Laporan Fisika Dasar

35
LAPORAN FISIKA DASAR “ PENGUKURAN DASAR PADA BENDA PADAT “ DISUSUN OLEH : 1. ANITA PURNAMASARI 0661 12 082 2. DETA MEILA PUTRI 0661 12 076 3. MIA PUSPA DEWI 0661 12 080 Tanggal Praktikum 25 Oktober 2012 Asisten : 1. Rissa 2. Trirakhma M.si 3. Noorlela Marcheta LABORATORIUM FISIKA PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PAKUAN

description

laporan fisika dasar

Transcript of Laporan Fisika Dasar

Page 1: Laporan Fisika Dasar

LAPORAN FISIKA DASAR

“ PENGUKURAN DASAR PADA BENDA PADAT “

DISUSUN OLEH :

1. ANITA PURNAMASARI 0661 12 0822. DETA MEILA PUTRI 0661 12 0763. MIA PUSPA DEWI 0661 12 080

Tanggal Praktikum

25 Oktober 2012

Asisten :

1. Rissa2. Trirakhma M.si3. Noorlela Marcheta

LABORATORIUM FISIKA

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PAKUAN

BOGOR

2012

Page 2: Laporan Fisika Dasar

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam kehidupan sehari-hari kita tentu pernah melakukan suatu kegiatan

pengukuran. Misalnya menghitung panjang pensil dengan penggaris. Kegiatan

tersebut merupakan kegiatan pengukuran. Pada dasarnya, pengukuran adalah

membandingkan sesuatu yang diukur dengan satuan tertentu seperti panjang

satuannya adalah m (meter) atau cm (centimeter). Untuk melakukan pengukuran

kita memerlukan alat pembanding antara sesuatu yang diukur dengan satuannya

yang disebut alat ukur. Didalam fisika, suatu pengukuran selalu dihinggapi

ketidakpastian. Berbagai macam penyebab diantaranya :

1. Adanya nilai skala terkecil (least count) yang timbul oleh keterbatasan alat

ukur.

2. Adanya ketidakpastian bersistem.

3. Adanya ketidakpastian titik nol.

4. Keterbatasan pengamat.

Demikian banyaknya hal yang harus diatur dan dikuasai sehingga

pengamat mudah sekali melakukan suatu kesalahan. Kalau dipikir sejenak

haruslah diakui bahwa demikian banyaknya sumber kesalahan tidak dapat

dihindari atau diatasi semuanya dengan sekaligus setiap saat. Kemustahilan ini

memang terbukti setiap kali kita melakukan eksperimen di laboratorium meskipun

telah menggunakan alat-alat yang memiliki tingkat ketelitian yang tinggi.

I.1. Tujuan Percobaan

Adapun tujuan dari dilaksanakannya praktikum pengukuran dasar pada

benda

padat ini adalah sebagai berikut :

a. Mempelajari dan menggunakan alat-alat ukur

b. Menentukan volume dan massa jenis benda padat

Page 3: Laporan Fisika Dasar

c. Menggunakan teori ketidakpastian

Page 4: Laporan Fisika Dasar

I.2. Dasar Teori

- Besaran dan Satuan

Besaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur atau dihitung, dinyatakan

dengan angka dan mempunyai satuan. Dari pengertian ini dapat diartikan bahwa

sesuatu itu dapat dikatakan sebagai besaran harus mempunyai 3 syarat yaitu :

1. dapat diukur atau dihitung

2. dapat dinyatakan dengan angka-angka atau mempunyai nilai

3. mempunyai satuan

Bila ada satu saja dari syarat tersebut diatas tidak dipenuhi maka sesuatu itu tidak

dapat dikatakan sebagai besaran.

Besaran berdasarkan cara memperolehnya dapat dikelompokkan menjadi 2

macam yaitu :

1. Besaran Fisika yaitu besaran yang diperoleh dari pengukuran. Karena

diperoleh dari pengukuran maka harus ada alat ukurnya. Sebagai contoh

adalah massa. Massa merupakan besaran fisika karena massa dapat diukur

dengan menggunakan neraca.

2. Besaran non Fisika yaitu besaran yang diperoleh dari penghitungan.

Dalam hal ini tidak diperlukan alat ukur tetapi alat hitung sebagai misal

kalkulator. Contoh besaran non fisika adalah Jumlah.

Besaran Fisika sendiri dibagi menjadi 2

1. Besaran Pokok

Adalah besaran yang ditentukan lebih dulu berdasarkan kesepatan para

ahli fisika. Besaran pokok yang paling umum ada 7 macam yaitu Panjang

(m), Massa (kg), Waktu (s), Suhu (K), Kuat Arus Listrik (A), Intensitas

Cahaya (cd), dan Jumlah Zat (mol). Besaran pokok mempunyai ciri khusus

Page 5: Laporan Fisika Dasar

antara lain diperoleh dari pengukuran langsung, mempunyai satu satuan

(tidak satuan ganda), dan ditetapkan terlebih dahulu.

2. Besaran Turunan

Adalah besaran yang diturunkan dari besaran pokok. Besaran ini ada

banyak macamnya sebagai contoh gaya (N) diturunkan dari besaran pokok

massa, panjang dan waktu. Volume (meter kubik) diturunkan dari besaran

pokok panjang, dan lain-lain. Besaran turunan mempunyai ciri khusus

antara lain : diperoleh dari pengukuran langsung dan tidak langsung,

mempunyai satuan lebih dari satu dan diturunkan dari besaran pokok.

- Pengukuran Cara Statis

Pengukuran statis dilakukan pada benda beraturan, misalnya balok, kubus,

tabung/silinder, tabung, dan sebagainya, dengan cara menghitung volume dengan

rumus pada masing-masing bidang. Misalnya :

- Volume balok : p x ℓ x t

- Volume tabung/silinder : π . r2 . t

Mengukur massa jenis ( ρ )

Massa jenis (rapat massa) suatu zat adalah massa tiap satuan volume atau dapat

dirumuskan:

V=M u−M a

Dengan :

M u = Massa udara

M a = Massa air

ρ=MV

Dengan :

ρ=¿ massa jenis (Kg/m3)

Page 6: Laporan Fisika Dasar

M = massa zat (Kg)

V = volume zat (m3)

Jika massa dan volume dapat diketahui dengan cara menimbang zat itu

dengan timbangan atau neraca teknis sehingga besaran massa dapat diukur

langsung dengan alat ukurnya. Untuk mengukur langsung volume zat padat dapat

dilakukan dengan memasukkan zat padat itu ke dalam gelas ukur yang berisi zat

cair. Apabila zat itu tenggelam seluruhnya maka perubahan penunjukan volume

itu dari zat padat tersebut.

Tetapi untuk mengukur volume zat padat besarannya tidak selalu dapat

diukur langsung seperti itu karena terdapat zat padat yang massa jenisnya lebih

kecil dari zat cair sehingga kalau zat padat tersebut dimasukkan ke dalam zat cair

akan mengapung atau melayang ( tidak tenggelam seluruhnya).

Page 7: Laporan Fisika Dasar

BAB II

ALAT DAN BAHAN

Sejak jaman dahulu orang telah melakukan pengukuran, seperti mengukur

luas tanah, mengukur massa badannya, dan mengukur selang waktu antara

matahari terbit sampai tenggelam. Mengukur merupakan yaitu proses

membandingkan suatu besaran yang diukur dengan besaran tertentu yang telah

diketahui atau ditetapkan sebagai acuan. Pada pengukuran yang berbeda kita

mungkin membutuhkan alat/instrumen yang berbeda pula. Misalnya, saat

mengukur panjang jalan Anda menggunakan meteran, tetapi saat menimbang

berat badan Anda menggunakan neraca. Berikut akan Anda pelajari instrumen

pengukur panjang, massa, dan waktu.

II.1. ALAT

Alat Pengukuran yang dibutuhkan pada praktikum kali ini adalah :

a. Jangka Sorong

Jangka sorong terdiri atas dua bagian, yaitu rahang tetap dan rahang geser.

Skala panjang yang terdapat pada rahang tetap merupakan skala utama, sedangkan

skala pendek yang terdapat pada rahang geser merupakan skala nonius atau

vernier. Nama vernier diambilkan dari nama penemu jangka sorong, yaitu Pierre

Vernier, seorang ahli teknik berkebangsaan Prancis. Skala utama pada jangka

sorong memiliki skala dalam cm dan mm. Sedangkan skala nonius pada jangka

sorong memiliki panjang 9 mm dan di bagi dalam 10 skala, sehingga beda satu

skala nonius dengan satu skala pada skala utama adalah 0,1 mm atau 0,01 cm.

Jadi, skala terkecil pada jangka sorong adalah 0,1 mm atau 0,01 cm. Jangka

sorong tepat digunakan untuk mengukur diameter luar, diameter dalam,

kedalaman tabung, dan panjang benda sampai nilai 10 cm.

Page 8: Laporan Fisika Dasar
Page 9: Laporan Fisika Dasar

b. Mikrometer Sekrup

Mikrometer sekrup sering digunakan untuk mengukur tebal bendabenda

tipis dan mengukur diameter benda-benda bulat yang kecil seperti tebal kertas dan

diameter kawat. Mikrometer sekrup terdiri atas dua bagian, yaitu poros tetap dan

poros ulir. Skala panjang yang terdapat pada poros tetap merupakan skala utama,

sedangkan skala panjang yang terdapat pada poros ulir merupakan skala nonius.

Skala utama mikrometer sekrup mempunyai skala dalam mm, sedangkan skala

noniusnya terbagi dalam 50 bagian. Satu bagian pada skala nonius mempunyai

nilai 1/50 × 0,5 mm atau 0,01 mm. Jadi, mikrometer sekrup mempunyai tingkat

ketelitian paling tinggi dari kedua alat yang telah disebutkan sebelumnya, yaitu

0,01 mm.

c. Neraca Teknis

Massa benda menyatakan banyaknya zat yang terdapat dalam suatu benda.

Massa tiap benda selalu sama dimana pun benda tersebut berada. Satuan SI untuk

massa adalah kilogram (kg). Alat untuk mengukur massa disebut neraca. Ada

beberapa jenis neraca, antara lain, neraca ohauss, neraca lengan, neraca langkan,

neraca pasar, neraca tekan, neraca badan, dan neraca elektronik. Setiap neraca

memiliki spesifikasi penggunaan yang berbeda-beda. Jenis neraca yang umum ada

adalah neraca tiga lengan dan empat lengan. Pada neraca tiga lengan, lengan

paling depan memuat angka satuan dan sepersepuluhan, lengan tengah memuat

angka puluhan, dan lengan paling belakang memuat angka ratusan.

Page 10: Laporan Fisika Dasar

d. Neraca ohaus

Neraca Ohauss  terdiri atas tiga batang skala. Batang pertama berskala ratusan

gram, batang kedua berskala puluhan gram, dan batang ketiga berskala satuan

gram. Neraca ini mempunyai ketelitian hingga 0,1 g. Benda yang akan ditimbang

diletakkan di atas

piringan. Setelah beban geser disetimbangkan dengan benda, massa benda dapat

dibaca pada skala neraca.

Page 11: Laporan Fisika Dasar

Fungsi Neraca Ohaus

         Neraca ini berguna untuk mengukur massa benda atau logam dalam praktek

laboratorium. Kapasitas beban yang ditimbang dengan menggunakan neraca ini

adalah 311 gram. Batas ketelitian neraca Ohauss yaitu 0,1 gram.

II.2. BAHAN

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :

1. Silinder Besi

2. Balok kuningan

3. Kunci

Page 12: Laporan Fisika Dasar

BAB III

METODE PERCOBAAN

III.1. CARA STATIS

1. Diukur panjang, lebar dan tinggi benda padat pada bagian ujung dan

tengah benda. Dibuat hasil pengukuran dalam bentuk tabel masing-masing

tersendiri.

2. Diukur tebalnya dengan mikrometer skrup juga seperti nomor 1.

3. Ditentukan massa benda padat dengan cara menimbang cukup sekali saja.

4. Dicatat suhu ruangan pada awal dan akhir percobaan.

5. Dihitung volume benda tersebut dengan masing-masing rumus.

6. Diukurlah benda padat yang lain dengan harga rata-rata masing-masing

penyimpangan.

7. Lalu diukur massa jenis benda setelah volume benda diketahui.

III.2 CARA DINAMIS

1. Ditentukan massa benda padat dengan cara menimbang menggunakan

neraca ohaus.

2. Lalu, ditimbang benda tersebut tergantung pada tali tipis menggunakan

neraca teknis.

3. Ditimbang sekali lagi benda yang tergantung tersebut terendam seluruhnya

di dalam air. Ingat airnya tidak ikut tertimbang dan benda tidak mengenai

dasar bejana.

4. Diulangi seluruh pengukuran tersebut di atas untuk benda padat yang lain.

Page 13: Laporan Fisika Dasar

BAB IV

DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

IV.1 Data Pengamatan

Keadaan ruangan P (cm)Hg T (°C) C(%)

Sebelum

percobaan

75,5 28 61

Sesudah percobaan 75,5 29 62

1. Balok kuningan m = 38gr

No p (cm) l (cm) t (cm) V (cm3) ρ ¿3)

1 3,070 1,525 0,915 4,564 8,326

2 3,060 1,535 0,973 4,570 8,315

3 3,065 1,535 0,975 4,587 8,284

x 3,060 1,531 0,974 4,573 8,308

∆ x 2,88617 x 10−3 3,366 x10−3 7,071 x10−4 6,096 x10−3❑ 2,5732 x10−2

2. Silinder besi m = 6,8gr

No D (cm) r (cm) t (cm) V (cm3) ρ ¿3)

1 1,577 0,7885 4,030 7,858 7,864

2 1,547 0,787 4,050 7,872 7,850

3 1,577 0,7885 4,015 7,860 7,862

x 1,576 0,788 4,031 7,858 7,858

∆ x 2,4494 x 10−3 0,5 x10−3 1,0148 10−2 2,9444 x 10−3 2,798 x10−3

3. Cara Dinamis

No Nama

Benda

Mu

(gr)

Ma (gr) V (cm3) ρ ¿3)

1 Silinder 61,00 53,720 7,28 8,38

2 Kunci 13,570 11,500 2,07 6,56

Page 14: Laporan Fisika Dasar

IV.2 Perhitungan

1. Balok kuningan

a. Menghitung volume balok kuningan

- V 1=p1 x l1 x t 1=3,070 x 1,525 x0,975=4,564 cm3

- V 2=p2 x l2 x t 2=3,060 x1,535 x0,973=4,570 cm3

- V 3=p3 x l3 x t 3=3,065 x1,535 x 0,975=4,587 cm3

b. Menghitung massa jenis balok kuningan

- ρ1=mV 1

= 384,564

=8,326gr

cm3

- ρ2=mV 2

= 384,570

=8,315gr

cm3

- ρ3=mV 3

= 384,587

=8,284gr

cm3

c. Menghitung xbalok kuningan

- x panjang=p1+p2+ p3

n=3,070+3,060+3,065

3=3,065 cm

- x lebar=l1+ l2+l3

n=1,525+1,535+1,535

3=1,531 cm

- x tebal=t 1+t 2+t3

n=0,915+0,973+0,975

3=0,974 cm

- x volume=V 1+V 2+V 3

n=4,564+4,570+4,587

3=4,573 cm3

Page 15: Laporan Fisika Dasar

- x massa jenis=ρ1+ ρ2+ ρ3

n=8,326+8,315+8,284

3=8,308

grcm3

Page 16: Laporan Fisika Dasar

d. Menghitung ∆ x balok kuningan

- ∆ x panjang=√∑ ( x−x1 )2+ ( x−x2 )2+( x−x3 )2

N (N−1)

=

√ (3,065−3,070 )2+ (3,065−3,060 )2+(3,065−3,062)2

3(3−1)

= √ (−0,005)2+(0,005)2+(0)2

3 (2)

= √ 0,000025+0,0000256

= √ 0,000056

= √0,00000833 = 2,88617 x 10−3 cm

- ∆ x lebar=√∑ ( x−x1 )2 +( x−x2 )2+( x−x3)2

N (N−1)

=

√ (1,531−1,525 )2+(1,531−1,535 )2+(1,531−1,535)2

3(3−1)

= √ ( o , oo 6 )2+(−0,004 )2+(−0,004 )2

3 (2)

= √ 0,000036+0,000016+0,0000166

= √ 0,0000686

= √0,00001133=3,366 x10−3 cm

- ∆ x tebal=√∑ ( x−x1 )2+ ( x−x2 )2+( x−x3 )2

N (N−1)

Page 17: Laporan Fisika Dasar

=

√ (0,974−0,975)2+(0,974−0,973)2+(0,974−0,975)2

3(2)

= √ (−0,001)2+(−0,001)2+(−0,001)2

3(2)

= √ 0,000001+0,000001+0,0000016

= √ 0,0000036

=√0,0000005=7,071 x10−4 cm

- ∆ x volume=√∑ ( x−x1 )2+( x−x2)2+( x−x3 )2

N (N−1)

=

√ (4,573−4,564 )2+(4,573−4,570)2+(4,573−4,587)2

3 (2)

= √ (0,009)2+(0,003)2+(−0,014)2

3(2)

= √ 0,000018+0,000009+0,0001966

= √ 0,0002236

=√0,00003717=6,096 x 10−3 cm3

- ∆ x massa jenis=√∑ ( x−x1 )2+( x−x2 )2 +( x−x3 )2

N (N−1)

=

√ (8,308−8,326)2+(8,308−8,315)2+(8,308−8,284)2

3(2)

Page 18: Laporan Fisika Dasar

= √ (−0,018)2+(−0,007)2+(0,060)2

3(2)

= √ 0,000324+0,000049+0,00366

=√ 0,0039736

=√0,00066217=2,5732 x10−2 grcm3

e. Menghitung ketelitian balok kuningan

- Ketelitian = (1−|ρlit−ρperc .

ρlit|)x 100 %

= (1−|8,6−8,3088,6 |) x100 %

= (1−0 , 2928.6 ) x100 %

= (1 – 0,0339) x 100%

= 0,9661 x 100%

= 96,61 %

2. Silinder besi

a. Menghitung volume silinder besi

- V 1=π xr12 x t=3,14 x (0,7885)2 x 4,030=7,858 cm3

- V 2=π xr 22 x t=3,14 x (0,7,872)2 x 4,050=7,872 cm3

- V 3=π xr 32 x t=3,14 x (0,7885)2 x 4,030=7,860 cm3

b. Menghitung massa jenis balok kuningan

- ρ1=mV 1

= 61,87,858

=7,864gr

cm3

- ρ2=mV 2

= 61,87,872

=7,850gr

cm3

Page 19: Laporan Fisika Dasar

- ρ3=mV 3

= 61,87,860

=7,862gr

cm3

c. Menghitung xsilinder besi

- x diameter=d1+d2+d3

n=1,577+1,574+1,577

3=1,576 cm

- x jari− jari=r1+r2+r3

n=0,7885+0,787+0,7885

3=0,788 cm

- x tebal=t 1+t 2+t3

n=4,030+4,050+4.015

3=4,031 cm

- x volume=V 1+V 2+V 3

n=7,858+7,872+7,860

3=7,863 cm3

- x massa jenis=ρ1+ ρ2+ ρ3

n=7,864+7,850+7,862

3=7,858

grcm3

d. Menghitung ∆ x balok kuningan- ∆ x diameter=√∑ ( x−x1 )2+( x−x2 )2 +( x−x3 )2

N (N−1)

=√ (1,576−1,577 )2 +(1,576−1,574 )2 +(1,576−1,577)2

3(3−1)

= √ (−0,001)2+(0,002)2+(−0,001)2

3(2)

= √ 0,000001+0,000004+0,0000016

= √0,000006 = 2,4494 x 10−3 cm

- ∆ x jari− jari=√∑ ( x−x1 )2+( x−x2)2+( x−x3 )2

N (N−1) = √ ( 0,788−0,7885 )2+(0,788−0,787 )2+(0,788−0,7885)2

3(3−1)

= √ (−0,0005 )2+ (0,001 )2+(−0,0005 )2

3(2)

Page 20: Laporan Fisika Dasar

= √ 0,00000025+0,000001+0,000000256

= √ 0.00000156

= √0,00000025=0,5 x 10−3 cm - ∆ x tebal=√∑ ( x−x1 )2+ ( x−x2 )2+( x−x3 )2

N (N−1) = √ (4,031−4,030)2+(4,031−4,050)2+(4,031−4,015)2

3(2)

= √ (0,001)2+(−0,019)2+(0,016)2

3 (2)

= √ 0,000001+0,000361+0,0002566

= √ 0,0006186

=√0,000103=1,0148 10−2 cm

- ∆ x volume=√∑ ( x−x1 )2+( x−x2)2+( x−x3 )2

N (N−1) = √ (7,863−7,858)2 +(7,863−7,872)2+(7,863−7,860)2

3(2)

= √ (0,005)2+(−0,009)2+(0,003)2

3 (2)

= √ 0,000025+0,000081+0,0000096

= √ 0,0000526

=√0,00000867=2,9444 x 10−3 cm3 - ∆ x massa jenis=√∑ ( x−x1 )2+( x−x2 )2 +( x−x3 )2

N (N−1) = √ (7,858−7,864 )2+(7,858−7,850)2+(7,858−7,862)2

3(2)

Page 21: Laporan Fisika Dasar

= √ (−0,006)2+(0,008)2+(−0,004)2

3(2)

= √ 0,000012+0,000019+0,0000166

¿√ 0,0000476

=√0,00000783=2,798 x 10−3 grcm3

e. Menghitung ketelitian silinder besi- Ketelitian = (1−|ρlit−ρperc .

ρlit|)x 100 %

= (1−|7,8−7,8587,8 |)x 100%

= (1−0,0587,8 )x 100 %

= (1 – 0,0074) x 100%= 0,9926 x 100%= 99,2 6%3. Pengukuran cara dinamis

a. Silinder besi1. Menghitung volume silinder besi- V=M u−M a=61,00−53,720=7,28 cm3 2. Menghitung massa jenis silinder besi- ρ=

M u

V=61,00

7,28=8,38

grcm3

3. Menghitung ketelitian silinder besi4. Ketelitian = (1−|ρlit−ρperc .

ρlit|)x 100 %

= (1−|7,8−8,387,8 |)x 100%

Page 22: Laporan Fisika Dasar

= (1−0,587,8 )x 100 %

= (1 – 0,0743) x 100%= 0,9257 x 100%= 92, 57%b. Kunci1. Menghitung volume kunci- V=M u−M a=13,570−11,500=2,07 cm3

2. Menghitung massa jenis silinder besi- ρ=

M u

V=13,570

2,07=6,56

grcm3

3. Menghitung ketelitian kunci- Ketelitian = (1−|ρlit−ρperc .

ρlit|)x 100 %

= (1−|7,8−6,567,8 |)x 100 %

= (1−1,247,8 ) x100 %

= (1 – 0,159) x 100%= 0,841 x 100%= 84,1 %

Page 23: Laporan Fisika Dasar

BAB V

PEMBAHASAN

Pengukuran adalah penentuan besaran, dimensi, atau kapasitas, biasanya

terhadap suatu standar atau satuan pengukuran. Pengukuran tidak hanya terbatas

pada kuantitas fisik, tetapi juga dapat diperluas untuk mengukur hampir semua

benda yang bisa dibayangkan, seperti tingkat ketidakpastian, atau kepercayaan

konsumen. Menurut William Shockley Pengukuran adalah perbandingan dengan

standar.

Ketelitian atau ketidakpastian suatu besaran fisis memungkinkan kita untuk

mendefinisikan jumlah angka yang menentukan yang terkait dengan besaran tadi.

Contohnya, jika suatu pengukuran dinyatakan menghasilkan 642,54389 ± 1%, ini

berarti bahwa ketidak pastian 6,4. Karena itu kita dibenarkan untuk hanya

mengambil angka-angka dalam bilangan yang menentukan tadi. Dalam hal ini

bilangan yang diambil adalah 642 ± 1% atau 642 ± 6.

Dalam pengukuran kali ini kita melakukan percobaan perhitungan

sebanyak tiga kali, yang terdiri dari perhitungan panjang, lebar, tebal, diameter,

volume, massa jenis dan rata-ratanya. Pada pengukuran panjang, lebar, diameter

menggunakan jangka sorong dengan ketelitian 0,05 mm, sementara untuk

mengukur tebal menggunakan mikrometer sekrup dengan ketelitian 0,01 mm.

Untuk mempermudah dalam penghitungan, kita dapat menggunakan kalkulator

dengan menggunakan fungsi standar deviasi. Massa tali tipis tidak dapat

diabaikan dalam tingkat ketelitian 1%, karena massa tali yang 1% itu

mempengaruhi ketelitian pengukuran.

Mencari volume benda dapat dilakukan dengan 2 cara :

1. Cara statis :

- Volume balok kuningan

Vbalok = p . ℓ . t

Page 24: Laporan Fisika Dasar

= 3,065 . 1,531 . 0,974

= 4,57 cm3

- Volume Silinder besi

Vsilinder = πr2t

= 3,14 . 0,7882 . 4,031

= 3,14 . 0,62 . 4,031

= 7,85 cm3

2. Cara Dinamis :

- Volume Silinder

V silinder=Mu−M a

= 61,00 - 53,720

= 7,28 cm3

- Volume Kunci

V kunci=Mu−M a

= 13,570 - 11,500

= 2,07 cm3

Dari kedua percobaan di atas cara statis lebih memiliki ketelitian yang

sangat besar karena cara statis menggunakan mikrometer sekrup dan jangka

sorong yang memiliki ketelitian yang lebih bai dan teliti dibandingkan neraca

teknis dan neraca O’haus.

Page 25: Laporan Fisika Dasar

BAB VI

KESIMPULAN

Dari percobaan, pengamatan dan perhitungan yang telah dilakukan, maka

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Mikrometer sekrup digunakan untuk mengukur ketebalan suatu benda.

2. Jangka sorong digunakan untuk mengukur  panjang serta lebar suatu

benda.

3. Pengukuran volume benda dapat dilakukan dengan dua cara,yaitu statis

dan dinamis.

4. Ketelitian pengukuran secara statis lebih baik dan teliti dari pada cara

dinamis.

5. Perhitungan hasil pengukuran dilakukan dengan bantuan fungsi SD pada

kalkulator.

Page 26: Laporan Fisika Dasar

DAFTAR PUSTAKA

http://alljabbar.wordpress.com/2008/03/05/besaran-dan-satuan/

http://muhammadnuruddin071644036.blogspot.com/2010/10/massa-jenis-zat-

padat-bentuk-teratur.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Pengukuran

Page 27: Laporan Fisika Dasar

LAMPIRAN

1. TUGAS AKHIR

1. Berikanlah keterangan mengapa tebal benda tidak diukur dengan

jangka sorong, melainkan dengan serta mikrometer sekrup?

2. Apakah massa tali tipis dapat diabaikan dalam tingkat ketelitian 1%?

3. Tentukan volume benda-benda padat dengan kedua cara !

4. Dari kedua cara diatas, manakah menurut pengamatan yang paling

teliti?

5. Tentukan massa jenis benda-benda tersebut !

6. Dari langkah 5, tentukan jenis-jenis benda tersebut !

7. Tentukan volume benda-benda tersebut pada suhu °C, langkah 6 !

8. Sebutkanlah salah satu cara lain untuk menentukan volume benda

padat !

JAWABAN

1. Mikrometer sekrup di gunakan untuk mengukur tebal tipis karena

ketelitian lebih baik dibandingkan jangka sorong yaitu 0,01 mm. Jika

digunakan untuk mengukur tebal benda dengan tebal maksimal 2,5 cm,

maka mikrometer sekruplah yang digunakan, sedangkan jangka sorong

digunakan untuk mengukur panjang atau lebar suatu benda dengan

ketelitian 0,05 mm.

2. Massa tali tipis tidak dapat diabaikan dalam tingkat ketelitian 1% karena

massa tali yang 1% itu mempengaruhi ketelitian.

3. Cara statis :

- Volume balok kuningan

V balok=p x lx t

= 3,065 . 1,531 . 0,974

Page 28: Laporan Fisika Dasar

= 4,57 cm3

- Volume Silinder besi

Vsilinder = πr2t

= 3,14 . 0,7882 . 4,031

= 3,14 . 0,62 . 4,031

= 7,85 cm3

Cara Dinamis :

- Volume Silinder

V silinder=Mu−M a

= 61,00 - 53,720

= 7,28 cm3

- Volume Kunci

V kunci=Mu−M a

= 13,570 - 11,500

= 2,07 cm3

4. Percobaan pengamatan yang paling teliti adalah percobaan dengan cara

statis

- massa jenis balok kuningan :

ρ=mV

= 38gr/4,573

= 8,31 gr/cm3

- Masa jenis silinder :

ρ=mV

= 61,8/7,63

= 8,1 gr/cm3

5. Jenis benda-bendanya : Balok (kuningan), silinder (besi)

Page 29: Laporan Fisika Dasar

6. Volume silinder besi pada suhu 29oC adalah 7,863 cm3.

Volume balok kuningan pada 29oC adalah 4,573 cm3.

Volume kunci pada suhu 29oC adalah 2,07 cm3.

7. Dengan menggunakan rumus Archimedes yaitu apabila suatu benda

dicelupkan ke dalam air maka jumlah air yang tumpah itu adalah volume

benda tersebut