Laporan Flow Control (pak ramli) yang fix.docx

download Laporan Flow Control (pak ramli) yang fix.docx

of 22

Transcript of Laporan Flow Control (pak ramli) yang fix.docx

  • 8/10/2019 Laporan Flow Control (pak ramli) yang fix.docx

    1/22

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Sistem prosesadalah rangkaian operasi yang menangani konversi

    material dan atau energi sehingga material dan atau energi itu berada

    dalam keadaan yang diinginkan. Keadaan itu dapat berupa besaran fisika

    atau kimia, seperti suhu, tekanan, laju alir, tinggi permukaan cairan,

    komposisi, pH dan sebagainya. Disini pengertian sistem proses sudah

    mencakup bahan dan alur proses beserta peralatannya. Sengaja tidak

    membedakan sistem proses dan pemroses, sebab kata sistem

    mengandung pengertian seluruh komponen yang terlibat dalam suatu

    proses.

    Pengendalian proses pada dasarnya adalah usaha untuk mencapai

    tujuan proses agar berjalan sesuai dengan apa yang diinginkan. Namun

    apakah memang betul betul diperlukan pengendalian proses. Jawaban

    terhadap pertanyaan ini bisa tidak atau ya. Proses tidak perlu

    dikendalikan jika memang tujuan proses tercapai tanpa unsur

    pengendalian. Contoh sederhana adalah mempertahankan suhu air pada1000C. Tanpa dikendalikan maka tujuan proses bisa tercapai. Proses perlu

    dikendalikan jika untuk mencapai tujuan perlu pengawasan terus menerus.

    Contoh sederhana adalah mempertahankan suhu air pada 400C dalam

    udara yang bersuhu kamar dan tekanan normal.

    Pada zaman sekarang, industri kimia sudah berkembang pesat baik

    di Indonesia maupun di dunia. Oleh sebab itu maka diperlukan

    pengendalian atau pengontrolan. Pengendalian atau pengontrolan sangat

    penting dalam suatu industri, tetapi ada saatnya pengendalian itu tidak

    diperlukan dalam suatu pabrik. Pabrik kimia atau pabrik lain yang sejenis

    harus beroperasi pada kondisi operasi tertentu.

    Oleh sebab itu ada 3 proses yang perlu dikendalikan yaitu :

    1) Keamanan operasi

    Beberapa sistem proses dipabrik memiliki kondisi operasi

    yang berbahaya. Untuk mencegah kecelakaan karena kondisi

  • 8/10/2019 Laporan Flow Control (pak ramli) yang fix.docx

    2/22

    maksimum terlampaui diperlukan pengendalian terhadap beberapa

    variabel yang menjadi potensi bahaya

    2) Kondisi operasi

    Pada operasi atau reaksi tertentu diperlukan kondisi tertentu

    pula. Pengendalian diperlukan agar beroperasi secara optimal.

    3) Faktor ekonomi

    Pabrik didirikan adalah untuk menghasilkan uang. Sehingga

    produk akhir harus sesuai dengan permintaan pasar. Prinsipnya

    bukan kualitas produk terbaik yang diharapkan, tetapi kualitas

    yang dapat diterima pasar dengan biaya operasional rendah

    sehingga menghasilkan untung sebesarbesarnya. Kualitas sangat

    bagus tetapi memerlukan biaya operasional yang tinggi, sehingga

    harga jual menjadi mahal dan tidak laku di pasar, sehingga hal itu

    tidak diharapkan. Atas dasar itu peranan pengendalian proses

    adalah membuat kondisi operasi agar menghasilkan produk yang

    sesuai permintaan pasar.

    1.2 Tujuan Percobaan

    Dalam percobaan kontrol tekanan ini, memilki tujuan sebagai

    berikut :

    1. Mengetahui prinsip kerja dari alatFlow Control (laju alir).

    2.

    Pengendalian laju air dengan menggunakan mode kontrol

    Pengendalian Proposional (P), Proposional Integral (PI), dan

    Proposional Integral Derivatif (PID).

  • 8/10/2019 Laporan Flow Control (pak ramli) yang fix.docx

    3/22

    BAB II

    DASAR TEORI

    2.1 Definisi

    Pengendalian proses adalah bagian dari pengendalian secara

    automatik yang diterapkan di bidang teknologi proses untuk menjaga

    kondisi proses agar sesuai dengan yang diinginkan. Seluruh komponen

    yang terlibat dalam pengendalian proses disebut sistem pengendalian atau

    sistem kontrol.

    2.2 Jenis Variabel

    Jenis variabel yang mendapatkan perhatian penting dalam bidang

    pengendalian proses adalah variabel proses (process variable, PV) atau

    disebut juga variabel terkendali (controlled variable). Variabel proses

    adalah besaran fisik atau kimia yang menunjukkan keadaan proses.

    Variabel ini bersifat dinamik artinya nilai variabel dapat berubah spontan

    atau oleh sebab lain baik yang diketahui maupun tidak. Diantara banyak

    macam variabel proses , terdapat empat macam variabel dasar, yaitu : suhu

    (T), tekanan (P), laju alir (F) dan tinggi permukaan cairan (L).Dalam teknik pengendalian proses , titik berat permasalahan adalah

    menjaga agar nilai variabel proses tetap atau berubah mengikuti alur

    (trayektori) tertentu. Variabel yang digunakan untuk melakukan koreksi

    atau mengendalikan variabel proses disebut variabel termanipulasi

    (manipulated variable, MV) atau variabel pengendali. Sedang nilai yang

    diinginkan dan dijadikan acuan atau referensi variabel proses disebut nilai

    acuan (setpoint value, SV). Selain ketiga jenis variabel tersebut masih

    terdapat variabel lain yaitu gangguan (disturbance) baik yang terukur

    (measured disturbance) maupun tidak terukur (unmeasured disturbance)

    dan variabel keluaran tak terkendali (uncontrolled output variable).

    Variabel gangguan adalah variabel masukan yang mampu mempengaruhi

    nilai variabel proses, tetapi tidak digunakan untuk mengendalikan.

    Variabel keluaran tak terkendali adalah variabel keluaran yang tidak

    dikendalikan secara langsung.

  • 8/10/2019 Laporan Flow Control (pak ramli) yang fix.docx

    4/22

    Gambar 2.2.1 Jenis variabel dalam sistem proses

    Sebagai contoh proses destilasi fraksionasi dalam kolom piring

    memiliki jenis variabel sebagai berikut :

    - Gangguan terukur : laju alir umpan

    - Gangguan tak terukur : komposisi umpan

    -

    Variabel termanipulasi : - laju refluks

    - laju kalor ke pendidih ulang

    - laju destilat

    - laju produk bawah

    - laju alir pendingin

    - Variabel terkendali : - komposisi destilat

    - komposisi produk bawah

    - tinggi permukaan akumulator refluks- tinggi permukaan kolom bawah

    - tekanan kolom

    - Variabel tak terkendali : suhu tiap piring sepanjang kolom

    2.3 Jenis sistem pengendalian

    2.3.1 Sistem Pengendalian Simpal terbuka dan Tertutup

    Berdasarkan atas ada atau tidak adanya umpan balik, sistem

    pengendalian dibedakan atas sistem pengendalian simpal terbuka (open

    loop control system) dan sistem pengendalian simpal tertutup (closed loop

    control system).

    Sistem pengendalian simpal terbuka bekerja tanpa membandingkan

    variabel proses yang dihasilkan dengan nilai acuan yang diinginkan.

    Sistem ini bekerja semata mata bekerja atas dasar masukan yang telah

    dikalibrasi. Sebagai contoh sederhana adalah keran air yang terkalibrasi.

    Sistem Proses

    Ganguan terukur Variabel terkendali

    Variabel Termanipulasi Variabel tak terkendali

    Variabel tak terukur

  • 8/10/2019 Laporan Flow Control (pak ramli) yang fix.docx

    5/22

    Dengan memandang keran sebagai suatu sistem, maka bukaan keran

    (sudut putaran keran) adalah sebagai masukan dan laju alir air sebagai

    keluaran sistem. Berdasarkan hukum dinamika fluida, laju air tergantung

    pada beda tekanan yang melintas keran. Misal pada posisi keran X1

    dengan beda tekanan P2 mengalir air pada laju Q2 (gambar 2.2). Jika oleh

    sebab tertentu tiba tiba beda tekanan berubah menjadi P1, maka posisi

    keran tetap X1 dan menghasilkan laju alir Q1. Dengan demikian sistem

    pengendalian simpal terbuka tidak dapat mengatasi perubahan beban atau

    gangguan yang terjadi.

    Meskipun dari uraian di atas, sistem simpal terbuka merupakan

    sistem yang buruk, karena tidak mampu mengatasi gangguan, tetapi

    memiliki keuntungan sebagai berikut :

    Lebih murah dan sederhana dibandingkan sistem simpal tertutup

    Jika sistem mampu mencapai kestabilan sendiri, maka akan tetap

    stabil

    Untuk mengatasi kekurangan sistem simpal terbuka , operator

    pabrik akan mengatur kembali besarnya gangguan agar diperoleh sasaran

    yang diinginkan. Tetapi dengan tinadakan operator ini berarti telah

    membuat sistem simpal tertutup.Berbeda dengan sistem simpal terbuka ,

    pada sistem pengendalian simpal tertutup terdapat tindakan

    membandingkan nilai variabel proses dengan nilai acuan yang diinginkan.

    Perbedaan ini digunakan untuk melakukan koreksi sedemikian rupa

    sehingga nilai variabel proses sama atau dekat dengan nilai acuan. Dengan

    demikian terdapat mekanisme umpan balik. Sehingga sistem pengendalian

    simpal tertutup lebih dikenal dengan sistem pengendalian umpan balik.

    Q2

    Q1

    Q3

    X1

    P1

    P2

    P3

    keran

    X Q

    Keran airterkalibrasi

  • 8/10/2019 Laporan Flow Control (pak ramli) yang fix.docx

    6/22

    Gambar 2.3.1.1 Sistem Pengendalian Simpal Terbuka

    Meskipun sistem simpal tertutup mampu mengatasi gangguan atau

    perubahan beban tetapi memiliki kelemahan sebagai berikut :

    Lebih mahal dan kompleks dibanding sistem simpal terbuka

    Dapat membuat sistem tidak stabil, meskipun sebenarnya tanpa umpan

    balik sistem dapat mencapai kestabilan sendiri.

    2.3.2 Sistem Pengaturan dan Pengendalian

    Berdasarkan nilai acuan, sistem pengendalian umpan balik

    dibedakan atas dua jenis yaitu sistem pengendalian dengan nilai acuan

    tetap (dibidang elektro sering disebut sistem pengaturan) dan sistem

    pengendalian dengan nilai acuan berubah (dibidang mekanik sering

    disebut sistem pengendalian, sistem servo atau tracking). Tujuan utama

    sistem pengaturan adalah mempertahankan agar nilai variabel proses tetap

    pada nilai yang diinginkan. Sedangkan pada sistem pengendalian, tujuan

    utamanya adalah mempertahankan agar nilai variabel proses mengikuti

    perubahan nilai acuan.

    Di bidang teknologi proses termasuk teknik kimia, meskipun

    hampir semuanya bekerja dengan titik acuan tetap tetapi lebih populerdengan istilah sistem pengendalian dan bukan sistem pengaturan. Hal ini

    disebabkan karena istilah pengendalian lebih mencerminkan kondisi

    dinamik.

    2.3.3. Sistem Pengendalian Umpan balik

    Prinsip mekanisme kerja sistem pengendalian umpan balik adalah

    mengukur variabel proses dan kemudian melakukan koreksi bila nilainya

    tidak sesuai dengan yang diinginkan. Ciri utama pengendalian umpan

    balik negatif. Artinya jika nilai variabel proses berubah terdapat umpan

    balik yang melakukan tindakan untuk memperkecil perubahan itu.

    2.4 Langkah pengendalian

    Langkahlangkah pengendalian adalah sebagai berikut :

    a. Mengukur

  • 8/10/2019 Laporan Flow Control (pak ramli) yang fix.docx

    7/22

    Tahap pertama dari langkah pengendalian adalah mengukur atau

    mengamati nilai variabel proses

    b. Membandingkan

    Hasil pengukuran atau pengamatan variabel proses (nilai terukur)

    dibandingkan dengan nilai acuan (setpoint)

    c. Mengevaluasi

    Perbedaan antara nilai terukur dan nilai acuan dievaluasi untuk

    menentukan langkah atau cara melakukan koreksi atas perbedaan itu

    d. Mengoreksi

    Tahap ini bertugas melakukan koreksi variabel proses agar perbedaan

    nilai terukur dan nilai acuan tidak ada atau sekecil mungkin.

    2.5 Instrumentasi Proses

    Pelaksanaan keempat langkah pengendalian seperti yang telah

    dijelaskan pada point 2.4 memerlukan instrumentasi berikut :

    a. Unit Pengukuran

    Bagian ini bertugas mengubah nilai variabel proses yang berupa

    besaran fisik atau kimia seperti laju alir, tekanan, suhu, pH, konsentrasi

    dan sebagainya menjadi sinyal standar. Bentuk sinyal standar yang populer

    di bidang pengendalian proses adalah berupa sinyal pneumatik (tekanan

    udara) dan sinyal listrik. Unit pengukuran terdiri atas dua bagian besar

    yaitu :

    1.

    Sensor yaitu elemen perasa yang langsung bersentuhan dengan

    variabel proses

    2. Transmiter yaitu bagian yang berfungsi mengubah sinyal dari sensor

    (gerakan mekanik, perubahan hambatan, perunahan tegangan atau

    arus) menjadi sinyal standar.

    Dalam bidang pengendalian proses, istilah transmiter lebih populer

    dibandingkan dengan tranduser. Meskipun keduanya berfungsi serupa,

    tetapi transmiter mempunyai makna pengirim sinyal pengukuran ke unit

    pengendali yang biasanya terletak jauh dari tempat pengukuran, ini lebih

    sesuai dengan keadaan sebenarnya di pabrik.

  • 8/10/2019 Laporan Flow Control (pak ramli) yang fix.docx

    8/22

    b. Unit Pengendali

    Bagian ini bertugas membandingkan, mengevaluasi, dan

    mengirimkan sinyal ke unit kendali akhir. Evaluasi yang dilakukan berupa

    operasi matematika seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian,

    pembagian , integrasi dan diferensiasi. Hasil evaluasi berupa sinyalkendali

    yang dikirim ke unit kendali akhir. Sinyal kendali berupa sinyal standar

    yang serupa dengan sinyal pengukuran.

    c. Unit Kendali Akhir

    Bagian ini bertugas menerjemahkan sinyal kendali menjadi aksi

    atau tindakan koreksi melalui pengaturan variabel termanipulasi. Unit ini

    terdiri atas dua bagian besar, yaitu aktuator dan elemen kendali akhir.

    Aktuator adalah penggerak elemen kendali akhir. Bagian ini dapat berupa

    motor listrik, solenoida dan membran pneumatik. Sedangkan elemen

    kendali akhir biasanya berupa katup kendali (control valve) atau elemen

    pemanas.

    2.6 Diagram Blok

    Penggambaran suatu sistem atau komponen dari sistem dapat

    berbentuk blok (kotak) yang dilengkapi dengan garis sinyal masuk dan

    keluar. Sinyal dapat berupa arus listrik, tegangan (voltase), tekanan, aliran

    cairan, tekanan cairan, suhu, pH, kecepatan, posisi dan sebagainya. Sinyal

    yang perlu digambarkan hanyalah sinyal masuk dan sinyal keluar yang

    secara langsung berperan dalam sistem. Sedangkan sumber energi atau

    massa yang masuk biasanya tidak digambarkan.

    Diagram blok lengkap sistem pengendalian flow digambarkan

    sebagai berikut :

    Gambar 2.6.1 diagram blog lengkap pengendalian flow

    C

    e

    U

    M+

    W-

    y-

    r+

    H

    GC GV GP

  • 8/10/2019 Laporan Flow Control (pak ramli) yang fix.docx

    9/22

    Keterangan gambar :

    r+ = nilai acuan atausetpoint value(SV)

    e = sinyal galat (error) dengan e = ry

    y = sinyal pengukuran

    u = sinyal kendali

    M+ = variabel termanipulasi

    W- = variabel gangguan

    C = variabel proses

    GC = komputer

    GV = pompa A

    GP = orifice

    H = transmiter

    Gambar 2.6.2 Diagram Instrumentasi Pengendalian Proses Kontrol Laju Alir

    Laju Alir dideteksi oleh sensor dan dikirim oleh bagian transmiternya (PT)

    ke unit pengendali laju alir (PC). Di dalam unit pengendali laju alir akan

    dibandingkan dengan nilai acuan yang diharapkan. Jika tidak sesuai dengan

    acuan, maka unit pengendali akan member sinyal ke unit kendali akhir untuk

    melakukan aksi.

    G

    FC

    Keterangan :

    PC : unit pengendalian laju alir

    flow controller

    PT : unit pengukuran laju alirflow

    transmiter

    GV : unit control akhir (pompa A)

    AIR

  • 8/10/2019 Laporan Flow Control (pak ramli) yang fix.docx

    10/22

    2.6.1 Tanggapan transien sistem tertutup

    Sistem pengendalian dapat lebih disederhanakan, yaitu dengan

    memandang sistem sebagai suatu blok dengan dua masukan (r dan w) dan

    satu keluaran (y).

    Gambar 2.6.1.1 Penyederhanaan sistem pengendalian sebagai satu blok

    Jika ke dalam sistem pengendalian terjadi perubahan nilai acuan,

    idealnya nilai variabel proses dapat mengikuti nilai acuan baru. Tetapi

    kondisi demikian biasanya tidak terjadi. Nilai variabel proses akan

    mengalami beberapa kemungkinan perubahan yaitu :

    Tanpa osilasi (overdamped)

    Osilasi teredam (underdamped)

    Osilasi kontinyu (sustained oscillation)

    Tidak stabil (amplitudo membesar)

    Keempat tanggapan di atas dibuat dengan memberi masukan

    berupa step function yaitu dengan perubahan mendadak dari satu nilai

    masukan konstan ke nilai masukan konstan yang lain. Besarnya perubahan

    tersebut biasanya paling besar 10 %.Tanggapan tanpa osilasi bersifat

    lambat namun stabil. Sedangkan tanggapan osilasi teredam memiliki

    sedikit gelombang di awal perubahan, dan selanjutnya amplitudo mengecil

    dan akhirnya hilang. Tanggapan ini cukup cepat meskipun sedikit terjadi

    kestabilan.Pada tanggapan dengan osilasi kontinyu variabel proses secara

    terus menerus bergelombang dengan amplitudo dan frekuensi yang tetap.

    Terakhir tanggapan tidak stabil, memiliki amplitudo membesar. Kondisi

    demikian sangat berbahaya karena dapat merusak sistem keseluruhan.

    W

    r

    SISTEM PENGENDALIAN

    y

  • 8/10/2019 Laporan Flow Control (pak ramli) yang fix.docx

    11/22

    Gambar 2.6.1.2 Tanggapan sistem pengendalian simpal tertutup pada perubahan nilai acuan

    Dari keempat kemungkinan tadi yang paling dihindari bahkan sama

    sekali tidak boleh terjadi adalah tanggapan tidak stabil dengan amplitudo

    membesar. Sedangkan tanggapan osilasi kontinyu dalam beberapa hal

    masih bisa diterima , meskipun cukup berbahaya.

    perhatian untuk praktisi industri , meskipun variabel proses secara

    terus menerus terlihat berayun seperti mengalami osilasi kontinyu, tetapi

    belum tentu benar-benar terjadi osilasi dalam sistem pengendalian . Boleh

    jadi kondisi demikian memang sifat variabel itu sendiri, misalnya aliran

    gas atau turbulensi fluida.

    2.7 Tujuan Pengendalian

    2.7.1 Hakikat Utama

    Hakikat utama tujuan pengendalian proses adalah mempertahankan

    nilai variabel proses agar sesuai dengan kebutuhan operasi. Makna dari

    pernyataan ini adalah satu atau beberapa nilai variabel proses mungkin

    Tanggapan teredam ( > 1) Tanggapan osilasi teredam ( 0 < < 1)

    Tak stabil ( < 0)

    y y

    y

    Osilasi kontinyu( = 1)

  • 8/10/2019 Laporan Flow Control (pak ramli) yang fix.docx

    12/22

    perlu dikorbankan semata mata untuk mencapai tujuan yang lebih besar,

    yaitu kebutuhan operasi keseluruhan agar berjalan sesuai yang dinginkan.

    2.7.2 Tujuan Ideal dan Praktis

    Tujuan ideal adalah mempertahankan nilai variabel proses agar

    sama dengan nilai acuan. Sedangkan tujuan praktis adalah

    mempertahankan nilai variabel proses disekitar nilai acuan dalam batas

    batas yang ditetapkan.

    Tujuan pengendalian erat berkaitan dengan kualitas pengendalian

    yang didasarkan atas bentuk tanggapan variabel proses. Setelah terjadi

    perubahan nilai acuan (setpoint) atau beban diharapkan.

    o Penyimpangan maksimum dari nilai acuan sekecil mungkin

    o Waktu yang diperluakan oleh variabel proses mencapai kondisi

    mantap sekecil mungkin

    o Perbedaan nilai acuan dan variabel proses setelah tunak sekecil

    mungkin

    Atau dapat dinyatakan dengan istilah umum sebagai berikut :

    o Minimum overshoot

    o Minimum settling time

    o Minimum offset

    Dengan kata lain kualitas pengendalian yang diharapkan adalah :

    o Tanggapan cepat

    o Hasilnya stabil dan tidak ada penyimpangan dengan nilai acuan

    Gambar 2.7.2.1 Tanggapan sistem pengendalian

    beban

    Maximum error(overshoot)

    variabel

    Settlin time

    o set

  • 8/10/2019 Laporan Flow Control (pak ramli) yang fix.docx

    13/22

    2.8 Kriteria Kualitas Pengendalian

    Evaluasi kinerja sistem pengendalian memerlukan dua hal yaitu

    jenis tes dan kriteria yang tepat. Jenis tes yang paling sering dipakai adalah

    dengan cara mengubah nilai acuan atau beban secara mendadak (step

    response test). Dari hasil tes selanjutnya dihitung apakah memenuhi

    kriteria atau tidak. Kriteria yang paling umum dipakai industri adalah :

    o Redaman seperempat amplitudo (quarter amplitudo decay ratio)

    Kriteria ini merupakan kriteria popular di kalangan praktisi dan

    teoritis, sebab mampu mengakomodasikan ketiga kualitas

    pengendalian sebagaimana sudah disebutkan. Maksud kriteria

    redaman seperempat amplitude adalah, amplitudo puncak berikutnya

    memiliki nilai seperempat dari puncak amplitudo sebelumnya. Atau

    decay ratio sebesar 0,25.

    o Nilai acuan dari integral galat absolut (integral absolut error,IAE)

    Kriteria ini dipakai jika overshoot diatas nilai acuan tidak

    diperkenankan. Kondisi redaman kritik merupakan batas osilasi

    tersendam. Tanggapan pasa redaman kritik adalah paling cepat dan

    tanpa overshoot.

    o Redaman kritik (critical damping)

    Kriteria integral galat absolute menunjukkan luas total galat.

    1. Kriteria Redaman Seperempat Amplitudo

    Kriteria ini merupakan kriteria populer di kalangan praktisi dan teoritisi,

    sebab mampu mengakomodasi ketiga kualitas pengendalian

    sebagaimana tersebut pada butir (2.4.5). Maksud kriteria redaman

    seperempat amplitudo adalah amplitudo puncak berikutnya memiliki

    nilai seperempat dari puncak amplitudo selanjutnya atau decay ratio

    sebesar 0,25.

    2. Kriteria Redaman Kritik

    Kriteria ini dipakai jika overshoot diatas nilai acuan tidak

    diperkenankan. Kondisi redaman kritik merupakan batas osilasi teredam.

    Tanggapan pada redaman kritik adalah paling cepat dan tanpa overshoot.

  • 8/10/2019 Laporan Flow Control (pak ramli) yang fix.docx

    14/22

    3. Kriteria Nilai Minimum dari Integral Galat Absolut

    Kriteria integral galat absolut menunjukkan luas total galat.

    Gambar 2.8.1 kriteria integral galat absolut (IAE)/ luas daerah yang diarsir

    2.9 Model-model Pegendalian

    2.9.1 Pengendalian Proportional

    Pengendalian proportional menghasilkan sinyal kendali yang

    besarnya sebanding dengan sinyal galat (error). Sehingga terdapat

    hubungan tetap dan lancar antara variabel proses (PV) dan posisi elemen

    kendali akhir. Gain pengendali proportional adalah perubahan posisi katub

    dibagi dengan perubahan tekanan. Di kalangan praktisi industri besaran

    gain kurang populer. Sebagai gantinya dipakai besaran Proportional Band

    (PB) yaitu perubahan galat / variabel proses yang dapat menghasilkan

    perubahan sinyal kendali sebesar 100%. Besaran ini lebih mencerminkan

    kebutuhan pengendalian dibandingkan gain proportional.

    Lebar proportional band menentukan kestabilan sistem

    pengendalian. Semakin kecil nilai PB pengendali semakin peka (tanggapan

    semakin cepat). Offset yang terjadi semakin kecil tetapi sistem menjadi

    stabil tetapi pengendali tidak peka dan offset besar. Pada PB sama dengan

    nol maka perilaku pengendali proportional menjadi sama dengan

    pengendali on off. Satu satunya problem pengendalian proportional

    adalah selalu menghasilkan galat sisa (residual error atau offset) yangdisebabkan perubahan beban, sebab dengan perubahan beban memerlukan

    nilai sinyal kendali (u) yang berbeda. Dengan demikian offset memang

    diperlukan untuk menjaga nilai sinyal kendali baru (u) yang berbeda

    dengan Uo, untuk menjaga keseimbangan massa dan atau energi yang

    baru.

    Sifat sifat pengendalian proportional adalah keluaran sinyal

    kendali terjadi seketika tanpa ada pergeseran fase (c=0).

  • 8/10/2019 Laporan Flow Control (pak ramli) yang fix.docx

    15/22

    2.9.2 Pengendali Proportional Integral (PI)

    Penambahan integral pada pengendali proportional dimaksudkan

    untuk menghilangkan offset. Mekanismenya mirip dengan kerja operator

    yaitu dengan membuat nilai bias baru. Sehingga variabel proses sama

    dengan nilai acuan untuk mengulang aksi proportional. Penambahan aksi

    integral menambah kelambatan dan ketidakstabilan sistem. Pengaturan

    waktu integral (T) tergantung pada waktu mati sistem proses. Waktu

    integral tidak boleh kecil dibandingkan waktu mati. Jika waktu integral

    lebih kecil dari waktu mati, maka keluaran pengendali terlalu cepat

    berubah dibanding tanggapan sistem proses. Hal ini mengakibatkan

    overshoot dan osilasi berlebihan. Sifat sifat pengendali proportional

    integral (PI) adalah :

    -

    Fase sinyal kendali tertinggal terhadap fase sinyal galat

    - Tidak terjadi offset

    -

    Tanggapan sistem lebih lambat dan cenderung kurang stabil.

    2.9.3 Pengendali Proportional Integral Derivative (PID)

    Kelambatan akibat aksi integral dihilangkan dengan menambahkan

    aksi derivatif pada pengendalian PI sehingga menghasilkan jenis

    pengendalian PID. Aksi derivatif bertujuan untuk mempercepat tanggapan

    sekaligus memperkecil overshoot variabel proses. Namun penambahan

    derivatif menyebabkan sistem menjadi peka terhadap noise. Selain itu

    penambahan aksi derivatif tidak sesuai untuk proses yang memiliki waktu

    mati dominan (lebih dari setengah konstanta waktu).

    Sifatsifat pengendali proportional integral derivatif :

    - Tidak terjadi offset dan peka terhadap adanya noise

    -

    Tanggapan cepat dan amplitudo osilasi kecil (lebih stabil)

    2.10 Transfer Function

    a C

    e

    u

    M+

    W-

    y-

    R+

    H

    GC GV GP

  • 8/10/2019 Laporan Flow Control (pak ramli) yang fix.docx

    16/22

    ( )

  • 8/10/2019 Laporan Flow Control (pak ramli) yang fix.docx

    17/22

    BAB III

    METODOLOGI

    3.1 Alat dan Bahan

    Alat yang digunakan adalah PCT-40

    Bahan yang digunakan adalah air

    3.1 Prosedur Kerja

    1. Memastikan bahwa peralatan telah terhubung dengan benar, seperti kabel

    USB dan selang pembuangan di bawah tangki.

    2. Menyalakan Komputer dan alat.

    3. Mengklik dua kali ikon PCT-40.

    4. Pilih Section 10 : Flow Controllalu klik load.

    5. Mengklik ikon View Graphlalu klikFormatdan pilih Graph Data.

    6. Mengklik ikon View Diagram

    7. Mengklik ikonPIDlalu setting:

    Proportional Band(P) : 2

    Integral Time (I) : 0

    Derivative Time (D) : 0

    Set Point : 250

    Pilih Mode of Operation Automatic

    Klik OK

    8. Klik apply kemudian klik OK

    9. Klik ikon GO.

    10.

    Mengamati respon yang terjadi dengan membuka grafik dan table data

    dengan cara klik ikongraphics.

    11. Menimpan semua data dalam bentukMicrosoft Excel (.xls)

    12.

    Mengulangi langkah di atas dengan memvariasi nilai PB (Proportional

    Band)dengan nilai 2, 5, 10, 20, 30, dan 50%

    13. Untuk Pengendalian TD dengan mengulangi langkah 7 hingga 11

    dengan Proportional Band : 10% (konstan) ; dan Integral Time 10s

    dengan nilaiDerivatife Time variasi 5, 10, 15, 20, 25 dan 30%

  • 8/10/2019 Laporan Flow Control (pak ramli) yang fix.docx

    18/22

    14.

    Untuk Pengendalian TI dengan mengulangi langkah 7 hingga 11 dengan

    Proportional Band : 10% (konstan) ; dan nilai Derivatife Time: 0

    (konstan); dan nilai Integral Time dengan variasi 5, 10, 15, 20,25 dan

    30s.

  • 8/10/2019 Laporan Flow Control (pak ramli) yang fix.docx

    19/22

    BAB IV

    PEMBAHASAN

    Pembahasan

    Percobaan yang dilakukan ini adalah control flow merek PCT-40. Tujuandari percobaan ini adalah mengenal peralatan yang digunakan dalam control flow;

    mengetahui prinsip kerja dari sensor; mengamati prinsip kerja system control

    pressure; mengamati respon dari mode pengendalian PB, TD, dan TI terhadap

    flow.

    Pada percobaan ini diinginkan setpoint sebesar 250. Yang pertama

    digunakan adalah mode pengendalian P (Proportional) atau PB (Proportional

    Band) dengan nilai yang divariasikan yaitu 2, 5, 10, 20, 30, dan 50%. Pada PB

    10% tanggapannya merupakan osilasi stabil dan lebih dekat dengan setpoint

    karena offsetnya kecil, sama halnya dengan PB 20% dan 30% hanya saja lebih

    jauh dari setpoint. Sedangkan pada PB 2, 5, dan 50%, tanggapannya adalah osilasi

    kontinyul namun jauh dari setpoint dan overshootnya besar. Sehingga dapat

    disimpulkan bahwa mode pengendalian PB cepat stabil tetapi semakin jauh dari

    setpoint dan offsetnya juga semakin besar.

    Pada mode pengendalian TD (Derivatife Time) digunakan ProportionalBand dengan nilai : 10% (konstan) ; dan Integral Time 10% dengan nilai

    Derivatife Time variasi 5, 10, 15, 20, 25 dan 30%. Dari grafik dapat dilihat

    tanggapannya osilasi stabil sehingga dari setiap nilai tersebut cenderung stabil,

    mendekati setpoint dan overshootnya kecil. Dari perbedaan disetiap perubahan

    nilai TD yang divariasikan, nilai PB dan TI yang tetap dapat disimpulkan bahwa

    cepat stabil, offset dan overshootnya kecil.

    Pada mode pengendalian TI (Integral Time) digunakan PB : 10%

    (konstan) ; nilai Derivatife Time: 0 (konstan); dan nilai Integral Time dengan

    variasi 5, 10, 15, 20,25 dan 30%. Dari grafik dapat dilihat tanggapan dari nilai PB,

    TD tetap dan nilai TI yang divariasikan sehingga tanggapannya adalah osilasi tak

    stabil tetapi hasil akhirnya cenderung mendekati setpoint. Dapat disimpulkan

    bahwa mode pengendalian dengan variasi ini lebih lambat merespon,

    overshootnya kecil, dan mendekati setpoint.

  • 8/10/2019 Laporan Flow Control (pak ramli) yang fix.docx

    20/22

    Dari percobaan yang dilakukan, pengendalian yang optimal adalah pada

    mode pengendalian TD yang nilainya divariasikan (5, 10, 15, 20, 25 dan 30%)

    dengan menggunakan nilai PB dengan nilai : 10% (konstan) ; dan TI 10% karena

    cepat stabil, mendekati setpoint, dan overshoot sangat kecil.

  • 8/10/2019 Laporan Flow Control (pak ramli) yang fix.docx

    21/22

    BAB V

    PENUTUP

    5.1 Kesimpulan

    Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan, dapat disimpulkan

    bahwa :

    Pada mode pengendalian PB (Proportional Band) dapat disimpulkan

    bahwa cepat stabil tetapi semakin jauh dari setpoint dan offsetnya juga

    semakin besar.

    Pada mode pengendalian TD (Derivatife Time) yang divariasikan dengan

    nilai PB dan TI tetap dapat disimpulkan bahwa cepat stabil, offset dan

    overshootnya kecil.

    Pada mode pengendalian TI (Integral Time) yang divariasikan dengan nilai

    PB dan TD yang tetap dapat disimpulkan bahwa lebih lambat merespon,

    overshootnya kecil, dan mendekati setpoint.

  • 8/10/2019 Laporan Flow Control (pak ramli) yang fix.docx

    22/22

    DAFTAR PUSTAKA

    Ramli, 2002.TeknikKontrol Proses, Teknik Kimia.Samarinda :Polnes

    Setiawan, 2008.KONTROL PID UNTUK PROSES INDUSTRI.

    http//www.kontrolpid.pdf, time: 21.00