LAPORAN FISIO RIDHO KELELAHAN OTOT.pdf

23
i KELELAHAN OTOT (ERGONOMIK) LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI BLOK SISTEM TUBUH II GANJIL 2015-2016 Disusun Oleh: AURIDHO PRASETYO PUTRA DITYA NIM. 151610101081 LABORATORIUM FISIOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS JEMBER 2015

description

LAPORAN FISIO RIDHO KELELAHAN OTOT.pdf

Transcript of LAPORAN FISIO RIDHO KELELAHAN OTOT.pdf

Page 1: LAPORAN FISIO RIDHO KELELAHAN OTOT.pdf

i

KELELAHAN OTOT (ERGONOMIK)

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI

BLOK SISTEM TUBUH II

GANJIL 2015-2016

Disusun Oleh:

AURIDHO PRASETYO PUTRA DITYA

NIM. 151610101081

LABORATORIUM FISIOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS JEMBER

2015

Page 2: LAPORAN FISIO RIDHO KELELAHAN OTOT.pdf

ii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB I DASAR TEORI .................................................................................. 1

BAB II LANGKAH KERJA ......................................................................... 6

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 11

BAB IV KESIMPULAN ................................................................................ 20

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... iii

Page 3: LAPORAN FISIO RIDHO KELELAHAN OTOT.pdf

1

BAB I

DASAR TEORI

Pengertian Kelelahan Otot

Kelelahan otot adalah suatu keadaan yang terjadi setelah kontraksi otot

yang kuat dan lama, di mana otot tidak mampu lagi berkontraksi dalam jangka

waktu tertentu. Kelelahan akibat kerja adalah suatu mekanisme perlindungan

tubuh yang dirasakan secara subjektif yang terjadi akibat kerja fisik atau mental

secara berulang sehingga menyebabkan ketidaknyamanan, hilangnya efisiensi dan

penurunan kapasitas kerja serta ketahanan tubuh yang ditandai oleh adanya

pelemahan kegiatan, pelemahan motivasi dan kelelahan fisik. Kelelahan otot

dapat timbul akibat kontraksi otot yang kuat dan lama. Pada keadaan ini, kontraksi

otot yang terjadi semakin lama semakin lemah, karena dalam serabut otot

kekurangan energi.

Ada beberapa pendapat mengenai penyebab dari kelelahan otot sendiri

Needham (1971) seperti yang didukung oleh Berzeus (1897) berpendapat bahwa

kelelahan otot berkaitan dengan penumpukan asam laktat pada otot. Sementara

Mosso (1904) melalui sebuah eksperimen menyimpulkan bahwa kelelahan otot

terjadi bahkan saat saraf distimulasi secara elektrik. Hal tersebut menunjukkan

bahwa kelelahan terjadi di otot dan bukan pada sistem saraf pusatnya. Sementara

Eberstain dan Sandow (1963) (149) merupakan dua orang yang pertama – tama

mengusulkan bahwa kegagalan coupling eksitasi dan kontraksi menimbulkan

kelelahan otot. Kafein dipercaya dapat memulihkan kelalahan otot karena dapat

secara langsung memfasilitasi pelepasan Ca2+ dari retikulum sarkoplasma.

Kelelahan dapat diklasifikasikan menjadi kelelahan yang berlokasi di sistem

saraf pusat yang dikenal dengan kelelahan pusat dan kelelahan yang berlokasi di

luar sistem saraf pusat yang dikenal dengan kelelahan perifer.

a. Kelelahan Pusat

Kelelahan pusat disebabkan karena kegagalan sistem saraf pusat merekrut

jumlah dan mengaktifkan motor unit yang dilibatkan dalam kontraksi otot.

Page 4: LAPORAN FISIO RIDHO KELELAHAN OTOT.pdf

2

Padahal kedua hal tersebut berperan dalam besarnya potensial yang dihasilkan

selama kontraksi otot. Dengan demikian, berkurangnya jumlah motor unit dan

frekuensi pengaktifan motor unit menyebabkan berkurangkan kemampuan

kontraksi otot.

b. Kelelahan Perifer

Kelelahan perifer merupakan kelelahan yang disebabkan karena faktor di luar

sistem saraf pusat. Kelelahan perifer tersebut disebabkan ketidakmampuan otot

untuk melakukan kontraksi dengan maksimal yang disebabkan oleh beberapa

faktor diantaranya adalah gangguan pada kemampuan saraf, kemampuan mekanik

kontraksi otot, dan kesediaan energi untuk kontraksi. Kelelahan pada gangguan

saraf merupakan gangguan neuromuscularjunction, ketidakmampuan sarcolemma

mempertahankan konsentrasi Na+ dan K+ sehingga menurunkan depolarisasi sel

dan amplitudo potensial aksi. Gangguan pada saraf tersebut akan berdampak pada

berkurangnya kemampuan perambatan impuls dan ketidakmampuan membran

otot untuk mengkonduksi potensial aksi. Gangguan perambatan impuls sehingga

menuntut frekuensi stimulus yang tinggi.

Mekanisme Kelelahan Otot

Kontraksi merupakan hal terpenting dari otot. Hal ini berkaitan dengan

penggunaan adenosin triposphate (ATP) sebagai energi kontraksi. Mekanisme

kontraksi otot berlangsung melalui daur reaksi yang kompleks. Hal ini dapat

dijelaskan melalui teori pergeseran filamen (sliding filament theory). Keseluruhan

proses membutuhkan energi yang diperoleh dari ATP yang disimpan dalam

kepala miosin. Tahapan kontraksi otot hingga relaksasi. Pada neuromuscular

junction, asetilkolin dilepaskan dari synaptic terminal menuju reseptor dalam

sarkoma. Hasil perubahan potensial transmembran dari serabut otot akan

menghasilkan pontensial aksi yang menyebar melintasi seluruh permukaan dan

sepanjang tubulus T. Retikulum sarkoplasma melepaskan cadangan ion kalsium,

sehingga meningkatkan konsentrasi kalsium di sarkoplasma dan sekitar sarkomer.

Page 5: LAPORAN FISIO RIDHO KELELAHAN OTOT.pdf

3

Ion Kalsium berikatan dengan troporin dan menghasilkan perubahan orientasi

kompleks troponin-tropomiosin yang terlihat pada bagian yang aktif dari aktin,

meosin cross bridge terbentuk pada saat kepala miosin berikatan dengan bagian

yang aktif. Kontraksi otot dimulai sebagai siklus yang berulang dari meosin cross

bridge. Siklus ini terjadidengan adanya hidrolisa ATP. Proses ini menimbulkan

pergeseran filamen dan pemendekan serabut otot. Pontensial aksi dibangkitkan

dengan adanya pemecahan asetikolin oleh asitilkolinesterase.Retikulum

sarkoplasma akan menyerap kembali ion kalsium sehingga konsentrasi ion

kalsium menuru. Saat mendekati fase istirahat, kompleks troponin-tropomiosin

akan kembali ke posisi awal. Sehingga mencegah interaksi cross bridge lebih

lanjut. Tanpa interaksi cross bridge lebih lanjut maka pergeseran filamen tidak

akan timbul dan kontraksi akan berhenti. Relaksasi otot akan terjadi dan otot akan

kembali secara pasif pada resting lenght.

Selama ATP tersedia daur tersebut dapat terus berlangsung. Pada keaadan

kontraksi, ATP yang tersedia didalam otot akan habis terpakai 1 detik. Oleh

karena itu ada jalur metabolisme produktif yang menghasilkan ATP. ATP dengan

bantuan kretin kinase akan segera menjadi kretin pospat. Persediaan kretin pospan

ini hanya cukup untuk beberapa detik, selanjutnya ATP diperoleh dari posforilasi

oksidatif. Apabila oksigen tidak cukup maka asam piruvat akan diubah menjadi

asam laktat, yang apabila menumbuk akan terjadi kelelahan otot.

Selama latihan berat banyak oksigen dibawah kedalam otot, tetapi oksigen

yang mencapai sel otot tidak cukup. Asam laktat akan menumpuk dan berdifusi ke

dalam cairan jaringan dan darah. Keberadaan asam laktat di dalam darah akan

merangsang pusat pernafasan sehingga frekuensi dan kedalaman napas pun

meningkat. Hal ini berlangsung terus-menerus, bahkan setelah kontraksi itu

selesai sampai jumlah oksigen cukup untuk memungkinkan sel otot dan hati

mengoksidasi asam laktat dengan sempurna menjadi glikogen.

Faktor- Faktor Penyebab Kelelahan Otot

1. Penumpukan asam laktat

Page 6: LAPORAN FISIO RIDHO KELELAHAN OTOT.pdf

4

Terjadinya kelelahan otot yang disebabkan oleh penumpukan asam laktat

telah lama dicurigai. Penumpukan asam laktat pada intramuscular dengan

menurunnya puncak tegangan (ukuran darikelelahanpabila rasio asam laktat pada

otot merah dan otot putih meningkat, puncak tegangan otot menurun. Jadi bisa

diartikan bahwa besarnya kelelahan pada serabut-serabut otot putih berhubungan

dengan besarnya kemampuan mereka untuk membentuk asam laktat. Pendapat

bahwa penumpukan asam laktat menyertai didalam proses kelelahan selanjutnya

diperkuat oleh fakta dimana dua mekanismesecara fisiologi yang karenanya asam

laktat menghalang-halangi fungsi otot. Kedua mekanisme tersebut tergantung

kepada efek asam laktat pada pH intra selular atau konsentrasi ion hydrogen (H).

Dengan meningkatnya asam laktat, konsentrasi H meningkat, dan pH menurun. Di

pihak lain, peningkatan konsentrasi ion H menghalangi proses rangkaian eksitasi,

oleh menurunnya sejumlah Ca yang dikeluarkan dari reticulum sarkoplasma dan

gangguan kapasitas mengikattroponin. Peningkatan konsentrasi ion H juga

menghambat kegiatan fosfofruktokinase, enzim kunci yang terlibat di

dalamanaerobic glikolisis. Demikian lambatnya hambatan glikolisis, mengurangi

penyediaan ATP untuk energi.

2. Pengosongan penyimpanan ATP dan PC

Karena ATP merupakan sumber energi secara langsung untuk kontraksi

otot, dan PC dipergunakan untuk Resintesa ATP secepatnya, pengosongan

Fosfagen intraseluler mengakibatkan kelelahan. Bahwa kelelahan tidak berasal

dari rendahnya fosfagen didalam otot . Penelitian terhadap otot katak yang

dipotong pada otrot sartoriusnya. Sebagai contoh, telah diingatkan bahwa selama

kegiatan kontraksi, konsentrasi ATP didaerah miofibril mungkin lebih berkurang

daripadadalam otot keseluruhan. Oleh karena itu, ATP menjadi terbatas didalam

mekanisme kontraktil, walaupun hanya terjadi penurunan yang moderat dari

jumlah total ATP didalam otot. Kemungkinan yang lain adalah bahwa hasil energi

didalam pemecahan ATP lebih sedikit dari jumlah ATP yang tersedia didalam

batas-batas untuk kontreaksi otot. Alasan dari penurunan ini mungkin

dihubungkan dengan peningkatan konsentrasi ion H dalam jumlah kecil sampai

Page 7: LAPORAN FISIO RIDHO KELELAHAN OTOT.pdf

5

besar didalamintraseluler, dan merupakan penyebab utama dari penumpukan asam

laktat.

3. Pengosongan Simpanan Glikogen Otot

Seperti halnya dengan asam laktat dan kelelahan , hubungan sebab akibat

antara pengosongan glikogen otot dan kelelahan otot tidak dapat ditentukan

dengan tegas . Faktor-faktor lain yang berhubungan dengan kelelahan selama

periode latihan yang lama . Rendahnya tingkatan/level glukosa darah,

menyebabkan pengosongan cadangan glikogen hati. Kelelahan otot lokal

disebabkan karena pengosongan cadangan glikogen otot.

Pemulihan Kelelahan Otot

Kelelahan dapat dipulihkan dengan istirahat maupun pijatan (message).

Istirahat otot dapat memulihkan sirkulasi darah menjadi normal sehingga

metabolisme karbohidrat kembali berlangsung. Menurut Basiran et al. (2010:9)

mengemukakan bahwa, “Beberapa kegiatan message mampu mengendurkan dan

meregangkan otot dan jaringan-jaringan lunak dalam tubuh, sehingga mengurangi

ketegangan otot”. Selain itu pengaruh messaage antara lain mengurangi tingkat

kelelahan otot, menguraikan asam laktat dan memperlancar aliran darah,

merelaksasi otot, meredakan ketegangan otot, mencegah terjadinya cedera,

mempercepat penyembuhan akibat dari overuse, memberikan rasa nyaman pada

tubuh dan pikiran.

Pemberian suhu juga mempengaruhi pemulihan pada otot. Pemberian sinar

lampu yang panas dan diam untuk beberapa saat dapat menimbulkan terjadi

vasodilatasi & berkeringat. Sebaliknya, pemberian air yang dingin menyebabkan

vasokonstriksi & hilangnya berkeringat. Dengan begitu kerja otot dapat

diperpanjang.

Page 8: LAPORAN FISIO RIDHO KELELAHAN OTOT.pdf

6

BAB II

LANGKAH KERJA

II.1. Persiapan Alat dan Bahan

1. Ergometer

2. Kimograf

3. Sphygmomanometer

4. Metronom

5. Stopwatch

6. Medline (meteran)

7. Manik-manik

8. Dumbbell

9. Benang dan jarum jahit

II.2. Prosedur kerja

1. Percobaan Kerja dan Istirahat pada Kelelahan Jari Tangan

1) Siapkan Ergometer dan Kimograf. Selanjutnya, atur posisi kedua alat

sedemikian rupa agar alat pencatat ergometer berada ditengah kertas

Kimograf dan dapat dijalankan tampa hambatan.

2) Dudukkan orang coba dalam posisi tegak lurus.

3) Orang coba meletakkan lengan bawah kanannya diatas landasan alat

Ergometer sedang jari telunjuk memegang pelatuk penarik beban

Ergograf. Sementara itu, tangan kiri diistirahatkan di atas meja (mata

ditutup).

4) Lakukan tarikan setiap 3 detik mengikuti irama metronome dengan sekuat-

kuatnya tanpa mengikutsertakan jari lainnya, otot tangan dan lengan.

Lakukan aktifitas ini sampai penurunan hasil pencatatan melampaui

setengah tinggi pencatatan awal. Apabila pencatatan telah menunjukkan

setengah hasil pencatatan awal, orang coba dinyatakan telah mengalami

kelelahan. Pada saat melakukan percobaan, orang coba hendaknya

memusatkan perhatiannya pada tugas ini.

Page 9: LAPORAN FISIO RIDHO KELELAHAN OTOT.pdf

7

5) Segera setelah selesai percobaan dengan tangan kanan berhenti. Amati

kekuatan kontraksi otot jari tangan yang ditunjukkan dengan tinggi

pencatatan yang dapat dibaca dari kertas kimograf dan hitung waktu yang

hilangnya kelelahan sejak detik ke-0 (amati perubahan rasa nyeri, suhu,

warna, ekskresi keringat).

6) Segera setelah berhenti percobaan pada tangan kanan, tarik ergograf pada

tangan kiri segera dimulai.

7) Segera setelah selesai percobaan dengan tangan kanan berhenti. Amati

kekuatan kontraksi otot jari tangan yang ditunjukkan dengan tinggi

pencatatan yang dapat dibaca dari kertas kimograf dan hitung waktu yang

hilangnya kelelahan sejak detik ke-0 (amati perubahan rasa nyeri, suhu,

warna, ekskresi keringat).

8) Segera setelah kelelahan menghilang lakukan tarikan ergograf kembali

dengan tangan kanan.

9) Segera setelah selesai percobaan dengan tangan kanan berhenti. Amati

kekuatan kontraksi otot jari tangan yang ditunjukkan dengan tinggi

pencatatan yang dapat dibaca dari kertas kimograf dan hitung waktu yang

hilangnya kelelahan sejak detik ke-0 (amati perubahan rasa nyeri, suhu,

warna, ekskresi keringat).

10) Setelah tepat 10 menit setelah kelelahan menghilang lakukan tarikan

ergograf kembali dengan tangan kiri.

11) Segera setelah selesai percobaan dengan tangan kanan berhenti. Amati

kekuatan kontraksi otot jari tangan yang ditunjukkan dengan tinggi

pencatatan yang dapat dibaca dari kertas kimograf dan hitung waktu yang

hilangnya kelelahan sejak detik ke-0 (amati perubahan rasa nyeri, suhu,

warna, ekskresi keringat).

12) Ulangi percobaan butir 1-11 pada orang coba dengan jenis kelamin

berbeda.

13) Catat seluruh hasil percobaan.

Page 10: LAPORAN FISIO RIDHO KELELAHAN OTOT.pdf

8

2. Pengaruh Perubahan Peredaran Darah dan Pemijatan Pada Kelelahan.

1) Percobaan ini dilakukan oleh 2 orang coba dengan jenis kelamin berbeda

yang lain,

2) Pasangkan manset sphygmomanometer pada lengan atas kanan dan kiri

orang coba dan pompalah manset sampai tekanan lebih kurang 20 mmHg

di bawah tekanan systole pada tangan kanan,

3) Lakukan tarikan ergograf setiap 3 detik menurut irama metronome sampai

terjadi penurunan pencatatan lebih dari setengah tinggi pencatatan awal,

4) Segera setelah selesai percobaan dengan tangan kanan berhenti. Amati

kekuatan kontraksi otot jari tangan yang ditunjukkan dengan tinggi

pencatatan yang dapat dibaca dari kertas kimograf dan hitung waktu yang

hilangnya kelelahan sejak detik ke-0 (amati perubahan rasa nyeri, suhu,

warna, ekskresi keringat).

5) Segera setelah selesai percobaan dengan tangan kanan berhenti, lakukan

pemijatan hingga kelelahan menghilang,

6) Segera setelah selesai percobaan dengan tangan kanan berhenti. Amati

kekuatan kontraksi otot jari tangan yang ditunjukkan dengan tinggi

pencatatan yang dapat dibaca dari kertas kimograf dan hitung waktu yang

hilangnya kelelahan sejak detik ke-0 (amati perubahan rasa nyeri, suhu,

warna, ekskresi keringat).

7) Sejak percobaan tangan kanan selesai istirahatkan orang coba

diistirahatkan 5 menit . Ulangi percobaan pada butir ke 3-5 pada tangan

kiri (Pemijatan pada tangan kanan tetap dilakukan sampai lelah

menghilang).

8) Setelah tarikan jari kiri menunjukkan setengah panjang awal, istirahat 5

menit selanjutnya lakukan tarikan ergograf kembali sampai timbul

kelelahan,

9) Segera setelah selesai percobaan dengan tangan kanan berhenti. Amati

kekuatan kontraksi otot jari tangan yang ditunjukkan dengan tinggi

pencatatan yang dapat dibaca dari kertas kimograf dan hitung waktu yang

Page 11: LAPORAN FISIO RIDHO KELELAHAN OTOT.pdf

9

hilangnya kelelahan sejak detik ke-0 (amati perubahan rasa nyeri, suhu,

warna, ekskresi keringat).

10) Ulangi percobaan butir ke 1-8 pada orang coba dengan jenis kelamin

berbeda.

3. Pengaruh Suhu Dingin Dan Panas Pada Kelelahan

1) Percobaan ini dilakukan oleh 2 orang coba dengan jenis kelamin berbeda

yang lain

2) Pasangkan manset sphygmomanometer pada lengan atas kanan dan kiri

orang coba dan pompalah manset sampai tekanan lebih kurang 20 mmHg

di bawah tekanan sistole pada tangan kanan

3) Lakukan tarikan ergograf setiap 3 detik menurut irama metronom sampai

terjadi penurunan pencatatan lebih dari setengah tinggi pencatatan awal

4) Segera setelah percobaan dengan tangan kanan berhenti, amatilah

kekuatan kontraksi otot jari tangan yang ditunjukkan dengan tinggi

pencatatan yang dapat dibaca dari kertas kimograf dan hitung waktu yang

kehilangan sejak detik ke 0 (amati perubahan rasa, nyeri, suhu, warna dan

ekskresi keringat).

5) Segera setelah selesai percobaan dengan tangan kanan berhenti, lakukan

pemaparan dengan sinar infra merah hingga kelelahan menghilang.

Pemancaran sinar infrared dilakukan dalam jarak 30 cm dari permukaan

kulit.

6) Amati kekuatan kontraksi otot jari tangan yang ditunjukkan dengan tinggi

pencatatan yang dapat dibaca dari kertas kimograf dan hitung waktu yang

kehilangan sejak detik ke 0 (amati perubahan rasa, nyeri, suhu, warna dan

ekskresi keringat). Catat berapa lama kelelahan menghilang

7) Segera setelah tarikan jari kiri menunjukkan setengah panjang awal,

celupkan lengan bawah ke dalam air es dengan suhu 200C selama 5 menit

8) Selanjutnya lakukan tarikan ergograf kembali sampai timbul kelelahan

9) Segera setelah percobaan dengan tangan kanan berhenti, amatilah

kekuatan kontraksi otot jari tangan yang ditunjukkan dengan tinggi

Page 12: LAPORAN FISIO RIDHO KELELAHAN OTOT.pdf

10

pencatatan yang dapat dibaca dari kertas kimograf dan hitung waktu yang

kehilangan sejak detik ke 0 (amati perubahan rasa, nyeri, suhu, warna dan

ekskresi keringat). Catat waktu timbulnya kelelahan

10) Ulangi percobaan butir ke 1 – 8 pada orang coba dengan jenis kelamin

berbeda

4. Pengaruh Kelelahan Pada Kecepatan Dan Keterampilan Halus

1) Siapkan 2 orang coba yang berbeda

2) Relawan diminta untuk mengangkat barbel selama 5 menit dengan

kecepatan 30 x / menit hingga letih

3) Relawan diinstruksikan untuk menguntai 25 manik – manic dengan

kecepatan setinggi mungkin

4) Hitung waktu yang diperlukan untuk menguntai manic – manic tersebut

5) Perhatikan perubahan apa yang terjadi pada tangan mereka dan catatlah

5. Pengaruh Kelelahan Pada Keletihan Kerja

1) Siapkan 2 orang coba yang berbeda

2) Orang coba masukkan benang ke dalam jarum dengan untaian berurut

selama 10 menit

3) Istirahat 5 menit kemudian lakukan percobaan pada nomer 2

4) Hitung waktu dan jumlah gerakan hingga timbul kelelahan

5) Segera setelah timbul kelelahan ulangi percobaan pada nomer 2

6) Hitung jumlah seri manic yang sama urutannya di setiap 5 butir manic

7) Catat apa saja yang dirasakan orang coba

8) Ulangi percobaan pada butir 1-5 pada orang coba lain

Page 13: LAPORAN FISIO RIDHO KELELAHAN OTOT.pdf

11

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

III.1. JAWABAN PERTANYAAN PERCOBAAN

Berdasarkan seluruh percobaan, kami menjawab beberapa pertanyaan

dibawah ini dan membuat kesimpulan

3.1 Pertanyaan

1. Bagaimana pegaruh kelelahan pada ketelitian ? jelaskan mekanismenya

2. Bagaimana pengaruh kelelahan pada kecepatan dan keterampilan kerja ?

jelaskan mekanismenya

3. Bagaimana pengaruh istirahat pada kelelahan otot ? Jelaskan

mekanismenya

4. Bagaimana pengaruh infra red kelelahan ? Jelaskan mekanismenya

5. Bagaimana pengaruh pemijitan pada kelelahan ? Jelaskan mekanismenya

6. Bagaimana pengaruh dingin pada kelelahan ? Jelaskan mekanismenya

7. Bagaimana pengaruh panas pada kelelahan ? Jelaskan mekanismenya

8. Mengapa timbul rasa nyeri ketika timbul kelelahan?

3.2 Jawaban

1. Kelelahan berpengaruh terhadap ketelitian dikarenakan semakin lelah

seseorang, semakin menurun tingkat ketelitian. Pada saat seseorang lelah

suplai darah dan oksigen menurun di otak., yang menyebabkan kelelahan.

Kelelahan meningkat akan menurunkan glikogen otot yang berakibat

penyebaran sinyal saraf melalui hubungan neuromokular menurun dan

berdampak penurunan ketelitian Dengan mekanisme sebagai berikut :

Otot berkontraksi kuat dan terus menerus → pemecahan glikogen otot

semakin cepat sehingga penurunannya juga cepat alhasil ATP berkurang

→ oksigen sedikit → menyebabkan kelelahan otot →Suplai nutrisi &

oksigen dalam darah ke otak menurun→penyebaran sinyal saraf

melalui hubungan neuromukular menurun→ berkurangnya ketelitian

Page 14: LAPORAN FISIO RIDHO KELELAHAN OTOT.pdf

12

2. Kelelahan menyebabkan kecepatan dan ketrampilan kerja menurun.

Dikarenakan kelelahan itu sendiri adalah suatu kondisi menurunnya

efisiensi, performa kerja, dan berkurangnya kekuatan atau ketahanan fisik

tubuh untuk terus melanjutkan kegiatan yang harus dilakukan. Kelelahan

itu sendiri membutuhkan waktu untuk recovery mengembalikan

efektifitasnya seperti semula sehingga apabila dalam keadaan lelah terjadi

kerja yang lambat. Dengan mekanisme sebagai berikut :

Oksigen menurun → penumpukan asam laktat → penurunan energi →

kecepatan kerja menurun → perlu waktu lebih lama untuk menyelesaikan

pekerjaan

3. Istirahat merupakan salah satu bentuk merelaksasikan otot dari kelelahan

sehingga memberi kesempatan tubuh untuk melakukan pemulihan atau

penyegaran. Pada saat istirahat tubuh melakukan pembentukan kembali

ATP melalui system glikogen-asam laktat. Hal ini diperoleh melalui dua

cara, yaitu : asam laktat diubah kembali menjadi asam piruvat dan

kemudian di metabolism secara oksidatif oleh seluruh jaringan tubuh. Sisa

asam laktat diubah kembali menjadi glukosa terutama di dalam hati dan

glukosa selanjutnya digunakan untuk melengkapi penyimpanan glukosa

dalam otot. Dengan mekanisme :

Aktivitas otot kuat terus menerus → oksigen otot berkurang→ Akumulasi

asam laktat → dapat dipecah kembali bila terdapat cukup oksigen

(istirahat) dengan 2 macam mekanisme ( diubah jadi asa piruvat atau

diubah menjadi glukosa ) → sehingga dapat dipakai kembali oleh tubuh

menjadi sumber energi baru.

4. Infra red merupakan salah satu cara membantu pemulihan kelelahan otot.

Infrared dapat menembus kulit sehingga menghasilkan suhu panas dimana

suhu panas yang ditimbulkan infrared dapat memperbesar pembuluh darah

( vasodilatasi ) sehingga dapat memperbaiki sirkulasi darah yang

mempengaruhi lancarnya suplai oksigen dalam otot serta nutrisi yang

dapat memulihkan kelelahan. Selain itu dengan paparan sinar infrared

Page 15: LAPORAN FISIO RIDHO KELELAHAN OTOT.pdf

13

menyebabkan pengurangan ketegangan otot sehingga otot menjadi rileks.

Dengan mekanisme :

Kelelahan → disinari infra red → pelebaran (vasodilatasi) pembuluh darah

oleh suhu panas → suplai oksigen dalam darah mengalir lancar.

Kelelahan → disinari infra red → mengurangi ketegangan otot → otot

menjadi rileks.

5. Pemijitan merupakan salah satu cara dalam pemulihan kelelahan otot.

Dengan Pengaruh pemijatan pada kelelahan, yaitu :

a. Mengurangi tingkat kelelahan otot.

b. Menguraikan asam laktat dan memperlancar aliran darah.

c. Merelaksasi otot.

d. Meredakan ketegangan otot.

e. Mencegah terjadinya cedera.

f. Mempercepat kesembuhan akibat dari overuse otot.

g. Memberikan rasa nyaman pada tubuh dan pikiran.

6. Pengaruh suhu dingin terhadap kelelahan otot adalah dingin menyebabkan

vasokonstriksi dan memperpanjang lama kerja dan cepat lelah. Dengan

mekanisme :

Kelelahan → perlakuan suhu dingin → vasokonstriksi (penyempitan)

pembuluh darah → suplai oksigen tidak lancar / berkurang → otot menjadi

cepat lelah.

7. Panas dalam hal ini hampir sama dengan pemaparan sinar infrared yakni

Suhu panas menyebabkan pembuluh darah membesar dan memperbaiki

sirkulasi darah yang mengandung nutrisi dan oksigen yang dapat

memulihkan kelelahan akibat aliran nutrisi dan oksigen ke jaringan otot.

Dengan mekanisme :

Kelelahan → diberi suhu panas → vasodilatasi (pelebaran) pembuluh

darah oleh → suplai oksigen dan nutrisi dalam darah lancar (sirkulasi

darah lancar).

Page 16: LAPORAN FISIO RIDHO KELELAHAN OTOT.pdf

14

8. Karena apabila terjadi kelelahan, dimana dalam kelelahan ada penimbunan

asam laktat yang mana apabila asam laktat ini mengenai saraf ujung bebas

akan mengiritasi saraf tersebut sehingga timbullah rasa nyeri.

Page 17: LAPORAN FISIO RIDHO KELELAHAN OTOT.pdf

15

3.2 Hasil Pengamatan

3.1.1 Percobaan Kerja dan Istirahat pada Kelelahan Jari Tangan

Jenis

Kelamin

Tangan Percobaan

Ke- Waktu Sampai

Lelah

Jumlah

Kontraksi

Otot

Tinggi Amplitudo

(cm)

Awal Akhir

P

Kanan I 1 menit 2 detik 22 4,8 2,4

II 58 detik 25 4,5 4

Kiri I 53 detik 20 5 2

II 51 detik 17 3,5 2

L

Kanan I 1 menit 53 detik 24 5 2

II 1 menit 12 detik 24 4,5 4

Kiri I 1 menit 10 detik 20 4,5 1,5

II 53 detik 17 4,5 1,5

3.1.2 Pengaruh Perubahan Peredaran Darah dan Pemijatan pada Kelelahan

Jenis

Kelamin

Tangan Percobaan

Ke- Waktu Sampai

Lelah

Jumlah

Kontraksi

Otot

Tinggi Amplitudo

(cm)

Awal Akhir

P

Kanan I 1 menit 13 3,3 1,5

II 56 detik 7 3 1

Kiri I 1 menit 10 detik 9 4 1,5

II 41 detik 18 4 1,5

L

Kanan I 30 detik 16 4 2

II 30 detik 9 4,5 2,5

Kiri I 1 menit 17 4,8 1,5

II 52 detik 15 4 2

Pengaruh Suhu Dingin dan Panas pada Kelelahan

Jenis

Kelamin

Tangan Percobaan

Ke- Waktu Sampai

Lelah

Jumlah

Kontraksi

Otot

Tinggi Amplitudo

(cm)

Awal Akhir

P

Kanan I 55 detik 21 4 1,5

II 53 detik 20 3 1,5

Kiri I 43 detik 14 4 1,5

II 34 detik 17 3 1

L

Kanan I 1 menit 32 detik 36 3,7 2

II 1 menit 37 detik 36 4 1,5

Kiri I 1 menit 16 detik 28 4 2

II 1 menit 38 detik 31 4 1,5

Page 18: LAPORAN FISIO RIDHO KELELAHAN OTOT.pdf

16

3.1.3 Pengaruh Kelelahan pada Kecepatan dan Keterampilan Halus

Jenis

Kelamin

Waktu Menguntai Manik-

manik (s) Perubahan yang Terjadi

P 2 menit 36 detik Tangan gemetar

L 1 menit 57 detik Capek dan tangan gemetar

3.1.4 Pengaruh Kelelahan pada Ketelitian Kerja

Ora

ng c

ob

a

Uru

tan

man

ik-m

an

ik

dala

m 1

0 m

enit

Ju

mla

h s

eri

man

ik-

man

ik u

ruta

n s

am

a Setelah istirahat 5 menit Setelah lelah

Perubahan yang

terjadi

Wak

tu l

elah

Ju

mla

h u

nta

ian

man

ik-m

an

ik

Ju

mla

h u

nta

ian

man

ik-m

an

ik

uru

tan

sa

ma

Wak

tu l

elah

Ju

mla

h u

nta

ian

man

ik-m

an

ik

Ju

mla

h u

nta

ian

man

ik-m

an

ik

uru

tan

sa

ma

P 27 24 6 menit 15 12 13 8

Manik-manik banyak

yang jatuh, lebih

melambat, dan terjadi

salah rangkaian

L 32 27 3 menit

15 detik 28 21 25 16

Manik-manik banyak

yang jatuh, lebih

melambat, dan terjadi

salah rangkaian

Page 19: LAPORAN FISIO RIDHO KELELAHAN OTOT.pdf

17

3.3. Pembahasan

3.1 Percobaan Kerja dan Istirahat pada Kelelahan Jari Tangan

Hasil yang kami dapatkan pada percobaan kami menunjukkan bahwa

waktu sampai kelelahan lebih tinggi laki-laki daripada wanita, begitu juga dengan

jumlah kontraksi otot sampai kelelahan lebih tinggi pria, hal ini dikarenakan

karena pria mempunyai massa otot yang lebih besar daripada wanita sehingga

dapat berkontraksi dengan kuat dan waktu yang lama, selain itu pada ketinggian

amplitudonya menunjukkan bahwa tiap kontraksi pada laki-laki lebih kuat

daripada wanita hal ini juga berkaitan dengan massa otot laki yang lebih besar

serta simpanan glikogen pada laki-laki yang lebih besar.

Kemudian apabila dibandingkan dengan hasil percobaan tangan kanan

dengan tangan kiri didapatkan hasil bahwa tangan kuat lebih mampu melakukan

kontraksi otot dengan kuat dan dalam waktu yang lama, hal ini berkaitan pula

terhadap kebiasaan seseorang memakai aktivitas untuk kontraksi apakah tangan

kanan ataukah tangan kiri, karena apabila seseorang lebih dominan satu tangan

tertentu tentunya apabila dipakai terus menerus ototnya akan menebal atau

terjadinya peningkatan massa otot sehingga hasilnya akan dapat kontraksi kuat

dan lama, sedangkan bagian alat gerak yang jarang digunakan tentu saja massa

ototnya lebih kecil sehingga lebih lemah, dalam hal ini juga kami ketahui pada

orang coba kami semua dominan menggunakan tangan kanan pada kehidupan

sehari-harinya bukan kidal sehingga hasilnya pun lebih kuat dan lama untuk

tangan kanan baik pria maupun wanita.

3.2 Pengaruh Perubahan Peredaran Darah dan Pemijatan Pada Kelelahan

Pada percobaan ini digunakan manset untuk menghalangi sirkulasi darah,

berdasarkan hasil pengamatan kami dan dibandingkan dengan percobaan

sebelumnya diketahui bahwa adanya hambatan sirkulasi darah akan menyebabkan

kelelahan otot cepat terjadi selain itu juga kekuatan kontraksi yang lebih lemah,

hal ini dikarenakan metabolisme glukosa dalam otot terganggu, suplai darah yang

mengandung nutrisi dan O2 tidak ada dan akan menyebabkan asam laktat

(penumpukan pada saat kontraksi) tidak dapat diubah kembali menjadi sumber

Page 20: LAPORAN FISIO RIDHO KELELAHAN OTOT.pdf

18

energi. Akibatnya, kelelahan terjadi lebih cepat. Ketika kontraksi, akan ada

penumpukan asam laktat akibat pengubahan glikogen menjadi sumber energi. Dan

karena tidak terdapat suplai oksigen, maka asam laktat tidak dapat diubah kembali

menjadi sumber energi. Akibatnya akan lebih cepat terjadi kelelahan otot.

Pemijatan pada orang coba yang mengalami kelelahan otot dapat

memperbaiki sirkulasi darah sehingga proses pemulihan dari kelelahan berjalan

lebih cepat.

3.3 Pengaruh Suhu Dingin dan Panas Pada Kelelahan

Pada percobaan ini dilakukan 2 perlakuan yakni tangan dicelupkan air

dingin dan dicelupkan air panas, hasilnya pun berbeda yakni pada tangan yang

dimasukkan air panas (hangat) kontraksi ototnya lebih kuat dan lama sedangkan

pada tangan yang dicelupkan air dingin didapatkan bahwa kontraksi ototnya lebih

singkat , hal ini disebabkan pada perlakuan air panas akan menyebabkan

pembuluh darah vasodilatasi atau mengalami pelebaran sehingga aliran darah

menjadi lancar, oksigen dan nutrisi lebih lancar diangkut untuk metabolisme otot

yang membutuhkan, akan tetapi kondisi air dingin menyebabkan pembuluh darah

mengalami vasokontriksi sehingga menyebabkan sirkulasi lebih terhambat alhasil

pengangkutan oksigen dan nutrisi ke jaringan otot yang membutuhkan berkurang

akhirnya lebih cepat timbul kelelahan.

3.4 Pengaruh Kelelahan Pada Kecepatan Dan Keterampilan Halus

Dalam percobaan ini didapatkan hasil bahwa pada pria dan wanita terdapat

perbedaan kecepatan dalam mengintai manik dengan waktu lebih cepat pria dari

pada wanita, dalam hal ini kelelahan berpengaruh terhadap kelelahan dan

keterampilan halus dikarenakan pada bagian tubuh yang digunakan untuk

beraktifitas apabila mengalami kelelahan dan melakukan sesuatu dengan bagian

tersebut tentunya akan membutuhkan waktu yang lebih lama dikarenakan adanya

penimbunan asam laktat mengganggu kontraksi otot, untuk melakukan lebih

akibat oksigen dan nutrisi kurang sehingga ATP yang dihasilkan terbatas dan

hasilnya kecepatan tidak optimal dalam arti lebih lambat.

Page 21: LAPORAN FISIO RIDHO KELELAHAN OTOT.pdf

19

3.5 Pengaruh Kelelahan Pada Ketelitian Kerja

Dalam percobaan ini didapatkan hasil bahwa ketelitian dalam keadaan

lelah pada pria lebih tinggi daripada wanita, kelelahan sendiri memang

berpengaruh terhadap ketelitian kerja hal ini dikarenakan karena akibat aktivitas

yang tinggi dengan alat gerak membuat pasokan nutrisi dan oksigen lebih utama

ke daerah tersebut sedangkan lama-kelamaan akan menjadi kelelahan, kelelahan

ini juga bisa karena cadangan glikogen otot yang berkurang sehingga kekurangan

ATP untuk aktivitas selain itu otak sebagai pusat integrasi termasuk ketelitian

membutuhkan energi dan oksigen yang besar pula, apabila tidak tercukupi

tentunya kinerjanya kurang optimal sehingga ketelitian kerjanya berkurang.

Page 22: LAPORAN FISIO RIDHO KELELAHAN OTOT.pdf

20

BAB IV

KESIMPULAN

Kesimpulan yang kami dapatkan dalam percobaan kami adalah kelelahan

otot bisa disebabkan karena adanya penimbunan asam laktat akibat hasil respirasi

anaerob dalam metabolism glukosa akibat terbatasnya jumlah oksigen dan

terbatasnya energi sehingga menyebabkan kelelahan otot. Kelelahan otot ini

dipengaruhi oleh beberapa hal yakni jenis kelamin, kebugaran fisik, selain itu juga

kelelahan otot ini mempengaruhi banyak hal yakni kecepatan, keterampilan halus,

serta keletihan kerja, dimana untuk mengatasi kelelahan bisa dilakukan dengan

berbagai cara yakni pemijatan, ataupun pemaparan sinar infrared dengan tujuan

melebarkan pembuluh darah atau vasodilatasi sehingga sirkulasi darah menjadi

normal selain menguraikan asam laktat sehingga kelelahan bisa diatasi.

Page 23: LAPORAN FISIO RIDHO KELELAHAN OTOT.pdf

iii

DAFTAR PUSTAKA

Guyton & Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11.

Jakarta:EGC

Philip. 2007. Anatomi dan fisiologi cliffs quick review. Jakarta:Hungry

Minds.

Sloane, Ethel. 2004. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta : EGC.

Syaifuddin. 2014. Anatomi Fisiologi edisi 4. Jakarta:EGC