LAPORAN EMULSI OLEUM OLIVARUM

66
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUIDA DAN SEMISOLIDA “Sediaan Emulsi” Disusun oleh: Indah Putri P17335114049 IA Kelompok 6 POLTEKKES KEMENKES BANDUNG

Transcript of LAPORAN EMULSI OLEUM OLIVARUM

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUIDA DAN SEMISOLIDASediaan Emulsi

Disusun oleh:

Indah PutriP17335114049IAKelompok 6

POLTEKKES KEMENKES BANDUNGJURUSAN FARMASI2015

SEDIAAN EMULSI OLEUM OLIVARUM 5%

I. TUJUAN PERCOBAAN Menentukan formulasi yang tepat, membuat dan mengevaluasi sediaan emulsi dengan bahan aktif Oleum Olivarum

II. LATAR BELAKANGPada zaman sekarang ini perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi semakin berkembang dengan pesat, salah satunya di bidang Kefarmasian. Hal ini dapat dilihat dari sediaan obat yang bermacam-macam yang dibuat oleh tenaga farmasis, diantaranya yaitu ada sediaan padat (solid), setengah padat (semisolid), dan cair (liquid). Emulsi adalah sistem dua fase, yang salah satu cairannya terdispersi dalam cairan yang lain, dalam bentuk tetesan kecil. Jika minyak yang merupakan fase terdispersi dan larutan air merupakan fase pembawa, sistem ini disebut emulsi minyak dalam air. Sebaliknya, jika air atau larutan air yang merupakan fase terdispersi dan minyak atau bahan seperti minyak merupakan fase pembawa, sistem ini disebut emulsi air dalam minyak. (Depkes RI, 1995). Sedangkan penggunaan sediaan yang dibuat yaitu untuk penggunaan topikal. Emulsi penggunaan topikal dapat berupa lotion. Sediaan yang akan dibuat berupa emulsi dengan bahan aktif Oleum Olivarum dengan dosis oleskan dua kali sehari pada kulit yang kering (Kiech-Kohlendorfer, Ursula, dkk. 2008). Khasiat dari oleum olivarum untuk penggunaan topikal yaitu sebagai emolien, untuk melembutkan kulit, sebagai lotion untuk pijat, dan untuk melunakkan kotoran telinga (Rowe, 2009).Bahan aktif yang digunakan yaitu minyak zaitun, minyak tidak larut dalam air (Depkes RI, 2014), maka dibuat sediaan emulsi. Bahan aktif mudah teroksidasi (Rowe, 2009), maka bahan aktif ditambahkan antioksidan yaitu BHT (Butylated Hydroxytoluene). Bahan aktif stabil terhadap panas sampai suhu 2200C (Tjay Tan, dkk. 2007), maka bahan aktif disertakan dalam pemanasan dengan fase minyak lainnya. Bahan aktif tidak ditemukan pH stabilitas di pustaka The Pharmaceutical Codex, Martindale 46, Farmakope Indonesia edisi IV dan V, dan journal penelitian, maka pH sediaan ditentukan sendiri menyesuaikan dengan pengawet yang digunakan yaitu 4,0-6,0 dengan pH aktivitas antimikroba 4-8. Bahan aktif harus terlindung dari cahaya (Sweetman, S.C. 2009), maka digunakan botol kaca berwarna coklat saat penyimpanan.

III. TINJAUAN PUSTAKA1. Bahan aktifZat AktifOlive Oil(Farmakope Indonesia edisi V hlm 882)

Struktur Kimia-

PemerianMinyak kuning pucat atau kuning kehijauan terang; bau dan rasa khas lemah dengan rasa agak pedas(Farmakope Indonesia edisi V hlm 882)

KelarutanSukar larut dalam etanol, tercampur dengan eter, dengan kloroform, dan dengan karbon disulfida.(Farmakope Indonesia edisi V hlm 882)

StabilitasPanas : Stabil terhadap panas sampai suhu 2200C(Obat-Obat Penting edisi 6 hlm 894)Cahaya : Minyak zaitun harus terlindung dari cahaya (Martindale 36 hlm 2356)Air dan pH : tidak ditemukan didaftar The pharmaceutical codex, martindale, USP, european pharmacopoeia, Britis pharmacopoeia, Japanese Pharmacopoeia, FI IV, FI V dan jurnal-jurnal penelitian.

Inkompabilitas Olive oil dapat disabunkan oleh hidroksi alkali karena mengandung proporsi yang tinggi dari asam lemak tak jenuh, olive oil cenderung terjadi oksidasi dan tidak kompatibel dengan oksidator.(HOPE 6th Edition page 471)

Keterangan lainCefuroxime axetil adalah campuran diastereoisomer dari Cefuroxime axetil C20H22N4O10S, mengandung setara dengan tidak kurang dari 745 g dan tidak lebih dari 875 g per mg Cefuroxime, C16H16N4O8S dihitung terhadap zat anhidrat.( Farmakope Indonesia V hlm 1167)

PenyimpananDisimpan dalam wadah baik dengan suhu tidak lebih dari 250C, terlindung dari cahaya(Martindale 36 hlm 2356)

Kadar penggunaan5%(Exclusive N.A, Distribusi CENTER CHEM, INC. Norwalk, CT Volume 01-12/05)

2. CMC NaZat Karboksimetilselulosa Natrium(Farmakope Indonesia edisi V hal 620)

SinonimCarboxymethylcellulose Sodium; Carboxymethylcellulosum Na- tricum; Carmellose sodique; Carmellosum natricum; Carmelosa sdica; Cellulose Gum; E466; Karmelioze s natrio druska; Karmel- loosinatrium; Karmellosnatrium; Karmellz-ntrium; Karmelosa sodn sl; Karmeloza sodowa; Natrii Carmellosum; SCMC; Sodi- um Carboxymethylcellulose; Sodium Cellulose Glycollate..(Martindale 36 hal 2412)

Struktur

(HOPE 6th Edition page 118)

Rumus molekulCMC Na(HOPE 6th Edition page 118)

Titik lebur 2270C(HOPE 6th Edition page 119)

PemerianSerbuk atau granul, putih sampai krem; higroskopik.(Farmakope Indonesia edisi V hal 620)

KelarutanMudah terdispersi dalam air dan membentuk larutan koloidal; tidak larut dalam etanol, eter dan pelarut organik lain. (Farmakope Indonesia edisi V hal 620)

StabilitasCarboxymethylcellulose Sodium stabil meskipun higroskopis. Pada kelembapan yang tinggi, Carboxymethylcellulose Sodium dapat mengabsorpsi air dalam jumlah besar (>50%). Kelarutan air stabil pada pH 2-10. Pengendapan dapat terjadi pada pH di bawah 2. Dan viskositas larutan dapat menurun dengan cepat pada pH di atas 10. Umumnya, larutan menunjukkan viskositas maksimal dan stabil pada pH 7-9. Carboxymethylcellulose Sodium dapat disterilisasi dalam keadaan kering pada suhu 1600C selama 1 jam. Namun, proses ini menghasilkan penurunan yang signifikan terhadap viskositas dan beberapa sifat penurunan larutan yang dibuat dari bahan yang disterilkan(HOPE 6th Edition page 120)

Inkompabilitas Carboxymethylcellulose Sodium inkompatibel dengan larutan asam kuat, dengan larutan garam besi, dan dengan beberapa logam lainnya, seperti alumunium, merkuri, dan zink. Carboxymethylcellulose Sodium inkompatibel juga dengan xanthan gum.(HOPE 6th Edition page 120)

Keterangan lainCoating agent; bahan penstabil; suspending agent; tablet and capsule disintegrant; pengikat tablet; bahan peningkat kekentalan; bahan penyerap air.(HOPE 6th Edition page 120)

PenyimpananDalam wadah yang tertutup, sejuk dan kering(HOPE 6th Edition page 120)

Kadar penggunaanEmulsifying agent= 0.25%1.0%Gel-forming agent= 3.0%6.0%Injeksi= 0.05%0.75%Larutan oral= 0.1%1.0%Pengikat tablet= 1.0%6.0%(HOPE 6th Edition page 120)

3. GliserinZat Gliserin(HOPE 6th ed Hlm 283)

SinonimCroderol; E422; glicerol; glycerine; glycerolum; Glycon G-100; Kemstrene; Optim; Pricerine; 1,2,3-propanetriol; trihydroxypropane glycerol. (HOPE 6th ed Hlm 283)

Struktur

(HOPE 6th ed Hlm 283)

Rumus molekulC3H8O3 (BM=92.09) (HOPE 6th ed Hlm 283)

Titik lebur 17,8oC(HOPE 6th ed Hlm 283)

PemerianJernih, tidak berwarna, tidak berbau, kental, cairan higroskopis, memiliki rasa manis, kira-kira 0,6kali lebih manis seperti sukrosa.(HOPE 6th ed Hlm 283)

KelarutanLarut di aseton dan di etanol (95%), praktis tidak larut di benzen dam kloroform, larut 1:500 di eter, 1:11 di etil asetat.(HOPE 6th ed Hlm 284)

StabilitasGliserin higroskopis, gliserin murni tidak rentan terhadap oksidasi oleh udara di bawah kondisi penyimpanan biasa, terurai pada pemanasan dengan perubahan akrolein beracun. Campuran gliserin dengan air, etanol (95%) dan propilen glikol yang stabil secara kimiawi.(HOPE 6th ed Hlm 284)

Inkompabilitas Gliserin dapat meledak jika dicampur dengan oksidator kuat seperti kromilum trioksida, potasium klorat, atau kalium permanganat. Dalam larutan encer, reaksi berlangsung lebih lambat dengan beberapa oksidasi yang terbentuk. Perubahan warna hitam pada gliserin terjadi dengan adanya cahaya atau kontak dengan seng oksida atau dasar bismut sitrat.(HOPE 6th ed Hlm 285)

Keterangan lainPengawet antimikroba, kosolven, emollient, humektan, pelarut, bahan pemanis, bahan tonisitas, pelunak.(HOPE 6th ed Hlm 284)

PenyimpananDalam wadah yang tertutup, sejuk dan kering(HOPE 6th ed Hlm 285)

Kadar penggunaanPengawet antimikroba =