Laporan Fieldtrip TPTOA Materia Medica Batu

29
LAPORAN FIELDTRIP PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN OBAT DAN AROMATIK UPT MATERIA MEDICA BATU Disusun oleh : Dyan Kusumaning Ayu (115040200111115) UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS PERTANIAN PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI MALANG 2014

description

Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya Malang

Transcript of Laporan Fieldtrip TPTOA Materia Medica Batu

  • LAPORAN FIELDTRIP

    PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN OBAT DAN AROMATIK

    UPT MATERIA MEDICA BATU

    Disusun oleh :

    Dyan Kusumaning Ayu (115040200111115)

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    FAKULTAS PERTANIAN

    PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

    MALANG

    2014

  • I. PENDAHULUAN

    1.1 Sejarah Materia Medica

    UPT Materia Medica didirikan sejak tahun 1960 oleh almarhum Bapak R.M.Santoso

    yang juga merupakan salah satu pendiri Hortus Medikus Tawang Mangu yang sekarang

    berubah menjadi Balai Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional.

    Berdirinya UPT Materia Medica diawali dari hasil pengamatan beliau bahwa tidak semua

    tanaman obat yang ada di Indonesia dapat dikoleksi pada satu daerah saja. Hal ini disebabkan

    karena adaptasi tanaman terhadap lingkungannya terutama terhadap iklim sangatlah berbeda,

    mengingat bahwa Indonesia secara garis besar terdiri dari tipe iklim basah, daerah sedang

    dan daerah kering, maka kebun Tawang Mangu yang berdiri sejak tahun 1948 merupakan

    daerah iklim sedang sampai basah. Sedangkan untuk tanaman daerah sedang sampai kering

    perlu adanya kebun koleksi lain yang bisa mewakili tipe iklim tersebut.

    Dari hasil pengamatan Beliau karesidenan Malang adalah daerah yang cocok untuk

    didirikan kebun koleksi tanaman obat dari tipe iklim sedang sampai kering. Sebagai realisasi

    dari gagasan beliau itu untuk mendirikan kebun koleksi tanaman obat didaerah sedang dan

    kering di wilayah Batu dan Nongko Jajar, karena waktu itu Nongkojajar adalah daerah yang

    sulit transportasinya, maka ditetapkan Batu sebagi kebun koleksi sampai sekarang dan

    dikenal sebagi Balai Materia Medica Pengelolaan kebun percobaan ini dilakukan oleh

    yayasan Farmasi yang bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Jawa Timur. Sebelum kebun

    percobaan ini jadi, tahun1963 Bapak RM Santoso meninggal dunia.

    Untuk kelangsungan Balai Materia Medica oleh Bapak Dr.Modarso selaku Inspektur

    Kesehatan Jawa Timur ditunjuk Bapak R.Soehendro (Kepala Dinas Perkebunana Rakyat

    Kab. Malang) sebagi pejabat sementara Pimpinan Kebun Balai Materia Medica sampai

    mendapatkan pimpinan yang baru. Tahun 1964 BMM mendapat pimpinan baru yaitu

    Ir.NV.Darmago, beliau diangkat oleh Dinas Kesehatan Jawa Timur sebagi tenaga tetap di

    Kebun Materia

    Medica hingga th 1970. Th 1970 atas permohonan sendiri Ir.NV Darmago meletakan

    jabatannya, kemudian selaku pipmpinan kebun Materia Medica dipegang oleh Ir.Wahyu

    Soeprapto. Pertengahan tahun 1970 terjadi perubahan status dari milik swasta menjadi milik

  • pemerintah yaitu Dinas Kesehatan daerah Tingkat I Jawa Timur Direktorat Farmasi Jawa

    Timur.

    Tahun 2000 hingga April 2005 selaku Pelaksana Teknis Balai Materia Medica Batu

    dipegang oleh Dra.Hj.Siti Hidjrati Arlina. Selanjutnya April 2005 secara definititif BMM

    dipimpin oleh Bapak B.Soegito,SKM.Kes hingga 31 April 2008. Mulai 1 Mei 2008 hingga

    31 Desember untuk sementara kepala BMM dipegang oleh Bu Etty Retno, Apt. (Sebagai

    PLt). Sejak 1 Januari 2009 hingga sekarang yang mejadi kepala UPT Materia Medica

    adalah Drs. Husin RM., Apt, Mkes. Setelah tahun 1978 dengan berfungsinya Direktorat

    Daerah Farmasi Jawa Timur menjadi sub Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM)

    yang sekarang menjadi Badan POM, maka pengelolaan Materia Medica Batu diserahkan

    kepada Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur hingga sekarang.

    1.2 Visi dan Misi

    1) Visi:

    Menjadikan UPT Materia Medica terdepan dalam bidang pengembangan Tanaman

    Obat Asli Indonesia (TOI), khususnya di Jawa Timur dan umumnya di Indonesia

    Timur.

    2) Misi:

    a. Meningkatkan promosi pemanfaatan tanaman obat sebagai bahan baku obat alam

    Indonesia.

    b. Mengembangkan monografi dan standart mutu, baik simplisia maupun ekstrak.

    c. Membantu penyusunan farmakope herbal Indonesia.

    d. Mengembangkan penelitian dasar tanaman obat alam Indonesia.

    e. Memperkokoh jaringan kerjasama antar lembaga penelitian dan industri terkait.

    1.3 Kegiatan di UPT Materia Medica

    Kegiatan Balai Materia Medica antara lain yaitu memberikan informasi tumbuhan obat,

    penyuluhan, perpustakaan, penyediaan bibit, penyediaan simplisia, penyediaan produk

    olahan, rujukan diklat pengelolaan tumbuhan obat, wisata ilmiah tumbuhan obat dan

    penelitian tanaman obat.

  • Cara Pembuatan Jahe Instan

    Peralatan :

    Panci stainlees Blender Pisau dan talenan/tatakan Gelas Ukur Ayakan / saringan Pengaduk kayu Kompor

    Bahan

    kg jahe 1 lbr daun pandan wangi 1 kg gula pasir 800cc air

    Cara Membuat Sari Jahe

    1. Jahe dirajang lebih kecil

    2. Jahe diblender ditambah sedikit air

    3. Lalu diperas, maka jadi sari

    Sari jahe di panasi (hangat

    larut dan diangkat tidak perlu sampai mendidih. Setelah larut disaring kembali. Larutan yang

    telah disaring dipindah pada bejana yang lebih besar dan direbus sambil diaduk terus s

    menjadi kristal/granul dengan api sedang. Proses ini membutuhkan waktu

    yang perlu di perhatikan yaitu

    diendapkan terlebih dahulu dan patinya dibuang.

    Instan

    Pisau dan talenan/tatakan

    daun pandan wangi

    dirajang lebih kecil

    diblender ditambah sedikit air

    3. Lalu diperas, maka jadi sari Jahe lalu diambil 1 liter

    di panasi (hangat-hangat kuku) kemudian ditambahkan gula pasir, aduk sampai

    larut dan diangkat tidak perlu sampai mendidih. Setelah larut disaring kembali. Larutan yang

    telah disaring dipindah pada bejana yang lebih besar dan direbus sambil diaduk terus s

    menjadi kristal/granul dengan api sedang. Proses ini membutuhkan waktu

    yang perlu di perhatikan yaitu jahe memiliki pati, jadi sari jahe yang sudah dibuat untuk

    diendapkan terlebih dahulu dan patinya dibuang.

    hangat kuku) kemudian ditambahkan gula pasir, aduk sampai

    larut dan diangkat tidak perlu sampai mendidih. Setelah larut disaring kembali. Larutan yang

    telah disaring dipindah pada bejana yang lebih besar dan direbus sambil diaduk terus sampai

    30 menit. Hal

    yang sudah dibuat untuk

  • II. TUJUAN

    2.1 Tujuan Sentra Tanaman Obat (STO) UPT Materia Medica

    2.1.1 Tujuan Umum

    Membangun STO dalam skala regional dan sebagai alat dan sarana untuk

    memperkenalkan dan menggalakkan budi daya serta penggunaan tanaman obat asli

    Indonesia untuk tujuan pemeliharaan kesehatan dan peningkatan perekonomian

    masyarakat.

    2.1.2 Tujuan Khusus

    Membangun sarana untuk percontohan dan penelitian tanaman obat asli Indonesia,

    menyediakan sarana pendidikan dan pelatihan di bidang obat bahan alam serta

    pengembangan wisata TOGA

    2.2 Fungsi STO UPT MATERIA MEDIKA

    Pembangunan Sentra Tanaman Obat UPT MATERIA MEDIKA dirancang untuk dapat

    berfungsi sebagai :

    1. Museum dan etalase tanaman obat Indonesia, seperti tanaman obat yang hampir punah

    atau langka, tanaman obat yang telah dilakukan penelitian secara ilmiah terbukti

    khasiatnya

    2. Sarana untuk melakukan applied research seperti penelitian budidaya tanaman obat

    baik secara in-situ atau ex-situ sehingga dapat menghasilkan tanaman obat dengan

    mutu, khasiat dan keamanan yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah,

    penelitian budidaya tanaman obat yang terbukti kemanfaatannya dan tanaman obat

    tersebut mempunyai nilai ekonomi yang tinggi,

    3. Tempat dan alat untuk melaksanakan kegiatan pendidikan dan pelatihan di bidang obat

    bahan alam seperti pelatihan budi daya tanaman obat bagi calon pelatih di Daerah,

    produsen/petani tanaman obat dan pihak lain yang berminat, pelatihan teknologi

    ekstraksi, meracik, dan sebagainya,

    4. Sarana dan alat dalam rangka untuk memperkenalkan, memotivasi dan menumbuhkan

    minat di kalangan pelajar, mahasiswa dan masyarakat umum, sehingga pada tahap

    selanjutnya yang bersangkutan dapat ikut secara proaktif melakukan budidaya dan

    pemanfaatan tanaman obat Indonesia,

  • 5. Penyediaan informasi mengenai tanaman obat

    6. Sarana promosi dan wisata TOGA Indonesia

    2.3 Tujuan Fieldtrip

    Adapun tujuan dilakukannya fieldtrip TPTOA ke UPT Materia Medica Batu antara lain,

    1. Untuk mengetahui dan mengenal tanaman obat asli Indonesia

    2. Untuk mengetahui keragaman tanaman obat asli Indonesia

    3. Untuk mengetahui manfaat dan khasiat tanaman obat asli Indonesia

    4. Untuk mengetahui pengolahan simplisia

  • III. PEMBAHASAN

    3.1 Deskripsi dan Klasifikasi Tanaman Obat yang ada di Materia Medika

    1. Cakar Ayam (Selaginella doederleinii)

    Kingdom : Plantae

    Divisi : Pteridophyta

    Kelas : Lycopodiinae

    Ordo : Selaginellales

    Famili : Selaginellaceae

    Genus : Selaginella

    Spesies : Selaginella doederleinii Hieron (Hutapea, 1999).

    Batang tegak, tinggi 15-35 cm, akar keluar pada percabangan. Daunnya

    kecil-kecil, panjang 4-5 mm lebar 2 mm, bentuk jorong, ujung meruncing, pangkal

    rata, warna daun bagian atas hijau tua, bagian bawah hijau muda. Daun tersusun di

    kiri kanan batang induk sampai ke percabangannya yang menyerupai cakar ayam

    dengan sisik-sisiknya (Dalimartha, 1999). Cakar Ayam mempunyai habitus terna,

    merayap, sedikit tegak. Batang bulat, liat, bercabang-cabang menggarpu, tanpa

    pertumbuhan sekunder dan putih kecoklatan. Daun tunggal, tersusun dalam garis

    sepanjang batang, berhadapan, panjang 1-2 mm, halus dan hijau. Spora 28 berupa

    sporangium tereduksi diketiak daun dan berwarna putih. Akar serabut, muncul dari

    batang yang berdaun dan berwarna coklat kehitaman (Hutapea, 1999).

  • S. doederleinii Hieron. tumbuh liar di tepi-tepi sungai, batu-batuan basah

    dan di dinding tebing yang basah, dari ketinggian 400-750 meter diatas permukaan

    laut (Hutapea, 1999).

    2. Kesumba Keling (Bixa orellana L.)

    Kingdom : Plantae

    Divisi : Magnoliophyta

    Kelas : Magnoliopsida

    Ordo : Violales

    Famili : Bixaceae

    Genus : Bixa

    Spesies : Bixa orellana L.

    Tumbuhan kesumba keling perdu tegak atau pohon kecil dengan tinggi 2-8

    m. Daun tunggal bertangkai panjang dan besar. Helaian daun berbentuk bulat telur.

    Ujung runcing pangkal rata berbentuk jantung tepi rata. Pertulangan menyirip

    panjang 8-20 cm, lebar 5-12 cm berwarna hijau dan berbintik merah. Berbunga

    majemuk berwarna merah muda atau putih diameter 4-6 cm. Buah seperti rambutan,

    tertutup rambut singkat, berwarna hijau saat muda dan merah tua setelah masak,

    pipih, panjang 2-4 cm berisi biji kecil berwarna merah.

    Tumbuhan ini dapat hidup dengan baik di tempat-tempat yang terbuka dan

    terkena sinar matahari secara langsung. Kesumba keling berasal dari Amerika tropis

    tumbuhan ini banyak ditanam di tepi jalan, pagar dan tumbuh liar di hutan dari

    ketinggian 11.200 m di atas permukaan laut. (Dalimartha, 1999).

  • 3. Andong Merah (Cordyline fruticosa)

    Tumbuhan Andong memiliki sistematika sebagai berikut (Depkes, 2001):

    Kingdom : Plantae

    Divisi : Spermatophyta

    Kelas : Monocotyledoneae

    Bangsa : Liliales

    Suku : Liliaceae

    Marga : Cordyline

    Jenis : Cordyline fruticosa Goepp

    Tanaman andong merah termasuk perdu tegak dengan tinggi 2-4 m, jarang

    bercabang, batang bulat, keras, bekas daun rontok berbentuk cincin. Daun tunggal

    dengan warna hijau ada juga yang berwarna merah kecoklatan. Letak daun tersebar

    pada batang, terutama berkumpul di ujung batang. Helaian dan panjang berbentuk

    lanset dengan panjang 2060 cm dan lebar 5-13 cm. Ujung dan pangkalnya

    runcing, tepi rata, pertulangan menyirip dan tangkai daunnya berbentuk talang.

    (Dalimartha,1999).

    Tanaman andong biasa di tanam sebagai tanaman hias di pekarangan,

    taman atau kuburan, dipakai sebagai tanaman pagar atau pembatas di perkebunan

    teh. Andong berasal dari Asia Timur dan biasa di temukan dari dataran rendah

    sampai ketinggian 1.900 m dpl (Dalimartha, 2006).

  • 4. Rumput Putih (Chlorophytum comosum)

    Kingdom : Plantae

    Divisi : Spermatophyta

    Kelas : Monocotyledoneae

    Bangsa : Bromeliales

    Suku : Liliaceae

    Marga : Chlorophytum

    Jenis : Chlorophytum comosum Goepp

    Tanaman ini mudah ditanam, mudah tumbuh. Itulah kesan orang terhadap

    tanaman lily paris/ rumput putih. Makanya, ia cukup populer. Tanaman ini memiliki

    akar lunak yang "nongol" keluar memanjang. Bentuk akar mirip kawat, di ujungnya

    keluar "tanaman kecil" menyerupai induknya. Pada suatu saat, pada tanaman kecil

    itu muncul bunga kecil-kecil berwarna putih. Bila akar menyentuh tanah, maka ia

    akan tumbuh menjadi tanaman baru. Namun, bila akar yang menggantung itu tidak

    menyentuh tanah, ia akan tumbuh memanjang lagi. Lalu, lagi-lagi akan muncul

    "tanaman kecil" baru. Demikian seterusnya, akar itu sambung-menyambung hingga

    panjangnya mencapai 30 cm.

    Penampilan akar-akar yang memanjang tersebut mirip laba-laba yang

    berayun di benangnya. Itulah sebabnya, lily paris juga dikenal dengan nama

    "tanaman laba-laba" atau spider plant. Tanaman lily paris (Chlorophytum comosum)

    termasuk keluarga Liliaceae. Sebagaimana tanaman rumput-rumputan lain, lily

    paris memiliki daun melengkung mirip pita. Panjangnya bervariasi antara 10 - 40

    cm, dengan lebar 1,5 - 2,5 cm. (Plantamor1, 2014)

  • 5. Kayu Manis (Cinnamomum burmannii)

    Kingdom : Plantae

    Divisi : Magnoliophyta

    Kelas : Magnoliopsida

    Ordo : Laurales

    Famili : Lauraceae

    Genus : Cinnamomum

    Spesies : Cinnamomum burmannii

    Tanaman herbal kayu manis ini, ketinggiannya bisa mencapai 15 m, dan

    diameter batangnya mencapai 30 cm. Tanaman ini bisa tumbuh didaerah antara

    1000 hingga 1500 meter diatas permukaan laut. Tanaman herbal ini bisa ditemukan

    dihutan, dan biasanya daunnya rimbun. Tanaman ini banyak digunakan untuk

    menambah citarasa suatu masakan dan juga menambah aroma suatu makanan, dan

    juga sebagai bahan yabg diguna. Kayu manis ini termasuk golongan pohon

    penghasil rempah-rempah. Tanaman kayu manis ini termasuk bumbu tertua, bahkan

    sudah digunakan oleh bangsa mesir kuno sekitar 5000 tahun yang lalu. Kayu manis

    ini secara tradisional juga digunakan sebagai ramuan obat herbal,dengan ditambah

    madu misalnya untuk pengobatan radang sendi, Jantung, sakit kulit dan bisa

    digunakan juga bagi yang menderita perut kembung. (Anonymous1, 2014)

  • 6. Kicongcorang (Desmodium triquetrum)

    Kingdom : Plantae

    Divisi : Magnoliophyta

    Kelas : Magnoliopsida

    Ordo : Fabales

    Famili : Fabaceae

    Genus : Desmodium

    Spesies : Desmodium triquetrum DC.

    Ki congcorang dapat ditemukan dari dataran rendah sampai 1.500 m dpl,

    tumbuh liar di tempat terbuka dengan cahay matahari yang cukup atau sedikit

    naungan, serta tidak begitu kering. Perdu menahun, tumbuh tegak atau menanjak,

    tinggi 0,5 3 m, dengan kaki yang berkayu. Batang bulat, beruas, permukaan kasar,

    percabangan simpodial, diameter 2 cm, cokelat. Daun tunggal, berseling, berdaun

    penumpu, tangkai daun bersayaplebar. Helaian daun lanset, ujung meruncing,

    pangkal rata, tepi rata, pertulangan menyirip, panjang 10-20 cm, lebar 1,5-2 cm,

    masih muda cokelat, setelah tua hijau. Bunga majemuk, malai, keluar dari ujung

    batang, mahkota berbentuk kupu-kupu warnanya putih keunguan, berambut

    halus,pagkal berlekatan. Buah polong, panjang 2,5-3,5 cm, lebar 4-6 mm, berambut,

    berisi 4-8 biji, masih muda hijau, setelah tua cokelat. Biji kecil, bentuk ginjal,

    warnanya cokelat muda. Perbanyakan dengan biji. (Anonymous2, 2014)

  • 7. Daun Dolar (Ficus pumila)

    Kingdom : Plantae

    Divisi : Magnoliophyta

    Kelas : Magnoliopsida

    Ordo : Urticales

    Famili : Moraceae

    Genus : Ficus

    Spesies : Ficus pumila L.

    Tanaman dolar memiliki keindahan pada daunnya yang tebal, berwarna

    hijau tua dengan permukaan yang mengkilap. Daun tumbuh sejajar di sepanjang

    batangnya, berbentuk simetris dan mengandung banyak air. Selain keindahan pada

    daun tanaman dolar juga memiliki keindahan lain yakni berupa pangkal batangnya

    yang dapat tumbuh membesar sehingga membentuk bonggol yang unik dan terlihat

    kokoh.

    Habitus semak, epifit, panjang 2-5 m. Batang merayap atau memanjat

    berkayu, bulat, bercabang banyak, coklat. Daun tunggal, berseling, lonjong, tepi

    rata, ujung runcing, pangkal runcing, panjang 5-15 cm, lebar 2-7 cm, pertulangan

    menyirip, permukaan kasar, hijau. Bunga tunggal, berumah satu, bunga betina

    terletak di bawah, duduk di atas bakal buah, bunga jantan terletak di atas, putih.

    Buah bentuk gasing, garis tengah 2,5-6 cm, hijau. Biji bulat, kecil, coklat. Akar

    serabut, tersebar di batang, coklat. (Anonymous3, 2014)

  • 8. Zodia (Evodia suaveolens)

    Untuk klasifikasi tanaman Zodia menurut sistem klasifikasi dari Cronquist (1981)

    adalah sebagai berikut :

    Divisi : Magnoliophyta

    Clas : Magnoliopsida

    Ordo : Sapindales

    Famili : Rutaceae

    Genus : Evodia

    Spesies : Evodia suaveolens Scheff

    Tanaman perdu ini berasal dari famili Rutaceae, sehingga mampu

    mencapai ketinggian 2 meter. Tinggi tanaman 0,3-2 m dan mempunyai bentuk daun

    runcing (lancet), tepi daun bergelombang (undulate) dan runcing (acutus) pada

    ujung dan pangkal daun (Backer, 1911). Panjang daun dewasa 20-30 cm. Daunnya

    cantik sekali, hijau agak kekuningan, pipih panjang tapi lentur, dan menyejukkan

    mata yang memandang (Harjanto, 2004).

    Bunga pada tanaman Zodia bersifat hermafrodit dan mempunyai warna

    putih agak kekuning-kuningan. Dan bungainilah yang memancarkan aroma harum

    yang dibenci nyamuk. Di Jawa seringkali tanaman ini digunakan sebagai tanaman

    hias di kebun atau di taman. Karena bentuk Zodia cukup menarik inilah sehingga

    banyak digunakan sebagai tanaman hias (Dinata, 2005).

    Zodia berasal dari Papua, namun saat ini sudah banyak tumbuh di Pulau

    Jawa. Tanaman ini tumbuh baik di ketinggian 400-1.000 m dpl (Dinata, 2005).

  • 9. Remek Daging (Excoecaria cochinchinensis)

    Kingdom : Plantae

    Divisi : Magnoliophyta

    Kelas : Magnoliopsida

    Ordo : Euphorbiales

    Famili : Euphorbiaceae

    Genus : Excoecaria

    Spesies : Excoecaria cochinchinensis Lour.

    Tumbuhan perdu, berumur panjang (perenial), tinggi 0,5 - 1,5 m. Akar

    tunggang. Batang berkayu, silindris, tegak, percabangan banyak, ke atas atau

    mendatar. Daun tunggal, bertangkai, tersusun berhadapan, warna atas hijau tua -

    bawah merah gelap, bentuk jorong hingga lanset, panjang 4 - 15 cm, lebar 1,5 - 4

    cm, helaian daun tipis tegar, ujung dan pangkal runcing, tepi bergerigi halus,

    pertulangan menyirip (pinnate), permukaan atas mengkilat, permukaan bawah

    halus, tidak pernah meluruh Bunga tunggal, muncul di sebelah ketiak daun,

    mahkota berwarna putih Buah bulat, panjang +/- 1 cm, warna merah, terdiri dari

    tiga keping yang menyatu Perbanyaan Generatif (biji) dan vegetatif (cangkok, stek

    batang). (Plantamor2, 2014)

  • 10. Kesemek (Diospyros kaki)

    Kerajaan : Plantae

    Divisi : Magnoliophyta

    Kelas : Magnoliopsida

    Ordo : Ericales

    Famili : Ebenaceae

    Genus : Diospyros

    Spesies : Diospyros kaki

    Pohon kesemek berukuran kecil sampai sedang, 15 m atau kurang, dioesis

    (dioecious, berumah dua) dan kadang-kadang monoesis, berbatang pendek dan

    bengkok-bengkok, banyak cabang, serta menggugurkan daun.

    Daun dalam dua deret, tersusun berseling, bertangkai pendek lk. 3 cm,

    bundar, bundar telur sampai jorong, 2,5-15 5-25 cm, hijau kuning berkilap.

    Bunga jantan dalam malai pendek berisi 3-5 kuntum, bunga betina soliter,

    di ketiak daun, berbilangan 4. Buah buni berbentuk gepeng membulat dan bersegi

    empat, hijau kekuning-kuningan sampai merah, dengan daun kelopak yang tidak

    rontok.kesemek sekarang sudah sulit dijumpai atau hampir punah. (Verheij et all,

    1997)

  • 11. Ginje (Thevetia peruviana)

    Kingdom : Plantae

    Divisi : Magnoliophyta

    Kelas : Magnoliopsida

    Ordo : Gentianales

    Famili : Apocynaceae

    Genus : Thevetia

    Spesies : Thevetia peruviana (Pers.) K.Schum

    Tanaman semak, semusim, tinggi lebih kurang 1,7 meter. Batang berkayu,

    beralur, beruas, bercabang, warna hijau. Daun tunggal, bentuk menjari, tepi

    bergerigi, pangkal dan ujung runcing, panjang 4-12 cm, lebar 5-14 cm, warna hijau.

    Bunga majemuk, bentuk malai, mahkota bentuk ginjal, warna kuning kemerahan.

    Buah kotak, beruang dua sampai empat, diameter lebih kurang 7,5 mm, warna

    cokelat kehitaman. Habitatnya tumbuh liar di ladang dan sebagai tanaman hias pada

    daerah kering di dataran rendah sampai 900 m dpl. Bagian tanaman yang digunakan

    adalah daun. Nama simplesianya Thevetiae nerifoliae Semen. (Anonymous3, 2014)

  • 12. Temulawak (Curcuma xanthorrhiza)

    Kingdom : PlantaeDivisi : MagnoliophytaClass : LiliopsidaOrdo : ZingiberalesFamily : ZingiberaceaeGenus : CurcumaSpecies : Curcuma xanthorrhiza Roxb.

    Terna berbatang semu dengan tinggi hingga lebih dari 1 m tetapi kurang

    dari 2 m. Batang semu merupakan bagian dari pelepah daun yang tegak dan saling

    bertumpang tindih, warnanya hijau atau coklat gelap. Rimpang terbentuk dengan

    sempurna dan bercabang kuat, berukuran besar, bercabang-cabang, dan berwarna

    cokelat kemerahan, kuning tua atau berwarna hijau gelap. Tiap tunas dari rimpang

    membentuk daun 2 9 helai dengan bentuk bundar memanjang sampai bangun

    lanset, warna daun hijau atau coklat keunguan terang sampai gelap, panjang daun

    31 cm 84 cm dan lebar 10 cm 18 cm, panjang tangkai daun termasuk helaian 43

    cm 80 cm, pada setiap helaian dihubungkan dengan pelepah dan tangkai daun

    agak panjang. Bunganya berwarna kuning tua, berbentuk unik dan bergerombol

    yakni perbungaan lateral, tangkai ramping dan sisik berbentuk garis, panjang

    tangkai 9cm 23cm dan lebar 4cm 6cm, berdaun pelindung banyak yang

    panjangnya melebihi atau sebanding dengan mahkota bunga. Kelopak bunga

    berwarna putih berbulu, panjang 8mm 13mm, mahkota bunga berbentuk tabung

    dengan panjang keseluruhan 4.5cm, helaian bunga berbentuk bundar memanjang

    berwarna putih dengan ujung yang berwarna merah dadu atau merah, panjang

    1.25cm 2cm dan lebar 1cm, sedangkan daging rimpangnya berwarna jingga tua

    atau kecokelatan, beraroma tajam yang menyengat dan rasanya pahit. (Rukmana,

    2004)

  • 13. Kumis Kucing (Orthosiphon stamineus)

    Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

    Divisi :Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

    Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

    Ordo : Lamiales

    Famili : Lamiaceae

    Genus : Orthosiphon

    Spesies : Orthosiphon stamineus Benth.

    Tanaman terna yang tumbuh tegak, pada buku-bukunya berakar tetapi

    tidak tampak nyata, tinggi tanaman sampai 2m. Batang bersegi empat agak beralur.

    Helai daun berbentuk bundar telur lonjong, lanset, lancip atau tumpul pada bagian

    ujungnya, ukuran daun panjang 1 10cm dan lebarnya 7.5mm 1.5cm, urat daun

    sepanjang pinggir berbulu tipis atau gundul, dimana kedua permukaan berbintik-

    bintik karena adanya kelenjar yang jumlahnya sangat banyak, panjang tangkai daun

    7 29cm. Kelopak bunga berkelenjar, urat dan pangkal berbulu pendek dan jarang

    sedangkan di bagian yang paling atas gundul. Bunga bibir, mahkota berwarna ungu

    pucat atau putih, dengan ukuran panjang 13 27mm, di bagian atas ditutupi oleh

    bulu pendek yang berwarna ungu atau putih, panjang tabung 10 18mm, panjang

    bibir 4.5 10mm, helai bunga tumpul, bundar. Benang sari ukurannya lebih

    panjang dari tabung bunga dan melebihi bibir bunga bagian atas. Buah geluk

    berwarna coklat gelap, panjang 1.75 2mm. Hingga saat ini, sentra penanaman

    kumis kucing banyak terdapat di Pulau Jawa. Baik di dataran rendah maupun

    dataran tinggi. (Rukmana, 2004)

  • 14. Cemara Norfolk (Araucaria heteropylla)

    Kingdom : Plantae

    Divisi : Spermatophyta

    Kelas : Coniferae

    Bangsa : Araucariales

    Famili : Araucariaceae

    Genus : Araucaria

    Spesies : Araucaria heteropylla (Salisb.) Franco.

    Cemara Norfolk atau dalam bahasa Latin dikenal dengan nama Araucaria

    heteropylla (Salisb.) Franco., termasuk famili Araucariaceae; berasal dari kepulauan

    Norfolk, New Zealand. Di Indonesia tanaman ini dikenal dengan nama Cemara

    Norfolk .

    Cemara Norfolk termasuk jenis tanaman pohon besar, ketinggiannya dapat

    mencapai 60 meter. Pada tanaman yang muda, susunan cabang-cabang dan ranting-

    rantingnya teratur rapi. Cabang-cabang dan ranting-ranting menyerupai daun,

    berbentuk seperti jarum-jarum yang tumpul. Bunganya memiliki benang sari

    banyak. Buahnya berbentuk runjung, buah yang sudah besar dapat berdiameter 10-

    13 cm (Suryowinoto, 1997).

  • 15. Daun Ungu (Graptophylum pictum)

    Kingdom : Plantae

    Divisi : Magnoliophyta

    Kelas : Magnoliopsida

    Ordo : Scrophulariales

    Famili : Acanthaceae

    Genus : Graptophylum

    Spesies : Graptophylum pictum Griff

    Tumbuhan perdu, berumur menahun (perenial), tinggi +/- 2 m. Akar

    tunggang. Batang aerial, berkayu, silindris, tegak, warna ungu kehijauan, bagian

    dalam solid, permukaan licin, percabangan simpodial (batang utama tidak tampak

    jelas), arah cabang miring ke atas.. Daun tunggal, tersusun berhadapan (folia

    oposita), warna ungu tua, panjang 15 - 25 cm, lebar 5 - 11 cm, helaian daun tipis

    tegar, bentuk bulat telur, ujung runcing, pangkal meruncing (acuminatus), tepi rata,

    pertulangan menyirip (pinnate), permukaan mengkilat (nitidus). Bunga majemuk,

    muncul dari ujung batang (terminalis). Buah kotak sejati (capsula), lonjong, warna

    ungu kecoklatan, bentuk biji bulat - berwarna putih. (Abidzar, 2014)

    3.2 Fungsi dan Prospek Tanaman Obat dan Aroma yang ada di Materia Medika1. Cakar Ayam

    Tanaman S. doederleinii Hieron. dilaporkan mengandung alkaloid,

    saponin dan phytosterol (Dalimarta, 1999). Ekstrak etanolik Selaginella

    doederleinii Hieron. dilaporkan mengandung lima komponen lignans yaitu (-)-

  • lirioresinol A, (-)-lirioresinol B, (+)-wikstromol, (-)-nortracheloside, (+)-

    matairesinol. Selain itu juga mengandung dua komponen fenilpropanon yaitu 3-

    hidroksi-1-(3-metoksi-4-hidroksifenil)-propan-1-on, 3-hydroksi-1-(3,5-dimetoksi-

    4hidroksifenil)-propan-1-on dan empat biflavonoid yaitu amentoflavone, 7,7-di-O-

    metilamentoflavone,7,4,7,4-tetra ometilamento flavone, dan hevea flavone (Lin et al., 1994).

    Tanaman ini berkhasiat untuk menghilangkan panas dan lembab,

    melancarkan aliran darah, antitoksik, antineoplasma, penghenti pendarahan

    (hemostatis) dan menghilangkan bengkak. Selain itu Selaginella doederleinii

    Hieron juga berkhasiat untuk mengatasi batuk, infeksi saluran nafas, radang paru,

    hepatitis, diare, keputihan, tulang patah, pendarahan dan kanker (Dalimarta, 1999).

    2. Kesumba Keling

    Kandungan kimia tanaman kesumba keling, terutama batang dan daunnya

    mengandung tanin, kalsium oksalat, saponin, dan lemak. Daun dan akar

    mengandung orellin, glukosida, zat samak dan damar sedangkan biji kesumba

    keling mengandung tanin, steroid/terpenoid, flavonoid dan zat warna

    bixin/norbixin. Kulit biji juga mengandung karotenoid yang memberi warna merah

    (Dalimartha, 1999)

    Daun kesumba keling digunakan untuk pengobatan yaitu sebagai disentri,

    diare, bengkak air (udem), perut kembung, masuk angin, sakit kuning, perdarahan,

    dan kurang nafsu makan. Kulit batang dan kulit akar digunakan untuk mengatasi

    demam dan influenza. Daging buah digunakan untuk mengatasi nyeri lambung

    (gastritis). Dan bubuk dari kulit biji kesumba keling digunakan untuk pengobatan

    cacingan, antidote pada keracunan singkong dan jarak pagar (Jatropa curcas).

    3. Andong Merah

    Tanaman andong (Cordyline fruticosa. Goepp) mengandung saponin,

    tannin, flavonoida, polifenol, steroida, polisakarida, kalsium oksalat dan zat besi

    (Dalimartha, 2006).

    Berkhasiat sebagai menghentikan perdarahan (hemostatis) dan

    meghancurkan darah beku pada memar. (Dalimartha, 2006). Daun Andong

    berkhasiat sebagai obat luka dan wasir (Depkes, 2001).

  • 4. Rumput Putih

    Umbi Chlorophytum comosum berkhasiat untuk penyegar badan atau digunakan

    sebagai tonik penyegar badan. Untuk penyegar badan dipakai 25 gram umbi segar

    Chlorophytum comosum, dicuci, ditumbuk halus lalu diperas dan disaring. Hasil

    saringan diminum sekaligus.

    Daun dan akar Chlorophytum comosum mengandung saponin, disamping itu

    akarnya juga mengandung polifenol.

    5. Kayu Manis

    Tanaman kayu manis ini memiliki berbagai kandungan kimia yaitu

    minyak atsiri eugenol, sinamaldehyde, tanin, kalsium oksalat, damar dan zat samak.

    Selain untuk menambah citarasa masakan, juga pada pembuatan kue baik untuk

    aroma maupun rasa kayu manis juga dimanfaatkan sebagai obat herbal. Adapun

    pemanfaatannya diantaranya adalah sebagai berikut, pengobatan diabetes mellitus,

    asam urat, maag, sakit kepala, perut kembung, masuk angin dan diare.

    (Anonymous1, 2014)

    6. Kicongcorang

    Daun tumbuhan ini mengandung tannin, alkaloida hipaforin, trigonelin,

    bahan penyamak, asam silikat dan K2O. Buahnya mengandung mengandung

    saponin dan flavonoida sedangkan akar mengandung saponin, flavonoida dan

    tannin.

    Mencegah pingsan, demam, salesma,disentri,wasir, radang amandel,

    gondongan,scleroderma,lelehan nanah, radang ginjal akut, sembab, radang usus,

    muntah pada kehamilan,infeksi cacing tambang, keputihan akibat trichomonas,

    sakit kuning, TBC tulang dan kelenjar limfa, multiple abses. (Anonymous2, 2014)

    7. Daun Dolar

    Daun Ficus pimula mengandung flavonoida dan polifenol. Batang dan daun Ficus

    pumila berkhasiat sebagai obat sakit mencret, ambeien dan pegal-pegal.

    (Anonymous3, 2014)

    8. Zodia

    Menurut pendapat beberapa orang (Kardinan, 2003), tanaman ini bisa

    digunakan untuk mengusir nyamuk, baik di dalam ruangan maupun di pekarangan.

  • Oleh masyarakat Papua, tanaman ini sudah lama digunakan sebagai penghalau

    serangga, khususnya nyamuk. Kenyataan ini juga diperkuat dari beberapa literatur

    yang menyebutkan bahwa tanaman ini menghasilkan aroma yang cukup tajam yang

    diduga disebabkan oleh kandungan evodiaminedan rutaecarpine sehingga tidak

    disukai serangga.

    Daun Zodia yang terasa pahit, kadang-kadang digunakan sebagai obat

    tradisional, antara lain sebagai tonik untuk menambah stamina tubuh, sementara

    rebusan kulit batangnya bermanfaat sebagai pereda demam malaria. Daun Zodia

    dapat disuling untuk menghasilkan minyak atsiri (essential oil)yang mengandung

    bahan aktif (komponen utama) evodiaminedan rutaecarpine. Diduga, kedua bahan

    aktif inilah yang membuat nyamuk tidak menyukai tanaman ini.

    Menurut Kardinan (2004), daun Zodia mampu menghalau nyamuk selama

    6 jam, dengan daya halau (daya proteksi) sebesar lebih dari 70 persen. Selain efektif

    mengusir nyamuk, belakangan ini para ilmuwan menemukan khasiat lain dari

    Zodia, misalnya penyembuh sakit kepala, disentri dan pembunuh sel kanker.

    Bunganya pun dapat dijadikan obat gosok untuk mengobati masuk angin.

    9. Remek Daging

    Sambung darah mengandung beragam senyawa kimia seperti natrium, kalsium,

    flavonoid, dan polifenol. Batang tanaman mengandung saponin dan tanin.

    Sementara tanin, asam silikat, tanin dan glikosida terdapat didaun. Efek farmologi

    sambang darah berupa rasa kelat, astrigen, anti diare, diuretik, dan menggumpalkan

    darah pada luka. Daun dan seluruh bagian tanaman dapat dimanfaatkan sebagai

    bahan baku obat yaitu, diare, disentri, batu ginjal, sakit kulit dan luka. (Plantamor2,

    2014)

    10. Kesemek

    Kesemek yang matang berwarna antara jingga kekuningan sampai

    kemerahan dan berdiameter antara 2-8 cm. Buah ini dapat dimakan langsung dalam

    keadaan segar setelah diolesi dengan air kapur dan diperam, agar rasa sepatnya

    hilang. Buah juga dapat dikeringkan atau diolah menjadi selai, agar-agar, es krim

    dan lain-lain. Buah kesemek segar mengandung 19,6% karbohidrat, terutama

    fruktosa dan glukosa, 0,7% protein, vitamin A dan kalium.

  • Buah kesemek yang muda mengandung zat tanin yang dinamai tanin-kaki,

    yang menimbulkan rasa sepat pada buah. Zat ini akan berkurang bersama dengan

    masaknya buah. Tanin-kaki dimanfaatkan untuk mengawetkan berbagai kerajinan

    tangan, membantu produksi arak-beras di Jepang, serta bahan pengobatan penyakit

    hipertensi. (Verheij et all, 1997)

    11. Ginje

    Kandungan kimia dari ginje antara lain, Tevetiana (alkaloid gigitalis);

    Nerifolin; Perufosida; Rufosida; Minyak lemak, yang berkhasiat untuk Tonika;

    Diuretik; Anti bengkak. Dalam pengobatan Alternatif Herbal

    Gagal jantung, Membunuh serangga, Radang di pinggir kuku (Paronychia),

    Penurun panas, Demam berkala, Pencahar, Pendorong muntah. (Anonymous3,

    2014)

    12. Temulawak

    Kandungan utama rimpang temulawak adalah protein, karbohidrat, dan

    minyak atsiri yang terdiri atas kamfer, glukosida, turmerol, dan kurkumin.

    Kurkumin bermanfaat sebagai anti inflamasi (anti radang) dan anti hepototoksik

    (anti keracunan empedu).

    Temu lawak memiliki efek farmakologi yaitu, hepatoprotektor (mencegah

    penyakit hati), menurunkan kadar kolesterol, anti inflamasi (anti radang), laxative

    (pencahar), diuretik (peluruh kencing), dan menghilangkan nyeri sendi. Manfaat

    lainnya yaitu, meningkatkan nafsu makan, melancarkan ASI, dan membersihkan

    darah.

    Selain dimanfaatkan sebagai jamu dan obat, temu lawak juga

    dimanfaatkan sebagai sumber karbohidrat dengan mengambil patinya, kemudian

    diolah menjadi bubur makanan untuk bayi dan orang-orang yang mengalami

    gangguan pencernaan. Di sisi lain, temu lawak juga mengandung senyawa beracun

    yang dapat mengusir nyamuk, karena tumbuhan tersebut menghasilkan minyak

    atsiri yang mengandung linelool, geraniol yaitu golongan fenol yang mempunyai

    daya repellan nyamuk Aedes aegypti. (Rukmana, 2004)

    13. Kumis Kucing

  • Daun kumis kucing basah maupun kering digunakan sebagai bahan obat-

    obatan. Di Indonesia daun yang kering dipakai (simplisia) sebagai obat yang

    memperlancar pengeluaran air kemih (diuretik) sedangkan di India untuk mengobati

    rematik. Masyarakat menggunakan kumis kucing sebagai obat tradisional sebagai

    upaya penyembuhan batuk encok, masuk angin dan sembelit. Disamping itu daun

    tanaman ini juga bermanfaat untu pengobatan radang ginjal, batu ginjal, kencing

    manis, albuminuria, dan penyakit syphilis. (Rukmana, 2004)

    14. Cemara Norfolk

    Jenis-jenis tanaman Araucaria termasuk spesies Araucaria heterophylla

    merupakan tanaman yang sering dipergunakan untuk keperluan tanaman hias. Jenis-

    jenis tanaman Araucaria juga menghasilkan resin (Tjitrosoepomo, 2002). Tanaman

    yang menghasilkan resin dapat dipergunakan untuk keperluhan bahan-bahan

    kosmetika. Kayu-kayu tua dapat dimanfaatkan sebagai kayu bakar, tetapi jenis ini

    sangat cepat terbakar sehingga bara api akan menjadi lebih cepat habis.

    15. Daun Ungu

    Mengandung lendir yang bermanfaat melunakkan kotoran sehingga mencegah

    terjadinya sembelit. Selain itu, juga mengandung zat tanin, alkaloid, sitosterol

    glikosida. Tanaman ini juga sifatnya mendinginkan. (Abidzar, 2014)

  • IV. PENUTUPAN

    4.1 Kesimpulan

    Banyak tanaman obat yang ada di sekitar kita yang ternyata sering kita jumpai namun

    kita tidak mengetahui akan manfaatnya bahkan menganggapnya hanya sebagai tanaman liar

    saja. adapun beberapa tanaman obat yaitu Cakar Ayam, Kesumba Eling, Andong Merah,

    Rumput Putih, Kayu Manis, Kicongcorang, Daun Dolar, Zodia, Remek Daging, Kesemek,

    Ginje, Temulawak, Kumis Kucing, Cemara Norfok, Daun Ungu dan lain-lain. Disamping

    untuk tanaman obat, ada beberapa tanaman yang bisa dimanfaatkan sebagai tanaman hias

    karena keindahan warna dan daunnya, misalnya saja andong merah dan kumisn kucing.

    Tanaman obat sudah banyak di konsumsi oleh masyarakat karena manfaatnya untuk

    kesehatan dan tidak mempunyai efek samping, disamping itu naiknya obat bahan kimia.

    4.2 Saran

    Perlu diadakan perkenalan terhadap tanaman obat baru, sehingga masyarakat luas

    dapat mengetahui manfaatnya dan tidak menganggap sebagai tanaman liar yang tidak ada

    gunanya.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Abidzar, 2014. Deskripsi dan klasifikasi tanaman daun ungu.

    http://islamrahmatbagialamsemesta.blogspot.com/2011/11/daun-ungu-

    handeuleum.html. Diakses pada 28 April 2014

    Agus, Kardinan. 2003. Zodia (Evodia suaveolens) Tanaman pengusir

    Nyamuk.http://www.litbang.deptan.go.id/artikel.pdf/artikel77.pdf#search='tanaman

    %20anti%20nyamuk'. Diakses pada 28 April 2014

    Agus, Kardinan. 2004. Penggunaan Pestisida Nabati Sebagai Kearifan Lokal Dalam

    Pengendalian Hama Tanaman Menuju Sistem Pertanian Organik. Deptan :

    Pengembangan Inovasi Pertanian 4(4), 2011: 262-278

    Anonymous1, 2014. Deskripsi dan klasifikasi tanaman kayu manis.

    http://baitulherbal.com/tanaman-herbal/tanaman-herbal-indonesia-kayu-manis/.

    Diakses pada 27 April 2014

    Anonymous2, 2014. Deskripsi dan klasifikasi tanaman ki congcorang. http://hidup-

    sehat.com/manfaat-daun-duduk#.U1z8_3bIksQ. Diakses pada 27 April 2014

    Anonymous3, 2014. Deskripsi dan klasifikasi tanaman ginje.

    http://aghifaris.blogspot.com/2011/03/manfaat-dan-khasiat-tanaman-hebal-

    ginje.html. Diakses pada 28 April 2014

    Arda, Dinata. 2005. Tanaman sebagai pengusir nyamuk. http://www.pikiran-

    rakyat.com/cetak/2005/0205/17/cakrawala/penelitian01.htm. Diakses pada 28 April

    2014

    Backer, C.A. Bakhuizen van den Brink. 1963. Flora of Java (Spermatophytes Only). Vol. I,

    Wolter-Noordhoff. NVP.. Groningen.2.

    Cronquist, A.. 1981. An Integrated System of Classification of Flowering Plants. Columbia

    University Press. New York

    Dalimartha, S. 1999. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Jilid I. Trubus Agriwidya. Jakarta.

    Dalimartha, S. 2006. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Jakarta : Puspa Swara.

    Depkes RI. 2001. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat dan Makanan. Cetakan

    Pertama. Depkes RI. Ditjen POM. Direktorat Pengawasan Obat Tradisional. 5- 12.

  • Hutapea, J.R.. 1999. Inventaris Tanaman Obat Indonesia. Jilid V. Departemen Kesehatan RI dan

    Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Jakarta.

    Lin., Skaltsounis.. Seguin.. Tillequin.. & Koch. 1994. Phenolic Constituents of Selaginella

    doederleinii. Planta Medica. 60(2). 168-170.

    Plantamor1, 2014. Deskripsi tanaman rumput putih. http://www. plantamor.com/

    index.php?plant=316 http:// www.kikil.org/forum/ Thread-lily-paris-menjuntai-

    indah-di-pot-gantung. Diakses pada 27 April 2014

    Plantamor2, 2014. Deskripsi dan klasifikasi tanaman remek daging.

    http://www.plantamor.com/index.php?plant=575. Diakses pada 28 April 2014

    Rukmana, R. 2004. Temu-Temuan. halaman 14. Kanisius: Yogyakarta

    _______________. Kumis Kucing. Kanisius. Yogyakarta

    Suryowinoto, S. M., 1997. Flora Eksotika, Tanaman Peneduh. Kanisius : Yogyakarta

    Verheij, E.W.M. dan R.E. Coronel (eds.). 1997. Sumber Daya Nabati Asia Tenggara 2: Buah-

    buahan yang dapat dimakan. PROSEA Gramedia. Jakarta. ISBN 979-511-672-2.