Laporan DK 2 oiho

38
LAPORAN DISKUSI KASUS BLOK LC ANGKATAN 2013 Skenario : Oh Malangnya Anakku Kelompok 13 Tutor : dr. Diah Krisnansari Anggota Kelompok : 1. Revi Oktapratiwi G1A012014 2. Dzicky Rifqi Fuady G1A012040 3. Masayu Athifah Fitriahani G1A012041 4. Heidi Dewi Mutia G1A012061 5. Dwi Bamas Aji G1A012063 6. Amalia Nur Hikmawati G1A012082 7. Nadia Muqsitha G1A012102 8. Andika B W G1A012132 9. Hanif Kun Cahya Putri G1A012146 10. Siti Syifa Rabiah G1A012147 11. Sudjati Adhinugroho G1A009051 12. Aisyah Nur Aini G1A009075 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

description

lvvydctu

Transcript of Laporan DK 2 oiho

LAPORAN DISKUSI KASUS

BLOK LC ANGKATAN 2013

Skenario : Oh Malangnya Anakku

Kelompok 13

Tutor : dr. Diah Krisnansari

Anggota Kelompok :

1. Revi Oktapratiwi G1A012014

2. Dzicky Rifqi Fuady G1A012040

3. Masayu Athifah Fitriahani G1A012041

4. Heidi Dewi Mutia G1A012061

5. Dwi Bamas Aji G1A012063

6. Amalia Nur Hikmawati G1A012082

7. Nadia Muqsitha G1A012102

8. Andika B W G1A012132

9. Hanif Kun Cahya Putri G1A012146

10. Siti Syifa Rabiah G1A012147

11. Sudjati Adhinugroho G1A009051

12. Aisyah Nur Aini G1A009075

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU – ILMU KESEHATAN

JURUSAN KEDOKTERAN

PURWOKERTO

2013

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

DAFTAR ISI ...……………………………………………………………………… i

BAB I. PENDAHULUAN

I.I. LATAR BELAKANG ……………………………………………………….. 1

I.2. TUJUAN ……….………………………………………………………………. 1

BAB II. PEMBAHASAN

2.1. Definisi Termoregulasi ……………………………………………………….. 2

2.2. Anatomi Termoregulasi ……………………………………………………….. 2

2.3. Histologi Termoregulasi ……………………………………………………….. 5

2.4. Fisiologi Termoregulasi …………………………………………………...…. 14

2.5. Contoh Aplikasi Klinis dan Patofisiologi pada Termoregulasi ........................... 19

BAB III. PENUTUP

3.1. Kesimpulan………………………………………………………….…... 20

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………… 21

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Penampang kulit ………………………………………………………. 3

Gambar 2. Kelnjar pada kulit ………………………………………………………. 3

Gambar 3. Sistem Limbik dan Hipothalamus ……………………………………… 4

Gambar 4. Pembuluh darah ………………………………………………………. 4

Gambar 5. Syaraf ………………………………………………………………. 5

Gambar 6. Histologi kulit tebal ………………………………………………. 5

Gambar 7. Histologi lapisan kulit secara umum ………………………………. 7

Gambar 8. Lapisan Stratum spinosum ………………………………………. 8

Gambar 9. Kelenjar keringat / glandula sebacea ………………………………. 8

Gambar 10. Kelenjar Keringat ………………………………………………. 9

Gambar 11. Kelenjar Keringat ………………………………………………. 9

Gambar 12. Histologi Hyphophysis …….......…………………….....................…10

Gambar 13. Histologi pembuluh syaraf …………………………………....... 10

Gambar 14. Histologi Saraf …………………………………………………....... 10

Gambar 15. Histologi Syaraf …………………………………………………….. 11

Gambar 16. Histologi pembuluh darah .……………………………….……. 11

Gambar 17. Histologi pembuluh darah …………………………………....... 11

Gambar 18. Histologi pembuluh darah …………………………………....... 12

Gambar 19. Lapisan Pembuluh Darah ……………….……………………………. 12

Gambar 20. Lapisan Pembuluh Darah ………………………………………........ 13

Gambar 21. Histologi pembuluh Darah ……………………………………...……. 14

Gambar 22. Histologi reseptor kulit …………………………………………....... 14

Gambar 23. Contoh peristiwa konduksi …………………………………....... 17

Gambar 24. Mekanisme peningkatan pengeluaran panas ……………………... 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pertumbuhan dan perkembangan merupakan salah satu indikator

sebuah organisme hidup. Dalam tubuh indvidu normal, proses pertumbuhan

dan perkembangan ini selalu beriringan—ketika proses pertumbuhan terjadi

maka proses perkembangan akan mengikuti. Maka ketika terjadi ketidak

seimbangan antara keduanya hal ini akan menyebabkan kelainan pada

individu tersebut.

Arti pertumbuhan sendiri ialah pertambahan ukuran-ukuran fisik

seperti tinggi badan, berat badan, dan lingkar kepala. Sedangkan

perkembangan ialah pertambahan kemampuan atau fungsi individu yanng

terdiri kemampua gerak kasar dan halus, pendengaran, penglihatan,

komunikasi, bicara, emosi sosial, kemendirian, intelegensia, dan

perkembangan moral.

Pertumbuhan dan perkembangan paling pesat dalam kehidupan

manusia terjadi pada dua fase; masa balita dan masa remaja atau pubertas. Hal

ini adalah akibat dari aktifitas berbagai hormn yang mengatur regulasi dalam

tubuh manusia. Maka ketika ada kelainan proses pertumbuhan dan

perkembangan pada kedua masa tersebut akan berakibat lebih fatal.

Oleh karena itu, diperlukan perhatian khusus berupa pengawasan pada

kedua proses ini pada kedua masa terpenting ini.

B. TUJUAN

a. Umum

Menjelaskan bagaimana proses pertumbuhan dan perkembangan pada

individu hingga masa balita

b. Khusus

1.

2. Menjelaskan proses oogenesis dan hormon-hormon yang berpengaruh

terhadap oogenesis serta organ yang berperan dalam prosuksi ovum.

3. Menjelaskan peran sel-sel yang berperan aktif dalam gametogenesis.

4. Menjelaskan gangguan penyebab infertilitas (terutama mengenai

azoospermia dan sumbatan pada tuba falopii)

5. Menjelaskan kaitan ergonomi terhadap infertilitas.

C. MANFAAT

1. Menambah pengetahuan dan pemahaman mahasiswa mengenai proses

pertumbuhan dan perkembangan yang dialami manusia, faktor-faktor yang

mempengaruhi, kontrol yang perlu diberikan serta kemungkinan gangguan

yang akan dialami.

2. Mempertinggi kompetensi mahasiswa dalam menyelesaikan kasus yang

terjadi dalam masarakat dengan berbagai macam ganguan pada proses

pertumbuhan dan perkembangan.

BAB II

PEMBAHASAN

SKENARIO

“Oh Malangnya Anakku”

Seorang anak usia 3 tahun dibawa ibunya ke RSMS karena khawatir dengan

pertumbuhan dan perkembangannya. Ibunya mengatakam bahwa anaknya lebih kecil

bila dibandingkan dengan teman temannya. Ia juga mengalami hambatan bicara.

Sampai saat ini ia baru bisa mengucapkan 2-3 patah kata, tidak mampu menyusun

kalimat orang lain dan hanya mampu memahami perintah sederhana. Anak ini lahir

cukup bulan dengan berat 2200 gram dan panjang 47cm, riwayat terapi sinar karena

bayi kuning. Saat ini , berat badan tombang 10kg dan berat badan bulan yang lalu 10

kg. Tinggi badan 80 cm. Saat ini anak tersebut sudah bisa berjalan dan bermain teman

seusianya . Riwayat keluarga : kakek yang tinggal serumah menderita TB paru BTA

positif . Semua anggota keluarga menggunakan bahasa jawa, orang tua sibuk bekerja

diluar rumah.

Pertanyaan :

1. Masalah apa saja kah yang terjadi pada anak tersebut?

Masalah yang terdapat dalam kasus tersebut antara lain adalah:

a. Pertumbuhan kurang

b. Gizi Buruk

c. Gangguan Bicara dan Bahasa (disfasia)

d. Tinggi Badan (TB) rendah

e. BBLR (Berat badan lahir rendah)

2. Faktor-faktor apakah yang berpengaruh pada masalah anak tersebut?

(Jelaskan)

Secara umum, faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang antara lain

adalah sebagai berikut:

a. Faktor Genetik

b. Faktor Lingkungan

Adapun jika ditinjau secara lebih mendalam, faktor-faktor yang

mempengaruhi tumbuh kembang antara lain adalah sebagai berikut:

a. Faktor lingkungan pranatal

Gizi ibu hamil

Mekanis

Toksin/zat kimia

Endokrin

Radiasi

Infeksi

Stress

Imunitas

Anoksia

b. Faktor lingkungan post natal

Lingkungan fisik

Suhu

Stimulasi sensorik

Gizi

Penyediaan oksigen

Pengeluaran hasil metabolisme

Adapun jika ditinjau lebih dalam, faktor post natal terdiri atas

beberapa faktor berikut ini, antara lain:

a. Faktor Fisik :

1. Sanitasi lingkungan = adanya kakek yang mengidap

penyakit TBC BTA positif yang sangat menular.

2. Bahasa sehari-hari berbahasa Jawa membuat sang anak

tidak mudah berbahasa/berinteraksi dengan teman

sebaya dengan menggunakan bahasa Indonesia

b. Faktor Sosial :

1. Kurangnya perhatian sehingga anak tidak memiliki

motivasi untuk belajar

c. Faktor Biologis :

1. Riwayat penyakit kuning/ikterus dapat menyebabkan

gangguan pada susunan saraf pusat.

2. Bisa jadi sang anak sudah tertular TBC, TBC pada

balita sendiri dapat menyebabkan balita tersebut

menjadi tidak nafsu makan sehingga pertumbuhannya

terganggu

3. Riwayat sakit di masa kecil dapat mengganggu

pertumbuhan

4. Gizi sewaktu balita

5. Hormon : GH, Tiroid, dan glukokortoid. Tiroid sendiri

sangat berpengaruh pada pertumbuhan dan fungsi otak.

Biologis

o Ras/suku bangsa

o Jenis kelamihn

o Umur

o Gizi

o Perawatan kesehatan

o Kepekaan terhadap penyakit

o Penyakit kronis

o Fungsi metabolisme

o Hormon

Faktor fisik

o Cuaca, musim, geografis

o Sanitasi

o Keadaan rumah

o Radiasi

Faktor psikososial

o Stimulasi

o Motivasi

o Ganjaran/hukuman

o Keluarga sebaya

o Stress

o Sekolah

o Cinta kasih sayang

o Kualitas interaksi anak-orang tua

Faktor keluarga dan adat istiadat

o Pekerjaan keluarga

o Pendidikan orang tua

o Jumlah saudara

o Jenis kelamin

o Stabilitas rumah tangga

o Adat, norma

o Agama

o Urbanisasi

o Politik

Adapun untuk gangguan bicara dan bahasa, faktor-faktor yang

mempengaruhinya anatara lain adalah sebagai berikut:

Lingkungan sosial anak

Sistem masukan/input

Sistem pusat bicara

Sistem produksi suara

Selain itu, ada faktor-faktor lain yang terkati dengan kasus antara lain

adalah sebagai berikut:

a. Hambatan nalar

1) Tidak mampu menyusun kalimat

2) Tidak dapat memahami kalimat orang lain

3) Hanya memahami perintah sederhana

b. Riwayat terapi sinar karena bayi kuning (hiperbilirubin)

c. Satu rumah dengan kakek yang menderita TB paru BTA positif

3. Bagaimana deskripsi anda mengenai pertumbuhan anak tersebut?

Anak tersebut lahir cukup bulan dan berat badan nya hanya 2200 gram

dan panjang badannya 47 cm. Dimana dalam keadaan normal BB BBL sekitar

2400-4000gram dan panjang badan BBL berkisar 45cm-55cm.Namun setelah

berjalan beberapa bulan BBnya hanya 10 kg dan BB bulan berikutnya tetap

10kg. Dan tinggi badannya hanya 80cm. Dari hasil tersebut menunjukkan

kondisi si anak dibawah normal. Dimana seharusnya BB nya mengalami

pertambahan tiap bulan. BB anak usia 3 tahun seharus nya 11, 4 kg dan tinggi

badan seharusnya 88 cm. Dari kasus diatas, dapat disimpulkan bahwa si anak

mengalami pertumbuhan yang tidak normal dengan faktor utama dari pasca

natal.

Faktor pasca natal terdiri dari beberapa, antara lain :

a. Gizi/nutrisi (masukan makanan kualitatif dan kuantitatif)

b. Keadaan sosial ekonomi

c. Kurangnya pendidikan dan perhatian dari orang tua

Faktor lingkungan, baik dari segi sanitasi, pendidikan masyarakat, dan

kepedulian masyarakat terhadap kesehatan

4. Apa yang dinilai pada pertumbuhan fisik anak?

Penilaian pertumbuhan fisik anak dengan menggunakan ukuran

antropometrik adalah sebagai berikut:

a. Berat badan (BB)

Berat badan merupakan ukuran antropometrik terpenting yang dipakai

pada setiap kesempatan memeriksa kesehatan anak pada semua kelompok

umur. (Soetjiningsih, 1995)

Pengukuran berat badan digunakan untuk menilai hasil peningkatan

atau penurunan semua jaringgan yang ada pada tubuh, misalnya tulang, otot,

lemak, organ tubuh, dan cairan tubuh sehinga dapat diketahui stautus keadaan

gizi atau tumbuh kembang anak. (Aziz Alimul Hidayat, 2008)

Indikator berat badan dapat digunakan dalam klinik untuk:

1. Sebagai informasi untuk menilai keadaan gizi baik pada tumbuh

kembang dan kesehatan.

2. Memonitor keadaan kesehatan, misalnya pada pengobatan

penyakit.

3. Dasar perhitungan dosis dan makanan yang dibutuhkan.

(Soetjiningsih, 1995)

Berat badan lahir rata-rata 3,4 kg (2,7-4,1 kg) Bayi yang dilahirkan cukup

bulan akan kehilangan berat badannya selama 3-4 hari pertama dan akan

kembali sama dengan berat badan lahir pada hari ke-8-9

Berat badan meningkat:

2 x berat badan lahir pada umur 5 bulan,

3 x berat badan lahir pada umur 1 tahun,

4 x berat badan lahir pada umur 2½ tahun

Penambahan berat badan

6 bl ke-1 : 0,5-1,0 kg/bl

6 bl ke-2 : 0,3-0,5 kg/bl

1-2 th : 0,2 kg/bl

Interpretasi :

BB/U dipetakan pada kurve berat badan

BB< sentil ke 10 : defisit

BB> sentil ke 90 : kelebihan

BB/U dibandingkan dengan acuan standar, dinyatakan persentase :

1) > 120% : gizi lebih

2) 80% – 120% : gizi baik

3) 60% - 80% : tanpa edema, gizi kurang; dengan edema, gizi buruk

4) < 60% : gizi buruk, tanpa edema (marasmus), dengan edema

(kwasiorkhor).

(Soetjiningsih,1995)

b. Tinggi badan

Tinggi badan sebagai ukuran Antropometrik yang terpenting kedua

setelah berat badan. Keistimewaannya bahwa ukuran tinggi badan meningkat

terus sampai tinggi maksimal dicapai pada masa pertumbuhan. Walaupun

kenaikan tinggi badan ini berfluktuasi, dimana tinggi badan meningkat pesat

pada masa bayi, kemudian melambat, dan menjadi pesat kembali (pacu

tumbuh adolesen), selanjutnya melambat lagi dan akhirnya berhenti pada umur

18-20 tahun.

Tulang-tulang anggota gerak berhenti bertambah panjang, tetapi ruas-

ruas tulang belakang berlanjut tumbuh sampai umur 30 tahun, dengan

pengisisn tulang pada ujung atas dan bawah korpus-korpus ruas-ruas tulang

belakang, sehingga tinggi badan sedikit bertambah yaitu sekitar 3-5

mm.Antara umur 30 sampai 45 tahun tinggi badan tetap statis, kemudian

menyusut. Pengukuran tinggi badan untuk anak balita yang sudah dapat

berdiri dilakukan dengan alat pengukur tinggi miktotoa (microtoise) yang

mempunyai ketelitian 0,1 cm.

Rata-rata tinggi (panjang) badan lahir + 50 cm

Panjang badan meningkat 1½ x panjang badan pada umur 1 tahun

Penambahan panjang badan:

Umur 6 bl ke-1 : 2,5 cm/bl

6 bl ke-2 : 1,25 cm/bl

1-7 th : 7,5 cm/th

TB/U pada kurva

< 5 sentil : deficit berat

Sentil 5-10 : perlu evaluasi untuk membedakan apakah

perawakan pendek akibat defisiensi nutrisi kronik

atau konstitusional

TB/U dibandingkan standar baku (%)

90% - 110% : baik/normal

70% - 89% : tinggi kurang

< 70% : tinggi sangat kurang

(Susilowati,S.K.M,2008)

(Soetjiningsih,199

5)

Pengukuran ini digunakan untuk menilai status perbaikan gizi.

Pengukuran tinggi badan ini dapat dilakukan dengan sangat mudah dalam

menilai gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak. (Aziz Alimul

Hidayat, 2008)

c. Lingkaran kepala

Lingkaran kepala digunakan untuk menaksir dan menilai pertumbuhan

otak yang mencerminkan volume intrakranial. (Soetjiningsih, 1995)

Dengan penilaian ini, dapat dideteksi secara dini apabila terjadi

pertumbuhan otak mengecil yang abnormal (mikrosefali) yang dapat

mengakibatkan adanya retardasi mental atau pertumbuhan otak membesar

yang abnormal (volume kepala meningkat) yang dapat disebabkan oleh

penyumbatan pada aliran cairan serebrospinal. (Aziz Alimul Hidayat, 2008)

d. Lingkaran lengan atas

Lingkaran lengan atas (LLA) mencerminkan tumbuh kembang pada

jaringan otot dan lemak dan tidak terpengaruh banyak oleh keadaan cairan

tubuh dibandingkan berat badan. (Soetjiningsih, 1995).

Pengukuran LLA dilakukan di lengan kiri pada pertengahan antara

akromion dan olekranon, menggunakan pita pengukur yang tidak melar dan

diberi warna hijau (> 12,5 cm) untuk gizi baik, kuning (11,5-12,5 cm) untuk

gizi kurang dan merah (< 11,5 cm) untuk gizi buruk Suatu review tentang

berbagai metoda antropometri untuk skrining malnutrisi akut didapatkan

bahwa LiLAmerupakan indikator yang paling baik berdasarkan berbagai

aspek. (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2007)

Alat: suatu pita pengukur dari fiber glass atau sejenis kertas tertentu berlapis

ensiti.

Ambang batas (Cut of Points):

LLA WUS dengan risiko KEK di Indonesia < 23.5 cm

Pada bayi 0-30 hari : ≥9.5 cm

Balita dengan KEP <12.5 cm

Kelemahan:

a. Baku LLA yang sekarang digunakan belum mendapat pengujian yang

memadai untuk digunakan di Indonesia

b. Kesalahan pengukuran ensitiv lebih besar dibandingkan pada TB

c. Sensitif untuk suatu golongan tertentu (prasekolah), tetapi kurang ensitive

untuk golongan dewasa

Hasil pengukuran LLA ada dua kemungkinan yaitu kurang dari 23,5 cm dan

diatas atau sama dengan 23,5 cm.Apabila hasil pengukuran < 23,5 cm berarti

risiko KEK (Kekurangan Energi Kronis) dan ≥ 23,5 cm berarti tidak berisiko

KEK. Laju tumbuh lambat dari 11 cm pada saat lahir menjadi 16 cm pada

umur satu tahun.Kerugian dari LLA adalah untuk identifikasi anak dengan

gangguan gizi/pertumbuhan yang berat, sukar menentukan pertengahan LLA

tanpa menekan jaringan dan hanya untuk anak umur 1-3 tahun, walaupun ada

yang mengatakan dapat untuk anak mulai umur 6 bulan s/d 5/6 tahun.

(Susilowati,S.K.M,2008)

(Supariasa,I Dewa

Nyoman,2001)

e. Lipatan kulit

Tebalnya lipatan kulit pada triseps dan subskapular merupakan

penilaian tumbuh kembang jaringan lemak di bawah kulit, yang

menggambarkan kecukupan energi. (Soetjiningsih, 1995)

Tebal lipatan kulit dilakukan untuk memeriksa tebal lemak subkutan

pada bagian tubuh tertentu, misal daerah trisep, subskapula dan suprailiaka.

Secara umum jumlah hasil pengukuran tersebut dapat merefleksikan jumlah

lemak total pada tubuh. Pemeriksaan di daerah trisep merupakan daerah yang

paling sensitif dibandingkan dengan tebal lipatan kulit di daerah

lain.Pengukuran dilakukan dengan cara menggunakan alat caliper.

(Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2007)

5. Apa yang dimaksud dengan pertumbuhan dan jelaskan tentang ciri-ciri

pertumbuhan?

Bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interseluler

(bertambah ukuran fisik dan struktur, sebagian atau keseluruhan) dapat diukur

dengan satuan panjang dan berat Kecepatan pertumbuhan tidak teratur

Ciri2 pertumbuhan :

a. Bertambahnya ukuran tinggi badan, lingkar kepala, berat badan, lingkar

lengan atas, lingkar dada.

b. Bertambahnya jumlah gigi

c. Pertumbuhan organ-organ , ada 4 pola :

1. Pola umum : yang mengikuti pertumbuhan pola umum adalah tulang

panjang, otot skelet, sistem pencernaan, pernafasan, peredaran darah

dan volume darah

2. Pola neural : perkembangan otak bersama-sama tulang tengkorak, mata

dan telinga berlangsung lebih dini.

3. Pola limfoid: agak berbeda dari pertumbuhan jaringan lainnya,

pertumbuhan jaringan limfoid mencapai maksimum sebelum

adolesensi kmudian menurun hingga mencapai ukuran dewasa

4. Pola genital : mencakup pertumbuhan organ2 reproduksi dimana

pertumbuhannya lambat pada masa remaja

6. Apakah keunikan dari ciri ciri pertumbuhan?

Ada dua ciri unik pada pertumbuhan

a. Memiliki kecepatan berbeda di tiap kelompok umur

Pola pertumbuhan cepat di 3 titik, yakni trimester pertama kehamilan,

umur 1-3 tahun dan saat pubertas. Lalu pertumbuhan menurun ketika telah

melewati masa dewasa.

b. Masing masing organ memiliki pola tumbuh yang berbeda

Contoh: organogenesis otak dimulai sejak dalam kandungan dan terus

berproses saat masih anak anak, berbeda dengan organ reproduksi yang

dibentuk saat dalam kandungan, lalu mulai tumbuh lagi ketika sudah masuk

usia pubertas

c. Masing masing organ memiliki pola tumbuh yang berbeda

Contoh: organogenesis otak dimulai sejak dalam kandungan dan terus

berproses saat masih anak anak, berbeda dengan organ reproduksi yang

dibentuk saat dalam kandungan, lalu mulai tumbuh lagi ketika sudah masuk

usia pubertas

7. .Sebutkan 4 pola kurva pertumbuhan?

a. Pola pertumbuhan umum (General pattern)

Yang khas pada pertumbuhan umum ialah tinggi badan. Sampai usia 2

tahun, pertambahan tinggi badan berlangsung cepat, setelah itu pertumbuhan

berlangsung stabil di bawah pengaruh hormon pertumbuhan sampai pubertas.

Mulai masa pubertas, hormon kelamin berpengaruh sehingga pertumbuhan

berlangsung dengan cepat sampai berhenti pada masa akhil balig. Umumnya

pertumbuhan organ tubuh mengikuti pola pertumbuhan ini (Narendra, et al.,

2002, p.6).

Selain itu, yang mengikuti pertumbuhan pola umum termasuk tulang

panjang, otot skelet, sistem pencrnaan, pernafasan, peredaran darah, dan

volume darah. (Soetjiningsih, 1995)

b. Pola pertumbuhan organ limfoid (Lymphoid pattern)

Organ limfoid secara cepat mengalami pertumbuhan, sehingga pada usia

sekitar 12 tahun mencapai 200% dan berangsur menurun lagi sampai usia

dewasa menjadi 100%. Dengan keadaan ini, anak-anak pada masa pubertas

relatif lebih kuat daya tahan tubuhnya (Narendra, et al., 2002, p.6).

c. Pola pertumbuhan neural (Brain and head pattern)

Pertumbuhan otak dan kepala terjadi paling cepat dibanding bagian tubuh lain

sejak kehidupan intrauterin, bahkan berlanjut sampai tahun-tahun pertama

kehidupan, sehingga pada usia 6 tahun pertumbuhannya telah mencapai

hampir 90% otak orang dewasa (Narendra, et al., 2002, p.7).

d. Pola pertumbuhan organ genital (Reprodustive pattern)

Selama masa anak, pertumbuhan dan perkembangan organ kelamin sangat

lambat, baru pada masa pubertas terjadi percepatan yang luar biasa mengejar

ketinggalannya di masa anak, sehingga dalam waktu singkat menjadi matang.

Pertumbuhan organ reproduksi ini sejalan pula dengan perkembangan

kemampuan seksual seseorang (Narendra, et al., 2002, p.7).

8. Anak ini lahir dengan BBLR , faktor apakah yang berpengaruh

(jelaskan)?

Faktor lbu

a. Penyakit

Penyakit yang berhubungan langsung dengan kehamilan misalnya

perdarahan antepartum, trauma fisik dan psikologis, diabetes mellitus,

toksemia gravidarum, dan nefritis akut.

b. Umur ibu

Angka kejadian prematuritas tertinggi ialah pada usia < 20 tahun, dan

multi gravida yang jarak kelahiran terlalu dekat. Kejadian terendah ialah pada

usia antara 26 - 35 tahun

c. Keadaan sosial ekonomi

Keadaan ini sangat berperanan terhadap timbulnya prematuritas.

Kejadian tertinggi terdapat pada golongan sosial ekonomi rendah. Hal ini

disebabkan oleh keadaan gizi yang kurang baik (khususnya anemia) dan

pelaksanaan antenatal yang kurang. Demikian pula kejadian prematuritas pada

bayi yang lahir dari perkawinan yang tidak sah.temyata lebih tinggi bila

dibandingkan dengan bayi yang lahir dari perkawinan yang sah.

d. Sebab lain

Ibu perokok, ibu peminum alkohol dan pecandu obat narkotik.

2. Faktor janin

Hidramion, kehamilan ganda dan kelainan kromosom.

3. Faktor lingkungan

Tempat tinggal di dataran tinggi radiasi dan zat-zat racun.

9. BBLR terbagi atas prematuritas murni dan dismaturitas. Jelaskan

keduanya?

Permaturitas murni adalah bayi yang lahir dengan berat badan yang sesuai

dengan masa kehamilan,tapi tidak cukup bulan. Misal pada masa kehamilan

kurang dari 37 minggu dengan berat badan 1800-2000 gram.

Dismatur disebut juga small for gestational age adalah berat badan bayi yang

tidak sesuai dengan masa kehamilan, misal cukup bulan tetapi berat badan

bayi tidak mencapai 2500 gram.

10. Bagaimanakah penanganan masalah berat badan pada anak tersebut?

Salah satu masalah yang disebut dalam teks adalah orang tua si anak sibuk

bekerja diluar kota, sehingga ada kemungkinan si anak kurang mendapat

perhatian mengenai asupan gizi untuk tubuhnya, penanganannya adalah

dengan menerapkan KASAZI (Keluarga Sadar Gizi)

11. Pemeriksaan fisik dan penunjang apakah yang seharusnya dilakukan

pada anak tersebut dan apa saja yang dinilai?

Pemeriksaan pada anak tersebut harus berkaitan dengan pemeriksaan

pertumbuhan dan perkembangannya, pemeriksaan pada perkembangan bicaranya,

dan pemeriksaan TB paru.

a. Pemeriksaan yang berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangannya

Pemeriksaan yang dapat dilakukan diantaranya pemeriksaan berat

badan, tinggi badan, lingkaran kepala, lingkaran lengan atas, dan lipatan

kulit. Pemeriksaan tersebut sangat penting karena untuk mengukur status gizi

anak tersebut sehingga dapat dilakukan langkah-langkah yang dapat

mngurangi dan menghilangkan hambatan pertumbuhan dan perkembangan

pada anak tersebut.

b. Pemeriksaan yang berkaitan dengan gangguan bicara

Gangguan bicara dapat disebabkan oleh kelainan pada organ-organ

yang berhubungan dengan perkembangan dan pengaturan perkembangan

bicara. Pemeriksaan yang dapat dilkukan yaitu pemeriksaan pada organ

produksi suara diantaranya pemeriksaan hidung, mulut (bibir, gigi, selaput

lendir mulut, lidah, palatum), tenggorokan, dan paru-paru. Selanjutnya

pemeriksaan pada sistem masukan/ input yaitu pemeriksaan pada telinga dan

mata. Kemudian yang terakhir pemeriksaan pada pusat bicara dan bahasa

yaitu pada susunan saraf pusat dengan menggunakan CT-scan atau MRI.

c. Pemeriksaan TB paru

Pemeriksaan TB paru dapat dilakukan dengan cara:

a. Tes dahak 3 kali, apakah ada kuman TBC dalam dahak yang dibatukkan

(namun pada anak, tes dahak kurang efektif , karena kekuatan sang anak

untuk mengeluarkan dahak belum cukup mengeluarkan kuman TBC

tersebut).

b. Sinar X dada dapat menunjukan apakah ada kesan-kesan TBC pada

paru-paru.

c. Tes Tuberkulin (Tes Mantoux) menunjukan apakah seseorang mungkin

terinfeksi.

12. Apakah yang dimaksud perkembangan? Aspek apakah yg dinilai

(jelaskan)?

Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan/ skill

dalam suku dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan

dapat diramalkan sebagai hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut

adanya proses deferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan

sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat

memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan

tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya.Tahap-tahap

penilaian perkembangan anak antara lain:

1. Anamnesis

Tahap pertama adalah anamnesis yang lengkap, karena kelahiran

perkembangan dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Dengan anamnesis

yang teliti maka salah satu penyebabnya diketahui.

2. Skrining gangguan perkembangan anak

Pada tahap ini dianjurkan instrumen-instrumen untuk skrining guna

mengetahui kelainan perkembangan anak, misalnya dengan menggunakan

DDST (Denver Developmental Secreening Test), tes IQ, atau tes psikologik

lainnya.

3. Evaluasi lingkungan anak

Tumbuh kembang anak adalah hasil interaksi antara faktor genetik dengan

lingkungan bio-fisiko-psikososial. Oleh karena itu untuk deteksi dini, kita

juga harus melakukan evaluasi lingkungan anak tersebut. Misalnya dapat

digunakan HSQ (Home Screening Questionnaire)

4. Evaluasi pengelihatan dan pendengaran anak

Tes pengelihatan misalnya untuk anak umur kurang dari 3 tahun dengan

tes fiksasi, umur 2 ½ tahun dengan kartu gambar dari allen dan diatas umur 3

tahun dengan huruf E. Juga diperiksa apakah ada strabismus dan selanjutnya

diperiksa kornea dan retinanya. Sedangkan skrining pendengaran anak,

melalui anamnesis atau menggunakan audiometer kalau ada alatnya.

Disamping itu dilakukan juga pemeriksaan bentuk telinga, hidung, mulut dan

tenggorokan untuk mengetahui adanya kelainan bawaan.

5. Evaluasi bicara dan bahasa anak.

Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui apakah kemampuan

anak berbicara masih dalam batas-batas yang normal atau tidak. Karena

kemampuan berbicara menggambarkan kemampuan SSP, endokrin, ada/tidak

adanya kelainan bawaan pada hidung, mulut dan pendengaran, stimulasi

yang diberikan, emosi anak dan sebagainya.

6. Pemeriksaan fisik

Untuk melengkapi anamnesis diperlukan pemeriksaan fisik, agar

diketahui apabila terdapat kelainan fisik yang dapat mempengaruhi tumbuh

kembang anak. Misalnya berbagai sindrom, penyakit jantung bawaan, tanda-

tanda penyakit defisiensi dan lain-lain.

7. Pemeriksaan neurologi

Dimulai dengan anamnesis masalah neurologi dan keadaan-keadaan yang

diduga dapat mengakibatkan gangguan neurologi, seperti trauma lahir,

persalinan yang lama, asfiksia berat dan sebaginya. Kemudian dilakukan

tes/pemeriksaan neurologi yang teliti, maka dapat membantu dalam

diagnosis suatu kelainan, misalnya kalau ada lesi intrakranial, palsi

serebralis, neuropati perifer, penyakit-penyakit degneratif, dan sebagainya.

Untuk mengetahui secaara dini adanya palsi serebralis dianjurkan

menggunakan pemeriksaan neurologi menurut Milani Comparetti, yang

merupakan cara untuk evaluiasi perkembangan motorik dari lahir sampai

umur 2 tahun.

8. Evaluasi penyakit-penyakit metabolik

Salah satu penyebab gangguan perkembangan pada anak adalah

disebabkan oleh penyakit metabolik. Dari anamnesis dapat dicurigai adanya

penyakit metabolik, apabila ada anggota keluarga lainnya yang terkena

penyakit yang sama. Adanya tanda-tanda klinis seperti rambut yang pirang

dicurigai adanya PKU (phenylketonuria), ataksia yang intermiten dicurigai

adanya hipermonemia dan sebagainya. Disamping itu diperlukan

pemeriksaan penunjang lainnya yang sesuai dengan kecurigaan kita.

9. Integrasi dari hasil penemuan

Berdasarkan anamnesis dan semua pemeriksaan tersebut diatas, dibuat

suatu kesimpulan diagnosisi dari gangguan perkembangan tersebut.

Kemudian ditetapkan penatalaksanaannya, konsultasi kemana dan

prognosisnya.

Perkembangan anak adalah bertambahnya kemampuan (skills) dalam struktur

dan fungsi tubuh yang lebih komplek dalam pola yang teratur dan dapat

diramalkan, sebagai hasil dari proses pemetangan. Menyangkut diferensisasi

sel-sel, jaringan, organ, maupun sistem organ. Termaksud juga perkembangan

emosi, intelektual dalam tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan

lingkungan.

Nilai-nilai yang di lihat adalah :

1. Evaluasi lingkungan anak

2. Evaluasi bicara dan bahasa anak

3. Pemeriksaan Fisik

4. Pemeriksaan neuroligi

5. Evaluasi pemyakit-penyakit metabolic

13. Apakah ciri-ciri perkembangan?

14. Faktor resiko apa sajakah yang mempengaruhi perkembangan anak

tersebut (jelaskan)?

15. Bagaimanakah perkembangan yang seharusnya pada anak tersebut

(jelaskan)?

16. Bagaimanakah cara merangsang perkembangan anak tersebut? (dimulai

dari usia 3 bulan sampai 5 tahun)

17. Jelaskan tentang area wernicke, area brocka, dan area broadman?, apa

fungsinya?

18. Jelaskan tentang 5 tahap perkembangan bahasa?

19. Sebutksn secara garis besar kebutuhan dasar tumbuh kembang anak?

20. Bagaimana penatalaksanaan masalah perkembangan secara umum pada

anak?

Saat ini anak tersebut dalam proses terapi untuk mengobati masalah tersebut

pada dokter spesialis anak, THT, dan Rehabilitasi Medik (terapi wicara). Anak

didiagnosis TB paru,speech delayed, pendengaran normal dan menjalani terapi

Wicara.

21. Jelaskan tentang Tuberculosis paru ?

22. Apa gejala tuberculosis paru ?

Gejala klinis dapat dibagi menjadi 2 yaitu gejala respiratorik dan gejala

sistematik.

a. Gejala respiratorik seperti :

Batuk lebih dari tiga minggu

batuk darah

sesak napas

nyeri dada

b. Gejala sistemik seperti :

Demam

keringat malam

anoreksia

penurunan berat badan dan

malaise

23. Apa yang dimaksud dengan speech delay ?

24. Sebutkan dan jelaskan macam – macam gangguan bicara ?

25. Sebutkan macam – macam penyebab gangguan bicara ?

a. Gangguan Pendengaran

Anak yang mengalami gangguan pendengaran kurang mendengar

pembicaraan disekitarnya. Gangguan pendengaran selalu harus difikirkan bila

ada keterlambatan bicara. Terdapat beberapa penyebab gangguan

pendengaran, bisa karena infeksi, trauma atau kelainan bawaan. Infeksi bisa

terjadi bila mengalami infeksi yang berulang pada organ dalam sistem

pendengaran. Kelainan bawaan biasanya karena kelainan genetik, infeksi ibu

saat kehamilan, obat-obatan yang dikonsumsi ibu saat hamil, atau bila terdapat

keluarga yang mempunyai riwayat ketulian. Gangguan pendengaran bisa juga

saat bayi bila terjadi infeksi berat, infeksi otak, pemakaian obat-obatan tertentu

atau kuning yang berat (hiperbilirubin). Pengobatan dengan pemasangan alat

bantu dengar akan sangat membantu bila kelainan ini dideteksi sejak awal.

Pada anak yang mengalami gangguan pendengaran tetapi kepandaian normal,

perkembangan berbahasa sampai 6-9 bulan tampaknya normal dan tidak ada

kemunduran. Kemudian menggumam akan hilang disusul hilangnya suara lain

dan anak tampaknya sangat pendiam. Adanya kemunduran ini juga seringkali

dicurigai sebagai kelainan saraf degeneratif.

b. Kelainan Organ Bicara

Kelainan ini meliputi lidah pendek, kelainan bentuk gigi dan mandibula

(rahang bawah), kelainan bibir sumbing (palatoschizis/cleft palate), deviasi

septum nasi, adenoid atau kelainan laring. Pada lidah pendek terjadi kesulitan

menjulurkan lidah sehingga kesulitan mengucapkan huruf ”t”, ”n” dan ”l”.

Kelainan bentuk gigi dan mandibula mengakibatkan suara desah seperti ”f”,

”v”, ”s”, ”z” dan ”th”.

Kelainan bibir sumbing bisa mengakibatkan penyimpangan resonansi berupa

rinolaliaaperta, yaitu terjadi suara hidung pada huruf bertekanan tinggi seperti

”s”, ”k”, dan ”g”.

c. Retardasi Mental

Redartasi mental adalah kurangnya kepandaian seorang anak dibandingkan

anak lain seusianya. Redartasi mental merupakan penyebab terbanyak dari

gangguan bahasa. Pada kasus redartasi mental, keterlambatan berbahasa selalu

disertai keterlambatan dalam bidang pemecahan masalah visuo-motor.

d. Genetik Heriditer Dan Kelainan Kromosom

Gangguan karena kelainan genetik yang menurun dari orang tua. Biasanya

juga terjadi pada salah satu atau ke dua orang tua saat kecil. Biasanya

keterlambatan. Menurut Mery GL anak yang lahir dengan kromosom 47 XXX

terdapat keterlambatan bicara sebelum usia 2 tahun dan membutuhkan terapi

bicara sebelum usia prasekolah. Sedangkan Bruce Bender berpendapat bahwa

kromosom 47 XXY mengalami kelainan bicara ekpresif dan reseptif lebih

berat dibandingkan kelainan kromosom 47 XXX.

e. Kelainan Sentral (Otak)

Gangguan berbahasa sentral adalah ketidak sanggupan untuk menggabungkan

kemampuan pemecahan masalah dengan kemampuan berbahasa yang selalu

lebih rendah. Ia sering menggunakan mimik untuk menyatakan kehendaknya

seperti pada pantomim. Pada usia sekolah, terlihat dalam bentuk kesulitan

belajar.

f. Autisme

Gangguan bicara dan bahasa yang berat dapat disebabkan karena autism.

Autisme adalah gangguan perkembangan pervasif pada anak yang ditandai

dengan adanya gangguan dan keterlambatan dalam bidang kognitif,

bahasa, perilaku, komunikasi dan interaksi sosial.

g. Mutism Selektif

Mutisme selektif biasanya terlihat pada anak berumur 3-5 tahun, yang tidak

mau bicara pada keadaan tertentu, misalnya di sekolah atau bila ada orang

tertentu. Atau kadang-kadang ia hanya mau bicara pada orang tertentu,

biasanya anak yang lebih tua. Keadaan ini lebih banyak dihubungkan dengan

kelainan yang disebut sebagai neurosis atau gangguan motivasi. Keadaan ini

juga ditemukan pada anak dengan gangguan komunikasi sentral dengan

intelegensi yang normal atau sedikit rendah.

h. Gangguan Emosi Dan Perilaku Lainnya

Gangguan bicara biasanya menyerta pada gangguan disfungsi otak minimal,

gejala yang terjadi sangat minimal sehingga tidak mudah untuk dikenali.

Biasanya diserta kesulitan belajar, hiperaktif, tidak terampil dan gejala

tersamar lainnya

i. Deprivasi Lingkungan

Dalam keadaan ini anak tidak mendapat rangsang yang cukup dari

lingkungannya. Apakah stimulasi yang kurang akan menyebabkan gangguan

berbahasa? Penelitian menunjukkan sedikit keterlambatan bicara, tetapi tidak

berat. Bilamana anak yang kurang mendapat stimulasi tersebut juga

mengalami kurang makan atau child abuse, maka kelainan berbahasa dapat

lebih berat karena penyebabnya bukan deprivasi semata-mata tetapi juga

kelainan saraf karena kurang gizi atau penelantaran anak.

j. Status Ekonomi Sosial

Menurut penelitian Mc Carthy, orang tua guru, dokter atau ahli hukum

mempunyai anak dengan perkembangan bahasa yang lebih baik dibandingkan

anak dengan orang tua pekerja semi terampil dan tidak terampil.

k. Tehnik Pengajaran Yang Salah

Cara dan komunikasi yang salah pada anak sering menyebabkan

keterlambatan perkembangan bicara dan bahasa pada anak, karena

perkembangan mereka terjadi karena proses meniru dan pembelajaran dari

lingkungan.

l. Sikap Orang Tua Atau Orang Lain Di Lingkungan Rumah Yang Tidak

Menyenangkan

Bicara bisa mengekspresikan kemarahan, ketegangan, kekacauan dan ketidak

senangan seseorang, sehingga anak akan menghindari untuk berbicara lebih

banyak untuk menjauhi kondisi yang tidak menyenangkan tersebut.

m. Bilingual

Pemakaian 2 bahasa kadang juga menjadi penyebab keterlambatan bicara,

namun keadaan ini tidak terlalu mengkawatirkan. Umumnya anak akan

memiliki kemampuan pemakaian 2 bahasa secara mudah dan baik. Smith

meneliti pada kelompok anak bilingual tampak mempunyai

perbendaharaan yang kurang dibandingkan anak dengan satu bahasa,

kecuali pada anak dengan kecerdasan yang tinggi. (Judarwanto, 2012)

26. Sebutkan macam – macam alat untuk skrining keterlambatan bicara