LAPORAN BIOKIMIA

32
LAPORAN BIOKIMIA UJI KUALITATIF KARBOHIDRAT DAN HIDROLISIS KARBOHIDRAT NAMA KELOMPOK : 1. I GEDE OCTHA PRASETYA PERTAMA PUTRA (10.1310227) 2. I WAYAN FERY JULIAWAN (10.1310230) 3. NI KADEK ERNI HENDRAYANTI (10.1310232) STIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI

Transcript of LAPORAN BIOKIMIA

Page 1: LAPORAN BIOKIMIA

LAPORAN BIOKIMIA

UJI KUALITATIF KARBOHIDRAT DAN HIDROLISIS KARBOHIDRAT

NAMA KELOMPOK :

1. I GEDE OCTHA PRASETYA PERTAMA PUTRA (10.1310227)2. I WAYAN FERY JULIAWAN (10.1310230)3. NI KADEK ERNI HENDRAYANTI (10.1310232)

STIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI

2010/2011

April, 2011

Page 2: LAPORAN BIOKIMIA

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadapa Tuhan Yang Maha Esa. Karena berkat berkah

dan rahmat- Nya, kami dapat menyelesaikan laporan Biokimia ini dengan tepat waktu. Kami

menyadari bahwa laporan ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami

harap para dosen pembimbing dapat memberikan saran dan kritik untuk memperbaiki laporan

ini. Sehingga di lain waktu, kami tidak lagi mengulangi kesalahan yang sama dalam

pembuatan laporan. Dan dapat membuat laporan dengan baik dan benar sesuai dengan

ketentuan.

Akhir kata kami ucapkan terima kasih, semoga laporan ini dapat bermanfaat terutama

bagi para mahasiswa analis kesehatan.

Denpasar, April 2011

Penulis

Page 3: LAPORAN BIOKIMIA

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

BAB II TUJUAN

BAB III BAHAN DAN PROSEDUR KERJA

3.1 Bahan

3.1.1 Alat

3.2 Prosedur Kerja

3.2.1 Uji Molisch

3.2.2 Uji Iodium

3.2.3 Uji Benedict

3.2.4 Uji Barfoed

3.2.5 Uji Seliwanoff

3.2.6 Uji Asam Musat

3.2.7 Hidrolisis Pati

3.2.8 Hidrolisis Sukrosa

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Uji Molisch

4.1.2 Uji Iodium

4.1.3 Uji Benedict

4.1.4 Uji Barfoed

4.1.5 Uji Seliwanoff

4.1.6 Uji Asam Musat

4.1.7 Hidrolisis Pati

4.1.8 Hidrolisis Sukrosa

4.2 Pembahasan

BAB V KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 4: LAPORAN BIOKIMIA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Dasar Teori

Karbohidrat merupakan senyawa karbon yang banyak dijumpai di alam,

terutama sebagai penyusun utama jaringan tumbuh-tumbuhan. Nama lain

karbohidrat adalah sakarida (berasal dari bahasa latin saccharum = gula). Senyawa

karbohidrat adalah polihidroksi aldehida atau polihidroksi keton yang

mengandung unsur-unsur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O) dengan

rumus empiris total (CH2O)n. Karbohidrat paling sederhana adalah monosakarida,

diantaranya glukosa yang mempunyai rumus molekul C6H12O6.

Karbohidrat merupakan bahan yang sangat diperlukan tubuh manusia, hewan,

dan tumbuhan disamping lemak dan protein. Senyawa ini dalam jaringan

merupakan cdangan makanan atau energi yang disimpan dalam sel. Sebagian

besar karbohidrat yang ditemukan di alam terdapat sebagai polisakarida dengan

berat molekul tinggi. Beberapa polisakarida berfungsi sebagai bentuk

penyimpanan bagi monosakarida, sedangkan yang lain sebagi penyusun struktur

di dalam dinding sel dan jaringan pengikat.

Pada tumbuhan, karbohidrat disintesis daro CO2 dan H2O melalui roses

fotosinteseis dalam sel berklorofil dengan bantuan sinar matahari. Karbohidrat

yang dihasilkan merupakan cadangan makanan yang disimpan dalam akar, batang,

dan biji sebagai pati (amilum).Karbohidrat dalam tubuh manusia dan hewan

dibentuk dari beberapa asam amino, gliserol lemak, dan sebagian besar diperoleh

dari makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Karbohidrat dalam sel tubuh

disimpan dalam hati dan jaringan otot dalam bentuk glikogen.

Klasifikasi Karbohidrat

Dari rumus umum karbohidrat,dapat diketahui bahwa senyawa ini merupakan

suatu polimer yang tersusun atas monomer- monomer. Berdasarkan monomer

yang menyusunnya, karbohidrat dibedakan menjadi 3 golongan, yaitu:

1. Monosakarida : karbohidrat paling sederhana yang tidak dapat dihidrolisis

menjadi karbohidrat lain. Bentuk ini dibedakan kembali menurut jumlah atom

Page 5: LAPORAN BIOKIMIA

C yang dimiliki dan sebagai aldosa atau ketosa. Monosakarida yang terpenting

adalah glukosa, galaktosa, dan fruktosa. Contoh lainnya tercantum dalam

tabel.

2. Oligosakarida : karbohidrat yang tersusun dari dua sampai sepuluh satuan

monosakarida. Oligosakarida yang umum adalah disakarida, yang terdiri atas

dua satuan monosakarida dan dapat dihidrolisis menjadi monosakarida.

Contoh: sukrosa, maltosa, dan laktosa.

3. Polisakarida : karbohidrat yang tersusun lebih dari sepuluh satuan

monosakarida dan dapat berantai lurus atau bercabang. Polisakarida dapat

dihidrolisis oleh asam atau enzim tertentu yang kerjanya spesifik. Hidrolisis

sebagian polisakarida menghasilkan oligosakarida dan dapat digunakan untuk

menentukan struktur molekul polisakarida. Contoh: amilum, dekstrin,

glikogen, dan sellulosa.

Sifat-sifat Karbohidrat

Pada umumnya, karbohidrat berupa serbuk putih yang mempunyai sifat

sukar larut dalam pelarut nonpolar, tetapi mudah larut dalam air. Kecuali,

polisakarida bersifat tidak larut dalam air.

Amilum dengan air dingin akan membentuk suspensi dan bila dipanaskan

akan terbentuk pembesaran berupa pasta dan bila didinginkan akan

membentuk koloid yang kental semacam gel. Suspensi amilum akan

memberikan warna biru dengan larutan iodium. Hal ini dapat digunakan untuk

mengidentifikasikan adanyan amilum dalam suatu bahan. Hidrolisis sempurna

amilum oleh asam atau enzim akan menghasilkan glukosa.

Monosakarid

a

Rumus Molekul Aldosa Ketosa

Triosa C3H6O3 Gliserosa Dihidroksi Aseton

Tetrosa C4H8O4 Eritrosa Eritrulosa

Pentosa C5H10O5 Ribosa Ribulosa

Heksosa C6H12O6 Glukosa Fruktosa

Page 6: LAPORAN BIOKIMIA

Glikogen mempunyai struktur empiris yang serupa dengan amilum pada

tumbuhan. Pada proses hidrolisis, glikogen menghasilkan pula glukosa karena

baik amilum maupun glikogen, tersusun dari sejumlah satuan glukosa.

Glikogen dalam air akan membentuk koloid dan memberikan warna merah

dengan larutan iodium. Pembentukan glikogen dari glukosa dalam sel tubuh

diatur oleh hormon insulin dan prosesnya disebut glycogenesis. Sebaliknya,

proses hidrolisis glikogen menjadi glukosa disebut glycogenolysis.

Semua jenis karbohidrat,baik monosakarida,disakarida,maupun

polisakarida, akan berwarna merah-ungu bila larutannya dicampur beberapa

tetes α-naftol dalam alkohol dan ditambahkan asam sulfat pekat, sehingga

tidak bercampur. Warna ungu akan tampak pada bidang batas antara kedua

cairan. Sifat ini dipakai sebagai dasar uji kualitatif adanya karbohidrat dalam

suatu bahan dan dikenal dengan uji Molisch.

Monosakarida dan disakarida memiliki rasa manis, sehingga sering

disebut gula. Rasa manis dari gula disebabkan oleh gugus hidroksilnya.

Kebanyakan monosakarida dan disakarida, kecuali sukrosa, adalah gula

pereduksi. Sifat mereduksi disebabkan oleh adanyan gugus aldehida atau

keton bebas dalam molekulnya. Larutan gula bereaksi positif dengan pereaksi

Fehling, pereaksi Tollens, maupun pereaksi Benedict. Sebaliknya,

kebanyakan polisakarida adalah gula nonpereduksi.

BAB II

TUJUAN

2.1 Tujuan

Tujuan dari percobaan ini :

1. Mengidentifikasi adanya karbohidrat dalam sutau bahan secara kualitatif.

2. Membuktikan adanya polisakarida dan adanya gula pereduksi.

3. Membedakan antara monosakarida dan disakarida dan membuktikan adanya

ketosa.

4. Membedakan antara glukosa dan galaktosa.

5. Mengidentifikasi hasil hidrolisis amilum dan sukrosa.

Page 7: LAPORAN BIOKIMIA

BAB III

BAHAN DAN PROSEDUR KERJA

3.1 Bahan

3.1.1 Bahan yang digunakan:

Amilum,glikogen, dekstrin, sukrosa, laktosa, maltosa, galaktosa, fruktosa,

glukosa, dan arabinosa masing-masing dalam larutan 1%, pereaksi

Molisch,H2SO4, larutan Iodium, pereaksi Benedict, pereaksi Barfoed, pereaksi

Seliwanoff,H2NO3 pekat, larutan Amilum 1%, larutan Iodium, larutan HCl 2N,

larutan NaOH 2%, larutan Sukrosa 1%, larutan HCl pekat.

3.1.2 Alat yang digunakan:

Tabung reaksi, pipet tetes, alat pemanas atau penangas air, penjepit tabung,

pengatur waktu, mikroskop,kertas lakmus,pipet ukur.

3.2 Prosedur Kerja

3.2.1 Uji Molisch

Prosedur :

1. Masukkan 15 tetes larutan uji ke dalam tabung reaksi.

2. Tambahkan 3 tetes pereaksi Molisch. Campurlah dengan baik.

3. Miringkan tabung reaksi, lalu alirkan dengan hati-hati 1 mL H2SO4 pekat

melalui dinding tabung agar tidak bercampur.

Reaksi positif ditandai dengan terbentuknya cincin berwarna ungu pada

batas antara kedua lapisan.

3.2.2 Uji Iodium

Prosedur :

1. Masukkan 3 tetes larutan uji ke dalam tabung reaksi atau porselin tetes.

2. Tambahkan 2 tetes larutan Iodium.

3. Amati warna spesifik yang terbentuk.

Page 8: LAPORAN BIOKIMIA

3.2.3 Uji Benedict

Prosedur :

1. Masukkan dalam tabung reaksi 5 tetes larutan uji dan 15 tetes pereaksi

Benedict. Campurlah dengan baik.

2. Didihkan di atas api kecil selama 2 menit atau masukkan dalam penangas

air mendidih selama 5 menit.

3. Dinginkan perlahan-lahan.

4. Perhatikan warna atau endapan yang terbentuk.

Reaksi positif ditandai dengan timbulnya endapan warna biru kehijauan,

kuning, atau merah bata,tergantung pada kadar gula pereduksi yang ada. Uji

Benedict dapat pula digunakan untuk menentukan kadar gula dalam urin

secara semikuantitatif.

3.2.4 Uji Barfoed

Prosedur:

1. Masukkan dalam tabung reaksi 10 tetes larutan uji dan 10 tetes pereaksi

Barfoed. Campurlah dengan baik.

2. Panaskan di atas api kecil sampai mendidih selama 1 menit atau masukkan

dalam penangas air mendidih selama 5 menit.

3. Perhatikan warna atau endapan yang terbentuk.

Reaksi positif ditandai dengan terbentuknya endapan Cu2O merah bata.

3.2.5 Uji Seliwanoff

Prosedur :

1. Masukkan 5 tetes larutan uji dan 15 tetes pereaksi Seliwanoff ke dalam

tabung reaksi.

2. Didihkan di atas api kecil selama 30 detik atau dalam penangas air

mendidih selama 1 menit.

3. Hasil positif ditandai terbentuknya larutan berwarna merah oranye.

Page 9: LAPORAN BIOKIMIA

3.2.6 Uji Asam Musat

Prosedur :

1. Masukkan 10 tetes larutan uji dan 2 tetes HNO3 pekat.

2. Panaskan dalam penangas air mendidih sampai volumenya kira-kira

tinggal 2-3 tetes.

3. Dinginkan perlahan-lahan, perhatikan terbentuknya kristal-kristal keras

seperti pasir.

4. Amati di bawah mikroskop.

3.2.7 Hidrolisis Pati

Prosedur :

1. Masukkan ke dalam tabung reaksi 5 mL amilum 1%, kemudian tambahkan

2,5 mL HCl 2N.

2. Campurlah dengan baik, lalu masukkan dalam penangas air mendidih.

3. Setelah 3 menit, ujilah dengan mengambil 2 tetes larutan ditambah 2 tetes

iodium dalam porselin tetes. Catatlah perubahan warna yang terjadi.

4. Lakukan uji iodium setiap 3 menit sampai hasil berwarna kuning pucat.

5. Lanjutkan hidrolisis selama 5 menit lagi.

6. Setelah didinginkan, ambil 2 mL larutan hasil hidrolisis, lalu netralkan

dengan NaOH 2%. Uji dengan kertas lakmus.

7. Kemudian, ujilah dengan Benedict.

8. Simpulkan apa yang dihasilkan hidrolisis pati.

3.2.8 Hidrolisis Sukrosa

Prosedur :

1. Masukkan 5 mL sukrosa 1% ke dalam tabung reaksi dan tambahkan 5

tetes HCl pekat.

2. Campurlah dengan baik, lalu panaskan dalam penangas air mendidih

selama 30 menit.

3. Setelah didinginkan, lalu netralkan dengan larutan NaOH 2% dan uji

dengan kertas lakmus.

4. Selanjutnya uji dengan Benedict, Seliwanoff, dan Barfoed.

Page 10: LAPORAN BIOKIMIA

5. Simpulkan apa yang dihasilkan dari hidrolisis sukrosa.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Uji Molisch

4.1.2 U ji Iodium

No . Zat Uji Hasil Uji Molisch Karbohidrat (+/-)

1. Amilum 1% Terbentuk cincin warna ungu +

2. Glikogen 1%

3. Dekstrin 1%

4. Sukrosa 1% Terbentuk cincin warna ungu +

5. Laktosa 1% Terbentuk cincin warna ungu +

6. Maltosa 1% Terbentuk cincin warna ungu +

7. Galaktosa 1%

8. Fruktosa 1% Terbentuk cincin warna ungu +

9. Glukosa 1% Terbentuk cincin warna ungu +

10. Arabinosa 1%

Page 11: LAPORAN BIOKIMIA

4.1.3 Uji Benedict

Warna Penilaian Konsentrasi

Biru /hijau keruh - -

Hijau /hijau kekuningan +1 Kurang dari 0,5 %

Kuning kehijauan /kuning keruh +2 0,5 – 1,0 %

Jingga +3 1,0 -2,0 %

Merah bata +4 Lebih dari 2%

Hasil Percobaan:

No . Zat Uji Hasil Uji Iodium Polisakarida (+/-)

1. Amilum 1% Terbentuk warna biru +

2. Glikogen 1%

3. Dekstrin 1%

4. Sukrosa 1% Terbentuk warna merah coklat -

5. Laktosa 1% Terbentuk warna merah coklat -

6. Maltosa 1% Terbentuk warna merah coklat -

7. Galaktosa 1%

8. Fruktosa 1% Terbentuk warna merah coklat -

9. Glukosa 1% Terbentuk warna merah coklat -

10. Arabinosa 1%

No . Zat Uji Hasil Uji Benedict Gula reduksi (+/-)

1. Amilum 1% Timbul endapan warna biru -

2. Glikogen 1%

3. Dekstrin 1%

4. Sukrosa 1% Timbul endapan warna biru -

5. Laktosa 1% Timbul endapan warna kuning keruh +2

6. Maltosa 1% Timbul endapan warna merah bata +4

7. Galaktosa 1%

8. Fruktosa 1% Timbul endapan warna merah bata +4

9. Glukosa 1% Timbul endapan warna biru -

10. Arabinosa 1%

Page 12: LAPORAN BIOKIMIA

4.1.4 Uji Barfoed

4.1.5 Uji Seliwanoff

4.1.6 Asam Musat

No . Zat Uji Hasil Uji Barfoed Monosakarida (+/-)

1. Sukrosa 1% Terbentuk warna biru -

2.. Laktosa 1% Terbentuk warna biru -

3. Maltosa 1% Terbentuk warna biru -

4. Galaktosa 1%

5. Fruktosa 1% Terbentuk warna merah bata +

6. Glukosa 1% Terbentuk warna merah bata +

7. Arabinosa 1%

No . Zat Uji Hasil Uji Barfoed Ketosa (+/-)

1. Sukrosa 1% Terbentuk warna merah oranye +

2. Galaktosa 1%

3. Fruktosa 1% Terbentuk warna merah oranye +

4. Glukosa 1% Terbentuk warna oranye -

5. Arabinosa 1%

No . Zat Uji Hasil Uji Asam

Musat

Gambar

Kristal

1. Sukrosa 1% Tidak ada kristal -

2. Galaktosa 1%

3. Fruktosa 1% Tidak ada kristal -

4. Glukosa 1% Tidak ada kristal -

Page 13: LAPORAN BIOKIMIA

4.1.7 Hidrolisis Pati

Perlakuan Hidrolisis

(menit)

Hasil Uji Iodium Hasil Hidrolisis

5 mL amilum 1%

+ 2,5 mL HCl 2N

+ Pemanasan

3 Biru pekat Amilosa

6 Ungu Amilopektin

9 Coklat kehitaman Eritrodekstrin

12 Coklat Eritrodekstrin

15 Kuning kecoklatan Akrodekstrin

18 Kuning pucat Maltosa

21 Kuning pucat Glukosa

Page 14: LAPORAN BIOKIMIA

4.1.8 Hidrolisis Sukrosa

Perlakuan Uji Hasil Uji

5mL sukrosa 1% + 5

tetes HCl pekat +

Pemanasan

Benedict Endapan merah bata (+4)

Seliwanoff Merah oranye (+)

Barfoed Biru (endapan putih) (-)

4.2 Pembahasan

a. Uji Molisch

Larutan uji ditambahkan dengan pereaksi molisch (H2SO4) akan

terbentuk cincin berwarna ungu pada batas antara kedua lapisan karena

karbohidrat yang dihidrolisis oleh asam anorganik pekat akan menjadi

monosakarida dan pada monosakarida jenis pentosa jika didehidrasi oleh

asam sulfat pekat akan menjadi furfural dan golongan heksosa akan

menjadi hidroksi-metilfurfural. Pereaksi Molisch (H2SO4 pekat) terdiri atas

Page 15: LAPORAN BIOKIMIA

α-naftol dalam alcohol bereaksi positif terhadap furfural dan hidroksi-

metilfurfural sehingga membentuk senyawa kompleks berwarna ungu.

Untuk mengidentifikasi adanya karbohidrat dapat juga dilakukuan

dengan menggunakan uji lain, seperti uji Iodium. Prosedur kerja dari uji

Iodium yakni masukkan 3 tetes larutan uji ke dalam tabung reaksi atau

porselin tetes, tambahkan 2 tetes larutan Iodium, amati warna spesifik yang

terbentuk. Bahan alam yang mengandung senyawa furfural, yaitu jagung,

kentang dan lain-lain.

b. Uji Iodium

Pada zat uji amilum 1% ditambahkan dengan larutan iodium akan

membentuk warna biru tua, sedangkan pada zat uji sukrosa 1%, laktosa 1%,

maltose 1%, fruktosa 1%, dan glukosa 1% ditambahkan dengan larutan

iodium membentuk warna merah coklat sebab pada polisakarida dengan

penambahan iodium akan membentuk senyawa kompleks yang spesifik

tergantung pada jenis karbohidrat.

Uji iodium digunakan untuk membuktikan adanya polisakarida

(amilum, glikogen, dan dekstrin). Amilum dan glikogen merupakan salah

satu sumber energi pada tubuh. Amilum dan glikogen bersumber dari umbi

– umbian dan serelia. Amilum tidak larut di dalam air, sedangkan glikogen

larut di dalam air. Bila bereaksi dengan iodium, amilum akan menghasilkan

warna biru. Sementara itu, glikogen akan menghasilkan warna merah.

c. Uji Benedict

Amilum 1%, sukrosa 1 %, dan glukosa 1% ditambahkan dengan

pereaksi benedict lalu dididihkan di atas api kecil selama 2 menghasilkan

warna biru yang berarti reaksi negatif sebab tidak terkandung gula reduksi.

Sedangkan zat uji laktosa 1%, maltose 1%, dan fruktosa 1% menghasilkan

warna merah bata setelah ditambahkan benedict dan di didihkan selama 2

menit, hal ini menandakan reaksi positif dengan penilaian +4 dengan

konsentasi gula reduksi lebih dari 2%. Uji Benedict dapat pula digunakan

untuk mentukan kadar gula dalam urin secara semikuantitatif.

Selain menggunakan uji benedict, kita juga dapat menggunakan uji

tollens. Untuk mengetahui adanya gula pereduksi pada suatu bahan. Cara

Page 16: LAPORAN BIOKIMIA

kerja dari uji tollens yakni larutkan satu tetes sampel cair atau satu spatula

sampel dalam sedikit air atau etanol 95%, tambahkan sampel tetes demi

tetes ke dalam pereaksi Tollens sambil mengocok-ngocoknya kemudian

amati endapan Ag yang terbentuk, panaskan tabung reaksi dalam air yang

mendidih, amati hasil atau perubahan yang terjadi. Kelebihan dari

menggunakan uji benedict dibandingkan dengan uji tollens yakni kita dapat

mengetahui kadar gula pereduksi yang terdapat pada sampel.

d. Uji Barfoed

Dalam percobaan barfoed zat uji sukrosa 1%, laktosa 1%, dan maltosa

1% setelah dicampurkan dengan pereaksi barfoed dan dipanaskan selama 1

menit membentuk warna biru menandakan reaksi tersebut adalah negatif.

Sedangkan pada zat uji fruktosa 1% dan glukosa 1% membentuk warna

merah bata sebab ion Cu2+ (dari pereaksi Barfoed) dalam suasana asam akan

direduksi lebih cepat oleh gula reduksi monosakarida daripada disakarida

sehingga menghasilkan endapan Cu2O berwarna merah bata.

Pada pemanasan yang lebih lama disakarida dapat pula menunjukkan

hasil positif terhadap uji barfoed, karena disakarida tersusun dari dua satuan

monosakarida.Uji barfoed digunakan untuk mengetahui adanya

monosakarida pada sampel. Sedangkan uji benedict merupakan uji umum

untuk karbohidrat yang memiliki gugus aldehid atau keton bebas.

e. Uji Seliwanoff

Untuk zat uji sukrosa 1% dan fruktosa 1% ditambahkan pereaksi

seliwanoff lalu dipanaskan dengan api spiritus menghasilkan warna merah

oranye karena dehidrasi ketosa oleh HCl pekat menghasilkan

hidroksimetilfurfural dan dengan penambahan resorsinol akan mengalami

kondensasi sehingga membentuk senyawa kompleks berwarna merah

oranye. Sedangkan pada zat uji glukosa menghasilkan warna oranye,

membuktikan bahwa tidak adanya kandungan ketosa.

Pada pemanasan yang terlalu lama, sukrosa pun menunjukkan hasil yang

positif terhadap uji seliwanoff karena sukrosa terdiri dari dua satuan

monosakarida yakni glukosa dan fruktosa. Uji lain yang dapat digunakan

selain seliwanoff adalah uji barfoed. Cara kerja dari uji barfoed yakni

Page 17: LAPORAN BIOKIMIA

masukkan dalam tabung reaksi 10 tetes larutan uji dan 10 tetes pereaksi

Barfoed. Campurlah dengan baik, panaskan di atas api kecil sampai

mendidih selama 1 menit atau masukkan dalam penangas air mendidih

selama 5 menit, perhatikan warna atau endapan yang terbentuk.

f. Uji Asam Musat

Pada percobaaan ini, ada tiga macam larutan yang diuji yaitu

galaktosa, glukosa dan fruktosa. Setelah larutan-larutan tersebut diberi asam

nitrat dan dipanaskan sampai tersisa setengahnya. Setelah didinginkan, dari

ketiga larutan yang diuji tidak ditemukan adanya kristal-kristal yang keras

seperti pasir. Hal tersebut menunjukkan hasil negatif terhadap uji asam

musat.

g. Hidrolisis Pati

Pada percobaan ini, suspensi amilum yang telah ditambah HCl dan

dipanaskan, dilakukan uji iodium dan hasilnya negatif. Hal tersebut

menunjukkan bahwa larutan tersebut sudah tidak lagi mengandung pati.

Setelah negatif, secara bertahap dilakukan uji benedict setiap 3 menit. Pada

menit ke-18, baru menunjukkan reaksi positif dengan perubahan warna

menjadi kekuningan yang menunjukkan bahwa monosakarida-

monosakarida penyusunnya memiliki gula pereduksi.

Setelah melakukan hidrolisis pati, kemudian dilanjutkan dengan uji

benedict. Pada uji benedict dihasilkan endapan warna merah bata. Untuk

mengetahui bahwa hidrolisis pati telah sempurna, ditandai dengan adanya

endapan warna merah bata saat diuji dengan benedict. Sebelum dilanjutkan

dengan uji benedict, larutan hasil hidrolisis harus dinetralkan terlebih

dahulu agar reaksi yang berlangsung dalam suasana alkalis. Sehingga akan

terbentuk endapan warna merah bata pada saat larutan dipanaskan. Untuk

menetralkan larutan hasil hidrolisis, teteskan sebanyak 190 tetes NaOH 2

%. Kemudian diteteskan ke dalam porselin tetes yang berisi kertas lakmus.

h. Hidrolisis Sukrosa

Setelah melakukan hidrolisis sukrosa, netralkan larutan dengan NaOH

2% dan uji dengan kertas lakmus. Kemudian uji dengan benedict,

Page 18: LAPORAN BIOKIMIA

seliwanoff, dan barfoed. Dihasilkan endapan warna merah bata, merah

oranye, dan endapan putih. Enzim yang berperan mengkatalisis hidrolisis

sukrosa adalah enzim invertase. Sumber diperolehnya enzim berasal dari

ragi, khususnya pada ragi roti. Uji benedict, seliwanoff, dan barfoed

digunakan untuk mengetahui hasil akhir dari hidrolisis sukrosa dan

mengetahui golongan karbohidrat yang terkandung pada sukrosa. Hidrolisis

sukrosa akan menghasilkan fruktosa dan glukosa (gula invert). Gula inversi

dibuat dengan menggabungkan sirup gula dengan sedikit asam (seperti pada

krim tartar atau jus lemon) dan pemanasan. Proses ini mengubah, atau

memecah, sukrosa menjadi dua komponen, glukosa dan fruktosa, sehingga

menurunkan ukuran kristal-kristal gula. Karena struktur kristalnya yang

halus, gula inversi menghasilkan produk yang lebih halus dan digunakan

dalam pembuatan berbagai jenis permen seperti fondant, dan berbagai sirup.

Bahan alam yang terdapat kandungan gula invert adalah beras, jagung,

kentang, dan sagu.

BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

1. Karbohidrat bereaksi positif terhadap H2SO4 pekat yaitu ditandai dengan cincin

warna ungu, pada semua larutan uji terbentuk cincin berwarna ungu. Hal

tersebut membuktikan bahwa semua larutan uji mengandung karbohidrat.

Page 19: LAPORAN BIOKIMIA

2. Iodium membuktikan adanya polisakarida, hanya larutan uji Amilum yang

mengandung polisakarida. Hal ini dibuktikan dari terbentuknya warna biru pada

amilum. Sedangkan larutan uji yang lain menghasilkan warna merah coklat.

3. Benedict digunakan untuk membuktikan adanya gula pereduksi yang ditandai

dengan timbulnya endapan warna merah bata. Larutan uji Amilum, Glukosa

dan Sukrosa tidak mengandung gula reduksi. Hal tersebut dibuktikan dari

timbulnya endapan warna biru pada kedua larutan uji tersebut. Sementara itu,

larutan uji Laktosa, Maltosa, dan Fruktosa terbukti mengandung gula reduksi

dengan kadar yang berbeda-beda. Hal tersebut dibuktikan dari timbulnya

endapan warna kuning keruh dan merah bata pada larutan uji.

4. Uji Barfoed digunakan untuk membedakan monosakarida dan disakarida.

Larutan uji Sukrosa, Laktosa, dan Maltosa termasuk golongan disakarida. Hal

tersebut dibuktikan dari terbentuknya warna biru pada ketiga larutan tersebut.

Sedangkan larutan uji Fruktosa dan Glukosa termasuk golongan monosakarida.

Hal tersebut dibuktikan dari terbentuknya endapan merah bata pada larutan uji

tersebut.

5. Seliwanoff digunakan untuk membuktikan adanya ketosa, dalam praktikum ini

hanya zat uji glukosa saja yang menunjukkan hasil negatif. Sedangkan larutan

uji sukrosa dan fruktosa terbukti mengandung ketosa. Hal ini dibuktikan dari

terbentuknya warna merah oranye.

6. Asam musat digunakan untuk membedakan antara glukosa dan galaktosa. Jadi

hasil percobaan asam musat adalah semua negatif sebab tidak menggunakan zat

uji galaktosa.

7. Pada hidrolisis pati digunakan untuk mengidentifikasi hasil hidrolisis amilum

(pati) yang ditandai dengan perubahan warna menjadi kekuningan.Berdasarkan

hasil praktikum, setelah larutan amilum didinginkan diperlukan sebanyak 190

tetes NaOH 2% untuk menetralkannya. Kemudian dilanjutkan dengan

melakukan uji menggunakan Benedict. Hasil yang diperoleh, terbentuk endapan

merah bata pada larutan tersebut.

8. Hidrolisis sukrosa digunakan untuk mengidentifikasikan hasil hidrolisis sukrosa.

Berdasarkan hasil praktikum, larutan sukrosa dinetralkan dengan NaOH 2%

sebanyak 110 tetes. Hasil dari hidrolisis sukrosa menunjukkan hasil positif pada

uji Benedict dan uji Seliwanoff. Sedangkan pada uji Barfoed menunjukkan hasil

Page 20: LAPORAN BIOKIMIA

negatif. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa sukrosa termasuk golongan

disakarida.

DAFTAR PUSTAKA

http://biologi.blogsome.com/2011/02/07/karbohidrat-dan-uji-karbohidrat/

http://wahyuriyadi.blogspot.com/2009/10/uji-kualitatif-karbohidrat.html

http://ilmukimia.webs.com/apps/blog/show/3316298

http://riskaarybuana.wordpress.com/2008/12/26/d-uji-tollen-untuk-aldehid-dan-keton/

Page 21: LAPORAN BIOKIMIA

LAMPIRAN

Page 22: LAPORAN BIOKIMIA