Laporan Distilasi Batch (2)
-
Upload
luthfiyah-sinatrya -
Category
Documents
-
view
588 -
download
32
Embed Size (px)
description
Transcript of Laporan Distilasi Batch (2)

LABORATORIUM TEKNIK KIMIA
SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2014/2015
MODUL : Distilasi Secara Batch
PEMBIMBING : Iwan Ridwan, ST., MT
Oleh
Kelompok : IIINama : 1. Habibah Akmal 131424011
2. Hesti Diana Wahyuni 131424012 3. Ken Putri Kinanti KSP 131424013
Kelas : 2A - Teknik Kimia Produksi Bersih
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV TEKNIK KIMIA PRODUKSI BERSIH
JURUSAN TEKNIK KIMIAPOLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2014
Praktikum : 25 November 2014Penyerahan : 04 Desember 2014(Laporan)

Abstrak
Distilasi merupakan salah satu cara pemisahan campuran dalam fasa cair – cair menjadi
komponen penyusun berdasarkan perbedaan daya penguapan (volatility). Secara umum
distilasi dilakukan dengan cara menguapkan campuran tsb. Yang diikuti proses kondensasi,
sehingga dihasilkan distilat, sedang cairan yang relatif sulit menguap disebut residu.
Praktikum kali ini ditujukan untuk memisahkan campuran air dan etanol dengan cara
distilasi, menghitung jumlah konsentrasi etanol yang diperoleh dengan persamaan Rayleigh.
Proses distilasi secara batch ini diawali dengan membuat larutan etanol dengan berbagai
konsentrasi etanol untuk membuat kurva standar. Selanjutnya masukkan 1,5 liter etanol dan
1,5 liter air kedalam labu distilasi. Selama proses berlangsung dilakukan pengamatan pada
residu dan distilat setiap 10 menit sekali yang kemudian akan diukur massa jenisnya serta
mengukur volume distilat yang dihasilkan selama 10 menit. Berdasarkan praktikum yang
telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa semakin lama waktu operasi, maka semakin besar
konsentrasi etanol dalam distilat, semakin kecil konsentrasi etanol dalam waste (umpan),
serta semakin sedikit jumlah etanol dalam umpan. Berdasarkan percobaan yang telah
dilakukan, didapatkan hasil sebagai berikut Persamaan kurva standar etanol yaitu y = -
0,0025x + 1,2067, Luas total dibawah kurva xW vs 1/yD-xW yaitu sebesar 0,199, Jumlah cairan
etanol pada saat awal (Wo) yaitu sebesar 42606 mol, Jumlah cairan pada saat akhir operasi
(W) yaitu sebesar 34922,42994 mol, serta Jumlah etanol yang diperoleh (Destilat) yaitu
sebesar 7683,570057 mol.

Kata Pengantar
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt. Karena dengan izin dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan lancar. Laporan ini disusun
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Praktikum Laboratorium Teknik Kimia pada
semester tiga jurusan Teknik Kimia program studi D-IV Teknik Kimia Produksi Bersih
Politeknik Negeri Bandung. Adapun judul dari laporan ini adalah “Laporan Praktikum
Distilasi Secara Batch”
Dalam menyusun laporan ini, penulis memperoleh banyak bimbingan dari berbagai
pihak. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Iwan selaku dosen Teknik Kimia Politeknik Negeri Bandung yang telah
membimbing penulis dalam menyusun laporan ini.
2. Seluruh rekan di kelas 2A-TKPB yang telah membantu dan memberikan arahan untuk
penyusunan laporan ini.
3. Orang tua, yang telah memberikan dorongan moril dalam kelancaran penyusunan
laporan ini.
4. Semua pihak yang telah membantu, membimbing dan memberikan arahan dalam
penyusunan laporan ini.
Semoga bantuan dan bimbingan serta dorongan dibalas oleh Allah Swt.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini terdapat banyak kekurangan
karena keterbatasan kemampuan penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan
kritik yang sifatnya membangun dari semua pihak agar penulis dapat memperbaiki dan
meningkatkan kemampuan diri di masa yang akan datang.
Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi penulis dan menambah
pengetahuan umumnya bagi keluarga besar Politeknik Negeri Bandung.
Bandung, 28 November2014
Penulis

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Distilasi adalah unit operasi yang sudah ratusan tahun diaplikasikan secara luas. Di
seperempat abad pertama dari abad ke-20 ini, aplikasi unit distilasi berkembang pesat dari
yang hanya terbatas pada upaya pemekatan alkohol kepada berbagai aplikasi di hampir
seluruh industri kimia. Distilasi pada dasarnya adalah proses pemisahan suatu campuran
menjadi dua atau lebih produk lewat eksploitasi perbedaan kemampuan menguap komponen-
komponen dalam campuran. Operasi ini biasanya dilaksanakan dalam suatu klom baki (tray
column) atau kolom dengan isian (packing column) untuk mendapatkan kontak antar fasa
seintim mungkin sehingga diperoleh unjuk kerja pemisahan yang lebih baik.
Operasi distilasi dilakukan untuk memisahkan campuran cair-cair menjadi komponen-
komponennya berdasarkan pada perbedaan titik didih. Operasi distilasi juga dilakukan setelah
proses ekstraksi untuk memisahkan kembali pelarutnya. Di industri, proses destilasi sering
kita jumpai pada industri pengilangan minyak bumi,pemurnian minyak atsiri, produksi
etanol, dll.
Proses pemisahan secara distilasi dapat dilakukan secara batch maupun kontinyu.
Dalam operasi distilasi secara batch, sejumlah massa larutan umpan dimasukkan ke dalam
labu distilasi kemudian dipanaskan. Selama proses distilasi berjalan, larutan akan menguap.
Uap yang terbentuk akan segera meninggalkan labu distilasi untuk diembunkan. Dengan
demikian, sejumlah komponen dalam umpan yang memiliki titik didih rendah akan terpisah
lebih dahulu menjadi distilat.
Pada operasi distilasi batch, laju alir maupun komposisi umpan dan produk distilat
berubah setiap waktu selama operasi berlangsung. Proses pemisahan dengan metode distilasi
batch digunakan untuk proses pemisahan berkapasitas kecil, misalnya dilakukan di
laboratorium.
Distilasi batch dapat dilakukan dalam suatu kolom yang tersusun dari sejumlah
tumpukan packing yang dilengkapi dengan reboiler. Kolom distilasi batch dapat dipandang
sebagai kolom yang tersusun dari enriching section karena sebelum operasi dimulai, sejumlah
umpan dengan komposisi tertentu dimasukkan ke dalam reboiler.

1.2 Tujuan
1. Dapat memisahkan campuran air dan etanol dengan cara distilasi
2. Membuat kurva konsentrasi distilat dan residu terhadap waktu
3. Menghitung jumlah etanol yang diperoleh dengan persamaan Rayleigh
1.3 Landasan Teori
Distilasi merupakan salah satu cara pemisahan campuran dalam fasa cair – cair menjadi
komponen penyusun berdasarkan perbedaan daya penguapan (volatility).
Secara umum distilasi dilakukan dengan cara menguapkan campuran tsb. Yang diikuti
proses kondensasi, sehingga dihasilkan distilat, sedang cairan yang relatif sulit menguap
disebut residu.
Mekanisme dalam proses distilasi adalah :
a. penguapan komponen yang relatif mudah menguap dalam campuran
b. kondensasi fasa uap dalam kondensor
c. penampungan distilat dalam penampung
Prinsip distilasi adalah pemisahan terjadi bila kondisi operasi berlangsung dalam
keadaan kesetimbangan ( equilibrium ) antara fasa uap–fasa cair. Bila salah satu komponen
dalam fasa cair bersifat lebih volatil dari pada yang lain, maka komponen tersebut di dalam
fasa uap dan fasa cair akan mempunyai komposisi yang berbeda. Umumnya operasi distilasi
dilakukan pada tekanan konstan.
Beberapa parameter yang berpengaruh dalam distilasi antara lain sifat campuran,
karakteristik kolom ( jenis kolom, panjang kolom ), parameter operasi (temperatur, tinggi
kolom, rasio-refluks, luas permukaan kontak antara fasa gas dan cair dan koefisien
perpindahan massa).
Pada sistem campuran biner, persamaan neraca massa disusun dengan asumsi bahwa
campuran bersifat ideal, relative volatility konstan, hold-up dalam fasa cair dan uap serta
kehilangan panas pada dinding kolom dapat diabaikan. Selain itu kesetimbangan fasa uap dan
fasa cair di setiap tahap dicapai secara sempurna.
Pelaksanaan operasi distilasi batch dapat dilakukan dengan perbandingan refluks
konstan atau bervariasi. Gambar -1 berikut ditunjukan proses distilasi batch sederhana.

Gambar 1. Skema dstilasi batch sederhana.
Bila jumlah tahap kesetimbangan adalah tunggal (single stage) dan pada setiap saat,
penambahan jumlah distilat (dD) sama dengan pengurangan jumlah cairan di reboiler (dW) ,
maka hubungan tersebut ditulis :
- dw = dD (1)
- yDdw = yDdD = - d(w.xw) (2)
yDdw = wdxw + xwdw (3)
Integrasi Persamaan (3) diperoleh :
(4)
dengan :
xW = komposisi fasa cair di reboiler
yD = komposisi fasa uap di distilat
Wo = jumlah cairan pada saat awal (mol)
W = jumlah cairan pada saat akhir operasi (mol)

Persamaan (4) disebut persamaan Rayleigh dapat diselesaikan dengan salah satu cara,
yaitu integrasi secara grafis, numerik ataupun analitik. Selisih antara (yD–xW) tergantung
jumlah tahap, perbandingan refluks (R) dan hubungan kesetimbangan antara fasa uap-cair.
Penyelesaikan persamaan secara analitik dilakukan dengan menggunakan hubungan
antara kesetimbangan fasa uap-cair yang dinyatakan dengan relative volatility, yang
didifinisikan sebagai berikut :
(5)
Atau
(6)
dengan :
y* = komposisi komponen yang relatif lebih volatil di fasa uap yang berada dalam
kesetimbangan dengan x*
x* = komposisi komponen yang lebih mudah menguap di fasa cair
α = relative volatility
Dengan menggunakan Persamaan (4) dan (6) kemudian diselesaikan secara integrasi analitis
diperoleh persamaan :
(7)
Persamaan (4) atau (7) digunakan untuk menentukan jumlah produk atau distilat pada
berbagai komposisi.
Persamaan (4) diselesaikan dengan integrasi secara grafik dengan cara menghitung
luas di bawah kurva antara 1/(yD-xW) vs. xw, mulai dari xWo sampai xW yang diamati.
Gambar-2 berikut ditunjukkan bahwa komposisi distilat rata-rata (average) dihitung dengan
menggunakan persamaan :
(8)

Gambar-2. Kurva penentuan luas di bawah kurva
.
Apabila hold-up tidak diabaikan, Colburn dan Stearn dan Asghar Husain
menurunkan persamaan neraca massa dinyatakan dengan laju pengurangan jumlah komponen
dalam reboiler,-d(WxW) ditambah dgn. laju perubahan jumlah hold-up dalam reboiler, -
d(Hxh) sama dengan laju akumulasi, xD.dW atau secara matematis ditulis sebagai berikut :
-d(wx) – d(Hxh) = -xwdw (9)
Integrasi Persamaan (9) mulai dari xWo sampai xW diperoleh :
(10)
dengan :
H = hold-up pada reboiler [ mol ]
xh = fraksi komposisi hold-up

BAB II
PERCOBAAN
2.1 Alat yang digunakan
Seperangkat alat distilasi dan unit pengendali
Indeks bias/refraktometer
Jam pencatat waktu
Termometer
Gelas ukur 50 ml dan gelas kimia
Botol semprot dan tissue
Pipet tetes dan pipet ukur 5 ml serta bola isap
Erlenmeyer 250 ml
Bahan yang digunakan
Aquadest
Alkohol (etanol)
2.2 Keselamatan Kerja
Saat bekerja di laboratorium, baju kerja yang nyaman harus telah dikenakan.
Untuk beberapa eksperimen laboratorium biasa, cukup mengenakan jas
laboratorium berlengan panjang yang terbuat dari bahan tidak mudah meleleh
(disarankan dari katun atau kain campuran poliester dan katun). Jas laboratorium
tidak harus dikenakan di ruangan lain seperti ruang kuliah, perpustakaan, ruang
makan dan lain sebagainya supaya menghindari kontaminasi dengan bahan
kimia yang melekat.
Sepatu yang stabil dan tertutup harus dikenakan.
Selama bekerja di laboratorium, kacamata gelas dengan pelindung samping
harus dikenakan.
Saat menjalankan eksperimen, mahasiswa tidak boleh meninggalkan
laboratorium jika suatu pengukuran yang kontinyu dibutuhkan dan tidak ada
orang lain yang tahu tentang eksperimen tersebut dan dapat menangani kegiatan

tersebut. Pada kasus eksperimen yang berbahaya, maka paling sedikit dua orang
yang harus ada.
Pada wilayah di laboratorium, makanan atau barang konsumsi harus disimpan
dan dilarang dimakan supaya tidak ada risiko terkontaminasi.
Terkait dengan risiko akibat adanya peningkatan wadah yang biasa digunakan
untuk makanan atau barang konsumsi, maka tidak boleh digunakan untuk
menyimpan bahan kimia, dan juga sebaliknya (makanan tidak boleh
ditempatkan pada wadah yang biasa digunakan untuk bahan kimia).
Merokok tidak diijinkan di laboratorium terkait dengan risiko bahaya pernafasan
akibat rokok terkontaminasi seperti halnya dengan bahan makanan, dan terkait
dengan risiko percikan api dan ledakan dengan bahan kimia yang mudah
terbakar.
2.3 Sifat Fisik dan Kimia Bahan
Etanol
Sifat fisik:
- Bentuk fisik : air
- Bau : khas alkohol
- Warna : tak berwarna
- Titik didih : > 760C (168,80F)
- Titik baku : -113,840C (-172,90F)
- Masa jenis : 0,789 – 0,806
- Densitas : 1,59 – 1,62
Sifat kimia:
- Solubilitas / kelarutan : larut dalam air dingin
- Kestabilan dan reaktivitas : stabil
- Kondisi yang harus dihindari : suhu tinggi, hindarkan dari sumber penyalaan
- Bahan-bahan yang harus dihindari : bahan-bahan yang teroksidasi, asam nitrat,
asam sulfat
H2O

Sifat Fisik:
- Nama Sistematis : air
- Nama Alternatif : aqua, dihidrogenmonoksida, Hidrogen hidroksida
- Rumus Molekul : H2O
- Massa Molar : 18,0153 g/mol
- Densitas dan Fase : 0,998 g/cm³ (cair pada 20 °C) ; 0,92 g/cm³ (padat)
- Titik Lebur : 0 oC
- Titik Didih : 100 oC
- Kalor Jenis : 4184 J/kg.K (cair pada 20 oC)
Sifat Kimia:
- Pelarut yang penting karena mampu melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti
garam, gula, asam, beberapa jenis gas dan senyawa organik.
- Air memiliki perubahan suhu yang lambat,digunakansebagai penyimpan panas
yang baik.
- Sifat kepolaran air yang besar menyebabkan adanya ikatan hidrogen antar molekul
air.
2.4 Garis Besar Proses Kerja
2.5 Langkah kerja
Persiapan
Menggunakan APD
Melakukan percobaan
Mencatat hasil percobaan
Membersihkan alat alat yang
digunakan

Pembuatan kurva kalibrasi
Proses Distilasi Fraksionasi
1. Buatlah larutan antara etanol dengan air dengan perbandingan tertentu dan jumlah volume total
10 ml (etanol 10 ml dan tidak ada air, etanol 9 dan air 1 ml)
dan sampai etanol 0 ml dan air 10 ml
2. Hasil dari no.1 di atas ukurlah indeks biasnya
3. Perbandingan volume tiap larutan dikonversi ke dalam konsentrasi yang dinyatakan
dalam komposisi fraksi mol etanol

Masukkan etanol kadar 96 % dan aquadest masing-masing 1,5 Liter ke dalam labu distilasi (volume labu sekitar 5 Liter)
Ambil sampel umpan (feed) secukupnya dan periksa massa jenisnya
Alirkan air pendingin melalui bagian atas kolom fraksinasi
Atur temperatur pemanas sekitar 90 C dan temperatur kolom di bagian atas sekitar distilat 80oC
Nyalakan sistem pemanas (oil bath) dan tekan tombol untuk membuka aliran air pendingin
Pastikan sistem dalam kondisi Refluks Total (R total)
Setelah dicapai temperatur bubble-point, tentukan nilai R (L/D) mulai dari kecil hingga besar
Setelah dicapai temperatur bubble-point, tentukan nilai R (L/D) mulai dari kecil hingga besar
Setiap periode tertentu (10 menit selama 120 menit) ukur massa jenis distilat dan residu yang diperoleh
Buatlah kurva konsentrasi destilat dan residu terhadap waktu dengan menggunakandata di atas.

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Konsentrasi Ethanol Volume Etanol 96 % yang diambil untuk
pembuatan larutan standar
10 %
20 %
30 %
40 %
50 %
60 %
70 %
80 %
90 %
100 %
2,604 mL
5,208 mL
7,8125 mL
10,4167 mL
13,021 mL
15,625 mL
18,229 mL
20,833 mL
23,4375 mL
26,042 mL
1) Kurva Standar Ethanol
0 20 40 60 80 100 1200
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
1.4
f(x) = − 0.00253163636363636 x + 1.20672R² = 0.979737758500854
Konsentrasi Ethanol (%)
Dens
itas E
than
ol

Sehingga didapatkan persamaan y = -0,0025x + 1,2067 untuk menghitung konsentrasi etanol
dalam destilat dan waste, dengan y = Densitas Etanol dan x = Konsentrasi Etanol (%)
2) Tabel Data Pengamatan Densitas Etanol Sampel
Massa Piknometer kosong = 23,56 gram
Volume Piknometer = 25 mL
Konsentrasi Ethanol Massa Piknometer +
Massa Ethanol
Massa Ethanol Densitas Ethanol
10 %
20 %
30 %
40 %
50 %
60 %
70 %
80 %
90 %
100 %
52,71 gram
51,44 gram
52,82 gram
51,38 gram
50,65 gram
50,17 gram
49,57 gram
48,86 gram
48,04 gram
46,83 gram
29,15 gram
28,88 gram
28,26 gram
27,82 gram
27,09 gram
26,61 gram
26,01 gram
25,3 gram
24,48 gram
23,27 gram
1,166 gram/ml
1,1552 gram/ml
1,1304 gram/ml
1,1128 gram/ml
1,0836 gram/ml
1,0644 gram/ml
1,0404 gram/ml
1,012 gram/ml
0,9792 gram/ml
0,9308 gram/ml
3) Tabel Data Pengamatan Distilat
Waktu
(menit)
Massa
Piknometer +
Massa sampel
Distilat
(gram)
Massa
Sampel
Distilat
(gram)
Densitas
Sampel
Distilat
(gram/mL)
Volume
Sampel
Distilat
(mL)
Konsentrasi
Sampel
Distilat
( yD / % )
0
10
20
30
40
-
47,65
47,68
47,73
47,45
-
24,09
24,12
24,17
23,89
-
0,9636
0,9648
0,9668
0,9556
-
80
103
70
100
-
97,24
96,76
95,96
100,44

50
60
47,94
48,79
24,38
25,23
0,9752
1,0092
68
58
92,6
79
4) Tabel Data Pengamatan Waste
5) Tabel Data Pengamatan untuk membuat Kurva xW vs 1/yD-xW
Waktu
(menit)
Konsentrasi Sampel Distilat
( yD / % )
Konsentrasi Sampel dalam
Waste (xW / % )
1 / (yD – xW)
0
10
20
30
40
50
60
-
97,24
96,76
95,96
100,44
92,6
79
-
35
32,76
23,67
21,4
38,2
38,84
-
1,6067
1,5625
1,3833
1,2652
1,8382
2,4900
Waktu (menit) Massa
Piknometer +
Massa sampel
Waste (gram)
Massa
Sampel
Waste
(gram)
Densitas
Sampel
dalam Waste
(gram/mL)
Konsentrasi
Sampel
dalam Waste
(xW / % )
0
10
20
30
40
50
60
-
51,54
51,68
52,25
52,39
51,34
51,30
-
27,98
28,12
28,69
28,83
27,78
27,74
-
1,1192
1,1248
1,1476
1,1532
1,1112
1,1096
-
35
32,76
23,67
21,4
38,2
38,84

6) Kurva xW vs 1/yD-xW
0.2 0.22 0.24 0.26 0.28 0.3 0.32 0.34 0.36 0.38 0.40
0.5
1
1.5
2
2.5
3
Kurva xW vs 1/yD-xW
xW
1/yD
-xW
7) Menghitung Luas dibawah Kurva
0.2 0.22 0.24 0.26 0.28 0.3 0.32 0.34 0.360
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
1.4
1.6
1.8
xW
1/yD
-xW
1 2 3
Menghitung luas bangun 1
o Luas Bangun Persegi Panjang = (1,26-0) x (0,237-0,214)
= 1,26 x 0,023

= 0,02898
o Luas Bangun Segitiga = 0,5 x (1,38-1,26) x (0,237-0,214)
= 0,5 x 0,12 x 0,023
= 0,00138
Menghitung luas bangun 2
o Luas Bangun Persegi Panjang = (1,38-0) x (0,327-0,237)
= 1,38 x 0,09
= 0,1242
o Luas Bangun Segitiga = 0,5 x (1,56-1,38) x (0,327-0,237)
= 0,5 x 0,18 x 0,09
= 0,0081
Menghitung luas bangun 3
o Luas Bangun Persegi Panjang = (1,56-0) x (0,35-0,327)
= 1,56 x 0,023
= 0,03588
o Luas Bangun Segitiga = 0,5 x (1,6-1,56) x (0,35-0,327)
= 0,5 x 0,04 x 0,023
= 0,00046
Menghitung Luas Total dibawah Kurva
Luas Total = 0,02898 + 0,00138 + 0,1242 + 0,0081
+ 0,03588 + 0,00046
Luas Total = 0,199
8) Menghitung jumlah cairan pada saat awal (Wo)
Diketahui :
BM etanol = 36 gr/mol
Volume etanol umpan = 1500 ml
ρ etanol = 0,789 gr/ml
Massa etanol umpan = Volume etanol umpan x ρ etanol
= 1500 ml x 0,789 gr/ml
= 1183,5 gr
Mol etanol umpan (Wo) = Massa etanol umpan / BM etanol

= 1183,5 gr / 36 gr/mol
= 42606 mol
9) Menghitung jumlah cairan pada saat akhir operasi (W)
ln (WoW ) = ∫
xw
xwodxw
yD−xw
ln (WoW ) = Luas Total dibawah Kurva
ln (WoW ) = 0,199
(WoW ) = e0,199
(WoW ) = 1,2200181966
(42606 mol
W ) = 1,2200181966
W = 42606 mol
1,2200181966
W = 34922,42994 mol
10) Menghitung jumlah etanol yang diperoleh
- ∫ dW = ∫ dD
- (W-Wo) = D-Do
- (W-Wo) = D-0
- (W-Wo) = D
D = - (W-Wo)
D = - (34922,42994 mol - 42606 mol)
D = 7683,570057 mol

PEMBAHASAN
Distilasi merupakan proses pemisahan campuran dua atau lebih (banyak) komponen
menjadi bagian-bagian atau komponen berdasarkan pada berbedaan volatilitas (kemudahan
menguap) atau perbedaan titik didih antara masing-masing komponen. Dalam praktikum ini
dilakukan pemisahan campuran biner antara Etanol dan Air. Proses pemisahan dilakukan
dengan destilasi fraksionasi.
Umpan disimpan dalam labu dasar bulat dipanaskan dengan pemanas parafin hingga
suhu 80oC, etanol akan menguap dan terkondensasi. Etanol yang telah terkondensasi akan
masuk kedalam penampung destilat. Refulx (L/D) pada pecobaan ini adalah 3/6 sehinga
selama 3 detik aliran uap etanol yang terkondensasi akan masuk kedalam penampung destilat
dan selama 6 detik uap etanol akan kembali kedalam penampung umpan (campuran etanol –
air).
Hasil destilat yang didapat diperiksa massa jenisnya setiap 10 menit. Begitu pun pada
residunya. Pemeriksaan massa jenis ini dilakukan untuk mengetahui konsentrasi destilat dan
residu. Penentuan konsentrasi dilakukan dengan membuat kurva standar antara konsentrasi
Vs. Massa jenis. Pemeriksaan konsentrasi melalui massa jenis ini dilakukan karena
refraktometer yang ada tidak dapat berfungsi dengan baik.
Mula – mula dilakukan pembuatan kurva standar. Variasi konsentrasi larutan standar
adalah 10% ,20% ,30% ,40%, 50%, 60%, 70%, 80%, 90%, dan 96%. Setelah larutan standar
ini dibuat, diperiksa massa jenisnya. Setelah itu dibuat kurva antara massa jenis vs
konsentrasi.
Umpan yang dimasukkan adalah 1500 ml air dan 1500 ml etanol 96%. Setelah itu
umpan diukur massa jenisnya. Umpan dipanaskan hingga suhunya 80oC selama 60 menit.
labu penampung umpan diatur pada suhu 80oC adalah untuk menguapkan etanol. Karena jika
suhu melebihi titik didih etanol (78oC) maka air pun akan ikut menguap. Untuk mencapai
suhu 80oC, maka suhu penangas parafin di atur pada 96oC karena ada panas yang terbuang
kelingkungan. Waktu pemanasan dimulai ketika tetesan destilat pertama menetes kedalam
penampung destilat. Setiap 10 menit destilat dan residu diperiksa massa jenisnya untuk

mengetahui perubahan konsentrasi pada saat awal proses destilasi berlangsung hingga proses
destilasi berakhir.
BAB IV
SIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
Semakin lama waktu operasi, maka semakin besar konsentrasi etanol dalam
distilat, semakin kecil konsentrasi etanol dalam waste (umpan), serta semakin
sedikit jumlah etanol dalam umpan.
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, didapatkan hasil sebagai berikut :
Persamaan kurva standar etanol yaitu y = -0,0025x + 1,2067
Luas total dibawah kurva xW vs 1/yD-xW yaitu sebesar 0,199
Jumlah cairan etanol pada saat awal (Wo) yaitu sebesar 42606 mol
Jumlah cairan pada saat akhir operasi (W) yaitu sebesar 34922,42994 mol
Jumlah etanol yang diperoleh (Destilat) yaitu sebesar 7683,570057 mol

DAFTAR PUSTAKA
Geankoplis, C., C J., “Transport Process and Unit Operation” 3rd., Prentice Hall,
Upper Saddle River New Jersey,1993.
Peters and Timmerhauss, “Plant Design and Economic for Chemical Engineering”
Mc.Graw-Hill Chemical Engineering Series.

LAMPIRAN
1) Pembuatan Kurva Standar Ethanol
Membuat ethanol 10% dari ethanol 96%
25mL x 10% = Vetanol x 96%
Vetanol = 2,604 mL
Membuat ethanol 20% dari ethanol 96%
25mL x 20% = Vetanol x 96%
Vetanol = 5,208 mL
Membuat ethanol 30% dari ethanol 96%
25mL x 30% = Vetanol x 96%
Vetanol = 7,8125 mL
Membuat ethanol 10% dari ethanol 96%
25mL x 40% = Vetanol x 96%
Vetanol = 10,4167 mL
Membuat ethanol 50% dari ethanol 96%
25mL x 50% = Vetanol x 96%
Vetanol = 13,021 mL
Membuat ethanol 60% dari ethanol 96%
25mL x 60% = Vetanol x 96%
Vetanol = 15,625 mL
Membuat ethanol 70% dari ethanol 96%
25mL x 70% = Vetanol x 96%
Vetanol = 18,229 mL
Membuat ethanol 80% dari ethanol 96%
25mL x 80% = Vetanol x 96%
Vetanol = 20,833 mL
Membuat ethanol 90% dari ethanol 96%
25mL x 90% = Vetanol x 96%

Vetanol = 23,4375 mL
Membuat ethanol 100% dari ethanol 96%
25mL x 100% = Vetanol x 96%
Vetanol = 26,042 mL
2) Perhitungan Konsentrasi Etanol dalam Distilat
Diketahui y = 0,9636
y = -0,0025x + 1,2067
0,9636 = -0,0025x + 1,2067
x = 97,24 %
Diketahui y = 0,9648
y = -0,0025x + 1,2067
0,9648 = -0,0025x + 1,2067
x = 96,76 %
Diketahui y = 0,9668
y = -0,0025x + 1,2067
0,9668 = -0,0025x + 1,2067
x = 95,96 %
Diketahui y = 0,9556
y = -0,0025x + 1,2067
0,9556 = -0,0025x + 1,2067
x = 100,44 %
Diketahui y = 0,9752
y = -0,0025x + 1,2067
0,9752 = -0,0025x + 1,2067
x = 92,6%
Diketahui y = 1,0092
y = -0,0025x + 1,2067
1,0092 = -0,0025x + 1,2067
x = 79 %
3) Perhitungan Konsentrasi Etanol dalam Distilat
Diketahui y = 1,1192
y = -0,0025x + 1,2067

1,1192 = -0,0025x + 1,2067
x = 35 %
Diketahui y = 1,1248
y = -0,0025x + 1,2067
1,1248 = -0,0025x + 1,2067
x = 32,76 %
Diketahui y = 1,1476
y = -0,0025x + 1,2067
1,1476 = -0,0025x + 1,2067
x = 23,67 %
Diketahui y = 1,1532
y = -0,0025x + 1,2067
1,1532 = -0,0025x + 1,2067
x = 21,4 %
Diketahui y = 1,1112
y = -0,0025x + 1,2067
1,1112 = -0,0025x + 1,2067
x = 38,2%
Diketahui y = 1,1096
y = -0,0025x + 1,2067
1,1096 = -0,0025x + 1,2067
x = 38,84 %

1. Dokumentasi Praktikum
Rangkaian alat distilasi batch
Tabung penampung distilat
Kondensor pada alat distilasi batch
Cairan distilat dan residu yang akan di uji menggunakan
pignometer
