Laporan Fisiologi FKG

23
BAB I DASAR TEORI Kulit merupakan indra peraba yang mempunyai reseptor khusus untuk sentuhan, panas, dingin, sakit, dan tekanan. Klasifikasi reseptor antara lain: Berdasarkan tipe energi khusus atau kepekaan terhadap modalitas tertentu: 1. Termoreseptor (peka terhadap perubahan suhu). 2. Mekanoreseptor (peka terhadap sentuhan dan tekanan). 3. Kemoreseptor (peka terhadap perubahan kimiawi). 4. Osmoreseptor (peka terhadap perubahan tekanan osmotik). Berdasarkan sumber rangsangan: 1. Ekteroreseptor, terletak pada permukaan tubuh dan berespons terhadap rangsangan eksterna atau luar 2. Proprioreseptor, berespons terhadap perubahan posisi dan pergerakan terutama berhubungan dengan sistem muskuloskeletal. 3. Interoreseptor, terletak pada visera/ alat dalam dan pembuluh darah. Berdasarkan morfologi:

description

Laporan hasil pratikum fisiologi pada perkuliahan di semester 1 fkg UJ

Transcript of Laporan Fisiologi FKG

BAB I

DASAR TEORI Kulit merupakan indra peraba yang mempunyai reseptor khusus untuk sentuhan, panas, dingin, sakit, dan tekanan. Klasifikasi reseptor antara lain: Berdasarkan tipe energi khusus atau kepekaan terhadap modalitas tertentu:

1. Termoreseptor (peka terhadap perubahan suhu).

2. Mekanoreseptor (peka terhadap sentuhan dan tekanan).

3. Kemoreseptor (peka terhadap perubahan kimiawi).

4. Osmoreseptor (peka terhadap perubahan tekanan osmotik).

Berdasarkan sumber rangsangan:

1. Ekteroreseptor, terletak pada permukaan tubuh dan berespons terhadap rangsangan eksterna atau luar

2. Proprioreseptor, berespons terhadap perubahan posisi dan pergerakan terutama berhubungan dengan sistem muskuloskeletal.

3. Interoreseptor, terletak pada visera/ alat dalam dan pembuluh darah.

Berdasarkan morfologi:

1. Badan terakhir yang bebas/ terbuka (tanpa kapsul) yang tak berhubungan dengan tipe sel lainnya.

2. Badan akhir yang berkapsul (korpuskular) yang mengandung unsur bukan saraf di samping saraf badan akhir saraf.

Reseptor-reseptor yang terletak di alat indera peraba antara lain:

a. Ujung Saraf Bebas: Serat saraf sensorik aferen berakhir sebagai ujung akhir saraf bebas pada banyak jaringan tubuh dan merupakan reseptor sensorik utama dalam kulit. Serat akhir saraf bebas ini merupakan serat saraf yang tak bermielin, atau serat saraf bermielin berdiameter kecil, yang semua telah kehilangan pembungkusnya sebelum berakhir, dilanjutkan serat saraf terbuka yang berjalan di antara sel epidermis. Sebuah serat saraf seringkali bercabang-cabang banyak dan mungkin berjalan ke permukaan, sehingga hampir mencapai stratum korneum. Serat yang berbeda mungkin menerima perasaan raba, nyeri dan suhu. Sehubungan dengan folikel rambut, banyak cabang serat saraf yang berjalan longitudinal dan melingkari folikel rambut dalam dermis.

Beberapa saraf berhubungan dengan jaringan epitel khusus. Pada epidermis berhubungan dengan sel folikel rambut dan mukosa oral, akhir saraf membentuk badan akhir seperti lempengan (diskus atau korpuskel merkel). Badan ini merupakan sel yang berwarna gelap dengan banyak juluran sitoplasma. Seperti mekanoreseptor badan ini mendeteksi pergerakan antara keratinosit dan kemungkinan juga gerakan epidermis sehubungan dengan jaringan ikat di bawahnya. Telah dibuktikan bahwa beberapa diskus merkel merespon rangsangan getaran dan juga resepor terhadap dingin.b. Korpuskulus Peraba (Meissner): Korpuskulus peraba (Meissner) terletak pada papilla dermis, khususnya pada ujung jari, bibir, puting dan genetalia. Bentuknya silindris, sumbu panjangnya tagak lurus permukaan kulit dan berukuran sekitar 80 mikron dan lebarnya sekitar 40 mikron. Sebuah kapsul jaringan ikat tipis menyatu dengan perinerium saraf yang menyuplai setiap korpuskel. Pada bagian tengah korpuskel terdapat setumpuk sel gepeng yang tersusun transversal. Beberapa sel saraf menyuplai setiap korpuskel dan serat saraf ini mempunyai banyak cabang mulai dari yang mengandung mielin maupun yang tak mangandung mielin. Korpuskulus ini peka terhadap sentuhan dan memungkinkan diskriminasi/ pembedaan dua titik (mampu membedakan rangsang dua titik yang letaknya berdekatan).

c. Korpuskulus Berlamel (Vater Pacini): Korpuskulus berlamel (vater pacini) ditemukan di jaringan subkutan pada telapak tangan, telapak kaki, jari, puting, periosteum, mesenterium, tendo, ligamen dan genetalia eksterna. Bentuknya bundar atau lonjong, dan besar (panjang 2 mm, dan diameter 0,5 1 mm). Bentuk yang paling besar dapat dilihat dengan mata telanjang, karena bentuknya mirip bawang. Setiap korpuskulus disuplai oleh sebuah serat bermielin yang besar dan juga telah kehilangan sarung sel schwannya pada tepi korpuskulus. Akson saraf banyak mengandung mitokondria. Akson ini dikelilingi oleh 60 lamela yang tersusun rapat (terdiri dari sel gepeng). Sel gepeng ini tersusun bilateral dengan dua alur longitudinal pada sisinya. Korpuskulus ini berfungsi untuk menerima rangsangan tekanan yang

d. Korpuskulus Gelembung (Krause): Korpuskulus gelembung (krause) ditemukan di daerah mukokutis (bibir dan genetalia eksterna), pada dermis dan berhubungan dengan rambut. Korpuskel ini berbentuk bundar (sferis) dengan diameter sekitar 50 mikron. Mempunyai sebuah kapsula tebal yang menyatu dengan endoneurium. Di dalam korpuskulus, serat bermielin kehilangan mielin dan cabangnya tetapi tetap diselubungi dengan sel schwan. Seratnya mungkin bercabang atau berjalan spiral dan berakhir sebagai akhir saraf yang menggelembung sebagai gada. Korpuskel ini jumlahnya semakin berkurang dengan bertambahnya usia. Korpuskel ini berguna sebagai mekanoreseptor yang peka terhadap dingin.

e. Korpuskulus Ruffini: Korpuskulus ini ditemukan pada jaringan ikat termasuk dermis dan kapsula sendi. Mempunyai sebuah kapsula jaringan ikat tipis yang mengandung ujung akhir saraf yang menggelembung. Korpuskulus ini merupakan mekanoreseptor, karena mirip dengan organ tendo golgi. Korpuskulus ini terdiri dari berkas kecil serat tendo (fasikuli intrafusal) yang terbungkus dalam kapsula berlamela. Akhir saraf tak bermielin yang bebas, bercabang disekitar berkas tendonya. Korpuskulus ini terangsang oleh regangan atau kontraksi otot yang bersangkutan juga untuk menerima rangsangan panas.

f. Spindel Neuromuskular.Mekanisme sensoris yang dapat dirasakan dapat dibagi dalam dua golongan menurut pilogenesisnya, jalur saraf spinalnya dan daerah korteks serbri tempat mekanisme ini diintergrasikan.

Golongan pertama, paleo-sensibilitas yang meliputi rasa-rasa primitive atau rasa-rasa vital seperti rasa raba, tekan, sakit, dingin, dan panas. Saraf aferen dari rasa-rasa ini bersinaps dengan interneuron-interneuron dari medulla spinalis dan sentrum atasan (thalamus dan korteks serebri) melalui traktus spino-talamikus.

Golongan kedua, gnostic atau neo-sensibilitas, yang meliputi rasa-rasa yang sangat dideferensiasikan, seperti pengenalan letak rasa tekan, diskriminasi rasa tekan, diskriminasi kekuatan rangsang, diskriminasi kekasaran, diskriminasi ukuran dan bentuk. Saraf aferen dari rasa-rasa ini menghantarkan impuls-impuls yang terutama dialirkan melalui traktus dorso-spinalis kea rah sensoris di dalam korteks serebri, setelah diintegrasikan seperlunya pada pusat-pusat dibawahnyaBAB IIHASIL PERCOBAAN

2.3.1.1 Rasa Panas dan Dingin

A. Jari tangan

LokasiUraian Rasa

Ka (dingin)Biasa,dingin

Ki (panas)Timbul rasa panas

Ka-Ki (normal)Timbul rasa nyeri

B. Punggung tangan

LokasiUraian Rasa

Kondisi keringAwal dingin, setelah beberapa lama menjadi panas

Basahi alcoholPaling dingin

Olesi alcoholAwal dingin (lebih dingin dari kondisi kering) akhirnya panas

2.3.1.2 Reaksi-Reaksi di Kulit

KeteranganNyeri

: merah

Tekan

: biru

Suhu Dingin: hijau

Suhu Panas

: coklatNo.PerlakuanJumlah Reseptor Rasa-Rasa Kulit

Telapak tanganLengan bawahKudukPipi

1.Nyeri + + ++ + ++ + ++ +

2.Tekan+ + + + + +

3.Suhu dingin+ ++ ++

4.Suhu panas+ ++ + ++

2.3.2.1 Neosensibilitas Lokalisasi Rasa TekanLokasiTaruh Titik Tekan dan Tunjuk

IIIIIIRerata

Ujung Jari2000.67

Telapak Tangan3073.33

Lengan Bawah12201515.67

Lengan Atas0000

Pipi0000

Kuduk5084.3

2.3.2.2 Neosensibilitas Diskriminasi Rasa Tekan Dua Titik Simultan

NoPerlakuanDari Kecil Ke BesarDari Besar Ke Kecil

Jarak Dua TitikRerataJarak Dua TitikRerata

mmmm

IIIIIIIIIIII

1Telapak tangan12101010.674624

2Lengan bawah141028.67810109.3

3Lengan atas14668.676644.6

4Pipi 2664.670041.3

5Kuduk 6824.670242

6Bibir 22220000

7Lidah 22220000

8Depan telinga22222242.67

Kesimpulan

Deskriminasi rasa tekan dua titik simultan

TPL ( Two point localization ) lebih peka pada bagian yang menonjol, seperti bibir, hidung, mata, ujung jari dan telinga. Jarak yang asisten tusuk dengan yang pratikan dapat tergantung pada waktu. Waktu mempengaruhi sehingga ada penyebaran sensasi. TPL adalah sistem yang menyebar dan melingkar.Neosensibilitas2.3.3 Diskriminasi kekuatan rangsangan- Hukum Weber-Fechner

No.Beban Awal (g)Ulangan (mm)Rerata

IIIIII

1.Beban awal 5 g++++

2.Beban awal 10 g++++

3.Beban awal 50 g++++

4.Beban awal 100 g++++

5.Beban awal 200 g+-+-

Hubungan antara beban awal terhadap beban yang dirasakan

Pertanyaan

Bagaimana bunyi hukum Weber-Fechner?

Kemampuan untuk membedakan kekuatan rangsangan rasa-rasa, pada umumnya tidak tergantung pada kekuatan mutlak dari rangsangan tersebut, tetapi pada perbedaan relatifnya.

Sesuaikan hukum ini dengan hasil percobaan.

Sesuai

Tidak sesuai

Mengapa : Karena orang coba pada percobaan ke-5 (berat awal 200 g) pada awalnya bisa membedakan pertambahan berat saat diberi beban tambahan 10 g, namun pada pertambahan beban 50 g orang coba tidak bisa membedakan pertambahan berat, pada pertambahan 100 g orang coba dapat kembali merasakan pertambahan beban. Sehingga dapat diketahui bahwa perbedaan relative orang coba adalah 100 g 10 g = 90 g.Nilai Benar pada Diskriminasi Kekasaran dan Bentuk

2.3.4.1 Kemampuan Diskriminasi Kekasaran

NoKekasaran kertas gosokJari tanganTelapak tanganLengan bawahKuduk

UlanganUlanganUlanganUlangan

IIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII

10

21++++++++-+++

32++++++++-+++

43++++++++-+++

2.3.4.3 Kemampuan Diskriminasi Bentuk

NoJari tanganTelapak tanganLengan bawahKuduk

UlanganUlanganUlanganUlangan

IIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII

1Persegi panjang++++--+++++-

2Persegi++++++++-++-

3Bulat++++++++-+++

4Segitiga++++++++-++-

BAB III

PEMBAHASAN

Kulit adalah salah satu indra peraba, dimana kulit memiliki reseptor kusus untuk sentuhan, panas,dingin, sakit dan tekanan. Adapun fungsi dari kulit adalah sebagai berikut:

1. Sebagai organ pelindung tubuh, terutama otot dan tulang.

2. Sebagai Alat peraba yang didalamnya terkandung berbagai macam reseptor yang peka terhadap berbagai rangsang.

3. Sebagai alat ekskresi

4. Sebagai pengatur suhu tubuh

Berdasarkan histologi daripadanya. kulit disusun oleh 3 lapisan, yaitu: Epidermis dan dermis. Untuk Epidermis merupakan lapisan paling luar kulit. Dimana lapisan epidermis ini disusun oleh epitel berlapis pipih bertanduk. Lapisan epidermis terdiri dari lima lapisan,yaitu: Stratum basale; yang bertanggung jawab atas perbaharuan sel-sel epidermis, stratum spinosum; ditemukanya pigmen melanin kulit, Stratum granulosum, lapisan dimana epidermis mulai mati, Stratum lucidum, lapisan tpis yang disusun oleh sel-sel eosinofil dimana oraganel sel dan inti sudah tidak tampak, Stratum corneum, merupakan lapisan tanduk. Dermis merupakan lapisan yang lebih dalam yang dan disusun dari jaringan ikat padat. Pada dermis ditemukan banyak sekali serat saraf, namun tidak ditemukan persarafan parasimpatik. Pada dermis juga ditemukan ujung saraf aferen yang membentuk jalinan superfisial dermis yang terdiri dari ujung saraf bebas,folikel rambut dan persarafan organ sensoris yang disebut badan Meissner dan badan Pacini.

Adapun jenis-jenis reseptor berdasarkan kepekaan terhadap modalitas tertentu:

1. Termoresepotor : reseptor yang peka terhadap perubahan suhu

2. Mekanoreseptor : reseptor yang peka terhadap sentuhan dan tekanan

3. Kemoreseptor : reseptor yang peka terhadap perubahan kimiawi

4. Osmoreseptor : reseptor yang peka terhadap perubahan tekanan osmotik

Untuk mekanisme penghantaran respon saraf pada kulit diawali dari turgo reseptor,yaitu reseptor pada kulit yang menerima rangsang berupa panas,dingin,tekanan,sentuhan, dan nyeri, yang terdapat pada lapisan dermis. Reseptor sensorik kulit merespon impuls mekanik, suhu, dan kimia, selanjutnya impuls tersebut akan dikirimkan ke otak dan spinal cord (CNS). Saraf sensorik tersebut akan mengubah energi mekanik, kimia dan suhu menjadi sinyal elekrik. Sinyal tersebut akan melewati akson dari CNS, dan selanjutnya akan diketahui sensasi dari stimuli tersebut.. Setelah menerima informasi tersebut impuls kemudian diteruskan oleh saraf motorik hingga akhirnya probandus dapat mengatakan mengenai rasa sentuhan yang dialami

2.3.1 Paleo- sensibilitas

2.3.1.1 Rasa panas dan dingin

Timbulnya rasa panas dan dingin yang dapat dirasakan merupakan hasil kerja reseptor sensorik kulit, tepatnya termoreseptor. Termoreseptor/temperatur reseptor merupakan free nerve ending yang terletak pada dermis,otot skeletal, liver , dan hipotalamus. Reseptor dingin (ujung saraf crausse) ditemukan tiga hingga empat kali lebih banyak dibandingkan dengan reseptor panas(korpuskula ruffini). Tidak ada struktur yang membedakan reseptor dingin dan panas. Sensasi temperature diteruskan pada jalur yang sama dengan sensasi nyeri. Dimana mereka dikirim ke formation retikularis,thalamus dan korteks primer sensoris. Termoreseptor merupakan phasic-reseptor, dimana reseptor ini aktif bila temperatur berubah, tetapi cepat beradaptasi menjadi temperatur yang stabilA. Pada jari tangan

Termoreseptor yang bersifat phasic-reseptor dapat dibuktikkan dari cepatnya respon presepsi orang coba yang mula-mula terasa panas pada jari tangan kiri/ dingin pada jari tangan kanan menjadi dingin pada jari kiri dan kaku disertai nyeri pada jari kanan yang sebelumnya pada air dingin. Hal inilah yang dinamakan gradasi termal dari suhu dingin dan panas menuju suhu normal.

B. Pada punggung tangan

Pada percobaan ini, rasa sejuk yang dirasakan oleh orang coba saat bagian punggung tangan ditup dengan udara mulut dikarenakan adanya tekanan yang dirasakan dari hembusan nafas tersebut. Sedangkan rasa dingin pada punggung tangan setelah diberi alkohol dikarenakan alkohol membutuhkan kalor untuk menguap, sehingga kulit punggung tangan kehilangan panas dan berakibat timbulnya rasa dingin. Rasa dingin yang kemudian menghilang dikarenakan kecepatan alkohol menguap. Untuk itulah rasa dingin pada punggung tangan akan lebih terasa dan bertahan lama ketika dibasahi dengan alkohol dibangdinkan dengan diolesi alkohol dikarenakan intensitas alkohol yang mengenai kulit lebih banyak saat tangan dibasahi dengan alkohol dibandingkan dengan diolesi alkohol.

2.3.1.2 Reaksi-reaksi di kulit

Sensasi titik panas,dingin,tekan, dan nyeri pada setiap bagian tubuh memiliki perbedaan. Dari seluruh percobaan dalam neruntut titik panas,dingin, tekan dan nyeri ditemukkan rasa paling nyeri, tekan ,dingin, dan panas adalah pada telapak tangan. Hali ini dikarenakan pada bagian tangan terutama telapak tangan merupakan jenis kulit tebal, dimana jenis kulit tebal mengandung sedikit jaringan lemak sehingga rangsang panas, dingin, tekan dan nyeri akan lebih terasa. Rasa-rasa ini akan lebih terasa terutama pada telapak tangan bagian tengah (daerah cekungan pada telapak tangan). Hal ini dikarenakan pada regio tersebut lebih sedikit jaringan lemak

2.3.2 Neo Sensibilities

2.3.2.1 Lokalisasi Rasa Tekan

Pada percobaan lokalisasi rasa tekan orang coba diberi perlakuan dengan menekan beberapa bagian tubuh, yaitu ujung jari, telapak tangan, lengan bawah, lengan atas, pipi, dan tengkuk (kuduk) dengan ujung pensil. Setelah diberi tekanan, orang coba akan menunjukkan letak bekas tekanan.

Dari hasil yang di dapat, ditemukan perbedaan hasil dari setiap daerah tekan yang berbeda pula. Pada lengan bawah, jarak antara titik tekan dan titik yang ditunjuk oleh orang coba berbeda cukup jauh dibanding bagian lain. Namun masih dalam batas normal (di bawah 50mm).

Perbedaan titik tekan dan titik yang ditunjuk oleh orang coba dapat dipengaruhi beberapa hal : 1. TPL (Two Point Localization), daerah ini lebih peka terhadap rangsang. Seperti bibir, hidung, mata, dll karena merupakan suatu system yang melingkar dan menyebar. 2. Waktu penekanan, mengakibatkan penyebaran sensasi.

2.3.2.2 Diskriminasi Rasa Tekan

Pada percobaan diskriminasi rasa tekan, dilakukan 2 perlakuan terhadap orang coba. Perlakuan pertama orang coba akan distimulus dengan ujung kedua ujung jangka secara bersamaan dimulai dengan jarak terkecil dan bertambah besar sampai orang coba mulai merasakan kedua ujung jangka berada pada dua titik yang berbeda. Dalam percobaan ini kami menggunakan jarak terkecil 0mm. Hasil yang kami dapat menunjukkan hasil yang berbeda beda namun terdapat juga beberapa daerah yang menunjukkan hasil rerata yang sama. Rerata terbesar ditemukan pada telapak tangan dan terkecil pada bibir. lidah dan daun telinga karena pada bagian ini terdapat sensor taktil yang lebih banyak.

Perlakuan kedua, dengan kedua ujung jangka dari jarak terbesar. Dalam percobaan ini ditemukan jarak terbesar 10mm dan berangsur mengecil hingga rang coba merasakan kedua ujung jangka berada pada titik yang sama. Hasil percobaan menunjukkan bahwa jarak terkecil di dapat pada daerah bibir dan lidah. Hal ini disebabkan oleh sensor taktil (korpuskulus meissener) pada daerah ini sangat sensitif sehingga pada jarak terkecil masih dapat dirasakan perbedaan dua titik yang ditekan oleh kedua ujung jangka.

2.3.2.3 Diskriminasi Kekuatan Rangsangan Hukum Weber Fechner

Pada percobaan diskriminasi kekuatan rangsangan orang coba ditutup matnya dan diberi perlakuan dengan memberikan beban di atas telapak tangannya. Beban dimulai dari berat 5 gr dan bertambah 10 gr, 50 gr dan 100 gr. Hasil yang didapat menjelaskan bahwa orang coba mampu merasakan pertambahan berat beban. Namun pada berat beban (200gr) terdapat kesalahan, yaitu orang coba sempat tidak merasakan pertambahan berat. Hal ini mungkin disebabkan karena tidak fokusnya orang coba atau kesalahan pada saat meletakkan beban di atas telapak tangan orang coba.

2.3.4 Kemampuan deskriminasi

Kemampuan kemampuan dalam mendeskripsikan kekasaran, bentuk serta ukuran suatu benda adalah peran dari reseptor kinaesthesi yaitu suatu reseptor yang menerima rangsangan kinaesthesi berupa gerakan-gerakan dan ketegangan pada otot-otot serta selubung persendian. Kegunaannya adalah untuk mengetahui sikap anggota badan dan beban yang dibawa ( berat atau ringan ). Rangsang kinaesthesi juga dapat berupa sensasi-sensasi lain seperti pencampuran rangsangan pada beberapa reseptor secara bersama-sama dalam kondisi tertentu. Sensasi-sensasi tersebut berupa : 1 Geli, yaitu rasa terhadap reseptor tekanan dengan rangsangan sub -liminal dan terjadi secara berkali-kali. 2 Gatal, yaitu rasa terhadap reseptor sakit yang besarnya sub-liminal. 3 Pedih, yaitu rasa terhadap reseptor panas, dingin, atau tekanan yang menjadi satu dan terjadi secara bersamaan.Deskriminasi suatu kekasaran benda tanpa melihat secara visual dikarenakan reseptor tekanan yang digeser.

Apabila ditemukan kesalahan penafsiran kekasaran maupun kemampuan deskriminasi bentuk dapat disebabkan oleh variabel pengganggu lainnya seperti ketidak fokusan atau waktu yang terlalu singkat berkontak dengan benda. Kesalahan akibat variabel pengganggu ini bila rata-rata percobaan yang dilakukan lebih banyak menunjukkan tanda positif terhadap kemampuan deskriminasinya. Disisi lain kesalahan juga dapat terjadi bila adanya lesi pada lobus parietal dimana apabila lesi ini bersifat tidak dominan gangguannya disebut agnosia. Namun apabila letak gangguan dalam mengenali benda namun pada dasarnya mempunyai daya visus normal disebut agnosiavisual. Jika ketidakmampuan dalam mengenali sebuah benda dengan palpasi tanpa adanya gangguan sensorik, gangguannya disebut agnosia taktil. Pada orang coba kami, letak kesalahan hanya dikarenakan variabel pengganggu buka dikarenakan orang coba mengalami gangguan yang telah disebutkan diatas.

BAB IV

KESIMPULAN

Mekanisme sensoris yang dapat dirasakan dibagi menjadi 2 golongan. Golongan pertama yaitu paleo-sensibilitas yang meliputi rasa rasa vital seperti rasa raba, tekan, sakit, panas, dan dingin. Golongan kedua yaitu gnostik atau neo-sensibilitas yang meliputi rasa rasa yang sangat dideferesiensikan seperti pengenalan rasa tekan, deskriminasi rasa tekan, diskriminasi kekuatan rangsang, diskriminasi kekasaran, ukuran dan bentuk. Sensasi terhadap stimulus yang dirasakan oleh tubuh berbeda beda, tergantung pada stimultan, daerah yang distimulus karena letak reseptor taktil yang menyebar dan mengakibatkan perbedaan sensasi yang dirasa pada berbagai daerah pada tubuh, dan waktu pemberian stimulus yang dapat mengakibatkan persebaran sensasi.DAFTAR PUSTAKA

Blomm, Fawcett.2002.Buku Ajar Histologi.Jakarta:EGCCorwin, E.2009. Buku Saku Patofisiologi,Ed.3.Jakarta:EGCPinel,J.P.J.1993. Biopsycology.2nd ed. MassachusettsPuspita, I.1999. Psikologi faal.Depok: Universitas Gunadarma.

Rubenstein D,Wayne D,Bradley J.Lecture Notes: Kedokteran Klinis.Jakarta:ErlanggaShires,Spencer.2000. Intisari Prinsip-Prinsip Ilmu Bedah..Jakarta:EGCSloane,ethel.2004.Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula.Jakarta: EGC

Pipi

Kuduk

Lengan bawah

Telapak tangan