laporan hiperkes

8
LAPORAN BIMBINGAN KEPANITERAAN KLINIK MADYA DI UPTD KESELAMATAN KERJA DAN HIPERKES DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI SULAWESI UTARA Oleh: KKM Gelombang I Masa KKM 20 Februari 2012 – 1 April 2012 BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO 2012

Transcript of laporan hiperkes

Page 1: laporan hiperkes

LAPORAN BIMBINGAN

KEPANITERAAN KLINIK MADYA

DI UPTD KESELAMATAN KERJA DAN HIPERKES

DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

PROVINSI SULAWESI UTARA

Oleh:

KKM Gelombang I

Masa KKM 20 Februari 2012 – 1 April 2012

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SAM RATULANGI

MANADO

2012

Page 2: laporan hiperkes

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam rangka melaksanakan kepaniteraan klinik madya sarjana kedokteran di bagian ilmu

kesehatan masyarakat, maka melakukan kunjungan ke unit pelaksana teknis dinas

keselamatan kerja dan hygieni perusahaan, kesehatan dan keselamatan kerja di disnakertrans

Provinsi Sulawesi Utara pada tanggal 6 Maret 2012 untuk mendapatkan materi dan praktikum

tentang hiperkes dan keselamatan kerja.

Hiperkes dan keselamatan kerja adalah suatu istilah yang baku dan lazim dalam lingkungan

kerja dan pendidikan, khususnya ilmu kedokteran yang berhubungan erat dengan kesehatan

dan keselamatan kerja. Di luar negeri, hiperkes dikenal dengan nama ocupational health and

safety (OHS). Tenaga kerja adalah salah satu unsur penting dalam industri, pertanian dan jasa

yang harus mendapatkan perlindungan, pelayanan dan pemeliharaan kesehatan yang optimal

untuk mengantisipasi pengaruh buruk yang mungkin terjadi karena pengaruh pekerjaan atau

lingkungan kerjanya.

Visi Balai Hiperkes

Terciptanya kondisi lingkungan kerja yang higienis, aman dan nyaman agar tenaga kerja

sehat, selamat, produktif dalam hubungan industrial Pancasila yang harmonis.

Misi Balai Hiperkes

Meningkatkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dengan menciptakan lingkungan

kerja yang higienis, aman, selamat dan nyaman melalui penyusunan standar penelitian,

bantuan teknis pendidikan dan pelayanan di bidang hiperkes dan keselamatan kerja.

Tugas Pokok Balai Hiperkes

Berdasarkan Peraturan Gubernur No. 85 Tahun 2008 tentang tugas dinas tenaga kerja dan

transmigrasi Provinsi Sulawesi Utara, maka tugas pokok UPTD Keselamatan Kerja dan

Hiperkes adalah melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional dan teknis penunjang di

bidang keselamatan kerja dan hiperkes.

Page 3: laporan hiperkes

Fungsi Balai Hiperkes dan Keselamatan Kerja

1. Penyusunan kebijakan teknis

2. Pelaksanaan perencanaan, pengkoordinasian, pembinaan dan pengendalian tugas.

3. Penyelenggaraan kegiatan teknis yang secara langsung berhubungan dengan

pelayanan masyarakat serta mendukung pelaksanaan tugas dinas.

4. Tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas.

Konsep Hiperkes dan Keselamatan Kerja

1. Identifikasi

Pengenalan potensi bahaya yang ada di lingkungan kerja.

2. Penilaian

Senagian besar yang dipakai Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep. 51/Men/1999

adalah Nilai Ambang Batas, yaitu nilai standar yang dianggap aman untuk tenaga

kerja yang meskipun bekerja terus-menerus selama 8 jam sehari atau 40 jam seminggu

tidak mengalami gangguan kesehatan atau penyakit akibat kerja.

3. Pengendalian

Dilakukan untuk mengendalikan faktor-faktor yang mempengaruhi tenaga dan

lingkungan kerja, yaitu:

- Faktor Fisika: iklim kerja, kebisingan, getaran, radiasi ultraviolet dan gelombang

mikro, penerangan dan cahaya.

- Faktor Kimia: gas, debu, uap, kabut.

- Faktor Biologi: jamur, virus, bakteri.

- Faktor Fisiologi: penyesuaian alat dengan menggunakan ergonomic.

- Faktor Psikososial: hubungan serasi, harmonis, dan baik antara

perusahaan/majikan dengan tenaga kerja atau sebaliknya yang dikenal dengan

nama HIP (Hubungan Industrial Pancasila).

Pengukuran faktor fisika di tempat kerja yang dilakukan di balai hiperkes dan keselamatan

kerja Manado, antara lain:

Iklim kerja, yaitu hasil perpaduan antara suhu (suhu kering, suhu basah, dan suhu

alami), kelembapan, kecepatan gerakan udara dan panas radiasi dengan pengeluaran

suhu dari tenaga kerja sebagai akibat dari pekerjaannya. Iklim kerja terbagi menjadi

iklim kerja panas dan dingin. Indeks suhu basa dan bola (ISSB) diukur dengan

thermometer bola. Alat ukur lainnya adalah thermometer kering. Pada daerah yang

beriklim dingin, para tenaga kerja sebaiknya menggunakan alat pelindung diri berupa

Page 4: laporan hiperkes

jaket, penutup kepala, dan sebagainya. Pada daerah beriklim panas, ruangan kerja

sebaiknya dilengkapi dengan ventilasi yang cukup besar, kipas angin, atau air

conditioner (AC).

Kebisingan, yaitu semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-alat

proses produksi atau alat-alat kerja lainnya yang dapat menimbulkan gangguan

pendengaran. Alat ukur kebisingan yang dipakai adalah sound level meter dan noise

dosemeter. NAB yang diperkenankan bagi yang terpajan selama 8 jam per hari adalah

85 dB. Kebisingan dapat dikendalikan dengan menggunakan alat sekat pada ruangan

atau alat pelindung diri berupa penyumbat telinga yang dapat meredam kebisingan 0 –

20 dB.

Getaran, yaitu gerakan yang teratur dari benda atau media dengan arah bolak-balik

dari kedudukan keseimbangannya. NAB getaran yang diperkenankan bagi yang

terpajan selama 8 jam per hari adalah 4 m/s2. Pengendalian getaran dapat dipakai

sarung tangan kulit.

Penerangan, yaitu jumlah berkas cahaya yang jatuh pada permukaan per satuan luas

yang diukur dengan luxmeter. NAB penerangan di tempat kerja ditetapkan sebagai

berikut:

a. 300 lux untuk ruangan administrasi/baca tulis.

b. 100 lux untuk kamar mesin.

c. 500 lux untuk pekerjaan akuntansi.

d. 1000 – 15—lux untuk tukang arloji.

Penerangan yang baik tergantung pada pengaturan letak alat penerang, kekuatan

sumber penerangan, desain ruang kerja, dan pemanfaatan sumber penerangan

alami.

Page 5: laporan hiperkes

BAB II

PRAKTIKUM PEMERIKSAAN

Alat-alat pemeriksaan:

1. Termometer kering dan basah serta termometer bola.

2. Luxmeter untuk mengukur intensitas pencahayaan ruangan.

3. Noise dosemeter dan sound level meter untuk mengukur intensitas bunyi.

4. Vibration meter untuk mengukur getaran.

5. Pump dragger untuk mengukur gas tertentu dalam udara.

6. Air check sample untuk mengukur jumlah debu pada manusia.

7. Aircon 2 untuk mengukur jumlah debu dalam ruangan.

8. HVS unutk mengukur debu dalam lingkungan.

Praktikum:

- Tanggal pengukuran : 5 April 2010

- Lokasi : Ruang Kepala Seksi Pelayanan Teknis

- Cuaca : Mendung

- Waktu : 10.30 WITA

Iklim Kerja

Alat:

- Termometer kering

- Termometer basah

- Termometer bola

Cara:

- Baca nilai yang ditunjukkan oleh skala termometer.

- Hitung ISSB dengan rumus:

ISSB = (0,7 x suhu basah alami) + (0,3 x suhu bola)

Hasil:

Suhu kering = 26,90C Suhu basah = 22,70C Suhu bola = 27,20C

ISSB = (0,7 x 22,7) + (0,3 x 27,2) = 15,89 + 8,16 = 24,050C

Page 6: laporan hiperkes

Kelembapan

Alat:

- Termometer kering

- Termometer basah

- Termometer bola

Cara:

- Baca nilai yang ditunjukkan oleh skala termometer.

- Cari selisih suhu kering dan basah

- Hitung kelembapan dengan mencocokkan nilai selisih dengan nilai yang sama

pada table baku.

Hasil:

Suhu kering = 28,90C Suhu basah = 26,10C Suhu bola = 29,50C

Maka nilai kelembapan yang sesuai dengan tabel baku adalah 64%.

Kebisingan

Alat:

Sound level meter

Cara:

- Hidupkan alat

- Tempatkan alat dalam ruagan.

- Baca nilai pada alat sebanyak 3 kali dan hitung nilai rata-ratanya.

Hasil:

46,3 – 47,0 – 45,6 mean = 46,3 dBA

Penerangan

Alat:

Luxmeter

Page 7: laporan hiperkes

Cara:

- Penerangan diukur dengan mengatur sumber penerangan, menambah kekuatan

sumber penerangan, mengatur desain ruang kerja dan memanfaatkan sumber

penerangan alami.

- Hidupkan alat dan tempatkan dalam ruangan.

- Baca nilai pada alat dan hitung rata-ratanya.

Hasil:

327 – 353 – 362 mean = 347 lux.