Laporan GTC Prosto

30
LAPORAN KEPANITERAAN PROSTODONSIA GIGI TIRUAN CEKAT Disusun oleh : Silviana Farrah Diba 08/272854/KG/08375 Dosen Pembimbing : drg. Sri Budi Barunawati, M. Kes, Sp. Pros BAGIAN PROSTODONSIA FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS GADJAH MADA 1

description

laporan gigi tiruan cekat prostodonsia FKG

Transcript of Laporan GTC Prosto

LAPORAN KEPANITERAAN PROSTODONSIAGIGI TIRUAN CEKAT

Disusun oleh :Silviana Farrah Diba08/272854/KG/08375

Dosen Pembimbing :drg. Sri Budi Barunawati, M. Kes, Sp. Pros

BAGIAN PROSTODONSIAFAKULTAS KEDOKTERAN GIGIUNIVERSITAS GADJAH MADAYOGYAKARTA2014

I. PENDAHULUAN

Gigi yang hilang dapat terjadi dari suatu pencabutan atau memang sejak kecil tidak tumbuh. Gigi yang hilang perlu diganti untuk mencegah terjadinya tilting pada gigi sebelahnya, mencegah hilangnya kontak antar gigi, mencegah elongasi pada gigi antagonisnya, mencegah traumatik oklusi, mencegah poket gingiva, menghindari rasa sakit pada sendi temporo mandibular joint, dan mencegah karies pada gigi sebelahnya. Akibat-akibat yang dapat ditimbulkan karena hilangnya gigi dalam waktu lama dan tidak dibuatkan gigi tiruan adalah :1. Migrasi dan rotasi gigi.2. Erupsi yang berlebihan dari gigi antagonisnya.3. Penurunan efisiensi pengunyahan.4. Gangguan pada TMJ.5. Beban yang berlebihan pada jaringan pendukung.6. Kebersihan mulut terganggu.7. Kelainan bicara.8. Jika pada rahang bawah banyak gigi yang hilang dan tidak dibuatkan gigi tiruan maka dapat berakibat lidah membesar (macroglossia).Pada umumnya dikenal dua tipe gigi tiruan yaitu gigi tiruan cekat, yang dilekatkan di dalam mulut dengan semen dan gigi tiruan lepasan, yang tiap saat dapat dilepas dari mulut (Prajitno, 1994). Gigi tiruan cekat (GTC) adalah gigi tiruan yang menggantikan satu atau lebih gigi yang hilang dan tidak dapat dilepas oleh pasiennya sendiri maupun dokter gigi karena dipasangkan secara permanen pada gigi asli yang merupakan pendukung utama dari restorasi.Secara umum tujuan pembuatan GTC adalah :1. Memperbaiki fungsi organ kunyah yang berkurang daya kunyahnya karena hilangnya satu atau lebih gigi asli2. Memperbaiki estetika3. Mencegah terjadinya perpindahan tempat gigi sekitar ruangan yang kosong karena hilangnya gigi.4. Memelihara dan mempertahankan gusi.5. Memulihkan fungsi fonetik.Keuntungan dari pembuatan GTC adalah tidak mudah terlepas atau tertelan dikarenakan dilekatkan pada gigi asli, dirasakan sebagai gigi sendiri oleh pasien, dapat dipasang kembali di dalam mulut tiap kali dilepas karena tidak mempunyai pendekap yang dapat menyebabkan keausan pada permukaan email gigi, dan dapat melindungi gigi terhadap stress karena mempunyai efek splint, serta menguntungkan jaringan pendukungnya karena menyebarkan tekanan fungsi ke seluruh gigi.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Fixed partial denture adalah suatu protesa sebagian yang dilekatkan secara tetap pada satu atau lebih dari suatu gigi yang hilang. Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam perawatan GTC adalah: keadaan kesehatan, kedudukan, kondisi dan tempatnya pada rahang dari gigi atau geraham yang masih ada yang akan dipakai sebagai penyangga, jumlah gigi yang akan diganti, umur penderita, keadaan kesehatan gusi, selaput akar dan tulang rahang, kebersihan mulut, indeks karies, oklusi, dan keadaan/posisi gigi antagonis.Indikasi pembuatan gigi tiruan cekat menurut Ewing (1959) adalah :1. Gigi sudah erupsi penuh dengan usia pasien 20-55 tahun.2. Mempunyai struktur jaringan gigi yang sehat.3. Oral hygiene baik.4. Mengganti hanya beberapa gigi yang hilang (1-4 gigi).5. Kondisi ridge dalam batas normal.6. Processus alveolaris yang mendukung baik.7. Gigi abutment tidak malposisi dan mampu menerima tekanan pontic.8. Mempunyai hubungan oklusi dan jaringan periodonsium yang baik.9. Gigi abutment posisinya sedapat mungkin sejajar dan masih vital.10. Pasien tidak mempunyai kebiasaan jelek.11. Kesehatan umum dan sosial indikasi pasien baik.12. Sedapat mungkin gigi abutment paralel dan vital.13. Merupakan suatu treatment dari kasus-kasus penyakit periodontal.14. Pasien tidak mempunyai kebiasaan buruk dan menuntut penampilan.Kontra indikasi GTC adalah :1. Pasien terlalu muda atau tua2. Struktur gigi terlalu lunak3. Hygiene mulut jelek4. Gigi yang harus diganti banyak5. Kondisi daerah tak bergigi mengalami resorbsi eksisi.6. Alveolus pendukung gigi kurang dari 2/3 akar gigi.7. Gigi abutment abnormal dan jaringan periodonsium tidak sehat.8. Oklusi abnormal.9. Kesehatan umum jelek.10. Tidak terjalin kooperatif dari pasien dan operator.11. Mempunyai bad habit (kebiasaan buruk).12. Gigi hipersensitif walaupun sudah dianestesi.

Gigi Tiruan Cekat (GTC) terdiri dari 4 bagian, yaitu :1. Penyangga (gigi abutment)Merupakan gigi pegangan dimana suatu bridge (jembatan) dilekatkan. Abutment harus mempunyai daerah permukaan akar yang efektif dan tulang pendukung yang cukup. Sebagai abutment harus gigi yang sudah full erupsi (erupsi penuh) agar retainer tidak terangkat akibatnya timbul daerah yang tidak tertutup oleh retainer sehingga mudah terjadi karies.Gigi abutment harus dipersiapkan agar benar-benar dapat memberi dukungan yang kuat pada GTC. Untuk menentukan jumlah gigi yang akan digunakan sebagai abutment, digunakan Hukum Ante : Luas permukaan jaringan periodontal dari gigi abutment sama atau lebih besar dari jaringan periodontal gigi yang akan diganti.2. RetainerDidefinisikan sebagai bangunan logam tuang yang disemen atau dilekatkan pada gigi penyangga untuk menahan atau membantu suatu pontic. Retainer ini menghubungkan bridge dengan abutment.Fungsi retainer adalah untuk menjaga agar GTC tetap pada tempatnya.Tipe tipe retainer antara lain:a. Tipe dalam dentin (intra coronal retainer )Preparasi dan badan retainer sebagian besar ada di dalam dentin atau di dalam mahkota gigi. Contoh : tumpatan MODb. Tipe luar dentin (ekstra coronal retainer )Preparasi dan bidang retensi sebagian besar ada di luar dentin ataudiluar badan mahkota gigi. Contoh : preparasi full cast crownc. Tipe dalam akar.Preparasi dan bidang retensi sebagian besar ada di dalam saluran akar. Contoh : mahkota pasak inti.

3. Pontic/dummyMerupakan bagian dari GTC yang menggantikan gigi asli yang hilang dan memperbaiki fungsinya. Salah satu sifat yang sangat penting dari pontic adalah reliability, yaitu ketahanan terhadap tekanan cairan di dalam mulut (suasana dalam mulut). Facing pontic diharapkan selalu menempel pada bangunan logam pontic. Facing pontic dapat dibuat dari akrilik atau porselin.Beberapa macam bentuk pontic adalah :a. Saddle ponticAdalah pontic yang dapat menjamin estetis karena seluruh bentuk pontic tersebut mengganti dari seluruh bentuk gigi yang hilang. Kerugian dari bentuk ini sering menyebabkan inflamasi jaringan lunak di bawah pontic tersebut, karena pontic tersebut menutup seluruh edentulous ridge.b. Ridge Lap ponticPontic ini tidak menempel pada permukaan palatinal/lingual, sedangkan permukaan bukal/labialnya menempel. Keadaan ini untuk memperkecil terjadinya impaksi dan akumulasi makanan, tetapi tidak mengabaikan faktor estetis, biasanya untuk gigi anterior.c. Hygiene / sanitary ponticPontic ini sama sekali tidak menempel pada edentulous ridge (menggantung) sehingga self clensing sangat terjamin. Biasanya untuk gigi posterior bawah.

d. Conical pontic.Pontic ini hampir sama dengan hygienic pontic tetapi pada jenis ini ada bagian yang menempel pada edentulous ridge. Sering juga disebut bullet atau spheroid pontic mahkota sementara.

4. Connector/jointMerupakan bagian dari GTC yang menghubungkan setiap unit dari GTC. Connector dapat berupa hubungan antara retainer dengan pontic ataupun retainer dengan retainer. Hubungan pontic dengan retainer dapat merupakan pelekatan kaku (rigid) atau yang tidak kaku (non rigid) seperti kunci-kunci atau stress breaker (alat penyerap daya untuk mengurangi beban yang harus dipikul abutment). Konektor merupakan penghubung antara gigi abutment dengan pontic. Tipe GTC menurut konektornya, antara lain:1. Fixed-fixed bridge : kedua konektor bersifat rigid. Dapat digunakan untuk gigi posterior dan anterior.2. Fixed movable bridge : salah satu konektor bersifat rigid dan konektor lain bersifat non rigid. Dapat digunakan untuk gigi posterior dan anterior.3. Spring bridge : pontic jauh dari retainer dan dihubungkan dengan palatal bar. Digunakan pada kasus diastema/space yang mengutamakan estetis. Keuntungan spring bridge jika digunakan untuk gigi yang diastem adalah (1) konektor tidak tampak sehingga faktor estetis tidak terabaikan, (2) ukuran gigi geligi tetap tampak alami.4. Cantilever bridge : satu ujung bridge melekat secara kaku pada retainer sedang ujung lainnya bebas/menggantung.5. Compound bridge : adalah kombinasi dua atau lebih dari tipe bridge.

Dalam preparasi GTC dikenal empat macam finish line, antara lain:a. Shoulderless/knife edge/tanpa pundak; bentuk ini biasanya dibuat untuk gigi pegangan yang tipis atau pada GTC dengan retainer terbuat dari bahan yang mempunyai kekuatan tepi yang cukup kuat.b. Shoulder/berpundak; bentuk ini dibuat pada gigi pegangan dengan retainer tanpa kekuatan tepi, sehingga pada tepi retainer tersebut mempunyai ketebalan (contoh pada resin akrilik mahkota jaket).c. Chamfer finish line; bentuk ini biasanya digunakan untuk retainer jenis mahkota penuh (full veneer cast crown).d. Partial shoulder/ berpundak sebagian; bentuk ini mempunyai pundak pada bagian bukal atau labial, kemudian akan menyempit pada daerah proksimal dan akhirnya hilang sama sekali pada daerah palatinal/lingual.

Prosedur pembuatan GTC :1. Preparasi gigi abutment, bisa dilakukan pada gigi kaninus, premolar atau molar.Preparasi GTC dilakukan : ( Johnson, 1960 )a. pengurangan permukaan oklusal atau sisi insisalb. pengurangan sisi proksimalc. preparasi permukaan labial, lingual, bukald. pengurangan sudut aksial.e. membuat shoulder sebagai pijakan mahkota agar tidak mudah lepas2. Setelah gigi abutment dipreparasi, maka gigi tersebut harus dilindungi dengan mahkota sementara (Martanto, 1981) yang berfungsi untuk :a. Melindungi gigi dari rangsang mekanis, khemis, suhub. Mencegah terjadinya elongasi daan migrasic. Milindungi gusi daerah servikal dan migrasid. Memelihara estetis 3. Membuat model kerja 4. Pemendaman dan penuangan logam kerangka GTC.5. Pembuatan facing akrilik / porselain.6. Pemilihan jenis pontic.

III. LAPORAN KASUS

A. IdentifikasiNama:MujiranUmur:40 tahunJenis kelamin:Laki-lakiAlamat:WonosariPekerjaan :Pegawai swastaBangsa:IndonesiaNo. Kartu:12 83 08Tanggal Pemeriksaan : 14 November 2014

B. AnamnesaPemeriksaan SubyektifMotivasi:Pasien datang ke klinik atas keinginan sendiri untuk membuatkan gigi palsu yang tidak bisa dilepas pada gigi belakang kiri bawahCC:Merasa terganggu ketika makan karena ada gigi yang telah dicabut.PI : Tidak ada keluhan sakit.PDH:Pernah mencabutkan gigi geraham kiri bawah 20 tahun yang lalu dan sisa akar gigi belakang kanan atas seminggu yang lalu tanpa komplikasi. PMH:Sehat, tidak dicurigai menderita penyakit sistemik dan tidak alergi terhadap obat.FH :Ayah : Sehat, tidak dicurigai menderita penyakit sistemik Ibu : Sehat, tidak dicurigai menderita penyakit sistemik

Pemeriksaan Obyektif a. Umum : Jasmani : sehat. Rohani : kooperatif dan komunikatif. b. Lokal : EO : wajah: simetris, t.a.k. pipi : simetris, t.a.k. bibir : simetris, t.a.k. lnn : tidak teraba. IO : Mukosa : normal, t.a.k. Gingiva : normal, t.a.k. Lidah : normal, t.a.k. Palatum: normal, t.a.k.Formula gigiX

8765432112345678

8765432112345678

-X

Keterangan:X : telah dicabut-: belum erupsi

Klasifikasi Gigi:Rahang atas : Kennedy klas III atau Applegate Kennedy Klas VIRahang bawah : Kennedy klas III atau Applegate Kennedy Klas VIPemeriksaan r fotoTidak ada area radiolusen di sekitar daerah yang tidak bergigi dan tidak ada kelainan disekitar gigi 35 dan 37 yang akan dijadikan gigi abutment. Jaringan periodontal sehat.

IV. RENCANA PERAWATAN

Kunjungan I1. Pasien dianamnesis dan diberi penjelasan mengenai jalannya perawatan dalam pembuatan gigi tiruan cekat2. Persiapan keadaan rongga mulut sebelum dibuat gigi tiruan cekat yaitu perawatan periodontal (scaling).3. Evaluasi R foto untuk mengetahui kondisi gigi abutment dan jaringan periodontalnya.4. Indikasi dan mencetak study model RA dan RB dengan : sendok cetak : perforated stock tray no. 2 untuk rahang bawah dan no.2 untuk rahang atasbahan cetak : alginat (irreversible hydrocolloid)metode mencetak: mukostatikStudy model diboxing kemudian dilakukan pembuatan desain gigi tiruan cekat rahang bawah. Pasien akan dibuatkan GTC fixed-fixed bridge dengan gigi 35 dan 37 sebagai abutment serta pontic pada gigi 36 atau disebut juga gigi tiruan cekat tiga unit. Retainer pada gigi 35 dan 37 berupa full veneer crown yang terbuat dari porcelain fused to metal. Gigi abutment 35 dan 37 dipreparasi dengan menggunakan bur kecepatan tinggi (high speed bur). Bentuk pontic yang digunakan adalah hygiene pontic, yaitu pontic yang tidak menempel sama sekali pada edentulous ridge (menggantung). Hal ini dimaksudkan supaya self cleansing dapat terjamin. Kondisi gigi sebelum dipreparasi: Ukuran mesiodistal 35 = 7,2 mmUkuran mesiodistal 37 = 11 mmRuang kosong gigi 36 = 7,5 mm

Rencana preparasi gigi:Pengurangan 35 :Oklusal: 1,5 2 mmBukal: 0,5 1 mmLingual: 0,5 1 mmMesial: 1 1,5 mmDistal: 1 1,5 mm

Pengurangan 37 :Oklusal: 1,5 2 mmBukal: 0,5 1 mmLingual: 0,5 1 mmProksimal: Mesial: 1 1,5 mmDistal: 1 1,5 mm

DESAIN GIGI TIRUAN CEKAT

Keterangan:A = Gigi abutmentP = Pontic ( hygiene pontic)C = Rigid ConnectorR = Retainer (full veneer cast crown, dengan veneer logam berlapis porselen)

Membuat simulasi preparasi gigi tiruan cekat 3 unitStudy model dicetak kembali kemudian diisi dengan stone gips. Setelah cetakan jadi, dilakukan simulasi preparasi dengan crownmess lalu dibuat mahkota sementara gigi tiruan cekat 3 unit dengan malam merah. Model kerja tersebut dikirim ke laboratorium untuk diproses menjadi mahkota sementara gigi tiruan cekat 3 unit dari self curing acrilic sewarna gigi.

Kunjungan IIPreparasi gigi abutment 35 dan 37 untuk retainer. Pontic pada edentulous ridge dari gigi 36 yang telah dicabut. Retainer pada gigi 35 dan gigi 37 dibuat full crown dengan porcelain fused to metal, retainer pada gigi tersebut dipreparasi dengan menggunakan bur kecepatan tinggi (high speed bur). Sebelum dilakukan preparasi, gigi abutment diseparasi pada gingiva margin dengan benang yang sudah dibasahi adrenalin. Kemudian dilakukan anestesi infiltrasi lingual dan bukal pada gigi yang akan dipreparasi. Anestesi infiltrasi dilakukan pada gigi-gigi tersebut untuk mengurasi rasa nyeri yang mungkin timbul akibat preparasi yang akan dilakukan. Langkah-langkah preparasi gigi 35 :a. Pengurangan permukaan oklusal Menggunakan round end tapered diamond Bagian oklusal dikurangi sebanyak 1,5-2,0 mm sesuai bentuk anatomi permukaan oklusal b. Pengurangan bagian bukal dan lingual Menggunakan bur silindris fissur bur berujung datar dan membulat (round end). Pengurangan bagian bukal dan lingual sampai mendekati interproksimal embrasure Bagian bukal dikurangi sebanyak 0,8 mm dan lingual dikurangi sebanyak 0,8 mm Finish line berbentuk knife edgec. Pengurangan bagian proksimal Menggunakan tapered diamond (diameter terkecil) Preparasi diusahakan sejajar / parallel anatara dinding proksimal sebelah mesial dan distal, atau sedikit konvergen ke arah oklusal sebesar 50 Pengurangan bagian mesial dan distal sebanyak 1 1,5 mm Finish line berbentuk knife edgePengurangan sudut-sudut aksial Tumpulkan sudut-sudut aksial yang ada dengan bur fisur kerucut terutama pada daerah gingiva margin.Untuk sudut-sudut aksial yang mudah dijangkau dapat menggunakan bur intan fisur.d. Penghalusan hasil preparasi Menggunakan sand paper disc. Menghilangkan seluruh bagian yang tajam, runcing, tidak rata dan undercut-undercut untuk memperoleh hasil preparasi yang cukup halus

Langkah-langkah preparasi gigi 37 :a. Pengurangan permukaan oklusal Pengurangan bagian oklusal menggunakan round end tapered diamond Bagian oklusal dikurangi sebanyak 1,5-2,0 mm sesuai bentuk anatomi permukaan oklusal Pembuatan bevel pada tonjol fungsional (tonjol bukal) menggunakan round end tapered diamond dengan cara memposisikan bur pada sudut 450 terhadap dinding aksial di buko oklusal line angleb. Pengurangan bagian bukal dan lingual Menggunakan round end tappered dengan ujung datar dan bulat. Pengurangan bagian bukal dan lingual sampai mendekati interproksimal embrasure Bagian bukal dikurangi sebanyak 0,8 mm dan lingual dikurangi sebanyak 0,8 mm Finish line berbentuk chamfer (0,5 mm di bawah gingiva)c. Pengurangan bagian proksimal Menggunakan tapered diamond (diameter terkecil) Preparasi diusahakan sejajar / parallel anatara dinding proksimal sebelah mesial dan distal, atau sedikit konvergen ke arah oklusal sebesar 50 Pengurangan bagian mesial dan distal sebanyak 1 1,5 mm Finish line berbentuk chamfer yang dibentuk menggunakan torpedo diamondPengurangan sudut-sudut aksial Tumpulkan sudut-sudut aksial yang ada dengan bur fisur kerucut terutama pada daerah gingiva margin.Pengurangan dapat menggunakan tappered bur

d. Penghalusan hasil preparasi Menggunakan sand paper disc Menghilangkan seluruh bagian yang tajam, runcing, tidak rata dan undercut-undercut untuk memperoleh hasil preparasi yang cukup halus

Setelah dipreparasi dibuat cetakan model kerja :Sendok cetak : perforated stock tray no. 1 dan 2Bahan cetak : elastomer (aquasil)/nama dagang (exaflect)Metode : double impressionCara mencetak:Bahan cetak putty yang terdiri dari base dan katalis dengan perbandingan 1 : 1 diaduk/diuleni dengan tangan kemudian setelah mencapat konsistensi tertentu (homogen), kemudian bahan cetak diletakkan dalam sendok cetak. Selanjutnya, bahan cetak aquasil injection (base dan katalis jadi satu dalam pistol) diletakkan di atas sendok cetak yang sudah diberi putty, dan kemudian dimasukkan ke dalam mulut pasien. Setelah bahan cetak setting, maka sendok cetak dikeluarkan dari mulut pasien.Hasil cetakan diisi dengan glass stone, kemudian dilakukan model malam pada hasil cetakan tersebut sesuai dengan bentuk gigi yang hilang menggunakan malam biru. Selanjutnya model kerja dikirim ke laboratorium untuk pemrosesan bridge.Pembuatan jembatan sementara Sebelum gigi dipreparasi, pada area gigi yang hilang dibuatkan mahkota dengan malam inley. Lalu dibuat cetakan negatif dari alginat dari kuadran rahang di mana gigi tersebut berada. Kemudian dibuat cetakan positifnya. Setelah gigi abutmentnya dipreparasi lalu dicetak mengguanakan alginat kemudian dibuat cetakan positifnya. Cetakan positif dari gigi yang belum dipreparasi dibuat kembali cetakan negatinya dengan menggunakan alginat. Lalu menuangkan self cured acrylic pada kuadran gigi yang dibuatkan model malamnya, kemudian cetakan positif gigi setelah dipreparasi dimasukkan ke dalam cetakan negatif gigi yang ada model malamnya tersebut, ditunggu sampai mengeras. Setelah mengeras lalu dilepaskan dan dipaskan pada gigi pasien. Jembatan sementara akrilik ini dilekatkan dengan freugenol.

Kunjungan III1. Pengepasan gigi tiruan cekat, yang harus diperhatikan adalah retensi, stabilisasi, oklusi. Perhatikan juga kontak proksimal antara gigi tiruan cekat dengan gigi sebelahnya dan tepi gigi tiruan cekat yang tidak boleh menekan gingiva.

RetensiKemampuan GTC untuk melawan gaya pemindah yang cenderung memindahkan gigi tiruan kearah oklusal. Cara mengecek retensi gigi tiruan adalah dengan cara memasang gigi tiruan tersebut ke dalam mulut pasien. Jika tidak mempunyai retensi maka gigi tiruan tersebut akan terlepas setelah dipasang, namun jika tidak terlepas berarti gigi tiruan tersebut sudah mempunyai retensi.

StabilisasiMerupakan perlawanan atau ketahanan GTC terhadap gaya yang menyebabkan perpindahan tempat atau gaya horizontal. Stabilisasi terlihat dalam keadaan berfungsi, misal pada mastikasi. Pemeriksaan stabilisasi gigi tiruan dengan cara menekan bagian gigi tiruan secara bergantian. Gigi tiruan tidak boleh menunjukkan pergerakan pada saat tes ini.

OklusiPemeriksaan aspek oklusi pada saat posisi sentrik, lateral dan anteroposterior. Caranya dengan memakai kertas artikulasi yang diletakkan di antara gigi atas dan bawah, kemudian pasien diminta melakukan gerakan mengunyah. Setelah itu kertas artikulasi diangkat dan dilakukan pemeriksaan oklusal gigi. Pada keadaan normal terlihat warna yang tersebar secara merata pada permukaan gigi. Bila terlihat warna yang tidak merata pada oklusal gigi maka terjadi traumatik oklusi oleh karena itu dilakukan pengurangan pada gigi yang bersangkutan dengan metode selective grinding. Pengecekan oklusi ini dilakukan sampai tidak terjadi traumatik oklusi.

2. Setelah gigi tiruan cekat pas pada tempatnya dilakukan pemasangan sementara dengan freugenol. Cara pemasangan gigi tiruan cekat sama seperti cara penyemenan mahkota sementara gigi tiruan cekat 3 unit.

Penyemenan sementara GTC :1. GTC dibersihkan dan disterilkan lalu dikeringkan, gigi yang akan dipasangi GTC juga dikeringkan. Freugenol diaduk sesuai dengan konsistensinya dan dioleskan pada gigi yang dipreparasi dan bagian dalam GTC.2. GTC dipasang dengan tekanan maksimal, gulungan kapas diletakkan di atas GTC dan disuruh menggigit beberapa menit.3. Pemeriksaan oklusi dan estetis, finisihing line harus menutup.4. Instruksi pada pasien untuk menjaga kebersihan mulutnya dan diminta untuk tidak makan atau menggigit makanan yang keras dahulu. Pasien diintruksikan untuk datang satu minggu kemudian untuk penyemenan permanen GTC.

Kunjungan IVDilakukan pemeriksaan pada pasien apakah mempunyai keluhan, apakah ada peradangan pada jaringan sekitarnya. Pasien diingatkan apakah ketika makan, makanan mengalir atau tidak. Apabila tidak ada keluhan, maka dapat dilakukan penyemenan permanen dengan menggunakan semen ionomer kaca tipe I. Cara penyemenan permanen gigi tiruan cekat:1. Gigi tiruan cekat 3 unit dibersihkan, disterilkan lalu dikeringkan . Gigi yang akan dipasangi gigi tiruan cekat juga dikeringkan. Daerah sekitar gigi yang akan dipasangi GTC diisolasi dengna cotton roll.2. Semen SIK tipe I diaduk dengan spatula plastik dengan gerakan melipat hingga didapatkan konsistensi yang agak encer (dapat ditarik ke atas tanpa putus 2,5 cm), kemudian dioleskan pada gigi yang dipreparasi dan bagian dalam GTC 3 unit.3. Gigi tiruan cekat 3 unit dipasang dengan tekanan maksimal, gulungan kapas diletakkan di atasnya kemudian pasien disuruh menggigit beberapa menit. Sisa-sisa semen /eksesnya dibersihkan.4. Pemeriksaan retensi, stabilisasi, dan oklusi (dengan articulating paper).5. Pasien diinstruksikan untuk menjada kebersihan mulutnya dan diminta untuk tidak makan atau menggigit makanan yang keras dulu. Bila ada keluhan rasa sakit segera kembali untuk dikontrol.

Kunjungan VPasien kontrol dengan melakukan pemeriksaan subjektif dan objektif.1. Pemeriksaan subjektif, ditanyakan apakah ada keluhan setelah gigi tiruan cekat dipasang dan dipakai.2. Pemeriksaan objektif, dilihat keadaan jaringan mulut dan jaringan lunak di daerah sekitar gigi tiruan cekat apakah ada peradangan atau tidak. Retensi, stabilisasi, dan oklusi gigi tiruan cekat juga diperiksa.

V. DISKUSI

Pada kasus ini pasien mengeluhkan fungsi mastikasi yang terganggu karena hilangnya gigi 36 sejak 20 tahun yang lalu akibat pencabutan. Berdasarkan hasil pemeriksaan subyektif dan obyektif, rencana perawatan untuk kasus ini yaitu pembuatan gigi tiruan cekat. Hal ini didukung oleh pemeriksaan penunjang yaitu untuk mengetahui keadaan gigi abutment dan jaringan pendukungnya.Menurut hasil rontgen foto pasien ini dapat dibuatkan GTC karena keadaan jaringan pendukung pada daerah yang tak bergigi maupun di sekitar gigi abutment tidak menunjukkan suatu kelainan. Demikian pula pada ujung akar tidak ada kelainan. Dipilih gigi 35 dan 37 sebagai abutment karena sesuai dengan Hukum Ante bahwa luas jaringan periodonsium gigi abutment hendaknya sama atau lebih besar daripada luas jaringan periodonsium gigi yang akan diganti.Pada kasus ini dipilih pembuatan full crown dengan porcelein fused to metal untuk gigi 35 dan 37 dikarenakan dapat mengatasi daya kunyah yang besar, mempunyai respon yang baik terhadap gingiva (margin gingiva dan subgingiva) dan pertimbangan faktor estetis (terlihat seperti struktur gigi asli). Bentuk preparasi disesuaikan dengan arah pemasangan.Bentuk pontik yang digunakan pada kasus ini adalah hygiene pontic, yaitu pontic yang tidak menempel pada edentulous ridge. Keadaan ini untuk memperkecil terjadinya impaksi dan akumulasi makanan, dan tercapainya self cleansing yang baik, tipe hygiene pontic terutama digunakan untuk gigi tiruan cekat bagian posterior bawah. Gigi Tiruan Cekat pada kasus ini terdiri dari 2 retainer dan 1 pontik yang dihubungkan secara rigid oleh konektor sehingga termasuk bridge tipe fixed-fixed bridge.

VI. PROGNOSISPrognosis pembuatan gigi tiruan cekat ini adalah baik, karena gigi abutment kuat untuk mendukung GTC, jaringan periodontal sehat, kesehatan umum dan kebersihan mulut pasien baik, serta sikap pasien yang komunikatif dan kooperatif.

DAFTAR PUSTAKAEwing, E.J., 1959, Fixed Partial Prosthesis, 2nd ed., Lea and Febinger, Philadelphia.Johntson, J.F., 1960, Modern Pracice in Crown and Bridge Prosthodontics, WB Saunders, Philadelpia.Martanto, P., 1985, Teori dan Praktek Ilmu Mahkota dan Jembatan, edisi 2, Penerbit Alumni, Bandung.Prayitno, H. R., 1994, Ilmu Geligi Tiruan Jembatan : Pengetahuan Dasar dan Rancangan Pembuatan, Penerbit EGC, Jakarta.Rosenstiel, S. F., Land, M. F., Fujimoto, J., 1988, Contemporary Fixed Prosthodontics, 1st Ed, The C. V. Mosby Company, St Louis.

21