Laporan Ekologi Umum Vegetasi 3

download Laporan Ekologi Umum Vegetasi 3

of 28

Transcript of Laporan Ekologi Umum Vegetasi 3

  • 8/21/2019 Laporan Ekologi Umum Vegetasi 3

    1/28

    1

    LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM

    ANALISIS VEGETASI KUADRAT

    Dosen Pembimbing:

    1. Dr. Sucipto Hariyanto, DEA.

    2. Dra. Thin Soedarti, CESA

    Asisten Dosen:

    Irma Ardiana Puspita

    Oleh:

    Jamilatul Arofah (081311433071)Sherly Yohana C.S. (081311433073)

    Nihayatul Bariroh (081311433084)

    Fajriyatun Nufus (081311433090)

    Ranu Bagus S. (081311433091)Yuli Winarsih (081311433092)

    Shahnaz (081311433095)

    Khusnita Giarti (081311433096)

    PROGRAM STUDI S1 BIOLOGI

    DEPARTEMEN BIOLOGI

    FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

    UNIVERSITAS AIRLANGGA

    2014

  • 8/21/2019 Laporan Ekologi Umum Vegetasi 3

    2/28

    2

    BAB I

    PENGANTAR

    1.1

    Latar BelakangVegetasi merupakan kumpulan tumbuhan yang hidup pada suatu habitat dalam

    suatu ekosistem. Suatu kumpulan tumbuhan atau komunitas tumbuhan adalah

    populasi tumbuhan yang yang tumbuh di suatu habitat. Suatu masyarakat tumbuhan

    pada dasarnya dapat terbentuk dari satu jenis komunitas yang disebut

    konsosiasi, atau dapat juga berbentuk dari bermacam-macam komunitas yang disebut

    dengan asosiasi (Syafei, 1994).

    Analisa vegetasi adalah cara mempelajari susunan (komposisi jenis) dan bentuk

    (struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan. Untuk suatu kondisi hutan

    yang luas, maka kegiatan analisa vegetasi erat kaitannya dengan sampling yang

    artinya cukup menempatkan beberapa petak contoh untuk mewakili habitat tersebut.

    Ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam sampling yaitu jumlah petak contoh, cara

    peletakan petak contoh, dan teknik analisa vegetasi yang digunakan (Marpaung,

    2009).

    Ada berbagai metode yang dapat digunakan untuk menganalisa vegetasi ini,

    diantaranya dengan menggunakan metode kuadran atau sering disebut dengan

    kuarter. Metode ini sering sekali disebut juga dengan plot less methodkarena tidak

    membutuhkan plot dengan ukuran tertentu, area cuplikan hanya berupa titik. Metode

    ini cocok digunakan pada individu yang hidup tersebar sehingga untuk melakukan

    analisa dengan melakukan perhitungan satu persatu akan membutuhkan waktu yang

    sangat lama, biasanya metode ini digunakan untuk vegetasi berbentuk hutan atau

    vcegetasi kompleks lainnya (Syafei, 1994).

    Metode kuadran umunya dilakukan bila vegetasi tingkat pohon saja yang jadi

    bahan penelitiaan. Metode ini mudah dan lebih cepat digunanakan untuk mengetahui

    komposisi, dominasi pohon, dan menaksir volumenya. Setiap tumbuhan yang hidup

    pada lingkungan tertentu memiliki kerimbunan yang berbeda dan kerapatan antar

  • 8/21/2019 Laporan Ekologi Umum Vegetasi 3

    3/28

    3

    individu yang berbeda. Penyebaran vegetasi di alam sangat bervariasi ada yang

    penyebarannya mengelompok dan ada yang tersebar (Syafei, 1994).

    1.2

    Rumusan Masalah

    1. Bagaimana melakukan sampling dan analisis vegetasi dengan benar?

    2. Bagaimana menetukan variabel kerimbunan, kerapatan, dan frekuensi dengan

    metode kuadrat?

    3. Faktor apa yang mempengaruhi kerapatan, kerimbunan, dan frekuensi suatu

    vegetasi?

    4. Bagaimana nilai penting dari masing-masing spesies dalam suatu vegetasi?

    5. Bagaimanakah nama komunitas dari vegetasi yang menjadi lokasi sampling?

    1.3Tujuan

    1. Dapat melakukan sampling dan analisis vegetasi dengan metode kuadrat.

    2.

    Dapat menentukan variabel kerimbunan, kerapatan, dan frekuensi suatu

    vegetasi dengan cara metode kuadrat.

    3. Dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kerapatan, kerimbunan,

    dan frekuensi suatu vegetasi.

    4.

    Dapat mengetahui nilai penting masing-masing spesies dalam suatu vegetasi.

    5. Dapat memberi nama komunitas berdasarkan nilai penting.

    1.4Manfaat

    Manfaat dari praktikum ini adalah mahasiswa dapat memahami bagaimana cara

    sampling dan analisis vegetasi serta dapat menggunakan variabel kerimbunan,

    kerapatan, dan frekuensi dengan cara metode kuadrat.

    1.5Hipotesis

    Jika semakin besar hubungan antara kerapatan dengan kerimbunan, kerimbunan

    dengan frekuensi, dan kerapatan dengan frekuensi pada vegetasi tersebut, maka

    semakin besar pula nilai penting yang didapatkan.

  • 8/21/2019 Laporan Ekologi Umum Vegetasi 3

    4/28

    4

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Vegetasi

    Vegetasi dalam ekologi adalah istilah untuk keseluruhan komunitas

    tumbuhan.Vegetasi merupakan bagian hidup yang tersusun dari tumbuhan yang

    menempati suatuekosistem. Beraneka tipehutan,kebun, padang rumput,

    dantundra merupakan contoh-contoh vegetasi. Analisis vegetasi adalah cara

    mempelajari susunan (komposisi jenis) dan bentuk (struktur) vegetasi atau

    masyarakat tumbuh-tumbuhan. Satuan yang diselidiki dalam ekologi hutan adalah

    suatu tegakan, yang merupakan asosiasi konkrit (Rohman dan Sumberartha, 2001).

    Ilmu vegetasi telah mengembangkan berbagai metode untuk menganalisis

    suatu vegetasi yang sangat membantu dalam mendekripsikan suatu vegetasi sesuai

    dengan tujuannya, dan dalam hal ini suatu metodologi sangat berkembang dengan

    pesat. Pengamatan parameter vegetasi berdasarkan bentuk hidup pohon, perdu,

    serta herba. Suatu ekosistem alamiah maupun binaan selalu terdiri dari dua

    komponen utama yaitu komponen biotik dan abiotik. Vegetasi atau komunitas

    tumbuhan merupakan salah satu komponen biotik yang menempati habitat tertentu

    seperti hutan, padang ilalang, semak belukar dan lain-lain (Syafei, 1994).

    2.2 Metode Kuadrat

    Metode kuadrat, bentuk percontoh atau sampel dapat berupa segi empat atau

    lingkaran yang menggambarkan luas area tertentu. Luasnya bisa bervariasi sesuai

    dengan bentuk vegetasi atau ditentukan dahulu luas minimumnya. Metode kuadrat

    menurut Surasana, 1990 juga ada beberapa jenis:

    a.Liat quadrat: Spesies di luar petak sampel dicatat.

    b. Count/list count quadrat: Metode ini dikerjakan dengan menghitung jumlah spesies

    yang ada beberapa batang dari masing-masing spesies di dalam petak. Jadi

    merupakan suatu daftar spesies yang ada di daerah yang diselidiki.

    c. Cover quadrat (basal area kuadrat): Penutupan relatif dicatat, jadi persentase

    tanah yag tertutup vegetasi. Metode ini digunakan untuk memperkirakan berapa

    http://id.wikipedia.org/wiki/Ekologihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Komunitas_%28ekologi%29&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Tetumbuhanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Ekosistemhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hutanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kebunhttp://id.wikipedia.org/wiki/Padang_rumputhttp://id.wikipedia.org/wiki/Tundrahttp://id.wikipedia.org/wiki/Tundrahttp://id.wikipedia.org/wiki/Padang_rumputhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kebunhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hutanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Ekosistemhttp://id.wikipedia.org/wiki/Tetumbuhanhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Komunitas_%28ekologi%29&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Ekologi
  • 8/21/2019 Laporan Ekologi Umum Vegetasi 3

    5/28

    5

    area (penutupan relatif) yang diperlukan tiap-tiap spesies dan berapa total basal

    dari vegetasi di suatu daerah. Total basal dari vegetasi merupakan penjumlahan

    basal area dari beberapa jenis tanaman. Pada analisis menggunakan metode

    kuadrat ini dilakukan perhitungan terhadap variabel-variabel kerapatan,

    kerimbunan, dan frekuensi.

    2.2.1 Kerapatan

    Kerapatan adalah jumlah individu suatu jenis tumbuhan dalam suatu luasan

    tertentu, misalnya 100 individu/ha. Mengukur kerapatan biasanya akan muncul

    suatu masalah sehubungan dengan efek tepi (side effect) dan life form (bentuk

    tumbuhan). Mengukur kerapatan pohon atau bentuk vegetasi lainnya yang

    mempunyai batang serta mudah dibedakan antara satu dengan lainnya umumnya

    tidak menimbulkan kesukaran yang berarti. Pada tumbuhan yang menjalar dengan

    tunas pada buku-bukunya dan berrhizoma (berakar rimpang) akan timbul suatu

    kesukaran dalam penghitungan individunya. Hal ini dapat diatasi dengan

    membuat suatu kriteria tersendiri tentang pengertian individu dari tipe tumbuhan

    tersebut (Irwanto, 2010).

    Masalah lain yang harus diatasi adalah efek tepi dari kuadrat sehubungan

    dengan keberadaan sebagian suatu jenis tumbuhan yang berada di tepi kuadrat,

    sehingga kita harus memutuskan apakah jenis tumbuhan tersebut dianggap berada

    dalam kuadrat atau di luar kuadrat. Hal ini dapat diatasi dengan menggunakan

    perjanjian bahwa bila > 50% dari bagian tumbuhan tersebut berada dalam

    kuadrat, maka dianggap tumbuhan tersebut berada dalam kuadrat dan tentunya

    barns dihitung pengukuran kerapatannya (Irwanto, 2010).

    2.2.2 Kerimbunan

    Kerimbunan adalah proporsi permukaan tanah yang ditutupi oleh proyeksi

    tajuk tumbuhan, sehingga kerimbunan dinyatakan dalam satuan persen. Misalnya,

    jenisRhizophora apiculata (bakau) mempunyai proyeksi tajuk seluas 10 mZ

    dalam suatu petak contoh seluas 100 m-, maka kelindungan jenis bakau tersebut

    adalah 10/100 x 100% = 10%. Jumlah total kelindungan semua jenis tumbuhan

    dalam suatu komunitas tumbuhan mungkin lebih dari 100%, karena sering

  • 8/21/2019 Laporan Ekologi Umum Vegetasi 3

    6/28

    6

    proyeksi tajuk dari satu tumbuhan dengan tumbuhan lainnya bertumpang

    tindih (overlapping). Pengganti dari luasan areal tajuk, kerimbunan bisa juga

    mengimplikasikan proyeksi basal area pada suatu luasan permukaan tanah.dan

    luasannya diukur dengan planimeter atau sistem dot grid dengan kertas grafik

    (Irwanto, 2010).

    2.2.3 Frekuensi

    Frekuensi adalah suatu jenis tumbuhan adalah jumlah petak contoh dimana

    ditemukannya jenis tersebut dari sejumlah petak contoh yang dibuat. Biasanya

    frekwensi dinyatakan dalam besaran persentase. Misalnya jenis Avicennia

    marina (api-api) ditemukan dalam 50 petak contoh dari 100 petak contoh yang

    dibuat, sehingga frekuensi jenis api-api tersebut adalah 50/100 x 100% = 50%.

    Jadi dalam penentuan frekuensi ini tidak adacounting, tetapi hanya suatu

    peristilahan mengenai keberadaan suatu jenis saja (Irwanto, 2010).

    2.3 Sistem Analisis Metode Kuadrat

    Kerapatan ditentukan berdasarkan jumlah individu suatu populasijenis tumbuhan

    di dalam area tersebut. Kerimbunan ditentukan berdasarkan penutupan daerah

    cuplikan oleh populasi jenis tumbuhan. Khusus untuk variabel kerapatan dan

    kerimbunan, cara perhitungan yang dipakai dalam metode kuadrat adalah berdasarkan

    kelas kerapatan dan kelas kerimbunan yang ditulis oleh Braun Blanquet tahun 1964.

    Sedangkan frekuensi ditentukan berdasarkan kekerapan dari jenis tumbuhan dijumpai

    dalam sejumlah area sampel (n) dibandingkan dengan seluruh total area sampel yang

    dibuat (N), biasanya dalam persen (%) (Surasana, 1990).

    Keragaman spesies dapat diambil untuk menanadai jumlah spesies dalam suatu

    daerah tertentu atau sebagai jumlah spesies diantara jumlah total individu dari seluruh

    spesies yang ada. Hubungan ini dapat dinyatakan secara numeric sebagai indeks

    keragaman atau indeks nilai penting. Jumlah spesies dalam suatu komunitas adalah

    penting dari segi ekologi karena keragaman spesies tampaknya bertambah bila

    komunitas menjadi makin stabil (Michael, 1994).

  • 8/21/2019 Laporan Ekologi Umum Vegetasi 3

    7/28

    7

    Nilai penting merupakan suatu harga yang didapatkan dari penjumlahan nilai

    relative dari sejumlah variabel yangb telah diukur (kerapatan relative, kerimbunan

    relative, dan frekuensi relatif). Jika disususn dalam bentuk rumus maka akan

    diperoleh:

    Harga relatif ini dapat dicari dengan perbandingan antara harga suatu variabel

    yang didapat dari suatu jenis terhadap nilai total dari variabel itu untuk seluruh jenis

    yang didapat, dikalikan 100% dalam table. Jenis-jenis tumbuhan disusun berdasarkan

    urutan harga nilai penting, dari yang terbesar sampai yang terkecil. Dua jenis

    tumbuhan yang memiliki harga nilai penting terbesar dapat digunakan untuk

    menentukan penamaan untuk vegetasi tersebut (Surasana, 1990).

    Praktikum ini mempelajari indeks keanekaragaman yang digunakan untuk

    mengetahui keanekaragaman hayati biota yang diteliti. Pada prinsipnya, nilai indeks

    makin tinggi, berarti komunitas diperairan itu makin beragam dan tidak didominasi

    oleh satu atau lebih dari takson yang ada. Umumnya, jenis perhitungan Indeks

    Keanekaragaman untuk bentos adalah rumus Shannon & Wiener.

    Np = Kr + Dr + Fr

  • 8/21/2019 Laporan Ekologi Umum Vegetasi 3

    8/28

    8

    BAB III

    METODE PRAKTIKUM

    3.1 Tempat dan Waktu

    Praktikum yang dilakukan berlokasi di kebun Danau Kampus C Universitas

    Airlangga. Praktikum dilakukan pada hari Rabu tanggal 15 Oktober 2014 pukul

    08.50-10.30 WIB.

    Gambar 1. Denah lokasi praktikum ditandai oleh garis kuning (Google Maps).

    3.2 Alat dan Bahan

    Alat yang digunakan adalah:

    1. Meteran

    2. Tali Rafia

    3. Calipers

    4. Tongkat Kayu

    5. Kompas

    Bahan yang digunakan dalam praktikum adalaah tumbuh-tumbuhan yang ada di

    sekitar kebun Danau Kampus C Universitas Airlangga.

  • 8/21/2019 Laporan Ekologi Umum Vegetasi 3

    9/28

    9

    3.3 Cara kerja

    Langkah pertama yang dilakukan adalah menyebar minimal 100 m2, membaginya

    menjadi 10 titik observasi berukuran 10 meter persegi, kemudian membagi menjadi 4

    kuadran pada masing-masing titik dan melakukan pengukuran dari tumbuhan yang

    paling dekat dengan titik observasi yang akan diukur. Mengambil meteran untuk

    mengukur jarak terdekat dari titik observasi, kemudian mengidentifikasi jenis

    tumbuhan dan mengukur diameter batang tumbuhan tersebut.

    Langkah-langkah yang dilakukan untuk mengukur sampel adalah:

    Langkah akhir yaitu menganalisis seluruh vegetasi di seluruh kuadrat,

    selanjutnya melakukan perhitungan untuk mencari harga relatif dari setiap variabel

    untuk setiap jenis tumbuhan. Melanjutkan perhitungan untuk mencari harga penting

    dari setiap jenis tumbuhan. Menyusun dalam suatu tabel jenis tumbuhan berdasarkan

    harga nilai penting dari harga terbesar sampai terkecil, dan yang terakhir mengitung

    indeks diversitas berdasarkan rumus Shannon Weaver.

    Tumbuhan diukur dari

    jarak yang terdekat

    dengan titik observasi

    menggunakan meteran.

    diidentifikasi jenis tumbuhanyang dekat dengan titik

    observasi.

    diameter batang tumbuhan diukur

    dengan menggunakan calipers

    Pengukuran diulangi pada

    keempat kuadran sampai

    pada titik observasi yang

    ke-10

  • 8/21/2019 Laporan Ekologi Umum Vegetasi 3

    10/28

    10

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Hasil4.1.1 Data

    Titikobservasi ke-

    Kuadran Jenis tumbuhanJarak dari titik

    observasiDiameterbatang

    1

    I sukun 69 cm 4 cm

    II mahoni 70 cm 5 cm

    III mangga 71 cm 4 cm

    IV puring 72 cm 5 cm

    2

    I trembesi 73 cm 32 cm

    II trembesi 74 cm 34 cmIII nyamplung 75 cm 8 cm

    IV trembesi 76 cm 5 cm

    3

    I mahoni 77 cm 6 cm

    II mangga 78 cm 5 cm

    III mangga 79 cm 9 cm

    IV puring 80 cm 4 cm

    4

    I mangga 81 cm 5 cm

    II palem 82 cm 35 cm

    III mangga 83 cm 9 cmIV mangga 84 cm 7 cm

    5

    I mahoni 85 cm 3 cm

    II trembesi 86 cm 19 cm

    III mangga 87 cm 11 cm

    IV palem 88 cm 10 cm

    6

    I mangga 89 cm 5 cm

    II trembesi 90 cm 29 cm

    III trembesi 91 cm 31 cm

    IV mangga 92 cm 8 cm

    7

    I Mahoni 93 cm 9 cm

    II Nyamplung 94 cm 4 cm

    III Palem 95 cm 9 cm

    IV Mangga 96 cm 10 cm

    8 I Trembesi 97 cm 22 cm

  • 8/21/2019 Laporan Ekologi Umum Vegetasi 3

    11/28

    11

    II Trembesi 98 cm 5 cm

    III Mangga 99 cm 4 cm

    IV Trembesi 100 cm 23 cm

    9

    I Mahoni 101 cm 6 cm

    II Mangga 102 cm 5 cm

    III Trembesi 103 cm 33 cm

    IV Palem 104 cm 6 cm

    10

    I Mahoni 105 cm 6 cm

    II Mahoni 106 cm 5 cm

    III Palem 107 cm 7 cm

    IV Mangga 108 cm 4 cm

    jumlah 3540 cm 451 cm

    Rata-Rata 89 cm 11 cm

    4.1.2 Analisis Perhitungan

    Analisis perhitungan vegetasi metode kuarter (kuadran) sebagai berikut:

    a) Jarak rata-rata (d) =

    =

    = 88,5

    b) Luas rata-rata yang ditempati setiap individu = d2

    = 7832,25

    c) Kerapatan absolut total (jumlah individu per luas L) =

    =

    No. Nama spesies Jumlah

    1. Mahoni (Swietenia mahagoni (L.) Jacq.) 7

    2. Mangga(Mangivera Indica) 13

    3. Nyamplung (Calophyllum inophyllum) 2

    4. Palem (Palmae sp.) 5

    5. Puring (Codiaeum variegatum.) 2

    6. Sukun(Artocarpus communis.) 1

    7. Trembesi (Samanea saman.) 10

  • 8/21/2019 Laporan Ekologi Umum Vegetasi 3

    12/28

    12

    = 0,012

    d) Kerapatan relatif dari masing-masing spesies.

    Kerapatan relatif (Sukun) =

    100%

    =

    100%

    = 2,5%

    Kerapatan relatif (Mahoni) =

    100%

    =

    100%

    = 17,5%

    Kerapatan relatif (Mangga) =

    100%

    =

    100%

    = 32,5%

    Kerapatan relatif (Puring) =

    100%

    =

    100%

    = 5%

    Kerapatan relatif (Trembesi) =

    100%

    =

    100%

    = 25%

    Kerapatan relatif (Nyamplung) =

    100%

    =

    100%

    = 5%

    Kerapatan relatif (Palem) =

    100%

  • 8/21/2019 Laporan Ekologi Umum Vegetasi 3

    13/28

    13

    =

    100%

    = 12,5%

    e) Kerapatan absolut masing-masing spesies.

    Kerapatan absolut sp (Sukun)=

    Kerapatan absolut total

    =

    0,012

    = 0,0003

    Kerapatan absolut sp (Mahoni)=

    Kerapatan absolut total

    =

    0,012

    = 0,0021

    Kerapatan absolut sp (Mangga)=

    Kerapatan absolut total

    =

    0,012

    = 0,0039

    Kerapatan absolut sp (Purinng)=

    Kerapatan absolut total

    =

    0,012

    = 0,0006

    Kerapatan absolut sp (Trembesi)=

    Kerapatan absolut

    total

    =

    0,012

    = 0,003

    Kerapatan absolut sp (Nyamplung)=

    Kerapatan absolut

    total

  • 8/21/2019 Laporan Ekologi Umum Vegetasi 3

    14/28

    14

    =

    0,012

    = 0,0006

    Kerapatan absolut sp (Palem)=

    Kerapatan absolut total

    =

    0,012

    f) Jumlah luas basal masing-masing spesies.

    Jumlah luas basal (Sukun) = d2x kerapatan relative

    = 7832,25 x 2,5

    = 19580,625

    Jumlah luas basal (mahoni) = d2 x kerapatan relative

    = 7832,25 x 17,5

    = 137064,375

    Jumlah luas basal (Mangga) = d2x kerapatan relative

    = 7832,25 x 32,5

    = 254548,125 Jumlah luas basal (Puring) = d

    2x kerapatan relative

    = 7832,25 x 5

    = 39161,25

    Jumlah luas basal (Trembesi) = d2x kerapatan relative

    = 7832,25 x 25

    = 195806,25

    Jumlah luas basal (Nyamplung)= d2x kerapatan relative

    = 7832,25 x 5

    = 39161,25

    Jumlah luas basal (Palem ) = d

    2x kerapatan relative

  • 8/21/2019 Laporan Ekologi Umum Vegetasi 3

    15/28

    15

    = 7832,25 x 1,25

    = 9790,3125

    g) Frekuensi relatif masing-masing spesies.

    Frekuensi Relatif (Sukun) =

    100%

    =

    100%

    = 10%

    Frekuensi Relatif (Mahoni) =

    100%

    =

    100%

    = 60%

    Frekuensi Relatif (Mangga) =

    100%

    =

    100%

    = 90%

    Frekuensi Relatif (Puring) =

    100%

    =

    100%

    = 20%

    Frekuensi Relatif (Trembesi)=

    100%

    =

    100%

    = 50%

    Frekuensi Relatif (Nyamplung)=

    100%

    =

    100%

    = 20%

    Frekuensi Relatif (Palem) =

    100%

  • 8/21/2019 Laporan Ekologi Umum Vegetasi 3

    16/28

    16

    =

    100%

    = 50%

    h) Dominasi relatif masing-masing spesies.

    Dominasi Relatif (Sukun) =

    100%

    =

    100%

    = 2,81%

    Dominasi Relatif (Mahoni) =

    100%

    =

    100%

    = 19,71%

    Dominasi Relatif (Mangga) =

    100%

    =

    100%

    = 36,61 %

    Dominasi Relatif (Puring) =

    100%

    =

    100%

    = 5,63%

    Dominasi Relatif (Trembesi) =

    100%

    =

    100%

    = 28,17%

    Dominasi Relatif (Nyamplung)=

    100%

    =

    100%

    = 5,63%

    Dominasi Relatif (Palem) =

    100%

  • 8/21/2019 Laporan Ekologi Umum Vegetasi 3

    17/28

    17

    =

    100%

    = 1,4 %

    i) Nilai penting masing-masing spesies.

    Nilai Penting (Sukun) = Kr + Dr + Fr

    = 2,5 + 2,81 + 10

    = 15,31

    Nilai Penting (Mahoni) = Kr + Dr + Fr

    = 17,5 + 19,71 + 60

    = 97,21

    Nilai Penting (Mangga) = Kr + Dr + Fr

    = 32,5 + 36,61 + 90

    = 159,11

    Nilai Penting (Puring) = Kr + Dr + Fr

    = 5 + 5,63 + 20

    = 30,63

    Nilai Penting (Trembesi) = Kr + Dr + Fr

    = 2,5 + 28,17 + 50

    = 103,170

    Nilai Penting (Nyamplung) = Kr + Dr + Fr

    = 5+ 5,63 + 20

    = 30,63

    Nilai Penting (Palem) = Kr + Dr + Fr

    = 1,25 + 1,4 + 50

    = 52,65

    4.2 Pembahasan

    Praktikum kali ini bertujuan untuk melakukan sampling vegetasi dan melakukan

    analisis vegetasi menggunakan variabel kerimbunan, kerapatan, dan frekuensi dengan

    cara metode kuadrat, dapat memberi nama komunitas berdasarkan nilai penting, dan

  • 8/21/2019 Laporan Ekologi Umum Vegetasi 3

    18/28

    18

    dapat menuliskan laporan secara ilmiah. Praktikum analisis vegetasi ini dilakukan di

    kebun dekat Danau Univesitas Airlangga. Aktivitas yang dilakukan adalah

    melakukan analisis vegetasi pada berbagai varietas tanaman yang berada di kebun

    dekat Danau Universitas Airlangga. Aktivitas ini dilakukan dengan beberapa

    perlakuan yang berbeda. Perlakuan tersebut menentukan aktivitas apa yang akan

    dilakukan. Sebelum aktivitas analisis vegetasi dilakukan, ada beberapa hal yang harus

    dilakukan terlebih dahulu. Aktivitas yang dilakukan adalah membuat titik-titik

    observasi. Titik-titik observasi akan menjadi tempat untuk melakukan analisis

    vegetasi. Masing-masing titik observasi akan dibagi menjadi 4 kuadran. Kuadran

    yang dibuat terdiri dari kuadran I, II, III, dan IV. Sebelum menentukan titik observasi,

    sebelumnya dicari jarak masing-masing titik observasi. Jarak yang digunakan pada

    praktikum kali ini adalah 10 meter pada masing-masing titik observasi. Titik

    observasi berjumlah 10 titik. Masing-masing titik memiliki kuadran yang berjumlah 4

    kuadran. Setiap kuadran akan dijadikan sebagai tempat analisis vegetasi tumbuhan.

    Masing-masing kuadran memiliki jenis tumbuhan yang berbeda-beda. Langkah yang

    dilakukan adalah mencatat nama, diameter batang, dan jarak tumbuhan dengan titik

    observasi. Tumbuhan yang dianalisis haruslah memiliki jarak terdekat dengan titik

    observasi yang telah ditentukan. Perlakuan ini dilakukan supaya penghitungan

    menjadi mudah dan data yang didapatkan menjadi akurat. Salah satu kendala yang

    muncul pada saat proses analisis tumbuhan pada masing-masing kuadran adalah

    nama spesies tumbuhan yang dianalisis. Terkadang pada saat menganalisis suatu

    tumbuhan, nama dari tumbuhan yang diamati tidak diketahui dengan jelas. Masalah

    ini menghambat saat pendataan hasil analisis. Keberadaan dosen pada tempat

    praktikum bisa menjadi solusi dari masalah ini. Dosen bisa memberikan informasi

    tentang tumbuhan atau pohon yang belum diketahui nama spesiesnya.

    Aktivitas selanjutnya adalah melakukan pendataan tentang hasil analisis

    vegetasi tumbuhan yang telah dilakukan. Analisis ini meliputi variabel yang akan

    dicari pada praktikum kali ini. Sebelum menuju analisis variabel yang dicari, terlebih

    dahulu dicari jarak rata-rata (d) pada semua jarak yang dijadikan sebagai tempat

    untuk melakukan analisis vegetasi. Rumus untuk mencari jarak rata-rata (d) adalah :

  • 8/21/2019 Laporan Ekologi Umum Vegetasi 3

    19/28

    19

    Hasil dari jarak rata-rata akan digunakan untuk menghitung luas rata-rata yangditempati setiap individu (d

    2). Rumus berikutnya adalah menghitung kerapatan

    absolute total ( jumlah individu per luas L ). Rumusnya adalah :

    Sebelum mencari kerapatan absolut total ada rumus yang mencari kerapatan

    absolute sp. Rumusnya adalah :

    Kerapatan absolut sp = kerapatan relatif x kerapatan absolut total100

    Rumus lain yang digunakan adalah :

    Kerapatan relatif = Kerapatan relatif x 100 %Jumlah individu semua sp

    Kerapatan relatif = Kerapatan relatif x 100 %Jumlah semua titik observasi

    Dominasi relatif = Kerapatan relatif x 100 %Jumlah luas basal semua sp

    Jumlah luas basal = d2 x kerapatan relatif

    Nilai Penting (NK) di tulis setelah semua data dari rumus di atas telah

    didapat.Rumus untuk Nilai Penting (NK) adalah :

    Nilai Penting = Kr + Dr + Fr

  • 8/21/2019 Laporan Ekologi Umum Vegetasi 3

    20/28

    20

    Hasil analisis ini menyatakan jika vegetasi di suatu tempat akan berbeda dengan

    vegetasi di tempat 1ain. Hal ini terjadi karena faktor lingkungannya yang berbeda

    seperti kondisi tanah atau perawatan terhadap vegetasi tersebut. Pernyataan itu

    didapatkan dari hasil analisis yang telah didapat. Hasil analisis yang telah dilakukan

    adalah :

    Jarak rata-rata yang diperoleh adalah = 88,5

    Luas rata-rata yang diperoleh = 7832,25

    Kerapatan absolute total = 0,012

    Setelah didapatkan ketiga data diatas kemudian dicari data per spesies meliputi:

    a. Kerapatan relatif (sukun/Artocarpus communis.) = 2,5%

    b. Kerapatan relatif (mahoni/Swietenia mahagoni (L.) Jacq) = 17,5 %

    c. Kerapatan relatif (manga/Mangivera Indica) = 32,5%

    d. Kerapatan relatif (puring/Codiaeum variegatum) = 5 %

    e. Kerapatan relatif(trembesi/Samanea saman) = 25 %

    f.

    Kerapatan relatif (Nyamplung/Calophyllum inophyllum) = 5%

    g. Kerapatan relatif (Palem/Palmae sp) = 12,5%

    Tidak hanya kerapatan relatif, akan tetapi juga meliputi kerapatan absolute

    dari masing-masing spesies :

    a.

    Kerapatan absolute sp (Sukun/Artocarpus communis) = 0,0003

    b. Kerapatan absolute sp (Mahoni/Swietenia mahagoni (L.) Jacq) = 0,0021

    c. Kerapatan absolute sp (Mangga/Mangivera Indica) = 0,0039

    d. Kerapatan absolute sp (Puring/Codiaeum variegatum) = 0,0006

    e. Kerapatan absolute sp (Trembesi/Samanea saman) = 0,03

    f. Kerapatan absolute sp (Nyamplung/Calophyllum inophyllum) = 0,0006

    g. Kerapatan absolute sp (Palem/Palmae sp) = 0,0015

    Berdasarkan data di atas dapat dikatakan jika ada diversitas kerapatan relative dan

    kerapatan absolut. Diversitas itu bisa dipengaruhi karena letak dan habitat dari

    masing-masing spesies tersebut. Relung spesies juga mempengaruhi dari diversitas

    vegetasi ini. Hasil analisis menunjukkan bahwa kerapatan pada tiap spesies dalam

    vegetasi tersebit tidaklah sama, hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi kompetisi

  • 8/21/2019 Laporan Ekologi Umum Vegetasi 3

    21/28

    21

    antar spesies tumbuhan dalam memperoleh sinar matahari, air, dan nutrisi-nutrisi

    yang ada dalam tanah. Selain kerapatan, frekuensi relative dan absolute juga berperan

    dalam vegetasi tumbuhan. Hasilnya adalah:

    a.

    Frekuensi Relatif (Sukun/Artocarpus communis) = 10%

    b. Frekuensi relatif ( Mahoni/Swietenia mahagoni (L.) Jacq) = 60 %

    c. Frekuensi relatif ( Mangga/Mangivera Indica) = 90%

    d. Frekuensi relatif (Puring/Codiaeum variegatum) = 20 %

    e. Frekuensi Relatif (Trembesi/Samanea saman) = 50%

    f. Frekuensi Relatif (Nyamplung/Calophyllum inophyllum) = 20%

    g. Frekuensi Relatif (Palem/Palmae sp) = 50%

    Data diatas tentang frekuensi relatif dan absolute menunjukkan jika vegetasi

    tumbuhan dipengaruhi juga dengan jarak dari masing-masing spesies dengan titik

    observasi yang telah ditentukan. Spesies yang memiliki jarak terjauh dengan titik

    observasi akan memiliki frekuensi yang tinggi. Dominasi relatif juga mempengaruhi

    tingkat diversitas dari vegetasi tumbuhan yang dianalisis. Hasil perhitungan yang

    didapatkan adalah :

    a. Dominasi relatif (sukun/Artocarpus communis) = 2,81 %

    b.

    Dominasi relatif ( mahoni/Swietenia mahagoni (L.) Jacq) = 19,71 %c. Dominasi relatif ( Mangga/Mangivera Indica) = 36,61 %

    d. Dominasi relatif ( Puring/Codiaeum variegatum) = 5,63 %

    e. Dominasi relatif ( trembesi/Samanea saman) = 28,17 %

    f. Dominasi relatif ( Nyamplung/Calophyllum inophyllum) = 5,63

    g. Dominasi relatif ( palem/Palmae sp) = 1,4 %

    Dominasi relatif dapat diperoleh dari dominasi mutlak yang berbanding dengan

    dominasi total, dimana dominasi mutlak diperoleh dari jumlah satuan petak contoh

    yang diduduki oleh suatu jenis berbanding dengan jumlah banyaknya petak contoh

    yang dibuat.

  • 8/21/2019 Laporan Ekologi Umum Vegetasi 3

    22/28

    22

    BAB V

    SIMPULAN

    5.1 Kesimpulan

    Pada praktikum ekologi umum tentang Analisis Vegetasi pada Lapangan

    Berumput Kampus C UNAIR (depan rektorat) dapat disimpulkan bahwa :

    1. Melakukan sampling dan analisis vegetasi dengan benar harus melalui

    prosedur kerja sebagai berikut yaitu menyebarkan kuadrat berukuran 10 meter

    persegi secara acak di vegetasi rumput serta melakukan analisis vegetasi

    berdasarkan variabel-variabel kerapatan, kerimbunan, dan frekuensi dengan

    menentukan jarak pohon yang terdekat dengan titik kuadran dan menentukan

    diameter pohon tersebut.

    2. Menentukan analisis vegetasi berdasarkan variabel-variabel kerapatan,

    kerimbunan, dan frekuensi dengan metode kuadrat perlu dilakukan

    perhitungan untuk mencari harga relatif dari setiap variabel untuk setiap

    jenis/spesies tumbuhan. Kemudian dilanjutkan perhitungan untuk mencari

    harga nilai penting dari setiap jenis/spesies tumbuhan.

    3. Nilai kerapatan, kerimbunan, dan frekuensi yang telah diketahui, maka akan

    didapatkan nilai penting pada tiap spesiesnya. Nilai penting beberapa spesies

    yang didapatkan memiliki nilai yang berbeda-beda. Hubungan antar ketiganya

    yaitu, apabila semakin besar hubungan antara kerapatan dengan kerimbunan,

    kerimbunan dengan frekuensi, dan kerapatan dengan frekuensi pada vegetasi

    tersebut, maka semakin besar pula nilai penting yang didapatkan.

  • 8/21/2019 Laporan Ekologi Umum Vegetasi 3

    23/28

    23

    DAFTAR PUSTAKA

    Anshori, Zakaria. 2013. Puring (Codiaeum variegatum).

    http://zakaria.anshori10.student.ipb.ac.id/2013/03/12/puring-codiaeum-variegatum.Diakses pada (19 Oktober 2014).

    Fachrul, Ferianita Melati. 2008.Metode Sampling Bioekologi.Jakarta: Bumi Aksara.

    Hariyanto, S. dkk. 2008. Teori dan Praktik Ekologi. Surabaya: Airlangga University

    Press.

    Irwanto. 2010. Analisis Vegetasi Parameter Kuantitatif. http://www.irwanto shut.net.

    Diakses pada (18 Oktober 2014).

    Odum, Eugene. 1993.Dasar-Dasar Ekologi. Yogyakarta: UGM Press.

    Rohman, Fatchur dan I Wayan Sumberartha. 2001. Petunjuk Praktikum Ekologi

    Tumbuhan. Malang: JICA.

    Setiadi. 1984.Ekologi Tropika. Bandung: ITB.

    Syafei, E.S. 1994.Pengantar Ekologi Tumbuhan. Bandung: FMIPA ITB.

    http://zakaria.anshori10.student.ipb.ac.id/2013/03/12/puring-codiaeum-variegatumhttp://zakaria.anshori10.student.ipb.ac.id/2013/03/12/puring-codiaeum-variegatumhttp://zakaria.anshori10.student.ipb.ac.id/2013/03/12/puring-codiaeum-variegatumhttp://zakaria.anshori10.student.ipb.ac.id/2013/03/12/puring-codiaeum-variegatum
  • 8/21/2019 Laporan Ekologi Umum Vegetasi 3

    24/28

    24

    LAMPIRAN

    Lampiran 1

    No. Gambar Keterangan

    1. Meteran merupakan alat yang

    digunakan untuk mengukur jarak

    dari titik observasi setiap 10 m

    sebanyak 10 titik, serta

    digunakan untuk mengukur jarak

    tanaman dari dari masing-masing

    titik yang sudah terbagi menjadi

    empat kuadran.

    2.Proses pengukuran titik

    observasi yaitu setiap 10 m

    sebanyak 10 kali (total 100 m).

    Pengukuran menggunakan

    meteran dan juga tali rafia.

    3.Kompas digunakan untuk

    menentukan arah yang akan

    berguna dalam penentian

    kuadran 1, 2, 3, dan 4.

  • 8/21/2019 Laporan Ekologi Umum Vegetasi 3

    25/28

    25

    4.Membuat empat kuadran yang

    dibatasi dengan menggunakan

    sapu lidi pada gambar di

    samping.

    5. Proses pengukuran jarak terdekat

    tanaman pada masing-masing

    kuadran terhadap titik

    observasinya.

    6. Proses pengukuran diameter

    batang pohon dari masing-

    masing tanaman yang terdapat

    dalam tiap kuadran. Pengukuran

    diameter pohon menggunakan

    kaliper.

  • 8/21/2019 Laporan Ekologi Umum Vegetasi 3

    26/28

    26

    7. Pohon mahoni atau Swietenia

    mahagoni (L.) Jacq.

    Jumlah total yang ditemukan

    pada 10 titk adalah 7.

    8. Pohon sukun atauArtocarpuscommunis.

    Jumlah total yang ditemukan

    pada 10 titk adalah 1.

    9. Pohon palem atau Palmae sp.

    Jumlah total yang ditemukanpada 10 titk adalah 5.

  • 8/21/2019 Laporan Ekologi Umum Vegetasi 3

    27/28

    27

    10. Pohon nyamplung atau

    Calophyllum inophyllum.

    Jumlah total yang ditemukanpada 10 titk adalah 2.

    11. Pohon manga atauMangifera

    indica.Jumlah total yang ditemukanpada 10 titk adalah 13

    12. Puring atau Codiaeum

    variegatum.

    Jumlah total yang ditemukan

    pada 10 titk adalah 2.

  • 8/21/2019 Laporan Ekologi Umum Vegetasi 3

    28/28

    13. Pohon Trembesi atauAlbizia

    saman atau Samanea saman.

    Jumlah total yang ditemukan

    pada 10 titk adalah 10.