LAPORAN IKHTIO

39
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan ini mengenai sistem integumen dan sistem otot, sistem pernafasan, sistem pencernaan, sistem peredaran darah serta sistem reproduksi pada ikan. ikan yang khusus diamati pada praktikum kali ini adalah Clarias gariepinus (Lele dumbo), Pangasius pangasius (Nila) dan Helostoma temminckhii (Tambakan) Menurut (WEBER dan BEAUFORT dalam SAANIN, 1968) telah diidentifikasi lebih kurang 4.000 jenis ikan yang tersebar diseluruh perairan Indonesia. Untuk perairan umum di Jawa, Kalimantan, dan Sumatera ditemukan sekitar 500 jenis ikan air tawar yang hidup di rawa- rawa, sungai dan danau. Menurut LAGLER et al (1977) ikan adalah binatang bertulang belakang (vertebrata) yang berdarah dingin (poikilothermal), hidup di dalam air, karena suhu tubuhnya dipengaruhi oleh suhu lingkungan. Gerakan keseimbangan badannya menggunakan sirip, umumnya bernafas dengan insang. Ikan sebagian besar hidup di 1

description

Untuk UMUM

Transcript of LAPORAN IKHTIO

Page 1: LAPORAN IKHTIO

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Laporan ini mengenai sistem integumen dan sistem otot, sistem pernafasan,

sistem pencernaan, sistem peredaran darah serta sistem reproduksi pada ikan. ikan

yang khusus diamati pada praktikum kali ini adalah Clarias gariepinus (Lele

dumbo), Pangasius pangasius (Nila) dan Helostoma temminckhii (Tambakan)

Menurut (WEBER dan BEAUFORT dalam SAANIN, 1968) telah

diidentifikasi lebih kurang 4.000 jenis ikan yang tersebar diseluruh perairan

Indonesia. Untuk perairan umum di Jawa, Kalimantan, dan Sumatera ditemukan

sekitar 500 jenis ikan air tawar yang hidup di rawa-rawa, sungai dan danau.

Menurut LAGLER et al (1977) ikan adalah binatang bertulang belakang

(vertebrata) yang berdarah dingin (poikilothermal), hidup di dalam air, karena

suhu tubuhnya dipengaruhi oleh suhu lingkungan. Gerakan keseimbangan

badannya menggunakan sirip, umumnya bernafas dengan insang. Ikan sebagian

besar hidup di perairan laut dan selebihnya hidup diperairan darat atau tawar dan

payau.

HUET (1971) mengatakan pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh faktor

internal dan eksternal. Faktor internal adalah keturunan, ketahanan tubuh terhadap

penyakit dan kemampuan untuk memanfaatkan makanan, sedangkan faktor

eksternal adalah kondisi lingkungan dan ketersediaan pakan bagi ikan.

Pertumbuhan merupakan perubahan bentuk baik panjang maupun berat sesuai

dengan perubahan waktu. Selanjutnya dijelaskan bahwa pertumbuhan dipengaruhi

oleh makanan, ruang, suhu dan beberapa faktor lainnya.

1

Page 2: LAPORAN IKHTIO

Habitat air dimana ikan tersebut hidup banyak menentukan bentuk tubuh,

organ-organ tubuh, cara hidup dan cara bergerak terhadap ikan yang hidup di

dalamnya. Ikan-ikan tersebut harus dapat menyesuaikan diri terhadap kedalaman

air, laju arus, suhu air, pH air, kadar garam dan makhluk-makhluk lain yang hidup

di sekitar lingkungannya. Hal inilah yang mendasari dilakukan pengamatan

terhadap salah satu jenis ikan laut yang dijadikan sebagai objek praktikum, yang

dilihat dari beberapa aspek seperti: bentuk tubuh, bagian luar tubuh, sistem

integumen, sistem otot, linea lateralis, jumlah sisik pada tubuh dan ukuran dari

beberapa bagian dari tubuh ikan tersebut yang dipengaruhi oleh faktor-faktor di

atas.

1.2 Tujuan dan Manfaat

Tujuan yang didapat dari praktikum sistem integumen dan sistem otot,

sistem pernafasan, sistem pencernaan, sistem pernafasan, sistem peredaran darah

serta sistem reproduksi ini yaitu dapat mengetahui sistem yang terdapat pada ikan

tersebut seperti kulit yang membungkus tubuh ikan, jenis-jenis sisik dan

penggolongannya, jenis-jenis sirip dan warna-warna yang menyelimuti bagian-

bagian tertentu dari tubuh ikan. Disamping itu juga mengetahui otot yang

membangun tubuh ikan yang dipraktikumkan.

Sedangkan manfaat yang didapat adalah dapat melihat secara langsung jenis

sisik yang dimiliki oleh ikan Clarias gariepinus (Lele dumbo), Pangasius

pangasius (Nila) dan Helostoma temminckhii (Tambakan) dengan bantuan

mikroskop disamping mengetahui bentuk otot pada ikan tersebut.

2

Page 3: LAPORAN IKHTIO

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1.1.Sistem Integumen dan Sistem Otot

Integumen merupakan sistem pembalut tubuh ikan yang terdiri dari kulit

dan derivat-derivatnya. Kulit selain berfungsi sebagai pembalut tubuh juga

berguna sebagai alat pertahanan pertama terhadap penyaklit, perlindungan dan

penyesuaian diri terhadap faktor-faktor lingkungan, alat ekskresi dan

osmoregulasi dan alat pernafasan tambahan pada bebeapa jenis ikan (TIM

IKHTIOLOGI, 2013).

Kulit sebagai pembungkus pada ikan terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan

luar yang disebut dengan epidermis dan lapisan dalam yang disebut dengan

dermis atau corium. Lapisan dalam dari epidermis merupakan pertumbuhan sel

yang aktif. Lapisan dermis berisi saluran darah, urat saraf, organ peraba dan

jaringan penghubung. Lapisan dermis berperan dalam pembentukan sisik dan erat

kaitannya dalam pembentukan struktur integumen (MANDA et al., 2005).

Bentuk-bentuk sisik yang menutupi permukaan tubuh ikan umumya ada

lima macam yaitu: sisik cycloid, sisik ctenoid, sisik ganoid, sisik placoid dan sisik

cosmoid. Diantara kelima jenis sisik tersebut mempunyai bentuk dan tipe

beranekaragam. (MANDA et al., 2005).

Jari-jari sirip yang terdapat pada kelima jenis sirip pada ikan tersebut terdiri

dari jari-jari lemah, yaitu jari-jari yang elastis, transparan, beruas-ruas dan

bercabang pada ujungnya. Selanjutnya jari-jari lemah yang mengeras, yaitu jari-

jari sirip yang telah mengeras hampir menyerupai duri, tetapi masih beruas-ruas.

Dan juga terdapat jarijari keras, yaitu jari sirip yang berbentuk seperti duri, keras,

3

Page 4: LAPORAN IKHTIO

tidak elastis, tidak beruas-ruas dan tidak bercabang pada ujungnya (MANDA et

al, 2005).

Ciri lain dari morfologi ikan lele dumbo ini adalah memiliki sirip ekor

bercagak dua dan lekukkan dari cagak tersebut dimulai dekat pangkalnya. Pangkal

sirip ekor bentuknya bulat kecil. Jari-jari lunak dari sirip ekor bercabang pada

pangkalnya. Di belakang sirip punggung dan dubur, terdapat sirip-sirp tambahan

yang kecil (DJUHANDA, 1981).

2.2.2.Sistem Pernafasan

Hela dan Laevastu (1970), mengemukakan bahwa arus membawa pengaruh

terhadap tingkah laku ikan, migrasi dan distribusi ikan. Selanjutnya Pescod

(1973), mengatakan bahwa kandungan CO2 yang aman dalam perairan adalah

sebesar 12 ppm. Dengan adanya kandungan CO2 yang stabil dalam perairan, akan

mempengarui sistem pernafasan yang terjadi pada ikan. Ikan baung termasuk

golongan physostomi yang mempunyai ductus pneumaticus.

Kandungan O2 maupun CO2 yang terlarut dalam air mempengaruhi

kehidupan ikan dalam air khususnya dalam bernafas. Kandungan oksigen sangat

penting untuk kehidupan ikan dan hewan air lainnya. Menurut Sweeta ( 1975 ),

seperti hewan dan tumbuhan darat yang bernafas dengan oksigen, maka ikan akan

juga memerlukan oksigen terlarut dalam air untuk bernafas, dibandingkan dengan

udara yang mengandung 10 cc / liter oksigen pada saat yang sama.

Darah adalah suatu plasma tempat beberapa bahan terlarut dan tempat

eritrosit, leukosit dan beberapa bahan lain yang tersuspensi. Sistem peredaran

darah ikan disebut peredaran darah tunggal. Sistem peredaran darah pada ikan

baung (Mystus nemurus) terdiri dari Jantung, vena, arteri dan kapiler yang

4

Page 5: LAPORAN IKHTIO

masing-masing berfungsi untuk memompa darah, membawa darah ke jantung,

membawa darah dari jantung dan menghubungkan arteri dan vena.

Raharjo (1980), secara anatomi ikan mempunyai sepuluh sistem yang

bekerjasama dalam membentuk keseluruhan individu, adapun kesepuluh sistem

tersebut yaitu sistem saraf, sistem peredaran darah, sistem integumen, sistem otot,

sistem pencernaan, sistem rangka, sistem ekskresi, sistem pernapasan dan sistem

reproduksi, diantara ke sepuluh sistem ini saling berkaitan satu dengan yang

lainnya.

2.2.3.Sistem Pencernaan

Secara umum, proses pencernaan ikan sama dengan vertebrata yang lain,

namun ikan memiliki beberapa variasi, terutama dalam hubungannya dengan cara

memakan. Proses pencernaan dan absrbsi berlangsung di dalam saluran

pencernaan. Proses ini berfungsi menyediakan suplai kebutuhan tubuh akan air,

mineral, vitamin, dan zat gizi (Fujaya, 2004).

Struktur anatomi mulut erat kaitannya dengan cara mendapatkan makanan,

ada mulut yang dapat disembulkan ke depan seperti pada ikan belanak, tambakan

dan lain-lain dan adapula yang tidak dapat disembulkan. Posisi mulut juga

berkaitan dengan kebiasaan memakan ikan (Fujaya, 2004).

Pada sebagian ikan ada yang memiliki semacam lidah yaitu suatu penebalan

dari bagian depan tulang archyiden yang terdapat di dasar mulut. Lidah ini

diselaputi oleh sel epitelium yang kaya akan sel mukus dan organ pengecap. Pada

beberapa jenis ikan, kadangkala lidahnya ditutupi oleh gigi. Pada langit-langit

bagian belakang terdapat organ palatiin, yang merupakan penebalan dari lapisan

mucosa. Organ ini terdiri dari lapisan otot dan serat kolagen, berfungsi dalam

5

Page 6: LAPORAN IKHTIO

proses penelanan makanan dan membantu membuang kelebihan air pada maknan

yang dimakan, juga sangat penting dalam proses pemompaan air dari organ mulut

ke bagian rongga insang (Fujaya, 2004).

Lapisan permukaan faring hampir sama dengan rongga mulut, kadangkala

masih ditemukan organ pengecap. Permulaan dari saluran pencernaan yang

berbentuk seperti pipa, mengandung lendir untuk membantu penelanan makanan.

Pada ikan laut esofagus berperan dalam penyerapan garam melalui difusi pasif

menyebabkan konsentrasi garam air laut yang diminum menurun sehingga

memudahkan penyerapan air oleh usus belakang dan rektum (Fujaya, 2004).

2.2.4.Sistem Peredaran Darah

Menurut Prawirohartono et. al.( 2000), Pada ikan bertulang sejati, insang

ikan mas terdiri atas lengkung insang, rigi-rigi, dan lembar insang. Lengkung

insang tersusun atas tulang rawan berwarna putih. Pada lengkung insang ini

tumbuh pasangan rigi-rigi yang berguna untuk menyaring air pernapasan yang

melalui insang. Lembaran insang tersusun atas jaringan lunak, berbentuk sisir dan

berwarna merah, karena mempunyai banyak pembuluh kapiler darah yang

merupakan cabang dari arteri insang. Pada lembaran insang inilah pertukaran CO2

dan oksigen berlangsung. Umumnya jumlah insang pada tiap-tiap sisi tersebut

adalah lima sampai tujuh baris. Insang tersebut membentuk baris-baris yang

saling berhubungan pada lengkung insangnya. Di antara baris insang dipisahkan

oleh celah insang.

Darah membawa substansi dari tempatnya dibentuk ke semua bagian tubuh

dapat melakukan fungsinya dengan baik. Sel darah merah menjaga tubuh dapat

melakukan fungsinya dengan baik. Sel darah merah membawa oksigen penyerbu,

6

Page 7: LAPORAN IKHTIO

sedangkan kombinasi trombosit dan factor pembeku, berperan menyumbat

kebocoran pembuluh darah tanpa menghambat alirannya (Fujaya, 2004).

Selanjutnya Fujaya (2004), juga menambahkan bahwa darah terdiri dari

dua kelompok besar yaitu sel dan plasma. Sel terdiri atas sel-sel diskret yang

memiliki bentuk khusus dan fungsi yang berbeda, sedangkan komponen dari

plasma selain fibrinogen, juga terdapat ion-ion inorganic dan aneka komponen

organic untuk fungsi metabolic. Fungsi dari kedua aneka komponen organic

tersebut kadang-kadang terpisah, kadang-kadang bergabung. Contohnya

penggumpalan darah dan produksi antibody. Bahan-bahan untuk menggumpalkan

darah yang berasal dari plasma adalah fibrinogen sedangkan dari sel darah putih

adalah trombosit.

Pembuluh nadi, atau arteri merupakan pembuluh darah yang mengangkut

darah dari jantung menuju ke kapiler alat-alt tubuh. Kapiler merupakan pembuluh

darah terkecil yang dindingnya tipis setebal selapis sel. Pembuluh ini masuk ke

seluruh jaringan tubuh dan pada pembuluh inilah terjadi pertukaran zat dari darah

ke cairan ekstrasel dan sebaliknya. Dari kapiler darah akan kembali ke jantung

melalui pembuluh balik atau vena (Prawirohartono et. al., 2000).

Jantung vertebrata adalah organ tubuh yang dindingnya tersusun atas

jaringan khusus, yakni otot jantung atau miokardium. Organ ini berfungsi sebagai

pemompa darah, baik sebagai pompa tekan maupun pompa isap. Bila otot dinding

jantung berkontraksi maka darah akan terpompa ke luar menuju ke pembuluh

nadi. Sebaliknya bila otot dinding jantung berelaksasi maka darah dari pembuluh

balik akan terisap ke dalam ruangan jantung (Prawirohartono et. al., 2000).

7

Page 8: LAPORAN IKHTIO

Subowo (2002), menyatakan bahwa otot jantung terdiri atas serabut-serabut

otot yang bergaris-garis melintang seperti halnya otot kerangka. Namun demikian

antara kedua jenis serabut tersebut terdapat perbedaan, yaitu serabut otot jantung

tidak merupakan sinsitium, melainkan merupakan rangkaian sel-sel tunggal yang

berderet-deret ujung-ketemu-ukung dengan perantara suatu bangunan yang

dinamakan: discus intercalaris; sel otot jantung tidak berbentuk silindris biasa,

melainkan bercabang-cabang sehingga memberikan kesan adanya anyaman 3

dimensional; inti sel otot jantung tidak terletak di bawah sarkolema, melainkan di

tengah sel; kontraksi otot jantung di luar pengaruh kehendak.

2.2.5.Sistem Reproduksi

Pembentukan spermatozoa dari spermatogonia didalam testis disebut

spermatogenesis. Proses ini meliputi penggandaan/proliferasi spermatogenia

melalui pembelahan mitosis yang berulang-ulang dan tumbuh membentuk

spermatocyt primer, kemudian melalui pembelahan reduksi (meiosis) membentuk

spermatocyt skunder. Spermatocyt skunder membelah menjadi spermatid, yang

mengadakan metamorfosis menjadi gamet yang “motil” (dapat bergerak) dengan

bantuan ekornya yang dapat bergerak dan punya potensi faali yang dinamakan

spermatozoa. Proses metamorfose spermatid sering dinamakan “spermiogenisis”

(Tim Iktiologi, 1989).

Seksualitas ikan dapat ditentukan dengan mengamati ciri-ciri seksual

skunder dan seksual primer. Pengamatan seksual primer harus dengan

pembelahan diperut ikan. Sedangkan seksual skunder dengan memperhatikan ciri-

ciri morfologi yaitu bentuk tubuh. Organ pelengkap dan warna (Efendie, 1978).

8

Page 9: LAPORAN IKHTIO

Kelenjar yang berwarna putih mempunyai permukaan licin berisi sel-sel

kelamin jantan (sperma) dan saluran pelepasannya disebut Vasdefrens saluran ini

bertemu dan bersatu dengan saluran kencing. Sedangkan pada ikan betina kelenjar

kelaminnya mempunyai permukaan kasar, berbintik-bintik, berisi el telur atau

ovari dan saluran pelepasnya disebut dengan oviduct.

Berdasarkan tempat ikan memijah, ikan dapat digolongkan kedalam

beberapa golongan, yaitu golongan ikan phytopil yang memijah pada tanaman.

Golongan psampil memijah dipasir, pelagopil memijah pada kolam pada perairan

dan golongan ikan ostracopil pada cangkang binatang yang telah mati (Raharjo,

1980).

9

Page 10: LAPORAN IKHTIO

III. BAHAN DAN METODE

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 27 April dan 04 Mei

2013 pukul 08.00 s/d 10.00 WIB. Yang bertempat di Laboratorium Biologi

Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau.

3.2 Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam praktikum Sistem sistem integumen dan

sistem otot, sistem pernafasan, sistem pencernaan, sistem pernafasan, sistem

peredaran darah serta sistem reproduksi ini adalah Ikan Clarias gariepinus (Lele

dumbo), Pangasius pangasius (Nila) dan Helostoma temminckhii (Tambakan).

Sedangkan alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah nampan

yang berguna untuk tempat ikan yang dijadikan objek, serbet untuk

membersihkan meja dan nampan, dan alat-alat tulis seperti pena, pensil dan

penghapus yang digunakan untuk menggambar ikan. Sedangkan penggaris

berguna untuk mengukur tubuh ikan yang dijadikan objek tersebut.

3.3 Metode Praktikum

Praktikum ini menggunakan metode objektif yaitu objek yang diteliti dan

diamati langsung dengan seksama, disamping itu diperkuat dengan melakukan

studi ke perpustakan, khususnya literature yang berhubungan erat dengan

praktikum yang dilaksanakan

3.4 Prosedur Praktikum

Pertama-tama ikan yang dijadikan objek praktikum dibersihkan dan

diletakkan di atas nampan, digambar bagian morfologi. Tentukan semua jenis

10

Page 11: LAPORAN IKHTIO

sirip yang terdapat pada ikan tersebut. Serta dilakukan pengukuran terhadap tubuh

ikan guna mengetahui panjang baku (SL), panjang total (TL), tinggi badan (Bdh)

dan panjang kepala (HdL) serta pengukuran terhadap bidang-bidang dari tubuh

ikan yang lainnya. Perhatikan dan amati warna-warna yang menyelimuti tubuh

ikan yang bersangkutan, jelaskan pigmen yang membentuk terjadinya warna

tersebut. Perhatikan jari-jari sirip, sisik dan jumlah yang dimilikinya. Dan untuk

mengamati otot yang membangun tubuh ikan tersebut lakukan pemotongan secara

vertical pada badan ikan, selanjtnya amati otot-ototnya. Kemudian buatlah ciri-

cirinya berdasarkan yang ada pada buku penuntun praktikum dengan judul

“sistem integumen dan sistem otot, sistem pernafasan, sistem pencernaan, sistem

peredaran darah serta sistem reproduksi pada ikan”, setelah praktikum selesai

dilaksanakan, cuci nampan dan keringkan kemudian bersihkan meja praktikum.

11

Page 12: LAPORAN IKHTIO

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Praktikum

Pada umumnya bentuk luar dan morfologinya, ikan dapat dibagi atas

beberapa bentuk tubuh, bentuk mulut, linnea lateralis, sisik, sirip, dan ciri-ciri

lainnya. Sistem integumen yang membalut tubuh ikan terdiri dari kulit dan

derivat-derivatnya, dimana kulit tersebut terdiri dari dua lapisan yang

membangunnya yaitu lapisan epidermis dan lapisan dermis (corium), sisik

(squama) yang membalut tubuh ikan dan terdiri dari berbagai tipe, siriip dan jari-

jari sirip serta warna-warna yang memberikan ciri khas pada ikan tertentu.

Dari hasil praktikum sistem integumen dan sistem otot, sistem pernafasan,

sistem pencernaan, sistem peredaran darah serta sistem reproduksi pada ikan

diperoleh hasil dari ikan tersebut :

1. Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus)

Klasifikasi

Ordo : Ostariophysi

Family : Claridae

Genus : Clarias

Spesies: Clarias gariepinus

Gambar 1. Sistem Integumen dan Otot

12

Page 13: LAPORAN IKHTIO

Gambar 2. Sistem Pernafasan

Gambar 3. Sistem Pencernaan

Gambar 4. Sistem Peredaran Darah

13

Page 14: LAPORAN IKHTIO

Gambar 5. Sistem Reproduksi

2. Ikan Nila (Oreocromis niloticus)

Klasifikasi

Ordo : Ostariophysi

Family : Porciformes

Genus : Oreocromis

Spesies: Oreocromis niloticus

Gambar 1. Sistem Integumen dan Otot

Gambar 2. Sistem Pernafasan

14

Page 15: LAPORAN IKHTIO

Gambar 3. Sistem Pencernaan

Gambar 4. Sistem Peredaran Darah

Gambar 5. Sistem Reproduksi

15

Page 16: LAPORAN IKHTIO

3. Ikan Tambakan (Helostoma temmincki)

Klasifikasi

Ordo : LabarinthiciOstariophysi

Family : Anabantidhae Claridae

Genus : Helostoma

Spesies: Helostoma temmincki

Gambar 1. Sistem Integumen dan Otot

Gambar 2. Sistem Pernafasan

16

Page 17: LAPORAN IKHTIO

Gambar 3. Sistem Pencernaan

Gambar 4. Sistem Peredaran Darah

Gambar 5. Sistem Reproduksi

17

Page 18: LAPORAN IKHTIO

4.2 Pembahasan

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan terhadap Ikan Clarias

gariepinus (Lele dumbo) dapat diketahui bahwa ikan ini mempunyai bentuk yang

berbeda dengan ikan Kembung Laki-laki seperti bentuknya tubuhnya lebih lebar,

sirip anus yang dimilikinay lebih halus jika dibandingkan dengan Kembung Laki-

laki. Jika ikan Kembugn Laki-laki (Scomber kanagurta) hidupnya di laut lepas,

sedangkan ikan Kembung Perempuan lebih cenderung hidup dan terdapat dekat-

dekat pantai, dan makanannya berupa plankton.

Ikan Clarias gariepinus (Lele dumbo)) memiliki bentuk tubuh seperti

torpedo dengan panjang tubuh serta hidup disekitar dasar perairan dan permukaan

perairan laut, tergolong ikan pelagis yang menghendaki perairan bersalinitas

tinggi, suka hidup secara bergerombol baik diperairan pantai maupun di lepas

pantai. Kebiasaan makanannya adalah memakan plankton besar atau kasar,

copepoda dan crustacea (KRISWANTORO dan SUNYOTO,1986).

Pada ikan terdapat sisik yang hanya dijumpai di sekitar sirip dada atau yang

lebih dikenal dengan sebutan korselet, inilah yang membedakan jenis ikan ini

dengan ikan yang lainnya dan merupakan ciri khasnya. Jika diamati di bawah

mikroskop dapat diidentifikasi bahwa sisik ikan ini tergolong kedalam tipe

cycloid. Linnea lateralis yang dimilkinya hampir menyerupai garis lurus. Pada

tubuh ikan ini terdapat warna-warna yang bertingkat seperti warna keputih-

putihan pada bagian perut, keperak-perakan pada sisi tubuh bagian bawah, warna

kekuning-kuningan sampai warna kebiru-biruan pada bagian atas dari linnea

lateralisnya.

18

Page 19: LAPORAN IKHTIO

Menurut TIM IKHTIOLOGI (1989), warna yang terdapat pada tubuh

ikan tersebut disebabkan oleh adanya schemachrome (karena konfigurasi fisik)

dan juga disebabkan oleh biochrome (pigmen pembawa warna). Warna kuning

yang terdapat pada ikan ini disebabkan karena adanya pigmen chromolipoid,

warna putih atau keperak-perakan yang terdapat pada tubuh bagian bawah

dipengaruhi oleh pigmen purin, sedangkan warna kebiru-biruan pada bagian atas

linnea lateralisnya disebabkan karena pengaruh pigmen pembawa warna yaitu

pigmen indigoid.

Warna pada tubuh ikan mempunyai banyak fungsi, (LAGLER et al., 1977)

mengelompokkan fungsi-fungsi tersebut dalam tiga hal yaitu untuk

persembunyian, penyamaran dan pemberitahuan. Jenis warna persembunyian

meliputi pemiripan warna secara umum, pemiripan warna secara berubah,

pemudaran warna, pewarnaan terpecah dan pewarnaan terpecah koinsiden.

Jika kita memotong tubuh ikan ini secara vertical pada bagian tengahnya

maka dapat dilihat otot dan urat-urat daging yang membangun tubuhnya dan pada

bagian ini juga akan dijumpai rongga tubuh dari ikan tersebut. Tetapi jika kita

lakukan pemotongan pada bagian belakang dari anusnya, maka tidak akan

dijumpai rongga tubuh seperti halnya pada bagian tengah tadi, tetapi tetap terdapat

otot-otot dan bagian-bagiannya seperti suprakarinal, miotom epaksial, septum

menegak, vertebra, otot sisi merah, septum mendatar miotom hipaksial dan

lainnya.

19

Page 20: LAPORAN IKHTIO

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Integumen merupakan sistem pembalut tubuh pada ikan yang terdiri dari

kulit dan derivat-derivatnya. Kulit selain berfungsi sebagai pembalut tubuh juga

berguna sebagai alat pertahanan pertama terhadap penyaklit, perlindungan dan

penyesuaian diri terhadap faktor-faktor lingkungan, alat ekskresi dan

osmoregulasi dan alat pernafasan tambahan pada bebeapa jenis ikan.

Kulit sebagai pembungkus pada ikan terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan

luar yang disebut dengan epidermis dan lapisan dalam yang disebut dengan

dermis atau corium. Bentuk-bentuk sisik yang menutupi permukaan tubuh ikan

umumya ada lima macam yaitu: sisik cycloid, sisik ctenoid, sisik ganoid, sisik

placoid dan sisik cosmoid.

Warna yang terdapat pada tubuh ikan disebabkan oleh adanya

schemachrome (karena konfigurasi fisik) dan juga disebabkan oleh biochrome

(pigmen pembawa warna). Sirip pada ikan tediri dari sirip punggung (D), sirip

dada (P), sirip perut (V), sirip anus (A), dan sirip ekor (C). Dimana kelima jenis

sirip tersebut berperan dalam menentukan arah dan gerak pada ikan.

5.2 Saran

Selama kegiatan praktikum berlangsung hendaknya setiap pratikan

mengikutinya dengan seksama agar objek yang diteliti dapat diketahui, dimengerti

dan dipelajari dengan baik. Disamping itu juga dituntut kehati-hatian dan

ketelitian yang cermat didalam melakukan kegiatan praktikum.

20

Page 21: LAPORAN IKHTIO

DAFTAR PUSTAKA

DJUHANDA, T., 1981. Dunia Ikan. Armico, Bandung. 190 Hal

HUET, M. 1971. Text Book of Fish Culture Breeding and Cultivation of Fish Fishing (New Book) Ltd. London.

Lagler, K. P. et al. 1977. Ichthyology. Jhon weley and sons, inc. New York, 504 Halaman

MANDA, R., I. LUKYSTIOWATI, C. PULUNGAN dan BUDIJONO. 2005. Penuntun Praktikum Ichtyology. Universitas Riau. Pekanbaru.

RAHARJO. 1980. Sistem morfologi dan anatomi ikan. Bandung. 21 hal.

SAANIN, H.1984.Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Jilid Idan II. Bina Cipta, Bandung.

TIM IKHTIOLOGI, 1989. Institut Pertanian Bogor. Fakultas Perikanan Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan

21

Page 22: LAPORAN IKHTIO

DAFTAR ISI

Isi Halaman

KATA PENGANTAR ............................................................................ i

DAFTAR ISI ............................................................................................. ii

DAFTAR GAMBAR................................................................................. iii

DAFTAR TABEL ................................................................................... iv

DAFTAR LAMPIRAN............................................................................. v

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang .............................................................................. 1..................................................................................................................... 1.2. Tujuan dan Manfaat....................................................................... 1

.....................................................................................................................

II. TINJAUAN PUSTAKA...................................................................... 2

...............................................................................................................

.............................................................................................................4

III.BAHAN DAN METODE

3.1. Waktu dan Tempat......................................................................... 4...............................................................................................................

3.2. Bahan dan Alat............................................................................... 4...............................................................................................................

3.3. Metode Praktikum.......................................................................... 4 3.4. Prosedur Praktikum........................................................................ 5

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil............................................................................................... 6 4.2. Pembahasan.................................................................................... 11

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan.................................................................................... 13 5.2. Saran.............................................................................................. 13

...............................................................................................................

22

Page 23: LAPORAN IKHTIO

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 14

LAMPIRAN............................................................................................... 15

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena berkat limpahan

rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan Praktikum Ikhtiology ini

dengan judul “sistem integumen dan sistem otot, sistem pernafasan, sistem

pencernaan, sistem peredaran darah serta sistem reproduksi pada ikan”.

Penulis ucapkan terima kasih kepada para asisten yang telah membantu

penulis selama praktikum dan penulisan laporan ini. Serta terima kasih juga

penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan

laporan ini.

Keterbatasan wawasan serta ilmu pengetahuan yang penulis miliki, maka

dengan kerendahan hati penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran yang

membangun demi kesempurnaan laporan ini.

Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih, semoga laporan ini dapat

bermanfaat untuk kita semua.

Pekanbaru, 08 Mei 2013

23

Page 24: LAPORAN IKHTIO

BAYU SETIARBI

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Sistem Integumen dan Otot Ikan Lele (Clarias gariepinus).................... 6

2. Sistem Pernafasan Ikan Lele (Clarias gariepinus).................................. 7

3. Sistem Perncernaan Ikan Lele (Clarias gariepinus)................................ 7

4. Sistem Peredaran Darah Ikan Lele (Clarias gariepinus)......................... 8

5. Sistem Reproduksi Ikan Lele (Clarias gariepinus)................................. 9

6. Sistem Integumen dan Otot Ikan Nila (Oreocromis niloticus)................ 6

7. Sistem Pernafasan Ikan Nila (Oreocromis niloticus)............................... 7

8. Sistem Perncernaan Ikan Nila (Oreocromis niloticus)............................ 7

9. Sistem Peredaran Darah Ikan Nila (Oreocromis niloticus)..................... 8

10.Sistem Reproduksi Ikan Nila (Oreocromis niloticus)............................. 9

11. Sistem Integumen dan Otot Ikan Tambakan (Helostoma temmincki). . . 6

12. Sistem Pernafasan Ikan Tambakan (Helostoma temmincki).................. 7

13. Sistem Perncernaan Ikan Tambakan (Helostoma temmincki)................ 7

14. Sistem Peredaran Darah Ikan Tambakan (Helostoma temmincki)......... 8

15.Sistem Reproduksi Ikan Tambakan (Helostoma temmincki).................. 9

24

Page 25: LAPORAN IKHTIO

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Alat-alat Praktikum.................................................................................. 16

25

Page 26: LAPORAN IKHTIO

26

Page 27: LAPORAN IKHTIO

1. Alat-alat yang digunakan selama praktikum

Buku Penuntun Buku Gambar

Pensil Pena

Penggaris Penghapus

27

Page 28: LAPORAN IKHTIO

Nampan / Baki Serbet

28