LAPORAN HASIL KEGIATAN MODEL PENYEDIAAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/13-Laporan...

77
LAPORAN HASIL KEGIATAN MODEL PENYEDIAAN BENIH UNTUK PEMENUHAN KEBUTUHAN WILAYAH PENGKAJI UTAMA IR. ISKANDAR, M.Si KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN DAN TEKNOLOGI PERTANIAN ACEH 2015

Transcript of LAPORAN HASIL KEGIATAN MODEL PENYEDIAAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/13-Laporan...

Page 1: LAPORAN HASIL KEGIATAN MODEL PENYEDIAAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/13-Laporan AKHIR-MANDIRI... · dan pendistribusian benih berkualitas varietas unggul spesifik lokasi

LAPORAN HASIL KEGIATAN

MODEL PENYEDIAAN BENIH UNTUK PEMENUHAN KEBUTUHAN WILAYAH

PENGKAJI UTAMA

IR. ISKANDAR, M.Si

KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN DAN TEKNOLOGI PERTANIAN ACEH

2015

Page 2: LAPORAN HASIL KEGIATAN MODEL PENYEDIAAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/13-Laporan AKHIR-MANDIRI... · dan pendistribusian benih berkualitas varietas unggul spesifik lokasi

i

LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul RDHP : Model Penyediaan Benih untuk Pemenuhan

Kebutuhan Wilayah

2. Unit Kerja : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

Aceh

3. Alamat Unit Kerja : Jl. P. Nyak Makam. No. 27 Lampineung Banda

Aceh

4. Sumber Dana : Satker Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Aceh TA. 2015

5. Status Kegiatan (L/B) : Baru

6. Penanggung Jawab :

a. Nama : Ir. T. Iskandar, M.Si

b. Pangkat/Golongan : Pembina

c. Jabatan : Penyuluh Pertanian Madya

7. Lokasi : Provinsi Aceh

8. Agroekosistem : Lahan sawah/lahan kering

9. Tahun Dimulai : 2015

10. Tahun selesai : 2017

11. Output Tahunan : - TersedianyaModel Pemgembangan Kawasan

Mandiri Benih Padi.

- Tersedianya Model Pemgembangan Kawasan

Mandiri Benih Kedelai.

- Tersedianya Model Pemgembangan Kawasan

Mandiri Benih Jagung.

12. Output Akhir : Terpenuhinya benih padi, kedelai dan jagung

secara mandiri melalui penangkar/kelompok

penangkar benih pada masing masing kawasan

Page 3: LAPORAN HASIL KEGIATAN MODEL PENYEDIAAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/13-Laporan AKHIR-MANDIRI... · dan pendistribusian benih berkualitas varietas unggul spesifik lokasi

ii

13. Biaya : Rp. 507.000.000,-

Mengetahui : Koordinator program

Penanggung Jawab Kegiatan,

Dr. Rachman Jaya, S.Pi., M.Si NIP. 19740503 200003 1 001

Ir. T. Iskandar, M.Si NIP. 19580121 198303 1 003

Mengetahui : Kepala Balai Besar

Menyetujui Kepala Balai

Dr. Ir. Abdul Basit MS NIP. 19610929 198603 1 003

Ir. Basri A. Bakar, M.Si. NIP. 19600811 198503 1 001

Page 4: LAPORAN HASIL KEGIATAN MODEL PENYEDIAAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/13-Laporan AKHIR-MANDIRI... · dan pendistribusian benih berkualitas varietas unggul spesifik lokasi

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadhirat Allah SWT atas segala

limpahan rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan laporan akhirkegiatan Model Penyediaan Benih Untuk Pemenuhan

Kebutuhan Wilayahdi Provinsi Aceh tahun anggaran 2015.

Kegiatan Model Penyediaan Benih Untuk Pemenuhan Kebutuhan Wilayahdi

Provinsi Aceh ini bertujuan untuk mendapatkan model penyediaan benih padi,

jagung dan kedelai dengan meningkatkan kemampuan calon penanggar di tingkat

petani dalam rangka percepatan target peningkatan produksi benih. Selama ini

petani sulit mendapatkan benih unggul yang terjamin mutu keunggulannya,

walaupun benih yang berlabel ada dipasaran tetapi petani belum tentu dapat

membelinya oleh karena keterbatasan modal usahatani.

Oleh karena itu Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Aceh selaku

institusi yang berwenang di untuk melakukan kegiatan Model Penyediaan Benih

Untuk Pemenuhan Kebutuhan Wilayah untuk memfasilitasi dan sekaligus membina

petani penangkar benih padi, jagung dan kedelaiyang ada di Provinsi Aceh dengan

harapan dapat menyediakan benih yang bermutu di tingkat petani.

Ucapan terima kasih kepada Bapak Kepala Balai dan teman-teman yang

terlibat didalam tim kegiatan yang telah banyak membantu dalam melaksanakan

kegiatan dilapangan sejak dari awal sehingga selesainya laporan akhirini.

Demikian laporan ini kami buat atas kritikan dan saran dalam rangka

penyempurnaan laporan ini diucapkan terima kasih

Banda Aceh, Desember 2015 Penanggung Jawab Kegiatan,

Ir. T. Iskandar, M.Si NIP. 19580121 198303 1 003

Page 5: LAPORAN HASIL KEGIATAN MODEL PENYEDIAAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/13-Laporan AKHIR-MANDIRI... · dan pendistribusian benih berkualitas varietas unggul spesifik lokasi

iv

RINGKASAN

1. Judul RDHP : Model Penyediaan Benih untuk Pemenuhan Kebutuhan Wilayah

2. Unit Kerja : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Aceh

3. Lokasi : Prov. Aceh

4. Agroekosistem : Lahan sawah/lahan kering

5. Status : Baru

6. Tujuan : Menyediakan Model Penyediaan Benih untuk Pemenuhan Kebutuhan Wilayah secara terencana, terarah dan berkelanjutan sehingga calon penangkar mampu memproduksi benih padi, jagung dan kedelai secara mandiri pada kawasan pengembangan dalam jumlah cukup dan kualitas sesuai dengan standar mutu benih.

Memantapkan kelembagaan perbenihan di kawasan pengembangan padi, jagung dan kedelai yang mampu menjamin penyediaan dan pendistribusian benih berkualitas varietas unggul spesifik lokasi secara cukup.

7. Keluaran : Tersedianya Model Penyediaan Benih untuk Pemenuhan Kebutuhan Wilayah secara terencana, terarah dan berkelanjutan sehingga calon penangkar mampu memproduksi benih padi, jagung dan kedelai secara mandiri pada kawasan pengembangan dalam jumlah cukup dan kualitas sesuai dengan standar mutu benih.

Mantapnya kelembagaan perbenihan di kawasan pengembangan padi, jagung dan kedelai yang mampu menjamin penyediaan dan pendistribusian benih berkualitas varietas unggul spesifik lokasi secara cukup.

8. Hasil : Tersedianya Model Penyediaan Benih untuk Pemenuhan Kebutuhan Wilayah secara terencana, terarah dan berkelanjutan sehingga calon penangkar mampu memproduksi benih padi, jagung dan kedelai secara mandiri pada kawasan pengembangan dalam jumlah cukup dan kualitas sesuai dengan standar mutu benih.

9. Prakiraan Manfaat : Penangkar mampu memproduksi benih padi,

Page 6: LAPORAN HASIL KEGIATAN MODEL PENYEDIAAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/13-Laporan AKHIR-MANDIRI... · dan pendistribusian benih berkualitas varietas unggul spesifik lokasi

v

jagung dan kedelai secara mandiri pada kawasan pengembangan dalam jumlah cukup dan kualitas sesuai dengan standar mutu benih.

10. Prakiraan Dampak : Menjadi model percontohan sistem Penyediaan Benih untuk Pemenuhan Kebutuhan Wilayah secara terencana, terarah dan berkelanjutan sehingga calon penangkar mampu memproduksi benih padi, jagung dan kedelai secara mandiri pada kawasan pengembangan dalam jumlah cukup dan kualitas sesuai dengan standar mutu benih.

11. Prosedur : Tahapan kegiatan yang dilakukan meliputi : - Koordinasi dengan Dinas Pertanian, BPSB

BP2KP, Kabupaten Pidie Jaya, Pidie dan Aceh Selatan

- Identifikasi dan penentuan petani/calonpenangkar

- Pelatihan petugas dan calon penangkar - Pendampingan produksi benih - Pendampingan distribusi benih

12. Jangka Waktu : 1 Tahun

13. Biaya : Rp 507.000.000,-

Page 7: LAPORAN HASIL KEGIATAN MODEL PENYEDIAAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/13-Laporan AKHIR-MANDIRI... · dan pendistribusian benih berkualitas varietas unggul spesifik lokasi

vi

SUMMARY

1. Title : Seed Production Model for Fulfilment of Provincial Seed Requirement

2. Implementation Unit : Assessment Institute for Agriculture Technology (AIAT aceh)

3. Location : East Aceh 4. Agro ecosystem : wetland area/dryland area 5. Status : New 6. Objectives

: - Provide Model of seed production to meet

provincial need organisedly and sustainable for seeed producer farmers.

- Strengthening seed institution in the area development of rice, maize, and soybean in procurement and distribution of quality seed.

7. Output

: Available Model of seed production to meet

provincial need organisedly and sustainable for seeed producer farmers. - Established seed institution in the area

development of rice, maize, and soybean in procurement and distribution of quality seed.

8. Outcome

: Seed producer farmers will be able to produce rice, maize, adn soybean seed indepently within area of develepment in sufficient quantity and quality

9. Expected benefit : Seed producer farmers will be able to produce rice, maize, adn soybean seed indepently within area of develepment in sufficient quantity and quality

10. Expected impact : Become a model to replicate of organised and sustainable seed production for seed producer farmer to meet seed requirement in sufficient quantity and quality.

11. Procedure

: - Coordination with local agricultural institution in the district; identification of farmer cooperator, delivering traning for seed producer, and assistance in production and didtribution.

12. Duration : 1 Year 13. Budget : IDR 507.000.000

Page 8: LAPORAN HASIL KEGIATAN MODEL PENYEDIAAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/13-Laporan AKHIR-MANDIRI... · dan pendistribusian benih berkualitas varietas unggul spesifik lokasi

vii

DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN PENGESAHAN

KATA PENGANTAR

RINGKASAN

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

DAFTARGAMBAR

DAFTAR LAMPIRAN

i

ii

iii

vi

viii

ix

x

I. PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1

1.2 Dasar Pertimbangan................................................................... 9

1.3 Tujuan ..................................................................................... 13

1.4 Keluaran yang diharapkan.......................................................... 13

1.5 Perkiraan Manfaat dan Dampak ................................................. 13

II. PROSEDUR PELAKSANAAN 14

2.1 Pendekatan .............................................................................. 14

2.2 Tempat dan Waktu.................................................................... 14

2.3 Ruang Lingkup Kegiatan ............................................................ 15

2.4 Bahan dan Metode Pelaksanaan.................................................. 16

III. HASIL DAN PEMBAHASAN 24

3.1 Gambaran Umum Model Penyediaan Benih untuk Pemenuhan Kebutuhan Wilayah.....................................................................................

24

3.2 Model Penyediaan Benih untuk Pemenuhan Kebutuhan Wilayahnya melalui Peningkatan Kemampuan Calon Pengankar Padi..........................................................................................

27

3.3 Model Penyediaan Benih untuk Pemenuhan Kebutuhan Wilayahnya melalui Peningkatan Kemampuan Calon Pengankar Jagung.....................................................................................

30

3.4 Model Penyediaan Benih untuk Pemenuhan Kebutuhan Wilayahnya melalui Peningkatan Kemampuan Calon Pengankar

Page 9: LAPORAN HASIL KEGIATAN MODEL PENYEDIAAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/13-Laporan AKHIR-MANDIRI... · dan pendistribusian benih berkualitas varietas unggul spesifik lokasi

viii

Kedelai..................................................................................... 48

IV. KESIMPULAN DAN SARAN 55

4.1 Kesimpulan ............................................................................... 55

4.2 Saran ..................................................................................... 55

DAFTAR PUSTAKA 56

LAMPIRAN 57

Page 10: LAPORAN HASIL KEGIATAN MODEL PENYEDIAAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/13-Laporan AKHIR-MANDIRI... · dan pendistribusian benih berkualitas varietas unggul spesifik lokasi

ix

DAFTAR TABEL Tabel Halaman

1. Ruang lingkupKegiatan Model Penyediaan Benih untuk Pemenuhan Kebutuhan Wilayah di Provinsi Aceh......................................................

2. Tahapan Proses menghasilkan Benih Bersertifikat .................................

3. Daftar ResikoModel Penyediaan Benih untuk Pemenuhan Kebutuhan Wilayah..............................................................................................

4. Daftar Penanganan ResikoModel Penyediaan Benih untuk Pemenuhan Kebutuhan Wilayah.............................................................................

5. Tenaga Yang Terlibat Dalam Kegiatan Model Penyediaan Benih untuk Pemenuhan Kebutuhan Wilayah .........................................................

6. Jangka Waktu Kegiatan Kegiatan Model Penyediaan Benih untuk

Pemenuhan Kebutuhan Wilayah...........................................................

7. Anggaran Belanja Kegiatan Model Penyediaan Benih untuk Pemenuhan Kebutuhan Wilayah .............................................................................

8. Model Sistem Perbenihan Berbasis Masyarakat......................................

9. Lokasi Kegiatan Model Penyediaan Benih Untuk Pemenuhan Kebutuhan Wilayahnya Melalui Peningkatan Kemampuan Calon Pengankar Padi.......

10.Hasil Benih Kegiatan Model Penyediaan Benih untuk Pemenuhan Kebutuhan Wilayahnya melalui Peningkatan Kemampuan Calon Pengankar Padi..................................................................................

11. Luas tanam dan luas panen padi di Kabupaten Pidie tahun 2013 .........

12. Lokasi Kegiatan Model Penyediaan Benih untuk Pemenuhan Kebutuhan Wilayahnya melalui Peningkatan Kemampuan Calon Pengankar Jagung…………………………………………………………………………………………….

13. Cara seleksi pertanaman jagung untuk produksi benih..........................

14. Hasil Produksi Model Penyediaan Benih untuk Pemenuhan Kebutuhan Wilayahnya melalui Peningkatan Kemampuan Calon Pengankar Jagung .

15. Luas tanam dan luas panen Jagung di Kabupaten Aceh Selatan tahun 2013 ..................................................................................................

16. Lokasi Kegiatan Model Penyediaan Benih untuk Pemenuhan Kebutuhan Wilayahnya melalui Peningkatan Kemampuan Calon Pengankar Kedelai..

17. Hasil Produksi Model Penyediaan Benih untuk Pemenuhan Kebutuhan Wilayahnya melalui Peningkatan Kemampuan Calon Pengankar Kedelai..

18. Luas tanam dan luas panen kedelai di Kabupaten Pidie Jaya tahun 2013

16

17

25

26

27

28

29

30

34

44

45

48

51

52

53

55

59

60

Page 11: LAPORAN HASIL KEGIATAN MODEL PENYEDIAAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/13-Laporan AKHIR-MANDIRI... · dan pendistribusian benih berkualitas varietas unggul spesifik lokasi

x

DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman

1. Alur produksi dan distribusi benih ..........................................................31

2. Pola pembentukan model Kawasan Mandiri Benih ...................................32

3. Preferensi petani/pengguna terhadap keragaan tanaman ........................35

4. Preferensi petani/pengguna terhadap ketahanan hama dan penyakit ........36

5. Preferensi petani/pengguna terhadap bentuk, ukuran dan warna gabah….. 37

6. Preferensi petani/pengguna terhadap tekstur, aroma, warna dan rasa nasi. 38

7. Preferensi petani/pengguna terhadap penampilan varietas.......................... 38

Page 12: LAPORAN HASIL KEGIATAN MODEL PENYEDIAAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/13-Laporan AKHIR-MANDIRI... · dan pendistribusian benih berkualitas varietas unggul spesifik lokasi

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Kegiatan pertemuan preferensi varietas dalam menentukan varitas yang akan diproduksi.................................................................................. 63 2. Pelatihan Teknik Produksi Benih Padi ................................................... 64 3. Panen Lokasi Mandiri Benih ................................................................ 65 4. Produksi Jagung Hibrida Bima 20 URI .................................................66 5. Pelatihan Produksi Jagung Hibrida ..................................................... 67 6. Regoing Tanaman Kedelai............................................................... .... 68

Page 13: LAPORAN HASIL KEGIATAN MODEL PENYEDIAAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/13-Laporan AKHIR-MANDIRI... · dan pendistribusian benih berkualitas varietas unggul spesifik lokasi

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Revitalisasi pembangunan pertanian adalah dalam rangka mewujutkan pertanian

yang tangguh, pemantapan ketahanan pangan, peningkatan nilai tambah dan daya saing

produksi pertanian serta peningkatan kesejahteraan masyarakat tani, sehingga akan dapat

mengurangi angka kemiskinan penduduk di Indonesia.

Swasembada padi dan jagung berkelanjutan dan target swasembada kedelai

merupakan program utama Kementerian Pertanian di periode 2015-2019. Sebagai

komoditas utama yang diprogramkan oleh pemerintah, peran padi, jagung dan kedelai

cukup strategis dan merupakan komoditas bernilai ekonomis tinggi. Selain merupakan

sumber utama karbohidrat dan protein ketiga komoditas tersebut juga merupakan bahan

baku industri pakan ternak dan rumah tangga. Pada beberapa tahun terakhir ini,

kebutuhan ketiga komoditas terus meningkat seiring dengan semakin meningkatnya laju

pertumbuhan penduduk dan peningkatan kebutuhan untuk pakan.

a. Pengembangan Benih Bermutu

Pengembangan benih memiliki peranan penting dalam peningkatan produksi

tanaman pangan, terutama dalam peningkatan produktivitas dan mutu hasil. Dalam

meningkatkan ketersediaan benih sangat diperlukan varietas yang berdaya hasil tinggi dan

mutu yang baik. Benih merupakan salah satu komponen utama yang berperan penting

dalam peningkatan kuantitas dan kualitas produksi padi, karenanya penggunaan benih

varietas unggul yang bermutu (berlabel) sangat dianjurkan. Hal ini terkait dengan sifat-

sifat yang dimiliki oleh varietas unggul, antara lain: berdaya hasil tinggi, tahan terhadap

hama penyakit, dan rasa nasi enak (pulen).

Sebagai sarana produksi utama, penyediaan benih bermutu berperan penting

dalam menentukan tingkat hasil yang akan diperoleh (Nugraha dan Hidayat 2000). Oleh

karena itu, mutu benih sumber yang digunakan mulai dari benih penjenis (BS), benih

dasar (BD/FS), benih pokok (BP/SS), dan benih sebar (BR/ES), penyediaannya tidak boleh

Page 14: LAPORAN HASIL KEGIATAN MODEL PENYEDIAAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/13-Laporan AKHIR-MANDIRI... · dan pendistribusian benih berkualitas varietas unggul spesifik lokasi

2

mengorbankan mutu, baik itu mutu genetik, mutu fisiologis, maupun mutu fisik (Kelly

1988).

Benih merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan budidaya

tanaman yang perannya tidak dapat digantikan oleh faktor lain. Benih sebagai bahan

tanaman dan sebagai pembawa potensi genetik terutama untuk varietas-varietas unggul.

Keunggulan varietas dapat dinikmati oleh konsumen bila benih yang ditanam bermutu

(asli, murni, vigor, bersih dan sehat) (Padminingsih, 2006).

Benih sumber yang akan digunakan untuk pertanaman produksi benih harus satu

kelas lebih tinggi dari kelas benih yang akan dipoduksi. Untuk memproduksi benih kelas FS

misalnya, berarti benih sumbernya adalah klas BS (Breeder Seed/benih penjenis/ benih

label kuning), sedangkan untuk memproduksi benih kelas SS/BP/benih label ungu boleh

menggunakan benih kelas FS atau BS. Pemeriksaan benih sumber mencakup sertifikasi

benih yang berisi informasi mengenai asal benih, varietas, tanggal panen maupun mutu

benih (daya kecambah, kadar air, dan kemurnian fisik benih). Informasi ini diperlukan

untuk menentukan perlakuan benih (jika dipelukan) sebelum benih disemai maupun

sebagai kelengkapan untuk proses pengajuan sertifikasi benih berikutnya.

Kebutuhan kedelai pada tahun 2010 sudah mencapai 4,61 juta ton, sedangkan

produksi dalam negeri pada tahun 2010 hanya 0,908 juta ton dan kekurangannya

terpaksa diimpor. Hanya sekitar 21,2% dari total kebutuhan yang dapat dipenuhi dari

produksi dalam negeri. Dari total impor tersebut di atas, impor kedelai dalam bentuk

bungkil kedelai 62,25 persen, naik dari 2,32 juta ton pada tahun 2009 menjadi 2,87 juta

ton pada tahun 2010. Keadaan ini tidak dapat dibiarkan terus-menerus, mengingat

potensi lahan cukup luas, teknologi, dan sumberdaya lainnya cukup tersedia.

(Kementerian Pertanian, 2010)

Untuk menekan laju impor kedelai sekaligus mendukung swasembada kedelai

tahun 2014 yang telah dicanangkan Kementrian Pertanian diperlukan upaya khusus

peningkatan produksi kedelai nasional. Strategi yang disusun untuk peningkatan

produktivitas dan produksi meliputi: 1) Penyediaan benih sumber 2). Peningkatan

Page 15: LAPORAN HASIL KEGIATAN MODEL PENYEDIAAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/13-Laporan AKHIR-MANDIRI... · dan pendistribusian benih berkualitas varietas unggul spesifik lokasi

3

produktivitas, 3) Perluasan areal tanam, 4) Pengamanan produksi, dan 5) Pemberdayaan

kelembagaan pertanian serta dukungan pembiayaan usahatani kedelai.

Dalam mendukung peningkatan produksi jagung di Indonesia, Karama (2004),

berpendapat bahwa kebijakan perbenihan jagung komersil tingkat nasional sebaiknya

diproduksi di Indonesia. Namun hingga saat ini, sumber daya dan kelembagaan

perbenihan jagung dalam negeri belum merupakan produsen pertanian yang mumpuni

dan berdaya saing handal (Baihaki, 2004). Oleh sebab itu, aspek pemahaman ilmu

pemuliaan praktis dalam kehidupan pertanian khususnya ilmu menghasilkan benih jagung

bermutu oleh petani harus diperluas dan ditingkatkan.

Salah satu penyebab utama rendahnya produktifitas karena varietas yang biasa

ditanam petani dewasa ini tidak mampu lagi berproduksi lebih tinggi akibat kemampuan

genetiknya yang terbatas. Hasil evaluasi Bank Dunia menyebutkan kontribusi penggunaan

varietas unggul terhadap laju kenaikan produksi padi sebesar 5 % lebih tinggi dari pada

kontribusi pemupukan sebesar 4 %.

Benih merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan budidaya

tanaman yang perannya tidak dapat digantikan oleh faktor lain. Benih sebagai bahan

tanaman dan sebagai pembawa potensi genetik terutama untuk varietas-varietas unggul.

Keunggulan varietas dapat dinikmati oleh konsumen bila benih yang ditanam bermutu

(asli, murni, vigor, bersih dan sehat) (Padminingsih, 2006).

Perbanyakan benih pada umumnya dimulai dari penyediaan benih penjenis (BS)

oleh Balai Penelitian Komoditas, sebagai sumber bagi perbanyakan benih dasar (FS), benih

dasar sebagai sumber bagi perbanyakan benih pokok (SS), dan benih pokok sebagai

sumber bagi perbanyakan benih sebar (ES).

b. Alur Perbanyakan Benih

Kesinambungan alur perbanyakan benih tersebut sangat berpengaruh terhadap

ketersediaan benih sumber yang sesuai dengan kebutuhan produsen/penangkar benih dan

Page 16: LAPORAN HASIL KEGIATAN MODEL PENYEDIAAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/13-Laporan AKHIR-MANDIRI... · dan pendistribusian benih berkualitas varietas unggul spesifik lokasi

4

menentukan proses produksi benih sebar. Kelancaran alur perbanyakan benih sangat

menentukan kecepatan penyebaran varietas unggul baru kepada petani.

Varietas unggul merupakan salah satu teknologi yang berperan penting dalam

peningkatan kuantitas dan kualitas produk pertanian. Varietas unggul tanaman padi telah

diadopsi oleh petani secara luas merupakan kontribusi nyata dalam pembangunan

pertanian di Indonesia. Secara terus menerus, varietas-varietas unggul tersebut terus

diperbaiki keunggulannya melalui proses pemuliaan, dan apabila memenuhi persyaratan,

selanjutnya di lepas secara resmi oleh Pemerintah (Menteri Pertanian) sebagai varietas

unggul baru (VUB).

Penggunaan benih yang bermutu dan bersertifikat sudah tidak diragukan lagi,

banyak hasil penelitian membuktikan bahwa penggunaan benih yang bermutu dapat

memberikan peningkatan produksi tanaman pertanian. Hasil pengkajian Balai Pengkajian

Teknologi Pertanian (BPTP) Aceh pada kabupaten yaitu; Kabupaten Aceh Barat Daya,

Kabupaten Pidie dan Kabupaten Pidie Jaya dan beberapa kabupaten lainnya penanaman

kedelai dengan menggunakan benih bermutu kelas FS atau SS dapat meningkatkan

produksi dari 1,2 t/ha menjadi 2,5 - 2,8 t/ha dan penanaman padi dengan menggunakan

benih bermutu kelas FS dapat meningkatkan produksi dari 6 t/ha menjadi 8 - 9 t/ha (BPTP

Aceh, 2009).

Mengingat beberapa keuntungan tersebut, maka benih unggul padi, jagung dan

kedelai yang bermutu dan bersertifikat hendaknya tersedia di tingkat petani secara

keseluruhan. Oleh karena itu ketersediaan beniih tersebut harus memenuhi enam prinsip

tepat yaitu; tepat varietas, tepat mutu, tepat waktu, tepat jumlah, tepat lokasi, dan tepat

harga. Untuk ketersediaan benih yang bermutu tersebut maka peran BBI, BBU dan BPTP

sangat diharapkan.

Makarim et al (2000), menyatakan bahwa belum optimalnya produktivitas padi di

lahan sawah, antara lain disebabkan oleh rendahnya efisiensi pemupukan, belum

efektifnya pengendalian hama dan penyakit, penggunaan benih kurang bermutu dan

varietas yang dipilih kurang adaptif.

Page 17: LAPORAN HASIL KEGIATAN MODEL PENYEDIAAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/13-Laporan AKHIR-MANDIRI... · dan pendistribusian benih berkualitas varietas unggul spesifik lokasi

5

Kebutuhan kedelai pada tahun 2010 sudah mencapai 4,61 juta ton, sedangkan

produksi dalam negeri pada tahun 2010 hanya 0,908 juta ton dan kekurangannya

terpaksa diimpor. Hanya sekitar 21,2% dari total kebutuhan yang dapat dipenuhi dari

produksi dalam negeri. Dari total impor tersebut di atas, impor kedelai dalam bentuk

bungkil kedelai 62,25 persen, naik dari 2,32 juta ton pada tahun 2009 menjadi 2,87 juta

ton pada tahun 2010. Keadaan ini tidak dapat dibiarkan terus-menerus, mengingat

potensi lahan cukup luas, teknologi, dan sumberdaya lainnya cukup tersedia.

(Kementerian Pertanian, 2010)

Upaya mendukung percepatan penyebaran dan adopsi varietas-varietas unggul

baru yang telah dihasilkan, Badan Litbang Pertanian beserta jajarannya, terutama Balai

Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) sangat penting berperan dalam penyediaan benih

sumber (benih dasar/benih pokok) bagi pengguna (petani).

Peran Puslitbang Tanaman Pangan untuk mendukung penggunaan benih bermutu

dilakukan dengan menghasilkan varietas unggul baru (VUB), namun di tingkat pedesaan

ketersediaannya masih kurang. Pada saat diperlukan konsumen (penangkar benih) benih

sering tidak tersedia atau bila tersedia (jumlah) dan mutunya tidak sesuai dengan

preferensi konsumen. Selain itu penangkar benih yang telah ada masih kurang berfungsi

secara optimal sehingga tidak mampu menyediakan benih berlabel secara kontinyu.

Kebutuhan bahan pangan terus meningkat sejalan dengan bertambahnya jumlah

penduduk. Mengandalkan pangan impor untuk memenuhi kebutuhan nasional dinilai

riskan, karena mempengaruhi aspek sosial, ekonomi, dan politik, sehingga upaya

peningkatan produksi pangan di dalam negeri perlu mendapat perhatian. Di lain pihak,

permintaan bahan pangan pokok yang terus meningkat, harus dipenuhi dari lahan sawah

yang luasnya semakin berkurang, dengan ketersediaan air makin menurun, tenaga kerja

lebih sedikit di pedesaan dan pupuk kimia yang makin terbatas dan mahal serta dampak

perubahan iklim langsung maupun tidak langsung pada produksi pangan.

Kebutuhan pangan nasional memang dapat dipenuhi melalui produksi domestik

dan impor, tetapi karena jumlah penduduk yang banyak, terus bertambah, dan tersebar di

Page 18: LAPORAN HASIL KEGIATAN MODEL PENYEDIAAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/13-Laporan AKHIR-MANDIRI... · dan pendistribusian benih berkualitas varietas unggul spesifik lokasi

6

berbagai pulau, maka apabila mengandalkan pangan impor menyebabkan ketahanan

pangan akan rentan dan berdampak luas terhadap berbagai aspek, terutama ekonomi,

sosial, dan politik.

Indonesia memiliki peluang cukup besar untuk meningkatkan produksi pangan,

yang dapat ditempuh melalui peningkatan produktivitas dan perluasan areal tanam ke

lahan suboptimal, seperti lahan sawah tadah hujan, lahan kering, lahan rawa pasang

surut, dan peningkatan indeks pertanaman. Dalam hal ini diperlukan inovasi teknologi

yang mampu meningkatkan dan menstabilkan produktivitas tanaman pangan secara

berkelanjutan.Dalam kurun waktu 2010-2014 Kementerian Pertanian dalam Kabinet

Indonesia Bersatu II menargetkan 4 sukses pembangunan pertanian yaitu: 1)Pencapaian

swasembada dan swasembada berkelanjutan, 2) Peningkatan diversifikasi pangan, 3)

Peningkatan nilai tambah, daya saing, dan ekspor, 4) Peningkatan kesejahteraan petani.

Dari empat target sukses tersebut, yang sangat terkait dengan ketahanan pangan

dari segi sub-sistem penyediaan pangan adalah target pencapaian swasembada dan

diversifikasi pangan. Diversifikasi pangan sangat penting agar tidak terjadi tekanan

berlebihan pada satu jenis komoditas sumber pangan.

Salah satu strategi yang ditempuh dalam upaya mencapai swasembada padi,

jagung dan kedelai adalah melalui penyediaan benih bermutu varietas unggul baru yang

sesuai dengan preferensi konsumen. Ketersediaan benih berkualitas dengan jumlah cukup,

tepat waktu, dan mudah diperoleh petani memegang peranan penting, dan hal ini tidak

terlepas dari peranan para penangkar benih yang cukup besar. Untuk itu, penyediaan

benih sumber yang berkelanjutan merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting dan

ini merupakan langkah awal untuk pengembangan varietas jagung unggul baru.

Komoditas padi, kedelaidan jagung masih menjadi andalan bagi sumber

pendapatan perekonomian sebahagian besar petani dipedesaan. Ketahanan pangan

nasionalpun masih banyak ditentukan oleh kecukupan pangan bagi hampir semua lapisan

masyarakat Indonesia umumnya dan Aceh khususnya. Oleh sebab itu upaya peningkatan

Page 19: LAPORAN HASIL KEGIATAN MODEL PENYEDIAAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/13-Laporan AKHIR-MANDIRI... · dan pendistribusian benih berkualitas varietas unggul spesifik lokasi

7

produksi padi dan kedelai tidak terlepas dari upaya peningkatan pendapatan dan

kesejahteraan petani yang menjadi prioritas utama dalam pembangunan pertanian.

Sampai saat masih terjadi kesenjangan produktivitas yang cukup besar antara hasil

pengkajian/penelitian dengan hasil di tingkat petani. Kesenjangan hasil tersebut

disebabkan oleh beberapa factor, diantaranya : 1) penggunaan benih unggul potensi

tinggi dan bersertitikat masih rendah (53 %), 2) penggunaan pupuk belum berimbang dan

efesien; (3) penggunaan pupuk organik belum dilakukan; (4) pendampingan teknologi

oleh peneliti/penyuluh belum 7optimal dan (5) lemahnya akses terhadap modal

kerja/pembiayaan dan pasar.

Benih merupakan salah satu faktor produksi yang paling utama dalam usaha

meningkatkan produksi padi, kedelai dan jagung, tanpa benih yang baik dan bermutu

mustahil padi dapat berproduksi dengan baik.

Sejak lebih dari satu dekade yang lalu sebahagian lahan sawah mengalami

penurunan produktivitas, sebagaimana tercermin pada laju pelandaian produksi padi dan

kedelai. Puslitbang tanaman pangan telah berupaya menghasilkan inovasi peningkatan

produksi padi dan kedelai melalui penelitian secara intensif terhadap perbanyakan benih

bermutu.

Salah satu pendekatan untuk meningkatkan produktivitas kedelai dilakukan melalui

introduksi varietas unggul baru dengan pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT).

Penyerbar luasan PTT dilakukan melalui Sekolah Lapang (SL). PTT dan Sekolah Lapang

Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) telah diadopsi oleh Direktorat Jenderal Tanaman

Pangan sebagai salah satu Program Strategis Kementerian Pertanian untuk peningkatan

produktivitas dan produksi pangan khususnya kedelai( Puslitbangtan, 2009)

Jagung (Zea mays L) termasuk tanaman serealia yang bebas diperdagangkan dan

dapat dikonsumsi dalam berbagai bentuk olahan sederhana hingga olahan bergengsi

tinggi. Ragam jenis makanan selingan seperti jagung manis dan jagung pop corn tersebar

di desa dan perkotaan. Tepung jagung produk industri bahan setengah jadi banyak

Page 20: LAPORAN HASIL KEGIATAN MODEL PENYEDIAAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/13-Laporan AKHIR-MANDIRI... · dan pendistribusian benih berkualitas varietas unggul spesifik lokasi

8

digunakan oleh berbagai jenis industri antara lain makanan ringan kerupuk (Chiki, Chitos,

dll), pabrik biskuit, barbaque, roti, mie, spagheti, es krem, bumbu masak, kecap, saus,

tauco, soun, pemanis, minuman penyegar, sirup, dan minyak sawit. Industri ransum

pakan ternak, unggas, dan ikan berkembang pesat sejak tahun 1985, memenuhi

perubahan pola konsumsi masyarakat yang meningkat terhadap konsumsi daging, telur

dan susu sebagai akibat dari meningkatnya inovasi teknologi biologi, kimia, dan

pendapatan masyarakat. Sejalan dengan itu permintaan jagung meningkat dengan laju

pertumbuhan 3,4 % / tahun (Kasrino, 2002). Pasar jagung terbuka di dalam negeri dan

ekspor ke Jepang, Korea, Taiwan, Malaysia, Thailand dan Filipina.

Benih varietas unggul yang bermutu merupakan penentu batas atas produktivitas

usahatani. Ketersediaan benih bermutu tepat waktu dan lokasi akan mendorong

percepatan pengembangan inovasi teknologi baru guna meningkatkan pendapatan dan

produksi jagung nasional. Saat ini, para industri benih jagung nasional dan swasta belum

bersinergis, sehingga pengembangan inovasi baru masih lambat antara lain terlihat dari

pengembangan varietas jagung hibrida yang baru mencapai 27,91 %, selebihnya

didominasi oleh jagung lokal dan komposit (Nugraha dan Subandi, 2002). Bahkan

menurut Paliwal, (2001), sebagian besar petani Indonesia masih menggunakan benih

asalan, berupa turunan hibrida dan komposit keturunan. Selama masih banyaknya jumlah

petani yang menanam varietas lokal, maka rata-rata produktivitas jagung di Indonesia

tetap rendah 2,47 t/ha (Subandi, 1988). Luas tanam jagung di Provinsi Aceh mencapai

41.198 ha, produksi yang dicapai 125.155 ton dengan produktivitas rata-rata 3,403

ton/ha (Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Prov. Aceh, 2008).

Diperkirakan kebutuhan benih jagung untuk luas lahan 41.198 ha mencapai 823.960 kg

dengan asumsi kebutuhan benih 20 kg/ha.

Sasaran yang akan dicapai pada kegiatan ini adalah mendapatkan model

penyediaan benih untuk pemenuhan kebutuhan wilayah yang mampu memproduksi benih

berkualitas untuk memenuhi kebutuhan benih di kawasan pengembangan padi, jagung

dan kedelai secara mandiri untuk mengatasi kekurangan benih padi, jagung dan kedelai

Page 21: LAPORAN HASIL KEGIATAN MODEL PENYEDIAAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/13-Laporan AKHIR-MANDIRI... · dan pendistribusian benih berkualitas varietas unggul spesifik lokasi

9

akibat dari kemampuan penangkar lokal yang terbatas. Pembiayaan dapat berupa bagi

hasil, patungan atau talangan.

Khusus untuk Jabalsim kedelai, prinsip yang perlu diperhatikan adalah varietas

yang sesuai dengan preferensi dan ketersediaan benih yang memenuhi kriteria 6 tepat

agar produktivitas dapat ditingkatkan. Pemberdayaan penangkar dalam model desa

mandiri benih akan dapat menjamin penyediaan benih varietas spesifik lokasi.

Menurut pedoman SL-PTT tahun 2013 telah ditetapkan bahwa 1 kawasan tanaman

padi 1.000 ha, Jagung 1.000 ha dan Kedelai 500 ha. Dengan adanya transformasi SL-PTT

Kedelai menjadi GP-PTT Kedelai serta Desa Mandiri Benih dalam Kawasan diharapkan

dapat menjamin penyediaan benih varietas spesifik lokasi, benih sumber, dan materi

diseminasi. Varietas yang sesuai dengan preferensi dan ketersediaan benih yang terpenuhi

dapat meningkatkan produktivitas tanaman padi, kedelai dan jagung.

BPTPAceh merupakan salah satu lembaga pelayanan teknis dibawah Litbang

Pertanian yang turut berperan dalam menghasilkan inovasi teknologi sekaligus berfungsi

sebagai penyebar informasi teknologi hasil pengkajian kepada pengguna melalui

kegiatan desiminasi. Penelitian/pengkajian yang diimplementasikan dalam bentuk

pengembangan benih sumber bersifat lokal spesifik, dinamis dan partisipatif dimana petani

terlibat langsung sejak perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pengembangannya.

Petani dapat mengadopsi secara parsial atau paket spesifik tergantung kemampuan

petani. Dengan pendekatan seperti ini teknologi hasil penelitian akan cepat sampai dan

diadopsi petani karena paket tersebut sudah teruji langsung dilapangan.

1.2. Dasar Pertimbangan

Salah satu penyebab utama rendahnya produktifitas karena varietas yang biasa

ditanam petani dewasa ini tidak mampu lagi berproduksi lebih tinggi akibat kemampuan

genetiknya yang terbatas. Hasil evaluasi Bank Dunia menyebutkan kontribusi penggunaan

varietas unggul terhadap laju kenaikan produksi padi sebesar 5 % lebih tinggi dari pada

kontribusi pemupukan sebesar 4 %.

Page 22: LAPORAN HASIL KEGIATAN MODEL PENYEDIAAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/13-Laporan AKHIR-MANDIRI... · dan pendistribusian benih berkualitas varietas unggul spesifik lokasi

10

Strategi yang ditempuh dalam upaya mencapai swasembada padi, jagung dan

kedelai adalah melalui penyediaan benih bermutu varietas unggul baru yang sesuai

dengan preferensi konsumen. Ketersediaan benih berkualitas dengan jumlah cukup, tepat

waktu, dan mudah diperoleh petani memegang peranan penting, dan hal ini tidak terlepas

dari peranan para penangkar benih yang cukup besar. Untuk itu, penyediaan benih

sumber yang berkelanjutan merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting dan ini

merupakan langkah awal untuk pengembangan varietas jagung unggul baru.

Sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 50 tahun

2012, pengembangan komoditas pertanian diarahkan dalam satu kawasan pengembangan

agar lebih efektif efisien dan pengelolaan OPT lebih baik, karena membatasi ketersediaan

inang dan apabila dilakukan dalam satu pola multikultur akan memutus siklus OPT. Luasan

kawasan untuk komoditas tanaman pangan utama seperti padi 5.000 ha, sedangkan untuk

jagung dan kedelai masing-masing 3.000 ha. Dalam kawasan dilaksanakan Gerakan

Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GPPTT), pembinaan penangkar, penerapan

penanganan dampak perubahan iklim, penerapan PHT, irigasi, embung, dan lain-lain.

Sistem Perbenihan Nasional terdiri dari empat sub-sistem: (1) Penelitian dan

pengembangan (Sumber Daya Genetik dan Pemuliaan), (2) Produksi dan Distribusi Benih,

(3) Pengendalian Mutu, dan (4) Informasi. Sub-sistem (1) menyangkut penciptaan varietas

unggul baru (VUB), sedangkan sub-sistem (2), (3), (4) terkait dengan pengembangan

desa berdaulat benih.

Penyediaan benih bermutu yang tepat, memiliki peran strategis sebagai sarana

pembawa teknologi untuk mendukung peningkatan produksi, diantaranya adalah : a) daya

hasil tinggi, b) toleran terhadap gangguan biotik dan abiotik tertentu, c) umur panen yang

dapat disesuaikan dengan pola tanam untuk meningkatkan indek pertanaman, d)

keunggulan dan kesesuaian hasil panen dengan permintaan pasar. Sistem produksi,

sertifikasi, dan peredaran benih bina, saat ini diatur melalui Peraturan Menteri Pertanian

Republik Indonesia No.02/Permentan/SR.120/1/2014. Namun pelaksanaan-nya di

lapangan masih terjadi beberapa masalah diantaranya : a) penyediaan benih terlambat

Page 23: LAPORAN HASIL KEGIATAN MODEL PENYEDIAAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/13-Laporan AKHIR-MANDIRI... · dan pendistribusian benih berkualitas varietas unggul spesifik lokasi

11

sehingga tidak sesuai dengan musim tanam, b) jumlah kebutuhan benih tidak terpenuhi,

c) kualitas benih kurang baik, d) varietas yang tersedia tidak sesuai dengan kebutuhan

petani, dan e) mutu benih yang kurang baik.

Perbanyakan benih pada umumnya dimulai dari penyediaan benih penjenis (BS)

oleh Balai Penelitian Komoditas, sebagai sumber bagi perbanyakan benih dasar (FS), benih

dasar sebagai sumber bagi perbanyakan benih pokok (SS), dan benih pokok sebagai

sumber bagi perbanyakan benih sebar (ES).

Kesinambungan alur perbanyakan benih tersebut sangat berpengaruh terhadap

ketersediaan benih sumber yang sesuai dengan kebutuhan produsen/penangkar benih dan

menentukan proses produksi benih sebar. Kelancaran alur perbanyakan benih sangat

menentukan kecepatan penyebaran varietas unggul baru kepada petani.

Varietas unggul merupakan salah satu teknologi yang berperan penting dalam

peningkatan kuantitas dan kualitas produk pertanian. Varietas unggul tanaman padi telah

diadopsi oleh petani secara luas merupakan kontribusi nyata dalam pembangunan

pertanian di Indonesia. Secara terus menerus, varietas-varietas unggul tersebut terus

diperbaiki keunggulannya melalui proses pemuliaan, dan apabila memenuhi persyaratan,

selanjutnya di lepas secara resmi oleh Pemerintah (Menteri Pertanian) sebagai varietas

unggul baru (VUB).

Penggunaan benih yang bermutu dan bersertifikat sudah tidak diragukan lagi,

banyak hasil penelitian membuktikan bahwa penggunaan benih yang bermutu dapat

memberikan peningkatan produksi tanaman pertanian. Oleh karena itu ketersediaan benih

yang bersertifikat di tingkat petani merupakan syarat mutlak dalam mendukung

peningkatan produksi dan kualitas hasil komoditas pertanian. Penggunaan benih yang

bersertifikat akan memperoleh beberapa keuntungan antara lain dapat meningkatkan

produksi per satuan luas dan satuan waktu juga dapat meningkatkan kualitas hasil yang

pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan petani.

Page 24: LAPORAN HASIL KEGIATAN MODEL PENYEDIAAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/13-Laporan AKHIR-MANDIRI... · dan pendistribusian benih berkualitas varietas unggul spesifik lokasi

12

Mengingat beberapa keuntungan tersebut, maka benih unggul padi, Jagung dan

kedelai yang bermutu dan bersertifikat hendaknya tersedia di tingkat petani secara

keseluruhan. Oleh karena itu ketersediaan benih tersebut harus memenuhi enam prinsip

tepat yaitu; tepat varietas, tepat mutu, tepat waktu, tepat lokasi, dan tepat harga. Untuk

ketersediaan benih yang bermutu tersebut maka peran BBI, BBU dan BPTP sangat

diharapkan.

Makarim et al (2000), menyatakan bahwa belum optimalnya produktivitas padi di

lahan sawah, antara lain disebabkan oleh rendahnya efisiensi pemupukan, belum

efektifnya pengendalian hama dan penyakit, penggunaan benih kurang bermutu dan

varietas yang dipilih kurang adaptif.

Pada tahun 2011, pertumbuhan industri pakan ternak diperkirakan 6 persen.

Produksi pakan ternak tahun 2010 mencapai 9,1 juta ton. Produk kedelai sebagai bahan

olahan pangan berpotensi dan berperan dalam menumbuhkembangkan industri kecil

menengah bahkan berpeluang pula sebagai komoditas ekspor. Berkembangnya industri

pangan berbahan baku kedelai membuka peluang kesempatan kerja dalam sistem

produksi, mulai dari budidaya, panen, pengolahan pascapanen dan transportasi. Agar

produksi kedelai dan produk olahannya mampu bersaing di pasar, maka mutunya perlu

ditingkatkan. Oleh karena itu, pembinaan terhadap pengembangan proses produksi,

pengolahan dan pemasaran, khususnya penerapan jaminan mutu memegang peranan

penting. (Ditjen Tanaman Pangan, 2010)

Luas tanam jagung di Provinsi Aceh mencapai 41.198 ha, produksi yang dicapai

125.155 ton dengan produktivitas rata-rata 3,403 ton/ha (Dinas Pertanian Tanaman

Pangan dan Hortikultura Prov. Aceh, 2008). Diperkirakan kebutuhan benih jagung untuk

luas lahan 41.198 ha mencapai 823.960 kg dengan asumsi kebutuhan benih 20 kg/ha.

Di Provinsi Aceh penangkar padi dan kedelai tersebar di Kabupaten Aceh Besar,

Pidie, Pidie Jaya, Bireuen, Aceh Utara, Aceh Timur, Aceh Barat, Aceh Barat Daya dan

beberapa kabupaten lainnya sedangkan penangkar benih jagung belum ada namun

Page 25: LAPORAN HASIL KEGIATAN MODEL PENYEDIAAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/13-Laporan AKHIR-MANDIRI... · dan pendistribusian benih berkualitas varietas unggul spesifik lokasi

13

pengembangan areal pertanaman jagung berada di Kabupaten Aceh Tenggara, Gayo Lues

dan Aceh Selatan.

1.3. Tujuan

1. Mendapatkan Model Penyediaan Benih untuk Pemenuhan Kebutuhan Wilayahnya

melalui Peningkatan Kemampuan Calon Pengankar Padi.

2. Mendapatkan Model Penyediaan Benih untuk Pemenuhan Kebutuhan Wilayahnya

melalui Peningkatan Kemampuan Calon Pengankar Jagung.

3. Mendapatkan Model Penyediaan Benih untuk Pemenuhan Kebutuhan Wilayahnya

melalui Peningkatan Kemampuan Calon Pengankar Kedelai.

1.4. Keluaran Yang Diharapkan

1. Tersedianya Model Penyediaan Benih untuk Pemenuhan Kebutuhan Wilayahnya

melalui Peningkatan Kemampuan Calon Pengankar Padi.

2. Tersedianya Model Penyediaan Benih untuk Pemenuhan Kebutuhan Wilayahnya

melalui Peningkatan Kemampuan Calon Pengankar Jagung.

3. Tersedianya Model Penyediaan Benih untuk Pemenuhan Kebutuhan Wilayahnya

melalui Peningkatan Kemampuan Calon Pengankar Kedelai

1.5. Perkiraan Manfaat Dan Dampak

Model Penyediaan Benih untuk Pemenuhan Kebutuhan Wilayah bermanfaat untuk

meningkatkan kemampuan Calon Pengankar dengan penerapanteknis produksi benih,

terarah dan berkelanjutan sehingga calon penangkar mampu memproduksi benih padi,

jagung dan kedelai secara mandiri pada kawasan pengembangan dalam jumlah cukup dan

kualitas sesuai dengan standar mutu benih.Dampak dari model penyediaan benih untuk

memantapkan kelembagaan perbenihan di kawasan pengembangan padi, jagung dan

kedelai guna menjamin penyediaan dan pendistribusian benih berkualitas. Terbinanya

kelompok penangkar benihsecara mandiri di wilayah Provinsi Aceh

Page 26: LAPORAN HASIL KEGIATAN MODEL PENYEDIAAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/13-Laporan AKHIR-MANDIRI... · dan pendistribusian benih berkualitas varietas unggul spesifik lokasi

14

II. PROSEDUR PELAKSANAAN

2.1. Pendekatan

Kegiatan ini dilaksanakan melalui pendekatan partisipatif bersama petani yaitu

dengan metoda Participatory Rural Apparaisal (PRA), pelaksanaan metoda menyangkut

tentang studi potensi wilayah, identifikasi permasalahan serta solusi pemecahan masalah

khususnya terhadap sistem perbenihan padi dan kedelai.

Pelaksanaan pengembangan model kawasan mandiri benih padi, kedelai dan

jagung ini dilakukan pada daerah–daerah sentra produksi padi, kedelai dan jagung yang

permasalahan utama dalam meningkatkan produksi terkendala akibat kurang tersedianya

benih unggul yang bermutu. Kegiatan ini juga dilaksanakan terutama di daerah yang

masyarakat taninya sudah mengenal dan mau menggunakan teknologi yang sudah ada

termasuk penggunaan varietas-varietas unggul yang telah dilepas.

Kegiatan ini dilaksanakan dengan berkoordinasi dengan Dinas Pertanian, Balai

Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB), Badan Pelaksanana Penyuluhan dan Ketahanan

Pangan setempat dan BPP yang ada di lokasi masing–masing yang wilayah kerjanya

terlibat dengan kegiatan ini. semua instansi yang terlibat bersama tim turut menentukan

lokasi dan penangkar yang terlibat didalamnya sehingga diharapkan nantinya penyuluh

baik yang PNS ataupun yang THL yang ada di BPP tersebut.

2.2. Waktu dan Tempat

Kegiatan Model Penyediaan Benih untuk Pemenuhan Kebutuhan Wilayahnya

melalui Peningkatan Kemampuan Calon Pengankar padi, jagung dan kedelai dilaksanakan

mulai pada bulan Januari sampai dengan bulan Desember 2015.

Lokasi kegiatan Kegiatan Model Penyediaan Benih untuk Pemenuhan Kebutuhan

Wilayah di Provinsi Acehadalah sebagai berikut :

1. Komoditi padi di Desa Pulo Raya Kecamatan Titeue dan Desa Paloh Tengoh

Kecamatan Kemala Kabupaten Pidie,

Page 27: LAPORAN HASIL KEGIATAN MODEL PENYEDIAAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/13-Laporan AKHIR-MANDIRI... · dan pendistribusian benih berkualitas varietas unggul spesifik lokasi

15

2. Komoditi jagung di Desa Sigleng Kecamatan Trumon Kabupaten Aceh Selatan,

3. Komoditi Kedelai di Desa Kayee Jato Kecamatan Bandarbaru Kabupeten Pidie

Jaya.

2.3. Ruang Lingkup Kegiatan

Ruang lingkup kegiatan Model Penyediaan Benih untuk Pemenuhan Kebutuhan

Wilayah seperti terlihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Ruang lingkupKegiatan Model Penyediaan Benih untuk Pemenuhan Kebutuhan Wilayah di Provinsi Aceh.

No Kegiatan Keluaran

1. Identifikasi Lokasi Data potensi dan sumberdaya wilayah kegiatan Pengembangan Model Kawasan Mandiri Benih Padi, Kedelai dan Jagung serta sarana pendukung kegiatan.

2. Perencanaan Kebutuhan Benih Data kebutuhan benih Kelas FS, SS dan ES pada masing-masing kawasan

3. Identifikasi dan penentuan petani/calonPenangkar

Jumlah dan luas petani/kelompok tani penangkar binaan

Paket teknologi Pengankaran benih yang akanditerapkan

4. Penyediaan benih sumber Tersedianya benih sumber untuk perbanyakan benih sebar.

5. Pendampingan Produksi benih Diperoleh benih sebar bermutu dengan ketersediaan benih yang memenuhi kriteria 6 tepat

6. Pelatihan petugas dan petani Penangkar

Petani dan petugas memahami teknis perbanyakan benih padi, kedelai dan jagung serta melanjutkan kepada proses sertifikasi benih.

7. Pelaporan Laporan bulanan Laporan tengah tahunan Laporan akhir

8. Seminar Seminar hasil kegiatan

Page 28: LAPORAN HASIL KEGIATAN MODEL PENYEDIAAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/13-Laporan AKHIR-MANDIRI... · dan pendistribusian benih berkualitas varietas unggul spesifik lokasi

16

2.4. Bahan dan Metode Pelaksanaan Kegiatan

Bahan dan alat yang digunakan berupa ATK, saprodi (benih padi dan kedelai

varietas unggul baru komposit: Inpari-30, Anjasmoro dan tetua Jagung hibrida Bima 20

URI (induk jantan Nei 9008 P dan Materi Benih Induk Betina adalah G180//MR14),

berbagai macam pupuk, pestisida, cangkul, timbangan, meteran, tali ajir, handspayer, dan

lain-lain.

Pada dasarnya untuk menghasilkan benih bersertifikat harus melalui 27 tahap

kegiatan seperti tabel di bawah ini :

Tabel 2. Tahapan Proses menghasilkan Benih Bersertifikat

No. Tahapan Kegiatan

1. Menentukan varietas, memilih

areal dan konsultasi

Pekerjaan ini dimulai sejak awal atau 9

minggu s/d 11 minggu sebelum tanam.

a. Varietasnya disesuai dengan kehendak

penangkar benih dan kebutuhan petani

pemakai benih, kelas benih yang ditanam

lebih tinggi dari pada kelas benih yang akan

dihasilkan, benih yang akan ditanam harus

mempunyai label/segel,

b. Areal pertanaman sebaiknya dipilih:

pengairannya terjamin,bekas pertanaman

yang tidak sejenis dari varietas yang sama.

2. Mengajukan Permohonan

Sertifikasi Benih

Penangkar benih harus mengajukan

permohonan sertifikasi benih kepada

UPTDBalai Perbenihan Pertanian Provinsi Aceh

melalui petugas pada masing-masing

kabupaten setempat dan paling lambat 10 hari

sebelum tabur.

Page 29: LAPORAN HASIL KEGIATAN MODEL PENYEDIAAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/13-Laporan AKHIR-MANDIRI... · dan pendistribusian benih berkualitas varietas unggul spesifik lokasi

17

3. Pengolahan tanah Pengolahan tanah baik untuk pertanaman

dan/atau untuk persemaian dimulai sejak 6 s/d

8 minggu sebelum tanam. Hal ini bertujuan

untuk menghindari pengaruh sampingan dari

proses pelapukan bahan organik dan rumput-

rumputan yang berakibat buruk terhadap

pertumbuhan tanaman.

4. Pemeriksaan lapangan

pendahuluan

Pemeriksaan lapangan pendahuluan dilakukan

pada waktu sebelum pengolahan tanah sampai

dengan sebelum tanam. Pemeriksaan lapangan

dilakukan oleh petugas lapangan/pengawasan

benih yang ditunjuk/ ditugaskan oleh UPTD

Balai Perbenihan Pertanian Provinsi Aceh.

5. Menabur dan memelihara

persemaian (khusus untuk

tanaman yang tanam pindah)

Penangkar benih dapat menaburkan benihnya

(untuk tanaman yang membutuhkan

persemaian) pada persemaian kurang lebih 3

minggu sebelum tanam dan selanjutnya

persemaian dipelihara sampai cukup waktunya

untuk dicabut/dipindahkan ke lapangan. Disini

juga dilakukan pemupukan, pengairan,

pemberantasan hama/penyakit, dan seleksi/

roguing.

6. Menanam Bibit/Benih Batas waktu tanam dalam satu blok

pertanaman adalah maksimal 7 hari, apabila

waktu penanaman lebih dari 7 hari, maka

hendaknya blok ini dijadikan sebagai blok yang

lain/terpisah.

7. Seleksi atau Roguing Fase

Vegetatif

Seleksi dimulai pada umur 12, 48 hari setelah

tanam atau disesuaikan dengan masing-

Page 30: LAPORAN HASIL KEGIATAN MODEL PENYEDIAAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/13-Laporan AKHIR-MANDIRI... · dan pendistribusian benih berkualitas varietas unggul spesifik lokasi

18

masing komoditas tanaman. Seleksi ini

didasarkan pada sifat-sifat tanaman antara lain

(tergantung komoditi) : bentuk tanaman,

warna pangkal batang, warna permukaan

daun, warna telinga dan lidah daun, warna

hipokotil dan sebagainya.

8. Pemberitahuan Pemeriksaan

Lapangan Fase Vegetatif

Penangkar benih harus menyampaikan

pemberitahuan untuk pemeriksaan lapangan

untuk fase vegetatif kepada UPTD Balai

Perbenihan Pertanian Provinsi Aceh melalui

petugas lapangan/pengawas benih di

Kabupaten setempat pada minggu keempat

setelah tanam atau menurut jadwal masing-

masing jenis komoditas.

9. Pemeriksaan lapangan fase

vegetatif (pertama)

Pemeriksaan lapangan fase vegetatif

(pertama) dilakukan pada minggu kelima s/d

keenam (sesuai dengan komoditas) setelah

tanam. Apabila pada pemeriksaan ini areal

pertanaman tidak memenuhi standar, maka

dilakukan pemeriksaan lapangan pertama

(ulangan) pada minggu kedelapan setelah

tanam.

10. Seleksi/Roguing Fase Berbunga Seleksi dimulai pada umur 9 s/d 10 minggu

atau sesuai dengan komoditas masing-masing,

yaitu apabila tanaman sudah berbunga. Seleksi

fase berbunga dimaksudkan untuk

menghilangkan tanaman yang sifat-sifatnya

menyimpang dari diskripsi yang telah

ditetapkan oleh pemulia tanaman/instansinya,

Page 31: LAPORAN HASIL KEGIATAN MODEL PENYEDIAAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/13-Laporan AKHIR-MANDIRI... · dan pendistribusian benih berkualitas varietas unggul spesifik lokasi

19

misalnya: tinggi tanaman, berbunga terlalu

cepat, bentuk gabah/polong, ukuran

gabah/polong/biji, warna polong/ujung gabah

dan sebagainya.

11. Pemberitahuan Pemeriksaan

Fase Berbunga Termasuk

Ulangan

Penangkar benih harus memberitahukan

pemeriksaan lapangan fase berbunga pada

minggu kesembilan, pemeriksaan lapangan

harus tepat pada waktunya, sehingga apabila

pada pemeriksaan lapangan tidak memenuhi

standar lapangan masih mempunyai

kesempatan untuk mengulang.

12. Pemeriksaan lapangan fase

berbunga (kedua)

Pemeriksaan lapangan fase berbunga (kedua)

dilakukan pada minggu kesepuluh setelah

tanam atau sesuai dengan jadwal masing-

masing komoditas. Apabila pada pemeriksaan

lapangan ini areal pertanaman tidak memenuhi

standar lapangan, maka pemeriksaan lapangan

ulangan dilakukan selambat-lambatnya minggu

kesebelas setelah tanam atau sesuai dengan

jadwal masing-masing komoditas.

13. Seleksi fase masak Seleksi ini dilakukan pada minggu ke-12

sampai 15 setelah tanam tergantung komoditi,

seleksi fase masak bertujuan untuk

menghilangkan tanaman yang sifatnya

menyimpang dari diskripsi seperti : tinggi

tanaman, berbunga terlalu lambat, bentuk

gabah/polong, ukuran gabah/polong/biji,

warna polong/ujung gabah dan sebagainya

14. Pemberitahuan pemeriksaan Penangkar benih harus memberitahukan

Page 32: LAPORAN HASIL KEGIATAN MODEL PENYEDIAAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/13-Laporan AKHIR-MANDIRI... · dan pendistribusian benih berkualitas varietas unggul spesifik lokasi

20

lapangan fase masak pemeriksaan lapangan fase masak kepada

UPTD Balai Perbenihan Pertanian Provinsi Aceh

atau kepada petugas lapangan/pengawas

benih kabupaten setempat pada minggu ketiga

belas setelah tanam atau 2 sampai 3 minggu

sebelum saat panen.

15. Pemeriksaan lapangan fase

masak

Pemeriksaan lapangan fase masak dilakukan

hanya satu kali. Apabila hasil lapangan

memenuhi standar untuk kelas benih yang

dimaksud maka pertanaman tersebut

dinyatakan lulus/memenuhi standar lapangan.

Sedangkan apabila hasil pemeriksaan

lapangan ternyata tidak memenuhi standar,

maka penurunan kelas benih diizinkan

sepanjang data hasil pemeriksaan lapangan

memenuhi standar untuk kelas benih yang

bersangkutan.

16. Pelaksanaan panen Pelaksanaan panen dilakukan setelah tanaman

atau apabila butir-butir/polong benih telah

menunjukkan kemasakan di atas 80%.

17. Pengawasan panen Pengawasan panen dilakukan oleh petugas

lapangan/pengawas benih UPTD Balai

Perbenihan Pertanian di kabupaten setempat

pada saat pelaksanaan panen. Pengawasan

panen bertujuan untuk memeriksa : benih

yang sedang dipanen pada satu blok

pertanaman terhindar dari percampuran

dengan benih dari blok lainnya, kemudian alat

atau wadah untuk panen, bersih dan terhindar

Page 33: LAPORAN HASIL KEGIATAN MODEL PENYEDIAAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/13-Laporan AKHIR-MANDIRI... · dan pendistribusian benih berkualitas varietas unggul spesifik lokasi

21

dari percampuran dengan varietas lain.

18. Pemberitahuan pemeriksaan

alat-alat prosessing/gudang

Penangkar benih harus mengajukan membe-

ritahukan pemeriksaan alat-alat

prosessing/gudang paling lambat satu bulan

sebelum panen.

19. Pemeriksaan alat-alat

prosessing/gudang.

Dilakukan sebelum alat-alatprosessing/gudang

tersebut digunakan.

20. Pengolahan benih. Pengolahan benih adalah kegiatan perontokan,

pengeringan, pembersihan, pemberian obat-

obatan pencegah hama/penyakit, pengepakan

benih dan pekerjaan lain sebelum benih

dipasarkan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah benih

tersebut tidak tercampur dengan varietas lain,

identifikasi kelompok penangkar, seperti

nomor kelompok, jenis tanaman/varietas, asal

lapangan jumlah benih dan tanggal panen,

kadar air yang tepat, benih diusahakan agar

seminimal mungkin tidak terdapat gabah yang

hampa.

21. Pengawasan pengolahan benih Pengawasan pengolahan benih dilakukan oleh

petugas lapangan/ pengawas benih di

kabupaten setempat pada saat pengolahan

benih dilaksanakan.

22. Pemberitahuan pengambilan

contoh benih

Pemberitahuan pengambilan contoh benih

diajukan apabila :

a. Benih yang akan diambil contohnya telah

dimasukkan kedalam wadah yang bersih.

b. Benih telah diatur dan disimpan sedemikian

Page 34: LAPORAN HASIL KEGIATAN MODEL PENYEDIAAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/13-Laporan AKHIR-MANDIRI... · dan pendistribusian benih berkualitas varietas unggul spesifik lokasi

22

rupa sehingga menjadi suatu kelompok

benih yang homogen disertai dengan

tanda/keterangan mengenai: nomor

kelompok benih, jenis tanaman/varietas,

areal lapangan, jumlah benih dan tanggal

panen.

23. Pengambilan contoh benih Pengambilan contoh benih dilakukan oleh

petugas lapangan/pengawas benih yang

ditunjuk/ditugaskan oleh UPTD Balai

Perbenihan Pertanian di kabupaten setempat

atas dasar pemberitahuan dari penangkar

benih.

24. Pengujian benih di laboratorium Pengujian benih dilakukan di laboratorium

benih UPTD Balai Perbenihan Pertanian

Provinsi Aceh di Banda Aceh.

25. Permintaan label Penangkar benih dapat memesan atau

membeli label serta pemasangannya kepada

UPTD Balai Perbenihan Pertanian atau melalui

petugas lapangan/pengawas benih UPTD Balai

Perbenihan Pertanian Kabupaten setempat.

Jumlah label sesuai dengan Tonase (volume

benih) dari kelompok benih yang telah lulus

pengujian laboratorium untuk masing-masing

kelas benihnya. Setiap label harus dilegalisir

dan mempunyai nomor-nomor seri label yang

dikeluarkan oleh UPTD Balai Perbenihan

Pertanian Provinsi Aceh.

26. Pemasaran benih. Batas waktu maksimum benih tersebut

dipasarkan adalah sesuai dengan ketentuan

Page 35: LAPORAN HASIL KEGIATAN MODEL PENYEDIAAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/13-Laporan AKHIR-MANDIRI... · dan pendistribusian benih berkualitas varietas unggul spesifik lokasi

23

yang telah ditetapkan untuk masing-masing

komoditas tanaman. Lebih dari waktu yang

telah ditetapkan tersebut, maka benih harus

diuji kembali di laboratorium. Apabila benih

yang diuji kembali itu memenuhi standar mutu

yang ditetapkan, untuk masing-masing kelas

benih maka benih tersebut dapat dipasarkan

kembali. Tetapi apabila tidak memenuhi

standar mutu yang ditetapkan, maka

penurunan kelas benih diujikan sepanjang

benih tersebut memenuhi standar mutu untuk

kelas benih yang bersangkutan.

27. Pengawasan pemasaran benih Pengawasan pemasaran benih dilakukan oleh

pengawas benih yang ditunjuk ditugaskan oleh

UPTD Balai Perbenihan Pertanian Provinsi

Aceh.Pada benih yang dipasarkan sewaktu-

waktu akan datang pengawas benih untuk

memeriksa serta mengambil contoh benih

dalam rangka pengecekan mutu benih untuk

menghindari manipulasi data yang tercantum

pada label.

Page 36: LAPORAN HASIL KEGIATAN MODEL PENYEDIAAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/13-Laporan AKHIR-MANDIRI... · dan pendistribusian benih berkualitas varietas unggul spesifik lokasi

24

III. HASIL DAN PEMBAHASAN SEMENTARA

3.1. Gambaran Umum Model Penyediaan Benih untuk Pemenuhan Kebutuhan Wilayah

Model Penyediaan Benih untuk Pemenuhan Kebutuhan Wilayahyang dibangun

berdasarkan pada Model Sistem Perbanihan Berbasis Masyarakat yang dikembangkan oleh

Consortium for Unfavourable Rice Environment (CURE), IRRI yang terdiri dari sub-sistem

sebagai berikut:

Tabel 8. Model Sistem Perbenihan Berbasis Masyarakat

Sub-sistem Teknologi Sub-sistem Proses Sub-sistem Dukungan

Varietas baru adaptif DPI Penilaian kebutuhan Organisasi pelaksanaan Manajemen kesehatan

benih Pemilihan varietas Hubungan pasar

(pengguna) Pengelolaan tanaman

terpadu Pelatihan Local champion

(penangkar lokal andalan) Tanaman dan

manajemen sumberdaya alam

Kunjungan lapangan Jaminan mutu

Keterangan: DPI : dampak perubahan iklim Sumber: CURE, IRRI

Balai penelitian yang dalam hal ini terdiri atas Balai Besar Penelitian Tanaman Padi

(BB Padi), Balai Penelitian Tanaman Serealia (Balitsereal) dan Balai Penelitian Tanaman

Aneka Kacang dan Umbi (Balitkabi) bertanggung jawab pada penyediaan teknologi dan

manajemen kesehatan benih serta menyediakan benih sumber pada Sub-sistem

Teknologi. Sub-sistem Proses dilakukan bersama oleh Balai Penelitian, Balai Pengkajian

Teknologi Pertanian (BPTP) dan pengguna (petani dan penangkar) dalam memilih varietas

baru yang sesuai dengan kondisi spesifik lokasi. Dalam upaya penyediaan benih di suatu

kawasan dari varietas yang sesuai dengan preferensi pengguna perlu melibatkan

penangkar lokal unggulan (local champion) dengan organisasi pelaksanaan, hubungan

pemasaran dan jaminan mutu dibina bersama oleh Balai Penelitian dan BPTP dalam Sub-

sistem Dukungan.

Page 37: LAPORAN HASIL KEGIATAN MODEL PENYEDIAAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/13-Laporan AKHIR-MANDIRI... · dan pendistribusian benih berkualitas varietas unggul spesifik lokasi

25

Alur produksi dan distribusi benih mengikuti Sistem Perbenihan Nasional untuk

varietas padi, jagung, dan kedelai yang belum populer. Sejalan dengan alur penyediaan

benih sumber yang bermutu, dan tersedia dalam jumlah yang sesuai kebutuhan, maka

perbanyakan benih sumber (NS-BS) menjadi benih sumber FS, SS, sampai ES,

memerlukan sinkronisasi dan sinergi dari Balit Komoditas, BPTP dan Penangkar Lokal

NS Balai Penelitian Komoditas (UPBS)

Label Kuning BS Balai Penelitian Komoditas (UPBS)

Label Putih FS Balai Penelitian Komoditas (UPBS)

Label Ungu SS BPTP (UPBS)

Label Biru ES Calon Penangkar

Gambar 1. Alur produksi dan distribusi benih

Pada alur produksi dan distribusi benih tersebut (Gambar 1) sangat membutuhkan

dukungan dan peran BPTP sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balitbangtan di daerah,

yang secara Tugas dan Fungsi salah satunya adalah mendiseminasikan inovasi pertanian

spesifik lokasi, termasuk didalamnya adalah teknologi perbenihan padi, jagung, dan

kedelai. Peran BPTP dan sinerginya dengan kelembagaan perbenihan daerah, terutama

dengan Penangkar Benih Lokal sangat nyata dan dibutuhkan dalam mendukung logistik

benih daerah untuk mewujudkan Kawasan Mandiri Benih.Partnership (antara K/L dan

petani/penangkar), Ownership (rasa memiliki dari komunitas/petani), dan Promotion

(temu lapang) merupakan kunci keberhasilan dari implementasi model ini (Monjo dan

Mgonja, 2004).

Balitkomoditas adalah balai pelaksana pemuliaan tanaman yang menghasilkan

varietas unggul baru beserta benih inti dan benih sumber klas BS dan FS yang diproduksi

oleh UPBS Balitkomoditas. UPBS Balitkomoditas penghasil benih sumber padi, jagung dan

kedelai secara berurutan BB Padi, Balitsereal, Balitkabi menguasai teknologi produksi

Page 38: LAPORAN HASIL KEGIATAN MODEL PENYEDIAAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/13-Laporan AKHIR-MANDIRI... · dan pendistribusian benih berkualitas varietas unggul spesifik lokasi

26

benih dan telah menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001-2008 untuk memproduksi

benih sumber klas BS dan FS.

Gambar 2. Pola pembentukan model Kawasan Mandiri Benih

BPTP mengidentifikasi Calon Penangkar yang menyediakan benih di suatu wilayah

namun belum mendaftarkan kegiatan produksi benih mereka kepada dinas pertanian dan

melakukan sertifikasi benih yang diproduksi pada BPSB. Dalam upaya meningkatkan mutu

benih produksi calon penangkar BPTP menyelenggarakan sekolah lapang produksi benih

dengan mengadakan laboratorium lapang produksi benih sumber klas SS pada luasan 1

ha. Varietas yang ditanam pada LL adalah varietas yang telah melalui uji adaptasi dan

disukai oleh pengguna di lokasi tersebut. Teknik produksi benih yang diterapkan adalah

teknik produksi benih yang dilakukan Balitkomoditas dengan pendampingan teknologi dan

manajemen mutu oleh UPBS Balitkomoditas.

Page 39: LAPORAN HASIL KEGIATAN MODEL PENYEDIAAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/13-Laporan AKHIR-MANDIRI... · dan pendistribusian benih berkualitas varietas unggul spesifik lokasi

27

3.2. Model Penyediaan Benih untuk Pemenuhan Kebutuhan Wilayahnya

melalui Peningkatan Kemampuan Calon Pengankar Padi.

Kegiatan konsultasi dan koordinasi pelaksanaan Model Penyediaan Benih untuk

Pemenuhan Kebutuhan Wilayah melalui Peningkatan Kemampuan Calon Penangkar Padi

bertemu dengan kepala Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten

Pidie dan kemudian dilanjutkan dengan menemui Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pidie

untuk menjelaskan dan menerima masukan dalam rangka pelaksanaan kegiatan tersebut.

Calon penangkar yang ditargetkan menjadi penangkar benih pada model

kawasan mandiri benih adalah calon penangkar (penangkar non formal), yaitu penangkar

yang sudah terbiasa memproduksi benih tetapi dalam proses produksinya belum

melakukan sertifikasi benih oleh BPSB. BPTP berkoordinasi dengan BPSB mengidentifikasi

calon penangkar yang akan dibina. Penangkar non formal ini selanjutnya mendapatkan

bimbingan dari BPTP dalam hal teknik produksi benih (pra dan pasca panen) serta proses

sertifikasi benih, sehingga penangkar non formal tersebut dapat berkembang menjadi

penangkar formal.

Pemilihan calon lokasi model kawasan mandiri benih didasarkan pada luas areal

tanam PJK. Artinya model kawasan mandiri benih tersebut berada pada daerah sentra

maupun pengembangan PJK.

Dalam pemilihan lokasi yang perlu dipertimbangkan diantaranya adalah

kemudahan akses ke lokasi produksi (kondisi jalan, transportasi), kondisi fisik lokasi, dan

isolasi. Lahan untuk produksi benih sebaiknya lahan bera atau bekas pertanaman varietas

yang sama, atau varietas lain yang karakteristik pertumbuhannya berbeda. Lahan dalam

kondisi subur dengan air irigasi dan saluran drainase yang baik, bebas dari sisa tanaman

atau varietas lain. Isolasi jarak minimal antara dua varietas yang berbeda adalah 3 meter.

Apabila tidak memungkinkan, untuk memperoleh waktu pembuangan yang berbeda bagi

pertanaman dari varietas yang umurnya relative sama perlu dilakukan isolasi waktu tanam

sekitar empat minggu.

Page 40: LAPORAN HASIL KEGIATAN MODEL PENYEDIAAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/13-Laporan AKHIR-MANDIRI... · dan pendistribusian benih berkualitas varietas unggul spesifik lokasi

28

Adapun lokasi kegiatan Model Penyediaan Benih untuk Pemenuhan Kebutuhan

Wilayahnya melalui Peningkatan Kemampuan Calon Pengankar Padi dilaksanakan pada

Kabupaten Pidie Provinsi Aceh.

Tabel 9.Lokasi Kegiatan Model Penyediaan Benih Padi untuk Pemenuhan Kebutuhan Wilayahnya di Kabupaten Pidie

No Uraian Keterangan

1. Kabupaten Pidie

2. Kecamatan Titeue Keumala

3. Desa Polo Raya Paloh Tengoh

4. Kelompok Tani Bintang Pade Udep Tani

5. Ketua Kelompok M. Yunus T. Idris

6. Jumlah Petani calon penangkar 8 Orang 9 Orang

7. Varitas yang dikembangkan Inpari 30 Inpari 30

8. Luas tanam penangkaran benih 2 Ha 2 Ha

a. Preferensi petani dan pengguna terhadap Keragaan Tanaman

Preferensi petani dan pengguna dikaji dengan melakukan Focos Group Discussion

(FGD) pada lokasi perbanyakan benih padi UPBS BPTP Aceh Kecamatan Sakti Kabupaten

Pidie. Pada lokasi tersebut terdapat beberapa varietas yang dapat dipilih petani dan calon

penangkar. Varietas yang tersedia adalah Ceherang, Inpari 16, 30, 31, 32 dan Inpari

Sidenuk.

Karakter yang dinilai oleh responden diantara keragaan tanaman (meliputi

penilaian secara umum terhadap penampilan tanaman seperti tinggi, jumlah anakan

produktif, malai), karakter gabah (bentuk, ukuran, dan warna gabah), kakter beras

(bentuk, ukuran, dan warna beras), dan karakter nasi (tekstur, aroma, rasa, dan warna

nasi).

Page 41: LAPORAN HASIL KEGIATAN MODEL PENYEDIAAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/13-Laporan AKHIR-MANDIRI... · dan pendistribusian benih berkualitas varietas unggul spesifik lokasi

29

Keragaan tanaman merupakan karakter yang mudah dilihat oleh petani dan

pengguna di lapangan produksi. Preferensi VUB dilihat dari rentang 1 – 3 ( tidak suka,

suka dan sangat suka). Hasil preferensi 3 varietas terhadap keragaan tanaman dapat

dilihat pada gambar berikut :

Gambar 3. Preferensi petani/pengguna terhadap keragaan tanaman

Berdasarkan data diatas diketahui bahwa para petani maupun pengguna VUB

menyenangi tanaman yang relatif tinggi (74,51 % suka). Hal ini disebabkan kebiasaan

petani di Provinsi Aceh mereka malakukan panen dengan memotong pada bagian tengah

batang padi, oleh karena itu mereka cendrung tidak suka tanaman padi yang

pendek/rendah karena akan menyulitkan pada waktu panen.

Karakter lain yang menjadi perhatian adalah umur tanaman (64,71 % Suka), para

petani menyukai umur tanaman yang tergolong sedang yaitu kisaran 110 – 120 hari

setelah semai. Terdapat 25,49 % petani/pengguna yang tidak menyukai umur tanaman

yang sangat genjah (kisaran kurang dari 100 hss). Posisi daun bendera juga mendapat

perhatian yang besar dari petani/pengguna di Provinsi Aceh, terdata sebesar 60,78 %

responden menyukai posisi daun bendera yang tegak, hal ini dipandang dapat mengurangi

serangan hama terutama hama burung. Faktor lain yang juga dianggap penting adalah

0.00

50.00

100.00

Suka

Sangat Suka

Page 42: LAPORAN HASIL KEGIATAN MODEL PENYEDIAAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/13-Laporan AKHIR-MANDIRI... · dan pendistribusian benih berkualitas varietas unggul spesifik lokasi

30

mengenai kerontokan gabah 58,82 % responden menyukai gabah yang relatif mudah

rontok, hal ini menyangkut dengan tingkat kebersihan gabah, karena gabah yang relatif

bersih biasanya mempunyai harga yang lebih baik.

b. Preferensi VUB terhadap tingkat ketahanan hama dan penyakit

Ketahanan hama maupun penyakit tanaman padi merupakan salah satu faktor

penentu produksi dan produktivitas tanaman padi di Indonesia, sering kali mengalami

penurunan bahkan sampai terjadi puso akibat adanya serangan hama. Hal ini disebabkan

selain iklim indonesia sangat menunjang perkembangan populasi hama juga sangat

dipengaruhi oleh perilaku petani yang menanam padi secara terus-menerus tanpa adanya

pergantian tanaman. Kondisi seperti ini akan menyediakan inang hama padi secara

kontinyu tanpa terputus. Selain itu perkembangan populasi hama juga disebabkan oleh

matinya musuh-musuh alami akibat dari penggunakan pestisida kimiawi yang kurang tepat

dan kurang bijaksana. Hasil Survey preferensi petani/pengguna terhadap ketahanan hama

dan penyakit dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 4. Preferensi petani/pengguna terhadap ketahanan hama dan penyakit

Ketahanan suatu varietas padi terhadap gangguan hama maupun penyakit

berbeda-beda. Tanggapan responden terhadap pilihan mana yang lebih penting apakah

0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

70.00

Tdk suka Suka Sangat Suka

Hama

Penyakit

Page 43: LAPORAN HASIL KEGIATAN MODEL PENYEDIAAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/13-Laporan AKHIR-MANDIRI... · dan pendistribusian benih berkualitas varietas unggul spesifik lokasi

31

suatu varietas lebih tahan terhadap hama ataupun penyakit, maka 62,75 % responden

menghendaki tanaman lebih tahan terhadap penyakit.

c. Bentuk, ukuran dan warna gabah

Bentuk, ukuran dan warna gabah merupakan gambaran dari bentuk, ukuran dan

warna beras nantinya. Hal ini sangat erat hubungannya dengan keinginan konsumen

tantang bentuk dan ukuran beras yang pada akhirnya akan mempunyai nilai jual yang

berbeda pula. Hasil Survey preferensi petani/pengguna terhadap bentuk, ukuran dan

warna gabah dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 5. Preferensi petani/pengguna terhadap bentuk, ukuran dan warna gabah

Dari ketiga parameter gabah, semua responden menganggap penting, hal ini

terlihat bahwa bentuk, ukuran dan warna gabah mempunyai nilai lebih dari 50 %. Bila

dilihat lebih jauh maka ukuran gabah merupakan karakter yang paling disukai atau paling

penting (62,75%) yang diikuti dengan warna gabah (60,78 %). Ukuran gabah yang lebih

besar akan menghasilkan beras yang kepala yang lebih banyak pula, sedangkan ukuran

gabah yang kecil akan menyebabkan relatif banyak beras yang patah.

0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

70.00

Tdk suka Suka Sangat Suka

Bentuk gabah

Ukuran gabah

Warna gabah

Page 44: LAPORAN HASIL KEGIATAN MODEL PENYEDIAAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/13-Laporan AKHIR-MANDIRI... · dan pendistribusian benih berkualitas varietas unggul spesifik lokasi

32

d. Tekstur, aroma, warna dan rasa nasi

Tekstur nasi yang disukai adalah tekstur pulen, pada umumnya di daerah Aceh

masyarakat menyukai tekstur nasi yang pulen. Hasil Survey preferensi petani/pengguna

terhadap tekstur, aroma, warna dan rasa nasi dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 6. Preferensi petani/pengguna terhadap tekstur, aroma, warna dan rasa nasi

Warna dan aroma nasi merupakan karakter yang penting bagi masyarakat Aceh,

68,63 % responden menyukai warna nasi yang putih bersih yang diikuti dengan aroma

nasi sebesar 56,86 %.

e.Preferensi petani/pengguna terhadap varietas

Dari penjelasan diatas pada akhirnya kesukaan petani/pengguna terhadap 6

(enam) varietas yang ada yaitu Ceherang, Inpari 16, 30, 31, 32 dan Inpari Sidenuk dapat

dilihat pada gambar berikut :

0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

70.00

Tekstur nasipulen

Aroma nasi Warna nasi Rasa nasi

Tdk suka

Suka

Sangat Suka

Page 45: LAPORAN HASIL KEGIATAN MODEL PENYEDIAAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/13-Laporan AKHIR-MANDIRI... · dan pendistribusian benih berkualitas varietas unggul spesifik lokasi

33

Gambar 7. Preferensi petani/pengguna terhadap penampilan varietas

Pelaksanaan Penangkaran benih padi varietas yang telah terpilih dilakukan dengan

menerapkan sistem produksi benih padi. Benih sumber yang digunakan untuk pertanaman

produksi benih satu kelas lebih tinggi dari kelas benih yang diproduksi dalam hal ini

menggunakan benih kelas FS untuk memproduksi benih kelas SS. Benih tersebut berasal

dari UPBS BPTP Aceh.

Pemeriksaan benih sumber mencakup sertifikasi benih yang berisi informasi

mengenai asal benih, varietas, tanggal panen maupun mutu benih (daya berkecambah,

kadar air, dan kemurnian fisik benih).Informasi ini diperlukan untuk kelengkapan proses

pengajuan sertifikasi benih.

Persemaian

Kondisi lahan untuk persemaian adalah lahan bekas pertanaman padi dengan

melakukan pengolahan tanah sambil sanitasi. Teknik pembuatan persemaian adalah

sebagai berikut :

• Tanah diolah, dibajak, dibuatkan bedengan dan dibiarkan dalam kondisi macak-macak

selama beberapa hari sampai lahan stabil, baru dilakukan penebaran benih padi.

Sebelum disebar, benih direndam terlebih dahulu selama 12 jam, kemudian diperam

24 jam dengan kreteria panjang akar/tunas tidak lebih dari 1 cm. akar/tunas yang

panjang akan menyulitkan penebaran benih.

0

5

10

15

20

Ceherang Inpari 16 Inpari 30 Inpari 31 Inpari 32 Inpari Sidenuk

Page 46: LAPORAN HASIL KEGIATAN MODEL PENYEDIAAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/13-Laporan AKHIR-MANDIRI... · dan pendistribusian benih berkualitas varietas unggul spesifik lokasi

34

• Pupuk yang digunakan di lahan persemaian adalah urea, SP-36, dan KCI masing-

masing dengan takaran 15 g/m.

• Kebutuhan benih untuk 1 ha areal pertanaman adalah 25 kg.

Penyiapan Lahan

• Persiapan lahan untuk pertanaman mirip dengan persemaian, namun tanpa

pembuatan bedengan.

• Tanah diolah secara sempurna, yaitu dibajak (pertama), digenangi selama dua hari

dan dikeringkan selama tujuh hari, lalu dibajak kembali (kedua), digenangi selama

dua hari dan dikeringkan lagi selama tujuh hari. Tarakhir, tanah digaru untuk

melumpurkan dan meratakan.

Penanaman

• Penanaman dilakukan pada saat bibit berumur 15-20 hari, 1 - 2 bibit perlubang.

• Jarak tanam 20 cm x 20 cm dengan pola tanam legowo 2 : 1

• Sisa bibit yang telah dicabut di persemaian diletakan dibagian pinggir petakan,

nantinya digunakan untuk menyulam.

• Penyulaman dilakukan paling lambat tujuh hari setelah tanam, dengan bibit dari

varietas dan umur yang sama.

Pemupukan

Kesuburan tanah beragam antar lokasi karena perbedaan sifat fisik dan kimianya.

Dengan demikian, kemampuan tanah untuk menyediakan hara bagi tanaman juga

berbeda. Pemupukan dimaksudkan untuk menambah penyediaan hara sehingga

mencukupi kebutuhan tanaman untuk tumbuh dan berproduksi dengan baik. Agar efisien,

takaran pupuk disesuaikan dengan kondisi lahan setempat.Untuk pupuk SP36 dan KCI,

takarannya disesuaikan dengan ketersediaan hara P dan K dalam tanah. Untuk pupuk

urea, takaran dan waktu pemberiannya disesuaikan dengan kebutuhan tanaman melalui

pemantauan dengan Bagan Warna Daun (BWD).

Page 47: LAPORAN HASIL KEGIATAN MODEL PENYEDIAAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/13-Laporan AKHIR-MANDIRI... · dan pendistribusian benih berkualitas varietas unggul spesifik lokasi

35

Pengairan

Sejak tanam hingga seminggu kemudian, air perlu tersedia secara cukup untuk

mendukung pertumbuhan akar tanaman. Ketinggian air sekitar 2-3 cm untuk mendorng

peetumbuhan anakan baru. Jika permukaan air terlalu tinggi, pertumbuhan anakan

tertekan. Tanaman padi umumnya memerlukan aerasi yang baik.

Penyiangan

Penyiangan bertujuan untuk membebaskan tanaman dari gangguan gulma.

Penyiangan dilakukan paling sedikit dua atau tiga kali, tergantung keadaan gulma,

menggunakan landak atau gasrok. Penyiangan dilakukan pada saat pemupukan susulan

pertama atau kedua.Ini dimaksudkan agar pupuk yang diberikan hanya diserap oleh

tanaman padi, jika gulma sudah dikendalikan.

Pengendalian hama dan penyakit

Hama dan penyakit tanaman merupakan faktor penting yang menyebabkan suatu

varietas tidak mampu menghasilkan seperti yang diharapkan. Karena itu, pengendalian

hama dan penyakit harus dilakukan secara terpadu.

Rouging/Seleksi

Salah satu syarat dari benih bermutu adalah memiliki tingkat kemurnian genetic

yang tinggi, oleh karena itu rouging perlu dilakukan dengan benar dan dimulai pada fase

vegetative sampai akhir pertanaman.Rouging adalah kegiatan membuang rumpun-rumpun

atau batang tanaman yang cirri-ciri morfologisnya menyimpang dari cirri-ciri varietas

tanaman yang benihnya diproduksi.

Hal-hal berikut dapat dipedomani sebagai patokan dalam pelaksanaan roguing:

Stadia vegetatif awal (35-45 HST)

• Tanaman yang tumbuh diluar jalur/barisan

• Tanaman/rumpun yang tipe pertunasan awalnya menyimpang dari sebagian besar

rumpun-rumpun yang lain

Page 48: LAPORAN HASIL KEGIATAN MODEL PENYEDIAAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/13-Laporan AKHIR-MANDIRI... · dan pendistribusian benih berkualitas varietas unggul spesifik lokasi

36

• Tanaman yang bentuk dan ukuran daunnya berbeda dengan sebagian besar rumpun-

rumpun lainnya

• Tanaman yang warna kaki atau daun pelepahnya berbeda dengan sebagian besar

rumpun-rumpun yang lain

• Tanaman/rumpun yang tingginya sangat berbeda (mencolok)

Stadia vegetatif akhir/anakan maksimum (50-60 HST)

• Tanaman yang tumbuh diluar jalur/barisan

• Tanaman/rumpun yang tipe pertunasan menyimpang dari sebagian besar rumpun-

rumpun yang lain

• Tanaman yang bentuk dan ukuran daunnya berbeda dengan sebagian besar rumpun-

rumpun lainnya

• Tanaman yang warna kaki atau helai daun dan pelepahnya berbeda dengan sebagian

besar rumpun-rumpun yang lain

• Tanaman/rumpun yang tingginya sangat berbeda (mencolok)

Stadia generatif awal/berbunga (85-90 HST)

• Tanaman/rumpun yang tipe tumbuhnya menyimpang dari sebagian besar rumpun-

rumpun yang lain

• Tanaman yang bentuk dan ukuran daun benderanya berbeda dari sebagian besar

rumpun-rumpun lainnya

• Tanaman yang berbunga terlalu cepat atau terlalu lambat dari sebagian besar

rumpun-rumpun yang lain

• Tanaman /rumpun yang memiliki eksersi malai berbeda

• Tanaman/rumpun yang memiliki bentuk dan ukuran gabah berbeda

Stadia generatif akhir/masak (100-115 HST)

• Tanaman/rumpun yang tipe tumbuhnya menyimpang dari sebagian besar rumpun-

rumpun yang lain

• Tanaman yang bentuk dan ukuran daun benderanya berbeda dengan sebagian

besar rumpun-rumpun lainnya

Page 49: LAPORAN HASIL KEGIATAN MODEL PENYEDIAAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/13-Laporan AKHIR-MANDIRI... · dan pendistribusian benih berkualitas varietas unggul spesifik lokasi

37

• Tanaman yang berbunga terlalu cepat atau terlalu lambat dari sebagian besar

rumpun-rumpun yang lain

• Tanaman/rumpun yang terlalu cepat matang

• Tanaman/rumpun yang memiliki eksersi malai berbeda

• Tanaman/rumpun yang memiliki bentuk dan ukuran gabah, warna gabah, dan

ujung gabah (rambut/tidak berambut) berbeda.

Panen

• 2 meter tanaman yang paling pinggir dipanen terpisah dan gabah dari tanaman

tersebut tidak digunakan sebagai calon benih.

• Panen dilakukan dengan cara memotong batang tanaman dibagian tengah, kemudian

bagian tanaman yang dipanen dirontok dengan thresher.

• Lakukan pengukuran kadar air biji atau benih pada saat tanaman dipanen

menggunakan moisture meter.

• Calon benih kemudian dimasukan ke dalam karung dan diberi label: nama varietas,

tanggal panen, asal pertanaman, dan berat calon benih, lalu diangkut ke ruang

pengolahan benih.

• Buat laporan hasil panen secara rinci yang berisi tentang tanggal panen, nama

varietas, kelas benih, bobot calon bdan kadar air benih saat panen.

Penjemuran

• Pastikan lantai jemur bersih dan beri jarak yang cukup antar benih dari varietas

yang berbeda.

• Gunakan alas dibagian bawah untuk mencegah suhu penjemuran yang terlalu

tinggi dibagian bawah hamparan.

• Lakukan pembalikan benih secara berkala dan hati-hati.

• pengeringan menggunakan sinar matahari, penjemuran memerlukan waktu 2-

3hari dengan lama penjemuran 4 - 5 jam per hari.

• Pengeringan dilakukan hingga kadar air telah mencapai atau telah memenuhi

standar mutu benih bersertifikat (lebih kecil dari 13%).

Page 50: LAPORAN HASIL KEGIATAN MODEL PENYEDIAAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/13-Laporan AKHIR-MANDIRI... · dan pendistribusian benih berkualitas varietas unggul spesifik lokasi

38

Pengolahan dan pengemasan

Beberapa hal yang perlu dilakukan dalam pengolahan benih mulai dari pengeringan

sampai pemilahan, terutama untuk menghindari benih tercampur dengan varietas lain,

diantaranya adalah:

• Sebelum proses pengolahan dimulai, siapkan, cek peralatan, dan bersihkan alat-alat

yang akan digunakan. Pastikan peralatan berfungsi dengan baik dan benar-benar

bersih dari kotoran maupun sisa-sisa benih lainnya.

• Untuk menghindarkan terjadinya pencampuran antar varietas, benih dari satu varietas

diolah sampai selesai, kemudian baru dilakukan pengolahan untuk varietas lainnya.

• Tempatkan benih hasil dalam karung yang baru dan diberi label yang jelas didalam

dan diluar karung.

• Pengemasan bertujuan untuk mempermudah penyaluran/trasnportasi, untuk

melindungi benih selama penyimpanan, terutama dalam mempertahankan mutu benih

dan menghindari serangan hama dan penyakit.

Tabel 10.Hasil Benih Kegiatan Model Penyediaan Benih Padi untuk Pemenuhan

Kebutuhan Wilayahnya di Kabupaten Pidie.

No Uraian Kec. Titeue Kec. Keumala

1. Luas tanam penangkaran benih 2 Ha 2 Ha

2. Varitas yang dikembangkan Inpari 30 Inpari 30

3. Tanggal Tanam 22 Juni 2015 22 Juni 2015

4. Tanggal Panen 30 Sept 2015 30 Sept 2015

5. Hasil Benih bersertifikat 5.300 kg 7.350 kg

6. Luas Tanam padi Desa Polo Raya 350 ha Paloh Teungoh 455 ha

7. Penyaluran Benih Daerah sekitarnya

Daerah sekitarnya

Page 51: LAPORAN HASIL KEGIATAN MODEL PENYEDIAAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/13-Laporan AKHIR-MANDIRI... · dan pendistribusian benih berkualitas varietas unggul spesifik lokasi

39

Tabel 11.Luas tanam dan luas panen padi di Kabupaten Pidie tahun 2013

No. Kecamatan Luas Tanam

(ha) Luas Panen

(Ha)

1. Geumpang 1.128 564

2. Mane 522 503

3. Glumpang Tiga 1.856 1.906

4. Glumpang Baro 1.315 1.312

5. Mutiara 1.449 1.398

6. Mutiara Timur 2.625 2.202

7. Tiro/Truseb 3.062 2.841

8. Tangse 2.971 2.658

9. Keumala 1.681 1.681

10. Titeue 1.763 1.640

11. Sakti 3.285 3.746

12. Mila 3.749 2.995

13. Padang Tiji 5.251 5.342

14. Delima 1.320 1.806

15. Grong-grong 882 848

16. Indrajaya 1.662 1.746

17. Peukan Baro 1.843 1.858

18. Kembang Tanjong 1.898 1.891

19. Simpang Tiga 1.556 1.305

20. Kota Sigli - -

21. Pidie 1.276 1.047

22. Batee 451 511

23. Muara Tiga 2.216 1.741

Total 43.761 41.542

Berdasarkan data diatas hasil benih padi pada lokasi Kecamatan Titue sebanyak

5.300 kg, dengan ansumsi kebutuhan benih per hektar 25 kg maka hasil penangkaran

hanya mampu menyediakan benih untuk 212 ha, untuk tingkat desa terpenuhi 60,57%

dan untuk tingkat kecamatan yang bersangkutan sebesar 0,50 %, sementara kebutuhan

benih Kecamatan Titue pada tahun 2013 adalah 44.075 kg. Untuk Kecamatan Kemala hasil

yang diperoleh sebanyak 7.350 kg hanya mampu menyediakan benih sebanyak 294 ha,

untuk tingkat desa terpenuhi 64,61 % dan untuk tingkat kecamatan yang bersangkutan

sebesar 0,70 %, sementara kebutuhan benih Kecamatan Kemala pada tahun 2013 adalah

42.025 kg. Total kebutuhan benih Kabupaten Pidie adalah 1.094 ton, dengan ansumsi

Page 52: LAPORAN HASIL KEGIATAN MODEL PENYEDIAAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/13-Laporan AKHIR-MANDIRI... · dan pendistribusian benih berkualitas varietas unggul spesifik lokasi

40

maksimal hasil per hektar 4 ton maka pada Kabupaten ini dibutuhkan luas penangkaran

benih padi sebanyak 273 hektar.

3.3. Model Penyediaan Benih untuk Pemenuhan Kebutuhan Wilayahnya

melalui Peningkatan Kemampuan Calon Pengankar Jagung.

Koordinasi Pelaksanaan Kegiatan Model Penyediaan Benih untuk Pemenuhan

Kebutuhan Wilayah melalui Peningkatan Kemampuan Calon Penangkar Jagung sangat

penting dilakukan untuk menyatukan persepsi antara pihak BPTP, Dinas Pertanian, Badan

Pelaksana Penyuluhan pada tingkat kabupaten dalam rangka mensukseskan kegiatan

tersebut.

Kegiatan konsultasi dan koordinasi pelaksanaan Model Penyediaan Benih untuk

Pemenuhan Kebutuhan Wilayah melalui Peningkatan Kemampuan Calon Penangkar jagung

bertemu dengan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Aceh selatan dan kemudian

dilanjutkan dengan menemui kepala Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan

Kabupaten Aceh Selatan .

Swasembada jagung berkelanjutan merupakan program utama Kementerian

Pertanian di periode 2015-2019. Sebagai salah satu komoditas utama yang diprogramkan

oleh pemerintah, peran jagungcukup strategis dan merupakan komoditas bahan baku

industri pakan.

Dalam rangka memenuhi permintaan Jagung tersebut, maka harus diupayakan

agar produksi dapat ditingkatkan. Upaya peningkatan produksi komoditas ini di Indonesia

sering dihadapkan pada tidak tersedianya benih sesuai permintaan petani dan pasar. Oleh

karena itu diperlukan upaya peningkatan produksi benih bermutu, diantaranya melalui

program Pengembangan Model, yang melibatkan berbagai institusi dan stakeholder,

diantaranya adalah Unit Pengelola Benih Sumber (UPBS) Badan Penelitian dan

Pengembangan Pertanian, Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB), Balai Benih

Induk (BBI), produsen dan penangkar benih, untuk memproduksi benih bermutu di

sentra-sentara produksi.

Page 53: LAPORAN HASIL KEGIATAN MODEL PENYEDIAAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/13-Laporan AKHIR-MANDIRI... · dan pendistribusian benih berkualitas varietas unggul spesifik lokasi

41

Kebutuhan benih untuk pengembangan jagung di suatu wilayah diestimasi oleh

BPTP berdasarkan data luas tanam jagung di wilayah (provinsi/kabupaten) tertentu yang

dapat diperoleh dari Dinas Pertanian atau BPS. Kebutuhan benih di suatu wilayah

diestimasi luas areal tanam dikalikan kebutuhan benih Jagung 20 kg/ha, sebagai acuan

umum. Pangsa benih bersertifikat di suatu wilayah dan varietas yang diproduksi benihnya

dapat diestimasi dari catatan BPSB tentang penangkar, jumlah benih dan varietas yang

disertifikasi oleh BPSB. Berdasarkan informasi dari BPSB dapat dikonfrmasi apakah

penangkar benih adalah penangkar benih formal atau sebalikanya berdasarkan catatan

BPSB diketahui penangkar adalah penangkar informal.

Calon penangkar yang ditargetkan menjadi penangkar benih pada model

kawasan mandiri benih adalah calon penangkar (penangkar non formal), yaitu penangkar

yang sudah terbiasa memproduksi benih tetapi dalam proses produksinya belum

melakukan sertifikasi benih oleh BPSB. BPTP berkoordinasi dengan BPSB mengidentifikasi

calon penangkar yang akan dibina. Penangkar non formal ini selanjutnya mendapatkan

bimbingan dari BPTP dalam hal teknik produksi benih (pra dan pasca panen) serta proses

sertifikasi benih, sehingga penangkar non formal tersebut dapat berkembang menjadi

penangkar formal.

Pemilihan calon lokasi model kawasan mandiri benih didasarkan pada luas areal

tanam jagung. Artinya model kawasan mandiri benih tersebut berada pada daerah sentra

maupun pengembangan Jagung.

Dalam pemilihan lokasi yang perlu dipertimbangkan diantaranya adalah

kemudahan akses ke lokasi produksi (kondisi jalan, transportasi), kondisi fisik lokasi, dan

isolasi. Lahan untuk produksi benih sebaiknya lahan bera atau bekas pertanaman varietas

yang sama, atau varietas lain yang karakteristik pertumbuhannya berbeda. Lahan dalam

kondisi subur dengan air irigasi dan saluran drainase yang baik, bebas dari sisa tanaman

atau varietas lain. Isolasi jarak minimal antara dua varietas yang berbeda adalah 3 meter.

Apabila tidak memungkinkan, untuk memperoleh waktu pembuangan yang berbeda bagi

pertanaman dari varietas yang umurnya relative sama perlu dilakukan isolasi waktu tanam

sekitar empat minggu.

Page 54: LAPORAN HASIL KEGIATAN MODEL PENYEDIAAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/13-Laporan AKHIR-MANDIRI... · dan pendistribusian benih berkualitas varietas unggul spesifik lokasi

42

Adapun lokasi kegiatan Model Penyediaan Benih untuk Pemenuhan Kebutuhan

Wilayahnya melalui Peningkatan Kemampuan Calon Pengankar jagung dilaksanakan pada

Kabupaten Aceh Selatan Provinsi Aceh.

Tabel 11.Lokasi Kegiatan Model Penyediaan Benih Jagung untuk Pemenuhan Kebutuhan Wilayahnya di Kabupaten Aceh Selatan.

No Uraian Keterangan

1. Kabupaten Aceh Selatan

2. Kecamatan Trumon

3. Desa Sigleng

4. Kelompok Tani Arwana

5. Ketua Kelompok Syamsul Rizal

6. Jumlah Petani calon penangkar 9 Orang

7. Varitas yang dikembangkan Bima 20 Uri

8. Luas tanam penangkaran benih 2 Ha

Keberhasilan produksi benih hibrida ditentukan oleh kesiapan benih tetua nya,

ketepatan penerapan teknologi budidaya, ketepatan pemeliharaan mutu genetik, mutu

fisik, dan mutu fisiologis benih, serta distribusi benih. Benih tetua (benih induk jantan dan

benih induk betina) dihasilkan oleh Balai Penelitian Serelia Maros. Dalam memproduksi

benih hibrida jagung di lapangan, terdapat perbedaaan antara teknologi budidaya untuk

keperluan produksi benih dan tujuan untuk konsumsi. Perbedaannya terletak pada

material induk selain dari proses penjagaan kebenaran mutu genetik dan mutu fisiologis

dari benih yang dihasilkan. Benih yang diproduksi secara benar akan menjadi agen

pembawa teknologi dan sekaligus akan bernilai ekonomi lebih tinggi dibanding biji jagung

untuk konsumsi.

Produksi benih Hibrida jagung yang paling penting diperhatikan adalah teknik

produksinya sehingga akan diperoleh benih yang bermutu yaitu:

Page 55: LAPORAN HASIL KEGIATAN MODEL PENYEDIAAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/13-Laporan AKHIR-MANDIRI... · dan pendistribusian benih berkualitas varietas unggul spesifik lokasi

43

Peyiapan lahan

Lokasi harus terisolasi dengan jarak minimal 300 m (dalam keadaan normal) atau

dengan isolasi waktu minimal 3 minggi dengan tanaman jagung lainnya baik sebelum

penanaman maupun sesudah penanaman jagung untuk produksi benih.

Lahan dibersihkan dari bekas pertanaman sebelumnya yang tertinggal.

Pengolahan tanah dilakukan setelah lahan bersih dari sisa tanaman sebelumnya,

pengolahan tanah dilakukan sampai tanah menjadi terburai atau tidak bongkah-

bongkah.

Penyiapan benih

Benih untuk produksi benih hibrida Bima 20 Uri adalah benih induk jantan Nei 9008 P

dan Materi Benih Induk Betina adalah G180//MR14.

Satu hari sebelum tanam Benih Induk jantan direndan selama 6 jam kemudian

disimpan kering(ditiriskan) selama 12 jam

Benih yang akan ditanam diberikan insektisida reagent/marshal (tepung) untuk

mengatasi semut dan binatang/serangga di tanah, selain itu diberikan juga Ridomil

untuk antisipasi penyakit bulai.

Penanaman

Plotting untuk penanaman dengan menggunakan ajir bambu yang jaraknya telah

diatur.

Jarak tanam baris tanaman betina : 70 cm (2 baris tanaman betina)

Jarak tanam baris tanaman jantan : 70 cm (1 baris tanaman jantan)

Jarak tanam dalam barisan : 20 cm (1 tanaman per rumpun)

Pemupukan

Pemberian pupuk I (7-10 hari setelah tanam/hst). Pupuk diberikan dalam lubang yang

dibuat dengan tugal (7-10 cm di samping tanaman) dan ditutup dengan tanah.

Pemberian pupuk II (28-30 hst), diberikan dalam lubang yang dibuat dengan tugal

(10-15 cm di samping tanaman) dan ditutup dengan tanah.

Page 56: LAPORAN HASIL KEGIATAN MODEL PENYEDIAAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/13-Laporan AKHIR-MANDIRI... · dan pendistribusian benih berkualitas varietas unggul spesifik lokasi

44

Pemberian pupuk III (40-45 hst), diberikan dalam lubang yang dibuat dengan tugal

(10-15 cm di samping tanaman) dan ditutup dengan tanah.

Penyiangan dan Pembumbunan

Penyiangan I dan pembumbunan: 15 – 20 hst (sebelum pemupukan II). Penyiangan

dilakukan dengan menggunakan cangkul dan sekaligus membumbun tanaman agar

tanaman tumbuh dengan kokoh.

Penyiangan II: 30 – 35 hst (sebelum pemupukan III). Penyiangan dilakukan dengan

menggunakan cangkul dan sekaligus memperbaiki guludan agar tanaman dapat

tumbuh lebih kokoh.

Hal-hal yang perlu mendapat perhatian:

Tanaman yang mempunyai tipe menyimpang dicabut sebelum berbunga.

Malai bunga jantan pada tanaman induk betina (yang ditanam 4 baris) dicabut

sebelum anthesis (membuka), diamati setiap hari pada saat menjelang anthesis

(sesuai deskripsi umur masing-masing varietas).

Mematikan tanaman jantan yang pertumbuhannya menyimpang atau tidak

normal (tidak sesuai deskripsi).

Page 57: LAPORAN HASIL KEGIATAN MODEL PENYEDIAAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/13-Laporan AKHIR-MANDIRI... · dan pendistribusian benih berkualitas varietas unggul spesifik lokasi

45

Tabel 13.Cara seleksi pertanaman jagung untuk produksi benih.

Parameter Kriteria Seleksi Keputusan

Vigor Tanaman (roguing I) (2 – 4 minggu setelah tanam)

Kerdil, lemah, warna pucat, bentuk tanaman menyimpang, tumbuh di luar barisan, terserang penyakit, letak tanaman terlalu rapat.

Tanaman dicabut

Berbunga (roguing II) (umur 7 – 10 minggu setelah tanam)

Terlalu cepat/lambat berbunga, malai tidak normal, tidak berambut, tidak bertongkol.

Tanaman dicabut

Posisi Tongkol (2 minggu sebelum panen)

Pilih yang kedudukan tongkolnya di tengah-tengah batang, tongkol tidak bercabang (tipe simpang).

Tipe simpang dipanen awal

Panen Tanaman sehat, telah ditandai terpilih, bentuk tongkol utuh.

Dipanen

Penutupan tongkol Kelobot menutup 1 – 3 cm dari ujung tongkol, kelobot melekat kuat dan rapat.

Dipilih

Kualitas tongkol per famili

Skoring penampilan tongkol: skor 1 baik dan skor 5 jelek.

Pilih skor 1-3

Tongkol kupas Bentuk tongkol, bentuk biji, warna biji, ukuran biji, dan bobot biji sesuai dekripsi.

Dipilih yang seragam

Catatan:Jujur dan berdedikasi tinggi dalam membuat benih sumber karena tuntutan produk yang berkualitas dan akan digunakan sebagai sumber benih oleh pihak lain sebagai benih komersial.

Cara Panen dan Prosesing

Panen dilakukan setelah masak fisiologis atau kelobot telah mengering berwarna

kecoklatan (biji telah mengeras dan telah mulai membentuk lapisan hitam/black layer

minimal 50% di setiap barisan biji). Pada saat itu biasanya kadar air biji telah

mencapai kurang dari 30%.

Semua tongkol yang telah lolos seleksi pertanaman di lapangan dipanen, kemudian

dijemur diterik matahari sampai kering sambil dilakukan seleksi tongkol (tongkol yang

memenuhi kriteria diproses lebih lanjut untuk dijadikan benih).

Penjemuran tongkol dilakukan sampai kadar air biji mencapai sekitar 16%,

selanjutnya dipipil dengan mesin pemipil (kecepatan sedang).

Page 58: LAPORAN HASIL KEGIATAN MODEL PENYEDIAAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/13-Laporan AKHIR-MANDIRI... · dan pendistribusian benih berkualitas varietas unggul spesifik lokasi

46

Setelah biji terpipil, dilakukan sortasi biji dengan menggunakan saringan/ayakan Ø 7

mm, biji-biji yang tidak lolos saringan/ayakan dijadikan sebagai benih.

Biji-biji yang terpilih dijemur kembali dengan sinar matahari sampai kadar air

mencapai + 10%.

Secepatnya benih dikemas (agar kadar air tidak naik lagi) ke dalam kemasan plastik

(usahakan udara dalam plastik seminimal mungkin).

Kemudian kemasan-kemasan benih diberi label.

Tabel 14.Hasil Produksi Model Penyediaan Benih untuk Pemenuhan Kebutuhan Wilayahnya melalui Peningkatan Kemampuan Calon Pengankar Jagung

No Uraian Keterangan

1. Luas tanam penangkaran benih 2 Ha

2. Varitas yang dikembangkan Bima 20 URI

3. Tanggal Tanam Penangkaran 30 April 2015

4. Tanggal Panen 10 Agustus 2015

5. Hasil Benih bersertifikat 4.500 kg

6. Luas Tanam jagung Desa Sigleng 250 ha

7. Penyaluran Benih Daerah sekitarnya

Berdasarkan data diatas hasil benih jagung hibrida sebanyak 4.500 kg, dengan

asumsi kebutuhan benih per hektar 20 kg maka hasil penangkaran telah mampu

menyediakan benih untuk 220 ha, untuk tingkat desa terpenuhi 97,78 % dan untuk

tingkat kecamatan yang bersangkutan sebesar 52,96 %. Total kebutuhan benih jagung

Kabupaten Aceh Selatan adalah 169 ton, dengan asumsi maksimal hasil per hektar 3 ton

maka pada Kabupaten ini dibutuhkan luas penangkaran benih jagung sebanyak 56 hektar.

Page 59: LAPORAN HASIL KEGIATAN MODEL PENYEDIAAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/13-Laporan AKHIR-MANDIRI... · dan pendistribusian benih berkualitas varietas unggul spesifik lokasi

47

Tabel 15.Luas tanam dan luas panen Jagung di Kabupaten Aceh Selatan tahun 2013

No. Kecamatan Luas Tanam (ha) Luas Panen (ha)

1. Trumon 427 427

2. Trumon Timur 1200 883

3. Trumon Tengah 5824 2.765

4. Bakongan 16 10

5. Bakongan Timur 108 127

6. Kota Bahagia 175 269

7. Kluet Selatan 62 54

8. Kluet Timur 96 41

9. Kluet Utara 295 133

10 Pasie Raja 39 42

11. Kluet Tengah 178 59

12. Tapaktuan 2 -

13. Sama Dua 13 13

14. Sawang 2 -

15. Meukek 0 -

16. Labuhan Haji 0 -

17. Labuhan Haji Timur 0 -

18. Labuhan Haji Barat 20 2

Jumlah 8.857 4.425

Data luas panen jagung Provinsi Aceh Tahun 2013 seluas 45.585 ha dengan

produksi 185.458 ton, sumbangan dari Kabupaten Aceh Selatan sebesar 94.023 ton

dengan luas areal 4.425 ha sedangkan Kecamatan Trumon memberikan hasil sebesar

3.007 ton dengan luas panen 427 ha.

Page 60: LAPORAN HASIL KEGIATAN MODEL PENYEDIAAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/13-Laporan AKHIR-MANDIRI... · dan pendistribusian benih berkualitas varietas unggul spesifik lokasi

48

3.4. Model Penyediaan Benih untuk Pemenuhan Kebutuhan Wilayahnya

melalui Peningkatan Kemampuan Calon Pengankar Kedelai

Swasembada kedelai berkelanjutan merupakan program utama Kementerian

Pertanian di periode 2015-2019. Sebagai salah satu komoditas utama yang diprogramkan

oleh pemerintah, peran kedelai cukup strategis dan merupakan komoditas bernilai

ekonomis tinggi. Selain merupakan sumber utama karbohidrat dan protein ketiga

komoditas tersebut juga merupakan bahan baku industri rumah tangga.

Kegiatan konsultasi dan koordinasi pelaksanaan Model Penyediaan Benih untuk

Pemenuhan Kebutuhan Wilayah melalui Peningkatan Kemampuan Calon Penangkar

Kedelai bertemu dengan kepala Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan

Kabupaten Pidie Jaya dan kemudian dilanjutkan dengan menemui Kepala Dinas Pertanian

Kabupaten Pidie Jaya untuk menjelaskan dan menerima masukan dalam rangka

pelaksanaan kegiatan tersebut.

Dalam rangka memenuhi permintaan kedelai tersebut, maka harus diupayakan

agar produksi dapat ditingkatkan. Upaya peningkatan produksi komoditas ini di Indonesia

sering dihadapkan pada tidak tersedianya benih sesuai permintaan petani dan pasar. Oleh

karena itu diperlukan upaya peningkatan produksi benih bermutu, diantaranya melalui

program Pengembangan Model, yang melibatkan berbagai institusi dan stakeholder,

diantaranya adalah Unit Pengelola Benih Sumber (UPBS) Badan Penelitian dan

Pengembangan Pertanian, Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB), Balai Benih

Induk (BBI), produsen dan penangkar benih, untuk memproduksi benih bermutu di

sentra-sentara produksi.

Kebutuhan benih untuk pengembangan kedelai di suatu wilayah diestimasi oleh

BPTP berdasarkan data luas tanam Kedelai di wilayah (provinsi/kabupaten) tertentu yang

dapat diperoleh dari Dinas Pertanian atau BPS. Kebutuhan benih di suatu wilayah

diestimasi luas areal tanam dikalikan kebutuhan benih kedelai 40 kg/ha, sebagai acuan

umum. Pangsa benih bersertifikat di suatu wilayah dan varietas yang diproduksi benihnya

dapat diestimasi dari catatan BPSB tentang Adapun lokasi kegiatan Model Penyediaan

Page 61: LAPORAN HASIL KEGIATAN MODEL PENYEDIAAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/13-Laporan AKHIR-MANDIRI... · dan pendistribusian benih berkualitas varietas unggul spesifik lokasi

49

Benih untuk Pemenuhan Kebutuhan Wilayahnya melalui Peningkatan Kemampuan Calon

Pengankar kedelai dilaksanakan pada Kabupaten Pidie Jaya Provinsi Aceh.

Tabel 16.Lokasi Kegiatan Model Penyediaan Benih Kedelaiuntuk Pemenuhan Kebutuhan Wilayahnya di Kabupaten Pidie Jaya

No Uraian Keterangan

1. Kabupaten Pidie Jaya

2. Kecamatan Bandar Baru

3. Desa Kayee Jato

4. Kelompok Tani Tanah Luas

5. Ketua Kelompok A. Hamid

6. Jumlah Petani calon penangkar 8 Orang

7. Varitas yang dikembangkan Anjasmoro

8. Luas tanam penangkaran benih 2 Ha

Pada tanggal 22dan 23 April 2015 dilaksanakannya Pelatihan Produksi Benih

Kedelai Kegiatan Model Penyediaan Benih Untuk Pemenuhan Kebutuhan Wilayah

bertempat di gedung BPP Kecamatan Bandar Baru jumlah peserta yang hadir pada

pelatihan ini sebanyak 52 Orang yang terdiri dari petani penangkar, petani, penyuluh,

dan ketua kelompok tani. Acara pelatihan di buka oleh Kepala Badan Ketahanan

Pangan dan Penyuluhan (BKPP) Kabupaten Pidie Jaya dalam sambutannya kepala BKPP

mengatakan bahwa Pelatihan Produksi Benih Kedelai yang dilaksanakan BPTP Aceh

berperan sangat penting untuk penyediaan benih yang dibutuhkan oleh petani kedelai

Aceh pada umumnya dan pemenuhan benih untuk petani kedelai Pidie Jaya khususnya.

Pada pelaksanaan pelatihan sebagai nara sumber : Dari Pengamat Hama, UPBS,

Bidang penyuluhan dan Dinas Pertanian. Dari hasil diskusi pada Pelatihan Produksi Benih

Kedelai ini dapat disimpukan bahwa petani menyambut baik kegiatan yang dilaksanakan

oleh BPTP Aceh di Kabupaten Aceh Pidie dalam diskusi petani juga mengharapkan

Page 62: LAPORAN HASIL KEGIATAN MODEL PENYEDIAAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/13-Laporan AKHIR-MANDIRI... · dan pendistribusian benih berkualitas varietas unggul spesifik lokasi

50

adanya kepastian harga pada Kedelai yang dijadikan sebagai benih maupun kedelai yang

dijadikan konsumsi.

Tanamankedelaidapattumbuhdi berbagaiagroekosistemdengan jenis tanah,

kesuburan tanah, iklim, dan pola tanam yang berbeda sehingga kendala satu

agroekosistem akan berbeda dengan agroekosistemyanglain.Halini

akanmengindikasikanadanyaspesifikasi cara bertanam kedelai. Oleh karena itu, langkah-

langkah utama yangharus diperhatikan dalam bertanam kedelai yaitu pemilihan

benih, persiapanlahan,penanaman,pemeliharaan.

1. PemilihanBenih Kualitas benih sangat menentukan keberhasilan usaha tani kedelai. Pada

penanaman kedelai, biji atau benih ditanam secara langsung, sehinggaapabila

kemampuantumbuhnyarendah,jumlahpopulasiper satuan luas akan berkurang. Di

samping itu, kedelai tidak dapat membentuk anakan sehingga apabila benih tidak

tumbuh, tidak dapat ditutupolehtanamanyangada.Oleh karenaitu, agardapatmemberikan

hasilyang memuaskan,harusdipilih varietaskedelaiyang sesuaidengan kebutuhan, mampu

beradaptasi dengan kondisi lapang, danmemenuhi standarmutu benihyang baik. Hal-

halyang perludipertimbangkandalam pemilihanvarietasyaitu umurpanen,ukurandan

warnabiji, sertatingkat adaptasiterhadaplingkungantumbuhyangtinggi.

a. Umurpanen Varietas yangakanditanamharusmempunyai umurpanenyang

cocokdalampolatanampada agroekosistemyangada.Halini menjadi pentinguntuk

menghindariterjadinyapergeseranwaktu tanamsetelahkedelaidipanen.

b. Ukurandanwarnabiji Ukurandanwarnabiji varietasyangditanamharussesuaidengan permintaan

pasardidaerahsekitarsehinggasetelahpanentidak sulitdalammenjualhasilnya.

2. PersiapanLahan

Page 63: LAPORAN HASIL KEGIATAN MODEL PENYEDIAAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/13-Laporan AKHIR-MANDIRI... · dan pendistribusian benih berkualitas varietas unggul spesifik lokasi

51

Tanamankedelaibiasanyaditanampada tanahkering(tegalan)atau tanahpersawahan.

Pengolahantanahbagipertanamankedelaidilahan keringsebaiknyadilakukanpada akhir

musimkemarau,sedangkanpada lahansawah,umumnyadilakukanpadamusimkemarau.

Sebelumdilakukankegiatanpenanaman,terlebihdulu diberipupuk

dasar.Dosispupukdisesuaikan dengananjuranpetugasWilayahKerjaPenyuluhPertanian

(WKPP) setempat. Pupuk disebar secara merata di lahan, atau

dimasukkankedalamlubangdisisikanandankirilubangtanamsedalam5cm.

3. Penanaman

Caratanamyangterbaikuntukmemperoleh produktivitastinggiyaitu

denganmembuatlubangtanammemakaitugaldengankedalamanantara1,5–

2cm.Setiaplubangtanamdiisisebanyak3–4bijidandiupayakan2bijiyang bisatumbuh.

Populasitanamanyang optimalberkisar400.000–500.000tanamanperhektar.

4. Pemeliharaan

Satu minggusetelahpenanaman,dilakukankegiatanpenyulaman. Penyulaman

bertujuan untuk mengganti benih kedelai yang mati atau

tidaktumbuh.Keterlambatanpenyulamanakan mengakibatkantingkat

pertumbuhantanamanyangjauhberbeda.

Padasaattanaman berumur 20–30harisetelahtanam,dilakukan kegiatan

penyiangan.Penyianganpertama dilakukan bersamaandengan kegiatan pemupukan

susulan. Penyiangan kedua dilakukan setelah tanaman kedelai selesai berbunga.

Penyiangan dilakukan dengan mencabutgulmayangtumbuhdan dila sekaligus

dilakukanpulapenggemburantanah.Penggemburandilakukansecara hati-

hatiagartidakmerusakperakarantanaman.

Pemberian pupuksusulandilakukansaattanamanberumur20–30 hari setelah

tanam. Pupuk diberikan dalam larikan di antara barisan

tanamankedelai,selanjutnyaditutupdengantanah.Untuk meningkatkanhasil

produksikedelai,dapatdigunakanpulaZPT (Zat Pengatur Tumbuh) danPPC (Pupuk

Pelengkap Cair). Dosis yang digunakandisesuaikandengandosisanjuran.

Page 64: LAPORAN HASIL KEGIATAN MODEL PENYEDIAAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/13-Laporan AKHIR-MANDIRI... · dan pendistribusian benih berkualitas varietas unggul spesifik lokasi

52

5. Panen

a. CiridanUmurPanen Panen kedelai dilakukan apabila sebagian besar daun sudah

menguning,tetapibukankarenaseranganhamaataupenyakit,lalu gugur,

buahmulaiberubahwarnadarihijau menjadikuningkecoklatandan retak- retak, atau polong

sudah kelihatan tua, batang berwarna kuning agak coklatdan gundul.2 (dua) meter

tanaman yang paling pinggir dipanen terpisah dan hasil penen dari tanaman tersebut tidak

digunakan sebagai calon benih.

Perludiperhatikan umurkedelaiyangakandipanenyaitusekitar75-110 hari,

tergantung pada varietas dan ketinggian tempat. Perlu diperhatikan, kedelai yang

akan digunakan sebagai bahan konsumsi dipetik pada usia75-100 hari,sedangkan untuk

dijadikan benih dipetik padaumur100-110hari, agarkemasakanbiji betul-

betulsempurnadan merata.

b. CaraPanen Pemungutan hasil kedelai dilakukan pada saat tidak hujan, agar

hasilnyasegeradapatdijemur. Alatyangbiasanyadigunakanuntukmemotongadalahsabityang

cukuptajam,sehinggatidakterlalubanyakmenimbulkan

goncangan.Disampingitudenganalatpemotongyangtajam,

pekerjaanbisadilakukandengancepatdanjumlahbuahyangrontokakibatgoncanganbisaditeka

n.Pemungutandengancara memotongbisameningkatkankesuburantanah,karenaakar

denganbintil-bintilnyayangmenyimpanbanyaksenyawanitrat

tidakikuttercabut,tapitertinggaldidalamtanah.Padatanahyang

keras,pemungutandengancaramencabutsukardilakukan,maka

denganmemotongakanlebihcepat.

6. Pascapanen

a. PengumpulandanPengeringan Setelahpemungutan selesai,seluruhhasilpanenhendaknya segera

dijemursampaibetul-betulkering dengankadarair10-

Page 65: LAPORAN HASIL KEGIATAN MODEL PENYEDIAAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/13-Laporan AKHIR-MANDIRI... · dan pendistribusian benih berkualitas varietas unggul spesifik lokasi

53

15%.Penjemuranbenihsebaiknyadilakukanpada pagihari,daripukul10.00hingga12.00siang.

b. PenyortirandanPenggolongan

Terdapatbeberapacarauntukmemisahkanbiji darikulitpolongan.

Diantaranyadengancaramemukul-mukul tumpukanbrangkasankedelai

secaralangsungdengan kayuatau dirontokkan dengan alat.

Setelahbiji terpisah,brangkasandisingkirkan.Bijiyangterpisah

kemudianditampiagarterpisahdari kotoran-kotoranlainnya.Bijiyangluka dankeriput

dipisahkan. Bijiyangbersihiniselanjutnya dijemur kembali sampaikadarairnya9-11%.

Bijiyang sudahkeringlaludimasukkanke dalam karung dan disimpan.

c. Penyimpanandanpengemasan

Sebagaitanamanpangan,kedelaidapat disimpandalamjangkawaktu cukuplama.

Caranya kedelai disimpan ditempat kering dalam karung. Karung-karung kedelai

iniditumpuk padatempat yangdiberialaskayu agar tidak langsung menyentuh tanah

atau lantai.

Tabel 17.Hasil Produksi Model Penyediaan Benih Kedelai untuk Pemenuhan Kebutuhan Wilayahnya di Kabupaten Pidie Jaya

No Uraian Keterangan

1. Luas tanam penangkaran benih 2 Ha

2. Varitas yang dikembangkan Anjasmoro

3. Tanggal Tanam Penangkaran 22 Maret 2015

4. Tanggal Panen 25 Juni 2015

5. Hasil Benih bersertifikat 1.300 kg (tidak lulus sertifikasi)

6. Luas Tanam jagung Desa Kayee Jato 100 ha

7. Penyaluran Konsumsi

Tabel 18.Luas tanam dan luas panen kedelai di Kabupaten Pidie Jaya tahun 2013

Page 66: LAPORAN HASIL KEGIATAN MODEL PENYEDIAAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/13-Laporan AKHIR-MANDIRI... · dan pendistribusian benih berkualitas varietas unggul spesifik lokasi

54

No. Kecamatan Luas tanam (ha) Luas Panen (ha)

1. Bandar Baru 1.800 1.500

2. Bandar Dua 250 200

3. Jangka Buya - -

4. Meurah Dua 150 120

5. Meureudu 400 350

6. Pante Raja 100 100

7. Trienggadeng 700 550

8. Ulim 100 100

TOTAL 3.500 2.920

Berdasarkan data diatas hasil panen yang dapat menjadi benih walaupun tidak

lulus dalam proses sertifikasi sebanyak 1.300 kg, dengan asumsi kebutuhan benih per

hektar 40 kg maka hasil penangkaran telah mampu menyediakan benih untuk 32,5 ha,

untuk tingkat desa terpenuhi 32,5 % dan untuk tingkat kecamatan yang bersangkutan

sebesar 0,32 %. Total kebutuhan benih kedelai Kabupaten Pidie Jaya adalah 140 ton,

dengan asumsi maksimal hasil per hektar 1 ton maka pada Kabupaten ini dibutuhkan luas

penangkaran benih padi sebanyak 140 hektar.

Page 67: LAPORAN HASIL KEGIATAN MODEL PENYEDIAAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/13-Laporan AKHIR-MANDIRI... · dan pendistribusian benih berkualitas varietas unggul spesifik lokasi

55

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

a. Hasil benih padi pada lokasi Kecamatan Titue sebanyak 5.300 kg, maka hasil

penangkaran hanya mampu untuk tingkat desa terpenuhi 60,57% dan untuk

tingkat kecamatan yang bersangkutan sebesar 0,50 %. Untuk Kecamatan

Kemala hasil yang diperoleh sebanyak 7.350 kg, untuk tingkat desa terpenuhi

64,61 % dan untuk tingkat kecamatan sebesar 0,70 %.

b. Hasil panen jagung hibrida sebanyak 4.500 kg, maka hasil penangkaran telah

mampu menyediakan untuk tingkat desa terpenuhi 97,78 % dan untuk tingkat

kecamatan yang bersangkutan sebesar 52,96 %. Total kebutuhan benih jagung

Kabupaten Aceh Selatan adalah 169 ton.

c. Hasil panen yang dapat menjadi benih walaupun tidak lulus dalam proses

sertifikasi sebanyak 1.300 kg, dan bila lulus sertifikasi maka dapat menyediakan

pada tingkat desa terpenuhi 32,5 % dan untuk tingkat kecamatan yang

bersangkutan sebesar 0,32 %.

4.2. Saran

a. Diperlukan pembinaan yang terus menurus agar penangkar manjadi mandiri dan

dapat memproduksi benih berkwalitas.

b. Perlu Pembinaan yang lebih intensif untuk penangkaran benih kedelai, terutama

dalam bentuk pelatihan dan pendampingan dilapangan.

c. Perlu ada upaya untuk membangun infrastruktur yang mendukung kegiatan

produksi benih terutama lantai jemur dan gudang.

Page 68: LAPORAN HASIL KEGIATAN MODEL PENYEDIAAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/13-Laporan AKHIR-MANDIRI... · dan pendistribusian benih berkualitas varietas unggul spesifik lokasi

56

DAFTAR PUSTAKA

Anonymaus, 2010. Aceh Dalam Angka. Kerjasama Pusat Statistik dengan Bappeda Provinsi ACEH

------------------,2008. Menumbuhkan penakar benih Padi untuk Percepatan Adopsi Varietas Unggul Baru, Sinar Tani. 2008.

------------------, 2010. Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura. NAD

------------------, 1990. Buletin Imformasi Pertanian . No ISSN 0216-986 X. Penerbit Balai Informasi Pertanian Ciawi Hal 4-5.

------------------,2007. Pengadaan SDM Dukung Revitalisasi Perbenihan dalam Agrotek

Tahun II November 2007. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) NAD, 2010. Laporan Kegiatan Perbanyakan 4

Varietas Benih Sumber menjadi Benih Dasar (FS) dan Benih Pokok (SS) menjadi Benih Sebar (ES) Varietas Unggul Padi Sawah di Penangkar Benih. BPTP NAD, Banda Aceh, 34 hal.

Diah WS dan M. Syam, 2007. Varietas Unggul Padi Sawah 1943-2007. Imformasi Ringkas

Teknologi Padi. http/balitpa.litbang.deptan.go.id

J. Bawolye / Msyam, 2008. Imformasi ringkas Teknologi Padi. Sumber: IRRI Rice Knowledge Bank . http://balitpa.litbang.deptan.go.id;

Kasryno F. dan Syafa’at N. 2000. Strategi Pembangunan Pertanian yang Berorientasi

Pemerataan di Tingkat Petani, Sektor dan Wilayah. Prosiding PSE Bogor.

Kasryno F. dan Syafa’at N. 2000. Strategi Pembangunan Pertanian yang Berorientasi Pemerataan di Tingkat Petani, Sektor dan Wilayah. Prosiding PSE Bogor.

Makarim, A.K, U.S Nugraha, dan U.G Kartasasmita, 2000. Teknologi Produksi Padi sawah. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Bogor.

Prianti Soeharto, 2005. Penyuluhan & revitalisasi Pertanian Dalam Sinar tani Edisi 24 – 30 Agustus 2005. No. 3113 Tahun XXXV

Rakhmat J. 1996. Psikologi Komunikasi. Edisi Revisi. Penerbit PT Remaja Rosdakarya Bandung.

Saptana, Pangarsa N dan Arianto H. 2000. Eksistensi Kelompoktani dan Respon petani terhadap Inovasi Teknologi.

Page 69: LAPORAN HASIL KEGIATAN MODEL PENYEDIAAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/13-Laporan AKHIR-MANDIRI... · dan pendistribusian benih berkualitas varietas unggul spesifik lokasi

57

Lampiran 1. Tenaga Dan Organisasi Pelaksanaan

Tabel ….. Tenaga Yang Terlibat Dalam Kegiatan Model Penyediaan Benih untuk Pemenuhan Kebutuhan Wilayah

No Nama Jabatan dalam

Kegiatan Uraian Tugas

Alokasi Waktu

(Jam/mg)

1. Ir. T. Iskandar, M.Si

Penjab.

Kegiatan

Mengkoordinir kegiatan mulai

perencanaan sampai laporan

15

2. Dr. Rahman Jaya Pelaksana - Melaksanakan kegiatan 10

3. M. Ramlan, SP Pelaksana - Melaksanakan kegiatan 10

4. Ir. Amir Hamzah Pelaksana - Melaksanakan kegiatan 10

5. Ratnawati, SP Pelaksana - Melaksanakan kegiatan 10

6. Zuardi Efendi, SP Pelaksana - Melaksanakan kegiatan 10

7. Ahmad Andriani Pelaksana - Melaksanakan kegiatan 10

8. Ernawati Pelaksana - Melaksanakan kegiatan 10

9. Munawar Pelaksana - Melaksanakan kegiatan 10

Page 70: LAPORAN HASIL KEGIATAN MODEL PENYEDIAAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/13-Laporan AKHIR-MANDIRI... · dan pendistribusian benih berkualitas varietas unggul spesifik lokasi

58

Lampiran 2. Jangka Waktu Kegiatan

Tabel ….Jangka Waktu Kegiatan Kegiatan Model Penyediaan Benih untuk Pemenuhan Kebutuhan Wilayah

No Kegiatan Bulan dalam tahun 2015

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1. Persiapan Kegiatan

2. Identifikasi lokasi

3. Persiapan lapangan

4. Pelaksanaan

5. Pembuatan laporan

6. Seminar Hasil

Page 71: LAPORAN HASIL KEGIATAN MODEL PENYEDIAAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/13-Laporan AKHIR-MANDIRI... · dan pendistribusian benih berkualitas varietas unggul spesifik lokasi

59

Lampiran 3. Pembiayaan

Tabel … Anggaran Belanja Kegiatan Model Penyediaan Benih untuk Pemenuhan Kebutuhan Wilayah

No. Uraian 2015 Realisasi %

A. Model Penyediaan Benih Untuk Pemenuhan Kebutuhan Wilayahnya Melalui Peningkatan Kemampuan Calon Pengankar Padi

Belanja Bahan 34.000.000 34.000.000 100,00

Honor Output Kegiatan 20.000.000 20.000.000 100,00

Belanja barang untuk persediaan 86.000.000 86.000.000 100,00

Belanja Jasa Profesi 5.000.000 5.000.000 100,00

Belanja Perjalanan biasa 60.000.000 59.995.000 99,99

Belanja Perjalanan Paket Meeting 18.000.000 17.993.000 99,96

Jumlah A 223.000.000 222.988.00

0 99,00

B. Model Penyediaan Benih Untuk Pemenuhan Kebutuhan Wilayahnya Melalui Peningkatan Kemampuan Calon Pengankar Jagung

Belanja Bahan 23.000.000 22.999.500 99,99

Honor Output Kegiatan 10.000.000 10.000.000 100,00

Belanja barang untuk persediaan 58.000.000 57.992.500 99.99

Belanja Jasa Profesi 5.000.000 5.000.000 100,00

Belanja Perjalanan biasa 45.000.000 45.000.000 100,00

Belanja Perjalanan Paket Meeting 11.000.000 10.691.900 97,20

Jumlah B 152.000.000 151.683.90

0 99.97

B. Model Penyediaan Benih Untuk Pemenuhan Kebutuhan Wilayahnya Melalui Peningkatan Kemampuan Calon Pengankar Kedelai

Belanja Bahan 15.000.000 14.998.000 99,50

Honor Output Kegiatan 15.000.000 15.000.000 100,00

Belanja barang untuk persediaan 46.500.000 46.500.000 100,00

Belanja Jasa Profesi 5.000.000 4.600.000 92,00

Belanja Perjalanan biasa 38.000.000 38.000.000 100,00

Belanja Perjalanan Paket Meeting 12.500.000 12.248.100 97,98

Jumlah C 132.000.000 131.346.100 99,50

Jumlah A + B + C 507.000.000 506.018.00

0 99,81

Page 72: LAPORAN HASIL KEGIATAN MODEL PENYEDIAAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/13-Laporan AKHIR-MANDIRI... · dan pendistribusian benih berkualitas varietas unggul spesifik lokasi

60

Lampiran 4. Dokumentasi Kegiatan

1. Kegiatan pertemuan preferensi varietas

dalam menentukan varitas yang akan

diproduksi

Page 73: LAPORAN HASIL KEGIATAN MODEL PENYEDIAAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/13-Laporan AKHIR-MANDIRI... · dan pendistribusian benih berkualitas varietas unggul spesifik lokasi

61

2. Pelatihan Teknik Produksi Benih Padi

Page 74: LAPORAN HASIL KEGIATAN MODEL PENYEDIAAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/13-Laporan AKHIR-MANDIRI... · dan pendistribusian benih berkualitas varietas unggul spesifik lokasi

62

3. Panen Lokasi Mandiri Benih

Page 75: LAPORAN HASIL KEGIATAN MODEL PENYEDIAAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/13-Laporan AKHIR-MANDIRI... · dan pendistribusian benih berkualitas varietas unggul spesifik lokasi

63

4. Produksi Jagung Hibrida Bima

20 URI

Page 76: LAPORAN HASIL KEGIATAN MODEL PENYEDIAAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/13-Laporan AKHIR-MANDIRI... · dan pendistribusian benih berkualitas varietas unggul spesifik lokasi

64

5. Pelatihan Produksi Jagung

Hibrida

Page 77: LAPORAN HASIL KEGIATAN MODEL PENYEDIAAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/13-Laporan AKHIR-MANDIRI... · dan pendistribusian benih berkualitas varietas unggul spesifik lokasi

65

6. Regoing Tanaman Kedelai