LAPORAN BIOTEKHNOLOGI
-
Upload
jajank-japar-s -
Category
Documents
-
view
4 -
download
1
Transcript of LAPORAN BIOTEKHNOLOGI
I. JUDUL :
Pemanfaatan Bioteknologi untuk Pembuatan Tempe
II. TUJUAN :
Untuk mengetahui bagaimana menggunakan bioteknologi untuk dimanfaatkan
dalam pembuatan tempe
III. LANDASAN TEORI :
A. Bioteknologi
Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup
(bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim,
alkohol) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Dewasa
ini, perkembangan bioteknologi tidak hanya didasari pada biologi semata, tetapi
juga pada ilmu-ilmu terapan dan murni lain, seperti biokimia, komputer, biologi
molekular, mikrobiologi, genetika, kimia, matematika, dan lain sebagainya.[1]
Dengan kata lain, bioteknologi adalah ilmu terapan yang menggabungkan
berbagai cabang ilmu dalam proses produksi barang dan jasa.Bioteknologi secara umum berarti meningkatkan kualitas suatu organisme
melalui aplikasi teknologi. Aplikasi teknologi tersebut dapat memodifikasi fungsi
biologis suatu organisme dengan menambahkan gen dari organisme lain atau
merekayasa gen pada organisme tersebut.
Perubahan sifat Biologis melalui rekayasa genetika tersebut menyebabkan
"lahirnya organisme baru" produk bioteknologi dengan sifat - sifat yang
menguntungkan bagi manusia
B. Tempe
Tempe adalah makanan yang dibuat dari fermentasi terhadap biji kedelai atau
beberapa bahan lain yang menggunakan beberapa jenis kapang Rhizopus,
seperti Rhizopus oligosporus, Rh. oryzae, Rh. stolonifer (kapang roti), atau Rh.
arrhizus. Sediaan fermentasi ini secara umum dikenal sebagai "ragi tempe.
Kapang yang tumbuh pada kedelai menghidrolisis senyawa-senyawa kompleks
menjadi senyawa sederhana yang mudah dicerna oleh manusia. Tempe kaya
akan serat pangan, kalsium, vitamin B dan zat besi. Berbagai macam kandungan
dalam tempe mempunyai nilai obat, seperti antibiotika untuk menyembuhkan
infeksi dan antioksidan pencegah penyakit degeneratif.
Secara umum, tempe berwarna putih karena pertumbuhan miselia kapang yang
merekatkan biji-biji kedelai sehingga terbentuk tekstur yang memadat. Degradasi
komponen-komponen kedelai pada fermentasi membuat tempe memiliki rasa
dan aroma khas. Berbeda dengan tahu, tempe terasa agak masam.
Manfaat tempe :
q Mengandung serat tinggi.
q Mudah dicerna oleh semua kelompok umur, dari bayi sampai usia lanjut.
q Pengolahan kedelai menjadi tempe menurunkan kadar raffinosa dan stakiosa,
yang memicu timbulnya gejala flatulensi.
q Mengandung delapan macam asam amino esensial dan asam lemak tidak jenuh.
q Sumber antioksidan yang mengandung isoflavon aglikon sebagai pencegah
kanker.
q Sumber antibiotik, zat antibakteri yang memperkecil peluang infeksi.
q Hipokolesterolemik, menurunkan lipid atau lemak dalam darah.
q Sumber vitamin B.
q Mengandung vitamin B12. Vitamin tersebut umumnya terdapat dalam produk
hewani tapi tidak dijumpai pada makanan nabati, seperti sayuran, buah-buahan,
dan biji-bijian.
IV. ALAT DAN BAHAN
Alat dan bahan yang digunakan untuk membuat tempe adalah :
• Kedelai
• Ragi tempe
• Baskom
• Air
• Ayakan
• Kompor
• Sendok pengaduk
• Daun pisang
• Plastik dan Cetakan
• Penggiling kedelai
VI. LANGKAH KERJA
Adapun langkah kerja pembuatan tempe tersebut adalah :
Pertama : Menyiapkan kedelai yang akan diolah untuk menjadi tempe, kemudian mencuci
kedelai tersebut. Biji kedelai yang telah bersih tersebut direndam selama 1 hari.
Setelah satu hari, dilanjutkan dengan merebus selama sekitar 1 jam.
Kedua :
Menggiling kedelai dengan menggunakan mesin penggiling. Setelah itu
memasukkannya ke dalam suatu wadah lalu diisi dengan air. Kemudian
meremas-remas dengan tangan agar kulit-kulit dari kedelai tersebut terkelupas.
Kegiatan dilakukan sampai sekiranya kulit-kulit dari kedelai tersebut telah lepas.
Ketiga :
Mengambil kulit kedelai yang kebanyakan mengambang dengan menggunakan
ayakan. Karena kulit lebih ringan, kulit mudah mengambang, jadi dapat diambil
dengan ayakan. Lakukan berkali-kali sampai sekiranya bersih sambil airpun
diganti dan diayak lagi. Semakin bersih kedelainya semakin baik kualitas tempe
yang akan dihasilkan.
Keempat :
Menyiapkan air hangat untuk digunakan. Membuang air yang sewadah dengan
kedelai, dengan menggunakan saringan menyaring agar kedelai tidak ikut
terbuang. Lalu memasukkan kedelai kembali ke dalam wadah dan merendamnya
dengan air hangat yang telah disiapkan tadi.
Kelima :
Menambahkan ragi ke dalam kedelai dalam air hangat tersebut. Kuantitas dari
ragi ditentukan sesuai dengan kondisi lingkungan, misalkan pada pembuatan
tempe kami melakukannya sekitar pukul 16.30, jadi menambahkan 6 sendok
ragi. Lalu mengaduk sampai merata dan mendiamkannya selama 5 menit.
Setelah itu membuang airnya, tapi tetap menjaga agar kedelainya tidak ikut
terbuang
Keenam :.
Kedelai telah siap, selanjutnya hanya perlu mengatur bentuk tempe tersebut.
Bentuk cetakan serta bagaiman pencetakannya pun berpengaruh terhadap
kualitas dari tempe tersebut. Ada beberapa contoh tipe tempe yang mudah untuk
dibuat :
· Membentuk tempe dalam plastik. Pertama melubangi terlebih dahulu plastik
tersebut untuk pernafasan kapangnya. Lalu mengusahakan agar tidak terlalu
padat karena ketika menjadi tempe tentu volumenya pun bertambah, baru dilem
(tradisional dengan lilin).
· Membentuk tempe dalam cetakan persegi oleh daun. Pertama mengatur daun-
daun yang telah dilubangi ke dalam cetakan, lalu memasukan kedelai tersebut.
Terakhir menutup cetakan tersebut dan merekatkannya dengan menggunakan
kayu kecil seperti lidi atau tusuk gigi.
· Membentuk tempe menjadi segitiga. Pertama memasukkan tempe ke dalam daun
pisang yang dibentuk sedemikian rupa dan dilipat, lalu merekatkan dengan kayu
seperti pada no.2. Kunci keberhasilan pada tipe tempe ini adalah bagaimana
keahlian dalam melipat-lipat daun tersebut, karena dibutuhkan kemampuan
untuk melipatnya agar kelak hasilnya memuaskan.
Terakhir : Penyimpanan
Keberhasilan pembuatan tempe sangat tergantung pada menjaga kondisi dan
keadaan ragi. Maka perlu disimpan di tempat yang sesuai.
VII. PEMBAHASAN
Setelah menyimpan tempe. Malam esok harinya tempe telah muncul
berbagai bentuk tempe mulai dari segitiga, kotak dalam daun, tempe dalam
plastik tapi tetap dengan rasa yang sama yakni rasa tempe. Struktur tempe yang
lembut, dan empuk untuk dimakan. Tidak seperti biasanya tempe yang
ditemukan. Terkadang ada tempe yang dari bagian-bagian tertentunya telah
mengering karena factor-faktor yang tidak terprediksi pada saat pembuatan,
ataupun penyimpanan.
Tempe yang berada di pasaran, terutama survey di beberapa rumah makan.
Sebagian besar tempe yang diolah menjadi sambal goreng tempe cenderung
memiliki struktur yang kering. Diduga hal tersebut untuk hemat minyak goring,
yakni tempe terlebih dahulu dikeringkan atau dijemur. Ketika dimasak, kadar air
dalam tempe telah menipis, sehingga tidak akan terlalu boros terhadap minyak.
Peran bioteknologi tampak pada pembuatan tempe di atas, bioteknologi
tradisional karena dengan bantuan kapang. Pada pembuatan tempe ini tentunya
mengandung manfaat yang cukup besar bagi manusia, karena selain menjadi
lebih enak, gizi-gizi dalam tempe juga ibarat terupgrade menjadi lebih baik.
Semudah-mudahnya suatu proses, akan selalu ada kendala yang muncul,
begitupun dengan pembuatan tempe tersebut. Ada beberapa hal yang patut
digarisbawahi sebagai suatu evaluasi terhadap proses bioteknologi dalam
pembuatan tempe dan kami rasakan selaku yang membuat tempe tersebut.
beberapa hal yang harus diperhatikan tersebut diantaranya :
1. Pada saat menuangkan ragi ke dalam air hangat berisi kedelai, perbandingan dan
kesesuaian takaran dengan kondisi lingkungan akan sangat berpengaruh
terhadap keberhasilan.
2. Bagaimana mengatur besar lubang pada plastik, daun dan cetakan lainnya juga
perlu diperhatikan. Jika lubang terlalu kecil akan mengakibatkan kapang tidak
akan berkembang dan melakukan fungsinya dengan baik. Jika terlalu besar
tentunya tidak baik pula.
3. Langkah-langkah tertentu pada proses bioteknologi dalam pembuatan tempe ini
ada yang tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang. Diantaranya bagaimana
melipat daun untuk membuat tempe segitiga, dan kepadatannya pula.
Dibutuhkan keahlian dan pengalaman agar kualitas tempe pun bernilai tinggi
VIII. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari percobaan bioteknologi pembuatan tempe adalah sebagai
berikut :
1. Bioteknologi sangat bermanfaat dalam memproduksi prooduk yang lebih baik
2. Tempe adalah salah satu produk yang dihasilkan dari bioteknologi, dan sangat
bermanfaat bagi manusia ditinjau dari segi gizi dan harga yang relatif murah
3. Dalam proses pembuatan tempe, ada proses-proses tertentu yang hanya bisa
dikerjakan oleh ahlinya yang tidak bisa dengan mudah diikuti siapapun, berkaitan
dengan perbedaan kualitas.
4. Hasil bioteknologi kedelai menjadi tempe yang berhasil menunjukkan tempe
bertekstur lembut, empuk dan enak.
5. Protein dari tempe dapat digunakan sebagai pengganti daging, terutama untuk
vegetarian yang tetap tubuhnya membutuhkan protein.
IX. DAFTAR PUSTAKA
Aryulina, Diah, dkk. 2007. Biologi 3. Jakarta : Penerbit Erlangga
http://id.wikipedia.org/