LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir...

163
LAPORAN FINAL RENCANA PENGELOLAAN DAS TERPADU PADA DAS PRIORITAS I KANDILO KABUPATEN PASER Tana Paser , Desember 2012 KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL BINA PENGELOLAAN DAS DAN PERHUTANAN SOSIAL BALAI PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI MAHAKAM BERAU Alamat : Jl. MT. Haryono No. 21 , Telp./Fax. (0541) 734950 SAMARINDA - KALIMANTAN TIMUR

Transcript of LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir...

Page 1: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

LAPORAN FINAL

RENCANA PENGELOLAAN DAS TERPADU

PADA DAS PRIORITAS I KANDILO KABUPATEN PASER

Tana Paser , Desember 2012

KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL BINA PENGELOLAAN DAS DAN PERHUTANAN SOSIAL BALAI PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI

MAHAKAM BERAU Alamat : Jl. MT. Haryono No. 21 , Telp./Fax. (0541) 734950

SAMARINDA - KALIMANTAN TIMUR

Page 2: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b
Page 3: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

ii 

 

RINGKASAN EKSEKUTIF

Lokasi pekerjaan penyusunan rencana pengelolaan DAS terpadu adalah DAS Kandilo, karena DAS Kandilo termasuk salah satu DAS prioritas I di wilayah Provinsi Kalimantan Timur yang luasnya sekitar 354.600 Ha, yang terdapat di wilayah Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur.

Maksud penyusunan Rencana Pengelolaan DAS Terpadu ini adalah

melakukan analisis karakteristik sistem DAS (biofisik, sosial ekonomi budaya dan kelembagaan), analisis permasalahan dan merumuskan strategi, melakukan sinkronisasi program dan rencana jangka panjang pengelolaan DAS Kandilo yang bersifat multi para pihak, multi sumberdaya alam dan multi sektoral.

Tujuan kegiatan ini adalah untuk memfasilitasi penyusunan Rencana

Pengelolaan DAS Terpadu dan tersedianya Rencana Pengelolaan DAS Terpadu di DAS Kandilo sebagai rencana pengelolaan jangka panjang yang dapat dijadikan panduan, masukan dan pertimbangan bagi para pemangku kepentingan dalam menyusun rencana teknis yang lebih detil.

Rumusan permasalahan DAS Kandilo sebagai berikut :

(1). Bagaimana menekan laju perluasan dan memperbaiki/menghijaukan kembali lahan kritis dan laju sedimentasi, serta penanggulangan banjir dan pencemaran air yang terjadi di DAS Kandilo ?

(2). Bagaimana mengatasi degradasi keanekaragaman hayati yang terjadi di DAS Kandilo ?

(3). Bagaimana menata/mengatur ruang wilayah dan penggunaan/ pemanfaatan lahan yang memperhatikan kesesuaian aspek ekonomi, sosial dan lingkungan di dalam DAS Kandilo ?

(4). Bagaimana mengatasi kebutuhan lahan untuk penghidupan masyarakat di sektor pertanian, serta meningkatkan pemahaman budaya konservasi di sektor pertanian, perkebunan, pertambakan, kehutanan dan pertambangan di DAS Kandilo ?

(5). Bagaimana mewujudkan suatu lembaga yang mengkoordinasikan parapihak terkait dalam pengelolaan DAS Kandilo dan pendanaannya, serta dapat menangani permasalahan hulu - hilir DAS Kandilo (misalnya pemanfaatan DAS untuk keperluan air bersih) dan pelibatan masyarakat ?

Didasarkan rumusan permasalahan tersebut di atas, dapat dirumuskan

tujuan pengelolaan DAS Kandilo sebagai berikut :

Page 4: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

iii 

 

(1). Terwujudnya koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan sinergi para pihak dalam pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan DAS Kandilo;

(2). Terwujudnya kondisi tata air DAS Kandilo yang optimal meliputi jumlah, kualitas dan distribusi berdasarkan ruang dan waktu;

(3). Terwujudnya kondisi lahan yang produktif sesuai daya dukung dan daya tampung DAS Kandilo;

(4). Terwujudnya peningkatan kesejahteraan masyarakat di dalam wilayah DAS Kandilo dari hulu sampai hilir.

Berdasarkan kondisi obyektif seperti tersebut di atas, maka sasaran jangka panjang (15 tahun) yang ingin dicapai sesuai lingkup waktu rencana pengelolaan DAS Kandilo sebagai berikut: (1). Terbangunnya model kelembagaan pengelolaan DAS yang akomodatif,

partisipatif, terpadu dan berorientasi pada pencapaian tujuan pengelolaan DAS;

(2). Terkendalinya laju erosi dan sedimentasi, bencana banjir dapat ditekan seminimal mungkin, serta laju pencemaran air pada tingkat ambang batas yang diperkenankan di DAS Kandilo;

(3). Meningkatnya kualitas air DAS Kandilo sebagai bahan baku untuk PDAM Kabupaten Paser dalam memenuhi kebutuhan masyarakat Kabupaten Paser;

(4). Terkendalinya degradasi keanekaragaman hayati dan meningkatnya kualitas habitat untuk berkembangnya kehidupan liar di wilayah DAS Kandilo;

(5). Adanya kesesuaian penggunaan/pemanfaatan lahan di DAS Kandilo dengan RTRW Kabupaten Paser dan RTRW Provinsi Kalimantan Timur;

(6). Meningkatkan kesejahteran masyarakat di wilayah DAS Kandilo, serta meningkatkan partisipasi para pihak yang memanfaatkan sumberdaya alam (SDA) dan jasa lingkungan di DAS Kandilo.

Unsur-unsur utama dalam startegi pencapaiannya sebagai berikut : (1). Adanya struktur pengelola (lembaga) dan mekanisme kerja yang jelas:

siapa yang melaksanakan apa, monitoring dan evaluasi, sehingga terwujud suatu sistem pengelolaan DAS terpadu dan berkelanjutan yang dalam hal ini sering disebut sebagai “One River One Plan, One Management”;

(2). Rencana pengelolaan DAS dilaksanakan secara bertahap dengan menggunakan skala prioritas yang diselaraskan dengan sistem perencanaan pembangunan nasional dan lokal;

(3). Partisipasi dan pelibatan berbagai pihak dalam pengelolaan DAS dengan memperhatikan aspek ekonomi, sosial, budaya dan lingkungan.

Page 5: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

iv 

 

Program dan kegiatan yang dapat dilakukan dalam rangka Pengelolaan DAS Terpadu pada DAS Kandilo dapat dikelompokkan melalui analisis permasalahan biofisik dan analisis permasalahan sosial ekonomi dan kelembagaan yang secara rinci disajikan pada Tabel berikut: Tabel: Analisis Permasalahan Biofisik

No. Permasalahan Pokok Penyebab Utama Program/Kegiatan

yang dapat dilakukan 1. Lahan Kritis a. Curah hujan relatif tinggi.

b. Kondisi geofisik yang rentan seperti topografi/kelerengan bergelombang dan jenis tanah relatif rentan erosi.

c. Pembukaan hutan dan lahan termasuk perambahan hutan (illegal logging).

d. Kegiatan perladangan yang tidak ramah lingkungan.

e. Aktivitas perkebunan sawit dan pertambangan batubara.

f. Bencana kebakaran hutan dan lahan.

a. Reboisasi dan penghijauan. b. Reklamasi lahan dan

revegetasi. c. Penerapan prinsip

Konservasi Tanah dan Air dalam penggunaan/ pemanfaatan lahan.

d. Penyuluhan kehutanan, pertanian dan perkebunan.

e. Pengamanan dan penyelamatan hutan dari bencana kebakaran hutan dan lahan.

2. Sedimentasi (DAS/Sungai)

a. Aliran permukaan, erosi, dan longsor.

b. Aktivitas perladangan, penyiapan lahan perkebunan, aktivitas pertambangan batubara dan emas.

c. Pembukaan lahan untuk pembangunan (pemukiman, fasilitas industri).

d. Pembuangan limbah sampah rumah tangga ke sungai.

a. Pengerukan sedimen di sungai.

b. Pengendalian erosi dan sedimentasi.

c. Penyuluhan upaya- upaya penekanan laju erosi dan sedimentasi.

d. Pengaturan pembuangan limbah sampah yg ramah lingkungan.

3. Kualitas Air (DAS/Sungai)

a. Aktivitas/limbah eksploitasi hutan (pembusukan sisa penebangan dan limbah workshop).

b. Aktivitas perkebunan (pestisida, herbisida dan pupuk, dan perlakuan pasca panen).

c. Aktivitas/limbah pertambangan batubara dan emas.

d. Pembuangan limbah sampah rumah tangga ke sungai.

a. Penanganan pembuangan limbah yg ramah lingkungan.

b. Penyuluhan dan pelatihan terkait penanganan limbah/sampah.

c. Pemantauan dan pengawasan kualitas air sungai secara periodik.

4. Banjir a. Curah hujan tinggi. b. Perluasan lahan terbuka. c. Pengurukan daerah/kawasan

penyimpan air. d. Drainase/kapasitas tampung

saluran air yang tidak memadai. e. Terjadinya pasang surut air yang

a. Penataan ruang/ kawasan dan pemanfaatan sumberdaya alam berbasis DAS.

b. Normalisasi saluran drainage.

c. Pembangunan bangunan

Page 6: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

 

cukup tinggi (”banjir ROP”). f. Pembuangan sampah rumah

tangga ke sungai.

pengendali banjir. d. Pengaturan pembuangan

sampah yg ramah lingkungan.

5. Degradasi Keaneka-ragaman Hayati

a. Pembukaan lahan yang tidak terarah.

b. Aktivitas penebangan pohon hutan, penyiapan lahan perkebunan, pembukaan lahan tambang batu bara, dan pembukaan tambak.

c. Kejadian bencana kebakaran hutan dan lahan.

a. Pengaturan teknik pembukaan lahan yang berwawasan lingkungan.

b. Penyuluhan dan pelatihan teknik penebangan dan penyiapan lahan yang ramah lingkungan.

c. Sosialisasi pengamanan dan pengendalian kebakaran hutan dan lahan.

Tabel: Analisis Permasalahan Sosial Ekonomi dan Kelembagaan

No. Permasalahan Pokok Penyebab Utama Program atau Kegiatan

yang Dapat Dilakukan 1. Tata Ruang dan

Penggunaan Lahan

a. Adanya tumpang tindih/ overlapping pemanfaatan ruang/kawasan.

b. Adanya kawasan pinggir/ sempadan sungai sebagai kawasan budidaya non kehutanan.

c. Masih belum selesainya secara menyeluruh realisasi tata batas fungsi/peruntukan kawasan.

d. Penataan ruang/ penggunaan lahan belum sepenuhnya berbasis ekosistem DAS.

a. Pengembalian status kawasan/lahan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku melalui instansi yang berwenang.

b. Penyelesaian realisasi tata batas fungsi/ peruntukan kawasan.

c. Penataan ruang/ penggunaan lahan berbasis ekosistem DAS.

d. Sosialisasi peraturan perundangan terkait.

2. Konflik Pemanfaatan Sumberdaya Alam (SDA) dan Lahan

a. Adanya egosektoral dalam pemanfaatan SDA.

b. Maraknya pemanfaatan lahan seperti untuk aktivitas pertambangan dan perkebunan yang menimbulkan konflik dengan masyarakat.

c. Usaha penguasaan lahan oleh masyarakat.

a. Implementasi koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan sinergi antar sektor dalam pemanfaatan SDA.

b. Pemantapan dan pemasyarakatan RTRW di wilayah DAS Kandilo.

c. Manajemen konflik. d. Redistribusi lahan.

3. Permasalahan Hulu – Hilir DAS

a. Belum adanya mekanisme/pengaturan kompensasi.

b. Belum optimalnya peran lembaga terkait dalam menangani masalah hulu – hilir DAS Kandilo.

c. Belum terpolanya pemahaman ”One River, One Plan, One Management”.

a. Penyusunan kesepakatan pengaturan kompensasi antara hulu – hilir DAS Kandilo.

b. Optimalisasi peran lembaga terkait dalam penanganan masalah hulu – hilir DAS Kandilo.

c. Sosialisasi pemahaman

Page 7: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

vi 

 

”One River, One Plan, One Management”.

4. Ketergan-tungan Penduduk pada Lahan

a. Mata pencaharian mayoritas penduduk di sektor pertanian.

b. Budaya teknik perladangan gilir balik.

a. Pemberdayaan masyarakat petani.

b. Penyuluhan dan peningkatan keterampilan petani.

c. Pendidikan dan keterampilan kewirausahaan.

d. Aplikasi Agroforestry. 5. Pemahaman

Budaya Konservasi yang Masih Lemah

a. Adanya praktik kegiatan pertanian, perkebunan, pertambakan dan kehutanan serta pertambangan batubara yang belum sepenuhnya menerapkan teknik konservasi tanah dan air.

b. Praktik kegiatan pertanian, perkebunan, pertambakan dan kehutanan serta pertambangan batubara yang tidak ramah lingkungan.

a. Penyuluhan dan pelatihan penerapan teknik Konservasi Tanah dan Air.

b. Sosialisasi tentang pemahaman praktik kegiatan pemanfaatan SDA yang ramah lingkungan.

6. Kelembagaan a. Belum optimalnya kerjasama/koordinasi lembaga-lembaga terkait dalam penanganan DAS Kandilo.

b. Terbatasnya instrumen peraturan perundangan yang mengatur kelembagaan DAS Kandilo.

a. Optimalisasi koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan sinergi (KISS) antar lembaga terkait dalam penanganan DAS Kandilo.

b. Penyusunan kebijakan/ peraturan yang mengatur kelembagaan DAS Kandilo.

7. Pelibatan Masyarakat Sekitar dalam Dunia Usaha

a. Tidak terpenuhinya persyaratan pendidikan dan keterampilan minimal yang dibutuhkan perusahaan.

b. Keterbatasan masyarakat sekitar dalam mendapatkan informasi perusahaan.

a. Pemberdayaan masyarakat. b. Penyuluhan dan pelatihan

untuk meningkatkan keterampilan masyarakat.

c. Revitasisasi Kantor Kecamatan/Desa sebagai sumber informasi.

8. Pendanaan a. Terbatasnya dana pemerintah. b. Adanya ketergantungan

pendanaan pengelolaan DAS dari Pemerintah Daerah /Pusat.

c. Keterlibatan pihak pengguna jasa lingkungan DAS dalam pendanaan kegiatan belum diatur secara baik (misal PDAM & Perusahan lainnya).

d. Penyaluran dan penggunaan dana belum efisien dan efektif.

a. Kerjasama para pihak untuk penggalangan dana dari sumber-sumber lain seperti dari sektor swasta, luar negeri dan lain-lain.

b. Penyusunan peraturan tentang pengguna jasa lingkungan DAS terkait pendanaan pengelolaan DAS Kandilo.

c. Pengaturan penyaluran dan penggunaan dana secara efisien dan efektif.

Page 8: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

vii

KATA PENGANTAR

Rencana pengelolaan terpadu DAS Kandilo merupakan rencana

umum jangka panjang pengelolaan DAS yang telah mengacu pada

berbagai peraturan perundangan yang berlaku dan dijabarkan secara

menyeluruh dan terpadu yang memuat perumusan masalah spesifik di

dalam DAS Kandilo, sasaran dan tujuan pengelolaan, arahan kebijakan,

program dan kegiatan dalam pemanfaatan, perlindungan dan pelestarian

sumberdaya alam, pengembangan sumberdaya manusia, arahan model

kelembagaan pengelolaan DAS serta rumusan sistem monitoring dan

evaluasi kegiatan pengelolaan DAS.

Proses penyusunan dilakukan secara partisipatif melibatkan

seluruh instansi terkait, LSM dan perguruan tinggi sehingga diharapkan

dokumen ini dapat diterima dan menjadi acuan dalam penyusunan

rencana-rencana sektoral yang lebih detail seperti RPJM, RKPD dan

rencana spesifik lainnya yang berkaitan dengan pengelolaan hutan, tanah

dan air.

Disadari bahwa sebagai rencana yang bersifat terpadu, maka

dibutuhkan penyempurnaan-penyempurnaan seiring dengan waktu,

terutama dalam kaitan dengan kelembagaan yang diusulkan. Kendala

yang akan timbul diharapkan akan terpecahkan melalui kegiatan

koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan sinergi melalui wadah Forum DAS

Page 9: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

viii

Provinsi Kalimantan Timur dan Forum DAS Kabupaten Paser selaku

pemeran utama dalam pengaturan keterpaduan program dan kegiatan.

Ucapan terimakasih disampaikan kepada seluruh stakholders yang

telah berperan aktif dalam penyusunan rencana pengelolaan terpadu

DAS Kandilo ini. Semoga dokumen ini bermanfaat bagi terwujudnya

pengelolaan DAS Kandilo yang lebih efektif, efisien dan berkelanjutan.

Samarinda, September 2012

Kepala Balai Pengelolaan DAS

Mahakam Barau,

Ir. Irwansyah Windu Asmoro, M.Si NIP. 196107051989031002

Page 10: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

viii

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR JUDUL DAN PENGESAHAN ....................................... iRINGKASAN EKSEKUTIF ........................................................... iiKATA PENGANTAR ..................................................................... viiDAFTAR ISI .................................................................................. viiiDAFTAR TABEL ........................................................................... xDAFTAR GAMBAR ...................................................................... xi

I. PENDAHULUAN ................................................................. I – 1 A. Latar Belakang ............................................................... I – 1 B. Maksud dan Tujuan ........................................................ I – 4 C. Sasaran Lokasi .............................................................. I – 4

II. METODA PENYUSUNAN RENCANA ................................ II – 1 A. Kerangka Pendekatan Pengelolaan DAS ...................... II – 1 1. Pendekatan Sistem .................................................. II – 1 2. Pendekatan Teknologi ............................................. II – 1 3. Pendekatan Institusi/Kelembagaan ......................... II – 2 4. Pendekatan Partisipatif ............................................ II – 3 B. Tahapan Kegiatan Penyusunan Pengelolaan DAS ........ II – 4 1. Inventarisasi Karakteristik DAS ................................ II – 4 2. Identifikasi Masalah ................................................. II – 4 3. Identifikasi Para Pihak ............................................. II – 5 4. Perumusan Tujuan dan Sasaran ............................. II – 5 5. Perumusan Kebijakan dan Program ........................ II – 5 6. Perumusan Kelembagaan ....................................... II – 6 7. Perumusan Sistem Pemantauan dan Evaluasi ........ II – 6 8. Penyusunan Sistem Insentif dan Disinsentif ............ II – 7 9. Perumusan Pendanaan ........................................... II – 7

III. KONDISI DAN KARAKTERISTIK DAS ............................... III – 1 A. Kondisi Biofisik ............................................................... III – 1 1. Letak Geografis dan Wilayah Administrasi

Pemerintahan ........................................................... III – 1 2. Iklim .......................................................................... III – 2 3. Fisiografi dan Topografi ........................................... III – 5 4. Geologi dan Jenis Tanah ......................................... III – 7 5. Pola Jaringan Sungai (Drainage Network Pattern)... III – 11 6. Penutupan/Penggunaan Lahan ............................... III – 11 B. Kondisi Sosial Ekonomi .................................................. III – 13 1. Kependudukan ......................................................... III – 13 2. Mata Pencaharian/Tenaga Kerja ............................. III – 14 3. Pertanian .................................................................. III – 17 4. Perkebunan .............................................................. III – 19 5. Kehutanan ................................................................ III – 21 6. Peternakan ............................................................... III – 22

Page 11: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

ix

7. Perikanan ................................................................. III – 23 8. Ketersediaan Energi Listrik dan Air Bersih ………… III – 24 9. Perekonomian Wilayah ………………………………. III – 26 10. Kelembagaan …………………………………………. III – 30

IV. ANALISIS DAN PERUMUSAN MASALAH ......................... IV – 1 A. Identifikasi Masalah ........................................................ IV – 1 1. Biofisik ...................................................................... IV – 1 2. Sosial Ekonomi dan Kelembagaan .......................... IV – 6 B. Kajian dan Analisis ......................................................... IV – 15 C. Rumusan Permasalahan ................................................ IV – 19 V. RENCANA DAN STRATEGI PENGELOLAAN ................... V – 1 A. Tujuan dan Sasaran ....................................................... V – 1 B. Strategi Pencapaian ....................................................... V – 3 C. Kebijakan, Program dan Kegiatan ................................. V – 9 1. Kebijakan Pengembangan Kelembagaan

Pengelolaan DAS ..................................................... V – 9

2. Kebijakan Pemantapan Tata Ruang Wilayah DAS .. V – 12 3. Konservasi dan Rehabilitasi Hutan dan Lahan ........ V – 14 D. Analisis Peran dan Kelembagaan .................................. V – 15 1. Identifikasi Para Pihak, Fungsi dan Peran ................ V – 15 2. Rumusan Kelembagaan Pengelolaan DAS Kandilo

secara Terpadu ......................................................... V – 35 VI. RENCANA IMPLEMENTASI PROGRAM DAN KEGIATAN.. VI – 1 A. Tahapan Pelaksanaan .................................................. VI – 1 1. Tahapan Persiapan Pengelolaan ............................. VI – 2 2. Tahapan Identifikasi Khusus dan Sosialisasi ........... VI – 6 3. Tahapan Penyusunan Rencana Jangka Menengah.. VI – 6 4. Tahapan Implementasi Kegiatan ............................. VI – 8 B. Organisasi Pelaksana ................................................... VI – 13 C. Rencana Investasi dan Pembiayaan ............................ VI – 14 D. Mekanisme Pelaksanaan dan Pendanaan ................... VI – 16 VII. PEMANTAUAN DAN EVALUASI ........................................ VII – 1 A. Standar, Kriteria dan Indikator ...................................... VII – 2 1. Kriteria Penggunaan Lahan DAS ............................. VII – 8 2. Kriteria Tata Air DAS ................................................ VII – 10 3. Kriteria Sosial Ekonomi DAS ................................... VII – 13 4. Kriteria Kelembagaan DAS ...................................... VII – 15 B. Cara Pengukuran dan Penetapan Kriteria …………….. VII – 17 C. Lembaga Monitoring dan Evaluasi ................................ VII – 18 VIII. REKOMENDASI ................................................................. VIII – 1 DAFTAR PUSTAKA

Page 12: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1. Nilai Unsur-unsur Iklim di Sekitar Wilayah

Kabupaten Paser .................................................... III - 3Tabel 3.2. Curah Hujan Bulanan yang Tercatat pada

Beberapa Wilayah Kecamatan di DAS Kandilo ...... III - 4Tabel 3.3. Sebaran Kelas Kelerengan dan Luasannya di DAS

Kandilo .................................................................... III - 6Tabel 3.4. Jenis Penutupan Lahan di DAS Kandilo ................. III - 12Tabel 3.5. Jumlah Penduduk pada Kelima Kecamatan ........... III - 13Tabel 3.6. Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk Kelima

Kecamatan ............................................................. III - 14Tabel 3.7. Persentase Penduduk 15 Tahun ke Atas yang

Bekerja Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Paser 2011 ........................................................... III - 15

Tabel 3.8. Persentase Penduduk Menurut Kelompok Umur Produktif di Kabupaten Paser 2011 ........................ III - 15

Tabel 3.9. Banyaknya Sekolah, Murid dan Guru Kelima Kecamatan di Kabupaten Paser 2011 .................... III - 16

Tabel 3.10. Luas Panen dan Produksi Tanaman Pertanian Kelima Kecamatan yang Terkait DAS Kandilo di Kabupaten Paser 2011 ........................................... III - 18

Tabel 3.11. Luas Areal dan Produksi Tanaman Perkebunan Kelima Kecamatan yang Terkait DAS Kandilo di Kabupaten Paser 2011 .......................................... III - 20

Tabel 3.12. Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsinya di Wilayah Kabupaten Paser 2011 ............................. III - 21

Tabel 3.13. Realisasi Produksi Kayu Bundar di Kabupaten Paser 2011 ……………………………………………

III - 22

Tabel 3.14. Populasi Ternak Kelima Kecamatan di Kabupaten Paser 2011 .......................................................... III - 23

Tabel 3.15. Produksi Perikanan Kelima Kecamatan di Kabupaten Paser 2011 ........................................... III - 24

Tabel 3.16. Produksi, Pelanggan, Kapasitas Tersambung, Kapasitas Terpasang dan Daya Mampu Listrik PLN pada Beberapa PLN Ranting di Kabupaten Paser 2011 …………………………………………… III - 25

Tabel 3.17. Produksi, Kapasitas, Pelanggan dan Distribusi Air Minum PDAM pada Beberapa Kecamatan di Kabupaten Paser 2011 ……………………………… III - 26

Tabel 3.18. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Paser Tahun 2007–2011 (000.000 Rp). III - 29

Page 13: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

xi

Tabel 3.19. Klasifikasi Tingkat Keberdayaan Lembaga Lokal / Adat di Wilayah DAS Kandilo ………………………. III - 31

Tabel 3.20. Klasifikasi Tingkat Ketergantungan Masyarakat pada Pemerintah di Wilayah DAS Kandilo ……...... III - 31

Tabel 3.21. Klasifikasi Tingkat Konflik Antar Lembaga / Stakeholders di Wilayah DAS Kandilo …………….. III - 33

Tabel 3.22. Klasifikasi Tingkat Perkembangan Kegiatan Usaha Bersama di Wilayah DAS Kandilo …………………. III - 34

Tabel 4.1. Analisis Permasalahan Biofisik ............................... IV - 17Tabel 4.2. Analisis Permasalahan Sosial Ekonomi dan

Kelembagaan ......................................................... IV - 18Tabel 5.1. Analisis Permasalahan Biofisik ............................... V - 5Tabel 5.2. Analisis Permasalahan Sosial Ekonomi dan

Kelembagaan ........................................................ V - 7Tabel 6.1. Rencana Tahapan Penyiapan Kelembagaan

Pengelolaan Terpadu DAS Kandilo ...................... VI - 5Tabel 6.2. Rencana Kerja Kegiatan Pengelolaan Terpadu

DAS Kandilo ........................................................... VI - 9Tabel 7.1. Kriteria yang digunakan dan dianggap relevan

untuk menentukan tercapainya pengelolaan DAS yang berkelanjutan pada masing-masing komponen pengelolaan DAS ................................ VII - 4

Page 14: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1. Peta Wilayah Administrasi Kecamatan di DAS

Kandilo .............................................................. III - 1Gambar 3.2. Peta Kelas Kelerengan di DAS Kandilo ............. III - 6Gambar 3.3. Peta Sebaran Kondisi Geologi di DAS Kendilo .. III - 7Gambar 3.4. Peta Sebaran Jenis Tanah / Land System di

DAS Kandilo ………………………………………. III - 10

Page 15: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

I – 1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah suatu wilayah daratan yang

merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya yang

berfungsi menampung, menyimpan dan mengalirkan air yang berasal dari

curah hujan ke danau atau laut secara alami, yang batas di darat merupakan

pemisah topografis dan batas di laut sampai dengan daerah perairan yang

masih terpengaruh aktivitas di daratan.

Pengelolaan DAS adalah upaya manusia dalam mengendalikan

hubungan timbal balik antara sumber daya alam dengan manusia di dalam

DAS dan segala aktifitasnya, dengan tujuan membina kelestarian dan

keserasian ekosistem serta meningkatkan kemanfaatan sumber daya alam

bagi manusia secara berkelanjutan. Pengelolaan DAS melibatkan banyak

pihak dan multi disiplin ilmu, maka diperlukan adanya koordinasi,

sinkronisasi dan keterpaduan dari berbagai sektor, baik pada tingkat

kebijakan maupun dalam pelaksanaannya termasuk juga dalam

pendanaannya.

Berbagai permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan DAS

seperti erosi, menurunnya kualitas air, sedimentasi, banjir dan lahan kritis

merupakan indikator betapa tidak optimalnya pengelolaan sumberdaya

alam dalam DAS tersebut. Penyebabnya antara lain karena belum

terwujudnya keterpaduan antar sektor dan antar wilayah dalam

Page 16: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

I – 2

pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan DAS. Dengan kata lain,

masing-masing sektor masih berjalan sendiri-sendiri dengan tujuan yang

kadangkala bertolak belakang.

Dengan adanya otonomi daerah, operasional pengelolaan DAS

menjadi kewenanganan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, dan

Pemerintah Pusat mempunyai kewenangan yang bersifat regulasi/

kebijakan, fasilitasi dan supervisi yang dalam pelaksanaannya dibantu

oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT). Pengelolaan DAS yang lintas

Kabupaten bahkan lintas Provinsi dalam penyusunan rencana kegiatan

diperlukan adanya koordinasi dan keterpaduan. Pengelolaan DAS dan

Rehabilitasi Lahan perlu dilaksanakan secara terpadu, sehingga perlu

dilakukan koordinasi antara pusat dan daerah, hulu dan hilir, agar

kegiatan yang dilakukan atau direncanakan saling mendukung dan

sinkron dengan instansi terkait lainnya.

Perencanaan merupakan proses awal dalam suatu pengelolaan

sumberdaya, termasuk pengelolaan sumberdaya DAS, sebagai instrumen

pencapaian tujuan secara sistematik dan instrumen pertanggung-jawaban/

pertanggung-gugatan (accountability) pengelolaan sumberdaya. Dalam

Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: 52/Kpts-II/2001 tentang

Pedoman Penyelenggaraan Pengelolaan DAS disebutkan bahwa salah

satu rencana jangka panjang pengelolaan DAS adalah Rencana

Pengelolaan DAS Terpadu.

Pengelolaan DAS Terpadu adalah rangkaian upaya perumusan tujuan,

sinkronisasi program, pelaksanaan dan pengendalian pengelolaan sumber

Page 17: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

I – 3

daya DAS lintas para pemangku kepentingan secara partisipatif berdasarkan

kajian kondisi biofisik, ekonomi, sosial, politik dan kelembagaan guna

mewujudkan tujuan Pengelolaan DAS.

Rencana Pengelolaan DAS Terpadu merupakan rencana

multipihak yang disusun dengan pendekatan partisipatif dan multidisiplin,

sehingga memuat berbagai kepentingan, tujuan dan sasaran. Rencana

pengelolaan DAS Terpadu bersifat umum yang dapat dijadikan sebagai

acuan, masukan dan pertimbangan bagi rencana sektoral di wilayah Sub

DAS/Sub SWP DAS serta bagi kabupaten/kota dalam penyusunan

Rencana Pembangunan Jangka Panjang, Menengah dan Rencana

Kegiatan Pembangunan Daerah.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia

Nomor; P.39/Menhut-II/2009 tentang Pedoman Penyusunan Rencana

Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Terpadu, maka Balai Pengelolaan

DAS sebagai salah satu stakeholder pengelolaan DAS yang mempunyai

tugas melaksanakan penyusunan rencana, pengembangan kelembagaan,

dan evaluasi pengelolaan DAS, yang dapat berperan sebagai fasilitator

dan lembaga inisiator dalam proses partisipasi awal perencanaan

pengelolaan DAS Terpadu. Oleh karena itu, pada Tahun 2010 Balai

Pengelolaan DAS Mahakam Berau merencanakan untuk memfasilitasi

pelaksanaan penyusunan Rencana Pengelolaan DAS Terpadu bersama-

sama dengan pihak terkait lainnya.

Page 18: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

I – 4

B. Maksud dan Tujuan

Maksud kegiatan ini adalah melakukan analisis karakteristik sistem

DAS (biofisik, sosial ekonomi budaya dan kelembagaan), analisis

permasalahan dan merumuskan strategi, melakukan sinkronisasi program

dan rencana jangka panjang pengelolaan DAS Kandilo yang bersifat multi

para pihak, multi sumberdaya alam dan multi sektoral.

Tujuan kegiatan ini adalah untuk memfasilitasi penyusunan

Rencana Pengelolaan DAS Terpadu dan tersedianya Rencana

Pengelolaan DAS Terpadu di DAS Kandilo sebagai rencana pengelolaan

jangka panjang yang dapat dijadikan panduan, masukan dan

pertimbangan bagi para pemangku kepentingan dalam menyusun rencana

teknis yang lebih detil.

C. Sasaran Lokasi

Sasaran lokasi pekerjaan penyusunan rencana pengelolaan DAS

terpadu adalah DAS Kandilo, karena DAS Kandilo termasuk salah satu

DAS prioritas I di wilayah Provinsi Kalimantan Timur yang luasnya sekitar

354.600 Ha, yang terdapat di wilayah Kabupaten Paser, Provinsi

Kalimantan Timur.

Page 19: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

II – 1

II. METODA PENYUSUNAN RENCANA

A. Kerangka Pendekatan Pengelolaan DAS

1. Pendekatan Sistem

DAS merupakan suatu ekosistem yang di dalamnya terdapat

aktivitas abiotik (Abiotic), biotik (Biotic) dan kultur (Culture)

membentuk suatu sistem yang dikenal ABC. Dari aspek ruang

wilayah DAS dipandang sebagai suatu sistem yang terdiri atas

bagian hulu, tengah dan hilir yang saling mempengaruhi, sehingga

membutuhkan satu rencana dan satu pengelolaan (one watershed,

one plan, one management). Masing-masing ruang tersebut memiliki

aktivitas sosial ekonomi yang berbeda, demikian juga kebutuhan dan

peran yang berbeda. Namun dalam konteks pengelolaan terpadu

harus dirancang dengan prinsip kesetaraan antara masyarakat hulu

dan hilir.

2. Pendekatan Teknologi

Pendekatan teknologi dalam pengelolaan DAS mengacu

pada prinsip bahwa perubahan lingkungan fisik akibat adanya

interaksi dengan aspek sosial ekonomi dapat diatasi dengan

teknologi lingkungan. Penerapan teknologi ramah lingkungan dalam

pengendalian kelebihan aliran permukaan, penurunan erosi dan

peningkatan daya dukung lingkungan merupakan paket rekomendasi

dalam pengelolaan DAS Terpadu.

Page 20: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

II – 2

3. Pendekatan Institusi/Kelembagaan

Kelembagaan yang memiliki mekanisme koordinasi yang

jelas dan dapat dipertanggungjawabkan kepada publik merupakan

kebutuhan yang utama dalam pengelolaan DAS. Berbagai

rekomendasi kebijakan dan operasional serta koordinasi sering tidak

dapat terjalin disebabkan oleh alasan-alasan kelembagaan seperti:

peraturan perundangan, kebijakan dan instrumen kebijakan, faktor-

faktor yang menentukan kapasitas dan kapabilitas organisasi publik

khususnya dalam pengambilan keputusan. Oleh karena itu, dalam

penyusunan rencana pengelolaan terpadu perlu dilakukan pengkajian,

baik terhadap kendala peraturan perundangan maupun kendala

kelembagaan seperti tumpang tindih peran dan pembiayaan. Sasaran

akhir dari rencana pengelolaan terpadu dari aspek kelembagaan yang

memungkinkan berjalannya mekanisme kooperatif dan koordinatif

antar lembaga pada setiap jenjang pemerintahan. Aktivitas-aktivitas

yang dilakukan oleh masing-masing pihak dalam pengelolaan DAS

harus terorganisir dan terintegrasi secara solid satu sama lainnya,

sehingga kinerja setiap pihak mendukung ke arah tercapainya tujuan

pengelolaan DAS terpadu yang telah disepakati.

Persoalan Koordinasi, Integrasi, Sinkronisasi dan Sinergi

(KISS) antar lembaga publik sudah menjadi masalah umum yang

sering dibahas, namun tidak pernah terwujud dalam aplikasi.

Koordinasi memerlukan komitmen yang tinggi dan pertukaran

Page 21: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

II – 3

informasi secara intensif untuk mengkonfirmasikan waktu, biaya, dan

aktivitas yang dilakukan oleh setiap instansi/lembaga untuk mencapai

tujuan dengan ukuran kinerja yang disepakati bersama. Hambatan

koordinasi biasanya terletak di dalam struktur organisasi atau

lembaga masing-masing, yaitu pertentangan antara fleksibilitas yang

diperlukan dengan kekakuan tugas pokok dan fungsi yang telah

ditetapkan, dan bukan terletak pada tingkat kebijakan dan tujuan-

tujuannya.

4. Pendekatan Partisipatif

Proses partisipatif yang bertujuan untuk membangun

kapasitas bersama dalam mencapai tujuan. Persoalan utama ego

sektoral sering muncul pada semua rencana pengelolaan yang dibuat

oleh instansi tertentu. Oleh karena itu, prinsip partisipatif merupakan

ciri utama yang harus menjadi acuan dalam proses penyusunan

rencana pengelolaan DAS secara terpadu. Pendekatan partisipatif,

agar diakui dan dijalankannya kegiatan-kegiatan yang sifatnya bukan

struktural/ administratif, tetapi pada program yang dirumuskan dengan

tujuan yang diartikulasikan secara jelas melalui proses pertukaran

(sharing), pengetahuan, pencarian informasi secara sistematis, serta

mekanisme umpan baik (feedback) yang terjadi di antara para

pemangku kepentingan. Proses partisipatif memungkinkan terjadi

pertukaran informasi dan pengetahuan akan mamfasilitasi proses

balajar bersama bagi seluruh pemangku kepentingan untuk

Page 22: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

II – 4

memastikan partisipasinya dalam menjalankan kegiatan dan

melakukan penyesuaian-penyesuaian yang diperlukan berdasarkan

pada hasil penilaian masing-masing, sehingga kinerjanya dapat

ditingkatkan. Proses-proses koordinasi tersebut juga menjadi ajang

pertanggunggugatan publik bagi seluruh pemangku kepentingan

dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi masing-masing.

B. Tahapan Kegiatan Penyusunan Rencana Pengelolaan DAS

Tahapan penyusunan rencana pengelolaan DAS Terpadu

meliputi rangkaian kegiatan sebagai berikut :

1. Inventarisasi Karakteristik DAS

Inventarisasi karakteristik DAS dilaksanakan untuk

mengetahui dan memperoleh data informasi tentang biofisik, sosial

ekonomi dan kelembagaan dalam suatu DAS.

Data biofisik meliputi : sumberdaya air, kerapatan drainase,

topografi, tanah, iklim serta flora dan fauna.

Data Kelembagaan meliputi: organisasi, tugas dan peran

multi pihak serta peraturan yang terkait dengan pengelolaan DAS.

Data yang dibutuhkan tersebut di atas diperoleh melalui survey

(wawancara dan pengukuran langsung) dan pengumpulan data

skunder.

Page 23: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

II – 5

2. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dimaksudkan untuk mengetahui

struktur permasalahan yang berhubungan dengan sumberdaya air,

lahan, investigasi, sosial ekonomi dan kelembagaan. Proses

identifikasi masalah dilakukan dengan pendekatan parstipatif melalui

"Focus Group Discusion" (FGD), pendapat ahli atau hasil-hasil

penelitian. Metode identifikasi masalah dilakukan dengan

pendekatan Problem Tree dan Objective Tree.

3. Identifikasi Para Pihak

Identifikasi para pihak dilakukan untuk mengetahui tugas

dan fungsi serta keterkaitan aktivitas unsur pemerintah maupun non

pemerintah yang terkait dalam pengelolaan DAS. Dalam hal ini

mencakup identifikasi strategi (program, kegiatan dan pendanaan)

masing-masing pihak. Pemetaan peran para pihak yang terkait

dalam pengelolaan DAS dilakukan dengan metode Analisis

Stakeholders (SA) yang dilakukan dengan pendekatan FGD (Focus

Group Discusion).

4. Perumusan Tujuan dan Sasaran

Perumusan tujuan dan sasaran pengelolaan DAS Terpadu

dilakukan setelah mempelajari permasalahan yang urgen dalam DAS

untuk mewujudkan kondisi yang diharapkan. Perumusan tujuan

dilakukan untuk menyepakati kondisi DAS yang ingin dicapai pada

Page 24: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

II – 6

akhir periode rencana pengelolaan terpadu yang dinyatakan dalam

indikator dan kriteria. Proses perumusan tujuan dan sasaran

pengelolaan dilakukan melalui lokakarya yang melibatkan seluruh

stakeholders utama yang mewakili pihak pemerintah, non pemerintah

dan perguruan tinggi. Pendekatan Logical Frame Analysis / Analisis

Kerangka Logis digunakan untuk membantu perumusan tujuan dan

sasaran secara sistematis.

5. Perumusan Kebijakan dan Program

Perumusan kebijakan dan program dilakukan untuk

menyusun dan menyepakati, kebijakan, program dan kegiatan lintas

sektoral, lintas wilayah administrasi dan lintas disiplin ilmu, guna

mencapai tujuan yang telah disepakati. Perumusan kebijakan ini

dilakukan lewat forum diskusi baik lewat lokakarya ataupun suatu

Focus Group Discusion (FGD) yang melibatkan seluruh stakeholders

pengelolaan DAS. Pendekatan analisis Kerangka Logis (LogFrame)

dilakukan untuk mempertajam kebijakan dan program hingga pada

tahap evaluasi dan monitoring.

6. Perumusan Kelembagaan

Perumusan kelembagaan dilakukan untuk menganalisis dan

menyepakati peran masing-masing pihak terkait dengan

perancanaan, pengorganisasian, pendanaan, pelaksanaan,

pemantauan dan evaluasi pengelolaan DAS. Analisis kelembagaan

dilakukan dengan melakukan kajian tupoksi serta peran seluruh

Page 25: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

II – 7

instansi terkait dalam konteks POAC (Planning, Organizing, Actuiting,

Controling), baik instansi pemerintah maupun lembaga swadaya

masyarakat, serta baik formal maupun informal melalui FGD dan

Lokakarya.

Tahapan analisis kelembagaan dilakukan dengan cara

memetakan peran yang ada saat ini menurut tupoksi masing-masing,

selanjutnya dipetakan peran secara terpadu pada setiap aspek

POAC sebagaimana yang diharapkan. Analisis KISS dilakukan untuk

mendekati suatu kelembagaan yang ideal sesuai tupoksi masing-

masing instansi terkait.

7. Perumusan Sistem Pemantauan dan Evaluasi

Perumusan sistem pemantauan dan evaluasi dilakukan

untuk menyusun dan menyepakati peran multipihak, kriteria dan

metode pengukuran serta mekanisme pelaporan kinerja DAS.

Penyusunan sistem pemantauan dan evaluasi dilakukan dalam suatu

forum Lokakarya atau FGD.

8. Penyusunan Sistem Insentif dan Disinsentif

Perumusan sistem insentif dan disinsentif dilakukan untuk

menyepakati perangkat kebijakan yang memberikan dorongan

terhadap kegiatan yang selaras dengan pengelolaan DAS dan

membatasi atau mengurangi kegiatan yang tidak selaras dengan

rencana pengelolaan DAS.

Page 26: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

II – 8

9. Perumusan Pendanaan

Perumusan Pendanaan dilakukan untuk menyusun dan

menyepakati kebutuhan, mengidentifikasi sumber, mekanisme dan

alokasi pendanaan dalam pengelolaan DAS.

Page 27: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

III – 1

III. KONDISI DAN KARAKTERISTIK DAS A. Kondisi Biofisik

1. Letak Geografis dan Wilayah Administrasi Pemerintahan

DAS Kandilo memiliki luas sekitar ± 354.600 Ha. Secara

geografis terletak antara 00° 45' 18.37” - 02° 27' 20.82” LS Lintang

Selatan (LS) dan antara 115° 36' 14.5” - 116° 57' 35.03” Bujur Timur

(BT). Menurut administrasi pemerintahan, DAS Kandilo termasuk

dalam wilayah Kabupaten Paser yang mencakup 5 (lima) wilayah

kecamatan, yaitu: Kecamatan Muara Komam, Kecamatan Batu

Sopang, Kecamatan Muara Samu, Kecamatan Paser Belengkong

dan Kecamatan Tanah Grogot. Letak/posisi DAS Kandilo dan wilayah

administrasi pemerintahan disajikan pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1. Peta Wilayah Administrasi Kecamatan di DAS Kandilo

Page 28: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

III – 2

2. Iklim

Kondisi iklim pada DAS Kandilo relatif sama dengan kondisi

iklim di wilayah Provinsi Kalimantan Timur pada umumnya, yakni

beriklim tropis dan mempunyai dua musim yaitu musim kemarau dan

musim penghujan. Musim kemarau biasanya terjadi pada bulan Mei

sampai dengan bulan Oktober, sedangkan musim penghujan terjadi

pada bulan November sampai dengan bulan April. Keadaan ini terus

berlangsung setiap tahun yang diselingi dengan musim peralihan

pada bulan-bulan tertentu. Selain itu, berhubung letaknya di sekitar

daerah khatulistiwa, maka iklim di wilayah Provinsi Kalimantan Timur

juga dipengaruhi oleh angin Muson, yaitu angin Muson Barat

November-April dan angin Muson Timur Mei - Oktober. Namun

demikian, pada tahun-tahun terakhir ini, keadaan musim di wilayah

tersebut kadang kala tidak menentu. Pada bulan-bulan yang

seharusnya turun hujan dalam kenyataannya tidak ada hujan sama

sekali, atau sebaliknya pada bulan-bulan yang seharusnya kemarau

justru terjadi hujan dengan musim yang jauh lebih panjang.

Sehubungan dengan keterbatasan alat pengukur nilai unsur-

unsur iklim di wilayah Kabupaten Paser, maka untuk nilai unsur-unsur

iklim sekitar wilayah Kabupaten Paser menggunakan pendekatan

dengan data unsur-unsur iklim terdekat yakni dari data Badan

Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) stasiun Balikpapan.

Secara umum nilai unsur-unsur iklim seperti suhu udara, kelembaban

Page 29: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

III – 3

udara, tekanan udara, kecepatan angin, curah hujan bulanan dan

penyinaran matahari pada stasiun tersebut disajikan pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Nilai Unsur-unsur Iklim di Sekitar Wilayah Kabupaten Paser

No. Unsur Iklim Kisaran/Rataan

1. Suhu Udara (oC) 22,88 – 32,62 2. Kelembaban Udara (%) 87,07 3. Tekanan Udara (mb) 1.011,32 4. Kecepatan Angin (knot) 6,30 5. Curah Hujan Bulanan (mm) 267,32 6. Penyinaran Matahari (%) 11,33

Sumber: Kalimantan Timur Dalam Angka, 2008.

Tabel 3.1. menunjukkan bahwa secara umum di wilayah Kabupaten

Paser beriklim panas dengan suhu udara berkisar dari 22,88ºC –

32,62ºC, kelembaban udara sekitar 87,07 %, tekanan udara sekitar

1.011,32 mb, kecepatan angin sekitar 6,3 knot, curah hujan bulanan

sekitar 267,32 mm dan penyinaran matahari sekitar 11,33%.

Khususnya unsur curah hujan pada DAS Kandilo di wilayah

Kabupaten Paser, curah hujan tahunan di wilayah DAS Kandilo

sekitar 2.373 mm, musim kemarau biasanya terjadi pada bulan Mei

sampai dengan Oktober, sedangkan musim penghujan terjadi pada

bulan November sampai dengan April (Kabupaten Paser Dalam

Angka, 2012). Data curah hujan bulanan di wilayah DAS Kandilo

secara lebih rinci disajikan pada Tabel 3.2. Tabel 3.2. ini menunjukkan

bahwa curah hujan bulanan sepanjang tahun 2011 yang terendah

pada bulan Agustus sekitar 16,0 mm, sedangkan yang tertinggi pada

bulan November sekitar 377,0 mm. Selain itu, rataan curah hujan

bulanan dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 yang terendah

sebesar 107,9 mm terjadi pada tahun 2010, yang tertinggi sebesar

Page 30: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

III – 4

444,6 mm terjadi pada tahun 2009, sedangkan rataan curah hujan

bulanan secara keseluruhan di DAS Kandilo sekitar 194,1 mm.

Tabel 3.2. Curah Hujan Bulanan yang Tercatat pada Beberapa

Wilayah Kecamatan di DAS Kandilo

Bulan Curah Hujan Bulanan (mm)

Muara Komam

Batu Sopang

Muara Samu*)

Paser Belengkong Tanah Grogot

1. Januari 172,0 190,0 - 246,0 256,0

2. Februari 116,0 209,0 - 270,0 296,0

3. Maret 165,0 185,0 - 245,0 206,0

4. April 127,0 188,0 - 167,0 200,0

5. Mei 60,0 229,2 - 40,0 121,0

6. Juni 54,0 61,0 - 70,0 96,0

7. Juli 90,0 69,0 - 96,0 77,0

8. Agustus 21,0 39,0 - 0,0 16,0

9. September 123,0 125,0 - 50,0 114,0

10.Oktober 82,0 171,0 - 357,0 247,0

11. November 228,0 377,0 - 171,0 193,0

12. Desember 147,0 115,0 - 193,0 245,0

Rata-rata 2011 115,4 163,2 - 158,8 172,3

2010 146,4 192,8 - 107,9 203,6

2009 126,1 444,6 - 132,6 172,0

2008 165,5 333,1 - 184,5 220,9

2007 175,7 265,8 - 178,0 222,7

Keterangan *) Masih bergabung dengan kecamatan induk Sumber: Kabupaten Paser Dalam Angka 2012

Page 31: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

III – 5

3. Fisiografi dan Topografi

Secara fisiografis, kenampakan atau ciri-ciri fisik DAS

Kandilo secara umum dapat dibedakan menjadi 4 (empat) bagian,

yaitu daerah pegunungan atau berbukit, daerah dataran aluvial,

daerah dataran berombak, dan daerah rawa pasang surut. Daerah

pegunungan berada di bagian hulu DAS Kandilo dengan ketinggian

antara 25 - 500 m dpl dan kemiringan lahan antara 30 - 65%.

Daerah dataran aluvial terdapat di bagian hulu maupun hilir DAS,

daerah tersebut terbentuk dari proses pengendapan baik di daerah

muara maupun pedalaman dengan bentuk wilayah datar dan

variasi lereng antara 0 - 3%. Daerah dataran berombak terdapat di

bagian hulu maupun hilir DAS dengan bentuk wilayah berombak

sampai bergelombang. Daerah dataran berombak merupakan

daerah endapan,dataran karst, dataran batuan beku masam dan

dataran batuan basalt. Daerah rawa pasang surut terdapat di

bagian hilir DAS dengan bentuk wilayah datar dan variasi lereng

antara 0 - 3%. Daerah rawa pasang surut merupakan dataran

rendah di tepi pantai yang selalu dipengaruhi oleh pasang surut air

laut dengan vegetasi hutan bakau atau nipah.

Mengenai kondisi topografi atau kelas lereng DAS Kandilo

dan luasannya secara rinci disajikan pada Tabel 3.3. Tabel 3.3.

menunjukkan bahwa luasan kelas kelerengan pada DAS Kandilo

yang termasuk kategori datar sampai landai sekitar 46,17%,

Page 32: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

III – 6

sedangkan yang lebih besar termasuk kategori curam sampai

sangat curam sekitar 53,04%.

Gambar 3.2. Peta Kelas Kelerengan di DAS Kandilo

Tabel 3.3. Sebaran Kelas Kelerengan dan Luasannya di DAS Kandilo

No. Kelas Kelerengan

(%)

Kategori Luas (Ha)

Luas (%)

1. 0 – 8% Datar 69.218 19,52 2. 8 – 15% Landai 94.501 26,65 3. 15 – 25% Agak Curam 2.801 0,79 3. 25 – 40% Curam 106.841 30,13 4. > 40% Sangat Curam 81.239 22,91

Total 354.600 100,00

Kondisi topografi atau kelas lereng DAS Kandilo secara

keseluruhan mengindikasikan bahwa karakteristik DAS Kandilo

sebagian besar wilayahnya relatif curam, sehingga kondisi ini

Page 33: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

III – 7

dapat memudahkan terjadinya erosi dan sedimentasi (rentan

terhadap kemungkinan terjadi erosi), selain itu juga dapat

mempercepat laju limpasan air permukaan (surface runoff) yang

mempengaruhi fluktuasi debit air Sungai Kandilo atau

menyebabkan rentan terhadap kemungkinan terjadi bencana

banjir.

4. Geologi dan Jenis Tanah

Gambaran sebaran kondisi geologi dari dataran rendah

sampai dengan daerah perbukitan di DAS Kandilo tersusun oleh

dataran alluvial, bukit basalt-clay shale, perbukitan batuan

sedimen dan perbukitan kapur yang disajikan pada Gambar 3.3.

Stratifikasi formasi geologi wilayah DAS

Gambar 3.3. Peta Sebaran Kondisi Geologi di DAS Kendilo

Page 34: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

III – 8

Kandilo dari tua ke muda menurut Dinas PU dan Kimpraswil

Provinsi Kalimantan Timur (2006) secara berurutan yaitu Formasi

Warukin (Tmw), Formasi Pulau Balang (Tmpb), Formasi

Balikpapan (Tmbp), Formasi KampungBaru (Tpkb), dan Aluvium

(Qa). Batuan yang terdapat dalam Formasi Warukin berumur

Tersier Miosen Tengah, batuan tersebut terdiri atas perselingan

batu pasir dan batu lempung dengan sisipan batubara

terendapkan di daerah lingkungan delta, tidak dijumpai adanya

fosil, tebal formasi tersebut antara 300 – 500 m. Batuan yang

terdapat dalam Formasi Pulau Balang berumur Tersier Miosen

Tengah, batuan tersebut terdiri atas perselingan batu pasir kuarsa,

batu pasir dan batu lempung dengan sisipan batu bara

mengandung fosil, tebal formasi tersebut 900 m. Formasi

Balikpapan disusun oleh Formasi Meragoh (Tmm) yang berumur

Miosen Bawah, satuan batuan tersebut terdiri atas lava, diabas,

breksi gunung api, dan konglomerat. Singkapan batuan tersebut

sangat luas, mulai dari puncak sampai dengan kaki Gunung

Meragoh dan Gunung Lalang. Pada bagian lain juga terdapat

Formasi Kampung Baru yang berumur Pliosen dimana singkapan

batuan banyak terdapat di bagian Timur Laut dan bagian Selatan

Tenggara DAS Kandilo. Satuan batuan termuda berupa endapan

sungai dan rawa yang terdapat sepanjang aliran Sungai Kandilo

yang terdiri dari lumpur, lempung, pasir, kerikil, dan kuarsa.

Page 35: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

III – 9

Struktur batuan yang tertua (Formasi Warukin) umumnya

terlipat kuat dengan kemiringan bervariasi antara 250 – 300 m,

sedangkan satuan batuan yang termuda (Formasi Meragoh dan

Formasi Kampung Baru) terlipat lemah dan secara keseluruhan

hampir mendatar. Struktur antiklin dan siklin mempunyai arah

umum antara Timur Laut – Barat Daya. Sesar turun terdapat di

wilayah DAS Kandilo dan sekitarnya, pada wilayah lain terdapat

sesar naik yang mempunyai arah antara Utara Timur Laut –

Selatan Barat Daya dan kemiringan ke Timur Tenggara, demikian

pula sesar geser dan sesar terbalik. Penyesaran batuan tersebut

terjadi sesudah Miosen, kemungkinan terjadi pada pengangkatan

kala Pli-Pliosen bersama dengan pengangkatan terakhir tinggian

Kucing dan Pegunungan Meratus. Pengangkatan Pli-Pliosen

tersebut terjadi secara regional pada cekungan Kutai.

Sebaran Jenis Tanah / Land System yang terdapat di

wilayah DAS Kandilo disajikan pada Gambar 3.4. Menurut Dinas

PU dan Kimpraswil Provinsi Kalimantan Timur (2006) secara garis

besar dapat dibedakan menjadi 3 (tiga), yaitu jenis tanah alluvial,

Podzolik Merah Kuning, dan tanah komplek. Jenis tanah alluvial

menyebar pada daerah dataran rendah, landai, dan bergelombang

di bagian Timur, pada lembah-lembah aliran sungai dan pantai.

Jenis tanah Podzolik Merah Kuning terdapat di daerah-daerah

bergelombang dan berbukit pada bagian Barat DAS Kandilo. Jenis

Page 36: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

III – 10

tanah komplek terdiri dari podzolik coklat (andosol), lithosol,

organosol (organo gambut), podzolik, regosol, gleisol dan

mediteran.

Gambar 3.4. Peta Sebaran Jenis Tanah / Land System di DAS

Kandilo

Menurut RePPProT (1987) terdapat 10 (sepuluh) jenis tanah

di wilayah DAS Kandilo, yaitu jenis dystropepts, eutropepts,

fluvaquents, humitropepts, hydraquents, tropaquepts, tropofluvents,

tropohemists, troporthents, dan tropudults. Jenis tropudults dan

dystropepts merupakan jenis tanah dominan dengan ketebalan

solum >90 cm yang termasuk kelas solum dalam. Lebih lanjut

Page 37: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

III – 11

disebutkan bahwa jenis bebatuan di wilayah DAS tersebut

didominasi oleh kombinasi jenis batu pasir, lanau, batu lumpur, dan

marl.

Sistem lahan (Land System) yang terdapat di DAS Kandilo

yaitu Bakunan (BKN), Beliti (BLI), Bukit Pandan (BPD), Beriwit

(BRW), Honja (HJA), Kahayan (KHY), Kajapah (KJP), Lohai (LHI),

Luang (LNG), Lawanguwang (LWW), Mendawai (MDW), Maput

(MPT), Mantalat (MTL), Okki (OKI), Pendreh (PDH), Pakalunai

(PLN), Sungai Seratai (SST), Tandur (TDR), Tewai Baru (TWB) dan

Teweh (TWH).

5. Pola Jaringan Sungai (Drainage Network Pattern)

Pola Jaringan Sungai Kandilo menurut Dinas PU dan

Kimpraswil Provinsi Kalimantan Timur (2006) mengikuti suatu

aturan jaringan satu arah, dimana cabang dan anak sungai

mengalir ke sungai utama dan membentuk pola aliran trellis

dendritik. Pola tersebut biasa dijumpai pada daerah dengan

lapisan sedimen di daerah pegunungan lipatan (trellis) dan daerah

dengan batuan sejenis yang penyebarannya cukup luas,

disamping juga ditutupi sedimen yang luas dan terletak pada suatu

bidang horizontal di daerah dataran rendah (dendritic). Terdapat

11 Sub DAS Kandilo, yaitu Sub DAS Kandilo bagian hulu,Sub DAS

Kuaro, Sub DAS Komam, Sub DAS Kesungai, Sub DAS Setiu,

Page 38: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

III – 12

Sub DAS Samurangau, Sub DAS Biu, Sub DAS Samu, Sub DAS

Seratai, Sub DAS Pasir, dan Sub DAS Suliliran.

6. Penutupan/Penggunaan Lahan

Jenis penutupan lahan di DAS Kandilo secara rinci disajikan

pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4. Jenis Penutupan Lahan di DAS Kandilo

No. Jenis Penutupan Lahan Luas Penutupan Lahan (Ha) (%)

1. Belukar 83.579.22 23,57 2. Belukar Rawa 3.758.76 1,06 3. Hutan Sekunder 68.366.88 19,28 4. Hutan Rawa Sekunder 17.836.38 5,03 5. Hutan Mangrove Sekunder 5.744.52 1,62 6. Pertanian dan Perkebunan 125.209,26 35,31 7. Permukiman 26.630,46 7,51 8. Sawah 7.517.52 2,12 9. Rawa 141.84 0.04

10. Lahan Terbuka 9.325.98 2,63 11. Tambak 2.730.42 0,77 12. Awan 3.758.76 1,06

Jumlah 354.600,00 100,00

Tabel 3.4. menunjukkan bahwa jenis penutupan lahan yang

mendominasi DAS Kandilo yakni pertanian dan perkebunan sekitar

125.209,27 Ha (35,31%), belukar sekitar 83.579,22 Ha (23,57%)

dan hutan sekunder sekitar 68.366.88 Ha (19,28%). Hal ini

mengindikasikan bahwa perkembangan di sektor pertanian dan

perkebunan relatif cukup pesat yang dapat mendominasi luasan

tutupan lahan di DAS Kandilo, serta terjadinya kecenderungan

Page 39: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

III – 13

luasan tutupan hutan berkurang karena setelah dieksploitasi

biasanya dapat menyebabkan peningkatan luasan tutupan lahan

belukar. Tutupan lahan di DAS Kandilo dari yang terbesar sampai

yang terkecil secara berurutan yaitu pertanian dan perkebunan,

belukar, hutan sekunder, permukiman, hutan rawa sekunder, lahan

terbuka, sawah, hutan mangrove sekunder, belukar rawa, tambak

dan rawa.

E. Kondisi Sosial Ekonomi

1. Kependudukan

Kelima kecamatan yang sebagian wilayahnya masuk ke

dalam kawasan DAS Kandilo adalah Kecamatan Muara Komam,

Kecamatan Batu Sopang, Kecamatan Muara Samu, Kecamatan

Paser Balengkong, dan Kecamatan Tanah Grogot. Jumlah

penduduknya telah mencapai ribuan KK (Kepala Keluarga) dengan

rata-rata jumlah anggota keluarga 4 jiwa/KK, sedangkan gambaran

jumlah penduduk pada masing-masing kecamatan tersebut secara

rinci disajikan pada Tabel 3.5.

Page 40: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

III – 14

Tabel 3.5. Jumlah Penduduk pada Kelima Kecamatan

No.

Kecamatan

Jumlah Penduduk (Jiwa) Jumlah

(Jiwa) Jumlah

KK

Rataan Anggota Keluarga

(jiwa) Laki-laki

Perem-puan

1. Muara

Komam 6.911 6.030 12.941 3.235

4

2. Batu

Sopang 13.646 9.766 23.412

5.853 4

3. Muara

Samu 2.373 2.011 4.384 1.096

4

4. Paser

Balengk

ong

13.082 11.37

1 24.453 6.113

4

5. Tanah

Grogot 34.487

31.27

2 65.759 16.440

4

Sumber : Kabupaten Paser Dalam Angka 2012

Kepadatan penduduk pada kelima kecamatan tersebut

beserta luas wilayahnya secara rinci disajikan pada Tabel 3.6.

Tabel 3.6. Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk Kelima Kecamatan

No. Kecamatan Luas Wilayah

(Km2)

Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km2)

1. Muara Komam 1.753,40 7,38 2. Batu Sopang 1.111,38 21,07 3. Muara Samu 855,25 5,13 4. Paser Balengkong 990,11 24,70 5. Tanah Grogot 335,58 195,96

Sumber : Kabupaten Paser Dalam Angka 2012

Kepadatan penduduk yang tertinggi terdapat di Kecamatan

Tanah Grogot yakni sebesar 195,96 jiwa/km2, sedangkan yang

Page 41: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

III – 15

terjarang terdapat pada Kecamatan Muara Samu yakni sebesar

5,13 jiwa/km2. Dengan kepadatan penduduk dan luasan wilayah

Kecamatan seperti disajikan pada Tabel 3.6. di atas, maka

perkembangan masing masing kecamatan tersebut juga memiliki

laju pertumbuhan penduduk yang cukup pesat, terutama pada

Kecamatan Tanah Grogot. Perkembangan ini dimungkinkan karena

letak wilayah Kecamatan yang dekat dengan pusat Kabupaten

Paser, serta dengan memiliki wilayah yang “nampaknya” kosong

(menurut pandangan masyarakat awam), karena banyak lahan

yang “tidur” yang belum termanfaatkan. Ini merupakan daya tarik

tersendiri bagi para pendatang yang belum memiliki lahan baik

sebagai tempat tinggal maupun untuk penghidupan.

2. Mata Pencaharian/Tenaga Kerja

Proporsi pekerja menurut lapangan pekerjaan merupakan

salah satu ukuran untuk melihat potensi perekonomian suatu

wilayah. Hal ini karena indikator tersebut merupakan cerminan

perekonomian suatu wilayah. Mata pencaharian/tenaga kerja di

wilayah Kabupaten Paser secara umum masih sama dengan tahun-

tahun sebelumnya, sektor pertanian (40,08%) masih merupakan

sektor dominan yang paling banyak menyerap tenaga kerja.

Gambaran persentase penduduk 15 tahun ke atas yang bekerja

menurut lapangan usaha Kabupaten Paser, 2011 secara rinci

disajikan pada Tabel 3.7.

Page 42: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

III – 16

Tabel 3.7. Persentase Penduduk 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Paser 2011

No. Lapangan Usaha Persentase Penduduk

15 Tahun ke Atas yang Bekerja (%)

1. Pertanian 40,08 2. Pertambangan dan Penggalian 14,79 3. Industri 7,29 4. Konstruksi 2,56 5. Perdagangan 18,51 6. Transportasi dan Komunikasi 1,47 7. Jasa 12,70 8. Lainnya 2,60

Jumlah 100,00 Sumber : Kabupaten Paser Dalam Angka 2012

Tabel 3.8. Persentase Penduduk Menurut Kelompok Umur

Produktif di Kabupaten Paser 2011

No. Kelompok Umur

(Tahun)

Laki-laki (%)

Perempuan (%)

Rataan (%)

1. 0 - 14 33,12 30,41 31,76 2. 15 - 64 64,59 68,15 66,37 3. > 65 2,29 1,44 1,87

Jumlah 100,00 100,00 100,00 Sumber : Kabupaten Paser Dalam Angka 2012

Tabel 3.7. menunjukkan bahwa penduduk yang berusia 15 tahun

ke atas yang bekerja pada beberapa jenis lapangan usaha dari

yang terbesar sampai yang terkecil secara berurutan yakni pada

sektor pertanian, perdagangan, pertambangan dan penggalian,

jasa, industri, konstruksi dan sektor lainnya.

Salah satu faktor utama keberhasilan pembangunan di suatu

negara adalah tersedianya cukup sumberdaya manusia (SDM)

yang berkualitas. Merujuk pada amanat UUD 1945 beserta

amandemennya (pasal 31 ayat 2), maka melalui jalur pendidikan

Page 43: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

III – 17

pemerintah secara konsisten berupaya meningkatkan SDM

penduduk. Program wajib belajar 6 tahun dan 9 tahun, Gerakan

Nasional Orang Tua Asuh (GNOTA), dan berbagai program

pendukung lainnya adalah bagian dari upaya pemerintah

mempercepat peningkatan kualitas SDM, yang pada akhirnya akan

menciptakan SDM yang tangguh, yang siap bersaing di era

globalisasi. Peningkatan SDM sekarang ini lebih difokuskan pada

pemberian kesempatan seluas-luasnya kepada penduduk untuk

mengecap pendidikan, terutama penduduk kelompok usia sekolah

(umur 7-24 tahun), sedangkan gambaran banyaknya sekolah,

murid dan guru pada kelima kecamatan di Kabupaten Paser secara

rinci disajikan pada Tabel 3.9.

Tabel 3.9. Banyaknya Sekolah, Murid dan Guru Kelima Kecamatan di Kabupaten Paser 2011

Kabupaten/

Kota Jumlah Sekolah Jumlah Murid Jumlah Guru

SD SLTP SMU SD SLTP SMU SD SLTP SMU 1. Muara Komam 18 5 2 1.859 593 157 187 62 15 2. Batu Sopang 14 3 2 3.047 869 471 164 45 35 3. Muara Samu 8 2 1 656 125 80 71 17 13 4. Paser Balengkong 26 7 3 3.143 949 483 285 61 47 5. Tanah Grogot 40 20 13 9.056 3.960 4.230 586 290 380

Total 106 37 21

17.761 6.496 5.421

1.293 475 490

Sumber : Kabupaten Paser Dalam Angka 2012

Tabel 3.9. menunjukkan bahwa secara umum kecamatan-

kecamatan yang terletak pada daerah hulu DAS Kandilo seperti

Kecamatan Muara Komam, Batu Sopang dan Muara Samu

Page 44: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

III – 18

terdapat jumlah sekolah, murid dan guru lebih sedikit dibanding

dengan kecamatan-kecamatan yang terletak di daerah hilir/muara

DAS Kandilo yakni Kecamatan Paser Balengkong dan Tanah

Grogot. Kondisi seperti ini memang dipengaruhi oleh antara lain

jumlah penduduk, keberadaan kota, sarana prasarana dan

aksesibilitas pada daerah hulu DAS Kandilo relatif lebih sedikit bila

dibandingkan dengan di bagian hilir/muara DAS.

3. Pertanian

Produksi padi di wilayah Kabupaten Paser pada tahun 2011

sekitar 34.445 ton. Angka ini jika dibandingkan dengan tahun 2010

mengalami penurunan sebesar 16,79 persen. Penurunan produksi

ini tidak hanya terjadi pada komoditas padi, tetapi juga beberapa

palawija kecuali ubi kayu dan ubi jalar.

Khususnya mengenai gambaran luas panen dan produksi

tanaman pertanian seperti padi sawah, padi ladang, jagung, ubi

kayu, ubi jalar, kacang tanah, kedelai dan kacang hijau pada kelima

kecamatan yang juga terdapat di wilayah DAS Kandilo, Kabupaten

Paser secara rinci disajikan pada Tabel 3.10.

Page 45: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

III – 19

Tabel 3.10. Luas Panen dan Produksi Tanaman Pertanian Kelima Kecamatan yang Terkait DAS Kandilo di Kabupaten Paser 2011

No. Luas Panen

dan Produksi Tanaman Pertanian

Kecamatan Muara

Komam Batu

Sopang Muara Samu

Pasir Belengkong

Tanah Grogot

1. Padi Sawah Luas Panen (Ha) - 5 12 1.824 1.292 Produksi (Ton) - 20 48 7.330 5.196

2. Padi Ladang Luas Panen (Ha) 590 348 1.015 28 17 Produksi (Ton) 1.721 1.024 2.664 75 45

3. Jagung Luas Panen (Ha) 1 11 32 - - Produksi (Ton) 3 38 112 - -

4. Ubi Kayu Luas Panen (Ha) 6 9 7 9 57 Produksi (Ton) 84 125 96 125 773

5. Ubi Jalar Luas Panen (Ha) 5 2 3 5 44 Produksi (Ton) 48 19 29 48 426

6. Kacang Tanah Luas Panen (Ha) 12 8 20 3 - Produksi (Ton) 15 10 27 4 -

7. Kedelai Luas Panen (Ha) 87 - 2 - - Produksi (Ton) 98 - 2 - -

8. Kacang Hijau Luas Panen (Ha) 4 8 21 - - Produksi (Ton) 4 9 23 - -

Sumber : Kabupaten Paser Dalam Angka 2012

Tabel 3.10. menunjukkan bahwa luas panen dan produksi padi sawah dari

kelima kecamatan yang terkait dengan DAS Kandilo sebagian besar

terdapat di wilayah Kecamatan Pasir Belengkong dan Kecamatan Tanah

Grogot. Wilayah kedua kecamatan ini kebetulan terdapat di bagian hilir

DAS Kandilo, sehingga relatif cocok untuk usaha pertanian tanaman padi

sawah yang relatif lebih banyak membutuhkan suplai air untuk

Page 46: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

III – 20

aktivitasnya, tentu saja ketersediaan air di bagian hilir/muara sungai relatif

lebih banyak. Sebaliknya, luas panen dan produksi tanaman padi ladang

dan jagung dari kelima kecamatan yang terkait dengan DAS Kandilo

sebagian besar terdapat di wilayah Kecamatan Muara Komam,

Kecamatan Batu Sopang dan Kecamatan Muara Samu. Wilayah ketiga

kecamatan ini kebetulan terdapat di bagian hulu sampai bagian tengah

dari DAS Kandilo, sehingga relatif cocok untuk usaha pertanian tanaman

padi ladang yang kondisi fisik lahannya relatif sedikit ketersediaan airnya

dan biasanya tanaman padi gogo hanya mengandalkan air hujan. Jenis-

jenis tanaman pertanian lainnya seperti ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah,

kedelai dan kacang hijau tersebar merata, baik di bagian hulu, tengah dan

hilir wilayah DAS Kandilo.

4. Perkebunan

Produk unggulan sektor perkebunan sampai dengan tahun 2011 di

Kabupaten Paser masih didominasi oleh tanaman kelapa sawit. Produksi

kelapa sawit Kabupaten Paser tahun 2011 mencapai 918.680,44 Ton.

Jumlah produksi ini jika dibandingkan dengan tahun 2010 mengalami

peningkatan sebesar 10,60 persen. Tahun 2010, nilai produksi kelapa

sawit 830.648,57 Ton. Tanaman perkebunan lain yang juga merupakan

tanaman unggulan di Kabupaten Paser adalah tanaman karet.

Dibandingkan tahun 2010, produksi tanaman perkebunan karet di

Kabupaten Paser tahun 2011 mengalami kenaikan hingga 31,90 persen.

Produksi karet tahun 2010 mencapai 8.017,00 Ton namun pada 2011

Page 47: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

III – 21

produksinya telah mencapai 10.574,07 Ton. Gambaran luas panen dan

produksi tanaman perkebunan seperti karet, kopi, kelapa, kelapa sawit,

kakao, lada dan lainnya pada kelima kecamatan yang juga terdapat di

wilayah DAS Kandilo, Kabupaten Paser secara rinci disajikan pada Tabel

3.11.

Tabel 3.11. Luas Areal dan Produksi Tanaman Perkebunan Kelima Kecamatan yang Terkait DAS Kandilo di Kabupaten Paser 2011

No. Luas Areal dan

Produksi Tanaman Perkebunan

Kecamatan Muara

Komam Batu

Sopang Muara Samu

Pasir Belengkong

Tanah Grogot

1. Karet Luas (Ha) 3.250,00 368,00 465,66 769,55 243,00 Produksi (Ton) 774,31 383,73 645,94 750,90 58,16

2. Kopi Luas (Ha) 576,50 108,00 150,00 296,44 38,00 Produksi (Ton) 137,86 19,61 37,20 111,26 14,98

3. Kelapa Luas (Ha) 89,00 70,35 52,00 441,69 856,00 Produksi (Ton) 162,39 98,50 84,13 796,62 1.544,12

4. Kelapa Sawit Luas (Ha) 557,00 1.367,00 308,00 22.369,00 1.262,00 Produksi (Ton) 5.815,70 2.119,90 1.637,70 179.433,57 10.056,63

5. Kakao Luas (Ha) 72,00 10,00 25,00 172,30 2,00 Produksi (Ton) 13,67 2,17 1,79 47,59 0,63

6. Lada Luas (Ha) 51,00 5,00 - 47,36 4,50 Produksi (Ton) 19,40 1,44 - 21,08 1,97

7. Lainnya Luas (Ha) 33,50 32,50 11,00 38,50 7,50 Produksi (Ton) 99,53 29,43 29,21 27,64 9,30

Sumber : Kabupaten Paser Dalam Angka 2012

Tabel 3.11. menunjukkan bahwa tanaman perkebunan seperti karet, kopi,

kelapa, kelapa sawit, kakao dan lada hampir tersebar merata pada kelima

kecamatan yang juga terdapat di wilayah DAS Kandilo, Kabupaten Paser.

Page 48: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

III – 22

Luas tanaman perkebunan secara keseluruhan dari yang terluas sampai

tersempit pada kelima kecamatan di wilayah Kabupaten Paser secara

berurutan yaitu kelapa sawit, karet, kopi, kelapa, kakao,lada dan tanaman

perkebunan lainnya.

5. Kehutanan

Kawasan hutan berdasarkan fungsinya di wilayah Kabupaten

Paser secara rinci disajikan pada Tabel 3.12. Tabel 3.12. menunjukkan

bahwa luas kawasan hutan berdasarkan fungsinya secara keseluruhan

sekitar 679.873,87 Ha, sedangkan kawasan hutan dari yang terluas

sampai yang tersempit yakni Hutan Produksi, Hutan Produksi Terbatas,

Hutan Lindung, Cagar Alam dan Taman Hutan Raya. Sehubungan

dengan adanya kawasan hutan produksi dan hutan produksi terbatas,

Tabel 3.12. Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsinya di Wilayah

Kabupaten Paser 2011

No. Fungsi Hutan Lokasi Luas (Ha)

1. Hutan Konservasi 1). Cagar Alam 107.786,93 a). Cagar Alam Adang 59.400,00 b). Cagar Alam Apar 48.386,93

2). Taman Hutan Raya 3.015,41 2. Kawasan Budidaya

Kehutanan (KBK) 1). Hutan Lindung 123.805,23

a). Beratus 4.128,43 b). Lumut 41.684,22 c). Kandilo – Ketan 37.087,09 d). Hilir Sungai Rawang 14.597,65 e). Sungai Samu 26.307,84

2). Hutan Produksi 268.275,83 3). Hutan Produksi Terbatas 176.990,47

Jumlah 679.873,87 Sumber : Kabupaten Paser Dalam Angka 2012

Page 49: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

III – 23

maka kedua kawasan hutan tersebut dapat dimanfaatkan untuk produksi

kayu. Gambaran realisasi produksi kayu bundar di wilayah Kabupaten

Paser dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 secara rinci disajikan

pada Tabel 3.13.

Tabel 3.13. Realisasi Produksi Kayu Bundar di Kabupaten Paser 2011

No. Izin Pengu- sahaan Hutan

Tahun Realisasi Produksi Kayu Bundar (m3) 2007 2008 2009 2010 2011

1. HPH / IUPHHK 203.097,29 203.097,29 143.975,04 96.878,59 86.372,75 2. Non HPH / IPK - - 10.885,73 3.739,49 23.843,29 3. Hutan Hak (KR) - - - - 22.996,19

Sumber : Kabupaten Paser Dalam Angka 2012

Tabel 3.13. menunjukkan bahwa realisasi produksi kayu bundar di wilayah

Kabupaten Paser sebagian besar diproduksi oleh HPH / IUPHHK, namun

demikian realisasi produksi kayu bundar dari tahun 2007 sampai dengan

2011 cenderung mengalami penurunan, walaupun ada tambahan produksi

kayu bundar oleh Non HPH / IPK dan Hutan Hak (KR).

6. Peternakan

Secara umum, populasi ternak di Kabupaten Paser tahun 2011

mengalami penurunan dibandingkan tahun 2010, hanya sapi potong dan

itik yang mengalami kenaikan populasi. Jumlah sapi potong pada tahun

2011 mencapai 12.189 ekor atau naik 17,95. Gambaran banyaknya

populasi jenis-jenis ternak pada kelima kecamatan yang juga terdapat di

wilayah DAS Kandilo, Kabupaten Paser secara rinci disajikan pada Tabel

3.14.

Page 50: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

III – 24

Tabel 3.14. Populasi Ternak Kelima Kecamatan di Kabupaten Paser 2011

No. Populasi

Jenis-jenis Ternak

Kecamatan Muara

Komam Batu

Sopang Muara Samu

Pasir Belengkong

Tanah Grogot

1. Sapi (ekor) 602 389 80 1.669 1.055 2. Kerbau (ekor) 48 - - - 4 3. Kambing (ekor) 423 281 120 729 992 4. Domba (ekor) - - - 10 20 5. Ayam Ras (ekor) 829 832 - 2.861 38.649 6. Ayam Kampung (ekor) 126.884 10.630 8.550 85.260 118.824 7. Ayam Petelur (ekor) 88 - - - 912 8. Itik (ekor) 4.748 62 - 1.440 3.711

Sumber : Kabupaten Paser Dalam Angka 2012

7. Perikanan

Kondisi perikanan di wilayah Kabupaten Paser dapat

dikelompokkan menjadi 2 (dua) jenis, yaitu perikanan air laut dan

perikanan air darat. Perikanan air laut yaitu semua jenis perikanan yang

diambil dari laut, sedangkan perikanan darat dibedakan menjadi perikanan

umum, tambak, kolam, dan keramba. Tahun 2010 produksi perikanan laut

Kabupaten Paser sebanyak 16.369,40 ton dan tahun 2011 turun hingga

19.027,60 ton, sedangkan produksi perikanan darat mengalami kenaikan

dari 9.707,00 Ton pada 2010 menjadi 9.714,96 Ton pada 2011.

Gambaran produksi perikanan pada kelima kecamatan yang berkaitan

juga dengan wilayah DAS Kandilo di Kabupaten Paser secara rinci

disajikan pada Tabel 3.15. Tabel 3.15. menunjukkan bahwa sebagian

besar produksi perikanan yang dihasilkan dari perikanan tangkap di laut,

perikanan tangkap di perairan umum, tambak dan kolam secara umum

diperoleh dari wilayah Kecamatan Tanah Grogot dan Pasir Belengkong.

Page 51: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

III – 25

Kondisi geografis kedua wilayah kecamatan ini selain letaknya di bagian

hilir dan muara DAS Kandilo yang relatif banyak ketersediaan air, juga

ditopang oleh keberadaannya yang relatif dekat dengan pantai / laut.

Tabel 3.15. Produksi Perikanan Kelima Kecamatan di Kabupaten Paser

2011

No. Produksi Perikanan

Kecamatan Muara

Komam Batu

Sopang Muara Samu

Pasir Belengkong

Tanah Grogot

1. Perikanan Tangkap di Laut Produksi (Ton) - - - - 1.284,4

2. Perikanan Tangkap di Perairan Umum Produksi (Ton) 36,3 - - 37,5 52,4

3. Tambak Produksi (Ton) - - - 662,0 2.365,0 Potensi Luas (Ha) - - - 2.400,0 4.500,0

4. Kolam Produksi (Ton) 6,1 - - 5,5 11,0 Potensi Luas (Ha) 70,0 40,0 10,0 98,0 60,0

5. Keramba Produksi (Ton) - - 2,1 - - Potensi (Unit) - - 20,0 - -

Sumber : Kabupaten Paser Dalam Angka 2012

8. Ketersediaan Energi Listrik dan Air Bersih

Saat ini energi listrik merupakan kebutuhan vital bagi kehidupan

manusia, baik untuk aktifitas rumah tangga sehari-hari maupun aktifitas

perekonomian masyarakat dan dunia usaha (perusahaan). Keterbatasan

pasokan energi listrik suatu daerah tak jarang membuat para investor

yang ingin menanamkan modal mengurungkan niatnya untuk berinvestasi

khususnya kegiatan usaha yang membutuhkan pasokan energi listrik yang

cukup besar. Pasokan listrik di Kabupaten Paser sebagian besat dipenuhi

oleh PT. PLN. Gambaran produksi, pelanggan, kapasitas tersambung,

Page 52: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

III – 26

kapasitas terpasang dan daya mampu listrik PLN pada beberapa PLN

Ranting di wilayah Kabupaten Paser secara rinci disajikan pada Tabel

3.16.

Tabel 3.16. Produksi, Pelanggan, Kapasitas Tersambung, Kapasitas Terpasang dan Daya Mampu Listrik PLN pada Beberapa PLN Ranting di Kabupaten Paser 2011

No. Produksi, Pelanggan, KapasitasTersambung, Kapasitas Terpasang dan Daya Mampu Listrik PLN

PLN Ranting

Muara Komam Batu Sopang Tanah Grogot

1. Produksi Listrik PLN (Kwh)

2.268.000 11.232.000 8.697.9

2. Banyaknya Pelanggan Listrik

1.325 1.812 15.740

3. Kapasitas Tersambung (VA)

1.125.650 2.526.650 18.120.180

4. Kapasitas Terpasang (Kw)

840 3.590 14.738

5. Daya Mampu (Kw)

620 1.130 12.520

Sumber : Kabupaten Paser Dalam Angka 2012

Kondisi kesehatan merupakan syarat mutlak bagi peningkatan

kualitas hidup masyarakat. Kondisi sehat itu sendiri sangat tergantung

pada faktor lingkungan, terutama ketersediaan air bersih. Satu-satunya

perusahaan yang mengelola air bersih di Kabupaten Paser adalah

Perusahaan Daerah Milik Daerah (PDAM). Jumlah pelanggan keseluruhan

pada tahun 2011 sebanyak 12.350 pelanggan. Seiring dengan tingkat

kebutuhan masyarakat akan air bersih, PDAM terus berupaya menaikkan

produksi air minum. Dibanding tahun sebelumnya, produksi PDAM pada

tahun 2011 mengalami kenaikan sebesar 7,41 persen. Gambaran

produksi, kapasitas, pelanggan dan distribusi air minum PDAM pada

Page 53: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

III – 27

beberapa kecamatan di wilayah Kabupaten Paser secara rinci disajikan

pada Tabel 3.17.

Tabel 3.17. Produksi, Kapasitas, Pelanggan dan Distribusi Air Minum PDAM pada Beberapa Kecamatan di Kabupaten Paser 2011

No. Produksi, Kapasitas,

Pelanggan dan Distri-busi Air Minum PDAM

Kecamatan Muara

Komam Pasir

Belengkong Tanah Grogot

1. Produksi Air Minum per Tahun (m3)

71.345 1.272.886 3.915.816

2. Kapasitas Air Minum per Bulan (liter/detik)

5,00 44,20 130,80

3. Banyaknya Pelanggan Air Minum

279 904 8.125

4. Distribusi Air Minum per Bulan (m3)

6.804 105.691 334.381

Sumber : Kabupaten Paser Dalam Angka 2012

Tabel 3.17. menunjukkan bahwa baik produksi, kapasitas, pelanggan dan

distribusi air minum PDAM sebagian besar tedapat di wilayah Kecamatan

Tanah Grogot, hal ini antara lain dipengaruhi oleh keberadaan kota Tanah

Grogot sebagai ibukota Kabupaten Paser yang penduduknya relatif lebih

padat bila dibandingkan dengan wilayah kecamatan lainnya yang masuk

Kabupaten Paser.

9. Perekonomian Wilayah

Nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan hasil

penjumlahan nilai tambah bruto seluruh sektor ekonomi yang dihasilkan

selama satu tahun. Hasil perhitungan sementara angka nominal PDRB

Kabupaten Paser tahun 2011 sebesar 16,68 triliyun rupiah. Bila dilihat

perkembangannya dari tahun ke tahun nilai PDRB ini selalu mengalami

Page 54: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

III – 28

kenaikan. Kenaikan PDRB atas dasar harga berlaku ini berpengaruh

langsung terhadap Pendapatan perkapita masyarakat Kabupaten Paser.

Namun seperti kita ketahui bersama bahwa di Kabupaten Paser

terdapat tambang non migas (batubara) yang memiliki konstribusi sangat

besar dalam pembentukan nilai PDRB, sehingga perlu kita lihat angka

PDRB jika dihitung tanpa subsektor pertambangan non migas. Pada tahun

2010 angka PDRB ADHB tanpa non migas sebesar 3,15 riliyun rupiah dan

pada tahun 2011 naik menjadi 3,63 triliyun rupiah. Terjadinya selisih

antara kedua angka PDRB tersebut menunjukkan dominasi pertambangan

non migas.

Penghitungan PDRB atas dasar harga konstan ditujukan untuk

melihat pertumbuhan ekonomi secara riel tanpa dipengaruhi perubahan

harga barang dan jasa yang dihasilkan dalam proses kegiatan ekonomi.

Berdasarkan hasil perhitungan PDRB ADHK tahun 2011, pertumbuhan

ekonomi Kabupaten Paser sebesar 10,85 persen.

Struktur ekonomi merupakan indikator untuk melihat peranan

masing-masing sektor terhadap pembentukan PDRB. Sektor

Pertambangan dan Penggalian merupakan sektor yang cukup besar

memberikan konstribusi terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Paser.

Besaran nilai konstribusi sektor pertambangan dan penggalian terhadap

struktur perekonomian Kabupaten Paser adalah sebesar 78,42 persen.

Sedangkan sektor lain yang juga memberikan nilai konstribusi cukup

besar terhadap pembentukan perekonomian Kabupaten Paser adalah

sektor pertanian (11,52 persen).

Page 55: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

III – 29

Hasil perhitungan pendapatan perkapita diperoleh dari PDRB atas

Dasar Harga Berlaku (ADHB) dikurangi dengan penyusutan dan pajak tak

langsung neto, dibagi jumlah penduduk pertengahan tahun. Data

pendapatan perkapita sering digunakan untuk mengukur tingkat

kesejahteraan masyarakat suatu daerah, meskipun rata-rata perkapita

yang tinggi tidak menjamin bahwa daerah tersebut telah dapat mencapai

tingkat kesejahteraan masyarakat yang tinggi. Seperti telah diuraikan di

atas, peningkatan PDRB ADHB memberi pengaruh positif terhadap

pendapatan perkapita penduduk. Tahun 2011 Pendapatan Perkapita

Kabupaten Paser telah mencapai 60,85 juta pertahun.

Namun seperti kita ketahui bersama bahwa di Kabupaten Paser

terdapat tambang non migas (batubara) yang memiliki konstribusi sangat

besar dalam pembentukan nilai PDRB, sehingga perlu kita lihat angka

pendapatan perkapita jika dihitung tanpa subsektor pertambangan non

migas. Pada tahun 2011 angka pendapatan perkapita tanpa non migas

sebesar 13,24 juta rupiah. Gambaran PDRB Kabupaten Paser Tahun

2007 – 2011 menurut lapangan usaha berdasarkan atas dasar harga

berlaku secara rinci disajikan pada Tabel 3.18.

Page 56: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

III – 30

Tabel 3.18. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Paser Tahun 2007 – 2011 (000.000 Rp)

No. Lapangan Usaha Jumlah PDRB

2007 2008 2009 r) 2010 x) 2011 xx)

1. Pertanian 1.218.513 1.322.963 1.522.538 1.671.646 1.921.518

2. Pertambangan dan Penggalian 4.056.147 6.305.986 7.181.386 10.086.581 13.081.015

3. Industri Pengolahan 86.921 94.196 105.573 113.884 134.522

4. Listrik , Gas dan Air Bersih 11.957 13.880 15.551 17.038 20.463

5. Bangunan 194.593 216.367 238.773 268.921 298.738

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 282.299 337.061 409.189 474.009 546.134

7. Pengangkutan dan Komunikasi 56.243 63.408 71.612 80.817 90.019

8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 78.173 90.142 103.941 119.761 139.528

9. Jasa-jasa 166.543 252.801 323.649 374.512 448.355

PDRB /Gross Regional Domestic Product

6.151.390 8.696.804 9.972.212 13.207.170 16.680.292

PDRB@/Gross Regional Domestic Product @

2.115.788 2.412.982 2.814.844 3.147.802 3.630.631

Sumber : Kabupaten Paser Dalam Angka 2012

Keterangan : xx) Angka Sangat Sementara x) Angka Sementara r) Angka Revisi @ Tanpa Batu Bara

Page 57: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

III – 31

10. Kelembagaan

Merujuk Laporan Monitoring dan Evaluasi Kinerja Daerah Aliran

Sungai (DAS) Kandilo Tahun 2011 yang diterbitkan oleh Balai

Pengelolaan DAS Mahakam Berau, 2011 menyebutkan bahwa hasil

monitoring kelembagaan di wilayah DAS Kandilo dan sekitarnya dengan

menggunakan indikator-indikator seperti Keberdayaan Lembaga Lokal /

Adat (KLL), Ketergantungan Masyarakat pada Pemerintah (KMP),

Koordinasi, Integrasi, Sinkronisasi dan Sinergi (KISS) dan Kegiatan Usaha

Bersama (KUB) dapat diuraikan secara rinci sebagai berikut:

10.1. Keberdayaan Lembaga Lokal / Adat (KLL)

Pengamatan terhadap indikator keberdayaan lembaga lokal / adat

(KLL) dalam kegiatan pengelolaan DAS Kandilo dilakukan melalui

beberapa tahapan,yaitu:

Identifikasi jenis dan keberadaan lembaga-lembaga lokal / adat yang

terkait dalam kegiatan pengelolaan DAS;

Identifikasi tugas lembaga lokal dan/atau jenis kegiatan yang dilakukan

terkait pengelolaan DAS;

Identifikasi manfaat dan/atau permasalahan yang ada pada masing-

masing lembaga lokal / adat.

Klasifikasi tingkat keberdayaan lembaga lokal / adat di wilayah

DAS Kandilo disajikan padaTabel 3.19.

Page 58: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

III – 32

Tabel 3.19. Klasifikasi Tingkat Keberdayaan Lembaga Lokal / Adat di Wilayah DAS Kandilo

No. Kecamatan Tingkat Keberdayaan Lembaga Lokal / Adat

(KLL) Kategori

1. Muara Komam Berperan Baik

2. Batu Sopang Berperan Baik

3. Muara Samu Berperan Baik

4. Pasir Balengkong Berperan Baik

5. Tanah Grogot Berperan Baik

Sumber: Balai Pengelolaan DAS Mahakam Berau, 2011 10.2. Ketergantungan Masyarakat pada Pemerintah (KMP)

Pengamatan terhadap indikator ketergantungan masyarakat pada

pemerintah dilakukan dengan mengidentifikasi kelompok-kelompok

masyarakat / individu yang terlibat dalam kegiatan pengelolaan DAS

Kandilo, untuk mengetahui sejauh mana peran pemerintah dalam kegiatan

pengelolaan DAS tersebut.

Klasifikasi tingkat ketergantungan masyarakat pada pemerintah di

wilayah DAS Kandilo disajikan padaTabel 3.20.

Tabel 3.20. Klasifikasi Tingkat Ketergantungan Masyarakat pada Pemerintah di Wilayah DAS Kandilo

No. Kecamatan Tingkat Ketergantungan

Masyarakat pada Pemerintah (KMP)

Kategori

1. Muara Komam Sedang Sedang

2. Batu Sopang Tinggi Jelek

3. Muara Samu Tinggi Jelek

4. Pasir Balengkong Tinggi Jelek

5. Tanah Grogot Rendah Baik

Sumber: Balai Pengelolaan DAS Mahakam Berau, 2011

Page 59: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

III – 33

10.3. Koordinasi, Integrasi, Sinkronisasi dan Sinergi (KISS)

Pengamatan terhadap indikator koordinasi, integrasi, sinkronisasi

dan sinergi (KISS) dalam kegiatan pengelolaan DAS Kandilo dilakukan

melalui tahapan sebagai berikut:

Analisis dan identifikasi lembaga-lembaga / instansi pemerintah dan

non pemerintah yang terkait dengan pelaksanaan pengelolaan DAS;

Identifikasi TUPOKSI, kepentingan, kegiatan, dan tingkat pengaruh

masing-masing termasuk lembaga yang ada terhadap DAS;

Identifikasi pandangan lembaga-lembaga tersebut terhadap

permasalahan dan pengelolaan DAS.

Melalui analisis KISS tersebut dapat diketahui ada / tidaknya

konflik dan tingkatan konflik tersebut( tinggi, sedang, atau rendah). Pada

tingkat konflik yang rendah, dapat dikatakan bahwa kegiatan dari masing-

masing lembaga telah sesuai dengan perannya dalam penanganan dan

pengelolaan DAS, dengan kata lain sudah ada keterpaduan (integrasi).

Sebaliknya, jika ada konflik antar lembaga maka belum ada keterpaduan

dalam pelaksanaan kegiatan pengelolaan DAS, sehingga tujuan dan

sasaran pengelolaan DAS seperti keterpaduan dalam penanganan

masalah banjir, kekeringan, sedimentasi, dan tanah longsor tidak akan

tercapai sesuai rencana yang diharapkan. Klasifikasi tingkat konflik antar

lembaga-lembaga / stakeholders di wilayah DAS Kandilo disajikan pada

Tabel 3.21.

Page 60: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

III – 34

Tabel 3.21. Klasifikasi Tingkat Konflik Antar Lembaga / Stakeholders di Wilayah DAS Kandilo

No. Kecamatan Tingkat Konflik Antar

Lembaga (KISS)

Kategori

1. Muara Komam Tinggi Jelek

2. Batu Sopang Sedang Sedang

3. Muara Samu Rendah Baik

4. Pasir Balengkong Rendah Baik

5. Tanah Grogot Sedang Sedang

Sumber: Balai Pengelolaan DAS Mahakam Berau, 2011 10.4. Kegiatan Usaha Bersama (KUB)

Pengamatan terhadap indikator kegiatan usaha bersama (KUB)

dalam kaitannya dengan kegiatan pengelolaan DAS Kandilo dilakukan

melalui tahapan sebagai berikut:

Identifikasi bentuk (kelembagaan) dan keberadaan KUB (pemerintah /

non pemerintah masyarakat) yang ada di DAS;

Identifikasi jenis dan peran kegiatan usaha yang dilakukan serta

keterkaitannya dengan kegiatan pengelolaan DAS;

Identifikasi dan evaluasi perkembangan KUB tersebut dari waktu ke

waktu.

Klasifikasi tingkat perkembangan kegiatan usaha bersama di

wilayah DAS Kandilo disajikan pada Tabel 3.22.

Page 61: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

III – 35

Tabel 3.22. Klasifikasi Tingkat Perkembangan Kegiatan Usaha Bersama di Wilayah DAS Kandilo

No. Kecamatan Tingkat Perkembangan

Kegiatan Usaha Bersama (KUB)

Kategori

1. Muara Komam Berkembang (Ada dan Aktif) Baik

2. Batu Sopang Berkembang (Ada dan Aktif) Baik

3. Muara Samu Berkembang (Ada dan Aktif) Baik

4. Pasir Balengkong Berkembang (Ada dan Aktif) Baik

5. Tanah Grogot Berkembang (Ada dan Aktif) Baik

Sumber: Balai Pengelolaan DAS Mahakam Berau, 2011

Page 62: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

IV – 1

IV. ANALISIS DAN PERUMUSAN MASALAH A. Identifikasi Masalah

Didasarkan atas uraian karakteristik DAS Kandilo pada Bab

III sebelumnya, sehingga dapat teridentifikasi beberapa isu pokok

permasalahan, yang diduga dapat mengancam antara lain terhadap

kelestarian fungsi dan manfaat serta ekosistem DAS Kandilo. Isu-isu

pokok permasalahan tersebut diantaranya dapat diuraikan seperti di

bawah ini.

1. Biofisik

1.1. Lahan Kritis

Keberadaan lahan kritis pada suatu DAS dapat

menimbulkan terjadinya permasalahan di DAS, antara lain

peningkatan laju limpasan air permukaan, erosi dan

sedimentasi, serta kemungkinan bencana banjir. Luas lahan

kritis pada DAS merupakan kriteria utama dalam penentuan

DAS prioritas, yang menggambarkan beberapa hal yang

berkaitan dengan kemampuan, kesesuaian penggunaan dan

produktivitas lahan. Tingkat kekritisan lahan pada akhirnya

akan memberi dampak terhadap aspek hidro-orologi wilayah

DAS, khususnya berkaitan dengan banjir dan kekeringan dan

produktivitas lahan yang pada akhirnya mempengaruhi

kesejahteraan masyarakat.

Page 63: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

IV – 2

Secara umum, penyebab lahan kritis di Kaltim

diakibatkan dari curah hujan yang relatif tinggi dan dengan

kondisi geofisik yang rentan seperti topografi/kelerengan yang

relatif curam dan dengan jenis tanah yang rentan terhadap

erosi. Hal tersebut akan sangat meningkat pada saat terjadi

pada wilayah-wilayah yang sebelumnya telah terbuka, yaitu

akibat dari aktivitas eksploitasi hutan, penyiapan lahan untuk

perkebunan, perladangan, penambangan batubara,

perambahan hutan/lahan, konversi lahan dan pembukaan

lahan lainnya yang tidak ramah lingkungan dan tidak

menerapkan prinsip kelestarian lingkungan, serta akibat dari

kebakaran hutan dan lahan.

Hasil analisis kekritisan lahan yang termasuk kritis

sampai sangat kritis di DAS Kandilo seluas sekitar 70.920 Ha

atau 20% dari luas DAS Kandilo (Laporan BPDAS Mahakam –

Berau Provinsi Kalimantan Timur, 2004). Perluasan lahan kritis

ini diduga karena laju perluasan lahan kritis lebih cepat bila

dibanding dengan laju pelaksanaan rehabilitasi (reboisasi dan

penghijauan).

1.2. Sedimentasi

Laju sedimentasi di Sungai Kandilo beserta anak

sungainya di DAS Kandilo dari waktu ke waktu cenderung

meningkat pada sungai tersebut, hal ini terjadi karena antara

Page 64: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

IV – 3

lain adanya aktivitas pembukaan lahan hutan, penyiapan lahan

untuk perkebunan dan pemanfaatan lahan pertanian yang tidak

sesuai dengan kemampuan lahannya dan tidak menerapkan

teknik konservasi tanah dan air, serta aktivitas pertambangan

dan pembangunan fisik lainnya yang tidak ramah lingkungan

bahkan merubah bentang alam. Aktivitas pemanfaatan

sumberdaya alam seperti ini, manakala turun hujan yang relatif

deras dapat mempermudah terjadinya peningkatan laju erosi

tanah yang merupakan sumber/asal terjadinya sedimentasi.

Peningkatan laju sedimentasi/pendangkalan di Sungai

Kandilo dapat diindikasikan oleh dari tahun ke tahun kondisi air

sungai semakin keruh (berwarna kecoklatan). Selain itu, akibat

terjadinya sedimentasi di Sungai Kandilo dan anak sungainya

dapat mempersempit kapasitas tampung saluran sungainya,

yang selanjutnya dapat menopang terjadinya banjir.

1.3. Kualitas Air

Secara sederhana, air sungai Kandilo masih bisa

digunakan sebagai sumber bahan baku air minum dan air

bersih, khususnya bagi masyarakat yang berada di wilayah

sungai ini dan umumnya bagi masyarakat Kabupaten Paser.

Namun demikian, apabila merujuk beberapa hasil penelitian

mengindikasikan bahwa kualitas air pada sebagian sungai

Kandilo sudah tercemar.

Page 65: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

IV – 4

Seperti diketahui bahwa fungsi dan peruntukan

kawasan di wilayah DAS Kandilo termasuk Kawasan Budidaya

Kehutanan (KBK) dan Kawasan Budidaya Non Kehutanan

(KBNK) serta permukiman, di mana dalam aktivitas

pembuangan limbahnya masih langsung ke sungai, walaupun

mereka tidak bermukim di pinggir sungai. Sungai Kandilo

dengan anak-anak sungainya membentuk jaringan alur sungai

(jaringan hidrologi) di bagian hilir yang sebagian besar

wilayahnya merupakan kawasan permukiman penduduk kota

Tana Paser.

Selanjutnya, dapat dilihat pada muara Sungai Kandilo, yang

kondisinya perlu diwaspadai pada waktu-waktu tertentu, misalnya pada

saat hujan di hulu dan air turun ke Muara Kandilo. Pada saat seperti itu,

partikel-partikel/bahan-bahan hasil sisa buangan berasal dari berbagai

industri dan aktivitas pertambangan, perkebunan, limbah eksploitasi hutan

yang telah terjadi pembusukan dari sisa penebangan. Demikian pula

dengan limbah dari workshop pada perusahaan dan limbah bahan kimia

dari penambangan emas, akan turut larut bersama arus air yang cukup

deras, dengan membawa berbagai partikel yang dapat menurunkan

kualitas air.

Oleh karena itu, untuk mengatasi permasalahan pencemaran air di

Sungai Kandilo seperti diuraikan tersebut di atas, diantaranya perlu

mengatur dan menekan seminimal mungkin aktivitas pembuangan limbah

ke Sungai Kandilo, serta memperketat kegiatan monitoring dan

Page 66: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

IV – 5

pengawasan terhadap aktivitas-aktivitas pembuangan limbah dan bahan

pecemar dengan menerapkan peraturan perundangan yang terkait.

1.4. Banjir

Dewasa ini, permasalahan banjir di kawasan perkotaan dan

permukiman di DAS Kandilo relatif sama/mirip dengan kawasan perkotaan

dan permukiman lainnya yang terjadi di wilayah di Kalimantan Timur.

Kejadian banjir tersebut umumnya diakibatkan oleh adanya curah hujan

yang relatif tinggi dan air sungai menjadi meluap, apalagi bila air sungai

sedang pasang naik maka terjadilah arus balik air sungai (back water).

Penyebab banjir lainnya adalah karena perluasan lahan terbuka dan lahan

kritis, adanya pengurukan daerah/kawasan penyimpan air, pembuatan

drainase/kapasitas tampung saluran air yang tidak memadai, serta

ditambah lagi dengan budaya menjadikan sungai sebagai tempat

pembuangan sampah, hal ini berakibat pada tidak lancarnya saluran dan

aliran air.

1.5. Kondisi Habitat (Daerah Perlindungan Keanekaragaman Hayati)

Permasalahan pada kawasan hutan yang berfungsi sebagai habitat

(daerah perlindungan keanekaragaman hayati) di DAS Kandilo

disebabkan oleh antara lain adanya permasalahan perambahan dan

tumpang tindih pemanfaatan kawasan tersebut serta para pemanfaat

sumberdaya alam maupun masyarakat belum sepenuhnya memahami arti

penting dari manfaat keanekaragaman hayati. Selain membuka wilayah

Page 67: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

IV – 6

hutan dengan tidak terarah, pada eksploitasi hutan dan penyiapan lahan

HTI dan perkebunan serta aktivitas pertambangan telah pula memberikan

kontribusi pada pengrusakan daerah perlindungan bagi keanekaragaman

hayati di DAS Kandilo. Kemudian ditunjang pula oleh kebakaran hutan

yang sering terjadi pada saat musim kemarau panjang, sehingga

kesemuanya ini dapat mengakibatkan degradasi keanekaragaman hayati

di DAS Kandilo.

Ancaman lain terhadap keanekaragaman hayati khususnya satwa

liar/satwa yang dilindungi terjadi antara lain karena adanya aktivitas

pembukaan hutan yang dapat mengganggu dan mempersempit habitat

satwa langka. Selain itu, dewasa ini satwa liar/satwa yang dilindungi juga

ada beberapa yang terancam punah, hal ini karena terganggu kondisi

habitatnya di sebagian kawasan yang berhutan, dan disebabkan oleh

adanya pengrusakan pada wilayah tempat tinggal satwa dan akibat

perburuan yang belum sepenuhnya dapat dihentikan.

2. Sosial Ekonomi dan Kelembagaan

2.1. Tata Ruang dan Penggunaan Sumberdaya Alam dan Lahan

Salah satu komponen penting dalam pengelolaan DAS adalah

mengatur agar penggunaan lahan sesuai dengan kemampuan. Setiap unit

lahan di dalam wilayah DAS memiliki kelas kemampuan/kesesuaian

penggunaan lahan untuk menjamin pemanfaatan lahan yang lestari.

Berbagai bentuk tata guna lahan dalam konsep pengelolaan DAS antara

lain tata guna hutan, peta arahan penggunaan lahan wilayah DAS dan

Page 68: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

IV – 7

peta Tata Ruang wilayah provinsi/kabupaten/kota dapat menjadi acuan

penilaian seberapa besar tingkat kepatuhan pengguna lahan dalam

wilayah DAS sesuai dengan tataguna lahan yang ada.

Masing-masing kabupaten/kota telah menyusun tata ruang wilayah

menurut RTRW Kabupaten/Kota, namun dalam kenyataannya banyak

terjadi ketidaksesuaian penggunaan lahan pada RUTR dan aktual yang

terjadi di lapangan terutama pada arahan penggunaan kawasan-kawasan.

Akibatnya banyak terjadi tumpang-tindih/overlapping pemanfaatan ruang

dan kawasan.

Dewasa ini, banyak permasalahan tata ruang dan penggunaan

sumberdaya alam dan lahan yang dihadapi khususnya di DAS Kandilo

dan umumnya di wilayah Kalimantan Timur. Diantara permasalahan

tersebut antara lain karena adanya kawasan pinggir/sempadan sungai

sebagai kawasan budidaya non kehutanan (sumber : TGHK), serta belum

selesainya permasalahan tata batas, sehingga hal ini berakibat pada

timbulnya masalah-masalah lain seperti terjadinya konflik pemanfaatan

sumberdaya alam dan lahan oleh masyarakat karena penggunaannya

bertentangan dengan teori konservasi.

Banyak permasalahan yang terjadi pada saat tata ruang belum

diselesaikan. Konflik konflik yang terkait dengan sumberdaya alam dan

lahan semakin tinggi, karena tidak adanya pegangan kuat untuk

penyelesaian. Masing-masing pihak merasa hak mereka untuk menguasai

lahan dan memanfaatkan sumberdaya alam yang ada. Konflik ini semakin

meningkat ketika aktivitas pertambangan dan perkebunan semakin marak

Page 69: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

IV – 8

di wilayah Kalimantan Timur. Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa konflik

antara perusahaan dan masyarakat juga terjadi.

Akibat lainya adalah bahwa masyarakat membuka lahan dan untuk

dikuasai, dengan harapan bahwa bila nanti ada perusahaan (seperti

tambang dan perkebunan) yang akan beroperasi di wilayah itu, maka

masyarakat akan dapat menjualnya pada perusahaan tersebut. Dengan

demikian, banyak wilayah yang terbuka tanpa diberi perlakuan konservasi

yang memadai.

2.2. Pengaturan pemanfaatan DAS Kandilo sebagai Sumber Air Bersih

Salah satu prinsip pembangunan berkelanjutan adalah keadilan,

dimana prinsip ini menuntut agar ada distribusi manfaat dan beban secara

proporsional antara semua orang dan kelompok masyarakat. DAS Kandilo

berada pada 5 (lima) wilayah Kecamatan yang dominan dan sebagian

kecil ada pada 2 (dua) kecamatan di Kabupaten Paser yakni Kecamatan

Muara Komam, Kecamatan Batu Sopang, Kecamatan Muara Samu,

Kecamatan Pasir Balengkong, Kecamatan Tanah Grogot dan sebagian

kecil di Kecamatan Batu Engau dan Kecamatan Kuaro.

Daerah hulu Sungai Kandilo terdapat Hutan Lindung Muara

Komam. Selain itu, daerah hulu DAS Kandilo adalah daerah yang secara

umum masih ditumbuhi hutan yang masih baik penutupan lahannya,

sedangkan bagian hilir DAS Kandilo sudah banyak yang terbuka sebagai

Page 70: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

IV – 9

tambak, dan di wilayah muara dari sungai Kandilo terdapat permukiman

penduduk Kecamatan Tanah Grogot, Kabupaten Paser.

Saat ini DAS Kandilo telah memberikan kontribusi pada wilayah

hilirnya dan penduduk Kabupaten Paser pada umumnya (ada sekitar 70%

kebutuhan air bersih Kabupaten Paser disuplai dari DAS Kandilo).

Dengan demikian, DAS Kandilo sangat penting untuk dijaga

keberadaannya. Wilayah hulu DAS harus pula dijaga untuk tetap bisa

mempertahankan ketersediaan air DAS, dengan jalan konservasi

terhadap tanah dan lahan. Hal ini bisa terwujud bila masyarakat yang

berada di sekitar atau di wilayah tersebut dapat menjaganya, kalau tidak

maka dampak negatiflah yang akan diterima oleh wilayah hilir atas

kerusakan wilayah hulu DAS ini.

Oleh karena itu, perlu segera diupayakan agar wilayah hulu dapat

selalu hijau, sehingga keberadaan air bersih DAS terus terjaga, dengan

demikian perlu adanya kerjasama/koordinasi secara sinergis antar

masing-masing wilayah administrasi dalam rangka pengelolaan DAS

Kandilo secara terpadu. Sehingga, diharapkan dapat menghindari ego

masing-masing wilayah administrasi, sebaliknya semakin terjamin

peningkatan kerjasama dan sinkronisasi antar wilayah administrasi

tersebut dalam memecahkan permasalahan yang timbul di DAS Kandilo

secara bersama-sama.

2.3. Ketergantungan Penduduk Terhadap Lahan

Page 71: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

IV – 10

Keberadaan manusia memiliki pengaruh besar terhadap lingkungan

dan sumberdaya alam, terutama lingkungan dan sumberdaya alam di

sekitarnya. Pemakaian sumberdaya alam bagi kehidupan manusia

berbanding lurus dengan kemampuan menggunakan dan jumlah

penduduk. Makin besar jumlah penduduk kebutuhan akan sumberdaya

alam semakin tinggi, dengan demikian tekanan terhadap sumberdaya

alam juga semakin meningkat. Demikian pula dengan kemampuan

manusianya dalam mengambil/memanfaatkan sumberdaya alam, semakin

tinggi kemampuannya akan semakin besar sumberdaya alam yang

dikeluarkan. Oleh karena itu, kemampuan manusia dalam memanfaatkan

sumberdaya alam ini haruslah diiringi dengan kemampuan mengelola

secara bijak.

Ledakan penduduk adalah merupakan salah satu permasalahan

yang akan memberikan dampak terhadap lahan dan sumberdaya alam,

sedangkan lahan yang menjadi sasaran utama dari penduduk adalah

lahan pertanian. Kecamatan Muara Komam yang memiliki luas 2.244,3 Ha

(yang termasuk ke dalam Hutan Lindung) merupakan bagian hulu dari

DAS Kandilo yang memiliki jumlah penduduk sebesar 12.941 jiwa (tahun

2012) atau dengan kepadatan penduduk sekitar 7,38 jiwa/km2. Sementara

itu, di Kalimantan Timur, bidang pertanian (dalam arti luas) menempati

urutan kedua dalam struktur perekonomian daerah setelah bidang

pertambangan dan galian. Dengan demikian, mayoritas penduduk adalah

petani dan sangat tergantung akan lahan.

Page 72: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

IV – 11

Perlu digarisbawahi bahwa khususnya masyarakat di dalam/di

sekitar DAS Kandilo dan umumnya masyarakat di Kalimantan Timur masih

melakukan pertanian lahan kering atau perladangan. Pertanian lahan

kering (upland-farming systems) yang dilakukan di Kalimantan Timur

sebagian besar dalam bentuk perladangan gilir balik (shifting cultivation

atau swidden agriculture), dengan teknik tebas-bakar (slash and burn).

Pola pertanian lahan kering dalam bentuk perladangan gilir balik ini

menyebabkan setiap kepala keluarga menguasai lahan untuk perladangan

mereka dalam areal yang agak luas (umumnya mencapai 10 Ha), sebagai

penyesuaian pola yang digunakan. Sehingga, dengan pertumbuhan

penduduk setiap tahunnya dan dengan lahan yang tersedia tetap maka

lahan yang akan dibuka oleh masyarakat semakin luas. Demikian pula

apabila di daerah yang sudah banyak terbuka dan menyebabkan lahan

yang dapat dipakai untuk perladangan sudah berkurang, maka akan

menyebabkan masa ”bera” (masa istirahat lahan) semakin pendek, hal ini

menyebabkan kesuburan lahanpun semakin turun, yang pada akhirnya

akan berakibat pada pembukaan lahan yang lebih subur oleh masyarakat,

yang berarti pula bahwa lahan tersebut bisa terjadi pada lahan yang

berada di wilayah hutan.

2.4. Budaya Konservasi

Pada dasarnya sistem usaha tani yang berkembang di suatu

wilayah merupakan hasil interaksi dari potensi fisik lingkungan, biologi dan

Page 73: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

IV – 12

orientasi, serta kemampuan dan sumberdaya yang dimiliki oleh petani itu

sendiri. Secara umum di Kalimantan Timur (termasuk di Kabupaten Paser)

jelas terlihat bahwa sistem usaha tani yang diterapkan di suatu wilayah

disesuaikan dengan karakteristik fisik seperti kondisi lereng, curah hujan

serta kemampuan tanah. Sistem pertanian ladang gilir balik merupakan

sistem usaha tani yang dianggap paling tepat bagi masyarakat lokal di

wilayah ini.

Nilai tradisional yang berkaitan dengan konservasi pada dasarnya

pernah hidup di masyarakat Kalimantan Timur, yaitu berupa kepercayaan

animisme sebelum agama masuk dan pengaruh agama merubah cara

pandang masyarakat. Ada kepercayaan yang berkembang bahwa dalam

membuka lahan harus meminta izin lebih dahulu pada ”penunggu/

penguasa” wilayah tersebut, dan bila tidak diijinkan maka perlu mencari

lahan lainnya untuk dibuka menjadi perladangan. Tanda-tanda lahan tidak

boleh dibuka berbagai macam, misalnya bila ada ular atau dengan ada

tanda-tanda khusus ketika menancapkan ”parang” ke tanah yang akan

dibuka, maka lahan tersebut tidak boleh dibuka, kalau dipaksakan juga

dibuka maka ladang tidak akan memberikan hasil. Demikian pula dalam

menebang pohon. Ada kepercayaan terhadap pohon-pohon tertentu

terutama pohon besar (khususnya pohon madu) tidak boleh ditebang.

Dengan tumbuhnya pemikiran rasional nilai tradisional tersebut dapat

diterima masyarakat bahwa jika pohon ditebang akan mempengaruhi

hidrologi, erosi dan kerusakan alam.

Page 74: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

IV – 13

Dari uraian tersebut di atas, maka dapat dikatakan bahwa nilai

tradisional yang dikemukakan tersebut relatif masih dipercayai dan

diaplikasikan oleh sebagian besar masyarakat, sehingga banyak sumber-

sumber air dan sempadan sungai dalam kondisi yang terjaga lingkungan

sekitarnya. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa nilai tradisional

masyarakat menguntungkan menjaga kelestarian ekosistem DAS

terutama sumberdaya lahannya.

Pada masa berikutnya munculah beberapa permasalahan baru

yang diakibatkan oleh semakin meningkatnya arus migran dari luar Kaltim

serta adanya praktik kegiatan pertanian, perkebunan, pertambakan dan

kehutanan skala besar, yang ternyata belum sepenuhnya menerapkan

teknik konservasi tanah dan air, selain itu maraknya aktivitas

pertambangan dan perkebunan yang ternyata juga tidak ramah

lingkungan, sehingga budaya konservasi masyarakat mulai luntur seiring

lajunya aktivitas-aktivitas tersebut yang mengakibatkan lingkungan

menjadi rusak.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut di atas, usaha pendidikan

lingkungan yang sudah mulai dirintis dan diterapkan seperti telah tertuang

dalam kebijakan Kabupaten Paser patut didukung dan lebih ditingkatkan

lagi, agar budaya konservasi sudah dapat difahami sejak dini bagi

penerus bangsa dan penyadaran bagi masyarakat umum.

2.5. Kelembagaan dan Pelibatan Stakeholders serta Masyarakat Sekitar

Page 75: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

IV – 14

Persoalan utama kelembagaan pengelolaan DAS Kandilo antara

lain:

(1). Belum adanya keterpaduan pelaksanaan kegiatan/program dimana

masing-masing instansi yang terlibat dalam pengelolaan sumberdaya

alam di dalam DAS menggunakan pendekatan komoditi dan sektoral

serta terkotak-kotak pada wilayah administrasi masing-masing tanpa

melihat DAS sebagai suatu ekosistem yang utuh dari hulu hingga

hilir. Akibatnya anggaran pengelolaan yang digunakan kurang efektif

untuk meningkatkan kualitas ekosistem DAS (misalnya bagi instansi-

instansi yang terkait dengan peningkatan kualitas ekosistem DAS);

(2). Terjadi overlap program karena masing-masing instansi

memperjuangkan anggaran sendiri-sendiri tanpa adanya koordinasi

dengan instansi lain yang memiliki tupoksi yang hampir sama;

(3). Pelaksanaan kegiatan pengelolaan yang penanganannya masih

mengandalkan pendekatan keproyekan tidak menyelesaikan tujuan

pengelolaan secara tuntas;

(4). Penanganan masalah DAS tidak fokus terutama disebabkan karena

belum adanya SIM (sistem informasi manajemen) DAS.

Pelaksanaan kegiatan dalam bentuk proyek sering mematikan

potensi partisipasi masyarakat secara sukarela akibat adanya bentuk-

bentuk insentif pada setiap pelaksaaan kegiatan. Kegiatan konservasi dan

advokasi lingkungan dan sumberdaya alam saat ini lebih dominan

diperankan oleh berbagai kelompok Lembaga Swadaya Masyarakat

Page 76: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

IV – 15

(LSM) yang sengaja dibentuk untuk mendukung suatu proyek tertentu,

namun kenyataannya sulit eksis selama proyek tersebut berlangsung,

sehingga pada saat proyek tersebut selesai maka aktifitas juga tersendat.

Secara singkat peran serta partisipasi masyarakat dalam pengelolaan

DAS belum terbangun secara berkesinambungan.

Oleh sebab itu, permasalahan dasar yang harus dipahami dan

disepakati oleh berbagai pihak yang terkait dalam pengelolaan DAS

Kandilo yaitu:

(1). Bagaimana mengintegrasikan barbagai kepentingan ke dalam suatu

program pengelolaan DAS yang optimal; dan

(2). Bagaimana program tersebut dapat didistribusikan ke dalam pokok-

pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh masing-masing pihak,

agar jelas siapa, berbuat apa dan bagaimana para pihak dapat

berkoordinasi dan dikoordinasikan dalam suatu sistem kelembagaan,

sehingga penyelenggaraan pengelolaan DAS dapat berlangsung

secara efisien dan efektif, serta dapat membantu partisipasi

masyarakat secara luas dalam penyelamatan lingkungan DAS.

B. Kajian dan Analisis

Berdasarkan hasil identifikasi masalah yang terlihat dari kondisi

keragaman DAS Kandilo tergambar bahwa terdapat 5 (lima) kelompok

masalah, yaitu masalah yang terkait dengan hidroorologi, tata ruang dan

penggunaan lahan, keanekaragaman hayati, sosial dan ekonomi, serta

manajemen termasuk di dalamnya kelembagaan.

Page 77: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

IV – 16

Masalah hidroorologi selain diindikasikan oleh meluasnya lahan

kritis oleh erosi, meningkatnya sedimentasi dan peristiwa banjir yang

frekuensi kejadiannya semakin sering, fluktuasi aliran sungai yang

semakin tajam, serta adanya kecederungan peningkatan bahan pencemar

terutama di sungai Kandilo.

Masalah tata ruang dan penggunaan lahan, permasalahan yang

terjadi ditandai oleh semakin banyaknya konflik penggunaan/pemanfaatan

yang terjadi, baik konflik vertikal maupun horizontal yang tidak

berkesudahan. Akibatnya usaha perlakuan konservasi terhadap lahan

menjadi terbengkalai karena masing-masing sibuk dengan mempertahan-

kan wilayah penguasaan kegiatan.

Masalah degradasi keanekaragaman hayati dan terganggunya

habitat satwa liar/satwa khususnya satwa endemik yang diakibatkan oleh

pembukaan wilayah yang tidak terarah oleh kegiatan eksploitasi hutan dan

lahan oleh berbagai aktivitas perusahaan, yang ditandai oleh berkurang-

nya populasi flora dan fauna yang ada di sekitar DAS Kandilo.

Masalah sosial dan ekonomi diindikasikasikan oleh antara lain

terkait permasalahan tata ruang dan penggunaan lahan, adanya konflik

pemanfaatan sumberdaya alam (SDA) dan lahan, belum adanya

mekanisme/pengaturan antara daerah hulu dan hilir DAS Kandilo, adanya

ketergantungan penduduk terhadap lahan, pemahaman budaya

konservasi yang masih relatif lemah, pelibatan masyarakat sekitar belum

maksimal dalam dunia usaha, dan permasalahan pendanaan yang belum

memadai.

Page 78: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

IV – 17

Masalah manajemen dan kelembagaan ditandai oleh beberapa

indikasi sebagai berikut:

(1). Kegiatan pengelolaan selalu dibatasi oleh pertimbangan administrasi

bukan pada pertimbangan ekosistem, sehingga dampak yang

ditimbulkan oleh program/tindakan pengelolaan belum bisa efektif;

(2). Belum adanya sistem informasi manajemen, sehingga sering terjadi

lokasi kegiatan tidak terarah pada lahan yang bermasalah;

(3). Lemahnya koordinasi antar pihak/instansi yang terlibat dalam

pengelolaan DAS;

(4). Sistem Monev yang belum terpadu, sehingga pekerjaan yang sama

dilakukan oleh instansi yang berbeda, serta menggunakan standar

dan kriteria yang berbeda, juga data hasil Monev tidak

terdokumentasi dengan baik dan benar.

Tabel 4.1. Analisis Permasalahan Biofisik

No. Permasalahan

Pokok Penyebab Utama

(1) (2) (3) 1. Lahan Kritis a. Curah hujan relatif tinggi.

b. Kondisi geofisik yang rentan seperti topografi/kelerengan bergelombang dan jenis tanah relatif rentan erosi.

c. Pembukaan hutan dan lahan termasuk perambahan hutan (illegal logging).

d. Kegiatan perladangan yang tidak ramah lingkungan. e. Aktivitas perkebunan sawit dan pertambangan batubara. f. Bencana kebakaran hutan dan lahan.

2. Sedimentasi (DAS/Sungai)

a. Aliran permukaan, erosi, dan longsor. b. Aktivitas perladangan, penyiapan lahan perkebunan, serta

pembukaan dan aktivitas pertambangan batubara dan emas. c. Pembukaan lahan untuk pembangunan (pemukiman, industri). d. Pembuangan limbah sampah rumah tangga ke sungai.

Page 79: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

IV – 18

3. Kualitas Air (DAS/Sungai)

a. Aktivitas/limbah eksploitasi hutan (pembusukan sisa penebangan dan limbah workshop).

b. Aktivitas perkebunan (pestisida, herbisida dan pupuk, dan perlakuan pasca panen).

c. Aktivitas/limbah pertambangan batubara dan emas. d. Pembuangan limbah sampah rumah tangga ke sungai.

4. Banjir a. Curah hujan tinggi. b. Perluasan lahan terbuka. c. Pengurukan daerah/kawasan penyimpan air. d. Drainase/kapasitas tampung saluran air yang tidak memadai. e. Terjadinya pasang surut air yang cukup tinggi (”banjir ROP”). f. Pembuangan sampah rumah tangga ke sungai.

Lanjutan Tabel 4.1. (1) (2) (3) 5. Degradasi

Keaneka-ragaman Hayati

a. Pembukaan lahan yang tidak terarah. b. Aktivitas penebangan pohon hutan, penyiapan lahan perkebunan,

pembukaan lahan tambang batu bara, dan pembukaan tambak. c. Kejadian bencana kebakaran hutan dan lahan.

Tabel 4.2. Analisis Permasalahan Sosial, Ekonomi dan Kelembagaan No. Permasalahan

Pokok Penyebab Utama

(1) (2) (3) 1. Tata Ruang dan

penggunaan Lahan

a. Adanya tumpang tindih/overlapping pemanfaatan ruang/kawasan. b. Adanya kawasan pinggir/sempadan sungai sebagai kawasan

budidaya non kehutanan. c. Masih belum selesainya secara menyeluruh realisasi tata batas

fungsi/peruntukan kawasan. d. Penataan ruang/penggunaan lahan belum sepenuhnya berbasis

ekosistem DAS. 2. Konflik

pemanfaatan Sumberdaya Alam (SDA) dan lahan

a. Adanya egosektoral dalam pemanfaatan SDA. b. Maraknya pemanfaatan lahan seperti untuk aktivitas

pertambangan dan perkebunan yang menimbulkan konflik dengan masyarakat.

c. Usaha penguasaan lahan oleh masyarakat. 3. Permasalahan

Hulu – Hilir DAS a. Belum adanya mekanisme/pengaturan kompensasi. b. Belum optimalnya peran lembaga terkait dalam menangani

masalah hulu – hilir DAS Kandilo. c. Belum terpolanya pemahaman ”One River, One Plan, One

Management”. 4. Ketergantungan

penduduk terhadap lahan

a. Mata pencaharian mayoritas penduduk di sektor pertanian. b. Budaya teknik perladangan gilir balik.

5. Pemahaman Budaya

a. Adanya praktik kegiatan pertanian, perkebunan, pertambakan dan kehutanan serta pertambangan batubara yang belum sepenuhnya

Page 80: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

IV – 19

Konservasi yang masih lemah

menerapkan teknik konservasi tanah dan air. b. Praktik kegiatan pertanian, perkebunan, pertambakan dan

kehutanan serta pertambangan batubara yang tidak ramah lingkungan.

6. Kelembagaan a. Belum optimalnya kerjasama/koordinasi lembaga-lembaga terkait dalam penanganan DAS Kandilo.

b. Terbatasnya instrumen peraturan perundangan yang mengatur kelembagaan DAS Kandilo.

7. Pelibatan masyarakat sekitar dalam dunia usaha

a. Tidak terpenuhinya persyaratan pendidikan dan keterampilan minimal yang dibutuhkan perusahaan.

b. Keterbatasan masyarakat sekitar dalam mendapatkan informasi perusahaan.

Lanjutan Tabel 4.2. (1) (2) (3) 8. Pendanaan a. Terbatasnya dana pemerintah.

b. Adanya ketergantungan pendanaan pengelolaan DAS dari Pemerintah Daerah /Pusat.

c. Keterlibatan pihak pengguna jasa lingkungan DAS dalam pendanaan kegiatan belum diatur secara baik (misal PDAM & Perusahan lainnya).

d. Penyaluran dan penggunaan dana belum efisien dan efektif.

C. Rumusan Permasalahan

Didasarkan atas permasalahan-permasalahan pokok dari hasil

analisis permasalahan biofisik beserta sosial, ekonomi dan kelembagaan

seperti yang diuraikan tersebut di atas, sehingga dapat dirumuskan

beberapa masalah yang berkaitan dengan pengelolaan DAS Kandilo

sebagai berikut :

(1). Bagaimana menekan laju perluasan dan memperbaiki/menghijaukan

kembali lahan kritis dan laju sedimentasi, serta penanggulangan

banjir dan pencemaran air yang terjadi di DAS Kandilo ?

(2). Bagaimana mengatasi degradasi keanekaragaman hayati yang

terjadi di DAS Kandilo ?

Page 81: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

IV – 20

(3). Bagaimana menata/mengatur ruang wilayah dan penggunaan/

pemanfaatan lahan yang memperhatikan kesesuaian aspek

ekonomi, sosial dan lingkungan di dalam DAS Kandilo ?

(4). Bagaimana mengatasi kebutuhan lahan untuk penghidupan

masyarakat di sektor pertanian, serta meningkatkan pemahaman

budaya konservasi di sektor pertanian, perkebunan, pertambakan,

kehutanan dan pertambangan di DAS Kandilo ?

(5). Bagaimana mewujudkan suatu lembaga yang mengkoordinasikan

parapihak terkait dalam pengelolaan DAS Kandilo dan

pendanaannya, serta dapat menangani permasalahan hulu - hilir

DAS Kandilo (misalnya pemanfaatan DAS untuk keperluan air

bersih) dan pelibatan masyarakat ?

Page 82: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

V – 1

V. RENCANA DAN STRATEGI PENGELOLAAN

A. Tujuan dan Sasaran

Berdasarkan hasil analisis dan perumusan masalah pengelolaan

DAS Kandilo seperti yang telah diuraikan pada bab sebelumnya serta

mengacu pada hasil rumusan diskusi dari para pihak terkait dalam

pengelolaan DAS Kandilo, maka dapat dirumuskan tujuan pengelolaan

DAS Kandilo sebagai berikut :

1). Terwujudnya koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan sinergi para pihak

dalam pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan DAS Kandilo;

2). Terwujudnya kondisi tata air DAS Kandilo yang optimal meliputi

jumlah, kualitas dan distribusi berdasarkan ruang dan waktu;

3). Terwujudnya kondisi lahan yang produktif sesuai daya dukung dan

daya tampung DAS Kandilo;

4). Terwujudnya peningkatan kesejahteraan masyarakat di dalam

wilayah DAS Kandilo dari hulu sampai hilir.

Hal tersebut di atas sesuai dengan Pedoman Penyusunan

Rencana Pengelolaan DAS Terpadu yang tercantum dalam Permenhut

Nomor: P.39/Menhut-II/2009. Dalam lampiran Permenhut tersebut

dinyatakan bahwa upaya memperbaiki kondisi DAS pada dasarnya

bertujuan untuk mewujudkan perbaikan lingkungan seperti

penanggulangan bencana alam banjir, tanah longsor, dan kekeringan

secara terpadu, transparan dan partisipatif, sehingga sumberdaya hutan

Page 83: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

V – 2

dan lahan berfungsi optimal untuk menjamin keseimbangan lingkungan

dan tata air DAS, serta memberikan manfaat sosial ekonomi yang nyata

bagi masyarakat.

DAS Kandilo merupakan salah satu DAS yang terdapat di wilayah

Kabupaten Paser, Kalimantan Timur yang memiliki luas sekitar ± 354.600

Ha. Pada DAS Kandilo terdapat lahan kritis yang dapat dikategorikan:

agak kritis 301.164 Ha (84,93% dari luas DAS Kandilo), kritis 7.650 Ha

(2,16%) dan sangat kritis 177 Ha (0,05%) (Laporan BPDAS Mahakam –

Berau, 2010), sedangkan lahan kritis di Kalimantan Timur secara

keseluruhan menurut laporan BPDAS Mahakam-Berau (2004) telah

mencapai luasan ± 6.402.471 Ha yang diakibatkan oleh kebakaran hutan,

pembalakan haram (illegal logging), pembukaan lahan untuk permukiman

dan kepentingan sektor lainnya, serta setiap tahunnya tidak kurang dari

350.000 Ha hutan yang terdegradasi di berbagai wilayah provinsi ini.

Khususnya pada DAS Kandilo, selain terdapat lahan kritis yang relatif

cukup luas, juga terjadi peningkatan laju erosi dan sedimentasi, serta

fluktuasi limpasan air sungainya yang semakin tinggi. Sehingga, secara

simultan rentan terhadap terjadinya bencana banjir, bahkan juga

diindikasikan sebagian air sungai tersebut mengalami pencemaran.

Berdasarkan kondisi obyektif seperti tersebut di atas, maka

sasaran jangka panjang (15 tahun) yang ingin dicapai sesuai lingkup

waktu rencana pengelolaan DAS Kandilo sebagai berikut:

Page 84: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

V – 3

1). Terbangunnya model kelembagaan pengelolaan DAS yang

akomodatif, partisipatif, terpadu dan berorientasi pada pencapaian

tujuan pengelolaan DAS;

2). Terkendalinya laju erosi dan sedimentasi, bencana banjir dapat

ditekan seminimal mungkin, serta laju pencemaran air pada tingkat

ambang batas yang diperkenankan di DAS Kandilo;

3). Meningkatnya kualitas air DAS Kandilo sebagai bahan baku untuk

PDAM Kabupaten Paser dalam memenuhi kebutuhan masyarakat

Kabupaten Paser;

4). Terkendalinya degradasi keanekaragaman hayati dan meningkatnya

kualitas habitat untuk berkembangnya kehidupan liar di wilayah DAS

Kandilo;

5). Adanya kesesuaian penggunaan/pemanfaatan lahan di DAS Kandilo

dengan RTRW Kabupaten Paser dan RTRW Provinsi Kalimantan

Timur;

6). Meningkatkan kesejahteran masyarakat di wilayah DAS Kandilo,

serta meningkatkan partisipasi para pihak yang memanfaatkan

sumberdaya alam (SDA) dan jasa lingkungan di DAS Kandilo.

B. Strategi Pencapaian

Strategi yang digunakan dalam upaya untuk mencapai tujuan dan

sasaran yang telah ditetapkan, yakni berupa perumusan dalam bentuk

program dan kegiatan selama kurun waktu 15 tahun. Oleh karena itu,

Page 85: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

V – 4

sikronisasi program nasional dengan program lokal perlu dilaksanakan

dalam rangka memperoleh manfaat yang berkesinambungan, serta

efektivitas dan efisiensi dalam penggunaan anggaran. Demikian juga

perlu digalang partisipasi dari masyarakat dan berbagai pihak yang

berkepentingan dalam pemanfaatan DAS Kandilo. Upaya pengelolaan

DAS yang efektif dan efisien serta terpadu ini bertujuan untuk

memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya bagi para pihak, dalam hal

ini seperti sektor pertanian, kehutanan, perkebunan, perikanan dan

pertambangan, serta para petani yang menetap maupun petani gilir-balik.

Sehubungan dengan tujuan dan sasaran pengelolaan yang telah

dirumuskan seperti diuraikan dalam bab sebelumnya, maka unsur-unsur

utama dalam startegi pencapaian sebagai berikut :

1). Adanya struktur pengelola (lembaga) dan mekanisme kerja yang

jelas: siapa yang melaksanakan apa, monitoring dan evaluasi,

sehingga terwujud suatu sistem pengelolaan DAS terpadu dan

berkelanjutan yang dalam hal ini sering disebut sebagai “One River

One Plan, One Management”;

2). Rencana pengelolaan DAS dilaksanakan secara bertahap dengan

menggunakan skala prioritas yang diselaraskan dengan sistem

perencanaan pembangunan nasional dan lokal;

3). Partisipasi dan pelibatan berbagai pihak dalam pengelolaan DAS

dengan memperhatikan aspek ekonomi, sosial, budaya dan

lingkungan.

Page 86: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

V – 5

Didasarkan atas permasalahan yang ada pada saat ini dan arahan

program utama, maka disusun program dan kegiatan yang dapat

dilakukan dalam rangka Pengelolaan DAS Terpadu demi tercapainya

tujuan pemanfaatan yang optimal dan lestari pada DAS Kandilo seperti

yang disajikan pada Tabel 5.1.

Tabel 5.1. Analisis Permasalahan Biofisik

No. Permasalahan

Pokok Penyebab Utama

Program/Kegiatan yang dapat dilakukan

(1) (2) (3) (4) 1. Lahan Kritis a. Curah hujan relatif tinggi.

b. Kondisi geofisik yang rentan seperti topografi/kelerengan bergelombang dan jenis tanah relatif rentan erosi.

c. Pembukaan hutan dan lahan termasuk perambahan hutan (illegal logging).

d. Kegiatan perladangan yang tidak ramah lingkungan.

e. Aktivitas perkebunan sawit dan pertambangan batubara.

f. Bencana kebakaran hutan dan lahan.

a. Reboisasi dan penghijauan.

b. Reklamasi lahan dan revegetasi.

c. Penerapan prinsip Konservasi Tanah dan Air dalam penggunaan/ pemanfaatan lahan.

d. Penyuluhan kehutanan, pertanian dan perkebunan.

e. Pengamanan dan penyelamatan hutan dari bencana kebakaran hutan dan lahan.

2. Sedimentasi (DAS/Sungai)

a. Aliran permukaan, erosi, dan longsor.

b. Aktivitas perladangan, penyiapan lahan perkebunan, aktivitas pertambangan batubara dan emas.

c. Pembukaan lahan untuk pembangunan (pemukiman, fasilitas industri).

d. Pembuangan limbah sampah rumah tangga ke sungai.

a. Pengerukan sedimen di sungai.

b. Pengendalian erosi dan sedimentasi.

c. Penyuluhan upaya- upaya penekanan laju erosi dan sedimentasi.

d. Pengaturan pembuangan limbah sampah yg ramah lingkungan.

Page 87: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

V – 6

Lanjutan Tabel 5.1. (1) (2) (3) (4) 3. Kualitas Air

(DAS/Sungai) a. Aktivitas/limbah eksploitasi hutan

(pembusukan sisa penebangan dan limbah workshop).

b. Aktivitas perkebunan (pestisida, herbisida dan pupuk, dan perlakuan pasca panen).

c. Aktivitas/limbah pertambangan batubara dan emas.

d. Pembuangan limbah sampah rumah tangga ke sungai.

a. Penanganan pembuangan limbah yg ramah lingkungan.

b. Penyuluhan dan pelatihan terkait penanganan limbah/sampah.

c. Pemantauan dan pengawasan kualitas air sungai secara periodik.

4. Banjir a. Curah hujan tinggi. b. Perluasan lahan terbuka. c. Pengurukan daerah/kawasan

penyimpan air. d. Drainase/kapasitas tampung

saluran air yang tidak memadai. e. Terjadinya pasang surut air yang

cukup tinggi (”banjir ROP”). f. Pembuangan sampah rumah

tangga ke sungai.

a. Penataan ruang/ kawasan dan pemanfaatan sumberdaya alam berbasis DAS.

b. Normalisasi saluran drainage.

c. Pembangunan bangunan pengendali banjir.

d. Pengaturan pembuangan sampah yg ramah lingkungan.

5. Degradasi Keaneka-ragaman Hayati

a. Pembukaan lahan yang tidak terarah.

b. Aktivitas penebangan pohon hutan, penyiapan lahan perkebunan, pembukaan lahan tambang batu bara, dan pembukaan tambak.

c. Kejadian bencana kebakaran hutan dan lahan.

a. Pengaturan teknik pembukaan lahan yang berwawasan lingkungan.

b. Penyuluhan dan pelatihan teknik penebangan dan penyiapan lahan yang ramah lingkungan.

c. Sosialisasi pengamanan dan pengendalian kebakaran hutan dan lahan.

Page 88: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

V – 7

Tabel 5.2. Analisis Permasalahan Sosial Ekonomi dan Kelembagaan

No. Permasalahan

Pokok Penyebab Utama

Program atau Kegiatan yang Dapat Dilakukan

(1) (2) (3) (4) 1. Tata Ruang dan

Penggunaan Lahan

a. Adanya tumpang tindih/ overlapping pemanfaatan ruang/kawasan.

b. Adanya kawasan pinggir/ sempadan sungai sebagai kawasan budidaya non kehutanan.

c. Masih belum selesainya secara menyeluruh realisasi tata batas fungsi/peruntukan kawasan.

d. Penataan ruang/ penggunaan lahan belum sepenuhnya berbasis ekosistem DAS.

a. Pengembalian status kawasan/lahan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku melalui instansi yang berwenang.

b. Penyelesaian realisasi tata batas fungsi/ peruntukan kawasan.

c. Penataan ruang/ penggunaan lahan berbasis ekosistem DAS.

d. Sosialisasi peraturan perundangan terkait.

2. Konflik Pemanfaatan Sumberdaya Alam (SDA) dan Lahan

a. Adanya egosektoral dalam pemanfaatan SDA.

b. Maraknya pemanfaatan lahan seperti untuk aktivitas pertambangan dan perkebunan yang menimbulkan konflik dengan masyarakat.

c. Usaha penguasaan lahan oleh masyarakat.

a. Implementasi koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan sinergi antar sektor dalam pemanfaatan SDA.

b. Pemantapan dan pemasyarakatan RTRW di wilayah DAS Kandilo.

c. Manajemen konflik. d. Redistribusi lahan.

3. Permasalahan Hulu – Hilir DAS

a. Belum adanya mekanisme/pengaturan kompensasi.

b. Belum optimalnya peran lembaga terkait dalam menangani masalah hulu – hilir DAS Kandilo.

c. Belum terpolanya pemahaman ”One River, One Plan, One Management”.

a. Penyusunan kesepakatan pengaturan kompensasi antara hulu – hilir DAS Kandilo.

b. Optimalisasi peran lembaga terkait dalam penanganan masalah hulu – hilir DAS Kandilo.

c. Sosialisasi pemahaman ”One River, One Plan, One Management”.

4. Ketergan-tungan Penduduk pada Lahan

a. Mata pencaharian mayoritas penduduk di sektor pertanian.

b. Budaya teknik perladangan gilir balik.

a. Pemberdayaan masyarakat petani.

b. Penyuluhan dan peningkatan keterampilan petani.

c. Pendidikan dan keterampilan kewirausahaan.

d. Aplikasi Agroforestry.

Page 89: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

V – 8

Lanjutan Tabel 5.2. (1) (2) (3) (4) 5. Pemahaman

Budaya Konservasi yang Masih Lemah

a. Adanya praktik kegiatan pertanian, perkebunan, pertambakan dan kehutanan serta pertambangan batubara yang belum sepenuhnya menerapkan teknik konservasi tanah dan air.

b. Praktik kegiatan pertanian, perkebunan, pertambakan dan kehutanan serta pertambangan batubara yang tidak ramah lingkungan.

a. Penyuluhan dan pelatihan penerapan teknik Konservasi Tanah dan Air.

b. Sosialisasi tentang pemahaman praktik kegiatan pemanfaatan SDA yang ramah lingkungan.

6. Kelembagaan a. Belum optimalnya kerjasama/koordinasi lembaga-lembaga terkait dalam penanganan DAS Kandilo.

b. Terbatasnya instrumen peraturan perundangan yang mengatur kelembagaan DAS Kandilo.

a. Optimalisasi koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan sinergi (KISS) antar lembaga terkait dalam penanganan DAS Kandilo.

b. Penyusunan kebijakan/ peraturan yang mengatur kelembagaan DAS Kandilo.

7. Pelibatan Masyarakat Sekitar dalam Dunia Usaha

a. Tidak terpenuhinya persyaratan pendidikan dan keterampilan minimal yang dibutuhkan perusahaan.

b. Keterbatasan masyarakat sekitar dalam mendapatkan informasi perusahaan.

a. Pemberdayaan masyarakat.

b. Penyuluhan dan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan masyarakat.

c. Revitasisasi Kantor Kecamatan/Desa sebagai sumber informasi.

8. Pendanaan a. Terbatasnya dana pemerintah.

b. Adanya ketergantungan pendanaan pengelolaan DAS dari Pemerintah Daerah /Pusat.

c. Keterlibatan pihak pengguna jasa lingkungan DAS dalam pendanaan kegiatan belum diatur secara baik (misal PDAM & Perusahan lainnya).

d. Penyaluran dan penggunaan dana belum efisien dan efektif.

a. Kerjasama para pihak untuk penggalangan dana dari sumber-sumber lain seperti dari sektor swasta, luar negeri dan lain-lain.

b. Penyusunan peraturan tentang pengguna jasa lingkungan DAS terkait pendanaan pengelolaan DAS Kandilo.

c. Pengaturan penyaluran dan penggunaan dana secara efisien dan efektif.

Page 90: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

V – 9

C. Kebijakan, Program dan Kegiatan

1. Kebijakan Pengembangan Kelembagaan Pengelolaan DAS

Menteri Kehutanan Republik Indonesia dalam Kabinet Bersatu Jilid

I telah menerbitkan Peraturan Menteri Nomor : P.39/Menhut-II/2009

tentang Pedoman Pengelolaan Daerah Aliran Sungai terpadu sebagai

penyempurnaan serta pengganti dari Keputusan Menteri Kehutanan

Nomor 52/Kpts-II/2001 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pengelolaan

Daerah Aliran Sungai.

Selama tahun 2009 s/d 2014, Kementrian Kehutanan pada Kabinet

Indonesia Bersatu Jilid II menetapkan 6 (enam) misi yang akan menjadi

pedoman melangkah mengurus sektor kehutanan Indonesia yang misinya

sebagai berikut :

1). Memantapkan kepastian status kawasan hutan serta kualitas data

dan informasi kehutanan;

2). Meningkatkan produksi dan diversifikasi hasil hutan dan daya saing

kehutanan;

3). Memantapkan penyelenggaraan perlindungan dan konservasi SDA;

4). Memelihara dan meningkatkan daya dukung DAS;

5). Meningkatkan ketersediaan produk teknologi dasar terapan dan

kompetensi SDA;

6). Memantapkan kelembagaan penyelenggaraan tata kola kehutanan.

Page 91: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

V – 10

Sejalan dengan 6 (enam) misi tersebut di atas, ditetapkan juga

adanya 8 (delapan) program kerja yang mencakup :

1). Pemantapan kawasan hutan yg berbasis pengelolaan hutan lestari;

2). Rehabilitasi hutan dan peningkatan daya dukung DAS;

3). Perlindungan dan pengamanan hutan;

4). Konservasi SDA hayati dan ekosistemnya;

5). Revitalisasi hutan dan produk kehutanan;

6). Pemberdayaan masyarakat sekitar hutan;

7). Mitigasi dan adaptasi perubahan iklim sector perhutanan; dan

8). Penguatan kelembagaan kehutanan.

Terlihat bahwa masalah konservasi, perlindungan dan penguatan

kelembagaan kehutanan menjadi program nasional yang tujuannya untuk

memanfaatkan sumberdaya alam secara optimal dan lestari. Dalam

kaitannya dengan pengelolaan DAS juga ditengarai bahwa pengelolaan

DAS di Indonesia kurang optimal yang mengakibatkan rusaknya dan

kritisnya kondisi DAS. Muncul suatu kesadaran bahwa dalam mengelola

DAS harus dilaksanakan secara terpadu sebagai penerapan falsafah

pengelolaan sungai “one river, one plan, one management”.

Pengelolaan DAS secara terpadu ini diharapkan demi terwujudnya

koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan sinergi (KISS) antar berbagai pihak

dalam pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan DAS. Untuk

keperluan ini, maka suatu wadah yang mempunyai wewenang melakukan

Page 92: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

V – 11

koordinasi dan sinkronisasi dari berbagai pihak, baik itu lembaga

kedinasan maupun lembaga swadaya masyarakat perlu diwujudkan.

Pada saat ini telah dibentuk di tingkat Provinsi Kalimantan Timur yakni

Forum Daerah Aliran Sungai Provinsi Kalimantan Timur (Forum DAS

Prov. Kaltim), demikian juga adanya lembaga bentukan Kementrian

Pekerjaan Umum suatu lembaga yang bernama Dewan Sumber Daya Air.

Secara lebih jelas dapat dikatakan bahwa kebijakan dalam

pengembangan kelembagaan terpadu dalam pengelolaan DAS dapat

dilakukan dengan cara mengefektifkan kelembagaan formal yang ada

seperti Bappeda tingkat Provinsi, BP-DAS Mahakam Berau, Dinas

Kehutanan Provinsi, BKSDA Kaltim, Bappeda Kabupaten Paser.

Fungsi dan wewenang lembaga yang dibentuk hanya bersifat

koordinatif serta mensinkronkan kegiatan sektoral agar lebih terarah pada

pemecahan masalah di dalam DAS Kandilo, sedangkan implementasi

kegiatan POAC dilaksanakan oleh masing-masing sektor/instansi sesuai

dengan Tupoksi. Oleh karena itu, kebijakan pengembangan kelembagaan

pengelolaan DAS dalam jangka panjang agar mencakup :

1). Optimalisasi fungsi lembaga forum dan lembaga informal yang ada

dan mensinkronkan dengan fungsi dan peran pengelolaan DAS yang

akan dibentuk;

2). Mengembangkan struktur kelembagaan DAS Kandilo yang mencakup

pada tingkat Kota sampai ke tingkat kecamatan;

Page 93: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

V – 12

3). Mendayagunakan SDM dan sarana pendukung yang telah ada serta

para pihak yang berkepentingan dengan pemanfaatan produk air dari

sungai Kandilo. Sehingga, diperlukan kerjasama dengan LSM yang

bergerak dalam konservasi SDA serta dengan perguruan tinggi

seperti Uniba, Politeknik Kabupaten Paser, Universitas Mulawarman.

4). Membangun sistem koordinasi pengelolaan DAS terpadu dan

berkesinambungan serta menyusun tata kerja hubungan antar

lembaga yang dapat mendukung pengelolaan Sungai Kandilo dalam

Satu Manajemen (One River, One Plan, One Management).

Program-program yang perlu dikembangkan dalam rangka

pengembangan dan pembentukan kelembagaan seperti yang telah di

sajikan pada Tabel 5.1 di atas.

2. Kebijakan Pemantapan Tata Ruang Wilayah DAS

Provinsi Kalimantan Timur memiliki luas daratan 19.884.117 Ha

dengan wilayah laut seluas 1.021.657 Ha. Dari hasil paduserasi tahun

1999, Kalimantan Timur memiliki kawasan budidaya non kehutanan

(KBNK) seluas 5.170.784,60 Ha, kawasan budidaya kehutanan (KBK)

seluas 9.774.753,19 Ha, hutan lindung 2.816.319,73 Ha, cagar alam

1.478.367,79 Ha, taman hutan raya 71.099,80 Ha, Taman Nasional

204.399,06 Ha dan hutan produksi 25.786,38 Ha. Hamparan hutan yang

didominasi oleh hutan dipterokarpa, yang saat ini sebagian besar telah

mengalami degradasi.

Page 94: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

V – 13

RTRWP Kaltim yang diharapkan menjadi sebuah dokumen publik

sebagai pegangan arah pembangunan berdasarkan keruangan, saat ini

masih dibahas dan belum disyahkan oleh Pemerintah. Menjadi harapan

kita semua bahwa RTRWP Kaltim dapat disyahkan secepatnya, sehingga

ke depan pemerintah provinsi maupun pemerintah kabupaten/kota seperti

Kabupaten Paser dapat merencanakan pembangunan wilayah dengan

dasar hukum yang jelas.

3. Konservasi dan Rehabilitasi Hutan dan Lahan

Konservasi maupun rehabilitasi hutan dan lahan merupakan

kegiatan pokok dalam pengelolaan DAS. Hasil dari kegiatan ini akan

dapat memberikan dampak positif pada sistem tata air, produktivitas

hutan dan lahan serta dapat menurunkan tingkat erosi sekaligus

sedimentasi.

Pada saat ini di DAS Kandilo terjadi suatu aktivitas pembangunan

ekonomi yang menjadi sumber pendapatan, baik bagi masyarakat

maupun pendapatan daerah, diantaranya aktivitas pertanian, perkebunan

terutama kebun kelapa sawit, pengusahaan hutan, pengusahaan

pertambangan batu bara, dan perikanan. Aktivitas eksploitasi hutan,

penyiapan lahan dan aktivitas perkebunan, serta aktivitas eksploitasi batu

bara, diduga dapat menimbulkan dampak negatif antara lain peningkatan

lahan kritis, laju erosi dan sedimentasi, banjir dan pencemaran air sungai,

serta kemerosotan keaneka-ragaman hayati dan terganggunya satwa liar.

Page 95: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

V – 14

Terutama mengenai perluasan lahan kritis ini diduga salah satunya

karena laju perluasan lahan kritis lebih cepat bila dibandingkan dengan

laju pelaksanaan rehabilitasi (reboisasi dan penghijauan).

Sasaran yang ingin dicapai dari usaha konservasi dan rehabilitasi

hutan antara lain sebagai berikut:

1). Terwujudnya kualitas kawasan hutan yang mampu berfungsi optimal

sebagai sistem penyangga kehidupan, yakni hutan sebagai fungsi

hidroorologis dan penopang kelestarian keanekaragaman hayati;

2). Terwujudnya manfaat jasa lingkungan yang optimal dalam mendukung

kehidupan sosial ekonomi dan budaya;

3). Terwujudnya partisipasi aktif masyarakat sekitar hutan yang sekaligus

juga dapat memanfaatkan hasil hutan non kayu yang dapat menopang

kehidupan serta kesejahteraannya.

Sedangkan sasaran yang ingin dicapai dalam upaya konservasi

lahan sebagai areal budidaya antara lain:

1). Meningkatkan produktivitas pertanian;

2). Menurunkan laju erosi tanah pada lahan pertanian;

3). Mewujudkan suatu kesadaran bagi masyarakat betapa pentingnya

konservasi tanah dan air dalam mendukung pemanfaatan lahan yang

lestari.

Selain upaya konservasi lahan pada areal budidaya, baik pertanian

maupun perkebunan, juga pada kawasan pertambangan batubara perlu

Page 96: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

V – 15

komitmen secara serius terhadap upaya tindakan reklamasi lahan dan

revegetasi.

Oleh karena itu, terkait dengan kebijakan konservasi dan

rehabilitasi terhadap hutan dan lahan, sehingga beberapa program yang

perlu dilakukan antara lain program konservasi dan rehabilitasi terhadap

hutan dan lahan yang meliputi kegiatan reboisasi, penghijauan,

penyuluhan dan pembangunan demplot, serta program konservasi tanah

dan air.

D. Analisis Peran dan Kelembagaan

1. Identifikasi Para Pihak, Fungsi dan Peran

Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur mencanangkan suatu “Visi

Kaltim Bangkit 2013” yaitu "Mewujudkan Kaltim sebagai Pusat

Agroindustri dan Energi Terkemuka Menuju Masyarakat Adil dan

Sejahtera", selain itu juga mencanangkan Kaltim Hijau (Kaltim Green)

dan program REDD (Reducing Emission from Deforestation and

Degradation). Untuk mewujudkan visi dan program tersebut berkaitan

dengan pengelolaan DAS terpadu di DAS Kandilo dapat diidentifikasi

SKPD-SKPD maupun para pihak yang berkepentingan. Pihak-pihak yang

berkepentingan terutama masyarakat yang mendiami kawasan DAS

Kandilo, demikian juga kalangan dunia usaha dan instansi pemerintah

baik pusat maupun instansi daerah. Selain itu, dalam pengelolaan DAS

Kandilo harus didasarkan pada Visi Pembangunan Kabupaten Paser

Page 97: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

V – 16

Tahun 2011-2015 yaitu: “Menuju Masyarakat Kabupaten Paser yang

Agamais, Sejahtera dan Berbudaya”. Berdasarkan Visi Pembangunan

tersebut, maka ditetapkan Misi dan Tujuan Pembangunan Kabupaten

Paser tahun 2011-2015 sebagai berikut:

1). Misi Mengembangkan Ekonomi Kerakyatan, yang bertujuan untuk

memperbaiki perekonomian masyarakat, khususnya masyarakat

golongan ekonomi lemah yang pada umumnya berdomisili di

perdesaan, melalui upaya-upaya peningkatan kuantitas dan kualitas

lapangan usahanya, seperti pembangunan pertanian terpadu,

pengembangan usaha kecil dan menengah, pengembangan industri

kecil, peningkatan peran koperasi dan peningkatan penguasaan

keterampilan masyarakat sehingga masyarakat dapat memanfaatkan

dan memberikan nilai tambah terhadap potensi ekonomi yang

tersedia di lingkungannya. Sedangkan pengembangan ekonomi

berskala menengah dan besar dilakukan sebagai upaya menunjang

pengembangan ekonomi lemah. Sasaran pengembangan ekonomi

kerakyatan ialah berkurangnya persentase kepala keluarga miskin di

Kabupaten Paser;

2). Misi Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia,

yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi

sumber daya manusia agar warga masyarakat Kabupaten Paser

memiliki daya saing yang tinggi sehingga mampu menghadapi

persaingan hidup yang cenderung makin keras pada masa yang akan

Page 98: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

V – 17

datang. Sasaran misi ini adalah terpenuhinya pelayanan kesehatan

yang bermutu, tersedianya pelayanan pendidikan dasar yang bermutu

dan merata, tersedianya pusat-pusat latihan keterampilan,

terbangunnya sistem perlindungan sosial, dan meningkatnya

kesejahteraan keluarga;

3). Misi Menumbuhkembangkan Kehidupan Masyarakat yang

Berbudaya, yang bertujuan untuk mewujudkan ketahanan sosial

sehingga masyarakat Kabupaten Paser mampu berkembang dan

meraih kemajuan di atas landasan nilai-nilai kepribadiannya sendiri

yang sanggup menghadapi berbagai tantangan perubahan zaman.

Sasaran misi ini adalah tertanamnya nilai-nilai budaya yang sanggup

mengantarkan setiap warga masyarakat Kabupaten Paser memasuki

dunia modern dan era globalisasi, yaitu nilai-nilai ketakwaan kepada

Tuhan Yang Maha Esa, taat terhadap norma-norma hukum,

berdisiplin, setiakawan dan tenggang rasa, demokratis, gemar

bekerja keras, gemar memperdalam pengetahuan dan meningkatkan

penguasaan teknologi;

4). Misi Mewujudkan Kabupaten Konservasi, yang bertujuan

menjadikan Kabupaten Paser sebagai kabupaten yang menjunjung

tinggi prinsip-prinsip konservasi, sehingga dalam memanfaatkan

sumber daya untuk pembangunan senantiasa berlandaskan kepada

pemanfaatan berkelanjutan, perlindungan sistem penyangga

kehidupan, dan pengawetan keanekaragaman hayati. Sedangkan

Page 99: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

V – 18

sasaran misi ini adalah terjaganya kawasan konservasi sehingga

kawasan tersebut dapat berperan dan berfungsi dalam meningkatkan

kesejahteraan masyarakat;

5). Misi Meningkatkan Pelayanan Prasarana Wilayah, yang bertujuan

untuk mewujudkan Kabupaten Paser sebagai kabupaten yang

mempunyai infrastruktur yang secara riil dapat menggerakkan

ekonomi, meningkatnya peran ekonomi kerakyatan, berkurangnya

kesenjangan pembangunan antar kawasan (pedalaman, tengah dan

pantai) serta terbukanya wilayah yang terbelakang, terpencil dan

daerah pedalaman.

Beberapa para pihak terkait (stakeholders) yang sangat erat

hubungannya dengan pengelolaan DAS Kandilo secara terpadu antara

lain: BAPPEDA Kabupaten Paser, BLH Kabupaten Paser, PDAM

Kabupaten Paser, Dinas Bina Marga, Pengairan dan Tata Ruang

Kabupaten Paser, Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Paser,

Dinas Kehutanan, Pertambangan dan Energi Kabupaten Paser, Dinas

Kelautan, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Paser, Badan

Pertanahan (BPN) Kabupaten Paser, Badan Pemberdayaan Masyarakat

dan Desa (BPMD) Kabupaten Paser, SKPD-SKPD terkait lainnya di

lingkungan Pemerintah Kabupaten Paser, BPDAS Mahakam-Berau, Balai

Wilayah Sungai (BWS) III Kalimantan Timur, BKSDA Kalimantan Timur,

SKPD-SKPD Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur yang terkait,

Page 100: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

V – 19

masyarakat setempat, lembaga swadaya masyarakat, pihak swasta dan

pihak lainnya yang terkait.

Beberapa contoh: visi, misi, fungsi dan peran dari instansi-instansi

yang terkait dengan pengelolaan DAS, seperti pengelolaan DAS Kandilo

dapat diuraikan antara lain sebagai berikut:

1). Badan Perencaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA)

Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi BAPPEDA berdasarkan

Peraturan Gubernur Nomor 46 tahun 2008, maka Visi BAPPEDA Provinsi

Kalimantan Timur yaitu "Terwujudnya Perencanaan Pembangunan

Daerah yang Berkualitas Dalam Rangka Mewujudkan Kalimantan Timur

Sebagai Pusat Agroindustri dan Energi Terkemuka.

Visi tersebut dicapai melalui 4 (empat) Misi, yaitu :

(1). Menyusun perencanaan pembangunan daerah tepat guna dan

komprehensif sesuai dengan rencana strategis yang ditetapkan oleh

Pemerintah Daerah;

(2). Mengkoordinasikan, mengintegrasikan dan mensinkronkan

perencanaan pembangunan regional dan sektoral;

(3). Mengoptimalkan evaluasi dan pengendalian pembangunan;

(4). Meningkatkan pengelolaan data statistik serta hasil kajian

pembangunan guna penyusunan perencanaan yang lebih berkualitas.

Sedangkan dalam menyelenggarakan tugas pokok tersebut,

BAPPEDA mempunyai fungsi:

Page 101: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

V – 20

(1). Perumusan kebijakan bidang perencanaan pembangunan daerah

sesuai dengan rencana strategis yang telah ditetapkan oleh

Pemerintah Daerah;

(2). Pemberian dukungan atas perencanaan, pembinaan dan

pengendalian kebijakan bidang perencanaan pembangunan daerah;

(3). Perumusan, perencanaan, pembinaan, koordinasi dan pengendalian

bidang ekonomi;

(4). Perumusan, perencanaan, pembinaan, koordinasi dan pengendalian

bidang pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM);

(5). Perumusan, perencanaan, pembinaan, koordinasi dan pengendalian

bidang pemerintahan dan aparatur;

(6). Perumusan, perencanaan, pembinaan, koordinasi dan pengendalian

bidang prasarana dan pengembangan wilayah;

(7). Perumusan, perencanaan, pembinaan, koordinasi dan pengendalian

bidang statistik dan pengendalian pembangunan;

(8). Perumusan, perencanaan, pembinaan, koordinasi dan pengendalian

bidang pengkajian dan pembiayaan pembangunan daerah;

(9). Peyelenggaraan urusan kesekretariatan;

(10). Penyelenggaraan unit pelaksana teknis badan;

(11). Pembinaan Kelompok Jabatan Fungsional;

(12). Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan

bidang tugas dan fungsinya.

Page 102: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

V – 21

Berdasarkan tugas pokok dan fungsinya, BAPPEDA Provinsi

Kalimantan Timur melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan

daerah di bidang perencanaan dan statistik daerah.

2). Badan Lingkungan Hidup (BLH)

Visi dari Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi Kalimantan

Timur adalah "Keseimbangan Pembangunan dan Kelestarian Lingkungan

Hidup" dengan misi sebagai berikut :

(1). Meningkatkan Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup;

(2). Mengembangkan Kapasitas Lingkungan Hidup;

(3). Melaksanakan Pengendalian Pencemaran Lingkungan Hidup;

(4). Melaksanakan Pengendalian Kerusakan Lingkungan hidup;

(5). Melaksanakan Penaatan Hukum Lingkungan Hidup secara tegas;

(6). Mengembangkan koordinasi, kerjasama dan kemitraan di bidang

lingkungan hidup;

(7). Melaksanakan tugas pokok dan fungsi secara profesional dan

bertanggungjawab.

Sedangkan tugas pokok Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi

Kalimantan Timur melaksanakan pembinaan dan koordinasi pelaksanaan

pengelolaan dan pengendalian dampak lingkungan di Provinsi

Kalimantan Timur dan oleh BLH (Instansi Lingkungan Hidup)

Kabupaten/Kota di wilayahnya.

Page 103: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

V – 22

Secara rinci fungsi dari BLH Provinsi Kalimantan Timur adalah :

(1). Perencanaan pengelolaan lingkungan hidup Provinsi Kalimantan

Timur, dan Koordinasi perencanaan pengelolaan lingkungan hidup

Kabupaten/Kota;

(2). Perumusan kebijaksanaan operasional pencegahan dan

penanggulangan pencemaran, kerusakan lingkungan dan

pemulihan kualitas lingkungan;

(3). Pelaksanaan koordinasi pelaksanaan pencegahan dan

penanggulangan pencemaran, kerusakan lingkungan dan

pemulihan kualitas lingkungan;

(4). Pengembangan program kelembagaan, peningkatan kapasitas dan

SDM, serta peran serta seluruh mitra lingkungan dalam

pengendalian dampak lingkungan;

(5). Pelaksanaan pembinaan teknis pencegahan dan penanggulangan

pencemaran, kerusakan lingkungan dan pemulihan kualitas

lingkungan;

(6). Pembinaan dan pengendalian teknis Analisis Mengenai Dampak

Lingkungan (AMDAL);

(7). Pengawasan pelaksanaan pengelolaan dan pengendalian dampak

lingkungan;

(8). Peningkatan Pelatihan terhadap aparat Bapedalda Provinsi dan

Kabupaten/Kota dalam upaya meningkatkan keterampilan dan

Page 104: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

V – 23

profesionalisme terhadap kebijaksanaan operasional pengelolaan

lingkungan;

(9). Pelaksanaan Penaatan Hukum Lingkungan;

(10). Pengembangan system dan layanan informasi kepada masyarakat

dalam rangka pelaksanaan pengelolaan pengendalian dampak

lingkungan hidup;

(11). Pelaksanaan tugas - tugas kesekertariatan dalam rangka

peningkatan kinerja Bapedalda dalam pengelolaan dan

pengendalian dampak lingkungan hidup;

(12). Pelaksanaan tugas - tugas lain yang diberikan oleh Gubernur.

3). Balai Pengelolaan DAS (BPDAS) Mahakam-Berau

Visi Balai Pengelolaan DAS Mahakam-Berau adalah terwujudnya

fungsi DAS yang optimal melalui optimalisasi fungsi hutan dan lahan

untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Berdasarkan visi tersebut, Balai Pengelolaan DAS Mahakam-

Berau menetapkan misi dengan dasar-dasar pemikiran sebagai berikut :

(1). Mengembangkan kelembagaan dan kemitraan dalam pengelolaan

DAS;

(2). Mengembangkan Sistem Informasi Pengelolaan DAS;

(3). Mengembangkan Model Pengelolaan DAS;

(4). Meningkatkan kerjasama dengan para pihak dalam optimalisasi

fungsi hutan dan lahan;

Page 105: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

V – 24

(5). Memantapkan sistem monitoring dan evaluasi pengelolaan DAS;

(6). Meningkatkan peras serta masyarakat dalam optimalisasi fungsi

hutan dan lahan.

Sedangkan Tugas Pokok dan Fungsi dari BP-DAS Mahakam

Berau adalah melaksanakan Penyusunan Rencana, Pengembangan

Kelembagaan dan Evaluasi Pengelolaan DAS. Balai Pengelolan DAS

Mahakam Berau menyelenggarakan fungsi :

(1). Penyusunan rencana pengelolaan daerah aliran sungai:

(2). Penyusunan dan penyajian informasi daerah aliran sungai:

(3). Pengembangan model pengelolaan daerah aliran sungai:

(4). Pengembangan kelembagaan kemitraan pengelolaan daerah aliran

sungai;

(5). Pemantauan dan evaluasi pengelolaan daerah aliran sungai;

(6). Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai.

4). Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Paser

Visi BLH Kabupaten Paser yaitu: “Terwujudnya Badan

Lingkungan Hidup Kabupaten Paser yang handal dan proaktif serta

berperan dalam pelaksanaan pembangunan berkelanjutan di

Kabupaten Paser”. Untuk mewujudkan visi BLH Kabupaten Paser

sebagaimana yang telah digariskan di atas, maka dipandang perlu untuk

menggariskan beberapa misi yang harus dilaksanakan oleh seluruh

jajaran BLH Kabupaten Paser sebagai berikut:

Page 106: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

V – 25

(1). Mewujudkan kebijakan pengelolaan sumber daya alam dan

lingkungan hidup yang terintergrasi, guna mendukung tercapainya

pembangunan berkelanjutan;

(2). Melakukan koordinasi dan kemitraan dalam rantai nilai proses

pembangunan untuk mewujudakan integrasi, sinkronisasi antara

ekonomi dan ekologi dalam pembangunan berkelanjutan;

(3). Mewujudkan pencegahan kerusakan dan pengendalian

pencemaran, sumber daya alam dan lingkungan hidup dalam

rangka pelestarian fungsi lingkungan hidup;

(4). Mengembangan kapasitas kelembangan dalam pengelolaan

sumber daya alam dan lingkungan hidup secara terintegrasi

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Paser mempunyai tugas

melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang Lingkungan Hidup

sesuai dengan prinsip otonomi daerah dan tugas pembantuan. Untuk

melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Badan Lingkungan Hidup

Kabupaten Paser menyelenggarakan fungsi :

(1). Penyusunan perencanaan program di bidang lingkungan hidup

sesuai dengan rencana strategis pemerintah daerah;

(2). Penetapan kebijakan teknis dibidang pengelolaan lingkungan

hidup sesuai dengan norma, standar, kriteria dan prosedur yang

ditetapkan pemerintah;

(3). Pelaksanaan urusan pemeintahan daerah dan pelayanan umum

dibidang Lingkungan Hidup Kabupaten Paser;

Page 107: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

V – 26

(4). Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati yang memiliki

relevansi dengan tugas dan fungsinya.

5). Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Paser

Visi Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Paser yaitu:

“Terwujudnya Pembangunan Pertanian Tanaman Pangan dan

Hortikultura yang Berbasis Agribisnis”, sedangkan misi yang diemban

yaitu:

(1). Meningkatkan kualitas SDM aparatur, kelembagaan dan petani/

kelompok tani;

(2). Meningkatkan ketahanan pangan masyarakat;

(3). Menciptakan sistem dan usaha agribisnis tanaman pangan dan

hortikultura;

(4). Meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi tanaman pangan dan

hortikultura;

(5). Pencapaian peningkatan pendapatan petani dan keluarganya.

Sasaran yang ingin dicapai bertambahnya kawasan sentra

produksi dan sentra/terminal agribisnis di pedesaan, sedangkan

tujuannya yaitu:

(1). Meningkatnya kemampuan SDM;

(2). Mempercepat terwujudnya industrialisasi tanaman pangan dan

hortikultura berbasis pedesaan;

Page 108: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

V – 27

(3). Meningkatkan daya saing produksi tanman pangan dan hortikultura

serta mengurangi ketergantungan terhadap produksi dari luar

daerah/negeri;

(4). Meningkatnya kesejahteraan petani dan keluarganya yang berbasis

pada usaha tani tanaman pangan hortikultura di pedesaan.

6). Dinas Kehutanan, Pertambangan dan Energi Kabupaten Paser

Visi Dinas Kehutanan, Pertambangan dan Energi Kabupaten Paser

yaitu: “Optimalisasi Pengelolaan Sumberdaya Hutan, Tambang

dan Energi yang Berwawasan Lingkungan untuk Meningkatan

Kesejahteraan Masyarakat”. Misi yang akan dijalankan oleh Dinas

Kehutanan, Pertambangan dan Energi Kabupaten Paser yaitu :

(1). Melaksanakan penataan dan pengendalian dalam pemanfaatan

sumberdaya hutan maupun sumberdaya mineral agar dapat

dipertahankan daya dukungnya, baik untuk pelaksanaan

pembangunan maupun kehidupan sosial, ekonomi dan budaya

masyarakat;

(2). Melaksanakan upaya pengamanan, perlindungan, rehabilitasi dan

konservasi terhadap sumberdaya hutan dan lahan;

(3). Melaksanaan pembinaan dan pengawasan penatausahaan hutan

maupun hasil hutan;

(4). Melaksanakan pembinaan, pengendalian, dan pengawasan kegiatan

usaha pertambangan;

Page 109: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

V – 28

(5). Melaksanakan upaya pengembangan dan konservasi terhadap

sumberdaya mineral serta rehabilitasi lingkungan pasca tambang.

(6). Melaksanakan pengembangan, pembinaan dan pengawasan

kegiatan di sektor kelistrikan dan energi.

Dinas Kehutanan, Pertambangan dan Energi Kabupaten Paser

merumuskan dan menetapkan tujuan yang ingin dicapai sebagai berikut :

(1). Terjaga dan terpeliharanya keutuhan dan fungsi hutan untuk

mencapai manfaat lingkungan, sosial, budaya dan ekonomi yang

seimbang dan lestari baik di daerah hulu dan hilir kawasan DAS;

(2). Terciptanya pengaturan kewilayahan / zonasi serta batas-batas

wilayah dari kegiatan usaha pertambangan untuk menekan

perluasan dampak negatif dari kegiatan tersebut;

(3). Meningkatnya luas daerah yang telah mendapat rehabilitasi hutan

dan lahan maupun yang melaksanakan upaya konservasi hutan

dan lahan, serta menurunnya luasan lahan kritis;

(4). Meningkatnya upaya pengamanan hutan dan menurunnya

pelanggaran hukum di bidang kehutanan;

(5). Terlaksananya penatausahaan hutan yang sesuai dengan ketentuan

perundang-undangan oleh pelaku usaha kehutanan, yang meliputi

pelaksanaan kewajiban kegiatan usaha dan kewajiban keuangan

kepada negara;

(6). Terlaksananya kewajiban perizinan usaha dan kegiatan usaha

pertambangan;

Page 110: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

V – 29

(7). Meningkatnya pelaksanaan kewajiban teknis pertambangan,

Kesehataan dan Keselamatan Kerja , Pengelolaan dan Pemantauan

Lingkungan serta Pengembangan Masyarakat oleh pelaku kegiatan

pertambangan;

(8). Terwujudnya sistem data dan informasi di bidang kehutanan dan

pertambangan.

(9). Meningkatnya pelaksanaan kewajiban reklamasi dan pasca

tambang oleh pelaku usaha pertambangan;

(10). Meningkatnya prosentase elektrifikasi daerah dan terkendalinya

kegiatan usaha di bidang migas;

(11). Meningkatnya penerimaan pembangunan daerah dari sektor

kehutanan dan pertambangan.

Strategi untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan yaitu:

(1). Meningkatkan kemampuan aparatur dalam pengembangan, penataan

pembinaan dan pengawasan pengelolaan hutan serta pengelolaan

kegiatan usaha pertambangan;

(2). Memperkuat kapasitas kelembagaan dalam bidang perlindungan

hutan dan pengelolaan sumberdaya mineral;

(3). Meningkatkan kualitas aparatur serta kapasitas sarana dan prasarana

kelembagaan dalam pelayanan masyarakat, serta pembinaan dan

pengawasan kegiatan;

(4). Meningkatkan kapasitas pengelolaan dan perlindungan serta

konservasi SDA;

Page 111: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

V – 30

(5). Mendayagunakan pemanfaatan sumberdaya hutan secara lestari dan

berkelanjutan dan berwawasan lingkungan;

(6). Mensosialisasikan peraturan perundangan-undangan dan petunjuk

teknis di bidang kehutanan dan pertambangan dan penegakan

hukumnya;

(7). Meningkatkan kemampuan dan peran serta masyarakat dalam

rehabilitasi SDA dan Lingkungan Hidup;

(8). Meningkatkan kemampuan, kesepahaman dan kesepakatan

masyarakat sasaran penyuluhan kehutanan;

(9). Mengembangkan kapasitas masyarakat dalam usaha perhutanan

sosial;

(10). Mengembangkan kapasitas masyarakat dalam hutan

kemasyarakatan;

(11). Mengembangkan kapasitas masyarakat dalam aneka usaha

kehutanan;

(12). Meningkatkan kesepahaman, kesepakatan dan kerjamsama lintas

sektoral, dunia usaha dan LSM.

(13). Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam usaha peningkatan

taraf hidup masyarakat sekitar kegiatan tambang.

Sedangkan kebijakan yang ditetapkan oleh Dinas Kehutanan,

Pertambangan dan Energi Kabupaten Paser yaitu:

Page 112: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

V – 31

(1). Pengembangan sumber daya manusia, khususnya aparatur Dinas

Kehutanan, Pertambangan dan Energi dalam bidang pengetahuan

teknis kehutanan maupun pertambangan;

(2). Pemantapan kawasan hutan dan pengendalian usaha/kegiatan

pembukaan hutan/lahan;

(3). Penetapan zonasi/wilayah kegiatan usaha pertambangan,

khususnya untuk usaha pertambangan rakyat;

(4). Revitalisasi sektor kehutanan khususnya industri kehutanan dan

perhutanan sosial;

(5). Melaksanakan pemberantasan pencurian kayu (illegal logging),

perdagangan kayu illegal (illegal trade), illegal mining (peti) serta

pencegahan dan pengendalian kerusakan hutan dan lahan serta

tambang;

(6). Peningkatan upaya rehabilitasi dan konservasi SDH;

(7). Pemberdayaan ekonomi masyarakat dalam dan sekitar kawasan

hutan serta pertambangan;

(8). Peningkatan upaya pembinaan dan pengawasan usaha / kegiatan di

bidang kehutanan dan pertambangan;

(9). Penegakan peraturan perundang-undangan di bidang kehutanan

dan Pertambangan;

(10). Peningkatan upaya pembinaan dan pengembangan sarana

kelistrikan dan kegiatan energi.

Page 113: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

V – 32

(11). Peningkatan kualitas sarana dan prasarana kerja serta disiplin

pegawai.

7). Dinas Bina Marga, Pengairan dan Tata Ruang Kabupaten Paser

Visi Dinas Bina Marga, Pengairan Dan Tata Ruang Kabupaten

Paser Tahun 2011-2015 sebagai berikut: “Tersedianya Infrastruktur

Bina Marga, Pengairan dan Tata Ruang yang Bermanfaat dan

Berkelanjutan untuk mendukung Terwujudnya Masyarakat yang

Sejahtera“. Sedangkan misi yang telah ditetapkan Dinas Bina Marga,

Pengairan dan Tata Ruang Kabupaten Paser yaitu:

(1). Meningkatkan kualitas dan kinerja Sumber Daya Manusia Aparatur;

(2). Meningkatkan kualitas dan terkondisinya jalan/jembatan menjadi baik

dalam rangka pengembangan wilayah dan kelancaran trasportasi

barang/jasa dan manusia;

(3). Memenuhi kebutuhan infrastruktur dibidang sumber daya air, untuk

mendukung ketahanan pangan melalui pengembangan dan

terkondisinya jaringan irigasi, serta mengamankan pusat-pusat

produksi dan permukiman dari bahaya daya rusak air;

(4). Mewujudkan system Penataan Ruang wilayah Kabupaten Paser yang

efektif, efesien, akomodatif dan aplikatif berdasarkan proses

perencanaan tata ruang yang berkualitas, proses pemanfaatan ruang

yang tertib dan proses pengendalian pemamfaatan ruang yang

transparan dan berkesinambungan;

Page 114: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

V – 33

(5). Proaktif dan responsive terhadap aspirasi masyarakat dibidang

Jalan/Jembatan, sumber daya air dan Penataan ruang.

Dinas Bina Marga, Pengairan Dan Tata Ruang Kabupaten Paser

merumuskan dan menetapkan tujuan yang ingin dicapai sebagai berikut :

(1). Terpenuhinya kebutuhan belanja pegawai untuk rutinitas dalam

rangka pelaksanaan tupoksi dan pelaksanaan kegiatan lainnya;

(2). Terpenuhinya kebutuhan tenaga teknis dibidang Bina Marga,

Pengairan dan Tata Ruang untuk menangani kegiatan perencanaan

hingga pelaksanaan baik untuk pembangunan maupun

pemeliharaan;

(3). Tersedianya Standar Operasional dan Prosedur (SOP) Kerangka

Acuan Kerja ( KAK ) untuk pelaksanaan Tupoksi;

(4). Terwujudnya Rencana Kerja Tahunan dan Laporan Akuntabilitas

pada setiap tahunnya secara tepat waktu;

(5). Tersedianya Data harga Bahan Konstruksi;

(6). Terwujudnya jaringan jalan Kabupaten dalam kondisi mantap;

(7). Terpenuhinya kebutuhan air irigasi pada daerah-daerah irigasi yang

menjadi kewenangan Kabupaten Paser;

(8). Terkondisinya Daerah Irigasi (DI) bebas banjir;

(9). Terciptanya struktur ruang dan pola ruang pada rencana tata ruang

umum dan rencana tata ruang terinci yang berkualitas dengan

didukung oleh kualitas sember daya manusia yang profesional

dibidang tata ruang;

Page 115: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

V – 34

(10). Terciptanya wujud struktur ruang dan pola ruang internal wilayah

Kabupaten Paser yang terinci dengan pemanfaatan ruang lintas

wilayah administrasi berdasarkan rencana tata ruang umum dengan

rinci;

(11). Tertibnya Tata Ruang yang transparan dan berkesinambungan bagi

seluruh stakeholder pemanfaatan ruang berdasarkan norma dan

prosedur pemanfaatan ruang;

(12). Terpenuhinya sarana dan prasarana pada kawasan-kawasan cepat

tumbuh;

(13). Tersedianya kebutuhan operasional dinas untuk penanganan

tanggap darurat.

Strategi untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan yaitu:

(1). Koordinasi dan kerjasama antar bidang menjadi optimal;

(2). Penguasaan teknis Bidang Ke Pu-an dan TI yang lebih optimal;

(3). Peralatan yang dimiliki dalam kondisi baik lengkap;

(4). Pelaksanaan tupoksi lebih optimal;

(5). Capaian target kinerja yang optimal.

Kebijakan yang ditempuh oleh Dinas Bina Marga Pengairanan Tata

Ruang Kabupaten Paser sebagai penjabaran dari strategi yang telah

ditetapkan adalah sebagai berikut:

(1). Membangun koordinasi dan kerjasama antar bidang;

(2). Meningkatkan kualitas sumber daya dan Penguasaan teknis Bidang

ke PU-an dan TI;

Page 116: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

V – 35

(3). Meningkatkan kemampuan peralatan yang dimiliki;

(4). Meningkatkan pemahaman terhadap pelaksanaan Tupoksi;

(5). Akhirnya Dinas Bina Marga, Pengairan dan Tata Ruang Kabupaten

Paser mampu meningkatkan capaian target kinerja.

2. Rumusan Kelembagaan Pengelolaan DAS Kandilo Terpadu

Dalam upaya merumuskan Kelembagaan Pengelolaan DAS

Kandilo secara terpadu, perlu terlebih dahulu di sini mengutip beberapa

definisi tentang lembaga atau institusi. Menurut Tony Djogo, dkk (2003)

bahwa lembaga adalah :

1). Aturan di dalam suatu kelompok masyarakat atau organisasi yang

menfasilitasi dan koordinasi antar anggotanya untuk membantu

mereka dengan harapan di mana setiap orang dapat bekerjasama

atau berhubungan satu dengan yang lain untuk mencapai tujuan

bersama yang diinginkan (Ruttan dan Hayami, 1984). Aturan dan

rambu-rambu sebagai panduan yang dipakai oleh para anggota;

2). Suatu kelompok masyarakat untuk mengatur hubungan yang saling

mengikat atau saling tergantung satu sama lain. Penataan institusi

(institutional arrangements) dapat ditentukan oleh beberapa unsur:

aturan operasional untuk pengaturan pemanfaatan sumber daya,

aturan kolektif untuk menentukan, menegakan hokum atau aturan itu

sendiri dan untuk merubah aturan operasional serta mengatur

hubungan kewenangan organisasi (Ostrom, 1985; 1986);

Page 117: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

V – 36

3). Suatu himpunan atau tatanan norma–norma dan tingkah laku yang

bias berlaku dalam suatu periode tertentu untuk melayani tujuan

kolektif yang akan menjadi nilai bersama. Institusi ditekankan pada

norma-norma prilaku, nilai budaya dan adat istiadat (Uphoff, 1986);

4). Sekumpulan batasan atau faktor pengendali yang mengatur

hubungan perilaku antar anggota atau antar kelompok.

Dengan definisi ini kebanyakan organisasi umumnya adalah

institusi karena organisasi umumnya mempunyai aturan yangmengatur

hubungan antar anggota maupun dengan orang lain di luar organisasi situ

(Nabli dan Nugent, 1989). Aturan main di dalam suatu kelompok sosial

dan sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor ekonomi, sosial dan politik.

Institusi dapat berupa aturan formal atau dalam bentuk kode etik informal

yang disepakati bersama. North (1990) membedakan antara institusi dari

organisasi dan mengatakan bahwa institusi adalah aturan main

sedangkan organisasi adalah pemainnya, yang mencakup penataan

institusi (institutional arrangement) untuk memadukan organisasi dan

institusi. Penataan institusi adalah suatu penataan hubungan antara unit-

unit ekonomi yang mengatur cara unit-unit ini apakah dapat bekerjasama

dan atau berkompetisi. Dalam pendekatan ini organisasi adalah suatu

pertanyaan mengenai aktor atau pelaku ekonomi di mana ada kontrak

atau transaski yang dilakukan dan tujuan utama kontrak adalah

mengurangi biaya transaksi (Williamson, 1985).

Page 118: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

V – 37

Lebih lanjut dikemukakan oleh Tony Djogo, dkk (2003) bahwa

umumnya definisi lembaga mencakup konsep pola perilaku sosial yang

sudah mengakar dan berlangsung terus menerus atau berulang. Dalam

hal ini sangat penting diperhatikan bahwa perilaku sosial tidak membatasi

lembaga pada peraturan yang mengatur perilaku tersebut atau

mewajibkan orang atau organisasi untuk harus berpikir positif ke arah

norma-norma yang menjelaskan perilaku mereka tetapi juga pemahaman

akan lembaga ini memusatkan perhatian pada pengertian mengapa orang

berprilaku atau bertindak sesuai dengan atau bertentangan dengan

peraturan yang ada.

Secara lebih jelas maka yang dimaksud dengan kelembagaan

dapat dinyatakan: “suatu tatanan dan pola hubungan antara anggota

masyarakat atau organisasi yang saling mengikat yang dapat

menentukan bentuk hubungan antar manusia atau antara organisasi yang

diwadahi dalam suatu organisasi atau jaringan dan ditentukan oleh faktor-

faktor pembatas dan pengikat berupa norma, kode etik aturan formal

maupun informal untuk pengendalian prilaku sosial serta insentif untuk

bekerjasama dan mencapai tujuan bersama”.

.Menurut Daihuri dkk (2001) bahwa kelembagaan dapat diartikan

sebagai institusi, lembaga/organisasi berbadan hukum untuk mengelola

suatu kegiatan yang memiliki personil, pendanaan dan fasilitas, dan arti

yang kedua kelembagaan nilai-nilai (institutionaloization). Apakah

Pengelolaan DAS Kandilo Terpadu memerlukan kelembagaan/organisasi

Page 119: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

V – 38

sendiri seperti misalnya yang di Pulau Jawa misalnya ada Badan Otorita

Sungai Brantas atau yang mengelola Jatiluhur yaitu Badan Otorita DAS

Jatiluhur yang mengelola sebagian dari DAS Sungai Citarum.

Mengamati permasalahan yang kompleks dan kondisi riil bahwa

DAS Kandilo terbagi menjadi DAS yang ada di bagian atas DAS Kandilo

(DAS Kandilo Hulu) dan DAS Kandilo yang terletak di bawahnya DAS

Kandilo yang dapat disebut sebagai DAS Kandilo Hilir.

Berkenaan dengan tujuan dari pengelolaan DAS Kandilo secara

terpadu yaitu terwujudnya koordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan sinergi

(KISS) antar pihak dalam pengelolaan sunberdaya alam dan lingkungan

DAS Kandilo, sehingga diperlukan adanya suatu lembaga atau badan

yang diharapkan dapat menjalankan fungsi fasilitasi keterlibatan para

pihak dalam pemanfaatan sumberdaya alam dan pengelolaan lingkungan.

Keberadaan Forum DAS Kabupaten Paser yang dibentuk oleh

Pemerintah Kabupaten Paser berdasarkan Keputusan Bupati Paser No. 6

Tahun 2012 tentang Pembentukan Forum DAS Kabupaten Paser

bersama-sama dengan instansi-instansi pemerintahan dan swasta serta

para pihak terkait lainnya dapat menjadi inisiator dan fasilitator dalam

pembentukan lembaga atau badan pengelola DAS Kandilo.

Di Kalimantan Timur telah dibentuk juga suatu Forum yang

bernama Forum Daerah Aliran Sungai Provinsi Kalimantan Timur (Forum

DAS Prov. Kaltim) yang merupakan tindak lanjut dari SK Menhut No.

S.652/Menhut-V/2006 tentang penbentukan wadah koordinasi

Page 120: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

V – 39

pengelolaan DAS. Sekarang ini juga ada organisasi yang bernama

Dewan Sumber Daya Air yang merupakan organ yang berinduk pada

Kementrian Pekerjaan Umum yang berkaitan dengan adanya UU

Sumberdaya Air. Kedua Forum ini ruang lingkup kerjanya meliputi seluruh

Kalimantan Timur. Jadi bila ingin ada lembaga yang lebih fokus dan

khusus untuk menangani pengelolaan secara terpadu pada DAS Kandilo,

maka diperlukan adanya kelompok kerja atau sekaligus lembaga/badan

pengelola khusus.

Beberapa prinsip yang perlu menjadi dasar lembaga pengelolaan

DAS Kandilo secara terpadu yaitu:

1). Profesional, keterbukaan, independent, akutanbilitas, berkeadilan;

2). Kejelasan batas wilayah kewenangan, peran serta tanggung jawab;

3). Mampu mengakomodasi dan memfasilitasi norma dan institusi sosial

setempat;

4). Bekerja berdasarkan aturan yang telah disepakati dan menerapkan

prinsip dan norma hukum dalam pengelolaannya;

5). Menerapkan sistem manajemen stratejik dan terpadu serta modern.

Page 121: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

VI – 1

VI. RENCANA IMPLEMENTASI PROGRAM DAN KEGIATAN

A. Tahapan Pelaksanaan

Seperti telah disebutkan dalam Bab III bahwa DAS Kandilo yang

berada di wilayah Kabupaten Paser sangat penting artinya bagi

masyarakat warga Kabupaten Paser. Di kawasan DAS Kandilo ini terdapat

beberapa aktivitas pemanfaatan sumberdaya alam (SDA) seperti

kehutanan, pertanian, perkebunan, pertambangan, pertambakan dan lain-

lainnya, selain itu juga terdapat permukiman masyarakat dan wilayah

administrasi pemerintahan seperti desa dan kecamatan. Sementara itu,

dari hasil identifikasi permasalahan secara umum dapat dikelompokan

menjadi 2 (dua) kelompok permasalahan umum yakni permasalahan

biofisik serta permasalahan sosial, ekonomi dan kelembagaan.

Permasalahan biofisik terdiri atas 5 (lima) permasalahan pokok yaitu lahan

kritis, sedimentasi, kualitas air, banjir dan degradasi keanekaragaman

hayati, sedangkan permasalahan sosial, ekonomi dan kelembagaan terdiri

atas 8 (delapan) permasalahan pokok yaitu tata ruang dan penggunaan

lahan, konflik pemanfaatan sumberdaya alam (SDA) dan lahan,

permasalahan hulu – hilir DAS, ketergantungan penduduk terhadap lahan,

pemahaman budaya konservasi yang masih lemah, kelembagaan,

pelibatan masyarakat sekitar dalam dunia usaha, dan pendanaan.

Sampai saat ini belum ada keterpaduan antara liputan

perwilayahan dengan permasalahan-permasalahan tersebut, karena

permasalahan dalam wilayah DAS Kandilo tidak dapat dipisahkan dengan

Page 122: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

VI – 2

liputan wilayahnya. Oleh karena itu, dalam Rencana Pengelolaan DAS

Kandilo secara terpadu, rencana implementasinya dapat disusun menjadi

4 (empat) tahapan, yaitu dimulai dengan tahapan persiapan pengelolaan,

tahapan identifikasi khusus dan sosialisasi, tahapan penyusunan rencana

jangka menengah, dan tahapan implementasi kegiatan.

1. Tahapan Persiapan Pengelolaan

Dalam tahapan persiapan pengelolaan DAS Kandilo secara

terpadu, yang menjadi tahapan awal adalah program pengembangan

kelembagaan pengelolaan DAS Kandilo. Saat ini, telah ada Forum DAS

Kabupaten Paser yang salah satu aktivitasnya memberikan masukan dan

rekomendasi dalam pengelolaan DAS Kandilo.

Pengelolaan suatu wilayah sangatlah tergantung dengan lembaga

pengelolanya, apabila pengelola tidak mempunyai motivasi atau tujuan

dalam mengelola suatu wilayah, maka wilayah tersebut akan tidak tentu

arah pengembangannya. Terlebih lagi bila wilayah tersebut banyak

mempunyai permasalahan atau mengalami penekanan, apabila lembaga

pengelolanya tidak mempunyai gerakan, maka wilayah tersebut akan

mengalami kondisi yang semakin parah.

Dalam rangka pengelolaan DAS Kandilo secara terpadu, lembaga

pengelola yang dibentuk haruslah lembaga yang mempunyai gerak yang

leluasa dan berperan aktif, karena lembaga ini selain harus mampu untuk

mengkoordinasikan parapihak yang terkait dalam pengelolaan DAS

Kandilo, juga dapat menangani permasalahan hulu-hilir dan pelibatan

Page 123: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

VI – 3

masyarakat, serta harus sanggup mengatur pendanaanya, misalnya

bagaimana mendapatkan dananya dan bagaimana mengatur pembiaya-

annya. Seperti telah disebutkan dalam Bab V bahwa tujuan pengelolaan

DAS Kandilo yaitu:

1). Terwujudnya koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan sinergi (KISS)

para pihak dalam pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan DAS

Kandilo;

2). Terwujudnya kondisi tata air DAS Kandilo yang optimal meliputi

jumlah, kualitas dan distribusi berdasarkan ruang dan waktu;

3). Terwujudnya kondisi lahan yang produktif sesuai daya dukung dan

daya tampung DAS Kandilo;

4). Terwujudnya peningkatan kesejahteraan masyarakat di dalam wilayah

DAS Kandilo dari hulu sampai hilir.

Untuk mencapai tujuan tersebut, maka lembaga pengelola DAS Kandilo

haruslah dalam bentuk badan usaha yang bersifat corporate yang mampu

untuk menyusun suatu rangkaian program, pemantauan dan evaluasi,

analisis dan telaah, serta dokumentasi dari hasil kegiatan pengelolaan

DAS Kandilo. Sehubungan dengan DAS Kandilo terletak di dalam wilayah

Kabupaten Paser, maka lembaga pengelola DAS Kandilo perlu

dipersiapkan di tingkat Kabupaten Paser dengan menyempurnakan

lembaga pengelola yang sudah ada dan lebih mengkhususkan pada

pengelolaan DAS Kandilo secara terpadu.

Page 124: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

VI – 4

Secara prinsip, lembaga ini bukanlah lembaga pelaksana kegiatan

melainkan bagaimana lembaga ini dapat memadukan segala kegiatan

yang berkaitan dengan perwilayahan DAS Kandilo. Untuk itu penyiapan

kelembagaan pengelolaan DAS Kandilo haruslah seefektif mungkin dan

memberikan hasil yang seoptimal mungkin. Diyakini bahwa dengan

dibentuk lembaga pengelolanya secara khusus, maka lembaga tersebut

akan melakukan geraknya dan bahkan mungkin akan dapat lebih efektif

dalam implementasi di lapangan, karena dapat diharapkan dukungan dari

instansi-instansi pemerintah dan swasta serta parapihak terkait lainnya.

Oleh karena itu, tahapan penyiapan lembaga pengelolaan DAS Kandilo ini

meliputi:

1). Penyusunan model kelembagaan koordinasi pengelolaan DAS

Kandilo, yang tersusun atas kelompok kebijakan dan kelompok

eksekutif kelembagaan;

2). Penyusunan organisasi dan tata kerja secara keterpaduan dengan

Dinas dan Instansi terkait di lingkungan Pemerintahan Kabupaten

Paser;

3). Pembuatan Keputusan dan Peraturan Bupati Kabupaten Paser

tentang kebijakan tata kelola dan tata kerja pengelolaan DAS Kandilo

secara terpadu;

4). Pembuatan Peraturan Daerah Kabupaten Paser tentang Pengelolaan

DAS Kandilo untuk dapat memberikan payung hukum bagi lembaga

pengelola DAS tentang organisasi maupun tata kerjanya;

Page 125: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

VI – 5

5). Pengembangan kelembagaan pengelolaan DAS Kandilo yang akan

terbentuk secara terus menerus, guna peningkatan kemampuan,

efisiensi dan efektifitas kerja dalam upaya untuk memajukan

kesejahteraan masyarakat dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

Rencana tahapan penyiapan kelembagaan pengelolaan terpadu

DAS Kandilo secara rinci disajikan pada Tabel 6.1.

Tabel 6.1. Rencana Tahapan Penyiapan Kelembagaan Pengelolaan Terpadu DAS Kandilo.

No. Tahapan Kegiatan

Pelaksana Indikator Pencapaian

(ovi) Tahun

Pelaksanaan 1. Penyusunan

Model Kelembagaan

Pemkab. Paser BAPPEDA dan BLH

Kab. Paser Forum DAS Kab. Paser Forum DAS Prov. Kaltim BPDAS Mahakam-Berau

Tersusunnya model kelembagaan koordinasi pengelolaan DAS Kandilo.

2012/2013 – 2014

2. Penyusunan Organisasi dan Tata Kerja

Pemkab. Paser BAPPEDA dan BLH

Kab. Paser Forum DAS Kab. Paser Forum DAS Prov. Kaltim BPDAS Mahakam-Berau

Tersusunnya organisasi dan tata kerja secara terpadu antar instasi- instansi terkait.

2013 – 2014

3. Pembuatan Keputusan dan Peraturan Bupati tentang Kebijakan Tata Kelola dan Tata Kerja

Biro Hukum, Biro Ortal, BAPPEDA dan BLH Kab. Paser

Forum DAS Kab. Paser Forum DAS Prov. Kaltim BPDAS Mahakam-Berau

Terbitnya Keputusan Bupati Paser tentang susunan organisasi lembaga pengelola-an DAS Kandilo.

Terbitnya Peraturan Bupati tentang tata kerja lembaga pengelolaan DAS Kandilo.

2014 – 2015

4. Pembuatan Peraturan Daerah

Biro Hukum, BLH dan BAPPEDA Kab. Paser

Forum DAS Kab. Paser

Forum DAS Prov. Kaltim

BPDAS Mahakam-Berau

Terbitnya Peraturan Daerah (PERDA) tentang Pengelolaan DAS Kandilo.

2014 – 2015

5. Pengembangan Kelembagaan

Pemkab. Paser BPDAS Mahakam-Berau

Lembaga yang efektif dan efisien.

2014 dan seterusnya

Page 126: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

VI – 6

2. Tahapan Identifikasi Khusus dan Sosialisasi

Seperti telah disebutkan sebelumnya, pengelolaan secara terpadu

DAS Kandilo memerlukan prioritas yang tinggi, karena adanya berbagai

permasalahan dan tekanan yang telah disebutkan secara umum.

Permasalahan yang utama di DAS Kandilo di bidang biofisik meliputi:

lahan kritis, sedimentasi, kualitas air, banjir dan degradasi

keanekaragaman hayati, sedangkan permasalahan utama di bidang

sosial, ekonomi dan kelembagaan meliputi: tata ruang dan penggunaan

lahan, konflik pemanfaatan sumberdaya alam (SDA) dan lahan,

permasalahan hulu – hilir DAS, ketergantungan penduduk terhadap lahan,

pemahaman budaya konservasi yang masih lemah, kelembagaan,

pelibatan masyarakat sekitar dalam dunia usaha, dan pendanaan.

Untuk lebih memantapkan rencana kerja pengelolaan DAS Kandilo,

perlu adanya kegiatan identifikasi secara khusus mengenai

permasalahan-permasalahan yang banyak muncul di lapangan termasuk

dengan melakukan pengukuran terhadap parameter yang dapat lebih

mempertegas permasalahan tersebut, sekaligus dengan melakukan

sosialisasi untuk dapat memberikan solusi yang terbaik bagi masyarakat

serta untuk menentukan skala prioritas dalam pelaksanaan solusinya.

3. Tahapan Penyusunan Rencana Jangka Menengah

Rencana pengelolaan terpadu DAS Kandilo ini merupakan rencana

jangka panjang yakni jangka 15 tahun. Rencana yang disusun lebih

bersifat makro atau program indikatif untuk penyusunan rencana kerja

Page 127: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

VI – 7

jangka menengah yakni jangka 5 tahun. Penyusunan rencana

pengelolaan jangka 5 tahun tahap pertama akan disusun dengan

menargetkan:

1). Terbangunnya model kelembagaan pengelolaan DAS Kandilo secara

terpadu yang akomodatif, partisipatif, dan berorientasi pada

pencapaian tujuan pengelolaan DAS;

2). Terkendalinya laju erosi dan sedimentasi, serta bencana banjir yang

dapat ditekan seminimal mungkin;

3). Terkendalinya laju pencemaran air pada tingkat ambang batas yang

diperkenankan;

4). Terkendalinya degradasi keanekaragaman hayati;

5). Adanya kesesuaian penggunaan lahan yang berbasis kelestarian

lingkungan dengan merujuk RTRW Provinsi Kalimantan Timur dan

RTRW Kabupaten Paser;

6). Peningkatan kesejahteran masyarakat di DAS Kandilo;

7). Peningkatan partisipasi para pihak yang memanfaatkan sumberdaya

alam (SDA) dan jasa lingkungan di DAS Kandilo.

Pada rencana pengelolaan DAS Kandilo jangka 5 tahun tahap

kedua adalah untuk melanjutkan program kegiatan pengelolaan jangka

menengah tahap pertama, diantaranya sebagai berikut:

1). Mengefektifkan kelembagaan pengelolaan DAS terpadu yang

akomodatif, partisipatif, dan berorientasi pada pencapaian tujuan

pengelolaan DAS;

Page 128: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

VI – 8

2). Pengendalian laju erosi dan sedimentasi semakin diintensifkan,

sehingga laju erosi dan sedimentasi dapat ditekan seminimal mungkin

dan kemungkinan terjadinya banjir dapat diminimalkan;

3). Mengefektifkan pemantauan dan pengawasan terhadap terjadinya

pencemaran air sungai, sehingga tingkat pencemaran airnya dapat

mencapai tingkat ambang batas yang diperkenankan;

4). Memulihkan kembali kondisi habitat yang lebih baik bagi

keanekaragaman hayati di DAS Kandilo;

5). Mengupayakan penyelesaian konflik pemanfaatan lahan dengan

penggunaan lahan yang sesuai berdasarkan RTRWP Kabupaten

Paser;

6). Melanjutkan peningkatan kesejahteran masyarakat di DAS Kandilo;

7). Melanjutkan peningkatan partisipasi para pihak yang memanfaatkan

sumberdaya alam (SDA) dan jasa lingkungan di DAS Kandilo.

Pada rencana pengelolaan jangka 5 tahun tahap ketiga masih

melanjutkan rencana pengelolaan jangka 5 tahun kedua dengan

peningkatan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan maupun pendanaannya.

4. Tahapan Implementasi Kegiatan

Implementasi kegiatan pengelolaan terpadu DAS Kandilo juga

mengikuti 6 (enam) misi Kehutanan sebagai berikut:

1). Memantapkan kepastian status kawasan hutan;

2). meningkatkan daya saing kehutanan;

Page 129: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

VI – 9

3). Perlindungan dan konservasi sumberdaya alam (SDA);

4). Meningkatkan daya dukung DAS;

5). Meningkatkan produk teknologi dasar;

6). Memantapkan kelembagaan pengelolaan kehutanan.

Berdasarkan misi tersebut telah disusun 15 program kerja pengelolaan

DAS Kandilo yang secara rinci disajikan pada Tabel 6.2.

Tabel 6.2. Rencana Kerja Kegiatan Pengelolaan Terpadu DAS Kandilo

No. Program Kerja Target Kerja Pelaksana Tahun Pelaksanaan

(1) (2) (3) (4) (5) 1. Rehabilitasi Hutan dan

Lahan Kritis di DAS Kandilo: a. Reboisasi dan

penghijauan. b. Reklamasi lahan dan

revegetasi. c. Penerapan prinsip

Konservasi Tanah dan Air dalam penggunaan/ pemanfaatan lahan.

d. Penyuluhan kehutanan, pertanian dan perkebunan.

e. Pengamanan dan penyelamatan hutan dari bencana keba-karan hutan dan lahan.

Keberadaan lahan kritis di DAS Kandilo dapat diminimalkan.

BPDAS Mahakam-Berau

BLH Kab. Paser Dinas Pertanian

dan PerkebunanKab. Paser

Dinas Kehutanan, Pertambangan dan Energi Kab. Paser

2013/2014 – Seterusnya

2. Pengendalian Sedimentasi di DAS Kandilo: a. Pengerukan sedimen

di sungai. b. Pengendalian erosi

dan sedimentasi. c. Penyuluhan upaya-

upaya penekanan laju erosi dan sedimentasi.

d. Pengaturan pembuangan limbah sampah yg ramah lingkungan.

Laju sedimentasi di DAS Kandilo dapat ditekan seminimal mungkin.

BWS III Kaltim Dinas Bina

Marga, Pengairan dan Tata Ruang Kab. Paser

BPDAS Mahakam- Berau

BLH Kab. Paser

2013/2014 – Seterusnya

Page 130: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

VI – 10

Lanjutan Tabel 6.2. (1) (2) (3) (4) (5) 3. Pengendalian Kualitas Air

Sungai di DAS Kandilo: a. Penanganan

pembuangan limbah yang ramah lingkungan.

b. Penyuluhan dan pelatihan terkait penanganan limbah/sampah.

c. Pemantauan dan pengawasan kualitas air sungai secara periodik.

Tingkat pencemaran air Sungai Kandilo dapat ditekan seminimal mungkin.

BLH Prov. Kaltim

BLH Kab. Paser Dinas

Kesehatan Kab. Paser

PDAM Kab. Paser

2013/2014 – Seterusnya

4. Pengendalian Banjir di DAS Kandilo: a. Penataan ruang/

kawasan dan pemanfaatan sumberdaya alam berbasis DAS.

b. Normalisasi saluran drainage.

c. Pembangunan bangunan pengendali banjir.

d. Pengaturan pembuangan sampah yang ramah lingkungan.

Kemungkinan bencana banjir di DAS Kandilo dapat ditekan seminimal mungkin.

BWS III Kaltim BAPPEDA

Kab. Paser Dinas Bina

Marga, Pengairan dan Tata Ruang Kab. Paser

2013/2014 – Seterusnya

5. Pengendalian degradasi Keanekaragaman hayati di DAS Kandilo: a. Pengaturan teknik

pembukaan lahan yang berwawasan lingkungan.

b. Penyuluhan dan pelatihan teknik penebangan dan penyiapan lahan yang ramah lingkungan.

c. Sosialisasi pengamanan dan pengendalian kebakaran hutan dan lahan.

Laju degradasi keanekaragaman hayati di DAS Kandilo dapat ditekan seminimal mungkin.

BKSDA Kaltim BLH Kab. Paser Dinas Pertanian

dan PerkebunanKab. Paser

Dinas Kehutanan, Pertambangan dan Energi Kab. Paser

Lembaga Lain yang Terkait.

2013/2014 – Seterusnya

Page 131: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

VI – 11

Lanjutan Tabel 6.2. (1) (2) (3) (4) (5) 6. Penanganan tata ruang

dan penggunaan lahan di DAS Kandilo: a. Pengembalian status

kawasan/ lahan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku melalui instansi yang berwenang.

b. Penyelesaian realisasi tata batas fungsi/ peruntukan kawasan.

c. Penataan ruang/ penggunaan lahan berbasis ekosistem DAS.

d. Sosialisasi peraturan perundangan terkait.

Pemanfaatan Ruang/ kawasan dan penggunaan lahan di DAS Kandilo sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

BAPPEDA Kab. Paser

BPN Kab. Paser

Dinas/Instansi lainnya yang Terkait.

2013/2014 - 2018

7. Penanganan konflik pemanfaatan sumberdaya alam (SDA) dan lahan di DAS Kandilo: a. Implementasi

koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan sinergi antar sektor dalam pemanfaatan SDA.

b. Pemantapan dan pemasyarakatan RTRW di wilayah DAS Kandilo.

c. Manajemen konflik. d. Redistribusi lahan.

Konflik pemanfaat-an sumberdaya alam (SDA) dan lahan di DAS Kandilo dapat diatasi dan diselesaikan.

BAPPEDA Kab. Paser

BPN Kab. Paser

Dinas/Instansi lainnya yang Terkait.

2013/2014 - 2018

8. Penanganan permasalahan hulu-hilir DAS Kandilo: a. Penyusunan

kesepakatan pengaturan kompensasi antara hulu – hilir DAS Kandilo.

b. Optimalisasi peran lembaga terkait dalam penanganan masalah hulu – hilir DAS Kandilo.

c. Sosialisasi pemahaman ”One River, One Plan, One Management”.

Permasalahan hulu-hilir di DAS Kandilo dapat diselesaikan dan disepakati antara masyarakat yang berdomi-sili di bagian hulu dan masyarakat yang berdomisili di bagian hilir DAS Kandilo.

Pemkab. Paser BAPPEDA

Kab. Paser Dinas/Instansi

lainnya yang Terkait.

2013/2014 - 2018

Page 132: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

VI – 12

Lanjutan Tabel 6.2. (1) (2) (3) (4) (5) 9. Penanganan

ketergantungan penduduk pada lahan di DAS Kandilo: a. Pemberdayaan

masyarakat petani. b. Penyuluhan dan

peningkatan keterampilan petani.

c. Pendidikan dan keterampilan kewirausahaan.

d. Aplikasi Agroforestry.

Tercapainya efektivitas peran sektor pertanian dalam penyediaan lapangan kerja.

Dinas Pertanian dan PerkebunanKab. Paser

Dinas Kehutanan, Pertambangan dan Energi Kab. Paser

Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (BPMD) Kab. Paser

Dinas/Instansi lainnya yang Terkait.

2013/2014 - Seterusnya

10. Peningkatan pemahaman budaya konservasi yang masih lemah di DAS Kandilo: a. Penyuluhan dan

pelatihan penerapan teknik Konservasi Tanah dan Air.

b. Sosialisasi tentang pemahaman praktik kegiatan pemanfaatan SDA yang ramah lingkungan.

Pemahaman dan perilaku masyarakat tentang budaya konservasi semakin meningkat.

BLH Kab. Paser Dinas Pertanian

dan PerkebunanKab. Paser

Dinas Kehutanan, Pertambangan dan Energi Kab. Paser

BKSDA Kaltim BPDAS

Mahakam-Berau

Lembaga lain yang terkait

2013/2014 - 2018

11. Mewujudkan lembaga pengelola DAS Kandilo: a. Optimalisasi koordinasi,

integrasi, sinkronisasi dan sinergi (KISS) antar lembaga terkait dalam penanganan DAS Kandilo.

b. Penyusunan kebijakan/peraturan yang mengatur kelembagaan DAS Kandilo.

Terwujudnya lembaga pengelola DAS Kandilo.

BAPPEDA Kab. Paser

BLH Kab. Paser

Forum DAS Kab. Paser

BPDAS Mahakam-Berau

Forum DAS Prov. Kaltim

Dinas/Instansi lainnya yang Terkait.

2013/2014

Page 133: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

VI – 13

Lanjutan Tabel 6.2. (1) (2) (3) (4) (5)

12. Peningkatan pelibatan masyarakat sekitar dalam dunia usaha di DAS Kandilo: a. Pemberdayaan

masyarakat. b. Penyuluhan dan

pelatihan untuk meningkatkan keterampilan masyarakat.

c. Revitasisasi Kantor Kecamatan/Desa sebagai sumber informasi.

Semakin meningkat masyarakat lokal/tenaga kerja lokal dapat ditampung dalam kegiatan usaha/ industri yang ada di sekitarnya.

Dinas Tenaga Kerja Kab. Paser

Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (BPMD) Kab. Paser

Dinas Perindustrian Kab. Paser

Dinas/Instansi Lain yang terkait.

2013/2014 – seterusnya.

13. Peningkatan kemampuan pendanaan untuk pengelolaan DAS Kandilo: a. Kerjasama para pihak

untuk penggalangan dana dari sumber-sumber lain seperti dari sektor swasta, luar negeri dan lain-lain.

b. Penyusunan peraturan tentang pengguna jasa lingkungan DAS terkait pendanaan pengelolaan DAS Kandilo.

c. Pengaturan penyaluran dan penggunaan dana secara efisien dan efektif.

Tercukupinya dana yang tersedia untuk pengelolaan DAS Kandilo secara memadai dan berkelanjutan.

Pemerintah Kab. Paser

BAPPEDA Kab. Paser

Dinas/Instansi terkait, Lembaga Swasta, Lembaga Internasional lainnya yang terkait.

2013/2014 – seterusnya.

B. Organisasi Pelaksana

Pengorganisasian dan pelaksanaan kegiatan pengelolaan

sebagaimana disampaikan sebelumnya dilaksanakan oleh SKPD terkait di

lingkungan Kabupaten Paser. Rencana kegiatan tahunan dibuat oleh

masing-masing SKPD terkait dengan mengacu pada kegiatan prioritas

yang tercantum pada program pengelolaan terpadu. Lembaga pengelola

DAS Kandilo diharapkan dapat berkoordinasi dengan BPDAS Mahakam-

Page 134: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

VI – 14

Berau, Forum DAS Kabupaten Paser dan Forum DAS Provinsi Kalimantan

Timur dalam melakukan analisis dan telaah dari hasil kegiatan tahunan,

kemudian dipadukan secara menyeluruh dalam suatu perwilayahan di

DAS Kandilo, sehingga dapat diketahui kegiatan-kegiatan mana yang

perlu dilanjutkan dan penentuan prioritasnya. Dari hasil telaah tersebut

kemudian dapat disusun program kerja bersama di masa mendatang

untuk kemudian dikoordinasikan dengan masing-masing SKPD terkait di

lingkungan Kabupaten Paser.

Lembaga Pengelola DAS Kandilo yang terbentuk dapat melakukan

koordinasi sedikitnya 2 (dua) kali setahun yaitu masing-masing pada saat

menyusun rencana kegiatan tahun anggaran dan akhir tahun anggaran

untuk kegiatan evaluasi, efisiensi dan efektifitas pelaksanaan kegiatan.

C. Rencana Investasi dan Pembiayaan

Pengelolaan DAS secara terpadu memerlukan sarana dan

prasarana, baik yang berupa sarana dan prasarana untuk kegiatan

pengelolaan DAS itu sendiri, juga sarana dan prasarana dalam upaya

untuk pemulihan maupun penjagaan terhadap kawasannya.

DAS Kandilo meliputi wilayah yang relatif luas dengan kondisi yang

cukup memprihatinkan akibat adanya masalah-masalah seperti hidrologi,

lahan, sosial ekonomi dan kelembagaan, sehingga dalam pengelolaannya

sendiri sampai saat ini belum mempunyai bentuknya. Tentunya investasi

dan pembiayaan yang diperlukan juga sangat besar, itupun sampai saat

ini belum ada keinginan secara nyata dalam investasi dan pembiayaan.

Page 135: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

VI – 15

Sementara itu, permasalahan-permasalahan juga semakin meningkat,

khususnya yang berkaitan dengan dampak yang ditimbulkan, misalnya

degradasi lahan, bencana banjir dan tanah longsor, rusaknya hábitat

satwa-satwa yang dilindungi maupun konflik-konflik tentang pemanfaatan

sumberdaya alam dan lahan di DAS Kandilo. Oleh karena itu, rencana

investasi dan pembiayaan untuk pengelolaan DAS Kandilo dan

implementasi program kegiatan di lapangan akan disusun secara

bertahap berdasarkan prioritas tentang pentingnya program, apalagi

dengan kemampuan pendanaan yang sangat terbatas. Sehingga, perlu

diupayakan penggalian dana dari sumber-sumber lain selain dari APBD

dan APBN, misalnya dari perusahaan-perusahan swasta yang lokasi dan

aktivitasnya berada di DAS Kandilo, juga dapat memanfaatkan isu-isu

penting tentang program-program konservasi dengan promosi

keanekaragaman hayati yang pembiayaannya dapat digabungkan dengan

kegiatan pemulihan hábitat yang berkaitan langsung dengan pengelolaan

DAS Kandilo, serta program pengurangan emisi karbon yang dapat

dikaitkan dengan program rehabilitasi kawasan-kawasan yang termasuk

kritis, yang pembiayaannya dapat menjadi investasi bila kawasannya

merupakan milik masyarakat dan sekaligus untuk penyelesaian dalam

masalah sosial ekonomi kemasyarakatan.

Namun demikian, dalam waktu yang dekat investasi untuk sarana

dan prasarana pengelolaan DAS Kandilo secara terpadu perlu

dilaksanakan, antara lain untuk pemantauan kondisi hidro-orologi atau

degradasi lahan dan terganggunya keseimbangan tata air di DAS Kandilo.

Page 136: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

VI – 16

D. Mekanisme Pelaksanaan dan Pendanaan

Pelaksanaan implementasi program kegiatan pengelolaan DAS

terpadu di DAS Kandilo pada dasarnya sangat tergantung pada sumber

pendanaan untuk program kegiatan tersebut. Sumber pendanaan untuk

penyelenggaraan pengelolaan DAS terpadu di DAS Kandilo dapat

bersumber antara lain dari:

1). Dana Pemerintah melalui APBN dan/atau pemerintah daerah melalui

APBD;

2). Dana pihak-pihak yang berkepentingan dalam pemanfaatan SDA dan

pengguna jasa lingkungan di DAS Kandilo;

3). Dana lainnya yang dapat digali dari sumber pendanaan internasional,

lembaga swasta dan lain-lainnya.

Khususnya mekanisme pendanaan dari APBN dan/atau APBD

harus mengikuti prosedur yang berlaku, instansi/lembaga yang terkait

dengan pengelolaan DAS terpadu dapat mengusulkan program kegiatan

berdasarkan arahan prioritas program kegiatan dari pengelolaan DAS

terpadu, sedangkan pendanaan yang bersumber dari pihak-pihak

pemanfaat SDA dan jasa lingkungan serta dana lainnya dapat

dikoordinasikan dengan lembaga pengelola DAS Kandilo.

Page 137: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

VII – 1

VII. PEMANTAUAN DAN EVALUASI

Pemantauan dan evaluasi merupakan rangkaian proses

pengawasan yang berperan sebagai masukan dan umpan balik untuk

efektifnya penyelenggaraan pengelolaan DAS. Berfungsinya pemantauan

dan evaluasi yang efektif yang memenuhi tuntutan standar kriteria dan

indikator kinerja pengelolaan DAS akan turut memberi jaminan

berjalannya fungsi pengendalian pengelolaan DAS.

Pemantauan pengelolaan DAS adalah proses pengamatan dan

pencatatan data dan fakta yang dapat digunakan untuk mengukur kriteria

dan indikator kinerja pengelolaan yang pelaksanaannya dilakukan secara

periodik dan terus-menerus terhadap: jalannya kegiatan, penggunaan

input, hasil kegiatan (output), dampak kegiatan (impact and outcome) dan

faktor luar atau kendala. Pelaksanaan pemantauan dilakukan oleh unit

pemantauan dan evaluasi (monev) internal maupun oleh para pihak

(stakeholders) terhadap seluruh rangkaian kegiatan pengelolaan DAS,

yang meliputi aspek: biofisik, sosial, ekonomi dan kelembagaan.

Evaluasi pengelolaan DAS adalah penilaian terhadap kinerja

program kegiatan melalui proses analisis data dan fakta dari hasil

pemantauan, yang pelaksanaannya dilakukan menurut kepentingannya

mulai dari penyusunan rencana program, pelaksanaan program (post

evaluation), dan pengembangan program pengelolaan DAS. Evaluasi

meliputi proses pengumpulan data dan informasi secara sistematis

(dengan metode tertentu), serta analisisnya untuk menilai kinerja

Page 138: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

VII – 2

pengelolaan DAS dan/atau kinerja DAS. Evaluasi dilakukan dengan

membandingkan pencapaian sasaran/kinerja dengan rencana, atau antara

realisasi dengan kriteria dan standar pengelolaan DAS yang telah

ditentukan. Evaluasi kinerja pengelolaan DAS meliputi aspek

perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian dengan

kriteria penilaian yang mencakup ekosistem, kelembagaan, teknologi dan

dana, sedangkan evaluasi kinerja DAS (kesehatan DAS) meliputi aspek

biofisik, sosial, ekonomi dan kelembagaan dibandingkan dengan kriteria

standar yang telah ditetapkan.

A. Standar, Kriteria dan Indikator

Kriteria dan standar pengelolaan DAS perlu ditentukan karena

keberhasilan maupun kegagalan hasil kegiatan pengelolaan DAS dapat

dimonitor dan dievaluasi melalui kriteria, indikator dan standar evaluasi

yang telah ditetapkan. Kriteria dan standar pengelolaan DAS terdiri dari

kriteria dan standar penyelenggaraan pengelolaan DAS, dan kriteria dan

standar kinerja DAS (Permenhut RI No. P.42/Menhut-II/2009).

Secara umum dalam pengelolaan DAS yang berkelanjutan

mempersyaratkan dipenuhinya kriteria dan standar untuk setiap

komponen atau aktivitas pengelolaan DAS yang terdiri atas perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan, pengendalian (MONEV dan penertiban).

Untuk masing-masing komponen pengelolaan DAS tersebut di atas,

kriteria yang digunakan dan dianggap relevan untuk menentukan

Page 139: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

VII – 3

tercapainya pengelolaan DAS yang berkelanjutan adalah: ekosistem,

kelembagaan, teknologi dan pendanaan yang disajikan pada Tabel 7.1.

Kriteria dan standar kinerja DAS perlu ditentukan untuk mengetahui

status kondisi “kesehatan” DAS yang dapat mencerminkan keberhasilan

maupun kegagalan kegiatan pengelolaan DAS dalam kurun waktu

tertentu.

Penetapan kriteria, standar dan indikator kinerja DAS diupayakan

agar relevan dengan prinsip dan tujuan pengelolaan DAS terpadu, yang di

dalamnya ditekankan pada DAS sebagai satu kesatuan ekosistem dimana

terdapat keterkaitan yang kuat antar aktivitas hulu-hilir dalam rangka

mencapai tujuan pengelolaan DAS yaitu untuk mewujudkan kondisi tata

air yang optimal, lahan yang produktif sesuai daya dukungnya (carrying

capacity) dan peningkatan kesejahteraan masyarakat yang berkelanjutan.

Secara umum mengenai kriteria, indikator dan standar kinerja DAS

secara garis besar dan kualitatif meliputi kriteria pokok penggunaan lahan,

tata air, sosial ekonomi dan kelembagaan.

Page 140: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

VII – 4

Tabel 7.1. Kriteria yang digunakan dan dianggap relevan untuk menentukan tercapainya pengelolaan DAS yang berkelanjutan pada masing-masing komponen pengelolaan DAS

Aktivitas Kriteria Ekosistem Kelembagaan Teknologi Dana

(1) (2) (3) (4) (5) Perencanaan

Menggunakan pendekatan ekosistem dari hulu sampai hilir.

Memadukan rencana pemanfaatan/penggunaan, konservasi, rehabilitasi, restorasi dan reklamasi sumber daya hutan, lahan dan air.

Mempertimbangkan kondisi biofisik, sosial ekonomi dan kelembagaan secara komprehensif.

Melibatkan partisipasi aktif para

pihak yang berkepentingan dari hulu sampai hilir (lintas sektor dan lintas wilayah administrasi pemerintahan).

Memuat kejelasan wewenang (siapa berbuat apa).

Rencana yang disusun disyahkan oleh pejabat yang berwenang sehingga mempunyai kekuatan hukum yang jelas.

Didukung oleh sumberdaya manusia yang mempunyai kompetensi dan kapabilitas yang memadai.

Memanfaatkan

teknologi pengumpulan dan pengolahan data dan informasi yang tepat guna dan berhasilguna (GIS, remote sensing, Modelling, dll.).

Mempertimbangkan kearifan lokal dan rencana harus bersifat adaptif terhadap perubahan yang terjadi.

Pembinaan sumberdaya manusia oleh pihak yang berwenang.

Pendanaan

dapat bersumber dari pemerintah, pemerintah daerah dan non pemerintah.

Pendanaan dikelola secara transparan dan akuntabel.

Page 141: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

VII – 5 Lanjutan Tabel 7.1.

(1) (2) (3) (4) (5) Pengorganisasian

Mencakup Koordinasi, Integrasi, Sinkronisasi dan Sinergi (KISS) berbagai sektor yang terlibat dalam pengelolaan sumberdaya alam di DAS dari hulu sampai hilir.

Melibatkan berbagai disiplin ilmu/kepakaran baik dari biofisik, sosial ekonomi maupun budaya.

Pembentukan lembaga koordinasi

PDAS pada berbagai tingkat (misal Forum PDAS) yang anggotanya dari perwakilan para pihak berkepentingan.

Terdapat kejelasan hubungan tata kerja (fungsi dan peran para pihak dalam lembaga koordinasi pengelolaan DAS).

Harus ada komitmen dan loyalitas dari para anggota untuk melaksanakan kesepakatan-kesepakatan.

Membangun sistem

kerja antar para pihak yang memungkinkan KISS bisa berjalan optimal dan efektif .

Memanfaatkan teknologi tepat guna untuk KISS pada setiap tahapan penyelenggaraan pengelolaan DAS

Pendanaan

dapat bersumber dari pemerintah, pemerintah daerah dan non pemerintah.

Identifikasi potensi penerapan cost sharing dengan menerapkan beneficiaries – and polluters- pay principles.

Dana harus dikelola secara transparan dan akuntabel.

Page 142: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

VII – 6 Lanjutan Tabel 7.1.

(1) (2) (3) (4) (5) Pelaksanaan Pelaksanaan PDAS oleh

setiap sektor didasarkan pada rencana operasional sektoral yang mengacu pada rencana PDAS terpadu yang telah disepakati dan disahkan.

Setiap kegiatan pemanfa-atan/penggunaan sumber-daya alam di DAS harus sesuai dg daya dukung & peruntukkan fungsi ruang dalam DAS (RTRW).

Kegiatan PDAS harus bisamewujudkan keserasian, keselarasan dan keseimbangan antara bagian hulu dan hilir DAS.

Kegiatan pemanfaatan sumberdaya alam harus diimbangi dengan kegiatankonservasi, rehabilitasi, restorasi dan reklamasi sumber daya alam secara memadai.

Pelaksanaan kegiatan pemanfaatan/penggunaan, konservasi, rehabilitasi, restorasi dan reklamasi dilakukan oleh instansi teknis pemerintah, swasta dan masyarakat sesuai kewenangannya.

Kinerja setiap lembaga/instansi dan pihak berkepentingan (stakeholders) harus menunjang pencapaian tujuan PDAS terpadu yang telah disepakati.

Lembaga koordinasi PDAS misalnya Forum DAS membantu pejabat berwenang dalam KISS para pihak berkepentingan dalam pelaksanaan kegiatan PDAS.

Pengembangan sistem insentif dan disinsentif.

Dapat ditunjuk lembaga pengelola dari non pemerintah untuk kepentingan pengelolaan DAS.

Dilakukan pembinaan dan pemberdayaan terhadap pihak yang terkait.

Penerapan teknologi tepat guna dan ramah lingkungan.

Mengembangkan potensi kearifan lokal untuk pemanfaatan/ penggunaan, konservasi dan rehabilitasi, reklamasi, restorasi sumberdaya alam DAS.

Pembinaan dan pemberdayaan untuk meningkatkan kapasitas para pihak berkepentingan.

Pendanaan berasal dari Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan non pemerinta.

Penerapan prinsip “beneficiaries and polluters pay principles” secara bertahap.

Pembiayaan harus berkesinambungan, berorientasi program bukan keproyekan.

Pengelolaan dana harus transparan dan akuntabel.

Page 143: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

VII – 7 Lanjutan Tabel 7.1.

(1) (2) (3) (4) (5) MONEV

Menggunakan ekosistem DAS atau Sub DAS sebagai unit MONEV.

MONEV dilakukan terhadap faktor biofisik, sosial ekonomi dan kelembagaan untuk menentukan kinerja/kesehatan DAS.

MONEV harus dilakukan secara berkesinambungan.

Dilakukan oleh berbagai instansi

sesuai tugas dan fungsinya. Dibangun jejaring data dan informasi

oleh lembaga koordinasi/forum DAS sehingga terdapat integrasi data dan informasi dari semua pihak.

Hasil MONEV (laporan) harus menjadi umpan balik untuk penentuan kebijakan, program dan kegiatan PDAS terpadu.

Mendorong partisipasi masyarakat untuk melakukan MONEV PDAS.

Sarana dan prasarana

pengumpulan dan analisa/pengolahan data harus memadai.

Mempergunakan software yang mudah dalam pengoperasian dan pemeliharaannya.

Ditunjang oleh SDM yang memadai melalui rekruitment dan diklat teknis yang sesuai dengan kebutuhan.

Pembiayaan

berasal dari berbagai sumber Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan non pemerintah.

Dana harus memadai dan berkesinam-bungan.

Dikelola secara transparan dan akuntabel.

Penertiban Dilakukan agar

pelaksanaan pemanfaatan/penggunaan sumberdaya alam tidak menyalahi ketentuan dan tidak menimbulkan kerusakan ekosistem DAS.

Setiap instansi/para pihak berfungsi dan berperan sesuai ketentuan yang ada.

Lembaga koordinasi/forum DAS membantu instansi pemerintah dalam pengendalian PDAS terpadu.

Dilakukan penertiban terhadap penyimpangan secara adil.

Menggunakan teknik-teknik penelitian, penyelidikan, pemeriksaan dan penyidikan yang tepat dan akurat.

Pemerintah wajib menyediakan dana untuk pengendalian PDAS secara berkesinam-bungan.

Dikelola secara transparan dan akuntabel.

Page 144: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

VII – 8

1. Kriteria Penggunaan Lahan DAS

Kriteria penggunaan lahan DAS ditujukan untuk mengetahui

perubahan kondisi lahan yang sedang terjadi serta dampaknya pada

degradasi DAS. Evaluasi penggunaan lahan DAS dapat dilakukan dengan

mengukur beberapa indikator antara lain penutupan lahan oleh vegetasi,

kesesuaian penggunaan lahan, indeks erosi atau pengelolaan lahan dan

kerawanan tanah longsor.

Indikator penutupan lahan oleh vegetasi suatu DAS mencerminkan

seberapa luas bagian DAS yang ditumbuhi vegetasi pohon-pohonan atau

tanaman tahunan. Standar evaluasi penutupan lahan DAS oleh vegetasi

permanen adalah semakin tinggi luas penutupan lahan bervegetasi

permanen di DAS, dapat menyebabkan semakin baik dalam mengurangi

erosi, sedimentasi dan aliran permukaan, sehingga dapat berkontribusi

positif pada peningkatan kinerja DAS. Sebaliknya, semakin kecil luas

penutupan vegetasi permanen di suatu DAS, dapat menyebabkan

semakin tinggi potensi erosi, sedimentasi dan aliran permukaan yang

ditimbulkannya, sehingga fluktuasi debit maksimum dan debit minimum

akan semakin besar, yang berarti DAS menjadi kurang sehat.

Indikator kesesuaian penggunaan lahan DAS ditujukan untuk

mengetahui kesesuaian penggunaan lahan dengan rencana tata ruang

wilayah (RTRW) dan/atau zona kelas kemampuan lahan yang ada di DAS.

Standar evaluasi indikator kesesuaian penggunaan lahan dalam DAS

adalah semakin tinggi kesesuaian penggunaan lahan di DAS, maka

semakin baik kinerja DAS tersebut dan sebaliknya semakin kecil

Page 145: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

VII – 9

kesesuaian penggunaan di suatu DAS, maka kinerja DAS tersebut

semakin tidak sehat karena lahan yang diusahakan tidak sesuai dengan

peruntukan atau arahannya, sehingga akan mengandung resiko

kerusakan/degradasi ekosistem DAS.

Indikator indeks erosi pada DAS adalah perbandingan antara

besarnya erosi aktual (ton/ha/tahun) terhadap nilai batas erosi yang bisa

ditoleransi (ton/ha/tahun) di DAS. Apabila semakin tinggi nilai indeks erosi

di DAS, maka semakin jelek kinerja DAS tersebut dan sebaliknya semakin

kecil indeks erosi di suatu DAS, maka kinerja DAS tersebut semakin

sehat. Erosi yang lebih tinggi dari yang ditoleransi (nilai indeks erosi > 1)

akan menurunkan kesuburan tanah, penurunan produktivitas lahan yang

dalam jangka panjang akan menyebabkan lahan kritis. Dari segi indikator

hidrologi, erosi yang berlebihan akan menyebabkan sedimentasi di waduk/

danau atau saluran air (drainase) yang akhirnya mengurangi daya

tampungnya.

Indikator pengelolaan lahan ditujukan untuk mengetahui tingkat

pengelolaan lahan di DAS yang merupakan fungsi dari faktor penutupan

lahan oleh vegetasi dengan faktor praktek konservasi tanah. Tingkat

pengelolaan lahan ini mempengaruhi terhadap potensi terjadinya erosi

tanah, aliran permukaan dan infiltrasi air ke dalam tanah. Nilai

pengelolaan lahan merupakan perkalian faktor penutupan lahan (vegetasi)

dengan faktor praktek konservasi tanah dan air. Variasi nilai pengelolaan

lahan berkisar antara 0 – 1. Nilai pengelolaan lahan yang semakin kecil di

dalam DAS, maka kinerja DAS semakin baik dan sebaliknya semakin

Page 146: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

VII – 10

besar nilai pengelolaan lahan di suatu DAS, maka kinerja DAS tersebut

semakin tidak sehat karena infiltrasi air ke dalam tanah menurun, tetapi

limpasan permukaan (runoff) dan erosi tanah akan semakin besar,

sehingga potensi banjir, sedimentasi dan kekeringan semakin besar.

2. Kriteria Tata Air DAS

Indikator-indikator yang berkaitan dengan tata air DAS adalah

koefisien regim sungai, indeks penggunaan air, koefisien limpasan, laju

sedimentasi dan kandungan pencemar.

Koefisien regim sungai adalah perbandingan debit maksimum

(Qmaks) dengan debit minimum (Qmin) dalam suatu DAS. Standar

evaluasi indikator koefisien regim sungai adalah jika semakin kecil nilai

koefisien regim sungai dalam suatu DAS, maka semakin baik kinerja tata

air dalam suatu DAS yang mengalir dalam suatu aliran sungai.

Sebaliknya, jika semakin besar nilai koefisien regim sungai dalam suatu

DAS, maka semakin jelek kinerja tata air dalam suatu DAS yang dicirikan

dengan kejadian banjir.

Banjir adalah debit aliran sungai yang secara relatif lebih besar dari

biasanya akibat hujan yang turun di hulu atau di suatu tempat tertentu

secara terus menerus, sehingga air limpasan tidak dapat ditampung oleh

alur/palung sungai yang ada, lalu air melimpah keluar dan menggenangi

daerah sekitarnya. Disamping itu, juga terdapat banjir bandang yang pada

dasarnya adalah banjir besar yang datang dengan tiba-tiba dan mengalir

deras menghanyutkan benda-benda besar seperti kayu dan sebagainya.

Page 147: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

VII – 11

Dengan demikian banjir harus dilihat dari besarnya pasokan air

banjir yang berasal dari air hujan yang jatuh dan diproses oleh daerah

tangkapan airnya (catchment area), serta kapasitas tampung palung

sungai dalam mengalirkan pasokan air tersebut. Perubahan penutupan

lahan di DAS dari hutan ke lahan terbuka atau pemukiman, menyebabkan

air hujan yang jatuh di atasnya secara nyata meningkatkan jumlah aliran

pemukaan (runoff) yang selanjutnya bisa memicu terjadinya banjir di hilir.

Indikator indeks penggunaan air ditujukan untuk mengetahui jumlah

air yang dibutuhkan untuk berbagai keperluan/penggunaan lahan di DAS,

misalnya untuk tanaman, rumah tangga, industri, dan lain-lain

dibandingkan dengan persediaan air di DAS yang bersangkutan. Standar

evaluasi indikator indeks penggunaan air adalah jika semakin kecil (< 1),

maka semakin baik kinerja tata air dalam suatu DAS yang berarti bahwa

persediaan air di DAS masih bisa memenuhi kebutuhan/permintaan air

yang ada. Sebaliknya indeks penggunaan air yang besar menunjukkan

kondisi tata air yang jelek dalam suatu DAS, karena air di DAS tersebut

tidak mampu memenuhi kebutuhan dan terjadi potensi kekeringan.

Kekeringan adalah suatu keadaan di mana curah hujannya lebih

rendah dari biasanya/normalnya. Klasifikasi kekeringan biasanya

ditunjukkan dengan jumlah curah hujan yang akan mempunyai nilai

impasnya dengan laju evapotranspirasi rata-rata bulanan. Jika semakin

sering terjadi kekeringan dalam suatu DAS, maka semakin buruk kinerja

DAS tersebut.

Page 148: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

VII – 12

Indikator koefisien limpasan merupakan salah satu indikator di

dalam kriteria tata air. Koefisien limpasan mencerminkan seberapa besar

jumlah curah hujan yang jatuh di suatu DAS berubah menjadi aliran

permukaan. Nilai koefisien limpasan air berkisar dari 0 (nol) sampai

dengan 1 (satu). Standar evaluasi indikator koefisien limpasan dalam

aliran sungai adalah jika semakin kecil nilai koefisien tersebut, maka

semakin baik kinerja suatu DAS, sebaliknya jika semakin besar nilai

koefisien limpasan, maka semakin jelek kinerja suatu DAS. Nilai koefisien

limpasan yang bertambah besar bisa disebabkan oleh semakin banyak

permukaan tanah yang tertutup oleh lapisan kedap air seperti beton, aspal

dan bangunan atau perubahan penggunaan lahan dari hutan menjadi

penggunaan lain.

Indikator kandungan sedimen adalah jumlah material tanah yang

terangkut (kadar lumpur) dalam aliran air sungai yang berasal dari proses

erosi di hulu, yang diendapkan pada suatu tempat di hilir yang kecepatan

pengendapan butir-butir material suspensi telah lebih kecil dari kecepatan

air yang membawanya. Indikator terjadinya sedimentasi dapat dilihat dari

besarnya kadar lumpur (kekeruhan) air sungai atau banyaknya endapan

sedimen pada badan-badan air dan atau waduk. Manakala semakin tinggi

kadar sedimen yang terbawa oleh aliran berarti kondisi DAS semakin tidak

sehat, demikian sebaliknya semakin kecil kadar sedimen yang terbawa

oleh aliran berarti semakin sehat kondisi suatu DAS.

Indikator lain dalam kriteria tata air adalah tingkat pencemaran air

sungai di DAS yang dievaluasi dengan melihat parameter kualitas air atau

Page 149: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

VII – 13

mutu air dari suatu badan air atau aliran air di sungai. Kondisi kualitas air

disamping dipengaruhi oleh jenis penutupan vegetasi, tanah/geologi, juga

dipengaruhi oleh limbah buangan domestik, buangan industri, limbah

pertanian, dan lain-lain. Kualitas air dapat dilihat dari kondisi kualitas air

limpasan, air sungai, dan/atau air sumur. Kondisi DAS tidak sehat jika nilai

unsur-unsur fisika, kimia, dan biologi yang ada dalam tubuh air telah

melebihi nilai ambang batas standar untuk penggunaan tertentu.

3. Kriteria Sosial Ekonomi DAS

Kriteria sosial ekonomi digunakan untuk memperoleh gambaran

tentang pengaruh dan hubungan timbal balik antara faktor-faktor sosial

ekonomi dengan sumber daya alam (tanah, air dan vegetasi), baik secara

langsung maupun tidak langsung mempengaruhi kinerja DAS.

Indikator untuk mengetahui pengaruh sosial pada kinerja DAS yaitu

kepedulian individu, partisipasi masyarakat dan tekanan penduduk,

sedangkan untuk indikator ekonomi yaitu ketergantungan penduduk

terhadap lahan dan tingkat pendapatan.

Indikator kepedulian individu di DAS dinilai untuk mengetahui ada

atau tidaknya kegiatan positif konservasi tanah dan air secara mandiri

yang telah dilakukan oleh masyarakat di DAS. Standar evaluasi indikator

kepedulian individu yang berada dalam suatu DAS dinyatakan baik bila

terdapat kepedulian individu terhadap upaya konservasi tanah dan air

lebih tinggi. Sebaliknya, kondisi DAS diperkirakan sangat tidak sehat

Page 150: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

VII – 14

apabila tidak ada individu yang hidup dalam suatu komunitas masyarakat

DAS peduli terhadap upaya-upaya konservasi hutan, tanah dan air.

Indikator partisipasi masyarakat di DAS dievaluasi dengan

mengetahui keikutsertaan masyarakat dalam suatu kegiatan pengelolaan

DAS yaitu tingkat kehadiran masyarakat dalam kegiatan bersama dalam

pengelolaan DAS. Jika semakin tinggi tingkat kehadiran dan/atau

partisipasi masyarakat dalam suatu kegiatan bersama, maka kondisi DAS

akan menunjukkan kinerja yang baik, sebaliknya jika semakin rendah

tingkat kehadiran dan/atau partisipasi masyarakat dalam suatu untuk

kegiatan bersama, maka kondisi DAS akan menunjukkan kinerja yang

kurang baik

Indikator tekanan penduduk terhadap lahan bisa diukur dengan

membandingkan ketersediaan lahan pertanian dan perkebunan dengan

jumlah kepala keluarga petani. Makin besar jumlah penduduk makin besar

pula kebutuhan akan sumberdaya lahan, sehingga tekanan terhadap

lahan juga meningkat sebanding dengan kenaikan jumlah penduduk.

Apabila semakin sempit ketersediaan lahan pertanian dan perkebunan

untuk tiap keluarga petani dalam suatu DAS, maka semakin besar potensi

kerusakan DAS tersebut, hal ini karena semakin intensif masyarakat

memanfaatkan lahan dan hutan, yang dapat mengakibatkan keberadaan

hutan semakin terancam. Sebaliknya, jika terdapat cukup luas lahan

pertanian dan perkebunan untuk setiap keluarga petani di suatu DAS,

maka kondisi kesehatan DAS diasumsikan akan lebih baik.

Page 151: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

VII – 15

Ketergantungan penduduk terhadap lahan dicerminkan oleh

proporsi kontribusi pendapatan dari usaha tani (bertani) terhadap total

pendapatan keluarga. Apabila semakin tinggi ketergantungan keluarga

terhadap pendapatan yang berasal dari usaha lahan, maka lahan akan

semakin dieksploitasi untuk kegiatan usaha tani dan kondisi DAS

cenderung semakin buruk. Sebaliknya, penduduk yang sebagian besar

penghasilannya berasal dari luar usahatani (off-farm), maka tekanan

penduduk terhadap lahan akan semakin kecil dan diharapkan DAS lebih

sehat.

Indikator tingkat rata-rata pendapatan penduduk merupakan

cerminan dari pendapatan keluarga yang diperoleh dari berbagai usaha

tani dan hasil dari non-usaha tani. Dengan asumsi hasil usaha pertanian

rata-rata keluarga petani relatif rendah dibandingkan dengan hasil usaha-

usaha non pertanian (seperti industri di Jawa), standar evaluasinya adalah

jika semakin besar rata-rata pendapatan per kapita di suatu DAS, maka

kondisi DAS diasumsikan lebih baik dari DAS yang rata-rata pendapatan

per kapitanya lebih rendah.

4. Kriteria Kelembagaan DAS

Pengelolaan DAS melibatkan stakeholders yang banyak, multi

sektor, dan lintas wilayah administratif. Kriteria kelembagaan yang ada di

DAS didekati dengan indikator keberdayaan lembaga masyarakat lokal

(adat), ketergantungan masyarakat kepada pemerintah, KISS (koordinasi,

integrasi, sinkronisasi dan sinergi) dan keberadaan usaha bersama.

Page 152: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

VII – 16

Dalam analisis kelembagaan pengengelolaan DAS yang perlu

dilakukan adalah mengidentifikasi lembaga-lembaga/instansi yang terlibat

dalam pengelonaan DAS serta tugas pokok dan fungsiya masing-masing

termasuk lembaga lokal yang ada di DAS. Jika lembaga lokal berperan

dalam pelestarian sumberdaya alam di DAS, maka kinerja DAS bisa baik

sedangkan jika tidak berperan, maka kondisi DAS bisa buruk.

Indikator ketergantungan masyarakat pada pemerintah dilakukan

dengan menganalisis dan mengidentifikasi lembaga-lembaga/instansi

yang terlibat dalam pengelolaan DAS serta fungsinya masing-masing

termasuk lembaga lokal yang ada di DAS. Tinggi rendahnya intervensi

pemerintah dalam kegiatan pengelolaan DAS, terutama rehabilitasi hutan

dan lahan, konservasi tanah dan air bisa mencerminkan kemandirian

masyarakat dalam pelestarian DAS. Semakin tinggi ketergantungan

masyarakat terhadap intervensi pemerintah berarti masyarakat masih

banyak memerlukan intervensi pemerintah dengan demikian diasumsikan

bahwa DAS tersebut kondisinya masih tidak sehat.

Standar evaluasi indikator-indikator koordinasi, integrasi,

sinkronisasi, dan sinergi (KISS) dilakukan dengan menganalisis dan

mengidentifikasi berapa banyak konflik para pihak yang berkepentingan

dalam pemanfaatan sumberdaya alam yang ada di DAS. Jika tingkat

konflik rendah, maka bisa dikatakan kegiatan dari masing-masing lembaga

(sesuai perannya) dalam penanganan dan pengelolaan DAS sudah ada

keterpaduan (integrated) dan keserasian yang diharapkan kondisi DAS

lebih sehat, sebaliknya jika konflik antar lembaga yang ada relatif banyak,

Page 153: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

VII – 17

maka keterpaduan dan keserasian kegiatan pengelolaan DAS tidak akan

tercapai, sehingga berpotensi terhadap terjadinya degradasi SDA yang

mengakibatkan kesehatan DAS lebih jelek/menurun.

Indikator Kegiatan Usaha Bersama (KUB) dilakukan dengan

menganalisis perubahan jumlah unit usaha KUB terutama unit usaha yang

berbasis sumberdaya alam dan/atau mendukung pelestarian sumberdaya

alam. Apabila unit usaha KUB bertambah, maka diasumsikan kondisi DAS

semakin baik, sebaliknya apabila berkurang, maka diasumsikan kondisi

DAS semakin buruk.

Selain kriteria utama di atas, bisa ditambahkan kriteria dan indikator

evaluasi sesuai dengan tujuan evaluasi, misalnya untuk evaluasi DAS

prioritas dapat digunakan kriteria tambahan berupa pola ruang wilayah,

besarnya investasi bangunan vital seperti waduk dan bendungan, serta

penerapan norma konservasi sumberdaya alam.

B. Cara Pengukuran dan Penetapan Kriteria

Cara atau metode pengukuran dan penetapan kriteria pemantauan

dan evaluasi dalam Rencana Pengelolaan DAS Terpadu di DAS Kandilo

secara umum antara lain meliputi kriteria dan indikator sebagai berikut:

1). Kriteria Penggunaan Lahan DAS meliputi indikator-indikator Penutupan

oleh Vegetasi, Kesesuaian Penggunaan Lahan, Indeks Erosi dan

Pengelolaan Lahan;

Page 154: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

VII – 18

2). Kriteria Tata Air DAS meliputi indikator-indikator Debit Air Sungai,

Indeks Penggunaan Air, Kandungan Pencemaran (Polutan) dan

Nisbah Hantar Sedimen (SDR);

3). Kriteria Sosial DAS meliputi indikator-indikator Kepedulian Individu,

Partisipasi terhadap Lahan Masyarakat dan Tekanan Penduduk;

4). Kriteria Ekonomi DAS meliputi indikator-indikator Ketergantungan

Penduduk terhadap Lahan, Tingkat Pendapatan, Produktivitas Lahan

dan Jasa Lingkungan;

5). Kriteria Kelembagaan DAS meliputi indikator-indikator Keberdayaan

Lembaga Lokal/Adat, Ketergantungan Masyarakat Kepada

Pemerintah, KISS dan Kegiatan Usaha Bersama.

Kriteria dan indikator-indikator yang bersifat umum seperti tersebut

di atas secara rinci dapat dilihat pada Peraturan Direktur Jenderal

Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial No. P.04/V-SET/2009 tentang

Pedoman Monitoring dan Evaluasi Daerah Aliran Sungai, selanjutnya

dalam Rencana Pengelolaan DAS Terpadu ini juga ditambahkan kriteria

dan indikator khusus yang berkaitan dengan penanganan permasalahan

utama DAS Kandilo manakala tidak bisa diukur dan dianalisis dengan

kriteria dan indikator yang bersifat umum tersebut.

C. Lembaga Monitoring dan Evaluasi

Kegiatan monitoring dan evaluasi (MONEV) merupakan sarana

untuk mengawasi pelaksanaan pengelolaan DAS agar tidak menyimpang

Page 155: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

VII – 19

dari rencana pengelolaan DAS terpadu yang telah disepakati dan

disahkan. Kegiatan MONEV dilaksanakan oleh anggota LK-PDAS yang

memiliki tugas dan fungsi monitoring dan evaluasi DAS seperti BPDAS,

BLH, Balai Pengelolaan Sumberdaya Air dan Dinas Kesehatan. Meskipun

demikian, untuk menjaga objektivitas MONEV, LK-PDAS dapat

bekerjasama dengan lembaga lain yang bersifat independen yang memiliki

kapasitas dan kapabilitas dalam hal tersebut. Hasil MONEV dilaporkan

kepada pemerintah dan lembaga koordinasi untuk dapat digunakan

sebagai bahan masukan dalam mengevaluasi dan memperbaiki rencana

dan pelaksanaan pengelolaan DAS terpadu di masa yang akan datang.

Pengendalian sebagai tindakan pencegahan diperlukan dalam

rangka menjaga tertib penyelenggaraan pengelolaan DAS, sehingga

berbagai penyimpangan dalam setiap tahap penyelenggaraan

pengelolaan DAS dapat dihindari. Dengan demikian, pengendalian tidak

hanya terbatas pada tindakan korektif seperti restorasi, rehabilitasi dan

reklamasi terhadap sumber daya yang telah terdegradasi.

Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan

kewenangannya melakukan pengendalian terhadap pelaksanaan

pengelolaan DAS terpadu, yang dalam pelaksanaannya dibantu oleh

Lembaga Koordinasi Pengelolaan DAS atau forum DAS sebagai wakil

pemangku kepentingan.

Pengendalian kegiatan pengelolaan DAS dilakukan melalui

kegiatan pengawasan dan penertiban yang meliputi aspek administrasi,

Page 156: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

VII – 20

teknis, finansial/pendanaan dan kelembagaan. Pelaksanaan pengendalian

harus berdasarkan prinsip-prinsip transparansi, adil, demokratis dan

akuntabel.

Pengawasan dan penertiban dilakukan terhadap pelaksanaan

kegiatan pengelolaan DAS dalam kawasan budidaya dan kawasan

lindung di bagian hulu dan hilir DAS dengan sasaran institusi/lembaga dan

masyarakat. Kegiatan pengawasan dan penertiban harus terkait langsung

dengan hak dan tanggung-jawab para pihak, serta dapat menghindari

terjadinya sengketa dan memberi sanksi terhadap suatu pelanggaran.

Pengawasan bertujuan untuk mewujudkan kesesuaian rencana

pengelolaan DAS terpadu dengan realisasi pelaksanaan kegiatan masing-

masing sektor pembangunan. Para pejabat menurut kewenangannya

melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan pengelolaan DAS terpadu,

yang dalam pelaksanaannya dibantu oleh lembaga koordinasi atau forum

pengelolaan DAS.

Pengawasan terhadap pelaksanaan pengelolaan DAS

diselenggarakan dalam bentuk pemantauan, evaluasi dan pelaporan.

Pengawasan harus dilaksanakan menurut hirarki penatalaksanaan

(governance) kegiatan dan mengikuti pedoman-pedoman yang terkait

dengan pengelolaan DAS.

Penertiban bertujuan untuk mewujudkan ketertiban pelaksanaan

pengelolaan DAS, dan untuk menegakkan aturan (law enforcement).

Penertiban dilakukan melalui pemeriksaan dan penyelidikan atas

Page 157: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

VII – 21

pelanggaran terhadap pelaksanaan yang menyimpang/tidak sesuai

dengan rencana pengelolaan DAS terpadu dan/atau peraturan

perundangan yang terkait. Penegakan hukum dilakukan oleh instansi

sesuai dengan kewenangannya.

Page 158: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

VIII – 1

VIII. REKOMENDASI

1. Didasarkan atas hasil kajian identifikasi dan inventarisasi prioritas

DAS-DAS yang berada di wilayah Provinsi Kalimantan Timur bahwa

DAS Kandilo termasuk kategori prioritas I untuk penanganannya,

sehingga DAS Kandilo perlu ditangani secara serius guna

menghindari/mengurangi terjadinya degradasi lingkungan, serta

menjaga dan meningkatkan manfaat/fungsinya secara berkelanjutan.

2. Karakteristik kondisi biofisik di DAS Kandilo seperti fisiografi/topografi

bergelombang dan berbukit, jenis tanah relatif peka terhadap erosi,

pola jaringan sungainya dengan limpasan airnya relatif cepat, curah

hujannya relatif tinggi, dan luas penutupan lahan hutannya semakin

berkurang, sebaliknya didominasi oleh pertanian dan perkebunan,

serta semak belukar semakin meluas. Apabila memperhatikan

karakteristik kondisi tersebut, maka dalam pengelolaan sumberdaya

alamnya perlu dikelola secara bijak dan berwawasan lingkungan.

3. Terdapat permasalahan biofisik di DAS Kandilo yang terdiri atas 5

(lima) permasalahan pokok yaitu lahan kritis, sedimentasi, kualitas air,

banjir dan degradasi keanekaragaman hayati, sedangkan permasa-

lahan sosial, ekonomi dan kelembagaan di DAS Kandilo terdiri atas 8

(delapan) permasalahan pokok yaitu tata ruang dan penggunaan

lahan, konflik pemanfaatan sumberdaya alam (SDA) dan lahan,

permasalahan hulu – hilir DAS, ketergantungan penduduk terhadap

Page 159: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

VIII – 2

lahan, pemahaman budaya konservasi yang masih lemah,

kelembagaan, pelibatan masyarakat sekitar dalam dunia usaha, dan

pendanaan. Oleh karena itu, dalam penanganan permasalahan DAS

Kandilo tersebut perlu dilakukan pengelolaan DAS Kandilo secara

terpadu, yang berupa keterpaduan program, rencana dan kegiatan

antar sektor-sektor yang terkait untuk mencapai tujuan dari hasil

kesepatan secara bersama-sama.

4. Dalam upaya untuk menyelesaikan permasalahan di DAS Kandilo

secara menyeluruh, telah dirumuskan program-program utama yang

berkaitan dengan pokok-pokok permasalahannya yang termuat dalam

dokumen Rencana Pengelolaan DAS Kandilo ini, namun demikian

perlu ditindaklanjuti dengan penajaman rencana kerja kegiatan secara

terpadu oleh instansi pemerintahan terkait di lingkungan Pemkab.

Paser dengan melibatkan para pihak terkait lainnya.

5. Sehubungan dengan Rencana Pengelolaan DAS Kandilo ini

merupakan rencana jangka panjang, maka perlu segera ditindaklanjuti

dengan menyusun rencana jangka menengah/jangka pendek dengan

melibatkan para pihak terkait, sehingga upaya penanganan dan

penyelamatan DAS Kandilo dapat segera terwujud.

6. Perlu segera membentuk lembaga pengelola DAS Kandilo, yang

pembentukannya dilakukan oleh Pemkab. Paser melalui hasil

musyawarah dan kesepakatan bersama para pihak terkait seperti

Page 160: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

VIII – 3

BAPPEDA Kab. Paser, BLH Kab. Paser, SKPD-SKPD terkait di

lingkungan Kab. Paser, Forum DAS Kab. Paser, BPDAS Mahakam-

Berau, Forum DAS Prov. Kaltim, instansi dan perusahaan swasta serta

para pihak terkait lainnya, selain itu juga perlu segera dibuat TUPOKSI

dan PERDA yang mengatur tentang Pengelolaan DAS Kandilo secara

terpadu.

7. Pengelolaan DAS Kandilo nantinya diharapkan salah satunya benar-

benar dapat mengakomodasikan kepentingan masyarakat yang

berada di dalam/sekitar DAS Kandilo.

8. Rencana Pengelolaan DAS Kandilo ini nantinya diharapkan dapat dan

mudah diimplementasikan, baik oleh pemerintah maupun masyarakat,

selain itu instansi pemerintah, swasta dan masyarakat yang terkait

diharapkan mampu bekerja sama untuk mewujudkan perlindungan

DAS Kandilo.

9. Rencana Pengelolaan DAS Kandilo yang telah disusun ini perlu

disosialisasikan dan disampaikan (diinformasikan) kepada masyarakat

Kabupaten Paser dan para pihak terkait lainnya yang terkait.

Page 161: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

1

DAFTAR PUSTAKA

Asdak, C., 1995. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gadjah

Mada University Press, Yogyakarta. Hardjowigeno, S., 1987. Ilmu Tanah. Penerbit PT. Mediyatama Sarana

Perkasa, Jakarta. BAPLAN, 2004. Peta Penutupan Lahan Wilayah Propinsi Kalimantan Timur

dengan Klasifikasi dan Nilai Skornya. Departemen Kehutanan RI, Jakarta.

Balai Pengelolaan DAS Mahakam Berau, 2004. Data Lahan Kritis Menurut DAS

dan Sub DAS di Provinsi Kalimantan Timur. Balai Pengelolaan DAS Mahakam Berau, 2008. Laporan Penyusunan Urutan

DAS Prioritas Wilayah Kerja BPDAS Mahakam Berau, Samarinda Balai Pengelolaan DAS Mahakam Berau, 2010. Laporan Inventarisasi dan

Identifikasi Lahan Kritis Wilayah Kerja BPDAS Mahakam Berau Tahun 2010.

Balai Pengelolaan DAS Mahakam Berau, 2011. Laporan Monitoring dan

Evaluasi Kinerja Daerah Aliran Sungai (DAS) kandilo Tahun 2011. Dinas Pekerjaan Umum (PU) dan Kimpraswil Provinsi Kalimantan Timur, 2006.

Laporan Akhir Studi Penyusunan Rating Curve Aliran Sungai Kandilo Kabupaten Pasir. CV. Agro Trimitra Konsultan Samarinda. pp.118.

Hardjowigeno, S., 1987. Ilmu Tanah. Penerbit PT. Mediyatama Sarana

Perkasa, Jakarta. Hardwinarto, S., 2006. Pengaruh Luasan Penutupan Lahan dan Lahan Kritis

terhadap Kondisi Hidroorologis pada 26 DAS di Kalimantan Timur. Journal “Frontir ” Univ. Mulawarman, Samarinda, Des. 2006.

Hardwinarto, S., 2009. Kondisi Biofisik dan Hidroorologi serta Penanganan

DAS-DAS di Kalimantan Timur. Prosiding Lokakarya Upaya Penanganan Daerah Aliran Sungai (DAS) dalam rangka Pengendalian Banjir di Kalimantan Timur, Samarinda 21 Desember 2009.p.62-75

Kabupaten Paser, 2011. Rencana Strategik (Renstra) Dinas Kehutanan,

Pertambangan dan Energi Kabupaten Paser.

Page 162: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

2 Kabupaten Paser, 2011. Rencana Strategik (Renstra) Dinas Bina Marga,

Pengairan dan Tata Ruang Kabupaten Paser. Kabupaten Paser dalam Angka 2012. Kerjasama antara Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah (BAPPEDA) dan Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Paser.

Kalimantan Timur dalam Angka, 2008. Kerjasama antara Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah Provinsi Kalimantan Timur dan Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Timur.

Keputusan Bupati Paser No. 6 Tahun 2012 tentang Pembentukan Forum DAS

Kabupaten Paser. Keputusan Menteri Kehutanan RI No. 52/Kpts-II/2001 tentang Pedoman

Penyelenggaraan Pengelolaan DAS. Keputusan Menteri Kehutanan RI No. 79/Kpts-II/2001 tentang Penunjukan

Kawasan Hutan dan Perairan di Provinsi Kalimantan Timur. Keputusan Menteri Kehutanan RI No. 346/Menhut-V/2005 tentang Kriteria

Penetapan Urutan Prioritas Daerah Aliran Sungai. Jakarta. Keputusan Menteri Kehutanan RI No. S.652/Menhut-V/2006 tentang

Pembentukan Wadah Koordinasi Pengelolaan DAS. Koesnandar, R. T. dan S. Hardwinarto, 2007. Kajian Degradasi Lahan dan Air

di Daerah Aliran Sungai (DAS) Sengata, Kalimantan Timur. Jurnal “Rimba Kalimantan” Fak. Kehutanan UNMUL, Samarinda, Juni 2007.

Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor: P. 39/Menhut-II/2009

Tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Terpadu.

Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor: P. 42/Menhut-II/2009

Tentang Pola Umum, Kriteria dan Standar Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Terpadu.

Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor: P.10/Menhut-II/2011

tentang 6 (enam) Kebijakan Prioritas Bidang Kehutanan dalam Program Pembangunan Nasional Kabinet Indonesia Bersatu II.

Peta Citra Landsat ETM 7+, 2007 dan 2009. Peta Geologi Kalimantan Timur skala 1 : 250.000, 2001. Direktorat Jenderal

Geologi, Departemen Pertambangan dan Energi RI, Bandung.

Page 163: LAPORAN FINAL - sipdas- · PDF filedapat dijadikan panduan, ... serta penanggulangan banjir dan ... Bencana kebakaran hutan dan lahan. a. Reboisasi dan penghijauan. b

3 Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) Kalimantan Timur skala

1 : 250.000, 1999. Peta Rupa Bumi Indonesia skala 1 : 50.000, 1991. Badan Koordinasi Survey

dan Pemetaan Nasional. Rencana Strategis Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2003 – 2008. RePPProT, 1987. Land Systems/Land Suitability. Badan Koordinasi Survey dan

Pemetaan Nasional. Schmidt, F.H. and J.H.A. Ferguson, 1951. Rainfall types based on wet and dry

period ratios for Indonesia with Western New Guinea. Kementerian perhubungan, Djawatan Meteorologi dan Geofisika, Jakarta.

TNC, 2002. Folio Text for Maps and Figures Ilustrating East Kalimantan

Terrestrial Ecoregional Planning Process. The Nature Conservancy, Samarinda.

Voss, F., 1983. Atlas East Kalimantan Transmigration Area Development

Project (TAD). Cooperation between the Republic of Indonesia and the Federal Republic of Germany: Department of Manpower and Transmigration, Jakarta.