Laporan Individu PBL AGIT Print

37
1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah penduduk Indonesia yang besar dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi mengakibatkan bertambahnya volume sampah. Di samping itu, pola konsumsi masyarakat memberikan kontribusi dalam menimbulkan jenis sampah yang makin beragam. Sampah pada dasarnya merupakan suatu bahan yang terbuang atau dibuang hasil aktivitas manusia maupun proses-proses alam. Penanganan dan pengelolaan akan semakin kompleks dan rumit dengan semakin kompleknya jenis maupun komposisi sampah. Undang-undang Nomor 18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah sudah diberlakukan. Setiap rumahtangga sebagai penghasil sampah tidak bisa lagi mengabaikan urusan sampah dengan alasan sudah membayar uang kebersihan. Pengelolaan sampah tidak bisa diselesaikan hanya oleh pemeritah dengan mengumpulkan, mengangkut dan membuang sampah ke TPA saja, tetapi harus dilakukan secara tersusun dan terpadu agar memberikan manfaat secara ekonomi, sehat bagi masyarakat, dan

description

Laporan PBL Pengelolaan sampah

Transcript of Laporan Individu PBL AGIT Print

16

BAB 1 : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jumlah penduduk Indonesia yang besar dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi mengakibatkan bertambahnya volume sampah. Di samping itu, pola konsumsi masyarakat memberikan kontribusi dalam menimbulkan jenis sampah yang makin beragam. Sampah pada dasarnya merupakan suatu bahan yang terbuang atau dibuang hasil aktivitas manusia maupun proses-proses alam. Penanganan dan pengelolaan akan semakin kompleks dan rumit dengan semakin kompleknya jenis maupun komposisi sampah.

Undang-undang Nomor 18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah sudah diberlakukan. Setiap rumahtangga sebagai penghasil sampah tidak bisa lagi mengabaikan urusan sampah dengan alasan sudah membayar uang kebersihan. Pengelolaan sampah tidak bisa diselesaikan hanya oleh pemeritah dengan mengumpulkan, mengangkut dan membuang sampah ke TPA saja, tetapi harus dilakukan secara tersusun dan terpadu agar memberikan manfaat secara ekonomi, sehat bagi masyarakat, dan aman bagi lingkungan, serta dapat mengubah perilaku masyarakat.

Selama ini sebagian besar masyarakat masih memandang sampah sebagai barang sisa yang tidak berguna, bukan sebagai sumberdaya yang perlu dimanfaatkan. Paradigma baru memandang sampah sebagai sumberdaya yang memiliki banyak nilai dan dapat dimanfaatkan, misalnya untuk energi, kompos, ataupun untuk pupuk. Pengelolaan sampah dengan paradigma tersebut dilakukan dengan kegiatan penanganan sampah.

Pada Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 tentang pengelolaan sampah rumahtangga telah tercantum jelas bagaimana seharusnya penanganan sampah yang baik. Ini berarti bahwa Pemerintah sebagai fasilitator berfungsi untuk melibatkan diri dalam menangani permasalahan sampah yang ada di Indonesia. Beberapa teknik penanganan sampah diantaranya adalah pembatasan timbunan sampah, pendauran ulang sampah, pemanfaatan kembali sampah, pemilahan sampah, pengumpulan sampah, pengolahan sampah, pengangkutan sampah, pemprosesan akhir sampah dan pendanaan.

Timbunan sampah dapatmenyebabkan berbagai permasalahan baik langsung maupun tidak langsung bagi penduduk kota terutama daerah di sekitar tempat penumpukan. Dampak langsung dari penanganan sampah yang kurang bijaksana diantaranya adalah berbagai penyakit menular maupun penyakit kulit, gangguan pernafasanserta dapatmengganggu kesehatan manusia dan mengganggu estetika lingkungan, karena terkontaminasinya pemandangan oleh tumpukan sampah dan bau busuk yang menyengat hidung,sedangkan dampak tidak langsungnya diantaranya adalah bahaya banjir yang disebabkan oleh terhambatnya arus air di sungai karena terhalang timbunan sampah yang dibuang ke sungai.

Data pembuangan sampah yang ada dalam Riskesdas 2010, adalah pembuangan sampah dikatakan baik apabila rumahtangga pembuangannya diambil petugas, dibuat kompos, dan dikubur dalam tanah. Sedangkan, apabila dibakar, dibuang ke sungai, atau sembarangan dikategorikan kurang baik. Menurut data nasional, di pedesaan yang paling umum adalah dengan cara dibakar (64,1%). Penanganan sampah rumahtangga di perkotaan lebih tinggi (46,6%) daripada di pedesaan (9,6%). Untuk kondisi yang ada di provinsi Sumatera Barat sebesar 83,1% penanganan sampahnya masih termasuk kategori belum baik dan menempati urutan ketiga di Indonesia.

Berdasarkan data kumulatif laporan program Kesehatan Lingkungan Tahun 2012 dari petugas kesling Puskesmas Padang Tarok, dilihat jenis pengelolaan sampah rumah tangga yang paling banyak dimiliki masyarakat Padang Tarok adalah ada tempat sampah dan dibakar dimana jumlah frekuensinya adalah 947 yaitu sebesar 79,37% dan yang paling sedikit adalah 0 dengan frekuensi 0 % yaitu dengan cara diangkut dan dibuang ke TPS/A.

Dengan hasil 79,37 % dapat ditarik kesimpulan bahwa pengelolaan sampah rumah tangga di wilayah Padang Tarok menjadi masalah karena masih banyak masyarakat yang mengelola sampah dengan membakarnya.

1.2 Perumusan Masalah

Batasan masalah dalam penulisan ini adalah untuk mengetahui gambaran metode pengolahan sampah di wilayah Nagari Padang Tarok.

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui frekuensi metode pengolahan sampah rumah tangga masyarakat di wilayah Nagari Padang Tarok tahun 2013.2. Untuk mengetahui hasil dari monitoring dan evaluasi rencana kerja dan intervensi yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Padang Tarok.1.4 Manfaat Penelitian1. Bagi Puskesmas

Dapat dijadikan masukan untuk pengelola program Kesehatan Lingkungan terutama sub unit pengelolaan sampah agar lebih meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pengelelolaan sampah yang baik dan benar sehingga dapat mewujudkan lingkungan yang sehat dan terhindar dari masalah penyakit akibat sampah.

2. Bagi MasyarakatMemberikan informasi bagi masyarakat agar dapat membuang dan mengelola sampah di lingkungannya untuk mencegah berbagai penyakit akibat pengelolaan sampah yang tidak sehat.

3. Bagi Mahasiswa

Menambah wawasan ilmu pengetahuan, menambah informasi tentang segala hal yang berhubungan dengan program Keslin dan sanitasi, serta menambah pengalaman belajar bagi mahasiswa.

BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian SampahSampahmerupakanmaterialsisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatuproses. Sampah didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya, dalamproses-proses alamsebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama proses alam tersebut berlangsung. Akan tetapi karena dalam kehidupan manusia didefinisikan konseplingkunganmaka sampah dapat dibagi menurut jenis-jenisnya. 2.2 Jenis-Jenis Sampah

2.2.1. Berdasarkan Sumbernya

1. Sampah Dari Rumah TanggaBiasanya sampah dari rumah tangga berupa sisa pengolahan makanan, perlengkapan rumah tangga bekas, kertas, kardus, gelas, kain, sampah/kebun/halaman dan lain-lain.

2. Sampah Dari PertanianSampah dari pertanian tergolong bahan organik, seperti jerami dan sejenisnya. Sebagian besar sampah yang dihasilkan selama musim panen dibakar atau dimanfaatkan untuk pupuk. Untuk sampah bahan kimia seperti pestisida dan pupuk buatanperlu perlakuan khusus agar tidak mencemari lingkungan. Sampah pertanian lainnya adalah lembaran plastikpenutuptempat tumbuh-tumbuhan yang berfungsi untuk mengurangi penguapan dan penghambat pertumbuhan gulma, namun plastik ini bisa didaur ulang.

3. Sampah Dari Perdagangan dan PerkantoranSampah yang bersasal dari daerah perdagangan seperti : toko, pasar tradisional, warung, pasar swalayan yang terdiri dari : kardus, pembungkus, kertas, dan bahan organik termasuk sampah makanan dan restoran. Sampah yang berasal dari lembaga pendidikan, kantor pemerintah dan swasta biasanya terdiri dari kertas, alat-alat tulis, toner fotocopy, tinta printer, kontak tinta printer, baterei, bahan kimia dari laboratorium, pita mesin ketik, klise film, komputer rusak dan lain-lain. Baterei bekas dan bahan kimia harus dikumpulkan secara terpisah dan harus memperoleh perlakuan khusus karena berbahaya dan beracun.

4. Sampah Dari IndustriSampah ini berasal dari seluruh rangkaian industri (bahan-bahan kimia serpihan/potongan bahan), perlakuan dan pengemasan produk (kertas,kayu,plastik,kain/lap yang jenuh dengan pelarut untuk pembersihan). Sampah industri berupa bahan kimia yang seringkali beracun memerlukan perlakuan khusus sebelum dibuang.

5. Sampah Dari Sisa Bangunan dan Konstruksi GedungSampah yang berasal dari kegiatan pembangunan dan pemugaran gedung ini bisa berupa bahan organik maupun anorganik. Sampah organik, misalnya : kayu, bambu, triplek. Sampah anorganik, misalnya : semen, pasir, spesi, batu bata, ubin, besi dan baja, kaca, kaleng.

6. Sampah Dari Jalan RayaSampah ini berasal dari pembersihan jalan yang umumnya terdiri dari kertas-kertas, kardus-kardus, debu, batu-batuan, pasir, sobekan ban, onderdil-onderdil kendaraan yang jatuh, daun-daunan, plastik dan sebegainya.

7. Sampah Dari PertambanganSampah ini berasal dari daerah pertambangan dan jenisnya tergantung dari jenis usaha pertambangan itu sendiri misalnya batu-batuan, tanah cadas, pasir, sisa-sisa pembakaran (arang) dan sebagainya.

8. Sampah Dari Peternakan dan PerikananSampah yang berasal dari peternakan dan perikanan ini berupa kotoran-kotoran ternak, sisa-sisa makanan, bangkai binatang, dan sebagainya.

2.2.2. Berdasarkan Sifatnya 1. Sampah organik - dapat diurai (degradable)

Sampah Organik, yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos

2. Sampah anorganik - tidak terurai (undegradable)

Sampah Organik, yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos; 2. Sampah Anorganik, yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik wadah pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng, kayu, dan sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan sampah komersil atau sampah yang laku dijual untuk dijadikan produk laiannya. Beberapa sampah anorganik yang dapat dijual adalah plastik wadah pembungkus makanan, botol dan gelas bekas minuman, kaleng, kaca, dan kertas, baik kertas koran, HVS, maupun karton. 2.2.3. Berdasarkan Bentuknya

2.2.3.1. Sampah Padat

Sampah padat adalah segala bahan buangan selain kotoran manusia, urine dan sampah cair. Dapat berupa sampah rumah tangga: sampah dapur, sampah kebun, plastik, metal, gelas dan lain-lain. Menurut bahannya sampah ini dikelompokkan menjadi sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik Merupakan sampah yang berasal dari barang yang mengandung bahan-bahan organik, seperti sisa-sisa sayuran, hewan, kertas, potongan-potongan kayu dari peralatan rumah tangga, potongan-potongan ranting, rumput pada waktu pembersihan kebun dan sebagainya.Berdasarkan kemampuan diurai oleh alam (biodegradability), maka dapat dibagi lagi menjadi:

1. Biodegradable: yaitu sampah yang dapat diuraikan secara sempurna oleh proses biologi baik aerob atau anaerob, seperti: sampah dapur, sisa-sisa hewan, sampah pertanian dan perkebunan.

2. Non-biodegradable: yaitu sampah yang tidak bisa diuraikan oleh proses biologi. Dapat dibagi lagi menjadi:

Recyclable: sampah yang dapat diolah dan digunakan kembali karena memiliki nilai secara ekonomi seperti plastik, kertas, pakaian dan lain-lain.

Non-recyclable: sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi dan tidak dapat diolah atau diubah kembali seperti tetra packs, carbon paper, thermo coal dan lain-lain.2.2.3.2. Sampah CairSampah cair adalah bahan cairan yang telah digunakan dan tidak diperlukan kembali dan dibuang ke tempat pembuangan sampah.

Limbah hitam: sampah cair yang dihasilkan dari toilet. Sampah ini mengandung patogen yang berbahaya.

Limbah rumah tangga: sampah cair yang dihasilkan dari dapur, kamar mandi dan tempat cucian. Sampah ini mungkin mengandung patogen.

Sampah dapat berada pada setiapfase materi: padat, cair, ataugas. Ketika dilepaskan dalam dua fase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagaiemisi. Emisi biasa dikaitkan denganpolusi.

Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas industri (dikenal juga dengan sebutanlimbah), misalnyapertambangan,manufaktur, dankonsumsi. Hampir semua produk industri akan menjadi sampah pada suatu waktu, dengan jumlah sampah yang kira-kira mirip dengan jumlah konsumsi. untuk mencegah sampah cair adalah pabrik pabrik tidak membuang limbah sembarangan misalnya membuang ke selokan.

2.2.3.3. Sampah alamSampah yang diproduksi di kehidupan liar diintegrasikan melalui prosesdaur ulangalami, seperti halnyadaun-daunkering dihutanyang terurai menjaditanah. Di luar kehidupan liar, sampah-sampah ini dapat menjadi masalah, misalnya daun-daun kering di lingkunganpemukiman.2.2.3.4. Sampah manusiaSampah manusia (Inggris:human waste) adalah istilah yang biasa digunakan terhadap hasil-hasil pencernaan manusia, sepertifesesdanurin. Sampah manusia dapat menjadi bahaya serius bagi kesehatan karena dapat digunakan sebagaivektor(sarana perkembangan) penyakit yang disebabkanvirusdanbakteri. Salah satu perkembangan utama pada dialektika manusia adalah pengurangan penularan penyakit melalui sampah manusia dengan cara hidup yanghigienisdansanitasi. Termasuk didalamnya adalah perkembangan teori penyaluran pipa (plumbing). Sampah manusia dapat dikurangi dan dipakai ulang misalnya melalui sistem urinoir tanpa air.

2.2.3.5. Sampah KonsumsiSampah konsumsi merupakan sampah yang dihasilkan oleh (manusia) pengguna barang, dengan kata lain adalah sampah-sampah yang dibuang ke tempat sampah. Ini adalah sampah yang umum dipikirkan manusia. Meskipun demikian, jumlah sampah kategori ini pun masih jauh lebih kecil dibandingkan sampah-sampah yang dihasilkan dari proses pertambangan dan industri.

2.2.3.6. Limbah radioaktifSampahnuklirmerupakan hasil darifusi nuklirdanfisi nukliryang menghasilkanuraniumdanthoriumyang sangat berbahaya bagi lingkungan hidupdan juga manusia. Oleh karena itu sampah nuklir disimpan ditempat-tempat yang tidak berpotensi tinggi untuk melakukan aktivitas tempat-tempat yang dituju biasanya bekastambang garamataudasar laut(walau jarang namun kadang masih dilakukan).2.3 Pengolahan SampahPengelolaan sampahadalah pengumpulan , pengangkutan ,pemrosesan, pendaur-ulangan , atau pembuangan dari material sampah. Kalimat ini biasanya mengacu pada material sampah yg dihasilkan dari kegiatan manusia, dan biasanya dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan atau keindahan. Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk memulihkan sumber daya alam . Pengelolaan sampah bisa melibatkan zat padat , cair , gas , atau radioaktif dengan metoda dan keahlian khusus untuk masing masing jenis zat.

Praktek pengelolaan sampah berbeda beda antara Negara maju dan negara berkembang , berbeda juga antara daerah perkotaan dengan daerah pedesaan , berbeda juga antara daerah perumahan dengan daerah industri. Pengelolaan sampah yg tidak berbahaya dari pemukiman dan institusi di area metropolitan biasanya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, sedangkan untuk sampah dari area komersial dan industri biasanya ditangani oleh perusahaan pengolah sampah.

Metode pengelolaan sampah berbeda beda tergantung banyak hal , diantaranya tipe zat sampah , tanah yg digunakan untuk mengolah dan ketersediaan area.

2.3.1. Metode Pembuangan

2.3.1.1. Penimbunan Darat

Pembuangan sampah pada penimbunan darat termasuk menguburnya untuk membuang sampah, metode ini adalah metode paling populer di dunia. Penimbunan ini biasanya dilakukan di tanah yg tidak terpakai , lubang bekas pertambangan , atau lubang lubang dalam. Sebuah lahan penimbunan darat yg dirancang dan dikelola dengan baik akan menjadi tempat penimbunan sampah yang hiegenis dan murah. Sedangkan penimbunan darat yg tidak dirancang dan tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan berbagai masalah lingkungan , diantaranya angin berbau sampah , menarik berkumpulnyaHama, dan adanya genangan air sampah. Efek samping lain dari sampah adalah gas methan dan karbon dioksida yang juga sangat berbahaya. (di bandung kandungan gas methan ini meledak dan melongsorkan gunung sampah).

Karakteristik desain dari penimbunan darat yang modern diantaranya adalah metode pengumpulan air sampah menggunakan bahan tanah liat atau pelapis plastik. Sampah biasanya dipadatkan untuk menambah kepadatan dan kestabilannya , dan ditutup untuk tidak menarik hama (biasanya tikus). Banyak penimbunan sampah mempunyai sistem pengekstrasi gas yang dipasang untuk mengambil gas yang terjadi. Gas yang terkumpul akan dialirkan keluar dari tempat penimbunan dan dibakar di menara pembakar atau dibakar di mesin berbahan bakar gas untuk membangkitkan listrik.

2.3.2. Metode Daur Ulang

2.3.2.1. Pengolahan Kembali Secara Fisik

Metode ini adalah aktivitas paling populer dari daur ulang , yaitu mengumpulkan dan menggunakan kembali sampah yang dibuang , contohnya botol bekas pakai yang dikumpulkan kembali untuk digunakan kembali. Pengumpulan bisa dilakukan dari sampah yang sudah dipisahkan dari awal (kotak sampah/kendaraan sampah khusus), atau dari sampah yang sudah tercampur.

Sampah yang biasa dikumpulkan adalah kaleng minumaluminum, kaleng baja makanan/minuman, BotolHDPEdanPET, botolkaca, kertas karton,koran, majalah, dan kardus. Jenis plastik lain seperti (PVC,LDPE,PP, danPS) juga bisa di daur ulang.Daur ulang dari produk yang komplek seperti komputer atau mobil lebih susah, karena harus bagian bagiannya harus diurai dan dikelompokan menurut jenis bahannya.

2.3.2.2. Pengolahan Biologis

Material sampah ((organik)) , seperti zat tanaman , sisa makanan atau kertas , bisa diolah dengan menggunakan proses biologis untuk kompos, atau dikenal dengan istilah pengkomposan.Hasilnya adalah kompos yang bisa digunakan sebagi pupuk dan gas methana yang bisa digunakan untuk membangkitkan listrik.

Contoh dari pengelolaan sampah menggunakan teknik pengkomposan adalahGreen Bin Program (program tong hijau)diToronto, Kanada, dimana sampah organik rumah tangga , seperti sampah dapur dan potongan tanaman dikumpulkan di kantong khusus untuk di komposkan.

2.3.2.3. Pemulihan Energi

Kandungan energi yang terkandung dalam sampah bisa diambil langsung dengan cara menjadikannya bahan bakar, atau secara tidak langsung dengan cara mengolahnya menajdi bahan bakar tipe lain. Daur-ulang melalui cara "perlakuan panas" bervariasi mulai dari menggunakannya sebakai bahan bakar memasak atau memanaskan sampai menggunakannya untuk memanaskan boiler untuk menghasilkan uap dan listrik dari turbin-generator. Pirolisa dan gasifikasi adalah dua bentuk perlakukan panas yang berhubungan , dimana sampah dipanaskan pada suhu tinggi dengan keadaan miskin oksigen. Proses ini biasanya dilakukan di wadah tertutup padaTekanantinggi.

Pirolisa dari sampah padat mengubah sampah menjadi produk berzat padat , gas, dan cair. Produk cair dan gas bisa dibakar untuk menghasilkan energi atau dimurnikan menjadi produk lain. Padatan sisa selanjutnya bisa dimurnikan menjadi produk seperti karbon aktif. Gasifikasi danGasifikasi busur plasmayang canggih digunakan untuk mengkonversi material organik langsung menjadiGas sintetis(campuran antara karbon monoksida dan hidrogen). Gas ini kemudian dibakar untuk menghasilkan listrik dan uap.2.3.3. Metode Penghindaran dan Pengurangan

Sebuah metode yang penting dari pengelolaan sampah adalah pencegahan zat sampah terbentuk , atau dikenal juga dengan "pengurangan sampah". Metode pencegahan termasuk penggunaan kembali barang bekas pakai , memperbaiki barang yang rusak , mendesain produk supaya bisa diisi ulang atau bisa digunakan kembali (seperti tas belanja katun menggantikan tas plastik ), mengajak konsumen untuk menghindari penggunaan barang sekali pakai (contohnya kertas tissue) ,dan mendesain produk yang menggunakan bahan yang lebih sedikit untuk fungsi yang sama (contoh,pengurangan bobot kaleng minuman).BAB 3 : HASIL DAN PEMBAHASAN3.1 Gambaran Pengolahan Sampah Rumah Tangga Masyarakat Di Wilayah Padang Tarok Tahun 2013Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif dengan desain deskriptif untuk menggambarkan frekuensi metode pengolahan sampah masyarakat di wilayah Padang Tarok. Penelitian ini dilakukan diwilayah kerja Puskesmas Padang Tarok pada bulan Januari 2014. Dimana data sekunder diperoleh dari laporan tahunan pemegang program kesling di Puskesmas Padang Tarok, kemudian data dianalisis dengan analisis univariat. Tabel 3.1 Distribusi Frekuensi Metode Pengolahan Sampah Rumah Tangga Masyarakat Padang Tarok bulan Januari-Desember 2013METODEFREKUENSIPERSENTASE (%)

Lubang Timbun103831,23 %

Di bakar225867,95 %

Di buang ke TPS/TPA270,81 %

TOTAL3323100,0 %

Berdasarkan data dari laporan tahun 2013 kesling Puskesmas Padang Tarok, dilihat jenis pengelolaan sampah rumah tangga yang paling banyak dimiliki masyarakat Padang Tarok adalah dengan cara dibakar dimana jumlah frekuensinya adalah 2258 yaitu sebesar 67,95% dan yang paling sedikit adalah 27 dengan persentase 0,81 % yaitu dibuang ke TPS/TPA. Berikut merupakan grafik pengelolaan sampah diwilayah kerja Puskesmas Padang Tarok bulan Januari-Desember 2013.

Tabel 3.2 Laporan Kesehatan Lingkungan Pengelolan Sampah di Wilayah Kerja

Puskesmas Padang Tarok Tahun 2013

BulanLubang TimbunDi BakarDi buang ke TPS/TPA

Januari20320

Februari20890

Maret20890

April201290

Mei771290

Juni1221290

Juli1221640

Agustus1222120

September1222640

Oktober1223020

November1223460

Desember14937327

Jumlah1038225827

Sumber : Laporan Pemegang Program Kesling Puskesmas Padang Tarok

Gambar 3.1 Grafik Pengelolaan Sampah di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Tarok Tahun 2013

Dengan hasil 67,95 % dapat ditarik kesimpulan bahwa pengelolaan sampah rumah tangga di wilayah Padang Tarok menjadi masalah karena masih banyak masyarakat yang mengelola sampah dengan membakarnya.

Dari data diatas, masih banyak warga yang belum memenuhi standar pengolahan sampah yang baik dan benar. Masih banyak warga yang membakar sampahnya di dekat tempat tinggalnya, dan hal ini tentu akan mengakibatkan banyak hal, seperti gangguan pernafasan, gangguan penyakit dan hal lainnya yang sangat merugikan. Hanya sedikit warga yang memenuhi standar pengolahan sampah yang baik, yaitu diangkut petugas ke tempat pembuangan sampah. Membakar sampah merupakan kegiatan yang mempunyai peranan terjadinya pencemaran udara. Proses pembakaran sampah walaupun skalanya kecil sangat berperan dalam menambah jumlah zat pencemar di udara terutama debu dan hidrokarbon. Zat pencemar tersebut, tidak hanya berbahaya bagi lingkungan tetapi juga berbahaya langsung terhadap manusia. Polutan yang dihasilkan akibat pembakaran sampah dapat menyebabkan gangguan kesehatan dan pemicu kanker .

Untuk menanggulangi sampah plastik, beberapa pihak mencoba untuk membakarnya. Tetapi, proses pembakaran yang kurang sempurna dan tidak mengurai partikel-partikel plastik dengan sempurna maka akan menjadi dioksin di udara. Bila manusia menghirup dioksin, maka akan rentan terhadap berbagai penyakit diantaranya kanker, gangguan system syaraf, hepatitis, pembengkakan hati dan gejala depresi.

Sebagai gambaran pembakaran 1 ton sampah akan menghasilkan 30 kg gas karbon monoksida (CO), gas tersebut jika dihirup akan berikatan sangat kuat dengan haemoglobin darah sehingga dapat menyebabkan tubuh orang yang menghirup akan kekurangan oksigen (O2) dan menimbulkan kematian. Pembakaran sampah organik juga akan menghasilkan gas metana. Membakar potongan kayu akan menghasilkan senyawa formaldehyde yang mengakibatkan kanker. Sampah organik yang masih agak basah seperti daun, ranting, batang, sisa sayuran atau buah jika dibakar tidak akan semua terbakar dan akan menghasilkan partikel-partikel padat yang dapat beterbangan. Satu ton sampah organik akan menghasilkan 9 kg partikel padat yang mengandung senyawa hidrokarbon berbahaya. Tabel 3.3 Target dan Pencapaian Program Penyehatan tempat Pembuangan Sampah dan Limbah Puskesmas Padang Tarok Kec.Baso Kab Agam Tahun 2013No

Kegiatan

Target (T)

Sasaran

Pencapaian (H)

Cakupan Survariabel (SV)

Cakupan Variabel (V)

1

Inspeksi sanitasi sarana pembuangan sampah dan limbah

10/jrg

2939

621

21,1

21,1

2

Pembinaan terhadap masyarakat tentang pembuangan sampah

3/jrg

2939

621

21,1

21,1

Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Padang Tarok 2013

3.2 Analisis Penyebab MasalahAnalisis penyebab timbunya masalah TB Paru di puskesmas Padang Tarok antara lain:

1. Man

a. Kurangnya jumlah petugas kesling terutama dalam program pengelolaan sampah dan sanitasi.

b. Kurangnya tenaga kader kesling di setiap jorong terutama dalam penyuluhan mengenai pengelolaan dan pemanfaatan sampahc. Rendahnya tingkat pengetahuan masyarakat tentang pengelolaan sampah2. Materiala. Kurang tersedianya media informasi tentang pengelolaan sampah yang baik dan benar.

3. Methodea. Rendahnya kegiatan penyuluhan kesling khususnya tentang pengelolaan sampah kepada masyarakat (Promosi aktif).4. Enviromenta. Terlau luasnya wilayah kerja Puskesmas yaitu terdiri dari 2 nagari.b. Tidak adanya TPA/S di setiap jorong.Tabel 3.4 Alternatif Pemecahan Masalah Pengelolaan Sampah di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Tarok

No.MasalahAlternatif Pemecahan Masalah

1Mana. Penambahan jumlah tenaga kesehatan lingkungan terutama pada pengelolaan sampah dan sanitasib. Pembentukan kader Kesling

a. Kurangnya jumlah petugas kesling terutama dalam program pengelolaan sampah dan sanitasi

b. Kurangnya Tenaga kader kesling di setiap jorong

c. Rendahnya tingkat pengetahuan masyarakat tentang pengelolaan sampah yang baik dan benar

2MatherialMenyediakan media informasi tentang peneglolaan sampah berupa leaflet, spanduk, poster dan stiker.

a. Kurang tersedianya media informasi tentang pengelolaan dan daur ulang sampah

3Methoda. Kurangnya penyuluhan kepada masyarakat (promosi aktif)a. Memberikan pelatihan kepada kader keslingb. Mengadakan penyuluhan tentang pengelolaan dan daur ulang sampah.

4Enviromenta.Adanya puskesmas pembantu yang menyediakan tenaga dan sarana terkait pengelolaan sampah

b. Penyediaan TPA/S bekerja sama dengan sektor lainya.

a. Wilayah kerja yang sangat luas, terdiri dari 2 nagarib. Tidak adanya TPA/S di setiap jorong

BAB 4 : PENUTUP

4.1 Kesimpulan Sebagian besar tempat pembuangan sampah sementara rumah tangga di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Tarok berbentuk terbuka, mudah dijangkau binatang, dan berserakan. Sedangkan pengelolaan terakhir sampah rumah tangga kebanyakan dilakukan dengan cara dibakar.Berdasarkan data sekunder yang diperoleh dari laporan kesling Puskesmas Padang Tarok Tahun 2013, dilihat jenis pengelolaan sampah rumah tangga yang paling banyak dimiliki masyarakat Padang Tarok adalah ada tempat sampah dan dibakar dimana jumlah frekuensinya adalah 2258 yaitu sebesar 67,95% dan yang paling sedikit adalah 27 dengan frekuensi 0,81% yaitu diangkut truk.

Dengan hasil 67,95 % dapat ditarik kesimpulan bahwa pengelolaan sampah rumah tangga di wilayah Padang Tarok menjadi masalah karena masih banyak masyarakat yang mengelola sampah dengan membakarnya.Dapat disimpulkan bahwa gambaran pengelolaan sampah di Wilayah Kerja Puskesmas Marunggi masih buruk dikarenakan masih tidak adanya tempat penampungan sampah sementara, sehingga sampah dibiarkan menumpuk dan berserakan. Pengelolaan terakhir sampah dilakukan dengan cara dibakar, ini dapat menyebab polusi udara dan dapat mengganggu pernapasan.

4.2. Saran

1. Pemerintah bersama dengan pengurus Nagari dan Jorong beserta Tokoh Masyarakat memberikan edukasi kepada masyarakat secara terencana dan terukur tentang pengelolaan sampah yang benar. Manfaat pengelolaan sampah menjadi salah satu materi yang ada dalam setiap kegiatan edukasi kepada masyarakat. Ibu rumah tangga menjadi ujung tombak dalam edukasi pengelolaan sampah di rumah tangga.

2. Pemerintah bersama dengan pengurus Nagari dan Jorong beserta Tokoh Masyarakat membuat sistem/mekanisme dan menentukan orang untuk memantau dan mengevaluasi kegiatan pengelolaan sampah berbasis masyarakat untuk menjamin keberlangsungan program.

3. Pemerintah wajib menyediakan sarana dan prasarana pengelolaan sampah sesuai dengan model yang dianut. Selain itu pemerintah memfasilitasi sosialisasi implementasi pengelolaan sampah berbasis masyarakat, seperti berupa penyediaan sarana dan prasarana pengelolaan sampah dengan benar.

4. Pengurus Nagari dan Jorong beserta Tokoh Masyarakat membuat membuat strategi untuk mengkader orang-orang yang nantinya diharapkan akan menjadi pengelola yang memiliki kapabilitas dan integritas.

DAFTAR PUSTAKAFaizah. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Berbasis Masyarakat. Yogyakarta: Universitas Diponegoro; 2008Kesehatan K. Undang-Undang Nomor18 Tahun 2008. Jakarta: Kementerian Kesehatan; 2008Kesehatan K. Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2012Dampak Sampah [database on the Internet]. http://bioaryanti.wordpress.com. 2011 [cited 18 februari 2013]Kesehatan K. Riset Kesehatan Dasar RI. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2010Sampah [database on the Internet]. www.id.wikipedia.org. 2011 [cited 18 februari 2013]Pengolahan Sampah [database on the Internet]. www.id.wikipedia.org. 2011 [cited 18 februari 2013]Sumber-Sumber Sampah [database on the Internet]. www.ilmusipil.com. 2011 [cited 18 februari 2013]Pengolahan dan Pemanfaatan Sampah [database on the Internet]. www.kppm.compd9165.com. 2011 [cited 18 februari 2013]Pengolahan Sampah [database on the Internet]. www. mbantoelpoenya.wordpress.com. 2011 [cited 18 februari 2013]