Laporan geologi

38
Geological Trip to Southern Malang (Kuliah Lapangan Geologi di Malang Selatan) Dosen: Adi Susilo, PhD dan Drs. Alamsyah Muhammad Juwono, M. Sc. Oleh : Muhammad Zakariya Panatagama 135090701111010 JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM 1

description

k;m

Transcript of Laporan geologi

Geological Trip to Southern Malang

(Kuliah Lapangan Geologi di Malang Selatan)

Dosen:

Adi Susilo, PhD dan Drs. Alamsyah Muhammad Juwono, M. Sc.

Oleh :Muhammad Zakariya Panatagama

135090701111010

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2014

Kata Pengantar

Segala puji dan syukur saya panjatkan kepadaAllah SWT yang telah memberikan kesehatan serta kesempatan sehingga kami dapat menyelesaikan laporan fieldtrip ini dengan tepat pada waktunya. Pada kesempatan kali ini, saya ingin mengucapkan terimakasih kepada bapak Adi Susilo, Ph. D danbapak Drs. Alamsyah Muhammad Juwono, M. Sc. selaku dosen mata kuliah Geologi yang telah membimbing kami. Tidak lupa terimakasih kami haturkan kepadaorang tua kami yang telah membantu memberikan motivasi serta nasihat yang bermanfaat dalam proses pembelajaran. Terimakasih kepada rekan-rekan yang telah memberikan motivasi bagi penulisan makalah ini. Laporan ini merupakan tugas yang telah diberikan dan berisi tentang hasil pengidentifikasian lokasi, mineral maupun batuan yang telah dilakukan pada tanggal 15 Mei 2014 di daerah Malang Selatan. Dengan adanya laporan ini, saya mengharapkan dapat membantu pembaca dalam mengetahui bagaimana dan apa saja yang dibutuhkan pengidentifikasian di lapangan serta dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk penyusunan laporan yang akan datang.

Malang,5 Juni2014

Penulis

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN4 1. 1 Latar Belakang4 1. 2 Tujuan4 1. 3 Waktu Penelitian4 1. 4 Lokasi dan Kesampaian Daerah5BAB II TINJAUAN PUSTAKA7 2. 1 Geologi Regional Kabupaten Malang7 2. 1. 1 Fisiografi Regional7 2. 1. 2 Statigrafi Regional9 2. 1. 3 Struktur Geologi Regional11 2. 2 Teori Dasar12 2. 2. 1 Batuan dan Mineral13 2. 2. 1. 1 Mineral13 2. 2. 1. 2 Batuan15 2. 2. 2 Lipatan atau Fold16 2. 2. 3 Sesar atau Fault16BAB III METODE PENELITIAN17 3. 1 Metodologi yang Digunakan17 3. 2 Alat-Alat yang Digunakan17 BAB IV HASIL PENELITIAN 19 4. 1 Stopsite 119 4. 2 Stopsite 220 4. 3 Stopsite 322 4. 4 Stopsite 423 4. 5 Stopsite 524 4. 6 Stopsite 625 BAB V KESIMPULAN 27DAFTAR PUSTAKA28LAMPIRAN. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 29

BAB IPENDAHULUAN

1. 1 Latar BelakangGeologi adalah mata kuliah yang terdapat pada program studi geofisika yang bertujuan untuk memperkenalkan dunia Geologi secara mendasar. Geologi yang dipelajari di lingkup ini hanya sebatas teori secara umum. Bentuk-bentuk fisik dari keadaan geologi suatu daerah tidak dapat diketahui secara langsung apabila tidak pergi ke lapangan. Bentuk singkapan dan karakteristik suatu batuan beserta proses pembentukan di alam dapat diamati melalui kuliah lapang. Meskipun pada dasarnya, secara teori telah di jelaskan secara kompleks,namun terdapat sedikit perbedaan terhadap bentukan geologi berdasarkan teori dengan wujud di Lapangan. Pemahaman dari ilmu geologi, menuntut secara langsung untuk dapat meneliti kenampakan objek-objek geologi yang terdapat di lapangan. Oleh karena itu,perlu adanya kuliah lapang guna untuk memberikan wawasan geologi melalui pengamatan secara langsung dengan berdasarkan teori yang telah di pelajari dikampus yang bertujuan untuk mematangkan konsep geologi antara teori dengan kondisi realnya. 1. 2 TujuanTujuan diadakannya kuliah lapang adalah untuk mempelajari dan meneliti kondisi geologi suatu daerah sekaligus untuk memberi gambaran yang sesungguhnya seperti apa fenomena geologi di alam.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

. 2. 1Geologi Regional Kabupaten Malang

2. 1. 1 Fisiografi RegionalJawa Timur dibagi atas 4 bagian antara lain (Bemmelen, 1949):Menurut van Bemmelen (1949), Jawa Timur dibagi menjadi enam zona fisiografi dengan urutan dari utara ke selatan sebagai berikut :Dataran Aluvial Jawa UtaraAntiklinorium Rembang,Zona Depresi Randublatung,Antiklinorium Kendeng (Pegunungan Kendeng),Zona Pusat Depresi Jawa (Zona Solo, Subzona Ngawi),Busur Vulkanik Kuarter

Berdasarkan peta fisiografi Jawa Timur menurut van Bemmelen (1949)diatas,daerah penelitian termasuk dalam Antiklinorium Kendeng atau Zona Kendeng yang merupakan kelanjutan dari Zona Serayu Utara, yang membentang sejauh 250 km dengan lebar sekitar 40 km.

Gambar 2. 1. Fisiografi Jawa Timur (Bemmelen,1949)

Pringgoprawiro (1983) membagi morfologi Zona Kendeng menjadi tiga satuan yang masing-masing membentang dari barat ke timur, yaitu:Satuan morfologi perbukitan bergelombang, ditunjukkan oleh jajaran bukit-bukit rendah dengan ketinggian antara 50-100 meter diatas permukaan laut yang mencerminkan lipatan batuan sedimen. Satuan ini nyaris secara keseluruhan disusunoleh litologi napal abu-abu. Satuan morfologi perbukitan terjal, yang merupakan inti Pegunungan Kendeng dengan ketinggian rata-rata 350 meter diatas permukaan laut, tipe genetik sungainya adalah tipe konsekuen, subsekuen, dan insekuen. Litologi yang menyusun satuan ini, sebagian besar adalah batugamping dan batupasir. Satuan morfologi dataran rendah, yang disusun oleh endapan aluvial yang terdapat di Ngawi (Bengawan Solo) dan dataran Sungai Brantas di timur. Zona Kendeng dapat dibagi menjadi tiga bagian berdasarkan atas perbedaan stratigrafi dan perbedaan intensitas tektoniknya (Bemmelen, (1949)) yaitu:1. Kendeng Barat, Kendeng Barat meliputi daerah yang terbatas antara GunungUngaran hingga daerah sekitar Purwodadi dengan singkapan batuan tertua berumur Oligo-Miosen Bawah yang diwakili oleh Formasi Pelang. Batuannya mengandung bahan volkanis. Daerah ini memiliki struktur geologi yang rumit yaitu banyak sesar sesar sungkup. 2. Kendeng Tengah, Kendeng Tengah mencakup daerah Purwodadi hingga GunungPandan batuan tertua yang tersingkap berumur Miosen Tengah. Daerah ini terdiri dari sedimen bersifat turbidit (laut dalam) yang diwakili oleh formasi Kerek dan Formasi Kalibeng, prosentase kandungan bahan piroklastik dalam batuan sedimen menurun kearah Utara, dengan pola struktur geologi yang kurang rumit. 3. Kendeng Timur, Kendeng Timur terdiri dari endapan-endapan Kenozoikum Akhir yang tersingkap diantara Gunung Pandan dan Mojokerto, berumur Pliosen dan Plistosen. Struktur geologinya adalah lipatan dengan sumbu-sumbu lipatannya yang menggeser ke utara dan menunjam ke timur. Berdasarkan letak geografis dan umur dari batuan yang tersingkap, jika dimasukkan dalam pembagian zona Kendeng oleh van Bemmelen, (1949); de Genevraye dan Samuel, (1973) daerah penelitian termasuk kedalam daerah Kendeng Timur.

2. 1. 2Stratigrafi RegionalPembagian zona fisiografi Jawa yang dibuat oleh Van Bemmelen (1949). Pada dasarnya juga mencerminkan aspek struktur dan stratigrafinya (tektonostratigrafi). Berdasarkanaspek struktur dan stratigrafi, Smyth et al. (2005)membagiJawa bagian timurmenjadi empat zona tektonostratigrafi, dari selatan ke utara: (1) Zona Pegunungan Selatan(Southern Mountain Zone), (2) Busur Volkanik masa kini(Present-day Volcanic Arc),(3) Zona Kendeng(Kendeng Zone),dan (4) Zona Rembang(Rembang Zone).

a. Statigrafi Zona Pegunungan Selatan JawaZona ini merupakan busur volkanik Eosen-Miosen yang endapannya terdiri dari batuan-batuan siliklastik, volkaniklastik, volkanik dan karbonat dengan kedudukan umum perlapisannya miring ke selatan. Zona Pegunungan Selatan dialasi secara tidak selaras oleh batuandasar berumur Kapur seperti yang tersingkap di daerah Karangsambung dan Bayat. Batuan sedimen tertua yang diendapkan di atas ketidak-selarasan menyudut terdiri dari konglomerat berfragmen batuan dasar dan batupasir seperti yang terdapat dalam Formasi Nanggulan dan Formasi Wungkal-Gamping yang berumur Eosen Tengah. Di atas konglomerat dan batupasir kuarsa terdapat endapan bersekuen transgresif yang terdiri dari batubara, batupasir dan batulanau. Pada Formasi Nanggulan, batupasir pada bagian atas mengandung material volkanik dan sisipan batulempung tufaan. Kehadiran lapisan batugamping numulit menandai dimulainya pengendapan di lingkungan lautan. Setelah periode ketika volkanisme Oligo-Miosen jauh berkurang aktifitasnya, bahkan mati, kemudian tererosi dan materialnya diendapkan kembali sebagai sekuen endapan berikutnya. Disamping itu sekuen endapan berikutnya juga dicirikan oleh perkembangan paparan karbonat yang luas seperti yang dijumpai di daerah Wonosari (Formasi Wonosari) dan Pacitan (Formasi Punung dan Formasi Campurdarat). Endapannya mencapai ketebalan sekitar 500 m dan terumbu berkembang pada daerah-daerah tinggian yang dibatasi sesar atau di daerah-daerah bekas gunungapi.

b. BasementPada daerah Jawa Timur tidak ditemukan adanya batuan Basement, batuan basement ini ditemukan tersingkap pada bagian barat Jawa Timur yaitu di Kompleks Basement Karangsambung dan Bukit Jiwo. Batuan yang tersingkap terdiri atas ofiolite dan potongan busur kepulauan.

c. Stratigrafi Zona KendengZona yang terletak diantara Busur Volkanik masa kini dan Zona Rembang ini merupakan deposenter utama endapan Eosen-Miosen dan mengandung sekuen yang tebal sedimen volkanogenik dan pelagik. Zona ini sekarang merupakan lajur lipatan dan sesar anjakan berarah barat-timur.

d. Stratigrafi Zona RembangZona ini umumnya terdiri dari sekuen Eosen-Pliosen yang meliputi endapan tepian paparan seperti sedimen klastik laut dangkal dan endapan karbonat yang luas. Batuandasar yang mengalasi Zona Rembang didominasi oleh berbagai jenis batuan metamorf berumur Kapur seperti batusabak (Sumur Purwadadi-1), filit (Sumur Kujung-1) dan batuan beku diorit (Sumur NCJ-1). Endapan tertua di zona ini, yang disebut Formasi Pra-Ngimbang, yang dijumpai di bagian timur Zona Rembang berdasarkan data sumur. Formasi ini terdiri dari batupasir, batulanau, dan serpih dengan sisipan batubara dan berdasarkan kandungan fosil nanno menunjukkan umur Paleocene sampai Eosen Awal.

Gambar 2. 2. Kolom Stratigrafi Regional Jawa Timur

2. 1. 3 Struktur Geologi RegionalJawa bagian timur, berdasarkan pola struktur utamanya, merupakan daerah yang unik karena wilayah ini merupakan tempat perpotongan dua struktur utama, yakni antara struktur arah Meratus yang berarah timurlut-baratdaya dan struktur arah Sakala yang berarah timur-barat (Pertamina-BPPKA, 1996; Sribudiyani et al. , 2003). Arah Meratus lebih berkembang di daerah lepas pantai Cekungan Jawa Timur, sedangkan arah Sakala berkembang sampai ke daratan Jawa bagian timur. Struktur arah Meratus adalah strukturyang sejajar dengan arah jalur konvergensi Kapur Karangsambung-Meratus. Pada awal Tersier, setelah jalur konvergensi Karangsambung-Meratus tidak aktif, jejak-jejak struktur arah Meratus ini berkembang menjadi struktur regangan dan membentuk pola struktur tinggian dan dalaman seperti, dari barat ke timur, Tinggian Karimunjawa, Dalaman Muria-Pati, Tinggian Bawean, Graben Tuban, JS-1 Ridge, dan Central Deep. Endapan yang mengisi dalaman ini, ke arah timur semakin tebal, yang paling tua berupa endapan klastik terestrial yang dikenal sebagai Formasi Ngimbang berumur Eosen. Distribusi endapan yang semakin tebal ke arah timur ini menunjukkan pembentukan struktur tinggian dan dalaman ini kemungkinan tidak terjadi secara bersamaan melainkan dimulai dari arah timur. Struktur arah Sakala yang berarah barat-timur saat ini dikenal sebagai zona sesar mendatar RMKS (Rembang-Madura-Kangean-Sakala). Pada mulanya struktur ini merupakan struktur graben yang diisi oleh endapan paling tua dari Formasi Pra-Ngimbang yang berumur Paleosen-Eosen Awal (Phillips et al. , 1991; Sribudiyani et al. , 2003). Graben ini kemudian mulai terinversi pada Miosen menjadi zona sesar mendatar RMKS. Berdasarkan sedimen pengisi cekungannya dapat disimpulkan sesar arah Meratus lebih muda dibandingkan dengan sesar arah Sakala. Geologi Regional Jawa oleh Martojoyo mempunyai 3 arah utama yaitu Pola Meratus yang berarah Baratdaya-Timurlaut, Pola Jawa-Sakala yang berarah Barat-Timur dan Pola Sunda yang berarah Baratlaut-Tenggara (Widyaningsih, 2004).

2. 2. Teori DasarGeologi adalah suatu bidang ilmu pengetahuan kebumian yang mempelajari segalasesuatu mengenai planet bumi beserta isinya yang pernah ada. Merupakan kelompok ilmuyang membahas tentang sifat-sifat dan bahan-bahan yang membentuk bumi, struktur,proses-proses yang bekerja baik didalam maupun diatas permukaan bumi, kedudukannyadi alam semesta serta sejarah perkembangannya sejak bumi ini lahir di alam semestahingga sekarang (Noor, 2009). Bagian-bagian utama dari Bumi yang terlihat pada gambar 2. 5, yaitu : (1) Inti, yang terdiri dari dua bagian. Inti bagian dalam yang bersifat padat, dan ditafsirkan sebagai terdiri terutama dari unsur besi, dengan jari-jari 1216 Km. , Inti bagian luar, berupa lelehan (cair), dengan unsur. unsur metal mempunyai ketebalan 2270 Km; Kemudian (2) Mantel Bumi setebal 2885 Km; terdiri dari batuan padat, dan berikutnya (3) Kerak Bumi, yang relative ringan dan merupakan . kulit luar. dari Bumi, dengan ketebalan berkisar antara 5 hingga 40km. Menurut Noor (2009),susunan interior bumi dapat diketahui berdasarkan dari sifat sifat fisika bumi (geofisika). Sebagaimana kita ketahui bahwa bumi mempunyai sifat-sifat fisik seperti misalnya gaya tarik (gravitasi), kemagnetan, kelistrikan, merambatkan gelombang (seismik), dan sifat fisika lainnya. Melalui sifat fisika bumi inilah para akhli geofisika mempelajari susunan bumi, yaitu misalnya dengan metoda pengukuran gravitasi bumi (gaya tarik bumi), sifat kemagnetan bumi, sifat penghantarkan arus listrik, dan sifat menghantarkan gelombang seismik. Metoda seismik adalah salah satu metoda dalam ilmu geofisika yang mengukur sifat rambat gelombang seismik yang menjalar di dalam bumi. Pada dasarnya gelombang seismik dapat diurai menjadi gelombang Primer (P) atau gelombang Longitudinal dan gelombang Sekunder (S) atau gelombang Transversal. Sifat rambat kedua jenis gelombang ini sangat dipengaruhi oleh sifat dari material yang dilaluinya. Gelombang P dapat menjalar pada material berfasa padat maupun cair,sedangkan gelombang S tidak dapat menjalar pada materi yang berfasa cair. Perpedaan sifat rambat kedua jenis gelombang inilah yang dipakai untuk mengetahui jenis material dari interior bumi.

2. 2. 1. Batuan Dan Mineral2. 2. 1. 1MineralMineral merupakan benda bentukan alam, padat, mempunyai struktur dalam komposisis kimia (anorganik) tertentu dengan variasi komposisi kimia yang sangat terbatas. Terdapat dua cara untuk dapat mengenal suatu mineral, yang pertama adalah dengan cara mengenal sifat fisiknya. Yang termasuk dalam sifat fisik mineral adalah (1) bentuk kristalnya, (2) berat jenis, (3) bidang belah, (4) warna, (5) kekerasan, (6) goresan, dan (7) kilap. Adapun cara yang kedua adalah melalui analisa kimiawi atau analisa difraksi sinar X, cara ini pada umumnya sangat mahal dan memakan waktu yang lama. Berikut ini adalah sifat-sifat fisik mineral yang dapat dipakai untuk mengenal mineral secara cepat, yaitu(Noor, 2009):Bentuk kristal (crystall form):Apabila suatu mineral mendapat kesempatan untuk berkembang tanpa mendapat hambatan, maka ia akan mempunyai bentuk kristalnya yang khas. Tetapi apabila dalam perkembangannya ia mendapat hambatan, maka bentuk kristalnya juga akan terganggu. Setiap mineral akan mempunyai sifat bentuk kristalnya yang khas, yang merupakan perwujudan kenampakan luar, yang terjadi sebagai akibat dari susunan kristalnya didalam. Bentuk bentuk kristal antara lain adalah (gambar 3. 1): Triklin, Monoklin, Tetragonal, Orthorombik, Hexagonal, Kubik, Trigonal dll.

Gambar 2. 3 Berbagai bentuk bangun struktur Kristal

Berat jenis (specific gravity): Setiap mineral mempunyai berat jenis tertentu. Besarnya ditentukan oleh unsur-unsur pembentuknya serta kepadatan dari ikatan unsur-unsur tersebut dalam susunan kristalnya. Bidang belah (fracture):Mineral mempunyai kecenderungan untuk pecah melalui suatu bidang yang mempunyai arah tertentu. Arah tersebut ditentukan oleh susunan dalam dari atom-atomnya. Dapat dikatakan bahwa bidang tersebut merupakan bidang lemah yang dimiliki oleh suatu mineral. Warna (color):Warna mineral memang bukan merupakan penciri utama untuk dapat membedakan antara mineral yang satu dengan lainnya. Namun paling tidak ada warnawarna yang khas yang dapat digunakan untuk mengenali adanya unsur tertentu didalamnya. Sebagai contoh warna gelap dipunyai mineral, mengindikasikan terdapatnya unsur besi. Disisi lain mineral dengan warna terang, diindikasikan banyak mengandung aluminium. Kekarasan (hardness):Salah satu kegunaan dalam mendiagnosa sifat mineral adalah dengan mengetahui kekerasan mineral. Kekerasan adalah sifat resistensi dari suatu mineral terhadap kemudahan mengalami abrasi (abrasive) atau mudah tergores (scratching). Kekerasan suatu mineral bersifat relatif, artinya apabila dua mineral saling digoreskan satu dengan lainnya, maka mineral yang tergores adalah mineral yang relative lebih lunak dibandingkan dengan mineral lawannya. Skala kekerasan mineral mulai dari yang terlunak (skala 1) hingga yang terkeras (skala 10) diajukan oleh Mohs dan dikenal sebagai Skala Kekerasan Mohs. Goresan pada bidang (streak):Beberapa jenis mineral mempunyai goresan pada bidangnya, seperti pada mineral kuarsa dan pyrit, yang sangat jelas dan khas. Kilap (luster):Kilap adalah kenampakan atau kualitas pantulan cahaya dari permukaan suatu mineral. Kilap pada mineral ada 2 (dua) jenis, yaitu Kilap Logam dan Kilap Non- Logam. Kilap Non-logam antara lain, yaitu: kilap mutiara, kilap gelas, kilap sutera, kilap resin dan kilap tanah. Mineral pembentuk batuan dikelompokan menjadi empat:Silikat, Hampir 90 % mineral pembentuk batuan adalah dari kelompok ini, yang merupakan persenyawaan antara silikon dan oksigen dengan beberapa unsur metal. Silikat merupakan bagian utama yang membentuk batuan baik itu sedimen, batuan beku maupun batuan malihan. Silikat pembentuk batuan yang umum adalah dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok ferromagnesium dan non-ferromagnesium. Oksida, Terbentuk sebagai akibat perseyawaan langsung antara oksigen dan unsur tertentu. Susunannya lebih sederhana dibanding silikat. Mineral oksida umumnya lebih keras dibanding mineral lainnya kecuali silikat. Mereka juga lebih berat kecuali sulfida. Sulfida, Merupakan mineral hasil persenyawaan langsung antara unsur tertentu dengan sulfur (belerang), seperti besi, perak, tembaga, timbal, seng dan merkuri. Beberapa dari mineral sulfide ini terdapat sebagai bahan yang mempunyai nilai ekonomis, atau bijih, seperti pirit (FeS3), chalcocite (Cu2S), galena (PbS), dan sphalerit (ZnS). Karbonat dan Sulfat. Merupakan persenyawaan dengan ion (CO3)2, dan disebut karbonat, umpamanya persenyawaan dengan Ca dinamakan kalsium karbonat, CaCO3 dikenal sebagai mineral kalsit. Mineral ini merupakan susunan utama yang membentuk batuan sedimen. 2. 2. 1. 2BatuanBatuan adalahbenda alam yang menjadi penyusun utama muka bumi. Kebanyakan batuan adalah campuran mineral yang tergabung secara fisik satu dengan yang lainnya. Beberapa batuan terutama tersusun dari satu jenis mineral saja, dan sebagian kecil lagi dibentuk oleh gabungan mineral, bahan organik serta bahan- bahan vulkanik. Menurut Noor (2009), batuan diklasifikasikan menjadi:

1. Batuan BekuBatuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: ignis, "api") adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan atau tanpa proses kristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai batuan intrusif (plutonik) maupun di atas permukaan sebagai batuan ekstrusif (vulkanik). Magma ini dapat berasal dari batuan setengah cair ataupun batuan yang sudah ada, baik di mantel ataupun kerak bumi. Umumnya, proses pelelehan terjadi oleh salah satu dari proses-proses berikut: kenaikan temperatur, penurunan tekanan, atau perubahan komposisi. Lebih dari 700 tipe batuan beku telah berhasil dideskripsikan, sebagian besar terbentuk di bawah permukaan kerak bumi (Noor, 2009). 2. Batuan SedimenBatuan sedimen merupakan batuan yang terbentuk dari akumulasi material hasil perombakan batuan yang sudah ada sebelumnya atau hasil aktivitas kimia maupun organisme, yang diendapkan lapis demi lapis pada permukaan bumi yang kemudian mengalami pembatuan (Endarto, 2009). 3. Batuan MetamorfBatuan metamorf merupakan batuan hasil malihan dari batuan yang telah ada sebelumnya yang ditunjukkan dengan adanya perubahan komposisi mineral, tekstur dan struktur batuan yang terjadi pada fase padat akibat adanya perubahan temperatur, tekanan dan kondisi kimia di kerak bumi (Noor, 2009). 2. 2. 3 Lipatan atauFoldMerupakan hasil deformasi atau perubahan bentuk dan volume dari suatu batuan yang ditunjuk sebagai suatu lengkungan atau himpunan lingkungan pada unsur garis atau bidang- bidang dalam batuan tersebut yang diakibatkan pengaruh takanan dan tidak melewati batas elastisitas batuan tersebut. Struktur lipatan memliki 3 jenis bentuk umum, yaituAnticline(lipatan yang memiliki bentuk yang konkav atau mencembung kearah atasdancore(inti) terdiri dari batuan yang lebih tua),Syncline(lipatan yangmemiliki bentuk yang konvex atau mencekung ke bawah dancore(inti) terdiri dari batuan yang lebih muda) danMonocline(lipatan yang belum terlipat secara menyeuruh sehingga memiliki sayap lipatan yang relative mendatar).

2. 2. 4 Sesar atauFaultSesarmerupakan suatu bidang rekahan yang telah mengalami pergeseran. Jadi biasanya kekar terjadi terlebih dahulu kemudian terbentuk sesar. Sesar adalah struktur yang telah mengalami pergeseran diakibatkan tekanan yang melampaui batas elastisitas batuan. Dalam mempelajari sesar, hal yang penting adalah geometrinya dan pergerakannya.

BAB IIIMETODE PENELITIAN

3. 1 METODE PENELITIAN YANG DIGUNAKANMetode Orientasi Lapangan (Field Orientation)Lokasi pengamatan/singkapan (stasiun) diplot berdasarkan pada orientasi terhadap sungai, puncak-puncak bukit/gunung, kota, desa, dll. Titik patokan dalam metode ini adalah yang dikenal di lapangan dan berada dlam peta dasar (topografi)

3. 2 ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN 1) GPS (Global Positioning System) GPS digunakan dalam menentukan komponen lokasi bujur, lintang dan ketinggian/elevasi. 2) Palu Geologi Palu geologi dapat digunakan untuk keperluan berikut : memecahkan batu atau mencukil mineral dan fosil dari singkapan menggali tanah untuk mencari singkapan atau mencari sampel yang segar membersihkan singkapan dari tanah penutup atau vegetasi yang menutupinya membantu pendakian apabila diperlukan4) Buku Catatan lapanganBuku catatan lapangan berfungsi untuk mencatat semua informasi yang didapat saat kita berada di lapangan. Ini berguna untuk mengingatkan kita semua data yang telah kita dapat. 5) Alat-alat tulis 6) Larutan HCLDigunakan untuk menguji kandungan karbonat dari contoh batuan yang diamati (terutama batuan sendimen). Cara pengetesannya dengan meneteskan larutan tersebut pada contoh batuan. Bila berbuih atau bereaksi, berarti batuan mengandung karbonat( CaCO2). 7) Clip board atau papan dada Papan ini digunakan untuk mempermudah pencatatan data dilapangan atau sebagai alas kompas geologi pada saat pengukuran unsur struktur pada bidang lapisan batuan yang tidak rata. 8) Kantung sampel Kantung sampel digunakan untuk membungkus contoh batuan yang akan dibawa. 9) KameraDigunakan untuk mengambil gambar dari lokasi pengamatan atau data hasil penelitian. 10) Tas lapangan atau ransel Digunakan untuk membawa peralatan geologi dan perlengkapan lapangan. Ukuran tas sebaiknya disesuiakan dengan kondisi lapangan, biasanya ukuran 40 liter dengan alasan tidak terlalu besar atau terlalu kecil.

BAB IVHASIL PENELITIAN4. 1 STOPSITE 1Pada hari Kamis, tanggal 15 Mei 2014 dilakukan penelitian terhadap suatu daerah yang terindikasi adanya patahan pada bukit kapur. Lokasi di desa Druju terletak pada posisi 080 14 931 LS dan 1120 40 544 BT dengan elevasi 413 mdpl.

Gambar 4. 1. Indikasi Patahan Deskripsi daerah ini terdapat pelamparan bukit kapur sebagai hasil sedimentasi marine (laut). Pada bukit kapur terdapat indikasi patahan turun cukup besar yang mengakibatkan terjadinya penurunan bidang yang cukup besar. Hal ini di indikasikan dengan adanya pohon-pohon kelapa yang miring dari arah selatan ke utara. Miringnya pohon kelapa selain indikasi adanya patahan juga sebagai indikasi gerakan tanah, dimana hal ini mengindikasikan bahwa daerah tersebut berpotensi longsor. Ciri-ciri suatu daerah apabila terdapat patahan yaitu terdapat ladang dan air terjun. Lapisan bawah permukaan pada ladang daerah ini terdiri atas lapisan kapur. Ciri-ciri lapisan kapur yaitu mempunyai porositas tinggi,sehingga menyebabkan mata air di daerah kapur pada umumnya mengandung kalsium (air sadah), apabila di masak akan timbul endapan putih dan kerak tebal. Daerah ini diindikasikan bahwa dahulu merupakan laut, yang ditunjukkan oleh batuan kapur yang merupakan ciri khas endapan laut. Dimana di bawah dari bukit ini terjadi rendahan dan ditemukan terdapatnya endapan kapur di kedalaman 30-60 m dibawah permukaan tanah pada rendahan tersebut. Bukti lain ditemukan bahwaata air yang terdapat di daerah ini mengandung kapur yang cukur tinggi. Sedangkan identifikasi kapur yang terdapat di daerah ini mempunyai ciri-ciri seperti endapan laut, porositasnya tinggi, mata air dari kapur banyak mengandung senyawa Ca (kalsium) dengan endapan putih dan keraknya tebal. Sementara kondisi geomorfologi daerah ini terhadap Malang Kota adalah menurun yang melewati sebuah cekungan bawah permukaan, dimana disana terdapat Sungai Mesti dengan keadaan daerah utaranya merupakan endapan batuan dari gunung Semeru dan bagian selatan merupakan batuan Kapur. Jadi sungai tersebut merupakan zona lemah antara batuan vulkanik dan kapur.

4. 2 STOPSITE 2Dilakukan penelitian terhadap piropilit di tempat penambangan piropilit. Cuaca saat itu cerah dengan lokasi desa Argotirto pada posisi 080 19 579 LS dan 1120 40 834 BT dengan elevasi 511 mdpl.

Gambar 4. 2 Lokasi penambangan piropilit

Gambar 4. 3 Piropilit yang terdapat mineral PiritPada stopsite 2, dikunjungi sebuah pertambangan piropilit yang berdiri pada tahun 1982-an. Banyak dijumpai adanya pirit (FeS2). Jika diterjemahkan dengan bahasa Jawa mineral pirit merupakan kuningan, karena teroksidasi sehingga mirip dengan emas. Di daerah ini terdapat banyak warna piropilit yang berbeda-beda hal ini disebabkan karena kandungannya yang berbeda maupun karena pengaruh lain seperti teroksidasi. Terdapat piropilit dengan warna abu-abu, warna merah kecoklatan karena terkandung besi, feldspar yang kemudian teroksidasi. Dapat juga berwarna kuning tanpa asosiasi dengan pirit dan berwarna merah karena teroksidasi oleh besi. Dengan pola geomorfologi naik, yaitu dari posisi sebelumnya di desa Druju yang ketinggiannya hanya 413 mdpl, dengan kurang lebih naik 100 mdpl. Ketika dites dengan HCl tidak bereaksi, maka batuan ini bukan termasuk karbonatan. Pyrophyllite (Piropilit) adalah material dengan kandungan silika yang tinggi dan memiliki ketersediaan cukup banyak (jutaan ton) dan berada pada kawasan luas (ratusan hektar) di Indonesia. Piropilit adalah paduan dari alumunium silikat, yang mempunyai rumus kimia Al2O3. 4SiO2H2O. Mineral yang termasuk piropilit adalah kianit, andalusit, dan diaspor. Bentuk kristal piropilit adalah monoklin serta mempunyai sifat fisik dan kimia yang mirip dengan talk. Piropilit terbentuk umumnya berkaitan dengan formasi andesit tua yang memiliki kontrol struktur dan intensitas ubahan hidrotermal yang kuat. Piropilit terbentuk pada zone ubahan argilik lanjut (hipogen), seperti kaolin, namun terbentuk pada temperatur tinggi dan pH asam. Piropilit terdapat di beberapa tempat yang diakibatkan munculnya formasi andesit tua, seperti di Pulau Sumatera, Jawa Barat, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Pulau Sulawesi. Sementara kegunaan piropilit adalah untuk pakan ternak, industri kertas sebagai pengganti talk, pengganti bahan beton, mewujudkan beton ramah lingkungan (green concrete), karena mengurangi penglepasan CO2 ke udara sebagai salah satu penyebab rusaknya lapisan ozon, meningkatkan kekuatan tekan beton, dan sebagai bahan baku industri keramik dan porselin.

4. 3. STOPSITE 3Dilakukan penelitian pada pelamparan lapisan batu bara yang terjebak didalam lapisan lempung. Lokasi di daerah Desa Sumberagung Kecamatan Sumbermanjing dengan posisi 080 21 008 LS dan 1120 40 452 BT serta elevasi 288 mdpl.

Gambar 4. 3 Pelamparan lapisan batu baraDengan struktur sedimen laminasi lapisan batu bara berwarna hitam. Komposisi mineral lebih ke karbon bertekstur non klastik. Dulunya didaerah ini merupakan daerah rawa-rawa. Hal itu diindikasikan dengan terdapatnya batu bara pada daerah ini. Batu Bara merupakan mineral hidrokarbon yang berasal dari zat organik terurai oleh mikroorganisme, kemudian terakumulasi dan terendapkan. Jenis batu bara di daerah ini adalah Bituminus dan sub bituminus yaitu terbentuk sekitar 300 juta tahun lalu. Lapisan yang terdapat diatas lapisan batu bara merupakan lapisan lempung, berwana coklat dengan butiran lempung. Batu lempung pada lapisan berwarna coklat gelap,termasuk sedimen klastik kelompok detritus halus dengan kemas tertutup dan sortasi baik. Ukuran butir membulat. Batu lempung di daerah ini tidak mengandung karbonatan. Sementara kondisi geomorfologi daerah ini semakin menurun kurang lebih 200 mdpl dari posisi sebelumnya.

4. 4. STOPSITE 4 Dilakukan penelitian mineral kaolin di sebuah dinding lapisan tanah. Lokasi di Desa Kedung Banteng dengan koordinat posisi 080 21 794 LS dan 1120 42 778 BT, elevasi 312 mdpl. Cuaca pada saat penelitian cerah.

Gambar 4. 4 Kaolin Deskripsi mineral kaolin yang terdapat di daerah ini berwarna merah daging, putih, dan lebih merah. Warna merah daging indikasi dari kaolin yang mengandung mineral kaolin, feldspar ortoclass dan unsur Al. Warna putih indikasi mengandung mineral lempung dan warna lebih merah indikasi mengandung besi yang bersifat korosif. Kegunaan kaolin adalah sebagai bahan untuk membuat porselin seperti clay dan sebagai bahan baku cat. Tingkat kekerasan mineral kaolin sangat rendah sehingga apabila terkena gaya sedikit langsung hancur. Kaolin merupakan masa batuan yang tersusun dari material lempung dengan kandungan besi yang rendah, dan umumnya berwarna putih atau agak keputihan. Kaolin mempunyai komposisi hidrous alumunium silikat (2H2O. Al2 O3. 2SiO2), dengan disertai beberapa mineral penyerta. Proses pembentukan kaolin (kaolinisasi) dapat terjadi melalui proses pelapukan dan proses hidrotermal alterasi pada batuan beku felspartik, mineral-mineral potas aluminium silka dan feldspar diubah menjadi kaolin. Endapan kaolin ada dua macam, yaitu: endapan residual dan sedimentasi. Dengan kekerasan 2 2,5, berat jenis 2,6 2,63, plastis, mempunyai daya hantar panas dan listrik yang rendah, serta pH bervariasi. Kegunaan dan manfaat kaolin banyak dipakai sebagai bahan pengisi (filler), pelapis (coater), barang-barang tahan api dan isolator. Kegunaan kaolin sangat tergantung pada karakteristiknya karena karakteristik berpengaruh terhadap kualitasnya. Kaolin dipakai di keramik, obat, melapisi kertas, sebagai bahan tambahan makanan, odol, sebagai bahan menyebarkan sinar di bola lampu pijar agar putih, bahan kosmetik. Juga dipergunakan di cat dan mengubah tingkat kilauan.

4. 5. STOPSITE 5 Dilakukan penelitian terhadap batuan zeolit yang terdapat di sepanjang aliran sungai yang berukuran kecil. Lokasi di Desa Sidomulyo Kecamatan Sumbermanjing dengan koordinat posisi 080 21 279 LS dan 1120 45 020 BT, elevasi 392 mdpl.

Gambar 4. 5 Batuan Zeolit

Deskripsi batuan zeolit berwarna putih kehijauan merupakan batuan sedimen klastik dengan struktur masif. Komposisi mineral yang terkandung pada batuan zeolit adalah Alumina Silikat. Pada dasarnya batuan zeolit merupakan bentukan sempurna dari batuan tuff. Zeolit berasal dari hasil penumpukan abu-abu vulkanik yang telah mengalami proses alterasi. Berlangsung pada lingkungan pengendapan yang baru, dan mengakibatkan terubahnya sebagian material gelas vulkanik yang berukuran halus menjadi mineral zeolit. Pada waktu 1920 juta tahun yang lalu jalur selatan termasuk daerah ini adalah jalur gunung api sehingga di daerah ini terdapat batuan hasil aktivitas vulkanik yang telah terendapkan. Keterdapatan zeolit di daerah aliran sungai disebabkan oleh pengangkutan material zeolit oleh air setelah mengalami pengendapan. Kegunaan batuan zeolit yaitu sebagai absorber karena sifat permeabilitas yang baik dan struktur dalam zeolit yang berongga-rongga sehingga memungkinkan air bebas bergerak masuk kedalam zeolit. Begitu juga dengan batuan tuff. Sementara kondisi geomorfologi daerah ini semakin naik jika dibandingkan dari posisi sebelumya.

4. 6 STOPSITE 6 Dilakukan penelitian lapisan kapur pada sebuah pelamparan lapisan. Lokasi Desa Tumpak Rempelas pada koordinat posisi 080 26 202 LS dan 1120 38 782 BT dengan elevasi 20 mdpl.

Gambar 4. 6 Lapisan KapurDi deskripsi lapisan kapur bagian atas tersusun atas lapisan dolomit dengan warna putih dan abu-abu. Warna putih karena terdapat kandungan (CaMg(CO3)2). Dolomit merupakan mineral pembentuk batuan sedimen non klastik dan termasuk kedalam kelompok sedimen karbonatan. Tingkat kekerasan dolomite lebih besar daripada kuarsa yang memiliki tingkat kekerasan 7 Skala Mohs. Pengendapan pada lapisan kapur berasal dari air laut sehingga dapat diketahui adanya fosil-fosil biota laut pada lapisan kapur. Batuan pada lapisan sejajar dengan air laut. Terdapat pengangkatan lapisan 25 m di setiap periode. Pengangkatan disebabkan karena proses subduksi antara lempeng Australia dengan lempeng selatan jawa. Pada lapisan juga terdapat kalsit berwarna putih kecoklatan mengandung karbonat. Sementa pola geomorfologi daerah ini sangat rendah yaitu 20 mdpl karena merupakan daerah dekat pantai.

BAB VKESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dalam kuliah lapang di daerah Malang selatan penulis dapat memberikan kesimpulan. Pada stopsite pertama terdapat bukit kapur yang diindikasikan terjadi patahan yang cukup besar. Indikasi di tunjukkan dengan adanya pohon-pohon kelapa yang miring dari arah selatan ke utara, adanya ladang dan air terjun. Pada stopsite kedua terdapat penambangan piropilit dengan warna piropilit yang berbeda-beda. Terdapat piropilit dengan warna abu-abu, warna merah kecoklatan karena terkandung besi dan feldspar yang kemudian teroksidasi. Ketika di uji dengan HCl tidak terdapat buih, hal ini mengindikasikan bahwa piropilit tidak bersifat karbonatan. Pada stopsite ketiga terdapat lapisan batu bara berwarna hitam dengan struktur sedimen laminasi, tekstur non klastik mengandung mineral karbon. Adanya batu bara sebagai indikasi dulunya daerah ini merupakan daerah rawa-rawa. Pada stopsite keempat terdapat mineral kaolin yang berwarna merah daging sebagai indikasi dari kaolin yang mengandung mineral kaolin, feldspar ortoclass dan unsur Al. Warna putih indikasi mengandung mineral lempung dan warna lebih merah indikasi mengandung besi yang bersifat korosif. Pada stopsite kelima terdapat batuan zeolit berwarna putih kehijauan termasuk batuan sedimen klastik dengan struktur masif, mengandung Alumina Silikat. Berasal dari penumpukan abu vulkanik yang terendapkan sekaligus merupakan bentukan dari batuan tuff. Pada stopsite keenam terdapat lapisan kapur dengan lapisan atas berupa lapisan dolomit berwarna putih dan abu-abu. Terdapat fosil-fosil biota laut yang tersedimenkan. Pada lapisan juga terdapat kuarsa berwarna putih kecoklatan mengandung silikat dengan kilap kaca. Dari hasil penelitian dari stopsite pertama sampai keenam menunjukkan bahwa daerah malang selatan di dominasi dengan batuan sedimen dan termasuk kedalam zona pegunungan selatan.

DAFTAR PUSTAKA

Bemmelen, R. W. Van. 1949. Geology of Indonesia; vol. IA General Geology. Dikutip dari http://www. scribd. com/doc/99418710/Geologi-Regional-Pulau-Jawa. pada tanggal 2 Juni 2014, pukul 17. 45 WIB. Endarto, Danang. 2009. Pengantar Geologi Dasar. Surakarta: UNS PessNoor, Jauhari. 2009. Pengantar Geologi. Pakuan:CV. Graha Ilmu. Ulfa, Miftah. 2008. Dikutip darihttp://digilib. itb. ac. id/files/disk1/620/jbptitbpp-gdl-miftahulfa-30999-3-2008ta-2. pdf. pada tanggal 2 Juni 2013, pukul 15. 45 WIB. Widyaningsih. 2004. Dikutip darihttp://repository. upnyk. ac. id/1195/1/skripsi_Widyaningsih_E_P. pdf. pada tanggal 2 Juni 2014, pukul 13. 45 WIB.

LAMPIRAN

PETA LINTASAN KULIAH LAPANG Hari : Kamis, 15 Mei 2014Lokasi: Malang Selatan

19