengetahui
perubahan berat
badan yang
menurun
4.Untuk
meningkatkan nafsu
makan
5.Ahli gizi dapat
menentukan
makanan dan diet
yang baik untuk
klien
6.Untuk mengurangi
rasamual dan
muntah
26
06
0kt0b
er
2014
3 Nyeri
berhubungan
dengan kram
abdomen akibat
dilatasi skunder
dan
hiperperistaltik
-Tujuan setelah
dilakukan tindakan
keperawatan 2x
24 jam diharapkan
klien merasa
nyaman dengan
kriteria hasil :
-Nyeri hilang atau
teratasi
-Klien tidak
gelisah lagi
-Klien tidak
meringis lagi
-Tanda -tanda
vital normal
1.Observasi skala nyeri
2.Ajarkan tekhnik
relaksasi
3.Ciptakan lingkungan
yang nyaman
4.Berkolaborasi dengan
tim dokter dalam
pemberian obat
analgetik:
- cefotaxim
- Pct 3x1 tablet
4.Berikan penjelasan
pada klien tentang
manajemen nyeri.
1.Dengan
mengobservasi
skala nyeri maka
kita dapat
mengetahui berapa
skala nyeri yang
dialami klien
sehinggakita dapat
menentukan
tindakan
keperawatan
selanjutnya.
2.Untuk mengurangi
rasa nyeri apabila
nyeri muncul
3.Dengan
lingkungan yang
nyaman dan tenang
diharapkan klien
dapat beristirahat
yang cukup
membantu
mengurangi stesor
nyeri.
4.Untuk mengurangi
rasa nyeri.
4.Dengan
penjelasan yang
diberikan klien
dapat mengatasi
masalah nyeri
dengan sendirinya.
27
B. Implementasi keperawatan
Hari
/tanggal
Jam No
Ds
Implementasi keperawatan Respon hasil Para
f
14.00
wib
14.15
wib
1
2
1. MemantauTTV
2. Memberikan cairan oral
sedikit demi sedikit
3. mengkaji input output
cairan
4. Dorong klien untuk
menambah intake oral
5. Mengkolaborasikan
pemberian obat dan cairan
dengan tim dokter:
-OMZ 1X20mg
-Dexanta 3x1
-Contrimaxazole 2x1
-infus 20 tts/menit
-Biodar 3x1 tab
6. Memberikan penkes pada
klien tentang penyakit
gastroenteritis dan
penyebabnya.
1. Memberikan makanan 3x
sehari
1.TD:120/80 mmhg
N: 80x /menit
P: 22 x/menit
S : 36,50 C
2.Pasien minum 5
gelas/hari
3.cairan masuk 1250 ml
leawat oral, 2500cc
lewat cairan infus.
4.klien mau menuruti
yang di anjurkan
5.Klien sudah tampak
ceria, tidak lemas lagi
6.Pengetahuan klien
bertambah, klien
mengerti tentang
penyakit yang
dideritanya.
1. Klien
sedangtampak
makan siang,1
28
09.30
wib
3
2. Menimbang berat badan
klien
3. Menjelaskan pantangan
makanan yang harus
dihindari sepertimakan,
makanan yang pedas dan
asam
4. Kolaborasi dengan Ahli gizi
5. Mengkolaborasikan dengan
tim dokter dalm memberikan
obat mual-muntah:
- Ranitidine
- Ondansentron
1. Mengobservasi skala nyeri
2. Mengajarkan tekhnik relaksi
porsi
bubur,dan dan
sayur
sayuran,klien
hanya
menghabiskan
½ porsi makan
, klien masih
merasa mual
2. Berat badan
klien 44 kg
3. Klien tampak
mengerti
intruksi
perawat untuk
tidak makan
makanan
pedas dan
asam
4. Klien mau
menuruti diet
yang di
anjurakn ahli
gizi
5. Rasa mual-
muntah klian
berkurang
1.Pasien mengatakan
nyeri daerah abdomen
2.Pasien sudah tampak
melakukan tekhnik
29
nafas dalam pada nyeri tiba
3. Menciptakan linkungan
yang nyaman untuk klien
4. Berkolaborasi dengan tim
dokter dalam memberikan
obat analgetik:
a. Cefotaxim 1 gr,1
vital
b. Pct 3x1 Tablet
5. Memberikan penjelasan
pada klien tentang
manajemen nyeri
relaksasi napas dalam
yang diajarkan perawat
pada saat nyeri agak
berkurang
3.Klien tampak tenang
4.Nyeri berkurang klien
tamapak lebih tenang
5.Klian sudaah bisa
mengatasi masalah
nyerinya dengan
sendiri.
C. Evaluasi
Hari/tanggal No
dx
Diagnosa Catatan perkembangan Paraf
Rabu 08
oktober 2014
1 Gangguan keseimbangan cairan
elektolit berhungan dengan out
put berlebihan
S: klien mengatakan BAB
tidak lagi cair dan lembek ,
muntah tidak lagi.
30
O: mukosa bibir lembab , turgo
kulit baik, mual muntah
berhenti.
TD: 120/80 mmhg
N : 80x /menit
P : 23 x /menit
S : 36,0 0C
A: masalah teratasi
P: intevensi dihentikan
2 Gangguan pemenuhan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan intake yang
tidak adekuat.
S: klien mengatakan sudah
dapat menghabiskan
makanan sebanyak 1 porsi
besar
O: berat badan 44 kg ,
nafsu makan klien
meninggkat, konjungtiva an-
anemis mual muntah
berhenti
TTV Normal
TD : 120/80 mmhg
N : 80 x/menit
P : 23x /menit
S : 36,00C
A: masalah teratasi
P: intervensi dihentikan
3 Nyeri berhubungan dengan kram
abdomen akibat dilatasi sekunder
dan hiperpristaltik
S: klien mengatakan rasa
nyeri dibagian abdomen tidak
terasa lagi/hilang
O: klien tampak tenang
/nyaman klien tidak tampak
meringis lagi rasa kram
31
pada abdomen hilang
rasa nyeri hilang
A: masalah teratasi
P: intervensi dihentikan
BAB IV
PEMBAHASAN
Dari hasil pelaksanaan asuhan keperawatan pada Tn.A dengan kasus gastroenteritis di ruang seruni 1
RS.Bhayangkara Jitra Bengkulu pada tahun 2014 yang dimulai dari tangal 01 Oktober Sampai 14 Oktober
ditemukan beberapa persamaan/ kesenjangan antar teori yang ada dengan data yang didapatkan.
A. Pengkajian Keperawatan
Dari semua data yang dikumpulkan Terhadap Tn.A diperoleh data bahwa Tn.A saat ini mengeluh
badannya terasa lemah, nafsu makannya berkurang dikarenakan perut terasa mual dan nyeri pada
abdomen, dengan BAB 7x sehari data ini didapat dari pengkajian riwayat kesehatan sekarang. Hal ini
sependapat dengan teori menurut (Ardiansyah,2012) diperoleh keluhan yang mengatakan bahwa tanda
32
gejala gastroenteritis yaitu perut terasa mulas, gelisah, suhu tubuh meningkat, nafsu makan berkurang mual,
sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair, disertai dengan mual dan muntah, warnah tinja berubah
menjadi kehijau-hijauan karena bercampur dengan empedu, trdapat tanda-tanda dehidrasi, turgor kulit jelek,
mata cekung, mukosa bibir kering disertai penurunan berat badan, anus dan sekitarnya lecet, turgor kulit
menurun, perubahan tanda-tanda vital. Ia juga mengatakn tidak semua penderita gastroenteritis mengalami
perubahan tanda-tanda vital jka sudah terjadi hivokanik.
Pada riwayat kesehatan yang lalu, ditemukan pada Tn.A memiliki riwayat gastritis yang sudah bertahun-
tahun dialaminya yang menyebabkan mual dan muntah, hal ini sesuai dengan ungkapan (Saydam, 2011)
kenaikan asam lambung yang berlebihan sehingga dapat mengakibatkan pasien mual bahkan muntah. Pola
makan yang tidak teratur juga dapat menyebabkan lambung akan menjadi sensitivebila asam lambung
meningkat.
B. Diagnosa Keperawatan
Pada diagnose keperawatan penulis penulis hanya menganalisa data yang diperoleh dari pengkajian
sebelum menegakan diagnosa keperawatan, dalam asuhan keperawatan secara teori penulis menemukan
enam diagnose keperawatan yang muncul pada pasien gantroenteritis berdasarkan tanda dan gejala yang
timbul menurut (Muttaqin, 2011 adalah:
1. Resiko ketidak seimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan diare
2. Resiko ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurangnya
asupan nutrisi tidak adekuat
3. Nyeri berhubungan dengan iritasi saluran gastrointestinal
4. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan feses yang encer dengan asam tinggi dan
mengiritasi mukosa anus
5. Hipertermi berhubungan respons sistemik
6. Kecemasan berhubungan dengan prognosis penyakit dan kurangnya pengetahuan.
Berdasarkan data yang diperoleh selama melakukan pengkajian penulis dapat merumuskan tiga diagnose
yaitu:
1. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake yang tidak adekuat.
Penulis menegakkan diagnose ini karena penulis menemukan klien bahwa klien tampak lemah, tidak
nafsu makan, porsi makan tidak habis hanya 2-3 sendok makan, mukosa bibir tampak kering, mata
cekung,berat badan 44 kg.
2. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan out put yang berlebihan.
Penulis menegakkan diagnose ini karena menemukan bahwa klien muntah,BAB 7x sehari, mukosa bibir
kering, turgor kulit jelek, diagnosa ini penulis angakat sebagai diagnosa resiko karena terjadi penurunan
cairan yang berlebihan yang dapat menyebabkan dehidrasi bahkan terjadinya kematian.
3. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan kram abdomen akibat dilatasi skunder dan
hiperpristaltik
Penukarena penulis mengangakat diagnosa ini karena penulis menemukan klien nyeri pada abdomen,
pasien tampak meringis, skala nyeri 3(nyeri sedang) sama dengan tanda dan gejala gastroenteritis yaitu
nyeri abdomen atau perut merasa mulas (Ardiansyah, 2012).
34
33
Enam diagnosa keperawatan yang ditemukan dalam kasus, sedangkan tiga diagnosa tidak ditemukan
dalam kasus yaitu: Hipertermi berhubungan dengan respons sistemik, kecemasan berhubungan dengan
prognosis penyakit dan kurangnya pengetahuan, resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan
feces yang encer dengan asam tinggi dan mengiritasi mukosa anus hal ini disebabkan tidak ada data
yang mendukung untuk menegakkan diagnosa ini.
C. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan yang penulis susun pada kasus telah mengacu pada asuhan keperawatan secara
teoritis, disesuaikan dengan prioritas masalah keperawatan yang dirumuskan. Penulis membuat intervensi
dan prioritas waktu menyesuaikan dengan masalah keperawatan yang ditemukan dan sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki oleh penulis untuk menyelesaikan atau mengatasi masalah dengan memanfaatkan
masalah fasilitas yang ada. Intervensi yang ada pada tinjauan teori ( Muttaqin, 2011) dapat direncanakan
pada kasus.
D. Implementasi keperawatan
Pada tahap implementasi keperawatan yang nyata terhadap pasien dalam rangka mencapai tujuan yang
diinginkan, pemenuhan kebutuhan klien harus disesuaikan dengan masing-masing diagnosa keperawatan
yang ditemukan pada kasus. Perencanaan dapat penulis susun dan laksanakan berdasarkan acuhan
tindakan seperti yang ada dalam konsep teori (Muttaqin, 2011).
E. Evaluasi
Evaluasi keperawatan merupakan perkembangan kesehatan klien untuk mengetahui sejauh mana tujuan
dan kriteria hasil dapat tercapai, dati tiga diagnosa yang telah disusun sesuai dengan keluhan utama selama
melakukan asuhan keperawatan pada Tn. A dengan penyakit gastroenteritis sejak tanggal 06 oktober
sampai 08 oktober 2014 dapat dikatakan berhasil, dimana akhir dari evaluasi didapatkan bahwa semua
masalah yang ada dapat teratasi.
34
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
1. Gastroenteritis adalah sebuah penyakit dimana penderitaan menglami rangsangan buang air besar
yang terus menerus dan tinja atau fesesnya memiliki kandungan air yang berlebihan. Komplikasi
gastroenteritis bisa menyebebkan dehidrasi, bila penderita terus kehilangan cairan maka timbul gejala
baru yaitu mata akan menjadi cekung dan warna urine pekat, dengan demikian gastroenteritis amat
berbahaya bila tidak mendapatkan perawatan dengan baik maka dapat menyebebkan kematian,
kematian tersebut disebabkan oleh dehidrasi atau kehilangan cairan dan mineral yang terlalu banyak.
2. Dari pengkajian yang dilakukan pada Tn. A Dengan penyakit gastroenteritis penulis mendapatkan data-
data pengkajian meliputi : identitas pasien, riwayat kesehatan sekarang, riwayat kesehatan yang
lalu,riwayat kesehatan keluarga, pemeriksaan fisik, kebiasaan sehari-hari , data psikologi, data social
ekonomi, data spiritual dan penunjang,penatalaksanaan medis.
3. Setelah data-data tersebut terkumpul, penulis menganalisa data yang telah ditemukan untuk
menemukan masalah keperawatan klien, setelah itu penulis menyusun diagnosa keperawatan untuk
menunjang proses keperawatan dan ditemukan tiga diagnosA Keperawatan Tn.A .
4. Berdasarkan diagnosa keperawatan penulis menyusun intervensi yang disesuaikan dengan landasan
teori dan kemampuan penulis dengan keadaan klien.
35
5. Kemudian rencana tersebut penulis implementasikan pada klien dan keluarga, sekaligus mengevaluasi
setiap respon hasil atau perkembangan klien setelah dilakukan tindakan keperawatan.
6. Pada saat evaluasi semua tindakan keperawatan dikategorikan berhasil karena tiga diagnosa yang
disusun sesuai dengan masalah Tn.A menunjukkan bahwa semua masalah dapat teratasi dengan baik.
Hal ini dapat dibuktikan keadaan yang semakin membaik, klien boleh pulang kerumah setelah menjalani
perawatan selama tiga hari.
B. Saran
1. Pihak lahan atau tempat peneitian
a. Bagi institusi rumah sakit
Diharapkan dapat menjadi acuan dan bahan bacaan bagi pihak rumah sakit RS. Bhayangkara
bengkulu secara umum dan para perawat khususnya, diruangan seruni. dan diharapkan dapat
meningkatkan pelatihan-pelatihan ataupun seminar masalah mengenai asuhan keperawatan
gastroenteritis sehingga menamnbah ilmu pengetahuan dan wawasan para perawat.
b. Pihak akademik
Diharapkan studi kasus ini menjadi bahan bacaan bagi mahasiswa diakademi kesehatan Sapta Bhakti
demi memperkaya khasanah ilmu pengetahuan terutama dibidang penyakit gastroenteritis.
c. Penulis selanjutnya
Diharapkan hasil studi kasus ini dapat menjadi acuan dalam melakukan studi kasus yan lebih baik.
Dan memberikan Asuhan keperawatan lebih baik lagi.
37
36
DAFTAR PUSTAKA
Ardiansyah, M, 2012 Medikal Bedah Untuk Mahasiswa, jogjakarta : Diva press
Depkes, RI, 2003, Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Masyarakat, jakarta : Dirokrat Bina Kesehatan Masyarakat
Dinkes Kota Bengkulu, Profil Kesehatan Kota Bengkulu Tahun 2010. Bengkulu : Dinkes kota Bengkulu.
Dinkes Provinsi Bengkulu, 2010, Profil Kesehatan Provinsi Bengkulu Tahun 2010. Bengkulu : Dinkes Provisi Bengkulu
Muttaqin, A, 2011, Gangguan Gastroenteritis, jakarta : Salemba Medika
Ngastiyah, 2003, Buku Ajar Keperawatan Pediatrik, Edisi 4, Jakarta : EGC
Saydam, G, 2011, Memahami penyakit Pernafasan Dan P encernaan. Bandung :
Alfabeta,
Sunaryati, S, 2011, 14 Penyakit Paling Sering Menyerang Dan Sangat Mematikan. Jogjakarata : FlashBooks
Oswari, E, 2009, Penyakit Dan Penanggulangannya, Fakultas Kedokteran UI : Jakarta
Zulkoni, A, 2011, Parasitologi Keperawatan, Kesehatan Masyarakat, Dan Teknik Lingkungan. Jogjakarta : Nuha Medika
37