Laporan Jamur Dion Jadi

34
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM BUDIDAYA JAMUR TIRAM A. JUDUL Budidaya jamur tiram ( Pleurotus ostreatus ) B. TUJUAN 1. Mempelajari bagaimana cara/proses budidaya jamur tiram (Pleurotus ostreatus) dari penyiapan bahan sampai pemanen 2. Mengetahui media yang baik untuk membudidayakan jamur tiram 3. Mengetahui tahap-tahap pembudidayaan jamur tiram 4. Mengetahui syarat-syarat tumbuh jamur tiram 5. Mengetahui faktor-faktor yang menghambat tumbuhan miselium jamur tiram 6. Mengetahui manfaat pembudidayaan jamur secara umum dan manfaat dari jamur tiram sendiri C. DASAR TEORI 1. Budidaya jamur secara umum Budidaya jamur merupakan salah satu budidaya yang tidak mengenal musim dan tidak membutuhkan tempat yang luas.Jenis-jenis jamur yang umum dibudidayakan ialah jamur merang (Volvariella volvaceae), jamur tiram (Pleurotus ostreatus), jamur kuping (Auricularia polytricha), jamur payung (Lentinus edodes) dan jamur kancing (Agaricus Sp). Hasil panen jamur tersebut tak hanya untuk mencukupi

Transcript of Laporan Jamur Dion Jadi

Page 1: Laporan Jamur Dion Jadi

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

BUDIDAYA JAMUR TIRAM

A. JUDUL

Budidaya jamur tiram (Pleurotus ostreatus)

B. TUJUAN

1. Mempelajari bagaimana cara/proses budidaya jamur tiram (Pleurotus ostreatus)

dari penyiapan bahan sampai pemanen

2. Mengetahui media yang baik untuk membudidayakan jamur tiram

3. Mengetahui tahap-tahap pembudidayaan jamur tiram

4. Mengetahui syarat-syarat tumbuh jamur tiram

5. Mengetahui faktor-faktor yang menghambat tumbuhan miselium jamur tiram

6. Mengetahui manfaat pembudidayaan jamur secara umum dan manfaat dari

jamur tiram sendiri

C. DASAR TEORI

1. Budidaya jamur secara umum

Budidaya jamur merupakan salah satu budidaya yang tidak mengenal

musim dan tidak membutuhkan tempat yang luas.Jenis-jenis jamur yang umum

dibudidayakan ialah jamur merang (Volvariella volvaceae), jamur tiram (Pleurotus

ostreatus), jamur kuping (Auricularia polytricha), jamur payung (Lentinus

edodes) dan jamur kancing (Agaricus Sp). Hasil panen jamur tersebut tak hanya

untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri bahkan ada juga yang di ekspor,seperti

jamur kancing dan jamur payung. Media untuk pertumbuhan jamur dapat

menggunakan limbah yaitu limbah pertanian (merang dan daun pisang) dan limbah

industri (serbuk gergaji). Ramuan atau campuran yang digunakan sebagai media

juga bermacam-macam,sedangkan metode yang digunakan untuk budidaya jamur

ini juga bermacam-macam,seperti cara ilmiah, konvensional,tradisional,dan semi

modern.

Jamur terdiri dari bermacam- macam jenis, ada yang merugikan dan ada

yang menguntungkan bagi kehidupan manusia. Jamur yang merugikan antara lain

karena bersifat patogen yaitu dapat menyebabkan penyakit pada manusia, hewan

Page 2: Laporan Jamur Dion Jadi

maupun tumbuhan. Diantara jamur yang menguntungkan manusia misalnya :

penicillium yang menghasilkan antibiotik penisilin, jamur-jamur yang berperan

dalam proses fermentasi makanan seperti kecap, tempe, tape, tauco dan lain-lain.

Bahkan banyak jenis jamur yang dapat dikonsumsi (dimakan) antara lain jamur

kuping, jamur tiram, jamur shiitake, jamur agaricus (campignon) dan jamur

merang.

Dewasa ini budidaya jamur (Mushrooming the mushroom) yang dapat

dimakan telah banyak dilakukan orang yaitu dengan menggunakan limbah

pertanian sebagai media tumbuhnya. Budidaya jamur yang dapat dimakan (edible

mushroom) merupakan salah satu cara mengatasi kekurangan pangan dan gizi serta

menganekaragamkan pola komsumsi pangan rakyat. Dari analisa menunjukkan

bahwa kandungan mineral jamur lebih tinggi daripada gading sapi dan domba,

bahkan hampir dua kali lipat jumlah garam mineral dalam sayuran. Jumlah

proteinnya dua kali lipat protein asparagus, kol, kentang dan empat kali lipat

daripada tomat dan wortel serta enam kali lipat dari jeruk. Selain itu jamur juga

mengandung zat besi, tembaga, kalium dan kapur, kaya vitamin B dan D, sejumlah

enzim tripsin yang berperan sangat penting pada proses pencernaan, kalor dan

kolesterolnya rendah.

Beberapa keuntungan budidaya jamur yaitu :

1. Melalui pemanfaatan bahan-bahan limbah di sekitar kita akan menjadikan

lingkungan kita bersih, indah dan sehat.

2. Budidaya jamur dapat diusahakan tanpa menggunakan lahan yang luas

3. Produk Jamur dapat dimanfaatkan untuk menambah gizi atau menu serta dapat

menambah pendapatan keluarga.

4. Kompos bekas media tanam dapat langsung digunakan untuk pupuk kolam ikan,

makanan ikan dan untuk memelihara cacing

2. Jamur tiram (Pleurotus ostreatus)

Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu kelompok jamur

Basidiomycetes. Pleourotus dikenal dengan sebutan jamur tiram karena

mempunyai bentuk seperti cangkang tiram. Jamur ini memiliki tubuh buah yang

tumbuh mekar membentuk corong dangkal seperti kerang (tiram). Tubuh buah

Page 3: Laporan Jamur Dion Jadi

memiliki tudung (Pileus) dan tangkai (Stipe atau Stalk). Pileus berbentuk mirip

seperti cangkang tiram, dengan permukaan bagian bawah berlapis-lapis seperti

insang berwarna putih dan lunak yang dinamakan dengan lamela.

Pleurotus ostreatus teramsuk salah satu jenis jamur yang dapat

dimakan (eadible). Jamur ini memiliki kandungan protein yang cukup tinggi

dengan asam amino yang lengkap. Selain itu, jamur tiram juga mengandung

vitamin B1, B2 dan beberapa garam mineral dari unsur Ca, P, Fe, Na dan K.

Kandungan serat jamur tiram mulai 7,4%, ini sangat baik untuk pencernaan. Tabel

berikut adalah kandungan gizi yang terdapat pada jamur tiram :

No. Komposisi %

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Protein

Karbohidrat

Abu

Lemak

Serat

Kalori

27

58

9,3

1,6

11,5

265,5 kl

Khasiat jamur tiram untuk kesehatan adalah untuk menghentikan

pendarahan dan mempercepat pengeringan luka pad permukaan tubuh,

mencegah penyakit diabetes melitus, penyempitan pembuluh darah menurunkan

kolesterol darah, menambah vitalitas dan daya tahan tubuh serta mencegah

penyakit tumor atau kanker, kelenjar gondok, influenza dan sekaligus

memperlancar buang air besar.

Secara alami jamur tiram hidup pada batang kayu yang sudah mati,

bersifat saprofit meskipun kadang-kadang sebagai parasit dan tersebar luas di

daerah yang beriklim sedang. Jamur ini mempunyai kemampuan memproduksi

Page 4: Laporan Jamur Dion Jadi

enzin yang dapat mengurai material yang mempunyai kandungan selulosa dan

lignin tinggi seperti yang dikandung bahan buangan (limbah) tanaman

holtikultura. Kemampuan ini dapat dimanfaatkan dengan beberapa keuntungan

yang dapat diperoleh yaitu bahan buangan tanaman pangan dan holtikultura

tersebut dapat dipergunakan sebagai media pertumbuhan jamur tiram putih

secara komersial. Media tanam yang dapat digunakan tidak hanya kayu, tetapi

dapat pula menggunakan media lain seperti ampas tebu dan sisa randu kapuk.

Jamur tiram dapat dibudidayakan dengan menggunakan media

tanam. Media tanam jamur terdiri dari bahan organik dan tanaman yang sudah

mati, misalnya sebuk gergaji kayu, ampas tebu dan sisa kapuk randu. Serbuk

gergajian kayu merupakan limbah penggergajian kayu yang jumlahnya

melimpah dan saat ini pemanfaatannya belum optimal. Serbuk kayu yang

paling baik untuk media adalah kayu dari pohon berdaun lebar, karena banyak

mengandung selulosa. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah serbuk kayu

tidak berasal dari pohon yang bergetah dan beabs dari solar dan minyak.

D. ALAT DAN BAHAN

I. Alat

1. Alat pencampur seperti sekop dan cangkul

2. Alat sterilisasi berupa : drum perebus dengan tutup dan sarangan, sumber panas

(kayu)

3. Rak untuk menyimpan media jamur,

4. Inkas untuk pembibitan (inokulasi),

5. pinset,

6. semprotan atau sprayer,

7. pipa paralon untuk cincin,

8. kantong plastik transparan,

9. kertas koran,

10. karet gelang ember, dan

11. wadah untuk mencampur media.

Page 5: Laporan Jamur Dion Jadi

II. Bahan

Bahan media tanam untuk jamur tiram putih adalah gergajian kayu (serbuk)

dicampur dengan bahan-bahan dibawah ini dengan perbandingan sebagai berikut :

1. Serbuk Gergaji 105 kg

2. Bekatul atau dedak halus 21 kg

3. Kalsium carbonat/ kapur (CaCO3) 0,6 kg

4. Gips (CaSO4) 0,6 kg

5. Pupuk TSP 0,6 kg

6. Bibit 6 botol

7. Air secukupnya

Untuk satu paket sedang bisa menghasilkan 200 -300 media.

E. CARA KERJA

1. Persiapan Media

Tahap awal yang perlu dilakukan adalah penyiapan serbuk gergaji sebagai

medianya. Kemudian diberi air secukupnya agar basah (Ingat air jangan terlalu

banyak sehingga serbuk gergaji tidak terlalu basah). Lalu serbuk gergaji ditaburi

kapur dan pupuk TSP secukupnya.

Proses pencampuran

2. Proses Pengomposan

Sebelum pembungkusan media, serbuk gergaji diberi air dan kemudian

dikomposkan selama 15 hari. Karena pada praktikum budidaya jamur ini, serbuk

Page 6: Laporan Jamur Dion Jadi

gergaji sudah basah dan dikomposkan, maka bisa siap pakai, dan tinggal

menambahkan air sedikit saja.

3. Proses Pembungkusan

Bahan-bahan media tanam yang telah dikomposkan dimasukkan ke dalam

kantong plastik. Kantong plastik pada kedua ujung pangkalnya ditekuk kedalam,

sehingga setelah diisi dan dipadatkan kantong plastik dapat berdiri seperti botol.

Kantong plastik diisi kurang lebih ¾ bagian, kemudian yang ¼ bagiannya

ditekuk ke dalam.Untuk meletakkan kantong plastik yang telah diisi (polibek)

pada posisi terbalik yaitu bagian yang ditekuk/ dilipat kedalam ditempatkan

dibawah.

Polibek yang sudah jadi (selesai dibungkus) proses pembungkusan

4. Proses Sterilisari

Siapkan alat drum perebus beserta perlengkapannya. Sarangan diletakkan

kira-kiran 1/3 bagian drum dari bawah. Isilah drum dengan air bersih kira-kira ¼

bagian drum. Sumber panas dinyalakan, sambil media tanam dimasukkan ke

dalam platik besar tahan panas yang menjulur ke atas drum. Proses sterilisasi

dengan uap ini dilakukan selama 3 – 4 jam pada suhu 90 – 105o C.

Page 7: Laporan Jamur Dion Jadi

Drum perebus proses sterilisasi

5. Teknik Penanaman Bibit ( Inokulasi )

Setelah proses sterilisasi selesai, polibek dari drum diambil keluar dan dibiarkan

dingin. Bila telah dingin, proses inokulasi dapat dilakukan yaitu dengan cara :

a. Bibit disiapakan, lampu spiritus dinyalakan, meja okulasi dibersihakn

dengan alkohol 70%.

b. memasukkan bibit dibagian atas, usahakan merata dibagian atas permukaan

media dalam polibek. Kira bibit sebanyak 3-4 sendok.

c. Untuk mengikatkan plastik agar kuat, ujung polibek dimasukan potongan

pralon (cincin), kemudian ditutup dengan potongan kertas koran dan diikat

dengan karet gelang. Saat inokulasi sebaiknya jangan sampai melebihi dari

24 jam setelah proses sterilisasi.

Proses inokulasi

6. Pemeliharaan dan Inkubasi

Page 8: Laporan Jamur Dion Jadi

Polibek yang sudah disterelisasi, kemudian ditempatkan pada rak-rak yang telah

disediakan. Rak-rak ini sebaiknya ditempatkan dalam suatu ruangan agar suhu

dan kelembabannya tidak terpengaruh oleh udara luar. Suhu dan kelembabannya

diusahakan stabil sesuai dengan kondisi yang diinginkan bagi pertumbuhan

jamur yaitu 24 – 28o C dan kelembaban udara 80 – 90 %. Polibek tersebut

dibiarkan selama 6 – 8 minggu sampai miselium tumbuh memenuhi kantong

palstik sehingga warnanya putih padat.

Pemeliharaan dan inkubasi

7. Pembukaan Penutup Media

Setelah polibek berwarna putik kompak (umur 6 – 8 minggu), maka polibek

dapat dibuka dengan melepas karet dan cincin pralon. Kemudian plastik yang

terbuka disibakkan keluar agar permukaan media tumbuh jamur mendapatkan

udara sebanyak-banyaknya. Dengan langkah-langkah :

a. Sebelum dilakukan pembukaan kapas penyumbat, tangan dan plastik

pembungkus media diolesi alkohol 70%.

b. Kapas dibuka untuk keluarnya miselium jamur.

8. Pemeliharaan

a. Mempertahankan suhu 26-28oC dengan jalan memberikan aerasi udara pada

ruangan.

b. Menjaga kelembapan ruangan dengan menyiram atau menyemprotkan iar di

media jamur.

9. Pemanenan

Pemanenan dilakukan dengan tangan, yaitu dengan memutar badan buah jamur

sehingga jamur tersebut terlepas dari media. Jamur tiram dapat dipanen ketika :

Ø jamur belum terlalu tua

Ø postur cap-nya masih kaku dan segar

Ø Berwarna putih

Page 9: Laporan Jamur Dion Jadi

pemanenan

F. HASIL PENGAMATAN

Pengamatan secara visual terhadap pertumbuhan hifa jamur dari mulai

terbentuknya hifa sampai membentuk miselium :

Gambar

Hari

Ke-

Baglog I Baglog II Baglog III

5

Miselium belum teramati Miselium belum teramati Miselium belum teramatai

10

Miselium mulai tumbuh Misselium belum

teramati

Miselium belum teramati

15

Miselium hampir Miselium mulai tumbuh Miselium mulai tumbuh

Page 10: Laporan Jamur Dion Jadi

memenuhi setengah

baglog

seperempat baglog seperempat baglog

20

Miselium memenuhi

setengah baglock

Miselium belum tumbuhMiselium hampir

memenuhi seperempat

baglock

25

Miselium memenuhi

seluruh baglog

Miselium hampir

memenuhi seluruh

baglog

Miselium hampir

memenuhi seluruh baglog

30

Miselium memenuhi

seluruh baglog dan kapas

sudah dilepas

Miselium tidak tumbuh

sama sekaliMiselium semakin

memenuhi baglog, dan

hampir penuh tapi kapas

belum dilepas

Page 11: Laporan Jamur Dion Jadi

G. PEMBAHASAN

Budi daya jamur tiram adalah mengusahakan kondisi sehingga jamur tiram

tersebut dapat tumbuh dengan baik. Untuk itu perlu dilakukan adaptasi substrat

dan lingkungan tempat tumbuh sesuai dengan habitat tumbuhnya di alam. Faktor

yang berpengaruh tersebut adalah faktor media tumbuh dan faktor lingkungan

(Cahyana.1997.Hlm:8).

Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jenis jamur kayu.

Pleurotus ostreatus merupakan spesies dari taksonomi :

Kingdom : Mycota

Divisi : Basidiomycota

Kelas : Agaricomycetes

Ordo : Agaricales

Famili : Tricolomataceae

Genus : Pleurotus

Spesies : Pleurotus ostreatus

Pada praktikum pembudidayaan jamur ini, saya mendapatkan 3 polibek/

bagklok yang harus saya buat dan saya rawat. Pada pembahasan ini saya akan

menjelaskan proses pembuatan jamur dari awal pembuatan samapai dengan hasil

yang saya peroleh dari 3 polibek yang saya buat. Prosesnya dimulai dari :

1. Persiapan media : yaitu menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam

proses pembudidayaan jamur. Seperti drum sterelisasi, serbuk gergaji dan

bekatul sebagai media, dan bibit jamur tiram serta alat dan bahan lainnya.

2. Pengkomposan : yaitu proses dimana serbuk gergaji dicampur dengan bekatul

dan diberi sedikit air dan didiamkan selama 6 hari. Pada praktikum kali ini,

kami tidak perlu melakukan pengkomposan karena serbuk gergaji yang kami

bawa dari produsen jamur tiram sendiri sudah dikomposkan. Sehingga serbuk

gergaji hanya perlu penambahan sedikit bekatul, kapur dan sedikit air.

3. Proses Pembungkusan : yaitu proses dimana media yang digunakan dalam

pembudidayaan jamur ( serbuk gergaji tersebut) dimasukkan atau dibungkus

dalam plastik tahan panas, sampai plastik padat, dan dibagian atas plastik diberi

cincin, kemudian disumbat dengan kapas dan kertas koran lalu diikat dengan

karet gelang

Page 12: Laporan Jamur Dion Jadi

4. Proses Sterilisari : yaitu proses dimana polibek dimasukkan ke dalam drum

pasteurisasi untuk disterilisasikan agar polibek bersih dari bibit penyakit. Proses

strerilsasi sendiri membutuhkan waktu 3-4 jam, dengan suhu kira-kira 100oC.

Pada proses sterilisasi ini, setiap jam keadaan air didalam drum harus diamati,

hal ini dikarenakan drum yang digunakan adalah drum buatan sendiri yang

belum teruji keefektifannya dan karena drum ini tidak mempunyai indikator air.

Dan harus juga diperhatikan keadaan apinya, karena kami bahan bakarnya

hanya menggunakan kayu bakar.

5. Teknik Penanaman Bibit ( Inokulasi ) : yaitu proses dimana bibit dimasukkan

ke dalam polibek. Proses ini dilakukan setelah polibek selesai disterilisasi dan

didinginkan selama kurang lebih 24 jam. Pada proses inokulasi, pertama kita

menyalakan lampu spiritus, kemudian sendok di panaskan dan dibersihkan

dengan alkohol, hal ini dilakukan agar sendok tetap steril dan menjaga agar

bibit jamur yang diambil menggunakan sendok tetap bersih. Pemasukan bibit

jamur pada polibek kurang lebih 3-4 sendok setiap polibek.

6. Pemeliharaan dan Inkubasi : yaitu penempatan polibek pada suatu empat yang

mempunyai suhu yang tepat (sekitar 26-28oC). Waktu inkubasi sendiri sekitar

30 hari (1bulan). Dan pada setiap hari polibek-polibek tersebut harus dilihat dan

dirawat dengan penyiraman yang teratur.

7. Pembukaan Penutup Media : yaitu proses dimana kapas yang menutupi polibek

dibuka, setelah miselium tumbuh dan polibek berwarna putih seluruhnya. Hal

ini dimaksudkan agar hifa dapat tumbuh menjadi badan buah jamur.

8. Pemeliharaan : adalah perawatan jamur. Dengan cara menjaga/ mempertahankan

suhu antara 26-28oC dengan jalan memberikan aerasi udara pada ruangan, yaitu

dengan menggunakan kipas angin. Dan menjaga kelembapan ruangan dengan

menyiram polibek-polibek tersebut.

9. Pemanenan : pemanennya dilakukan bila jamur sudah siap dipanen. Yaitu

ketika jamur belum terlalu tua, postur cap-nya kaku dan segar serta berwarna

putih.

Itulah proses atau kegiatan yang dilakukan dalam praktikum budidaya

jamur yang kami lakukan. Dan juga yang harus diketahui dan diperhatikan bahwa

dalam pembudidayaan jamur tiram sendiri atau sebelum melakukan proses-proses

diatas. harus memenuhi syarat-syarat agar jamur tiram dapat tumbuh dengan baik,

yaitu :

Page 13: Laporan Jamur Dion Jadi

1. Tempat tumbuh jamur tiram termasuk dalam jenis kayuyang dapat tubuh

denga baik pada kayu lapuk dan mengambil bahan organik yang ada

didalamnya. Untuk membudidayakan jamur ini dapat menggunkan atau

serbuk gergajisebagai media tanamnya. Serbuk kayu yang baik untuk dibuat

sebagai bahan media tanam adalah dari jenis kayu yang keras sebab kayu yang

keras banyak mengandung selulosa yang merupakan bahan yang diperlukan

oleh jamur dalam jumlah banyak disamping itu kayu yang keras membuat

media tanaman tidak cepat habis. Kayu atau serbuk gergaji berasal dari kayu

yang berdaun lebar komposisi bahan kimianya lebih baikdibanding dengan

kayu berdaun sempit atau berdaun jarum dan yang tidak mengandung getah

pada tanaman dapat menjadi zat extraktif yang menghambat pertumbuhan

miselium.

2. Dan hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan sebuk gergaji adalah dalam

hal kebersihan dan kekeringan,

3. Dan pada serbuk gergaji tersebut perlu ditambahkan bekatul dan kapur.

Bekatul disini sebagai bahan tambahan, dan bekatul yang digunakan masih

baru, sebab jika sudah lama disimpan kemungkinan telah menggumpal atau

telah mengalami fermentasi serta tercampur dengan bahan-bahan lain yang

dapat mengganggupertumbuhan jamur. Penambahan bekatul sendiri

merupakan sumber karbohidrat, lamak dan protein. Sementara penambahan

kapur adalah untuk memberikan mineral dan mengatur pH meter.

4. Penambahan serbuk gergaji, bekatul dan kapur tersebut perlu diatur kadar

airnya. Kadar air diatur 60-65% dengan menambah air bersih agar miselium

jamur dapat tumbuh dan menyerap makanan dari media tanam dengan baik.

5. Penambahan air juga harus bersih, bila penamabahan air yang tidak bersih

dapat menyebabakan media terkontaminasi dengan mikroorganisme.

6. Tingkat keasaman media sangat berpengaruh terhadapa pertumbuhan jamur

tiram. Apabila pH terlalu rendah atau terlalu tinggi maka pertumbuhan jamur

akan terhambat, bahkan mungkin akan tumbuh jamur lain yang akan

menggangu pertumbuhan jamur tiram itu.

7. Suhu udara memegang peranan penting untuk mendapatkan pertumbuhan

yang optimal.

8. Cahaya. Pertumbuhan miselium akan tumbuh dengan cepat dalam/ keadaan

gelap/tanpa sinar.

Page 14: Laporan Jamur Dion Jadi

Tapi pada praktikum kali ini, saya baru melakukan kegiatan dari no. 1-8,

karena jamur yang saya budidayakan atau saya rawat belum tumbuh.

Jamur tiram yang saya rawat belum tumbuh tersebut mungkin dapat

disebabkan oleh beberapa faktor. Dan pada 3 polibek tersebut, 2 polibek telah

berwarna putih dan sudah tumbuh miseliumnya dibagian atasnya dan yang satu

belum sama sekali berwarna putih. Maka saya akan membahas satu persatu

penyebab dan hal yang membuat jamur-jamur yang saya rawat belum tumbuh.

1. Polibel pertama

Pada polikel pertama belum terlihat warna putih yang memenuhi polikel. Dan

belum ada miselium yang tumbuh. Hal ini mungkin disebabkan oleh :

a. Serbuk gergaji yang dipakai sebagai media tanam kurang bersih dan terlalu

basah, sehingga miselium sulit tumbuh. Perlu diketahui bahwa serbuk

gergaji yang kurang bersih dan terlalu basah akan menghambat

pertumbuhan miselium.

b. Selain air yang digunakan atau yang ditambahankan pada serbuk gergaji

terlalu banyak, juga air yang digunakan kurang bersih. Penambahan air

yang kuarang bersih dan kadar airnya kurang menyebabkan media

gterkontaminasi dengan mikroorganisme lain.

c. Tingkat keasaman media (pH) yang tidak tepat. Apabila pH terlalu rendah

atau terlalu tinggi maka pertumbuhan jamur akan terhambat. Bahkan

mungkin akan tumbuh jamur lain yang akan mengganggu pertumbuhan

jamur tiram itu sendiri. Keasama pH media perlu diatur antara 6-7 dengan

menggunakan kapur (Calsium Oksalat).

d. Suhu udara kurang optimal. Kita tahu suhu memegang peranan penting

dalam proses pertumbuhan badan buah jamur sendiri. Pada umumnya suhu

Page 15: Laporan Jamur Dion Jadi

yang optimal untuk pertumbuhan jamur tiram sendiri dibedakn dalam dua

fase yaitu :

1. Fase inkubasi yaitu fase yang memerlukan suhu berkisar antara 22-28oC

dengan kelembaban 60-70% dan

2. Fase pembentukan tubuh buah yang memerlukan suhu udara antara 16-

22oC.

e. Sterilisasi yang kurang. Maksudnya pada waktu sterilisasi, suhu yang

dicapai dalam proses sterilisasi kurang dari 100oC. Hal ini menyebabkan

mikroorganisme yang terdapat pada serbuk gergaji, bekatul atupun air yang

digunakan belum mati. Atau juga dapat disebabkan polibek milik saya ini

pada waktu sterilisasi berada pada bagian plng atas drum, sehingga

sterilisasi yang didapat belum terpenuhi.

2. Polibek kedua dan ketiga

Pada polibek kedua dan ketiga ini, warna dari serbuk gergaji telah berwarna

putih dan dibagian atasnya sudah ditumbuhi oleh miselium. Bila dibandingkan

dengan pertumbuhan jamur tiram secara umum, jamur tiram dapat tumbuh

dalam kurun waktu sekitar 30 hari/ 1 bulan. Tapi pada polibek kedua dan ketiga

saya, belum tumbuh tubuh buahnya, dan baru tumbuh miseliumnya. Hal ini

mungkin dikarenakan oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut ialah :

a. Suhu dan kelembaban kurang optimal. Hal ini disebabkan karena ruangan

yang digunakan untuk menyimpan polibek tersebut kurang lembab,

walaupun ada kipas angin yang selalu dinyalakan tetap saja tidak

menambah kelembaban. Karena kita tahu sendiri daerah solo adalah daerah

yang panas dan kurang tepat dalam pembudidayaan jamur.

Page 16: Laporan Jamur Dion Jadi

b. Serbuk gergaji atau medianya agak basah, sehingga miselium sulit tumbuh

atau berkembang.

c. Penyiraman atau perawatan yang kurng diang baik dan teratur

d. Proses sterilisasinya kurang optimal/tidak mencapai suhu yang diinginkan

yaitu 100oC.

H. KESIMPULAN

1. Budidaya jamur merupakan salah satu budidaya yang tidak mengenal musim dan

tidak membutuhkan tempat yang luas.

2. Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu kelompok jamur

Basidiomycetes. Pleourotus dikenal dengan sebutan jamur tiram karena

mempunyai bentuk seperti cangkang tiram. Jamur ini memiliki tubuh buah yang

tumbuh mekar membentuk corong dangkal seperti kerang (tiram).

3. Manfaat/keuntungan dari budidaya jamur secara umum :

a. Melalui pemanfaatan bahan-bahan limbah di sekitar kita akan menjadikan

lingkungan kita bersih, indah dan sehat.

b. Budidaya jamur dapat diusahakan tanpa menggunakan lahan yang luas

c. 3. Produk Jamur dapat dimanfaatkan untuk menambah gizi atau menu serta

dapat menambah pendapatan keluarga.

d. 4. Kompos bekas media tanam dapat langsung digunakan untuk pupuk

kolam ikan, makanan ikan dan untuk memelihara cacing.

Sementara manfaat dari jamur tiram (Pleourtus ostreatus) :

a. Sebagai bahan makanan,

b. Dapat menurunkan kolesterol,

c. Sebagai antibakterial dan antitumor,

d. Serta jamur tiram dapat menghasilkan enzim hidrolisis dan oksidasi,

e. Dan memiliki manfaat kesehatan lainnya (obat untuk berbagai penyakit).

4. Tahap-tahap dalam pembudidayaan jamur tiram (Pleurotus ostreatus)

a. Penyiapan alat atau media

b. Proses pengomposan

c. Proses pembungkusan

d. Proses sterilisasi

e. Proses pembibitan atau inokulasi

f. Proses pemeliharaan dan inkubasi

Page 17: Laporan Jamur Dion Jadi

g. Proses pembukaan penutup media

h. Proses Pemeliharaan

i. Proses pemanenan

5. Pada proses pembudidayaan polibek-polibek jamur yang saya rawat, didapatkn

hasil yang yang berbeda dengan teori, yang harusnya jamur tiram dapat tumbuh

menjadi tubuh buah selama 30 hari tapi polibek-polibek yang saya rawat belum

ada yang tumbuh. Yaitu :

a. Pada polibek pertama : belum ditumbuhi miselium dan warna polibek

belum berwarna putih. Hal ini depengaruhi oleh suhu ruangan yang kurang

optimal, proses sterilisasi yang kurang optimal (suhu yang dijapai belum

terpenuhi), serbuk gergaji dan air yang terkontaminasi.

b. Pada polibek kedua dan ketiga : sudah ditumbuhi miselium dibagian atasnya

dan warna dari plibek keseluruhannya telah berwarna putih. Hal ini

mungkin dipengaruhi oleh suhu dan kelembapan yang kurang optimal, dan

serbuk gergaji yang terlalu basah yang menghambat tumbuhnya miselium.

6. Syarat tumbuh jamur tiram (Pleurotus ostreatus) :

a. Serbuk gergaji (media yang digunakan) harus berasal dari kayu yang keras

dan berdaun lebar

b. Bahan campuran serbuk gergaji (bekatul) harusnya masih baru

c. Kebersihan dan kekeringan dari serbuk gergaji, jika terlalu basah atau

kering dapat menghambat pertumbuhan

d. Kadar air perlu dijaga dan air harus bersih

e. Suhu dan kelembapan ruangan harus tetap terjaga antara26-28oC

7. Faktor-faktor yang memhambat pertumbuhan jamur tiram :

a. Serbuk gergaji dan air tidak bersih disebabkan karena terkontaminasi oleh

mikroorganisme lain

b. Serbuk gergaji (media) terlalu basah

c. Proses strerilisasi kurang sempurna, yaitu suhu yang dicapai pada proses

sterilisai kurang optimal (tidak mencapai 100oC)

d. pH atau tingkat keasaman media tidak tepat

e. suhu ruangan yang kurang memenuhi

f. cahaya yang diperlukan terlalu banyak, dan

g. proses perawatan yang kurang baik

Page 18: Laporan Jamur Dion Jadi

I. DAFTAR PUSTAKA

Gunawan, A.W. 2000. Usaha Pembibitan Jamur. Jakarta : Penebar Swadaya

Gunawan AW, Agustina TW. 2009. Biologi dan Bioteknologi Cendawan dalam

Praktik. Jakarta : Universitas Atma Jaya

Muzayyinah.2010. Petunjuk praktikum Keanekaragaman dan Klasifikasi

Criptogamae. Surakarta : Yuma Pustaka

Sumarni. 2006. Botani dan Tinjauan Giz jamur tiram. Jurnal Inovasi Pertanian

Parlindung, A. K. 2000. Pengaruh Konsentrasi urea dan TSP dalam air rendaman

baglog terhadap pertumbuhan dan produksi jamur tiram (Pleurotus ostreatus).

Pekanbaru : Prosiding Seminar Hasil Penelitian Dosen UNRI

Trubus. 2007. Pijakan Anyar jamur Tiram. Jakarta : Trubus Swadaya

Widiastuti H, Panji T. 2008. Pola Aktivitas enzim ligninoliik Pleurotus Ostreatus

pada limbah sludge pabrik kertas. Bogor : Menara Perkebunan

Winarni R, Rahayu U. 2002. Pengaruh Formasi Media Tanam bahan dasar serbuk

gergaji terhadap produksi jamur tiram. http://www.

pustaka.ut.ac.id/puslata/pdf/70032.pdf. (17 Juni 2009)

Volk TJ. 1998. This Month’s f ungus is Pleurotus ostreatus, the Oyster Mushroom.

http://www.botit.botany.wisc. edu/tom_fungi/oct98.html

J. LAMPIRAN

1. Foto polibek yang saya amati atau saya rawat.

2. Foto-foto kegiatan dari awal (penyiapan alat) sampai dengan akhir

(perawatan).

Mengetahui, Surakarta, 4 Januari 2011

Asisten Praktikan

....................................... Bryan Dion Pramana

Page 19: Laporan Jamur Dion Jadi

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

”BUDIDAYA JAMUR TIRAM (Pleurotus ostreatus)”

Dosen Pengampu : Dra. Muzayyinah, M.Si

OLEH :

NAMA : BRYAN DION PRAMANA

NIM : K4309019

PRODI : PENDIDIKAN BIOLOGI 2009

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 20: Laporan Jamur Dion Jadi

LAMPIRAN

FOTO-FOTO KEGIATAN BUDIDAYA JAMUR

1. Kegiatan awal ( penyiapan media )

A B C

D E

Ket: A. Bekatul dan serbuk gergaji; B. Alat penimbang; C drum untuk sterilisasi; D.

Bibit jamur tiram; E. Kayu bakar

2. Kegiatan pencampuran media

Page 21: Laporan Jamur Dion Jadi

3. Proses pembungkusan

4. Proses sterilisasi

5. Proses penanaman bibit (Inokulasi)

Page 22: Laporan Jamur Dion Jadi

6. Proses pemeliharan dan pemanenan

LAMPIRAN FOTO POLIBEK JAMUR

Page 23: Laporan Jamur Dion Jadi

1. Polibek pertama

2. Polibek kedua

3. Polibek ketiga