Laporan Farmakologi Laksatif Dan Antidiare

download Laporan Farmakologi Laksatif Dan Antidiare

of 33

Transcript of Laporan Farmakologi Laksatif Dan Antidiare

  • 7/22/2019 Laporan Farmakologi Laksatif Dan Antidiare

    1/33

    1

    LAKSATIF DAN ANTIDIARE

    1. Tujuan percobaanAdapun tujuan yang diharapkan dalam praktikum ini adalah :

    a. Memahami dan terampil melakukan teknik evaluasi obat-obat laksatifdan antidiare.

    b. Memahami mekanisme kerja obat pencahar.c. Memahami dan mampu menganalisa efek samping/toksisitas obat-

    obat laksatif/antidiare tersebut.

    2. Tinjauan PustakaLaksatif adalah obat yang dapat memperlancar defekasi (buang air

    besar) sedangkan antidiare adalah obat yang dapat mengurangi

    frekuensi defekasi. Secara farmakologi, kedua obat ini bekerja saling

    berlawanan. Secara umum disatu sisi mempercepat laju transit usus,

    sedangkan yang lainnya memperlambatnya. Melalui mekanisme

    tersebut maka laju absorpsi disaluran cerna akan diperlambat atau

    dipercepat.

    Diare adalah suatu keadaan meningkatnya berat dari fases

    (>200 mg/hari) yang dapat dihubungkan dengan meningkatnya

    cairan, frekuensi BAB, tidak enak pada perinal, dan rasa terdesak

    untuk BAB dengan atau tanpa inkontinensia fekal (Daldiyono, 1990).

    Diare atau diarrhea merupakan kondisi rangsangan buang air

    besar yang terus menerus disertai keluarnya feses atau tinja yang

    kelebihan cairan, atau memiliki kandungan air yang berlebih dari

    keadaan normal. Umumnya diare menyerang balita dan anak-anak.

    Namun tidak jarang orang dewasa juga bisa terjangkit diare. Jenis

    penyakit diare bergantung pada jenis klinik penyakitnya (Anne, 2011).

  • 7/22/2019 Laporan Farmakologi Laksatif Dan Antidiare

    2/33

    2

    Klinis tersebut dapat diketahui saat pertama kali mengalami

    sakit perut. Ada lima jenis klinis penyakit diare, antara lain:

    1. Diare akut, bercampur dengan air. Diare memiliki gejala yang datangtiba-tiba dan berlangsung kurang dari 14 hari. Bila mengalami diare

    akut, penderita akan mengalami dehidrasi dan penurunan berat badan

    jika tidak diberika makan dam minum.

    2. Diare kronik. Diare yang gejalanya berlangsung lebih dari 14 hariyang disebabkan oleh virus, Bakteri dan parasit, maupun non infeksi.

    3. Diare akut bercampur darah. Selain intensitas buang air besarmeningkat, diare ini dapat menyebabkan kerusakan usus halus,spesisyaitu infeksi bakteri dalam darah, malnutrisi atau kurang gizi dan

    dehidrasi.

    4. Diare persisten. Gejalanya berlangsung selama lebih dari 14 hari.Dengan bahaya utama adalah kekurangan gizi. Infeksi serius tidak

    hanya dalam usus tetapi menyebar hingga keluar usus.

    5. Diare dengan kurang gizi berat. Diare ini lebih parah dari diare yanglainnya, karena mengakibatkan infeksi yang sifatnya sistemik atau

    menyeluruh yang berat, dehidrasi, kekurangan vitamin dan mineral.

    Bahkan bisa mengakibatkan gagal jantung.

    Beberapa hal yang dapat menyebabkan diare antara lain

    (National Digestive Diseases Information Clearinghouse, 2007) :

    infeksi bakteribeberapa jenis bakteri dikonsumsi bersama dengan makanan atau

    minuman, contohnya Campylobacter, Salmonella, Shigella, dan

    Escherichia coli (E. coli).

    infeksi virusbeberapa virus menyebabkan diare, termasuk rotavirus, Norwalk

    virus, cytomegalovirus, herpes simplex virus, and virus hepatitis.

    intoleransi makananbeberapa orang tidak mampu mencerna semua bahan makanan,

  • 7/22/2019 Laporan Farmakologi Laksatif Dan Antidiare

    3/33

    3

    misalnya pemanis buatan dan laktosa.

    parasitparasit dapat memasuki tubuh melalui makanan atau minuman dan

    menetap di dalam system pencernaan. Parasit yang menyebabkan

    diare misalnya Giardia lamblia, Entamoeba histolytica, and

    Cryptosporidium.

    reaksi atau efek samping pengobatanantibiotik, penurun tekanan darah, obat kanker dan antasida

    mengandung magnesium yang mampu memicu diare.

    gangguan intestinal kelainan fungsi usus besar

    Pada anak anak dan orang tua diatas 65 tahun diare sangat

    berbahaya. Bila penanganan terlambat dan mereka jatuh ke dalam

    dehidrasi berat maka bisa berakibat fatal. Dehidrasi adalah suatu

    keadaan kekurangan cairan, kekurangan kalium (hipokalemia) dan

    adakalanya acidosis (darah menjadi asam), yang tidak jarang berakhir

    dengan shock dan kematian. Keadaan ini sangat berbahaya terutamabagi bayi dan anak-anak kecil, karena mereka memiliki cadangan

    cairan intrasel yang lebih sedikit sedangkan cairan ekstra-selnya lebih

    mudah lepas daripada orang dewasa (Adnyana, 2008).

    Mekanisme timbulnya diare.

    Berbagai mikroba seperi bakteri, parasit, virus dan kapang bisa

    menyebabkan diare dan muntah. Keracunan pangan yang

    menyebabkan diare dan muntah, disebabkan oleh pangan dan air yang

    terkontaminasi oleh mikroba. Pada tulisan ini akan dijelaskan

    mekanisme diare dan muntah yang disebabkan oleh mikroba melalui

    pangan terkontaminasi. Secara klinis, istilah diare digunakan untuk

    menjelaskan terjadinya peningkatan likuiditas tinja yang dihubungkan

    dengan peningkatan berat atau volume tinja dan frekuensinya.

    Seseorang dikatakan diare jika secara kuantitatif berat tinja per-24 jam

  • 7/22/2019 Laporan Farmakologi Laksatif Dan Antidiare

    4/33

    4

    lebih dari 200 gram atau lebih dari 200 ml dengan frekuensi lebih dari

    tiga kali sehari (Putri, 2010).

    Diare yang disebabkan oleh patogen enterik terjadi dengan

    beberapa mekanisme. Beberapa patogen menstimulasi sekresi dari

    fluida dan elektrolit, seringkali dengan melibatkan enterotoksin yang

    akan menurunkan absorpsi garam dan air dan/atau meningkatkan

    sekresi anion aktif. Pada kondisi diare ini tidak terjadi gap osmotic

    dan diarenya tidak berhubungan dengan isi usus sehingga tidak bisa

    dihentikan dengan puasa. Diare jenis ini dikenal sebagai diare

    sekretory. Contoh dari diare sekretori adalah kolera dan diare yangdisebabkan oleh enterotoxigenic E coli (Putri, 2010).

    Beberapa patogen menyebabkan diare dengan meningkatkan daya

    dorong pada kontraksi otot, sehingga menurunkan waktu kontak

    antara permukaan absorpsi usus dan cairan luminal. Peningkatan daya

    dorong ini mungkin secara langsung distimu-lasi oleh proses

    patofisiologis yang diaktivasi oleh patogen, atau oleh peningkatan

    tekanan luminal karena adanya akumulasi fluida. Pada umumnya,

    peningkatan daya dorong tidak dianggap sebagai penyebab utama

    diare tetapi lebih kepada faktor tambahan yang kadang-kadang

    menyertai akibat-akibat patofisiologis dari diare yang diinduksi oleh

    patogen (Putri, 2010).

    Pada beberapa diare karena infeksi, patogen menginduksi

    kerusakan mukosa dan menyebabkan peningkatan permeabilitas

    mukosa. Sebaran, karakteristik dan daerah yang terinfeksi akan

    bervariasi antar organisme. Kerusakan mukosa yang terjadi bisa

    berupa difusi nanah oleh pseudomembran sampai dengan luka halus

    yang hanya bisa dideteksi secara mikroskopik. Kerusakan mukosa

    atau peningkatan permeabilitas tidak hanya menyebabkan pengeluaran

    cairan seperti plasma, tetapi juga mengganggu kemampuan mukosa

    usus untuk melakukan proses absorbsi yang efisien karena terjadinya

  • 7/22/2019 Laporan Farmakologi Laksatif Dan Antidiare

    5/33

    5

    difusi balik dari fluida dan elektrolit yang diserap. Diare jenis ini

    dikenal sebagai diare eksudatif. Penyebabnya adalah bakteri patogen

    penyebab infeksi yang bersifat invasive (Shigella, Salmonella) (Putri,

    2010).

    Malabsorpsi komponen nutrisi di usus halus seringkali menyertai

    kerusakan mucosal yang diinduksi oleh patogen. Kegagalan

    pencernaan dan penyerapan karbohidrat (CHO) akan meningkat

    dengan hilangnya hidrolase pada permukaan membrane mikrovillus

    (misalnya lactase, sukrase-isomaltase) atau kerusakan membran

    microvillus dari enterosit. Peningkatan solut didalam luminal karenamalabsorbsi CHO menyebabkan osmolalitas luminal meningkat dan

    terjadi difusi air ke luminal. Diare jenis ini dikenal sebagai diare

    osmotik dan bisa dihambat dengan berpuasa (Putri, 2010).

    Pada dasarnya mekanisme terjadinya diare akibat kuman

    enteropatogen meliputi penempelan bakteri pada sel epitel dengan

    atau tanpa kerusakan mukosa, invasi mukosa, dan produksi

    enterotoksin atau sitotoksin. Satu bakteri dapat menggunakan satu

    atau lebih mekanisme tersebut untuk dapat mengatasi pertahanan

    mukosa usus (Putri, 2010).

    Adhesi.

    Mekanisme adhesi yang pertama terjadi dengan ikatan antara

    struktur polimer fimbria atau pili dengan reseptor atau ligan spesifik

    pada permukaan sel epitel. Fimbria terdiri atas lebih dari 7 jenis,

    disebut juga sebagai colonization factor antigen (CFA) yang lebih

    sering ditemukan pada enteropatogen seperti Enterotoxic E. Coli

    (ETEC).

    Mekanisme adhesi yang kedua terlihat pada infeksi

    Enteropatogenic E.coli (EPEC), yang melibatkan gen EPEC

    adherence factor (EAF), menyebabkan perubahan konsentrasi kalsium

    intraselluler dan arsitektur sitoskleton di bawah membran mikrovilus.

  • 7/22/2019 Laporan Farmakologi Laksatif Dan Antidiare

    6/33

    6

    Invasi intraselluler yang ekstensif tidak terlihat pada infeksiEPEC ini

    dan diare terjadi akibatshiga like toksin.

    Mekanisme adhesi yang ketiga adalah dengan pola agregasi yang

    terlihat pada jenis kuman enteropatogenik yang berbeda dari ETEC

    atauEHEC (Putri, 2010).

    Invasi.

    Kuman Shigella melakukan invasi melalui membran basolateral

    sel epitel usus. Di dalam sel terjadi multiplikasi di dalam fagosom dan

    menyebar ke sel epitel sekitarnya. Invasi dan multiplikasi intraselluler

    menimbulkan reaksi inflamasi serta kematian sel epitel. Reaksiinflamasi terjadi akibat dilepaskannya mediator seperti leukotrien,

    interleukin, kinin, dan zat vasoaktif lain. Kuman Shigella juga

    memproduksi toksin shiga yang menimbulkan kerusakan sel. Proses

    patologis ini akan menimbulkan gejala sistemik seperti demam, nyeri

    perut, rasa lemah, dan gejala disentri. Bakteri lain bersifat invasif

    misalnya Salmonella.

    Prototipe kelompok toksin ini adalah toksin shiga yang dihasilkan

    oleh Shigella dysentrie yang bersifat sitotoksik. Kuman lain yang

    menghasilkan sitotoksin adalah Enterohemorrhagic E. Coli (EHEC)

    serogroup 0157 yang dapat menyebabkan kolitis hemoragik dan

    sindroma uremik hemolitik, kuman EPEC serta V. Parahemolyticus

    (Putri, 2010).

    Enterotoksin.

    Prototipe klasik enterotoksin adalah toksin kolera atau Cholera

    toxin (CT) yang secara biologis sangat aktif meningkatkan sekresi

    epitel usus halus. Toksin kolera terdiri dari satu subunit A dan 5

    subunit B. Subunit A1 akan merangsang aktivitas adenil siklase,

    meningkatkan konsentrasi cAMP intraseluler sehingga terjadi inhibisi

    absorbsi Na dan klorida pada sel vilus serta peningkatan sekresi

    klorida dan HCO3 pada sel kripta mukosa usus.

  • 7/22/2019 Laporan Farmakologi Laksatif Dan Antidiare

    7/33

    7

    ETEC menghasilkan heat labile toxin (LT) yang mekanisme

    kerjanya sama dengan CT serta heat Stabile toxin (ST).ST akan

    meningkatkan kadar cGMP selular, mengaktifkan protein kinase,

    fosforilasi protein membran mikrovili, membuka kanal dan

    mengaktifkan sekresi klorida (Putri, 2010).

    Penggolongan obat diare :

    A. KemoterapeutikaWalaupun pada umumnya obat tidak digunakan pada diare,

    ada beberapa pengecualian dimana obat antimikroba diperlukan pada

    diare yag disebabkan oleh infeksi beberapa bakteri dan protozoa.Pemberian antimikroba dapat mengurangi parah dan lamanya diare

    dan mungkin mempercepat pengeluaran toksin. Kemoterapi

    digunakan untuk terapi kausal, yaitu memberantas bakteri penyebab

    diare dengan antibiotika (tetrasiklin, kloramfenikol, dan amoksisilin,

    sulfonamida, furazolidin, dan kuinolon) (Schanack, 1980).

    B. Zat penekan peristaltik ususObat golongan ini bekerja memperlambat motilitas saluran

    cerna dengan mempengaruhi otot sirkuler dan longitudinal usus.

    Contoh: Candu dan alkaloidnya, derivat petidin (definoksilat dan

    loperamin), dan antikolinergik (atropin dan ekstrak beladona)

    (Departemen Farmakologi dan Terapi UI, 2007).

    C. AdsorbensiaAdsorben memiliki daya serap yang cukup baik. Khasiat obat ini

    adalah mengikat atau menyerap toksin bakteri dan hasil-hasil

    metabolisme serta melapisi permukaan mukosa usus sehingga toksin

    dan mikroorganisme tidak dapat merusak serta menembus mukosa

    usus. Obat-obat yang termasuk kedalam golongan ini adalah karbon,

    musilage, kaolin, pektin, garam-garam bismut, dan garam-garam

    alumunium ) (Departemen Farmakologi dan Terapi UI, 2007).

  • 7/22/2019 Laporan Farmakologi Laksatif Dan Antidiare

    8/33

    8

    Obat diare yang dapat dibeli bebas mengandung adsorben atau

    gabungan antara adsorben dengan penghilang nyeri (paregorik).

    Adsorben mengikat bakteri dan toksin sehingga dapat dibawa melalui

    usus dan dikeluarkan bersama tinja. Adsorben yang digunakan dalam

    sediaan diare antara lain attapulgit aktif, karbon aktif, garam bismuth,

    kaolin dan pektin (Harkness, 1984).

    Loperamida

    Pemerian : serbuk putih sampai agak kuning, melebur pada suhu lebih

    kurang 225oC disertai peruraian.

    Kelarutan : sukar larut dalam air dan asam encer, mudah larut dalammetanol dan kloroform.

    (Farmakope Indonesia IV, 1995).

    Obat ini memperlambat motilitas saluran cerna dengan

    mempengaruhi otot sirkuler dan longitudinal usus. Obat ini berikatan

    dengan reseptor opioid sehingga diduga efek konstipasinya

    diakibatkan oleh ikatan loperamid dengan reseptor tersebut. Obat ini

    sama efektifnya dengan difenoksilat untuk pengobatan diare kronik.

    Efek samping yang sering dijumpai adalah kolik abdomen, sedangkan

    toleransi terhadap efek konstipasi jarang sekali terjadi. Pada

    sukarelawan yang mendapatkan dosis besar loperamid, kadar puncak

    pada plasma dicapai dalam waktu empat jamsesudah makan obat.

    Masa laten yang lama ini disebabkan oleh penghambatan motilitas

    saluran cerna dan karena obat mengalami sirkulasi enterohepatik.

    Waktu paruhnya adalah 7-14jam. Loperamid tidak diserap dengan

    baik melalui pemberian oral dan penetrasinya ke dalam otak tidak

    baik; sifat-sifat ini menunjang selektifitas kerja loperamid. Sebagian

    besar obat diekskresikan bersama tinja. Kemungkinan

    disalahgunakannya obat ini lebih kecil dari difenoksilat karena tidak

    menimbulkan euphoria seperti morfin dan kelarutannya rendah

    (Departemen Farmakologi dan Terapi UI, 2007).

  • 7/22/2019 Laporan Farmakologi Laksatif Dan Antidiare

    9/33

    9

    Contoh Uraian obat Diare

    1. RacecordilAnti diare yang ideal harus bekerja cepat, tidak menyebabkan

    konstipasi, mempunyai indeks terapeutik yang tinggi, tidak

    mempunyai efek buruk terhadap sistem saraf pusat, dan yang tak

    kalah penting, tidak menyebabkan ketergantungan. Racecordil yang

    pertama kali dipasarkan di Perancis pada 1993 memenuhi semua

    syarat ideal tersebut. Berdasarkan uji klinis didapatkan bahwa anti

    diare ini memberikan hasil klinis yang baik dan dapat ditoleransi oleh

    tubuh. Produk ini juga merupakan anti diare pertama yang carakerjanya mengembalikan keseimbangan sistem tubuh dalam mengatur

    penyebaran air dan elektrolit ke usus. Selain itu, Hidrasec pun mampu

    menghambat enkephalinase dengan baik. Dengan demikian, efek

    samping yang ditimbulkannya sangat minimal.

    2. LoperamideLoperamide merupakan golongan opioid yang bekerja dengan cara

    emeperlambat motilitas saluran cerna dengan mempengaruhi otot

    sirkuler dan longitudinal usus. Obat diare ini berikatan dengan

    reseptor opioid sehingga diduga efek konstipasinya diakibatkan oleh

    ikatan loperamid dengan reseptor tersebut. Efek samping yang sering

    dijumpai ialah kolik abdomen, sedangkan toleransi terhadap efek

    konstipasi jarang sekali terjadi.

    3. NifuroxazideNifuroxazide adalah senyawa nitrofuran memiliki efek bakterisidal

    terhadap Escherichia coli, Shigella dysenteriae, Streptococcus,

    Staphylococcus dan Pseudomonas aeruginosa. Nifuroxazide bekerja

    lokal pada saluran pencernaan.

    o Aktifitas antimikroba Nifuroxazide lebih besar dari obat anti infeksiintestinal biasa seperti kloroyodokuin.

  • 7/22/2019 Laporan Farmakologi Laksatif Dan Antidiare

    10/33

    10

    o Pada konsentrasi encer (1 : 25.000) Nifuroxazide masih memiliki dayabakterisidal.

    Obat diare ini diindikasikan untuk dire akut, diare yang disebabkan

    oleh E. coli & Staphylococcus, kolopatis spesifik dan non spesifik,

    baik digunakan untuk anak-anak maupun dewasa.

    4. Dioctahedral smectiteDioctahedral smectite (DS), suatu aluminosilikat nonsistemik

    berstruktur filitik, secara in vitro telah terbukti dapat melindungi

    barrier mukosa usus dan menyerap toksin, bakteri, serta rotavirus.

    Smectite mengubah sifat fisik mukus lambung dan melawan mukolisisyang diakibatkan oleh bakteri. Zat ini juga dapat memulihkan

    integritas mukosa usus seperti yang terlihat dari normalisasi rasio

    laktulose-manitol urin pada anak dengan diare akut (Putri, 2010).

    LAKSATIF

    1. DefinisiLaksatif atau urus-urus atau pencahar ringan adalah obat yang

    berkhasiat untuk memperlancar pengeluaran isi usus. Disebut juga

    sebagai aperientsdan aperitive.

    2. Mekanisme Kerja LaksatifMekanisme pencahar yang sepenuhnya masih belum jelas, namun

    secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut :

    a. Sifat hidrofilik atau osmotiknya sehingga terjadi penarikan air denganakibat massa, konsistensi, dan transit feses bertambah.

    b. Laksatif bekerja secara langsung ataupun tidak langsung pada mukosakolon dalam menurunkan absorbs NaCl dan air

  • 7/22/2019 Laporan Farmakologi Laksatif Dan Antidiare

    11/33

    11

    c. Laksatif juga dapat meningkatkan motilitas usus dengan akibatmenurunnya absorbs garam dan air yang selanjutnya mengubah waktu

    transit feses.

    3. Klasifikasi laksatifa. Bulk Laxatives atau Laksatif Pembentuk Massa

    Bulk laxative digunakan bila diet tinggi serat tidak berhasil

    menangani konstipasi. Obat golongan merupakan obat yang berasal

    dari alam atau dibuat secara semisintetik. Bulk laxative seperti

    metilselulosa, natrium karboksilmetilselulosa, kalsium polikarbofil

    dan psyllium adalah polisakarida atau derivat selulosa yang menyerap

    air ke dalam lumen kolon dan meningkatkan massa feses dengan

    menarik air dan membentuk suatu hidrogel sehingga terjadi

    peregangan dinding saluran cerna dan merangsang gerak peristaltik.

    Hal tersebut akan menstimulasi motilitas dan mengurangi waktu

    transit feses di kolon. Rasa kembung dan frekuensi flatus mungkin

    meningkat. Namun, laksatif ini cukup aman digunakan dalam jangka

    panjang. Pada penggunaan laksatif ini, asupan cairan yang adekuat

    sangat diperlukan, jika tidak akan dapat menimbulkan

    dehidrasi. 4,5,6,7,8,9

    Pada pasien yang tidak bereaksi terhadap terapi tunggalbulk laxatives,

    pilihan selanjutnya adalah dengan menambahkan laksatif jenis lain.

    Setiap jenis laksatif memiliki mekanisme tersendiri. Berikut akan

    dijelaskan mengenai macam-macam laksatif pembentuk massa: 6,7,8

    1) Metilselulosa

    Obat ini diberikan secara oral, tidak diabsorbsi melalui slauran cerna

    sehingga diekskresi melalui tinja. Dalam cairan usus, metilselulosa

    akan mengembang membentuk gel emolien atau larutan kental, yang

    dapat melunakkan tinja. Mungkin residu yang tidak dicerna

  • 7/22/2019 Laporan Farmakologi Laksatif Dan Antidiare

    12/33

    12

    merangsang peristaltik usus secara refleks. Efek pencahar diperoleh

    setelah 12-24 jam, dan efek maksimal setelah beberapa hari

    pengobatan. Obat ini tidak menimbulkan efek sistemik.7,8 Tetapi

    pada beberapa pasien bisa terjadi obstruksi usus atau esofagus, oleh

    karena itu metilselulosa tidak boleh diberikan pada pasien dengan

    kelainan mengunyah.6

    Metilselulosa digunakan untuk melembekkan feses pada pasien yang

    tidak boleh mengejan, misalnya pasien dengan hemoroid. Sediaan

    adalam bentuk bubuk atau granula 500 mg, tablet atau kapsul 500 mg.

    Dosis anak 3-4 kali 500 mg / hari, sedangkan dosis dewasa 2-4 kali

    1,5 g / hari.6

    2) Natrium karboksimetilselulosa

    Obat ini memiliki sifat-sifat yang sama dengan metilselulosa, hanya

    saja tidak larut dalam cairan lambung dan bisa digunakan sebagai

    antasid.8 Sediaan dalam bentuk tablet 0,5 g dan 1 g, atau kapsul 650

    mg. Dosis dewasa adalah 3-6 g.6

    3) Psilium (Plantago)

    Psilium sekarang telah digantikan dengan preparat yang lebih murni

    dan ditambahkan musiloid, yaitu merupakan substansi hidrofilik yang

    membentuk gelatin bila bercampur dengan air; dosis yang dianjurkan

    1-3 kali 3-3,6 g sehari dalam 250 ml air atau sari buah. Pada

    penggunaan kronik, psilium dikatakan dapat menurunkan kadarkolesterol darah karena mengganggu absorbsi asam empedu.6,7

    4) Agar-agar

    Merupakan koloid hidrofil, kaya akan hemiselulosa yang tidak dicerna

    dan tidak diabsorbsi. Dosis yang dianjurkan ialah 4-16 g. Agar-agar

  • 7/22/2019 Laporan Farmakologi Laksatif Dan Antidiare

    13/33

    13

    yang biasa dibuat merupakan pencahar massa yang muda didapat.

    Dosis dewasa 4-16 g.6

    5) Polikarbofil dan kalsium polikarbofil

    Merupakan poliakrilik resin hidrofilik yang tidak diabsorbsi, lebih

    banyak mengikat air dari pencahar pembentuk massa

    lainnya.8 Polikarbofil dapat mengikat air 60-100 kali dari beratnya

    sehingga memperbanyak massa tinja. Preparat ini mengandung

    natrium dalam jumlah kecil. Dalam saluran cerna kalsium polikarbofil

    dilepaskan ion Ca2+, sehingga tidak boleh diberikan pada pasiendengan pembatasan asupan kalium. Dosis dewasa 1-2 kali 1000 mg /

    hari, maksimum 6 g / hari, disertai air minum 250 ml.6

    b. Laksatif Emolien

    Laksatif ini sering digunakan sebagai adjuvan dari bulkatau stimulant

    laxatives. Laksatif ini dapat ditolerensi tubuh dengan baik.4

    Obat yang termasuk golongan ini memudahkan defekasi dengan jalan

    melunakkan feses tanpa merangsang peristaltik usus, baik secara

    langsung maupun tidak langsung.8Berikut adalah macam-macam

    laksatif emolien: 6,7,8

    1) Zat Penurun Tegangan Permukaan (Surface Active Agent)

    Obat yang termasuk golongan ini adalah dioktilnatrium sulfosuksinat

    dan parafin.

    a) Dioktilnatrium Sulfosuksinat

    Cara kerja dioktilnatrium sulfosuksinat adalah dengan menurunkan

    tegangan sehingga memepermudah peneterasi air dan lemak ke dalam

    masa tinja. Tinja menjadi lunak setelah 24-48 jam.6,7

  • 7/22/2019 Laporan Farmakologi Laksatif Dan Antidiare

    14/33

    14

    Sediaan dalam tablet 50-300 mg, suspensi 4 mg / ml. Dosis untuk

    anak 10-40 mg / hari, sedangkan dosis untuk dewasa adalah 50-500

    mg / hari. Penggunaan bisa mengakibatkan efek samping berupa kolik

    usus, bahkan muntah dan diare. Dioktilnatrium sulfosuksinat juga

    bersifat hepatotoksik.6

    b) Parafin Cair (Mineral Oil)

    Adalah campuran hidrokarbon yang diperoleh dari minyak bumi.

    Setelah minum obat ini, maka tinja akan menjadi lunak disebabkan

    berkurangnya reabsorbsi air dari tinja. Parafin cair tidak dicerna didalam usus dan hanya sedikit yang diabsorbsi. Yang diabsorbsi

    ditemukan pada limfonosi mesenterik, hati, dan limpa.6,7,8

    Dosis yang dianjurkan untuk dewasa adalah 15-30 ml / hari.

    Kebiasaan menggunakan parafin cair akan mengganggu absorbsi zat

    larut lemak, misalnya absorbsi karoten menurun 50%, juga absorbsi

    vitamin A dan D akan menurun. Absorbsi vitamin K menurun akibat

    hipoprotrombinemia; dan juga dilaporkan terjadinya pneumonia lipid.

    Obat ini juga memiliki efek samping berupa pruritus ani, menyulitkan

    penyembuhan pascabedah anorektal, dan bisa menyebabkan

    perdarahan. Jadi untuk penggunaan kronik, obat ini tidak aman.6

    c) Minyak Zaitun

    Minyak zaitun yang dicerna akan menurunkan sekresi dan motilitas

    lambung dan juga bisa merupakan sumber energi. Dosis yangdianjurkan sebanyak 30 mg.6

    c. Laksatif Stimulan (Perangsang)

    Laksatif golongan ini mengalami hidrolisis di usus oleh enzim

    enterosit atau flora di kolon. Efek primer laksatif ini berpengaruh pada

    perubahan transport elektrolit pada mukosa intestinal dan secara

  • 7/22/2019 Laporan Farmakologi Laksatif Dan Antidiare

    15/33

    15

    umum bekerja selama beberapa jam. Dalam klasifikasinya, Schiller

    memasukan laksatif jenis ini ke dalam kelas secretagogues dan agen

    yang berefek langsung pada epitel, syaraf, atau sel otot polos.4,5,6,7,8

    Laksatif perangsang bekerja merangsang mukosa, saraf intramural

    atau otot polos sehingga meningkatkan peristaltis dan sekresi lendir

    usus. Banyak di antara laksatif perangsang bekerja untuk mensistesis

    prostaglandin dan siklik AMP, di mana hal ini akan meningkatkan

    sekresi elektrolit. Penghambatan sintesis prostaglandin dengan

    indometasin menurunkan efek berbagai obat ini terhadap sekresi air.

    Difenilmetan dan antrakinon kerjanya terbatas hanya pada usus besar

    sehingga terdapat masa laten 6 jam sebelum timbul efek pencahar.

    Minyak jarak, hanya bekerja pada usus halus memiliki masa laten 3

    jam. Berikut akan dijelaskan beberapa jenis laksatif

    perangsang: 4,5,6,7

    1) Minyak Jarak (Castrol Oil-Oleum Ricini)

    Berasal dari biji Ricinus communis, merupakan suatu trigliserida asam

    risinoleat dan asam lemak tidak jenuh. Di dalam usus halus minyak

    jarak dihidrolisis menjadi gliserol dan asam risinoleat oleh enzim

    lipase. Asam risinoleat merupakan bahan aktif. Minyak jarak juga

    bersifat emolien. Sebagai pencahar, obat ini tidak banyak lagi

    digunakan karena banyak obat lain yang lebih aman.6,7

    Dosis untuk dewasa adalah 15-60 mL, sedangkan untuk anak-anak

    adalah 5-15 mL. Efek samping dari minyak jarak antara lain kolik,

    dehidrasi dengan gangguan elektrolit, confussion, denyut nadi tidak

    teratur, kram otot, rash kulit, dan kelelahan. Minyak jarak dianjurkan

    diberikan pagi hari waktu perut kosong. Jika dosisnya ditambah, tidak

    akan menambah efek pencahar, dan efek pencahar akan terlihat

    setelah 3 jam.6

  • 7/22/2019 Laporan Farmakologi Laksatif Dan Antidiare

    16/33

    16

    2) Difenilmetan

    Derivat difenilmetan yang sering digunakan adalah bisakodil.

    Beberapa derivat difenilmetan:

    a) Fenolftalein

    Diberikan per oral dan mengalami absorbsi kira-kira 15% di usus

    halus. Efek fenolftalein dapat bertahan lama karena mengalami

    sirkulasi enterohepatik. Sebagian besar fenolftalein diekskresi melalui

    tinja, sebagian lagi diekskresikan di ginjal dalam bentuk metabolitnya.

    Jika diberikan dalam dosis besar, akan ditemukan dalam bentuk utuh

    dalam urin, dan pada suasana alkali akan menyebabkan urin dan tinja

    berwarna merah. Ekskresi melalui ASI sangat kecil sehingga tidak

    akan mempengaruhi bayi yang sedang disusui.4,5,6

    Sediaan dalam bentuk tablet 125 mg, dosis 60-100 mg. Fenolftalein

    relatif tidak toksik untuk pengobatan jangka pendek, tetapi dosis yang

    berlebihan akan meningkatkan kehilangan elektrolit. Bisa

    menyebabkan reaksi alergi. Efek pencahar akan terlihat setelah 6-8

    jam.6

    Namun penggunaan fenilptalein sudah dilarang karena bersifat

    karsinogen.7

    b) Bisakodil

    Pada penelitian pada tikus, bisakodil mampu dihidrolisis menjadidifenol di usus bagian atas. Difenol yang diabsorbsi mengalami

    konjugasi di hati dan dinding usus. Metabolit akan diekskresi melalui

    empedu, dan selanjutnya mengalami rehidrolisis menjadi difenol yang

    akan merangsang motilitas usus besar.6,7

  • 7/22/2019 Laporan Farmakologi Laksatif Dan Antidiare

    17/33

    17

    Sediaan berupa tablet bersalut enteral 5 mg dan 10 mg. Sediaan

    supositoria 10 mg. Dosis dewasa 10-15 mg, dosis anak 5-10 mg. Efek

    samping berupa kolik usus dan perasaan terbakar pada penggunaan

    rektal. Efek pencahar akan terlihat setelah 6-12 jam, sedangkan pada

    pemberian rektal efek pencahar terlihat setelah setengah sampai satu

    jam. Pada pemberian oral, bisakodil diabsorbsi kira-kira 5% dan

    diekskresi bersama urin dalam bentuk glukuronid, tetapi ekskresi

    utama adalah di dalam tinja.

    c) Oksifenisatin asetat

    Bagaimana respon tubuh terhadap oksifenisatin asetat mirip dengan

    bisakodil. Efek pencaharnya tidak melebihi bisakodil. Obat ini jarang

    digunakan karena dapat menimbulkan hepatitis dan ikterus.4,5,7

    Sediaan berupa tablet 5 mg atau sirup 5 mg / 5 ml, supositoria 10 mg.

    Dosis dewasa oral 4-5 mg, per rektal 10 mg. Sedangkan untuk anak

    per oral 1-2 mg. Efek samping bisa berupa hepatitis, ikterus, dan

    reaksi alergi. Efek pencahar setelah 6-12 jam kemudian.

    3) Antrakinon

    Efek pencahar golongan ini bergantung pada antrakinon yang

    dilepaskan dari ikatan glikosidanya. Efek pencahar antrakinon timbul

    setelah 6 jam. Setelah pemberian oral sebagian akan diabsorbsi dalam

    bentuk glikosidanya. Sebagian glikosida dihidrolisis oleh enzim flora

    usus menjadi antrakinon dan bekerja sebagai pencahar di kolon. Efekantrakinon yang tidak diinginkan adalah efek pencahar yang

    berlebihan. Zat aktif bisa ditemukan pada ASI sehingga bisa

    mempengaruhi bayi yang disusui. Melanosis kolon bisa terjadi, namun

    bisa menghilang dengan penghentian pemakaian obat selama 4-12

    bulan.4,6,7

  • 7/22/2019 Laporan Farmakologi Laksatif Dan Antidiare

    18/33

    18

    a) Kaskara Sagrada

    Berasal dari kulit pohon Rhamnus purshiana. Sediaan dalam bentuk

    sirup, eliksir, tablet 125 mg. Dosis 2-5 mL, dosis 100-300 mg. Efek

    samping adalah pigmentasi mukosa kolon. Zat aktif bisa ditemukan

    pada ASI. Efek pencahar bisa telihat setelah 8-12 jam.6

    b) Sena

    Berasal dari daun atau buah Cassia acutifolia atau Cassia angustifolia,

    terdapat zat aktif senosida A dan B. Sebagian antrakinon yang

    diabsorbsi akan diekskresi melalui ginjal dengan warna kuning sampai

    merah bila suasana urin alkali.4,7

    Sediaan berupa sirup dan eliksir, dosis 2-4 ml. Sediaan juga da dalam

    bentuk tablet 280 mg, dosis 0,5-2 g. Efek samping pada penggunaan

    lama akan menyebabkan kerusakan neuron mesenterik. Efek pencahar

    akan terliaht setelah 6 jam.6

    c) Dantron (Dihidroksiantrakinon)

    Dantron leboh banyak mengandung antrakinon bebas daripada bentuk

    glikosidanya. Sediaan dalam tablet 75 mg, dosis 75-150 mg. Efek

    pencahar akan terlihat seteah 6-8 jam.6

    d. Laksatif Osmotik

    Laksatif yang termasuk golongan ini adalah garam-garam anorganik

    (yang tersusun oleh magnesium) dan alkohol organik atau gula seperti

    laktulosa dan polyethylene glycol(PEG). . Laksatif jenis ini bekerja

    dengan cara mempertahankan air tetap berada dalam saluran cerna

    sehingga terjadi peregangan pada dinding usus, yang kemudian

    merangsang pergerakan usus (peristaltik). Laksatif jenis ini adalah

    preparat yang sangat lambat diserap bahkan tidak diserap, sehingga

  • 7/22/2019 Laporan Farmakologi Laksatif Dan Antidiare

    19/33

    19

    terjadi sekresi air ke dalam intestinum untuk mempertahankan

    isotonisitas yang sama dengan plasma. Beberapa pilihan laksatif salin

    adalah garam-garam seperti magnesium hidroksida, magnesium sulfat,

    magnesium sitrat, sodium fosfat, dan sodium sulfat. Beberapa jenis

    Laksatif Osmotik: 5,6,7

    1) Garam Magnesium (MgSO4 atau Garam Inggris)

    Diabsorbsi melalui usus kira-kira 20% dan dieksresikan melalui

    ginjal. Bila fungsi ginjal terganggu, garam magnesium berefek

    sistemik menyebabkan dehidrasi, kegagalan fungsi ginjal, hipotensi,dan paralisis pernapasan. Jika terjadi hal-hal tersebut, maka harus

    diberian kalsium secara intravena dan melakukan napas buatan.

    Garam magnesium tidak boleh diberikan pada pasien gagal ginjal.5,6

    Sediaan yang ada misalnya adalah magnesium sulfat dalam bubuk,

    dosis dewasa 15-30 g; efek pencahar terlihat setelah 3-6 jam.

    Magnesium oksida dosis dewasa 2-4 g; efek pencahar terliaht seteah 6

    jam.

    Walaupun garam magnesium bekerja secara lokal di traktus

    gastrointestinal, efek farmakologisnya pun mungkin disebabkan oleh

    pelepasan hormon seperti kolesistokinin suatu hormon yang

    merangsang pergerakan usus besar dan sekresi cairan.atau pengaktifan

    sintesa nitrit oksida. Senyawa ini dapat diminum ataupun diberikan

    secara rektal.6,7

    2) Laktulosa

    Merupakan suatu disakarida semisintetik yang tidak dipecah oleh

    enzim usus dan tidak diabsorbsi di usus halus. Laktulosa tersedia

    dalam bentuk sirup. Obat ini diminum bersama sari buah atau air

    dalam jumlah cukup banyak. Dosis pemeliharaan harian untuk

  • 7/22/2019 Laporan Farmakologi Laksatif Dan Antidiare

    20/33

    20

    mengatasi konstipasi sangatlah bervariasi, biasanya 7-10 g dosis

    tunggal maupun terbagi.6,7

    Kadang-kadang dibutuhkan dosis awal yang lebih besar, misalnya 40

    g dan efek maksimum laktulosa mungkin terlihat setelah beberapa

    hari. Untuk keadaan hipertensi portal kronis dan ensefalopati hepar,

    dosis pemeliharaan biasanya 3-4 kali 20-30 g (30-45 ml) laktulosa

    sehari; dosis ini disesuaikan dengan defekasi 2-3 kali sehari dan tinja

    lunak, serta pH 5,5. Laktulosa juga dapat diberikan per rektal.6

    Laktulosa adalah jenis gula yang tidak banyak diserap, sepertigalaktosa-fruktosa disakarida. Tubuh manusia kekurangan enzim

    fruktosidase, karbohidrat yang tidak terserap merupakan substrat bagi

    proses fermentasi bakteri kolon yang akan diubah menjadi hidrogen,

    metana, karbon dioksida, air, asam dan asam lemak rantai pendek.

    Selain sebagai agen osmotic, produk-produk ini juga menstimulasi

    motilitas dan sekresi intestinum. Rasa kembung, tidak nyaman di

    perut, dan flatus yang sering merupakan efek samping yang sering

    dikeluhkan oleh pasien saat menggunaan laksatif jenis ini.

  • 7/22/2019 Laporan Farmakologi Laksatif Dan Antidiare

    21/33

    21

    3. Bahan dan Alata. Bahan Hewan percobaan : Mencit Obat yang diberikan : Na CMC 1%BB, Bisacodyl (10mg/kgBB,

    20mg/kgBB, 30mg/kgBB) Loperamide (10mg/kgBB, 20mg/kgBB,

    30mg/kgBB)

    b. Alat Alat suntik Jarum oral Stoples pengamat Timbangan Stopwatch Alat bedah Papan operasi Mistar Jarum pentul4. Cara Kerja

    1. Timbang mencit dan hitung dosis yang akan diberikan.2. Lalu diberikan loperamide secara oral.3. Tunggu 5 menit, setelah 5 menit diberikan norit secara oral.4. Setelah itu, tunggu 15 menit. Dan kemudian mencit dibunuh

    dengan cara dislokasi leher. Lalu, dibuka ronggan perut,dikeluarkan ususnya dengan hati-hati, mulai dari pylorus sampai

    ke katup ilosekal.

    5. Rentangkan usus pada papan operasi (jangan ditarik), gunakangunting untuk memutus jaringan ikat pada usus dan jarum pentul

    untuk menyematkan usus pada papan operasi.

  • 7/22/2019 Laporan Farmakologi Laksatif Dan Antidiare

    22/33

    22

    6. Ukur panjang usus yang ditempuh oleh norit (mulai dari lambungsampai kebatas terbentuknya warna hitam di usus) dan

    bandingkan dengan panjang usus seluruhnya (%).

    7. Lalu dihitung persentase laju transitnya.

    5. Hasil dan Pembahasana.

    Hasil dan perhitungan

    Mencit uji

    Berat mencit: 23 gram = 0,023kg

    Dosis Bisacodyl = 30 mg/kgBB Konsentrasi = 1mg/mlVaO = 0,023 kg x 30 mg/kgBB

    1mg/ml

    = 0,69 ml

    Norit yang digunakan = 1cc/100g/BB x 23 gram

    = 0,23 ml

    % laju transit = pjg usus norit x 100%

    pjg usus seluruhnya

    = 21,5 cm x 100%

    52 cm

    = 41,34 %

    Mencit kontrol

    Berat badan mencit = 21 g

    Dosis Na CMC 1 % BB = 1/100 x 21 g

  • 7/22/2019 Laporan Farmakologi Laksatif Dan Antidiare

    23/33

    23

    = 0,21 ml

    Norit yang digunakan = 1cc/100g/BB x 21 gram

    = 0,21 ml

    % laju transit = pjg usus norit x 100%

    pjg usus seluruhnya

    = 6 cm x 100%

    50 cm

    = 12 %

    Hasil semua kelompok:

    klp Obatpjg usus

    seluruhnya

    pjg usus

    norit

    % laju

    transit

    *Kontrol Na CMC

    1%BB50 cm 6 cm 12%

    1 Bisacodyl 10mg/kgBB 52 cm 18 cm 34,61%

    2 Bisacodyl 20mg/kgBB 53 cm 21 cm 39,60%

    3 Bisacodyl 30mg/kgBB 52 cm 23,5 cm 45,39%

    4Loperamide

    10mg/kgBB42 cm 10 cm 23,81%

    5Loperamide

    20mg/kgBB39 cm 5,8 cm 14,87%

    6 Loperamide30mg/kgBB

    49 cm 3 cm 6,12%

  • 7/22/2019 Laporan Farmakologi Laksatif Dan Antidiare

    24/33

    24

    b. PembahasanTujuan percobaan pada praktikum kali ini adalah mengetahui sejauh

    mana aktivitas obat antidiare dan laksatif yaitu loperamid dan

    bisacodyl dapat menghambat dan memperlancar defekasi dengan

    metode transit intestinal.

    Diare merupakan keadaan buang air dengan banyak cairan (mencret)

    dan merupakan gejala dari penyakit-penyakit tertentu. Diare

    disebabkan oleh adanya rangsangan pada saraf otonom di dinding usus

    sehingga dapat menimbulkan reflek yang mempercepat peristaltik

    sehingga timbul diare.Diare ditandai dengan frekuensi defekasi yang jauh melebihi frekuensi

    normal, serta konsistensi feses yang encer. Penyebab diare pun

    bermacam-macam. Pada dasarnya diare merupakan mekanisme

    alamiah tubuh untuk mengeluarkan zat-zat racun yang tidak

    dikehendaki dari dalam usus. Bila usus sudah bersih maka diare akan

    berhenti dengan sendirinya.

    Diare pada dasarnya tidak perlu pemberian obat, hanya apabila terjadi

    diare hebat dapat digunakan obat untuk menguranginya. Obat antidiare

    yang banyak digunakan diantaranya adalah Loperamid yang daya

    kerjanya dapat menormalisasi keseimbangan resorpsi-sekresi dari sel-

    sel mukosa, yaitu memulihkan sel-sel yang berada dalam keadaan

    hipersekresi pada keadaan resorpsi normal kembali. Loperamid

    merupakan derivat difenoksilat (dan haloperidol, suatu neuroleptikum)

    dengan khasiat obstipasi yang 2-3 kali lebih kuat tanpa khasiat pada

    SSP, jadi tidak mengakibatkan ketergantungan.

    Laksatif atau urus-urus atau pencahar ringan adalah obat yang

    berkhasiat untuk memperlancar pengeluaran isi usus. Disebut juga

    sebagai aperientsdan aperitive.

    Hewan percobaan yang digunakan dalam percobaan kali ini adalah

    mencit. Selain karena anatomi fisiologinya sama dengan anatomi

  • 7/22/2019 Laporan Farmakologi Laksatif Dan Antidiare

    25/33

    25

    fisiologi manusia, juga karena mencit mudah ditangani, ukuran

    tubuhnya kecil sehingga waktu penelitian dapat berlangsung lebih

    cepat. Prosedur pertama yang dilakukan adalah menimbang masing-

    masing mencit untuk menentukan banyaknya dosis sediaan uji yang

    akan diberikan pada tiap mencit. Mencit uji memiliki bobot 23 gram

    dan setelah dikonversi dengan VAO maka banyaknya dosis untuk

    mencit uji adalah 0,69 mL. Sedangkan untuk mencit kedua untuk

    kontrol bobotnya adalah 21 gram maka dosisnya 0,21 mL.

    Mencit uji akan diberikan obat bisacodyl 30 mg/kgBB , mencit kedua

    akan diberikan Na CMC 0,21 mL.Setelah itu, tiap-tiap mencit diberikan obat bisacodyl dan Na CMC

    dari berat mencit secara peroral. Norit digunakan sebagai indikator

    untuk mengetahui kecepatan motilitas usus. Bisakodil mampu

    dihidrolisis menjadi difenol di usus bagian atas. Difenol yang

    diabsorbsi mengalami konjugasi di hati dan dinding usus. Metabolit

    akan diekskresi melalui empedu, dan selanjutnya mengalami

    rehidrolisis menjadi difenol yang akan merangsang motilitas usus

    besar.

    Sediaan berupa tablet bersalut enteral 5 mg dan 10 mg. Sediaan

    supositoria 10 mg. Dosis dewasa 10-15 mg, dosis anak 5-10 mg. Efek

    samping berupa kolik usus dan perasaan terbakar pada penggunaan

    rektal. Efek pencahar akan terlihat setelah 6-12 jam, sedangkan pada

    pemberian rektal efek pencahar terlihat setelah setengah sampai satu

    jam. Pada pemberian oral, bisakodil diabsorbsi kira-kira 5% dan

    diekskresi bersama urin dalam bentuk glukuronid, tetapi ekskresi

    utama adalah di dalam tinja.

    Sedangkan pada pengujian antidiare digunakan loperamide merupakan

    obat antidiare golongan opioid yang mekanisme kerjanya adalah

    menekan kecepatan gerak peristaltik. Secara in vitro pada binatang

  • 7/22/2019 Laporan Farmakologi Laksatif Dan Antidiare

    26/33

    26

    Loperamide menghambat motilitas / perilstaltik usus dengan

    mempengaruhi langsung otot sirkular dan longitudinal dinding usus

    serta mempengaruhi pergerakan air dan elektrolit di usus besar. Pada

    manusia, Loperamide memperpanjang waktu transit isi saluran cerna.

    Loperamide menurunkan volum feses, meningkatkan viskositas dan

    kepadatan feses dan menghentikan kehilangan cairan dan elektrolit.

    Sehingga pemberian loperamid berdasarkan literatur seharusnya dapat

    menurunkan kecepatan peristaltik usus. Untuk mengetahuinya dapat

    dilihat dari rasio panjang usus yang dilalui oleh tinta cina terhadap

    panjang usus keseluruhan. Setelah 20 menit pemberian tinta cinamasing-masing mencit didislokasi dan dibedah untuk melihat

    kecepatan peristaltik antara mencit kontrol dan mencit yang telah

    diberikan loperamid dengan dosis yang berbeda. Karena panjang usus

    yang dilewati tinta cina dapat dijadikan sebagai indikator kecepatan

    peristaltik usus.

    Berdasarkan teori rasio antara jarak usus yang dilalui tinta cina dan

    total panjang usus pada mencit uji kontrol seharusnya lebih besar

    daripada rasio jarak usus yang dilalui tinta cina dan total panjang usus

    pada mencit uji I dan uji II karena mencit uji kontrol tidak

    mendapatkan loperamid sebagai penghambat gerak peristaltik usus

    sehingga gerak peristaltik ususnya lebih cepat dan jarak usus yang

    dilalui tinta cina lebih panjang. Rasio antara jarak usus yang dilalui

    tinta cina dan total panjang usus pada mencit uji I seharusnya lebih

    besar daripada rasio jarak usus yang dilalui tinta cina dan total panjang

    usus pada mencit uji II karena mencit uji I mendapatkan loperamid

    dengan dosis yang lebih kecil dibandingkan mencit uji II sehingga

    penghambatan gerak peristaltik usus pada mencit uji I lebih kecil

    daripada penghambatan gerak peristaltik usus pada mencit uji II.

  • 7/22/2019 Laporan Farmakologi Laksatif Dan Antidiare

    27/33

    27

    Loperamid dengan dosis yang lebih tinggi memberikan persen inhibisi

    atau keefektifan yang lebih baik daripada loperamid dengan dosis yang

    lebih kecil.

    6. Kesimpulana. Laksatif adalah obat yang dapat memperlancar defekasi (buang air

    besar) sedangkan antidiare adalah obat yang dapat mengurangifrekuensi defekasi.

    b. Diare atau diarrhea merupakan kondisi rangsangan buang air besaryang terus menerus disertai keluarnya feses atau tinja yang kelebihan

    cairan, atau memiliki kandungan air yang berlebih dari keadaan

    normal.

    c. Ada lima jenis klinis penyakit diare, antara lain: Diare akut, bercampur dengan air. Diare memiliki gejala yang

    datang tiba-tiba dan berlangsung kurang dari 14 hari. Bila

    mengalami diare akut, penderita akan mengalami dehidrasi dan

    penurunan berat badan jika tidak diberika makan dam minum.

    Diare kronik. Diare yang gejalanya berlangsung lebih dari 14hari yang disebabkan oleh virus, Bakteri dan parasit, maupun

    non infeksi.

    Diare akut bercampur darah. Selain intensitas buang air besarmeningkat, diare ini dapat menyebabkan kerusakan usus

    halus,spesis yaitu infeksi bakteri dalam darah, malnutrisi atau

    kurang gizi dan dehidrasi.

    Diare persisten. Gejalanya berlangsung selama lebih dari 14hari. Dengan bahaya utama adalah kekurangan gizi. Infeksi

  • 7/22/2019 Laporan Farmakologi Laksatif Dan Antidiare

    28/33

    28

    serius tidak hanya dalam usus tetapi menyebar hingga keluar

    usus.

    Diare dengan kurang gizi berat. Diare ini lebih parah dari diareyang lainnya, karena mengakibatkan infeksi yang sifatnya

    sistemik atau menyeluruh yang berat, dehidrasi, kekurangan

    vitamin dan mineral. Bahkan bisa mengakibatkan gagal

    jantung.

    d. Pada pemberian Bisacodyl 10mg/kgBB persentase laju noritnya=12%, Bisacodyl 20mg/kgBB= 34,61%, Bisacodyl 30mg/kgBB=

    39,60%. Dari data hasil persentase laju transit tersebut dapatdisimpilkan bahwa semakin tinggi dosis maka proses obat sampai

    keusus semakin panjang, dan sebaliknya.

    e. Pada pemberian Loperamide 10mg/kgBB didapatkan persentase lajutransitnya= 23,81%, Loperamide 20mg/kgBB= 14,87%, Loperamide

    30mg/kgBB= 6,12%. Dari hasil data tersebut, dapat disimpulkan

    bahwa semakin rendah dosis panjang norit di usus semakin panjang

    dan sebaliknya semakin tinggi dosis, panjang usus yang diberi norit

    semakin pendek.

    7. PertanyaanJAWABAN PERTANYAANPERTANYAAN

    1. Apakah kelemahan dan kerugian penggunaanpencahar/laksatif?

    2. Ceritakan mekanisme defekasi secara fisiologis.3. Kemukakan metode untuk evaluasi obat-obat antidiare,

    ceritakan.

    4. Kemukakan saran saudara untuk mengatasi kesukarandefekasi, jelaskan.

  • 7/22/2019 Laporan Farmakologi Laksatif Dan Antidiare

    29/33

    29

    5. Jelaskan keuntungan dan kerugian dari masing-masingmetode yang digunakan dalam percobaan ini.

    6. Untuk apa norit digunakan pada percobaan ini? Dapatkahkira-kira norit diganti dengan yang lain? Berikan satu

    contoh.

    7. Jelaskan toksisitas/efek samping dari penggunaan laksatifdan antidiare.

    Jawab:

    1.

    Kelemahan dan kerugian dalam penggunaan laksatif adalah :Pencahar stimulan dapat menyebabkan nyeri perut, penggunaannya

    dalam jangka waktu yang lama dapat mengakibatkan usus 'malas' atau

    melemah.

    Laksatif pembentuk massa dapat menyebabkan perut kembung.

    2. Mekanisme defekasi yaitu;Jenis gelombang peristaltik yang terlihat dalam usus halus jarang

    timbul pada sebagian kolon, sebaliknya hampir semua dorongan

    ditimbulkan oleh pergerakan lambat kearah anus oleh kontraksi

    haustrae dan gerakan massa. Dorongan di dalam sekum dan kolon

    asenden dihasilkan oleh kontraksi haustrae yang lambat tetapi

    berlangsung persisten yang membutuhkan waktu 8 sampai 15 jam

    untuk menggerakkan kimus hanya dari katup ileosekal ke kolon

    transversum, sementara kimusnya sendiri menjadi berkualitas feses

    dan menjadi lumpur setengah padat bukan setengah cair.

    3. Pergerakan massa adalah jenis pristaltik yang termodifikasi yangditandai timbulnya sebuah cincin konstriksi pada titik yang teregang

    di kolon transversum, kemudian dengan cepat kolon distal sepanjang

    20 cm atau lebih hingga ke tempat konstriksi tadi akan kehilangan

  • 7/22/2019 Laporan Farmakologi Laksatif Dan Antidiare

    30/33

    30

    haustrasinya dan berkontraksi sebagai satu unit, mendorong materi

    feses dalam segmen itu untuk menuruni kolon.

    4. Kontraksi secara progresif menimbulkan tekanan yang lebih besarselama kira-kira 30 detik, kemudian terjadi relaksasi selama 2 sampai

    3 menit berikutnya sebelum terjadi pergerakan massa yang lain dan

    berjalan lebih jauh sepanjang kolon. Seluruh rangkaian pergerakan

    massa biasanya menetap hanya selama 10 sampai 30 menit, dan

    mungkin timbul kembali setengah hari lagi atau bahkan satu hari

    berikutnya. Bila pergerakan sudah mendorong massa feses ke dalam

    rektum, akan timbul keinginan untuk defekasi

    Metode transit intestinalAktivitas obat yang dapat memperlambat peristaltik usus dengan

    mengukur rasio normal jarak yang ditempuh marker terhadap panjang

    usus sepenuhnya. Pada metode transit intestinal yang menjadi

    parameter pengukuran adalah rasio antara jarak rambat marker dengan

    panjang usus keseluruhan. Jika suatu bahan mempunyai efek antidiare

    maka rasio rambat marker yang dihasilkan kecil sebaliknya jika bahanyang mempunyai efek laksatif maka rasio yang dihasilkan lebih besar.

    Metode motilitas anorektalMemberikan informasi mengenai sensasi rektal, viskoelastisitas,

    relaksasi sfingter ani interna dan defekasi balon terisi udara berbagai

    ukuran dimasukkan ke rektum

    Metode uji elektromiogramMencatat fungsi sfingter ani eksterna dan defekografi dimana barium

    yang menebal memperkirakan konsistensi feses yang dimasukkan ke

    rektum dan evakuasinya dimonitor dengan fluoroskopi.

    5. Dengan minum cukup banyak dan makanan berserat akan membantupergerakan feses dan membuat feses melalui usus halus dengan

    meningkatkan sampah pada feses dan membuat feses menjadi lebih

    lunak. Peningkatan aktifitas fisik juga akan membantu dalam \

  • 7/22/2019 Laporan Farmakologi Laksatif Dan Antidiare

    31/33

    31

    6. mengatasi sembelit.

    Keuntungan metode transit intestinal adalah dapat dilakukan

    pengujian pada hewan percobaan dan biaya percobaan lebih murah

    dari metode metode lain. Sedangkan metode lain dilakukan

    pengujiannya pada pasien langsung.

    7. Pada percobaan ini norit digunakan sebagai marker merupakansenyawa yang mempunyai daya serap kuat (adsorbsen), dan masa

    kerjacepat dapat menyerap bakteri, toksin, gas, akan tetapi tidak

    spesifik sehingga obat, nutrien, dan enzim dalam saluran cerna juga

    akan diserap.

    8. Beberapa efek samping obat pencahar (laksatif) yang terjadi antaralain:

    Laksatif pembentuk massa dapat menyebabkan perut kembung.

    Pencahar stimulan dapat menyebabkan nyeri perut, penggunaannyadalam jangka waktu yang lama dapat mengakibatkan usus 'malas' atau

    melemah.

    Obat pencahar osmotik dapat menyebabkan nyeri perut, dan perut

    kembung

    Laksatif pelembut tinja dapat menyebabkan kram perut, mual dan

    ruam kulit Pastikan pasien tetap terhidrasi dengan baik ketika

    menggunakan obat pencahar dengan minum banyak cairan.

    Setidaknya dianjurkan dua liter (enam sampai delapan gelas) air

    sehari.

    Mual muntah Pusing - jangan mengemudi atau menggunakan alat-alat mesin jika

    merasa pusing

    Keluar darah bersama tinja

  • 7/22/2019 Laporan Farmakologi Laksatif Dan Antidiare

    32/33

    32

    PingsanPenggunaan pencahar berlebihan juga dapat menyebabkan; diare,

    dehidrasi, serta gangguan keseimbangan garam dan mineral dalam

    tubuh.

  • 7/22/2019 Laporan Farmakologi Laksatif Dan Antidiare

    33/33

    DAFTAR PUSTAKA

    Adnyana, Ketut. 2004. Sekilas Tentang Diare.

    http://www.blogdokter.net/2008/10/30/sekilas-tentang-diare/. [Diakses

    tanggal 10 April 2011]

    Anne, Ahira. 2011. Penyakit Diare Akut.

    http://www.anneahira.com/diare-akut.htm. [Diakses tanggal 10 April

    2011]

    Daldiyono. 1990. Diare, Gastroenterologi-Hepatologi. Jakarta :Infomedika. Hal : 14-4.

    Departemen Farmakologi dan Terapi UI, 2007. Farmakologi dan

    Terapi ed 5. Jakarta : Penerbit UI Press.

    Departemen Kesehatan RI. 1995. Farmakope Indonesia IV. Jakarta :

    Departemen Kesehatan RI.

    Harkness, Richard. 1984.Interkasi Obat. Bandung : Penerbit ITB.

    National Digestive Diseases Information Clearinghouse. 2007.

    http://dokterahimsa.blogspot.com/2011/12/interna

    gastroenterohepatologi-laksatif.html

    http://www.anneahira.com/diare-akut.htmhttp://dokterahimsa.blogspot.com/2011/12/interna%20gastroenterohepatologi-laksatif.htmlhttp://dokterahimsa.blogspot.com/2011/12/interna%20gastroenterohepatologi-laksatif.htmlhttp://dokterahimsa.blogspot.com/2011/12/interna%20gastroenterohepatologi-laksatif.htmlhttp://dokterahimsa.blogspot.com/2011/12/interna%20gastroenterohepatologi-laksatif.htmlhttp://www.anneahira.com/diare-akut.htm