LAPORAN - COnnecting REpositories3. Hasil Penelitian dan Pembahasan Pengeringan semprot ekstrak daun...
Transcript of LAPORAN - COnnecting REpositories3. Hasil Penelitian dan Pembahasan Pengeringan semprot ekstrak daun...
LAPORAN
PENELITIAN FAKULTAS
PENGERINGAN SEMPROT (SPRAY DRYING) EKSTRAK DAUN SUJI
DAN STABILITASNYA DALAM LARUTAN
SELAMA PENYIMPANAN
Fakultas Teknologi Pertanian
Universitas Katolik Soegijapranata Semarang
2016
1. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Warna menjadi hal yang menarik konsumen dalam memilih suatu makanan dan minuman.
Penambahan zat pewarna juga dapat meningkatkan selera makan konsumen. Pewarna alami hijau
yang sering digunakan adalah daun suji. Ekstrak daun suji telah banyak diaplikasikan dalam
pembuatan makanan tradisional. Ekstrak daun suji dapat diolah menjadi bentuk serbuk
menggunakan pengeringan semprot (spray drying) untuk memperpanjang umur simpan dan
mempermudah dalam penggunaannya.
Selama proses pengeringan semprot, pigmen hijau atau klorofil pada daun suji dapat mengalami
kerusakan dan memberikan efek pada warna yang mengalami perubahan menjadi hijau
kecoklatan. Perubahan warna tersebut dapat disebabkan perlakuan dan kondisi proses yang
digunakan selama proses pengeringan semprot. Perubahan warna tersebut dapat dicegah dengan
melakukan mikroenkapsulasi pigmen pada ekstrak daun suji. Proses mikroenkapsulasi dilakukan
dengan penambahan bahan penyalut yaitu maltodekstrin. Serbuk warna hijau yang dihasilkan
kemudian diaplikasikan ke dalam adonan tepung ketan untuk dianalisa stabilitasnya selama
proses pengukusan.
1.2. Tinjauan Pustaka
1.2.1. Daun Suji
Suji termasuk dalam kelompok tanaman perdu tahunan yang memiliki tinggi mencapai 6-8 meter
dan memiliki cabang yang cukup banyak dengan cabang yang mencapai 75 cm. Tanaman suji
merupakan jenis tanaman yang dapat tumbuh di pinggir-pinggir pagar atau pembatas tanah
bahkan di pekarangan dengan bentuk yang indah. Batang tanaman suji tumbuh dengan tegak,
berkayu, memiliki alur melintang dan memiliki warna putih kotor. Daun suji merupakan bagian
yang paling sering diaplikasikan manfaatnya dalam kehidupan. Daun suji memiliki berbagai
kegunaan terutama dalam bidang pangan. Daun suji yang sudah melalui proses ekstraksi dalam
media air dapat digunakan sebagai pewarna pada makanan tradisional, member aroma harum
bahkan dapat digunakan sebagai sayur untuk daun mudanya (Lemmens, 2003).
1.2.2. Klorofil
Klorofil merupakan salah satu faktor yang penting dalam reaksi fotosintesis. Reaksi fotosintesis
merupakan suatu proses perubahan yang terjadi pada CO2 dan H2O yang merupakan senyawa
anorganik menjadi karbohidrat yang merupakan senyawa organik dan oksigen dengan
menggunakan sinar matahari sebagi mediumnya. Klorofil tersimpan dalam kloroplas sebagai
pigmen utama. Klorofil terdapat dalam ruang tilakoid (Campbell et al, 2003).
Klorofil memiliki 3 fungsi utama dalam proses fotosintesis, yaitu memanfaatkan sinar matahari
sebagai energy, memicu terjadinya fiksasi CO2 agar terbentuk karbohidrat dan menjadi penyedia
energy untuk keseluruhan ekosistem. Klorofil menyerap cahaya yang merupakan radiasi
elektromagnetik yang terletak pada spektrum kasat mata. Semua warna yang kasat mata berada
dalam cahaya matahari namun klorofil tidak mampu menyerap seluruh panjang gelombang.
Klorofil yang tidak mampu menyerap semua panjang gelombang dari cahaya matahari ini
mampu menampung cahaya yang diserap oleh pigmen lain dengan proses fotosintesis. Dengan
demikian klorofil dapat disebut sebagai pigmen pusat dari reaksi fotosintesis (Bahri, 2010).
1.2.3. Mikroenkapsulasi
Mikroenkapsulasi memiliki makna sebagai suatu teknologi penyalutan padatan, cairan dan gas
menggunakan kapsul yang berukuran kecil. Kapsul tersebut dapat dilepaskan isinya dibawah
kondisi spesifik. Tujuan mikroenkapsulasi untuk melindungi suatu komponen bahan pangan
yang sensitive, untuk mecegah terjadinya kehilangan nutrisi, mengubah komponen dari bahan
pangan yang berwujud cair menjadi bentuk padat (Dubey et al. 2009). Proses mikroenkapsulasi
memiliki potensi mengubah bentuk cairan menjadi bentuk tepung stabil dengan sifat free fowing
(Adameic & Marciniak, 2004).
Syarat yang harus dimiliki untuk menjadi carrier bahan penyalut dalam proses mikroenkapsulasi
antara lain harus terdapat perlindungan terhadap bahan aktif; kelarutannya dalam air, berat
molekul, glass transition, kristalinitas, diffusibility tinggi, memiliki sifat pembentukan film yang
baik, memiliki sifat pengemulsi dan biaya murah. Bahan penyalut yang biasa digunakan dalam
proses mikroenkapsulasi antara lain natural gum (gum Arabic, alginate, karagenan), protein
(protein susu, protein kedelai, gelatin), karbohidrat (maltodekstrin dan turunan selulosa) dan/atau
lipid (lilin, emulsifier) (Gharsallaoui et al., 2007)
1.2.4. Spray drying
Spray drying merupakan suatu metode pengeringan untuk menghasilkan bubuk yang kering
berasal dari cairan atau bubur dengan bantuan udara panas dalam waktu singkat. Proses spray
drying dimanfaatkan pada bahan makanan dan obat yang tidak tahan terhadap panas. Produk dari
proses spray drying memiliki keuntungan untuk menghasilkan produk bermutu tinggi dengan
tingkat kerusakan gizi yang rendah serta memperkecil perubahan pada warna, bau dan rasa
(Fennema, 1996).
1.2.5. Tepung beras ketan
Tepung beras ketan meupakan tepung yang tidak memiliki kandungan gluten. Pada beberapa
produk bakery, tepung beras ketan menjadi bahan substitusi tepung terigu sehingga dapat
meningkatkan stabilitas produk selama penyimpanan beku sehingga produk yang diperoleh ada
dalam kondisi yang baik. Tepung beras ketan juga dapat berfungsi sebagai pengganti sebagian
tepung beras untuk memberikan rasa yang lebih manis dibandingkan dengan terigu. Selain itu,
tepung beras ketan juga dapat mempertahankan kelembaban produk selama proses
pemanggangan. Selain itu, produk yang dihasilkan memiliki tekstur yang sticky (Johnson, 1993).
1.3. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pengaruh penambahan maltodekstrin terhadap karakteristik fisikokimia serbuk
ekstrak daun suji yang dikeringkan menggunakan pengeringan semprot (spray drying)
2. Mengetahui kestabilan warna hijau serbuk ekstrak daun suji yang dilarutkan dalam air dan
disimpan pada pH dan intensitas cahaya yang berbeda
2. Materi dan Metode
2.1.1. Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun suji, maltodekstrin, air dan
tepung ketan (glutinous rice flour).
2.2. Metode
2.2.1. Pembuatan serbuk daun suji
Penelitian ini akan diawali dengan pembuatan ekstrak daun suji. Daun suji yang sudah
dicuci dihancurkan dengan cara diblixer kemudian dihaluskan menggunakan mesin
blender dengan penambahan air yang diatur. Kemudian disaring menggunakan kain
saring. Hasil ekstrak daun suji yang disaring ditambah dengan maltodekstrin
berdasarkan berat maltodekstrin per volume ekstrak yaitu 3% dan 10% konsentrasi
maltodekstrin. Selain dilakukan penambahan maltodekstin dilakukan penambahan
MgCO3 berdasarkan berat MgCo3 per volume ekstrak, yaitu 3%. Setelah ditambah
dengan maltodekstrin dan MgCO3 diukur pH dan viskositasnya. Hasil ekstrak daun suji
dikeringkan dengan menggunakan spray dryer hingga ekstrak daun suji habis. Proses
pengeringan ini menggunakan suhu inlet 80oC dan suhu outlet 70
oC. Setelah
dikeringkan dengan menggunakan spray dryer maka sampel serbuk daun suji
dihaluskan dan diayak dengan ukuran 80 mesh. Setelah itu serbuk daun suji dilakukan
pengujian karakteristik serbuk pada aplikasinya di tepung ketan.
2.2.2. Pembuatan Tepung Ketan Kukus
Aplikasi serbuk daun suji terhadap tepung ketan kukus diawali dengan mempersiapkan
bahan antara lain 250 gram tepung ketan dicampur dengan 300 ml air yang mengandung
serbuk daun suji dengan konsentrasi 6% dari berat tepung yang digunakan. Air yang
digunakan ditambahkan secara perlahan hingga diperoleh adonan yang menyatu.
Adonan dibagi menjadi bagian kecil dengan berat masing-masing 20 gram. Adonan
dicetak menggunakan cetakan yang telah dioles dengan minyak goreng lalu diletakan di
atas daun pisang yang telah dipotong 10x10 cm. Adonan dimasukan dalam pengukus
dan dikukus selama 15 menit. Analisa fisik dan kimia dilakukan pada pengukusan menit
ke- 0 dan 15.
Gambar 1. Desain Penelitian
EKSTRAK DAUN SUJI
SPRAY DRYING
PENAMBAHAN MALTODEXTRIN (10 % dan 20%
dari berat ekstrak daun suji )
SERBUK PEWARNA DAUN SUJI
PELARUTAN DALAM AIR
PENYIMPANAN Analisa fisik dan kimia
Analisa fisik : warna,kelarutan Analisa kimia : klorofil, antioksidan
3. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Pengeringan semprot ekstrak daun suji menghasilkan karakteristik fisik dan kimia
seperti Tabel 1.
Karakteristik Maltodextrin 10% Maltodextrin 20%
Rendemen (%) 197,87 ± 26,52a 208,77 ± 39,57
a
Kadar air (%, wet basis) 11,82 ± 0,70a 11,62 ± 0,61
a
Warna
L* 70,10 ± 3,61a 79,58 ± 2,08
b
a* -14,37 ± 0,67a -9,66 ± 0,69
b
b* 25,90 ± 0,95a 19,33 ± 0,77
b
Bulk Density (g/cm3) 0,63 ± 0,02
a 0,66 ± 0,02
b
Pembasahan (s) 580,67 ± 42,38a 652,50 ± 186,13
a
Daya Larut (%) 0,91 ± 0,04a 0,90 ± 0,03
a
Antioksidan
(%Discoloration) 0,23 ± 0,05
b
0,15 ± 0,05b
Klorofil (mg/l) 7,26 ± 1,64b 6,41 ± 0,33
c
MgCO3 ditambahkan untuk mengikat pigment dan berfungsi sebagai bahan penstabil
yang menjaga kestabilan warna produk (Hutajulu, 2008).
Gambar 2. Serbuk Pewarna Daun Suji (a) Maltodekstrin 10% (b) Maltodekstrin 20%
(a) (b)
Intensitas Warna Larutan Serbuk Daun Suji pada pH yang Berbeda
Hasil pengujian pelarutan serbuk pewarna hijau daun suji pada berbagai pH dapat
diketahui pada Tabel 3.
Tabel 2. Perubahan Intensitas Warna Larutan Serbuk Daun Suji dengan pH yang
Berbeda
Konsentrasi Kontrol pH 3 pH 7 pH 8
Maltodekstrin
10%
1,21±0,06a2
0,78±0,00a1
0,93±0,01a1
0,88±0,01a1
Maltodekstrin
20%
1,09±0,04b2
0,75±0,00b1
0,91±0,01b2
0,82±0,01b2
Keterangan :
Semua nilai merupakan nilai mean ± standar deviasi
Nilai dengan superscript huruf yang berbeda menunjukkan adanya perbedaan
nyata antar baris dalam perlakuan dalam tingkat kepercayaan 95% (<0,05)
berdasarkan uji T dengan menggunakan uji Independent Sample sebagai uji beda
Nilai dengan superscript angka yang berbeda menunjukkan adanya perbedaan
nyata antar kolom dalam perlakuan dalam tingkat kepercayaan 95% (<0,05)
berdasarkan uji T dengan menggunakan uji Duncan One Way ANOVA sebagai
uji beda
Warna Larutan Serbuk Daun Suji Selama Penyimpanan dengan Intensitas
Cahaya yang Berbeda
Hasil pengujian pemaparan larutan serbuk daun suji dengan maltodekstrin 10% dan
maltdekstrin 20% dapat dilihat juga pada Gambar 3.
Gambar 3..Pemaparan Lampu 0 Lux pada Larutan Serbuk Pewarna Hijau Daun Suji
Tabel 3. Absorbansi Larutan Pewarna Hijau Daun Suji dengan Intensitas Cahaya 0 Lux
Hari Maltodekstrin 10% Maltodekstrin 20%
1 0.96±0.00a 0.59±0.01
b
2 0.74±0.00 a 0.49±0.01
b
3 0.46±0.01a 0.46±0.01
b
4 0.40±0.02a 0.42±0.00
b
5 0.37±0.02a 0.34±0.01
b
6 0.32±0.04a 0.28±0.01
b
7 0.30±0.05a 0.21±0.01
b
8 0.27±0.03a 0.19±0.00
b
9 0.25±0.03a 0.16±0.03
b
10 0.22±0.04a 0.14±0.04
b
11 0.19±0.04a 0.18±0.09
b
12 0.19±0.02a 0.12±0.03
b
13 0.18±0.02a 0.13±0.05
b
14 0.13±0.01a 0.11±0.03
b
Keterangan :
Semua nilai merupakan nilai mean ± standar deviasi
Nilai dengan superscript yang berbeda menunjukkan adanya perbedaan nyata
antar kolom dalam perlakuan dalam tingkat kepercayaan 95% (<0,05)
berdasarkan uji T dengan menggunakan uji Independent Sample sebagai uji beda
Gambar 4. Perubahan warna larutan serbuk pewarna hijau daun suji dengan kondisi penyinaran
0 lux (a) maltodekstrin 10% (b) maltodekstrin 20%
Hasil pengujian larutan serbuk daun suji yang dipaparkan pada lampu 500 lux juga dapat dilihat
penurunannya pada Gambar
Gambar 5 . Pemaparan Lampu 500 Lux pada Larutan Serbuk Daun Suji
(b) (a)
Hari ke 0 Hari ke 14 Hari ke 14 Hari ke 7 Hari ke 0 Hari ke 7
Tabel 4. Absorbansi Larutan Pewarna Hijau Daun Suji dengan Intensitas Cahaya 500 Lux
Hari Maltodekstrin 10% Maltodekstrin 20%
1 0.74±0.04a 0.59±0.03
b
2 0.59±0.00a 0.46±0.02
b
3 0.52±0.02a 0.37±0.00
b
4 0.42±0.00a 0.31±0.03
b
5 0.30±0.01a 0.26±0.00
b
6 0.21±0.00a 0.10±0.00
b
7 0.20±0.00a 0.09±0.00
b
8 0.16±0.01a 0.08±0.00
b
9 0.13±0.01a 0.08±0.00
b
10 0.09±0.01a 0.07±0.00
b
11 0.07±0.02a 0.05±0.00
b
12 0.04±0.01a 0.05±0.00
b
13 0.02±0.00a 0.02±0.00
b
14 0.02±0.00a 0.02±0.00
b
Keterangan :
Semua nilai merupakan nilai mean ± standar deviasi
Nilai dengan superscript yang berbeda menunjukkan adanya perbedaan nyata antar
kolom dalam perlakuan dalam tingkat kepercayaan 95% (<0,05) berdasarkan uji T
dengan menggunakan uji Independent Sample sebagai uji beda
Gambar 6. Perubahan warna larutan serbuk pewarna hijau daun suji dengan kondisi penyinaran
500 lux (a) maltodekstrin 10% (b) maltodekstrin 20%
(b) (a)
Hari ke 14 Hari ke 7 Hari ke 0 Hari ke 14 Hari ke 7 Hari ke 0
Gambar 7. Pemaparan Lampu 700 Lux pada Larutan Serbuk Daun Suji
Tabel 5 Absorbansi Larutan Pewarna Hijau Daun Suji dengan Intensitas Cahaya 700 Lux
Hari Maltodekstrin 10% Maltodekstrin 20%
1 0.75±0.00a 0.51±0.00
b
2 0.74±0.00a 0.46±0.02
b
3 0.67±0.01a 0.34±0.03
b
4 0.50±0.00a 0.22±0.01
b
5 0.41±0.01a 0.16±0.00
b
6 0.36±0.02a 0.12±0.01
b
7 0.21±0.01a 0.09±0.00
b
8 0.20±0.02a 0.08±0.00
b
9 0.18±0.00a 0.07±0.00
b
10 0.15±0.00a 0.06±0.01
b
11 0.13±0.01a 0.05±0.00
b
12 0.09±0.00a 0.04±0.00
b
13 0.08±0.01a 0.02±0.00
b
14 0.07±0.00a 0.02±0.00
b
Keterangan :
Semua nilai merupakan nilai mean ± standar deviasi
Nilai dengan superscript yang berbeda menunjukkan adanya perbedaan nyata antar
kolom dalam perlakuan dalam tingkat kepercayaan 95% (<0,05) berdasarkan uji T
dengan menggunakan uji Independent Sample sebagai uji beda
Gambar 8. Perubahan warna larutan serbuk pewarna hijau daun suji dengan kondisi penyinaran
700 lux (a) maltodekstrin 10% (b) maltodekstrin 20%
Total Klorofil
Hasil pengujian total klorofil pada lerutan serbuk daun suji dapat dilihat Tabel 6.
Tabel 6. Hasil Uji Total Klorofil
Konsentrasi Maltodekstrin Total Klorofil (mg/L)
Maltodekstrin 10% 4,34±0,44a
Maltodekstrin 20% 3,05±0,21b
Keterangan :
Semua nilai merupakan nilai mean ± standar deviasi
Nilai dengan superscript yang berbeda menunjukkan adanya perbedaan nyata dalam
perlakuan dalam tingkat kepercayaan 95% (<0,05) berdasarkan uji T dengan
menggunakan uji Independent Sample sebagai uji beda
(b) (a)
Hari ke 0 Hari ke 14 Hari ke 7 Hari ke 0 Hari ke 14 Hari ke 7
4. Kesimpulan
Penambahan maltodekstrin dengan konsentrasi sebanyak 20% dalam pembuatan serbuk
pewarna hijau daun suji menggunakan spray dryer akan meningkatkan nilai rendemen, bulk
density, nilai kadar air, dan aktivitas antioksidan dibandingkan dengan penambahan
maltodekstrin 10%.
Penambahan maltodekstrin dengan konsentrasi 20% dalam pembuatan serbuk pewarna hijau
daun suji menggunakan spray dryer akan mempengaruhi penurunan intensitas warna, daya
larut, waktu pembasahan, dan kadar klorofil dibandingkan dengan penambahan
maltodekstrin 10%.
Larutan serbuk daun suji dengan maltodekstrin 10% memiliki daya larut yang lebih rendah
dibandingkan dengan maltodekstrin 20%.
Larutan serbuk daun suji pada cairan pH 3,7 dan 8 dengan maltodekstrin 10% berbeda nyata
dengan maltodekstrin 20% pada pH 3,7 dan 8.
Larutan serbuk daun suji dengan maltodesktrin 10% pada pH 3,7, dan 8 berbeda nyata
dengan pH kontrol sedangkan pada larutan serbuk daun suji dengan maltodekstrin 20% pada
pH 7 tidak berbeda nyata dengan pH kontrol dan pH 8 namun berbeda nyata pada pH 3.
Lampu dengan intensitas 0 lux memiliki hasil yang berbeda nyata antara penggunaan
malodekstrin 10% maupun maltodekstrin 20%.
Lampu 0 lux menjadi intensitas cahaya yang cocok untuk pewarna alami karena penurunan
warna pada pemaparan lampu 0 lux lebih stabil dibandingkan dengan lampu intensitas 500
lux dan 700 lux.
Total klorofil tertinggi terdapat pada larutan serbuk daun suji dengan penambahan
maltodekstrin 10%.
5. Daftar Pustaka
Adameic, J. and E. Marciniak. (2004). Microencapsulation of oil/ matrix/ water system during
spray drying proses. Proceeding of 14th International Drying Simposium 6: 2043
Anditasari, Deasy K.H., Sri Kumalaningsih, dan Arie Febrianto Mulyadi. (2014). Potensi Daun
Suji (Pleomele angustifolia) sebagai Serbuk Pewarna Alami (Kajian Konsentrasi Dekstrin dan
Putih Telur terhadap Karakteristik Serbuk). Prosiding Seminar Nasional BKS PTN Barat : 1195-
1202, 2014
Dubey, R., T. C. Tsami, and B. Rao. (2009). Microencapsulation technologi and preparation.J.
Devence Science 59 (1): 82-95
Gharsallaoui A; G. Roudaut; O. Chambin; A. Voilley and R. Saurel. (2007). Applications of
Spray Drying in Microencapsulation of Food Ingredients: An Overview. Food Res Intern
40:1107–1121.
Lebesi, Dimitra M. and Constantina Tzia. (2009). Effect of the Addition of Different Dietary
Fiber and Edible Cereal Bran Source on the Baking and Sensory Characteristic of Cupcakes.
Journal Food Bioprocess Technology.
Putri, W.D.R., Elok Zubaidah dan N. Sholahudin. (2012). Ekstraksi Pewarna Alami Daun Suji,
Kajian Pengaruh Blanching dan Jenis Bahan Pengekstrak. Jurnal Teknologi Pertanian Vol 4 No.
1 : 13-24.