Laporan Formulasi asetosal

41
BAB I PENDAHULUAN I.1 Prinsip Percobaan Berdasarkan sifat fisik dan kimia dari zat aktif yaitu sifat alir, kohesifitas dan kompresibilitas I.2 Tujuan Percobaan 1. Membuat tablet Asetosal 100mg dengan metode cetak langsung dan dengan menggunkan Avicel pH 102 dan laktosa sebagai pengikat 2. Dapat mengetahui dan menguasai cara pembuatan tablet dengan cara cetak langsung sesuai dengan sifat aliran dan komprebilitas zat aktif yang terkandung di dalamnya 3. Melakukan evaluasi kualitas tablet asetosal.

description

Praktikum Industri

Transcript of Laporan Formulasi asetosal

Page 1: Laporan Formulasi asetosal

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Prinsip Percobaan

Berdasarkan sifat fisik dan kimia dari zat aktif yaitu sifat alir, kohesifitas dan

kompresibilitas

I.2 Tujuan Percobaan

1. Membuat tablet Asetosal 100mg dengan metode cetak langsung dan

dengan menggunkan Avicel pH 102 dan laktosa sebagai pengikat

2. Dapat mengetahui dan menguasai cara pembuatan tablet dengan cara

cetak langsung sesuai dengan sifat aliran dan komprebilitas zat aktif

yang terkandung di dalamnya

3. Melakukan evaluasi kualitas tablet asetosal.

Page 2: Laporan Formulasi asetosal

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Praformulasi

1. Bahan Aktif Asetosal / Asam Asetil Salisilat

Asam asetilsalisilat mengandung tidak kurang dari 99,5% C9H8O4, dihitung

terhadap zat yang telah dikeringkan

Pemerian: Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur putih; tidak berbau atau

hamper tidak berbau; rasa asam.

Kelarutan: Agak sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol (95%); larut

dalam kloroform dandalam eter.

Suhu lebur: 141o sampai 144oC

Penetapan kadar: Timbang seksama 50 mg, larutkan dalam 10 ml etanol

(95%). Titrasi dengan natrium hidroklorida 0,1 N menggunakan indikator

larutan fenolftalien.

1 ml natrium hidroklorida 0,1 N setara dengan 18,02 mg C9H8O4

Penyimpanan: Dalam wadah tertutup baik

Khasiat dan penggunaan : Analgetikum; antipiretikum

Dosis maksimum: Sekali 1 g, sehari 8 g.

II.2 Tablet

a. Definisi

Tablet adalah sediaan bentuk padat yang mengandung substansi obat dengan

atau tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatannya, dapat

diklasifikasikan sebagai tablet atau tablet kompresi .(USP 26, Hal 2406)

Page 3: Laporan Formulasi asetosal

Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan

pengisi. Berdasarkan metode pembuatan dapat digolongkan sebagai tablet cetak

dan tablet kempa. (FI IV, Hal 4)

b. Kriteria Tablet

Suatu tablet harus memenuhi kriteria sebagai berikut :

Harus mengandung zat aktif dan non aktif yang memenuhi persyaratan;

Harus mengandung zat aktif yang homogen dan stabil;

Keadaan fisik harus cukup kuat terhadap gangguan fisik/mekanik;

Keseragaman bobot dan penampilan harus memenuhi persyaratan;

Waktu hancur dan laju disolusi harus memenuhi persyaratan;

Harus stabil terhadap udara dan suhu lingkungan;

Bebas dari kerusakan fisik;

Stabilitas kimiawi dan fisik cukup lama selama penyimpanan;

Zat aktif harus dapat dilepaskan secara homogen dalam waktu tertentu;

Tablet memenuhi persayaratan Farmakope yang berlaku.

c. Keuntungan Sediaan Tablet

Dibandingkan dengan bentuk sediaan lain, sediaan tablet mempunyai

keuntungan, antara lain :

Volume sediaan cukup kecil dan wujudnya padat (merupakan bentuk

sediaan oral yang paling ringan dan paling kompak), memudahkan

pengemasan, penyimpanan, dan pengangkutan.

Tablet merupakan bentuk sediaan yang utuh (mengandung dosis zat aktif

yang tepat/teliti) dan menawarkan kemampuan terbaik dari semua bentuk

sediaan oral untuk ketepatan ukuran serta variabilitas kandungan yang

paling rendah;

Dapat mengandung zat aktif dalam jumlah besar dengan volume yang

kecil;

Tablet merupakan sediaan yang kering sehingga zat aktif lebih stabil;

Tablet sangat cocok untuk zat aktif yang sulit larut dalam air;

Page 4: Laporan Formulasi asetosal

Zat aktif yang rasanya tidak enak akan berkurang rasanya dalam tablet;

Pemberian tanda pengenal produk pada tablet paling mudah dan murah;

tidak memerlukan langkah pekerjaan tambahan bila menggunakan

permukaan pencetak yang bermonogram atau berhiasan timbul;

Tablet paling mudah ditelan serta paling kecil kemungkinan tertinggal di

tenggorokan, terutama bila bersalut yang memungkinkan pecah/hancurnya

tablet tidak segera terjadi;

Pelepasan zat aktif dapat diatur (tablet lepas tunda, lepas lambat, lepas

terkendali);

Tablet dapat disalut untuk melindungi zat aktif, menutupi rasa dan bau

yang tidak enak, dan untuk terapi lokal (salut enterik);

Dapat diproduksi besar-besaran, sederhana, cepat, sehingga biaya

produksinya lebih rendah;

Pemakaian oleh penderita lebih mudah;

Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang memiliki sifat pencampuran

kimia, mekanik, dan stabilitas mikrobiologi yang paling baik.

(The Theory & Practice of Industrial Pharmacy, Lachman Hal 294 dan

Proceeding Seminar Validasi, Hal 26)

d. Kerugian Sediaan Tablet

Sediaan tablet juga mempunya beberapa kerugian, antara lain :

Ada orang tertentu yang tidak dapat menelan tablet (dalam keadaan tidak

sadar/pingsan)

Formulasi tablet cukup rumit, antara lain :

- Beberapa zat aktif sulit dikempa menjadi kompak padat, karena sifat

amorfnya, flokulasi, atau rendahnya berat jenis;

- Zat aktif yang sulit terbasahi (hidrofob), lambat melarut, dosisnya

cukup besar atau tinggi, absorbsi optimumnya tinggi melalui saluran

cerna, atau kombinasi dari sifat tersebut, akan sulit untuk diformulasi

(harus diformulasi sedemikian rupa);

- Zat aktif yang rasanya pahit, tidak enak, atau bau yang tidak disenangi,

atau zat aktif yang peka terhadap oksigen, atmosfer, dan kelembaban

Page 5: Laporan Formulasi asetosal

udara, memerlukan enkapsulasi sebelum dikempa. Dalam hal ini

sediaan kapsul menjadi lebih baik daripada tablet.

(The Theory & Practice of Industrial Pharmacy, Lachman Hal 294)

e. Metode Pembuatan Tablet

Sediaan tablet ini dapat dibuat melalui tiga macam metode, yaitu granulasi

basah, granulasi kering, dan kempa langsung. Pemilihan metode pembuatan

sediaan tablet ini biasanya disesuaikan dengan karakteristik zat aktif yang akan

dibuat tablet, apakah zat tersebut tahan terhadap panas atau lembab,

kestabilannya, besar kecilnya dosis, dan lain sebagainya.

Berikut merupakan penjelasan singkat dari ketiga macam metode tersebut :

Granulasi Basah, yaitu memproses campuran partikel zat aktif dan eksipien

menjadi partikel yang lebih besar dengan menambahkan cairan pengikat

dalam jumlah yang tepat sehingga terjadi massa lembab yang dapat

digranulasi. Metode ini biasanya digunakan apabila zat aktif tahan terhadap

lembab dan panas. Umumnya untuk zat aktif yang sulit dicetak langsung

karena sifat aliran dan kompresibilitasnya tidak baik. Prinsip dari metode

granulasi basah adalah membasahi massa tablet dengan larutan pengikat

tertentu sampai mendapat tingkat kebasahan tertentu pula, kemudian massa

basah tersebut digranulasi.

Granulasi kering, disebut juga slugging, yaitu memproses partikel zat aktif

dan eksipien dengan mengempa campuran bahan kering menjadi massa

padat yang selanjutnya dipecah lagi untuk menghasilkan partikel yang

berukuran lebih besar (granul) dari serbuk semula. Prinsip dari metode ini

adalah membuat granul secara mekanis, tanpa bantuan bahan pengikat dan

pelarut, ikatannya didapat melalui gaya. Teknik ini cukup baik digunakan

untuk zat aktif yang memiliki dosis efektif yang terlalu tinggi untuk dikempa

langsung atau zat aktif yang sensitif terhadap pemanasan dan kelembaban.

Page 6: Laporan Formulasi asetosal

Metode kempa langsung, yaitu pembuatan tablet dengan mengempa

langsung campuran zat aktif dan eksipien kering tanpa melalui perlakuan

awal terlebih dahulu. Metode ini merupakan metode yang paling mudah,

praktis, dan cepat pengerjaannya, namun hanya dapat digunakan pada

kondisi dimana zat aktif maupun untuk eksipiennya memiliki aliran yang

bagus, zat aktif yang kecil dosisnya, serta zat aktif tersebut tidak tahan

terhadap panas dan lembab. Ada beberapa zat berbentuk kristal seperti

NaCl, NaBr dan KCl yang mungkin langsung dikempa, tetapi sebagian besar

zat aktif tidak mudah untuk langsung dikempa, selain itu zat aktif tunggal

yang langsung dikempa untuk dijadikan tablet kebanyakan sulit untuk pecah

jika terkena air (cairan tubuh). Secara umum sifat zat aktif yang cocok untuk

metode kempa langsung adalah: alirannya baik, kompresibilitasnya baik,

bentuknya kristal, dan mampu menciptakan adhesifitas dan kohesifitas

dalam massa tablet.

Keuntungan metode kempa langsung yaitu :

- Lebih ekonomis karena validasi proses lebih sedikit

- Lebih singkat prosesnya. Karena proses yang dilakukan lebih sedikit,

maka waktu yang diperlukan untuk menggunakan metode ini lebih

singkat, tenaga dan mesin yang dipergunakan juga lebih sedikit.

- Dapat digunakan untuk zat aktif yang tidak tahan panas dan tidak tahan

lembab

- Waktu hancur dan disolusinya lebih baik karena tidak melewati proses

granul, tetapi langsung menjadi partikel. Tablet kempa langsung berisi

partikel halus, sehingga tidak melalui proses dari granul ke partikel halus

terlebih dahulu.

Kekurangan metode kempa langsung :

- Perbedaan ukuran partikel dan kerapatan bulk antara zat aktif dengan

pengisi dapat menimbulkan stratifikasi di antara granul yang selanjutnya

dapat menyebabkan kurang seragamnya kandungan zat aktif di dalam

tablet.

Page 7: Laporan Formulasi asetosal

- Zat aktif dengan dosis yang besar tidak mudah untuk dikempa langsung

karena itu biasanya digunakan 30% dari formula agar memudahkan

proses pengempaan sehingga pengisi yang dibutuhkanpun makin banyak

dan mahal. Dalam beberapa kondisi pengisi dapat berinteraksi dengan

obat seperti senyawa amin dan laktosa spray dried dan menghasilkan

warna kuning. Pada kempa langsung mungkin terjadi aliran statik yang

terjadi selama pencampuran dan pemeriksaan rutin sehingga

keseragaman zat aktif dalam granul terganggu.

- Sulit dalam pemilihan eksipien karena eksipien yang digunakan harus

bersifat; mudah mengalir; kompresibilitas yang baik; kohesivitas dan

adhesivitas yang baik.

Metode semi granulasi dasar dan Granulasi terpisah, metode ini

dilakukan jika terdapat dua atau lebih zat aktif yang akan dibuat dalam satu

sediaan tablet dan kedua atau lebih zat aktif tersebut memiliki sifat yang

berbeda.

Granulasi Basah Granulasi kering Kempa langsung Semi Granulasi basah

dan granulasi terpisah

zat aktif tahan

terhadap lembab

dan panas

sifat aliran dan

kompresibilitasny

a tidak baik

zat aktif yang

memiliki dosis

efektif yang

terlalu tinggi

untuk dikempa

langsung

zat aktif yang

sensitif terhadap

pemanasan dan

kelembaban

zat aktif

maupun untuk

eksipiennya

memiliki aliran

yang bagus

zat aktif yang

kecil dosisnya

zat aktif

tersebut tidak

tahan terhadap

panas dan

lembab

kedua atau lebih zat

aktif tersebut memiliki

sifat yang berbeda

Page 8: Laporan Formulasi asetosal

f. Permasalahan Dalam Pencetakan Tablet

Masalah-masalah yang dapat muncul selama proses pencetakan tablet secara

umum, seperti :

Capping : pemisahan sebagian atau keseluruhan bagian atas/bawah tablet

dari badan tablet

Laminasi : pemisahan tablet menjadi dua bagian atau lebih

Chipping : keadaan dimana bagian bawah tablet terpotong

Cracking : keadaan dimana tablet pecah, lebih sering di bagian atas-tengah

Picking : perpidahan bahan dari permukaan tablet dan menempel pada

permukaan punch

Sticking : keadaan dimana granul menempel pada dinding die (ada adhesi)

Mottling : keadaan dimana distribusi zat warna pada permukaan tablet

tidak merata.

II.3 Evaluasi Massa Cetak/Granul 

1.   Kompresibilitas

     % K= Dapt –Davc    x  100 %

                     Dapt

Dimana:

Davc  = Berat jenis nyata sebelum pemampatan

Dapt   = Berat jenis nyata setelah pemampatan 500 x

    

Jika  % K  :

5 – 10 % = aliran sangat baik

11 – 20 % = aliran cukup baik

21 – 25 % =aliran cukup

>26  % =aliran buruk

2.   Aliran

a. Metode corong

Mengukur kecepatan aliran 100 g granul menggunakan corong kaca dengan

dimensi sesuai. Metode corong dapat dilakukan dengan 2 cara :

Page 9: Laporan Formulasi asetosal

cara bebas

cara tidak bebas (paksa) digetarkan

Biasanya jika 100 g granul mengalir dalam 10 detik maka aliran baik.

 

b. Metode sudut istirahat

 Masukkan 100 g granul (tutup bagian bawah corong. Tampung granul di atas

kertas grafik Hitung x.  

Jika x :

25- 30 = sangat mudah mengalir

30- 40 = mudah mengalir

40- 45 = mengalir

>  45 = kurang mengalir

II.4. Evaluasi Tablet

1.   Visual /Organoleptik

a.     Rupa, dengan cara visual menggunakan loop agar permukaan tablet lebih

jelas terlihat

b.    Bau

c.  Rasa

 

2.   Sifat fisika kimia

      1. Keseragaman ukuran

a.     Keseragaman tebal

b.    Keseragaman diameter

      2. Kekerasan

      3. Friabilitas

      4. Keragaman sediaan

a.   Keragaman bobot

b.  Keseragaman kandungan

      5. Waktu hancur

      6. Disolusi

Page 10: Laporan Formulasi asetosal

      7. Uji kadar zat aktif

Page 11: Laporan Formulasi asetosal

BAB III

METODELOGI PERCOBAAN

III.1 Alat-alat Percobaan

1. Wadah pencampur

2. Loyang granul

3. Friabilitas

4. Timbangan

III.2 Bahan-bahan Percobaan

1. Asetosal

2. Amilum Kering

3. Starch 1500

4. Avicel pH 102

5. Mg Stearat

6. Talk

7. Laktosa

III.3 Prosedur Percobaan

1. Prosedur Pembuatan Tablet Asetosal

a. Ditimbang bahan – bahan sesuai kebutuhan

b. Bahan – bahan dicampur ( kecuali mg stearat dan talk ) selama 15

menit hingga homogen kemudian ditambahkan mg stearatdan talk. Di

campur homogen

c. Dilakukan evaluasi terhadap massa cetak sebagaimana evaluasi yang

dilakukan pada granul

d. Massa cetak dikempa dengan menggunakan punch 6-8 mm yang

sesuai dengan bobot tablet yang telah ditentukan

e. Dilakukan evaluasi terhadap tablet yang diperoleh

Page 12: Laporan Formulasi asetosal

2. Pembuatan Panjang Gelombang Isobestik antara Asam Salisilat dengan

Asam Asetilsalisilat

Buat masing-masing larutan asetosal 100 µg/mL dan asam salisilat 100

µg/mL. Kemudian buat kurva serapan masing-masing yang

ditumpangtindihkan (overlay). Titik dimana serapan keduanya

berpotongan (serapan sama) dinamakan panjang gelombang isobestik.

3. Pembuatan Kurva Baku pada Panjang Gelombang Isobestik

Ditimbang seksama 100,0 mg asam asetilsalisilat kemudian dimasukkan

ke dalam lanu ukur 100 mL dan dilarutkan dalam air suling hingga 100,0

mL. kemudian dari larutan induk asam asetilsalisilat dibuat seri larutan

dalam konsentrasi 80, 100, 120, 140, dan 160 ppm. Kemudian diukur

serapannya pada panjang gelombang isobestik secara spektrofotometri

ultra violet.

4. Prosedur Evaluasi Granul

a. Kecepatan Alir

Sejumlah 25 gram massa cetak dimasukkan ke dalam corong yang terdapat

pada alat. Wadah penampung disiapkan pada bagian bawah corong. Saat

pengukuran dilakukan, corong ditutup dalam keadaan terbuka sehingga

massa cetak mulai melucur melewati corong. Dicatat waktu yang

diperlukan massa cetak untuk mengalir melalui corong.

b. BJ sejati

Merupakan massa granul dibagi volume granul yang tidak termasuk pori

granul.

Alat : piknometer dengan menggunakan cairan atau gas helium

BJ sejati= w2−w125(w2−w4+w3)

W1 : bobot piknometer kosong

W11 : bobot piknometer + parafin

W2 : berat parafin ( W1 – W11)

W3 : bobot piknometer + 1g granul + cairan pendispersi (parafin)

Page 13: Laporan Formulasi asetosal

W4 : W3 – W1

c. BJ nyata

Sejumlah 50 gram granul ditimbang dan dimasukkan dalam gelas ukur.

Volume dicatat

BJ nyata=wv

W : bobot granul ( gram )

V : volume granul tanpa pemampatan ( ml )

d. BJ mampat

50g granul ditimbang dan dimasukkan dalam gelas ukur kemudian

dimampatkan 500x dengan alat volumeter. Volume dicatat ( V 500 )

BJ mampat= WV 500

W : bobot granul ( gram )

V 500 : volume granul setelah dimampatkan 500x ( ml )

e. Kadar pemampatan

Prinsip : persentase selisih volume 100 g granul tanpa dimampatkan

terhadap volume setelah pemampatan.

Kadar pemampatan=V 0−V 500V 0

x 100%

Penafsiran hasil : granul memenuhi syarat jika KP ≤ 20% (alirannya baik).

Jika KP ≥ 20% maka granul akan sulit mengalir.

f. Kompresibilitas

Lebih penting terutama untuk menentukan speed pencetakan

% K = ( BJ mampat – BJ nyata ) / BJ mampat x100%

5. Prosedur Evaluasi Tablet

a. Organoleptik

Page 14: Laporan Formulasi asetosal

Pemeriksaan organoleptik meliputi warna, bau dan rasa

b. Bentuk dan ukuran

Pengukuran digunakan menggunakan jangka sorong

c. Kekerasan tablet

20 tablet diambil secara acak

Ukur kekerasan masing-masing tablet

Kekerasan tablet adalah harga rata-rata ke-20 tablet

Variasi kekerasan dilihat dari harga SD

d. Friabilitas

20 tablet diambil secara acak

Tablet dibersihkan dari debu kemudin ditimbang (W0)

Masukkan & uji ( 100 x ) putaran

Bersihkan tablet dan timbang ( Wt )

Hitung % friabilitas tablet

% F = (W0 - Wt ) / W0 x 100%

e. Waktu Hancur

Dimasukkan 1 tablet pada masing-masing tabung dari keranjang,

dimasukkan satu cakram pada tiap tabung dan alat dijalankan.

Digunakan air bersuhu 37º ± 2º sebagai media. Keranjang dinaik-

turunkan secara teratur 30 kali tiap menit. Pada akhir batas waktu,

keranjang diangkat dan diamati semua tablet.  

f. Keseragaman Bobot

Diambil 30 tablet. Ditimbang seksama 10 tablet satu persatu, dan

dihitung bobot rata-rata.

g. Keseragaman kandungan (Keragaman Bobot)

Pilih tidak kurang dari 30 tablet

Dari 30 tablet tersebut, timbang 10 tablet satu per satu.

Page 15: Laporan Formulasi asetosal

Hitung kadar zat aktif dalam tiap tablet yang dinyatakan dalam

persen dari yang tertera pada etiket, pada tiap tablet dari bobot

masing-masing tablet dan hasil dari penetapan kadar.

h. Disolusi

Dibuat media disolusi untuk tablet asetosal yaitu dapar asetat pH 4,5

dengan cara mencampur 2,99 g Na asetat dengan 1,66 ml asam asetat

glacial lalu di encerkan dengan aquadest hingga 1000 ml. Media

disolusi tersebut dimasukkan ke dalam wadah, alat dipasang, dan

dibiarkan media disolusi hingga bersuhu 37º ± 0,5º. Dimasukkan 1

tablet ke dalam alat, dihilangkan gelembung udara dari permukaan

sediaan uji dan alat segera dijalankan pada laju kecepatan 50 rpm

selama 30 menit. Diambil cuplikan pada daerah pertengahan antara

permukaan media disolusi dan bagian atas dari keranjang berputar.

Kemudian diukur serapannya masing-masing

Page 16: Laporan Formulasi asetosal

BAB IV

HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Percobaan

4.1.1 Penentuan panjang gelombang isobestik antara asam salisilat dan

asetosal

Panjang gelombang isobestik asetosal pada 265 nm. Gambar terlampir.

4.1.2 Pembuatan kurva baku pada panjang gelombang isobestik

Pembuatan Larutan Standar Asetosal

Konsentrasi (μg/mL atau ppm) Absorban

80 0, 3715

100 0,4749

120 0,5723

140 0,6846

160 0,7725

Persamaan Kurva Kalibrasi Isobestik Asetosal

y = 0,005x – 0,031

r2 = 0,999

r = 0,9995

4.1.3 Penetapan Kadar Zat Aktf Asetosal

Ditimbang 50 mg) dilarutkan dalam 50,0 mL Aquadest

Sampel Absorban

1 0,4113

2 0,4086

3 0,4179

Dipipet 5,0 mL

Add 500,0 mL

Page 17: Laporan Formulasi asetosal

Perhitungan konsentrasi:

Sampel A x(µg/mL) mg zat terlarut % kadar

1 0,4193 90,06 45,03 90,06

2 0,4286 91,92 45,96 91,92

3 0,4179 89,78 44,89 89,78

rata-rata 90,59

SD 1,16

4.1.4 Formulasi Sediaan

a. Formula A

Kandungan asetosal : 100 mg

Bobot tablet : 200 mg

Jumlah tablet yang dibuat : 500 tablet

Untuk 1 tablet :

Asetosal 100 mg

Amilum kering 10% 20 mg

Starch 1500 18,5 mg

Avicel pH 102 55,5 mg

Mg Stearat 1% 2 mg

Talk 2% 4 mg

Untuk 500 tablet :

Asetosal : 100 mg x 500 tab = 50000 mg = 50 g

Amilum kering : 20 mg x 500 tab = 10000 mg = 10 g

Starch 1500 : 18,5 mg x 500 tab = 9250 mg = 9,25 g

Avicel pH 102 : 55,5 mg x 500 tab = 27750 mg = 27,75 g

Mg Stearat 1% : 2 mg x 500 tab = 1000 mg = 1 g

Talk 2% : 4 mg x 500 tab = 2000 mg = 2 g

1:3

Page 18: Laporan Formulasi asetosal

b. Formula B

Kandungan asetosal : 100 mg

Bobot tablet : 200 mg

Jumlah tablet yang dibuat : 500 tablet

Untuk 1 tablet :

Asetosal 100 mg

Laktosa 10% 20 mg

Starch 1500 18,5 mg

Avicel pH 102 55,5 mg

Mg Stearat 1% 2 mg

Talk 2% 4 mg

Untuk 500 tablet :

Asetosal : 100 mg x 500 tab = 50000 mg = 50 g

Laktosa : 20 mg x 500 tab = 10000 mg = 10 g

Starch 1500 : 18,5 mg x 500 tab = 9250 mg = 9,25 g

Avicel pH 102 : 55,5 mg x 500 tab = 27750 mg = 27,75 g

Mg Stearat 1% : 2 mg x 500 tab = 1000 mg = 1 g

Talk 2% : 4 mg x 500 tab = 2000 mg = 2 g

4.1.5 Evaluasi Massa Cetak / Granul

1. Kecepatan aliran :

Formula 1 Formula 2

Waktu (s) 21.94 23.19

Diameter (cm) 14cm; 12.5cm; 15cm; x=

13.83cm

11.8cm; 11.7cm; 18cm; x=

11.833cm

Tinggi (cm) 3.7cm 4cm

Sudut Istirahat tgθ= t12. d

=¿

3,713,83

= 0,267

tgθ= t12. d

=¿

411,83

= 0,338

18.67° (Sangat baik)

1:3

Page 19: Laporan Formulasi asetosal

θ=¿14.95 ° (Sangat baik)

Kecepatan Alir 4.56 g/s (Baik) 4.312 g/s (Baik)

2. Bobot jenis :

a. BJ Sejati

Formula 1 Formula 2

W1=19,0371 W1= 25,9507

W2= 43,8 W2=51,0672

W3=24,7629 W3= 51,4906

W4=25,1649 W4=25,5349

ρ=(24,7629.44,2020)

25 (24,7629−25,1649+44,2020)

= 0,999 g/mL

ρ=(25,1115.51,4906)

25 (25,1115−25,5349+51,4906)

= 1,0127 g/mL

b. Bj Nyata

Formula V0 (mL) W (gram) Bj nyata (w/v) Bj rata-rata (g/mL)

1 83 50,0564 0,6030,599

  84 50,001 0,59525

2 82 50,0276 0,610,6065

  83 50,012 0,603

c. Bj Mampat

Formula V500 (mL) W (gram)Bj mampat (W/V500)

1 70 50,0010,7143

  70 50,0012 67 50,012

0,752  66 50,012

d. Kadar kemampatan

Formula Vo V500 %KP=Vo−V 500Vo

1 83,5 70 16,17 %

2 82,5 66,5 19,39 %

Page 20: Laporan Formulasi asetosal

e. Kompresibilitas

Formula Bj mampat Bj nyata %KP=Vo−V 500Vo

1 0,714 0,599 16,12 %

2 0,752 0,6065 19,55 %

4.1.6 Evaluasi tablet

1. Organoleptis : homogen, berbentuk bulat, berwarna putih, bau asam.

2. Sifat Fisika-Kimia

a. Keseragaman ukuran

NoDiameter tablet

(mm)Tebal tablet (mm)

F1 F2 F1 F21 8,2 4,3 7,9 3,82 8,2 4,1 7,8 3,73 8,2 4,2 7,9 3,84 8,2 4,2 7,9 3,85 8,2 4,1 7,9 3,86 8,2 4,3 7,9 3,87 8,2 4,3 7,9 3,78 8,2 4,2 7,9 3,79 8,2 4 8 3,810 8,3 4 7,8 3,911 8,2 4,2 8 3,612 8,2 4,2 7,9 3,713 8,2 4,2 7,9 3,914 8,2 4,3 8 3,815 8,2 4,2 8 3,716 8,2 4,1 7,9 3,717 8,2 4,1 7,9 3,918 8,2 4,1 8 3,719 8,2 4,2 8 3,920 8,2 4,2 7,9 3,8X 8,205 4,175 7,92 3,775

Page 21: Laporan Formulasi asetosal

Persyaratan : Diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 1/3

tebal tablet

Formula 1: 10,56 mm < 8,205 mm < 23,76 mm

Formula 2: 5,033 mm < 4,175 mm < 11,325 mm ket : memenuhi syarat

b. Kekerasan

NoKekerasan (kg/cm2)

F1 F21 4 4,52 4 43 4 44 4 4,55 4 4,56 3,5 4,57 4 48 4 4,59 5 4,510 5 411 4 412 5 4,513 4 4,514 3,5 4,515 4 416 4 4,517 4,5 418 5 419 4 4,520 4 4,5X 4,175 4,3

Persyaratan : kekerasan tablet kecil 4-6 kg/cm2

Formula 1: 4,175 kg/cm2 (memenuhi syarat)

Formula 2: 4,3 kg/cm2 (memenuhi syarat)

c. Friabilitas

Friabilitas Formula I = Wo−WtWo

x 100 %

Page 22: Laporan Formulasi asetosal

= 4,1248−4,0973

4,1248x100 %

= 0,667%

Friabilitas Formula I = Wo−WtWo

x 100 %

= 4,4102−4,3636

4,4102x 100 %

= 0,943%

Friabilitas kedua formula dapat diterima karena kedua formula nilai fribialitasnya kurang dari 1%.

d. Keseragaman Bobot

No F1 (gram) F2 (gram)

1 0,2016 0,2063

2 0,2071 0,2121

3 0,2070 0,2198

4 0,2043 0,2037

5 0,2082 0,2180

6 0,2075 0,2186

7 0,2037 0,1919

8 0,2070 0,2082

9 0,2090 0,2198

10 0,2089 0,2134

11 0,2062 0,1964

12 0,2072 0,2172

13 0,2020 0,2086

14 0,2030 0,2166

15 0,2092 0,2000

16 0,2027 0,1992

17 0,2013 0,2098

18 0,2008 0,2182

Page 23: Laporan Formulasi asetosal

19 0,2042 0,2051

20 0,2085 0,2166

X 0,2055 0,2100

Persyaratan : tidak boleh ada 2 tablet yang lebih besar dari 7,5% dan tidak

boleh ada satupun tablet yang lebih dari 15%

F1

7.5% x 0.2055 = 0.01541 g

Syarat: 0.2055 ± 0.01541 g

15% x 0.2055 = 0.0308 g

Syarat: 0.2055 ± 0.0308 g

F2

7.5% x 0.2100 = 0.01575 g

Syarat: 0.2055 ± 0.01575 g

15% x 0.2100 = 0.0315 g

Syarat: 0.2100 ± 0.0315 g

Keterangan: Tablet formula 1 dan formula 2 memiliki bobot yang yang

memenuhi persyaratan menurut farmakope edisi 3

e. Keragaman Bobot

No. Berat (gram)

Formula 1 Formula 2

1 0,2016 0,2117

2 0,2071 0,2020

3 0,2070 0,2030

4 0,2043 0,2090

5 0,2082 0,2096

6 0,2075 0,2066

7 0,2037 0,2149

8 0,2070 0,2019

9 0,2090 0,1988

Page 24: Laporan Formulasi asetosal

10 0,2089 0,2018

Jumlah 0,2062 2,0592

Rata-rata 0,2072 0,20592

Sampel Absorban

Formula 1 Formula 2

1 0,2468 0,2468

2 0,2429 0,2429

3 0,2457 0,2457

Ditimbang 0,2072 gram (F2)/ 0,20592 gram (F1) dilarutkan dalam 100,0

mL Aquadest

Perhitungan konsentrasi zat aktif :

Tablet F1 A x(µg/mL) mg zat terlarut % kadar

1 0,236 53,400 89,0 89,0

2 0,2582 57,840 96,400 96,400

3 0,2347 53,140 88,567 88,567

rata-rata 55,227 91,322 91,322

SD 4,403 4,403

Tablet F2 A X (µg/mL) mg zat terlarut % kadar

1 0,2468 55,560 92,600 92,600

Dipipet 10,0 mL

Add 100,0 mL

Dipipet 3,0 mL

Add 50,0 mL

Page 25: Laporan Formulasi asetosal

2 0,2429 54,780 91,300 91,300

3 0,2457 55,340 92,233 92,233

rata-rata 55,227 92,044 92,044

SD 0,670 0,670

Persyaratan : tablet asetosal mengandung asetosal tidak kurang dari 90,0% dan

tidak lebih dari 110,0% (FI ed IV hal.32)

Ket : tablet asetosal F1 dan F2 memenuhi syarat karena kadarnya lebih dari 90,0%

4.1.7 Penentuan Profil Laju Disolusi Tablet Lepas Lambat Asetosal

Formula B

Alat Disolusi : Tipe 2 dayung

Media : Dapar Asetat pH 4,5

Suhu : 37oC ± 0,5 oC

Waktu : 30 menit

Kecepatan Pengadukan : 50 rpm

Formula 1

Waktu

(menit)Tablet

Serapan

(Abs)

X

(µg/mL)

mg zat

terlarut

% zat terlarut

(% Q)

5 A 0.2992 66.04 33020 33.02B 0.2296 52.12 26060 26.06C 0.2913 64.46 32230 32.23D 0.2244 51.08 25540 25.54E 0.2313 52.46 26230 26.23F 0.2958 65.36 32680 32.68

rata-rata 58.58667 29293.33 29.29333SD     3.68531

10 A 0.4542 97.04 49180.4 49.1804B 0.3615 78.5 39771.2 39.7712C 0.377 81.6 41444.6 41.4446

Page 26: Laporan Formulasi asetosal

D 0.3297 72.14 36580.8 36.5808E 0.3306 72.32 36684.6 36.6846F 0.3739 80.98 41143.6 41.1436

rata-rata   58.58667 29293.33 29.29333SD       3.68531

15 A 0.5022 106.64 54303.61 54.30361B 0.4691 100.02 50805.42 50.80542C 0.4467 95.54 48598.89 48.59889D 0.457 97.6 49531.62 49.53162E 0.4697 100.14 50803.69 50.80369F 0.4358 93.36 47502.87 47.50287

rata-rata   98.88333 50257.68 50.25768SD       2.359466

20 A 0.5295 112.1 57136.07 57.13607B 0.5672 119.64 60836.11 60.83611C 0.5851 123.22 62581.98 62.58198D 0.5167 109.54 55760.63 55.76063E 0.5529 116.78 59406.07 59.40607F 0.5378 113.76 57830.06 57.83006

rata-rata   115.84 58925.15 58.92515

SD       2.5167325 A 0.6123 128.66 65472.72 65.47272

B 0.6377 133.74 68086.72 68.08672C 0.6422 134.64 68571.64 68.57164D 0.6113 128.46 65345.21 65.34521E 0.6311 132.42 67398.12 67.39812F 0.6279 131.78 67046.6 67.0466

rata-rata   131.6167 66986.84 66.98684SD 0.6123 128.66 65472.72 65.47272

30 A 0.7581 157.82 80219.45 80.21945B 0.7981 165.82 84271.73 84.27173C 0.8032 166.84 84791.43 84.79143D 0.7871 163.62 83116.9 83.1169E 0.7856 163.32 83007.96 83.00796

Page 27: Laporan Formulasi asetosal

F 0.7654 159.28 80980.93 80.98093rata-rata   162.7833 82731.4 82.7314SD       1.800859

Formula 2

Waktu

(menit)Tablet

Serapan

(Abs)

X

(µg/mL)

mg zat

terlarut

% zat terlarut

(% Q)

5 A 0.2626 58.72 29360 29.36B 0.2279 51.78 25890 25.89C 0.3225 70.7 35350 35.35D 0.2164 49.48 24740 24.74E 0.2095 48.1 24050 24.05F 0.2308 52.36 26180 26.18

rata-rata   55.19 27595 27.595SD       4.21622

10 A 0.3978 85.76 43467.2 43.4672B 0.3765 81.5 41267.8 41.2678C 0.3788 81.96 41687 41.687D 0.3607 78.34 39664.8 39.6648E 0.3462 75.44 38201 38.201F 0.348 75.8 38423.6 38.4236

rata-rata   79.8 40451.9 40.4519SD       2.05345

15 A 0.4806 102.32 52029.34 52.02934B 0.473 100.8 51225.36 51.22536C 0.4601 98.22 49943.74 49.94374D 0.4434 94.88 48233.3 48.2333E 0.4276 91.72 46624.02 46.62402F 0.4233 90.86 46198.47 46.19847

rata-rata   96.46667 49042.37 49.04237SD       2.412081

20 A 0.5266 111.52 56800.59 56.80059B 0.5498 116.16 59104.51 59.10451C 0.5722 120.64 61318.87 61.31887

Page 28: Laporan Formulasi asetosal

D 0.5081 107.82 54874.67 54.87467E 0.5231 110.82 56342.48 56.34248F 0.5127 108.74 55293.97 55.29397

rata-rata   112.6167 57289.18 57.28918

SD       2.4689925 A 0.5692 120.04 61156.01 61.15601

B 0.6034 126.88 64622.09 64.62209C 0.6096 128.12 65286.38 65.28638D 0.5553 117.26 59727.49 59.72749E 0.5791 122.02 62136.85 62.13685F 0.5648 119.16 60685.88 60.68588

rata-rata   122.2467 62269.12 62.26912SD       2.229948

30 A 0.6023 126.66 64553.12 64.55312B 0.6137 128.94 65762.44 65.76244C 0.6368 133.56 68085.73 68.08573D 0.6145 129.1 65744.55 65.74455E 0.6243 131.06 66772.74 66.77274F 0.6312 132.44 67433.72 67.43372

rata-rata   130.2933 66392.05 66.39205SD       1.288089

Waktu

(menit)

Hasil Disolusi (%Q)

F1 F2

5 29.29333 27.595

10 40.80087 40.4519

15 50.25768 49.04237

20 58.92515 57.28918

25 66.98684 62.26912

30 82.7314 66.39205

Page 29: Laporan Formulasi asetosal

LAMPIRAN

Page 30: Laporan Formulasi asetosal

0 5 10 15 20 25 30 350

20

40

60

80

100

Profil Disolusi

F1F2

Waktu (s)

%Q