Laporan Ikk

41
UPAYA PENDEKATAN KELUARGA Tn M.FARHAN HARTONO DENGAN TONSILOFARINGITIS AKUT TAHAP I. KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA A. IDENTITAS KELUARGA Nama Kepala Keluarga : Tn. M. Farhan Hartono (37 Th) Alamat Lengkap : Jl. Sambiroto 5 rt 08 rw 02 Kedungmundu Bentuk keluarga : Extended Family Tabel 1. Daftar anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah Nama Kedudukan dlm keluarga L / P Umur (Th) Pendidi kan terakhi r Pekerja an Statu s Ket Farhan Kepala Keluarga L 37 th Sarjana Swasta - Dyah I Istri P 34 th SLTA Swasta - Dikfa MI Anak Kandung L 10 th TK Pelajar Pasie n Tonsilo Faringi tis Akut Anandi ta Anak Kandung P 1 th - - - Sukiye m Mertua P 53 th SMP - - Sajimi Mertua L 57 th SLTA Swasta - Yulia N Saudara P 30 th SLTA Mahasis wa - Fadil Saudara L 9 th TK Pelajar - Kesimpulan tahap I: 1

description

kedokteran keluarga

Transcript of Laporan Ikk

1

UPAYA PENDEKATAN KELUARGA Tn M.FARHAN HARTONO DENGAN TONSILOFARINGITIS AKUT

TAHAP I. KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGAA. IDENTITAS KELUARGANama Kepala Keluarga : Tn. M. Farhan Hartono (37 Th)Alamat Lengkap : Jl. Sambiroto 5 rt 08 rw 02 KedungmunduBentuk keluarga : Extended FamilyTabel 1. Daftar anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah NamaKedudukandlm keluargaL/PUmur(Th)PendidikanterakhirPekerjaanStatusKet

FarhanKepala KeluargaL37 thSarjanaSwasta-

Dyah IIstriP34 thSLTASwasta-

Dikfa MIAnak KandungL10 thTKPelajarPasienTonsilo Faringitis Akut

AnanditaAnak KandungP1 th---

SukiyemMertuaP53 thSMP--

SajimiMertuaL57 thSLTASwasta-

Yulia NSaudaraP30 thSLTAMahasiswa-

FadilSaudaraL9 thTKPelajar-

Kesimpulan tahap I:Keluarga Tn M Farhan Hartono berbentuk Extended Family didapatkan pasien atas nama An. M. Dikfa Mumtazul I usia 10 tahun, pendidikan TK, pekerjaan pelajar dengan penyakit Tonsilofaringitis AkutTAHAP II. STATUS PASIENA. IDENTITAS PASIENNama: An. M Dikfa Mumtazul IUmur: 10 tahun Status: Anak kandungJenis Kelamin: Laki laki Alamat: Jl. Sambiroto 5 rt 08 rw 02 Kedungmundu

Agama: IslamSuku Bangsa: JawaPendidikan Terakhir: TKPekerjaan: PelajarTanggal periksa: 12 Mei 2015

B. ANAMNESIS1. Keluhan Utama: Pusing, Batuk 2. Riwayat Penyakit Sekarang: Sejak 3 hari yang lalu pasien mengeluh pusing / nyeri kepala pada seluruh bagian kepala seperti nyut-nyutan dan dirasakan terus menerus. Pasien mengeluh nyeri kepala di sertai demam dengan suhu 38c. Demam yang dirasakan terus menerus, demam semakin bertambah jika pasien terlambat makan, dan saat beraktifitas. Suhu tubuh pasien mulai turun setelah di beri obat penurun panas oleh ibu pasien.1 hari yang lau pasien masih merasakan pusing disertai batuk dan muntah. Pasien merasakan batuk kering tidak keluar dahak di sertai nyeri di bagian tenggorokan. Batuk di rasakan terus menerus, batuk bertambah jika pasien beraktifitas dan minum es. Di malam harinya pasien muntah 1x. Isi dari yang dimuntahkan carian bening dan nasi yg sebelumnya pasien makan.Pasien datang ke klinik dengan ibu nya mengeluh pusing dan batuk, sejak mengeluh tenggorokan nya sakit, nafsu makan pasien turun, badan terasa lemas, pasien merasakan sakit menelan dan tidak mengeluh berat badan menurun.telinga tidak merasakan berdenging ataupun nyeri tekan, dan tidak merasakan keluar cairan atau kotoran dari hidung ataupun merasa tertutup lubang hidungnya.3. Riwayat Penyakit Dahulu: Riwayat penyakit serupa : diakui sejak 2 bulan yang lalu Riwayat Jantung: disangkal Riwayat tekanan darah tinggi: disangkal Riwayat penyakit gula: disangkal Riwayat hiperkolesterol: disangkal Riwayat alergi: disangkal Riwayat Stroke: disangkal Riwayat trauma daerah kepala: disangkal Riwayat mondok: disangkal4. Riwayat Penyakit Keluarga: Riwayat sakit serupa : disangkal Riwayat tekanan darah tinggi: diakui, bapak (terkontrol) Riwayat Jantung: disangkal Riwayat penyakit gula: diakui, kakek dan nenek ( terkontrol dan tidak sampai minum obat) Riwayat Stroke: disangkal Riwayat alergi: disangkal5. Riwayat Kebiasaan Kebiasaan merokok : disangkal Kebiasaan minuman beralkohol: disangkal Riwayat olah raga teratur: diakui tiap sore bermain sepak bola Kebiasaan tidur larut: Disangkal Kebiasaan Telat makan: Diakui 6. Riwayat Sosial EkonomiPasien adalah seorang pelajar SD kelas 4. Pasien tinggal bersama dengan kedua orang tuanya yang bekerja sebagai pegawai swasta, kedua mertua, adik dari ibu dan anak dari adik ibu. Penghasilan perbulan dari kedua orang tua Rp. 4.000.000,00. Di keluarga memakai asuransi BPJS dan AFIFA.Kesan ekonomi : cukup 7. Riwayat GiziPasien makan 3x sehari dengan menu makan berganti ganti karena lebih sering makan beli di sekitar rumah. Pasien sering mengkonsumsi buah-buahan.Kesan gizi : cukupC. PEMERIKSAAN FISIK1. KEADAAN UMUMKeadaan umum: keadaan umum tampak baikKesadaran: compos mentis2. TANDA VITAL Tekanan darah : 100/70 mmHg Nadi : 90 x per menit (reguler, isi dan tegangan cukup) Respiratory rate : 16 x per menit Suhu : 37,5 C Status GiziBB = 40 kgTB = 145 cmIMT= = = 19,0 kg/ (normoweight)3. STATUS GENERALIS KepalaKesan mesosefal MataSklera ikterus (-/-), Konjungtiva palpebra anemis (-/-), pupil isokor (3mm/3mm), reflek pupil direk (+/+), reflek pupil indirek (+/+) MulutBibir kering (-), sianosis (-), gusi berdarah (-) LeherSimetris, trachea di tengah, pembesaran KGB (-), tiroid (Normal), nyeri tekan (-). Pemeriksaan Jantung, Paru dan Ekstremitas tidak dilakukan

4. STATUS LOKALISA. Telinga Telinga LuarTelingaADAS

PreaurikulaFistel (-)Fistel (-)

RetroaurikulaNyeri tekan (-)Nyeri tekan (-)

AurikulaNyeri tarik ( -)Nyeri tarik (-)

Tragus painNyeri Tekan (-)Nyeri Tekan (-)

MastoidNyeri ketok (-)Nyeri ketok (-)

Canalis Akustikus EksternusCanalis Acustikus Eksternus ADAS

Mukosa DbnDbn

Discharge(-) (-)

Serumen (-) (-)

Granulasi (-)(-)

Furunkel (-)(-)

Jamur (-)(-)

Lesi(-)(-)

Corpus alienum (-)(-)

Membran Timpani Membran TimpaniADAS

Warna Hiperemis (-)Hiperemis (-)

Reflek cahaya (+)(+)

Perforasi (-) (-)

Bulging (-)(-)

Retraksi(-)(-)

B. Hidung dan sinus paranasalHidung LuarBentuk Dbn

Dorsum nasiDbn

Massa (-)

Deformitas (-)

Radang (-)

Kelainan congenital(-)

Nyeri tekan(-)

Sinus Paranasal Sinus EtmoidSinus FrontalSinus Maxilla

Nyeri Tekan(-)/(-)(-)/(-)(-)/(-)

Nyeri Ketok(-)/(-)(-)/(-)(-)/(-)

TransluminasiTidak dilakukan

Rinoskopi AnteriorCavum NasiDextra Sinistra

Konka nasi inferiorOedem (-)Mukosa hiperemis (-)

Oedem (-)Mukosa hiperemis (-)

Septum NasiDeviasi (-)Deviasi (-)

Discharge(-)(+) mukopurulen

Massa (-) (-)

C. TenggorokNasofaring : Post nasal drip (-)Orofaring Mukosa Bukal : Hiperemis (-) Lidah : dbn Uvula : di tengah, dalam batas normal Palatum : Hiperemis (-) Arcus faring: Hiperemis (-), granulasi (-), membran (-), permukaan licin. TonsilTonsil Dextra Sinistra

Ukuran T2T2

Warna Hiperemis (+)Hiperemis (+)

Kripte Melebar (-)Melebar (-)

Permukaan Rata Rata

Detritus (-)(-)

D. RESUMESejak 3 hari yang lalu pasien mengeluh pusing / nyeri kepala pada seluruh bagian kepala seperti nyut-nyutan dan dirasakan terus menerus. Pasien mengeluh nyeri kepala di sertai demam dengan suhu 38c. Demam yang dirasakan terus menerus, demam semakin bertambah jika pasien terlambat makan, dan saat beraktifitas. Suhu tubuh pasien mulai turun setelah di beri obat penurun panas oleh ibu pasien.1 hari yang lau pasien masih merasakan pusing disertai batuk dan muntah. Pasien merasakan batuk kering tidak keluar dahak di sertai nyeri di bagian tenggorokan. Batuk di rasakan terus menerus, batuk bertambah jika pasien beraktifitas dan minum es. Di malam harinya pasien muntah 1x. Isi dari yang dimuntahkan carian bening dan nasi yg sebelumnya pasien makan.Pasien datang dengan ibu nya mengeluh pusing dan batuk, sejak mengeluh tenggorokan nya sakit, nafsu makan pasien turun, badan terasa lemas, pasien merasakan sakit menelan.Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 100/70 mmHg, Status Gizi cukup. Pemeriksaan fisik lokalis didapatkan tosil tampak hiperemis dengan ukuran T2/T2.

E. PATIENT CENTERED DIAGNOSIS1. Diagnosis HolistikAn.D usia 10 tahun Extended Family dengan Tonsilofaringitis Akut, keluaga harmonis dan dekat dengan anggota masyarakat.2. Diagnosis BiologisTonsilofaringitis Akut3. Diagnosis PsikologisPasien tinggal bersama kedua orang tuanya, kakek nekek serta saudara dari ibu serta anak dari saudara ibu, hubungan dengan orang tua, kakek nenek serta saudara yang lain sangat dekat. Setiap waktu meluangkan waktu untuk berkumpul bersama-sama. Semenjak pasien sakit, seluruh anggota keluarga selalu memberikan semangat kepada pasien, sehingga hubungan pasien dengan keluarga sangat dekat dan baik. Pasien lebih sering melakukan aktivitas disekitar rumah bermain bersama teman-teman nya.4. Diagnosis Sosial, Ekonomi, BudayaPenderita merupakan anggota masyarakat biasa dan sering mengikuti kegiatan yang diadakan oleh mayarakat. Hubungan degan masyarakat sekitar berjalan baik.Status ekonomi cukup.

F. PENATALAKSANAAN1. MedikamentosaAmoxicillin 3 x 1 250mg selama 7-10 hariParacetamol 150mg, penylpropanolamine HCL 3,5mg, chlorpnhenamine maleat 0,5mg, dextromethopan HBc 5mg 3x2 selama 5 hari2. Non medikamentosaMemberikan edukasi kepada pasien yaitu :a. Istirahat yang cukup dan tidak tidur larut malam.b. Makan tepat waktu tiga kali sehari.c. Menjaga pola makan yang teratur, menghindari makanan berminyak, pedas, asam, berlemak, asin dan bersantan.d. Memberikan saran makanan seperti, bubur saring, kentang, roti. Sedangkan lauk pauk daging ayam, telur, ikan tanpa duri yang direbus atau dipanggang.e. Menghindari minuman es /dingin.f. Meminum obat secara teratur.

G. FOLLOW UPTanggal 12 Mei 2015 Subyektif: nyeri telan, nyeri kepala, badan terasa lemas. Obyektif: Keadaan umum baik, composmentis Tanda vital Tensi: 110/70 mmHg Nadi: 90 kali permenit RR: 16 kali permenit Suhu: 37,5C

STATUS LOKALISTelinga Telinga LuarTelingaADAS

PreaurikulaFistel (-)Fistel (-)

RetroaurikulaNyeri tekan (-)Nyeri tekan (-)

AurikulaNyeri tarik ( -)Nyeri tarik (-)

Tragus painNyeri Tekan (-)Nyeri Tekan (-)

MastoidNyeri ketok (-)Nyeri ketok (-)

Canalis Akustikus EksternusCanalis Acustikus Eksternus ADAS

Mukosa DbnDbn

Discharge(-) (-)

Serumen (-) (-)

Granulasi (-)(-)

Furunkel (-)(-)

Jamur (-)(-)

Lesi(-)(-)

Corpus alienum (-)(-)

Membran Timpani Membran TimpaniADAS

Warna Hiperemis (-)Hiperemis (-)

Reflek cahaya (+)(+)

Perforasi (-) (-)

Bulging (-)(-)

Retraksi(-)(-)

Hidung dan Sinus ParanasalHidung LuarBentuk Dbn

Dorsum nasiDbn

Massa (-)

Deformitas (-)

Radang (-)

Kelainan congenital(-)

Nyeri tekan(-)

Sinus Paranasal Sinus EtmoidSinus FrontalSinus Maxilla

Nyeri Tekan(-)/(-)(-)/(-)(-)/(-)

Nyeri Ketok(-)/(-)(-)/(-)(-)/(-)

TransluminasiTidak dilakukan

Rinoskopi AnteriorCavum NasiDextra Sinistra

Konka nasi inferiorOedem (-)Mukosa hiperemis (-)

Oedem (-)Mukosa hiperemis (-)

Septum NasiDeviasi (-)Deviasi (-)

Discharge(-)(+) mukopurulen

Massa (-) (-)

D. TenggorokNasofaring : Post nasal drip (-)Orofaring Mukosa Bukal : Hiperemis (-) Lidah : dbn Uvula : di tengah, dalam batas normal Palatum : Hiperemis (-) Arcus faring: Hiperemis (-), granulasi (-), membran (-), permukaan licin. TonsilTonsil Dextra Sinistra

Ukuran T2T2

Warna Hiperemis (+)Hiperemis (+)

Kripte Melebar (-)Melebar (-)

Permukaan Rata Rata

Detritus (-)(-)

Assesment: Tonsilofaringitis AkutPlanning: Terapi medikamentosa berupa Amoxicillin 3 x 1 250mg syrup selama 7-10 hari, Paracetamol 150mg, penylpropanolamine HCL 3,5mg, chlorpnhenamine maleat 0,5mg, dextromethopan HBc 5mg 3x2 syrup selama 5 haridilanjutkan, terapi non medikamentosa berupa cukup istirahat dan tidak tidur larut malam, minum obat teratur, makan tepat waktu tiga kali sehari, menghindari makanan berminyak, pedas, asam, berlemak, asin dan bersantan, menghindari minuman es/dingin.

H. FLOW SHEETNama: An. D (10 tahun)Diagnosis: Tonsilofaringitis AkutTabel 2. Flowsheet penderitaTanggalTanda VitalKeluhanRencana TerapiTarget

08/04/15Tensi : 110/70 mmHgHR : 90x/menitRR : 16x/menitSuhu : 37,5Cnyeri telan, nyeri kepala, badan terasa lemas.Terapi medikamentosa berupa Amoxicillin 3 x 1 250mg syrup selama 7-10 hari, Paracetamol 150mg, penylpropanolamine HCL 3,5mg, chlorpnhenamine maleat 0,5mg, dextromethopan HBc 5mg 3x2 syrup selama 5 haridilanjutkan, terapi non medikamentosa berupa cukup istirahat dan tidak tidur larut malam, minum obat teratur, makan tepat waktu tiga kali sehari, menghindari makanan berminyak, pedas, asam, berlemak, asin dan bersantan, menghindari minuman es/dingin.

Mencegah kekambuhan penyakit

TAHAP III. IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI KELUARGAA. FUNGSI HOLISTIK1. Fungsi BiologisDari hasil wawancara dengan pasien saat kunjungan, didapatkan informasi bahwa pasien tidak sering mengalami Tonsilofaringitis. terakhir kali dua bulan yang lalu. Pasien mengalami keluhan yang sekarang saat pasien telat makan dan minum es.2. Fungsi PsikologisPasien tinggal bersama kedua orang tua, kakek nenek, adik dari ibu dan anak dari adik ibu, hubungan dengan kedua orang tua dan saudara sangat dekat, setiap waktu meluangkan waktu untuk berkumpul bersama-sama. Semenjak pasien sakit, seluruh anggota keluarga selalu memberikan semangat kepada pasien, sehingga hubungan pasien dengan keluarga sangat dekat dan baik. Pasien lebih sering melakukan aktivitas disekitar rumah dan sudah sekitar 3 hari ini pasien tidak bisa bepergian jauh-jauh karena pasien seringkali merasa pusing bila melakukan aktivitas.3. Fungsi Sosial BudayaPasien dapat diterima dengan baik di lingkungan sekitar rumah. Pasien merupakan anggota masyarakat biasa dan sering mengikuti kegiatan yang diadakan oleh masyarakat. hubungan dengan masyarakat sekitar berjalan baik. 4. Fungsi Ekonomi dan Pemenuhan KebutuhanPasien merupakan seorang anak dengan penghasilan kedua orang tuanya sebesar Rp.4.000.000;00 perbulan. Semua kebutuhan sehari-hari dapat terpenuhi dengan baik. 5. Fungsi Penguasaan Masalah dan Kemampuan BeradaptasiKomunikasi anggota keluarga berlangsung baik, permasalahan diselesaikan dengan cara dimusyawarahkan bersama-sama.6. Fungsi PendidikanPendidikan terakhir pasien adalah TK.7. Fungsi ReligiusPasien beragama Islam. Setiap hari shalat lima waktu dan membaca Al-Quran. Jika Kondisi sehat, pasien sering melaksanakan sholat berjamaah dimasjid. Saat menghadapi suatu permasalahan setiap anggota keluarga selalu berusaha memecahkan masalah dengan berlandaskan nilai-nilai keagamaan.

B. FUNGSI FISIOLOGISTabel 3. APGAR score keluarga Tn. FKodeAPGARTn.FNy.DNy.S Ny.YAn.D

ASaya puas bahwa saya dapat kembali ke keluarga saya bila saya mendapat masalah.22222

PSaya puas dengan cara keluarga saya membahas dan membagi masalah dengan saya.22222

GSaya puas dengan cara keluarga saya menerima dan mendukung keinginan saya untuk melakukan kegiatan baru atau arah hidup yang baru.22222

ASaya puas dengan cara keluarga saya mengekspresikan kasih sayangnya dan merespon emosi saya seperti kemarahan, perhatian dll22222

RSaya puas dengan cara keluarga saya dan saya membagi waktu bersama-sama.11111

Total (kontribusi)99999

Rata-rata APGAR score keluarga Tn.P = 9 + 9 + 9 +9 = 9 4Kesimpulan : Fungsi fisiologis keluarga Tn.F = baik

C. FUNGSI PATOLOGISTabel 4. Fungsi Patologis SCREEM keluarga Tn.SSumberPatologiKeterangan

SocialInteraksi sosial cukup, aktif dalam kegiatan kemasyarakatan.-

CulturalKepuasan atau kebanggaan terhadap budaya baik, banyak tradisi budaya yang masih diikuti.-

ReligionBeragama dan memiliki pemahaman terhadap ajaran agama, ketaatan ibadah cukup baik-

EconomicPenghasilan keluarga cukup ( di atas UMR)-

EducationTingkat pendidikan keluarga baik (menempuh wajib belajar 9 tahun)-

MedicalKesadaran tentang pentingnya kesehatan cukup baik. Jika sakit pasien segera berobat ke dokter, puskesmas, rumah sakit.-

Kesimpulan : keluarga Tn.S tidak memiliki fungsi patologis

D. GENOGRAMAn. FNy.ddNy. TTn. sNy.sAn.DAn.ATn.F

Diagram 1. Genogram keluarga Tn. FKeterangan :: pasien: tinggal serumah: laki-laki: perempuan: laki-laki, Perempuan meninggal:penderita DM dan HT

Kesimpulan Genogram : Berdasarkan genogram di atas penyakit Tonsilofaringitis akut hanya di derita oleh An.D

E. POLA INTERAKSI KELUARGA

An. DAn. SNy. DAn.AAn. FNy.STn.F Ny.Y

Keterangan : : Hubungan baik : Hubungan tidak baik

Diagram 2. Pola interaksi keluarga Tn. FKesimpulan : Pola interaksi 2 arah antar anggota keluarga berjalan baik.

F. FAKTOR PERILAKU1. Pengetahuan Tingkat pendidikan keluarga ini sangat baik, pendidikan terakhir TK, sedangkan ayah bekerja swasta dengan berpendidikan sarjana, ibu bekerja swasta dengan berpendidikan SLTA, saudara ibu pendidikan sarjana dan anaknya masih sekolah SD di salah satu sekolah dasar di Semarang. Pengetahuan pasien tentang kesehatan dan pola hidup sehat sudah baik, tetapi tetap perlu diingatkan mengenai perubahan pola hidup.2. SikapSikap keluarga dan pasien sendiri terhadap penyakit yang dideritanya kurang positif karena penderita dan keluarganya sudah memiliki kesadaran tentang pentingnya kesehatan namun belum cukup menerapkan pola hidup sehat, seperti kurang memperhatikan pola makan, dan makanan yang dimakan. 3. TindakanPasien dan keluarga segera berobat ke klinik jika sakit. Dan pemeriksaan berkala dilakukan setiap bulan.

G. FAKTOR NON PERILAKU1. LingkunganPasien tinggal di rumah bersama keluarganya. Keadaan di dalam rumah dan di luar sekitar rumah cukup bersih, sampah dibuang pada tempat sampah, sumber air cukup bersih, sanitasi baik, ventilasi dan pencahayaan cukup. Kondisi rumah tertata rapi dan di halaman terdapat beberapa tanaman.2. KeturunanTerdapat resiko keturunan penyakit diabetes mellitus dan hipertensi dari kakek nenek dari ayah pasien.3. Pelayanan kesehatanFasilitas kesehatan yang sering dikunjungi jika sakit adalah klinik swasta yaitu Klinikita dan dokter keluarga. Pasien memilki asuransi kesehatan yaitu BPJS, AFIFA dan biaya pribadi.

H. LINGKUNGAN INDOORKeluarga Tn.F tinggal dirumah berukuran 25x20 m2 dengan posisi rumah menghadap ke timur. Kondisi rumah rapi terdiri atas 2 ruang tamu, ruang keluarga,enam kamar tidur, ruang makan, dapur, dan satu kamar mandi. Lantai rumah keramik, sedangkan atap rumah terdapat langit-langit dan dilindungi genting. Ventilasi dan pencahayaan rumah cukup. Perabotan rumah tangga cukup. Kebersihan rumah cukup baik. Keluarga memasak di dapur menggunakan kompor gas dan terdapat pintu keluar dari dapur. Terdapat 1 buah kamar mandi yang terpisah dari kamar. Wc menggunakan wc jongkok. Sumber air berasal dari PDAM.

I. LINGKUNGAN OUTDOORRumah pasien terletak di wilayah pemukiman padat penduduk dengan halaman yang terbatas dengan pagar. Di halaman depan terdapat pot tanaman hias. Di depan rumah terdapat selokan dengan aliran lancar. Di belakang rumah terdapat lahan yang terbatas untuk menjemur pakaian. Rumah pasien berdekatan dengan rumah tetangga. Kebersihan halaman cukup. Gambar. Denah rumahKU

RTRTTeras DepanRTKUKRKKMRMDapurKUKK

Keterangan:: pintu KU: Kamar utamaK: KamarKM: Kamar mandiRT: Ruang tamuD: DapurRK: Ruang keluargaRM: Ruang makan

A. RESUME IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI KELUARGA1. Fungsi Holistik (biopsikososial): Baik2. Fungsi Fisiologis (APGAR): Baik3. Fungsi Patologis (SCREEM): Baik4. Fungsi Genogram Keluarga: Terdapat resiko keturunan penyakit Diabetes mellitus dan hipertensi dari kakek dan nenek pasien.5. Fungsi Pola Interaksi Keluarga: Baik6. Fungsi Perilaku Keluarga:Pola makan makanan kadang kurang diperhatikan7. Fungsi Non Perilaku Keluarga: Terdapat resiko keturunan penyakit Diabetes mellitus dan hipertensi dari kakek dan nenek pasien.8. Fungsi Lingkungan Indoor: Baik9. Fungsi Lingkungan Outdoor: Baik

B. DAFTAR MASALAH1. Masalah medis a. Tonsilofaringitis Akut2. Masalah non medisa. Pola makan yang tidak teraturb. Kurangnya kesadaran pasien untuk mencegah timbulnya penyakitc. Pasien merasa jenuh dengan seringnya minum obat setiap hari.

C. PRIORITAS MASALAHTabel 5. Matrikulasi masalah untuk memilih prioritas masalahNo .Daftar masalahITRJUMLAHIxTxR

PSSBMnMoMa

1Pola makan yang tidak teratur

555555462.500(I)

2Kurangnya kesadaran pasien untuk mencegah timbulnya penyakit.444544420.480(II)

3Pasien merasa jenuh dengan seringnya minum obat setiap hari. 453544419.200(II)

Keterangan :I: Importancy (pentingnya masalah)P: Prevelence (besarnya masalah)S: Severity (akibat yang ditimbulkan oleh masalah)SB: Social Benefit (keuntungan sosial karena selesainya masalah)T: Technology (teknologi yang tersedia)R: Resources (sumber daya yang tersedia)Mn: Man (tenaga yang tersedia)Mo: Money (sarana yang tersedia)Ma: Material (peralatan/bahan yang tersedia)

D. DIAGRAM PERMASALAHAN PASIENPola makan dan minum salahTingginya aktivitas paseien yang menyebabkan kejenuhan dan beban beban pikiran

Kurangnya kesadaran pasien untuk mencegah timbulnya penyakitAn.D (10 tahun) dengan Tonsilofaringitis Akut

Diagram 3. Diagram permasalahan pasien

TAHAP IV. HUBUNGAN POLA HIDUP TIDAK SEHAT DENGAN TONSILOFARINGITIS. Tonsilofaringitis adalah radang pada tenggorokan yang terletak di bagaian faring dan tonsil. Radang faring pada anak hampir selalu melibatkan organ disekitarnya sehingga infeksi pada faring juga mengenai tonsil sehingga disebut sebagai tonsilofaringitis dan kadang dikenal dengan sebutan radng tenggorokan.1Tonsilofaringitis akut merupakan faringitis akut dan tonsilitis akut akan ditemukan bersama-sama. Tonsilofaringitis adalah infeksi (virus atau bakteri) dan inflamasi pada tonsil dan faring. Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa tonsilofaringitis merupakan peraadangan pada faring atau tonsil ataupun keduanya yang disebabkan oleh bakteri dan juga oleh virus.3,4Menurut Suardi berbagai bakteri dan virus dapat menjadi etiologi faringitis, baik faringitis sebagai manifestasi tunggal maupun sebagai bagian dari penyakit lain. Virus merupakan etiologi terbanyak terjadinya faringitis akut, terutama pada anak berusia 3 tahun (prasekolah).5Streptococcus beta hemolitikus grup A adalah bakteri penyebab terbanyak faringitis/tonsilofaringitis akut. Bakteri tersebut mencangkup 15-3-% dari penyebab faringitis akut pada anak.Mkroorganisme penyebab tonsilofaringitis adalah:1. BakteriStreptococcus, sering merupakan komplikasi dari penyakit virus lainnya seperti morbili dan varisella atau komplikasi penyakit kuman lain seperti pertusis atau peneumonia dan pneumococcus. Streptococcus lebih banyak pada anak-anak dan bersifat progresif resistensi terhadap pengobatan dan sering menimbulkan komplikasi seperti abses paru, tensuin pneumotoraks.2. VirusLebih dari 200 virus dapat menyebabkan infeksi pada saluran pernafasan bagian atas, diantaranya adalah : RhinovirusAdalah salah satu jenis virus yang paling sering menjadi penyebab infeksi pada saluran pernafasan bagian atas. Meskipun pasien mendapat imunitas terhadap serotipe virus akan tetapi lebih dari 100 serotipe virus telah dikenali. Meningkatkan imunitas terhadap rhinovirus membutuhkan waktu yang lama. SyncytialSering dimulai pada bayi menyerang sistim pernafasan bagian atas kemudian menginvasi saluran pernafasan bagian bawah. Pada anak yang lebih tua dan orang dewasa secara alami yang terinfeksi syncytial biasanya mempunyai gejala pernafasan yang khas yang mungkin berakhir 2 minggu. Masa inkubasi virus 2-7 hari setelah pajanan dan berlanjut hingga 2 minggu.3 Gejala faringitis yang khas akibat bakteri streptococcus berupa nyeri tenggorokan dengan awitan mendadak, disfagia, dan demam. Urutan gejala yang biasanya dikeluhkan oleh anak berusia diatas 2 tahun adalah nyeri kepala, nyeri perut, dan muntah. Selain itu juga terdapat nyeri tenggorokan. Gejala seperti rinorea, suara serak, batuk, konjungtivitis, dan diare biasanya disebabkann oleh virus.5Pada pemeriksaan fisik, tidak semua klien tonsilofaringitis akut streptococcus menunjukkan tanda infeksi streptococcus, yaitu eritema pada tonsil dan faring yang disertai dengan pembesaran tonsil.2Tonsilofaringitis akut streptococcus sangat mungkin jika dijumpai tanda dan gejala sebagai berikut :1. Awitan akut, disertai mual dan muntah2. Terdapat nyeri pada tenggorokan3. Nyeri ketika menelan4. Kadang disertai otalgia ( sakit telinga)5. Demam tinggi6. Anoreksia 7. Malaise 8. Kelenjar limfa leher membengkak9. Pada pemeriksaan tenggorokan ditemukan faring hiperemis, pembesaran tonsil disertai hiperemia, kadang didapatkan bercak kuning ke abu-abuan yang dapat meluas membentuk seperti membran. Bercak menutupi kripta dan terdiri dari leukosit, sel epitel yang sudah mati dan kuman patogen.1Pada tonsilofaringitis akibat virus, dapat juga ditemukan ulkus di palatum mole dan dinding faring eksudat di palatum dan tonsil, tetapi sulit dibedakan dengan eksudat pada tonsilofaringitis akibat stetococcus. Gejala yang timbul dapat menghilang selama 24 jam, berlangsung 4-10 hari.5Bakteri dan virus masuk dalam tubuh melalui saluran nafas bagian ataas akan menyebabkan infeksi pada hidung atau faring kemudian meyebar melalui sistem limfa ke tonsil. Adanya bakteri dan virus patogen pada tonsil menyebabkan terjadinya proses inflamasi dan infeksi sehingga tonsil membesar dan dapat menghambat keluar masuknya udara. Infeksi juga dapat mengakibatkan kemerahan dan edema pada faring serta ditemukannya eksudat berwwarna putih keabuan padaa tonsil sehingga meyebabkan timbulnya sakit tenggorokan, nyeri telan, demam tinggi dan bau mulut serta otalgia.3Faringitis streptococcus beta hemolitikus group A (SBHGA) adalah infeksi orofaring dan atau nasofaring oleh SBHGA. Penyebaran SBHGA memerlukan penjamu yang rentan dan difasilitas dengan kontak yang erat. Infeksi jarang terjadi pada anak berusia di bawah 2 tahun, mungkin karena kurang kuatnya SBHGA melekat pada sel-sel epitel. Infeksi pada toddler paling sering melibatkan nasofaring. Remaja biasanya telah mengalami kontak dengan organisme beberapa kali sehingga terbentuk kekebalan, oleh karena itu infeksi SBHGA lebih jarang pada kelompok ini.3Faringitis akut jarang disebabkan oleh bakteri, diantaranya penyebab bakteri tersebut, SBHGA mmerupakan penyebab terbanyak. Streptococcud group C dan D telah terbukti dapat menyebabkan epidemi faringitis akut, sering berkaitan dengan makanan dan air yang terkontaminasi. Pada beberapa kasus dapat menyebabkan glomerulonefritis akut (GNA). Organisme ini lebih sering terjadi pada usia dewasa.3Bakteri maupun virus dapat secara langsung menginvaasi mukosa faring yang kemudia n menyebabkan respon peradangan lokal. Rhinovirus menyebabkan iritasu mukosan faring sekunder akibat sekresi nasal. Sebagian besar peradangan melibatkan mukosa faring sekunder akibat sekresi nasal. Sebagian besar peradangan melibatkan nasofaring, uvula dan palatum mole. Perjalanan penyakitnya adalah terjadi inokulasi dari agen infeksiusdi faring yang menyebabkan peradangan lokal, sehingga menyebabkan eritema faring. Tonsil, dan keduanya. Infeksi streptococcus ditandai dengan invasi lokal serta pelepasan toksin ekstraseluler dan protase. Transmisi dari virus yang khusus SBHGA terutama terjadi akibat kontak tangan dengan sekret hidung dibandingkan dengan kontak oral. Gejala akan tampak setelah masa inkubasi yang pendek yaitu 24-72 jam.5Menurut Mansjoer komplikasi yang bisa timbul akibat penyakit tonsilofaringitis yang tidak tertangani secara baik adalah :1. Otitis media akut2. Abses peritonsil3. Toksemia4. Bronkitis5. Miokarditis6. Artritis3Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk memperkuat diagnosa tonsilofaringitis akut adalah pemeriksaan laboratorium meliputi :1. Leukosit : terjadi peningkatan2. Hemoglobin : terjadi penurunan3. Usap tonsil untuk pemeriksaan kultur bakteri dan tes sensitifitas obatPenanganan pada anak dengan tonsilitis akut adalah : Penanganan medis Antibiotik baik injeksi maupun oral seperti cefotaxim, penisilin, amoksisilin, eritromisin dll Antipiretik untuk menurunkan demam seperti paracetamol, ibuprofen analgesik penatalaksanaan kompres dengan air hangat istirahat yang cukup pemberian cairan adekuat, perbanyak minum hangat kumur dengan air hangat3

Tonsilitofaringitis dapat menimbulkan komplikasi Otitis media akut, Abses peritonsil, Toksemia, Bronkitis, Miokarditis, Artritis. Sehingga An. D hendaknya memodifikasi gaya hidup menuju pola hidup sehat

TAHAP V. SIMPULAN DAN SARANA. SIMPULAN1. Dagnosis BiologisTonsilofaringitis Akut2. Diagnosis PsikologisHubungan dengan kedua orangtua, kakek nenek dan saudara sangat dekat, setiap waktu meluangkan waktu untuk berkumpul bersama-sama. Semenjak pasien sakit, seluruh anggota keluarga selalu memberikan semangat kepada pasien, sehingga hubungan pasien dengan keluarga sangat dekat dan baik. 3. Diagnosis SosialPenderita sebagai tokoh masyarakat dan hubungan dengan masyarakat sangat baik. B. SARANSaran KomprehensifSaran yang dapat diberikan kepada penderita dan keluarganya adalah sebagai berikut:1. PromotifEdukasi kepada keluarga mengenai Tonsilofaringitis Akut yang diderita An.D dan juga komplikasinya sehingga keluarga dapat membantu mengawasi pola makan,minum,aktivitas dan istirahat An.D 2. Preventifa. Usahakan jangan sampai terlambat makan. Mengatur jam makan setiap hari. Makan 3 kali sehari yaitu sarapan pada pagi hari, makan siang dan makan malam. Jika diantara jam makan pasien merasa lapar segeralah mengonsumsi makanan ringan seperti, wafer atau roti dan bisa juga mengkonsumsi buah yang tidak asam seperti apel, pisang, pepaya.b. Menghindari stress dan berfikir positif jika terdapat masalah.c. Mengurangi makanan yang dapat menyebabkan pasien kambuh yaitu dengan mengurangi makanan yang bersantan, asam, pedas, dan minuman es/dingin.3. Kuratifa. Amoxicillin 3 x1 250mg syrup per harib. Paracetamol 3 x 2 250mg syrup per haric. Dextromethopan 3x2 250mg syrup per hari4. Rehabilitatifa. Menjaga pola makanan (jumlah, frekuensi, jenis makanan)b. Menghidari makanan minuman yang dapat memicu timbulnya keluhan Tonsilofaringitis Akut.

DAFTAR PUSTAKA

1. Ngastiyah, Setiawan. Perawatan Anak Sakit. Jakarta; EGC. 2005

2. Ikatan Dokter Indonesia Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Panduan Praktis Klinis Bagi Dokter Di fasilitas Pelayanan Primer. 1 ed. Jakarta. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2013

3. Arsyad Soepardi, Efiyaty; Nurbaiti Iskadar. Buku Ajar Ilmu Kesehatan : Teliinga Hidung Tenggorok Kepala Leher. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. 2001

4. Muscari, Mary E. Panduan Belajar : Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC. 2005

5. Suardi, Adi Utomo, dkk. Buku Ajar : Respiratory Anak. Edisi Pertama. Jakarta: Badan Penerbit IDAI

LAMPIRAN

Ruang tamu 1

Rumah tampak depan

Kamar tidur 3

Dapur

Ruang tamu 2

Kamar mandi

Kamar tidur 1

Kamar tidur 2

Ruang makan

1

28