LAPORAN Infek 1 mastitis pseudomonas alcaligenes.docx

19
PENDAHULUAN Latar Belakang Mikroorganisme yang terdapat pada manusia dan hewan bisa berupa bakteri, kapang, kamir, protozoa, dan virus. Mikrooganisme ini terdapat pula di dalam alam, yaitu tanah, air, udara, tumbuhan, dah hewan. Mikroorganisme yang terdapat pada hewan dapat dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu mikroorganisme yang merupakan penghuni tetap tubuh hewan atau yang disebut komensal dan mikroorganisme yang merupakan penghuni sementara tubuh hewan. Mikroorganisme ini bisa berupa mikroorganisme patogen maupun non- patogen yang terdapat dalam tubuh hewan dalam waktu tertentu saja (Bonang dan Koeswardono, 1982). Mastitis adalah salah satu penyakit yang dapat terjadi pada sapi perah karena adanya peradangan pada ambing. Mastitis dapat disebabkan oleh aktivitas mikroorganisme, zat kimia, luka dermis, maupun luka mekanis. Kerugian ekonomi yang diakibatkan oleh mastitis, terutama mastitis subklinis, meliputi penurunan produksi dan utu susu, peningkatan biaya perawatan dan pengobatan, pengafkiran ternak lebih awal serta pembelian sapi perah baru (Subronto 2003). Menurut Effendi dkk. (2005), penyakit mastitis tidak dapat diberantas tetapi dapat diturunkan angka kejadiannya dengan manajemen yang baik pada peternakan

Transcript of LAPORAN Infek 1 mastitis pseudomonas alcaligenes.docx

Page 1: LAPORAN Infek 1 mastitis pseudomonas alcaligenes.docx

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Mikroorganisme yang terdapat pada manusia dan hewan bisa berupa

bakteri, kapang, kamir, protozoa, dan virus. Mikrooganisme ini terdapat pula di

dalam alam, yaitu tanah, air, udara, tumbuhan, dah hewan. Mikroorganisme yang

terdapat pada hewan dapat dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu

mikroorganisme yang merupakan penghuni tetap tubuh hewan atau yang disebut

komensal dan mikroorganisme yang merupakan penghuni sementara tubuh

hewan. Mikroorganisme ini bisa berupa mikroorganisme patogen maupun

non- patogen yang terdapat dalam tubuh hewan dalam waktu tertentu saja

(Bonang dan Koeswardono, 1982).

Mastitis adalah salah satu penyakit yang dapat terjadi pada sapi perah

karena adanya peradangan pada ambing. Mastitis dapat disebabkan oleh aktivitas

mikroorganisme, zat kimia, luka dermis, maupun luka mekanis. Kerugian

ekonomi yang diakibatkan oleh mastitis, terutama mastitis subklinis, meliputi

penurunan produksi dan utu susu, peningkatan biaya perawatan dan pengobatan,

pengafkiran ternak lebih awal serta pembelian sapi perah baru (Subronto 2003).

Menurut Effendi dkk. (2005), penyakit mastitis tidak dapat diberantas tetapi dapat

diturunkan angka kejadiannya dengan manajemen yang baik pada peternakan sapi

perah.

Mastitis pada sapi perah disebabkan oleh mikroorganisme yang masuk ke

dalam puting susu. Berbagai jenis bakteri yang telah diketahui sebagai agen

penyebab penyakit mastitis, antara lain : Streptococcus agalactiae, Str.

Disgalactiae, Str. Uberis, Str.zooepidemicus, Staphylococcus aureus, Escherichia

coli, Enterobacter aerogenees dan Pseudomonas aeroginosa (Akoso, 1996).

Penentuan diagnosa radang ambing yang bersifat subklinis seringkali didasarkan

pada perubahan air susu dan hasil penelitian laboratorium. Pemeriksaan di

laboratorium berupa darah dan pemeriksaan air susu. Untuk mengetahui bakteri

apa yang menyebabkan mastitis subklinis biasanya dilakukan beberapa uji

sederhana yang dapat menetukan jenis bakteri dari sampel susu yang telah

diambil.

Page 2: LAPORAN Infek 1 mastitis pseudomonas alcaligenes.docx

Tujuan

Menentukan bakteri yang terkandung dalam susu yang diduga berasal dari

sapi yang terkena mastitis dengan melalui teknik isolasi dan identifikasi.

ALAT DAN BAHAN

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah bunsen spiritus, korek

api, cawan petri, ose, inkubator, tabung reaksi, tabung durham, glass objek,

mikroskop, rak tabung reaksi, spidol permanent dan kertas saring.

Bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah sampel susu yang

diduga berasal dari sapi mastitis, media Blood Agar, Mac Conkey Agar, pewarna

Gram, larutan H2S,media TSI Agar, media Indol, media Simmon Citrate Agar,

media urea, media karbohidrat (Glukosa, Sukrosa, Laktosa, Maltosa, Manitol),

minyak emersi serta xylol.

Page 3: LAPORAN Infek 1 mastitis pseudomonas alcaligenes.docx

Pewarnaan Gram

Gram PositifGram Negatif

Uji Oksidase

Enterobacteriaceae

Uji TSIAUji IndolUji UreaUji SitratUji Gula-Gula

Non Enterobacteriaceae

Media Selektif Diferensial

MCA

METODE

1. Hari pertama

Sampel susu diambil lalu dilakukan pewarnaan gram.

1. Buat preparat ulas dari sampel susu.

2. Beri larutan kristal violet selama 1 menit.

3. Cuci dengan air.

4. Beri larutan lugol selama 1 menit.

5. Beri larutan pemucat selama 15 detik.

6. Cuci dengan air

7. Beri larutan safranin selama 15 detik.

8. Cuci dengan air lalu keringkan menggunakan kertas saring

9. Beri minyak emersi pada kaca objek

10. Periksa dibawah mikroskop dengan perbesaarn 100x

Sampel susu dibiakan pada media Blood Agar dan Mac Conkey Agar.

1. Panaskan ose hingga berpijar

2. Ambil sampel susu menggunakan ose

Page 4: LAPORAN Infek 1 mastitis pseudomonas alcaligenes.docx

3. Gores ke media agar dengan metode T

2. Hari kedua

Koloni bakteri yang tumbuh pada media Blood Agar dan Mac Conkey

Agar diamati lalu dipindahkan ke media agar miring.

3. Hari ketujuh

Lakukan pewarnaaan gram dari isolat pada media agar miring, dengan

metode yang sama pada hari pertama.

Uji H2S

1. Ambil larutan H2S, teteskan di atas kertas saring.

2. Tambahkan satu ose isolat bakteri.

3. Tunggu selama 20 detik

Uji TSI Agar

1. Ambil isolat bakteri dengan menggunakan ose lurus yang telah

dipijarkan.

2. Tusukkan ose pada media agar hingga ke dasar tabung lalu

diinokulasikan pada bagian ”slant” TSI Agar.

3. Diinkubasi pada suhu 35-37OC selama 18-24 jam.

Uji Indol

1. Ambil isolat bakteri dengan ose lurus yang telah dipijarkan.

2. Tusukkan ose secara tegak lurus ke dalam media semi padat.

3. Diinkubasi pada suhu 35-37OC selama 18-24 jam.

Uji Sitrat

1. Ambil 1 ose bakteri dengan ose yang telah dipijarkan.

2. Inokulasikan pada media Simmon Citrate Agar.

3. Diinkubasi pada suhu 35-37OC selama 18-24 jam.

Uji Hidrolisis Urea

1. Ambil 1 ose bakteri dengan ose yang telah dipijarkan.

2. Goreskan pada permukaan Urea Agar miring.

3. Diinkubasi pada suhu 37OC selama 24 jam.

Page 5: LAPORAN Infek 1 mastitis pseudomonas alcaligenes.docx

Uji Fermentasi Karbohidrat

1. Ambil 1 ose bakteri dengan ose yang telah dipijarkan.

2. Celupkan mata ose pada masing-masing tabung reaksi (G, S, L, M

dan MN).

3. Diinkubasi pada suhu 35OC selama 24 jam.

4. Hari kedelapan

Amati perubahan yang terjadi pada setiap uji dan bandingkan hasil dengan

literatur.

Page 6: LAPORAN Infek 1 mastitis pseudomonas alcaligenes.docx

HASIL

Parameter Pengamatan Hasil Gambar

Pewarnaan Gram Gram negatif

Bentuk : batang

Pembiakkan bakteri pada

media BA

Ukuran koloni : Sedang

Bentuk koloni : Bulat

Permukaan koloni : Halus

Aspek koloni : Mengkilat

Tepi koloni : Rata

Elevasi : Timbul

Sifat tembus cahaya :

Opaque

Pigmentasi : Putih krem

Pembiakkan bakteri pada

media MCA

Ukuran koloni : Sedang

Bentuk koloni : Bulat

Permukaan koloni : Halus

Aspek koloni : Mengkilat

Tepi koloni : Rata

Elevasi : Timbul

Page 7: LAPORAN Infek 1 mastitis pseudomonas alcaligenes.docx

Sifat tembus cahaya :

Opaque

Pigmentasi : warna sama

seperti media

Pemindahan ke media

agar miring dari BA

Pertumbuhan : berbutir

Sifat tembus cahaya :

transparan

Pigmentasi : tidak

berwarna

Pemindahan ke media

agar miring dari MCA

Pertumbuhan : rhizoidal

Sifat tembus cahaya :

transparan

Pigmentasi : tidak

berwarna

Uji TSIA Slant : Merah

Butt : Kuning

Uji Motilitas Motil

Page 8: LAPORAN Infek 1 mastitis pseudomonas alcaligenes.docx

Uji Indol Positif

Uji Sitrat Positif

Uji Urea Negatif

Uji Fermentasi

a. Glukosa

b. Laktosa

c. Sukrosa

d. Maltos

e. Manitol

-/-

-/-

-/-

-/-

-/-

Kesimpulan Pseudomonas sp.

PEMBAHASAN

Page 9: LAPORAN Infek 1 mastitis pseudomonas alcaligenes.docx

Proses identifikasi bakteri yang terdapat dalam susu yang diduga

mengalami mastitis dimulai dengan pewarnaan gram dari sampel susu. Hasil

pewarnaan gram, didapatkan bakteri bentuk batang dan termasuk kedalam bakteri

gram negatif. selanjutnya dilakukan inokulasi pada media BA dan MCA. Hasil

inokulasi bakteri tumbuh pada media MCA, koloni terlihat berwarna sama dengan

media.

Selanjutnya dilakukan pemindahan bakteri ke agar miring. Setelelah di

inkubasi selama 24 jam dilakukan pewarnaan gram untuk melihat bakteri yang

tumbuh. Pengamatan morfologi koloni bekteri dilakukan setelah mendapatkan

biakkan murni. Pengamatan ini meliputi warna, bentuk, tepian koloni, elevasi atau

permukaan koloni dan struktur dalam koloni.

Hasil pewarnaan gram menunjukkan bakteri gram negatif. setelah yakin

dilanjutkan dengan uji-uji untuk mengidentifikasi bakteri gram negatif. uji-uji

yang dilakukan yaitu uji TSIA, uji sitrat, uji indol, uji urea, dan uji fermentasi

karbohidrat ( laktosa, sukrosa, glukosa, maltose, dan manitol).

Hasil dari semua uji yang dilakukan yaitu uji TSIA pada slant berwarna

merah dan butt berwarna kuning yang berarti hanya glukosa saja yang

difermentasikan. TSIA merupakan media yang mengandung tiga macam gula

yaitu glukosa, laktosa, sukrosa, indicator merah fenol dan FeSO4 untuk

memperhatikan H2S yang ditujukkan dengan adanya endapan hitam (Lay 1994).

Uji TSIA tidak mendapatkan adanya endapan H2S yang berwarna hitam. Pada uji

Indol, media yang digunakan untuk melihat pembentukan indol bersifat semi

padat dan dapat pula digunakan untuk melihat pergerakan bakteri. Jika bakteri

bergerak akan terlihat pertumbuhan disekitar tusukan dan juga pada permukaan

media (Lay 1994). Uji indol menghasilkan hasil negatif karena warna reagen pada

permukaan media tidak berubah warna setelah ditambah dengan reagen Elrich,

tetapi pada uji motilitas indol mendapat hasil positif (motil) dimana adanya

pertumbuhan bakteri disepanjang daerah tusukan dan sedikit menyebar pada

daerah permukaan. Uji sitrat positif yang ditunjukkan adanya perubahan warna

dari hijau menjadi biru pada media agar miring. Menurut Lay (1994) uji sitrat

digunakan untuk melihat kemampuan mikroorganisme menggunakan sitrat

sebagai satu-satunya sumber karbon dan energi. Jika mikroorganisme mampu

Page 10: LAPORAN Infek 1 mastitis pseudomonas alcaligenes.docx

menggunakan sitrat maka asam akan dihilangkan dari medium biakkan sehingga

menyebabkan peningkatan pH dan mengubah warna medium dari hijau menjadi

biru. Contoh bakteri yang bersifat sitrat positif adalah Salmonella sp.

Uji urea mengalami hasil negatif dengan tanda warna media urea tidak

mengalami perubahan (tetap kekuningan). Contoh bakteri urea positif adalah

Proteus sp. Uji fermentasi karbohidrat media yang digunakan bersifat cair.

Karbohidrat yang dipakai dalam uji ini yaitu glukosa, laktosa, sukrosa, maltosa

dan manitol. Uji fermentasi karbohidrat yang menggunakan laktosa dan sukros

memiliki hasil negatif selebihnya memiliki hasil positif. Hasil negatif terlihat

dengan tidak adanya perubahan warna media sedangkan pada hasil negatif media

berwarna kuning yang berarti karbohidrat difermentasikan terdapat gelembung

dalam tabung durham (terbentuk asam dan gas).

Gambar 1. Identifikasi Bakteri Enterik (Lay 1994)

Berdasarkan gambar di atas identifikasi bakteri enterik dapat dilihat

berdasarkan hasil uji-uji yang dilakukan. Berdasarkan hasil pengamatan

praktikum didapatkan hasil bakteri tidak dapat memfermentasikan laktosa (laktosa

negatif) dan berdasarkan uji glukosa negatif maka bakteri yang ditemukan dalam

sampel susu yang didiagnosa mastitis adala Pseudomonas alcaligenes. Menurut

Widyastutik (2013) susu yang diduga terkena mastitis lebih efektik jika diberikan

Page 11: LAPORAN Infek 1 mastitis pseudomonas alcaligenes.docx

obat Chloramphenicol, Streptomycin, dan Trimethoprim. Langkah ini untuk

meminimalkan resistensi bakteri yaitu dengan penggunaan kombinasi obat, karena

apabila muncul muatan terhadap satu obat, obat yang lain masih mampu

menghambat pertumbuhan bakteri tersebut seperti Amoxycillin dan Colistin

sulfat.

PENUTUP

Page 12: LAPORAN Infek 1 mastitis pseudomonas alcaligenes.docx

Simpulan

Bakteri yang terkandung dalam sampel susu yang diduga mastitis adalah

bakteri gram negatif yaitu Pseudomonas sp. Bekteri tersebut tidak

memfermentasikan laktosa dengan tidak memperlihatkan perubahan pada media

agar MAC CONKEY yang berarti warna bakteri sama seperti warna media, postif

pada uji sitrat dan uji indol, serta negatif pada pengujian laktosa dan glukosa.

Page 13: LAPORAN Infek 1 mastitis pseudomonas alcaligenes.docx

DAFTAR PUSTAKA

Akoso,T. B. 1996. Kesehatan Sapi. Kanisus. Yogyakarta.

Bonang, Enggar S. Koeswardono. 1982. Mikrobiologi kedokteran : untuk laboratorium dan klinik. Jakarta: Gramedia.

Efendi H.M., DTAPH. ; drh., Kuntaman M.S., dr., Dr. ; Soelih A.T.E, Dr., drh., 2005, Isolasi Dan Identifikasi Gen Pemyandi Protein A Sebagai Factor Virulensi Dari Staphlococcus aureus Pada Kasus Mastitis Sapi Perah, Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Airlangga, Surabaya.

Lay, Bibiaana W. 1994. Analisis Mikroba di Laboratorium. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Subronto. 2003. Ilmu Penyakit Ternak (Mamalia) I. Edisi Kedua. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 309 – 351

Widiyastutik, Verry Shinta et.al. 2013. Kepekaan Escherichia coli dari Susu Kambing Peranakan Etawa terhadap Antibiotika. Jurnal Veterinaria Medika Vol 6, No. 2, Juli 2013.

LAPORAN

Page 14: LAPORAN Infek 1 mastitis pseudomonas alcaligenes.docx

PENYAKIT INFEKSIUS 1

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI

PADA SUSU SAPI PENDERITA MASTITIS

Oleh:

KELOMPOK 6 D

Nama Anggota Kelompok :

1. Andi Ibrahim Risyad (B04120106)

2. Hilyah Abqoriyah (B04120180)

3. Fathia Yustikadewi (B04120187)

BAGIAN MIKROBIOLOGI MEDIK

DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT DAN KESEHATAN

MASYARAKAT VETERINER

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2015