laporan blok 2.3

download laporan blok 2.3

of 32

description

moga bermanfaat

Transcript of laporan blok 2.3

MODUL 2

SKENARIO 2: KEHAMILAN YANG SULIT

Ny. Nia, 42 tahun, tinggal di Muaralabuh, memiliki tiga orang anak dan sedang hamil 8 bulan. Pada saat memeriksakan diri ke bidan didapatkan tekanan darah 160/110 mmHg, kemudian bidan menyarankan Ny.Nia untuk pergi ke rumah sakit, karena bidan menduga Ny.Nia mengalami pre eklampsia yang merupakan salah satu penyebab utama kematian Ibu di Sumatera Barat.

Di RSUD Muaralabuh, Dokter menanyakan riwayat hipertensi pada Ny.Nia sebelumnya, kemudian melakukan pemeriksaan fisik dan didapatkan TD: 160/110 mmHg, frekuensi denyut nadi 94x/menit, frekuensi nafas 23x/menit dan protein urin: +2. Dokter memberi infus regimen MgSO4, memasang kateter urin dan memberikan obat antihipertensi.

Dokter melakukan anamnesis ulang dan Ny.Nia mengatakan bahwa pada kehamilan 2 bulan pernah mengalami perdarahan sedikit, namun sejak saat itu tidak pernah perdarahan lagi. Ny.Nia tidak tahu bagaimana tekanan darahnya selama ini, karena tidak ada keluhan dan tidak pernah memeriksakan diri ke dokter. Pada pemeriksaan fisik dokter menemukan tinggi fundus uteri 2 jari diatas pusat dan dari pemeriksaan Leopold didapatkan anak letak kepala, belum masuk PAP, pu-ka. Dokter memberikan penjelasan bahwa saat ini Ny.Nia menderita preeklampsia berat dan kemungkinan terjadi gangguan pertumbuhan janin. Oleh karena itu harus dilakukan perawatan serta pemeriksaan penunjang seperti USG , CTG dan laboratorium. Ny.Nia dirawat di ruangan patologi kehamilan.

Bagaimana anda menjelaskan kehamilan Ny.Nia dan pertumbuhan janinnya?

LANGKAH IKLARIFIKASI TERMINOLOGI1. PreeklampsiaKondisi medis dimana timbul hipertensi dalam kehamilan dalam hubungannya dengan jumlah protein yang signifikan dalam urin.

2. Regimen MgSO4Cairan untuk penanganan antikejang.

3. CTGCardio Toco Graphy, metoda elektronik untuk memantau kesejahteraan janin dalam kehamilan dan persalinan melalui penilaian pola DJJ.

LANGKAH IIMENENTUKAN MASALAH

1. Bagaimana hubungan umur Ny.Nia dengan kondisi kehamilannya (8 bulan)?2. Mengapa preeclampsia dapat menyebabkan kematian?3. Apa interpretasi tekanan darah Ny.Nia 160/110 mmHg?4. Selain preeclampsia, apa penyebab kematian ibu hamil di Sumatra Barat?5. Apa gejala khas, factor resiko, penyebab, jenis,dan pencegahan preeclampsia?6. Apa efek preeclampsia pada pertumbuhan janin?7. Apa interpretasi dari TD : 160/110 mmHg, frekuensi denyut nadi : 94x /menit, frek nafas : 23x /menit, dan protein urin : +2?8. Apa tujuan dokter menanyakan riwayat hipertensi Ny.Nia?9. Mengapa kondisi Ny.Nia bisa menyebabkan protein urin +2?10. Mengapa dokter memberikan infuse regimen MgSO4?11. Apa tujuan dokter memasang katetar urin dan memberikan obat antihipertensi?12. Obat antihipertensi apa saja yang aman bagi ibu hamil?13. Apa kemungkinan penyebab Ny.Nia mengalami perdarahan sedikit pada kehamilan 2 bulan dan tidak pernah perdarahan lagi?14. Apakah ada efek perdarahn tersebut pada janin?15. Bagaimana kondisi janin Ny.Nia berdasarkan ilustrasi yang diberikan?16. Apa indicator yang dapat menyebabkan preeclampsia berat?17. Apa saja factor lain gangguan pertumbuhan janin?18. Mengapa dilakukan pemeriksaan penunjang seperti USG, CTG, dan laboratorium?19. Perawaran apa yang dilakukan pada Ny.Nia?20. Mengapa Ny.Nia dirawat diruang patologi kehamilan?

LANGKAH IIIANALISIS MASALAH

1. Bagaimana hubungan umur Ny.Nia dengan kondisi kehamilannya (8 bulan)?Semakin tua ibu hamil, semakin tinggi risiko Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi.

2. Mengapa preeclampsia dapat menyebabkan kematian? dapat mengganggu sirkulasi darah keorgan tubuh dapat meningkatkan permeabilitas glomerolus protein lolos proteinuria

3. Apa interpretasi tekanan darah Ny.Nia 160/110 mmHg?Hipertendi grade II, normalnya 120/80 mmHg.

4. Selain preeclampsia, apa penyebab kematian ibu hamil di Sumatra Barat?Perdarahan, rupture uteri karena trauma, kehamilan ektopik, abortus, dll

5. Apa gejala khas, faktor resiko, penyebab, jenis,dan pencegahan preeclampsia? Penyebab : salah satunya karena kurang kalsium pada kehamilan, teori vaskularisasi plasenta, dan teori iskemia Faktor resiko : Kehamilan pertama Kehamilan di usia muda dan usia > 40 tahun Kehamilan kembar Hipertensi DM Obesitas Gagal Ginjal Riwayat preeklampsia Gejala khas : Proteinuria Edeme Peningkatan tekanan darah diatas 140/90 mmHg Jenis : Ringan : tekanan daran diatas 140/90 mmHg Berat : > 170/110 mmHg Pemcegahan : Ibu sebaiknya menjalankan pola makan sehat dan seimbang ANC

6. Apa efek preeklampsia pada pertumbuhan janin? Gangguan pertumbuhan janin Prematuritas Dll

7. Apa interpretasi dari TD : 160/110 mmHg, frekuensi denyut nadi : 94x /menit, frek nafas : 23x /menit, dan protein urin : +2? TD : 160/110 mmHg tinggi pada ibu hamil frekuensi denyut nadi : 94x /menit normal (normalnya pada ibu hamil : 80-100x /menit) frek nafas : 23x /menit normal (normalnya : 16-24x /menit) protein urin : +2 tidak norman (normalnya : 0)

8. Apa tujuan dokter menanyakan riwayat hipertensi Ny.Nia?Untuk menentukan factor risiko.

9. Mengapa kondisi Ny.Nia bisa menyebabkan protein urin +2?Permeabilitas glomerolus meningkat menyebabkan protein lewat dan terdapat protein dalam urin.

10. Mengapa dokter memberikan infuse regimen MgSO4?Untuk mencegah terjadinya kejang pada Ny.Nia.

11. Apa tujuan dokter memasang katetar urin dan memberikan obat antihipertensi?Kateter mengetahui volume urin (biasanya oligouria), mengetahui kadar proteinAntihipertensi menormalkan tekanan darah dan menurunkan risiko CVD.

12. Obat antihipertensi apa saja yang aman bagi ibu hamil? -Metildopa Labetalol Hidrazin 2 mg IV Klonidin 1 ampul

13. Apa kemungkinan penyebab Ny.Nia mengalami perdarahan sedikit pada kehamilan 2 bulan dan tidak pernah perdarahan lagi? Abortus eminens Gangguan kromosom dan hormonal Infeksi (TORCH. PMS, dll) Kelainan alat genital

14. Apakah ada efek perdarahan tersebut pada janin?Kemungkinan iya

15. Bagaimana kondisi janin Ny.Nia berdasarkan ilustrasi yang diberikan?Pertumbuhan janin tidak sesuai usia gestasi.

16. Apa indikator yang dapat menyebabkan preeclampsia berat? Tekanan darah > 170/110 mmHg Protein urin > 5 mg/l dalam 24 jam (+4)

17. Apa saja faktor lain gangguan pertumbuhan janin? Preeclampsia malnutrisi

18. Mengapa dilakukan pemeriksaan penunjang seperti USG, CTG, dan laboratorium?USG melihat perkembangan janin/ kelainan yang mungkin adaCTG melihat fungsi jantung janinLaboratorium - Urin : melihat protein, bilirubin, sedimen - Darah : trombosit, LDH, kreatinin 19. Perawatan apa yang dilakukan pada Ny.Nia? Tirah baring 1 sisi Pemeriksaan rutin tekanan darah Obat antihipertensi

20. Mengapa Ny.Nia dirawat diruang patologi kehamilan?Karena pasien adalah ibu hamil yang merupakan kelompok khusus ditambah Ny.Nia didiagnosa mengalama hipertensi dalam kehamilan.LANGKAH IVSKEMA

USG, CTG, LanoratoriumMonitoring

penyebabGangguan Kehamilan

JaninIbu

Hipertensi dalam kehamilanPerdarahanKehamilan ektopikGangguan pertumbuhan janinHipoksia janin

Kematian JaninKematian Ibu

Tatalaksana :PreventifKuratifPromotif

LANGKAH VTUJUAN PEMBELAJARAN

Mahasiswa mampu menjelaskan :1. AKI dan AKB (faktor dan tatalaksana)2. Perdarahan dalam kehamilan3. Hipertensi dalam kehamilan4. Gangguan pertumbuhan dan hipoksia janin5. Kelainan dalam lamanya kehamilan6. Penyebab terjadinya gangguan kehamilan (Anemia Defisiensi Besi)

LANGKAH VIMENGUMPULKAN INFORMASI

Mahasiswa melakukan pencarian materi di buku teks, literature yang terkomputerisasi, menggunakan internet, konsultasi pakar dan lainnya yang dapat membantu untuk memperoleh informasi.

LANGKAH VIIPEMBAHASAN TUJUAN PEMBELAJARAN1. AKI dan AKB (faktor dan tatalaksana)A. Faktor penyebab AKI dan AKBFaktor penyebab AKIa.Penyebab langsung Perdarahanterutama post partum Hipertensi dalam kehamilan Infeksi Partus lamab.Penyebab tak langsung4 terlambat : Terlambat mengenal tanda bahaya kehamilan Terlambat memutuskan Terlambat mencapai tempat pelayanan kesehatan Terlambat mendapatkan pelayanan di fasilitas kesehatan4 terlalu : Terlalu muda Terlalu tua Terlalu sering Terlalu dekat jarak kehamilan

Faktor penyebab AKB BBLR Asfiksia Trauma lahir Tetanus neonatorum Infeksi lain Kelainan kongenitalB. Upaya Pemerintah Menurunkan AKI dan AKBI. PONEDa) PengertianPONED (Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar) merupakan pelayanan untuk menggulangi kasus-kasus kegawatdaruratan obstetric neonatal yang meliputi segi : Pelayanan obstetric : pemberian oksitosin parenteral, antibiotika perenteral dan sedative perenteral, pengeluaran plasenta manual/kuret serta pertolongan persalinan menggunakan vakum ekstraksi/forcep ekstraksi. Pelayanan neonatal : resusitasi untuk bayi asfiksia, pemberian antibiotika parenteral, pemberian antikonvulsan parenteral, pemberian bic-nat intraumbilical/Phenobarbital untuk mengatasi ikterus, pelaksanaan thermal control untuk mencegah hipotermia dan penganggulangan gangguan pemberian nutrisi

PONED dilaksanakan di tingkat puskesmas, dan menerima rujukan dari tenaga atu fasilitas kesehatan di tingkat desa atau masyarakat dan merujuk ke rumah sakit. PPGDON (Pertolongan Pertama pada kegawatdaruratan obstetric dan neonatal). Kegiatannya adalah menyelamatkan kasus kegawatdaruratan kebidanan dan neonatal dengan memberikan pertolongan pertama serta mempersiapkan rujukan. PPGDON dilaksanakan oleh tenaga atau fasilitas kesehatan di tingkat desa dan sesuia dengan kebutuhan dapat merujuk ke puskesmas mampu PONED atau rumah sakit.b) KebijaksanaanKetersediaan pelayanan kegawatdaruratan untuk ibu hamil beserta janinnya sangat menentukan kelangsunganhidup ibu dan bayi baru lahir. Misalnya, perdarahan sebagai sebab kematian langsung terbesar dari ibu bersalin perlumendapat tindakan dalam waktu kurang dari 2 jam, dengan demikian keberadaan puskesmas mampu PONED menjadisangat strategis.c) KriteriaPuskesmas mampu PONED yang merupakan bagian dari jaringan pelayanan obstetric dan neonatal di Kabupaten/ Kota sangat spesifik daerah, namun untuk menjamin kualitas, perlu ditetapkan beberapa criteriapengembangan :

1. Puskesmas dengan sarana pertolongan persalinan. Diutamakan puskesmas dengan tempat perawatan/ puskesmas dengan ruang rawat inap.2. Puskesmas sudah berfungsi/ menolong persalinan.3. Mempunyai fungsi sebagai sub senter rujukan. Melayani sekitar 50.000 100.000 penduduk yang tercakup oleh puskesmas (termasuk penduduk di luar wilayah puskesmas PONED).Jarak tempuh dari lokasi pemukiman sasaran, pelayanan dasar dan puskesmas biasa ke puskesmas mampu PONED paling lama 1 jam dengan transportasi umum setempat, mengingat waktu pertolongan hanya 2 jam untuk kasus perdarahan.4. Jumlah dan jenis tenaga kesehatan yang perlu tersedia, sekurang-kurangnya seorang dokter dan seorang bidanterlatih GDON dan seorang perawat terlatih PPGDON. Tenaga tersebut bertempat tinggal di sekitar lokasi puskesmas mampu PONED.5. Jumlah dan jenis sarana kesehatan yang perlu tersedia sekurang-kurangnya :a. Alat dan obatb. Ruangan tempat menolong persalinanRuangan ini dapat memanfaatkan ruangan yang sehari-hari digunakan oleh pengelola program KIA. Luas minimal 3 x 3 m Ventilasi dan penerangan memenuhi syarat Suasana aseptik bisa dilaksanakan Tempat tidur minimal dua buah dan dapat dipergunakan untuk melaksanakan tindakan.c. Air bersih tersediad. Kamar mandi/ WC tersedia6. Jenis pelayanan yang diberikan dikaitkan dengan sebab kematian ibu yang utama yaitu : perdarahan, eklampsi,infeksi, partus lama, abortus, dan sebab kematian neonatal yang utama yaitu : asfiksia, tetanus neonatorum danhipotermia.d) Penanggung jawabPenanggung jawab puskesmas mampu PONED adalah dokter.

e) Dukungan Pihak TerkaitDalam pengembangan PONED harus melibatkan secara aktif pihak-pihak terkait, seperti : Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota Rumah Sakit Kabupaten/ Kota Organisasi Profesi : IBI. IDAI, POGI, IDI Lembaga swadaya masyarakat (LSM)f) Distribusi PONEDUntuk satu wilayah kabupaten/ kota minimal ada 4 puskesmas mampu PONED, dengan sebaran yang merata. Jangkauan pelayanan kesehatan diutamakan gawat darurat obstetric neonatal (GDON) di seluruh kabupaten/ kota.g) Kebijaksanaan PONEDPada lokasi yang berbatasan dengan kabupaten/ kota lain, perlu dilakukan kerjasama kedua kabupaten/ kota terebut.h) Pelaksanaan PONED1. Persiapan pelaksanaanDalam tahap ini ditentukan : Biaya operasional PONED Lokasi pelayanan emergensi di puskesmas Pengaturan petugas dalam memberikan pelayanan gawat darurat obstetric neonatal. Format-format Rujukan Pencatatan dan pelaporan (Kartu Ibu, Partograf, dll)2. SosialisasiDalam pemasaran social ini yang perlu diketahui oleh masyarakat antara lain adalah jenis pelayanan yang diberikan dan tariff pelayanan. Pemasaran social dapat dlaksanakan antara lain oleh petugas kesehatan dan sector terkait, dari tingkat kecamatan sampai ke desa, a.l dukun/ kader dan satgas GSI melalui berbagai forum yang ada seperti rapat koordinasi tingkat kecamatan/ desa, lokakarya mini dan kelompok pengajian dan lain- lainnya.i) PENCATATANDalam pelaksanaan PONED ini, diperlukan pencatatan yang akurat baik ditingkat Kabupaten/ Kota (RS PONED) maupun di tingkat puskesmas. Format-format yang digunakan adalah yang sudah baku seperti :a) Pencatatan System Informasi manajemen Puskesmas (SP2PT)b) KMS ibu hamil/ buku KIAc) Register Kohort Ibu dan Bayid) Partografe) Format-format AMP1) Tingkat Puskesmas Formulir Rujukan maternal dan Neonatal (Form R). Formulir ini dipakai oleh puskesmas, bidan di desa maupun bidan swasta, untuk merujuk kasus ibu maupun neonatus. Formulir Otopsi Verbal Maternal dan Neonatal (Form OM dan OP). Form OM digunakan untuk otopsi verbal ibu hamil/ bersalin/nifas yang meninggal. Sedangkan Form OP digunakan untuk otopsi verbal bayi baru lahir yang meninggal. Untuk mengisi formulir tersebut dilakukan wawancara terhadap keluarga yang meninggal oleh petugas puskesmas.2) Tingkat Rumah Sakit Formulir Maternal dan Neonatal (Form MP) Formulir ini mencatat data dasar semua ibu bersalin/ nifas dan bayi baru lahir yang masuk ke RS. Pengisiannya dapat dilakukan oleh bidan atau perawat. Formulir Medical Audit (Form MA) Form ini dipakai untuk menulis hasil/ kesimpulan data dari audit maternal dan audit neonatal. Yang mengisi formulir ini adalah dokter yang bertugas di bagian kebidanan dan kandungan (untuk kasus ibu) atau bagian anak (untuk kasus anak neonatal).j) PELAPORANPelaporan hasil kegiatan dilakukan secara berjenjang dengan menggunakan format yang terdapat pada buku pedoman AMP, yaitu :

1. Laporan dari RS Kabupaten/ Kota ke Dinkes Kabupaten/ kota (Form RS) Laporan bulanan ini berisi informasi mengenai kesakitan dan kematian (serta sebab kematian) ibu dan bayi baru lahir.2. Laporan dari puskesmas ke Dinkes Kabupaten/ Kota (Form Puskesmas).3. Laporan bulanan ini berisi informasi yang sama seperti diatas dan jumlah kasus yang dirujuk.k) PEMANTAUANPemantauan dilakukan oleh institusi yang berada secara fungsional satu tingkat diatasnya secara berjenjang dalam satu kesatuan system. Hasil pemantauan harus dimanfaatkan oleh unit kesehatan masing-masing dan menjadi dasar untuk melakukan perbaikan serta perencanaan ulang manajemen pelayanan.l) EVALUASIEvaluasi pelaksanaan pelayanan PONEK/ PONED dilakukan secara berjenjang dan dilaksanakan pada setiap semester dalam bentuk evaluasi tengah tahun dan akhir tahun. Kegiatan evaluasi dilakuan melalui pertemuan evaluasi Kesehatan Ibu dan Anak.Hasil evaluasi disampaikan melalui Pertemuan Pemantapan Sistem Rujukan kepada pihak yang terkait baik lintas program maupun lintas sektoral dalam untuk dapat dilakukan penyelesaian masalah dan rencana tindak lanjut.II. PONEKPonek adalah pelayanan obstetri neonatal esensial / emergensi komperhensif. Tujuan utama mampu menyelamatkan ibu dan anak baru lahir melelui program rujukan berencana dalam satu wilayah kabupaten kotamadya atau profinsi.III. EMASDalam upaya mempercepat penurunan AKI dan AKN tersebut, pada tanggal 26 Januari 2012 Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan dr. Ratna Rosita, MPHM telah meluncurkan program Expanding Maternal and Neonatal Survival (EMAS) . Program EMAS merupakan program hasil kerja sama antara Pemerintah Indonesia dengan lembaga donor USAID, yang bertujuan untuk menurunkan AKI dan AKN di Indonesia sebesar 25%. Untuk mencapai target tersebut, program EMAS akan dilaksanakan di provinsi dan kabupaten dengan jumlah kematian yang besar, yaitu Sumatera Utara, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan, dimana pada tahun pertama akan dilaksanakan pada 10 kabupaten. Hal tersebut bukan tanpa alasan, karena berdasarkan data Kementerian Kesehatan sekitar 52,6% dari jumlah total kejadian kematian ibu di Indonesia berasal dari enam provinsi tersebut. Demikian pula dengan kematian neonatal, sekitar 58,1% dari jumlah total nasional juga disumbangkan oleh keenam provinsi tersebut. Dari hasil analisis, diyakini bahwa percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Neonatal (AKN) di Indonesia akan dapat diakselerasi apabila kematian ibu dan kematian neonatal di enam provinsi tersebut dapat dikurangi secara signifikan.Upaya penurunan AKI dan AKN melalui program EMAS akan dilakukan dengan cara: Meningkatkan kualitas pelayanan emergensi obstetri dan bayi baru lahir minimal di 150 Rumah Sakit (PONEK) dan 300 Puskesmas/Balkesmas (PONED) Memperkuat sistem rujukan yang efisien dan efektif antar Puskesmas dan Rumah SakitDalam pelaksanaannya di lapangan, upaya tersebut dilakukan dengan pendekatan Vanguard , yaitu: Memilih dan memantapkan sekitar 30 RS dan 60 Puskesmas yang sudah cukup kuat agar berjejaring dan dapat membimbing jaringan Kabupaten yang lain, dan Melibatkan RS/RB swasta untuk memperkuat jejaring sistem rujukan di daerah.

2. Perdarahan dalam kehamilanPendarahan saat hamil bisa terjadi pada trimester awal, trimester tengah, maupun trimester akhir kehamilan. Berbagai macam penyebab pendarahan saat hamil pada masa awal kehamilan hingga pertengahan masa kehamilan :1. Implantasi: Beberapa ibu hamil mengalami pendarahan ringan pada masa implantasi, yaitu berupa bercak atau flek darah yang tidak begitu banyak. Masa implantasi yaitu masa pembentukan embrio, umumnya sekitar 6-12 hari setelah pembuahan. Pendarahan ini tidak berbahaya sama sekali.

2. Infeksi karena Hubungan Seksual:Beberapa wanita terlahir dengan kondisi mulut rahim yang sangat lemah dan sensitif. Jika wanita tersebut hamil dan kemudian berhubungan seks, ada kemungkinan bakal terjadi infeksi pada mulut rahim sehingga terjadi pendarahan. Jika kasus ini terjadi pada Anda, sebaiknya Anda tidak berhubungan seks terlebih dahulu sebelum mengkonsultasikannya dengan dokter.3. Abortus Iminiens: Abortus iminiens adalah jenis pendarahan saat hamil yang juga tidak berbahaya. Pendarahan yang muncul hanyalah berupa flek yang tidak terlalu banyak dan hanya sebentar. Walaupun pendarahan ini terjadi pada rahim, keadaan embrio janin masih baik-baik saja.4. Abortus Insipiens:Abortus Insipiens terjadi karena adanya pembukaan rahim. Sang ibu akan merasakan nyeri atau mulas pada perutnya dan darah yang keluar pun agak banyak. Jika terjadi pendarahan semacam ini, umumnya perlu dilakukan USG untuk memeriksa embrionya. Namun, pada kebanyakan kasus abortus insipiens, keadaan embrio masih baik-baik saja.5. Abortus Inkomplet:Pendarahan ini terjadi karena embrio yang gagal terbentuk menjadi janin. Kegagalan tersebut bisa disebabkan karena berbagai hal. Sisa-sisa bekas embrio yang gagal terbentuk ini sebagian akan keluar bersama darah, dan sebagian lain masih tertinggal di dalam. Pada pendarahan ini, darah yang keluar umumnya sangat banyak dan kadang menyebabkan syok. Ibu hamil yang mengalami abortus inkomplet harus dikuret rahimnya untuk membersihkan sisa-sisa pendarahan.6. Hamil Ektopik:Terkadang, ada embrio yang terbentuk tidak pada rahim sang ibu, melainkan di saluran lain seperti di tuba falopi atau ovarium. Keadaan ini akan menyebabkan embrio tidak mampu mendapat nutrisi yang cukup untuk berkembang. Embrio yang gagal berkembang ini selanjutnya akan mengakibatkan pendarahan. Untuk menanganinya, sang ibu harus dioperasi supaya embrio tersebut dapat diangkat.

7. Hamil Anggur:Hamil anggur, atau yang dalam dunia medis dikenal dengan sebutan mola hidatidosa, adalah kasus langka dimana embrio yang seharusnya berkembang menjadi janin, malah berubah menjadi tumor yang keguguran. Ke-abnormal-an perkembangan embrio ini dapat terdeteksi melalui USG. Untuk menyelamatkan sang ibu, rahimnya harus dikuret untuk mengeluarkan sisa-sisanya.8. Blighted Ovum:Blighted ovum adalah keadaan dimana embrio tidak dapat berkembang sama sekali sehingga rahim sang ibu harus dikuret.

Sementara itu, pada pertengahan kehamilan hingga tiba saatnya persalinan, pendarahan yang mungkin dapat muncul umumnya disebabkan oleh:1. Plasenta Previa:Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta terletak pada jalan lahir. Jika terjadi kontraksi, keadaan ini akan menyebabkan pendarahan. Jika pendarahannya hanya sedikit, kehamilan masih bisa tetap dilanjutkan. Namun, jika darah yang keluar cukup banyak, maka keselamatan janin dan ibunya berada dalam bahaya. Untuk menyelamatkannya, sebaiknya bayi segera dikeluarkan dengan operasi caesar.2. Plasenta Solutio:Plasenta solutio adalah keadaan dimana plasenta janin terlepas sebelum bayi tersebut dilahirkan. Keadaan ini sangat membahayakan dan terkadang menyebabkan janin meninggal. Jika kasus ini terjadi dan bayinya masih hidup, maka harus dilakukan operasi caesar sesegera mungkin sehingga janin dapat diselamatkan. Namun, jika janin sudah terlanjur meninggal dalam kandungan, jasadnya bisa dikeluarkan dengan persalinan normal di bawah pengawasan ketat. Kasus plasenta solutio ini sangat jarang terjadi. Secara statistik, hanya 1% ibu hamil yang mengalami kasus semacam ini.

3. Kelainan Mulut Rahim:Pendarahan saat hamil tua juga bisa disebabkan karena adanya penyakit atau kelainan pada mulut rahim sang ibu, misalnya seperti kanker serviks. Pendarahan saat hamil tidak semuanya berbahaya. Namun, pendarahan tersebut tetap perlu diwaspadai. Oleh sebab itu, untuk mencegahnya, setiap ibu hamil disarankan untuk rajin memeriksakan kandungan ke dokter kandungan atau bidan secara rutin, dari sejak awal kehamilan, sampai pasca persalinan. Dengan memonitor selalu kondisi ibu dan perkembangan janin, resiko pendarahan saat hamil pun bisa dihindari.

3. Hipertensi dalam kehamilanBedasarkan Report of the national high blood pressure education program working group on high blood pressure in pregnancy tahun 2001 :1. Hipertensi kronik Muncul sebelum 20 minggu kehamilan atau hipertensi yang pertama kali didiagnosis setelah umur kehamilan 20 minggu dan hipertensi menetap sampai 12 minggu post partum2. Preeklampsia Eklampsia Preeklampsia : timbul setelah 20 minggu kehamilan disertai proteinuria Eklampsia : preeklampsia yang disertai dengan kejang/koma3. Hiperteni kronik dengan superimposed preeclampsia Hipertensi kronik disertai tanda preeclampsia atau hipertensi kronik disertai proteinuria4. Hipertensi gestasional Timbul tanpa disertai proteinuria dan hipertensi menghilang setelah 3 bulan postpartus

Patofisiologi Hipertensi dalam Kehamilan1. Teori kelainan vaskularisasi plasenta Pada kehamilan normal Rahim dan plasenta mendapat aliran darah dari cabang arteri uterine dan arteri ovarika yaitu arteri spiralis yang merupakan percabangan paling kecil. Lalu terjadi invasi trofoblas ke lapisan otot arteri spiralis yang menyebabkan degenerasi otot lalu dilatasi arteri spiralis. Sehingga terjadi penuruan tekanan darah, penurunan resistensi vascular dan peningkatan ke uteroplasenta yang menyebabkan aliran darah ke janin banyak dan pertumbuhan janin menjadi baik Pada hipertensi Tidak terjadi invasi se trofoblas sehingga lapisan otot arteri spiralis tetap kaku dan tidak mengalami dilatasi, akibatnya arteri spiralis mengalami vasokontriksi dan aliran darah ke uteroplasenta menurun sehingga terjadi hipoksia dan iskemia plasenta. Diameter arteri spiralis pada hamil normal sekitar 500 mikron, namun pada preeclampsia diameter menurun menjadi 200 mikron saja.

2. Teori iskemia plasenta, radikal bebas, dan disfungsi endotel Plasenta yang mengalami iskemia dan hipoksia menghasilkan oksidan atau radikal bebas. Oksidan hidroksil mengandung banyak asam lemak tak jenuh yang akan menghasilkan peroksida lemak dan merusak nucleus dan protein sel endotel. Oksidan ini paling toksik pada membran sel endotel pembuluh darah.

3. Teori intoleransi imunologik antar ibu dan janin Primigravida memiliki resiko lebih besar disbanding multigravida Ibu multipara yang kemudian menikah lagi mempunyai resiko besar Seks oral lebih menurunkan resikoPada hamil normal, respon umun tidak menolak hasil konsepsi karena adanya HLA-G yang dapat melindungi tofoblas janin dari lisis oleh sel Natural Killer ibu dan mempermudah invasi trofoblas ke dalam jaringan desidua ibu.Pada hipertensi terjadi penurunan HLA-G sehingga menghambat invasi trofobas ke dalam jaringan desidua. Invasi trofoblas ini berguna agarjaringan desidua mmenjadi lunak dan gembur sehingga mudah terjadinya dilatasi arteri spiralis.4. Teori adaptasi kardiovaskular Pada hamil normal, pembuluh darah tidak peka terhadap rangsangan bahasan vasopresor akibat dilindungi oleh sintesis prostaglandin pada sel endotel pembuluh darah.Sehingga dibutuhnkan kadar vasopresor yang tinggi untuk vasokontriksi Pada hipertensi, kehilangan daya refrakter terhadap bahan vasokontriksi sehingga terjadi peningkatan kepekaan terhadap bahan vasopresor yang terjadi pada trimester I

5. Teori genetik Factor keturunan yang genotip ibu menetukan terjadinya hipertensi

6. Teori defisiensi gizi (teori diet) Kurangnya defisiensi gizi berperan dalam hipertensi pada kehamilan. Dengan mengkonsumsi minyak ikan akan mengurangi resiko. Karena minyak ikan mengandung banyak asam lemak tak jenuh yang mampu menghambat preeclampsia dengan : menghambat produksi tromboksan menghambat aktivitas trombosit mencegah vasokontriksi pembuluh darah

7. Teori stimulus inflamasi Lepasnya debris trofoblas dalam sirkulasi darah merupakan rangsangan utama terjadinya inflamasi Pada hamil normal, plasenta melepas debris trofoblas sebagai sisa apoptosis dan nekrotik trofoblas sehingga merangsang inflamasi dalam jumlah normal Proses apoptosis pada preeclampsia, ternjadi peningkatan stress oksidatif yang menyebabkan produksi debris apoptosis meningkat dan banyaknya sel trofoblas di plasenta sehingga plasenta berukuran besar pada kehamilan ganda. Beban inflamasi dalam darah ibu mengaktivasi sel endotel sehingga terjadi reaksi sistemik inflamasi yang merupakan gejala dari preeclampsia.

Perubahan system dan organ pada preeclampsia1. Volume plasma Hamil normal : volume plasma meningkat (hipervolemia) untuk pertumbuhan janin Pada preeclampsia : volume plasma menurun (hipovolemia) yang diimbangi dengan vasokontriksi sehingga terjadi hipertensi2. Hipertensi Systole : menggambarkan resistensi perifer Diastole : menggambarkan Cardiac output jantungPada preeclampsia terjadi peningkatan reaktivitas vascular dari hamil 20 minggu3. Fungsi ginjal Terjadi karena : Menurunnya aliran darah ke ginjal akibatnya terjadi anuria Glomerulus rusak sehingga meningkatkan permeabilitas Sel endotel glomerular bengkak disertai tubulus ginjal Gagal ginjal akut sehingga terjadi nekrosis tubulus ginjal Kerusakan intrinsic jaringan ginjal karena vasospasme pembuluh darah4. Tekanan osmotic koloid plasma Osmolaritas serum menurun pada kehamilan 8 minggu Pada preeclampsia, tekanan onkotik menurun karena kebocoran protein dan peningkatan permeabilitas vascular5. Edema Karena hipoalbuminemia atau kerusakan sel endotel kapiler

Pencegahan preeclampsia1. Non medical (tidak memberikan obat) Melakukan tirah baring Diet ditambah suplemen yang mengandung Minyak ikan kaya asam lemak tak jenuh Antioksidan : vitamin C, vitamin E, beta karoten Elemen logam berat : Zn, Mg, Ca2. Medical (pemberian obat) Seperti pemberian : Kalsium : 1.500 2.000 mg/hari Zinc : 200 mg/hari Magnesium : 365 mg/hari Obat anti trombotik : aspirin dosis rendah 100 mg/hari dan dipiridamole

4. Gangguan pertumbuhan dan hipoksia janinI. IUGRIntrauterine Growth Restriction (IUGR) adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan suatu kondisi dimana janin lebih kecil dari yang diharapkan untuk jumlah bulan kehamilan. Istilah lain untuk IUGR ketuban adalah pembatasan pertumbuhan. Bayi baru lahir dengan IUGR seringkali digambarkan kecil untuk usia gestational (SGA).Janin dengan IUGR ketuban sering diperkirakan memiliki berat kurang dari 10 Perseratus. Ini berarti janin weighs kurang dari 90 persen dari semua fetuses yang sama gestational usia. Janin dengan IUGR juga mungkin lahir pada usia kehamilan (setelah 37 minggu kehamilan) atau sebelum waktunya (sebelum 37 minggu). Bayi baru lahir dengan IUGR sering muncul tipis, pucat, dan longgar, kulit kering.Faktor-faktor yang menyebabkan Intrauterine Growth Restriction (IUGR) yaitu:a) Faktor ibu:1. Tekanan darah tinggi2. Penyakit ginjal kronis3. Diabetes4. Jantung atau penyakit pernafasan5. Kekurangan gizi, anemia6. Infeksi7. Penyalahgunaan zat (alkohol, obat-obatan)8. Merokokb) Faktor kandungan dan tembuni:1. Penurunan aliran darah di dalam kandungan dan tembuni.2. Placental abruption (tembuni detaches dari rahim)3. Placenta previa (placenta attaches rendah dalam kandungan)4. Infeksi di sekitar jaringan janin.c) Faktor-faktor yang terkait dengan pengembangan bayi (janin):1. Beberapa kehamilan (twins, triplets, dll)2. Infeksi3. Lahir cacat4. KeabnormalanMasalah pada bayi IUGR :1. Penurunan tingkat oksigen2. Rendah nilai Apgar (penilaian yang membantu mengenali bayi dengan kesulitan beradaptasi setelah pengiriman)3. Aspirasi meconium (inhalasi yang pertama lulus di kandungan), yang dapat menyebabkan kesulitan bernapas4. Hypoglycemia (gula darah rendah)b5. Kesulitan mempertahankan suhu tubuh normal6. polylcythemia (terlalu banyak sel darah merah)

II. HipoksiaAda beberapa istilah yang sering dikemukakan terkait dengan berkurang/ tidak cukupnya supalai osigen ke janin, yaitu hipoksemia, hipoksia, dan asfiksia. Istilah-istilah tersebut merupakan istilah yang dipakai dalam membicarakan keseimbangan asam basa. Fahey, and King, (2005) menjelaskan beberapa istilah yang terkait dengan keseimbangan asam basa seperti berikut: Hipoksemia: berkurangnya kandungan oksigen dalam darah. Hipoksia: berkurangnya kadar oksigen dalam jaringan. Hiperkapnia: meningkatnya konsentrasi CO2 atau asam karbonat dalam jaringan. Asidemia: Meningkatnya konsentrasi ion Hidrogen dalam darah. Asfiksia: Hipoksemia dan hiperkapnia yang progresif diserta asidemia metabolik atau asidemia metabolik dan asidemia respiratorik.

Dalam klinik tak jarang dipakai istilah gawat janin menggantikan istilah-istilah di atas. Kadang-kadang ketidakadekuatan suplai oksigen selama kehamilan disebut dengan hipoksia (Wikipedia). FISIOLOGI DAN PATOFISIOLOGIOksigen yang diperoleh janin dari ibu melalui plasenta akan diikat oleh sel darah merah (eritrosit) janin, untuk selanjutnya ditransportasi dan didistribusikan melalui sistim kardiovaskuller ke seluruh tubuh (sel), untuk dimanfaatkan dalam proses metabolisme. Dengan adanya oksigen dan zat-zat lain seperti glukosa, berbagai ion, asam amino dan bahan-bahan lemak serta unsur pokok lainnya dalam jumlah yang cukup, sel-sel akan mampu untuk hidup, tumbuh, dan melakukan fungsi-fungsi khususnya. Kondisi seperti ini dapat berlangsung dengan baik selama homeostasis dapat dipertahankan; dan dalam hal ini sistim kardiovaskuler dan sistim pengaturan keseimbangan asam basa sangat berperan.OKSIGENASI JANINOksigenasi pada janin dipengaruhi oleh beberapa faktor:1. Aliran darah arteri uterina. Aliran darah melalui pembuluh-pembuluh darah intrmural akan berkurang atau terhenti sama sekali selama kontraksi uterus. Pada saat relaksasi akan terjadi kondisi hiperemia reaktif; dan selagi kontraksi uterus tidak berlebihan (tidak melebihi tiga kali dalam sepuluh menit), keadaan hiperemia realatif ini mampu memulihkan keadaan hipoksemia yang terjadi saat kontraksi, sehingga oksigenasi janin dapat dipelihara. Bila kontraksi terlalu sering, berkurangnya waktu pemulihan antar kontraksi akan menimbulkan kondisi hipoksia pada janin.2. Transfer gas melalui plasenta. Dalam kondisi normal terdapat perbedaan tekanan (pressure gradient) oksigen yang besar antara sisi maternal (pO2: 100-120 mmHg) dengan sisi fetal (pO2: 20-30 mmHg). Pada persalinan normal, janin mengkonsumsi 5 ml O2/kg/menit, sedangkan plasenta dua kali yang demikian; sehingga terjadi sedikit perubahan kebutuhan sepanjang proses persalinan. Janin memiliki kemampuan untuk beradaptasi terhadap perubahan tekanan O2 lingkungan yang rendah, karena afiditas hemoglobin fetus (HbF) yang cukup tinggi terhadap oksigen.3. Sirkulasi darah janin. Darah yang datang dari plasenta melalui vena umbilikalis hampir seluruhnya memasuki duktus venosus, dari atrium kanan melewati foramen ovale untuk masuk ke atrium kiri, untuk kemudian dipompakan oleh ventrikel kiri ke arkus aorta dan pembuluh-pembuluh leher dan kepala. Arkus aorta dan badan karotid (carotid bodies) yang memiliki kemoreseptor, sensitif terhadap perubahan kadar oksigen dalam darah yang berasal dari plasenta, dan janin memberikan respons kadiovaskuler terhadap kondidi yang demikian.

KOMPENSASI DAN ADAPTASIBerkurangnya kandungan oksigen dalam darah (hipoksemia) akan merangsang syaraf simpatis, sehingga akan meniimbulkan takikardi (Guyton & Hall, 2006). Bila kondisi hipoksemia tidak teratasi dan berlanjut jadi hipoksia, akan menyebabkan perubahan aktivitas biofisk. Belum diketahui secara pasti bagaimana mekanisme hipoksia janin menyebabkan perubahan aktivitas biofisik, tapi diduga disebabkan disfungsi seluler sistim syaraf pusat yang dipicu hipoksemia (hypoxemia-induced central nervous system cellular disfunction) (Manning, 1992).

5. Kelainan dalam lamanya kehamilanBerakhirnya kehamilan menurut lamanya kehamilan dapat dibagi menjadi :Lamanya kehamilanBerat anakIstilah

< 22 minggu22 28 minggu28 37 minggu37 42 minggu>42 minggu< 500 gr520 gr 1000 gr1000 gr 2500 gr>2500 ( 4500 gr)

AbortusPartus immaturusPartus praematurusPartus atermPartus serotinus

I. AbortusAbortus dapat dibagi menjadi : Abortus spontan merupakan abortus yang terjadi dengan sendirinya. Abortus provocatus merupakan abortus yang disengaja, dibedakan menjadi abortus criminalis dan artificialis. Abortus imminens merupakan abortus yang bersifat baru mengancam dan masih ada harapan untuk mempertahankannya. Abortus incipens merupakan abortus yang telah berlangsung dan tidak dapat dicegah lagi. Abortus incompletes merupakan abortus dengan sebagian buah kehamilan masih tertinggal di dalam rahim. Abortus completes merupakan abortus dengan seluruh buah kehamilan sudah dilahirkan secara lengkap. Missed abortion merupakan abortus dimana janin telah mati sebelum 22 minggu tetapi tertahan di dalam rahim selama dua bulan atau lebih setalah janin mati. Abortus habitualis merupakan abortus yang terjadi berulang secara berturu-turut.1. Abortus spontanPenyebab : pada hamil muda selalui didahului oleh kematian janin yang disebabkan oleh : Kelainan telur (kromosom) Penyakit ibuPatologi : Perdarahan pada deciduas dan necrose sekitarnya. Akibatnya, ovm terlepas sebagian atau seluruhnya yang berfungsi sebagai benda asing yang menimbulkan kontraksi rahim. Kontraksi rahim akan mengeluarkan isi rahim.2. Abortus imminensDiagnose pada hamil muda jika : Perdarahan sedikit Nyeri memilin karena kontraksi tidak ada atau sedikit sekali Pada pemeriksaan dalam belum ada pembukaan Tidak diketemukan kelainan pada serviksPengobatan : Tirah baring Pemberian sedative Progesterone 10 mg sehari untuk terapi subtitusi dan untuk mengurangi keretanan otot-otot rahim Memperhatikan apakah janin masih hidup atau tidak untuk keputusan tindakan selanjutnya3. Abortus incipensGejala : Perdarahan banyak, kadang-kadang keluar gumpalan darah Nyeri karena kontraksi rahim kuat Akibat kontraksi rahim terjadi pembukaanPengobatan : Untuk mempercepat pengosongan rahim diberi oksitoxin Untuk mengurangi nyeri akibat His boleh diberi sedative Jika pitocin tidak berhasil, dapat dilakukan curettage asal pembukaan cukup besar4. Abortus incompletesGejala : Setalah terjadi abortus dengan pengeluaran jaringan, perdarahan berlangsung terus Sering cerviks masih tetap membuka, dan uterus akan berusaha mengeluarkannya dengan melakukan kontraksiPengobatan : Harus segera dibersihkan dengan curettage atau secara digital kecuali pada abortus febrilis5. Abortus habitualisPengobatan : Terapi berdasarkan kausa terjadinya abortus6. Missed abortionGejala : Rahim tidak membesar, malahan mengecil karena absorpsi ketuban dan maserasi janin Buah dada mengecil kembali Gejala-gejala lain tidak ada, hanya ammenorhe berlangsung terus-menerusPengobatan : Dahulu terdapat kecenderungan sikap konservatifSekarang terdapat kecenderungan untuk menyelesaikan missed abortion segera segera dipastikan janin mati dilakukan induksi persalinan

II. Partus PraematurusPenyebab-penyebab terpenting terjadinya partus praematurus antara lain : Hypertensi essentialis Solution placenta Placenta previa Syphilis Preeclampsia Eclamsia Kehamilan kembar Kelainan congenital Bakteriuria Penyakit ibuDalam melakukan partus praematurus harus dilakukan pimpinan dengan cara tertentu untuk menghindarkan trauma bagi anak yang masih lemah : Partus tidak boleh berlangsung terlalu lama tapi sebaliknya tidak boleh terlalu cepat Jangan memecahkan ketuban sebelum pembukaan lengkap Buatlah episiotomy medialis Jika persalinan perlu diselesaikan, pilihlah forceps di atas ekstraksi vakum Jangan mempergunakan narcose Tali pusat secepat mungkin digunting untukmenghindari icterus neonatorum yang berat

III. Partus SerotinusPartus serotinus ialah persalinan setelah kehamilan 42 minggu atau lebih. Diagnosa dapat dibuat jika pasien diperiksa sejak permulaan kehamilan. Amnioskopi juga dapat membantu pemeriksaan. Jika ingin diinduksi persalinan maka cerviks pasien haruslah sudah matang. Kehamilan serotinus merupakan indikasi dilakukannya Sectio caesarea pada primitua terutama jika umurnya lebih dari 40 tahun.

6. Penyebab terjadinya gangguan kehamilan (Anemia Defisiensi Besi)A. DEFINISI ANEMIAAnemia pada wanita tidak hamil didefinisikan sebagai konsentrasi hemoglobin yang kurang dari 12 g/dl dan kurang dari 10 g/dl selama kehamilan atau masa nifas. Konsentrasi hemoglobin lebih rendah pada pertengahan kehamilan, pada awal kehamilan dan kembali menjelang aterm, kadar hemoglobin pada sebagian besar wanita sehat yang memiliki cadangan besi adalah 11g/dl atau lebih. Atas alasan tersebut, Centers for disease control (1990) mendefinisikan anemia sebagai kadar hemoglobin kurang dari 11 g/dl pada trimester pertama dan ketiga, dan kurang dari 10,5 g/dl pada trimester kedua (Suheimi, 2007).Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya zat besi dalam tubuh, sehingga kebutuhan zat besi (Fe) untuk eritropoesis tidak cukup, yang ditandai dengan gambaran sel darah merah hipokrom-mikrositer, kadar besi serum (Serum Iron = SI) dan jenuh transferin menurun, kapasitas ikat besi total (Total Iron Binding Capacity/TIBC) meninggi dan cadangan besi dalam sumsum tulang serta ditempat yang lain sangat kurang atau tidak ada sama sekali. Banyak faktor yang dapat menyebabkan timbulnya anemia defisiensi besi, antara lain, kurangnya asupan zat besi dan protein dari makanan, adanya gangguan absorbsi diusus, perdarahan akut maupun kronis, dan meningkatnya kebutuhan zat besi seperti pada wanita hamil, masa pertumbuhan, dan masa penyembuhan dari penyakit.B. PATOFISIOLOGI ANEMIA PADA KEHAMILANPerubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan adalah oleh karena perubahan sirkulasi yang makin meningkat terhadap plasenta dari pertumbuhan payudara. Volume plasma meningkat 45-65% dimulai pada trimester ke II kehamilan, dan maksimum terjadi pada bulan ke 9 dan meningkatnya sekitar 1000 ml, menurun sedikit menjelang aterem serta kembali normal 3 bulan setelah partus. Stimulasi yang meningkatkan volume plasma seperti laktogen plasenta, yang menyebabkan peningkatan sekresi aldesteron.

C. ETIOLOGI ANEMIA PADA KEHAMILANEtiologi anemia defisiensi besi pada kehamilan, yaitu:a. Hipervolemia, menyebabkan terjadinya pengenceran darah.b. Pertambahan darah tidak sebanding dengan pertambahan plasma.c. Kurangnya zat besi dalam makanan.d. Kebutuhan zat besi meningkat.e. Gangguan pencernaan dan absorbsi.D. GEJALA KLINISWintrobe mengemukakan bahwa manifestasi klinis dari anemia defisiensi besi sangat bervariasi, bisa hampir tanpa gejala, bisa juga gejala-gejala penyakit dasarnya yang menonjol, ataupun bisa ditemukan gejala anemia bersama-sama dengan gejala penyakit dasarnya. Gejala-gejala dapat berupa kepala pusing, palpitasi, berkunang-kunang, perubahan jaringan epitel kuku, gangguan sistem neurumuskular, lesu, lemah, lelah, disphagia dan pembesaran kelenjar limpa. Pada umumnya sudah disepakati bahwa bila kadar hemoglobin < 7 gr/dl maka gejala-gejala dan tanda-tanda anemia akan jelas.E. DERAJAT ANEMIANilai ambang batas yang digunakan untuk menentukan status anemia ibu hamil, didasarkan pada criteria WHO tahun 1972 yang ditetapkan dalam 3 kategori, yaitu normal (11 gr/dl), anemia ringan (8-11 g/dl), dan anemia berat (kurang dari 8 g/dl). Berdasarkan hasil pemeriksaan darah ternyata rata-rata kadar hemoglobin ibu hamil adalah sebesar 11.28 mg/dl, kadar hemoglobin terendah 7.63 mg/dl dan tertinggi 14.00 mg/dl.Klasifikasi anemia yang lain adalah :a. Hb 11 gr% : Tidak anemiab. Hb 9-10 gr% : Anemia ringanc. Hb 7 8 gr%: Anemia sedangd. Hb < 7 gr% : Anemia berat.F. DAMPAK ANEMIA DEFISIENSI ZAT BESI PADA KEHAMILANAnemia juga menyebabkan rendahnya kemampuan jasmani karena sel-sel tubuh tidak cukup mendapat pasokan oksigen. Pada wanita hamil, anemia meningkatkan frekuensi komplikasi pada kehamilan dan persalinan. Risiko kematian maternal, angka prematuritas, berat badan bayi lahir rendah, dan angka kematian perinatal meningkat. Di samping itu, perdarahan antepartum dan postpartum lebih sering dijumpai pada wanita yang anemis dan lebih sering berakibat fatal, sebab wanita yang anemis tidak dapat mentolerir kehilangan darah.Dampak anemia pada kehamilan bervariasi dari keluhan yang sangat ringan hingga terjadinya gangguan kelangsungan kehamilan abortus, partus imatur/prematur), gangguan proses persalinan (inertia, atonia, partus lama, perdarahan atonis), gangguan pada masa nifas (subinvolusi rahim, daya tahan terhadap infeksi dan stress kurang, produksi ASI rendah), dan gangguan pada janin (abortus, dismaturitas, mikrosomi, BBLR, kematian perinatal, dan lain-lain)G. PENGOBATAN ANEMIAPengobatan anemia biasanya dengan pemberian tambahan zat besi. Sebagian besar tablet zat besi mengandung ferosulfat, besi glukonat atau suatu polisakarida. Tablet besi akan diserap dengan maksimal jika diminum 30 menit sebelum makan. Biasanya cukup diberikan 1 tablet/hari, kadang diperlukan 2 tablet. Kemampuan usus untuk menyerap zat besi adalah terbatas, karena itu pemberian zat besi dalam dosis yang lebih besar adalah sia-sia dan kemungkinan akan menyebabkan gangguan pencernaan dan sembelit. Zat besi hampir selalu menyebabkan tinja menjadi berwarna hitam, dan ini adalah efek samping yang normal dan tidak berbahayaH. PENCEGAHAN ANEMIAAnemia dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang dengan asupan zat besi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Zat besi dapat diperoleh dengan cara mengonsumsi daging (terutama daging merah) seperti sapi. Zat besi juga dapat ditemukan pada sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam dan kangkung, buncis, kacang polong, serta kacang-kacangan. Perlu diperhatikan bahwa zat besi yang terdapat pada daging lebih mudah diserap tubuh daripada zat besi pada sayuran atau pada makanan olahan seperti sereal yang diperkuat dengan zat besi.Dan yang juga penting perlu diperhatikan agar calon ibu menyiapkan kehamilannya secara matang, diantaranya matang dari segi usia, mental psikolgis, sosial dan ekonomi. Hamil terlalu muda sangat beresiko bagi ibu, karena hamil memerlukan proses adaptasi terhadap berbagai perubahan faal dan biokimia dalam tubuh ibu. Usia yang kemungkinan tidak resiko tinggi pada saat kehamilan dan persalinan yaitu umur 20-35 tahun, karena pada usia tersebut rahim sudah siap menerima kehamilan, mental sudah matang dan sudah mampu merawat bayi dan dirinya. Sedangkan umur < 20 tahun dan > 35 tahun merupakan umur yang resiko tinggi terhadap kehamilan dan persalinan. Dengan demikian diketahui bahwa umur ibu pada saat melahirkan turut berpengaruh terhadap morbiditas dan mortalitas ibu maupun anak yang dilahirkan.Ibu yang berumur kurang dari 20 tahun rahim dan bagian tubuh lainnya belum siap untuk menerima kehamilan dan cenderung kurang perhatian terhadap kehamilannya. Ibu yang berumur 20-35 tahun rahim dan bagian tubuh lainnya sudah siap untuk menerima dan diharapkan untuk memerhatikan kehamilannya. Ibu yang berumur lebih dari 35 tahun rahim dan bagian tubuh lainnya fungsinya sudah menurun dan kesehatan tubuh ibu tidak sebaik saat berumur 20-35 tahun. Ibu yang hamil terlalu muda atau bahkan terlalu tua, berpotensi mengalami penyulit kehamila, khususnya terjadinya anemia.

DAFTAR PUSTAKA

Cunningham FG. 2009.Obstetri William Vol. 1. Jakarta: EGCSarwono. 2005.Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohadjo.Universitas Padjadjaran Bandung. 1981.Ginekologi.Bandung: Elstar Offset.

32