Laporan GCG bank bjb Tahun 2013

76
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 1 GOOD CORPORATE GOVERNANCE TAHUN 2013 bank bjb I. Good Corporate Governance (GCG) PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk yang selanjutnya disebut bank bjb sebagai bank umum yang mengemban misi sebagai penggerak dan pendorong laju pertumbuhan perekonomian daerah, sangat menjunjung tinggi prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) dan menyadari pentingnya penerapan prinsip-prinsip tersebut dalam setiap langkah usaha Bank demi kepentingan stakeholders seperti para nasabah, investor, para pemegang saham serta masyarakat umum, termasuk pegawai serta pihak lainnya. 1.1 Prinsip-Prinsip Utama Pelaksanaan Good Corporate Governance pada industri perbankan harus senantiasa berlandaskan pada 5 (lima) prinsip dasar sebagai berikut : 1) Transparansi (transparancy) yaitu keterbukaan dalam mengemukakan informasi yang material dan relevan serta keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan; 2) Akuntabilitas (accountability) yaitu kejelasan fungsi dan pelaksanaan pertanggungjawaban organ Bank sehingga pengelolaannya berjalan secara efektif; 3) Pertanggungjawaban (responsibility) yaitu kesesuaian pengelolaan Bank dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip pengelolaan Bank yang sehat; 4) Independensi (independency) yaitu pengelolaan Bank secara profesional tanpa pengaruh/tekanan dari pihak manapun; dan 5) Kewajaran (fairness) yaitu keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak- hak stakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian dan aturan perundang-undangan yang berlaku. Pencantuman prinsip utama Good Corporate Governance (GCG) dalam KUDT bertujuan untuk mewujudkan keseragaman, kesatuan bahasa, kesamaan pandangan dan kesatuan gerak langkah operasional serta memastikan bahwa seluruh jajaran bank bjb akan selalu berpedoman pada Good Corporate

Transcript of Laporan GCG bank bjb Tahun 2013

Page 1: Laporan GCG bank bjb Tahun 2013

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 1

GOOD CORPORATE GOVERNANCE TAHUN 2013

bank bjb

I. Good Corporate Governance (GCG)

PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk yang selanjutnya

disebut bank bjb sebagai bank umum yang mengemban misi sebagai penggerak

dan pendorong laju pertumbuhan perekonomian daerah, sangat menjunjung

tinggi prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate

Governance) dan menyadari pentingnya penerapan prinsip-prinsip tersebut dalam

setiap langkah usaha Bank demi kepentingan stakeholders seperti para nasabah,

investor, para pemegang saham serta masyarakat umum, termasuk pegawai serta

pihak lainnya.

1.1 Prinsip-Prinsip Utama

Pelaksanaan Good Corporate Governance pada industri perbankan harus

senantiasa berlandaskan pada 5 (lima) prinsip dasar sebagai berikut :

1) Transparansi (transparancy) yaitu keterbukaan dalam mengemukakan

informasi yang material dan relevan serta keterbukaan dalam

melaksanakan proses pengambilan keputusan;

2) Akuntabilitas (accountability) yaitu kejelasan fungsi dan pelaksanaan

pertanggungjawaban organ Bank sehingga pengelolaannya berjalan secara

efektif;

3) Pertanggungjawaban (responsibility) yaitu kesesuaian pengelolaan Bank

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip

pengelolaan Bank yang sehat;

4) Independensi (independency) yaitu pengelolaan Bank secara profesional

tanpa pengaruh/tekanan dari pihak manapun; dan

5) Kewajaran (fairness) yaitu keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-

hak stakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian dan aturan

perundang-undangan yang berlaku.

Pencantuman prinsip utama Good Corporate Governance (GCG) dalam KUDT

bertujuan untuk mewujudkan keseragaman, kesatuan bahasa, kesamaan

pandangan dan kesatuan gerak langkah operasional serta memastikan bahwa

seluruh jajaran bank bjb akan selalu berpedoman pada Good Corporate

Page 2: Laporan GCG bank bjb Tahun 2013

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 2

Governance (GCG) dalam menjalankan pekerjaannya sehari-hari. Dalam rangka

meningkatkan penerapan praktik Good Corporate Governance (GCG) secara

menyeluruh di bank bjb seperti yang diisyaratkan oleh Bank Indonesia, bank

bjb telah merancang dan menyempurnakan pedoman kebijakan serta panduan

implementasi Good Corporate Governance (GCG) sesuai ketentuan Bank

Indonesia yang diatur di dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006

tanggal 30 Januari 2006 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank

Indonesia Nomor 8/14/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 serta Surat Edaran

Bank Indonesia Nomor 9/12/DPNP tanggal 30 Mei 2007 tentang pelaksanaan

Good Corporate Governance (GCG) bagi Bank Umum yang telah diubah

menjadi Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 15/15/DPNP tanggal 29 April

2013 perihal Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bagi Bank Umum.

1.2 Penerapan Good Corporate Governance

Penerapan Good Corporate Governance (GCG) harus melakukan penilaian

sendiri (self assessment) secara berkala meliputi 11 (sebelas) faktor penilaian

pelaksanaan GCG, yaitu :

1) Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris;

2) Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi;

3) Kelengkapan dan pelaksanaan tugas Komite;

4) Penerapan benturan kepentingan;

5) Penerapan fungsi kepatuhan;

6) Penerapan fungsi audit intern;

7) Penerapan fungsi audit ekstern;

8) Penerapan manajemen risiko termasuk sistem pengendalian intern;

9) Penyediaan dana kepada pihak terkait (related party) dan penyediaan dana

besar (large exposures);

10) Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan Bank laporan

pelaksanaan GCG dan pelaporan internal; dan

11) Rencana strategis Bank.

Penilaian terhadap pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) yang

dikelompokkan dalam suatu governance system yaitu :

1) Governance structure;

2) Governance process; dan

3) Governance outcome.

Page 3: Laporan GCG bank bjb Tahun 2013

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 3

1.3 Visi, Misi dan Corporate Values bank bjb

Visi

Menjadi 10 Bank terbesar dan berkinerja baik di Indonesia.

Misi

a. Penggerak dan pendorong laju perekonomian daerah ;

b. Melaksanakan penyimpanan uang daerah ;

c. Salah satu sumber pendapatan asli daerah.

Nilai-nilai Budaya Perusahaan bank bjb

Nilai-nilai Budaya Perusahaan bank bjb merupakan penjabaran atas slogan

bank bjb sebagai acuan pokok bagaimana perilaku bank bjb dengan

segenap jajarannya dalam mengelola bisnisnya. Dari slogan tersebut lebih

lanjut dapat dijabarkan nilai-nilai perusahaan bank bjb sebagai berikut :

1) Service Excellence;

2) Professionalism;

3) Integrity;

4) Respect;

5) Intelligence;

6) Trust.

Dari keenam nilai perusahaan tersebut diatas, dapat dijabarkan dalam 14

(empat belas) perilaku utama yang meliputi :

GO SPIRIT

Corporate Values Perilaku Utama

1. Service Excellence 1. Ramah, tulus, kekeluargaan

2. Selalu memberikan pelayanan prima

2. Professionalism

3. Cepat, Tepat, Akurat

4. Kompeten dan bertanggung jawab

5. Memahami dan melaksanakan ketentuan perusahaan

3. Integrity

6. Konsisten, disiplin, dan penuh semangat

7. Menjaga citra bank melalui perilaku terpuji dan

menjunjung tinggi etika

4. Respect 8. Fokus pada nasabah

9. Peduli pada lingkungan

5. Intelligence

10. Selalu memberikan solusi yang baik

11. Berkeinginan kuat untuk mengembangkan diri

12. Menyukai perubahan yang positif

6. Trust

13. Menumbuhkan Transparansi, Kebersamaan, dan

Kerjasama yang sehat

14. Menjaga rahasia bank dan perusahaan

Page 4: Laporan GCG bank bjb Tahun 2013

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 4

1.4 Struktur Good Corporate Governance

Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) di bank bjb berlandaskan

pada komitmen bersama dari seluruh jajaran manajemen dan karyawan

untuk tunduk dan patuh pada seluruh peraturan dan perundangan yang

berlaku. Hal ini dimulai dari puncak kepengurusan bank bjb yang

dilakukan oleh Dewan Komisaris dan Direksi yang independen dan

profesional. Secara umum, kegiatan perbankan dilakukan oleh Komisaris

dan Direksi. Komisaris mengkaji kebijakan-kebijakan dan melaksanakan

pengawasan serta memberikan saran terhadap pengelolaan Bank,

sedangkan Direksi memimpin pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan

sehari-hari.

Struktur Organisasi bank bjb sesuai dengan Surat Keputusan Direksi

Nomor 667/SK/DIR-PS/2013 tanggal 29 Oktober 2013 sebagai berikut :

Page 5: Laporan GCG bank bjb Tahun 2013

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 5

II. Pelaksanaan Good Corporate Governance bank bjb

2.1 Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris dan Direksi

2.1.1 Dewan Komisaris

a. Jumlah dan Komposisi Dewan Komisaris

Sesuai dengan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT

Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk., Akta Notaris

Nomor 130 tanggal 27 September 2012.

Susunan Dewan Komisaris bank bjb tahun 2013, sebagai berikut :

1) Komisaris Utama : Agus Ruswendi*

2) Komisaris : Muhadi

3) Komisaris Independen : Achmad Baraba

4) Komisaris Independen : Yayat Sutaryat

5) Komisaris Independen : Klemi Subiyantoro

6) Komisaris Independen : Rudhyanto Mooduto

*

Semenjak diterimanya surat keputusan Fit and Proper Test Bank Indonesia nomor

15/10/APBU/Bd/Rahasia pada tanggal 6 Februari 2013, tidak lagi efektif menjadi

anggota.

b. Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris

Sesuai dengan Surat Keputusan Dewan Komisaris Nomor 06/DK/2007

menjelaskan bahwa Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris

sebagai berikut :

a) Melakukan pengawasan, memberi nasihat serta mengarahkan,

memantau dan mengevaluasi jalannya kepengurusan Bank oleh

Direksi serta memberikan persetujuan atas Rencana Korporasi dan

Rencana Bisnis, serta pelaksanaan ketentuan Anggaran Dasar Bank,

Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Peraturan Bank

Indonesia dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku ;

b) Membantu serta mendorong usaha pembinaan dan pengembangan

Bank dalam mencapai visi Bank ;

c) Dalam melakukan pengawasan, pembinaan dan pengembangan

Bank, Dewan Komisaris dilarang terlibat dalam pengambilan

keputusan kegiatan operasional Bank, kecuali hal-hal lain yang

ditetapkan dalam Anggaran Dasar atau peraturan perundang-

undangan yang berlaku ;

d) Persetujuan yang diberikan Dewan Komisaris merupakan bagian dari

tugas pengawasan Dewan Komisaris sehingga tidak menghilangkan

tanggung jawab Direksi dalam pelaksanaan kepengurusan Bank.

Page 6: Laporan GCG bank bjb Tahun 2013

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 6

Tugas pengawasan oleh Dewan Komisaris tersebut merupakan upaya

pengawasan dini yang perlu dilaksanakan ;

e) Melakukan tugas yang secara khusus diberikan kepada Dewan

Komisaris menurut Anggaran Dasar Bank, Peraturan Perundang-

undangan yang berlaku, Peraturan Bank Indonesia dan/atau

berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) ;

f) Bertanggung jawab kepada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) ;

g) Mengevaluasi Iaporan tahunan yang dipersiapkan oleh Direksi serta

menandatangani laporan tersebut. Penelaahan laporan tahunan

dilakukan sebelum pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham

(RUPS) ;

h) Dewan Komisaris wajib memastikan bahwa Direksi telah

menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari Satuan Kerja

Audit Internal (SKAI) Bank, auditor eksternal, hasil pengawasan Bank

Indonesia dan/atau hasil pengawasan otoritas lainnya ;

i) Dewan Komisaris melakukan pemberitahuan kepada Bank Indonesia

paling Iambat 7 (tujuh) hari semenjak ditemukannya :

1) Pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang keuangan

dan perbankan; dan

2) Keadaan atau perkiraan keadaan yang dapat membahayakan

kelangsungan usaha Bank.

Yang didasarkan pada temuan maupun rekomendasi dari komite-

komite yang membantu Dewan Komisaris dalam pengawasan

operasional Bank. Hal-hal yang wajib dilaporkan di atas yang

belum atau tidak dilaporkan oleh Bank dan/atau Direktur

Kepatuhan dan Manajemen Risiko kepada Bank Indonesia ;

j) Wajib menerapkan dan memastikan serta memantau efektivitas

praktik pengelolaan perusahaan yang baik (Good Corporate

Governance) dalam setiap kegiatan operasional Bank dan bilamana

perlu melakukan penyesuaian untuk pelaksanaannya pada seluruh

tingkatan/jenjang ;

k) Mengkaji dan menyetujui kebijakan-kebijakan yang diusulkan oleh

Direksi ;

l) Mengkaji pertanggungjawaban Direksi atas pelaksanaan kebijakan-

kebijakan yang telah disetujui ;

m) Mengkaji dan menyetujui Kebijakan Penyertaan Modal dan

Penyertaan Modal Sementara ;

Page 7: Laporan GCG bank bjb Tahun 2013

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 7

n) Mengkaji pelaksanaan Kebijakan Penyertaan Modal dan Penyertaan

Modal Sementara ;

o) Melakukan pemantauan, pengarahan serta evaluasi terhadap kinerja

Direksi terutama pelaksanaan kebijakan strategis Bank ;

p) Menyusun dan melakukan pemuktahiran Pedoman Kerja Komisaris;

q) Mengusulkan penunjukan Akuntan Publik atas rekomendasi Komite

Audit untuk melakukan audit atas laporan keuangan Bank untuk

mendapatkan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS);

r) Menentukan dan melaksanakan sistem nominasi, evaluasi,

remunerasi yang transparan bagi Direksi setelah mempertimbangkan

hasil kajian Komite Remunerasi dan Nominasi yang selanjutnya

diajukan untuk memperoleh persetujuan Rapat Umum Pemegang

Saham (RUPS). Memastikan bahwa sistem remunerasi, nominasi,

evaluasi kinerja para Pejabat Bank yang tidak menjabat sebagai

anggota Direksi telah ada dan dilaksanakan secara transparan dan

konsisten;

s) Tiga bulan sebelum masa jabatan Dewan Komisaris berakhir, Dewan

Komisaris dilarang menyetujui kebijakan Direksi yang bersifat

strategis.

c. Pada tahun 2013 Dewan Komisaris telah melakukan pengawasan yaitu :

1) Pemantauan atas pelaksanaan Rencana Bisnis Bank (RBB) tahun 2013

melalui rapat gabungan Dewan Komisaris dan Direksi ;

2) Pemantauan kerja Keuangan bank bjb ;

3) Pemantauan kerja Non Keuangan bank bjb.

4) Pemantauan perkembangan Good Corporate Governance bank bjb.

2.1.2 Direksi

a. Jumlah dan Komposisi Direksi

Sesuai dengan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT

Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk., Akta Notaris

Nomor 130 tanggal 27 September 2012.

Susunan Direksi tahun 2013, sebagai berikut :

1) Direktur Utama : Bien Subiantoro

2) Direktur Trisuri dan Internasional : Entis Kushendar*

3) Direktur Konsumer : Arie Yulianto

4) Direktur Kepatuhan dan Manajemen

Risiko

: Zaenal Aripin

Page 8: Laporan GCG bank bjb Tahun 2013

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 8

5) Direktur Komersial : Acu Kusnandar**

6) Direktur Operasi : Djamal Muslim***

* Semenjak diterimanya surat keputusan Fit and Proper Test Bank Indonesia nomor

15/10/APBU/Bd/Rahasia pada tanggal 6 Februari 2013, tidak lagi efektif menjadi

anggota.

** Semenjak diterimanya surat keputusan Fit and Proper Test Bank Indonesia nomor

15/13/GBI/DPIP/Rahasia pada tanggal 3 Juni 2013, tidak lagi efektif menjadi anggota.

*** Menunggu Fit and Proper Test Bank Indonesia.

b. Tugas dan Tanggung Jawab Direksi

Sesuai dengan Surat Keputusan Direksi Nomor 519/SK/DIR-CS/2011

tanggal 20 September 2011 menjelaskan mengenai tugas dan tanggung

jawab Direksi sebagai berikut :

Tugas Direksi

1) Direksi bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan kepengurusan

Bank;

2) Direksi wajib mengelola Bank sesuai dengan kewenangan dan

tanggung jawabnya sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar dan

peraturan perundang-undangan yang berlaku ;

3) Direksi mengurus kekayaan Bank sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku ;

4) Direksi wajib membuat dan melaksanakan Rencana Kerja Tahunan yang

harus disampaikan kepada Dewan Komisaris paling lambat 60 (enam

puluh) hari kalender sebelum dimulainya tahun buku yang akan datang;

5) Dalam hal Direksi tidak menyampaikan rencana kerja sebagaimana

dimaksud, rencana kerja tahun yang lampau diberlakukan. Rencana

kerja tahun yang lampau berlaku juga bagi Bank yang rencana kerjanya

belum memperoleh persetujuan sebagaimana ditentukan dalam

Anggaran Dasar atau peraturan perundang-undangan;

6) Direksi wajib menyerahkan laporan tahunan Bank kepada akuntan

publik yang ditunjuk oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk

diperiksa. Laporan atas hasil pemeriksaan akuntan publik tersebut

disampaikan secara tertulis kepada Rapat Umum Pemegang Saham

(RUPS) Tahunan. Laporan tahunan harus memuat sekurang-kurangnya :

‐ Laporan keuangan yang terdiri atas sekurang-kurangnya neraca

akhir tahun buku yang baru lampau dalam perbandingan dengan

tahun buku sebelumnya, laporan laba rugi dari tahun buku yang

Page 9: Laporan GCG bank bjb Tahun 2013

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 9

bersangkutan, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas,

secara catatan atas laporan keuangan tersebut ;

‐ Laporan mengenai kegiatan Bank ;

‐ Laporan pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan;

‐ Rincian masalah yang timbul selama tahun buku yang

mempengaruhi kegiatan usaha Bank ;

‐ Laporan mengenai tugas pengawasan yang telah dilaksanakan oleh

Dewan Komisaris selama tahun buku yang baru lampau ;

‐ Nama anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris ;

‐ Gaji dan tunjangan bagi anggota Direksi dan gaji atau honorarium

dan tunjangan bagi anggota Dewan Komisaris Bank untuk tahun

baru lampau.

7) Direksi wajib menerapkan manajemen risiko dan prinsip-prinsip Good

Corporate Governance (GCG) dalam setiap kegiatan usaha Bank pada

seluruh tingkatan atau jenjang organisasi. Dalam rangka pelaksanaan

Good Corporate Governance (GCG), Direksi harus membentuk sekurang-

kurangnya :

‐ Satuan kerja yang menjalankan fungsi Audit Internal, untuk

membantu Direksi dalam pengawasan operasional Bank pada

seluruh organisasi Bank. Satuan Kerja Audit Internal ini wajib

independen terhadap satuan kerja operasional ;

‐ Satuan kerja yang menjalankan fungsi Manajemen Risiko dan Komite

Manajemen Risiko untuk membantu Direksi dalam penerapan

manajemen risiko sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank

Indonesia ;

‐ Satuan Kerja yang menjalankan fungsi kepatuhan, untuk membantu

Direksi dalam melakukan kepatuhan hukum, perundang-undangan

serta Peraturan Bank Indonesia atas operasional yang memiliki

terkait dengan hukum, perundang-undangan serta Peraturan Bank

Indonesia;

8) Direksi wajib menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari

satuan kerja Audit Internal Bank, Auditor Eksternal, hasil pengawasan

Bank Indonesia dan/atau hasil pengawasan otoritas lain ;

9) Melakukan tugas yang secara khusus diberikan oleh Dewan Komisaris

dan/atau Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) ;

Page 10: Laporan GCG bank bjb Tahun 2013

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 10

10) Direksi menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

Tahunan dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB)

dengan didahului pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS);

11) Pada penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), dalam

hal semua anggota Dewan Komisaris tidak hadir atau memiliki

benturan kepentingan, maka Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

dipimpin oleh salah satu Direktur yang ditunjuk oleh Direksi ;

12) Direksi melalui jajarannya di bidang Sumber Daya Manusia dengan

menggunakan sarana yang mudah diketahui dan diakses oleh Pegawai,

wajib mengungkapkan kepada Pegawai kebijakan Bank yang bersifat

strategis di bidang kepegawaian baik mengenai pemberian gaji,

tunjangan, fasilitas, sistem penerimaan pegawai, sistem promosi,

termasuk rencana Bank untuk mengadakan efisiensi melalui

pengurangan pegawai maupun kebijakan strategis Bank tentang

kepegawaian lainnya ;

13) Tiga bulan sebelum masa jabatan Direksi berakhir, Direksi dilarang

mengambil/menetapkan kebijakan yang bersifat strategis ;

14) Direksi wajib menyediakan data dan informasi yang akurat, relevan dan

tepat waktu pada Dewan Komisaris ;

15) Direksi wajib memberikan jawaban dan penjelasan atas segala sesuatu

yang ditanyakan oleh Dewan Komisaris ;

16) Direksi harus memastikan kelancaran komunikasi antara Bank dengan

stakeholders melalui pemberdayaan fungsi Corporate Secretary ;

17) Direksi berkewajiban untuk menyimpan dan memelihara daftar

Pemegang Saham dan Daftar Khusus sebaik-baiknya ;

18) Anggota Direksi dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya

wajib mentaati Standar Etika Bank dan Standar Etika yang tercantum

pada Pedoman Kerja ini.

Tanggung Jawab Direksi

1) Direksi bertanggung jawab atas Laporan Keuangan ;

2) Direksi dalam penyelenggaraan tugas yang bersifat strategis untuk

kepentingan maksud dan tujuan Bank bertanggung jawab secara

kolegial. Setiap anggota Direksi bertanggung jawab dalam

menyelenggarakan kegiatan operasional dari keputusan yang bersifat

strategis dan keputusan lainnya sesuai dengan tugas dan

wewenangnya ;

Page 11: Laporan GCG bank bjb Tahun 2013

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 11

3) Direksi wajib mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) ;

4) Dalam rangka mempertahankan kesinambungan usaha Bank, Direksi

harus dapat memastikan dipenuhinya tanggung jawab sosial Bank

(Corporate Social Responsibility) yaitu dengan adanya perencanaan

tertulis yang jelas dan fokus dalam melaksanakan tanggung jawab

sosial bank ;

5) Segala keputusan Direksi yang diambil sesuai dengan Pedoman dan

Tata Tertib Kerja mengikat dan menjadi tanggung jawab seluruh

Direksi;

6) Direksi bertanggung jawab atas penerapan Etika Usaha dan tata

perilaku (Code of Conduct) di lingkungan perusahaan.

c. Hubungan Direksi dan Dewan Komisaris

Sesuai dengan ketentuan Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006

tanggal 30 Januari 2006 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank

Indonesia No. 8/14/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 serta Surat Edaran

Bank Indonesia No. 9/12/DPNP Tanggal 30 Mei 2007 tentang Pelaksanaan

Good Corporate Governance (GCG) bagi Bank Umum, bank bjb telah sejak

lama menerapkan pemisahan tugas, fungsi dan tanggung jawab Direksi dan

Dewan Komisaris. Selain itu, tidak terdapat hubungan keluarga baik

horizontal maupun vertikal, termasuk hubungan karena pernikahan, sampai

derajat ketiga, antara sesama anggota Direksi, atau antar anggota Direksi

dengan anggota Dewan Komisaris, atau sesama anggota Dewan Komisaris.

Secara umum hubungan Direksi dengan Dewan Komisaris sesuai Anggaran

Dasar Bank dan Peraturan Perundang-undangan serta Peraturan Bank

Indonesia yang berlaku, adalah :

1) Direksi dan Dewan Komisaris secara bersama-sama menandatangani

dokumen Perusahaan, yaitu Rencana Korporasi, Rencana Bisnis dan

Laporan Keuangan Tahunan Bank ;

2) Transaksi yang berdiri sendiri ataupun yang Direksi bertanggung jawab

untuk memastikan agar semua informasi mengenai Bank secara tepat

waktu dan lengkap disampaikan kepada Dewan Komisaris ;

3) Direksi wajib memberikan akses atas informasi Bank secara tepat waktu

dan lengkap kepada Dewan Komisaris ;

4) Direksi wajib membebaskan para anggota Dewan Komisaris untuk

secara bersama-sama maupun sendiri setiap waktu dalam jam kerja

Page 12: Laporan GCG bank bjb Tahun 2013

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 12

Bank, berhak memasuki bangunan dan halaman atau tempat lain yang

dipergunakan atau yang dikuasai oleh bank dan berhak memeriksa

semua pembukuan, surat dan alat bukti lainnya, persediaan barang,

memeriksa dan mencocokan keadaan uang kas (untuk keperluan

verifikasi) dan lain-lain surat berharga serta berhak untuk mengetahui

segala tindakan yang dijalankan oleh Direksi ;

5) Direksi dan tiap anggota Direksi wajib untuk memberikan penjelasan

tentang segala hal yang ditanyakan oleh anggota Dewan Komisaris ;

6) Atas permintaan tertulis dari Dewan Komisaris, Direksi memberikan

keterangan hasil pemeriksaan atau hasil pelaksanaan tugas Audit

Internal ;

7) Menyampaikan laporan keuangan bulanan sesuai permintaan Dewan

Komisaris ;

8) Menyampaikan surat permohonan persetujuan tambahan modal di

setor untuk mendapat persetujuan Dewan Komisaris ;

9) Menyampaikan laporan pelaksanaan manajemen risiko dan laporan

pelaksanaan tugas bidang kepatuhan kepada Dewan Komisaris ;

10) Menyampaikan materi RUPS/RUPSLB untuk menjadi bahan keputusan

bersama dan mendapat persetujuan Dewan Komisaris dengan Direksi ;

11) Jika dianggap perlu, Dewan Komisaris dapat meminta secara langsung

informasi dari fungsi - fungsi manajemen terkait operasional bank

untuk melaksanakan fungsi pengawasan dengan sepengetahuan

Direksi ;

12) Direksi dan atau pejabat bank lainnya wajib menghadiri undangan

rapat Dewan Komisaris dengan sepengetahuan Direksi ;

13) Direksi wajib memberikan akses atas informasi bank kepada komite-

komite yang membantu Dewan Komisaris dengan sebelumnya

mengirimkan pemberitahuan terlebih dahulu melalui Dewan Komisaris

kepada Direksi ;

14) Direksi dapat mengundang anggota Dewan Komisaris jika diperlukan

pendapatnya dalam Rapat Direksi ;

15) Risalah Rapat Direksi harus tersedia apabila diminta oleh anggota

Dewan Komisaris;

16) Direksi mempunyai hak dan wewenang untuk menetapkan

kebijaksanaan Bank berdasarkan persetujuan Dewan Komisaris dalam

menjamin kepengurusan Bank, kecuali ditetapkan lain berdasarkan

peraturan perundang-undangan ;

Page 13: Laporan GCG bank bjb Tahun 2013

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 13

17) Direksi menetapkan susunan Organisasi dan tata kerja Bank dengan

persetujuan Dewan Komisaris ;

18) Direksi berdasarkan persetujuan tertulis Dewan Komisaris dengan

berpedoman kepada perundang-undangan yang berlaku dapat

melakukan hal-hal sebagai berikut :

Mengadakan kerjasama Bangun Guna Serah (Built, Operate, and

Transfer/BOT), Bangun Guna Milik (Built, Operate and Own/BOO) dan

perjanjian-perjanjian lain yang mempunyai sifat yang sama ;

Mengambil bagian atau ikut serta dalam Perseroan/badan-badan

lain atau menyelenggarakan perusahaan baru yang tidak dalam

rangka penyelamatan piutang, sesuai dengan ketentuan yang

berlaku ;

Melepaskan sebagian atau seluruhnya penyertaan Perseroan dalam

perusahaan atau badan-badan lain ;

Menggunakan cadangan untuk penghapusan kredit kepada pihak

terkait sebagaimana diatur dalam ketentuan Batas Maksimum

Pemberian Kredit (BMPK) Umum atau peraturan perundangan yang

berlaku ;

Melakukan hapus tagih terhadap pokok kredit yang diberikan

kepada pihak terkait sesuai dengan peraturan perundangan yang

berlaku.

19) Transaksi yang berdiri sendiri ataupun yang berkaitan satu sama lain,

yang terjadi dalam jangka waktu 1 (satu) tahun buku atau jangka waktu

yang lebih lama sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar Perseroan

dapat dilakukan Direksi dengan persetujuan tertulis dari Dewan

Komisaris, dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan

yang berlaku khususnya peraturan Pasar Modal ;

20) Dalam hal Bank mempunyai benturan kepentingan dengan

kepentingan pribadi seorang anggota Direksi, maka Perseroan akan

diwakili oleh anggota Direksi lainnya dan dalam hal Perseroan

mempunyai kepentingan yang bertentangan dengan kepentingan

seluruh anggota Direksi, maka dalam hal ini bank diwakili oleh Dewan

Komisaris ;

21) Pengurusan Perseroan oleh Direksi pada umumnya, (baik mengenai

Perseroan maupun usaha Perseroan dan memberikan nasehat kepada

Direksi) dijalankan dibawah pengawasan Dewan Komisaris.

Page 14: Laporan GCG bank bjb Tahun 2013

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 14

2.2 Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite-Komite

Dewan Komisaris wajib membentuk paling kurang Komite Audit, Komite

Pemantau Risiko, serta Komite Remunerasi dan Nominasi, dalam rangka

mendukung efektivitas tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris.

2.2.1 Komite Audit

Dalam rangka memenuhi Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/14/2006

tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/2006

tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum,

maka Dewan Komisaris telah membentuk Komite Audit. Komite Audit

merupakan alat kelengkapan Dewan Komisaris yang berfungsi untuk

melakukan pengawasan atas efektivitas sistem pengendalian intern,

proses internal audit dan pelaporan keuangan, sehingga Bank dapat

dikelola berdasarkan prinsip transparansi, akuntabilitas,

pertanggungjawaban, independensi, dan kewajaran.

Pembentukan Komite Audit bank bjb juga berpedoman pada

ketentuan sebagai berikut :

a. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Badan Usaha Milik

Negara Nomor KEP-117/M-PBUMN/2002 tanggal 1 Agustus 2002

tentang Penerapan Praktik Good Corporate Governance pada Badan

Usaha Milik Negara ;

b. Surat Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-41/PM/2003 tanggal

22 Desember 2003 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan

Kerja Komite Audit ;

c. Surat Keputusan Dewan Komisaris PT Bank Jabar Nomor

04A/SK/DK/2007 tanggal 28 Juni 2007 tentang Pembentukan Komite

Dan Pedoman Kerja Komite PT Bank Jabar ;

d. Surat Keputusan Dewan Komisaris PT Bank Pembangunan Daerah

Jawa Barat dan Banten, Tbk., Nomor 001/SK/DK/2013 tanggal 23

Januari 2013 Tentang Pembagian Tugas dan Pelaksanaan Jadwal

Kegiatan Dewan Komisaris serta Komite-Komite.

Susunan Komite Audit bank bjb tahun 2013 sebagai berikut:

1) Ketua : Klemi Subiyantoro

2) Anggota : Achmad Baraba

3) Anggota : Rudhyanto Mooduto

4) Anggota : Ramson Sinaga

Page 15: Laporan GCG bank bjb Tahun 2013

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 15

5) Anggota : Memed Sueb

6) Anggota : Suwarta

Komite Audit secara kolektif mempunyai kompetensi dan pengalaman

dalam bidang akuntansi, keuangan, dan perbankan. Semua anggota Komite

bertindak secara Independen terhadap Direksi dan Auditor Ekstern, serta

melaporkan kegiatannya kepada Dewan Komisaris.

Tugas dan Tanggung Jawab Komite Audit

Komite Audit mendukung Dewan Komisaris dalam hal :

1. Memastikan laporan keuangan bank bjb dapat dimengerti, transparan,

dan dapat diandalkan ;

2. Menilai pelaksanaan dan hasil audit yang dilaksanakan oleh Divisi Audit

Internal maupun eksternal sehingga dapat mencegah pelaksanaan dan

pelaporan yang tidak memenuhi standar ;

3. Melakukan evaluasi kebijakan bank bjb yang berhubungan dengan

kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku, etika,

benturan kepentingan, dan investigasi kesalahan maupun kecurangan

dan memberikan rekomendasi mengenai penyempurnaan sistem

pengendalian intern Bank serta pelaksanaannya melalui Dewan

Komisaris;

4. Melakukan evaluasi Rencana Kerja Divisi Audit Intern, pelaporan, dan

temuan yang signifikan ;

5. Berkomunikasi dengan Direksi dan Satuan Kerja terkait tentang status,

kemajuan, dan perkembangan baru pada permasalahan operasional yang

dijumpai serta temuan Divisi Audit Internal ;

6. Memastikan bahwa Divisi Audit Internal dapat memiliki akses langsung

kepada Komite Audit dan dapat berkomunikasi di luar rapat komite yang

telah dijadwalkan ;

7. Menciptakan jalur komunikasi langsung dengan Auditor

Eksternal/Pengawas Bank untuk membahas rencana audit, temuan audit

maupun laporan audit.

Komite Audit memiliki pedoman kerja yang dituangkan dalam Pedoman

Kerja Komite yang telah disetujui oleh Komisaris. Sesuai dengan pedoman

kerja, Komite Audit mereview laporan keuangan dan informasi keuangan

lainnya untuk kepentingan para stakeholders, menelaah hasil pencapaian,

Page 16: Laporan GCG bank bjb Tahun 2013

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 16

efektivitas, dan objektifitas dari seluruh proses audit internal dan eksternal,

mengevaluasi kebijakan Bank yang berhubungan dengan kepatuhan

terhadap peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, dan

memberikan rekomendasi penyempurnaan sistem pengendalian internal

Bank.

Sehubungan dengan tugas dan tanggung jawab tersebut di atas, Komite

Audit memiliki wewenang sebagai berikut :

1. Mendapatkan informasi, melalui Dewan Komisaris, mengenai operasional

Bank, data karyawan, dana, aset serta sumber daya Bank lainnya yang

berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya ;

2. Bekerja sama dengan Divisi Audit Internal ;

3. Memberikan masukan kepada Dewan Komisaris mengenai

penyempurnaan proses audit internal, eksternal, dan laporan keuangan

Bank ;

4. Melakukan evaluasi deskripsi mengenai pengendalian internal/audit yang

akan dipublikasikan dalam laporan keuangan dan laporan pelaksanaan

penerapan GCG ;

5. Melakukan kajian atas independensi dan objektivitas auditor eksternal

serta merekomendasikan auditor eksternal yang akan dipilih oleh Bank

untuk mengaudit laporan keuangan Bank, unit bisnis maupun anak

perusahaan.

Secara garis besar, Komite Audit memberikan pendapat profesional yang

independen kepada Dewan Komisaris berdasarkan hasil evaluasi dan semua

risiko yang penting dipertimbangkan, identifikasi hal-hal yang memerlukan

perhatian khusus dalam bidang laporan keuangan dari Direksi dan auditor

eksternal, serta ketaatan pada peraturan perundang-undangan dan

pelaksanaan manajemen risiko.

Laporan Pelaksanaan Kegiatan Komite Audit

Komite Audit melaporkan kegiatannya kepada Dewan Komisaris, sebagai

pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas Komite Audit. Komite Audit

telah melakukan tugasnya, baik yang bersifat rutin maupun yang non-rutin.

Komite Audit selama tahun 2013, telah melaksanakan tugas sesuai Piagam

Komite Audit sebagai berikut :

1. Penelaahan atas informasi keuangan yang akan diterbitkan oleh Bank

seperti laporan keuangan, proyeksi dan informasi keuangan lainnya.

Page 17: Laporan GCG bank bjb Tahun 2013

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 17

Komite Audit melakukan penelaahan dan memberikan saran-saran

penyempurnaan atas draft final laporan keuangan publikasi triwulanan.

Komite Audit juga telah secara aktif melakukan diskusi dengan akuntan

publik dan manajemen mengenai masalah-masalah yang perlu

didiskusikan sesuai Standar Audit Seksi 380 (PSA No. 48) perihal

komunikasi dengan Komite Audit ;

2. Evaluasi atas efektivitas pelaksanaan audit eksternal termasuk

penelaahan independensi dan objektivitas auditor eksternal serta

penelaahan kecukupan pemeriksaan yang dilakukan untuk memastikan

semua risiko yang penting telah dipertimbangkan ;

3. Penelaahan atas ketaatan Bank terhadap perundang-undangan

perbankan. Pengujian dan pemantauan kepatuhan yang dilakukan oleh

Bank telah diupayakan secara optimal ;

4. Pemantauan dan evaluasi atas perencanaan dan pelaksanaan audit serta

pemantauan atas tindak lanjut hasil audit dalam rangka menilai

kecukupan proses pelaporan keuangan. Selama tahun 2013, Komite

Audit telah melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap:

a. Pelaksanaan tugas Divisi Audit internal (DAI). Dari hasil evaluasi dapat

disimpulkan bahwa perencanaan DAI telah dilaksanakan sesuai

dengan perencanaan audit berbasis risiko, pelaksanaan audit dan

pelaporan telah dilakukan sesuai dengan Standar Pelaksanaan Fungsi

Audit Intern Bank (SPFAIB) ;

b. Kesesuaian pelaksanaan audit oleh kantor akuntan publik dengan

standar yang berlaku. Dari hasil pemantauan dan evaluasi Komite

Audit, kantor akuntan publik telah melaksanakan sesuai dengan

Standar Auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Publik Indonesia ;

c. Kesesuaian laporan keuangan dengan standar yang berlaku termasuk

tentang penerapan PSAK Nomor 50 dan Nomor 55 ;

d. Pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas hasil temuan DAI, akuntan

publik dan hasil pengawasan Bank Indonesia. Selama tahun 2013

Komite Audit melakukan pertemuan-pertemuan dengan DAI dalam

rangka membahas temuan dan tindak lanjut temuan DAI. Komite

Audit juga menjaga jalur komunikasi langsung dengan DAI, baik yang

terjadwal dalam rapat rutin maupun di luar jadwal rapat ;

e. Pemberian rekomendasi mengenai penunjukan kantor akuntan publik

kepada Dewan Komisaris. Untuk tahun buku 2013, Tim Pemilihan

Kantor Akuntan Publik yang terdiri dari Komite Audit dan unsur

Page 18: Laporan GCG bank bjb Tahun 2013

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 18

manajemen telah melakukan proses pemilihan Kantor akuntan publik

untuk melakukan audit atas Laporan Keuangan Konsolidasi bank bjb.

Tim telah mengusulkan dan Dewan Komisaris telah menetapkan

Kantor Akuntan Publik Ernst and Young sebagai Auditor Independen.

Komite Audit juga melakukan beberapa tugas lain yang diberikan oleh

Dewan Komisaris, diantaranya memberikan masukan terhadap pembahasan

Rencana Bisnis Bank.

Rapat dan Kehadiran Komite Audit

Selama tahun 2013, Komite Audit telah menyelenggarakan pertemuan

sebanyak 18 kali. Berikut informasi tingkat kehadiran Komite Audit dalam

Rapat di tahun 2013 :

Nama Jumlah

Kehadiran

Persentase

Kehadiran

Klemi Subiyantoro 18 100%

Achmad Baraba 13 72,2%

Rudhyanto Mooduto 16 88,9%

Ramson Sinaga 13 72,2%

Memed Sueb 12 66,7%

Suwarta 13 72,2%

Independensi Anggota Komite Audit

Nominasi untuk calon anggota Komite Audit harus di-review oleh Komite

Remunerasi dan Nominasi (KRN). Seperti telah ditetapkan oleh KRN, setiap

anggota komite harus bersifat independen. Kualifikasi penugasan dan

fungsi dari Komite Audit harus tunduk kepada aturan yang berlaku dari

Bapepam-LK, Bursa Efek Indonesia serta Bank Indonesia. Bahwa seluruh

anggota komite audit bank bjb periode 2013 memiliki kedudukan yang

independen terhadap bank bjb.

2.2.2 Komite Pemantau Risiko

Komite Pemantau Risiko (KPR) bank bjb merupakan salah satu komite yang

dibentuk Dewan Komisaris Bank dalam rangka mendukung efektivitas

pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya, sebagaimana dimaksud dalam

Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006 tentang pelaksanaan Good

Corporate Governance bagi Bank Umum.

Page 19: Laporan GCG bank bjb Tahun 2013

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 19

Komite Pemantau Risiko bank bjb untuk periode tahun 2013 dibentuk

berdasarkan :

‐ Keputusan Dewan Komisaris PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat

dan Banten,Tbk. Nomor 04A/SK/DK/2007 tanggal 28 Juni 2007 Tentang

Pembentukan Komite-komite dan Pedoman Kerja Komite ;

‐ Keputusan Dewan Komisaris PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat

dan Banten,Tbk. Nomor 01/SK/DK/2013 Tanggal 23 Januari 2013

Tentang Pembagian Tugas dan Pelaksanaan Jadwal Kegiatan Dewan

Komisaris serta komite-komite.

Susunan Komite Pemantau Risiko bank bjb tahun 2013, sebagai berikut :

1) Ketua : Achmad Baraba

2) Anggota : Yayat Sutaryat

3) Anggota : Rudhyanto Mooduto

4) Anggota : Nury Effendi

5) Anggota : Poppy Sofia Koeswayo

Komite Pemantau Risiko melaksanakan rapat mingguan yang merupakan

rapat internal Komite Pemantau Risiko, rapat koordinasi dengan Divisi

Manajemen Risiko, Komite Audit, atau rapat gabungan dengan bagian lain

sesuai program kerja dan kebutuhan.

Tugas dan Tanggung Jawab Komite Pemantau Risiko

Sesuai Peraturan Bank Indonesia Nomor 5/8/PBI/2003, Pasal 2 yang telah

diubah dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/25/PBI/2009 tentang

Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum, mewajibkan Bank

menerapkan Manajemen Risiko secara efektif, baik untuk Bank secara

individual maupun untuk Bank secara konsolidasi dengan Perusahaan Anak,

yang paling kurang mencakup 4 (empat) pilar yaitu :

1. Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi ;

2. Kecukupan kebijakan, prosedur dan penetapan limit ;

3. Kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan

pengendalian Risiko, serta sistem informasi Manajemen Risiko; dan

4. Sistem pengendalian intern yang menyeluruh.

Evaluasi atas pelaksanaan kebijakan pengelolaan risiko merekomendasikan

penyempurnaan infrastruktur dan metodologi pengukuran risiko. Secara

berkala, Komite Pemantau Risiko melakukan penyempurnaan kebijakan dan

Page 20: Laporan GCG bank bjb Tahun 2013

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 20

pedoman pengelolaan risiko agar dapat digunakan untuk dasar

pengambilan keputusan bisnis bank bjb.

Berkaitan dengan tugas pemantauan pelaksanaan tugas SKMR, Komite

Pemantau Risiko telah mengevaluasi laporan Profil Risiko Bank, meliputi

risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko operasional, risiko hukum,

risiko reputasi, risiko strategi, dan risiko kepatuhan. Hingga akhir tahun

2012, pengelolaan risiko yang semakin baik dibuktikan dengan peningkatan

risk awareness secara mayoritas pada risk taking unit. Metode pengukuran

risiko dan pengendaliannya terus menerus disempurnakan oleh SKMR.

Kegiatan Komite Pemantau Risiko Tahun 2013

Sesuai pedoman kerja Komite Pemantau Risiko, maka pada tahun 2013

disusun rencana kerja sebagai berikut :

1. Menyusun rencana kerja KPR tahun 2013;

a. Rencana kerja KPR tahun 2013 diselesaikan bulan Januari tahun

2013 ;

b. Pembahasan laporan realisasi kegiatan KPR semester II tahun 2012

diselesaikan bulan Januari 2013 ;

c. Pembahasan dan laporan realisasi kegiatan KPR semester I tahun

2013 diselesaikan bulan Juli 2013.

2. Mengevaluasi implementasi kebijakan manajemen risiko dan

pelaksanaannya sesuai Surat Edaran Bank Indonesia Nomor

13/23/DNPN serta melaporkan dan memberikan rekomendasi

berdasarkan hasil evaluasi kepada Dewan Komisaris dengan hasil

sebagai berikut :

a. Profil risiko triwulanan bank bjb baik individual, maupun

konsolidasi selama tahun 2012 dan triwulan berjalan tahun 2013 ;

b. Profil risiko bank bjb pada triwulan IV tahun 2012 adalah low

dengan trend stabil sampai dengan triwulan III tahun 2013 ;

c. Risiko kredit bank bjb triwulan IV tahun 2012 adalah 1,2% ;

d. Risiko kredit, risiko pasar, risiko strategi, risiko kepatuhan, dan

risiko reputasi adalah low ;

e. Risiko likuiditas, risiko operasional, dan risiko hukum adalah low to

moderate.

3. Melakukan pemantauan dan evaluasi atas pelaksanaan tugas Satuan

Kerja yang menjalankan fungsi Manajemen Risiko melalui :

Page 21: Laporan GCG bank bjb Tahun 2013

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 21

a. Rapat koordinasi sesuai kebutuhan yaitu bulan Februari, Mei, Juni,

September, dan Oktober tahun 2013 ;

b. Diskusi dan telaahan atas program kerja Satuan Manajemen risiko;

c. Diskusi dan telaah mendesain mekanisme risk tolerance dan risk

culture ;

d. Diskusi pengembangan metode dan tools pengukuran risiko pasar;

e. Knowledge sharing: dampak kondisi keuangan global terhadap

perbankan Indonesia.

4. Mengkaji dan mengevaluasi pertanggungjawaban Direksi atas

pelaksanaan manajemen risiko yang dilakukan melalui :

a. Rapat koordinasi dengan Komite Audit membahas temuan hasil

pemeriksaan Bank Indonesia dan progres tindak lanjut ;

b. Pembahasan laporan pengawasan Dewan Komisaris setiap

semester.

5. Melakukan pemantauan dan mengevaluasi penetapan kebijakan dan

pelaksanaan risk philosophy, risk appetite, serta risk tolerance atas

setiap produk dan layanan bank bjb.

a. Melakukan kajian atas risk management framework secara

keseluruhan ;

b. Melakukan survey ke cabang/unit kerja untuk mengetahui

pemahaman cabang/unit kerja terhadap pentingnya manajemen

risiko (risk culture dan risk awareness).

6. Mengevaluasi, mengkaji dan memberikan rekomendasi atas rencana

bisnis dan rencana kerja sebelum mendapat persetujuan Dewan

Komisaris, khususnya yang terkait dengan risiko-risiko yang akan

dihadapi oleh Bank melalui telaahan draft RBB tahun 2014 pada bulan

Oktober 2013;

7. Mengevaluasi perkembangan portofolio pinjaman melalui koordinasi

dengan Komite Audit;

8. Memantau restrukturisasi pinjaman, penghapusbukuan pinjaman dan

recovery pinjaman melalui koordinasi dengan Komite Audit;

9. Memonitor risiko bank wide yang dihadapi Bank dan memastikan

bahwa Direksi telah melakukan mitigasi risiko-risiko tersebut melalui

pembahasan profil risiko triwulanan;

10. Melakukan penelaahan atas pengelolaan manajemen risiko dan

kepatuhan atas peraturan dan perundang-undangan yang berlaku

bersama dengan manajemen, auditor eksternal, Divisi Audit Intern

Page 22: Laporan GCG bank bjb Tahun 2013

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 22

serta Satuan Kerja yang menjalankan fungsi Manajemen Risiko :

a. Telaah profil risiko dan RCCR triwulan IV tahun 2012, bulan Maret

tahun 2013 ;

b. Telaah profil risiko dan RCCR triwuan I tahun 2013, bulan Mei 2013;

c. Telaah profil risiko triwulan dan RCCR II tahun 2013, bulan Agustus

2013 ;

d. Telaah profil risiko triwulan III dan RCCR tahun 2012, bulan Oktober

2013.

11. Mengkaji risk philosophy yang telah ditetapkan Bank dan memastikan

bahwa risk philosophy tersebut telah direfleksikan pada tiap kebijakan

Bank dan dikomunikasikan kepada seluruh Pegawai Bank sehingga

dapat terbentuk budaya risiko (risk culture) yang kondusif melalui

a. Pembahasan strategi penetapan risk philosophy dan risiko (risk

culture) melalui penggunaan jasa konsultan manajemen risiko ;

b. Pembahasan rencana survey pemahaman pimpinan cabang

terhadap risiko cabang bulan Oktober 2013.

12. Memastikan bahwa Bank telah memiliki risk appetite dan risk tolerance

serta telah dijabarkan ke dalam kebijakan pada tiap unit kerja, unit

bisnis dan Bank secara keseluruhan.

13. Memberi masukan kepada Sekretariat Dewan Komisaris untuk

penyusunan laporan pengawasan Dewan Komisaris.

a. Laporan semester 2 tahun 2012, yang dilakukan pada bulan

Februari 2013 ;

b. Laporan semester 1 tahun 2013, yang dilakukan pada bulan Juli

2013.

14. Melakukan penelaahan atas draft RBB bjb tahun 2014

a. Memberikan masukan kepada Dewan Komisaris dalam bentuk

Economic Outlook tahun 2014 ;

b. Mengkaji rancangan KUDT yang disampaikan Direksi kepada

Dewan Komisaris ;

c. Mengkaji RBB termasuk perubahannya, khususnya dari aspek risiko,

untuk disampaikan kepada Dewan Komisaris.

15. Memutahirkan secara periodik Pedoman Kerja Komite Pemantau

Risiko. Draft Pedoman Kerja Komite Pemantau Risiko diselesaikan dan

didiskusikan pada bulan November dan Desember 2013.

Page 23: Laporan GCG bank bjb Tahun 2013

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 23

Rapat dan Kehadiran Komite Pemantau Risiko

Selama tahun 2013, Komite Pemantau Risiko telah menyelenggarakan

pertemuan sebanyak 29 kali. Berikut informasi tingkat kehadiran Komite

Pemantau Risiko dalam Rapat di tahun 2013 :

Nama Jumlah

Kehadiran

Persentase

Kehadiran

Achmad Baraba 29 100%

Yayat Sutaryat 26 90%

Rudhyanto Mooduto 27 93%

Nury Effendi 21 72%

Poppy Sofia Koeswoyo 26 90%

Independensi Ketua dan Anggota Komite Pemantau Risiko

Ketua dan anggota Komite Pemantau Risiko terdiri dari 3 (tiga) orang

Komisaris Independen dan 2 (dua) orang anggota independen.

Mekanisme Kerja

Komite Pemantau Risiko bekerja berdasarkan program kerja tahunan yang

disusun dan disetujui Dewan Komisaris, diantaranya kegiatan pemantauan

risiko bulanan, triwulanan dan tahunan, serta kegiatan yang tidak

ditetapkan waktu pelaksanaannya seperti kegiatan peningkatan kapabilitas

ketua dan anggota Komite Pemantau Risiko.

Komite Pemantau Risiko melaksanakan rapat mingguan yang merupakan

rapat internal KPR, rapat koordinasi dengan Divisi Manajemen Risiko,

Komite Audit, atau rapat gabungan dengan bagian lain sesuai program

kerja dan kebutuhan.

2.2.3 Komite Remunerasi dan Nominasi

Komite Remunerasi dan Nominasi bank bjb dibentuk berdasarkan :

1. Peraturan Bank Indonesia nomor 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006

tentang Good Corporate Governance;

2. Peraturan Bank Indonesia nomor 8/14/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006

tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia nomor 8/4/PBI/2006

tentang Good Corporate Governance;

3. Surat Edaran Bank Indonesia nomor 9/12/DPNP tanggal 30 Mei 2007

tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum;

Page 24: Laporan GCG bank bjb Tahun 2013

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 24

4. Surat Keputusan Dewan Komisaris Nomor 04A/SK/DK/2007 tanggal 28

Juni 2007 Tentang Pembentukan Komite dan Pedoman Kerja Komite

Dewan Komisaris PT BANK JABAR;

5. Surat Keputusan Dewan Komisaris PT Bank Pembangunan Daerah Jawa

Barat dan Banten, Tbk. Nomor 001/DK/2013 tentang Pembagian Tugas

dan Pelaksanaan Jadwal Kegiatan Dewan Komisaris Serta Komite-Komite.

Susunan Komite Remunerasi dan Nominasi bank bjb

Periode 01 Januari s.d 22 Januari 2013

1. Ketua : Yayat Sutaryat

2. Anggota : Agus Ruswendi*

3. Anggota : Muhadi

4. Anggota : Klemi Subiyantoro

5. Anggota : Pemimpin Divisi Sumber Daya Manusia

* Semenjak diterimanya surat keputusan Fit and Proper Test Bank Indonesia

nomor 15/10/APBU/Bd/Rahasia pada tanggal 6 Februari 2013, tidak lagi efektif

menjadi anggota.

Periode 23 Januari s.d 31 Desember 2013

1. Ketua : Yayat Sutaryat

2. Anggota : Agus Ruswendi *

3. Anggota : Muhadi

4.

5.

Anggota

Anggota

:

:

Klemi Subiyantoro Anggota

Rudhyanto Mooduto

6. Anggota

: Pemimpin Divisi Sumber Daya Manusia

* Semenjak diterimanya surat keputusan Fit and Proper Test Bank Indonesia

nomor 15/10/APBU/Bd/Rahasia pada tanggal 6 Februari 2013, tidak lagi efektif

menjadi anggota.

Tugas dan Tanggung Jawab Komite Remunerasi dan Nominasi

Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia tentang Pelaksanaan Good

Corporate Governance yang telah dituangkan dalam program kerja

Komite, secara garis besar Komite Remunerasi dan Nominasi

mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :

a. Terkait dengan kebijakan remunerasi

1) Melakukan evaluasi terhadap kebijakan remunerasi ;

2) Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai :

Page 25: Laporan GCG bank bjb Tahun 2013

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 25

a) Kebijakan remunerasi bagi Dewan Komisaris dan Direksi

untuk disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang Saham;

b) Kebijakan remunerasi bagi Pejabat Eksekutif dan pegawai

secara keseluruhan untuk disampaikan kepada Direksi.

b. Terkait dengan kebijakan nominasi

1) Menyusun dan memberikan rekomendasi mengenai sistem serta

prosedur pemilihan dan/atau penggantian anggota Dewan

Komisaris dan Direksi kepada Dewan Komisaris untuk

disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang Saham;

2) Memberikan rekomendasi mengenai calon anggota Dewan

Komisaris dan/atau Direksi kepada Dewan Komisaris untuk

disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang Saham;

3) Memberikan rekomendasi mengenai Pihak Independen yang

akan menjadi anggota Komite.

c. Tugas lainnya

1) Melakukan evaluasi atas pelaporan kebijakan SDM dan

memberikan saran untuk perbaikan atau peningkatannya ;

2) Melakukan self assessment dalam pelaksanaan tugasnya serta

melaksanakan tugas khusus yang diberikan Dewan Komisaris.

Laporan Pelaksanaan Kegiatan Komite Remunerasi dan Nominasi

Dalam rapat sepanjang tahun 2013, Komite Remunerasi dan Nominasi

telah melakukan pembahasan terhadap hal-hal sebagai berikut :

1. Terkait dengan kebijakan remunerasi

1) Melakukan evaluasi terhadap kebijakan remunerasi :

a) Dokumentasi ketentuan dan peraturan perundang-

undangan, kebijakan perusahaan yang berlaku dalam

kebijakan remunerasi, penetapan fasilitas dan tunjangan

lainnya ;

b) Melakukan pemantauan sistem remunerasi yang sedang

berlaku di pasar Bank BUMN/BUMD, Bank Swasta Nasional

maupun asing.

2) Melakukan pembahasan terhadap kebijakan remunerasi yang

sedang berjalan di bank bjb

a) Remunerasi Pengurus:

Page 26: Laporan GCG bank bjb Tahun 2013

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 26

Membahas kebijakan remunerasi pengurus yang sedang

berjalan di bank dan merekomendasikan kepada Dewan

Komisaris;

b) Remunerasi Pegawai :

Evaluasi kebijakan remunerasi bagi pejabat eksekutif dan

pegawai secara keseluruhan.

2. Terkait dengan kebijakan nominasi

1) Pembahasan mengenai pedoman/sistem serta prosedur

pemilihan dan atau penggantian Pengurus;

2) Membahas penjaringan serta rekomendasi calon anggota

Pengurus;

3) Membahas rekomendasi anggota komite dari pihak independen:

a) Membahas rekomendasi anggota komite dari pihak

independen ;

b) Pembahasan nominasi anggota komite.

3. Terkait dengan Pedoman kerja dan pelaporan

1) Pedoman kerja;

2) Program Kerja;

3) Laporan kegiatan.

4. Kegiatan Lainnya yang masih dalam ruang lingkup KRN.

Rapat dan Kehadiran Anggota Komite Remunerasi dan Nominasi

Selama tahun 2013, Komite Remunerasi dan Nominasi telah

menyelenggarakan pertemuan/rapat sebanyak 28 kali.

Berikut informasi tingkat kehadiran Komite Remunerasi dan Nominasi

dalam Rapat di tahun 2013 :

NAMA

JUMLAH

KEHADIRAN

Persentase

Kehadiran

Yayat Sutaryat 28 100%

Agus Ruswendi* 2 7%

Klemi Subiyantoro 22 79%

Rudhyanto Mooduto 23 82%

Muhadi 14 82%

Pemimpin Divisi SDM 25 89%

* Semenjak diterimanya surat keputusan Fit and Proper Test Bank Indonesia

nomor 15/10/APBU/Bd/Rahasia pada tanggal 6 Februari 2013, tidak lagi efektif

menjadi anggota.

Page 27: Laporan GCG bank bjb Tahun 2013

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 27

Independensi Komite Remunerasi dan Nominasi

Anggota Komite Remunerasi dan Nominasi sebanyak 6 (enam) orang

terdiri dari 3 (tiga) orang Komisaris Independen, 2 (dua) orang

Komisaris, 1 (satu) orang pejabat ex officio dari Pemimpin Divisi Sumber

Daya Manusia.

2.3 Penerapan Fungsi Kepatuhan, Audit Intern dan Audit Ekstern

2.3.1 Penerapan Fungsi Kepatuhan

1) Fungsi Kepatuhan

Pelaksanaan fungsi kepatuhan Bank berdasarkan kepada

Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/2/PBI/2011 tentang

Pelaksanaan Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank Umum, yaitu

sebagai berikut :

Fungsi, tugas, tanggung jawab Direktur yang membawahkan

fungsi kepatuhan.

a) Fungsi Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan

Mewujudkan terlaksananya budaya kepatuhan pada semua

tingkatan organisasi dan kegiatan usaha Bank ;

Mengelola risiko kepatuhan yang dihadapi oleh Bank ;

Memastikan agar kebijakan, ketentuan, sistem, dan

prosedur serta kegiatan usaha yang dilakukan oleh Bank

telah sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia dan

peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk

prinsip syariah bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha

Syariah; dan

Memastikan kepatuhan Bank terhadap komitmen yang

dibuat oleh Bank kepada Bank Indonesia dan/atau otoritas

pengawas lain yang berwenang.

b) Tugas Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan

Tugas dan tanggung jawab Direktur yang membawahkan

fungsi kepatuhan, paling kurang mencakup :

Merumuskan strategi guna mendorong terciptanya Budaya

Kepatuhan Bank ;

Mengusulkan kebijakan kepatuhan atau prinsip-prinsip

kepatuhan yang akan ditetapkan oleh Direksi ;

Page 28: Laporan GCG bank bjb Tahun 2013

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 28

Menetapkan sistem dan prosedur kepatuhan yang akan

digunakan untuk menyusun ketentuan dan pedoman

internal Bank ;

Memastikan bahwa seluruh kebijakan, ketentuan, sistem,

dan prosedur, serta kegiatan usaha yang dilakukan Bank

telah sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia dan

peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk

Prinsip Syariah bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha

Syariah ;

Meminimalkan Risiko Kepatuhan Bank ;

Melakukan tindakan pencegahan agar kebijakan dan/atau

keputusan yang diambil Direksi Bank atau pimpinan Kantor

Cabang Bank Asing tidak menyimpang dari ketentuan Bank

Indonesia dan peraturan perundang-undangan yang

berlaku ;

Melakukan tugas-tugas lainnya yang terkait dengan Fungsi

Kepatuhan.

Tugas dan tanggung jawab sebagaimana dimaksud di atas tidak

menghilangkan hak dan kewajiban Direktur yang membawahkan

Fungsi Kepatuhan sebagai anggota Direksi Bank sebagaimana

diatur dalam Undang-Undang tentang Perseroan Terbatas,

apabila untuk perbuatan-perbuatan tertentu tersebut diperlukan

keputusan dari seluruh anggota Direksi Bank.

2) Tanggung Jawab Utama

a) Terkait ke strategi perusahaan ;

b) Melakukan koordinasi dengan divisi lain dalam menyusun dan

merumuskan Rencana Bisnis Divisi ;

c) Mengelola penerapan manjemen risiko bidang Kepatuhan ;

d) Menyusun, merumuskan dan mengembangkan Buku

Pedoman Perusahaan (BPP) dan Kebijakan Fungsi Kepatuhan ;

e) Menyusun, merumuskan dan mengembangkan arah,

kebijakan, dan Standar Operasional Prosedur (SOP) serta

dokumentasi Fungsi Kepatuhan.

f) Anggaran

Page 29: Laporan GCG bank bjb Tahun 2013

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 29

Mempersiapkan, mengkoordinasikan, dan mengontrol

anggaran Satuan Kerja Kepatuhan/Divisi Kepatuhan, sesuai

dengan rencana kerja yang telah disusun ;

Memanfaatkan anggaran yang ada seefisien dan seefektif

mungkin, memastikan agar program dan sistem berjalan

secara cost effective (efektif dari segi biaya).

g) Terkait kepatuhan

Memastikan pelaksanaan Pedoman Kepatuhan yang berisi

kerangka kerja, kebijakan dan proses yang tepat untuk

memastikan terpenuhinya peraturan Bank Indonesia,

Peraturan Bapepam LK dan perundang-undangan lainnya

yang berlaku. Mengembangkan suatu program kepatuhan

bagi Bank dan bekerjasama dengan divisi lain untuk

memperjelas tanggung jawab masing-masing pihak ;

Mengembangkan prosedur kepatuhan pada setiap satuan

kerja, dengan menginformasikan perubahan peraturan

perundang-undangan yang berlaku untuk disesuaikan ke

dalam pedoman internal bank oleh Divisi terkait ;

Mengembangkan, melaksanakan dan mempertahankan

kepatuhan bank dengan memberikan pandangan kepada

pihak manajemen mengenai masalah hukum yang

ditemukan ;

Mengembangkan, melaksanakan dan mempertahankan

kepatuhan bank terhadap penerapan kebijakan, prosedur

dan panduan mengenai anti tindak pencucian uang dan

tindak pidana terorisme ;

Bertindak sebagai pihak yang dihubungi di Bank mengenai

penanganan secara internal laporan transaksi yang

mencurigakan dari staff dan juga pihak yang dapat

dihubungi untuk Unit Anti-Money Laundring oleh instansi

pemerintah yang berkepentingan terhadap tindak

pencucian uang ini ;

Melakukan kajian atas kebijakan bank yang belum selaras

dengan peraturan perundangan yang berlaku ;

Memberikan masukan kepada pihak manajemen mengenai

masalah kepatuhan dan potensi dampak, trend serta

perkembangan peraturan yang ada ;

Page 30: Laporan GCG bank bjb Tahun 2013

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 30

Melaksanakan penyelidikan mandiri atas setiap transaksi

yang mencurigakan, yang dilaporkan baik oleh staff Bank

sendiri ataupun oleh nasabah Bank ;

Memastikan bahwa Bank selalu memenuhi persyaratan

regulasi dalam waktu yang tepat ;

Mengkaji aspek kepatuhan atas usulan produk baru dan

pengembangan bisnis baru ;

Mengkaji aspek kepatuhan atas dokumentasi publik

mengenai Bank, termasuk data yang ditampilkan di website

Bank ;

Menanggapi dokumen konsultatif ataupun diskusi terkait

aspek hukum dan kepatuhan yang diterbitkan oleh badan

regulasi perbankan atau keuangan ;

Meningkatkan kesadaran akan kepatuhan di antara para

staff dengan cara memberikan informasi, publikasi dan

pelatihan mengenai kepatuhan secara regular ;

Melaksanakan pemantauan kepatuhan ;

Memastikan Bank selalu mematuhi peraturan yang berlaku.

h) Kajian

Melakukan kajian aspek kepatuhan dan penerapan prinsip

kehati-hatian terhadap peraturan internal Bank antara lain

berupa Surat Keputusan, Surat Edaran, dan bentuk Surat

Lainnya sesuai tata naskah dinas Bank yang berlaku serta

perjanjian atau dokumen hukum lainnya baik yang telah

berjalan ataupun yang diajukan ;

Mempertahankan operasional bisnis berjalan sesuai

ketentuan.

i) Manajemen Divisi

Mengevaluasi para staff kepatuhan guna mencapai tingkat

efektivitas kinerja di Divisi ini.

j) Terkait Manajemen Krisis

Berperan aktif dalam Tim Manajemen Krisis (Bussiness

Continuity Plan/BCP) sesuai dengan peran dan tanggung

jawab sebagaimana tercantum di dalam Buku

Manual/Panduan Manajemen Krisis.

k) Kerjasama Internal

Mengembangkan, mempertahankan lini kerja, dan

Page 31: Laporan GCG bank bjb Tahun 2013

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 31

memfasilitasi komunikasi dengan Divisi lain, Kantor

Wilayah/Kantor Cabang, dalam hal konsultasi dan pendapat

serta pendampingan hukum. Tujuannya adalah untuk

memastikan semua risiko kepatuhan telah tertangani dengan

baik.

l) Pelaporan

Memastikan dilaksanakannya penyampaian laporan kepada

Bank Indonesia tentang pelaksanaan Direktur yang

membawahkan fungsi kepatuhan, meliputi:

‐ Rencana kerja kepatuhan yang dimuat dalam Rencana

Bisnis Bank (RBB) ;

‐ Laporan kepatuhan; dan

‐ Laporan khusus mengenai kebijakan dan/atau keputusan

Direksi yang menurut Direktur yang membawahkan

Fungsi Kepatuhan telah menyimpang dari ketentuan Bank

Indonesia dan/atau peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 huruf (b),

wajib ditandatangani oleh Direktur yang membawahkan

Fungsi Kepatuhan, dan disampaikan kepada Bank Indonesia

setiap semester dan diterima Bank Indonesia paling lambat

1 (satu) bulan setelah periode pelaporan berakhir dengan

tembusan kepada Dewan Komisaris dan Direktur Utama ;

Bank dianggap terlambat menyampaikan laporan

kepatuhan apabila laporan diterima Bank Indonesia

melampaui batas akhir waktu penyampaian laporan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tetapi belum

melampaui 1 (satu) bulan setelah batas akhir waktu

penyampaian laporan ;

Bank dianggap tidak menyampaikan laporan kepatuhan

apabila laporan tersebut belum diterima Bank Indonesia

hingga akhir batas waktu keterlambatan sebagaimana

dimaksud pada ayat (3);

Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 huruf c

disampaikan kepada Bank Indonesia paling lambat 7 (tujuh)

hari kerja sejak diketahui oleh Direktur yang membawahkan

Fungsi Kepatuhan mengenai adanya penyimpangan.

Page 32: Laporan GCG bank bjb Tahun 2013

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 32

m) Terkait Program Pengendalian Gratifikasi (PPG)

Menyusun Pedoman dan SOP Program Pengendalian

Gratifikasi, LHKPN, Sistem Pelaporan Pelanggaran ;

Membawahi Unit Pengendalian Gratifikasi yang berada di

bawah Grup Kepatuhan dalam mengelola pelaksanaan

Program Pengendalian Gratifikasi, Perluasan LHKPN dan

Sistem Pelaporan Pelanggaran ;

Senantiasa bekerjasama dengan KPK dalam pelaksanaan

Program Pengendalian Gratifikasi.

n) Lain-lain

Mengelola penerapan Manajemen Risiko di Divisi ;

Melaksanakan prinsip kehati-hatian dan kepatuhan

terhadap peraturan Bank Indonesia dan Peraturan

Perundang-undangan lainnya, serta Peraturan Internal Bank

yang berlaku ;

Melakukan tindak lanjut temuan hasil pemeriksaan ;

Mengelola buku pedoman perusahaan Divisi Kepatuhan ;

Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh

Direktur yang membawahkan fungsi Kepatuhan.

3) Kewenangan

Satuan kerja kepatuhan memiliki kewenangan untuk :

a) Menandatangani surat-surat, memorandum dan dokumen-

dokumen yang berkaitan dengan tugas Divisi Kepatuhan,

sesuai batas kewenangan yang diberikan oleh Direktur yang

membawahkan fungsi kepatuhan ;

b) Melakukan kajian serta memberikan rekomendasi aspek

hukum terhadap peraturan internal Bank antara lain berupa

Surat Keputusan, Surat Edaran, dan bentuk Surat Lainnya

sesuai Tata Naskah Dinas yang berlaku serta perjanjian atau

dokumen hukum lainnya baik yang telah berjalan ataupun

yang diajukan ;

c) Melakukan koordinasi dengan Bank Indonesia dan Lembaga

terkait lainnya dalam rangka pengelolaan tugas Divisi

Kepatuhan ;

Page 33: Laporan GCG bank bjb Tahun 2013

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 33

d) Menetapkan pembagian tugas serta penegakan disiplin

kepada Pejabat/Pegawai yang menjadi tanggung jawab

penyeliaannya ;

e) Memberikan penilaian kinerja terhadap Pejabat dan Pegawai

bawahannya ;

f) Melakukan kunjungan pembinaan dan sosialisasi kepada

seluruh unit kerja, untuk membangun budaya hukum ;

g) Menyampaikan rekomendasi untuk pengembangan Pejabat

dan Pegawai Divisi Kepatuhan ;

h) Melakukan persetujuan/keputusan lainnya sesuai dengan BPP

kewenangan dan/atau keputusan/kebijakan Direksi.

Dalam mengimplementasikan Fungsi Kepatuhan, Direktur

Kepatuhan dibantu oleh Satuan Kerja Kepatuhan yang bertanggung

jawab untuk membuat langkah-langkah dalam rangka mendukung

terciptanya budaya kepatuhan pada seluruh kegiatan usaha bank

pada setiap jenjang organisasi, antara lain melalui pelaksanaan :

a) Melaksanakan penyempurnaan Compliance Sheet bagi bidang-

bidang operasional dan non operasional secara bertahap ;

b) Melakukan pengkajian terhadap seluruh kebijakan dan prosedur

terkait produk dan jasa Bank ;

c) Melakukan review atas ketentuan-ketentuan internal yang telah

diberlakukan ;

d) Melakukan pemantauan kewajiban pelaporan Divisi dan Kantor

Cabang;

e) Memantau pelaksanaan hasil pemeriksaan Bank Indonesia dan

pemantauan terhadap komitmen Divisi dan Kantor Cabang atas

hasil pemeriksaan Divisi Audit Internal ;

f) Menginformasikan setiap ketentuan internal maupun eksternal

Bank kepada unit terkait ;

g) Mensosialisasikan Fungsi Kepatuhan, Ketentuan Internal dan

Eksternal Bank kepada segenap organisasi bank bjb ;

h) Membuat sistem aplikasi kodifikasi ketentuan internal bank bjb ;

i) Pengembangan Sumber Daya Manusia Bagian Kepatuhan

melalui program pendidikan dan pelatihan baik yang ditugaskan

oleh Divisi Pendidikan dan Pelatihan maupun berdasarkan

pengajuan/inisiatif dari Satuan Kerja Kepatuhan.

Page 34: Laporan GCG bank bjb Tahun 2013

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 34

Dalam menjalankan usaha, bank bjb telah memenuhi ketentuan

Bank Indonesia yang terkait dengan aspek kecukupan modal,

pemenuhan ketentuan bidang perkreditan, pemeliharaan likuiditas,

serta penerapan program anti pencucian uang dan pencegahan

pendanaan terorisme.

Aspek Kepatuhan Pemenuhan

Bank* Acuan

(Ketentuan)

Rasio Kewajiban

Penyediaan Modal

Minimum (KPMM)

16.78% ≥ 8%

Pelampauan / Pelanggaran

Batas Maksimum

Pemberian Kredit (BMPK)

Tidak ada Tidak

diperkenankan

Rasio Non Performing Loan

(NPL) 2.73% ≤ 5%

Rasio Giro Wajib Minimum

(GWM) Primer 8.00% ≥ 8%

Rasio GWM Sekunder 10.49% ≥ 2.5%

Rasio GWM dalam Valuta

Asing 8.41% ≥ 8%

Rasio Posisi Devisa Netto

(PDN) 1.20% ≤ 20%

Pelaksanaan program anti pencucian uang dan pencegahan

pendanaan terorisme merupakan program yang dilaksanakan

secara berkesinambungan dalam rangka pemenuhan kewajiban

berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/27/PBI/2012

tanggal 28 Desember 2012 tentang penerapan program anti

pencucian uang dan pencegahan pendanaan terorisme bagi bank

umum. Selama tahun 2013, sebagai langkah keseriusan dalam

menerapkan Program APUPPT bank bjb telah melaksanakan

berbagai aktivitas sebagai berikut :

Page 35: Laporan GCG bank bjb Tahun 2013

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 35

1) Melaksanakan pengembangan dan penyempurnaan sistem

aplikasi sebagai alat bantu penerapan program APUPPT yang

dapat digunakan untuk :

a) mendeteksi transaksi-transaksi keuangan yang memenuhi

kriteria sebagai transaksi yang wajib dilaporkan kepada Pusat

Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan ;

b) mengidentifikasi pengelompokan risiko nasabah dari sisi

APUPPT dan alat bantu dalam rangka pemantauan Pengkinian

Data Nasabah bank bjb.

2) Melaksanakan pembenahan database CIF (Costumer

Identification File) nasabah bank bjb dalam rangka penerapan

ketentuan Single CIF;

3) Melaksanakan program pelatihan secara rutin baik pelatihan

secara regular yang diterapkan kepada calon pegawai baru

maupun pelatihan yang khusus kepada pegawai yang

berhubungan langsung dengan nasabah atau pegawai yang

posisinya strategis dalam penerapan APUPPT;

4) Adapun statistik pelaksanaan program APUPPT selama tahun

2013 sebagai berikut :

Aktivitas Jumlah

Laporan Transaksi Keuangan Tunai 5133 Laporan

Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan 49 Laporan

Korespondensi dengan pihak Berwenang 100 Korespondensi

Pengkajian APUPPT 9 Kajian

Pengisian Kuesioner Cross Border

Correspondent Banking

28 Korespondensi

2.3.2 Penerapan Fungsi Audit Intern

1) Pelaksanaan fungsi pengendalian internal terselenggara dalam

setiap tingkatan manajemen dimana pada struktur organisasi

Bank, Divisi Audit Internal (DAI) berada di bawah Direktur Utama.

DAI telah melaksanakan kewajiban sebagai berikut :

DAI menyampaikan laporan hasil audit kepada Pemimpin Unit

Kerja yang dilakukan pemeriksaan dan atasan langsung untuk

diketahui dan ditindaklanjuti ;

Page 36: Laporan GCG bank bjb Tahun 2013

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 36

DAI menyampaikan ringkasan eksekutif secara berkala kepada

Direktur Utama dan Dewan Komisaris dengan tembusan kepada

Direktur Kepatuhan ;

DAI menyusun laporan pelaksanaan dan pokok-pokok hasil

audit internal yang ditandai oleh Direktur Utama dan Dewan

Komisaris untuk disampaikan kepada Bank Indonesia.

2) Divisi Audit Internal dalam melaksanakan fungsinya berdasarkan

kepada Surat Keputusan Direksi Nomor 656/SK-DAI/2009 tanggal

30 Juni 2009 tentang Piagam Audit Internal (Audit Charter) yang

merupakan bagian dari SPFAIB berdasarkan Keputusan Direksi

Nomor 657/SK/DIR-DAI/2009 tanggal 30 Juni 2009. Saat ini, DAI

sedang melaksanakan revisi terhadap kebijakan tersebut yang

dibantu oleh pihak ketiga. Adapun revisi tersebut meliputi

kebijakan dan panduan Audit Internal, yang di dalamnya

termasuk piagam audit, yang sedang dalam proses kajian dari

Divisi Kepatuhan Hukum ;

3) Kedudukan DAI berada langsung di bawah Direktur Utama yang

tidak terkoordinasi secara langsung dengan satuan kerja

operasional ;

4) Dalam upaya peningkatan kemampuan auditor, DAI

berkoordinasi dengan Divisi Pendidikan dan Pelatihan untuk

mengikutsertakan ke dalam program Pendidikan dan Pelatihan.

Alokasi waktu untuk masing-masing auditor sebanyak 9

(sembilan) hari. Sampai dengan 31 Desember 2013, telah

dilakukan pendidikan sebanyak 169 dengan total hari 411 hari ;

5) Pemeriksaan yang dilakukan sesuai dengan Rencana Bisnis Bank

Divisi Audit Internal tahun 2013 yang telah disetujui oleh Direktur

Utama. Terhitung sejak tanggal 01 Januari 2013 sampai dengan

31 Desember 2013, DAI telah melakukan pemeriksaan secara

independen terhadap unit operasional Kantor Cabang, Divisi dan

Kantor Wilayah, proses bisnis serta teknologi informasi secara

menyeluruh.

Adapun realisasi kegiatan audit dibandingkan rencana sebagai

berikut:

Page 37: Laporan GCG bank bjb Tahun 2013

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 37

Aktivitas Audit Rencana Realisasi

Audit Umum Kantor Cabang 32 31

Audit Divisi 3 2

Audit Kantor Wilayah 1 1

Audit Proses Bisnis 2 2

Audit Proses Teknologi Informasi 4 4

Laporan Semester 2 2

Menjadi LO untuk Kegiatan

Pemeriksaan BI dan BPK RI 1 2

Audit Fraud/Audit Khusus 0 26

Terdapat realisasi kegiatan yang tidak sesuai dengan rencana

pemeriksaan, yaitu audit 1 (satu) Kantor Cabang dan 1 (satu) Divisi.

Hal tersebut disebabkan adanya peningkatan pemeriksaan khusus

diluar jadwal yang harus ditindaklanjuti dengan segera dan menyita

waktu pemeriksaan yang terjadwal.

2.3.3 Penerapan Fungsi Audit Ekstern

Sebagai Pihak Independen untuk menyampaikan laporan

(transparansi kondisi) keuangan Bank dalam rangka meningkatkan

kualitas pelaporan dan akurasi penyajian kondisi keuangan Bank.

Laporan keuangan bank bjb setiap tahun di audit oleh Akuntan

Publik (KAP) Independen. Penunjukan Akuntan Publik (KAP) tersebut

menunjuk pada hasil rekomendasi Komite Audit dan telah sesuai

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dimana salah

satunya ditegaskan bahwa penunjukan KAP untuk melakukan audit

Bank paling lama dilakukan selama 5 (lima) tahun berturut-turut.

Persyaratan lainnya yang harus dipenuhi KAP adalah terdaftar di Bank

Indonesia sebagai kantor akuntan publik dan memiliki kriteria yang

disyaratkan dalam Peraturan Bank Indonesia, pada posisi 29 Februari

2012 sejumlah KAP yang pernah melakukan audit di bank bjb masih

terdaftar di Bank Indonesia dengan Nomor Register D-3732, D-6646,

D-9733, D-41263.

Auditor Independen melakukan audit sesuai dengan standar

profesional akuntan publik untuk memastikan laporan keuangan Bank

disusun sesuai Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku.

Ruang lingkup pelaksanaan audit dilakukan secara komprehensif dan

Page 38: Laporan GCG bank bjb Tahun 2013

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 38

menyeluruh ke aspek kebijakan, operasional, teknologi informasi,

verifikasi dan lain sebagainya.

Penunjukkan KAP telah terlebih dahulu telah mendapat persetujuan

dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan memberikan kuasa

kepada Dewan Komisaris dalam hal penunjukan KAP sesuai

rekomendasi Komite Audit (Peraturan Bank Indonesia Nomor

8/4/PBI/2006 perihal pelaksanaan Good Corporate Governance bagi

bank umum).

Sesuai dengan peraturan dan perundangan yang berlaku Auditor

Independen Ernst & Young (Indonesia Stock Exchange Building Tower

2,7th floor Jalan Jendral Sudirman Kav 52-53 Jakarta 12190, Indonesia)

terpilih sebagai Auditor Independen untuk tahun Buku 2013.

Penunjukan Auditor Independen tersebut ditindaklanjuti dengan

Perjanjian Nomor 06170/PSS-AS/2013.

Sesuai dengan perjanjian kerjasama di atas disepakati bahwa

tanggung jawab manajemen dalam penyusunan Laporan Keuangan

Konsolidasian disusun dalam hasil audit yang berupa Manajement

Letter yang kemudian akan menggambarkan permasalahan,

kelemahan-kelamahan dari pengendalian intern perusahaan Bank,

Standar Akuntansi Keuangan, dan masalah lain yang ditemukan

selama pelaksanaan pemeriksaan, disertai dengan rekomendasi dan

saran-saran perbaikan.

Cakupan hasil diantaranya telah sesuai dengan Peraturan Bank

Indonesia Nomor 3/22/PBI/2001 yang telah diperbaharui dalam

Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/5/PBI/2005 tentang Transparansi

Kondisi Keuangan Bank.

Daftar Kantor Akuntan Publik yang telah mengaudit Laporan bank bjb

adalah sebagai berikut :

Tahun

Buku Kantor Akuntan Akuntan

2013 Ernst & Young Benyanto Suherman

2012 Ernst & Young Benyanto Suherman

2011 Ernst & Young Drs. Hari Purwantono

2010 Ernst & Young Drs. Hari Purwantono

2009 Ernst & Young Drs. Hari Purwantono

2008 Pricewaterhousecoopers Lucy Luciana Suhenda, SE.,Ak., CPA

Page 39: Laporan GCG bank bjb Tahun 2013

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 39

2.4 Penerapan Manajemen Risiko dan Sistem Pengendalian Intern

2.4.1 Pengawasan Aktif Dewan Komisaris dan Direksi

1) Dewan Komisaris telah melaksanakan tugas dan tanggung

jawabnya sebagai berikut :

Melakukan persetujuan atas Kebijakan Manajemen Risiko Bank

melalui forum Komite Pemantau Risiko (KPR) dan telah

dilakukan pengesahan oleh Direksi. Sebagai proses tindak lanjut

atas kesesuaian Kebijakan Manajemen Risiko dengan

kompleksitas bisnis bank;

Melakukan review/evaluasi atas Kebijakan Manajemen Risiko

dan Strategi Manajemen Risiko secara bank wide melalui Forum

Komite Pemantau Risiko (KPR) yang dilakukan secara berkala

dan/atau jika ada kegiatan dan aktivitas yang meningkatkan

risiko bank secara signifikan.

2) Direksi telah menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai

berikut:

Telah melakukan penyusunan Kebijakan Manajemen Risiko Bank

pada tahun 2011, serta melakukan penyesuaian atas Strategi

dan Kerangka Manajemen Risiko secara komprehensif termasuk

limit risiko yang meliputi limit Risiko Kredit, Risiko Pasar, dan

Limit Risiko Operasional dan risiko lainnya dengan

memperhatikan tingkat risiko yang diambil dan toleransi risiko

terhadap kecukupan permodalan. Penyusunan Kebijakan

Manajemen Risiko Bank tersebut sebelumnya telah melalui

pembahasan bersama dan persetujuan Dewan Komisaris;

Telah melakukan penyusunan dan penetapan alat untuk

mengidentifikasi risiko antara lain berupa Pengembangan Risk

Limit NPL, Credit Line Bank & Non-Bank, Aplikasi Self

Assessment, dan lain-lain. Untuk proses pengkinian atas tools

yang digunakan dalam mengidentifikasi risiko tersebut, Bank

melakukan pengkinian parameter serta review pedoman terkait

tools tersebut sehingga penerapan atas alat-alat untuk

mengidentifikasi risiko tersebut dapat diimplementasikan secara

regular;

Telah melakukan penyusunan dan penetapan mekanisme

persetujuan transaksi antara lain berupa kewenangan transaksi

dalam aktivitas treasuri dan investasi dan kewenangan memutus

Page 40: Laporan GCG bank bjb Tahun 2013

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 40

dalam pemberian kredit yang disesuaikan dengan jenjang

jabatan ;

Telah melakukan evaluasi dan/atau mengkinikan kebijakan,

strategi, dan kerangka Manajemen Risiko secara berkala untuk

mengakomodir perkembangan kompleksitas bisnis Bank dan

kepatuhan terhadap regulasi. Evaluasi yang telah dilakukan pada

tahun 2013, yaitu evaluasi terhadap kepatuhan regulasi atas

metodologi Internal Capital Adequacy Assessment Process

(ICAAP) yaitu metodologi perhitungan kecukupan modal dan

add-on capital terhadap 7 (tujuh) jenis risiko yang telah

ditetapkan dalam penentuan permodalan minimum sesuai

dengan tingkat profil risiko bank dan evaluasi atas tools yang

dikembangkan oleh SKMR yang mendukung proses penerapan

manajemen risiko secara bank wide ;

Menetapkan struktur organisasi termasuk wewenang dan

tanggung jawab yang jelas pada setiap jenjang jabatan yang

terkait dengan penerapan manajemen risiko. Hal tersebut dapat

tercermin dari telah ditetapkannya fungsi manajemen risiko

yang bersifat independen dan melekat pada unit bisnis. Fungsi

manajamen risiko yang melekat pada unit bisnis telah

dijalankan oleh Divisi Credit Risk Reviewer. Adapun pelaksanaan

fungsi manajemen risiko secara independen dijalankan oleh

Divisi Manajemen Risiko sebagai Satuan Kerja Manajemen

Risiko (SKMR) ;

Memastikan penerapan budaya risiko secara berkesinambungan

pada semua level agar tercipta risk awareness pada masing-

masing risk taking unit. Bank secara rutin melakukan sosialisasi

manajemen risiko kepada risk taking unit melalui media

pelatihan manajemen risiko dan sosialisasi manajemen risiko

secara langsung oleh SKMR. Pengembangan budaya risiko dapat

membawa pada pengambilan keputusan yang senantiasa

mempertimbangkan potensi risiko saat ini maupun di masa yang

akan datang. Atas dasar hal tersebut, setiap keputusan akan

diambil dengan hati-hati dan penuh pertimbangan (informed

decfision making). Perilaku hati-hati dan penuh pertimbangan

atas informasi yang ada inilah yang menjadi tujuan terciptanya

budaya sadar risiko/risk awareness;

Page 41: Laporan GCG bank bjb Tahun 2013

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 41

Memastikan kecukupan dukungan keuangan dan infrastruktur

untuk mengelola dan mengendalikan risiko yang tercermin dari

tingginya tingkat permodalan Bank untuk menyerap kejadian

risiko. Tingkat permodalan Bank secara historis selalu memadai

dengan tingkat rasio permodalan minimum berada pada level

16% (enam belas persen). Dengan adanya penerapan Basel II

Pilar 2 supervisory review yang tercermin dari penerapan ICAAP

(Internal Capital Adequacy Assessment Process) pada perbankan

di Indonesia, Bank diharuskan memiliki kecukupan rasio

permodalan minimum di level 9-10% dan atas assessment

tersebut dapat diketahui bahwa Bank masih memiliki capital

buffer (±6%) yang sangat memadai ketika terjadinya risk event di

kemudian hari;

Telah melakukan assessment terkait tingkat maturitas penerapan

manajemen risiko bank termasuk kebijakan, strategi, dan

kerangka Manajemen Risiko menggunakan jasa konsultan

Manajemen Risiko. Selanjutnya hasil assessment akan dijadikan

roadmap bagi bank untuk mengembangkan penerapan

manajemen risiko secara bankwide menuju Enterprise Risk

Management (ERM). Adapun pengembangan penerapan

manajemen risiko bank selanjutnya akan difokuskan pada

penyusunan framework penetapan tingkat risiko yang diambil

(risk appetite) dan toleransi risiko (risk tolerance) serta framework

risk culture secara bertahap pada tahun 2014.

Bentuk dari pengawasan aktif Direksi yaitu telah dibentuknya Risk

Management Committee (RMC), Market Risk Committee (MRC),

Credit Risk Comiittee (CRC), Operational Risk Committee (ORC),

dan ALCO (Asset Liability Committee). Pelaksanaan kegiatan

komite-komite tersebut antara lain yaitu :

Kegiatan Risk Management Committee (RMC) di bank bjb

diantaranya membahas hal- hal sebagai berikut :

‐ Profil Risiko bank bjb;

‐ Pedoman pengukuran Risiko Pasar dan Likuiditas;

‐ Pembahasan mengenai penyesuaian Committee Manajemen

Risiko;

‐ Pembahasan mengenai kebijakan Manajemen Risiko.

Page 42: Laporan GCG bank bjb Tahun 2013

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 42

Kegiatan Credit Police Comiittee (CPC) di bank bjb diantaranya

membahas hal- hal sebagai berikut :

‐ Pembahasan mengenai kebijakan perkreditan Bank;

‐ Merumuskan mengenai limit kewenangan memutus kredit;

‐ Melakukan evaluasi terhadap penerapan model pengukuran

risiko bank.

Kegiatan ALCO (Asset Liability Committee) antara lain membahas

mengenai:

‐ Membahas mengenai Tingkat suku bunga;

‐ Merumuskan dan memutuskan pricing strategy;

‐ Mereview secara periodik mengenai posisi likuiditas bank;

‐ Mereview secara periodik mengenai posisi kualitas portofolio

kredit;

2.4.2 Kecukupan Kebijakan, Prosedur dan Penetapan Limit

1) Selain didukung oleh kecukupan dukungan keuangan dalam

mengelola dan mengendalikan risiko, Bank telah menyusun

kebijakan, prosedur, dan penetapan limit sebagai proses

pengelolaan manajemen risiko yang didukung dengan kecukupan

infrastruktur dalam melakukan identifikasi, pengukuran,

pemantauan dan pengendalian risiko Bank. kebijakan, prosedur

dan penetapan limit dimaksud meliputi :

Kebijakan dan Pedoman Manajemen Risiko Bank yang

mengakomodir penerapan Manajemen Risiko secara bank wide

maupun perjenis risiko, Pedoman Profil Risiko, Pedoman Profil

Risiko Kantor Cabang, dan Pedoman Pengukuran ICAAP;

Pedoman Manajemen Risiko untuk setiap jenis risiko antara lain

Pedoman Pengukuran Risiko Pasar dan Likuiditas, Pedoman

Pengukuran Risiko Suku Bunga Banking Book, dan Pedoman

Metodologi perhitungan Limit Sektor Industri;

Pedoman dan Standar Operasional Prosedur (SOP) Tools Credit

Line and Tools Corporate Forex Line ;

Menetapkan alat/metode untuk mengidentifikasi dan mengukur

risiko pasar yang meliputi risiko nilai tukar dan risiko suku bunga

pada aktivitas trisuri antara lain Repricing Profile, Duration Gap,

Economic Value of Equity, dan Value at Risk (VaR);

Menetapkan alat/metode untuk mengidentifikasi dan mengukur

Page 43: Laporan GCG bank bjb Tahun 2013

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 43

risiko likuiditas antara lain Maturity Profile, dan Core-Non Core

Depo;

Pengukuran dan pengawasan risiko pasar dan risiko likuiditas

melalui penetapan early warning indicator dan analisis skenario

kondisi likuiditas (stress testing) serta Laporan Market and

Liquidity Risk Measurement, Mitigate, and Control;

Penyusunan laporan Root Cause of Credit Risk dan Credit Risk

Dashboard yang memuat informasi tentang posisi portfolio

kredit, penyebab risiko kredit beserta rekomendasi yang

diusulkan. Bank menggunakan aplikasi scoring dan rating

sebagai tools dalam rangka menunjang Keputusan Kredit serta

pengembangan metodologi Limit NPL;

Pengukuran dan Pengembangan Infrastruktur Manajemen Risiko

Operasional terdiri dari :

‐ Aplikasi/tools dalam penerapan kerangka pengukuran

Model Key Risk Indicator Bank;

‐ Aplikasi self assessment yang menghasilkan peta risiko untuk

setiap unit kerja;

‐ Loss Event Database sebagai kumpulan data kejadian risiko

operasional yang terjadi pada seluruh unit kerja yang dapat

menimbulkan kerugian baik bersifat finansial maupun non

finansial.

Implementasi atas prosedur dan penetapan limit tercermin

dalam pengukuran risiko melalui tools Manajemen Risiko

(melalui perhitungan rating atau scoring atas pengajuan kredit,

tools penilaian kelayakan credit line dan forex line, maturity

profile, dan perhitungan rating atas perusahaan asuransi

rekanan), pengkajian dalam setiap produk serta aktivitas baru

mencakup pengkajian terhadap eksposur risiko bank sesuai

manajemen portofolio untuk memastikan bahwa seluruh

kegiatan bank tidak melebihi kekuatan permodalan.

2.4.3 Kecukupan Proses Identifikasi, Pengukuran, Pemantauan, dan

Pengendalian Risiko serta Sistem Informasi Manajemen Risiko

1) Dalam rangka melakukan proses identifikasi, pengukuran, dan

pemantauan risiko, Divisi Manajemen Risiko melakukan beberapa

hal sebagai berikut :

Page 44: Laporan GCG bank bjb Tahun 2013

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 44

Bank melakukan identifikasi risiko terhadap produk dan kegiatan

usaha bank termasuk untuk produk dan aktivitas baru beserta

pengembangannya ;

Dilakukannya pelaporan Profil Risiko Bank secara individual dan

secara konsolidasi kepada Bank Indonesia sesuai dengan Surat

Edaran Bank Indonesia Nomor 13/24/DPNP tanggal 25 Oktober

2011 perihal Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum. Penilaian

profil risiko dilakukan terhadap 8 (delapan) jenis risiko yang

melekat pada kegiatan usaha bank untuk dilaporkan kepada

Bank Indonesia setiap periode 3 (tiga) bulanan.

2) Untuk menjamin keakuratan pengukuran dan pemantauan risiko,

Divisi Manajemen Risiko secara berkala melakukan review atas

metodologi yang digunakan, diantaranya review atas metodologi

limit sektor industri, review atas Kebijakan Perkreditan Bank (KPB),

melakukan review atas metodologi perhitungan dan alur

perhitungan profil risiko, review pedoman pengukuran risiko pasar

dan likuiditas, review pedoman pengukuran risiko pasar beserta

review penggunaan threshold yang terkandung di dalamnya untuk

memastikan bahwa nilai yang digunakan sesuai dengan

kompleksitas bisnis dan kapabilitas bank :

Melakukan review terhadap kebijakan dan Pedoman Manajemen

Risiko secara berkala minimal 1 (satu) tahun sekali atau lebih

sesuai dengan kebutuhan. Berkoordinasi dengan Satuan

Pengendalian Internal lainnya dalam rangka proses kaji ulang

dan validasi atas pengembangan proses Manajemen Risiko yang

dilakukan ;

Melakukan pengkajian atas permohonan review termasuk

kewenangan memutus transaksi bagi setiap level manajerial

yang terkait. Pengkajian yang dikeluarkan bersifat rekomendasi

dalam rangka menjaga independensi Divisi Manajemen Risiko

terhadap proses bisnis ;

Dalam rangka memenuhi aspek sistem informasi manajemen

risiko, Divisi Manajemen Risiko melakukan pelaporan kepada

Direksi diantaranya :

‐ Pelaporan Root Cause of Credit Risk (RCCR) secara bulanan

kepada Direksi yang ditujukan sebagai informasi

Page 45: Laporan GCG bank bjb Tahun 2013

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 45

perkembangan portofolio dan NPL kredit serta identifikasi atas

penyebab terjadinya Non Performing Loan (NPL);

‐ Pelaporan Transaksi Harian Dealing Room Treasury ;

‐ Pelaporan Risk Premium;

‐ Pelaporan Liquidity Risk Stress Testing ;

‐ Pelaporan Market and Liquidity Risk, Measurement, Mitigate

and Control ;

‐ Pelaporan Peristiwa Risiko beserta usulan langkah

mitigasi/review dalam rangka peningkatan proses

pengendalian internal bank;

‐ Pelaporan KDKE; dan

‐ Pelaporan Liquidity Risk Stress Testing ;

2.4.4 Sistem Pengendalian Intern yang Menyeluruh

Sistem pengendalian intern telah berjalan secara sinergis yang

tercermin dari koordinasi dua arah antara Satuan Kerja Manajemen

Risiko (SKMR) dengan Satuan Kerja Audit Internal (SKAI) serta Satuan

Kerja Kepatuhan (SKK) berupa adanya review dan/atau validasi atas

penerapan Manajemen Risiko di Bank oleh Satuan Kerja Audit Internal

(SKAI) yang kemudian hasil review dan/atau validasi tersebut menjadi

bahan evaluasi dan pengembangan penerapan Manajemen Risiko

secara berkesinambungan. Selanjutnya Satuan Kerja Audit Internal

(SKAI) juga telah melakukan implementasi Risk Based Audit secara

continue dalam rangka memitigasi risiko secara ex-ante dan ex-post.

Adapun Satuan Kerja Kepatuhan (SKK) berperan aktif dalam

memastikan bahwa aktivitas operasional bank telah sesuai dengan

ketentuan internal maupun ketentuan eksternal yang berlaku.

2.5 Tim Peneliti Pertimbangan Masalah Kepegawaian (TPPMK)

bank bjb telah membentuk Tim Peneliti Pertimbangan Masalah

Kepegawaian bank bjb berdasarkan Surat Keputusan Direksi Nomor:

106/SK/DIR-SDM/2008 tanggal 11 Februari 2008 Tentang Pembentukan

Tim Peneliti dan Pertimbangan Masalah Kepegawaian Bank Jabar dan

Banten yang telah disempurnakan dengan ditetapkannya Surat Keputusan

Direksi Nomor: 616/SK/DIR-SDM/2013 tanggal 08 Oktober 2013 tentang

Pedoman Tim Peneliti Pertimbangan Masalah Kepegawaian.

Page 46: Laporan GCG bank bjb Tahun 2013

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 46

TPPMK terdiri dari TPPMK Cabang, TPPMK Wilayah, TPPMK Unit, TPPMK

Divisi dan TPPMK Pusat. Masing – masing TPPMK memiliki susunan tim

yang terdiri atas Ketua, Sekretaris dan Anggota yang bertindak sebagai

Pejabat Pengusul dan/atau Pejabat Pemeriksa dengan tugas dan tanggung

jawab sebagai berikut :

1. Pejabat Pengusul

a) Tugas

1) Pejabat Pengusul bertugas menerima Laporan atas dugaan

Pelanggaran yang dilakukan oleh pegawai.

2) Untuk mendukung kehati-hatian laporan, maka atasan atau

Pejabat Pengusul yang menerima Laporan wajib mengadakan

pengecekan ulang untuk mendapatkan data pendukung yang

akurat mengenai hal yang dilaporkan.

3) Pejabat Pengusul bertugas menyampaikan pemberitahuan

apabila menerima Laporan atau mengetahui adanya dugaan

Pelanggaran.

4) Apabila terdapat minimal 2 (dua) Alat Bukti, maka Pejabat

pengusul wajib mengusulkan Rapat TPPMK kepada sekretaris

TPPMK.

b) Tanggung jawab

Pejabat Pengusul bertanggung jawab mencari dan mengungkap

dugaan Pelanggaran

2. Pejabat Pemeriksa

a) Tugas

1) Pejabat Pemeriksa bertugas melakukan Pemeriksaan dan

penelitian terhadap hasil laporan.

2) Pejabat Pemeriksa bertugas memberikan penilaian dan

pertimbangan kepada pejabat Pemutus mengenai Sanksi

Kepegawaian yang akan dikenakan kepada Terperiksa.

b) Tanggung Jawab

Pejabat Pemeriksa bertanggung jawab mencari dan mengungkap

dugaan Pelanggaran.

Page 47: Laporan GCG bank bjb Tahun 2013

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 47

2.6 Penyediaan Dana Kepada Pihak Terkait (Related Party) dan Penyediaan

Dana Besar (Large Exposure)

Penyediaan dana kepada pihak terkait (related party) dan penyediaan dana

besar (large exposure), posisi pada akhir tahun 2013, adalah sebagai

berikut:

No. Penyediaan Dana Jumlah

Debitur Nominal (Rp)

1. Kepada Pihak Terkait 29 117.969.275.989,-

2. Kepada Debitur Inti :

a. Individu

b. Grup

23

2

3.668.113.410.388,-

233.067.708.204,-

2.7 Rencana Strategis Bank

Pada tahun 2013, bank bjb menetapkan rencana strategis Bank sebagai

berikut:

a. Corporate plan merupakan suatu rencana strategis ke depan, yang

bertujuan memberikan arah strategis yang harus diambil suatu

organisasi. Bank bjb menentukan arahan strategis tahun 2018 yang akan

dicapai, dimulai dengan analisis lingkungan eksternal dan internal (SWOT

Analysis).

Sebagai tahapan lanjutan dari pencapaian “next level”, bank bjb

diarahkan untuk menjadi bank nasional yang tumbuh berkesinambungan

dengan tingkat profitabilitas tinggi dan unggul dalam bidang pelayanan.

Dengan demikian, bank bjb dapat tumbuh menjadi bank yang lebih

besar, lebih kuat, dan lebih baik. Hal itu dapat tercermin dari aset yang

Page 48: Laporan GCG bank bjb Tahun 2013

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 48

senantiasa tumbuh hingga menjadi lebih besar, struktur permodalan

yang kuat, dan kualitas pelayan yang lebih baik.

Oleh karena itu, prioritas rencana bisnis tahun 2013 selain meningkatkan

kredit, terutama kredit konsumtif dan kredit mikro, juga ditekankan

kepada peningkatan kompetensi SDM dan teknologi informasi yang

terintegrasi.

Selain itu, menjadikan bank bjb incorporated dalam bidang syariah,

asuransi, dan sekuritas. Dengan strategi tersebut, diharapkan bank bjb

menjadi salah satu bank besar yang memiliki pelayanan unggul.

Kebijakan Umum Direksi Tahunan (KUDT) Tahun 2013 ini merupakan

dasar serta pedoman dalam menyusun Rencana Bisnis bank bjb tahun

2013 dan merupakan landasan pelaksanaan tugas seluruh jajaran

organisasi baik di Kantor Pusat, Kantor Wilayah, dan Kantor Cabang.

Berikut ini empat prioritas tersebut :

1. Sumber Daya Manusia

Perseroan memandang kebutuhan terhadap Sumber Daya Manusia

(SDM) yang berkualitas dan berintegritas merupakan salah satu syarat

utama pertumbuhan usaha bank bjb. Karena itulah, pengembangan

kompetensinya merupakan suatu keharusan.

Melanjutkan strategi tahun sebelumnya, hal itu dilakukan melalui

beberapa upaya, di antaranya :

a. Peningkatan peran dan fungsi Assesment Center yang terintegrasi

dengan training program academy.

b. Pengembangan program pendidikan dan pelatihan sesuai dengan

perkembangan bisnis bank.

c. Pengembangan sistem informasi SDM yang komprehensif dan

terintegrasi sehingga dapat memberikan peta kondisi pegawai

yang ada saat ini dan arah pengembangan pegawai yang harus

dilakukan.

2. Teknologi Informasi

Pengembangan teknologi informasi yang terintegrasi dilakukan untuk

mendukung tujuan bisnis bank. Sehingga, Perseroan dapat menjadi

bank yang besar dan miliki layanan unggul.

Page 49: Laporan GCG bank bjb Tahun 2013

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 49

Untuk itu, pengembangan teknologi informasi diarahkan untuk

menyediakan layanan perbankan yang aman, cepat, mudah, serta

customer oriented, melalui hal-hal sebagai berikut :

a. Pengembangan core banking system yang andal;

b. Meningkatan infrastruktur yang memadai dalam rangka perluasan

layanan electronic banking;

c. Pengembangan features layanan perbankan yang lebih beragam

dan multi channel;

d. Menerapkan GCG dalam proses pengadaan dan pengembangan

teknologi informasi;

e. Meningkatkan kompetensi pegawai dalam pengembangan dan

operasional teknologi informasi secara mandiri dan berkelanjutan.

3. Kualitas Layanan

Pengembangan budaya layanan pada tahun 2013 diarahkan agar

tercipta services culture melalui :

a. Implementasi “Pengembangan Budaya Layanan” di seluruh

outlet bank bjb.

b. Implementasi standarisasi aspek fisik (Premises) di seluruh outlet

bank bjb.

c. Evaluasi implementasi “Pengembangan Budaya Layanan” di

seluruh outlet bank bjb, dengan sasaran tercatat dalam kategori

Bank Umum nasional penilaian Bank Service Excellence

Monitoring (BSEM) versi MRI.

4. Membangun Inkorporasi

Percepatan pencapaian visi bank bjb dapat ditempuh dengan cara

organik dan anorganik. Secara anorganik, pertumbuhan bank bjb

ditempuh melalui penyertaan modal untuk meningkatkan aset dan

pendapatan bank.

Pada tahun 2013, penyertaan modal akan dilakukan pada perusahaan

asuransi jiwa, multifinance, dan bank. Selain itu,mendorong

peningkatan kinerja bank bjb Syariah dan Asuransi Bangun Askrida,

dan memberdayakan secara optimal BPR yang dimiliki untuk

melakukan merger.

b. Kebijakan dan Strategi Manajemen

Secara lebih luas, pengembangan bank bjb untuk memasuki “next level”

seperti yang sudah ditetapkan, mengarahkan Perseroan untuk menjadi

Page 50: Laporan GCG bank bjb Tahun 2013

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 50

lebih besar dari sisi asset dan laba, lebih kuat dari permodalan, serat lebih

baik dari sisi pelayanan.

Untuk mencapai tujuan tersebut, strategi manajemen yang akan

dilaksanakan pada tahun 2013 sebagai berikut :

a) Peningkatan komposisi dana pihak ketiga yang dilakukan melalui

upaya:

1) Pertumbuhan DPK yang optimal.

‐ Intensifikasi pertumbuhan tabungan melalui optimalisasi

penetrasi pasar, antara lain melalui direct sales agency, yaitu

bekerjasama dengan vendor untuk memasarkan produk

tabungan bank bjb.

‐ Optimalisasi institusional banking untuk pengerahan dana dari

BUMN, BUMD maupun institusi lainnya.

‐ Menerapakan one stop service solution yang sesuai dengan

kebutuhan nasabah korporasi secara menyeluruh.

‐ Pengembangan infrastruktur dan sistem Cash Management untuk

institusi bisnis/pemerintah.

‐ Penambahan jaringan kantor dan ATM pada lokasi – lokasi yang

strategis.

2) Peningkatan kulitas layanan

‐ Peningkatan kualiatas layanan di cabang-cabang dan ATM secara

intensif melalui implementasi budaya layanan.

‐ Peningkatan kualitas layanan electronic banking melalui dukungan

teknologi informasi yang memadai untuk memberikan pelayanan

unggul dalan rangka meningkatkan corporate image dan fee based

income, antara lain :

Layanan sms notification/broadcast.

Pengembangan Pin Pad dan Prepaid Card.

Pengembangan layanan KIOS Elektronik.

Implementasi kartu ATM berbasi chip.

Pengembangan jaringan pelayanan menggunakan EDC dan

kartu.

b) Peningkatan penyaluran kredit dilakukan dengan upaya :

1) Akselerasi fungsi Bank sebagai lembaga intermediasi.

Page 51: Laporan GCG bank bjb Tahun 2013

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 51

‐ Peningkatan pemberian kredit baik sektor produktif maupun

konsumtif dengan mengoptimalkan penggunaan dana dengan

tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian;

‐ Di verifikasi produk perkreditan yang memiliki value preposition

dan daya saing.

2) Pertumbuhan kredit yang optimal dalam rangka meningkatkan

pangsa pasar kredit.

‐ Peningkatan pemasaran kredit melalui tenaga pemasar kredit.

‐ Mempertahankan serta terus melakukan ekspansi kredit konsumsi

terutama KGB, serta peningkatan, portofolio KPR melalui

pengembangan fitur produk dan kerjasama dengan pihak ketiga;

‐ Perluasan jaringan serta optimalisasi fungsi waroeng bjb;

‐ Implementasi sistem SBU untuk kredit mikro, konsumer, komersial

dan korporasi;

‐ Memanfaatkan akses likuiditas treasury untuk disalurkan ke dalam

kredit skala besar;

‐ Mempertahankan kualitas kredit;

‐ Pengelolaan non-performing laon melalui pemantauan

kolektibikliatas pada setiap unit bisnis pengelola kredit;

‐ Mengendalikan kualitas kajian terhadap risiko kredit sebagai upaya

untuk mengendalikan risiko kredit.

c) Optimalisasi fee based income untuk mendukung pencapaian target

laba bank.

1) Optimalisasi pengelolaan instrument treasury dan international

banking:

‐ Money Market

‐ Capital Market

‐ Sales, Forex, & Derivatif

‐ Trade Finance & Services

‐ Remittance dan Sertifikasi ISO 9001

2) Pengembangan Jasa transaksi perbankan, penambahan jumlah

jaringan, serta ATM.

‐ Optimalisasi fungsi ATM bagi nasabah melalui penambahan fitur

layanan ATM;

‐ Peningkatan penjualan produk wealth management.

d) Pertumbuhan aset secara anorganik, melalui:

Page 52: Laporan GCG bank bjb Tahun 2013

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 52

1) Akuisisi pada Perusahaan Asuransi, Multifinance dan Bank;

2) Optimalisasi kinerja Perusahaan Anak dan BPR.

e) Pengembangan manajemen untuk mendukung bisnis bank yang

tumbuh berkesinambungan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi.

1) Perencanaan dan Change Management

‐ Menetapkan arah dan strategi Perseroan, baik jangka pendek,

jangka menengah, maupun jangka panjang untuk mendukung

peningkatan pertumbuhan bisnis bank bjb;

‐ Meningkatkan kuantitas dan kualitas riset untuk pengembangan

bisnis (termasuk analisis internal dan eksternal);

‐ Menyempurnakan struktur organisasi bank yang efektif dan

efisien dalam menunjang sasaran dan tujuan bisnis Perseroan;

‐ Memastikan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan proyek/program

kerja;

‐ Peningkatan kualitas performa strategi bank bjb dengan cara

me-review key performance indicator yang telah ditetapkan, serta

mengimplementasikan Balanced Scorecard KPI individu.

2) Pengembangan Sumber Daya Manusia

‐ Kebijakan dan pelaksanaan rekrutmen, career path, serta job

grading;

‐ Penerapan sistem reward dan punishment;

‐ Pengembangan system informasi terintegrasi melalui HRIS

(Human Resources Information System);

‐ Pengembangan Assessment Center;

‐ Program pendidikan dan pelatihan yang mendukung bisnis Bank

secara teratur dan berkesinambungan dalam Training Program

Academy;

‐ Meningkatkan kompetensi pegawai, baik di posisi manajerial

maupun supporting melalui Training Program Academy;

‐ Menetapkan silabus program, silabus dan anggaran pendidikan

dan pelatihan melalui Soft Skill Program Academy.

3) Peningkatan Layanan dan Operasional

‐ Meningkatkan dan mengembangkan kualitas layanan menjadi

lebih baik, sehingga tercipta service culture yang dapat bersaing

dengan standar layanan bank yang baik;

‐ Optimalisasi pengelolaan likuiditas;

Page 53: Laporan GCG bank bjb Tahun 2013

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 53

‐ Percepatam laporan LLD dan SID.

4) Penerapan Manajemen Risiko dan Pelaksanaan Kepatuhan Bank

‐ Mengembangkan budaya sadar risiko (risk culture);

‐ Membangun Risk Management System yang memenuhi

ketentuan standar Basel III;

‐ Mengelola potensi risiko secara komprehensif;

‐ Mengembangkan profil risiko bank bjb secara terintegrasi untuk

mempermudah kontrol;

‐ Memonitor dan evaluasi program anti pencurian uang dan

pencegahan pendanaan terorisme;

‐ Melaksanakan zero fraud program

5) Peningkatan Sistem Pengawasan Internal

‐ Meningkatkan audit internal sebagai Strategic Business Partner

dan memastikan optimalnya penerapan SPFAIB;

‐ Memberikan assurance atas terciptanya ketaatan perusahaan

terhadap ketentuan internal dan kepatuhan bank terhadap

ketentuan eksternal.

6) Akuntansi dan Pelaporan Keuangan

‐ Standarisasi penyusunan laporan keuangan yang dapat

memenuhi unsur keakuratan dan tepat waktu;

‐ Pengembangan dan peningkatan pengelolaan data cost center

secara tepat waktu dan akurat;

‐ Meningkatkan penyempurnaan dan penyesuaian sistem

akuntansi, ketentuan, dan sistem prosedur internal sesuai

perubahan business requirement definition;

‐ Sentralisasi dan otomasi pelaporan pajak.

7) Hubungan dengan Investor dan Promosi

‐ Membangun sarana komunikasi dengan investor dan media;

‐ Membangun corporate image;

‐ Peningkatan kualitas layanan bagi investor;

‐ Mendukung pelaksanaan promosi pemasaran yang lebih efektif

dan berkesinambungan.

c. Proyeksi Rencana Bisnis

Dengan dukungan program yang direncanakan secara terintegrasi dan

komprehensif, Perseroan mengharapkan sejumlah hal di bawah ini bisa

tercapai :

Page 54: Laporan GCG bank bjb Tahun 2013

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 54

1) Aset

Posisi aset bank bjb di tahun 2012 sebesar Rp 66,9 triliun dengan rata-

rata pertumbuhan aset dari tahun 2010 – 2012 sebesar 26,3%.

Pertumbuhan tersebut lebih besar bila dibandingkan dengan rata-rata

pertumbuhan perbankan nasional yang sebesar 19%.

Memperhatikan kondisi ekonomi makro dan upaya stabilisasi ekonomi

yang diperkirakan masih akan berlangsung hingga 2014, serta

berdasarkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang akan

mencapai kisaran 5,8% - 6,2%, maka target pertumbuhan aset 2014

diarahkan untuk dapat meningkatkan market share sebesar 1,45%

melalui pertumbuhan aset sebesar 10%.

2) Penghimpunan Dana Pihak Ketiga

Dana pihak ketiga bank bjb pada tahun 2012 sebesar Rp 47 triliun

dengan rata-rata pertumbuhan DPK bank bjb selama tiga tahun

terakhir sebesar 23,8% lebih besar 17,4%. Proyeksi DPK tahun 2013

diperkirakan sebesar Rp 53,6 triliun.

Target DPK pada tahun 2014 bank bjb dapat meningkatkan DPK

sebesar 12% dengan proyeksi market share 1,45%.

Adapun komposisi Dana Pihak Ketiga Tahun 2014 sebagai berikut :

‐ Giro sebesar 27%

‐ Tabungan sebesar 16%

‐ Deposito sebesar 57%

3) Penyaluran Kredit

Posisi kredit bank bjb pada tahun 2012 sebesar Rp 35 Triliun dengan

rata-rata pertumbuhan kredit selama tiga tahun terakhir sebesar 26%

masih di atas rata-rata kredit perbankan nasional pada periode yang

sama sebesar 23,8%, sedangkan proyeksi tahun 2013 kredit

diperkirakan sebesar Rp 45,7 triliun.

Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang diprediksi akan melambat

di tahun 2014 sebagai bentuk relaksasi kebijakan fiskal dan moneter di

tahun 2013, maka untuk menjaga pertumbuhan kredit tetap sehat bank

bjb harus meningkatkan pertumbuhan kredit sebesar 16% dengan

proyeksi market share 1,33%.

Page 55: Laporan GCG bank bjb Tahun 2013

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 55

Dalam penentuan komposisi kredit didasarkan kepada action plan

terhadap Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/26/2012 yang telah

disampaikan ke Bank Indonesia untuk tahun 2014 komposisi kredit

produktif dan konsumtif adalah 30% dan 70%.

Adapun komposisi kredit tahun 2014 adalah sebagai berikut :

‐ Komersial 16%

‐ Mikro 14%

‐ Konsumer 60%

‐ KPR 10%

Proyeksi Rencana Bisnis tahun 2014

Uraian Percentase

A. Aset

Pertumbuhan Aset 10%

Market share 1,45%

B. Dana Pihak Ketiga

A. Pertumbuhan DPK 10%

B. Market share 1,45%

Komposisi Berdasarkan Produk

a. Giro 27%

b. Tabungan 16%

c. Deposito 57%

C. Kredit Yang Diberikan

Pertumbuhan Kredit 16%

Market share 1,33%

D. Komposisi Berdasarkan Segmentasi

Page 56: Laporan GCG bank bjb Tahun 2013

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 56

a. Kredit Komersial 16%

b. Kredit Mikro 14%

c. Kredit Konsumer 60%

d. Kredit KPR 10%

E. Komposisi Berdasarkan Jenis

Penggunaan

a. Kredit Konsumsi 70%

b. Kredit Produktif 30%

F. NPL

a. NPL Gross 2,49%

G. Permodalan

CAR 15,04%

H. Rentabilitas

ROE 24,48%

ROA 2,30%

NIM 7,29%

BOPO 78,98%

I. Likuiditas

LDR 88,31%

Page 57: Laporan GCG bank bjb Tahun 2013

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 57

Strategi Manajemen

Bidang Operasional :

1) Bidang Korporasi dan Komersial

Melakukan penyempurnaan ketentuan dan produk Divisi Korporasi

dan Komersial.

Meningkatkan pelayanan dengan mendirikan Sentra Kredit Korporasi

dan Komersial.

Meningkatkan kualitas dan kuantitas Sumber Daya Manusia di Divisi

Korporasi dan Komersial.

2) Bidang Mikro

Menerapkan strategi pemasaran efektif dengan tetap berpedoman

kepada prinsip prudential banking.

Memperluas dan meningkatkan penyaluran kredit program baik

secara langsung maupun melalui lembaga linkage dengan pola

executing serta mengoptimalkan fungsi bank selaku penata usaha

kredit program pola channeling.

Melakukan evaluasi kebijakan dan prosedur kredit serta

pengembangan produk baru.

Pengembangan/diversifikasi produk mikro serta jaringan bisnis mikro

bank bjb.

Memperluas jaringan dan mendekatkan dengan target pasar dengan

membuka 437 (empat ratus tiga puluh tujuh) outlet dengan nama

“waroeng bjb”.

3) Bidang Konsumer

Peningkatan market share kredit dengan memperluas pasar melalui

peningkatan penyaluran Consumer Loan.

Melakukan update ketentuan tarif serta peningkatan penjualan

Product Wealth Management guna meningkatkan fee based income.

Meningkatkan kualitas pelayanan dan pengetahuan produk Consumer

Banking melalui peningkatan SDM.

Memperkuat dan mengembangkan sitem Kredit Pegawai, Kredit Guna

Bhakti (KGB) dan Kredit Pemilikan Rumah ( KPR ).

4) Bidang Treasury

Optimalisasi return dengan mengoptimalkan momentum pergerakan

pasar keuangan.

Meningkatkan kualitas pelayanan terhadap internal customer maupun

eksternal customer.

Page 58: Laporan GCG bank bjb Tahun 2013

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 58

Meningkatkan efektivitas proses internal serta pengembangan proses

operasional bisnis.

Optimalisasi pengelolaan akses likuiditas dengan tahap

memperhatikan prinsip GCG dan Prudential Banking.

Meningkatkan kualitas pengelolaan human capital dan organisasi

melalui peningkatan kompetensi dealer.

Optimalisasi dana kelolaan.

Meningkatkan transaksi treasury melalui sosialisasi dan promosi serta

peningkatan efektivitas marketing.

5) Bidang Internasional

Optimalisasi peningkatan transaksi Remittance.

Optimalisasi peningkatan transaksi Trade Finance and Service.

Menjalin dan memperluas networking dengan correspondent Bank

dan Lembaga Keuangan Non Bank untuk mendukung aktivitas bisnis.

Melakukan penyempurnaan ketentuan dan produk Divisi

Internasional.

Meningkatkan Kualitas SDM di Divisi Internasional dan Cabang

melalui kegiatan pelatihan, sosialisasi transfer knowledge.

6) Bidang Institusional Banking

Mendukung peningkatan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga terutama

dana dari institusi pemerintah ataupun Institusi non Pemerintah.

Mendukung meningkatkan perolehan pendapatan fee based income.

Mengelola nasabah korporasi dan meningkatkan awareness nasabah

korporasi terhadap produk dan layanan di bank bjb.

Bidang Penunjang :

1) Bidang Teknologi Informasi

Melakukan pengembangan dan implementasi pada sistem sehingga

menjadi lebih terpadu serta melakukan penerapan kebijakan dan

prosedur yang lebih fokus kepada end user dengan dukungan top

management.

Menyediakan produk dan jasa keuangan yang dapat memberikan

solusi atas kebutuhan nasabah terkait dengan pencapaian bisnis bank

bjb.

Meningkatkan performansi kinerja sistem secara keseluruhan

sehingga lebih dapat diandalkan dan stabil melalui pengembangan

kualitas karyawan di bidang teknologi.

Page 59: Laporan GCG bank bjb Tahun 2013

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 59

Sebagai servicing center yang memberikan support kepada end user

dengan menerapkan tata kelola yang baik untuk meningkatkan

kualitas layanan dan waktu (quality time deliverables) yang dapat

diukur melalui optimalisasi sistem informasi.

Berperan aktif dalam penyediaan sarana dan prasarana penunjang

proses bisnis dengan menjunjung tinggi integritas dan

profesionalisme.

Memperkuat surrounding system sesuai dengan perkembangan Bank.

Membangun dan mengembangkan Data Warehouse.

2) Bidang Kepatuhan dan Hukum

Menetapkan langkah-langkah yang dipergunakan untuk memastikan

bank telah memenuhi seluruh peraturan Bank Indonesia dan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Memantau dan menjaga agar kegiatan usaha bank tidak menyimpang

dari ketentuan yang berlaku.

Meningkatkan pemahaman terhadap ketentuan yang dikeluarkan

oleh regulator.

Membuat ketentuan bantuan dan atau perlindungan hukum.

Percepatan penanganan pelayanan permasalahan hukum yang

dihadapi perseroan.

Memastikan keamanan aset, kekayaan dan sumber daya bank lainnya

terlindungi secara hukum.

Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan

Pendanaan Terorisme.

Penyempurnaan Pengendalian Gratifikasi dan LHKPN.

3) Bidang Manajemen Risiko

Mengelola dan mengembangkan serta melaporkan potensi risiko

pasar dan likuiditas secara komprehensif.

Mengelola potensi risiko operasional secara komprehensif.

Pelaporan risiko secara komprehensif melalui indentifikasi,

pengukuran, kompilasi serta pelaporan risiko atas aktivitas bisnis

bank.

Menerapkan manajemen risiko kredit secara komprehensif.

Mereview Risk Management Policy dan Risk Culture.

Membangun Risk Management System yang terintegrasi sesuai

dengan kebutuhan peraturan yang berlaku.

Page 60: Laporan GCG bank bjb Tahun 2013

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 60

Membentuk Credit Policy Comittee (CPC) dan mengembangkan

berbagai kebijakan dan pedoman bisnis yang berbasis risiko.

4) Bidang Umum

Revisi pedoman pengadaan barang/jasa dan pengelolaan dokumen.

Pemenuhan Aktiva tetap untuk menunjang aktivitas operasional bank.

Peningkatan pengelolaan dokumen perusahaan di Pusat, di Wilayah

dan di Cabang.

Pemenuhan dan pengelolaan bidang kerumahtanggaan untuk

menunjang aktivitas operasional bank.

5) Bidang Pengendalian Keuangan

Penyusunan dan pengembangan Management Information System

(MIS).

Perubahan sistem akuntansi keuangan bank bjb seiring dengan

perubahan struktur organisasi serta pemberlakuan PSAK 50 & 55.

Pembenahan prosedur perpajakan melalui perubahan tata cara

pelaporan perpajakan dari desentralisasi menjadi sentralisasi.

Meningkatkan Accounting dan Report System yang akurat, tepat

waktu dan patuh terhadap regulasi.

6) Bidang Perencanaan Strategis

Mengembangkan struktur organisasi bank bjb yang efektif dan

efisien dalam menunjang tercapainya tujuan dan sasaran bank bjb

dalam jangka panjang.

Mempertahankan dan meneruskan pola proses bottom up dan top

down planning untuk merencanakan pertambahan aktiva dan laba

secara stabil dan berkelanjutan.

Mengembangkan pola perencanaan strategis yang terintegrasi dalam

rangka mendukung peningkatan market share dan profitable yang

tinggi.

Mendorong peningkatan kinerja perusahaan dan kinerja seluruh

pegawai melalui pengembangan Sistem Manajemen Strategi.

Meningkatkan kualitas pengambilan keputusan strategi manajemen

melalui dukungan data hasil riset dan penelitian yang objektif.

7) Bidang Jaringan dan Pengembangan Layanan

Ekspansi dan relokasi cabang dan ATM.

Mendukung unit bisnis dalam memperluas pangsa pasar yang telah

diraih.

Efektivitas dan efisiensi pendirian jaringan kantor.

Page 61: Laporan GCG bank bjb Tahun 2013

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 61

Tertib administrasi dan standarisasi marketing tools dan iklan.

Mendukung unit bisnis dalam pemasaran produk.

Meningkatkan kualitas pelayanan melalui peningkatan standar

layanan bank bjb serta peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia

dalam bidang layanan.

Agresif dalam peningkatan layanan di cabang-cabang dan ATM.

Ekspansi Micro/SME Center.

8) Bidang Sumber Daya Manusia

Pengembangan SIM bidang Sumber Daya Manusia untuk mendukung

kinerja dan kebutuhan perusahaan melalui HRIS (Human Resources

Information System).

Meningkatkan kualitas manajemen kinerja pegawai.

Meningkatkan kesejahteraan pegawai masa yang akan datang.

Meningkatkan kualitas Reward and Punishment System dalam rangka

mendorong peningkatan kinerja pegawai.

Pelayanan informasi Sumber Daya Manusia berbasis teknologi bagi

para pegawai.

Pemenuhan kebutuhan jumlah pegawai.

Kebijakan dan pelaksanaan recruitment, career path dan job grading.

9) Bidang Pendidikan dan Pelatihan

Tersedianya Sumber Daya Manusia yang memiliki integritas dan

kompetensi sesuai persyaratan jabatan dan struktur organisasi.

Meningkatkan kualitas perencanaan diklat dengan berdasarkan TNA

dan database yang handal.

Mengembangkan alternatif metode pendidikan dan pelatihan melalui

E-learning.

Melakukan program pendidikan dan pelatihan secara profesional,

terprogram dan berkesinambungan dengan memperhatikan

efektivitas dan efisiensi sesuai dengan Arsitektur Pendidikan dan

Pelatihan bank bjb.

Meningkatkan kualitas evaluasi pendidikan dan pelatihan secara

aligment sistem diklat dengan sistem pengembangan pegawai.

10) Bidang Corporate Secretary

Mendukung peningkatan market share perusahaan dengan

meningkatkan Corporate Image.

Meningkatkan komunikasi antara perseroan dengan investor melalui

peningkatan fungsi investor relations.

Page 62: Laporan GCG bank bjb Tahun 2013

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 62

Mengorganisasikan dan mengelola fungsi kesekretariatan.

Meningkatkan sarana komunikasi dengan investor dan media.

Meningkatkan Corporate Image.

11) Bidang Audit Internal

Meningkatkan Peran Divisi Audit Internal sebagai Strategic Business

Partner dan memastikan optimalnya penerapan SPFAIB.

Mengoptimalkan penerapan metodologi Risk Based Audit (RBA).

Memastikan pengelolaan dokumentasi dan administrasi audit secara

efektif dan efisien.

Peningkatan kemampuan KIC dalam teknis pelaksanaan pemeriksaan

kantor Cabang.

12) Bidang Change Management Office

Terlaksananya perubahan budaya dengan baik dalam setiap jajaran

organisasi melalui peningkatan pemahaman dan implementasi

individu terhadap budaya perusahaan.

Mendorong terciptanya proses kerja yang efisien dan efektif pada

bidang Change Management dan bidang Project Monitoring and

Control.

Terlaksananya program/ proyek perusahaan sesuai dengan Rencana

Bisnis Bank yang telah ditetapkan.

Mengembangkan sistem manajemen kinerja perusahaan.

13) Bidang Card Center dan Electronic Banking

Meningkatkan image produk Bank dan pelayanan kepada nasabah

dengan menggunakan fasilitas E-Banking.

Mengembangkan layanan Acquirer produk Kartu Kredit dan Kartu

Prepaid (electronic money).

Mengembangkan layanan Internet Banking dan Mobile Banking.

Menerbitkan kartu ATM + Debet dengan menggunakan chip untuk

peningkatan keamanan dalam melakukan transaksi di ATM dan EDC.

Meningkatkan fee based income melalui aktifitas produk kartu dan

meningkatkan jumlah pemegang kartu.

14) Bidang Layanan Operasional

Meningkatkan pelayanan transaksi melalui BI-RTGS serta

meningkatkan kecepatan layanan kepada nasabah/counterparty

dalam layanan BI-RTGS.

Penyempurnaan ketentuan-ketentuan operasional.

Page 63: Laporan GCG bank bjb Tahun 2013

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 63

Pemenuhan kebutuhan uang tunai kantor cabang untuk

penyetoran/penarikan dari Kantor Pusat.

Pengelolaan administrasi kredit secara tertib.

Sentralisasi pelaporan SID.

Membangun Central Operations Straight Thru Processing (STP).

Membangun e-banking operations dan Trade Processing Center.

15) Bidang Manajemen Anak Perusahaan

Meningkatkan Laba dan Aset Perusahaan melalui pengawasan dan

monitoring kinerja anak-anak perusahaan.

Melakukan merger/konsolidasi PD. BPR LPK dalam 1 (satu)

Kabupaten.

Peningkatan kinerja keuangan Anak Perusahaan.

16) Bidang Penyelamatan dan Penyelesaian Kredit

Meningkatkan kualitas pengelolaan administrasi kredit hapus buku.

Pencapaian target kredit hapus buku melalui jumlah penerimaan

kembali kredit hapus buku.

17) Bidang Credit Risk Reviewer

Mengembangkan sistem dan prosedur pengendalian risiko kredit

dalam mendukung ekspansi kredit/pengelolaan kualitas risiko kredit

secara berkesinambungan.

Mengelola risiko kredit dan target market.

2.8 Corporate Secretary

Sejalan dengan prinsip keterbukaan dan ketentuan Bank Indonesia

mengenai kewajiban pengungkapan informasi bank, Corporate Secretary

bertanggung jawab atas komunikasi dan penyampaian informasi yang

penting mengenai bank kepada Otoritas Perbankan, Moneter dan Pasar

Modal, Pemegang Saham serta masyarakat umum. Sepanjang tahun 2013

Corporate Secretary telah melaksanakan kegiatan sebagai berikut :

1. Mempersiapkan rapat-rapat Dewan Komisaris dan Direksi, mencatat

notulen rapat dan mendistribusikannya kepada pihak-pihak yang

berkepentingan ;

2. Mengirimkan pemberitahuan dan mempersiapkan segala sesuatunya

untuk penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham, dan

mempublikasikan hasil keputusan rapat ;

3. Menjaga hubungan baik dengan otoritas Pasar Modal dan

mempersiapkan laporan-laporan mengenai pengungkapan

Page 64: Laporan GCG bank bjb Tahun 2013

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 64

keterbukaan informasi Perseroan sesuai dengan ketentuan yang

berlaku ;

4. Melakukan koordinasi dan administrasi pencatatan kepemilikan saham

dan tindakan korporasi ;

5. Mengkoordinasikan public relations dan marketing communications

untuk bank bjb ;

6. Mengelola dan melakukan kegiatan promosi produk dan jasa bank,

termasuk pembuatan Buku Laporan tahunan ;

7. Mengelola hubungan kelembagaan (counterparty) ;

8. Mengkoordinasikan dan memantau tindak lanjut atas pengaduan

nasabah ;

9. Melaksanakan pembinaan cabang dalam bidang kehumasan,

pengaduan nasabah dan kesekretariatan ;

10. Melaksanakan program CSR (Corporate Social Responsibility) sebagai

wujud kepedulian dan kontribusi bank bjb terhadap peningkatkan

kualitas hidup masyarakat sekitar ;

11. Melaksanakan prinsip kehati-hatian dan kepatutan terhadap peraturan

Bank Indonesia, peraturan perundang-undangan, serta peraturan intern

bank lainnya yang berlaku ;

12. Melaksanakan program edukasi perbankan untuk masyarakat umum.

2.9 Peringkat Obligasi

Hasil pemeringkatan dari PT Pefindo terhadap Obligasi bank bjb, bank bjb

memperoleh peringkat idAA- (Double A Minus) Stable Outlook per 1

November 2013 – 1 November 2014.

2.10 Kegiatan dan Sosialisasi Good Corporate Governance Tahun 2013

Penerapan Good Corporate Governance (GCG) diawali dengan penerapan

budaya perusahaan yang didalamnya terdapat tata nilai atau nilai-nilai

utama yang menjadi corporate value bank bjb.

Dalam mewujudkan komitmen untuk melaksanakan praktik-praktik Good

Corporate Governance (GCG) maka corporate value bank bjb dijabarkan

dalam bentuk code of conduct (etika usaha dana tata perilaku) untuk

menjadi acuan perilaku bagi Komisaris, Direksi dan seluruh pegawai bank

bjb dalam mengelola perusahaan guna mencapai visi, misi dan tujuan

perusahaan.

Page 65: Laporan GCG bank bjb Tahun 2013

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 65

Salah satu etika perilaku yang terdapat pada code of conduct yaitu standar

etika untuk menghindari benturan kepentingan dan penyalahgunaan

jabatan serta etika untuk tidak menerima gratifikasi dalam bentuk apapun

yang berhubungan dengan jabatan, dan sebagaimana diketahui salah satu

cakupan dalam pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) yaitu

penanganan benturan kepentingan (conflict of interest).

Maka dalam rangka implementasi standar etika pada code of conduct dan

penanganan benturan kepentingan sebagai salah satu wujud penerapan

Good Corporate Governance (GCG), bank bjb menerapkan Program

Pengendalian Gratifikasi sebagaimana kesepakatan kerjasama dengan

pihak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Program Pengendalian Gratifikasi adalah sekumpulan perangkat dan

rangkaian kegiatan dan mekanisme pengendalian gratifikasi secara

berkesinambungan guna menjaga integritas pegawai dari praktik

gratifikasi yang dilarang.

Program pengendalian gratifikasi terdiri dari pembuatan perangkat aturan

tentang pengendalian gratifikasi, pembentukan organisasi yang mengelola

pengendalian gratifikasi, kegiatan sosialisasi/diseminasi tentang aturan

pengendalian gratifikasi dan peningkatan kesadaran individu dan

organisasi tentang gratifikasi serta implementasi pengelolaan pelaporan

penerimaan gratifikasi yang berkoordinasi dengan pihak Komisi

Pemberantasan Korupsi (KPK).

Kegiatan sosialisasi/diseminasi Program Pengendalian Gratifikasi sebagai

bagian dalam penerapan Good Corporate Governance (GCG) pada

sepanjang tahun 2012 telah dilaksanakan kepada 2.624 pegawai bank bjb

termasuk kepada Direksi.

Dalam kegiatan diseminasi aturan pengendalian gratifikasi tersebut telah

dilaksanakan kegiatan Penandatangan Kontrak Komitmen untuk tidak

menerima atau memberikan gratifikasi dalam bentuk apapun yang

berhubungan kedudukan atau jabatan oleh para stakeholder bank bjb

antara lain Direksi, Komisaris, Pegawai, Nasabah, dan Mitra Kerja

(vendor/supplier).

Dalam implementasi pengelolaan pelaporan gratifikasi sampai dengan

Desember 2013 telah diterima sebanyak 815 laporan penerimaan

gratifikasi senilai ekuivalen Rp 468 juta yang mana sebanyak 154 laporan

senilai ekuivalen Rp 110,5 juta menjadi penanganan Komisi Pemberantasan

Korupsi (KPK) dalam penetapan status gratifikasi yang diterima.

Page 66: Laporan GCG bank bjb Tahun 2013

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 66

Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi dengan KPK diketahui bahwa

menerapkan Program Pengendalian Gratifikasi di Lingkungan bank

BUMN/D, pihak KPK akan melakukan koordinasi dengan Bank Indonesia

dan menjadikan bank bjb sebagai contoh penerapan PPG di sektor

perbankan, serta selama tahun 2013 KPK telah member penghargaan

kepada bank bjb, diantaranya penghargaan Pelaporan Gratifikasi

terbanyak tahun 2013 dan pelaporan LHKPN tahun 2013.

III. Kepemilikan Saham Anggota Dewan Komisaris Dan Direksi Yang Mencapai

5% (lima persen) atau Lebih Dari Modal Disetor

Seluruh Dewan Komisaris dan Direksi tidak memiliki saham mencapai 5% (lima

perseratus) atau lebih dari modal disetor suatu perusahaan, baik di bank bjb,

Bank lain, lembaga keuangan bukan Bank dan perusahaan lainnya yang

berkedudukan di dalam negeri maupun luar negeri.

Kepemilikan saham mencapai 5% (lima perseratus) atau lebih dari modal yang

disetor Per 31 Desember 2013 :

Nama bank bjb Bank

lainnya

Lembaga

Keuangan

Bukan Bank

Keterangan

Bapak Agus Ruswendi x x x

Bapak Muhadi x x x

Bapak Achmad Baraba x x x

Bapak Klemi Subiyantoro x x x

Bapak Yayat Sutaryat x x x

Bapak Rudhyanto Mooduto x x x

Bapak Bien Subiantoro x x x

Bapak Entis Kushendar x x x

Bapak Arie Yulianto x x x

Bapak Zaenal Aripin x x x

Bapak Acu Kusnandar x x x

Bapak Djamal Muslim x x x

Page 67: Laporan GCG bank bjb Tahun 2013

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 67

Adapun kepemilikan saham Perseroan sebagai berikut per 31 Desember 2013 :

No Nama Jabatan Jumlah

(lembar) Persentase

1 Muhadi Komisaris 2.341.500 0,024

2 Bien Subiantoro Direktur Utama 757.500 0,008

3 Arie Yulianto Direksi 333.000 0,003

4 Djamal Muslim Direksi 325.000 0,003

5 Acu Kusnandar Direksi 245.000 0,003

6 Entis Kushendar Direksi 30.000 0,0003

IV. Hubungan Keuangan dan Hubungan Keluarga Anggota Dewan Komisaris

Dan Direksi Dengan Anggota Dewan Komisaris Lainnya, Direksi Lainnya

Dan/Atau Pemegang Saham Pengendalian bank bjb

Tidak memiliki hubungan keuangan dan hubungan keluarga anggota Dewan

Komisaris dan Direksi dengan anggota Dewan Komisaris lainnya, Direksi lainnya

dan atau Pemegang Saham Pengendali Bank, sebagaimana tertera dalam Surat

Pernyataan Independen.

V. Paket/Kebijakan Remunerasi Dan Fasilitas Lain Bagi Dewan Komisaris Dan

Direksi

Paket/kebijakan remunerasi dan fasilitas lainnya bagi Dewan Komisaris dan

Direksi bank bjb tahun 2013 yang ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang

Saham. Adapun besaran remunerasi bagi Dewan Komisaris dan Direksi bank bjb

adalah sebagai berikut :

No Jenis Remunerasi dan Fasilitas Lain

Jumlah Diterima dalam 1 tahun

Dewan Komisaris

Orang Jutaan rupiah*)

1 Remunerasi

a. Imbalan Kerja (Gaji) Tahun 2013

Januari s.d Februari 6 800

Maret s.d Desember 5 3.425

b. THR 5 520

c. IPK 6 801

d. Tantiem 6 12.967

(Dihitung dari laba yang diperoleh)

Total 18.513

2 Fasilitas lain dalam bentuk natura

a. Dapat dimiliki

Page 68: Laporan GCG bank bjb Tahun 2013

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 68

- Pakaian Dinas 5 137

Total 137

Jumlah 18.650

No Jenis Remunerasi dan Fasilitas Lain

Jumlah Diterima dalam 1 tahun

Direksi

Orang Jutaan rupiah*)

1 Remunerasi

a. Imbalan Kerja (Gaji) Tahun 2013

Januari s.d Februari 6 1.832

Maret s.d Juni 5 3.146

Juli s.d Desember 4 3.973

b. THR 4 531

c. IPK 6 1.534

d. Tantiem 6 32.131

(Dihitung dari laba yang diperoleh)

f. Penghargaan 1 2.378

g. Bekal Cuti 6 650

Total 46.175

2 Fasilitas lain dalam bentuk natura

a. Dapat dimiliki

- Pakaian Dinas 4 110

- TBR 5 630

Total 740

Jumlah

46.915

Dewan Komisaris dan Direksi yang menerima paket remunerasi dalam 1 (satu)

tahun yang dikelompokan dalam kisaran tingkat penghasilan, sebagai berikut :

(satuan orang)

Jumlah Remunerasi per orang

dalam 1 tahun *) Jumlah Direksi Jumlah Komisaris

Di atas Rp. 2 miliar 6 5

Di atas Rp. 1 miliar s.d. Rp. 2 miliar - 1

Di atas Rp. 500 juta s.d. Rp. 1 miliar - -

Rp. 500 juta ke bawah - -

VI. Share Option

Tidak terdapat share option pada PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan

Banten, Tbk.

Page 69: Laporan GCG bank bjb Tahun 2013

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 69

VII. Rasio Gaji Tertinggi Dan Terendah

Rasio gaji tertinggi dan terendah, dalam skala perbandingan sebagai berikut :

No. Keterangan Tertinggi Terendah Rasio

Tertinggi Terendah

1 Rasio gaji Pegawai yang

tertinggi dan terendah 50.000 2.800 17,857 1,00

2 Rasio gaji Direksi yang

tertinggi dan terendah 130.000 104.000 1,25 1,00

3 Rasio gaji Komisaris yang

tertinggi dan terendah 65.000 52.000 1,23 1,00

4 Rasio gaji Direksi tertinggi

dan Pegawai Tertinggi 130.000 50.000 3,01 1,00

VIII. Frekuensi Rapat Dewan Komisaris Dan Direksi

1) Frekuensi Rapat Dewan Komisaris

Pada tahun 2013, Dewan Komisaris telah melakukan rapat (secara fisik)

sebanyak 55 Pertemuan.

Nama Peserta Rapat Kehadiran Presentase

Bapak Agus Ruswendi 6 11%

Bapak Muhadi 18 33%

Bapak Achmad Baraba 54 98%

Bapak Klemi Subiyantoro 38 69%

Bapak Yayat Sutaryat 54 98%

Bapak Rudhyanto Mooduto 51 93%

Tidak ada pelaksanaan rapat Dewan Komisaris yang menggunakan teknologi

telekonferensi.

2) Frekuensi Rapat Direksi

Pada tahun 2013, Direksi telah melakukan rapat (secara fisik) sebanyak 33 (tiga

puluh tiga) agenda.

Nama Peserta Rapat Kehadiran Presentase

Bapak Bien Subiantoro 29 87

Bapak Arie Yulianto 32 96

Bapak Zaenal Aripin 26 78

Bapak Acu Kusnandar 31 93

Bapak Djamal Muslim 19 54

Page 70: Laporan GCG bank bjb Tahun 2013

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 70

Tidak ada pelaksanaan rapat Direksi yang menggunakan teknologi

telekonferensi.

Adapun frekuensi rapat yang dihadiri oleh Seluruh Direksi pada tahun 2013

dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Tanggal 11 Februari 2013 ;

b. Tanggal 25 Maret 2013 ;

c. Tanggal 18 April 2013.

IX. Jumlah Penyimpangan Internal (Internal Fraud)

Pengertian Fraud mengacu kepada Surat Edaran Bank Indonesia Nomor

13/28/DPNP tanggal 9 Desember 2011 perihal strategi anti fraud bagi Bank

Umum. Jumlah penyimpangan internal bank bjb yang terjadi selama tahun

2013 :

Internal Fraud

dalam 1 tahun

Jumlah kasus yang dilakukan oleh

Pengurus Pegawai Tetap Pegawai Tidak Tetap

Tahun

Sblmnya

Tahun

Berjalan

Tahun

Sebelumnya

Tahun

Berjalan

Tahun

Seblmnya

Tahun

Berjalan

Total Fraud - - 3 4 3*) -

Telah Diselesaikan - 3 - 3*) -

Dalam proses

penyelesaian di

internal Bank

- - - 4 - -

Belum diupayakan

penyelesaian - - - - - -

Telah

ditindaklanjuti

melalui proses

hukum

- - - -

-

-

Keterangan :

1. Data tersebut merupakan data fraud dengan nominal diatas Rp.100.000.000,- (seratus juta rupiah)

yang bersifat risk loss maupun potensial loss.

2. *) Pegawai tidak tetap berkoordinasi dengan pegawai tetap dalam melakukan tindakan fraud.

Page 71: Laporan GCG bank bjb Tahun 2013

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 71

X. Permasalahan Hukum

Permasalahan Hukum Jumlah

Perdata Pidana*)

Telah selesai (telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap) 1 -

Dalam proses penyelesaian 13 -

T o t a l 14 - *)

Perkara pidana yang sedang ditangani bukan merupakan tindak pidana oleh korporasi

XI. Transaksi Yang Mengandung Benturan Kepentingan

Ketentuan mengenai benturan kepentingan telah di atur dalam :

Surat Keputusan Dewan Komisaris Nomor 06/DK/2007, (syarat independensi

angka 11) :

Pengungkapan benturan kepentingan dicantumkan dalam setiap risalah rapat

Dewan Komisaris, paling kurang mencakup nama anggota Dewan Komisaris

yang memiliki benturan kepentingan, masalah pokok benturan kepentingan

dan dasar pertimbangan pengambilan keputusan.

Surat Keputusan Direksi Nomor 931/SK/DIR/2007, (Bab 3 perihal standar etika,

prinsip umum etika Bank).

Selama tahun 2013, tidak ada transaksi yang mengandung benturan

kepentingan.

XII. Buy Back Shares Dan/Atau Buy Back Obligasi Bank

Pada tahun 2013, bank tidak melakukan transaksi buy back atas saham, karena

bank bjb belum melaksanakan penjualan saham ke publik, begitu pula bank bjb

tidak melakukan kegiatan buy back atas obligasi yang telah diterbitkan.

XIII. Pemberian Dana Untuk Kegiatan Sosial Dan/Atau Kegiatan Politik Tahun

2013

Sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan, di tahun 2013 bank bjb

telah menyalurkan dana CSR sebesar Rp. 39.694.245.183,- (Tiga puluh sembilan

miliar enam ratus sembilan puluh empat juta dua ratus empat puluh lima ribu

seratus delapan puluh tiga rupiah) untuk kegiatan sektor Lingkungan Hidup,

Pendidikan, dan Kesehatan yang tersebar di berbagai wilayah. Adapun kegiatan-

kegiatan yang telah dilakukan, antara lain meliputi :

Page 72: Laporan GCG bank bjb Tahun 2013

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 72

SEKTOR SUB SEKTOR KEGIATAN NOMINAL (Rp)

LINGKUNGAN

(Rp.20.203.097.642)

Pembangunan /

rehabilitasi

prasarana umum

Pembangunan / renovasi

masjid

Pembangunan Kirmir

Pembangunan / perbaikan

Jalan

Pembangunan/ Perbaikan

Gedung, Kantor Desa

9.771.659.981

Perbaikan /

Peningkatan

kualitas

lingkungan hidup

Penanaman Pohon

Perbaikan Rumah Tidak

Layak Huni

Gerakan Pelajar Cinta

Sungai Bersih

Gerakan Sejuta Biopori

Penataan Pasar dan alun-

alun

Pengadaan Bak Sampah

6.790.317.511

Pengadaan

sarana/fasilitas

umum

Bantuan sarana keagamaan

Bantuan sarana panti

1.758.905.000

Pemberdayaan

masyarakat

Peningkatan Ekonomi

Masyarakat Desa Melalui

Penerapan Teknologi Tepat

Guna Berbasis Pangan Lokal

Pembangunan Rumah

Tempe dan Pengadaan Alat

Pengadaan Mesin Giling

Padi dan Mesin Pengiris

Pisang

Budi daya dan

pengembangan usaha

ternak domba

Pemberdayaan Petani

Bantuan modal usaha

koperasi sekolah

1.514.673.650

Peningkatan Taraf

Hidup Masyarakat Bantuan hewan Qurban 299.201.500

Page 73: Laporan GCG bank bjb Tahun 2013

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 73

Pemulihan Kondisi

Masyarakat

Bantuan Relokasi Bencana

Alam

Bantuan Bagi Korban

Bencana Alam

68.340.000

PENDIDIKAN

(Rp. 12.260.853.328)

Pembangunan /

rehabilitasi

prasarana

pendidikan

Pembangunan/ Perbaikan

ruang kelas baru sekolah,

madarasah, pondok

pesantren

Pembangunan TPA,PAUD

Pembangunan Gedung

Sentral Informasi

Pendidikan dan Layanan

Informasi Pendidikan

Pembangunan/renovasi

prasarana fasilitas sekolah

(tempat olahraga, kantin,

toilet, ruang tunggu)

8.970.568.568

Pengadaan Sarana

Pendidikan

Bantuan seragam dan

perlengkapan sekolah

Pengadaan meubelair

sekolah (meja, kursi, papan

tulis, lemari computer dan

alat musik)

Pengadaan APE

Paket Perlengkapan Belajar

Untuk Mahasiswa Kurang

Mampu

1.442.274.660

Pelestarian Budaya

Gotrasawala Cultural

Gathering Mobil Pintar

Pengadaan Alat Musik

Gamelan

Pembangunan Gapura di

Komplek Rumah Adat

Pengadaan angklung untuk

Sekolah

Pembangunan Padepokan

Penerbitan Buku Tatar

Sunda

Pengajaran dan

pendampingan pendidikan

bercita rasa Jawa Barat

1.291.860.100

Page 74: Laporan GCG bank bjb Tahun 2013

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 74

Penguatan Akses

Masyarakat

Terhadap Layanan

Pendidikan

Beasiswa

Pelatihan bagi guru

Pelatihan Keterampilan

Komputer, Character and

Motivation Building

556.150.000

KESEHATAN

(Rp.7.230.294.213)

Penguatan Akses

Masyarakat

Terhadap Layanan

Kesehatan

Layanan Kesehatan Gratis

dan Bantuan Alat Kesehatan

Kegiatan Operasi Celah

Bibir dan Langit-Langit

Khitanan Massal

Pelayanan Kesehatan Gratis,

donor darah dan

pembagian sembako

Khitanan Massal dan

Operasi Katarak

Operasi Kornea Mata

Bantuan Pasien Kanker dan

Pemeriksaan Pap Smear

4.779.593.163

Pengadan sarana

kesehatan

Bantuan Ambulance dan

Mobil Unit Donor Darah

Bantuan sarana ruang jaga

dokter

Pengadaan Alat Kesehatan

RSUD Indramayu

Bantuan alat stereotactic

1.467.088.750

Pembangunan /

rehabilitasi

prasarana

Kesehatan

Pembangunan Puskesmas,

Poskesdes dan Posyandu

Pembangunan Sarana Air

Bersih

Pembangunan sarana sikat

gigi dan cuci tangan

MCK Sehat Sekolah Sehat

SDN Cihaurgeulis

Pembangunan Saluran dan

Sarana Air Bersih

983.612.300

TOTAL 39.694.245.183

Page 75: Laporan GCG bank bjb Tahun 2013

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 75

XIV.Kesimpulan Umum Hasil Self Assessment Pelaksanaan Good Corporate

Governance bank bjb Tahun 2013

Sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 15/15/DPNP tanggal 29

April 2013 perihal Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum, Self

Assessment Pelaksanaan Good Corporate Governance bank bjb selama tahun 2013

yang berlandaskan pada prinsip dasar yaitu transparency, accountability,

responsibility, independency, dan fairness.

Berdasarkan analisis terhadap seluruh kriteria/indikator penilaian tersebut,

disimpulkan bahwa :

A. Governance Structure

1. Faktor-faktor positif aspek governance structure Bank adalah telah terdapat

struktur tata kelola Bank (Komisaris, Direksi, Komite dan Satuan Kerja)

sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku dan telah

tersedia kebijakan serta prosedur bagi kegiatan usaha Bank.

2. Faktor-faktor negatif aspek governance structure Bank adalah kebijakan

dan prosedur Bank belum sepenuhnya mengakomodir seluruh kegiatan

operasional Bank. Jumlah dan komposisi Direksi berjumlah 4 (empat)

orang, Direksi yang telah lulus fit and proper test berjumlah 3 (tiga) orang

dan 1 (satu) orang menunggu keputusan Bank Indonesia. Jumlah Komisaris

definitif lebih banyak dibandingkan dengan jumlah Direksi definitif.

B. Governance Process

1. Faktor-faktor positif aspek governance process Bank adalah telah

dilaksanakan setiap kegiatan usaha Bank, diantaranya yaitu dengan

dibuatnya sistem dan prosedur yang mengatur setiap kegiatan usaha Bank

dan bank bjb saat ini sudah berada pada BUKU III (Bank Umum Kegiatan

Usaha).

2. Faktor-faktor negatif aspek governance process Bank adalah :

Page 76: Laporan GCG bank bjb Tahun 2013

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 76

a. Belum secara efektif dilaksanakan mengingat masih diperlukan adanya

peningkatan kesadaran/pemahaman budaya kepatuhan dan budaya

risiko di setiap unit kerja;

b. Terdapat temuan Bank Indonesia yang sifatnya berulang namun dalam

proses penyelesaian.

C. Governance Outcome

1. Faktor-faktor positif aspek governance outcome Bank adalah telah

dilaksanakan sistem transparansi laporan, penyusunan sistem prosedur

kegiatan usaha Bank yang di dalamnya menerapkan asas perlindungan

terhadap konsumen, telah mendapat sistem assessment/audit yang

dilakukan secara berkala.

2. Faktor-faktor negatif aspek governance process Bank adalah masih terdapat

pelanggaran (fraud).

Hasil Penilaian Sendiri (Self Assessment) Pelaksanaan GCG

Peringkat Definisi Peringkat

3 Cukup Baik

Sesuai dengan hasil penilaian sendiri (self assessment) Pelaksanaan Good

Corporate Governance bank bjb tahun 2013 memiliki peringkat "Cukup Baik".