laporan bengkel

download laporan bengkel

of 25

Transcript of laporan bengkel

LATAR BELAKANG Pada masa sekarang ini bangunan-bangunan yang dibangun baik

gedung,jembatan maupun bangunan lainnya , mayoritas komponen bangunannya terbuat dari beton.Beton merupakan stuktur utama pada suatu bangunan yang terdiri dari campuran semen, air, pasir dan agregat kasar yang berfungsi untuk menopang beban yang terjadi.Pada awalnya beton merupakan bahan yang elastis, tetapi setelah umur tertentu akan mengeras dan mempunyai kekuatan tertentu pula sehingga dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Beton merupakan bahan bangunan yang hanya dapat menahan gaya tarik namun tidak dapat menahan gaya tekan.Untuk menghasilkan bangunan yang maksimal, beton tersebut haruslah dapat menahan gaya tarik dan tekan.Dalam perwujudan hal tersebut, maka beton perlu ditambahkan tulangan agar dapat menahan gaya tekan, sehingga beton dapat berfungsi dengan maksimal.Dengan ditambahkannya tulangan beton tersebut dinamakan beton bertulang. Untuk membentuk beton menjadi bentuk yang diinginkan diperlukan suatu alat bantu yang bisa dikenal dengan sebutan acuan dan perancah yang berupa cetakan, atau suatu konstruksi sementara dari suatu bangunan yang berfungsi untuk mendapatkan suatu konstruksi beton yang diinginkan sesuai dengan porsinnya sebagai bahan pembantu.Acuan perancah bersifat sementara yang harus kuat dan kokoh namun mudah dibongkar agar tidak menimbulkan kerusakan pada beton. Baik buruk dari pengerjaan acuan dan perancah dapat mempengaruhi hasil akhir dari mutu beton yang dikerjakan.Acuan yan kurang baik dapat menimbulkan kerugian seperti kehilangan material, perubahan dimensi beton, perubahan struktur bangunan dan juga dapat mempengaruhi keselamatan pekerja.Dalam pelaksanaannya seorang ahli dibidang tersebut harus mempunyai keterampilan khusus dan mempunyai pengetahuan dasar yang cukup tentang acuan dan perancah.

DEFENISI ACUAN DAN PERANCAH

Acuan dan perancah adalah suatu konstruksi yang bersifat sementara yang berupa mal/cetakan pada bagian kedua sisi atas dan bawah dari bentuk beton yang dikehendaki.Acuan berfungsi sebagai konstruksi yang diinginkan, sedangkan perancah berfungsi sebagai pembantu memperkuat bentuk konstruksi.Acuan dan perancah itu sendiri memiliki beberapa fungsi, yaitu : 1. Memberikan bentuk kepada konstruksi beton 2. Untuk mendapatkan permukaan struktur yan diharapkan

3. Menopang beton sebelum sampai kepada konstruksi yang cukup keras dan mampu memikul beban sendiri maupun beban luar 4. Mencegah hilangnya air semen ( air pencampur ) pada saat pengecoran 5. Sebagai isolasi panas pada beton

MACAM-MACAM KONSTRUKSI Dalam ilmu teknik sipil terdapat 3 macam jenis konstruksi, yaitu : a. Konstruksi kayu b. Konstruksi baja c. Konstruksi beton bertulang

Masing-masing konstruksi tersebut memiliki kekurangan dan kelebihan : a. Konstruksi kayu Keuntungan : mudah dalam perawatan tidak dapat menghantar listrik

Kerugian :

susah untuk dibentuk sesuai dengan keinginan mudah lapuk atau dimakan rayap

b. Konstruksi beton Keuntungan : mudah di dalam pembuatan

SYARAT-SYARAT UMUM ACUAN DAN PERANCAH

1. KUAT Didalam pekerjaan ini beban-beban beton yang berada pada bekisting dan beban lain yang dipikul oleh bekisting itu sendiri.Oleh karena itu, diperlukan suatu acuan perancah yang kuat untuk dapat memikul beban yang diterimanya.

BERAT SENDIRI ( BETON ) Cetakan harus sanggup menahan berat beton yang dicetakan

BERAT HIDUP Cetakan harus sanggup menahan beban hidup,yaitu : baik orang yang sedang mengerjakan beton tersebut, vibrator dan adanya

kemunkinan terjadinya suatu gempa atau retakan. PEMBEBANAN : BEBAN MATI ( DL ) dan BEBAN HIDUP ( LL )

2. KAKU Kaku atau tidak bergerak sangat penting pada acuan dan perancah ini, karena apabila perancah tersebut tidak kaku atau dapat

bergerak,maka hasil yan akan dicapai tidak maksimal karena bentuk yang ingin kita capai tidak sempurna.

3. MUDAH DIBONGKAR Acuan dan perancah harus mudah dibongkar karena acuan hanya bersifat sementara dan hal ini menyangkut efisiensi kerja, yaitu tidak merusak beton yan sudah jadi dan acuan perancahnya dapat digunakan berkali-kali.

4. EKONOMIS dan EFISIEN Didalam pembuatan acuan dan perancah tidak perlu bahan yang terlalu bagus, namun jangan pula bahan yang sudah tidak layak pakai. Karena kita harus membuat acuan dan perancah sehemat mungkin dengan tidak mengurangi mutu dari bekisting dan didalam pembongkarannya menghemat biaya. acuan dapat digunakan kembali sehingga

5. RAPI Rapi dalam penyusunan sehingga bisa enak dilihat dengan kasat mata dan mudah dalam penyusunan dan pembongkaran.

6. RAPAT Kerapatan suatu bekisting sangat mempengaruhi didalam proses pengecoran.Karena apabila bekisting yang kita pakai tidak rapat maka adukan yang kita pakai tadi akan keluar dan akan mengakibatkan mutu beton yang kurang bagus karena pasta semen keluar dari bekisting.

7. BERSIH Untuk mendapatkan hasil yang baik cetakan harus bersih, apabila cetakan tidak bersih maka dalam proses pengecoran, kotoran mungkin akan naik dan masuk ke dalam adukan beton sehingga akan mengurangi mutu beton dan apabila kotoran tidak naik maka kotoran tersebut akan melekat pada bagian bawah beton sehingga sulit untuk dibersihkan.

KERUGIAN-KERUGIAN JIKA ACUAN DAN PERANCAH KURANG BAIK

1. Perubahan geometric

Perubahan ini mengakibatkan bentuk yang kita harapkan tidak sesuai dengan rencana, misalkan suatu konstruksi yang menyiku menjadi tidak siku, akibatnya akan mengadakan perbaikan lagi atau misalkan perlu ditambahkan pekerjaan finishing lagi.

2. Penurunan mutu beton Seperti halnya terjadi kebocoran pada acuannya,hal ini akan mengakibatkan air yang diikuti semen tadi keluar sehingga mutu/kekuatan beton menjadi berkurang.

3. Terjadinya perubahan dimensi Terjadinya perubahan ukuran dari dimensi yang kita rencanakan akibatnya jika terjadi perubahan ini akan memperbesar dan memperkecil volumenya.Sedangkan untuk melakukan perbaikan akan membutuhkan waktu dan biaya lagi,hal ini akan menghambat pekerjaan yang lainnya.

BAGIAN-BAGIAN ACUAN DAN PERANCAH

Bagian pada acuan

1. Papan cetakan

Dapat digunakan papan sebagai acuan.Apabila digunakan papan maka penyambungan dapat dilakukan dalan arah melebar ataupun memanjang, perlu diperhatikan dalam penyambungan papan harus benar-benar rapat agar tidak ada air yang keluar.

2. Klam perangkai

Klam merupakan unsur acuan dan perancah yang mempunyai 2 fungsi : sebagai bahan penyambung papan acuan pada arah memanjang maupun melebar sebagai bahan pengaku acuan pada arah melebar

Klam dapat terbuat dari papan seperti papan acuan, namun perlu dipotong-potong sesuai ukuran yang dikehendaki atau cukup menggunakan papan sisa yang masih cukup panjang dengan papan yang disambung.

Bagian pada perancah

1. Tiang acuan / tiang penyangga

Tiang acuan biasanya digunakan kasau, kayu gelam ataupun berbahan besi.Umumnya jumlah tiang kolom 4 buah dan diletakkan di luar sudut kolom. Perletakan tiang pada tanah biasanya diletakkan diatas papan atau juga ditannam pada tanah.Apabila tiang langsung berhubungan dengan tanah sebaiknya ditanam sedalam 20 cm untuk menjaga agar konstruksi tidak bergeser dari ketinggian kedudukan acuan.

Jarak pemasangan tiang penyangga tergantung dari :1. Beban yang ditopang

2. Ukuran balok 3. Ukuran penampang maupun panjang tiang penyangga itu sendiri 4. Skur/pengaku Dalam acuan dan perancah 2 terdapat 2 macam tiang yang digunakan, yaitu : 1. Tiang tunggal ( pipe support/steel proof ) 2. Tiang rangka ( scaffolding )

2. Gelagar Gelagar berfungsi sebagai penopang langsung dari acuan yang ada serta dapat berfungsi untuk mengatur elevasi yang diinginkan dari acuan.Gelagar terbuat dari bahan kayu berukuran balok maupun papan.

Gelagar

dipasang

pada

tiang

bagian

atas

sesuai

dengan

ketinggian

yang

dibutuhkanb.Pemasangan ini dimulai dari gelagar-gelagar bagian tepi dan kemudian gelagar bagian tengah.Gelagar bagian tepi dianggap sebagai papan duga terhadap gelagar bagian tengah.

3.Skur Skur merupakan bagian dari acuan perancah yang berfungsi untuk

memperkokoh atau memperkaku dari sistem acuan perancah yang ada.Agar didapat suatu sistem acuan perancah yang memenuhi persyaratab kekakuan, maka skur dipasang pada dua posisi :

a. Skur horizontal merupakan skur yang mempunyai fungsim untuk mempersatukan tiang penyangga yang ada sehingga tiang-tiang tersebut akan bekerja bersamaan pada saat mendapatkan gaya. b. Skur diagonal merupakan skur yang dipasang miring pada arah vertikal yang mempunyai fungsi utama untuk melawan gaya-gaya horizontal ( goyangan ) yang timbul pada tiang penyangga. Skur horizontal saja tidak mampu mengatasi gaya.Skur diagonal saja tidak mampu menerima gaya karena tidak ada persatuan antar tiang penyangga dan yang bisa terjadi tiang akan melendut.Kombinasi antara skur horizontal dan diagonal akan mempunyai kemampuan menopang gaya,karena terjadi kekompakan tiang dan skur.

4. Penyokong

Setelah papan landasan siap,maka tiang-tiang yang sudah dipotong diletakkan diatas papan tersebut dan dipasangkan penyokong agar tiang-tiang tersebut dapat berdiri dengan tegak dan kokoh.

BAHAN DAN ALAT

BAHAN-BAHAN

Bahan-bahan yang digunakan berupa :

1. Kayu Kayu yang biasa di pakai untuk acuan dan perancah adalah kayu kelas III dan IV

2. Plywood / multiplex Multiplex digunakan sebagai bahan papan acuan dan dipakai untuk pekerjaan yang cukup besar serta untuk permukaan beton yang tidak diplester lagi atau tidak memerlukan finishing.Dalam penggunaan bahan ini diusahakan agar tidak banyak pemakuan supaya bahan ini mudah di bongkar dan tidak cepat rusak.Untuk ukuran multiplex yang sering digunakan adalah dengan ketebalan 2 cm, lebar 122 cm dan panjang 244 cm.

3. Paku Paku memiliki fungsi sebagai penguat dan alat penyambung.Bentuk penampang paku yang digunakan dalam acuan dan perancah ialah yang berpenampang bulat, hal ini untuk mempermudah di dalam

pembongkarannya.

Dan panjang paku yang digunakan tergantung dari tebal sambungan yang dibuat atau maksimal sepanjang tebal sambungan.Paku tidak boleh melebihi tebal sambungan karena ujung paku yang dibengkokkan akan menyukarkan pekerjaan pembongkaran.Ukuran paku yang biasa digunakan adalah 1, 1.5 , 2 dan 2.5.

ALAT-ALAT1. Meteran 2. Unting-unting 3. Waterpass 4. Gergaji mesin 5. Roll kabel 6. Palu cakar 7. Mistar siku 8. Rapid clamp 9. Kunci rapid clamp ( mur, baja tulangan )

MEMBUAT ACUAN CETAKAN TANGGA

Tangga berfungsi sebagai penghubung ruangan di lantai atas dengan lantai bawah.Pemasangan tangga di rumah terkadang membutuhkan pemikiran lebih apalagi bila

rumah tersebut tergolong mungil.Peletakan tangga yang salah justru akan mempersempit rumah . Pemilihan dan pemasangan tangga menjadi sangat penting ketika seseorang memutuskan untuk menambah ruangan rumahnya secara vertikal.Beberapa komponen harus diperhatikan agar tangga menyatu dengan rumah.Bentuk,jenis dan bahan baku tangga harus sesuai dengan konsep rumah secara keseluruhan.Berikut tips dan triknya :

1. Pilihlah tangga yang proporsional dan sesuai dengan bentuk dan luas ruangan.Tangga pun harus didesain dan diletakkan di tempat yang justru tak menambah sempit ruangan.Apabila rumahnya kecil,sebaiknya membuat tangga yang bentuknya searah dengan dinding. 2. Pada dasarnya tangga terdiri dari tiga bagian: anak tangga,bordes ( tempat berhenti sementara ) dan railing ( pagar yang mengelilingi anak tangga ).Kehadiran bordes bisa saja tidak digunakan tergantung dari jumlah anak tangganya.Apabila jumlah anak tangga tergolong banyak sebaiknya tambahkan bordes. 3. Dalam mendesain tangga harus memperhatikan beberapa faktor penting,antara lain sudut kemiringan,jumlah anak tangga,lebar dan tinggi anak tangga,luas bordes,ketinggian dan kerapatan railing.Sudut

kemiringan tangga tidak boleh terlalu curam.Hal ini untuk menghindari terjadinya kecelakaan dan ketidaknyamanan ketika menaiki dan menuruni tangga.

4. Untuk lantainya banyak bahan bisa digunakan ,seperti karpet,kayu dan marmer.Sebaiknya memilih bahan yang tidak licin agar keselamatan tetap terjamin.

Pada

setiap

pembuatan

bangunan

bertingkat,maka

pekerjaan

tangga

juga

diperlukan.Fungsi tangga ialah untuk menghubungkan lalu lintas dari satu lantai ke lantai lain.Tangga bisa dibuat dari konstruksi kayu,baja,aluminium,beton dll

BENTUK-BENTUK TANGGA : tangga spiral,lurus,dengan bordes,tangga poros,tangga lingkaran,tangga lingkaran dll. Hal-hal yang perlu diperhatikan : Perencanaan tangga, bentuk optride dan cetakannya, pembuatan cetakan tangga Syarat-syarat acuan tangga1. LEBAR TANGGA

Rumah tinggal 90 cm Umum 120 cm2. OPTRIDE

Rumah tinggal 20 cm Umum 17 cm3. ANTRIDE 25 cm Kemiringan maksimum 450 atau dengan menggunakan perbandingan

MACAM-MACAM ACUAN DAN PERANCAH UNTUK TANGGA Cetakan tangga lurus, membelok dan melingkar

TAHAP-TAHAP PEMBUATAN CETAKAN TANGGA

1. PEMASANGAN TIANG-TIANG Sebelum pemasangan tiang yang akan dikerjakan harus diukur dahulu tinggi tiang yang dibutuhkan, dengan jalan menarik benang dari lantai di bawahnya sepanjang bentang tangga yang diencanakan.Kemudian ditentukan letak tiang-tiangnya.pada tempat-tempat itu diukur

tingginya dan ukuran-ukurannya ini adalah ukuran tinggi tiang yang dibutuhkan lalu dipasang pada masing-masing tempat tadi.tingi tiang jangan diukur tepat dengan ukuran tadi tapi dikurangi sedikit, dengan maksud agar lebih mudah di dalam penimbangan elagar.Pemasangan tiang-tiang ini tidak berbeda dengan pemasangan tiang pada balok dan lantai, baik dudukannya ataupun penyekorannya.

2. PENIMBANGAN GELAGAR Setelah pemasangan tiang-tiang selesai dilanjutkan dengan penimbangan dan pemasangan gelagar.Penimbangan gelagar hampir sama dengan penimbangan gelagar untuk cetakan lantai, hanya benang pedoman tidak horizontal tetapi sesuai dengan kemiringan tangga.

3. PEMASANGAN PAPAN LANTAI Pemasangan papan lantai tidak banyak berbeda dengan pemasangan papan lantai acuan pada cetakan lantai.kita tinggal memasang di atas gelagar-gelagar yang sudah terpasang di bawahnya dan memakukannya pada gelagar tadi.

4. PEMASANGAN DINDING CETAKAN SERTA PENGGAMBARAN TRIDE-TRIDENYA Bagian tepi lantai yang sudah terpasang tadi harus lurus sesuai dengan lebar tangga. Baru setelah itu dinding cetakan dipasang pada tepi lantai cetakan, berdiri vertikal kemudian disokong pada bagian atasnya dengan tiang bagian luar di samping dinding tadi, sedang bagian bawah ditahan oleh papan penguat yang dipakukan pada gelagar.penggambaran tride-tridenya dengan menggunakan waterpass, siku dan meteran.

5. PEMASANGAN PAPAN PENCETAK OPTRIDE Setelah semua tride tergambar pemasangan papan-papan pencetak,optride tidak bisa langsung dipasang tapi harus terlebih dahulu dilakukan pemasangan penulangan.setelah pemasangan penulangan selesai papan-papan optride dipasang dengan diperkuat oleh klos yang dipakukan pada dinding cetakan.Pada bagian tengah papan ini diberi sokong dipakukan dengan sebilah kayu yang kita pasang miring dari atas ke bawah. MEMBUAT ACUAN KOLOM EMPAT PERSEGI

Acuan Kolom Empat Persegi Panjang ( cara konvensional ) Kolom adalah tiang yang menahan suatu konstruksi bangunan.Kolom merupakan bagian terpenting dalam suatu konstruksi sehingga kita harus teliti dalam merencanakan suatu kolom yang baik, tegak lurus dan kuat serta memiliki mutu yang baik.

Rapid Clamp adalah suatu alat yang dibentuk sedemikian rupa sehingga dapat menjepit atau membuat kaku suatu cetakan dengan menjepit baja tulanan sebagai penjepitnya.

FUNGSI DAN BENTUK KOLOM Fungsi dari kolom adalah untuk meneruskan beban yang berada di atasnya dan meneruskannya ke pondasi.

Bentuk penampang kolom : bujur sangkar dan empat persegi panjang

Konstruksi dari acuan ini bermacam bentuk dan ukurannya disesuaikan dengan beban yang berada diatasnya dan dari segi estetika.

SYARAT-SYARAT ACUAN KOLOM, yaitu : 1. Syarat umum 2. Tegak

3. Posisi tepat/as

Bagian-bagian dari acuan kolom Papan acuan Papan acuan dapat terbuat dari multiplek atau papan acuan.Apabila menggunakan papan maka sebaiknya penyambungan dapat dilakukan dalam arah melebar atau memanjang sesuai dengan lebar kolom yan kita kehendaki.Jika menggunakan plywood, maka penyambungan dengan arah melebar tidak diperlukan.

Klem-klem perangkai Penyambungan papan dengan arah melebar dapat dilakukan dengan menggunakan klem dari sisa-sisa potongsn kayu yang masih cukup panjangnya dengan lebar papan yang akan disambung.Sedangkan jarak klem-klem perangkai tergantung dari besarnya penampang kolom yang akan dibuat.

Papan penjepit dinding Papan ini dipasang sesuai dengan jarak klem yang dibuat.Papan terpasang satu dengan yang lainnya pada tiang yang telah dipasang.Fungsi papan penjepit adalah agar papan cetakan tidak pecah ketika beton dicor dan dipasang dengan jarak 40-65 cm.

PENYETELAN ACUAN KOLOM

Apabila semua sudah siap maka semua bahan acuan disiapkan ditempat yang akan dipasang cetakan.Pertama-tama dinding yang telah dirankai satu sama lain dipakukan pada ketiga sisinya dan apabila terjadi menggunakan tulangan maka tulangan dipasang dan kerangka acuan dirangkai.Agar kolom tegak dan kokoh

digunakan rapid clamp.Namun sebelumnya cek dulu menggunakan unting-unting agar benar-benar pada posisi tegak dan tepat as.

ACUAN KOLOM EMPAT PERSEGI DENGAN CARA SISTEM Yaitu pekerjaan yang menggunakan alat-alat modern yang dipakai dalam masa ini, pekerjaan ini biasanya dipakai dalam bangunan-bangunan gedung tinggi agar proses pembuatan kolom lebih cepat dan membantu kecepatan pekerjaan.

LANGKAH KERJA

PERSIAPAN Langkah-langkah persiapan : 1. List material tersedia 2. Gambar konstruksi lengkap 3. Areal perakitan memadai,rata dan bersih 4. Peralatan kerja lengkap seperti : palu kg dan 2 kg, screw driver, impact wranch, circle saw, meteran, siku, unting-unting, waterpass, benang, long socket, torx bit, sling kap 2 ton, kape, kua roll Peralatan safety : sepatu safety, sarung tangan, helm, kacamata safety, masker, safety belt Pembuatan mall Langkah-langkah pembuatannya: 1. Alas kerja perakitan harus rata 2. Buat stopper dari balok kayu atau plywood yang lurus untuk column waler dan girder 3. Cek kesikuan 4. Buat mall column waler dari plywood ukuran yang telah ditentukan dan jarak sesuai lampiran 5. Cek diagonal mall column waler

6. Buat mall untuk girder dan jarak disesuaikan pada gambar konstruksi/ sesuai jumlah girder yang dipakai

Alat kerja : palu kg,meteran, siku, benang, waterpass, circle saw, impact wranch, long songket, screw driver, torx big

Penyambungan Girder GT 24 Penyambungan dapat dilakukan dengan dua cara :1. SAMBUNGAN EXTENSION SPLICE

Satukan kedua ujung girder GT 24 Pasang extension splice ke pertemuan girder GT 24 dan kencangkan dengan wing nut Pasang girder GT 24 sisipkan di sebelah sambungan extension splice dan harus menumpu pada dua column waler.Penyambungan girder T 24 ke column waler memakai hook strap HB 24

2. SAMBUNGAN OVERLAPPING

Letakkan kedua girder GT 24 bersebelahan , kedua girder GT 24 tersebut harus menumpu pada dua column waler Penyambungan kedua girder GT 24 tersebut menggunakan double hook strap GT 24

Perakitan Girder 1. Letakkan girder GT 24 ke column waler 2. Pastikan hooks trap hb 34 ke girder GT 24 dan kencangkan dengan long socket dan impact wrench Perakitan Column Waler

Langkah kerja : 1. Letakkan column waler ke mall column waler 2. Cek kembali jarak antara column waler,kesikuan dan diagonal

Perakitan Girder Samping 1. Pasang girder GT 24 ke column waler,pemasangan dimulai dari bawah 2. Pertemuan antara girder GT 24 saling menumpang 3. Pasang hook strap HB 24 dan kencangkan dengan long socket dan impact wrench 4. Untuk pemasangan girder selanjutnya dibuatkan penyangga girder GT 24 dengan balok kayu sesuai jarak antara girder GT 24

Perakitan Plywood Potong plywood sesuai rencana Letakkan plywood ke girder GT 24, untuk ujung plywood bagian bawah dibuat cantilever 5 cm, kemudian dipaku sementara untuk setting Cek kesikuan panel Pasang torx screw 6 x 60 memakai torx bit screw driver, jarak disesuaikan dengan ukuran

Pasang kasau 5/7 di ujung bawah plywood Pasang plywood/triplek/papan penutup pada girder bagian atas agar material/aksesoris di bawahnya tidak terkena adukan beton

Pembesian Posisi pembesian vertical Tentukan as kolom garis marking Buat izin pemasangan

Pemasangan Push Pull Props dan Kicker Brace AV Pasang push pull props dan kicker brace AV ke base plate Pasang push pull props ke panel, penyambungan ke panel ada 2 cara, tergantung dari tinggi : 1. Wedge head piece digunakan apabila ketinggian pull push props tepat pada column waler 2. Girder head piece digunakan apabila ketinggian pull push props jatuh pada girder GT 24 Pasang kicker brace AV ke panel Cek kesikuan/verticality panel

Pemasangan ke Base Plate

Pasang push pull props ke base plate dan kunci dengan locking pin serta cotter pin

Pasang kicker brace AV ke push pull props dan kunci dengan locking pin Pemasangan Crane Splice Pasang crine splice ke girder GT 24 kemudian kunci dengan locking pin cotter pin Pasang segel sling ke crane splice

Pemasangan Push Pull Props dan Kicker Brace AV Pasang push pull props dan kicker brace AV ke base plate Pasang push pull props ke panel, penyambungan ke panel ada 2 cara, tergantung dari tinggi : 3. Wedge head piece digunakan apabila ketinggian pull push props tepat pada column waler 4. Girder head piece digunakan apabila ketinggian pull push props jatuh pada girder GT 24 Pasang kicker brace AV ke panel Cek kesikuan/verticality panel

serta cotter pin

Pemasangan Wedge Head Piece

Pasang wedge head piece ke column waler, kunci dengan wedge K Pasang push pull props/kicker brace AV ke wedge head piece, kunci dengan locking pin serta cotter pin

Pemasangan Girder Head Piece

Pasang girder head piece ke girder GT 24, kencangkan murnya Pasang push pull head piece, kunci dengan locking pin serta cotter pin

Pemasangan Tie Rod Tie rod digunakan untuk kolom yang dimensinya 1 m atau lebih Pasang PVC tube dan cone di tengah kolom Pasang tie rod tepat ke lubang PVC yang telah di pasang dan tembus ke column waler sisi samping Pasang counter plate dan kencangkan dengan wing nut

Penyambungan dengan Tie Yoke

Pasang tie yoke ke column waler kunci wedge KZ Masukkan tie rod ke tie yoke, kencangkan dengan wing nut hingga ujung plywood rata dan tidak ada lubang

Cek kesikuannya

Penyambungan dengan Coupling Pasang coupling ke column waler, kunci dengan wedge KZ Kencangkan wedge KZ dengan menggunakan palu 2 kg, hingga ujung plywood rapat (tidak ada lubang) Cek kesikuannya, lubang coupling dan column waler harus simetri dan dikunci 2 wedge KZ di setiap sisinya

Pemasangan scaffolding bracket 1. Pasang scaffold bracket ke girder GT 24

2. Pasang paapn horizontal ke scaffold bracket setelah itu di paku 3. Pasang kayu 22ertical ke kupingan scaffold bracket dan dipaku 4. Lakukan checklist pengecekan setelah selesai pemasangan

LANGKAH KERJA BALOK dan PLAT MULTIPLEK Praktik kerja ini biasanya digunakan untuk mencetak plat lantai dan balok pada bangunan gedung. PEKERJAAN PERAKITAN1. PERAKITAN BOTTOM FORM

Alat kerja : paku ukuran 1 , 1.5, meteran, siku, benang, waterpass, dan circle saw Langkah kerja - Potong kayu 5/7 sesuai ukuran - Pasang kayu 5/7 ke plat siku dan dipaku, cek kesikuannya - Potong plywood 12 mm sesuai ukuran, bagian ujung tepi plywood diberi overlap sebesar 5 mm - Pasang plywood ke panel dan dipaku2. PERAKITAN SIDE FORM

Langkah kerja - Potong kayu 5/7 sesuai ukuran gambar konstruksi - Potong kayu 5/7 ke plat siku dan dipaku, cek kesikuannya - Potong plywood 12 mm sesuai ukuran, bagian ujung tepi plyeood diberi overlap sebesar 5mm

- Pasan plywood ke panel dan dipaku PEKERJAAN PEMASANGAN 1. PEMASANGAN CROSS BRACE Langkah kerja - Ubah posisi snao locks main frame tegak lurus cross brace - Pasang cross brace ke snap lock main frame - Kembalikan posisi snap lock seperti semula2. PEMASANGAN CROSS HEAD JACK/ U HEAD JACK Langkah kerja - Pasang quick jack nut ke spindle cross head jack/u head jack - Pasang cross head jack/u head jack ke frame - Cross head jack digunakan untuk meletakkan 2 girder, u head jack diunakan untuk meletakkan 1 girder

3. PENYAMBUNGAN MAIN FRAME Langkah kerja - Penyambungan main frame ada berbagai tipe tergantung dengan ketinggian balok dan plat - Cara penyambungan dengan menggunakan joint pin, pasang joint pin ke frame bawah kemudian masukkan frame atas ke joint pin 4. PEMASANGAN BEKISTING BALOK Langkah kerja - Letakkan girder GT 24 arah memanjang ke cross head jack - Pasang kayu kasau 6/12 arah melintang pada girder 5. PEMASANGAN BEAM CLAMP Langkah kerja - Pasang kasau beam clamp ke side form tegak lurus kasau 6/12 - Cek kesikuan dan dimensi - Kunci dengan paku

6. PEMASANGAN STRONGER BEAM Langkah kerja - Pasang stronger beam ke ide form - Cek kesikuan dan dimensi - Kencangkan wing nut 7. PEMASANGAN BEKISTING PLAT Langkah kerja - Jarak antara main girder ditentukan sendiri - Jarak antara secondary girder ditentukan 8. PEMASANGAN HORY BEAM Langkah kerja - Stell story beam sesuai ndengan ukuran bentang plat/gambar konstruksi dengan menarik inner beam, setelah itu kunci dengan pen - Pasang hory beam ke side form

9. PEMASANGAN PLYWOOD Langkah kerja - Keseluruhan rangkaian girder harus sudah terpasang semua - Cek leveling, stel ulang jika masih belum level - Pasang plywood 12 mm dengan paku, sambungan antar plywood harus rata dan rapat - Pertemuan antara plywood harus menumpu pada hory beam 10. PEMASANGAN SCAFFOLD TUBE Langkah kerja - Untuk main frame yang dipasang 3 tingkat/lebih harus dipasang pengikat/scaffold tube - Scaffolding tube arah horizontal memakai fix clamp sedangkan arah diagonal memakai swivel clamp