laporan hasil kali kelarutan

25
HASIL KALI KELARUTAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kimia dasar merupakan ilmu yang mempelajari benda, ciri-cirinya, komposisi, dan perubahan yang terjadi yang disebabkan karena adanya interaksi dengan benda lain atau raksi kimia. Perubahan pada reaksi kimia ini berupa perubahan pada kesetimbangan yang dipengaruhi oleh pH, suhu, volume, konsentrasi, dan katalisator. Kesetimbangan ini dibagi menjadi dua kelmpok yaitu homogen dan heterogen. Pada percobaan hasil kali kelarutan akan dipelajari masalah kesetimbangan heterogen, yaitu kesetimbangan antara fasa padat dan cair. Besaran Ksp menunjukkan adanya kesetimbangan antara larutan jenuh dengan padatan pada suhu tertentu dan harganya tertentu untuk setiap jenis senyawa. Hasil kali kelarutan pada suhu tertentu merupakan nilai dari perkalian ion-ionnya dalam larutan dimana pada suhu tersebut terjadi kesetimbangan antara ion-ion tersebut . Bagi garam yang sukar larut dalam air, larutan akan jenuh walau hanya sedikit zat terlarut dimasukkan. Sebaliknya bagi garam yang mudah larut dalam air, KAUSAR NINIEK RAHMADHANI AA 15020150047

description

kimia

Transcript of laporan hasil kali kelarutan

Page 1: laporan hasil kali kelarutan

HASIL KALI KELARUTANBAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kimia dasar merupakan ilmu yang mempelajari benda, ciri-cirinya, komposisi, dan

perubahan yang terjadi yang disebabkan karena adanya interaksi dengan benda lain atau

raksi kimia. Perubahan pada reaksi kimia ini berupa perubahan pada kesetimbangan

yang dipengaruhi oleh pH, suhu, volume, konsentrasi, dan katalisator. Kesetimbangan ini

dibagi menjadi dua kelmpok yaitu homogen dan heterogen.

Pada percobaan hasil kali kelarutan akan dipelajari masalah kesetimbangan

heterogen, yaitu kesetimbangan antara fasa padat dan cair. Besaran Ksp menunjukkan

adanya kesetimbangan antara larutan jenuh dengan padatan pada suhu tertentu dan

harganya tertentu untuk setiap jenis senyawa. Hasil kali kelarutan pada suhu tertentu

merupakan nilai dari perkalian ion-ionnya dalam larutan dimana pada suhu tersebut

terjadi kesetimbangan antara ion-ion tersebut .

Bagi garam yang sukar larut dalam air, larutan akan jenuh walau hanya sedikit zat

terlarut dimasukkan. Sebaliknya bagi garam yang mudah larut dalam air, larutan akan

jenuh setelah banyak zat terlarut dilarutkan ke dalam air. Sejumlah maksimum zat terlarut

yang dapat larut dalam pelarut disebut kelarutan. Selain bergantung pada jumlah zat

yang dapat larut, kelarutan juga bergantung pada jenis zat pelarutnya.

Hasil kali kelarutan adalah hasil kali ion-ion dari larutan jenuh garam yang sukar

larut dalam air, setelah masing-masing konsentrasi dipangkatkan dengan koefisien

menurut persamaan ionisasinya. Hasil kali konsentrasi ion dalam larutan garam yang

sukar larut dalam air setelah masing-masing konsentrasi dipangkatkan dengan koefisien

menurut persamaan ionisasinya tidak dapat melampaui harga Ksp-nya. Berarti, Ksp

adalah batas maksimal hasil kali konsentrasi ion-ion dalam larutan jenuh elektrolit yang

sukar larut dalam air.

1.2 Maksud Praktikum

Maksud dari praktikum ini adalah menentukan tetapan hasil kali kelarutan, dengan

metode kesetimbangan heterogen antara fasa padat dan cair.

KAUSAR NINIEK RAHMADHANI AA15020150047

Page 2: laporan hasil kali kelarutan

HASIL KALI KELARUTAN1.3 Tujuan Praktikum

Tujuan praktikum untuk membuat larutan jenuh suatu garam karbonat, menentukan

kelarutan garam karbonat, menetukan hasil kali kelarutan. Menggunakan larutan jenuh

dan larutan baku.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Umum

Pada umumnya larutan mempunyai beberapa sifat. Sifat larutan tersebut

mempunyai hubungan erat dengan konsetrasi dari tiap komponennya. Sifat-sifat larutan

seperti rasa, pH, warna, dan kekentalan bergantung pada jenis dan konsentrasi zat

KAUSAR NINIEK RAHMADHANI AA15020150047

Page 3: laporan hasil kali kelarutan

HASIL KALI KELARUTANterlarut. Larutan dapat dibuat dari dua macam zat, yaitu zat padat dan zat cair. Berbagai

jenis garam dapat kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, meskipun sekilas tampilan

fisiknya hampir serupa. Tiap-tiap garam memilki karakter khas, diantaranya dalam hal

kelarutan dalam air. Ada garam yang mudah larut, sedikit larut, hingga tidak dapat larut

sama sekali. Nilai Ksp berguna untuk menentukan keadaan senyawa ion dalam larutan,

apakah belum jenuh, tepat jenuh, atau lewat jenuh, yaitu dengan membandingkan hasil

kali ion dengan hasil kali kelarutan (Oxtoby, 2001).

Kelarutan diartikan sebagai zat maksimum yang dapat larut dalam pelarut tertentu

sedangkan hasil kali kelarutan adalah kali kelarutan konsentrasi ion-ion zat yang sukar

larut dalam air dipangkatkan koefisiennya masingmasing. Faktor-faktor yang

mempengaruhi larutan adalah jenis pelarut, temperature/suhu, dan pengadukan

(Rahardjo, 2007).

Kelarutan suatu garam atau basa ditentukan oleh hasil kali kelarutannya pada suhu

tertentu, yaitu hasil kali konsetrasi ion-ionnya yang terdapat dalam larutan jenuh.

Klearutan suatu Zat adalah jumlah maksimum zat itu yang dapat larut dalam pelarut pada

suhu tertentu. Semakin banyak jumlah ion yang terdapat dalam larutan, semakin besar

kelarutannya, berarti sukar mengendap. Adanya ion sejenis dari zat-zat dalam

kesetimbangan larutan elektrolit yang sukar larut menyebabkan kelarutannya berkurang

(Estien, 2005).

Dari percobaan ini kita akan mengetahui apa itu kelarutan. Dan untuk menentukan

tatapan hasil kali kelarutan dari garam karbonat, dengan membuat larutan jenuh dan

menentukan hasil kali kelarutannya didasari dari sistem kesetimbangan ( sunarya,2012).

2.2 Uraian Bahan

1. Magnesium karbonat (FI Edisi III, halaman 351)

Nama resmi : MAGNESII CARBONAS

Nama lain : Magnesium

Rumus molekul : MgCO3

Berat molekul : 84,3

Pemerian : Serbuk ; putih ; tidak berbau ; tidak berasa

KAUSAR NINIEK RAHMADHANI AA15020150047

Page 4: laporan hasil kali kelarutan

HASIL KALI KELARUTANKelarutan : Praktis tidak larut dalam air, larut dalam asam encer dan

disertai terjadinya buih kuat

Kegunaan : Laksativum

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

2. Kalsium Karbonat (FI Edisi III, halaman 120)

Nama resmi : CALCII CARBONAS

Nama lain : Kalsium Kabonat

Rumus Molekul : CaCO3

Berat Molekul : 100,09

Pemerian : Serbuk hablur ; putih ; tidak berbau ; tidak berasa

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, sangat sukar larut dalam air

yang mengandung karbondioksida

Kegunaan : Antasidum

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

3. Barium Karbonat (FI Edisi IV, halaman 1137)

Nama resmi : Barium Carbonat

Nama lain : Barium Karbonat

Rumus molekul : BaCO3

Berat molekul : 197,4

Pemerian : Serbuk warna putih

Kelarutan : Sangat mudah larut

Kegunaan : Sebagai zat tambahan

4. Asam Klorida (FI Edisi III, halaman 53)

Nama Resmi : ACIDUM HIDROCHIORIDUM

Nama lain : Asam klorida, Asam garam

Rumus molekul : HCL

Berat molekul : 36,5

Pemerian : Cairan tidak berwarna, berasap dan bau merangsang jika

diencerkan dua bagian air asap dan bau hilang.

Kegunaan : Sebagai zat tertutup

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup

KAUSAR NINIEK RAHMADHANI AA15020150047

Page 5: laporan hasil kali kelarutan

HASIL KALI KELARUTAN5. Natrium Hidroksida (Depkes RI, 1979 halaman 421)

Nama resmi : NATRII HIDROCIDUM

Nama lain : Natrium Hidroksida

Rumus kimia : NaOH

Berat Molekul : 40,00

Pemerian : Bentuk batang massa hablur air keeping-keping, keras

dan rapuh, menunjukkan susunan hablur putih, mudah

meleleh, basa sangat katalis dan korosif segera menyerap

karbondioksida.

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air

Kegunaan : Sebagai zat tambahan

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

6. Fenol Merah (Depkes RI, 1979 halaman 704)

Nama resmi : FENOLSULFAKTALEIN

Nama lain : Difenol

Rumus kimia : C6H14O3

Berat molekul : 318,32

Pemerian : Serbuk hablur bermacam-macam warna merah tua

sampai merah

Kelarutan : Larut dalam air, mudah larut dalam kloroform eter

Kegunaan : sebagai indikator

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

8. Aquadest (FI Edisi III, halaman 96)

Nama resmi : AQUA DESTILLATA

Nama lain : Air suling

Rumus Molekul : H2O

Berat molekul : 18,02

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak

mempunyai rasa

2.3 Prosedur Kerja

KAUSAR NINIEK RAHMADHANI AA15020150047

Page 6: laporan hasil kali kelarutan

HASIL KALI KELARUTANAmbil larutan MgCO3 jenuh sebanyak 25 cm3 dengan pipet gondok, masukkan ke

dalam Erlenmeyer 100 cm3 tambah dengan 5 cm3 larutan HCL 0,001 M, gunakan pipet

gondok (volume) 5 cm3. Ke dalam campuran (1) itu tambah 10 cm3 larutan NaOH 0,001 M

dan kemudian tambah larutan penunjuk fenol merah. Ambil larutan baku HCL 0,001 M

masukkan ke dalam buret. Larutan campuran hasil kerja (2) dititrasi dengan larutan HCl

baku yang telah anda siapkan di langkah (3). Pada saat titrasi, Erlenmeyer digoyangkan

agar terjadi reaksi sempurna dan merata. Hentikan penambahan larutan HCl dari buret,

bila larutan telah berubah warna dari merah ke jingga (antara merah dan kuning). Catat

volume HCl 0,001 M pada akhir titasi. Ulangi kembali cara tadi dua kali lagi, sehingga

anda dapat tga data.

Kerjakan persis sama yang dilakukan pada larutan MgCO3, tetapi larutan yang

diambil adalah CaCO3 setelah itu dilakukan lagi pada larutan BaCO3.

BAB III METODE KERJA

3.1 Alat Praktikum

Alat-alat yang digunakan selama praktikum adalah Erlenmeyer 100 cm3, Kaca

kimia 100cm3, Pipet volume 10 cm3, Pipet volume 5 cm3, Buret 50 cm3, dan Corong.

3.2 Bahan Praktikum

Bahan-bahan yang digunakan pada saat praktikum antara lain, Larutan jenuh

MgCO3, CaCO3, BaCO3, Larutan baku HCL 0,1139 M, Larutan baku NaOH 0,01 M, dan

penunjuk fenol merah.

3.3 Cara Kerja

Disiapkan 4 buah Erlenmeyer 100 cm3 yang bersih, dan beri masing-masing label untuk

membedakan larutannya. Kemudian diambil larutan jenuh MgCO3 sebanyak 25 ml dengan

menggunakan pipet volume yang telah dipasangkan dengan bultnya, lalu masing-masing

dimasukkan kedalam labu Erlenmeyer dan ditambah larutan HCl 0,1139 M menggunakan pipet

KAUSAR NINIEK RAHMADHANI AA15020150047

Page 7: laporan hasil kali kelarutan

HASIL KALI KELARUTANvolume 5 ml. Kemudian ditambah lagi dengan larutan NaOH 0,01 M dan larutan penunjuk fenol

merah, lalu Erlenmeyer digoyangkan agar larutannya merata.

Disiapkan buret 50 ml dan diisi dengan larutan HCl baku 0,1139 M sampai batas tanda.

kemudian larutan campuran pada Erlenmeyer tadi dititrasi dengan larutan HCl pada buret tadi.

Pada saat titrasi, Erlenmeyer digoyangkan agar reaksi sempurna dan merata. Hentikan

penambahan HCl dari buret apabila telah terjadi perubahan warna dari merah ke jingga dan

menjadi warna kuning. Catatlah volume titrannya pada akhir titrasi.

Setelah percobaan pada larutan MgCO3, kerjakan kembali dengan menggunakan larutan

CaCO3, kemudian catat volume titrannya. Setelah itu lakukan lagi pada larutan BaCO3. Setelah

mendapat tiga data dari masing-masing larutan yang dititrasi, kemudian rampungkan dalam table

pengamatan.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Data-data dan Reaksi Kimianya

a. Data Hasil Pengamatan

Kelompok Bahan Larutan Baku Volume Titran

IMgCO3

0, 11397,4 ml

CaCO3 5,8 mlBaCO3 5,8 ml

IIMgCO3

0, 11397,4 ml

CaCO3 5,8 mlBaCO3 5,8 ml

IIIMgCO3

0, 11397,4 ml

CaCO3 5,8 mlBaCO3 5,8 ml

IVMgCO3

0, 11397,4 ml

CaCO3 5,8 mlBaCO3 5,8 ml

b. Reaksi kimia

Reaksi 1 : MgCO3 Mg2+ + CO32-

Reaksi 2 : CaCO3 CaO + CO2

Reaksi 3 : BaCO3 Ba2+ + CO3 2-

KAUSAR NINIEK RAHMADHANI AA15020150047

Page 8: laporan hasil kali kelarutan

HASIL KALI KELARUTANReaksi 4 : HCl HCl + H2O

Reaksi 5 : NaOH NaCl + H2O

4.2 Perhitungan

1. MgCO3

HCl yang bereaksi dengan NaOH sisa = 7,4 ml . 0,01 M

1000 ml

= 7,4 . 10-5 mol

NaOH yang sisa = 7,4 . 10-5

NaOH yang ditambahkan = 10 . 0,01 M

1000 ml

= 10 . 10-5 mol

NaOH yang bereaksi dengan HCl sisa = 10 . 10-5 mol – 7,4 . 10-5 mol

= 2,6 – 10-5 mol

HCL yang sisa = 2,6 . 10-5 mol

HCl yang ditambahkan = 5 ml . 0,01 M

1000 ml

= 5 . 10-5

HCl yang bereaksi dengan MgCO3 = (5-2,6) . 10-5 mol

= 2,4 . 10-5

Jumlah mol MgCO3 = 12 . 10-6 mol

25 . 10-3 l

= 4,8 . 10-4 M

KAUSAR NINIEK RAHMADHANI AA15020150047

Page 9: laporan hasil kali kelarutan

HASIL KALI KELARUTANJadi kelarutan MgCO3 = 4,8 . 10-4

Ksp = [Mg+] [CO3-] = [4,8 . 10-4] [4,8 . 10-4]

2. BaCO3

HCl yang bereaksi dengan NaOH sisa = 5,8 ml . 0,01 M

1000 ml

= 5,8 . 10-5 mol

NaOH yang sisa = 5,8 . 10-5

NaOH yang ditambahkan = 10 . 0,01 M

1000 ml

= 10 . 10-5 mol

NaOH yang bereaksi dengan HCl sisa = 10 . 10-5 mol – 5,8 . 10-5 mol

= 4,2 – 10-5 mol

HCL yang sisa = 4,2 . 10-5 mol

HCl yang ditambahkan = 5 ml . 0,01 M

1000 ml

= 5 . 10-5

HCl yang bereaksi dengan BaCO3/CaCO3 = (5-4,2) . 10-5 mol

= 0,8 . 10-5 mol

Jumlah mol BaCO3 = 0,8 . 10-6 mol

2

= 0,8 . 10-4 M

Jadi kelarutan BaCO3 = 4,8 . 10-4 mol

Jadi kelarutan BaCO3 = 1,6 . 10-4

Kepekatan BaCO3 = 4 . 10-6

25 . 10-3

KAUSAR NINIEK RAHMADHANI AA15020150047

Page 10: laporan hasil kali kelarutan

HASIL KALI KELARUTAN=1,6 . 10-4

Ksp = [Ba+] [CO3-] = (1,6 x 10-4 M) (1,6 x 10-4 M)

= 2,56 x 10-8 M2

Teoritis Ksp BaCO3 = 8,1 x 10-9 M2 (Syukri, 2000)

Ksp > Ksp teoritis maka larutan BaCO3 tersebut sudah lewat jenuh

3. CaCO3

HCl yang bereaksi dengan NaOH sisa = 5,8 ml . 0,01 M

1000 ml

= 5,8 . 10-5 mol

NaOH yang sisa = 5,8 . 10-5

NaOH yang ditambahkan = 10 . 0,01 M

1000 ml

= 10 . 10-5 mol

NaOH yang bereaksi dengan HCl sisa = 10 . 10-5 mol – 5,8 . 10-5 mol

= 4,2 – 10-5 mol

HCL yang sisa = 4,2 . 10-5 mol

HCl yang ditambahkan = 5 ml . 0,01 M

1000 ml

= 5 . 10-5

HCl yang bereaksi dengan CaCO3 = (5-4,2) . 10-5 mol

= 0,8 . 10-5 mol

Jumlah mol CaCO3 = 0,8 . 10-6 mol

2

= 0,8 . 10-4 M

Jadi kelarutan CaCO3 = 4,8 . 10-4 mol

Jadi kelarutan CaCO3 = 1,6 . 10-4

Kepekatan CaCO3 = 4 . 10-6

25 . 10-3

=1,6 . 10-4

Ksp = [Ca+] [CO3-] = (1,6 x 10-4 M) (1,6 x 10-4 M)

= 2,56 x 10-8 M2

KAUSAR NINIEK RAHMADHANI AA15020150047

Page 11: laporan hasil kali kelarutan

HASIL KALI KELARUTANTeoritis Ksp CaCO3 = 9 x 10-9 M2 (Syukri,2000)

Ksp > Ksp teoritis maka larutan CaCO3 tersebut sudah lewat jenuh.

4.3 Pembahasan

Percobaan dilakukan untuk mengetahui kesetimbangan hasil kali dari sebuah

larutan. Bahan-bahan dari percobaan kali ini adalah menggunakan larutan standar HCL

0.1139 M sebagai titran. Hasil kali kelarutan adalah perkalian kelarutan antar

konsentrasi ion-ion elektrolit yang sukar larut dalam larutan jenuhnya dipangkatkan

koefisiennya masing. Hasil kali kelarutan dilambangkan dengan Ksp. Percobaan

Kesetimbangan Hasil Kali Kelarutan dilakukan dengan tiga larutan yaitu larutan MgCO3,

CaCO3, dan BaCO3 melalui prosedur yang sama.

Hasil kali kelarutan mempunyai beberapa kriteria pertama yaitu apabila hasil kali

ion-ion yang dipangkatkan dengan koefisiennya masing-masing kurang dari nilai Ksp

maka larutan belum jenuh dan tidak terjadi endapan, kemudian apabila hasil kali ion-ion

yang dipangkatkan koefisiennya masing-masing sama dengan nilai Ksp maka

kelarutannya tepat jenuh namun tidak terjadi endapan dan apabila hasil kali ion-ion yang

dipangkatkan koefisiennya lebih dari nilai Ksp, maka larutan disebut lewat jenuh dan

terbentuk endapan.

Kriteria kedua menyatakan bahwa kelarutan dari suatu garam adalah banyaknya

garam yang dapat larut dalam suatu pelarut sampai garam tersebut tepat akan

mengendap. Larutan jenuh merupakan suatu larutan yang mengandung zat terlarut

sebanyak yang diperlukan untuk mempertahankan kesetimbangan antara zat terlarut

dalam larutan dan zat terlarut yang tak larut. Larutan jenuh sendiri biasanya sering

dianggap sebagai larutan yang mengendap. Untuk mencari harga kelarutan dari larutan

jenuh tersebut, digunakan proses penitrasian dangan menggunakan indikator fenol

merah.

Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah Magnesium karbonat

(MgCO3), kalsium karbonat (CaCO3), dan barium karbonat (BaCO3). Percobaan yang

pertama yaitu larutan jenuh MgCO3.Larutan jenuh MgCO3 diambil sebanyak 25 ml

dimasukkam kedalam erlenmeyer lalu dicampurkan dengan larutan standar HCl

sebanyak 5mL. Kemudian ditambahkan dengan 10 ml NaOH 0,01 M dan ditetesi 2-3

tetes fenol merah sebagai indikator, warna awal larutan ini adalah merah muda.

KAUSAR NINIEK RAHMADHANI AA15020150047

Page 12: laporan hasil kali kelarutan

HASIL KALI KELARUTANKemudian larutan ini ditritasi dengan HCl 0,1139 M yang sebelumnya sudah dimasukkan

ke dalam buret lakukan titrasi dengan hati-hati dan perlahan dilihat dengan sekama

sampai larutan dalam erlenmeyer berubah warna pada menjadi warna kuning.

Kemudian percobaan selanjutnya dilakukan pada larutan jenuh CaCO3 dan

BaCO3 dengan prosedur sama dengan yang dilakukan pada larutan jenuh MgCO3

Dititrasi perlahan hingga larutan berubah warna. Catat volume HCl yang terpakai

kurangkan dengan volume awal sebelum titrasi.

Salah satu cara untuk menentukan kelarutan dan hasil kali kelarutan suatu

zat/garam dapat ditentukan dengan cara titrasi. Secara umum hubungan antara

kelarutan dengan Ksp (hasil kali kelarutan) terhadap pengendapan larutan adalah

sebagai berikut, Jika kelarutan > Ksp maka larutan akan mengendap, Jika kelarutan <

Ksp maka kelarutan tidak mengendap, Jika kelarutan = Ksp maka kelarutan akan larut

pada titik tepat jenuh.

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

KAUSAR NINIEK RAHMADHANI AA15020150047

Page 13: laporan hasil kali kelarutan

HASIL KALI KELARUTANSetelah melakukan praktikum pada larutan jenuh MgCO3, CaCO3, dan BaCO3

dapat ditarik kesimpulan bahwa titrasi pada larutan campuran dapat merubah warna

awal setelah pemberian indikator fenolmerah menjadi warna kuning. Dan volume titran

saat perubahn warna berbeda antara MgCO3 dengan CaCO3 dan BaCO3.

5.2 Saran

Alat-alat praktikum sebaiknya diperiksa terlebih dahulu sebelum digunakan untuk

mengefisienkan waktu dan agar praktikan tidak saling menyalahkan. Dan Larutan yang

akan dipakai pada saat itu telah diperiksa terlebih dahulu oleh koordinator bahan agar

tidak terjadi kesalahan yang bisa mengakibatkan gagal praktikum.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2015, Penuntun Praktikum Kimia Umum, UMI, Makassar

Dirjen POM, 1979, Farmakope Indonesia Edisi ke III, Jakarta : Departemen Kesehatan RI

Dirjen POM, 1995, Farmakope Indonesia Edisi ke IV, Jakarta : Departemen Kesehatan RI

KAUSAR NINIEK RAHMADHANI AA15020150047

Page 14: laporan hasil kali kelarutan

HASIL KALI KELARUTAN

Hardjono, 2010, Kimia Dasar, Yogyakarta : Gadja Mada University Press

Mulyono, 2005, Membuat Reagen Kimia, Bandung : Bumi Aksara

Oxtoby, 2001, Prinsip - Prinsip Kimia Modern, edisi keempat jilid 1, Jakarta : Penerbit Erlangga

Petrucci, Harwood, Herring, Madura, 2008, Kimia Dasar, Jakarta : Penerbit Erlangga

Tim Dosen Kimia UNHAS, 2012, Kimia Dasar, Makassar : Bagian Kimia Unit Pelaknasa Teknis Mata Kuliah Umum

Widi prasotyo, 2009, Kimia dasar Jilid 2, Jakarta : Cerdas Pustaka

LAMPIRAN

KAUSAR NINIEK RAHMADHANI AA15020150047

Page 15: laporan hasil kali kelarutan

HASIL KALI KELARUTAN

KAUSAR NINIEK RAHMADHANI AA15020150047