LAPORAN CROPWAT

18
CROPWAT Kondisi Meteorologi Data meteorologi 1. Stasiun pengamat : Lanud A R Saleh 2. Attidude : 533 m 3. Latitude : 7,53 0 LS 4. Longitude : 112,40 0 BT Aplikasi Cropwat Dari data meteorology di stasiun Lanud AR Saleh dapat dicrai kebutuhan air irigasi dengan menggunakan software cropwat 8. Berikut merupakan langkah- langkahnya: Input data meteorologi dengan membuka software cropware terlebih dahulu. Dengan cara pilih atau klik pada “Climate/ Et 0 “ lalu input datanya yang terdiri dari Country, Altitude, Latitude, longitude, minimum temperature, maximum temperature, Humidity, wind, dan sun pada data meteorolgi Karangkates. Setelah input data sampai ‘Sun’ maka secara otomatis data Rad dan ETo akan muncul.

Transcript of LAPORAN CROPWAT

Page 1: LAPORAN CROPWAT

CROPWAT

Kondisi Meteorologi

Data meteorologi

1. Stasiun pengamat : Lanud A R Saleh

2. Attidude : 533 m

3. Latitude : 7,530 LS

4. Longitude : 112,400 BT

Aplikasi Cropwat

Dari data meteorology di stasiun Lanud AR Saleh dapat dicrai kebutuhan air

irigasi dengan menggunakan software cropwat 8. Berikut merupakan langkah-

langkahnya:

Input data meteorologi dengan membuka software cropware terlebih

dahulu. Dengan cara pilih atau klik pada “Climate/ Et0 “ lalu input datanya

yang terdiri dari Country, Altitude, Latitude, longitude, minimum

temperature, maximum temperature, Humidity, wind, dan sun pada data

meteorolgi Karangkates.

Setelah input data sampai ‘Sun’ maka secara otomatis data Rad dan ETo

akan muncul.

Page 2: LAPORAN CROPWAT

Langkah selanjutnya adalah klik atau pilih ‘Rain’ lalu isi data station

sesuai lokasi stasiu meteorologinya yaitu Lanud AR Saleh.

Lanjut klik ‘Crop’ isi data tanaman yang akan direncanakan dengan

mengisi ‘Crop Name’ dengan cara klik ‘OPEN’ kemudian pilih’ FAO’ lalu

memilih tanaman yang direncanakan yaitu Millet atau Jewawut terakhir

klik ‘OPEN’

Page 3: LAPORAN CROPWAT

Dari data diatas maka diketahui bahwa pada tanaman Millet atau Jewawut

memiliki umur 132 hari yaitu mulai tanggal 26 Maret 2013 sampai 8 Juli 2013

dengan kedalamn akar 0.30 m.

Lalu lanjut klik atau pilih ‘Soil’ isi ‘soil name’ dengan cara klik ‘OPEN’

lalu klik FAO kemudian pilih yang ‘Medium (loam) terkhir open, maka

akan muncul tabel dibawah ini:

Dari tabel diatas maka pada tanah ‘Medium atau Loam memiliki kelembaban

tanah sebesar 290,0 mm/meter dengan infiltrasi hujan sebesar 40 mm/day dan

kedlaman perkaran maksimal sebesar 900 cm.

Kemudian lanjut klik ‘CWR’, maka akan muncul tabel berikut:

Page 4: LAPORAN CROPWAT

Dari data diatas maka dapat diketahui pada stasiun Lanud AR Saleh untuk

komoditas Millet atau Jewawut diperoleh total Etc sebesra 200.6 mm/dec, total

efisiensi hujan sebesar 200,2 mm/decd an total kebutuhan irigasi sebesar 92,4

mm/dec.

Lanjut pilih ‘Schedule’, maka akan muncul tabel berikut:

Pada ‘Schedule; ini ada 5 model atau criteria schedule yang dilakukan berikut

pemparannya:

1. Irrigate at critical depletion (100%) dan Refil soil to 100% field capasity

Setelah dilakukan langkah ditas maka klik ‘OPTIONS’ lalu isi kotak

dialog ‘irrigate at critical depletion’ dengan irrigation at 100% critical

depletion. Sedangkan untuk kotak dialog ‘irrigation application’ pilih

refill soil to field capacity dengan irrigation efficiency 70% terakhir klik

OK.

Page 5: LAPORAN CROPWAT

Maka akan muncul tabel dibawah ini:

Dari tabel diatas maka dapat diketahui jadwal irigasi pada tenamaan Millet

yaitu pada tanggal 8 Juli 2013 untuk total irigasi pada tanman Millet sebesar 0

mm dengan total air tersedia 0 mm.

Kemudian untuk diketahiu grafiknya maka dengan pilih ‘Chart’ maka akan

muncul sebagai berikut:

Page 6: LAPORAN CROPWAT

2. Irrigate at critical depletion (100%) dan Refil soil to 50% field capasity

Dengan langakah seperti ditas maka lakukan pengisian kotak dialog

‘irrigation timing’ pilih irrigate at critical depletion dengan irrigation at

100% critical depletion. Sedangkan pada ‘irrigation application;n pilih refill

soil below/above field capacity dengan refill soil moisture contents 50% of

field capcity. Kemudian untuk ‘irrigation efficiency’ sebesar 70% karena

menggunakan surface yaitu irigasi air permukaan, terkhir klik ‘OK;.

Page 7: LAPORAN CROPWAT

Maka akan muncul berikut:

Kemudian untuk diketahiu grafiknya maka dengan pilih ‘Chart’ maka akan

muncul sebagai berikut:

Page 8: LAPORAN CROPWAT

3. Irrigate at given ET crop reduction perstage dan Refil soil to 100% field

capasity

Dengan langakah seperti ditas maka lakukan pengisian kotak dialog

‘irrigation timing’ pilih ‘irrigation at given ETcrop reduction per stage’.

Sedangkan untuk ‘irrigation application’ pilih ‘refill soil below/above field

capacity’ dengan ‘irrigation efficiency’ sebesar 100% lalu Untuk ‘refill soil

moisture content’ sebesar 100% dengan ‘irrigation efficiency’ sebesar 70% ,

kemudian pilih “OK”.

Page 9: LAPORAN CROPWAT

Maka akan muncul tabel seperti dibawah ini:

Kemudian untuk diketahiu grafiknya maka dengan pilih ‘Chart’ maka akan

muncul sebagai berikut:

Page 10: LAPORAN CROPWAT

4. Irrigated at critical depletion (100%) dan fixed application depth (50

mm)

Dengan langakah seperti ditas maka lakukan pengisian kotak dialog

‘irrigation timing’ pilih irrigate at critical depletion dengan irrigation at

100% critical depletion. Sedangkan untuk irrigation application pilih fixed

application depth sebesar 50mm dengan irrigation efficiency 70% , kemudian

pilih OK.

Maka akan muncul tabel seperti dibawah ini:

Page 11: LAPORAN CROPWAT

Kemudian untuk diketahiu grafiknya maka dengan pilih ‘Chart’ maka akan

muncul sebagai berikut:

5. Rainfed (No Irrigation)

Dengan langakah seperti ditas maka lakukan pengisian kotak dialog

‘irrigation timing’ pilih no irrigation (rainfed) dengan irrigation efficiency

70%, kemudian pilih ‘OK’.

Maka akan muncul tabel seperti dibawah ini:

Page 12: LAPORAN CROPWAT

Kemudian untuk diketahiu grafiknya maka dengan pilih ‘Chart’ maka akan

muncul sebagai berikut:

Lanjut ke ‘Crop Pattern’ pada ‘cropping pattern name’ isi dengan

‘Tumpangsari’. Lalu input pada ‘crop file’ dengan memilih ‘OPEN’, lalu

klik folder FAO dengan memilih komoditi pilihan yaitu millet atau

jewawut dengan area dominasi sebesar 60%. Sedangakan untuk tanman

Page 13: LAPORAN CROPWAT

keduanya yaitu dengan langkah yang sama pilih komoditi yaitu ‘banana

atau pisang’ dengan luasan area dominasi sebesar 40%, kenapa memilih

tanman kedua ini pisang. Hal ini pisang dapat dijadikan tanaman border

yang mengelilingi tanaman pertama yaitu millet atau jewawut yang juga

dapat dijadikan sebagai naungan.

Lanjut pili ‘Scheme’ maka akan muncul tabel berikut:

Page 14: LAPORAN CROPWAT

Dari tabel diatas maka dapat diketahui bahwa hanya pada bulan

Mei sampai Juli masih membutuhkan pengairan sebesar Mei 36,6, Juni

54,2 dan Juli sebesar 1,6. Sedangkan pada bualn lainnya yaitu januari

sampai april dan agustus sampai desember sudah terpenuhi pengairannya

pada komoditi Millet atau Jewawut. Untuk komoditi pisang pada bulan

Mei sampai Oktober masih membutuhkan pengairan, sedangakan pada

bulan Januari sampai April dan bulan November serta Desember masih

terpenuhi pengairannya.

Page 15: LAPORAN CROPWAT

LAPORAN PRAKTIKUM MATA KULIAH IRIGASI DAN

DRAINASE

“APLIKASI CROPWAT-8”

Tanaman Jewawut dengan Tanaman Pisang

Oleh :

DWI INTAN FITRIANI

105040101111126

KELAS : R

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS PERTANIAN

PROGRA STUDI AGRIBISNIS

MALANG

2013