LAPORAN BIOFAR PERKUTAN

4
Pembahasan Untuk mencapai tempat kerja suatu obat di jaringan atau organ, obat tersebut harus melewati berbagai membran sel. Pada umumnya membran sel mempunyai struktur lipoprotein yang bertindak sebagai membran lipid yang semipermeabel. Kelarutan molekul obat dalam lipid inilah yang merupakan faktor utama absorbsi obat dalam tubuh. Pada praktikum kali ini, dilakukan uji difusi suatu obat dengan menggunakan metode Flow Through. Yang merupakan percobaan pada uji difusi terhadap suatu zat tertentu dimana dibuat suatu mekanisme kerja layaknya difusi didalam membran sel tubuh manusia. Adapun sediaan yang diuji menggunakan bahan aktif parasetamol dalam bentuk sediaan gel dengan konsentrasi bahan aktif 1 %. Kemudian dihitung konsentrasi obat yang terabsorbsi pada membran, dimana obat yang terabsorbsi seolah- olah menembus membran sel yang ada didalam tubuh. Pada metode flow through langkah pertama adalah pembuatan membran difusi dengan menggunakan kertas whatman no. 1 yang diimpregnasikan terlebih dahulu dengan cairan spangler. Adapun komposisi cairan spangler ini meliputi berbagai minyak dan lemak seperti asam palmitat, asam oleat, asam stearat, minyak kelapa, paraffin cair, kolesterol dan lilin putih dengan berbagai konsentrasi. Cairan spangler disini dianggap sebagai komposisi kandungan yang terdapat pada kulit yang terdapat banyak lemak. Sebelum diimpregnasikan dengan cairan spangler, bobot kertas whatman ditimbang terlebih dahulu untuk menentukan persentase impregnasi dari kertas whatman. Bt adalah berat membran yang telah diimpregnasi dalam keadaan kering, sedangkan Bo adalah berat membran sebelum impregnasi. Membran yang digunakan untuk uji flow through (uji difusi) adalah membran yang memiliki bobot yang hampir sama, karena menunjukkan cairan spangler telah teraborbsi sempurna pada kertas whatman. Pemilihan sediaan yang akan diuji adalah menggunakan sediaan gel dan krim, karena sediaan gel dan krim lebih mudah digunakan saat percobaan dengan cara mengolesi sediaan pada membran yang telah dibuat dibanding sediaan-sediaan lain seperti sediaan cair

description

biofarmasi

Transcript of LAPORAN BIOFAR PERKUTAN

PembahasanUntuk mencapai tempat kerja suatu obat di jaringan atau organ, obat tersebut harus melewati berbagai membran sel. Pada umumnya membran sel mempunyai struktur lipoprotein yang bertindak sebagai membran lipid yang semipermeabel. Kelarutan molekul obat dalam lipid inilah yang merupakan faktor utama absorbsi obat dalam tubuh.Pada praktikum kali ini, dilakukan uji difusi suatu obat dengan menggunakan metode Flow Through. Yang merupakan percobaan pada uji difusi terhadap suatu zat tertentu dimana dibuat suatu mekanisme kerja layaknya difusi didalam membran sel tubuh manusia. Adapun sediaan yang diuji menggunakan bahan aktif parasetamol dalam bentuk sediaan gel dengan konsentrasi bahan aktif 1 %. Kemudian dihitung konsentrasi obat yang terabsorbsi pada membran, dimana obat yang terabsorbsi seolah-olah menembus membran sel yang ada didalam tubuh.Pada metode flow through langkah pertama adalah pembuatan membran difusi dengan menggunakan kertas whatman no. 1 yang diimpregnasikan terlebih dahulu dengan cairan spangler. Adapun komposisi cairan spangler ini meliputi berbagai minyak dan lemak seperti asam palmitat, asam oleat, asam stearat, minyak kelapa, paraffin cair, kolesterol dan lilin putih dengan berbagai konsentrasi. Cairan spangler disini dianggap sebagai komposisi kandungan yang terdapat pada kulit yang terdapat banyak lemak. Sebelum diimpregnasikan dengan cairan spangler, bobot kertas whatman ditimbang terlebih dahulu untuk menentukan persentase impregnasi dari kertas whatman.

Bt adalah berat membran yang telah diimpregnasi dalam keadaan kering, sedangkan Bo adalah berat membran sebelum impregnasi. Membran yang digunakan untuk uji flow through (uji difusi) adalah membran yang memiliki bobot yang hampir sama, karena menunjukkan cairan spangler telah teraborbsi sempurna pada kertas whatman. Pemilihan sediaan yang akan diuji adalah menggunakan sediaan gel dan krim, karena sediaan gel dan krim lebih mudah digunakan saat percobaan dengan cara mengolesi sediaan pada membran yang telah dibuat dibanding sediaan-sediaan lain seperti sediaan cair atau sediaan padat lainnya. Pembuatan sediaan gel dan krim dibuat dengan menggunakan metode seperti metode pembuatan biasa. Adapun zat tambahan yang digunakan seperti Na CMC, trietanolamin, natrium benzoat, aquades, minyak kelapa, asam stearat, paraffin (sediaan krim), Na CMC, Na benzoat, (sediaan gel) sebagai bahan aktifnya sama-sama menggunakan parasetamol. Setelah dilakukan pembuatan sediaan, barulah dilakukan uji flow through yang terdiri dari sel difusi, pompa peristaltik, gelas piala, waterbath sebagai pengatur suhu agar tetap pada suhu 37C yaitu suhu tubuh pada membran sel, penampung donor dan reseptor dan selang untuk melewatkan air pada membran yang berisi obat yang akan diabsorbsi. Dalam praktikum ini, kita diharapkan dapat mengetahui jumlah komponen obat yang dapat menembus kulit (membran). Metode flow through ini terbagi atas dua komponen yaitu kompartemen donor dan kompartemen reseptor.Adapun mekanisme kerja dari flow through ini adalah membran diletakkan diantara kedua kompartemen, dilengkapi dengan dua tabung penjepit untuk menjaga letak membran. Kompartemen donor diisi dengan larutan penerima. Suhu pada sistem dijaga yaitu 37C0,5C dengan sirkulasi air sebanyak 70 ml. Pompa peristaltik menghisap cairan donor dari gelas kimia kemudian dipompa ke sel difusi mengabsorbsi zat obat diatas membran. Kemudian cairan dialirkan ke reseptor dengan membawa cairan yang mengabsorbsi zat obat. Pada interval waktu 15 menit, 30 menit, 45 menit, 60 menit, 75 menit, 90 menit, dan 105 menit, masing-masing diambil sebanyak 5 ml cairan dari kompartemen reseptor dan jumlah obat yang terpenetrasi melalui membran dapat dianalisis dengan metode analisis yang sesuai.Dalam praktikum ini metode analisis yang digunakan adalah spektrofotometer UV-Vis sehingga didapat nilai absorbansi dari setiap cairan yang kemudian barulah dapat dihitung konsentrasi obat yang terlarut dalam cairan tersebut. Setiap sampel cairan pada interval waktu tertentu yang diambil dari kompartemen reseptor harus selalu digantikan dengan cairan yang sama sejumlah volume yang terambil. Difusi yang terjadi merupakan difusi pasif yaitu suatu proses perpindahan masa dari tempat yang berkonsentrasi tinggi ke tempat yang berkonsentrasi rendah tanpa membutuhkan energi. Membran dalam kajian formulasi dan biofarmasi merupakan suatu fase padat, setengah padat atau cair dengan ukuran tertentu, tidak larut atau tidak tercampurkan dengan lingkungan sekitarnya dan dipisahkan satu dengan lainnya, umumnya oleh fase cair. Dalam biofarmasi, membran padat digunakan sebagai model pendekatan membran biologis. Membran padat juga digunakan sebagai model untuk mempelajari kompleks atau interaksi antara zat aktif dan bahan tambahan serta proses pelepasan dan pelarutan. Membran difusi tiruan ini berfungsi sebagai sawar yang memisahkan sediaan dengan cairan disekitarnya.Berdasarkan data percobaan konsentrasi yang didapat tidak berbanding lurus untuk setiap masing-masing interval waktu. Karena seharusnya konsentrasi ratarata obat yang dapat menembus membran berbanding lurus dengan konsentrasi dari parasetamol. Konsentrasi parasetamol yang dapat menembus membran berbanding lurus dengan waktu, dimana semakin lamanya waktu maka semakin besar jumlah ataupun konsentrasi yang dapat menembus membran, hingga mencapai puncak dimana konsentrasi obat yang terabsorbsi mengalami penurunan yang sebanding dengan konsentrasi parasetamol yang ada jika digambarkan dalam grafik akan terlihat seperti puncak parabola.Namun hal ini tidak sesuai dengan hasil pengamatan yang diperoleh, hal ini mungkin disebabkan oleh kesalahan pada saat percobaan. Kesalahan yang terjadi adalah membran difusi yang diletakkan dalam kondisi miring sehingga zat-zat tidak terabsorbsi secara konstan dalam interval waktu tertentu. kadang terabsorbsi secara berlebihan dan kadang tidak terabsorbsi sama sekali. Sedangkan berdasarkan kurva kalibrasi yang didapat dari masing-masing absorbansi terhadap interval waktu, nilai regresi linear adalah 0,1969 .Nilai ini jauh mendekati angka 1, dan konsentrasi yang didapat berdasarkan persamaan y = a + bx tidak menunjukkan data yang baik. Kesalahan-kesalahan pada percobaan ini banyak disebabkan oleh berbagai faktor baik dari prosedur kerja maupun praktikannya.

KesimpulanBerdasarkan hasil percobaan yang telah diakukan didapat :1. Konsentrasi obat yang terabsorpsi berbanding lurus dengan waktu hingga mencapai fase kritis yang kemudian dilanjutkan dengan penurunan konsentrasi.2. Konsentrasi parasetamol yang didapat dari hasil uji difusi, tidak berbanding lurus dengan waktu3. Nilai R yang diperoleh adalah 0,1968 Nilai ini jauh mendekati angka 1, dan konsentrasi yang didapat berdasarkan persamaan y = a + bx tidak menunjukkan data yang baik.4. Faktor ketelitian sangat diperlukan dalam setiap praktikum

DAFTAR PUSTAKA

Shargel, Leon. 2005. Biofarmasetika dan Farmakokinetika Terapan Edisi II. Surabaya: Airlangga University Press.Martin, Alfred dkk. 1990. Farmasi Fisik. Jakarta: UI Press.