Laporan Fisiologi Fitness

20
BAB I LATAR BELAKANG 1. Pendahuluan Dalam kehidupan sehari-hari, setiap manusia melakukan berbagai macam aktivitas, baik yang telah terpola, yang telah menjadi rutinitas seperti bekerja kantor, belajar dalam perkuliahan, mencuci pakaian, memasak, berolahraga, dan melakukan aktivitas yang tidak terpola atau tidak menjadi rutinitas seperti mengerjakan tugas laporan sampai lembur, kegiatan yang mendadak sehingga tidak terpola. Setiap aktivitas-aktivitas yang dilakukan memiliki beban yang berbeda bagi tubuh dan dengan demikian juga secara otomatis mempengaruhi respon fisiologis dari tubuh terutama pada sistem muskuloskeletal dan sistem kardiovaskular. Dalam praktikum kali ini kita akan mencoba untuk memahami dan menilai bagaimana tanggapan tubuh terhadap aktivitas yang akan diberikan pada probandus, kita akan menilai secara garis besar apakah ada perbedaan respon fisiologis tubuh sebelum dan sesudah probandus melakukan aktivitas yang telah di tentukan, sekaligus kita akan mencoba menilai tingkat kebugaran jasmani probandus

description

Fisiologi

Transcript of Laporan Fisiologi Fitness

Page 1: Laporan Fisiologi Fitness

BAB I

LATAR BELAKANG

1. Pendahuluan

Dalam kehidupan sehari-hari, setiap manusia melakukan berbagai macam

aktivitas, baik yang telah terpola, yang telah menjadi rutinitas seperti bekerja kantor,

belajar dalam perkuliahan, mencuci pakaian, memasak, berolahraga, dan melakukan

aktivitas yang tidak terpola atau tidak menjadi rutinitas seperti mengerjakan tugas

laporan sampai lembur, kegiatan yang mendadak sehingga tidak terpola.

Setiap aktivitas-aktivitas yang dilakukan memiliki beban yang berbeda bagi

tubuh dan dengan demikian juga secara otomatis mempengaruhi respon fisiologis dari

tubuh terutama pada sistem muskuloskeletal dan sistem kardiovaskular.

Dalam praktikum kali ini kita akan mencoba untuk memahami dan menilai

bagaimana tanggapan tubuh terhadap aktivitas yang akan diberikan pada probandus,

kita akan menilai secara garis besar apakah ada perbedaan respon fisiologis tubuh

sebelum dan sesudah probandus melakukan aktivitas yang telah di tentukan, sekaligus

kita akan mencoba menilai tingkat kebugaran jasmani probandus metode Harvard step

Up test serta interpretasi dari hasil yang akan didapatkan.

2. Tujuan

a. Mahasiswa mampu memahami respon fisiologis tubuh terhadap aktivitas berat

b. Mahasiswa mampu mengukur tingkat kebugaran jasmani dengan metode Harvard

Step up test

Page 2: Laporan Fisiologi Fitness

BAB II

DASAR TEORI

1. Respon Fisilogis Tubuh

Adaptasi fisiologik terhadap kerja fisik dapat dibagi dalam adaptasi akut dan kronik. Adaptasi

akut merupakan penyesuaian tubuh yang terjadi pada saat kerja dilakukan dan adaptasi kronik

merupakan hasil perubahan pada tubuh oleh suatu periode program latihan fisik.

Adanya kerja fisik berarti terdapat suatu pembebanan bagi tubuh dan hal ini akan

mengakibatkan terjadinya mekanisme penyesuaian dari alat/organ tubuh bergantung kepada usia,

suhu lingkungan, berat ringan beban, lamanya, cara melakukan dan jumlah organ yang terlibat

selama kerja fisik tersebut

Sistem kardiovaskuler merupakan salah satu sistem yang sangat terpengaruh/merespon

dengan cepat perubahan yang terjadi, akibat aktivitas fisik selain dari sistem musculoskeletal.

Fungsi utama sistem kardiovaskuler selama kerja fisik adalah menghantar darah ke

jaringan yang aktip termasuk oksigen dan nutrien, dan mengangkut produk metabolit dari

jaringan tersebut ke alat ekskresi. Untuk melakukan tugas terdapat 2 parameter tubuh

mengalami perubahan dan dapat diukur secara langsung dan sederhana, antara lain :

1. Frekuensi denyut jantung

2. Tekanan darah

Frekuensi denyut jantung

Frekuensi denyut jantung merupakan parameter sederhana dan mudah diukur serta cukup

informatip untuk faal cardiovaskuler. Pada keadaan istirahat frekuensi denyut jantung

berkisar antara 60 - 80 per menit. Hal ini mudah dideteksi dengan cara palpasi maupun

dengan menggunakan alat seperti pulse meter, cardiac monitoring dan sebagainya. Tempat

pengukuran dapat di arteri radialis, arteri carotis dan pada apeks jantung itu sendiri. Frekuensi

denyut jantung terendah diperoleh pada keadaan istirahat berbaring. Pada posisi duduk sedikit

meningkat dan pada posisi berdiri meningkat lebih tinggi dariposisi duduk. Hal ini

disebabkan oleh efek grafitasi yang mengurangi jumlah arus balik vena ke jantung yang

selanjutnya mengurangi jumlah isi sekuncup. Untuk menjaga agar curah jantung tetap maka

Page 3: Laporan Fisiologi Fitness

frekuensi denyut jantung meningkat. Sebelum seseorang melakukan kerja fisik, frekuensi

denyut jantung pra-kerja meningkat di atas nilai pada keadaan istirahat. Makin baik kondisi

seseorang akan diperoleh frekuensi denyut jantung yang lebih rendah untuk beban kerja yang

sarna. Pada suatu saat meskipun beban ditambah tetapi frekuensi denyut jantung tetap.

Frekuensi denyut jantung pada keadaan tersebut disebut frekuensi maksimal. Tiap orang

mempunyai frekuensi maksimal denyut jantung yang tampaknya mempunyai hubungan erat

dengan faktor usia. (Frekuensi maksimal denyut jantung =220 - usia dengan standar deviasi ±

10 denyut).

Tekanan Darah

Dalam keadaan istirahat, sistole tipikal individu (normal) adalah 110-140 mmHg dan

60-90 mmHg untuk tekanan darah diastol. Selama aktivitas fisik tekanan sistol, tekanan

selama kontraksi jantung (disebut sistol) bisa meningkat sampai 200 mmHg dan maksimum

pada 250 mmHg yang bisa terjadi pada atlet. Tekanan diastolrelaif tidak berubah secara

signifikan ketika melakukan latihan intensif. Faktanya kenaikannya lebih dari 15 mmHg

sehingga latihan intensif bisa mengidentifikasi penyakit jantung koroner dan digunakan

sebagai penilaian untuk tes toleransi latihan.

Tekanan darah selama kerja fisik memperlihatkan hubungan antara keseimbangan

peningkatan curah jantung dan penurunan tahanan perifer dengan adanya vasodilatasi pada

pembuluh darah otot yang bekerja. Terlihat bahwa tekanan sistolik akan meningkat secara

progresiv sedangkan pada tekanan diastolik tetap atau sedikit menurun.

Berbagai penelitian sekarang ini telah menunjukkan bahwa orang yang

mempertahankan kebugaran tubuh yang sesuai, menggunakan beragam latihan secara

bijaksana dan melakukan pengaturan berat badan, memilkiki keuntungan tambahan, yaitu

hidup lebih panjang. Khususnya antara usia 50-70 tahun, penelitian telah membuktikan

bahwa kematian menjadi berkurang tiga kali lipat pada orang yang bugar daripada orang

yang tidak bugar.

Kebugaran dapat memperpanjang kehidupan karena dua alasan:

Page 4: Laporan Fisiologi Fitness

a. Kebugaran tubuh dan pengaturan berat badan sangat mengurangi penyakit

kardiovaskuler.

Hal ini disebabkan oleh (1) pengaturan tekanan darah yang cukup rendah dan (2)

pengurangan kolesterol darah dan lipoprotein densitas rendah bersamaan dengan peningkatan

lipoprotein densitas tinggi. Perubahan-perubahan ini semua bekerja sama mengurangi jumlah

serangan jantung dan stroke otak.

b. Orang sehat secara atletik memiliki cadangan kebugaran jasmani yang lebih

banyak bila ia sedang sakit.

Sebagai contoh, orang yang berusia 80 tahun, yang tidak bugar mengkin memilki system

pernapasan yang membatasi pengantaran oksigen ke jaringan tubuh tidak lebih dari 1L/menit.

Hal ini berarti bahwa cadangan pernapasan tidak lebih dari tiga sampai empat kali lipat.

Namun, seorang yang berusia tua yang secara atletik bugar mungkin memiliki cadangan dua

kali lipat. Keadaan ini khususnya penting dalam mempertahankan kehidupan bila orang yang

tua tersebut menderita penyakit seperti pneumonia yang dapat dengan cepat memakai semua

cadangan pernapasan yang ada. Selain itu, kemampuan untuk meningkatkan curah jantung

pada waktu dibutuhkan sering lebih dari 50 persen pada orang tua yang bugar daripada yang

tidak bugar.

2. Harvard Step up Test

Tes Harvard adalah salah satu jenis tes stress jantung untuk mendeteksi atau

mendiagnosa penyakit kardiovaskuler. Tes ini juga baik digunakan dalam penilaian

kebugaran, dan kemampuan untuk pulih dari kerja berat. Semakin cepat jantung berdaptasi

(kembali normal), semakin baik kebugaran tubuh.

Tes Harvard merupakan tes ketahanan terhadap kardiovaskuler. Tes ini menghitung

kemampuan untuk berolahraga secara terus-menerus dalam jangka waktu yang lama tanpa

lelah. Subjek (orang yang meelakukan tes) melangkah naik dan turun pada papan setinggi 45

cm. jumlah langkah yaitu 30 langkah permenit dalam 5 menit atau sampai subjek kelelahan.

Kelelahan adalah ketikaa saat subjek tidak mampu lagi mempertahankan langkahnya dalam

15 detik. Subjek didudukkan dan merupakan akhir dari tes, dan denyut jantungnya kemudian

dihitung dalam 1 sampai 1,5, 2 sampai 2,5, dan 3 sampai 3,5 menit

Page 5: Laporan Fisiologi Fitness

A. Kelebihan dan Kekurangan Tes Harvad

1). Kelebihan Tes Harvard

a. Peralatannya sederhana

b. Mudah untuk dilakukan

c. Dapat dikelola sendiri

2). Kekurangan Tes Harvard

a. Tingkat stres tinggi

b. Tidak dapat dilakukan untuk anak-anak

c. Dipengaruhi oleh variasi maksimum detak jantung (HR)

Page 6: Laporan Fisiologi Fitness

BAB III

METODOLOGI

A. Alat dan bahan

Set elektrokardiograf Stetoskop

Metronome Tempat tidur

Gel/kapas beralkohol Meja tinggi 40 cm

Tissue Stopwatch

Sphygmomanometer

B. Cara kerja

Pengukuran fungsi Jantung saat Istirahat

meminta naracoba berbaring dengan kedua lengan lurus sejajar sumbu badan di tempat

tidur

Mengukur frekuensi nadi dan tekanan darah naracoba saat istirahat (diukur 3x dengan

jeda 5 menit dan hasilnya di rata-rata)

Menghitung tekanan nadi rata-rata (PP) dan tekanan arteri rata-rata (MAP)

Merekam aktivitas listrik jantung naracoba dengan EKG

Menganalisa EKG saat istirahat

*Rumus : Tekanan nadi (PP): tekanan systole – tekanan diastole

Tekanan arteri rata-rata (MAP): tekanan diastole + (1/3 x tekanan nadi)

Page 7: Laporan Fisiologi Fitness

Merekam aktivitas Jantung dengan EKG :

1. Membersihkan dan mengecek EKG

2. Mengoleskan gel bagian tubuh yang akan dipasang elektroda

3. Memasang 4 elektroda angota gerak: lengan kanan (merah); lengan kiri(kuning);

kaki kiri (hijau); kaki kanan (hitam)

4. Memasang 6 lead prekordial: V1 (Interkostal 4,linea parasternalis kanan); V2

(Interkostal 4,linea parasternalis kiri); V3 (antara V2 dan V4); V6 (sejajar V4,linea

midaksilaris kiri); V5 (antara V4 dan V6); V4 (Interkostal 5,linea midklavikulatis kiri)

Harvard step up test

Memasang metronome pada 120 pukulan per menit

Latihan naik turun bangku 4 hitungan

Menyuruh probandus berbaring, merekam EKG dan menghitung denyut nadi 1 menit

setelah istirahat

Memperkirakan nilai kebugaran jasmani (KJ)

*Indeks KJ: waktu naik turun (detik) x 100 / 1,5 (jumlah denyut nadi 1 menit setelah l

latihan)

Penilaian: < 50: jelek

50-30: sedang

>80: baik

Page 8: Laporan Fisiologi Fitness

BAB IV

HASIL dan PEMBAHASAN

A. Hasil

Data Naracoba: Usia: 23 th

Jenis kelamin: Laki-laki

TB: 168

BB: 69 kg

Saat Istirahat

No. Tek. Sistolik Tek. Diastolik PP MAP

1. 130 70 60 90

2. 130 70 60 90

3. 130 70 60 90

Rata-rata 130 70 60 90

Hasil Pemeriksaan EKG

Istirahat Selesai aktivitas Nilai normal

Frekuensi Jantung 83 118 60-100

Axis Normal Normal (+) (+)

Interval

PR 0,14 0,16 0,18- 0,2

QRS 0,08 0,08 0,07-0,10

QT 0,36 0,36 0,33-0,43

Irama Sinus Sinus Sinus

Segmen PR 0,06 0,08

Segmen ST 0,10 0,12 0,12-0,14

Page 9: Laporan Fisiologi Fitness

Hasil Harvard Step Up test

Lama Naik Turun bangku :3 menit 45 detik (225 detik)

Jumlah Denyut Nadi

- Sebelum naik turun bangku : 88x/menit

- Sesudah naik turun bangku dan sesudah istirahat 1 menit :116x/menit

Perhitungan dengan rumus : 225 x 1001.5 x116

Hasil perhitungan : 129.3

Tingkat kebugaran : Baik

B. Pembahasan

Pada praktikum kali ini, akan dilihat bagaimana perbandingan respon fisiologis tubuh

yang probandus sebelum dan sesudah melakukan aktivitas dengan melakukan pengukuran

tanda vital yaitu tekanan darah dan nadi serta aktivitas jantung dengan EKG.

Dilakukan 3 kali pengukuran awal pada saat probandus sedang beristrahat, dengan

didapatkan hasil rata-rata pada tekanan darah 130/70 dan nadi 83x /menit, untuk tekanan

darah probandus masih dalam batasan normal, hal ini sesuai dengan teori yaitu angka sistole

110-140 mmhg dan diastole 70-90, demikian juga untuk nilai pengukuran nadi yaitu

83x/.menit menunjukkan normal, sesuai dengan teori yang menjelaskan bahwa nilai normal

70-100x/menit, hasil pengukuran tersebut relatif, karena dipengaruhi banyak faktor, seperti

usia, dan juga aktivitas sehari-hari yang dilakukan.

Kemudian dilakukan pengukuran EKG pada probandus sebelum menjalani tes, dari

pemeriksaan didapatkan hasil, irama sinus bernilai normal, karena didapatkan gelombang P,

QRS, dan T, untuk aksis didapatkan hasil normal, Karena pada lead pertama dan Avf

menunjukan nilai (+), untuk interval didapatkan hasil yang telah tertera pada rekaman EKG

interval PR = 0,14 (3,5 kotak kecil), interval QRS = 0,08 (2 kotak kecil) dan interval QT (9

kotak kecil) = 0,36 nilai dari ketiga segmen tersebut masih dalam batasan normal dimana

interval PR = 0.12-0,22 detik, untuk QRS = < 12 detik dan QT = 0,28-0,36. Untuk nilai

segmen PR didapatkan hasil 0,06 (1,5 kotak kecil) dan segmen ST = 0,10 (2,5 kotak kecil),

nilai dari segmen PR dan ST dalam batasan normal.

Page 10: Laporan Fisiologi Fitness

Kemudian probandus melakukan Harvard step up test, probandus melakukan test selama

3 menit 45 detik = 225 detik, sesuai dengan kemampuan probandus melakukan test ini,

kemudian probandus diminta beristirahat selama 1 menit, kemudian dilakukan pengukuran

kembali, tekanan darah, nadi dan pemeriksaan EKG. Untuk tekanan darah didapatkan hasil

145/70, nadi 116 x/menit dari hasil menandakan probandus mengalami takikardi, hal ini

memang secara fisiologis terjadi di akibatkan oleh aktivitas tubuh yang berlebih.

Pada pemeriksaan EKG demikian didapatkan untuk axis masih normal, pada lead I dan

avF bernilai (+), pada irama didapatkan sinus takikardi, irama yang sama namun terlihat

cepat, untuk interval PR = 0,16 (4 kotak kecil) dengan nilai normal 0,12-0,22 dengan

demikian masih dikatakan normal, pada interval QRS = 0,08 (2 kotak kecil) dengan nilai

kisaran normal < 0,12 detik interval QRS masih normal, untuk interval QT = 0,36 (9 kotak

kecil) detik terjadi peningkatan, dengan nilai kisaran normalnya 0,25-0,32 detik. Pada

segmen PR didapatkan hasil 0,08 detik dan pada segmen ST didapatkan hasil 0,12 detik (2

kotak kecil).

Setelah pemeriksaan EKG telah dilakukan, kemudian dilakukan perhitungan nilai indeks

kebugaran fisik, dari perhitungan rumus didapatkan hasil 129,3 dilihat dari hasil tersebut

dapat dikatakan tingkat kebugaran probandus Baik, hal ini terlihat dari penilaian physical

fitness index > 80. Hasil yang didapatkan dari pemeriksaan dengan menggunakan metode ini

juga masih relatif, karena ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil, seperti, tinggi badan

(berkaitan dengan langkah kaki yang panjang mungkin lebih cepat karena tinggi), berat badan

(mempengaruhi langkah karena berat badan kemungkinan lebih lambat dan cepat lelah

karena beban yang lebih), kondisi fisik probandus sendiri (ada rasa nyeri, psikologis

probandus sehingga merasa tidak mampu), kondisi lingkungan (seperti suhu lingkungan) dan

berbagai kekurangan dari test ini yang dijabarkan dalam teori.

Hasil yang didapatkan secara keseluruhan pemeriksaan yang dilakukan, tidak selalu

bernilai pasti, karena tingkat kebugaran jasmani tiap individu dipengaruhi beberapa faktor,

seperti usia, jenis kelamin, berbagai aktivitas yang dilakukan (mempengaruhi bergantung

jenis beban tiap aktivitas yang dilakukan), gaya hidup (pola makan dll), dan pola istirahat

(istrahat yang tidak cukup mempengaruhi kebugaran jasmani).

Page 11: Laporan Fisiologi Fitness

STUDY KASUS

Pada hasil EKG, terlihat didapatkan hasil denyut jantung terlihat takikardi, dengan

frekuensi 187,5 hasil didapatkan dari 300/1,6. Aksis jantung normal terlihat dari Lead I dan

AvF bernilai positif (+). Irama jantung pada EKG terlihat irama Ventricular, terlihat juga

Durasi interval QRS = 0,28, tidak terlihat gelombang P dan irreguler.

Kesimpulan yang didapat dari hasil adalah Ventrikular Takikardia.

Page 12: Laporan Fisiologi Fitness

BAB V

KESIMPULAN

Pemeriksaan yang dilakukan pada probandus yang meliputi pemeriksaan tekanan darah dan EKG, pada Sebelum dan Sesudah dilakukan harvard step up test bernilai normal.

Pemeriksaan indeks kebugaran jasmani, didapatkan hasil normal, dan pada penilaian physical fitness index “Baik”

Dari praktikum yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa aktivitas membuat tubuh memberikan respon yang terlihat dari berbagai hasil yang didapat.

Selain aktivitas, tingkat kebugaran tubuh juga dipengaruhi oleh beberapa faktor lain seperti usia, jenis kelamin, gaya hidup, dan pola istirahat

Page 13: Laporan Fisiologi Fitness

DAFTAR PUSTAKA

Guyton & Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta : EGC.

Price, Sylvia Anderson. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta : EGC.

Sherwood, Lauealee. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem : Edisi ke-2. EGC:Jakarta

Page 14: Laporan Fisiologi Fitness

PRAKTIKUM FISIOLOGI

KEBUGARAN JASMANI

Disusun Oleh :

Nama : Raymond efraim Ngkale

NIM : 41 09 0014

Kelompok : C

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA

YOGYAKARTA

2013