Laporan DPJ Acc

41
BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Perkerasan jalan adalah konstruksi yang dibangun di atas lapisan tanah dasar (subgrade), yang berfungsi untuk menopang beban lalu-lintas. Jenis konstruksi perkerasan jalan pada umumnya ada dua jenis, yaitu : Perkerasan lentur (flexible pavement) dan Perkerasan kaku (rigid Pavement) Selain dari dua jenis tersebut, sekarang telah banyak digunakan jenis gabungan (composite pavement), yaitu perpaduan antara lentur dan kaku. Perencanaan konstruksi perkerasan juga dapat dibedakan anatara perencanaan untuk jalan baru dan untuk peningkatan (jalan lama yang sudah pernah diperkeras). Perencanaan konstruksi atau tebal perkerasan jalan, dapat dilakukan dengan banyak cara (metoda), antara lain : AASHTO dan The Asphalt Institute (Amerika), Road Note(Inggris), NAASRA (Australia) dan Bina Marga (Indonesia). Oleh karena itu, mahasiswa teknik sipil perlu melakukan praktikum desain perkerasan jalan untuk perancanaan konstruksi atau 1

description

mengenai laporan desain perkerasan jalan

Transcript of Laporan DPJ Acc

Page 1: Laporan DPJ Acc

BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Perkerasan jalan adalah konstruksi yang dibangun di atas lapisan tanah

dasar (subgrade), yang berfungsi untuk menopang beban lalu-lintas. Jenis

konstruksi perkerasan jalan pada umumnya ada dua jenis, yaitu :

Perkerasan lentur (flexible pavement) dan

Perkerasan kaku (rigid Pavement)

Selain dari dua jenis tersebut, sekarang telah banyak digunakan jenis

gabungan (composite pavement), yaitu perpaduan antara lentur dan kaku.

Perencanaan konstruksi perkerasan juga dapat dibedakan anatara perencanaan

untuk jalan baru dan untuk peningkatan (jalan lama yang sudah pernah

diperkeras).

Perencanaan konstruksi atau tebal perkerasan jalan, dapat dilakukan

dengan banyak cara (metoda), antara lain : AASHTO dan The Asphalt Institute

(Amerika), Road Note(Inggris), NAASRA (Australia) dan Bina Marga

(Indonesia). Oleh karena itu, mahasiswa teknik sipil perlu melakukan

praktikum desain perkerasan jalan untuk perancanaan konstruksi atau tebal

perkerasan jalan baru maupun lapis ulang jalan lama.

2. TUJUAN

1) Melakukan perhitungan faktor regional (FR) yaitu mencari nilai data curah

hujan per tahun dan besarnya kelandaian pada Jl. Widoharjo Semarang

Utara.

2) Menentukan nilai Indeks Permukaan pada awal (IP0) dan Indeks

Permukaan pada akhir (IPt) untuk memperoleh Indeks Tebal Perkerasan

(ITP) di Jl. Widoharjo Semarang Utara.

1

Page 2: Laporan DPJ Acc

3) Menentukan angka kerusakan untuk mendesain besar tebal lapis ulang

pada Jl. Widoharjo Semarang Utara.

3. LOKASI PERENCANAAN LAPIS ULANG INDEKS TEBAL

PERKERASAN JALAN

Tempat : Jln. Widoharjo, Semarang Utara.

Gambar 1 – Lokasi Perencanaan Indeks Tebal Perkerasan Jalan

2

Page 3: Laporan DPJ Acc

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. LINTAS HARIAN RATA-RATA

Lalu lintas harian rata –rata adalah volume lalu lintas rata-rata dalam satu

hari. Dari cara memperoleh data tersebut dikenal 2 jenis Lalu lintas Harian

Rata-rata Tahunan (LHRT) dan Lalu lintas Harian Rata-rata (LHR). LHRT

adalah jumlah lalu lintas kendarann rata-rata yang melewati satu jalur jalan

selama 24 jam dan diperoleh dari data selama satu tahun penuh.

LHRT= Jumlah lalu lintas dalam 1 tahun

365

Untuk dapat menghitung LHRT haruslah tersedia data jumlah kendaraan

yang terus menerus selama 1 tahun penuh. Mengingat akan biaya yang

diperlukan dan membandingkan dengan ketelitian nyang dicapai serta tahk

semua tempat di Indonesia mempunyai data volume lalu lintas selama 1 tahun,

maka untuk kondisi tersebut dapat pula dipergunakan satuan “Lalu lintas

Harian Rata-rata “ (LHR)

LHR = jumlah lalu lintas selama pengamatan

Lamanya Pengamatan

2. MENENTUKAN NILAI CBR DENGAN ALAT DCP

Dynamic Cone Penetrometer (DCP) Pengujian cara dinamis ini

dikembangkan oleh TRL (Transport and Road Research Laboratory),

Crowthorne, Inggris dan mulai diperkenalkan di Indonesia sejak tahun 1985 /

1986. Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan nilai CBR (California

Bearing Ratio) tanah dasar, timbunan, dan atau suatu sistem perkerasan.

Pengujian ini akan memberikan data kekuatan tanah sampai kedalaman kurang

lebih 70 cm di bawah permukaan lapisan tanah yang ada atau permukaan tanah

dasar. Pengujian ini dilakukan dengan mencatat data masuknya konus yang

3

Page 4: Laporan DPJ Acc

tertentu dimensi dan sudutnya, ke dalam tanah untuk setiap pukulan dari

palu/hammer yang berat dan tinggi jatuh tertentu pula.

Pengujian dilaksanakan dengan mencatat jumlah pukulan (blow) dan

penetrasi dari konus (kerucut logam) yang tertanam pada tanah/lapisan pondasi

karena pengaruh penumbuk kemudian dengan menggunakan grafik dan rumus,

pembacaan penetrometer diubah menjadi pembacaan yang setara dengan nilai

CBR.

3. MENENTUKAN ANGKA FR, IP0, IPt

Faktor regional adalah keadaan lapangan yang mencakup permeabilitas

tanah, perlengkapan drainase, bentuk alinyemen, prosentase kendaraan berat

dengan MST ≥13 ton dan kendaraan yang berhenti, serta iklim. Peraturan

Pelaksanaan Pembangunan Jalan Raya menentukan bahwa faktor yang

menyangkut permeabilitas tanah hanya dipengaruhi oleh alinyemen, prosentase

kendaraan berat dan kendaraanyang berhenti, serta alinyemen. Untuk kondisi

tanah pada daerah rawa-rawa ataupun daerah terendam, nilai FR yang

diperoleh dari tabel 1:

4.

5.

6.

7.

8.

9.

Tabel 1. Faktor Regional (FR)

Indeks permukaan menyatakan nilai dari kehalusan serta kekokohan

permukaan yang bertalian dengan tingkat pelayanan bagi lalu lintas yang lewat.

Nilai indeks permukaan awal (IPo) ditentukan dari jenis lapis permukaan dan

nilai indeks permukaan akhir (IPt) ditentukan dari nilai LER. Adapun nilai IPo

dari masing-masing jenis lapis permukaan disajikan dalam tabel 2:

4

Page 5: Laporan DPJ Acc

5

Page 6: Laporan DPJ Acc

Tabel 2. IP0 terhadap jenis lapis permukaan

Tabel 3 Indeks Permukaan Akhir Umur Rencana ( IPt ).

Nilai IPt lebih kecil dari 1,0 menyatakan permukaan jalan dalam kondisi

rusak berat dan amat mengganggu lalu lintas kendaraan yang melewatinya.

Tingkat pelayanan jalan terendah masih mungkin dilakukan dengan nilai IPt

sebesar 1,5. tingkat pelayanan jalan masih cukup mantap dinyatakan dengan

6

Page 7: Laporan DPJ Acc

nilai IPt sebesar 2,0. sedangkan nilai IPt sebesar 2,5 menyatakan permukaan

jalan yang masih baik dan cukup stabil.

4. MENCARI INDEKS TEBAL PERKERASAN JALAN DENGAN ANALITIS

Rumus dikembangkan oleh AASTHO’72. Analisa yang dikembangkan

AASTHO didapat persamaan mencari ITP sebagai berikut :

LogWt 1=9,36 log( ITP2,54

+1)−0,20+ ¿

0,40+ 1094

( ITP2,54

+1)5,19

+0,372 ( DDT−3,0 )

LogWt 18=log ( LER x365 x10 x FR )

¿=log(IPo−IPt )( IPo−1,5 )

Keterangan :

ITP=Indeks Tebal Perkerasan

LER=Lintas Ekivalen Rencana SelamaUmur Rencana

DDT=Daya DukungTanah

IPo=Indeks Permukaan Awal

IPt=Indeks Permukaan Akhir

FR=Faktor Regional

Rumus menjadi :

log ( LER x365 x10 x FR )=9,36 log( ITP2,54

+1)−0,20+log

( IPo−IPt )( IPo−1,5 )

0,40+1094

( ITP2,54

+1)5,19

+0,372 ( DDT−3,0 )

7

Page 8: Laporan DPJ Acc

5. DESAIN PERKERASAN JALAN LAPIS ULANG

1) Jenis kerusakan jalan:

2) Retak (cracking)

3) Distorsi (perubahan bentuk)

4) Cacat permukaan (disintegration)

5) Pengausan (polished aggregate)

6) Kegemukan (bleeding or flushing)

7) Penurunan (utility cut depression)

Nq = Np x Nj

Nj = Nx-Nx(oke)

%kerusakan = (Nq/4)x100%Tabel 2.2. Nilai Prosentase Kerusakan (Np)

Prosentase Kategori Nilai

< 5 % Sedikit sekali 2

5 % - 20 % Sedikit 3

20 - 40 % Sedang 5

> 40 % Banyak 7

Tabel nilai prosentase kerusakan (Np)

Nilai bobot Kerusakan (Nx)

8

Page 9: Laporan DPJ Acc

Konstruksi beton tanpa kerusakan (oke) = 2

Konstruksi penetrasi tanpa kerusakan (oke) = 3

Tambalan = 4

Retak = 5

Lepas = 5,5

Lubang = 6

Alur = 6

Gelombang = 6,6

Amblas = 7

Belahan = 7

Nilai bobot Kerusakan (Nj) = nilai ketidaknyamanan

KERUSAKAN FLEXIBLE (3) RIGID (2)

Tambalan 4 - 3 = 1 4 – 2 = 2

Retak 5 – 3 = 2 5 – 2 = 3

Lepas 5,5 – 3 = 2,5 5,5 – 2 = 3,5

Lubang 6 – 3 = 3 6 – 2 = 4

Alur 6 – 3 = 3 6 – 2 = 4

Gelombang 6,6 – 3 = 3,3 6,6 – 2 = 4,6

Amblas 7 – 3 = 4 7 – 2 = 5

9

Page 10: Laporan DPJ Acc

Belahan 7 – 3 = 4 7 – 2 = 5

ITPsisa = x1a1D1 +x2a2D2+x3a3D3

X1 = 100% - %kerusakan

X2 & 3 = hanya dihitung dari lubang, amblas, belahan yang lebih dalam

dari ketebalan lapisan di atasnya

Nilai bobot Kerusakan (Nj) = nilai ketidaknyamanan

KERUSAKAN FLEXIBLE (3) RIGID (2)

Lubang 6 – 3 = 3 6 – 2 = 4

Amblas 7 – 3 = 4 7 – 2 = 5

Belahan 7 – 3 = 4 7 – 2 = 5

Dihitung jika lubang, amblas, belahan yang lebih dalam dari ketebalan lapisan

di atasnya

10

a1a2

a3

D1

D2

D3

Page 11: Laporan DPJ Acc

ITPrencana = ITPkebutuhan - ITPsisa

ITPrencana = a1D1 +a2D2+a3D3

6. ALAT DAN BAHAN YANG DIPERLUKAN DALAM PRAKTIKUM

1) Alat GPS untuk mencari kelandaian

2) Alat tulis

3) Kamera

4) Satu set alat DCP

5) Roll meter

7. LANGKAH KERJA

1. Menghitung LER (Lintas Ekivalen Rencana)

2. Menghitung DDT (Daya Dukung Tanah)

3. Menentukan FR (Faktor Regional)

4. Menentukan IPt dan IP0

5. Bedasarkan data-data yang telah diperoleh, masukan ke persamaan 1 untuk

mencari E1

6. Tentukan angka ITP sembarang dan masukkan pada persamaan 2 sehingga

dengan persamaan 2 akan didapatkan angka E2

7. Masukkan nilai ITP2 sembarang ke persamaan 2 sehingga didapatkan nilai

E2 sampai didapatkan nilai E1 » E2, sehingga nilai ITP ditemukan.

8. Survei kerusakan jalan.

9. Analisa ITP sisa.

10. Analisa ITP.

11. Analisa kebutuhan ITP lapis ulang.

11

Page 12: Laporan DPJ Acc

5.

12

Page 13: Laporan DPJ Acc

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Menentukan Lintas Ekivalen Rencana (LER)

Data survey lalu lintas kendaraan

No. Jenis

Kendaraan

LHR

(kendaraan/jam)

LHR

(smp/jam)

LHR

(smp/hari)

1. Mobil 129 129 3096

2. Small Bus 6 8 192

3. Truck 2 as 10 13 312

4. Truck 3 as 2 3 72

Dengan tingkat pertumbuhan lalu lintas rata-rata tahun 2014-2017: 4,65%.

Dan tingkat pertumbuhan rata-rata tahun 2018-2025: 3,73%

LHR Pada Tahun 2017 (awal umur rencana):

LHR = LHR2014 x (1+ i2014-2017)3

1. Mobil = 3096 x (1 + 0,0465)3 = 3549 smp/hari

2. Small Bus = 192 x (1 + 0,0465)3 = 221 smp/hari

3. Truk 2as = 312 x (1 + 0,0465)3 = 358 smp/hari

4. Truk 3as = 72 x (1 + 0,0465)3 = 83 smp/hari

LHR Pada Tahun 2025 (akhir umur rencana)

LHR = LHR2017 x (1+ i2017-2025)8

1. Mobil = 3549 x (1 + 0,0373)8 = 4758 smp/hari

2. Small Bus = 221 x (1 + 0,0373)8 = 297 smp/hari

3. Truk 2as = 358 x (1 + 0,0373)8 = 360 smp/hari

4. Truk 3as = 83 x (1 + 0,0373)8 = 112 smp/hari

13

Page 14: Laporan DPJ Acc

Menghitung LEP (Lintas Ekivalen Permulaan) Tahun 2017 :

LEP =∑ LHRi x Ei x C

1. Mobil = 3549 x 0,0004 x 1 = 1,4196

2. Small Bus = 221 x 0,1593 x 1 = 35,2053

3. Truk 2as = 358 x 1,0648 x 1 = 381,1984

4. Truk 3as = 83 x 1,0375 x 1 = 86,1125

∑ LEP = 1,4196 + 35,2053 + 381,1984 + 86,1125

= 503,9358

Menghitung LEA (Lintas Ekuvalen Akhir) Tahun 2025 :

LEA =∑ LHRi x Ei x C

1. Mobil = 4758 x 0,0004 x 1 = 1,9032

2. Small Bus = 297 x 0,1593 x 1 = 47,3121

3. Truk 2as = 360 x 1,0648 x 1 = 383,328

4. Truk 3as = 112 x 1,0375 x 1 = 113,0375

∑ LEA =1,893 + 35,240 +366,412 + 76,504

= 545,5808

Maka Lintas Ekivalen Rencana :

Lintas Ekivalen Tengah (LET)

LET =LEP+LEA

2

= 503,9358+545,5808

2

= 524,7583

Lintas Ekivalen Rencana (LER)

LER =LETUR10

= 524,7583 8

10

14

Page 15: Laporan DPJ Acc

Nilai DDT CBR 9.3%

= 419,807

2. MENENTUKAN DDT

Dari hasil praktikum mencari nilai CBR dengan alat DCPT yang telah

dilakukan untuk nilai CBR 90% di Jalan Widoharjo diperoleh 9.282%. dengan

cara grafis diperoleh DDT:

15

Page 16: Laporan DPJ Acc

Selain menggunakan grafik tersebut, nilai DDT dari suatu Harga CBR

9.3% juga dapat ditentukan menggunakan rumus :

DDT = 1,6649 + 4,3592 log (CBR)

= 1,6649 + 4,3592 log (9,3)

DDT = 5,887

3. MENENTUKAN FAKTOR REGIONAL (FR)

Berdasarkan data yang diperoleh untuk Jl. Widoharjo:

a. Kelandaian

Keterangan :

Za = 20 m

Zb = 19 m

Zc = 20 m

Zd = 20 m

Jarak A-B = 123 m

Jarak B-C = 225 m

Jarak C-D = 72 m

Panjang A-B

H= 123 m

V= Za-Zb = 20-19 = 1 m

Jarak = √1232+12 = 123,0 m

Kelandaian = 1

123 = 0,008

Nilai ekuivalen = 0,8 %

16

Page 17: Laporan DPJ Acc

Panjang B-C

H = 225

V = Za-Zb = 19-20 = -1

Jarak = √2252+(−1¿¿2)¿ = 225 m

Kelandaian = 1

225 = 0,004

Nilai ekuivalen = 0,4 %

Panjang C-D

H = 1727

V = Za-Zb = 20-20 = 0

Jarak = √722+02 = 72 m

Kelandaian = 0

72 = 0,0

Nilai ekuivalen = 0,00%

Kelandaian rata-rata Jalan Widoharjo, Semarang Utara

= (0,8+0,4+0,0):3

=0,4

Jadi kelandaian rata-rata Jalan Widoharjo, Semarang Utara <6%.

b. Iklim

17

Page 18: Laporan DPJ Acc

Berdasarkan dari data tersebut banyaknya curah hujan di Semarang

10.822 mm/tahun jadi termasuk dalam iklim >900 mm/tahun.

c. Prosentasi kendaraan berat

Dari tabel survei didapat jumlah lalu lintas selama pengamatan :

No. Jenis

Kendaraan

LHR

(kendaraan/jam)

LHR

(smp/jam)

LHR

(smp/hari)

1. Mobil 129 129 3096

2. Small Bus 6 8 192

3. Truck 2 as 10 13 312

4. Truck 3 as 2 3 72

Perhitungan Prosentasi Kendaraan Berat (HV) :

Prosentasi HV =∑ Kendaraan berat

∑ Kendaraan keseluruhan x 100%

=∑ (¿8+13+3)

∑ (¿129+8+13+3)¿¿ x 100%

= 24153

x 100%

Prosentasi HV = 15,686% < 30%

18

Page 19: Laporan DPJ Acc

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan besarnya Faktor Regional

(FR) di Jl. Widoharjo 1.5.

4. MENENTUKAN INDEKS PERMUKAAN PADA AKHIR UMUR

RENCANA (IPt)

Berdasarkan LER 419,807 Jl. Widoharjo yang merupakan jalan kolektor

diperoleh IPt sebesar 2.0.

19

Page 20: Laporan DPJ Acc

5. MENENTUKAN INDEKS PERMUKAAN PADA AWAL UMUR

RENCANA (IP0)

Jenis lapis perkerasan Jl. Widoharjo yang direncanakan adalah LASTON

dengan IP0 3.9-3.5 dan kekasaran <1000 mm/km.

6. MENENTUKAN ITP DENGAN CARA ANALITIS

Data yang diketahui :

1. LER=419,807

2. DDT=5,9

3. IPo=3,7

4. IPt=2

5. FR = 1,5

20

Page 21: Laporan DPJ Acc

log ( LER x365 x10 x FR )=9,36 log( ITP2,54

+1)−0,20+log

( IPo−IPt )( IPo−1,5 )

0,40+1094

( ITP2,54

+1)5,19

+0,372 ( DDT−3,0 )

E1=log ( LER x 365 x 10 x FR )

E2=9,36 log( ITP2,54

+1)−0,20+log

( IPo−IPt )(IPo−1,5 )

0,40+1094

( ITP2,54

+1)5,19

+0,372 ( DDT−3,0 )

Maka Nilai E1=E2

Mencari Nilai E1 dahulu :

E1=log ( LER x 365 x 10 x FR )

= Log (419,807 x 365 x 10 x 1,5)

= 6,361

Kemuadian mencari E2 yang hasil sama dengan E1 . Cara mencoba-coba

nilai ITP, dan hasil pada exel didapat hasil :

ITP Rencana Mencari Nilai E1 Nilai E2

6 6.3614 5.7618

6.3 6.3614 5.8948

6.5 6.3614 5.9805

7 6.3614 6.1853

7.456 6.3614 6.3614

10.06 6.3614 7.2216

10.066 6.3614 7.2233

10.1 6.3614 7.2333

Didapat nilai ITP = 7,456

21

Page 22: Laporan DPJ Acc

Lapis Permukaan, Jenis Bahan Laston

Lapis Pondasi Bawah, Jenis BahanBatu Pecah

E2=9,36 log( ITP2,54

+1)−0,20+log

( IPo−IPt )(IPo−1,5 )

0,40+1094

( ITP2,54

+1)5,19

+0,372 ( DDT−3,0 )

E2=9,36 log( 7,4562,54

+1)−0,20+log

(3,7−2 )(3,7−1,5 )

0,40+1094

( 7,4562,54

+1)5,19

+0,372 (5,9−3,0 )

E2=6,361

Maka :

E1=E2

6,361=6,361 → OKE

Jadi, ITP hasil analisis adalah 7,456

7. JENIS DAN TEBAL LAPIS PERKERASAN JALAN WIDOHARJO

Gambar – Kondisi Dilapangan

Rumus yang digunakan :

22

10 cm

35 cm

Page 23: Laporan DPJ Acc

ITPrencana=ITPkebutuhan−ITPsisa

ITPSISA=x1 a1 D1+x2 a2 D 2+x3 a3 D3

ITPkebutuhan=a1 . D 1+a2 . D2+a3. D3

dimana :

x1 = (100%-%kerusakan) pada lapisan pertama

x2 = (100%-%kerusakan) pada lapisan kedua

x3 = (100%-%kerusakan) pada lapisan ketiga

a1 = Koefisien kekuatan relatif bahan perkerasan pada lapisan pertama

a2 = Koefisien kekuatan relatif bahan perkerasan pada lapisan kedua

a3 = Koefisien kekuatan relatif bahan perkerasan pada lapisan ketiga

D1 = Tebal lapis perkerasan pada lapisan pertama

D2 = Tebal lapis perkerasan pada lapisan kedua

D3 = Tebal lapis perkerasan pada lapisan ketiga

1) Menghitung ITP Kebutuhan

ITPkebutuhan=a1 . D 1+a2 . D2

ITPkebutuhan = 0,3. 10 + 0,13.35

ITPkebutuhan = 7,5

2) Menghitung % kerusakan

Dengan rumus :

% kerusakan = (Nq/4).100%

Nq = Np x Nj

Nj = Nx-(Nxoke)

Np = (Luas Jalan Rusak)/(Luas Jalan Keseluruhan) x100%

dimana:

Np = Nilai Presentase Kerusakan

Nx = Nilai Bobot Kerusakan

Nj = Nilai Ketidaknyamanan

Nx = Nilai Bobot kerusakan

23

Page 24: Laporan DPJ Acc

Nxoke = Nilai Bobot kontruksi aspal tanpa kerusakan

Jenis Kerusakan dan perhitungannya

Jenis

kerusakanp (m) l (m) A (m2)

Retak Permukaan

4.5 2 9

10 2 20

6 2 12

Tambalan 12 4 48

Luas Total (m2) 89

Mencari Nilai Nx dan Nj

24

Page 25: Laporan DPJ Acc

Mencari Nilai Np

Np= Luas Jalan RusakLuas Jalan Keseluruhan

.100 %

Luas Jalan keseluruhan Luas jalan rusak

p = 450 m Aspal 89 m2

l = 7 m Total 89 m2

Luas = 3150 m2

Np= 893150

.100 %

= 2,8 %

Jadi, nilai Np termasuk pada kategori sedikit sekali (Nilai = 2)

25

Tabel 2.2. Nilai Prosentase Kerusakan (Np)

Prosentase Kategori Nilai

< 5 % Sedikit sekali 2

5 % - 20 % Sedikit 3

20 - 40 % Sedang 5

> 40 % Banyak 7

No Kerusakan Aspal Luas Total (m2) Nx Nj

1 Retak Permukaan 41 5 2

2 Tambalan 48 4 1

Total 89

Page 26: Laporan DPJ Acc

Mencari Nq

Np=2

Nq=Np x Nj

Menca

MMencari % kerusakan

% kerusakan = nq/4 x 100%

= 3,5/4 x 100%

26

Mencari Nq

Jenis Kerusakan Nj Nq

Retak Permukaan 2 4

Tambalan 1 2

NILAI Nq 3.5

Rata-rata nilai Nq 1.75

Page 27: Laporan DPJ Acc

= 87,5 % → kerusakan total lapisan pertama

3) Mencari ITP sisa dan ITP rencana untuk lapis ulang

ITPsisa = x1a1D1

ITPkebutuhan=a1 . D 1+a2 . D2

ITPkebutuhan = 0,3. 10 + 0,13.35

ITPkebutuhan = 7,5

Karena kerusakan terjadi pada lapis pertama jadi cukup lapis ulang

lapisan pertama yakni lapis permukaan.

x1=(100 %−% kerusakan ) pada lapisan pertama

¿ (100 %−87,5 % )

¿12,5 %

x2=(100 %−% kerusakan ) pada lapisankedua

¿100 % → karena kerusakan tidak mencapai kedalaman lapisan

kedua

Maka untuk ITPsisa :

ITPsisa=x1 . a1. D1+ x2 . a2 . D2

ITPsisa = 12,5% x 0,3 x 10 + 100% x 0,13 x 35

ITPsisa = 4,925

ITPrencana untuk lapis ulang :

ITPrencana=ITPkebutu h an−ITPsisa

ITPrencana = 7,5 – 4,925

ITPrencana = 2,575

Lapis Permukaan :

Jenis Bahan Laston → a1 = 0,3

27

Page 28: Laporan DPJ Acc

Lapis Permukaan, Jenis Bahan Laston

Tebal Lapis Perkerasan → D1 = 10 cm

Jadi Nilai ITP Lapis Ulang :

ITPlapis ulang = a1.D1

2,575 = 0,3. D1

D1 = 8,583

D1 = 9 cm

BAB IV

KESIMPULAN

Besarnya ITP (Indeks Tebal Perkerasan) pada Jalan Widoharjo dengan cara

analitis sebesar 7,456. Berdasarkan nilai ITP dan % kerusakan yang terjadi pada

jalan Widoharjo memiliki ITP lapis ulang sebesar 2,575.

28

9 cm

Page 29: Laporan DPJ Acc

DOKUMENTASI

29

Page 30: Laporan DPJ Acc

30

Page 31: Laporan DPJ Acc

31

Page 32: Laporan DPJ Acc

32

Page 33: Laporan DPJ Acc

33

Page 34: Laporan DPJ Acc

Daftar pustaka

______. Pedoman Desain Perkerasan Jalan lentur No-002-p-bm-2011

______. Bab 2 Universitas Bina Nusantara Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil

2001-1- 0035- SP- Bab 2

______. Cara uji CBR dengan Dynamic Cone Penetrometer (DCP). Departemen

Pekerjaan Umum

______. Pedoman Desain Perkerasan Jalan lentur No-002-p-bm-2011

34