LAPORAN FISIOLOGI.rtf

24
BAB I PENDAHULUAN 1.1 TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM 1. Melakuan tes peningkatan tekanan darah dengan pendinginan (Cold-Pressor test). 2. Menilai hasil Cold - Pressor Test seseorang. 3. Melaksanakan tes kesanggupan badan cara Harvard. 4. Menilai kesanggupan badan seseorang. 1.2 TUJUAN PERILAKU KHUSUS 1. Mengukur tekanan darah arteri brachialis pada sikap berbaring dengan cara auskultasi. 2. Memberikan rangsang pendinginan pada tangan selama satu menit. 3. Mengukur tekanan arah arteri brachialis (selama perangsangan sub 2). 4. Menetapkan waktu pemulihan tekanan darah arteri brachialis. 5. Menggolongkan orang percobaan dalam goglongan hiperreaktor atau hiporeaktor. 6. Memilih tinggi bangku Harvard yang sesuai untuk orang percobaan (OP). 7. Menyesuikan metronom pada frekuensi 120/menit. 1

description

info

Transcript of LAPORAN FISIOLOGI.rtf

BAB IPENDAHULUAN

1.1 TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM1. Melakuan tes peningkatan tekanan darah dengan pendinginan (Cold-Pressor test).2. Menilai hasil Cold - Pressor Test seseorang.3. Melaksanakan tes kesanggupan badan cara Harvard.4. Menilai kesanggupan badan seseorang.

1.2 TUJUAN PERILAKU KHUSUS1. Mengukur tekanan darah arteri brachialis pada sikap berbaring dengan cara auskultasi.2. Memberikan rangsang pendinginan pada tangan selama satu menit.3. Mengukur tekanan arah arteri brachialis (selama perangsangan sub 2).4. Menetapkan waktu pemulihan tekanan darah arteri brachialis.5. Menggolongkan orang percobaan dalam goglongan hiperreaktor atau hiporeaktor.6. Memilih tinggi bangku Harvard yang sesuai untuk orang percobaan (OP).7. Menyesuikan metronom pada frekuensi 120/menit.8. Memberi contoh cara melakukan tes kesangggupan badan pada orang percobaan.9. Menyuruh orang percobaan melakukan tes kesanggupan badan sesuai dengan petunjuk.10. Menjelaskan cara menghitung indeks kesanggupan badan : Cara Lambat. Cara Cepat : ~ dengan rumus. ~ dengan tabel. ~ dengan daftar.11. Menilai kesanggupan badan berdasarkan 3 cara perhitungan.1.3 ALAT-ALAT YANG DIPERLUKAN1. Sfigmomanometer dan Stetoskop.2. Stopwatch.3. Wadah berisi air + es.4. Bangku setinggi 19 inci dan 17 inci.5. Metronom (frekuensi 120/menit).

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 TES PENINGGIAN TEKANAN DARAH DENGAN PENDINGINAN (COLD - PRESSOR TEST)Cold pressor test merupakan test peningkatan tekanan darah dengan pendinginan yang dilakukan dengan cara memberikan rangsang pendinginan pada tangan yaitu diletakkan di dalam suatu wadah berisi air es bersuhu 4 derajat celcius selama kurang lebih satu menit. Dan selama proses tersebut, dilakukan tes pengukuran tekanan darah pada lengan yang berlawanan. Perbedaan tekanan darah setelah intervensi dan saat tekanana basal menunjukkan aktivitas vascular dimana dikatakan hiperrekator jika tekanan sistolik naik 20 mmHg dan tekanan diastolic 15 mmHg, dan dikatakan hiporekator jika kenaikan tekanan darah masih dibawah angka-angka tersebut. Efek yang dihasilkan dari test ini adalah nyeri dan peningkatan tekanan darah.Lewis, dalam penelitiannya mengatakan bahwa jika jari diletakkan didalam suhu air 1-18 derajat celcius, akan menimbulkan rasa nyeri hebat. Akan tetapi, apabila suhu melebih 18 derajat celcius, rasa nyeri tidak akan terjadi. Rasa nyeri pada temperatur rendah, secara progressive akan terus meningkat hingga mencapai waktu maksimal 1 menit. Karakteristik dari nyeri yang ditimbulkaan seperti rasa tergilas, pins and needle sensation, distribusi menyebar luas dan dalam, dan pusat nyerinya pada bagian radial, rasa nyeri bersfiat continuous dan non pulsatile. Pergerakan dari jari tangan tidak akan mempengaruhi karakteristik dan intensitas dari nyeri.

LANGKAH KERJA :1. Suruhlah orang percobaan (OP) berbaring terlentang dengan tenang selama 20 menit.2. Selama menunggu pasanglah manset sfigmomanometer pada lengan kanan atas OP.3. Setelah OP berbaring 20 menit, tetapkanlah tekanan darahnya selama 5 menit sampai terdapat hasil yang sama (tekanan basal) 3 kali berturut-turut (selisih hasil 3 kali pengukuran < 5mmHg).4. Tanpa membuka manset suruhlah OP memasukkan tangan kirinya ke dalam air es (4oC) sampai pergelangan tangan.5. Pada detik ke 30 dan detik ke 60 pendinginan, tetapkanlah tekanan sistolik dan diastoliknya.6. Catatlah hasil pengukuran tekanan darah OP selama pendinginan. Bila pada pendinginan tekanan sistolik naik lebih besar dari 20 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 15mmHg dari tekanan basal, maka termasuk golongan Hiperreaktor. Dan bila kenaikan tekanan darah OP masih dibawah angka-angka tersebut, maka OP termasuk golongan Hiporeaktor. (Proc.Staff Meet.Mayo Clinic 7: 322,1932).7. Suruhlah OP segera mengeluarkan tangan kirinya dari es dan tetapkanlah tekanan sistolik dan diastoliknya setiap 2 menit sampai kembali ke tekanan darah basal.8. Bila terdapat kesukaran pada waktu mengukur tekanan sistolik dan diastolik pada detik ke 30 dan detik ke 60 pendinginan, percobaan dapat dilakukan dua kali. Pada percobaan pertama hanya dilakukan penetapan tekanan sistolik pada detik ke 30 dan detik ke 60 pendinginan. Suruhlah OP segera mengeluarkan tangan kirinya dari es dan tetapkanlah tekanan sistolik dan diastoliknya setiap 2 menit sampai kembali ke tekanan darah basal. Setelah tekanan darah kembali ke tekanan basal, lakukanlah percobaan yang kedua untuk menetapkan tekanan diastolik pada detik ke 30 dan detik ke 60 pendinginan.

HASIL PRAKTIKUM :a) OP 1.Tanpa Es (awal)Dengan EsTanpa Es (akhir)

1 100/60Ke 30 120/80Ke 30 110/70

2 100/65Ke 30 140/100Ke 30 110/60

3 110/60Ke 30 100/60

Selama 5 menitSelama 1 menitKe 30 100/60

Selama 2 menit

Pada OP 1 termasuk dalam golongan Hiperreaktor.

b) OP 2.Tanpa Es (awal)Dengan EsTanpa Es (akhir)

1 110/70Ke 30 130/90Ke 30 110/60

2 110/60Ke 30 130/90Ke 30 110/60

3 110/60Ke 30 110/60

Selama 5 menitSelama 1 menitKe 30 110/60

Selama 2 menit

Pada OP 2 termasuk dalam golongan Hiperreaktor.

PEMBAHASAN DARI HASIL PRAKTIKUMVO2 max adalah volume maksimal O2 yang diproses oleh tubuh manusia pada saat melakukan kegiatan yang intensif. Volume O2 max ini adalah suatu tingkatan kemampuan tubuh yang dinyatakan dalam liter per menit atau milliliter/menit/kg berat badan. Setiap sel dalam tubuh manusia membutuhkan oksigen untuk mengubah energi makanan menjadi ATP (Adenosine Triphosphate) yang siap dipakai untuk kerja tiap sel yang paling sedikit mengkonsumsi oksigen adalah otot dalam keadaan istrahat. Sel otot yang berkontraksi membutuhkan banyak ATP. Akibatnya otot yang dipakai dalam latihan membutuhkan lebih banyak oksigen dan menghasilkan CO2. Kebutuhan akan Oksigen dan menghasilkan CO2 dapat diukur melalui pernafasan kita. Dengan mengukur jumlah oksigen yang dipakai selama latihan, kita mengetahui jumlah oksigen yang dipakai oleh otot yang bekerja. Makin tinggi jumlah otot yang dipakai maka makin tinggi pula intensitas kerja otot. Tingkat Kebugaran dapat diukur dari volume dalam mengkonsumsi oksigen saat latihan pada volume dan kapasitas maksimum. Kelelahan atlet yang dirasakan akan menyebabkan turunnya konsentrasi sehingga tanpa konsentrasi yang prima terhadap suatu permainan, sudah hampir dipastikan kegagalan yang akan diterima. Cepat atau lambatnya kelelahan oleh seorang atlet dapat diperkirakan dari kapasitas aerobik atlet yang kurang baik. Kapasitas aerobik menunjukkan kapasitas maksimal oksigen yang dipergunakan oleh tubuh (VO2Max). Dan seperti kita tahu, oksigen merupakan bahan bakar tubuh kita. Oksigen dibutuhkan oleh otot dalam melakukan setiap aktivitas berat maupun ringan. Dan semakin banyak oksigen yang diasup atau diserap oleh tubuh menunjukkan semakin baik kinerja otot dalam bekerja sehingga zat sisa-sisa yang menyebabkan kelelahan jumlahnya akan semakin sedikit. VO2 max diukur dalam banyaknya oksigen dalam liter per menit (l/min) atau banyaknya oksigen dalam mililiter per berat badan dalam kilogram per menit (ml/kg/min). Tentu, semakin tinggi VO2 max, seorang atlet yang bersangkutan juga akan memiliki daya tahan dan stamina yang istimewa.

POST - TEST1. Mengapa OP harus berbaring selama 20 menit? OP harus berbaring terlebih dahulu selama 20 menit agar OP bisa rileks. Jika OP tidak rileks (misalnya:cemas,panik,stress) akan menyebabkan peningkatan denyut jantung dan dapat mempengaruhi hasil tekanan darah.2. Apakah kontra indikasi untuk melakukan Cold - Pressor Test?Kontra indikasi untuk melakukan cold pressor testadalah peningkatan tekanan darah yang menunjukkan risiko hipertensi dan iskemi.3. Bagaimana caranya supaya saudara dapat mengukur tekanan darah orang dengan cepat?Diperlukannya latihan yang intensif dalam mengukur tekanan darah seseorang dan bila sudah terbiasa mengukur maka dapat dengan mudah dan cepat untuk mengukur tekanan darah seseorang.4. Apa yang diharapkan terjadi pada tekanan darah orang percobaan selama pendinginan, terangkan mekanismenya!Diharapkan terjadi pada tekanan darah OP selama pendinginan adalah rasa nyeri.

Mekanisme nyeri secara sederhana dimulai dari transduksi stimuli akibat kerusakan jaringan dalam saraf sensorik menjadi aktivitas listrik kemudian ditransmisikan melalui serabut saraf bermielin A delta dan saraf tidak bermielin C ke kornu dorsalis medula spinalis, talamus, dan korteks serebri. Impuls listrik tersebut dipersepsikan dan didiskriminasikan sebagai kualitas dan kuantitas nyeri setelah mengalami modulasi sepanjang saraf perifer dan disusun saraf pusat. Rangsangan yang dapat membangkitkan nyeri dapat berupa rangsangan mekanik, suhu (panas atau dingin) dan agen kimiawi yang dilepaskan karena trauma/inflamasi. Fenomena nyeri timbul karena adanya kemampuan system saraf untuk mengubah berbagai stimuli mekanik, kimia, termal, elektris menjadi potensial aksi yang dijalarkan ke system saraf pusat. Dalam kaitannya dengan peningkatan tekanan darah, beberapa penelitian mengatakan, cold pressor test berkaitan dalam peningkatan plasma norepinefrin dan peningkatan aktivitas otot simpatis/MSNA (musle sympathetic nerve activity). Peningkatan MSNA berhubungan erat dengan peningkatan tekanan darah arteri dan konsentrasi norepinefrin vena perifer dalam kaitan nya sebagai vasokonstriktor.5. Apa gunanya kita mengetahui bahwa seseorang termasuk golongan hiperreaktor atau hiporeaktor?Gunanya kita mengetahui bahwa seseorang termasuk golongan hierreaktor atau hiporeaktor agar bila orang tersebut sedang dalam keadaan sakit, dokterdapat melakukan tindakan pengobatan yangtepat. Sebagai contoh, bila pasien tersebut merupakan hipereaktor (beresiko terkena hipertensi), dokter tidak akan memberikan obat-obatan yang berbahaya bagi penderita hipertensi.

2.2 PERCOBAAN NAIK TURUN BANGKU (HARVARD STEP TEST)Harvard Step Test adalah jenis tes stress jantung untuk mendeteksi atau mendiagnosis penyakit jantung dan pulmonal. Ini juga digunakan untuk pengukuran yang baik kebugaran, dan kemampuan anda untuk pulih setelah olahraga berat. Semakin cepat jantung anda kembali berelaksasi, semakin baik pula kerjanya. Tes ini awalnya diciptakan untuk Dinas Kehutanan di tahun 1900-an di University ofMontana di Missoula. Namun ada juga referensi yang mengatakan tes kebugaran jasmani ini dibuat di HarvardUniversity selama Perang Dunia II. Ini adalah semacam uji ketahanan kardiovaskular. Pengujian menghitung kemampuan untuk latihan terus-menerus selama interval waktu yang panjang tanpa lelah.

Keuntungan :Tes ini membutuhkan peralatan minimal, biaya sedikit, dan dapat dikelola sendiri.

Kelemahan :Karakteristik biomekanis bervariasi antara individu. Sebagai contoh, mengingat bahwa tinggi langkah standar, orang lebih tinggi berada pada keuntungan karena akan mengambil energi lebih sedikit untuk meningkatkan ke langkah. Dan berat badan juga telah terbukti menjadi faktor. Pengujian kelompok besar dengan tes ini akan memakan waktu, tidak pantas untuk anak-anak. Dipengaruhi oleh variasi denyut jantung maksimum (SDM), dan hanya 60%-80% korelasi dengan uji VO2 max.

LANGKAH KERJA :1. Suruh OP berdiri menghadap bangku yang sesuai sambil mendengarkan detakan metronom dengan frekuensi 120 kali per menit.2. Suruh OP menempatkan salah satu kakinya di bangku, tepat pada waktu detakan metronom.3. Pada detakan berikutnya ( dianggap sebagai detakan kedua), kaki lainnnya dinaikkan ke bangku sehingga OP berdiri tegak si atas bangku.4. Pada detakan ke 3, kaki yang pertama kali naik diturunkan.5. Pada detakan ke 4, kaki yang masih di atas bangku diturunkan pula sehingga OP berdiri tegak lagi di depan bangku.6. Siklus tersebut diulang terus menerus sampai OP tidak kuat lagi tetapi tidak lebih dari 5 menit. Catat berapa lama percobaan tersebut dilakukan dengan menggunakan sebuah stopwatch.7. Segera setelah itu, OP disuruh duduk. Hitunglah dan catat frekuensi denyut nadinya selama 30 detik sebanyak 3 kali, masing-masing dari 1-130 dari 2-230 dan dari 3-330.8. Hitung indeks kesanggupan OP serta berikan penilaiannya menurut 2 cara berikut ini :a) Cara Lambat :Indeks kesanggupan badan = lama naik-turun dalam detik x 100 2 x jumlah harga denyut nadi tiap 30Penilaian : < 55 = Kesanggupan Kurang.< 55-64 = Kesanggupan Sedang.< 65-79 = Kesanggupan Cukup.< 80-89 = Kesanggupan Baik.> 90 = Kesanggupan Amat Baik.

b) Cara Cepat :~ Dengan Rumus :Indeks kesanggupan badan = lama naik-turun dalam detik x 100 5,5 x harga denyut nadi tiap 30 pertama

~ Dengan Tabel : Using the three pulse rates (bpm) an estimate of your level of fitness can be determined as follows : Result = 30000 (pulse1 + pulse2 + pulse3). For an estimate of your level of fitness enter your gender, pulse rates (Pulse 1, Pulse 2 and Pulse 3) and then select the 'Calculate' button.

Normatif data untuk Harvard Step TestGenderExcellentAbove AverageAverageBelow AveragePoor

Male> 90,080.0-90.065.0-79.955.0-64.9 86,076.0-86.061.0-75.950.0-60.9