Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
-
Author
mina-audina -
Category
Education
-
view
782 -
download
2
Embed Size (px)
Transcript of Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI FISIK
PERCOBAAN II “PENETAPAN KERAPATAN BOBOT JENIS”
Senin, 13 April 2015
Disusun oleh:
Dianeti Hardianti (31113013)
Mina Audina (31113030)
Ria Oktaviani (31113042)
Rizki Mohamad F (31113045)
Kelompok 10
Farmasi 2A
PROGRAM STUDI S1 FARMASI
STIKes BAKTI TUNAS HUSADA
TASIKMALAYA
2015

I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mengenal alat penentuan kerapatan dan bobot jenis;
2. Menentukan kerapatan dan bobot jenis suatu zat.
II. PRINSIP PERCOBAAN
1. Penentuan bobot jenis dengan Piknometer
Penentuan bobot jenis suatu zat cair (air, kloroform, alkohol dan sampel)
dengan metode piknometer, dimana ditimbang lebih dahulu berat piknometer
kosong dan piknometer berisi zat cair yang diuji. Selisih dari penimbangan
adalah massa zat cair tersebut pada pengukuran suhu kamar (250C) dan
dalam volume konstan, tertera pada piknometer. Maka bobot jenis zat cair
tersebut adalah massanya sendiri dibagi dengan volume piknometer, dengan
satuan g/mL.
2. Penentuan rapat jenis dengan Piknometer
Penentuan rapat jenis suatu zat cair (air, kloroform, alkohol dan sampel)
dengan metode piknometer, dimana rapat jenis zat cair tersebut adalah bobot
jenisnya sendiri yang diperoeleh dari pengukuran sebelumnya dengan
piknometer, dibagi dengan bobot jenis air suling pada suhu 250C, tanpa
menggunakan satuan.
III. DASAR TEORI
Kerapatan adalah massa per unit volume suatu zat pada temperatur
tertentu. Sifat ini merupakan salah satu sifat fisika yang paling sederhana dan
sekaligus merupakan salah satu sifat fisika yang paling definitive, dengan
demikian dapat digunakan untuk menentukan kemurnian suatu zat.

Hubungan antara massa dan volume tidak hanya menunjukan ukuran dan
bobot molekul suatu komponen, tetapi juga gaya-gaya yang mempengaruhi sifat
karakteristik “pemadatan” (“Packing Characteristic”). Dalam sistem matriks
kerapatan diukur dengan gram/milimeter (untuk cairan) atau gram/cm2.
Kerapatan dan berat jenis. Ahli farmasi sering kali mempergunakan
besaran pengukuran ini apabila mengadakan perubahan antara massa dan
volume. Kerapatan adalah turunan besaran karena menyangkut satuan massa dan
volume. Batasannya adalah massa per satuan volume pada temperatur dan
tekanan tertentu, dan dinyatakan dalam sistem cgs dalam gram per sentimeter
kubik (gram/cm3).
Berbeda dengan kerapatan, berat jenis adalah bilangan murni tanpa
dimensi; yang dapat diubah menjadi kerapatan dengan menggunakan rumus
yang cocok. Berat jenis didefinisikan sebagai perbandingan kerapatan dari suatu
zat terhadap kerapatan air, harga kedua zat itu ditentukan pada temperatur yang
sama, jika tidak dengan cara lain yang khusus. Istilah berat jenis, dilihat dari
definisinya, sangat lemah; akan lebih cocok apabila dikatakan sebagai kerapatan
relative.
Berat jenis untuk penggunaan praktis lebih sering didefinisikan sebagai
perbandingan massa dari suatu zat terhadap massa sejumlah volume air yang
sama pada suhu 4o atau temperatur lain yang tertentu. Notasi berikut sering
ditemukan dalam pembacaan berat jenis: 25o/25o, 25o/4o, dan 4o/4o. Angka
yang pertama menunjukkan temperatur udara di mana zat ditimbang; angka di

bawah garis miring menunjukkan temperatur air yang dipakai. Buku-buku
farmasi resmi menggunakan patokan 25o/25o untuk menyatakan berat jenis.
Berat jenis dapat ditentukan dengan menggunakan berbagai tipe
piknometer, neraca Mohr-Westphal, hidrometer dan alat-alat lain. Pengukuran
dan perhitungan didiskusikan di buku kimia dasar, fisika dan farmasi.
Rapatan diperoleh dengan membagi massa suatu obyek dengan
volumenya. d = Massa(m)Volume(V )
Penentuan Bobot Jenis dan Rapat jenis
Penentuan bobot jenis berlangsung dengan piknometer, Areometer,
timbangan hidrostatik (timbangan Mohr-Westphal) dan cara manometris. Ada
beberapa alat untuk mengukur bobot jenis dan rapat jenis, yaitu menggunakan
piknometer, neraca hidrostatis (neraca air), neraca Reimann, beraca Mohr
Westphal.
Metode penentuan untuk zat cairan:
Metode Piknometer. Prinsip metode ini didasarkan atas penentuan massa cairan
dan penentuan ruang, yang ditempati cairan ini. Untuk ini dibutuhkan wadah
untuk menimbang yang dinamakan piknometer. Ketelitian metode piknometer
akan bertambah hingga mencapai keoptimuman tertentu dengan bertambahnya
volume piknometer. Keoptimuman ini terletak pada sekitar isi ruang 30 ml.
Metode Neraca Hidrostatik. Metode ini berdasarkan hukum Archimedes yaitu
suatu benda yang dicelupkan ke dalam cairan akan kehilangan massa sebesar berat
volume cairan yang terdesak.
Metode Neraca Mohr-Westphal. Benda dari kaca dibenamkan tergantung pada

balok timbangan yang ditoreh menjadi 10 bagian sama dan disitimbangkan
dengan bobot lawan. Keuntungan penentuan kerapatan dengan neraca Mohr-
Westphal adalah penggunan waktu yang singkat dan mudah dlaksanakan.
Metode areometer.Penentuan kerapatan dengan areometer berskala (timbangan
benam, sumbu) didasarkan pada pembacaan seberapa dalamnya tabung gelas
tercelup yang sepihak diberati dan pada kedua ujung ditutup dengan pelelehan.
Uraian bahan
1. Air suling (Ditjen POM, 1979: 96)
Nama resmi : Aqua destillata.
Nama lain : Air suling.
RM/BM : H2O/18,02
Pemerian : Cairan tidak berwarna, tidak mempunyai rasa.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan :Sebagai sampel.
2. Alkohol (Ditjen POM, 1979: 63)
Nama resmi : Aethanolum
Nama lain : Alkohol/ etanol
RM/BM : C2H6O/46,00
Pemerian : Cairan tidak berwarna, jernih, mudah menguap dan
mudah bergerak, bau khas, rasa panas, mudah terbakar
dengan memberikan nyala biru yang tidak berasap.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P dan
dalam eter P

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya,
ditempat sejuk jauh dari nyala api.
Kegunaan : Sebagai sampel
3. Kloroform (Ditjen POM, 1979: 151)
Nama resmi : Kloroform
Nama lain : Chloroformum
RM/BM : CHCl3/119,38
Pemerian : Cairan, mudah menguap, tidak berwarna, bau khas, rasa
manis dan membakar
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan :Sebagai sampel.
4. Fruit tea
Komposisi : air, gula, estrak teh, asam sitrat, natrium sitrat, asam
askorbat, konsentrat sari buah dan perisa.
IV. PROSEDUR
1. Penentuan volume piknometer pada suhu percobaan
2. Penentuan kerapatan dan bobot jenis zat cair X
Timbang
piknometer
kosong
Isi piknometer
dengan air
hingga penuh
Rendam dalam
es hingga suhu
kira-kira 2°CPiknometer
ditutup, pipa
kapiler terbuka
Biarkan suhu air
dalam piknometer
mencapai suhu
Hitung
volume air
Siapkan
sampel zat cair
Isi piknometer
dengan sampel
hingga penuh
Rendam dalam
es hingga suhu
kira-kira 2°C

1. Zat padat yang kerapatannya lebih besar dari pada air
1.
2.
3.
4.
5.
Piknometer
ditutup, pipa
kapiler terbuka
Biarkan suhu air
dalam piknometer
mencapai suhu
Hitung
kerapatan dan
bobot jenis

V. DATA HASIL PENGAMATAN
A. Kerapatan dan Bobot Jenis Zat Cair
Piknometer Bobot (gram)
Kelompok 5 Kelompok 10
kosong 12,56 10,53
Isi air 23,18 21,52
Isi friut tea 23,59 22,02
Isi etanol 21,36 19,39
Isi kloroform 28,53 26,69
Perhitungan:
1. Kelompok 5 :
a. Air

Bobot air = (Bobot piknometer + air) – (Bobot piknometer kosong)
= 23,18 – 12,56 = 10,62 gram
Volume air = Bobot air
ρ air = 10,620,996 = 10,662 ml (Vp ml)
b. Etanol
C = (Bobot piknometer + zat) – (Bobot piknometer kosong)
Kerapatan zat cair (ρ) = c gramVpml = 21,36−12,56
10,662 = 0,825 g/ml
Bobot jenis X (d) = ρ zat xρ air =0,825
0,996 = 0,828
c. Kloroform
C = (Bobot piknometer + zat) – (Bobot piknometer kosong)
Kerapatan zat cair (ρ) = c gramVpml = 28,53−12,56
10,662 = 1,497 g/ml
Bobot jenis X (d) = ρ zat xρ air = 1,497
0,996 = 1,503
d. Fruit tea
C = (Bobot piknometer + zat) – (Bobot piknometer kosong)
Kerapatan zat cair (ρ) = c gramVpml = 23,59−12,56
10,662 = 1,034 g/ml
Bobot jenis X (d) = ρ zat xρ air =1,034
0,996 = 1,038
2. Kelompok 10 :
a. Air
Bobot air = (Bobot piknometer + air) – (Bobot piknometer kosong)
= 21,52 – 10,53 = 10,99 gram

Volume air = Bobot air
ρ air = 10,990,996 = 11,034 ml (Vp ml)
b. Etanol
C = (Bobot piknometer + zat) – (Bobot piknometer kosong)
Kerapatan zat cair (ρ) = c gramVpml = 19,39−10,53
11,034 = 0,802 g/ml
Bobot jenis X (d) = ρ zat xρ air =0,802
0,996 = 0,806
c. Kloroform
C = (Bobot piknometer + zat) – (Bobot piknometer kosong)
Kerapatan zat cair (ρ) = c gramVpml = 26,69−10,53
11,034 = 1,464 g/ml
Bobot jenis X (d) = ρ zat xρ air = 1,464
0,996 = 1,470
d. Friut tea
C = (Bobot piknometer + zat) – (Bobot piknometer kosong)
Kerapatan zat cair (ρ) = c gramVpml = 22,02−10,53
11,034 = 1,041 g/ml
Bobot jenis X (d) = ρ zat xρ air =1,041
0,996 = 1,045
Jadi kerapatan dan bobot jenis sampel didapat dari 2 kelompok
adalah :
a. Etanol
Kerapatan =0,802+0,825
2 = 0,813 gram/ml
Bobot jenis = 0,806+0,828
2 = 0,817

b. Kloroform
Kerapatan =1,464+1,497
2 = 1,480 gram/ml
Bobot jenis = 1,470+1,503
2 = 1,486
c. Fruit tea
Kerapatan =1,041+1,034
2 = 1,037 gram/ml
Bobot jenis = 1,045+1,038
2 = 1,041
B. Kerapatan zat padat yang kerapatannya lebih besar daripada air
Berat (gram)
Piknometer kosong 14,75
Piknometer + air 25,44
Berat peluru 0,66
Piknometer + air + peluru 25,76
Bobot air (b) 10,69
- Perhitungan
ρ = mv
- v = b−(d−x−a)ρ air
= 10,69−(25,76−0,66−14,75)0,996 = 10,96−10,35
0,996 = 0,341 ml
ρ = 0,66
0,341 = 1,93 gram/ml

Jadi kerapatan peluru (zat padat) adalah 1,93 gram/ml
C. Kerapatan zat padat yang kerapatannya lebih kecil daripada air
Berat (gram)
Piknometer kosong 14,75
Piknometer + air 25,44
Berat peluru 0,66
Peluru + lilin 0,78
Piknometer + air + peluru + lilin (d) 25,48
Bobot air (b) 10,69
Bobot lilin (x) 0,1
- Perhitungan
ρ = mv
- v = b−(d−x−a)ρ air
= 10,69−(25,48−0,1−14,75)0,996 = 10,69−10,63
0,996 = 0,06 ml
V lilin = 0,341 – 0,06
= 0,281 ml
ρ = 0,1
0,281 = 0,35 gram/ml
Jadi kerapatan lilin (zat padat) adalah 0,35 gram/ml
VI. PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan tentang kerapatan dan bobot
jenis dari beberapa zat cair. Tujuan praktikum ini yaitu mengenal alat penentuan
kerapatan dan bobot jenis serta menentukan kerapatan dan bobot jenis suatu zat.
Bobot jenis adalah rasio bobot zat baku yang volumenya sama pada suhu
yang sama dan dinyatakan dalam decimal sedangkan kerapatan adalah massa
per satuan volume, yaitu bobot zat per satuan volume. Bobot jenis dan kerapatan
jenis suatu zat cairan digunakan sebagai salah satu metode analisis yang
berperan dalam menentukan senyawa yang digunakan pula untuk uji identitas
dan kemurnian dari senyawa.
Metode yang digunakan dalam percobaan ini adalah metode piknometer,
dengan menggunakan alat piknometer yang digunakan untuk mencari bobot
jenis. Piknometer terbuat dari kaca untuk erlenmeyer kecil dengan kapasitas 10
ml atau lebih. Keuntungan dari penentuan bobot jenis dengan menggunakan
piknometer adalah mudah dalam pengerjaan, kerugiannya berkaitan dengan
ketelitian penimbangan.
Untuk melakukan percobaan ini, piknometer dibersihkan dengan
menggunakan aquadest, kemudian dibilas untuk mempercepat pengeringan
piknometer kosong tadi, pembilasan dilakukan untuk menghilangkan sisa dari
pembersihan, karena biasanya pencucian meninggalkan tetesan pada dinding alat
yang dibersihkan, sehingga dapat mempengaruhi hasil penimbangan piknometer
kosong yang juga akan mempengaruhi nilai bobot jenis sampel. Pada saat
memegang piknometer tidak boleh dipegang dengan tangan telanjang karena

bobot pada kulit tangan bisa tertempel dipiknometer, sehingga membuat
bobotnya bertambah.
Perlakuan pertama yaitu melakukan penentuan volume piknometer pada
suhu percobaan. Perlakuan ini dilakukan untuk mengetahui volume piknometer
yang dipakai dengan cara menghitung volume air di dalam piknometer tersebut.
Pertama-tama timbang piknometer kering dan bersih diperoleh 12,56 g
(kelompok 5) dan 10,53 g (kelompok 10). Kemudian diisi aquadest dan bagian
luarnya dilap diperoleh 23,18 g (kelompok 5) dan 21,52 g (kelompok 10).
Kemudian dihitung volume air dengan rumus:
Volume piknometer = Volume air = Bobot air
ρ air
dimana:
Bobot air = (Bobot piknometer + air) – (Bobot piknometer kosong)
ρ air = 0,996 g/ml
hasil yang didapatkan volume piknometer kelompok 5 adalah 10,662 ml. Dan
volume piknometer kelompok 10 adalah 11,034 ml.
Perlakuan kedua yaitu penentuan kerapatan dan bobot jenis zat cair dari
etanol 96%, kloroform dan sampel minuman fruit tea. Perlakuan ini dilakukan
seperti pada perlakuan pertama. Lalu dihitung kerapatan dan bobot jenis dari zat
cair diatas dengan menggunakan rumus:
Kerapatan zat cair (ρ) = c gramVpml
Bobot jenis X (d) = ρ zat xρ air

dimana:
C = (Bobot piknometer + zat) – (Bobot piknometer kosong)
ρ air = 0,996 g/ml
hasil yang didapatkan dari rata-rata kerapatan dan bobot jenis kelompok 5 dan
kelompok 10 didapatkan kerapatan etanol 96% yaitu 0,813 gram/ml dengan
bobot jenis nya yaitu 0,817, kerapatan kloroform yaitu 1,480 gram/ml dengan
bobot jenis nya yaitu 1,486 dan kerapatan sampel minuman fruit tea yaitu 1,037
gram/ml dengan bobot jenisnya yaitu 1,041.
VI. KESIMPULAN
Dari data hasil pengamatan dan pembahasan di atas dapat disimpulkan:
1. Alat yang digunakan dalam penentuan kerapatan dan bobot jenis zat cair
pada percobaan ini adalah piknometer
2. Kerapatan etanol 96% yaitu 0,813 gram/ml dengan bobot jenis nya yaitu
0,817, kerapatan kloroform yaitu 1,480 gram/ml dengan bobot jenis nya
yaitu 1,486, kerapatan sampel minuman fruit tea yaitu 1,037 gram/ml
dengan bobot jenisnya yaitu 1,041.
3. Kerapatan peluru (zat padat) yaitu 1,93 gram/ml dan kerapatan lilin (zat
padat) yaitu 0,35 gram/ml.
VII. DAFTAR PUSTAKA
Ansel, Howard. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi , edisi keempat.
Jakarta: Universitas Indonesia Press

Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan
RI: Jakarta
Martin, A. (1990). Farmasi Fisik Jilid 1. Jakarta: Universitas Indonesia
Press