Laporan DK 2 oiho
-
Upload
ismail-satrio-wibowo -
Category
Documents
-
view
29 -
download
1
description
Transcript of Laporan DK 2 oiho
LAPORAN DISKUSI KASUS
BLOK LC ANGKATAN 2013
Skenario : Oh Malangnya Anakku
Kelompok 13
Tutor : dr. Diah Krisnansari
Anggota Kelompok :
1. Revi Oktapratiwi G1A012014
2. Dzicky Rifqi Fuady G1A012040
3. Masayu Athifah Fitriahani G1A012041
4. Heidi Dewi Mutia G1A012061
5. Dwi Bamas Aji G1A012063
6. Amalia Nur Hikmawati G1A012082
7. Nadia Muqsitha G1A012102
8. Andika B W G1A012132
9. Hanif Kun Cahya Putri G1A012146
10. Siti Syifa Rabiah G1A012147
11. Sudjati Adhinugroho G1A009051
12. Aisyah Nur Aini G1A009075
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU – ILMU KESEHATAN
JURUSAN KEDOKTERAN
PURWOKERTO
2013
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI ...……………………………………………………………………… i
BAB I. PENDAHULUAN
I.I. LATAR BELAKANG ……………………………………………………….. 1
I.2. TUJUAN ……….………………………………………………………………. 1
BAB II. PEMBAHASAN
2.1. Definisi Termoregulasi ……………………………………………………….. 2
2.2. Anatomi Termoregulasi ……………………………………………………….. 2
2.3. Histologi Termoregulasi ……………………………………………………….. 5
2.4. Fisiologi Termoregulasi …………………………………………………...…. 14
2.5. Contoh Aplikasi Klinis dan Patofisiologi pada Termoregulasi ........................... 19
BAB III. PENUTUP
3.1. Kesimpulan………………………………………………………….…... 20
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………… 21
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Penampang kulit ………………………………………………………. 3
Gambar 2. Kelnjar pada kulit ………………………………………………………. 3
Gambar 3. Sistem Limbik dan Hipothalamus ……………………………………… 4
Gambar 4. Pembuluh darah ………………………………………………………. 4
Gambar 5. Syaraf ………………………………………………………………. 5
Gambar 6. Histologi kulit tebal ………………………………………………. 5
Gambar 7. Histologi lapisan kulit secara umum ………………………………. 7
Gambar 8. Lapisan Stratum spinosum ………………………………………. 8
Gambar 9. Kelenjar keringat / glandula sebacea ………………………………. 8
Gambar 10. Kelenjar Keringat ………………………………………………. 9
Gambar 11. Kelenjar Keringat ………………………………………………. 9
Gambar 12. Histologi Hyphophysis …….......…………………….....................…10
Gambar 13. Histologi pembuluh syaraf …………………………………....... 10
Gambar 14. Histologi Saraf …………………………………………………....... 10
Gambar 15. Histologi Syaraf …………………………………………………….. 11
Gambar 16. Histologi pembuluh darah .……………………………….……. 11
Gambar 17. Histologi pembuluh darah …………………………………....... 11
Gambar 18. Histologi pembuluh darah …………………………………....... 12
Gambar 19. Lapisan Pembuluh Darah ……………….……………………………. 12
Gambar 20. Lapisan Pembuluh Darah ………………………………………........ 13
Gambar 21. Histologi pembuluh Darah ……………………………………...……. 14
Gambar 22. Histologi reseptor kulit …………………………………………....... 14
Gambar 23. Contoh peristiwa konduksi …………………………………....... 17
Gambar 24. Mekanisme peningkatan pengeluaran panas ……………………... 18
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan salah satu indikator
sebuah organisme hidup. Dalam tubuh indvidu normal, proses pertumbuhan
dan perkembangan ini selalu beriringan—ketika proses pertumbuhan terjadi
maka proses perkembangan akan mengikuti. Maka ketika terjadi ketidak
seimbangan antara keduanya hal ini akan menyebabkan kelainan pada
individu tersebut.
Arti pertumbuhan sendiri ialah pertambahan ukuran-ukuran fisik
seperti tinggi badan, berat badan, dan lingkar kepala. Sedangkan
perkembangan ialah pertambahan kemampuan atau fungsi individu yanng
terdiri kemampua gerak kasar dan halus, pendengaran, penglihatan,
komunikasi, bicara, emosi sosial, kemendirian, intelegensia, dan
perkembangan moral.
Pertumbuhan dan perkembangan paling pesat dalam kehidupan
manusia terjadi pada dua fase; masa balita dan masa remaja atau pubertas. Hal
ini adalah akibat dari aktifitas berbagai hormn yang mengatur regulasi dalam
tubuh manusia. Maka ketika ada kelainan proses pertumbuhan dan
perkembangan pada kedua masa tersebut akan berakibat lebih fatal.
Oleh karena itu, diperlukan perhatian khusus berupa pengawasan pada
kedua proses ini pada kedua masa terpenting ini.
B. TUJUAN
a. Umum
Menjelaskan bagaimana proses pertumbuhan dan perkembangan pada
individu hingga masa balita
b. Khusus
1.
2. Menjelaskan proses oogenesis dan hormon-hormon yang berpengaruh
terhadap oogenesis serta organ yang berperan dalam prosuksi ovum.
3. Menjelaskan peran sel-sel yang berperan aktif dalam gametogenesis.
4. Menjelaskan gangguan penyebab infertilitas (terutama mengenai
azoospermia dan sumbatan pada tuba falopii)
5. Menjelaskan kaitan ergonomi terhadap infertilitas.
C. MANFAAT
1. Menambah pengetahuan dan pemahaman mahasiswa mengenai proses
pertumbuhan dan perkembangan yang dialami manusia, faktor-faktor yang
mempengaruhi, kontrol yang perlu diberikan serta kemungkinan gangguan
yang akan dialami.
2. Mempertinggi kompetensi mahasiswa dalam menyelesaikan kasus yang
terjadi dalam masarakat dengan berbagai macam ganguan pada proses
pertumbuhan dan perkembangan.
BAB II
PEMBAHASAN
SKENARIO
“Oh Malangnya Anakku”
Seorang anak usia 3 tahun dibawa ibunya ke RSMS karena khawatir dengan
pertumbuhan dan perkembangannya. Ibunya mengatakam bahwa anaknya lebih kecil
bila dibandingkan dengan teman temannya. Ia juga mengalami hambatan bicara.
Sampai saat ini ia baru bisa mengucapkan 2-3 patah kata, tidak mampu menyusun
kalimat orang lain dan hanya mampu memahami perintah sederhana. Anak ini lahir
cukup bulan dengan berat 2200 gram dan panjang 47cm, riwayat terapi sinar karena
bayi kuning. Saat ini , berat badan tombang 10kg dan berat badan bulan yang lalu 10
kg. Tinggi badan 80 cm. Saat ini anak tersebut sudah bisa berjalan dan bermain teman
seusianya . Riwayat keluarga : kakek yang tinggal serumah menderita TB paru BTA
positif . Semua anggota keluarga menggunakan bahasa jawa, orang tua sibuk bekerja
diluar rumah.
Pertanyaan :
1. Masalah apa saja kah yang terjadi pada anak tersebut?
Masalah yang terdapat dalam kasus tersebut antara lain adalah:
a. Pertumbuhan kurang
b. Gizi Buruk
c. Gangguan Bicara dan Bahasa (disfasia)
d. Tinggi Badan (TB) rendah
e. BBLR (Berat badan lahir rendah)
2. Faktor-faktor apakah yang berpengaruh pada masalah anak tersebut?
(Jelaskan)
Secara umum, faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang antara lain
adalah sebagai berikut:
a. Faktor Genetik
b. Faktor Lingkungan
Adapun jika ditinjau secara lebih mendalam, faktor-faktor yang
mempengaruhi tumbuh kembang antara lain adalah sebagai berikut:
a. Faktor lingkungan pranatal
Gizi ibu hamil
Mekanis
Toksin/zat kimia
Endokrin
Radiasi
Infeksi
Stress
Imunitas
Anoksia
b. Faktor lingkungan post natal
Lingkungan fisik
Suhu
Stimulasi sensorik
Gizi
Penyediaan oksigen
Pengeluaran hasil metabolisme
Adapun jika ditinjau lebih dalam, faktor post natal terdiri atas
beberapa faktor berikut ini, antara lain:
a. Faktor Fisik :
1. Sanitasi lingkungan = adanya kakek yang mengidap
penyakit TBC BTA positif yang sangat menular.
2. Bahasa sehari-hari berbahasa Jawa membuat sang anak
tidak mudah berbahasa/berinteraksi dengan teman
sebaya dengan menggunakan bahasa Indonesia
b. Faktor Sosial :
1. Kurangnya perhatian sehingga anak tidak memiliki
motivasi untuk belajar
c. Faktor Biologis :
1. Riwayat penyakit kuning/ikterus dapat menyebabkan
gangguan pada susunan saraf pusat.
2. Bisa jadi sang anak sudah tertular TBC, TBC pada
balita sendiri dapat menyebabkan balita tersebut
menjadi tidak nafsu makan sehingga pertumbuhannya
terganggu
3. Riwayat sakit di masa kecil dapat mengganggu
pertumbuhan
4. Gizi sewaktu balita
5. Hormon : GH, Tiroid, dan glukokortoid. Tiroid sendiri
sangat berpengaruh pada pertumbuhan dan fungsi otak.
Biologis
o Ras/suku bangsa
o Jenis kelamihn
o Umur
o Gizi
o Perawatan kesehatan
o Kepekaan terhadap penyakit
o Penyakit kronis
o Fungsi metabolisme
o Hormon
Faktor fisik
o Cuaca, musim, geografis
o Sanitasi
o Keadaan rumah
o Radiasi
Faktor psikososial
o Stimulasi
o Motivasi
o Ganjaran/hukuman
o Keluarga sebaya
o Stress
o Sekolah
o Cinta kasih sayang
o Kualitas interaksi anak-orang tua
Faktor keluarga dan adat istiadat
o Pekerjaan keluarga
o Pendidikan orang tua
o Jumlah saudara
o Jenis kelamin
o Stabilitas rumah tangga
o Adat, norma
o Agama
o Urbanisasi
o Politik
Adapun untuk gangguan bicara dan bahasa, faktor-faktor yang
mempengaruhinya anatara lain adalah sebagai berikut:
Lingkungan sosial anak
Sistem masukan/input
Sistem pusat bicara
Sistem produksi suara
Selain itu, ada faktor-faktor lain yang terkati dengan kasus antara lain
adalah sebagai berikut:
a. Hambatan nalar
1) Tidak mampu menyusun kalimat
2) Tidak dapat memahami kalimat orang lain
3) Hanya memahami perintah sederhana
b. Riwayat terapi sinar karena bayi kuning (hiperbilirubin)
c. Satu rumah dengan kakek yang menderita TB paru BTA positif
3. Bagaimana deskripsi anda mengenai pertumbuhan anak tersebut?
Anak tersebut lahir cukup bulan dan berat badan nya hanya 2200 gram
dan panjang badannya 47 cm. Dimana dalam keadaan normal BB BBL sekitar
2400-4000gram dan panjang badan BBL berkisar 45cm-55cm.Namun setelah
berjalan beberapa bulan BBnya hanya 10 kg dan BB bulan berikutnya tetap
10kg. Dan tinggi badannya hanya 80cm. Dari hasil tersebut menunjukkan
kondisi si anak dibawah normal. Dimana seharusnya BB nya mengalami
pertambahan tiap bulan. BB anak usia 3 tahun seharus nya 11, 4 kg dan tinggi
badan seharusnya 88 cm. Dari kasus diatas, dapat disimpulkan bahwa si anak
mengalami pertumbuhan yang tidak normal dengan faktor utama dari pasca
natal.
Faktor pasca natal terdiri dari beberapa, antara lain :
a. Gizi/nutrisi (masukan makanan kualitatif dan kuantitatif)
b. Keadaan sosial ekonomi
c. Kurangnya pendidikan dan perhatian dari orang tua
Faktor lingkungan, baik dari segi sanitasi, pendidikan masyarakat, dan
kepedulian masyarakat terhadap kesehatan
4. Apa yang dinilai pada pertumbuhan fisik anak?
Penilaian pertumbuhan fisik anak dengan menggunakan ukuran
antropometrik adalah sebagai berikut:
a. Berat badan (BB)
Berat badan merupakan ukuran antropometrik terpenting yang dipakai
pada setiap kesempatan memeriksa kesehatan anak pada semua kelompok
umur. (Soetjiningsih, 1995)
Pengukuran berat badan digunakan untuk menilai hasil peningkatan
atau penurunan semua jaringgan yang ada pada tubuh, misalnya tulang, otot,
lemak, organ tubuh, dan cairan tubuh sehinga dapat diketahui stautus keadaan
gizi atau tumbuh kembang anak. (Aziz Alimul Hidayat, 2008)
Indikator berat badan dapat digunakan dalam klinik untuk:
1. Sebagai informasi untuk menilai keadaan gizi baik pada tumbuh
kembang dan kesehatan.
2. Memonitor keadaan kesehatan, misalnya pada pengobatan
penyakit.
3. Dasar perhitungan dosis dan makanan yang dibutuhkan.
(Soetjiningsih, 1995)
Berat badan lahir rata-rata 3,4 kg (2,7-4,1 kg) Bayi yang dilahirkan cukup
bulan akan kehilangan berat badannya selama 3-4 hari pertama dan akan
kembali sama dengan berat badan lahir pada hari ke-8-9
Berat badan meningkat:
2 x berat badan lahir pada umur 5 bulan,
3 x berat badan lahir pada umur 1 tahun,
4 x berat badan lahir pada umur 2½ tahun
Penambahan berat badan
6 bl ke-1 : 0,5-1,0 kg/bl
6 bl ke-2 : 0,3-0,5 kg/bl
1-2 th : 0,2 kg/bl
Interpretasi :
BB/U dipetakan pada kurve berat badan
BB< sentil ke 10 : defisit
BB> sentil ke 90 : kelebihan
BB/U dibandingkan dengan acuan standar, dinyatakan persentase :
1) > 120% : gizi lebih
2) 80% – 120% : gizi baik
3) 60% - 80% : tanpa edema, gizi kurang; dengan edema, gizi buruk
4) < 60% : gizi buruk, tanpa edema (marasmus), dengan edema
(kwasiorkhor).
(Soetjiningsih,1995)
b. Tinggi badan
Tinggi badan sebagai ukuran Antropometrik yang terpenting kedua
setelah berat badan. Keistimewaannya bahwa ukuran tinggi badan meningkat
terus sampai tinggi maksimal dicapai pada masa pertumbuhan. Walaupun
kenaikan tinggi badan ini berfluktuasi, dimana tinggi badan meningkat pesat
pada masa bayi, kemudian melambat, dan menjadi pesat kembali (pacu
tumbuh adolesen), selanjutnya melambat lagi dan akhirnya berhenti pada umur
18-20 tahun.
Tulang-tulang anggota gerak berhenti bertambah panjang, tetapi ruas-
ruas tulang belakang berlanjut tumbuh sampai umur 30 tahun, dengan
pengisisn tulang pada ujung atas dan bawah korpus-korpus ruas-ruas tulang
belakang, sehingga tinggi badan sedikit bertambah yaitu sekitar 3-5
mm.Antara umur 30 sampai 45 tahun tinggi badan tetap statis, kemudian
menyusut. Pengukuran tinggi badan untuk anak balita yang sudah dapat
berdiri dilakukan dengan alat pengukur tinggi miktotoa (microtoise) yang
mempunyai ketelitian 0,1 cm.
Rata-rata tinggi (panjang) badan lahir + 50 cm
Panjang badan meningkat 1½ x panjang badan pada umur 1 tahun
Penambahan panjang badan:
Umur 6 bl ke-1 : 2,5 cm/bl
6 bl ke-2 : 1,25 cm/bl
1-7 th : 7,5 cm/th
TB/U pada kurva
< 5 sentil : deficit berat
Sentil 5-10 : perlu evaluasi untuk membedakan apakah
perawakan pendek akibat defisiensi nutrisi kronik
atau konstitusional
TB/U dibandingkan standar baku (%)
90% - 110% : baik/normal
70% - 89% : tinggi kurang
< 70% : tinggi sangat kurang
(Susilowati,S.K.M,2008)
(Soetjiningsih,199
5)
Pengukuran ini digunakan untuk menilai status perbaikan gizi.
Pengukuran tinggi badan ini dapat dilakukan dengan sangat mudah dalam
menilai gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak. (Aziz Alimul
Hidayat, 2008)
c. Lingkaran kepala
Lingkaran kepala digunakan untuk menaksir dan menilai pertumbuhan
otak yang mencerminkan volume intrakranial. (Soetjiningsih, 1995)
Dengan penilaian ini, dapat dideteksi secara dini apabila terjadi
pertumbuhan otak mengecil yang abnormal (mikrosefali) yang dapat
mengakibatkan adanya retardasi mental atau pertumbuhan otak membesar
yang abnormal (volume kepala meningkat) yang dapat disebabkan oleh
penyumbatan pada aliran cairan serebrospinal. (Aziz Alimul Hidayat, 2008)
d. Lingkaran lengan atas
Lingkaran lengan atas (LLA) mencerminkan tumbuh kembang pada
jaringan otot dan lemak dan tidak terpengaruh banyak oleh keadaan cairan
tubuh dibandingkan berat badan. (Soetjiningsih, 1995).
Pengukuran LLA dilakukan di lengan kiri pada pertengahan antara
akromion dan olekranon, menggunakan pita pengukur yang tidak melar dan
diberi warna hijau (> 12,5 cm) untuk gizi baik, kuning (11,5-12,5 cm) untuk
gizi kurang dan merah (< 11,5 cm) untuk gizi buruk Suatu review tentang
berbagai metoda antropometri untuk skrining malnutrisi akut didapatkan
bahwa LiLAmerupakan indikator yang paling baik berdasarkan berbagai
aspek. (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2007)
Alat: suatu pita pengukur dari fiber glass atau sejenis kertas tertentu berlapis
ensiti.
Ambang batas (Cut of Points):
LLA WUS dengan risiko KEK di Indonesia < 23.5 cm
Pada bayi 0-30 hari : ≥9.5 cm
Balita dengan KEP <12.5 cm
Kelemahan:
a. Baku LLA yang sekarang digunakan belum mendapat pengujian yang
memadai untuk digunakan di Indonesia
b. Kesalahan pengukuran ensitiv lebih besar dibandingkan pada TB
c. Sensitif untuk suatu golongan tertentu (prasekolah), tetapi kurang ensitive
untuk golongan dewasa
Hasil pengukuran LLA ada dua kemungkinan yaitu kurang dari 23,5 cm dan
diatas atau sama dengan 23,5 cm.Apabila hasil pengukuran < 23,5 cm berarti
risiko KEK (Kekurangan Energi Kronis) dan ≥ 23,5 cm berarti tidak berisiko
KEK. Laju tumbuh lambat dari 11 cm pada saat lahir menjadi 16 cm pada
umur satu tahun.Kerugian dari LLA adalah untuk identifikasi anak dengan
gangguan gizi/pertumbuhan yang berat, sukar menentukan pertengahan LLA
tanpa menekan jaringan dan hanya untuk anak umur 1-3 tahun, walaupun ada
yang mengatakan dapat untuk anak mulai umur 6 bulan s/d 5/6 tahun.
(Susilowati,S.K.M,2008)
(Supariasa,I Dewa
Nyoman,2001)
e. Lipatan kulit
Tebalnya lipatan kulit pada triseps dan subskapular merupakan
penilaian tumbuh kembang jaringan lemak di bawah kulit, yang
menggambarkan kecukupan energi. (Soetjiningsih, 1995)
Tebal lipatan kulit dilakukan untuk memeriksa tebal lemak subkutan
pada bagian tubuh tertentu, misal daerah trisep, subskapula dan suprailiaka.
Secara umum jumlah hasil pengukuran tersebut dapat merefleksikan jumlah
lemak total pada tubuh. Pemeriksaan di daerah trisep merupakan daerah yang
paling sensitif dibandingkan dengan tebal lipatan kulit di daerah
lain.Pengukuran dilakukan dengan cara menggunakan alat caliper.
(Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2007)
5. Apa yang dimaksud dengan pertumbuhan dan jelaskan tentang ciri-ciri
pertumbuhan?
Bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interseluler
(bertambah ukuran fisik dan struktur, sebagian atau keseluruhan) dapat diukur
dengan satuan panjang dan berat Kecepatan pertumbuhan tidak teratur
Ciri2 pertumbuhan :
a. Bertambahnya ukuran tinggi badan, lingkar kepala, berat badan, lingkar
lengan atas, lingkar dada.
b. Bertambahnya jumlah gigi
c. Pertumbuhan organ-organ , ada 4 pola :
1. Pola umum : yang mengikuti pertumbuhan pola umum adalah tulang
panjang, otot skelet, sistem pencernaan, pernafasan, peredaran darah
dan volume darah
2. Pola neural : perkembangan otak bersama-sama tulang tengkorak, mata
dan telinga berlangsung lebih dini.
3. Pola limfoid: agak berbeda dari pertumbuhan jaringan lainnya,
pertumbuhan jaringan limfoid mencapai maksimum sebelum
adolesensi kmudian menurun hingga mencapai ukuran dewasa
4. Pola genital : mencakup pertumbuhan organ2 reproduksi dimana
pertumbuhannya lambat pada masa remaja
6. Apakah keunikan dari ciri ciri pertumbuhan?
Ada dua ciri unik pada pertumbuhan
a. Memiliki kecepatan berbeda di tiap kelompok umur
Pola pertumbuhan cepat di 3 titik, yakni trimester pertama kehamilan,
umur 1-3 tahun dan saat pubertas. Lalu pertumbuhan menurun ketika telah
melewati masa dewasa.
b. Masing masing organ memiliki pola tumbuh yang berbeda
Contoh: organogenesis otak dimulai sejak dalam kandungan dan terus
berproses saat masih anak anak, berbeda dengan organ reproduksi yang
dibentuk saat dalam kandungan, lalu mulai tumbuh lagi ketika sudah masuk
usia pubertas
c. Masing masing organ memiliki pola tumbuh yang berbeda
Contoh: organogenesis otak dimulai sejak dalam kandungan dan terus
berproses saat masih anak anak, berbeda dengan organ reproduksi yang
dibentuk saat dalam kandungan, lalu mulai tumbuh lagi ketika sudah masuk
usia pubertas
7. .Sebutkan 4 pola kurva pertumbuhan?
a. Pola pertumbuhan umum (General pattern)
Yang khas pada pertumbuhan umum ialah tinggi badan. Sampai usia 2
tahun, pertambahan tinggi badan berlangsung cepat, setelah itu pertumbuhan
berlangsung stabil di bawah pengaruh hormon pertumbuhan sampai pubertas.
Mulai masa pubertas, hormon kelamin berpengaruh sehingga pertumbuhan
berlangsung dengan cepat sampai berhenti pada masa akhil balig. Umumnya
pertumbuhan organ tubuh mengikuti pola pertumbuhan ini (Narendra, et al.,
2002, p.6).
Selain itu, yang mengikuti pertumbuhan pola umum termasuk tulang
panjang, otot skelet, sistem pencrnaan, pernafasan, peredaran darah, dan
volume darah. (Soetjiningsih, 1995)
b. Pola pertumbuhan organ limfoid (Lymphoid pattern)
Organ limfoid secara cepat mengalami pertumbuhan, sehingga pada usia
sekitar 12 tahun mencapai 200% dan berangsur menurun lagi sampai usia
dewasa menjadi 100%. Dengan keadaan ini, anak-anak pada masa pubertas
relatif lebih kuat daya tahan tubuhnya (Narendra, et al., 2002, p.6).
c. Pola pertumbuhan neural (Brain and head pattern)
Pertumbuhan otak dan kepala terjadi paling cepat dibanding bagian tubuh lain
sejak kehidupan intrauterin, bahkan berlanjut sampai tahun-tahun pertama
kehidupan, sehingga pada usia 6 tahun pertumbuhannya telah mencapai
hampir 90% otak orang dewasa (Narendra, et al., 2002, p.7).
d. Pola pertumbuhan organ genital (Reprodustive pattern)
Selama masa anak, pertumbuhan dan perkembangan organ kelamin sangat
lambat, baru pada masa pubertas terjadi percepatan yang luar biasa mengejar
ketinggalannya di masa anak, sehingga dalam waktu singkat menjadi matang.
Pertumbuhan organ reproduksi ini sejalan pula dengan perkembangan
kemampuan seksual seseorang (Narendra, et al., 2002, p.7).
8. Anak ini lahir dengan BBLR , faktor apakah yang berpengaruh
(jelaskan)?
Faktor lbu
a. Penyakit
Penyakit yang berhubungan langsung dengan kehamilan misalnya
perdarahan antepartum, trauma fisik dan psikologis, diabetes mellitus,
toksemia gravidarum, dan nefritis akut.
b. Umur ibu
Angka kejadian prematuritas tertinggi ialah pada usia < 20 tahun, dan
multi gravida yang jarak kelahiran terlalu dekat. Kejadian terendah ialah pada
usia antara 26 - 35 tahun
c. Keadaan sosial ekonomi
Keadaan ini sangat berperanan terhadap timbulnya prematuritas.
Kejadian tertinggi terdapat pada golongan sosial ekonomi rendah. Hal ini
disebabkan oleh keadaan gizi yang kurang baik (khususnya anemia) dan
pelaksanaan antenatal yang kurang. Demikian pula kejadian prematuritas pada
bayi yang lahir dari perkawinan yang tidak sah.temyata lebih tinggi bila
dibandingkan dengan bayi yang lahir dari perkawinan yang sah.
d. Sebab lain
Ibu perokok, ibu peminum alkohol dan pecandu obat narkotik.
2. Faktor janin
Hidramion, kehamilan ganda dan kelainan kromosom.
3. Faktor lingkungan
Tempat tinggal di dataran tinggi radiasi dan zat-zat racun.
9. BBLR terbagi atas prematuritas murni dan dismaturitas. Jelaskan
keduanya?
Permaturitas murni adalah bayi yang lahir dengan berat badan yang sesuai
dengan masa kehamilan,tapi tidak cukup bulan. Misal pada masa kehamilan
kurang dari 37 minggu dengan berat badan 1800-2000 gram.
Dismatur disebut juga small for gestational age adalah berat badan bayi yang
tidak sesuai dengan masa kehamilan, misal cukup bulan tetapi berat badan
bayi tidak mencapai 2500 gram.
10. Bagaimanakah penanganan masalah berat badan pada anak tersebut?
Salah satu masalah yang disebut dalam teks adalah orang tua si anak sibuk
bekerja diluar kota, sehingga ada kemungkinan si anak kurang mendapat
perhatian mengenai asupan gizi untuk tubuhnya, penanganannya adalah
dengan menerapkan KASAZI (Keluarga Sadar Gizi)
11. Pemeriksaan fisik dan penunjang apakah yang seharusnya dilakukan
pada anak tersebut dan apa saja yang dinilai?
Pemeriksaan pada anak tersebut harus berkaitan dengan pemeriksaan
pertumbuhan dan perkembangannya, pemeriksaan pada perkembangan bicaranya,
dan pemeriksaan TB paru.
a. Pemeriksaan yang berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangannya
Pemeriksaan yang dapat dilakukan diantaranya pemeriksaan berat
badan, tinggi badan, lingkaran kepala, lingkaran lengan atas, dan lipatan
kulit. Pemeriksaan tersebut sangat penting karena untuk mengukur status gizi
anak tersebut sehingga dapat dilakukan langkah-langkah yang dapat
mngurangi dan menghilangkan hambatan pertumbuhan dan perkembangan
pada anak tersebut.
b. Pemeriksaan yang berkaitan dengan gangguan bicara
Gangguan bicara dapat disebabkan oleh kelainan pada organ-organ
yang berhubungan dengan perkembangan dan pengaturan perkembangan
bicara. Pemeriksaan yang dapat dilkukan yaitu pemeriksaan pada organ
produksi suara diantaranya pemeriksaan hidung, mulut (bibir, gigi, selaput
lendir mulut, lidah, palatum), tenggorokan, dan paru-paru. Selanjutnya
pemeriksaan pada sistem masukan/ input yaitu pemeriksaan pada telinga dan
mata. Kemudian yang terakhir pemeriksaan pada pusat bicara dan bahasa
yaitu pada susunan saraf pusat dengan menggunakan CT-scan atau MRI.
c. Pemeriksaan TB paru
Pemeriksaan TB paru dapat dilakukan dengan cara:
a. Tes dahak 3 kali, apakah ada kuman TBC dalam dahak yang dibatukkan
(namun pada anak, tes dahak kurang efektif , karena kekuatan sang anak
untuk mengeluarkan dahak belum cukup mengeluarkan kuman TBC
tersebut).
b. Sinar X dada dapat menunjukan apakah ada kesan-kesan TBC pada
paru-paru.
c. Tes Tuberkulin (Tes Mantoux) menunjukan apakah seseorang mungkin
terinfeksi.
12. Apakah yang dimaksud perkembangan? Aspek apakah yg dinilai
(jelaskan)?
Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan/ skill
dalam suku dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan
dapat diramalkan sebagai hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut
adanya proses deferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan
sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat
memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan
tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya.Tahap-tahap
penilaian perkembangan anak antara lain:
1. Anamnesis
Tahap pertama adalah anamnesis yang lengkap, karena kelahiran
perkembangan dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Dengan anamnesis
yang teliti maka salah satu penyebabnya diketahui.
2. Skrining gangguan perkembangan anak
Pada tahap ini dianjurkan instrumen-instrumen untuk skrining guna
mengetahui kelainan perkembangan anak, misalnya dengan menggunakan
DDST (Denver Developmental Secreening Test), tes IQ, atau tes psikologik
lainnya.
3. Evaluasi lingkungan anak
Tumbuh kembang anak adalah hasil interaksi antara faktor genetik dengan
lingkungan bio-fisiko-psikososial. Oleh karena itu untuk deteksi dini, kita
juga harus melakukan evaluasi lingkungan anak tersebut. Misalnya dapat
digunakan HSQ (Home Screening Questionnaire)
4. Evaluasi pengelihatan dan pendengaran anak
Tes pengelihatan misalnya untuk anak umur kurang dari 3 tahun dengan
tes fiksasi, umur 2 ½ tahun dengan kartu gambar dari allen dan diatas umur 3
tahun dengan huruf E. Juga diperiksa apakah ada strabismus dan selanjutnya
diperiksa kornea dan retinanya. Sedangkan skrining pendengaran anak,
melalui anamnesis atau menggunakan audiometer kalau ada alatnya.
Disamping itu dilakukan juga pemeriksaan bentuk telinga, hidung, mulut dan
tenggorokan untuk mengetahui adanya kelainan bawaan.
5. Evaluasi bicara dan bahasa anak.
Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui apakah kemampuan
anak berbicara masih dalam batas-batas yang normal atau tidak. Karena
kemampuan berbicara menggambarkan kemampuan SSP, endokrin, ada/tidak
adanya kelainan bawaan pada hidung, mulut dan pendengaran, stimulasi
yang diberikan, emosi anak dan sebagainya.
6. Pemeriksaan fisik
Untuk melengkapi anamnesis diperlukan pemeriksaan fisik, agar
diketahui apabila terdapat kelainan fisik yang dapat mempengaruhi tumbuh
kembang anak. Misalnya berbagai sindrom, penyakit jantung bawaan, tanda-
tanda penyakit defisiensi dan lain-lain.
7. Pemeriksaan neurologi
Dimulai dengan anamnesis masalah neurologi dan keadaan-keadaan yang
diduga dapat mengakibatkan gangguan neurologi, seperti trauma lahir,
persalinan yang lama, asfiksia berat dan sebaginya. Kemudian dilakukan
tes/pemeriksaan neurologi yang teliti, maka dapat membantu dalam
diagnosis suatu kelainan, misalnya kalau ada lesi intrakranial, palsi
serebralis, neuropati perifer, penyakit-penyakit degneratif, dan sebagainya.
Untuk mengetahui secaara dini adanya palsi serebralis dianjurkan
menggunakan pemeriksaan neurologi menurut Milani Comparetti, yang
merupakan cara untuk evaluiasi perkembangan motorik dari lahir sampai
umur 2 tahun.
8. Evaluasi penyakit-penyakit metabolik
Salah satu penyebab gangguan perkembangan pada anak adalah
disebabkan oleh penyakit metabolik. Dari anamnesis dapat dicurigai adanya
penyakit metabolik, apabila ada anggota keluarga lainnya yang terkena
penyakit yang sama. Adanya tanda-tanda klinis seperti rambut yang pirang
dicurigai adanya PKU (phenylketonuria), ataksia yang intermiten dicurigai
adanya hipermonemia dan sebagainya. Disamping itu diperlukan
pemeriksaan penunjang lainnya yang sesuai dengan kecurigaan kita.
9. Integrasi dari hasil penemuan
Berdasarkan anamnesis dan semua pemeriksaan tersebut diatas, dibuat
suatu kesimpulan diagnosisi dari gangguan perkembangan tersebut.
Kemudian ditetapkan penatalaksanaannya, konsultasi kemana dan
prognosisnya.
Perkembangan anak adalah bertambahnya kemampuan (skills) dalam struktur
dan fungsi tubuh yang lebih komplek dalam pola yang teratur dan dapat
diramalkan, sebagai hasil dari proses pemetangan. Menyangkut diferensisasi
sel-sel, jaringan, organ, maupun sistem organ. Termaksud juga perkembangan
emosi, intelektual dalam tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan
lingkungan.
Nilai-nilai yang di lihat adalah :
1. Evaluasi lingkungan anak
2. Evaluasi bicara dan bahasa anak
3. Pemeriksaan Fisik
4. Pemeriksaan neuroligi
5. Evaluasi pemyakit-penyakit metabolic
13. Apakah ciri-ciri perkembangan?
14. Faktor resiko apa sajakah yang mempengaruhi perkembangan anak
tersebut (jelaskan)?
15. Bagaimanakah perkembangan yang seharusnya pada anak tersebut
(jelaskan)?
16. Bagaimanakah cara merangsang perkembangan anak tersebut? (dimulai
dari usia 3 bulan sampai 5 tahun)
17. Jelaskan tentang area wernicke, area brocka, dan area broadman?, apa
fungsinya?
18. Jelaskan tentang 5 tahap perkembangan bahasa?
19. Sebutksn secara garis besar kebutuhan dasar tumbuh kembang anak?
20. Bagaimana penatalaksanaan masalah perkembangan secara umum pada
anak?
Saat ini anak tersebut dalam proses terapi untuk mengobati masalah tersebut
pada dokter spesialis anak, THT, dan Rehabilitasi Medik (terapi wicara). Anak
didiagnosis TB paru,speech delayed, pendengaran normal dan menjalani terapi
Wicara.
21. Jelaskan tentang Tuberculosis paru ?
22. Apa gejala tuberculosis paru ?
Gejala klinis dapat dibagi menjadi 2 yaitu gejala respiratorik dan gejala
sistematik.
a. Gejala respiratorik seperti :
Batuk lebih dari tiga minggu
batuk darah
sesak napas
nyeri dada
b. Gejala sistemik seperti :
Demam
keringat malam
anoreksia
penurunan berat badan dan
malaise
23. Apa yang dimaksud dengan speech delay ?
24. Sebutkan dan jelaskan macam – macam gangguan bicara ?
25. Sebutkan macam – macam penyebab gangguan bicara ?
a. Gangguan Pendengaran
Anak yang mengalami gangguan pendengaran kurang mendengar
pembicaraan disekitarnya. Gangguan pendengaran selalu harus difikirkan bila
ada keterlambatan bicara. Terdapat beberapa penyebab gangguan
pendengaran, bisa karena infeksi, trauma atau kelainan bawaan. Infeksi bisa
terjadi bila mengalami infeksi yang berulang pada organ dalam sistem
pendengaran. Kelainan bawaan biasanya karena kelainan genetik, infeksi ibu
saat kehamilan, obat-obatan yang dikonsumsi ibu saat hamil, atau bila terdapat
keluarga yang mempunyai riwayat ketulian. Gangguan pendengaran bisa juga
saat bayi bila terjadi infeksi berat, infeksi otak, pemakaian obat-obatan tertentu
atau kuning yang berat (hiperbilirubin). Pengobatan dengan pemasangan alat
bantu dengar akan sangat membantu bila kelainan ini dideteksi sejak awal.
Pada anak yang mengalami gangguan pendengaran tetapi kepandaian normal,
perkembangan berbahasa sampai 6-9 bulan tampaknya normal dan tidak ada
kemunduran. Kemudian menggumam akan hilang disusul hilangnya suara lain
dan anak tampaknya sangat pendiam. Adanya kemunduran ini juga seringkali
dicurigai sebagai kelainan saraf degeneratif.
b. Kelainan Organ Bicara
Kelainan ini meliputi lidah pendek, kelainan bentuk gigi dan mandibula
(rahang bawah), kelainan bibir sumbing (palatoschizis/cleft palate), deviasi
septum nasi, adenoid atau kelainan laring. Pada lidah pendek terjadi kesulitan
menjulurkan lidah sehingga kesulitan mengucapkan huruf ”t”, ”n” dan ”l”.
Kelainan bentuk gigi dan mandibula mengakibatkan suara desah seperti ”f”,
”v”, ”s”, ”z” dan ”th”.
Kelainan bibir sumbing bisa mengakibatkan penyimpangan resonansi berupa
rinolaliaaperta, yaitu terjadi suara hidung pada huruf bertekanan tinggi seperti
”s”, ”k”, dan ”g”.
c. Retardasi Mental
Redartasi mental adalah kurangnya kepandaian seorang anak dibandingkan
anak lain seusianya. Redartasi mental merupakan penyebab terbanyak dari
gangguan bahasa. Pada kasus redartasi mental, keterlambatan berbahasa selalu
disertai keterlambatan dalam bidang pemecahan masalah visuo-motor.
d. Genetik Heriditer Dan Kelainan Kromosom
Gangguan karena kelainan genetik yang menurun dari orang tua. Biasanya
juga terjadi pada salah satu atau ke dua orang tua saat kecil. Biasanya
keterlambatan. Menurut Mery GL anak yang lahir dengan kromosom 47 XXX
terdapat keterlambatan bicara sebelum usia 2 tahun dan membutuhkan terapi
bicara sebelum usia prasekolah. Sedangkan Bruce Bender berpendapat bahwa
kromosom 47 XXY mengalami kelainan bicara ekpresif dan reseptif lebih
berat dibandingkan kelainan kromosom 47 XXX.
e. Kelainan Sentral (Otak)
Gangguan berbahasa sentral adalah ketidak sanggupan untuk menggabungkan
kemampuan pemecahan masalah dengan kemampuan berbahasa yang selalu
lebih rendah. Ia sering menggunakan mimik untuk menyatakan kehendaknya
seperti pada pantomim. Pada usia sekolah, terlihat dalam bentuk kesulitan
belajar.
f. Autisme
Gangguan bicara dan bahasa yang berat dapat disebabkan karena autism.
Autisme adalah gangguan perkembangan pervasif pada anak yang ditandai
dengan adanya gangguan dan keterlambatan dalam bidang kognitif,
bahasa, perilaku, komunikasi dan interaksi sosial.
g. Mutism Selektif
Mutisme selektif biasanya terlihat pada anak berumur 3-5 tahun, yang tidak
mau bicara pada keadaan tertentu, misalnya di sekolah atau bila ada orang
tertentu. Atau kadang-kadang ia hanya mau bicara pada orang tertentu,
biasanya anak yang lebih tua. Keadaan ini lebih banyak dihubungkan dengan
kelainan yang disebut sebagai neurosis atau gangguan motivasi. Keadaan ini
juga ditemukan pada anak dengan gangguan komunikasi sentral dengan
intelegensi yang normal atau sedikit rendah.
h. Gangguan Emosi Dan Perilaku Lainnya
Gangguan bicara biasanya menyerta pada gangguan disfungsi otak minimal,
gejala yang terjadi sangat minimal sehingga tidak mudah untuk dikenali.
Biasanya diserta kesulitan belajar, hiperaktif, tidak terampil dan gejala
tersamar lainnya
i. Deprivasi Lingkungan
Dalam keadaan ini anak tidak mendapat rangsang yang cukup dari
lingkungannya. Apakah stimulasi yang kurang akan menyebabkan gangguan
berbahasa? Penelitian menunjukkan sedikit keterlambatan bicara, tetapi tidak
berat. Bilamana anak yang kurang mendapat stimulasi tersebut juga
mengalami kurang makan atau child abuse, maka kelainan berbahasa dapat
lebih berat karena penyebabnya bukan deprivasi semata-mata tetapi juga
kelainan saraf karena kurang gizi atau penelantaran anak.
j. Status Ekonomi Sosial
Menurut penelitian Mc Carthy, orang tua guru, dokter atau ahli hukum
mempunyai anak dengan perkembangan bahasa yang lebih baik dibandingkan
anak dengan orang tua pekerja semi terampil dan tidak terampil.
k. Tehnik Pengajaran Yang Salah
Cara dan komunikasi yang salah pada anak sering menyebabkan
keterlambatan perkembangan bicara dan bahasa pada anak, karena
perkembangan mereka terjadi karena proses meniru dan pembelajaran dari
lingkungan.
l. Sikap Orang Tua Atau Orang Lain Di Lingkungan Rumah Yang Tidak
Menyenangkan
Bicara bisa mengekspresikan kemarahan, ketegangan, kekacauan dan ketidak
senangan seseorang, sehingga anak akan menghindari untuk berbicara lebih
banyak untuk menjauhi kondisi yang tidak menyenangkan tersebut.
m. Bilingual
Pemakaian 2 bahasa kadang juga menjadi penyebab keterlambatan bicara,
namun keadaan ini tidak terlalu mengkawatirkan. Umumnya anak akan
memiliki kemampuan pemakaian 2 bahasa secara mudah dan baik. Smith
meneliti pada kelompok anak bilingual tampak mempunyai
perbendaharaan yang kurang dibandingkan anak dengan satu bahasa,
kecuali pada anak dengan kecerdasan yang tinggi. (Judarwanto, 2012)
26. Sebutkan macam – macam alat untuk skrining keterlambatan bicara