LAPORAN IDENTIFIKASI MINERAL.docx

download LAPORAN IDENTIFIKASI MINERAL.docx

of 54

Transcript of LAPORAN IDENTIFIKASI MINERAL.docx

LAPORAN IDENTIFIKASI MINERAL

LAPORAN PRAKTIKUM GEOLOGI DASARPRAKTIKUM 1IDENTIFIKASI MINERAL

OLEH :NAMA: I K H S A NNIM: F1G1 12 054PRODI: GEOLOGIKELOMPOK: VIII ( DELAPAN )ASISTEN: AL RUBAIYN

LABORATORIUM FISIKA KEBUMIANFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS HALUOLEOKENDARI2013

ACARA 11.1 JUDULIDENTIFIKASI MINERAL

1.2 TUJUANTujuan yang ingin di capai pada praktikum ini adalah :1. Untuk mengidentifikasi suatu mineral.2. Untuk mengetahui dan untuk mendeskripsikan jenis-jenis mineral.

1.3 LANDASAN TEORIIdentifikasi mineral merupakan suatu kegiatan membuat deskripsi suatu mineral tertentu. Setelah identifikasi dilakukan, maka kita dapat dengan jelas memberi nama mineral tersebut. Mineral adalah bahan anorganik yang terbentuk secara alamiah, memiliki komposisi kimia yang tetap dan struktur Kristal beraturan. Di alam ini terdapat lebih dari 2000 jenis mineral yang telah diketahui. Tetapi, hanya beberapa mineral saja yang dijumpai sebagai mineral pembentuk batuan. Mineral-mineral tersebut dapat diidentifikasi berdasarkan sifat fisisnya secara khusus, antara lain :1.3.1 KilapKilap sering juga disebut kilapan merupakan kenampakan suatu mineral yang ditunjukan dari pantulan cahaya yang dikenakan padanya. Kilap secara garis besar biasanya dibagi menjadi 2 jenis :a. Kilap Logam (metallic luster) : bila mineral tersebut memiliki kilap seperti logam.b. Kilap Non-Logam (non-metallic luster), dibagi atas : Kilap intan (adamantin luster) ; cemerlang seperti intan. Kilap kaca (vitreous luster) ; contohnya kuarsa dan kalsit. Kliat sutera (silky luster) ; umumnya terdapat pada mineral yang memiliki serat, seperti asbes dan gips. Kilap damar/resin (resinous luster) ; kilap seperti getah damar/resin, misalnya mineral sphalerit Kilap mutiara (pearly luster) ; kilap seperti lemak atau sabun, misalnya serpentin, opal dan nepelin. Kilap tanah, kilap seperti tanah lempung, misal kaolin, bauxit, dan limonit.1.3.2 WarnaWarna mineral merupakan kenampakan langsung yang dapat dilihat, akan tetapi tidak dapat diandalkan dalam identifikasi mineral karena suatu mineral dapat memiliki lebih dari satu warna. 1.3.3 KekerasanKekerasan merupakan ketahanan mineral terhadap suatu goresan. Kekerasan nisbi suatu mineral dapat ditetapkan dengan membandingkan suatu mineral dengan dengan mineral tertentu. Skala kekerasan yang biasa digunakan ialah skala mohs yang dibuat oleh Friedrich Mohs dari Jerman atau yang lebih dikenal dengan skala mohs.1.3.4 CeratCerat merupakan warna mineral dalam bentuk hancuran (serbuk). Hal ini dapat diperoleh apabila mineral digoreskan pada bagian yang kasar suatu keping porselen atau dapat dilakukan dengan membubuk mineral kemudian dilihat warna bubuk tersebut. Cerat dapat berupa warna asli mineral, dapat pula berbeda.1.3.5 BelahanBelahan merupakan kecenderungan mineral tertentu untuk membelah diri pada satu atau lebih pada arah tertentu. Belahan merupakan salah satu sifat fisik mineral yang disebabkan oleh tekanan dari luar atau pemukulan dengan palu. Yang dimaksud belah adalah bila mineral kita pukul tidak akan hancur, tetapi terbelah melalui bidang belahan yang licin. Sehingga dapat digunakan juga istilah ada bidang belah atau tanpa bidang belah. Macam-macam belahan yang perlu kita ketahui yaitu :a. Belahan Sempurna ( Perfect )Yaitu apabila mineral mudah terbelah melalui arah belahannya yang merupakan bidang yang rata dan sukar pecah selain melalui bidang belahannya.b. Belahan Baik ( Good )Yaitu apabila mineral mudah terbelah melalui bidang belahannya yang rata, tetapi dapat juga terbelah tidak melalui bidang belahannya .c. Belahan Jelas ( Distinct )Yaitu apabila bidang belahan mineral dapat terlihat jelas, tetapi mineral tersebut sukar membelah melalui bidang belahannya dan tidak rata.d. Belahan Tidak Jelas ( Indistinct )Yaitu apabila arah belahan mineral masih terlihat, tetapi kemungkinan untuk membentuk belahan dan pecahan sama besar.e. Belahan Tidak sempurna ( Imperfect )Yaitu apabila mineral sudah tidak terlihat arah belahannya, dan mineral akan pecah dengan permukaan yang tidak rata.

1.3.6 PecahanBila dalam belahan mineral akan pecah dalam arah yang teratur, sedangkan pada pecahan mineral akan pecah secara tidak teratur. Perbedaannya bidang belah pada belah akan nampak memantulkan sinar seperti pada cermin datar, sedangkan pada pecahan akan memantulkan sinar ke segala arah dengan tidak teratur. Beberapa jenis pecahan mineral adalah sebagai berikut : Concoidal : bila memperlihatkan gelombang yang melengkung, seperti pada pecahan botol. Fibrous : bila menunjukkan gejala pecahan seperti serat, contohnya asbes. Even : bila pecahan tersebut menunjukkan bidang pecahan yang halus, contohnya mineral lempung. Uneven : bila pecahan tersebut menunjukkan bidang pecahan yang kasar, contohnya mineral magnetit atau mineral besi. Hackly : bila pecahan tersebut menunjukkan bidang pecahan yang kasar tidak teratur dan runcing, contohnya mineral perak atau emas

1.3.7 Bentuk (Form)Mineral ada yang memiliki bentuk struktur kristal, ada pula yang tidak memiliki bentuk atau struktur kristal. Mineral yang memiliki bentuk Kristal disebut mineral kristalin, sedangkan yang tidak memiliki bentuk kristal disebut amorf. ( penunutun praktikum geologi dasar, 2013 ).Geologi merupakan bagian dari ilmu geologi yang mempelajari tentang bentuk (arsitektur) batuan sebagai hasil dari proses deformasi. Proses deformasi adalah perubahan bentuk dan ukuran pada batuan akibat dari gaya yang terjadi dalam bumi. Didalam pengertian umum, Geologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang bentuk batuan sebagai bagian dari kerak bumi serta menjelaskan proses terbentuknya.Beberapa ahli menganggap bahwa geologi lebih ditekankan pada studi mengenai struktur geologi misalnya perlipatan, rekahan, sesar dan sebagainya. Batuan merupakan agregasi (kumpulan) dari beberapa macam mineral ataupun mineral sejenisnya. Andesit sering juga disebut batu candi tersusun atas mineral-mineral plagioklas, piroksin, hornblende dan sedikit kuarsa. Sedangkan marmer termaksud batuan metamorf oleh mineral kalsit yang mengalami perubahan (Asikin, Sukendar. 1978).Kekerasan suatu benda diukur berdasarkan skala tertentu. Saat ini, skala yang paling umum digunakan ialah Skala Kekerasan Mohs (Mohs Hardness Scale). Prinsip dasarnya ialah dengan menggoreskan benda yang akan diukur kekerasannya dengan benda lain yang lebih keras. Skala pengukurannya mulai dari 1 hingga 10 dengan intan sebagai benda terkeras dan talk sebagai yang terlunak. (Badgley, P.C. 1959).Tekstur batuan mempunyai arti penting dalam mengedintifikasi mineral karena mencerminkan proses yang telah dialamin batuan tersebut terutama proses transportasi dan pengendapannya, tekstur juga dapat digunakan untuk menginterpetasi lingkungan pengendapan batuan. (Doddy, 1987).Mineral dapat kita jumpai dimana-mana disekitar kita, dapat berwujud sebagai batuan, tanah, atau pasir yang diendapkan pada dasar sungai. Beberapa daripada mineral tersebut dapat mempunyai nilai ekonomis karena didapatkan dalam jumlah yang besar, sehingga memungkinkan untuk ditambang seperti emas dan perak. Mineral, kecuali beberapa jenis, memiliki sifat, bentuk tertentu dalam keadaan padatnya, sebagai perwujudan dari susunan yang teratur didalamnya.Apabila kondisinya memungkinkan, mereka akan dibatasi oleh bidang-bidang rata, dan diasumsikan sebagai bentuk-bentuk yang teratur yang dikenal sebagai kristal. Dengan demikian, kristal secara umum dapat di-definisikan sebagai bahan padat yang homogen yang memiliki pola internal susunan tiga dimensi yang teratur. Studi yang khusus mempelajari sifat-sifat, bentuk susunan dan cara-cara terjadinya bahan padat tersebut dinamakan kristalografi. (Noor, D. 2008)

1.4 ALAT DAN BAHANAdapun alat dan bahan yang di gunakan pada praktikum identifikasi mineral dapat dilihat pada tabel 1.1Tabel 1.1 Alat dan bahanAlat dan BahanKegunaan

Kuku Jari TanganSebagai pembanding untuk mengetahui kekerasan suatu mineral dengan kisaran 2,5

Uang LogamSebagai pembanding untuk mengetahui kekerasan suatu mineral dengan kisaran 3,0

Pecahan KacaSebagai pembanding untuk mengetahui kekerasan suatu mineral dengan kisaran 4,5

Pisau/Paku BajaSebagai pembanding untuk mengetahui kekerasan suatu mineral dengan kisaran 5,5

Kikir BajaSebagai pembanding untuk mengetahui kekerasan suatu mineral dengan kisaran 6,5

Pecahan PorselinSebagai tempat menggosokkan mineral guna mengetahui ceratnya

Batuan& MineralSebagai referensi penentuan mineral

1.5 PROSEDUR PERCOBAANProsedur yang dilakukan pada praktikum ini adalah :1. Menyiapkan alat dan bahan yang di perlukan.2. Melakukan identifikasi mineral secara megaskopis/kasat mata berdasarkan sifat-sifat fisisnya, yaitu : Warna Bentuk Kekerasan Tenacity Derajat transparan Belahan Pecahan Cerat Kilap3. Menentukan nama mineralnya.4. Mengisi data pada lembar jawaban.

1.6 HASIL PENGAMATANHasil pengamatan Identifikasi mineral adalah sebagai berikut :1. No. Urut peraga: 1 Kilap: Kilap tanah Warna segar: Kelabu Warna lapuk : Abu-abu Kekerasan: > 2,5 Cerat: Abu-abu Belahan: Tidak sempurna Pecahan: Britle Tenacity: Nama mineral: Monthomorillonite

Sketsa mineral:

Gambar 1.1. Mineral 1

2. No. Urut peraga: 2 Kilap: Kilap sutra Warna segar: Hijau Warna lapuk: Cokelat Kekerasan: > 3 Cerat: Putih Belahan: Tidak sempurna Pecahan: Uneven Tenacity: Brittle Nama mineral: Malachite

Sketsa Mineral:

Gambar 1.2. Mineral 2

3. No. Urut peraga: 3 Kilap: kilap tanah Warna segar: Kwarsa Warna lapuk: Putih Kekerasan: > 2,5 Cerat: Putih Belahan: Tidak ada Pecahan: Uneven Tenacity: Brittle Nama mineral: Calcite

Sketsa Mineral:

Gambar 1.3. Mineral 3

4. No. Urut peraga: 4 Kilap: Kilap kaca Warna segar: Putih Warna lapuk: Putih kecoklatan Kekerasan: < 6,5 Cerat: Putih Belahan: Tidak ada bidang belah Pecahan: Concoidal Tenacity: Ductile Nama mineral: Quartz

Sketsa Mineral:

Gambar 1.4. Mineral 4

1.7 PEMBAHASANPada praktikum kali ini kami akan membahas mengenai identifikasi mineral. Dengan tujuan untuk mengidentifikasi suatu mineral, untuk mengetahui dan mendeskripsikan jenis-jenis mineral.Identifikasi mineral merupakan suatu kegiatan membuat deskripsi suatu mineral tertentu. Mengidentifikasi mineral dapat dilakukan dengan memperhatikan sejumlah sifat kimia dan sifat fisisnya. Untuk menentukan beberapa sifat unik mineral diperlukan alat-alat khusus dengan teknik-teknik tertentu. Akan tetapi kebanyakan mineral penyusun batuan dapat dibedakan satu sama lain hanya dengan pengamatan sederhana terhadap sifat-sifat fisiknya. Sifat-sifat fisik yang biasanya diperhatikan adalah kilap, warna, kekerasan, tenacity, cerat, belahan, pecahan, bentuk, berat jenis, sifat dalam, kemagnetan, kelistrikan, daya lebur, dan derajat transparan. Setelah identifikasi dilakukan, maka kita dapat dengan jelas memberi nama mineral tersebut. Mineral adalah bahan anorganik yang terbentuk secara alamiah, memiliki komposisi kimia yang tetap dan struktur Kristal beraturan. Umumnya mineral berasal dari magma yaitu batuan cair dibawah permukaan bumi. Ketika magma mendingin, kristal mineral terbentuk bagaimana dan dimana magma mendingin menentukan ukuran dari kristal mineral. Kristal juga dapat terberntuk dari senyawa terlarut dalam cairan, seperti air. Bila cairan menguap atau perubahan ke gas, akan meninggalkan mineral seperti kristal. Garam karang atau garam batu merupakan bentuk dengan cara penguapan.Umumnya mineral berasal dari magma yaitu batuan cair dibawah permukaan bumi. Ketika magma mendingin, kristal mineral terbentuk bagaimana dan dimana magma mendingin menentukan ukuran dari kristal mineral. Kristal juga dapat terberntuk dari senyawa terlarut dalam cairan, seperti air. Bila cairan menguap atau perubahan ke gas, akan meninggalkan mineral seperti kristal. Garam karang atau garam batu merupakan bentuk dengan cara penguapan.Dan pada praktikum ini, yang kami amati adalah nama mineral, dan sifat fisis yang yang kami identifikasi pada praktikum ini adalah bentuk, warna, kekerasan, tenacity, belahan, pecahan, cerat, dan kilap.Pada pengamatan pertama, kami melakukan identifikasi pada mineral dengan nomor urut peraga 1 dengan sifat fisik yang dimiliki yaitu : warnanya yaitu warna segarnya berwana kelabu dan warna lapuknya berwarna abu-abu, Kekerasannya diperoleh dengan menggores kuku jari dan diperoleh nilai < 2,5, tenacity mineral ini adalah brittle karena mineralnya mudah hancur, belahannya tidak sempurna karena tidak terlihat bidang belahnya tetapi mineral akan pecah dengan permukaan rata, pecahannya termasuk jenis even karena menunjukan bidang pecahan yang halus, ceratnya berwarna abu-abu karena saat mineral digoreskan pada pecahan porselen warnyanya abu-abu, dan kilapnya termasuk kilap tanah. Dari hasil identifikasi sifat fisik mineral tersebut dapat ditentukan nama dari mineralnya yaitu monthomorillonite. Pada pengamatan kedua, kami melakukan identifikasi pada mineral dengan nomor urut peraga 2 dengan sifat fisik yang dimiliki yaitu : warna segarnya berwarna hijau dan warna lapuknya berwarna coklat, mineral ini memiliki tingkat kekerasan > 3 ini dibuktikan dengan pada mineral tersebut cukup sukar untuk digores dengan menggunakan kuku jari karena mineral ini memiliki struktur yang cukup keras, tenacitynya adalah brittle karena mineral ini mudah hancur, belahannya tidak sempurna karena tidak terlihat arah belahnya, pecahannya termasuk jenis uneven karena pecahan tersebut menunjukan bidang pecahan yang kasar, ceratnya berwarna putih, dan kilapnya termasuk jenis kilap sutera karena memiliki serat. Untuk keterangan tambahan dari mineral ini adalah yaitu terletak pada lingkungan mineral sekunder di zona teroksidasi deposit tembaga. Asal namanya berasal dari bahasa yunani. Berdasarkan sifat fisik mineral tersebut dapat ditentukan nama mineralmya yaitu malachite.Pada pengamatan ketiga, kami melakukan identifikasi pada mineral dengan nomor urut peraga 3 dengan sifat fisik yang dimiliki yaitu : warna segarnya berwarna kwarsa karena warna dalam mineral tersebut berwarna putih susu, warna lapuknya berwarna putih, mineral ini memiliki kekerasan> 2,5 ini buktikan dengan menggoreskan pada kuku jari, tenacitynya adalah brittle, mineralini tidak memiliki bidang belah, pecahannya termasuk jenis uneven karena pecahan tersebut menunjukan bidang pecahan yang kasar, ceratnya berwarna putih, dan kilapnya jenis kilap tanah. Untuk keterangan tambahannya itu : Klasifikasi kimianya adalah karbonat, komposisi kimianya adalah Kalsium karbonat (CaCO3), berat jenisnya 2,7. Menunjukan karakteristik yang tidak biasa disebut kelarutan surut dimana ia menjadi kurang larut dalam air dengan naiknya suhu. Dari hasil identifikasi sifat fisik mineral tersebut dapat ditentukan nama mineralnya yaitu calchite.Pada pengamatan keempat, identifikasi dilakukan pada mineral dengan nomor urut peraga 4 dengan sifat yang dimiliki oleh mineral ini yaitu warna segarnya berwarna putih sedangkan warna lapuknya berwarna putih kecoklatan, mineral ini memiliki tingkat kekerasan < 6,5 ini dibuktikan dengan pada permukaan mineral tersebut sangat sukar digores dengan menggunakan kuku jari, kuku jari ataupun pecahan kaca karena mineral ini memiliki struktur yang cukup keras, tenacity dari mineral ini adalah ductile, mineral ini tidak memiliki bidang belah, pecahannya termasuk jenis concoidal karena memperlihatkan gelombang yang melengkung, ceratnya berwarna putih, dan kilapnya termasuk jenis kilap kaca karena pada saat diberi cahaya terlihat seperti kaca. Untuk keterangan tambahan dari mineral ini adalah umum ditemukan di permukaan bumi, komponen penting dari batuan beku, metamorf dan sedimen, bentuk alami dari silikon dioksida ditemukan dalam berbagai varietas mengesankan dan warna. Ada banyak nama untuk varietas yang berbeda: cryptocrystalline varietas kuarsa terdaftar secara terpisah di bawah kalsedon, dan termasuk batu akik. Dari hasil identifikasi sifat fisik mineral tersebut dapat ditentukan nama mineralnya yaitu quartz.

1.8 PENUTUP1.8.1 KESIMPULANKesimpulan dari praktikum identifikasi mineral ini adalah :1. Mengidentifikasi mineral merupakan kegiatan membuat suatu deskripsi tentang suatu mineral tertentu. Dalam mengidentifikasi mineral kita harus melihat berdasarkan sifat fisiknya secara khusus antara lain : Bentuk yang menyatakan nama mineral berdasarkan struktur kristal. Warna segar yang menyatakan warna sesungguhnya pada mineral. Warna lapuk yang menyatakan warna pelapukan pada mineral. Kekerasan yang menyatakan ketahanan mineral tehadap suatu goresan. Tenacity yang menyatakan ketahanan suatu mineral terhadap suatu pemecahan dan penghancuran. Belahan merupakan sifat fisik ineral yang menyatakan pembelahan pada suatu bidang belahan mineral yang licin. Pecahan merupakan sifat fisik mineral yang dapat menyatakan tentang bidang pecahan yang tidak teratur dan pada pecahan akan memantulkan sinar kesegala arah dengan tidak teratur. Cerat menyatakan goresan pada bagian keras mineral.

2. Dari hasil identifikasi sifat fisik mineral pada praktikum identifikasi mineral dapat ditentukan nama mineral yaitu : Pada nomor peraga 1 nama mineralnya yaitu monthomorillonite. Pada nomor peraga 2 nama mineralnya yaitu malachite. Pada nomor peraga 3 nama mineralnya yaitu calchite. Dan pada nomor peraga 4 nama mineralnya quartz.

1.8.2 SARANAdapun saran yang saya dapat berikan pada praktikum ini adalah agar praktikum yang dilaksanakan tepat waktu sesuai jadwal.

DAFTAR PUSTAKAAnonim. 2013. Modul Praktikum Geologi Dasar. Universitas haluoleo.Kendari.Asikin, Sukendar. 1978. Dasar-dasar Geologi Struktur. Departemen Teknik Geologi ITB. Bandung.Badgley, P.C. 1959. Structural Methot For The Exploration Geologist. Oxford Book Company. New Delhi.Noor, D. 2008. Pengantar Geologi. Bogor : Universitas PakuanGraha, Doddy Setya. 1987. Batuan dan Mineral. Bandung.

ACARA 1 IDENTIFIKASI MINERAL ACARA 1IDENTIFIKASI MINERAL

1.1 TujuanTujuan dari praktikum acara identifikasi mineral yaitu :1. Untuk mengindenfikasi suatu mineral.2. Untuk mengetahui dan mampu mendeskripsikan jenis-jenis mineral.

1.2 Landasan TeoriMineral adalah bahan anorganik yang terbentuk secara alamiah, memiliki komposisi kimia yang tetap dan sruktur kristal yang beraturan. Mineral terjadi pada saat komposisi mineralogy batuan (dalam keadaan padat) karena pengaruh Suhu dan Tekanan yang tinggi dan tidak dalam kondisi isokimia (Firdaus, 2012 : hal 1).Untuk mengetahui stuktur mineral dan jenis-jenis mineral diperlukan pengidentifikasian mineral. Identifikasi mineral merupakan suatu kegiatan membuat deskriptif tentang suatu mineral tertentu. Mineral-mineral tersebut dapat diidentifikasi berdasarkan sifat fisisnya secara khusus, antara lain: kilap (luster), warna (colour), kekerasan (hardness), tenacity, cerat/goresan (streak), belahan (cleavage), pecahan (fracture), bentuk(form), berat jenis (specific gravity), sifat dalam, kemagnetan, kelisikan, daya lebur, dan derajat transparan (anonim, 2012).Namun pada praktikum mengidentifikasi mineral kali ini, kita hanya membahas yang bisa dilihat dengan kasat mata yaitu:1. KilapKilap merupakan kenampakan suatu mineral yang dtunjukan dari pantulan cahaya yang dikenakan padanya. Kilap kacagaris besar dibagi menjadi 2, yaitu: a. Kilap logam (metallic luster) yaitu bila mineral tersebut memiliki kilap seperti logam.b. Kilap non-logam (non-metallic luster) dibagi atas: Kilap intan (adamantin luster) yaitu cemerlang seperti intan. Kilap kaca (vitreous luster) contohnyaseperti kuarsa dan kalsit. Kilap sutera (silky luster) umumnya terdapat pada mineral yang memiliki serat, seprti asbes dan gips. Kilap dammar/resin (resinous luster) kilap seperti getah dammar/resin, misalnya mineral sphalerit. Kilap mutiara (pearli luster) kilap seperti lemak atua sabun, misalnya serpenting, opal dan nepelin. Kilap tanah, kilap seperti lempung, missal kaolin, buaxit, dan limonit.2. WarnaWarna mineral merupakan kenampakan langsung yang dapat dilihat, namun tidak dapat diandalkan dalam identifikasi mineral karena suatu mineral dapat memiliki lebih dari satu warna. Beberapa contoh warna mineral: Kwarsa: berwarna putih jernih, putih susu dabn tidak memiliki belahan. Mika: apa bila berwarna putih diberi nama muskovit, bila berwarna hitam diberi nama biotit, keduanya dicirikan adanya belahan seperti lembaran-lembaran. Feldspar: apabila berwarna merah daging diberi nama ortoklas (bidang belahan tegak lurus/90%), bila berwarna putih abu-abu diberi nama plagioklas (belahan Kristal kembar). Olivine: hijau (butiran/glanural), atau biasanya berwarna kuning kehijauan seperti gula pasir. Piroksen: hijau kehitaman berbentuk prismatic pendek. Amfibol: hitam mengkilat berbentuk prismatic panjang. Lempung: bila berwarna putih berkilap tanah disebut kaolin yang merupakan hasil pelapukan feldspar, dan bila berwarna kelabu disebut illit yang merupakan hasil pelapukan muskofit. Azurite: bila berwarna biru. Jaspe: bila berwarna merah.3. KekerasanKekerasan merupakan ketahanan mineral terhadap suatu goresan. Untuk mengetahui kekerasan suatu mineral maka menggunakan skala Mohs yaitu dari skala 1 sampai dengan skala 10, dari yang terlunak sampai mineral terkeras, antara lain:Kekerasan Mineral1 Talc2 Gypsun3 Calcite4 Flourite5 Apatite6 Orthoclase7 Quarts8 Topaz9 Corundum10 Diamon

Sebagai perbandingan dari skala tersebut maka dapat diberikan skala kekerasan untuk : Kuku jari tangan : 2,5 Uang logam : 3,0 Pecahan kaca : 4,5 Pisau/paku baja : 5,5 Kikir baja : 6,5 Lempeng baja : 7,04. TenacityTenacity merupakan ketahana suatu mineral terhadap pemecahan, penghancuran, pembengkokan, ataupun pemotongan. Macam-macam tenacity yaitu:- Britle diartikan sebagai mineral yang mudah hancur menjadi tepung, contohnya; mineral clay.- Sectile diartikan sebagai mineral yang mudah hancur mangunakan pisau tanpa meninggalkan serbuk.- Ductile merupakan mineral yang apabila ditarik maka tidak dapat kembali kebentuk semula, contohnya: silver.- Malleablemerupakan mineral yang apabila dipukul atau ditempa maka akan menjadi lempeng-lempeng yang tipis, contohnya: emas (Au).- Flexible merupakan mineral yang dapat dilengkungkan kesegala arah dengan mudah, contohnya: mika.- Elastic merupakan mineral yang merenggang bila ditarik dan kembali kebentuk semula bila dilepaskan.5. CeratCerat merupakan warna mineral dalam bentuk hancuran (serbuk). Hal inidapat diperoleh apabila mineral digoreskan pada bagian yang kasar suatu keping porselen atau dapat dilakukan dengan membubuk mineral kemudian dilihat warna bubuk mineral tersebut. Cerat dapat berupa warna asli mineral dan dapat juga berbeda.6. BelahanBelahan merupakan kecenderungan mineral untuk membelah dirih pada satu atau lebih pada arah tertentu. Yang dimaksud belahan adalah bila mineral dipukul tidak akan hancur, tetapi terbelah melalui bidang belahan yang licin. Contohnya kalsit mimiliki tiga arah belahan tetapi kuarsa tidak memiliki bidang belahan.7. PecahanBila dalam belahan mineral akan pecah dalam arah yang teratur, tapi pada pecahan mineral akan pecah secara tidak teratur. Pada belahan akan nampak memantulkan sinar seperti pada cermin, sedangkan pada pecahan akan memantulkan sinar kesegala arah dengan tidak teratur. Jenis-jenis pecahan mineral antara lain: Concoidal: bila memperlihatkan gelombang yang melengkung, seperti pada pecahan kaca. Fibrous: bila menunjukan gejala pecahan seperti serat, contohnya asbes. Even: bila pecahan tersebut menunjukan bidang pecahan yang halus, contohnya mineral lempung. Uneven: bila pacahan tersebut menunjukan bidang pecahan yang kasar, contohnya mineral magnetic atau mineral besi. Hackly: bila pecahan tersebut menunjukan bidang pecahan yang kasartidak teratur dan runcing, contohnya mineral perak atau emas.8. BentukMineral ada yang memiliki bentuk struktur kristal, dan ada pula yang tidak memiliki bentuk atau struktur kristal. Mineral yang memiliki bentuk kristal disebutmineral kristalin, sedangkan yang tidak memilikibentuk kristaldisebut amorf (Firdaus, 2012: hal 2 s/d 6).Tekstur batuan mempunyai arti penting dalam mengidentifikasi mineral karena mencerminkan proses yang telah dialami batuan tersebut terutama proses tranportasi dan pengendapannya (doddy, 1987).1.3 Alat dan BahanAlat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu :No Nama Alat Fungsi Keterangan1. Kuku jari jangan Untuk mengindentifikasi kekerasan mineral 2,5 skala mohs2. Uang lugam Untuk mengindentifikasi kekerasan mineral 3,0 skala mohs3. Pecahan kaca Untuk mengindentifikasi kekerasan mineral 4. Pisau/Paku baja Untuk mengindentifikasi kekerasan mineral 5,5 skala mohs5. Kikir baja mineral Untuk mengindentifikasi kekerasan 6,5 skala mohs6. Porselen Untuk mengetahui warna cerat mineral 7. Kamera Untuk mengambil gambar sampel mineral Kamera Hp8. Kaca pembesar Untuk menlihat mineral yang ukuran kecil Perbesaran 10X

Bahan yang digunakan pada pengidentifikasian mineral adalah beberapa sampel mineral.1.4 Prosedur PenelitianAdapun prosedur penelitian pada pengidentifikasian mineral yaitu :1. alat dan bahan yang diperlukan.2. Melakukan identifikasi mineral secara megaskopis/kasat mata berdasarkan sifat-sifat fisisnya : Warna Kekerasan Tenacity Belahan Pecahan Cerat Kilap3. Mengisi data pada lembar pengamatan.4. Menentukan nama mineralnya

1.5 Pengamatan Sampel 1Nama mineral: Talc

No Sifa fisiknya Hasil pengamatan1. Warna segar Putih2. Warna lapuk Kuning3. Kekerasan 2,54. Tenacity Britle5. Belahan Tidak ada6. Pecahan Even7. Goresan/Cerat Putih8. Kilap Kilap mutiara (non logam)

Sampel 2Nama minearal: Molibdhenit

No Sifat fisiknya Hasil pengamatan1. Warna segar Abu-abu2. Warna lapuk Abu-abu3. Kekerasan 2,54. Tenacity Britle5. Belahan Tidak ada6. Pecahan Even7. Goresan/coret Abu-abu8. Kilap Kilap tanah (non logam)

Sampel 3Nama mineral: Kuarsa

No Sifat fisiknya Hasil pengamatan1. Warna segar Putih susu2. Warna lapuk Putih kecoklatan3. Kekerasan 6,54. Tenacity Ductile5. Belahan Tidak ada6. Pecahan Concoidal7. Gores/ cerat Putih8. Kilap Kilap kaca

Sampel 4Nama mineral: Melacite

No Sifat fisiknya Hasil pengamatan1. Warna segar Hijau2. Warna lapuk Putih dan hitam3. Kekerasan 3,04. Tenacity Melleable5. Belahan Ada/sempurna6. Pecahan Fibrus7. Goresan/serat Hijau keputihan8. Kilap Kilap sultra

Sampel 5Nama mineral: Pyrite

No Sifat fisiknya Hasil pengamatan1. Warna segar Kuning keemasan2. Warna lapuk Hitam keabu-abuan3. Kekerasan 5,54. Tenacity Britle5. Belahan Tidak ada6. Pecahan Hackly7. Goresan/cerat Hitam8. Kilap Kilap kaca

1.6 Pembahasan Mineral adalah zat non-organik padat yang terbentuk secara alamiah, terdiri atas unsur atau senyawa unsur-unsur; mempunyai susunan/komposisi kimia tertentu dan struktur internal kristal beraturan.Istilah mineral dapat mempunyai bermacam-macam makna; sukar untuk mendefinisikan mineral dan oleh karena itu kebanyakan orang mengatakan, bahwa mineral ialah satu frasa yang terdapat dalam alam. Sebagaimana kita ketahui ada mineral yang berbentuk : lempeng, tiang, limas,, kubus.Batu permata kalau ditelaah adalah merupakan campuran dari unsur-unsur mineral.Setiap mineral yang dapat membesar tanpa gangguan akan memperkembangkan bentuk kristalnya yang khas, yaitu suatu wajah lahiriah yang dihasilkan struktur kristalen (bentuk kristal). Ada mineral dalam keadaan Amorf, yang artinya tak mempunyai bangunan dan susunan kristal sendiri (mis kaca & opal). Tiap-tiap pengkristalan akan makin bagus hasilnya jika berlangsungnya proses itu makin tenang dan lambat.Dari percobaan praktikum pengidentifikasian mineral, dimana dilakukan lima kali percobaan yaitu percobaan pertama dimana alat yang digunakan untuk mengidentifikasi mineral yaintu: pisau, baku baja, kamera, loop, porselen, pecahan kaca, kuku jari tangan, kkir baja, uang logam. Sehingga dapat diketahui nama mineralnya.Pada mineral yang pertama, untuk mengetahui nama mineralnya sehingga kita menggunakan alat kuku jari tangan untuk menetahui kekerasannaya, menngunakan mata telanjang untuk mengetahui warna lapuk, warna segar, pecahan, tenacity, belahan, kilap, dan menggunakan perselin untuk mentahui goresannya. Sehinnga dari pnelitian menurut sifat fisiknya maka dapatdketahui bahwa nama mineralnaya adalah talc.Pada mineral yang kedua, ketiga, keempat, dan kelima menggunakan alat yang sama. Nama mineral untuk kedua, ketiga, keempat, dan kelima adalah molibdhenit, kuarsa,melacite, dan pyrite.Namun pada praktikum kali ini kita butuh ketelitian karena ada beberapa hal yaitu pengaruh waktu sehingga mineralnya tidak sperti aslinya namun suda warna campuran.

1.7 KesimpulanDari pengamatan yang telah kami lakukan, maka dapat disimpulkan bahwa:1. Suatu mineral dapat diidentifikasi dengan cara berdasarkan sifat fisiknya, antara lain: warna segar, warna lapuk, kekerasan, tenacity, belahan, pecahan, gores/cerat, dan kilap dengan menggunakan alat dan bahan yang mudah dicari yaitu: kuu jari tangan, uang logam, pecahan kaca, pisau/paku baja, kikir baja, perselen, kamera, dan loop.2. Setelah pengidentifikasian yang dilakukan dengan teliti maka dapat diketahui jenis-jenis mineralnya, seperti talc, molibdhenit, kuarsa, melacite, dan pyrite.1.8 SaranSaran saya setelah mengikuti praktikum ini adalah agar alat-alat praktikumdilaboratorium yang akan digunakan agar dilengkapi supaya tidak memberatkan siswa, karena banyak teman-teman yang tidak masuk praktikum haya karna tidak mempunyai alat.

DAFTAR PUSTAKADoddy Setya, 1987. Batuan dan Mineral, Bandung.Firdaus, Laode Asrafil, Rio Candrajaya, 2012, Modul Praktikum Geologi Dasar dan Geologi 1, Laboratorium Jurusan Fakultas Mipa Unhalu.Http://id.shvoong.com/exact-sciences/earth-sciences/1928347-batuan/ Http://kuningtelorasin.wordpress.com/batuan-macam-dan-pembentukannya/

laporan Geologi Dasar_Identifikasi Mineral

LAPORANPRAKTIKUM GEOLOGI DASARACARA 1IDENTIFIKASI MINERAL

NAMA : HASRUL ABIDINSTAMBUK : F1H1 12 O13PRODI: TEKNIK GEOFISIKAFAKULTAS : MIPAKELOMPOK: III 1. HASRUL ABIDIN 2. MIJAWATI 3. WA ODE ZAMRIANAS 4. WIDYA MEITA CHRISTIN 5. NILUH FRISTYA 6. JEFRI ADITOMOASISTEN: LISNA HERMAWATI

LABORATORIUM KEBUMIANFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS HALUOLEOKENDARI2013

ACARA IIDENTIFIKASI MINERAL1.1. Tujuan PraktikumTujuan dari praktikum acara Identifikasi Mineral adalah :1. Praktikan mampu mengidentifikasi suatu mineral.2. Praktikan mampu mengetahui dan mendeskripsikan jenis-jenis mineral.1.2. Landasan TeoriIdentifikasi mineral merupakan suatu kegiatan membuat deskripsi tentang suatu mineral tertentu. Setelah identifikasi dilakukan, maka kita dapat dengan jelas memberi nama mineral tersebut. Mineral adalah bahan anorganik yang terbentuk secara alamiah, memiliki komposisi kimia yang tetap dan stuktur kristal yang beraturan. Di alam ini terdapat lebih dari 2000 jenis mineral yang telah diketahui. Tetapi hanya beberapa mineral saja yang dijumpai sebagai mineral pembentuk batuan. Mineral-mineral tersebut dapat diidentifikasi berdasarkan sifat fisisnya secara khusus antara lain :1. Kilat (luster)2. Warna (colour)3. Kekerasan (hardness)4. Ketahanan (tenaciti)5. Cerat (streak)6. Belahan (cleavage)7. Pecahan (frakture)8. Bentuk (form)9. Berat jenis (specific gravity)10. Sifat dalam11. Kemagnetan12. Kelistrikan13. Daya lebur14. Derajat transparan

Pada praktikum ini hanya diwajibkan untuk mengidentifikasi mineral hanya yang nampak oleh mata dan dibantu kaca pembesar saja. Sedangkan untuk sifat-sifat dari nomor 8-14 diperlukan kajian lebih lanjut secara khusus.a. KilapKilap sering juga disebut kilapan, merupakan kenampakan suatu mineral yang ditunjukkan dari pantulan cahaya yang dikenakan padanya. Kilap secara garis besar biasanya dibagi menjadi 2 jenis :a. Kilap logam (metalic luster) : bila mineral tersebut memiliki kilap seperti logam.b. Kilap non-logam (non-metalic luster), dibagi atas : Kilap intan (adamantin luster) ; cemerlang seperti intan. Kilap kaca (vitreous luster) ; contohnya kuarsa dan kalsit. Kilap sutera (silky luster) ; umumnya terdapat pada mineral yang memiliki serat, seperti asbes dan gips. Kilap damar/resin (resinous luster) ; kilap seperti getah damar/resin, misalnya mineral sphalerit. Kilap mutiara (pearly luster) ; kilap seperti lemak atau sabun, misalnya serpentin, opal, dan nepelin. Kilap tanah ; kilap seperti tanah lempung, misal kaolin,bauxit, dan limonit.

c. Warna

Mineral merupakan kenampakan langsung yang dapat dilihat, akan tetapi tidak dapat diandalkan dalam identifikasi mineral karena suatu mineral dapat memiliki lebih dari satu warna. Misalnya, kwarsa dapat berwarna putih susu, ungu, cokelat kehitaman atau tidak berwarna(bening).

Beberapa contoh warna mineral : Kwarsa: berwarna putih jernih, putih susu dan tidak memiliki belahan. Mika : apabila berwarna putih diberi nama muskovite, bila berwarna hitam diberi nama biotite, keduanya dicirikan adanya belahan seperti lembaran-lembaran. Feldspar: apabila berwarna merah daging diberi nama orthoclase (bidang belah tegak lurus/90o), bila berwarna putih abu-abu diberi nama plagioclase (belahan kristal kembar). Karbonat: biasanya mineral ini diberi nama kalsit dan dolomit, ciri utama mineral karbonat ini adalah bereaksi dengan HCL. Olivin : hijau (butiran/granular), atau biasanya berwarna kuning kehijaun seperti gula pasir. Piroksen: hijau kehitaman berbentuk prismatik pendek. Amfibol: hitam mengkilat berbentuk pprismatik panjang. Oksida besi: kuning-cokelat kemerahan. Lempung: bila berwarna putih berkilap tanah disebut kaolin yang merupakan hasil pelapukan feldspar, dan bila berwarna kelabu illit yang merupakan hasil pelapukan muskovit. Azurit: bila berwarna biru. Jasper: bila berwarna merah.

d. KekerasanKekerasan merupakan ketahan mineral terhadap suatu goresan. Kekerasan nisbi suatu mineral dapat ditetapkan dengan membandingkan suatu mineral dengan mineral tertentu. Skala kekerasan yang biasa digunakan adalah skala yang dibuat oleh Friedrich Mohs dari Jerman atau yang lebih dikenal dengan skala Mohs. Skala Mohs dimulai dari skala 1 sampai 10, dengan skala satu mulai dari mineral terlunak dan skala 10 adalah mineral terkeras. Skala yang lebih kecil akan memiliki bekas goresan apabila dikenakan pada yang skala lebih besar.

Skala Mohs

Kekerasan(Hardness)MineralRumus Kimia

1TalcMg3Si4O10(OH)2

2GypsumCaSO42H2O

3CalciteCaCO3

4FluoriteCaF2

5ApatiteCa5(PO4)3(OH,Cl,F)

6OrthoclaseKAlSi3O8

7QuartzSiO2

8TopazAl2SiO4(OH,F)2

9CorundumAl2O3

10DiamondC

Sebagai perbandingan dari skala tersebut di atas, maka dapat diberikan skala kekerasan yaitu : Kuku jari: 2.5 Uang logam tembaga: 3 Pisau/paku baja: 5.5 Pecahan kaca jendela: 4.5 Kikir baja: 6.5

e. Cerat

Cerat merupakan warna mineral dalam bentuk hancuran (serbuk). Hal ini dapat diperoleh apabila mineral digoreskan pada bagian yang kasar suatu keping porselen atau dpat dilakukan dengan membubuk mineral kemudian diberi warna bubuk tersebut. Cerat dapat berupa warna asli mineral, dapat pula berbeda.

f. Belahan Belahan merupakan kecenderungan mineral tertentu untuk membelah diri pada satu atau lebih pada arah tertentu. Belahan merupakan salah satu sifat fisik mineral yang disebabkan oleh tekanan dari luar atau pemukulan dengan palu. Yang dimaksud belah adalah bila mineral kita pukul tidak akan hancur, tetapi terbelah melalui bidang belahan yang licin. Sehingga dapat digunakan juga istilah ada bidang belah atau tanpa bidang belah.Belahan merupakan sifat dari setiap atom yang mengakibatkan pecahan mineral yang teratur yang mengikuti atau tidak mengikuti struktur kristalnya. Macam-macam belahan yang perlu kita ketahui yaitu :a. Belahan sempurna (perfect)Yaitu suatu mineral mudah terbelah melalui arah belahnya. Bidang-bidang yang terbelah akan membentuk bidang yang datar dan licin. Contohnya : Muscovite, Calcite, Galena.b. Belahan baik (good)Yaitu apabila suatu mineral mudah membelah pada bidang belahnya akan tetapi kadang-kadang akan terdapat belahan yang memotong bidang belahnya atau pembelahan yang tidak pada bidang belahnya. Contohnya : Feldspar dan Hyperstonec. Belahan jelas (distinct)Yaitu apabila arah belahnya dapat terlihat jelas tetapi mineral tersebut sukar untuk membelah melalui bidang belahnya itu sendiri. Contohya : Hornblende dan Staurolited. Belahan tidak jelas (indistinct)Yaitu apabila arah belahnya, mineral masih dapat dilihat tapi kemungkinan terbelah melalui arah belahnya dengan kemungkinan pecah memotong arah belahnya sama. Contohnya : Magnetit, dan Corundume. Belahan tidak sempurna (imperfect)Yaitu apabila suatu mineral sudah tidak terlihat arah belahnya tetapi mineral akan pecah dengan permukaan rata. Permukaan yang rata ini kemungkinan melalui bidang belahnya tetapi kemungkinan juga akan memotong bidang belahnya. Contonya : Apatite dan Calsiterite

g. Pecahan

Bila dalam belahan mineral akan pecah dalam arah yang teratur, sedangkan pada pecahan mineral akan pecah secar tidak teratur. Perbedaannya bidang belah akan nampak memantulkan sinar seperti pada cermin datar, sedangkan pada pecahan akan memantulkan sinar ke segala arah dengan tidak teratur. Beberapa jenis pecahan mineral adalah sebagai berikut : Concoidal: bila memperlihatkan gelombang yang melengkung, seperti pada pecahan botol. Fibrous: bila menunjukkan gejala pecahan seperti serat,contohnya asbes. Even: bila pecahan tersebut menunjukkan bidang pecahan yang halus, contohnya mineral lempung. Uneven: bila pecahan tersebut menunjukkan bidang pecahan yang kasar, contohnya mineral magnetik atau mineral besi. Hackly: bila pecahan tersebut menunjukkan bidang pecahan yang kasar, tidak teratur dan runcing, contohnya mineral perak atau emas.

h. Bentuk (Form)

Mineral ada yang memiliki bentuk struktur kristal, ada pula yang tidak memiliki bentuk atau struktur kristal. Mineral yang memiliki bentuk kristal disebut mineral kristalin, sedangkan yang tidak memiliki bentuk kristal disebut amorf (Anonim,2013:1-6)Agar dapat diklasifikasikan sebagai mineral sejati, senyawa tersebut haruslah berupa padatan dan memiliki struktur kristal. Namun bahan padat yang tidak memiliki struktur dalam (amorf) tidak dapat dikatakan sebagai mineral, meskipun beberapa kriterianya terpenuhi. Material alamiah yang tidak memenuhi sebagian atau seluruh kriteria mineral dikelompokkan dalam kelompok mineraloid. Menurut The International Mineralogical Association (1955), mineral suatu unsur atau senyawa yang dalam keadaan normalnya memiliki unsur kristal dan terbentuk dari hasil proses geologi. Ada juga yang menyebutkan definisi mineral adalah suatu zat yang terdapat dalam alam dengan komposisi kimia yang khas dan biasanya memiliki struktur kristal yang jelas, yang terkadang dapat berubah dalam bentuk geometris tertentu. Istilah mineral sendiri dapat mempunyai bermacam-macam makna, sukar untuk mendefinisikan mineral, oleh karena itu kebanyakan mengatakan bahwa mineral adalah satu frase yang terdapat dalam alam. (http://deweisgeologist.blogspot.com)Mineral adalah bahan anorganik yang terbentuk secara alamiah, memiliki komposisi yang tetap dan struktur keristal yang beraturan. Di alam ini terdapat lebih dari 2000 jenis mineral yang diketahui . Tetapi, hanya beberapa mineral saja yang dijumpai sebagai mineral pembentuk batuan. Mineral-mineral tersebut dapat diidentifikasikan berdasarkan sifat fisisnya secara khusus , antara lain : Kilat, warna, kekerasan, tenacity, cerat, belahan, pecahan, bentuk, berat jenis, sifat dalam, kemagnetan, kelistrikan, daya lebur, derajat transparan (Anonym,2010:2)Mineral adalah kumpulan unsur-unsur anorganik yang terbentuk secara alami dan stukturnya berupa kristal yang teratur serta memiliki komposisi yang teratur, oh ya satu lagi, mineral itu berwujud padatan atau batuan.contoh mineral antara lain : zeolit, intan, grafot, dll.Satu mineral berbeda dari mineral lainnya, hal ini dikarenakan setiap mineral memiliki unsur penyusun yang berbeda-beda dan khas, dimana setiap unsur memiliki kekhasan sifat dan kenampakan masing-masing.Dalam identifikasi mineral kita dapat melakukan 2 jenis identifikaasi yaitu identifikasi secara fisika dan secara kimia.

a. Identifikasi FisikIdentifikasi ini meliputi identifikasi warna mineral, kilau mineral, kekerasan mineral, cerat, belahan, sifat kemagnetan, dan kristalografib. Identifikasi KimiaIdentifikasi didahului dengan membersihkan mineral dari pengotornya seperti tanah, lumut, dll dengan cara dicuci, lalu dikeringkan untuk menghilangkan air, kemuudian mineral digerus dan ukurannya disesuaikan dengan ukuran mess yang diinginkan. Setelah itu mineral didekstruksi dengan menggunakan aquaregia, dan sampel siap untuk dianalisis secara kimia dengan metode titrasi, gravimetri, ataupun kolorimetri. (http://jujufo.blogspot.com/2011/01/hari-terakir-uas.html).We live in a world of minerals-they are everywhere around us. Gems and jewelry are minerals. Gravel and sand are minerals. Mud is a mixture of microscopic minerals. Ice is a mineral, and even dust in the air we breathe is made up of tiny mineral grains. Minerals substain our lives and provide continuously for society.The houses in which we live, the automobiles we drive, as well as the roads and other structures of our society, and almost everything we touch are made of minerals or material derived from minerals.Artinya : kiita hidup di dunia ini tidak terlepas dari mineral mineral yang tersebar di sekitar kita. Permata dan perhiasan tersusun atas mineral. Kerikil dan pasir juga tersusun atas mineral-mineral. Lumpur adalah campuran dari mineral mikroskopis. Es adalah mineral, dan bahkan debu di udara yang kita hirup terdiri dari butiran mineral kecil. Sumber Daya Alam yang tertanam di bumi yang menjaga kelangsungan hidup kita dan terus menerus memberikan persediaan kebutuhan hidup termaksu di dalamnya bahan utama pembuatan bangunan/tempat di mana kita hidup, mobil yang kita gunakan untuk berkendara, serta jalan dan struktur lain dari masyarakat kita, dan hampir segala sesuatu yang kita sentuh terbuat dari mineral atau bahan yang berasal dari mineral (Hamblin, 2004 : 52).2.3. Alat dan BahanAlat dan bahan yang digunakan dalam acara Identifikasi Mineral ini, dapat dilihat pada tabel 1. berikut : Tabel 1. Nama Alat dan Bahan yang Digunakan dalam Praktikum Identifikasi Mineral.

No.Alat dan BahanFungsiKeterangan(skala kekerasan)

1.Uang logamAlat penguji kekerasan mineral3.0

2.Paku bajaAlat penguji kekerasan mineral5.5

3.Kikir bajaAlat penguji kekerasan mineral6.5

4.Potongan kacaAlat penguji kekerasan mineral4.5

5.Potongan porcelenAlat penguji kekerasan mineral4.5-6.0

6.Pisau lipat (cuter)Alat penguji kekerasan mineral5.5

7.LupMemperbesar kenampakan sifat fisis dari sampel mineral yang digunakan-

8.Beberapa sampel mineralBahan praktikum acara Identifikasi Mineral-

9.Buku Rock and MineralReferensi pembanding antara teori dan hasil pengamatan-

2.4. Prosedur KerjaLangkah-langkah kerja praktikum acara Identifikasi Mineral adalah sebagai berikut :1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.2. Menutupi sampel mineral lubang preparat, sehingga mendapatkan hasil yang konsisten.3. Melakukan identifikasi mineral secara megaskopik/kasat mata berdasarkan sifat-sifat fisisnya yaitu : Warna (colour) Bentuk (form) Kekerasan (hardness) Ketahanan (tenacity) Belahan (cleavage) Pecahan (fracture) Cerat (streak) Bentuk kristal4. Selanjutnya menentukan nama mineralnya.5. Menuliskan hasil identifikasi pada lembar pengamatan. 1.5. Hasil PengamatanHasil pengamatan acara Identifikasi Mineral adalah sebagai berikut :Tabel 1.

No. Urut 1

No. Peraga 3

Kilap Kaca

Warna - Segar : putih jernih- Lapuk : putih kekunungan

Kekerasan 4.5

Cerat Putih

Belahan Tidak ada

Pecahan Uneven

Bentuk kristal Amorf

Ketahanan Ductile

Nama Kuarsa

Tabel 2.

No. Urut 2

No. Peraga 4

Kilap Sutera

Warna - Segar : putih susu- Lapuk : cokelat/kekuningan

Kekerasan 2.5

Cerat Putih

Belahan Tidak ada/tidak nampak

Pecahan Even

Bentuk kristal Amorf

Ketahanan Britle

Nama Talc

Tabel 3.

No. Urut 3

No. Peraga 1

Kilap Kaca

Warna - Segar : hijau- Lapuk : hijau keputihan

Kekerasan 6.5-7.0

Cerat Putih

Belahan Ada

Pecahan Concoidal

Bentuk kristal Kristalin

Ketahanan Britle

Nama Kuarsa

Tabel 4.

No. Urut 4

No. Peraga 2

Kilap Kaca

Warna - Segar : cokelat kemerahan- Lapuk : cokelat keputihan

Kekerasan 3.0-4.5

Cerat Cokelat

Belahan Ada

Pecahan Hackly

Bentuk kristal Kristalin

Ketahanan Britle

Nama Kalsit

1.6. PembahasanPada percobaan kali ini, kami mencoba untuk mengidentifikasi beberapa sampel mineral yang belum diketahui namanya dengan tujuan untuk mengidentifikasi suatu mineral dan mampu mendeskripsikan jenis-jenis mineral. Adapun metode yang coba kami kembangkan pada percobaan kali ini adalah pengidentifikasian dengan pengamatan langsung (nature visual) atau yang lebih tepatnya secara megaskopik berdasarkan kenampakan sifat fisisnya. Namun, sebelum kita membahas hal tersebut, terlebih dahulu perlu diketahui tentang definisi dari mineral itu sendiri.

Dalam geologi, mineral adalah senyawa yang terbentuk oleh proses alam melalui proses geologis, biasanya bersifat padat, mempunyai komposisi kimiawi tertentu serta mempunyai sifat fisik tertentu pula. Pada umumnya mineral bersifat padat, akan tetapi dapat juga berwujud cair atau gas.Pendekatan lain yang serupa yaitu, mineral adalah bahan padat anorganik yang terdapat secara alamiah, yang terdiri dari unsur-unsur kimiawi dalam perbandingan tertentu, dimana atom-atom didalamnya tersusun mengikuti suatu pola yang sistematis.Oleh karena percobaan kali ini hanya berorientasi pada pengamatan sifat fisis mineral secara megaskopik (kasat mata), maka perlu kiranya kita mengetahui beberapa sifat-sifat fisis suatu mineral. Adapun sifat-sifat mineral fisis yang dimaksud yaitu : kilap, warna, kekerasan, cerat, belahan, pecahan, bentuk kristal, dan ketahanan.Pada percobaan yang pertama, kami mencoba mengidentifikasi sampel mineral yang diberi tanda nomor peraga 3. Hasil yang kami dapatkan melalui pengamatan secara kasat mata yaitu, kilap (kemampuan untuk memantulkan cahaya) yang dimiliki sampel termaksud ke dalam kilap kaca (vitreous luster). Hal ini dibuktikan dengan kualitas pantulan cahaya yang dihasilkan yang serupa dengan kaca walaupun dengan kondisi permukaan sampel yang tidak rata. Sifat fisis selanjutnya yaitu warna mineral. Warna mineral yang menjadi fokus perhatian kita adalah warna segar dan warna lapuk. Warna segar adalah warna asli yang dimiliki suatu mineral yang belum terkontaminasi oleh material-material lingkungan sekitarnya, sedangkan warna lapuk yaitu warna yang nampak di bagian permukaan sampel mineral atau warna mineral yang telah terkontaminasi oleh material-material lingkungan sekitarnya. Berdasarkan asumsi tersebut, maka warna segar yang dimiliki oleh sampel mineral dengan nomor peraga 3 ini adalah putih jernih, sedangkan warna lapuknya adalah putih kekuningan sebagai akibat dari interaksi dengan media tempat sampel ditemukan (tanah). Sifat fisis selanjutnya yaitu kekerasan. Dalam identifikasi sifat kekerasan yang dimiliki sampel, hasil yang kami dapatkan yaitu sampel yang kita gunakan memiliki skala kekerasan 4,5. Hasil ini, setelah kami sesuaikan dengan teori yang ada memiliki kesalahan, dimana skala kekerasan yang semestinya yaitu 7.0. Penyimpangan ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya berasal dari kesalahan praktikan selaku peneliti ataupun faktor keadaan sampel yang sudah lapuk yang dapat disebabkan oleh pengaruh temperatur ataupun tekanan dari gaya luar. Selanjutnya yaitu sifat fisis cerat mineral. Untuk sifat yang satu ini, kami menggunakan punggung pecahan porcelen yang sifatnya kasar. Warna cerat (bubuk/hancuran) mineral yang nampak adalah putih. Sifat selanjutnya yaitu kenampakan belahan sampel mineral, yang mana untuk sifat yang satu ini tidak kami temukan adanya belahan pada mineral yang kami gunakan. Pengidentifikasian yang kami lakukan berlanjut pada sifat fisis pecahan dari suatu mineral. Dalam perlakuan kali ini, kami sepakat bahwa jenis pecahan yang dimiliki sampel yaitu uneven yang mana sesuai teori dikatakan bahwa suatu mineral memiliki jenis pecahan uneven bila pecahan tersebut menunjukkan bidang pecahan yang kasar. Pada perlakuan selanjutnya mengenai bentuk kristal suatu mineral, hasil yang kami dapatkan yaitu sampel yang kami gunakan bersifat amorf karena tidak memiliki bentuk kristal. Sifat fisis mineral yang terakhir yang kami identifikasi yaitu ketahanan terhadap benturan/gaya luar. Berdasarkan fakta-fakta yang kami temukan pada saat percobaan dimana sampel yang kami gunakan akan hancur apabila di beri gaya luat, maka dapat disimpulkan bahwa sifat ketahanan yang dimiliki sampel berjenis ductile. Dari semua hasil pengidentifikasian yang kami lakukan di atas, yang selanjutnya dari hasil-hasil tersebut kami sesuaikan dengan teori yang ada maka dapat kami simpulkan bahwa nama sampel mineral dengan nomor peraga 3 ini adalah kuarsa. Percobaan selanjutnya yang kami lakukan yaitu pengidentifikasian terhadap sampel mineral yang ke dua dengan nomor peraga 4. Dengan cara dan metode yang sama terhadap pecobaan pertama, maka hasil yang kami dapatkan yaitu, jenis kilap yang dimiliki sampel yang ke dua ini yaitu kilap sutera yang umumnya terdapat pada mineral yang memiliki serat. Pengamatan selanjutnya terhadap kenampakan warna mineral didapatkan hasil yaitu, warna segar yang ditunjukkan sampel adalah putih susu, sedangkan warna lapuknya yaitu cokelat kekuningan. Untuk sifat kekerasan, hasil yang kami dapatkan pada sampel yaitu 2.5 dengan cerat berwarna putih serta kenampakan belahan yang tidak ada. Untuk sifat pecahan mineral, hasil yang kami dapatkan yang paling sesuai dengan teori adalah even karena hasil pecahan sampel menunjukkan bidang pecahan yang halus. Oleh karena sampel mineral yang kami identifikasi tidak memiliki bidang belahan, maka bentuk kristal yang paling mendukung yaitu amorf, dengan sifat ketahanan berjenis britle karena mineral yang kami gunakan akan berbentuk serbuk bila diberi gaya luar/tekanan. Berdasarkan hasil pengidentifikasian yang kami dapatkan di laboratorium dengan pendekatan teori yang dapat dibuktikan kebenarannya, maka dapat disimpulkan bahwa sampel mineral dengan nomor peraga 4 bernama Talc.Selanjutnya, pada percobaan ke tiga yang kami lakukan terhadap sampel mineral dengan nomor urut peraga 1, cara-cara dan metode yang kami terapkan juga sama dengan dua percobaan sebelumnya. Jenis kilap yang dimiliki oleh sampel ini yaitu kilap kaca, karena kualitas pemantulan cahaya yang dihasilkan juga terbilang baik setara dengan yang dimiliki oleh kaca. Kenampakan warna yang ditunjukan sampel terdiri dari warna segar yaitu hijau dan warna lapuk setelah terkontaminasi oleh material lingkungan sekitarnya yaitu hijau keputihan, dengan skala kekerasan yang dimiliki sampel yaitu 6.5 7.0 serta warna cerat yang dihasilkan setelah digesekan pada punggung potongan porcelen yaitu putih. Berbeda dengan dua sampel sebelumnya, mineral dengan nomor peraga 1 ini memiliki belahan dengan jenis pecahan mineral yaitu concoidal karena memperlihatkan gelombang yang melengkung seperti pada pecahan botol. Oleh karena sampel kali ini memiliki bidang belahan, maka bentuk kristal yang memenuhi yaitu kristalin, dengan ketahanan yang bersifat britle. Berdasarkan hasil pengidentifikasian yang kami dapatkan di laboratorium dengan pendekatan teori yang dapat dibuktikan kebenarannya, maka dapat disimpulkan bahwa sampel mineral dengan nomor peraga 1 ini bernama kuarsa.Selanjutnya, pengidentifikasian berlangsung pada sampel yang terakhir yaitu mineral dengan nomor peraga 2, tentunya dengan langkah-langkah dan cara-cara yang sepenuhnya sama dengan tiga sampel sebelumnya. Berdasarkan hal tersebut, maka untuk sampel yang terakhir ini jenis kilap yang dimilikinya yaitu kilap kaca, karena pendekatan terhadap pantulan cahaya matahari yang juga tidak jauh berbeda dengan apa yang dimiliki oleh kaca, dalam hal ini kilap (pantulan cahaya). Warna segar yang dimiliki sampel terakhir ini adalah cokelat kemerahan, sedangkan warna lapuk yang nampak melalui pengamatan visual yaitu cokelat keputihan, dengan skala kekerasan 3.0 4.5 karena sampel baru bisa tergores ketika digesekan terhadap potongan kaca jendela. Untuk warna mineral dalam bentuk serbuk (cerat), hasil yang diperoleh yaitu serbuk berwarna cokelat, dengan bidang belahan yang secara langsung dapat dilihat dengan mata telanjang, serta pecahan dengan jenis hackly karena menunjukkan bidang yang kasar, tidak teratur, dan runcing. Oleh karena pada sampel tampak bidang belahan, maka sesuai teori dapat dikatakan bahwa bentuk kristal yang dimiliki sampel berjenis kristalin dengan ketahanan jenis britle yaitu sampel mineral apabila diberi gaya luar maka akan berubah menjadi butiran halus/serbuk. Berdasarkan data hasil identifikasi yang dilakukan yang selanjutnya tetap harus berpedoman pada teori yang ada, maka kami dapat simpulkan bahwa sampel mineral dengan nomor peraga 2 mempunyai nama kalsit.

1.7. KesimpulanIdentifikasi mineral merupakan suatu kegiatan membuat deskripsi tentang suatu mineral tertentu. Setelah identifikasi dilakukan, maka kita dapat dengan jelas memberi nama minerl tersebut. Mineral adalah bahan anorganik yang terbentuk secara alamiah, memiliki komposisi kimia yang tetap dan struktur kristal yang beraturan. Di alam ini, terdapat lebih dari 2000 jenis mineral yang telah diketahui. Akan tetapi, hanya beberapa mineral saja yang dijumpai sebagai mineral pembentuk batuan. Mineral-mineral tersebut dapat diidentifikasi berdasarkan sifat fisisnya secara khusus. Adapun sifat-sifat fisis mineral yang dapat diidentifikasi secara megaskopik (kasat mata) yaitu : kilap (luster), warna (colour), kekerasan (hardness), ketahanan (tenaciti), cerat (sterak), belahan (cleavage), dan pecahan (fracture).

1.8. SaranAdapun saran yang dapat saya ajukan dalam laporan ini adalah sebaikmya dalam setiap kegiatan praktikum, semua asisten yang telah diberikan kepercayaan penuh untuk membimbing kami selaku praktikan agar keterlambatannya dapat diminimalisir. Sehingga dengan keadaan seperti itu, akan timbul perasaan takut pada praktikan apabila terlambat untuk mengikuti jalannya praktikum. Sedangkan untuk setiap praktikan yang terlambat dalam mengikuti suatu kegiatan praktikum supaya diberikan sanksi yang tegas sebagai konsekuensi dari keterlambatan mereka agar dapat menumbuhkan efek jera, sehingga dalam pelaksanaan kegiatan praktikum selanjutnya dapat berjalan kondusif sesuai dengan apa yang kita harapkan bersama.

DAFTAR PUSTAKAAnonim, 2010. Modul Praktikum Geologi Dasar, Universitas Haluoleo, Kendari.Anonim, 2011. Kimia Mineral, http://jujufo.blogspot.com/2011/01/hari-terakir-uas.html. Diakses pada tanggal 05 April 2013.Anonim, 2013. Modul Praktikum Geologi Dasar, Universitas Haluoleo, Kendari.Hamblin, 2004. The Earths Dyna

IDENTIFIKASI MINERALIdentifikasi mineral merupakan suatu kegiatan membuat deskripsi tentang suatu mineral tertentu. Setelah identifikasi dilakukan, maka kita dapat dengan jelas memberi nama mineral tersebut. Mineral adalah bahan anorganik yang terbentuk secara alamiah, memiliki komposisi kimia yang tetap dan struktur kristal yan beraturan.Di alam ini terdapat lebih dari 2000 jenis mineral yang telah diketahui. Tetapi, hanya beberapa mineral saja yang dijumpai sebagai mineral pembentuk batuan. Mineral-mineral tersebut dapat diidentifikasi berdasarkan sifat fisisnya secara khusus, antara lain :1. Kilat (luster)2. Warna (colour)3. Kekerasan (hardness)4. Cerat (streak)5. Belahan (cleavage)6. Pecahan (fracture)7. Bentuk (form)8. Berat jenis (specific gravity)9. Sifat dalam10. Kemagnetan11. Kelistrikan12. Daya leburPada praktikum ini hanya diwajibkan untuk mengidentifikasi mineral hanya yang nampak oleh mata dan dibantu kaca pembesar saja. Sedangkan untuk sifat-sifat dari nomor 8 12 diperlukan kajian lebih lanjut secara khusus.1. KilatKilat sering juga disebut kilapan merupakan kenampakan suatu mineral yang ditunjukkan dari pantulan cahaya yang dikenakan padanya. Kilat secara garis besar biasanya dibagi menjadi 2 jenis :a. Kilat Logam (metallic luster) : bila mineral tersebut memiliki kilat seperti logam.b. Kilat Non-Logam (non-metallic luster), dibagi atas : Kilat intan (adamantin luster) ; cemerlang seperti intan. Kilat kaca (vitreous luster); contohnya kuarsa dan kalsit. Kliat sutera (silky luster); umumnya terdapat pada mineral yang memiliki serat, seperti asbes dan gips. Kilat damar/resin (resinous luster); kilat seperti getah damar/resin, misalnya mineral sphalerit Kilat mutiara (pearly luster); kilat seperti lemak atau sabun, misalnya serpentin, opal dan nepelin. Kilat tanah, kilat seperti tanah lempung, misal kaolin, bauxit, dan limonit.2. WarnaWarna mineral merupakan kenampakan langsung yang dapat dilihat, akan tetapi tidak dapat diandalkan dalam identifikasi mineral karena suatu mineral dapat memiliki lebih dari satu warna. Misalnya, kwarsa dapat berwarna putih susu, ungu, coklat kehitaman atau tidak berwarna (bening).Beberapa contoh warna mineral :- kwarsa: berwarna putih jernih, putih susu dan tidak memiliki belahan.- mika: apabila berwarna putih diberi nama muskovit, bila berwarna hitam diberi nama biotit, keduanya dicirikan adanya belahan seperti lembaran-lembaran.- feldspar: apabila berwarna merah daging diberi nama ortoklas (bidang belah tegak lurus/ 90), bila berwarna putih abu- abu diberi nama plagioklas (belahan kristal kembar).- karbonat: biasanya mineral ini diberi nama kalsit dan dolomit, ciri utama mineral karbonat ini adalah bereaksi dengan HCl.- olivin: hijau (butiran/granular), atau biasanya berwarna kuning kehijauan seperti gula pasir.- piroksen: hijau kehitaman berbentuk prismatik pendek.- amfibol: hitam mengkilat berbentuk prismatik panjang- oksida besi: kuning- coklat kemerahan - lempung: bila berwarna putih berkilap tanah disebut kaolin yang merupakan hasil pelapukan feldspar, dan bila berwarna kelabu disebut illit yang merupakan hasil pelapukan muskovit.- azurit: bila berwarna biru- jasper: bila berwarna merah3. KekerasanKekerasan merupakan ketahanan mineral terhadap suatu goresan. Kekerasan nisbi suatu mineral dapat ditetapkan dengan membandingkan suatu mineral dengan mineral tertentu. Skala kekerasan yang biasa digunakan ialah skala yang dibuat oleh Friedrich Mohs dari Jerman atau yang lebih dikenal dengan skala Mohs. Skala Mohs dimulai dari skala 1 sampai 10, dengan skala 1 mulai dari mineral terlunak dan skala 10 adalah mineral terkeras. Skala yang lebih kecil akan memiliki bekas goresan apabila dikenakan pada yang skala lebih besar.

Skala MohsSebagai perbandingan dari skala tersebut di atas, maka dapat diberikan skala kekerasan untuk :- Kuku jari: 2,5- Uang logam tembaga: 3- Pisau/paku baja: 5,5- Pecahan kaca jendela: 5,5 64. CeratCerat merupakan warna mineral dalam bentuk hancuran (serbuk). Hal ini dapat diperoleh apabila mineral digoreskan pada bagian yang kasar suatu keping porselen atau dapat dilakukan dengan membubuk mineral kemudian dilihat warna bubuk tersebut. Cerat dapat berupa warna asli mineral, dapat pula berbeda. 5. BelahanBelahan merupakan kecenderungan mineral tertentu untuk membelah diri pada satu atau lebih pada arah tertentu. Belahan merupakan salah satu sifat fisik mineral yang disebabkan oleh tekanan dari luar atau pemukulan dengan palu. Yang dimaksud belah adalah bila mineral kita pukul tidak akan hancur, tetapi terbelah melalui bidang belahan yang licin.Sehingga dapat digunakan juga istilah ada bidang belah atau tanpa bidang belah. Contohnya : kalsit memiliki tiga arah belahan, tetapi kwarsa tidak memiliki belahan.6. Pecahan Bila dalam belahan mineral akan pecah dalam arah yang teratur, sedangkan pada pecahan mineral akan pecah secara tidak teratur. Perbedaannya bidang belah pada belah akan nampak memantulkan sinar seperti pada cermin datar, sedangkan pada pecahan akan memantulkan sinar ke segala arah dengan tidak teratur. Beberapa jenis pecahan mineral adalah sebagai berikut : Concoidal : bila memperlihatkan gelombang yang melengkung, seperti pada pecahan botol. Fibrous: bila menunjukkan gejala pecahan seperti serat, contohnya asbes. Even: bila pecahan tersebut menunjukkan bidang pecahan yang halus, contohnya mineral lempung. Uneven: bila pecahan tersebut menunjukkan bidang pecahan yang kasar, contohnya mineral magnetit atau miberal besi. Hackly: bila pecahan tersebut menunjukkan bidang pecahan yang kasar tidak teratur dan runcing, contohnya mineral perak atau emas.7. BentukMineral ada yang memiliki bentuk struktur kristal, ada pula yang tidak memiliki bentuk atau struktur kristal. Mineral yang memiliki bentuk kristal disebut mineral kristalin, sedangkan yang tidak memiliki bentuk kristal disebut amorf.

PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR IDENTIFIKASI MINERAL HARI/TANGGAL : ............................................... No. UrutNo. PeragaKilatWarnaKekerasanCeratBelahanPecahanBentukNama

Nama Mahasiswa : laporan praktikum geologi dasar PRAKTIKUM GEOLOGI DASARPRAKTIKUM IIDENTIFIKASI MINERAL

OLEHHERLANI SADIDUF1B1 10 011

LABORATORIUM KEBUMIANJURUSAN FISIKAFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS HALUOLEOKENDARI2011

1.1 JUDULIdentifikasi mineral

1.2 TUJUANTujuan yang ingin di capai pada praktikum ini adalah :1. Untuk mengidentifikasi suatu mineral.2. Untuk mengetahui dan untuk mendeskripsikan jenis-jenis mineral.

1.3 ALAT DAN BAHANAlat dan bahan yang di gunakan pada praktikum ini adalah :Alat dan BahanKegunaan

Lubang PreparatSebagai pembatas untuk mengamati batuan agar tidak semua bagian mineral teramati

Kuku Jari TanganSebagai pembanding untuk mengetahui kekerasan suatu mineral dengan kisaran 2,5

Uang LogamSebagai pembanding untuk mengetahui kekerasan suatu mineral dengan kisaran 3,0

Pecahan KacaSebagai pembanding untuk mengetahui kekerasan suatu mineral dengan kisaran 4,5

Pisau/Paku BajaSebagai pembanding untuk mengetahui kekerasan suatu mineral dengan kisaran 5,5

Kikir BajaSebagai pembanding untuk mengetahui kekerasan suatu mineral dengan kisaran 6,5

PorselinSebagai tempat menggosokkan mineral guna mengetahui ceratnya

Rock & MineralSebagai objek pengamatan

1.4 TEORIIdentifikasi mineral merupakan suatu kegiatan membuat deskripsi tentang suatu mineral tertentu. Setelah identifikasi di lakukan, maka kita dapat dengan jelas memberi nama mineal tersebut. Mineral dalah bahan anorganik yang terbentuk secara alamiah, memiliki komposisi mineral yang tetap dan struktur kristal yang beraturan (Drs. Firdaus, M.Si, 2011).Geologi merupakan bagian dari ilmu geologi yang mempelajari tentang bentuk(arsitektur) batuan sebagai hasil dari proses deformasi. Proses deformasi adalah perubahan bentuk dan ukuran pada batuan akibat dari gaya yang terjadi dalam bumi. Didalam pengertian umum, Geologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang bentuk batuan sebagai bagian dari kerak bumi serta menjelaskan proses terbentuknya.Beberapa ahli menganggap bahwa geologi lebih ditekankan pada studi mengenai struktur geologi misalnya perlipatan, rekahan, sesar dan sebagainya. Batuan merupakan agregasi(kumpulan) dari beberapa macam mineral ataupun mineral sejenisnya. Andesit sering juga disebut batu candi tersusun atas mineral-mineral plagioklas, piroksin, hornblende dan sedikit kuarsa. Sedangkan marmer termaksud batuan metamorf oleh mineral kalsit yang mengalami perubahan (Asikin, Sukendar. 1978).Kekerasan suatu benda diukur berdasarkan skala tertentu. Saat ini, skala yang paling umum digunakan ialah Skala Kekerasan Mohs (Mohs Hardness Scale). Prinsip dasarnya ialah dengan menggoreskan benda yang akan diukur kekerasannya dengan benda lain yang lebih keras. Skala pengukurannya mulai dari 1 hingga 10 dengan intan sebagai benda terkeras dan talk sebagai yang terlunak (Badgley, P.C. 1959).Tekstur batuan mempunyai arti penting dalam mengedintifikasi mineral karena mencerminkan proses yang telah dialamin batuan tersebut terutama proses transportasi dan pengendapannya, tekstur juga dapat digunakan untuk menginterpetasi lingkungan pengendapan batuan(Doddy, 1987).

1.5 PROSEDUR PRAKTIKUM1. Menyiapkan alat dan bahan yang di perlukan.2. Melakukan identifikasi mineral secara megaskopis/kasat mata berdasarkan sifat-sifat fisisnya: Warna Bentuk Kekerasan Tenacity Derajat transparan Belahan Pecahan Cerat Kilap

3. Menentukan nama mineralnya.4. Mengisi data pada lembar jawaban.

1.6 DATA/HASIL PENGAMATAN

No. Urut Mineral:1

Sifat Fisis

Bentuk:Orthorombik

Warna Segar:Hijau

Warna Lapuk:Kecoklatan

Kekerasan:3,0 - 4,5

Tenacity:Britle

Belahan:Sempurna

Pecahan:Choncoidal

Cerat / Gores:Putih kehijauan

Kilap:Non-logam (sutera)

Nama Mineral:Malacite

Keterangan Tambahan:Terletak pada lingkungan mineral sekunder di zona teroksidasi deposit tembaga. Asal namanya berasal dari bahasa yunani.

No. Urut Mineral:2

Sifat Fisis

Bentuk:Hexagonal

Warna Segar:Abu-abu

Warna Lapuk:Abu-abu kehitaman

Kekerasan:1 2,5

Tenacity:Britle

Belahan:Tidak sempurna

Pecahan:Even

Cerat / Gores:Abu-abu

Kilap;Logam

Nama Mineral:Molipdhenit

Keterangan Tambahan:Mempunyai rumus kimia MoS2, berat jenisnya 4,73 memiliki belahan yang tipis serta kristalnnya fleksibel tetapi tidak elastis.

No. Urut Mineral:3

Sifat Fisis

Bentuk:Hexagonal

Warna Segar:Putih bersih

Warna Lapuk:Kuning kecoklatan

Kekerasan:1 2,5

Tenacity:Britle

Belahan:Tifak sempurna

Pecahan:Uneven

Cerat / Gores:Putih

Kilap:Non-logam (tanah)

Nama Mineral:Calcite

Keterangan Tambahan:Klasifikasi kimianya adalah karbonat, komposisi kimianya adalah Kalsium karbonat (CaCO3), berat jenisnya 2,7. Menunjukan karakteristik yang tidak biasa disebut kelarutan surut dimana ia menjadi kurang larut dalam air dengan naiknya suhu.

1.7 PEMBAHASANPada praktikum kali ini kami akan membahas mengenai identifikasi mineral. Dengan tujuan untuk mengidentifikasi suatu mineral, untuk mengetahui dan mendeskripsikan jenis-jenis mineral.Mengidentifikasi mineral dapat dilakukan dengan memperhatikan sejumlah sifat kimia dan sifat fisisnya. Untuk menentukan beberapa sifat unik mineral diperlukan alat-alat khusus dengan teknik-teknik tertentu. Akan tetapi kebanyakan mineral penyusun batuan dapat dibedakan satu sama lain hanya dengan pengamatan sederhana terhadap sifat-sifat fisiknya. Sifat-sifat fisik yang biasanya diperhatikan adalah kilap, warna, kekerasan, tenacity, cerat, belahan, pecahan, bentuk, berat jenis, sifat dalam, kemagnetan, kelistrikan, daya lebur, dan derajat transparan.Umumnya mineral berasal dari magma yaitu batuan cair dibawah permukaan bumi. Ketika magma mendingin, kristal mineral terbentuk bagaimana dan dimana magma mendingin menentukan ukuran dari kristal mineral. Kristal juga dapat terberntuk dari senyawa terlarut dalam cairan, seperti air. Bila cairan menguap atau perubahan ke gas, akan meninggalkan mineral seperti kristal. Garam karang atau garam batu merupakan bentuk dengan cara penguapan. Dan pada praktikum ini, yang kami amati adalah nama mineral, sifat fisis, dan sifat fisis yang yang kami identifikasi pada praktikum ini adalah bentuk, warna, kekerasan, tenacity, belahan, pecahan, cerat, dan kilap.Pada pengamatan pertama, kami melakukan pengamatan pada mineral dengan nomor urut 2. Di mana nama mineral tersebut adalah Molipdhenit, dengan sifat fisis yang di miliki yaitu: bentuknya hexagonal, warnanya yaitu warna segarnya berwarna abu-abu dan warna lapuknya berwarna abu-abu kehitaman, kekerasannya 12,5, tenacitynya adalah britle, belahan dan pecahannya yaitu belahan tidak sempurna dan pecahannya termasuk jenis even, cerat/goresannya berwarna abu-abu, dan kilapnya termasuk dalam kilap logam. Untuk keterangan tambahannya yaitu mempunyai rumus kimia MoS2, berat jenisnya 4,73 memiliki belahan yang tipis serta kristalnnya fleksibel tetapi tidak elastis.Pada pengamatan kedua, kami melakukan pengamatan pada mineral dengan nomor urut 3. Di mana nama mineralnya adalah calcite, dengan sifat fisis yang di miliki yaitu: bentuknya hexagonal, warnanya yaitu warna segarnya berwarna putih bersih dan warna lapuknya berwarna kuning kecoklatan, kekerasannya 1-2,5, tenacitynya adalah britle, belahan dan pecahannya yaitu belahan tidak sempurna dan pecahannya termasuk jenis uneven, cerat/goresannya berwarna putih, dan kilapnya termasuk dalam kilap non-logam (kilap tanah). Untuk keterarangan tambahannya yaitu klasifikasi kimianya adalah karbonat, komposisi kimianya adalah Kalsium karbonat (CaCO3), berat jenisnya 2,7. Menunjukan karakteristik yang tidak biasa disebut kelarutan surut dimana ia menjadi kurang larut dalam air dengan naiknya suhu.Pada pengamatan ketiga, kami melakukan pengamatan pada mineral dengan nomor urut 4. Di mana nama mineralnya adalah Kwarsa, dengan sifat fisis yang di miliki yaitu: bentuknya trigonal, warnanya yaitu warna segarnya berwarna putih bening dan warna lapuknya berwarna putih kekuning, kekerasannya 7, tenacitynya adalah britle, belahan dan pecahannya yaitu belahan tidak sempurna dan pecahannya termasuk jenis hacky, cerat/goresannya berwarna putih, dan kilapnya termasuk dalam kilap non-logam (kilap kaca). Untuk keterarangan tambahannya yaitu kuarsa adalah mineral yang paling umum ditemukan di permukaan bumi, komponen penting dari batuan beku, metamorf dan sedimen, bentuk alami dari silikon dioksida ditemukan dalam berbagai varietas mengesankan dan warna. Ada banyak nama untuk varietas yang berbeda: cryptocrystalline varietas kuarsa terdaftar secara terpisah di bawah kalsedon, dan termasuk batu akik. Pada pengamatan keempat atau pengamatan terakhir, kami melakukan pengamatan pada mineral dengan nomor urut 1. Di mana nama mineralnya adalah Malacite, dengan sifat fisis yang di miliki yaitu: bentuknya orthorombik, warnanya yaitu warna segarnya berwarna hijau dan warna lapuknya berwarna putih kecoklatan, kekerasannya 3,0 - 4,5, tenacitynya adalah britle, belahan dan pecahannya yaitu belahan sempurna dan pecahannya termasuk jenis choncoidal, cerat/goresannya berwarna putih kehijauan, dan kilapnya termasuk dalam kilap non-logam (kilap sutera). Untuk keterarangan tambahannya yaitu terletak pada lingkungan mineral sekunder di zona teroksidasi deposit tembaga. Asal namanya berasal dari bahasa yunani.

1.8 PENUTUP1.8.1 KESIMPULANPada praktikum ini dapat di tarik kesimpulan yaitu:1. Mineral adalah bahan anorganik yang terbentuk secara alamiah, memiliki komposisi kimia yang tetap dan struktur kristal yang beraturan.2. Mengidentifikasi mineral merupakan kegiatan membuat suatu deskripsi tentang suatu mineral tertentu, dengan melakukan kegiatan ini dapat dengan jelas memberi nama pada mineral yang diidentifikasi.3. Mineral-mineral tersebut dapat diidentifikasi berdasarkan sifat fisinya secara khusus, yakni : Kilat (luster); Warna (colour); Kekerasan (hardness); Tenacity; Cerat (streak) ; Belahan (cleavage); Pecahan (fracture); Bentuk (form); Berat jenis (specifik gravity); Density: Sifat dalam; Kemagnetan; Kelistrikan; Daya lebur; Derajat transparan.

1.8.2 SARANAdapun saran yang ingin saya sampaikan pada praktikum kali ini yaitu, agar kipas anginnya di tambah berhubungan jumlah praktikan yang cukup banyak.

DAFTAR PUSTAKAAsikin, Sukendar. 1978. Dasar-dasar Geologi Struktur. Departemen Teknik Geologi ITB. Bandung.Badgley, P.C. 1959. Structural Methot For The Exploration Geologist. Oxford Book Company. New Delhi.Drs. Firdaus, M.Si. 2011. Modul Praktikum Geologi Dasar. Universitas haluoleo. Kendari.Graha, Doddy Setya. 1987. Batuan dan Mineral. Bandung.