Laporan Karbohidrat Protein Lipid

27
I.PENDAHULUAN Dalam kehidupan sehari-hari kita melakukan aktivitas. Untuk melakukan aktivitas itu, kita memerlukan energi yang diperoleh dari bahan makanan yang kita makan. Pada umunya bahan makanan itu mengandung tiga kelompok utama senyawa kimia, yaitu karbohidrat, protein dan lipid. Karbohidrat merupakan senyawa yang terbentuk dari molekul karbon, hidrogen dan oksigen. Sebagai salah satu jenis zat gizi, fungsi utama karbohidrat adalah penghasil energi di dalam tubuh. Tiap 1 gram karbohidrat yang dikonsumsi akan menghasilkan energi sebesar 4 kkal dan energi hasil proses oksidasi (pembakaran) karbohidrat ini kemudian akan digunakan oleh tubuh untuk menjalankan berbagai fungsi-fungsinya seperti bernafas, kontraksi jantung dan otot serta juga untuk menjalankan berbagaI aktivitasfisik seperti berolahraga atau bekerja (Irawan, 2007). Protein adalah senyawa organik yang molekulnya sangat besar dan susunannya sangat kompleks dan serta merupakan polimer dari alfa asam-asam amino. Karena protein tersusun dari asam-asam amino, maka susunan kimia mengandung unsur-unsur seperti yang menyusun asam amino antara lain C, H, O, N, dan kadang-kadang S, P, Fe, dan Mg (Soemardjo,1997). Protein merupakan senyawa organik makro molekul yang mempunyai susunan komplek

description

Laporan Karbohidrat Protein LipidLaporan Karbohidrat Protein LipidLaporan Karbohidrat Protein LipidLaporan Karbohidrat Protein LipidLaporan Karbohidrat Protein LipidLaporan Karbohidrat Protein LipidLaporan Karbohidrat Protein LipidLaporan Karbohidrat Protein LipidLaporan Karbohidrat Protein LipidLaporan Karbohidrat Protein Lipid

Transcript of Laporan Karbohidrat Protein Lipid

Page 1: Laporan Karbohidrat Protein Lipid

I.PENDAHULUAN

Dalam kehidupan sehari-hari kita melakukan aktivitas. Untuk melakukan

aktivitas itu, kita memerlukan energi yang diperoleh dari bahan makanan yang

kita makan. Pada umunya bahan makanan itu mengandung tiga kelompok utama

senyawa kimia, yaitu karbohidrat, protein dan lipid.

Karbohidrat merupakan senyawa yang terbentuk dari molekul karbon,

hidrogen dan oksigen. Sebagai salah satu jenis zat gizi, fungsi utama karbohidrat

adalah penghasil energi di dalam tubuh. Tiap 1 gram karbohidrat yang dikonsumsi

akan menghasilkan energi sebesar 4 kkal dan energi hasil proses oksidasi

(pembakaran) karbohidrat ini kemudian akan digunakan oleh tubuh untuk

menjalankan berbagai fungsi-fungsinya seperti bernafas, kontraksi jantung dan

otot serta juga untuk menjalankan berbagaI aktivitasfisik seperti berolahraga atau

bekerja (Irawan, 2007).

Protein adalah senyawa organik yang molekulnya sangat besar dan

susunannya sangat kompleks dan serta merupakan polimer dari alfa asam-asam

amino. Karena protein tersusun dari asam-asam amino, maka susunan kimia

mengandung unsur-unsur seperti yang menyusun asam amino antara lain C, H, O,

N, dan kadang-kadang S, P, Fe, dan Mg (Soemardjo,1997). Protein merupakan

senyawa organik makro molekul yang mempunyai susunan komplek dan terdiri

atas polimer-polimer alam yang terdiri atas beberapa alfa asam amino, serta

terikat melalui ikatan peptida. ( Martoharsono dan Soeharsono, 1993 ).

Lipid adalah zat yang termasuk senyawa heterogen yang terdapat dalam

jaringan tanaman dan hewan, mempunyai sifat tidak larut dalam air dan larut

dalam pelarut organik seperti ether, kloroform dan benzena. Salah satu kelompok

yang berperan penting dalam nutrisi adalah lemak dan minyak. Lemak tersimpan

dalam tubuh hewan, sedangkan minyak tersimpan dalam jaringan tanaman

sebagai cadangan energi. Lemak merupakan salah satu kandungan utama dalam

makanan, dan penting dalam diet karena beberapa alasan (keenan, 2004).

Page 2: Laporan Karbohidrat Protein Lipid

Tujuan dari percobaan ini adalah diharapkan mahasiswa dapat menetukan

sifat- sifat karbohidrat, protein dan lipid. Prinsip percobaan ini adalah penentuan

sifat sifat karbohidrat,protein,dan lipid dengan menggunakan uji benedict, uji

molisch, uji iod uji biuret dn uji larutan lainnya.

II.HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 HASIL PENGAMATAN

2.1.1. Uji Benedict

N

O

Perlakuan Pengamatan

1. Didihkan air dalam gelas beaker Air dipanaskan didalam gelas

beaker menggunakan hotplate

2. Disiapkan 6 buah tabung reaksi dan

masukkan masing-masing 1 ml

reagen benedict kedalam 6 buah

tabung reaksi

Disiapkan 4 tabung reaksi

kecil berisi sampel sukrosa,

laktosa, glukosa dan amilum.

kemudian dimasukkan 10

tetes reagen benedict

3. Ditambahkan 8 tetes larutan sampel

kedalam tiap tabung reaksi, dikocok

sebentar dan selanjutnya dimasukkan

tabung-tabung tersebut kedalam air

yang telah mendidih

Ditambahakn 8 tetes larutan

sampel, diamati perubahan

warna sebelum pemanasan

laktosa bewarna kuning agak

kejinggaan, sukrosa bewarna

biru, glukosa bewarna kuning

agak kejinggaan, dan pati

bewarna biru. Kemudian

dipanaskan menggunakan air

yang telah mendidih

4 Didinginkan kemudian bandingkan Diamati perubahan warna

Page 3: Laporan Karbohidrat Protein Lipid

yang terjadi pada masing-masing

tabung reaksi

setelah pemanasan glukosa

bewarna kuning jeruk, laktosa

oren, sukrosa biru, dan pati

kuning. Kemudian

didinginkan dengan air dingin

untuk menghentikan proses

pengujian.

2.1.2.Uji Iod

N

O

Perlakuaan Pengamatan

1. Diteteskan larutan sampel teteskan

pada plat tetes

Diteteskan larutan sampel

sukrosa, glukosa, laktosa dan

pati sebanyak 3 tetes pada

plat tetes

2. Ditambahkan beberapa tetes larutan

iod (0,5 N iod dalam 3 % KI). Amati

perubahan yang terjadi

Ditambahkan reagen iod 1

tetes. Diamati perubahan

warna yang terjadi pati

bewarna ungu pekat, laktosa

ungu pekat, sukrosa jingga

dan glukosa ungu pekat

2.1.3. Hidrolisa Pati

Perlakuan Pengamatan

1. Disiapkan 5 buah yang telah diberi

nomor urut. Masing-masing tabung

ditambahkan 10 tetes reagen

benedict

Disiapkan 3 tabung reaksi

masing-masing dimasukkan

reagen benedict 10 tetes

2. Dimasukkan 20 ml larutan pati Ditambahkan 20 tetes amilum

Page 4: Laporan Karbohidrat Protein Lipid

kedalam gelas piala dan ditambahkan

10 tetes HCl pekat kemudian

panaskan sampai mendidih:

-Ambil 5 tetes masukkan kedalam

tabung reaksi 1

-Ambil 3 tetes dimasukkan pada plat

tetes (lubang 1) dan ditambahkan 1

tetes larutan iod

dan ditambahkan asam

klorida pekat masing-masing

dipepet 1 ml. diamati

perubahan warna yang

terjadi.

Tabung I dimasukkan 1 tetes

reagen iod, dan warna yang

dihasilkan adalah warna

kuning

Tabung II dimasukkan reagen

ion sebanyak 3 tetes berlebih,

hasilnya jingga pekat

Tabung III dimasukkan

reagen iod satu tetes,

hasilnya orange

3. Dilanjutkan penambahan tersebut

kedalam tiap tabung reaksi dengan

selang waktu 2 menit

Dipipet 5 tetes dan

dipindahkan kedalam tabung

reaksi dan ke plat tetes

sebanyak 3 tetes

4. Dididihkan ketujuh tabung reaksi

tersebut selama 5 menit. Amati

perubahan warna yang terjadi (catat

warna dan waktu terjadinya

perubahan). Dibandingkan warna zat

pada tabung dan pada plat sesuai

dengan nomornya

2.2.4. Uji Biuret

NO Perlakuaan Pengamatan

1. Kedalam tabung reaksi tambahkan 1 Disiapkan 2 tabung reaksi

Page 5: Laporan Karbohidrat Protein Lipid

ml 2% albumin 1 ml 10% NaOH,

aduk kuat-kuat. Ditambahkan 1 tetes

0,1% CuSO4 sampai terbentuk warna

ungu.

dan kemudian dimasukkan 10

tetes putih telur ditambahkan

10 tetes natrium hidroksida

kemudian ditambahkan 10

tetes CuSO4

2. Kedalam tabung reaksi masukkan

urea sedikit dan panaskan hingga

melebur. Didinginkan dan diamati

terjadinya bau. Dilarutkan urea yang

didinginkan tersebut diatas dengan

air, kemudian dilakukan reaksi biuret

seperti cara (1)

Ditambahkan larutan urea

kemudian dipanaskan diamati

larutan menjadi berbentuk

gumpalan berwarna biru.

2.2.5. Reakasi Xantoprotein

NO Perlakuan Pengamatan

1. Kedalam tabung reaksi yang berisi 2

ml larutan 2% albumin.

Ditambahkan 1 ml asam nitrat pekat.

Dikocok hati-hati dan diamati

endapan bewarna putih yang terjadi.

Dipanaskan hati-hati selama 30 detik

lalu amati perubahan warna menjadi

kuning

Dimasukkan 20 tetes albumin

dan dimasukkan juga kasein

kedalam tabung reaksi

kemudian ditambahkan asam

nitrat kedalam masing-

masing sampel. Diamati

perubahan warna kuning

keruh. Setelah dipanaskan

terjadi penggumpalan.

2. Didinginkan larutan tersebut

dibawah air kran kemudian

ditambahkan hati-hati tetes demi

tetes larutan NaOH pekat. Warna

kuning tua akan berubah oranye

Ditambahkan natrium

hidroksida tetes demi tetes.

Diamati perubahan warna

yang terjadi kasein tidak

berubah warna sedangkan

kasein berubah menjadi

Page 6: Laporan Karbohidrat Protein Lipid

gumpalan orange

3. Ulangi percobaan tersebut diatas

untuk larutan kasein dan gelatin.

Diamati perubahan warna yang

terjadi

2.2.6. Uji Ninhidrin

NO Perlakuaan Pengamatan

1. Kedalam 0,1 ml larutan 2% albumin

ditambahkan 1 ml 0,1 M larutan

buffer asam asetat pH 5 dan

kemudian ditambahkan 20 tetes

larutan ninhidrin dalam aseton

Disiapkan 1 tabung diisi

dengan 5 tetes albumin

kemudian ditambahkan 10

tetes buffer asam asetat dan

ditambahkan 20 tetes

ninhidrin.

2. Dipanaskan campuran tersebut diatas

dalam penangas air mendidih selama

beberapa menit. Diamati warna yang

terjadi

2.2.7. Uji Kelarutan

N

O

Perlakuaan Pengamatan

1. Disediakan 4 tabung reaksi dan

ditambahkan kedalamnya.

Tabung 1: ditambahkan 2ml air

Tabung 2: ditambahkan 2ml alcohol

Tabung I : minyak dan air

terpisah karena massa jenis

air lebih besar dari minyak

Page 7: Laporan Karbohidrat Protein Lipid

dingin

Tabung 3: ditambahkan 2ml alkohol

panas

Tabung 4: ditambahkan 2ml

kloroform

Kemudian kedalam masing-masing

tabung masukkan 0,2ml minyak

goreng. Diamati kelarutannya

Tabung II : etanol dan minyak

tidak menyatu, massa jenis

minya lebih besar dari etanol

(dingin), butirannya besar.

Tabung III (alkohol panas)

butirannya kecil, minyak

lebih mengendap/menggupal

Tabung IV bersifat polar dan

larut dalam kloroform

2. Diambil 2-3 tetes cairan dari masing-

masing tabung diatas dan teteskan

pada kertas saring dikeringkan.

Adanya noda yang tertinggal pada

kertas saring tersebut menunjukan

lemak/lipid yang larut

Page 8: Laporan Karbohidrat Protein Lipid

2.2 PEMBAHASAN

2.2.1 KARBOHIDRAT

Karbohidrat merupakan senyawa yang terbentuk dari molekul karbon,

hidrogen dan oksigen. Sebagai salah satu jenis zat gizi, fungsi utama karbohidrat

adalah penghasil energi di dalam tubuh. Tiap 1 gram karbohidrat yang dikonsumsi

akan menghasilkan energi sebesar 4 kkal dan energi hasil proses oksidasi

(pembakaran) karbohidrat ini kemudian akan digunakan oleh tubuh untuk

menjalankan berbagai fungsi-fungsinya seperti bernafas, kontraksi jantung dan

otot serta juga untuk menjalankan berbagaI aktivitasfisik seperti berolahraga atau

bekerja (Irawan, 2007).

Berdasarkan gugus fungsinya KH dikelompokkan menjadi:

a. Aldosa, adalah KH yang memiliki gugus fungsi aldehid pada atom C

terminal CH=O

b. Ketosa adalah KH yang memiliki gugus fungsi keton pada atom C kedua

=O

Berdasar kompleksitasnya, dapat dibagi menjadi 3 golongan, yaitu

1. Monosakarida; karbohidrat tunggal

2. Oligosakarida; karbohidrat yg tersusun dari beberapa(6 - 8) monosakarida

3. Polisakarida; karbohidrat yang tersusun dari lebih dari 10 monosakarida

Monosakarida merupakan jenis karbohidrat sederhana yang terdiri dari 1

gugus cincin. Contoh dari monosakarida yang banyak terdapat di dalam sel tubuh

manusia adalah glukosa, fruktosa dan galaktosa

Olisakarida adalah KH yang jika dihidrolisis menghasilkan 2 -8 gugus

monosakarida. Contoh: Maltotriose glukosa + glukosa + glukosa. Kelompok

oligosakarida ini diantaranya juga termasuk disakarida.

Polisakarida adalah KH yang jika dihidrolisis menghasilkan lebih dari 6

gugus monosakarida. Contohnya yaitu: Glikogen, Amilum, Selulosa dan Dextrin.

Page 9: Laporan Karbohidrat Protein Lipid

Berdasarkan fungsinya polisakarida dibagi menjadi polisakarida sebagai bahan

bakar (glikogen dan amilim) dan polisdakarida sebagai struktural (dextran, kitin

dan selulosa). Dilihat secara umum, jenis karbohidrat ada 3 yaitu karbohidrat

monosakarida dan turunannya, oligosakarida serta polisakarida. Dari ketiga jenis

karbohidrat tersebut mempunyai keunggulan masing-masing. Sifat fisik

karbohidrat monosakarida dan aligosakarida adalah dapat larut dalam air maupun

etanol. Tapi karbohidrat jenis ini tidak larut di dalam cairan organic misalnya pada

ether, chloroform, benzene. Monosakarida dan aligosakarida memiliki rasa khas

yaitu terasa manis. Dilihat dari sifat kimianya, monosakarida adalah suatu bentuk

molekul yang sudah tidak dapat di uraikan atau di pecah kedalam bentuk yang

lebih kecil lagi. Molekul ini merupakan molekul pembentuk oligosakarida dan

polisakarida. Glukosa, fruktosa dan galaktosa merupakan beberapa jenis

karbohidrat yang termasuk ke dalam kelompok monosakarida. (Suhara, 2009).

a. Uji Benedict

Pemanasan karbohidrat pereduksi dengan pereaksi benedict akan terjadi

warna dari biru → hijau → kuning → kemerah-merahan → dan akhirnya

terbentuk endapan merah bata apabila konsentrasi karbohidrat pereduksi cukup

tinggi. Dalam reaksi ini, karbohidrat pereduksi akan teroksidasi menjadi asam

onat, sedangkan pereaksi benedict (sebagai Cu2+) akan tereduksi menjadi kapro

oksida. Jadi dalam uji ini terjadi proses oksidasi dan proses reduksi (Sumardjo,

2008).

Uji benedict bertujuan untuk mengidentifikasi gula pereduksi. Perlakuan

pertama-tama dilakukan adalah menyiapkan sampel yaitu amilum, glukosa,

sukrosa, dan laktosa. Masing- masing diambil sebanyak 8 tetes dan dipindahkan

kedalam erlenmeyer kemudian larutkan dengan akuades diaduk agar larutan

menjadi homogen. Kemudian disiapkan 4 buah tabung reaksi dan dimasukkan

masing-masing 10 tetes reagen benedict kedalam 4 buah tabung reaksi. Kemudian

sampel diambil masing-masing 8 tetes dimasukkan kedalam reagen,diamati

perubahan warnanya laktosa bewarna kuning kejinggaan, sukrosa bewarna biru,

Page 10: Laporan Karbohidrat Protein Lipid

glukosa bewarna kuning kejinggaan, dan amilum bewarna biru, memberikan

perkiraaan semikualitatif adanya sejumlah gula yang mereduksi. Kemudian

larutan dipanaskan, pemanasan yang dilakukan pada percobaan ini dimaksudkan

untuk melarutkan endapan yang terbentuk karena pemanasan akan menambah

kelarutan suatu zat. Ketika dipanaskan endapan yang tadinya terbentuk akan larut.

Kenaikan suhu larutan merupakan perubahan energi aktivasi ion-ion terlarut.

Semakin tinggi suhu maka semakin banyak energi yang masuk, sehingga ion-ion

lebih aktif bergerak dan bergetar. Akibatnya, endapan yang semula ada jika

suhunya dinaikkan maka akan hilang atau terlarut.

Setelah pemanasan diamati lagi perubahan warnanya laktosa berubah

menjadi warna orange, sukrosa tetap bewarna biru, glukosa berubah menjadi lebih

pekat bewarna orange dan amilum mengalami perubahan warna menjadi biru

bening. Setelah dipanaskan langsung didinginkan menggunakan air, tujuan dari

pendinginan yaitu untuk menghentikan proses reaksi.

b. Uji Iod

Dasar uji ini adalah heksasa dan pentosa mengalami dehidran oleh

pengaruh asam sulfat pekat menjadi furfural dan kondensasi aldehida yang

terbentuk ini dengan α-neftol membentuk senyawa yang berwarna khusus untuk

polisakarida dan disakarida (Sumardjo, 2008). Uji ini digunakan untuk menguji

adanya polisakarida. Pembentukan warna biru menunjukan adanya pati, warna

merah menunjukan adanya glikogen atau eritrodekstrin.

Dalam percobaan uji iod ini, pertama Diteteskan larutan sampel pada plat

tetes. Ditambahkan beberapa tetes larutan iod (0,5 N Iod dalam 3% KI). Diamati

perubahan yang terjadi. Diteteskan larutanm sampel amilum 5 tetes diambah iod 2

tetes terbentuk warna ungu. Lalu larutan sampel sukrosa 5 tetes ditambah 2 tetes

iod terbentuk warna orange muda. Selanjutnya larutan sampel glukosa 5 tetes

ditambahkan 2 tetes iod terbentuk warna orange tua. Dan terakhir lrutan sampel

laktosa 5 tetes ditambah iod 2 tetes terbentuk warna jingga.

c. Uji Hidrolisa Pati

Page 11: Laporan Karbohidrat Protein Lipid

Tujuan dari hidrolisis pati adalah untuk mengidentifikasi hasil hidrolisis

amilum (pati). Pati adalah polisakarida yang terdapat pada sebagian besar umbi-

umbian dan biji-bijian seperti kentang, jagung atau padi. Ketika pati dipisahkan

dengan air panas, pati terpisah menjadi 2 fraksi :

1. Fraksi terlarut yang disebut amilosa (+/-20%). Amilosa mempunyai struktur

makromolekul linear yang dengan iodium memberikan warna biru.

2. Fraksi tidak larut yang disebut amilopektin (+/-80%). Amilopektin mempunyai

struktur makromolekul bercabang yang dengan iodium memberikan warna

ungu sampai merah.

Pengertian pati atau amilum adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut

dalam air, berwujud bubuk putih, tawar dan tidak berbau. Pati merupakan bahan

utama yang dihasilkan oleh tumbuhan untuk menyimpan kelebihan glukosa

(sebagai produk fotosintesis) dalam jangka panjang. Hewan dan manusia juga

menjadikan pati sebagai sumber energi yang penting (Martin, 2012). Pati dalam

suasana asam bila dipanaskan akan terhidrolisis menjadi senyawa-senyawa yang

lebih sederhana. Hasil hidrolisis dapat diuji dengan iodium dan menghasilkan

warna biru sampai tidak berwarna. Hasil hidrolisis diperkuat dengan uji benedict.

Dalam percobaan hidrolisa pati, pertama Disiapkan 5 buah tabung yang telah

diberi nomor urut masing-masing tabung diambahkan 10 tetes reagen benedict.

Dimasukan 20 ml larutan pati kedalam gelas piala dan ditambahkan 10 tetes HCl

pekat kemudian di panaskan sampai mendidih. Diambil 5 tetes dan dimasukkan

kedalam tabung 1. Lalu diambil 3 tetes masukkan pada plat tetes (lubang 1) dan

ditambahkan 1 tetes larutan iod. Dilanjutkan penambahan tersebut kedalam tiap

tabung reaksi dengan selang waktu 2 menit. Didihkan ke-7 tabung tersebut selama

5 menit. Diamati perubahan yang terjadi. Setelah itu bandingkan warna zat pada

tabung dan pada plat sesuai dengan nomornya.

Larutan sampel amilum diambil 3 tetes lalu ditambahkan 8 tetes benedict.

Sebelum dipanaskan larutannya berwarna biru, setelah dipanaskan larutannya

menjadi bening. Lalu diambil 3 tetes larutan laktosa ditambahkan 8 tetes benedict.

Page 12: Laporan Karbohidrat Protein Lipid

Sebelum dipanaskan larutannya berwarna hijau muda, dan setelah dipanaskan

menjadi kuning. Larutan glukosa 3 tetes ditambah 8 tetes benedict. Sebelum

dipanaskan larutannya berwarna orange muda, dan setelah dipanaskan menjadi

coklat muda. Larutan amiilum 20 tetes ditambahkan 10 tetes benedict dan HCl 1

ml, dan dipanaskan tidak terjadi perubahan warna. Fungsi pemanasan dalam

percobaan ini yaitu untuk mengetahui perubahan warna pada senyawa larutan.

2.2.2 PROTEIN

Menurut Poedjiadi (1994: 81), protein berasal dari kata protos atau proteos

yang berarti pertama dan utama. Protein mempunyai fungsi sebagai biokatalis

dengan bantuan enzim. Protein adalah komponen penting yang diperoleh dari

tumbuhan dan hewan. Protein yang berasal dari hewan disebut protein hewani,

dan yang berasal dari tumbuhan disebut protein nabati.

Adapun menurut fessenden (1997: 661), protein memiliki struktur yang khas

dan berat molekul yang spesifik. Meskipun demikian, protein sangat sukar

dimurnikan karena protein terdapat dalam bentuk kompleks bersama lipid dan

karbohidrat juga sebagai campuran dengan protein lainnya. Selain itu, bentuk

protein mudah rusak oleh panas, asam, basa, dan pelarut organic. Rusaknya

protein tersebut dikenal dengan istilah terdenaturasi.

Protein merupakan senyawa organik yang molekulnya sangat besar dan

susunannya sangat kompleks dan serta merupakan polimer dari alfa asam-asam

amino. Karena protein tersusun dari asam-asam amino, maka susunan kimia

mengandung unsur-unsur seperti yang menyusun asam amino antara lain C, H, O,

N, dan kadang-kadang S, P, Fe, dan Mg (Soemardjo,1997). Protein merupakan

senyawa organik makro molekul yang mempunyai susunan komplek dan terdiri

atas polimer-polimer alam yang terdiri atas beberapa alfa asam amino, serta

terikat melalui ikatan peptida. ( Martoharsono dan Soeharsono, 1993 ).

Protein bereaksi positif terhadap uji biuret (Poedjiati, 1994). Protein bereaksi

positif dikarenakan protein ddalm berbagai larutan dalam eter dari garam yang

mengalami denaturasi (Soemardjo, 1997). yang mengatakan bahwa protein

menampakkan aktivitas biologis pada kisaran pH tertentu, pada kisaran inilah

Page 13: Laporan Karbohidrat Protein Lipid

protein mengalami perubahan fisik yang disebut denaturasi (Soeharsono, 1992).

Protein sering di sebut sebagai zat makanan bernitrogen kerena protein merupakan

satu-satunya zat makanan yang mengandung unsur nitrogen. Protein terkandung

dalam makanan nabati dan hewani, tetapi protein hewani paling bernilai untuk

tubuh manusia sebagai materi pembangun karena komposisinya sama dengan

protein manusia (Watson, 2002). Protein dibutuhkan unuk pertumbuhan,

perkembangan, pembentukan otot, pembentukan sel darah merah, perahanan

tubuh terhadap penyakit, enzim dan hormon, dan sintesa jaringan badan lainnya

(Nugrahaini, dkk, 2010).

a. Uji Biuret

Apabila lrutan proein encer yang dibuat basa dengan larutan natrium

hidroksida ditambah dengan beberapa tetes larutan tembaga sulfat encer, larutan

tersebut akan terbentuk warna merah muda sampai violet. Reaksi ini disebut

reaksi biuret sebab warna senyawa yang terbentuk sam dengan warna senyawa

biuret bila ditambah larutan natrium hidroksida dan tembaga sulfat (Sumardjo,

2008). Biuret dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya ikatan peptida,

banyak atau sedikitnya ikatan peptida dalam protein. Biuret adalah reagen yang

digunakan untuk menguji kandungan protein. Perlakuan pertama yang dilakukan

adalah dicampurkan 10 tetes albumin dan NaOH dan 3 tetes CuSO4 dan larutan

urea selama percobaan larutan tidak boleh diaduk. . Sebelum proses pemanasan

berlangsung terjadi perubahan warna pada larutan yaitu bewarna biru. Kemudian

larutan tersebut dipanaskan setelah dilakukan pemanasan diamati larutan menjadi

keruh.

b. Uji Xantoprotein

Proses xantoprotein adalah proses nitrasi inti benzena pada asam amino

penyusun protein tersebu. Proses ini dapat terjadi jika kuli terkena asam nitrat

pekat yang segera menjadi kuning karena terjadinya proses nitrasi inti benzena

pada asam amino penyusun kulit (Sumardjo, 2008).

Page 14: Laporan Karbohidrat Protein Lipid

Xantoprotein ini adalah pereaksi protein yang menunjukan adanya inti

benzene (cincin fenil). Untuk identifikasi tryosin,trptophan, dan fenilalanin.

Prosuder dari pereaksian Xantoprotein ini adalah protein bereaksi dengan HNO3

dan menghasilkan +NaOH berlebih.

Albumin merupakan jenis protein terbanyak di dalam plasma yang mencapai

kadar 60 persen. Protein yang larut dalam air dan mengendap pada pemanasan itu

merupakan salah satu konstituen utama tubuh. Ia dibuat oleh hati. Karena itu

albumin juga dipakai sebagai tes pembantu dalam penilaian fungsi ginjal dan

saluran cerna. (Winarmo, 1984)

Kasein adalah salah satu jenis protein terbesar yang dapat ditemukan pada

susu, protein ini tidak mudah rusak oleh panas, tapi mudah rusak oleh pH. Protein

ini lebih dikenal dalam dunia fitnes dimana kasein sangat bermanfaat guna

meningkatkan kekuatan dan masa otot didalam sistem pencernaan. Kasein lebih

membutuhkan waktu yang lama untuk dicerna yakni sekitar 4-5 jam selama

proses maka tubuh akan mendapatkan suplai asam amino dari pemecahan protein.

Kasein secara terus menerus dan asam amino tersebut sangat berguna untuk

memberi makan bagi otot tubuh kita. (Winarmo, 1984)

Pada percobaan ini 2 bahan sampel yang digunakan yaitu albumin (putih

telur) dan kasein (air susu). Perlakuan pertama yaitu membuat larutan susu dengan

menggunakan bubuk susu sebanyak 2 sendok, dilarutkan menggunakan akuades

diaduk hingga larutan homogen. Kemudian dipipet 20 tetes kasein dan

dipindahkan kedalam tabung reaksi, . Dipipet juga albumin sebanyak 20 tetes dan

dipindahkan kedalam tabung reaksi. Kemudian masing- masing tabung

ditambahkan natrium hidroksida tetes demi tetes. Diamati perubahan warna yang

terjadi pada masing-masing larutan, albumin berubah menjadi gumpalan oren,

sedangkan kasein tidak berubah warna.

c. Uji Ninihidrin

Ninhidrin merupakan reagen pengoksidasi kuat yang bereaksi dengan

seluruh α asam amino. Tujuan uji ini yaitu untuk mengetahui perubahan warna

Page 15: Laporan Karbohidrat Protein Lipid

yang terjadi pada albumin. Zat pengoksidasi ninhidrin dengan lrutan protein

membentuk larutan berwarna ungu sampai biru. Reaksi ini berjalan dengan

sempurna pada PH 5-7 dan sedikit pemanasan. Reaksi ini berlaku untuk semua

proein, hasil antara hidrolisisnya, dan hasil akhir hidrolisisnya, yaiu asam amino.

Khusus untuk asam amino protein dan hoidroksi prolin akan terbenuk warna

kuning (Sumardjo, 2008). Perlakuan pertama dilakukan adalah disiapkan tabung2

tabung reaksi dimasukkan 10 tetes albumin dan 10 tetes buffer asetat dan 20 tetes

ninhidrin. Tujuan penggunaan 2 tabung dengan sampel yang sama untuk

membandingkan hasil dari ke 2 tabung. Diamati, setelah pencampuran larutan

membentuk 2 lapisan yaitu bewarna, bawah bening dan diatas keruh. Kemudian

larutan dipanaskan setelah pemanasan diamati larutan menjadi keruh pekat dan

berbusa, percobaan ini tidak sesuai dengan teori jika larutan berhasil warna

larutan setelah pemanasan akan berubah menjadi warna ungu hal ini dikarenakan

reaksi yang terjadi kurang baik.

2.2.3 Lipid

Lipid adalah senyawa organik berminyak atau berlemak yang tidak larut

didalam air, namun dapat diekstrak dari sel dan jaringan oleh pelarut non polar,

seperti kloroform, atau eter (Martin, 2012) Istilah lipid kadang-kadang diartikan

sama dengan lemak, dan yang dikenal sebagai bahan makanan adalah mentega,

minyak tumbuhan, minyak daging sapi, kulit ayam, lemak yang terdapat dalam

susu, kuning telur, daging, kacang-kacangan dan lain-lain (Martin, 2012)

Lemak adalah senyawa organik berminyak yang tidak larut dalam air, yang

dapat diekstrak sel dan jaringan oleh pelarut nonpolar, seperti kloroform atau eter.

Diketahui bahwa Aspergillus terreus mampu menghasilkan lipid (Nurul, 2010).

Jenis lipida yang paling banyak adalah triasigliserol, yang merupakan bahan bakar

utama bagi hampir semua organisme (Lehninger,1982). lipid adalah senyawa

organik yang tidak larut dalam air tapi laurt dalam pelarut organik non polar

seperti hidrokarbon atau dietil eter (Rahardjo, 2000). Lipid adalah bagian integral

Page 16: Laporan Karbohidrat Protein Lipid

membran, yang merupakan suatu zat atau eter senyawa yang bersifat tidak

menghantarkan arus listrik yang baik (Hawab, 2004).

Lemak merupakan suatu senyawa eter antara gliserol dan asam lemak atau

gliserida yang bersiffat padat (Kusnawidjaja, 1993). Adapun asam lemak yang

menjadi penyusunnya adalah rantainya lurus, mempunyai jumlah atom C genap,

dan radikal karboksilnya terletak diujung rantai (Soemardjo, 1997). Lemak ada

bersifat padat dan ada yang bersifat cair (Kimball,  1992).

Pada uji ini sampel menunjukkan semuanya larut dalam pelarut eter. Hal ini

sesuai dengan pendapat Rahardjo (2000) yang mengatakan bahwa lipid adalah

senyawa organik yang tidak larut dalam air tapi larut dalam pelarut organik non

polar seperti hidrokarbon atau dietil eter. Pada percobaan uji kelarutan 4 sampel

yang digunakan yaitu air, minyak, kloroform dan methanol dingin. Disiapkan

masing masing 3 tabung reaksi yang dimasukkan 3 ml minyak goreng. Tabung 1

berisi minyak goreng ditambahkan kedalamnya 3 ml air, tabung 2 berisi minyak

goreng ditambahkan 3ml kloroform, tabung 3 berisi minyak goreng ditambahkan

3 ml ethanol dingin. . Hasil dari tabung 2 menyatu atau bercampur dengan baik.

Sedangkan hasil dari tabung 3 tidak menyatu atau tidak bercampur dengan baik.

Air merupakan polar, minyak merupakan non polar, minyak dicampur kloroform

merupakan non polar dan methanol dingin dicampur minyak termasuk polar.

III.KESIMPULAN

Pada praktikum ini dapat diambil kesimpulan bahwa karbohidrat merupakan

senyawa yang terbentuk dari molekul karbon, hidrogen dan oksigen. Sebagai

salah satu jenis zat gizi, fungsi utama karbohidrat adalah penghasil energi di

dalam tubuh. Dalam kehidupan, fungsi protein sangat penting misalnya, semua

tumbuhan dan hewan merupakan protein. Protein merupakan senyawa organik

makro molekul yang mempunyai susunan komplek dan terdiri atas polimer-

polimer alam yang terdiri atas beberapa alfa asam amino, serta terikat melalui

ikatan peptida. Lipid adalah zat yang termasuk senyawa heterogen yang terdapat

Page 17: Laporan Karbohidrat Protein Lipid

dalam jaringan tanaman dan hewan, mempunyai sifat tidak larut dalam air dan

larut dalam pelarut organik seperti ether, kloroform dan benzena.

DAFTAR PUSTAKA

Brady,1999. Kimia universitas. Edisi ke 5. Bina Putra Aksara.Jakarta

Fessenden. 2010. Dasar-dasar kimia organik. Binapura aksara: Tanggerang

Hawab, H. M. 2004. Pengantar Biokimia. Bayumedia, Jawa Timur.

Irawan,Prasetya.2007.Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif . UI . Jakarta

Keenan. 1984. Kimia universitas. Jilid 2. Erlangga: jakarta

Kimball, Jhon W. 1992. Kimia Edisi Kelima. Erlangga, Jakarta

Kusnawidjaya, K. 1993. Biokimia. Alumni, Bandung.

Lehninger. 1982. Biokimia Dasar. Erlangga, Jakarta.

Martoharsono, S. 1993. Biokimia. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Martin, elizabeth. 2012. Kamus kimia sains. Pustaka pelajar: Jakarta

Raharjo. 2000. Kimia Dasar II. UNS Press, Surakarta Soeharsona. 1992. Biokimia

Jilid I. Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Poedjiadi, anna. 1994. Dasar-dasar biokimia. Universitas Indonesia pres: Jakarta

Soemardjo, Damin. 1997. Kimia Kedokteran UNDIP. Semarang, Universitas

Diponegoro, Semarang.

Suhara.2009.Dasar- Dasar Biokimia.Prima Press. Bandung

Page 18: Laporan Karbohidrat Protein Lipid

Winarmo, f. 1984. Kimia pangan dan gizi. Gramedia: Jakarta