Laporan Isi

41
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ergonomi merupakan studi tentang manusia untuk menciptakan sistem kerja yang lebih sehat, aman dan nyaman. Seorang praktisi dibidang kesehatan khususnya kedokteran gigi harus memahami tujuan mempelajari ergonomik karena dengan memahami tujuan ergonomik dalam lingkungan kerja, praktisi kesehatan akan terhindar dari musculoskeletal disorder (MSDs), tentu efek jangka panjangnya adalah praktisidapat bekerja lebih lama tanpa mengganggu produktifitas kerja praktisi dalam bekerja. Berbagai peralatan kedokteran gigi yang dijual di pasaran pada saat ini, hampir semuanya telah memperhatikan aspek ergonomis ketika didesain oleh pabrik pembuatnya. Namun kelebihan ini akan berkurang nilainya apabila pada saat penempatan peralatan tidak berdasarkan prinsip tata letak yang benar. Desain tata letak adalah proses alokasi ruangan, penataan ruangan dan peralatan sedemikian rupa sehingga pergerakan berlangsung seminimal 1

Transcript of Laporan Isi

Page 1: Laporan Isi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ergonomi merupakan studi tentang manusia untuk menciptakan sistem

kerja yang lebih sehat, aman dan nyaman. Seorang praktisi dibidang kesehatan

khususnya kedokteran gigi harus memahami tujuan mempelajari ergonomik

karena dengan memahami tujuan ergonomik dalam lingkungan kerja, praktisi

kesehatan akan terhindar dari musculoskeletal disorder (MSDs), tentu efek

jangka panjangnya adalah praktisidapat bekerja lebih lama tanpa mengganggu

produktifitas kerja praktisi dalam bekerja.

Berbagai peralatan kedokteran gigi yang dijual di pasaran pada saat ini,

hampir semuanya telah memperhatikan aspek ergonomis ketika didesain oleh

pabrik pembuatnya. Namun kelebihan ini akan berkurang nilainya apabila

pada saat penempatan peralatan tidak berdasarkan prinsip tata letak yang

benar.

Desain tata letak adalah proses alokasi ruangan, penataan ruangan dan

peralatan sedemikian rupa sehingga pergerakan berlangsung seminimal

mungkin, seluruh ruangan termanfaatkan dan menciptakan rasa nyaman

kepada operator yang bekerja serta pasien yang menerima pelayanan. Desain

tata letak berperan penting dalam efektifitas dan efisiensi operasi tempat

praktek dokter gigi, oleh karena itu perlu direncanakan secara matang sebelum

tempat praktek dibangun.

Konsep Four handed Dentistry telah diadopsi oleh para pembuatan

dental unit, sehingga saat ini seluruh dental unit yang dibuat selalu dilengkapi

denagn sisi Dental Assistant di sebelah kiri pasien, oleh karena itu konsep four

handed Dentistry menjadi desain dalam tata letak penempatan alat kedokteran

gigi.

1

Page 2: Laporan Isi

1.2 Rumusan masalah

1.Apa tujuan, prinsip, dan metode ergonomi ?

2.Bagaimana manajemen tata ruang dan waktu yang baik dokter gigi?

3. Bagaimana tujuan dan system kerja dari Four Handed Denstistry ?

4. Apa saja jenis, etiologi, dan factor resiko dari Musculoskeletal

Disorder ?

1.3 Tujuan

1.Mengetahui tujuan, prinsip, dan metode ergonomi

2.Mengetahui manajemen tata ruang dan waktu dokter gigi

3. Mengetahui tujuan dan system kerja dari Four Handed dentistry

4. Mengetahui jenis, etiologi, dan factor resiko dari Muskuloskeletal

Disorder

2

Page 3: Laporan Isi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ergonomi

Perkembangan tekhnologi saat ini begitu pesatnya sehingga peralatan sudah

menjadi kebtuhan pokok pada berbagai lapangan kerja tak terkecuali pada dokter

gigi. Artinya peralatan dan tekhnologi merupakan penunjang yang penting dalam

upaya meningkatkan produktivitas untuk berbagai jenis pekerjaan. Disamping itu

disisi lain negatifnya bila kita kurang waspada menghadapi bahaya potensial yang

mungkin timbul. Hal ini akan terjadi jika tidak diantisipasi maka akan timbul

berbagai risiko yang mempengaruhi hidup dokter gigi maupun pekerja di bidang

lain dan tidak memungkinkan terjadi kecelakaan akibat kerja yang menyebabkan

kecacatan atau kematian. Antisipasi ini harus dilakukan oleh semua pihak dengan

cara penyesuaian antara pekerja, proses kerja dan lingkungan kerja. Pendekatan

ini dikenal sebagai pendekatan ergonomik. (depkes RI:2000)

Istilah Ergonomi berasal dari bahasa Latin yaitu Ergos (kerja) dan Nomos

(hukum alam) dan dapat didefenisikan sebagai studi tentang aspek-aspek manusia

dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi,

engineering, manajemen dan perancangan/desain. Ergonomi secara khusus

mempelajari keterbatasan dan kemampuan manusia dalam berinteraksi dengan

teknologi dan produk-produk buatannya. Ilmu ini berangkat dari kenyataan bahwa

manusia memiliki batas-batas kemampuan baik jangka pendek maupun jangka

panjang, pada saat berhadapan dengan lingkungan sistem kerja yang berupa

perangkat keras/hardware (mesin, peralatan kerja, dan lain-lain) dan perangkat

lunak/software (metode kerja, sistem, dan lain-lain).

(http://aguswibisono.com/2009/apa-itu-ergonomi/)

Ergonomi adalah satu ilmu yang peduli akan adanya keserasian manusia dan

pekerjaannya. Ilmu ini menempatkan manusia sebagai unsur pertama, terutama

kemampuan, kebolehan, dan batasannya. Ergonomi bertujuan membuat pekerjaan,

3

Page 4: Laporan Isi

peralatan, informasi, dan lingkungan yang serasi satu sama lainnya. Metodenya dengan

menganalisis hubungan fisik antara manusia dengan fasilitas kerja. Manfaat dan tujuan

ilmu ini adalah untuk mengurangi ketidaknyamanan pada saat bekerja. Dengan demikian

Egonomi berguna sebagai media pencegahan terhadap kelelahan kerja sedini mungkin

sebelum berakibat kronis dan fatal. (http://aguswibisono.com/2009/apa-itu-ergonomi/)

Ergonomic merupakan suatu cabang ilmu yang bersifat multi-disipliner yang lahirnya

setelah perang dunia II. Ergonomi berasal dari kata ergon dan nomos berarti aturan atau

hukum. Dengan demikian ergonomic diartikan sebagai aturan dalam bekerja.

Implikasinya dalam kehidupan adalah bahwa di dalam melaksanakan pekerjaan itu

hendaknya manusia selalu menyadari bahwa ada aturan kerja yang harus dituruti.

Menurut definisi tersebut prinsip dasar dalam ergonomi adalah menyesuaikan pekerjaan

dengan manusianya. Manusia bukan hanya harus mendapatkan pekerjaan, tetapi

pekerjaan yang diperoleh itu harus mampu memelihara harkat dan harga dirinya sebagai

manusia. Dengan kata lain pekerjaannya harus manusiawi, yang didalamnya mengandung

pengertian adanya jaminan keselamatan, keamanan dan kenyamananselama bekerja 8 jam

sehari. (adiputra nyoman: 2004)

Dimana ergonomi dimanfaatkan untuk manusia bekerja dimana saaja dan

kapan saja, ergonomi sebagi suatu pendekatan yang memungkinkan manusia

bekerja secara optimal dan efisien. Apakah dia bekerja di pagi sampai sore hari

pekerjaannya berat atau ringan. (adiputra nyoman:2004)

Aplikasi ergonomi dalam desain sistem kerja memberikan peranan penting

dalam meningkatkan faktor keselamatan dan kesehatan kerja, misalnya: desain

sistem kerja untuk mengurangi rasa nyeri dan ngilu pada sistem kerangka dan otot

manusia. Desain stasiun kerja untuk alat peraga visual display, untuk mengurangi

ketidaknyamanan visual dan postur kerja. Desain perkakas kerja untuk

mengurangi kelelahan kerja. Desain peletakan instrumen dan sistem pengendali

agar didapat optimasi dalam proses transfer informasi sehingga dihasilkan suatu

respon yang cepat dengan meminimumkan resiko kesalahan, dan meningkatkan

efisiensi kerja dan hilangnya resiko kesehatan akibat metode kerja yang kurang

tepat.

4

Page 5: Laporan Isi

Peran ergonomi dalam kehidupan sehari-hari dapat dikelompokkan

menjadi 3, yaitu:

1. Perancangan produk.

2. Meningkatkan keselamatan dan higiene kerja.

3. Meningkatkan produktivitas kerja.

(http://aguswibisono.com/2009/apa-itu-ergonomi/)

Prinsip utama dalam desain tata letak penempatan alat kedokteran gigi

adalah prinsip ergonomis, yaitu menyerasikan dan menyeimbangkan antara segala

fasilitas yang digunakan baik dalam beraktivitas maupun dalam istirahat dengan

kemampuan dan keterbatasan manusia. Baik fisik maupun metal sehingga kualitas

hidup secara keselurihan menjadi lebih baik. Tata letak hanyalah salah satu faktor

dalam ergonomis. Banyak faktor lain yang merupakan unsur ergonomis seperti

desain warna, pencahaan, suhu, kebisingan dan kualitas udara ruangan, serta

desain peralatan yang digunakan.

Sasaran penelitian ergonomi adalah manusia pada saat bekerja di lapangan

atau lingkungan, secara singkat dapat dikatakan bahwa ergonomic adalah

penyesuaian tugas pekerjaan dengan kondisi tubuh manusia ialah untuk

menurunkan stress yang akan dihadapi. Upayanya ialah berupa menyesuaikan

ukuran tempat kerja dengan dimensi tubuh agar tidak melelahkan, pengaturan

suhu, cahaya dan kelembapan yang bertujuan agar sesuai dengan tubuh manusia.

(depkes RI: 2000)

Ruang lingkup ergonomi sangat luas aspeknya antara lain:

a. Tekhnik

b. Fisik

c. Pengalaman psikis

d. Anatomi, utamanya yang berhubungan dengan perherakan otot dan

persendian.

e. Anthopometri

5

Page 6: Laporan Isi

f. Sosiologi

g. Fisiologi, terutama yang berhubungan dengan temperature suhu

h. Desain atau tata letak dll.

Ergonomi mempunyai tujuan tujuan seperti meningkatkan kesehjateraan

fisik dan mental dengan meminimalkan beban kerja tambahan pada fisik maupun

mental. Meningkatkan kesehjateraan sosial dengan jalan meningkatkan kualitas

kontak sesame pekerja,pengorganisaian yang lebih baik dan menghidupkan

system kebersamaan dalam tempat kerja, serta berkontribusi di dalam

keseimbangan rasional antara aspek aspek tekhnil. Ekonomi,antropologi maupun

budaya. (adiputra nyoman: 2004)

Pelatihan bidang ergonomic sangat penting sebab ahli ergonomi umumnya

berlatar belakang pendidikan tekhnik, psikologi, fisiologi atau dokter meskipun

ada juga yang dasar keilmuaanya tentang desain, manajer dll. Akan tetapi semua

ditujukan pada aspek kerja dan lingkungan kerja. (depkes RI:2000)

2.2 Four Handed Dentistry

Four handed dentistry termasuk juga bagaimana cara penggunaan dan

pemeliharaan alat dan bahan kedokteran gigi meliputi peralatan yang digunakan

untuk diagnose, perawatan pengawetan gigi, pembersihan karang gigi, operasi

bedah mulut, fissure sealant, ART, dan pemeliharaan dan penyimpanan alat

kedokteran gigi. Four handed dentistry juga suatu ilmu kedokteran gigi yang

ditujukan untuk memahami tentang bahan yang diperlukan untuk tindakan

konservasi, tindakan edondontik serta tindakan rehabilitatif.

(murdick,B.dkk.service operation management.boston:allyn and bacon.1990)

Berbagai peralatan kedokteran gigi yang dijual di pasaran pada saat ini,

hamper semuanya telah memperhatikan aspek ergonomis ketika didesain oleh

pabrik pembuatnya. Namun kelebihan ini akan berkurang nilainya apabila pada

saat penempatan peralatan tidak berdasarkan prinsip desain tata letak yang benar.

6

Page 7: Laporan Isi

Dalam makalah ini akan dibahas desain tata letak penempatan alat kedokteran

gigi, namun terbatas pada alat-alat utama saja yaitu Dental Unit, Mobile Cabinet,

dan Dental Cabinet.

Desain tata letak (lay out design) adalah proses alokasi ruangan, penataan

ruangan dan peralatan sedemikian rupa sehingga pergerakan berlangsung

seminimal mungkin, seluruh luasan ruangan termanfaatkan, dan menciptakan rasa

nyaman kepada operator yang bekerja serta pasien yang menerima pelayanan.

Desain tata letak memegang peranan penting dalam efektifitas dan efisiensi

operasi3 tempat praktek dokter gigi, oleh karena itu perlu direncanakan secara

matang sebelum tempat praktek dibangun dan tidak tertutup kemungkinan untuk

direvisi dikemudian hari bila dinilai sudah tidak laik lagi.

Desain tata letak berbeda dengan gambar arsitek, desain tata letak hanya

berupa sketsa yang mengambarkan penataan ruangan, dibuat berdasarkan

perhitungan pergerakan informasi, bahan, dan manusia. Selain itu juga dengan

memperhatikan pertimbangan ergonomis, medis dan kepatutan. Secara garis besar

ada 2 macam desain tata letak yaitu yang dibuat dengan memperhatikan proses

dan yang dibuat dengan memperhatikan produk, pada tempat praktek dokter gigi

yang digunakan adalah desain tata letak dengan memperhatikan proses.

Efektifitas dan efisiensi desain tata letak dihitung dari jumlah jarak

pergerakan yang terjadi, dengan asumsi setiap pergerakan yang terjadi

menimbulkan biaya. Menimimalisasi pergerakan adalah tujuan dari desain tata

letak.

2.3 Muskuloskeletal Disorders

Musculoskeletal disorders (MSDs) atau gangguan otot rangka merupakan

kerusakan  pada otot, saraf, tendon, ligament, persendian, kartilago, dan discus

invertebralis. Kerusakan pada otot dapat berupa ketegangan otot, inflamasi, dan

degenerasi. Sedangkan kerusakan pada tulang dapat berupa memar, mikro faktur,

patah, atau terpelintir. MSDs terjadi dengan dua cara:

7

Page 8: Laporan Isi

1. Kelelahan dan keletihan terus menerus yang disebabkan oleh frekuensi atau

periode waktu yang lama dari usaha otot, dihubungkan dengan pengulangan

atau usaha yang terus menerus dari bagian tubuh yang sama meliputi posisi

tubuh yang statis;

2. Kerusakan tiba-tiba yang disebabkan oleh aktivitas yang sangat kuat/berat

atau pergerakan yang tak terduga.

Frekuensi yang lebih sering terjadi MSDs adalah pada area tangan, bahu, dan

punggung. Aktivitas yang menjadi penyebab terjadinya MSDs yaitu penanganan

bahan dengan punggung yang membungkuk atau memutar, membawa ke tempat

yang jauh (aktivitas mendorong dan menarik), posisi kerja yang statik dengan

punggung membungkuk atau terus menerus dan duduk atau berdiri tiba-tiba,

mengemudikan kendaraan dalam waktu yang lama (getaran seluruh tubuh),

pengulangan atau gerakan tiba-tiba meliputi memegang dengan atau tanpa

kekuatan besar.

Musculoskeletal disorders (MSDs) juga dikenal dengan nama lain,

diantaranya:

1. Repetitive Strain Injuries (RSIs);

2. Cumulative Trauma Disorders (CTDs);

3. Overuse Injuries;

4. Repetitive Motion Disorders;

5. Work-related Musculoskeletal Disorders (WMSDs).

8

Page 9: Laporan Isi

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Tujuan, Prinsip, dan Metode Ergonomi

Tujuan Ergonomi

Ergonomi adalah satu ilmu yang peduli akan adanya keserasian manusia

dan pekerjaannya. Ilmu ini menempatkan manusia sebagai unsur pertama,

terutama kemampuan, kebolehan, dan batasannya.

Ergonomi mempunyai tujuan tujuan seperti meningkatkan kesehjateraan

fisik dan mental dengan meminimalkan beban kerja tambahan pada fisik maupun

mental. Meningkatkan kesehjateraan sosial dengan jalan meningkatkan kualitas

kontak sesame pekerja,pengorganisaian yang lebih baik dan menghidupkan

system kebersamaan dalam tempat kerja, serta berkontribusi di dalam

keseimbangan rasional antara aspek aspek tekhnil. Ekonomi,antropologi maupun

budaya.

Ergonomi bertujuan membuat pekerjaan, peralatan, informasi, dan

lingkungan yang serasi satu sama lainnya. Metodenya dengan menganalisis

hubungan fisik antara manusia dengan fasilitas kerja. Manfaat dan tujuan ilmu ini

adalah untuk mengurangi ketidaknyamanan pada saat bekerja. Dengan demikian

Egonomi berguna sebagai media pencegahan terhadap kelelahan kerja sedini

mungkin sebelum berakibat kronis dan fatal.

9

Page 10: Laporan Isi

Prinsip Ergonomi

Work in Neutral Postures (bekerja dalam posisi netral)

Reduce Excessive Force (mengurangi beban yang berlebihan)

Tekanan yang berlebihan pada aotot akan berpotensi menyebabkan

kelelahan dan cedera.

Keep Everything in Easy Reach (membuat semua mudah untuk dijangkau)

Benda yang paling sering digunakan harus berada di daerah jangkauan

tangan, susun kembali daerah kerja dan semakin mudah dalam gerakkan.

Work at Proper Heights (bekerja dengan ketinggian yang seasuai)

Dari pengalaman baik adalah bahwa kebanyakan pekerjaan harus

dilakukan didekat sekitar tingginya, apakah duduk atau berdiri. Pekerjaan

lebih berat adalah sering terbaik melakukan lebih rendah dari tingginya

siku. Ketepatan bekerja atau pekerjaan secara visual keras adalah sering

terbaik melakukan didekat kemuliaan di atas.

Reduce Excessive Motions (mengurangi gerakan berlebihan)

Kurangi jumlah gerakan selama kerja, baik lengan, jari maupun

punggung.

Minimize Fatigue and Static Load (memperkecil kelelahan dan beban

statis)

Berada dalam posisi kerja yang sama untuk beberapa waktu dikenal

sebagai beban statis. Ini menyebabkan kegelisahan dan kelelahan dan

dapat menghambat pekerjaan.

10

Page 11: Laporan Isi

Minimize Pressure Points (memperkecil tekanan)

Pada beberapa pekerjaan kita harus hati-hati terhadap poin-poin tekanan

berlebihan, yang sering disebut ” tekanan kontak.”

Provide Clearance (menyediakan tempat yang sesuai/ memeriksa

ksesuaian tempat)

Pekerjaan pada Area tertentu perlu untuk disediakan ruang cukup untuk

kepala, lutut dan kaki.

Move, Exercise and Stretch (pindah tempat; bergerak, dan mereregangkan

otot dan sendi)

       Agar tidak mudah lelah tubuh perlu digerakkan dan diregangkan.

Maintain a Comfortable Environment (melihara suatu lingkungan yang

nyaman)

Jaga leher tetap lurus,Jaga agar Siku dalam posisi yang benar dan bahu

bersantai. Salah satu jalan yang paling sederhana untuk mengurangi

kelelahan manual adalah untuk menggunakan alat bantu yang sesuai.

Memakai bantalan pada tangan untuk pekerajaan-pekerjaan tertentu akan

mengurangi beban kerja. Merubah tata letak/ruang untuk meminimalkan

gerakan. Ada Kecenderungan lengan bawah mengalami kontak langsung

terhadap tepi yang keras suatu meja kerja yang akan menciptakan suatu

titik tekanan. Dihilangakan dengan memasang lapisan yang elastis pada

tepi itu dan biasanya ini akan membantu.

11

Page 12: Laporan Isi

Metode Ergonomi

1. Diagnosis, dapat dilakukan melalui wawancara dengan pekerja, inspeksi

tempat kerja penilaian fisik pekerja, uji pencahayaan, ergonomik checklist

dan pengukuran lingkungan kerja lainnya. Variasinya akan sangat luas

mulai dari yang sederhana sampai kompleks.

2. Treatment, pemecahan masalah ergonomi akan tergantung data dasar pada

saat diagnosis. Kadang sangat sederhana seperti merubah posisi meubel,

letak pencahayaan atau jendela yang sesuai. Membeli furniture sesuai

dengan demensi fisik pekerja.

3. Follow-up, dengan evaluasi yang subyektif atau obyektif, subyektif

misalnya dengan menanyakan kenyamanan, bagian badan yang sakit, nyeri

bahu dan siku, keletihan , sakit kepala dan lain-lain. Secara obyektif

misalnya dengan parameter produk yang ditolak, absensi sakit, angka

kecelakaan dan lain-lain.

Aplikasi/penerapan Ergonomi

1. Posisi Kerja

Terdiri dari posisi duduk dan posisi berdiri, posisi duduk dimana kaki

tidak terbebani dengan berat tubuh dan posisi stabil selama bekerja. Sedangkan

posisi berdiri dimana posisi tulang belakang vertikal dan berat badan tertumpu

secara seimbang pada dua kaki.

12

Page 13: Laporan Isi

2. Proses Kerja

Para pekerja dapat menjangkau peralatan kerja sesuai dengan posisi waktu

bekerja dan sesuai dengan ukuran anthropometrinya. Harus dibedakan ukuran

anthropometri barat dan timur.

3. Tata letak tempat kerja

Display harus jelas terlihat pada waktu melakukan aktivitas kerja.

Sedangkan simbol yang berlaku secara internasional lebih banyak digunakan

daripada kata-kata.

4. Mengangkat beban

Bermacam-macam cara dalam mengangkat beban yakni, dengan kepala,

bahu, tangan, punggung dsbnya. Beban yang terlalu berat dapat menimbulkan

cedera tulang punggung, jaringan otot dan persendian akibat gerakan yang

berlebihan.

a. Menjinjing beban

Beban yang diangkat tidak melebihi aturan yang ditetapkan ILO sbb:

- Laki-laki dewasa

40 kg

- Wanita dewasa

15-20 kg

- Laki-laki (16-18 th)

13

Page 14: Laporan Isi

15-20 kg

- Wanita (16-18 th)

12-15 kg

b. Organisasi kerja

Pekerjaan harus di atur dengan berbagai cara :

- Alat bantu mekanik diperlukan kapanpun

- Frekuensi pergerakan diminimalisasi

- Jarak mengangkat beban dikurangi

- Dalam membawa beban perlu diingat bidangnya tidak licin dan

mengangkat tidak terlalu tinggi.

- Prinsip ergonomi yang relevan bisa diterapkan.

c. Metode mengangkat beban

Semua pekerja harus diajarkan mengangkat beban. Metode kinetic dari pedoman

penanganan harus dipakai yang didasarkan pada dua prinsip :

- Otot lengan lebih banyak digunakan dari pada otot punggung

- Untuk memulai gerakan horizontal maka digunakan momentum

berat badan.

Metoda ini termasuk 5 faktor dasar :

o Posisi kaki yang benar

o Punggung kuat dan kekar

14

Page 15: Laporan Isi

o Posisi lengan dekat dengan tubuh

o Mengangkat dengan benar

o Menggunakan berat badan

d. Supervisi medis

Semua pekerja secara kontinyu harus mendapat supervisi medis teratur.

- Pemeriksaan sebelum bekerja untuk menyesuaikan dengan beban kerjanya

- Pemeriksaan berkala untuk memastikan pekerja sesuai dengan pekerjaannya dan

mendeteksi bila ada kelainan

- Nasehat harus diberikan tentang hygiene dan kesehatan, khususnya pada wanita

muda dan yang sudah berumur

3.2 Manajemen Tata Ruang dan Waktu Dokter Gigi

Jalur Kerja dan Pergerakan

Dalam konsep Four Handed Dentistry dikenal konsep pembagian zona

kerja disekitar Dental Unit yang disebut Clock Concept. Bila kepala pasien

dijadikan pusat dan jam 12 terletak tepat di belakang kepala pasien, maka arah

jam 11 sampai jam 2 disebut Static Zone, arah jam 2 sampai jam 4 disebut

Assisten’s Zone, arah jam 4 sampai jam 8 disebut Transfer Zone, kemudian dari

arah jam 8 sampai jam 11 disebut Operator’s Zone sebagai tempat pergerakan

Dokter Gigi.

15

Page 16: Laporan Isi

Clock Concep (Nusanti, 2000)

Static Zone adalah daerah tanpa pergerakan Dokter Gigi Maupun Perawat

Gigi serta tidak terlihat oleh pasien, zona ini untuk menempatkan Meja Instrumen

Bergerak (Mobile Cabinet) yang berisi Instrumen Tangan serta peralatan yang

dapat membuat takut pasien. Assistant’s Zone adalah zona tempat pergerakan

Perawat Gigi, pada Dental Unit di sisi ini dilengkapi dengan Semprotan Air/Angin

dan Penghisap Ludah, serta Light Cure Unit pada Dental Unit yang lengkap.

Transfer Zone adalah daerah tempat alat dan bahan dipertukarkan antara tangan

dokter gigi dan tangan Perawat Gigi. Sedangkan Operator’s Zone sebagai tempat

pergerakan Dokter Gigi.

Selain pergerakan yang terjadi di seputar Dental Unit, pergerakan lain

yang perlu diperhatikan ketika membuat desain tata letak alat adalah pergerakan

Dokter Gigi, Pasien, dan Perawat Gigi di dalam ruangan maupun antar ruangan.

Jarak antar peralatan serta dengan dinding bangunan perlu diperhitungkan untuk

memberi ruang bagi pergerakan Dokter Gigi, Perawat Gigi, dan Pasien ketika

masuk atau keluar Ruang Perawatan, mengambil sesuatu dari Dental Cabinet,

serta pergerakan untuk keperluan sterilisasi.

16

Page 17: Laporan Isi

Pergerakan dalam Ruang Pemeriksaan (Kilpatrick, 1974)

Tata Letak Penempatan Alat

Prinsip utama dalam desain tata letak penempatan alat kedokteran gigi

adalah prinsip ergonomis, yaitu menyerasikan atau menyeimbangkan antara

segala fasilitas yang digunakan baik dalam beraktivitas maupun istirahat dengan

kemampuan dan keterbatasan manusia, baik fisik maupun mental sehingga

kualitas hidup secara keseluruhan menjadi lebih baik. Tata letak hanyalah salah

satu faktor dalam ergonomis, banyak faktor lain yang merupakan unsure

ergonomis seperti desain warna, pencahaaan, suhu, kebisingan, dan kualitas udara

ruangan, serta desain peralatan yang digunakan.

Ruang Periksa adalah ruang utama dalam praktek dokter gigi, tata letak

peralatan dalam ruangan ini berorientasi memberi kemudahan dan kenyamanan

bagi Dokter Gigi, Perawat Gigi, berserta Pasiennya ketika proses perawatan

dilakukan. Ukuran minimal Ruang Perawatan untuk satu Dental Unit adalah 2,5 X

3,5 Meter, dalam ruangan ini dapat dimasukan satu buah Dental Unit, Mobile

Cabinet, serta dua buah Dental Stool8. Unsur penunjang lain dapat turut

dimasukan seperti audio-video atau televisi untuk hiburan pasien yang sedang

dirawat.

17

Page 18: Laporan Isi

Perhatian pertama dalam mendesain penempatan peralatan adalah terhadap

Dental Unit. Alat ini bukan kursi statis tetapi dapat direbahkan dan dinaik-

turunkan. Pada saat posisi rebah panjang Dental Unit adalah sekitar 1,8-2 Meter.

Di belakang Dental Unit diperlukan ruang sebesar 1 Meter untuk Operator’s Zone

dan Static Zone, oleh karena itu jarak ideal antara ujung bawah Dental Unit

dengan dinding belakang atau Dental Cabinet yang diletakkan di belakang adalah

3 Meter; sementara jarak antara ujung bawah Dental Unit dengan dinding depan

minimal 0,5 Meter. Dental Unit umumnya memiliki lebar 0,9 Meter, bila Tray

dalam kondisi terbuka keluar maka lebar keseluruhan umumnya 1,5 Cm. Jarak

dari tiap sisi minimal 0,8 Meter untuk pergerakan di Operator’s Zone dan

Asistant’s Zone.

Mobile Cabinet sebagai tempat menyimpan bahan dan alat yang akan

digunakan pada saat perawatan diletakan di Static Zone. Zona ini tidak akan

terlihat oleh pasien dan terletak dianatara Operator’s Zone dan Assistant Zone

sehingga baik Dokter Gigi maupun Perawat Gigi akan dengan mudah mengambil

bahan maupun alat yang diperlukan dalam perawatan. Bila Mobile Cabinet lebih

dari satu, maka Mobile Cabinet kedua diletakan di Operator’s Zone.

Alat besar terakhir yang berada di Ruang Perawatan adalah Dental

Cabinet sebagai tempat penyimpanan utama bahan maupun alat kedokteran gigi.

Umumnya berbentuk buffet setengah badan seperti Kitchen Cabinet dengan

ketebalan 0,6-0,8 Meter. Bila hanya satu sisi, lemari ini ditempatkan di Static

18

Page 19: Laporan Isi

Zone, sedangkan bila berbentuk L, ditempatkan di Static Zone dan Assistant’s

Zone. Keberadaan Dental Cabinet akan menambah luas ruangan yang diperlukan

untuk menempatkannya.

a. Suhu dan Kelembaban.

Agar ruang kerja perkantoran memenuhi persyaratan kesehatan perlu dilakukan

upaya-upaya sebagai berikut:

Tinggi langit-langit dari lantai minimal 2,5 m.

Bila suhu > 280C perlu menggunakan alat penata udara seperti Air Conditioner

(AC), kipas angin, dan lain-lain.

Bila suhu udara luar < 180C perlu menggunkan pemanas ruangan.

33

Bila kelembaban ruang kerja :

- > 60% perlu menggunakan alat dehumidifier.

- < 40% perlu menggunakan alat humidifier (misalnya: mesin pembentuk

aerosol).

Untuk ruangan kerja yang ber AC harus memiliki lubang ventilasi minimal 15%

dari luas lantai.

19

Page 20: Laporan Isi

Ruang dan Bangunan.

a. Bangunan kuat, terpelihara, bersih, dan tidak memungkinkan terjadinya

gangguan

kesehatan dan kecelakaan.

b. Lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, permukaan rata, tidak licin, dan

bersih.

c. Setiap orang mendapatkan ruang udara minimal 10 m3 / karyawan.

d. Dinding bersih dan berwarna terang, permukaan dinding yang selalu terkena

percikan air terbuat dari bahan yang kedap air.

e. Langit-langit kuat, bersih, berwarna terang, ketinggian minimal 2,50 m dari

lantai.

f. Atap kuat dan tidak bocor.

g. Luas jendela, kisi-kisi atau dinding gelas kaca untuk masuknya cahaya minimal

1/6 kali luas lantai.

3.3 Tujuan dan Sistem Kerja Four Handed Dentistry

Tujuan Four Handed Dentistry

i) Untuk mendapatkan hasil yang optimal pada pekerjaan dokter gigi. hal ini dapat

dicapai dengan mengusai pengetahuan dan teknik kerja.

ii) Menghemat waktu. Dengan menguasai urutan kerja dan prosedur, dokter gigi

dapat berkerja secara efisien dan cepat tanpa ragu-ragu dan ini dapat

menghematkan waktu dalam perawatan.

iii) Untuk bekerja secara efisien. Efisiensi kerja dapat ditingkatkan dengan cara

meletakkan peralatan dan bahan disusun secara berurutan dengan tahap prosedur

kerja yang dilakukan.

20

Page 21: Laporan Isi

iv) Supaya dokter gigi dapat bekerja dengan nyaman. Hal ini dapat dicapai dengan

cara meletakkan dental chair, meja peralata, lampu serta posisi operator dan

asistennya.

v) Untuk mendapatkan kepercayaan dari pasien. kerja yang efisien dan

kenyamanan pasien akan memberikan rasa kepercayaan pasien kepada dokter gigi

dan membina hubungan yang positif antara pasien dengan dokter gigi.

Sistem Kerja

Seiring dengan makin kompleksnya pelayanan kedokteran gigi, profesi di

bidang ini turut ikut berkembang. Bila dahulu cukup hanya dokter gigi saja yang

memberikan pelayanan, kini di negara-negara maju seperti Amerika Serikat,

pelayanan diberikan oleh sebuah tim yang terdiri dari Dentist, Dental Hygienist,

Dental Assistant, dan Dental Technician.

Dentist adalah dokter gigi yang memberikan pelayanan kedokteran gigi.

Dental Hygienist bertugas mengisi Rekam Medis, serta melakukan tindakan

Preventive Dentistry seperti membersihkan karang gigi secara mandiri. Dental

Assistant bertugas sebagai asisten yang membantu dokter gigi mengambil alat,

menyiapkan bahan, mengontrol saliva, membersihkan mulut, serta mengatur

cahaya lampu selama suatu prosedur perawatan sedang dilakukan. Dental

Technician berkerja di Laboratorium, membuat protesa dan alat bantu yang akan

dipasang di mulut pasien.

Di Indonesia kondisinya sedikit berbeda, hanya dikenal 2 profesi

kesehatan gigi diluar dokter gigi yaitu Perawat Gigi dan Tekniker Gigi. Perawat

Gigi bertugas seperti Dental Assistant dan Dental Hygienist, sedangkan Tekniker

Gigi bertugas sama seperti Dental Technician. Pada saat suatu pelayanan

kedokteran gigi dilakukan hanya akan ada 2 orang yang berada disekitar pasien

21

Page 22: Laporan Isi

yaitu Dokter Gigi dan Perawat Gigi. Tugas kedua orang ini berbeda namun saling

mendukung, ini kemudian melahirkan istilah Four Handed Dentistry. Konsep

Four Handed Dentistry telah diadopsi oleh para produser pembuatan dental unit,

sehingga saat ini seluruh dental unit yang dibuat selalu dilengkapi dengan sisi

Dental Asistant disebelah kiri pasien. Oleh karena itulah konsep Four Handed

Dentistry menjadi dasar dalam desain tata letak penempatan alat kedokteran gigi.

3.4 Jenis, Etiologi, dan Factor Resiko dari Muskuloskeletal Disorder

Musculoskeletal disorders (MSDs) atau gangguan otot rangka merupakan

kerusakan  pada otot, saraf, tendon, ligament, persendian, kartilago, dan discus

invertebralis. Kerusakan pada otot dapat berupa ketegangan otot, inflamasi, dan

degenerasi. Sedangkan kerusakan pada tulang dapat berupa memar, mikro faktur,

patah, atau terpelintir. MSDs terjadi dengan dua cara:

1. Kelelahan dan keletihan terus menerus yang disebabkan oleh frekuensi

atau periode waktu yang lama dari usaha otot, dihubungkan dengan

pengulangan atau usaha yang terus menerus dari bagian tubuh yang sama

meliputi posisi tubuh yang statis;

2. Kerusakan tiba-tiba yang disebabkan oleh aktivitas yang sangat kuat/berat

atau pergerakan yang tak terduga.

Frekuensi yang lebih sering terjadi MSDs adalah pada area tangan, bahu, dan

punggung. Aktivitas yang menjadi penyebab terjadinya MSDs yaitu penanganan

bahan dengan punggung yang membungkuk atau memutar, membawa ke tempat

yang jauh (aktivitas mendorong dan menarik), posisi kerja yang statik dengan

punggung membungkuk atau terus menerus dan duduk atau berdiri tiba-tiba,

mengemudikan kendaraan dalam waktu yang lama (getaran seluruh tubuh),

pengulangan atau gerakan tiba-tiba meliputi memegang dengan atau tanpa

kekuatan besar.

22

Page 23: Laporan Isi

Gejala Musculoskeletal disorders (MSDs) dapat menyerang secara cepat

maupun lambat (berangsur-angsur), menurut Kromer (1989), ada 3 tahap

terjadinya MSDs yang dapat diidentifikasi yaitu:

Tahap 1       : Sakit atau pegal-pegal dan kelelahan selama jam kerja tapi gejala ini

biasanya menghilang setelah waktu kerja (dalam satu malam). Tidak berpengaruh

pada performance kerja. Efek ini dapat pulih setelah istirahat;

Tahap 2 :  Gejala ini tetap ada setelah melewati waktu satu malam setelah bekerja.

Tidak mungkin terganggu. Kadang-kadang menyebabkan berkurangnya

performance kerja;

Tahap 3 :  Gejala ini tetap  ada walaupun setelah istirahat, nyeri terjadi ketika

bergerak secara repetitive. Tidur terganggu dan sulit untuk melakukan pekerjaan,

kadang-kadang tidak sesuai kapasitas kerja.

Jenis keluhan MSDs

a.   Sakit Leher

Sakit leher adalah penggambaran umum terhadap gejala yang mengenai leher,

peningkatan tegangan otot atau myalgia, leher miring atau kaku leher. Pengguna

komputer yang terkena sakit ini adalah pengguna yang menggunakan gerakan

berulang pada kepala seperti menggambar dan mengarsip, serta pengguna dengan

postur yang kaku;

b.   Nyeri Punggung

Nyeri punggung merupakan istilah yang digunakan untuk gejala nyeri punggung

yang spesifik seperti herniasi lumbal, arthiritis, ataupun spasme otot. Nyeri

punggung juga dapat disebabkan oleh tegangan otot dan postur yang buruk saat

menggunakan komputer.

23

Page 24: Laporan Isi

c.  Carpal  Tunnel Syndrome

Merupakan kumpulan gejala yang mengenai tangan dan pergelangan tangan yang

diakibatkan iritasi dan nervus medianus. Keadaan ini disebabkan oleh aktivitas

berulang yang menyebabkan penekanan pada nervus medianus. Keadaan berulang

ini antara lain seperti mengetik, arthritis, fraktur pergelangan tangan yang

penyembuhannya tidak normal, atau kegiatan apa saja yang menyebabkan

penekanan pada nervus medianus;

d.   De Quervains Tenosynovitis

Penyakit ini mengenai pergelangan tangan, ibu jari, dan terkadang lengan bawah,

disebabkan oleh inflamasi tenosinovium dan dua tendon yang berasa di ibu jari

pergelangan tangan. Aktivitas berulang seperti mendorong space bar dengan ibu

jari, menggenggam, menjepit, dan memeras dapat menyebabkan inflamasi pada

tenosinovium. Gejala yang timbul antara lain rasa sakit pada sisi ibu jari lengan

bawah yang dapat menyebar ke atas dan ke bawah;

e.  Thoracic Outlet Syndrome

Merupakan keadaan yang mempengaruhi bahu, lengan, dan tangan yang ditandai

dengan nyeri, kelemahan, dan mati rasa pada daerah tersebut. Terjadi jika lima

saraf utama dan dua arteri yang meninggalkan leher tertekan. Thoracic Outlet

Syndrome disebabkan oleh gerakan berulang dengan lengan diatas atau maju

kedepan. Pengguna komputer beresiko terkena sindrom ini karena adanya gerakan

berulang dalam menggunakan keyboard dan mouse;

f.   Tennis Elbow

Tennis elbow adalah suatu keadaan inflamasi tendon ekstensor, tendon yang

berasal dari siku lengan bawah dan berjalan keluar ke pergelangan tangan. Tennis

elbow disebabkan oleh gerakan berulang dan tekanan pada tendon ekstensor.

24

Page 25: Laporan Isi

g.  Low Back Pain

Low back pain terjadi apabila ada penekanan pada daerah lumbal yaitu L4 dan L5.

Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan posisi tubuh membungkuk ke depan maka

akan terjadi penekanan pada discus.Hal ini berhubungan dengan posisi duduk

yang janggal, kursi yang tidak ergonomis, dan peralatan lainnya yang tidak sesuai

dengan antopometri pekerja.

25

Page 26: Laporan Isi

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

1. Ergonomi bertujuan membuat pekerjaan, peralatan, informasi, dan

lingkungan yang serasi satu sama lainnya. Metodenya dengan

menganalisis hubungan fisik antara manusia dengan fasilitas kerja.

Manfaat dan tujuan ilmu ini adalah untuk mengurangi ketidaknyamanan

pada saat bekerja.

2. Prinsip utama dalam desain tata letak penempatan alat kedokteran

gigi adalah prinsip ergonomis, yaitu menyerasikan atau

menyeimbangkan antara segala fasilitas yang digunakan baik dalam

beraktivitas maupun istirahat dengan kemampuan dan keterbatasan

manusia, baik fisik maupun mental sehingga kualitas hidup secara

keseluruhan menjadi lebih baik

3. Tujuan dari Four Handed dentistry adalah untuk meningkatkan

efektifitas dan efisiensi dari kerja dokter gigi dengan dibantu oleh

perawat gigi yang bekerja membantu dokter gigi dengan system kerja

berdasarkan clock zone.

4. Frekuensi yang lebih sering terjadi MSDs adalah pada area tangan,

bahu, dan punggung. Aktivitas yang menjadi penyebab terjadinya

MSDs yaitu penanganan bahan dengan punggung yang membungkuk

atau memutar, membawa ke tempat yang jauh (aktivitas mendorong dan

menarik), posisi kerja yang statik dengan punggung membungkuk atau

terus menerus dan duduk atau berdiri tiba-tiba, mengemudikan

kendaraan dalam waktu yang lama (getaran seluruh tubuh),

26

Page 27: Laporan Isi

pengulangan atau gerakan tiba-tiba meliputi memegang dengan atau

tanpa kekuatan besar.

27

Page 28: Laporan Isi

DAFTAR PUSTAKA

Anononim. Ergonomi. Pusat Kesehatan Kerja Departemen Kesehatan RI

Design by Feel Papers. www.designbyfeel.com. Diakses 4 Juli 2006.

Dougherty, M. Information for Consideration in an Ergonomic Standard for

Dentistry.

Endro, H. Presfektif Baru dalam Desain Tempat Praktek. Dentamedia, Nomor 1

Volume

8. Januari 2004. Hal 4-5.

Finkbeiner, B, dan C. Fainkbeiner. Practice Management for Dental Team. St

Louis :

Mosby. 2001.

Heizer, J. dan B. Render. Operation Management. Sixth Edition. Upper Saddle

River :

Prentice Hall.

Jones. Klinik Gigi Toothfairy, Periksa Gigi di Ruang Biru. 115 Sudut Ruang

Usaha.

Jakarta : PT Samindra Utama. Hal 72-75.

Kilpatrick. H. Work Simplification in Dental Practice. Philadhelphia : WB

Saunders

Company. 1974

28

Page 29: Laporan Isi

29