Laporan Home Visite

23
TUGAS KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT JIWA LAPORAN HOME VISIT OLEH : Sri Martini H1A 008 015 DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITERAAN KLINIK MADYA BAGIAN ILMU PENYAKIT JIWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM RUMAH SAKIT JIWA MUTIARA SUKMA PROVINSI NTB 2015

description

sddfgdghhvyfhjh

Transcript of Laporan Home Visite

LAPORAN HOME VISITE OLEH : NURLAELA PURNAMA SARI H1A 008 027

TUGAS KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT JIWALAPORAN HOME VISIT

OLEH :Sri MartiniH1A 008 015

DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITERAAN KLINIK MADYA BAGIAN ILMU PENYAKIT JIWAFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM RUMAH SAKIT JIWA MUTIARA SUKMA PROVINSI NTB2015

IDENTITAS PASIENNama Pasien: Nn. SailiUmur: 34 tahunJenis Kelamin: Perempuan Agama : IslamSuku: SasakPendidikan: -Pekerjaan: Tidak BekerjaStatus: Belum MenikahAlamat: Desa Jelantik, Kec. Jonggat, Kab. Lombok Tengah Tgl Home Visit: 03 April 2015

RIWAYAT PSIKIATRI (Alloanamnesis dengan iq. Suti, ibu kandung pasien)Keluhan Utama :Sering keluyuran

Riwayat Gangguan Sekarang :Pasien ditemukan dalam keadaan dikurung. Pasien dikeluhkan sering keluyuran kadang tanpa busana sejak pasien masih kecil. Pasien tidak bisa diajak berkomunikasi kecuali sama ibunya.Keluhan lain yang dialami pasien yaitu sering memungut sampah-sampah yang berkeliaran dijalan.

Pasien juga sering mengamuk dengan cara mencaci maki, menunjuk-nunjuk, hingga melempar barang disekitarnya, bila diganggu, diejek atau bila tidak dipenuhi keinginannya. Pasien dikurung di dalam kamar kosong berukuran 4x3 meter, Pasien tidak pernah dibiarkan keluar karena takut mengganggu orang sekitar dan membuat keributan. Pasien sering terdengar berbicara, berteriak dan marah-marah sendiri di dalam kamarnya serta malam hari terkadang pasien tidak bisa tidur.

Keluhan ini memberat sejak bapak pasien meninggal kurang lebih 20 tahun yang lalu.Pasien semakin sering mengamuk, tidak mengurus diri, tidak mau mandi, tidak mau makan makanan yang dihidangkan keluarganya dan semakin sering keluyuran.Sementara itu untuk BAK dan BAB dilakukan pasien di sembarang tempat dan dibersihkan oleh ibunya.Pasien selalu dibiarkan berkeliaran karena tidak ada yang bisa mengawasi pasien dan pasien pasti pulang kembali ke rumahnya.

Riwayat Gangguan SebelumnyaPasien tidak pernah mengalami cedera kepala maupun kejang.Riwayat penggunaan NAPZA (-), konsumsi alkohol dan merokok (-).

Riwayat Kehidupan PribadiRiwayat Prenatal dan perinatalPasien terlahir sebagai anak kelima dari tujuh bersaudara. Pasien lahir cukup bulan, lahir spontan ditolong oleh dukun, langsung menangis, berat badan lahir tidak diketahui, tidak ada komplikasi selama proses persalinan.

Masa kanak-kanak awal (1-3 tahun)Secara keseluruhan tumbuh kembang pasien sesuai dengan usianya dan sama dengan anak-anak seusianya di lingkungan rumah. Masa kanak-kanak pertengahan (3-11 tahun)Pasien sering mengalami demam tinggi tapi tidak sampai kejang saat usia 3 tahun. Sejak saat itu pasien mengalami keterlambatan perkembangan. Pasien tidak bisa berbicara dengan jelas. Pasien tidak pernah bergaul dengan teman-teman seusianya karena sering mengamuk dan memukul temannya tanpa sebab yang jelas dan pasien tidak pernah sekolah.

Masa kanak-kanak akhir (11-19 tahun)Pasien mulai sering keluyuran dan berbicara sendiri. Pasien tinggal bersama ibunya dan dikurung didalam sebuah kamar yang dikunci karena masih sering keluyuran ke luar rumah tanpa tujuan yang jelas.

Dewasa Pasien tidak pernah menikah dan juga tidak memiliki anak

Riwayat KeluargaTidak ada keluarga yang mengalami hal serupaGenogram Keluarga Pasien

Situasi Sosial SekarangPasien tinggal serumah dengan ibunya. Pasien dibuatkan gubuk yang terbuat dari pagar, yang terletak di sebelah kamar ibunya, tempat tinggal pasien berukuran 4x3 meter, berdinding pagar dan berlantai tanah, pasien tidur di atas dipan yang terbuat dari bambu dan kemudian beralaskan tikar tanpa kasur. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, ibu pasien bekerja sebagai pedagang dipasar.

Pasien tidak dapat berkomunikasi dengan orang lain, pasien biasanya hanya bicara sendiri, tertawa sendiri, tersenyum sendiri, dan sering memarahi siapapun yang mengganggunya. tidak ada kontak mata jika diajak bicara. Pasien diceritakan pernah melempar orang-orang yang lewat dengan batu kerikil bahkan kadang mencakar orang-orang yang duduk dipekarangan rumah. Kebutuhan makan / minum, BAK/BAB, membersihkan diri, dikerjakan ibu pasien.

IDENTIFIKASI KELUARGA PASIENKeluarga pasien merupakan keluarga sederhana yang hidup sesuai masyarakat Sasak pada umumnya.

KEADAAN SOSIAL EKONOMISaat ini pasien mendapat makan dan minum dibantu oleh ibunya, dimana ibunya bekerja sebagai pedagang garam di pasar untuk keperluan sehari-hari pasien.

Keluarga tersebut termasuk sosial ekonomi menengah ke bawah dan berpendidikan rendah.

DESKRIPSI MASYARAKAT YANG BERADA DALAM RADIUS 1 KM DARI DAERAH PASIEN TENTANG PASIEN GANGGUAN JIWA Sering berbicara atau tertawa sendiriMengamuk dan suka mengganggu serta menyebabkan keresahan orang lain dan lingkungannyaSering keluyuran sendirian tanpa tujuan yang jelas dan berperilaku yang aneh serta berpakaian lusuh tidak merawat diriTidak bisa diajak komunikasi dan sering melamun dan berkhayal yang tidak sesuai keyataanSuka telanjang di depan umum

SIKAP KELUARGA TERHADAP ANGGOTA KELUARGA YANG DISANGKA MENDERITA GANGGUAN JIWAKeluarga beranggapan bahwa pasien memang mengalami gangguan jiwa disebabkan karena bawaan dari lahir. Keluarga pasien tidak merasa malu dan terbebani memiliki anggota keluarga dengan gangguan jiwa.Petugas dari puskesmas setempat tidak pernah mengunjungi pasien.

Pasien tetap diantarkan makanan dan minuman oleh ibunya pada waktu yang sama setiap harinya. ibunya juga mengganti sarung serta membersihkan BAB dan BAK pasien.Karena ketakutan kekhawatiran dari keluarga jika pasien meresahkan masyarakat dan tidak bisa diawasi pasien akhirnya dibuatkan kamar sendiri dan dikunci dari luar.

TANGGAPAN KELUARGA TERHADAP PASIEN YANG MENGALAMI GANGGUAN JIWA DAN USAHA PENGOBATANKeluarga tidak merasa malu memiliki anggota keluarga dengan gangguan jiwa, tidak menganggap keluhan demikian sebagai aib, tetap bersabar dan pasrah. Keluarga sudah mencoba pengobatan tradisional namun tidak berhasil.

KENDALA DAN HAMBATAN YANG DIHADAPI KELUARGA TERKAIT PENANGANAN ANGGOTA KELUARGA YANG DISANGKA MENDERITA GANGGUAN JIWATidak adanya biaya serta pengetahuan yang kurang terkait prosedur jaminan kesehatan dan perujukan. Keluarga masih belum paham benar bahwa pengobatan bagi penderita gangguan jiwa dengan tindakan medis butuh waktu dan proses yang tidak sebentar.Kepercayaan yang cukup kuat bahwa kelainan-kelainan yang dialami pasien disebabkan oleh hal-hal gaib, sehingga lebih condong untuk memberikan pengobatan secara tradisional. Sikap kurang aktif dari pelayanan kesehatan primer terhadap pasien gangguan jiwa yang tidak tertangani. Paradigma masyarakat yang menganggap gangguan jiwa tidak dapat disembuhkan, sehingga percuma saja jika dibawa ke RSJ.

TERIMA KASIH