Laporan Bakteriologi Akhir

49
Pembuatan Media MCA Agar 1. Tujuan: Mahasiswadapat membuat media MCA sebagai media pertumbuhan terhadap kuman-kuman golongan Enterobacteriaceae. 2. Metode : Pelarutan media dan disterilisasi dengan autoclave 3. Prinsip : Ditimbang, dilarutkan, dan disterilisasi 4. Dasar Teori : Media merupakan campuran bahan – bahan tertentu dengan aquadest steril yang dapat menumbuhkan bakteri, virus, jamur, dan parasit (binatang bersel tunggal) pada derajat keasaman dan tingkat inkubasi tertentu. Karena digunakan untuk menumbuhkan bakteri maka dalam pembuatan media haruslah steril dan sesuai dengan kondisi hidup bakteri. Media menurut sifatnya dikenal terdapat beberapa jenis yaitu media transport, media pemupuk, media selektif, media universal, dan media identifikasi. (Ankes, 2010) Mac Conkey Agar adalah medium kultur yang dirancang untuk tumbuhnya bakteri gram negative dan noda mereka untuk fermentasi laktosa. Dalam media ini Enterobacteriaceae dan bakteri 1

description

laporan bakteriologi

Transcript of Laporan Bakteriologi Akhir

Page 1: Laporan Bakteriologi Akhir

Pembuatan Media MCA Agar

1. Tujuan:

Mahasiswadapat membuat media MCA sebagai media pertumbuhan terhadap kuman-kuman

golongan Enterobacteriaceae.

2. Metode :

Pelarutan media dan disterilisasi dengan autoclave

3. Prinsip :

Ditimbang, dilarutkan, dan disterilisasi

4. Dasar Teori :

Media merupakan campuran bahan – bahan tertentu dengan aquadest steril yang

dapat menumbuhkan bakteri, virus, jamur, dan parasit (binatang bersel tunggal) pada derajat

keasaman dan tingkat inkubasi tertentu. Karena digunakan untuk menumbuhkan bakteri

maka dalam pembuatan media haruslah steril dan sesuai dengan kondisi hidup bakteri.

Media menurut sifatnya dikenal terdapat beberapa jenis yaitu media transport, media

pemupuk, media selektif, media universal, dan media identifikasi. (Ankes, 2010)

Mac Conkey Agar adalah medium kultur yang dirancang untuk tumbuhnya bakteri

gram negative dan noda mereka untuk fermentasi laktosa. Dalam media ini

Enterobacteriaceae dan bakteri gram negative dan membedakan mereka ke dalam fermentor

laktosa dan non-laktosa fermentor. Kehadiran gram empedu dan Kristal ungu akan

menghambat pertumbuhan mikroorganisme gram positif. Penggabungan laktosa berfungsi

sebagai satu-satunya sumber karbohidrat. Basil, gram negative yang menghasilkan laktosa

ferments merah tua menjadi merah muda koloni. (Ankes,2010)

5. Alat dan Bahan :

Alat :

Neraca analitik

1

Page 2: Laporan Bakteriologi Akhir

Gelas ukur

Batang pengaduk

Erlenmeyer besar

Cawan petri steril

Autoclaf

Bahan :

Aquadest steril

Bubuk media MCA Agar

6. Cara Kerja :

1. Dilarutkan sebanyak 51 g media MCA agar dalam 1 L aquadest steril

2. Dipanaskan selama kurang lebih 1 menit hingga media benar benar larut

3. Disterilkan pada autoclave, disiapkan petridish yang sudah steril

4. Media yang sudah steril dituangkan ke petridih steril dalam keadaan panas, ditunggu

hingga membeku

5. Media siap digunakan atau jika belum akan digunakan, dibungkus dengan kertas

kemudian dapat disimpan pada lemari pendingin suhu 8 sampai 15oC

7. Hasil Pengamatan :

Media MCA berwarna merah dan siap untuk digunakan untuk pemeriksaan bakteri

8. Pembahasan :

Media MCA mempunyai keistimewaan memilah bakteri gram enterik gram negative yang

memfermentasi laktosa, karena media ini mengandung laktosa, Kristal violet, dan neutral

red bile salt. Kemampuan E. coli memfermentasi laktosa menyebabkan penurunan pH,

sehingga mempermudah absorpsi neutral red untuk mengubah koloni menjadi merah bata

dan bile/empedu diendapkan koloni lain. Bila tumbuh tidak akan berwarna karena tidak

2

Page 3: Laporan Bakteriologi Akhir

mampu memfermentasi laktosa. Mikroba lain yang dapat tumbuh pada media ini antara lain

Enterobacter, Proteus, Salmonella, shigella, aerobacter, enterococcus.

Media ini dalam pembuatannya harus memenuhi syarat supaya bakteri dapat tumbuh

dengan lancer, slah satunya pH pada media harus netral. Dan diusahakan dibuat secara

steril dan aseptis sehingga mengurangi faktor – faktor kontaminan yang dapat merusak

media.

9. Kesimpulan :

Media MCA yang sudah disterilkan siap digunakan sebagai media pertumbuhan terhadap

kuman-kuman golongan Enterobacteriaceae.

10. Daftar Pustaka :

http://www.kalbe co.id/ PeranMediaKulturUntuk IdentifikasiMikroba124.html

http://ankes 09.blogspot.com/2010/01/media-selektif.html

3

Page 4: Laporan Bakteriologi Akhir

Pemeriksaan dan Identifikasi Salmonella spp. pada Makanan

1. Tujuan:

Untuk mengetahui apakah pada sampel makanan tercemar kuman Salmonella spp.atau

tidak

2. Metode :

Bakteri Salmonella spp.ditanam pada media pemupuk untuk menumbuhkan bakteri

kemudian diinokulasikan pada media selektif untuk mengidentifikasinya.

3. Prinsip :

Pemeriksaan dan identifikasi Salmonella spp.digunakan untuk mengetahui apakah dalam

sampel mengandung bakteri Salmonella spp.atau tidak. Bakteri terlebih dahulu ditanam

pada media penyubur SCB untuk menumbuhkan bakteri, kemudian diinokulasikan pada

media selektif MCA untuk memudahkan mengidentifikasi.

4. Dasar Teori :

Salmonella spp.adalah kuman berbentuk batang dan termasuk bakteri gram

negatif. Salmonella spp.tidak berspora, tidak memiliki kapsul, tetapi dapat bergerak aktif

menggunakan flagella peritrikh.

Salmonella spp.tumbuh dengan mudah pada media biasa dengan situasi aerob

dengan suhu optimum 36oC dan non lactose fremented. Salmonella spp.dapat tumbuh

pada pH 4,00 sampai 9,00 dengan pH optimum 6,5 sampai 7,5. Sifat Isolat kuman

Salmonella spp. gerak positif; reaksi fermentasi terhadap manitol dan sorbitol positif;

memberikan hasil negatif pada reaksi indol, laktosa.

4

Page 5: Laporan Bakteriologi Akhir

Karena termasuk bakteri gram negatif batang, Salmonella spp.dapat tumbuh pada

media mac conkey agar dengan ciri –ciri koloni tidak berwarna, jernih keping, sedang,

bulat, smooth.

Selain itu bakteri Salmonella spp.juga dapat tumbuh pada media selektif SS agar

(Salmonella Shigella Agar) dengan ciri – ciri koloni tidak berwarna, kecil – kecil, keping,

smooth dan bulat. pada agar Wilson Blair koloni kuman berwarna hitam berkilat logam

akibat pembentukan H2S.

Susunan antigen bakteri golongan Salmonella terdiri dari O antigen (terdapat pada tubuh

bakteri) dan H antigen yang terdapat pada flagella bakteri. H antigen sendiri terdiri dari

antigen fase 1 dan fase 2. Tiap tiap spesies mempunyai susunan antigen yang berbeda.

Salmonella adalah bakteri yang menyebabkan salah satu penyakit enterik yang

paling umum penyakit yang disebabkan oleh bakteri Salmonella disebut salmonelosis.

Penyakit ini Ditularkan melalui makanan dan dan minuman yang terkontaminasi atau

karena kontak langsung dengan hewan atau manusia yang terinfeksi (Foodborne

disease).Dosis infektif bakteri Salmonella spp.terhadap manusia yaitu105 – 108

Salmonella. Infeksinya menimbulkan peradangan pada saluran pencernaan sampai

rusaknya dinding usus yang mengakibatkan diare sehingga sari makanan yang masuk

dalam tubuh tidak dapat terserap dengan baik dan menyebabkan penderita lemah dan

kurus. Racun Salmonella menyebabkan kerusakan otak dan organ reproduksi wanita

sehingga dapat mengalami keguguran.

5. Alat dan Bahan :

Alat :

Inkubator

Ose

Pipet ukur

Bola hisap

Lampu spiritus

Bahan :

5

Page 6: Laporan Bakteriologi Akhir

Media SCB (Selenite Cystin Broth)

Media Mac Conkey Agar

Sampel : Sampel makanan telur dan sumping

6. Cara Kerja :

A. Penanaman Pada media penyubur

1. Disiapkan alat dan bahan yang diperlukan

2. Diambil satu ose sampel feses kemudian diinokulasikan pada media pemupuk

SCB lalu dihomogenkan

3. Diinkubasikan pada suhu 37oC selama 24 jam

B. Penanaman pada media selektif

1. Diambil sejumlah bahan sebanyak satu sampai dua ose dari media SCB yang

sudah diinkubasikan

2. Diinokulasikan secara zig zag pada media Mac Conkey Agar

3. Diinkubasikan pada suhu 37oC selama 24 jam

4. Diamati pertumbuhan koloni pada media

7. Hasil Pengamatan :

Koloni yang terbentuk pada media Mac Conkey Agar :

- Sampel telur ditemukan koloni kecil, smooth, rose

- Sampel sumping ditemukan koloni merah, rose, berjejer

8. Pembahasan :

Pada praktikum kali ini menggunakan sampel telur dan sumping. Sampel

diinokulasikan pada media pemupuk SCB untuk menumbuhkan dan menyuburkan

bakteri sehingga mudah ditumbuhkan pada media selektif. Setelah diinkubasikan dengan

media SCB pada suhu 37oC selama 24 jam diambil sebanyak satu sampai dua ose untuk

diinokulasikan pada media selektif Mac Conkey Agar.

6

Page 7: Laporan Bakteriologi Akhir

Sampel diinokulasikan secara zig zag bertujuan untuk memperoleh penyebaran

koloni yang merata dari yang paling padat sampai koloni jarang – jarang untuk

memperoleh single koloni yang lebih mudah diamati. Pada media Mac Conkey Agar

yang apabila membentuk koloni dengan ciri-ciri : berwarna rose, kecil-sedang, smooth,

jernih, keeping.

Pada praktikum kali ini, menggunakan media Mac Conkey Agar. Pada sampel telur

ditemukan koloni kecil, smooth, rose. Pada sampel sumping ditemukan koloni merah,

rose, berjejer

Dengan melihat ciri – ciri koloni yang tumbuh pada kedua sampel, sampel telur

tumbuh koloni yang putih sehingga kemungkinan bukan merupakan bakteri salmonella

sp. Sedangkan pada sampel sumping kemungkinan terdapat bakteri Salmonella spp

karena mirip dengan ketentuan pada media MCA. Dan sampel sumping itu tidak

memenihi persyaratan yang telah ditentukan karena telah tercemar oleh bakteri

Salmonella spp.

9. Kesimpulan :

Dari ciri-ciri koloni yang tumbuh pada media MCA hanya sampel sumping yang positif

mengandung bakteri salmonella spp. Sedangkan pada sampel telur tidak terdapat adanya

bakteri

tersebut

Daftar Pustaka :

Soemarno. Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik. 2000. Akademi Analis Kesehatan

Yogyakarta. Yogyakarta

Id.wikipedia.org/wiki/salmonella

7

Page 8: Laporan Bakteriologi Akhir

Pembuatan Media SCB,SSA,TSA

I. Tujuan Mengetahui cara pembuatan media SCB,SSA,TSA Media SSA digunakan sebagai media pertumbuhan kuman salmolella dan shigella Media TSA digunakan untuk pertumbuhan yang sifatnya umum (aerob/anaerob)

II. Metode Metode yang digunakan pada pratikum ini adalah metode pelarutan dan sterilisasi

dengan autolave

III. PrinsipDitimbang, dilarutkan, dan disterilisasi

IV. Dasar Teori

Media selektif (selective medium) /media penghambat adalah media yang

ditambah zat kimia tertentu yang bersifat selektif untuk mencegah pertumbuhan mikroba

lain sehingga dapat mengisolasi mikroba tertentu, misalnya media yang mengandung

kristal violet pada kadar tertentu, dapat mencegah pertumbuhan bakteri gram positif tanpa

mempengaruhi bakteri gram negatif. Media ini selain mengandung nutrisi juga ditambah

suatu zat tertentu sehingga media tersebut dapat menekan pertumbuhan mikroba lain dan

merangsang pertumbuhan mikroba yang diinginkan.

Pembiakan mikroba dalam laboratorium memerlukan medium yang berisi zat hara serta

lingkungan pertumbuhan yang sesuai dengan mikroorganisme. Zat hara digunakan oleh

mikroorganisme untuk pertumbuhan, sintesis sel, keperluan energi dalam metabolisme,

dan pergerakan. Lazimnya, medium biakan berisi air, sumber energi, zat hara sebagai

sumber karbon, nitrogen, sulfur, fosfat, oksigen, hidrogen serta unsur – unsur sekelumit

(trace element). Dalam bahan dasar medium dapat pula ditambahkan faktor pertumbuhan

berupa asam amino, vitamin atau nukleotida (Waluyo, 2004).

Media terbagi menjadi 2 golongan besar (Waluyo, 2004):

1. Media Hidup

8

Page 9: Laporan Bakteriologi Akhir

Media hidup pada umumnya dipakai dalam Laboratorium Virologi untuk pembiakan

berbagai virus, sedangkan dalam Laboratorium Bakteriologi hanya beberapa kuman

tertentu saja, dan terutama pada hewan percobaan. Contoh media hidup adalah: hewan

percobaan (termasuk manusia), telur berembrio, biakan jaringan, dan sel – sel biakan

bakteri tertentu untuk penelitian bakteriofage (bakteri yang terinfeksi oleh virus).

2. Media Mati

Media mati terbagi menjadi beberapa macam, yakni:

a. Media padat

Media padat diperoleh dengan cara menambahkan agar – agar. Agar berasal dari

ganggang/alga yang berfungsi sebagai bahan pemadat. Alga digunakan karena bahan ini

tidak diuraikan oleh mikroorganisme, dan dapat membeku pada suhu di atas 45°C. Media

padat terbagi menjadimedia agar miring, dan agar deep.

b. Media Setengah Padat

Media setengah padat dibuat dengan bahan sama dengan media padat, akan tetapi yang

berbeda adalah komposisi agarnya. Media ini digunakan untuk melihat gerak kuman

secara mikroskopik.

c. Media Cair

Media cair sering digunakan untuk mempelajari sifat faali dan genetika mikroorganisme.

Harganya cukup mahal karena senyawa organik dan anorganik yang ditambahkan harus

murni. Contoh media cair: ciran Hanks, Locke, Thyrode, Eagle.

Selenite cystine Broth digunakan sebagai pengayaan cair untuk isolasi Salmonella dari

makanan, produk susu dan bahan sanitasi lainnya.

Salmonella Shigella (SS) agar merupakan media agar diferensial yang digunakan untuk

mengisolasi Enterobacteriaceae patogen, khususnya Salmonella spp. dan Shigella spp.

dari makanan, alat-alat kesehatan lain, dan bahan percobaan klinik. Aksi penghambatan

pada bakteri koliform dan gram-positif dilakukan oleh campuran garam bile dan brilliant

green pada medium. Sodium sitrat menghambat bakteri gram-positif. Neutral red

merupakan pH indikator bagi bakteri yang memfermentasi laktosa akan menghasilkan

9

Page 10: Laporan Bakteriologi Akhir

koloni berwarna merah jambu. Beberapa Salmonella and Proteus spp. menghasilkan

bulatan hitam (presipitat ferri sulfat) di tengah koloni sebagai hasil produksi gas H2S.

Morfologi khas kolonial pada Salmonella Shigella Agar adalah : E.coli pertumbuhan,

merah muda atau merah, Enterobacter / Klebsiella Sedikit, pertumbuhan, pink

Proteus tak berwarna, biasanya dengan pusat hitam, Salmonella tak berwarna, biasanya

dengan pusat hitam, Shigella berwarna, Pseudomonas beraturan, sedikit pertumbuhan,

Salmonella typhi: tak berwarna koloni, pusat hitam.

V. Alat dan BahanAlat yang digunakan :

Neraca Erlenmeyer Gelas ukur Petri dish Beaker glass Aluminium foil Benang pulung Autoclave Batang pengaduk Pemanas Kapas berlemak

Bahan yang digunakan : Bubuk SCB Bubuk SSA Bubuk TSA Aquadest

VI. Cara Kerja1. Pembuatan Selanite cystine broth (SCB)

Bubuk SCB ditimbang sebanyak 4,75 gram dengan menggunakan neraca analitik, kemuadian dilarutkan dalam 250 ml aquadest

Dipanaskan sampai larut dengan sempurna, pH akhir 7,0 – 7,2 Jika tidak segera digunakan, dibungkus dengan aluminium foil dan

disempan dalam lemari es

2. Pembuatan Salmonella Shigella agar (SSA)

10

Page 11: Laporan Bakteriologi Akhir

Bubuk SSA ditimbang sebanyak 15,75 gram dengan menggunakan neraca analitik, kemuadian dilarutkan dalam 250 ml aquadest

Dipanaskan sampai larut dengan sempurna Disterilisasi dengan autoclave Disiapkan petridish steril Media yang telah steril dituang ke dalam petri dish dalam keadaan panas Dibiarkan sampai beku, disimpan dalam lemari es

3. Pembuatan Trypticaser Soy agar ( TSA)

Bubuk TSA ditimbang sebanyak 10 gram dengan menggunakan neraca analitik, kemuadian dilarutkan dalam 250 ml aquadest

Dipanaskan sampai larut dengan sempurna, pH 7,3 Disterilisasi dengan autoclave Disiapkan petridish steril Media yang telah steril dituang ke dalam petri dish dalam keadaan panas Dibiarkan sampai beku, disimpan dalam lemari es

VII. Data Hasil Pengamatan

TS agar berwarna kuning

SS agar berwarna merah

SCB berwarna putih kekuningan

VIII. Pembahasan

Media merupakan suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi (nutrient) yang

dipakai untuk menumbuhkan mikroba. Persyaratan yang harus dipenuhi agar mikroba

dapat tumbuh dengan baik pada suatu media antara lain :

Harus mengandung semua nurtisi yang mudah digunakan oleh mikroba

Harus mempunyai tekanan osmose, tekanan permukaan, dan pH yang

sesuai

Tidak mengandung zat-zat penghambat

Harus steril

Media juga terdapat zat hara yang digunakan oleh mikroogranisme untuk pertumbuhan,

sintesis sel, keperluan energy dalam metabolism, dan untuk pergerakan.

Pada pratikum ini, dilakukan pembuatan media SCB, SSA, dan TSA dimana

tujuan dari pembuatan media-media ini adalah digunakan untuk pemeriksaan

11

Page 12: Laporan Bakteriologi Akhir

salmonella. Selanite cystine broth (SCB) yang telah dipanaskan berwarna putih

kekuningan. Selanite cystine broth (SCB) merupakan media penyubur, dimana media ini

digunakan untuk memperbanyak bakteri menjadi lebih banyak. Selanite cystine broth

(SCB) adalah media yang bersifat khusus untuk mengisolasi salmonella dari makanan.

Salmonella Shigella agar (SSA) yang setelah dilakukan sterilisasi dengan autoclave

media ini berwarna merah. Salmonella Shigella agar (SSA) merupakan media yang

selektif karena digunakan untuk mengisolasi Enterobakteriaeceae pathogen, khususnya

salmonella sp. dan shigella sp. dari makanan, alat-alat kesehatan dan bahan percobaan

klinik. Media ini dapat menghambat bakteri gram positif karena didalamnya terdapat

sodium sitrat. Trypticaser Soy agar (TSA) yang telah dilakukan sterilisasi berwarna

kuning. Trypticaser Soy agar (TSA) merupakan media umum yang dapat ditumbuhi

hampir semua jenis bakteri. Media ini berisi enzimatik mencerna kasein dan kedelai

makanan yang menyediakan asam amini dan zat nitrogen lainnya sehingga media ini

bergizi untuk berbagai miroorganisme. Media ini juga mengandung natrium klorida

dimana fungsinya untuk mempertahankan keseimbangan osmotic dan fosfat dopotassium

dimana bertindak sebagai buffer untuk mempertahankan pH.

IX. Kesimpulan

SCB merupakan media penyubur yang bersifat khusus isolasi salmonella, SSagar

merupakan media selektif pertumbuhan salmonella dan shigella sedangkan TS agar

merupakan media umum untuk pertumbuhan yang bersifat umum baik aerb maupun

anaerob

X. Daftar Pustaka

Anonim. 2009. Media Selektif. http://ankes09.blogspot.com/2010/01/media-selektif.html (4 Juni 2011)

12

Page 13: Laporan Bakteriologi Akhir

Pemeriksaan dan Identifikasi Salmonella spp. pada feces

10. Tujuan:

Untuk mengetahui apakah pada sampel feses terdapat kuman Salmonella spp.atau tidak

11. Metode :

Bakteri Salmonella spp.ditanam pada media pemupuk untuk menumbuhkan bakteri

kemudian diinokulasikan pada media selektif untuk mengidentifikasinya.

12. Prinsip :

Pemeriksaan dan identifikasi Salmonella spp.digunakan untuk mengetahui apakah dalam

sampel mengandung bakteri Salmonella spp.atau tidak. Bakteri terlebih dahulu ditanam

pada media penyubur untuk menumbuhkan bakteri, kemudian diinokulasikan pada media

selektif untuk memudahkan mengidentifikasi.

13. Dasar Teori :

Salmonella spp.adalah kuman berbentuk batang dan termasuk bakteri gram

negatif. Salmonella spp.tidak berspora, tidak memiliki kapsul, tetapi dapat bergerak aktif

menggunakan flagella peritrikh.

Salmonella spp.tumbuh dengan mudah pada media biasa dengan situasi aerob

dengan suhu optimum 36oC dan non lactose fremented. Salmonella spp.dapat tumbuh

pada pH 4,00 sampai 9,00 dengan pH optimum 6,5 sampai 7,5. Sifat Isolat kuman

Salmonella spp. gerak positif; reaksi fermentasi terhadap manitol dan sorbitol positif;

memberikan hasil negatif pada reaksi indol, laktosa.

Karena termasuk bakteri gram negatif batang, Salmonella spp.dapat tumbuh pada

media mac conkey agar dengan ciri –ciri koloni tidak berwarna, jernih keping, sedang,

bulat, smooth.

Page 14: Laporan Bakteriologi Akhir

Selain itu bakteri Salmonella spp.juga dapat tumbuh pada media selektif SS agar

(Salmonella Shigella Agar) dengan ciri – ciri koloni tidak berwarna, kecil – kecil, keping,

smooth dan bulat. pada agar Wilson Blair koloni kuman berwarna hitam berkilat logam

akibat pembentukan H2S.

Susunan antigen bakteri golongan Salmonella terdiri dari O antigen (terdapat pada tubuh

bakteri) dan H antigen yang terdapat pada flagella bakteri. H antigen sendiri terdiri dari

antigen fase 1 dan fase 2. Tiap tiap spesies mempunyai susunan antigen yang berbeda.

Salmonella adalah bakteri yang menyebabkan salah satu penyakit enterik yang

paling umum penyakit yang disebabkan oleh bakteri Salmonella disebut salmonelosis.

Penyakit ini Ditularkan melalui makanan dan dan minuman yang terkontaminasi atau

karena kontak langsung dengan hewan atau manusia yang terinfeksi (Foodborne

disease).Dosis infektif bakteri Salmonella spp.terhadap manusia yaitu105 – 108

Salmonella. Infeksinya menimbulkan peradangan pada saluran pencernaan sampai

rusaknya dinding usus yang mengakibatkan diare sehingga sari makanan yang masuk

dalam tubuh tidak dapat terserap dengan baik dan menyebabkan penderita lemah dan

kurus. Racun Salmonella menyebabkan kerusakan otak dan organ reproduksi wanita

sehingga dapat mengalami keguguran.

Ada dua macam salmonellosis yaitu Salmonellosis tifoidal dan Salmonellosis

non-tifoidal. Salmonellosis tifoidal disebabkaan olehS.typhiyang menyebabkan demam

tifoid dan hanya terjadi pada manusia. Salmonellosis non-tifoidal disebabkan oleh semua

serotipe dalam genus Salmonella, kecuali S.typhi.

Salmonella yg termakan mencapai ususMasuk ke kelenjar getah bening dan

menuju aliran darah menuju organ dan jaringan limfoid, Setalah 10-14 hari timbul gejala

demam, sakit kepala, konstipasi, mialgiaSelanjutnya demam tinggi, limpa serta hati

menjadi besar

infeksi Salmonella bisa sembuh sendiri dalam lima sampai tujuh hari. Orang

dengan diare berat mungkin memerlukan re-hidrasi . Pengobatan dengan antibiotik

Page 15: Laporan Bakteriologi Akhir

biasanya tidak diperlukan, kecuali jika infeksi menyebar dari usus menuju bagian tubuh

yg lain. Antibiotik yang dapat digunakan ampisilin, gentamisin, trimethoprim /

sulfametoksazol, ceftriaxone, amoksisilin, atau siprofloksasin

Pada feses penderita salmonelosis, juga bisa didapatkan bakteri Salmonella spp..

Jika pada feses penderita terdapat bakteri Salmonella spp., kemungkinan penderita

terinfeksi bakteri Salmonella spp.

14. Alat dan Bahan :

Alat :

Inkubator

Ose

Pipet ukur

Bola hisap

Lampu spiritus

Bahan :

Media SCB (Selenite Cystin Broth)

Media SS Agar

Media Mac Conkey Agar

Sampel : Feses

15. Cara Kerja :

C. Penanaman Pada media penyubur

4. Disiapkan alat dan bahan yang diperlukan

5. Diambil satu ose sampel feses kemudian diinokulasikan pada media pemupuk

SCB lalu dihomogenkan

6. Diinkubasikan pada suhu 37oC selama 24 jam

D. Penanaman pada media selektif

5. Diambil sejumlah bahan sebanyak satu sampai dua ose dari media SCB yang

sudah diinkubasikan

Page 16: Laporan Bakteriologi Akhir

6. Diinokulasikan secara zig zag pada media SS Agar dan Mac Conkey Agar

7. Diinkubasikan pada suhu 37oC selama 24 jam

8. Diamati pertumbuhan koloni pada media

16. Hasil Pengamatan :

Pada media SS Agar ditemukan koloni kecil, halus, cembung, mengkilap, rose

Pada media Mac Conkey Agar ditemukan koloni kecil, smooth, rose

17. Pembahasan :

Pada praktikum kali ini menggunakan sampel feses. Sampel diinokulasikan pada

media pemupuk SCB untuk menumbuhkan dan menyuburkan bakteri sehingga mudah

ditumbuhkan pada media selektif. Setelah diinkubasikan dengan media SCB pada suhu

37oC selama 24 jam diambil sebanyak satu sampai dua ose untuk diinokulasikan pada

media selektif SS Agar dan Mac Conkey Agar. Pada media SS Agar hanya bakteri

Salmonella spp.dan Shigella spp.yang dapat tumbuh sehingga memudahkan identifikasi

terhadap bakteri Salmonella spp.

Sampel diinokulasikan secara zig zag bertujuan untuk memperoleh penyebaran

koloni yang merata dari yang paling padat sampai koloni jarang – jarang untuk

memperoleh singl koloni yang lebih mudah diamati.

Pada praktikum kali ini, menggunakan media SS Agar dan media Mac Conkey

Agar. Pada media SS Agar tumbuhkoloni kecil, halus, cembung, mengkilap, rose. Pada

media Mac Conkey Agar ditemukan koloni kecil, smooth, rose.

Pada mediaSS Agar, bakteri Salmonella spp.tumbuh dengan ciri – ciri koloni

tidak berwarna, kecil – kecil, keping, smooth dan bulat. Jika melihat dari koloni yang

tumbuh pada media SS Agar pada praktikum kali ini yaitu ditemukan koloni kecil, halus,

cembung, mengkilap, rose; terjadi kemiripan dengan ciri – ciri bakteri Salmonella

spp.yang tumbuh pada media SS agar. Kemungkinan terdapat bakteri salmonella spp.

Pada sampel feses.

Page 17: Laporan Bakteriologi Akhir

Pada media Mac Conkey Agar juga tumbuh koloni kecil, smooth, rose yang

memiliki ciri – ciri yang mirip dengan bakteri Salmonella spp.yang tumbuh pada media

mac conkey agar.

Dengan melihat ciri – ciri koloni yang tumbuh pada media, kemungkinan terdapat

bakteri Salmonella spp.pada sampel feses.

18. Kesimpulan :

Pada media SS Agar ditemukan koloni kecil, halus, cembung, mengkilap, rose

Pada media Mac Conkey Agar ditemukan koloni kecil, smooth, rose

Dengan melihat ciri – ciri koloni yang tumbuh pada media, kemungkinan terdapat

bakteri Salmonella spp.pada sampel feses.

Daftar Pustaka :

Soemarno. Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik. 2000. Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta.

Yogyakarta

Id.wikipedia.org/wiki/salmonella

Pembuatan Media TCBS Agar

1. Tujuan:

Page 18: Laporan Bakteriologi Akhir

Mahasiswadapat membuat media TCBS yang layak digunakan untuk menumbuhkan bakteri

Vibrio spp.

2. Metode :

Ditimbang lalu dilarutkan kemudian dituang ke dalam cawan petri

3. Prinsip :

Bubuk media ditimbang dengan takaran yang tepat kemudian dilarutkan dengan aquadest

steril. Media TCBS tidak boleh disterilisasi dengan menggunakan autoklaf sehingga harus

dikerjakan secara aseptis dan steril.

4. Dasar Teori :

Media merupakan campuran bahan – bahan tertentu dengan aquadest steril yang

dapat menumbuhkan bakteri, virus, jamur, dan parasit (binatang bersel tunggal) pada derajat

keasaman dan tingkat inkubasi tertentu. Karena digunakan untuk menumbuhkan bakteri

maka dalam pembuatan media haruslah steril dan sesuai dengan kondisi hidup bakteri.

Media menurut sifatnya dikenal terdapat beberapa jenis yaitu media transport, media

pemupuk, media selektif, media universal, dan media identifikasi.

TCBS agar atau Thiosulfate Citrate Bile salt Sucrose agar termasuk media selektif

yang biasanya digunakan untuk menumbuhkan atau mengisolasi bakteri Vibrio spp. Media

ini disebut juga Vibrio Selective agar. TCBS agar memiliki keselektifitas tinggi untuk

menumbuhkan dan mengisolasi bakteri Vibrio cholera dan Vibrio parahaemolitycus.

TCBS agar mengandung sodium citrate, sodium thiosulfate, sodium cholate, dan

oxbile sebagai media selektif, membuat pH menjadi basa untuk menghambat pertumbuhan

bakteri gram positif dan menekan bakteri coliform. Meningkatkan pH juga berguna untuk

menumbuhkan bakteri Vibrio cholera karena organisme ini sangat sensitif terhadap

lingkungan yang sifatnya asam. Media ini mengandung sukrosa sebagai bahan frementasi

untuk metabolisme bakteri Vibrio spp.karena bakteri ini dapat memfermentasi sukrosa.

Media ini mengandung sodium chloride untuk menstimulasi pertumbuhan bakteri dan

menjaga keseimbangan tekanan osmotik. Sodium thiosulfate juga merupakan sumber sulfur.

Page 19: Laporan Bakteriologi Akhir

5. Alat dan Bahan :

Alat :

Neraca analitik

Gelas ukur

Batang pengaduk

Erlenmeyer besar

Cawan petri steril

Lampu spiritus

Pemanas

Bahan :

Aquadest steril

Bubuk media TCBS agar

6. Cara Kerja :

6. Dilarutkan sebanyak 22 g media TCBS agar dalam 250 mL aquadest steril

7. Dipanaskan selama kurang lebih 1 menit hingga media benar benar larut

8. Dijaga pH media agar pH nya 8 sampai 10

9. Media dituangkan ke cawan petri steril, ditunggu hingga dingin

10. Media siap digunakan atau jika belum akan digunakan dapat disimpan pada lemari

pendingin suhu 8 sampai 15oC

7. Hasil Pengamatan :

Setelah dilarutkan media TCBS berwarna hijau jernih

8. Pembahasan :

Media TCBS merupakan media selektif yang digunakan untuk menumbuhkan dan

mengisolasi bakteri Vibrio spp. Seperti Vibrio cholera dan Vibrio parahaemolitycus.

Page 20: Laporan Bakteriologi Akhir

Media TCBS ini pH nya harus berada di rentang basa atau setidaknya mempunyai pH 8,6

bertujuan agar bakteri Vibrio spp.dapat tumbuh dengan baik karena bakteri ini memiliki

sensitifitas terhadap pH asam dan menghambat pertumbuhan bakteri lain

Media TCBS ini juga tidak boleh di sterilisasi dengan autoklaf karena sterilisasi dengan

autoklaf dapat merusak bahan yang terkandung dalam media ini dan menyebabkan media ini

tidak bagus untuk digunakan. Media ini juga tidak boleh dipanaskan terlalu lama melainkan

hingga larut saja karena bahan yang terkandung dalam media ini tidak tahan panas terlalu tinggi.

Karena dalam pembuatannya tidak disterilisasi dengan autoklaf maka dalam proses

pembuatannya harus benar – benar dijaga agar tidak terkontaminasi, dalam pembuatannya harus

steril dan diusahakan dibuat secara aseptis sehingga mengurangi faktor – faktor kontaminan yang

dapat merusak media.

9. Kesimpulan :

Media TCBS digunakan untuk mengisolasi bakteri Vibrio spp.

Media TCBS setelah dilarutkan berwarna hijau jernih

Media TCBS tidak boleh disterilisasi dengan autoklaf karena dapat merusak bahan yang

terkandung di dalam media

10. Daftar Pustaka :

Soemarno. Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik. 2000. Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta.

Yogyakarta

en.wikipedia.org/wiki/Thiosulfate-Citrate-Bile-salt-Sucrose-agar

www.hardudiagnostic.com/TCBS-agar

PEMERIKSAAN VIBRIO SP PADA SAMPEL MINUMAN

I. TUJUANUntuk mengetahui ada tidaknya bakteri vibrio sp pada sampel minuman

II. METODE

Page 21: Laporan Bakteriologi Akhir

Metode pemeriksaan vibrio sp pada minuman adalah dengan ditanam pada media

penyubur dan dibiakkan pada media selektif

III. PRINSIP

Sampel minuman ditanam pada media penyubur, kemudian dinkubasi selama 24 jam

dan dilanjutkan dengan pembiakkan pada media selektif selanjutnya diinkubasi kembali

IV. DASAR TEORI

Bakteri vibrio sp adalah jenis bakteri yang dapat hidup pada salinitas yang relative

tinggi. Menurut Rheinheiner (1985) cit herawati (1996), sebagian besar bakteri berpendar

bersifat halofilik yang tumbuh pada ph 4-9 dan tumbuh optimal pada ph 6,5-8,5 atau

kondisi alkali dengan ph 9,0 (Bauman etal.,1984 cit Herawati, 1996)

Vibrio sp merupakan salah satu bakteri pathogen yang tergolong dalam divisi

bakteri, klas schizomicetes, ordo ecibacterials, family vibrionaceae. Bakteri ini bersifat

gram negative, fakultatif anerob fermentasi, bentuk sel batang dengan ukuran panjang

antara 2-3µm, menghasilkan katalase dan oksidase dan bergerak dengan 1 flagel pada

ujung sel ( Austin, 1988).

Dalam keadaan alamiah, bakteri ini hanya pathogen terhadap manusia, tetapi

secara eksperimen dapat juga menginfeksi hewan. Hewan laut yang telah terinfeksi vibrio

akan mengalami kondisi tubuh lemah, berenang lambat, nafsu makan hilang, badan

mempunyai bercak – bercak merah pada pleopod dan abdominal serta pada malam hari

terlihat menyala (Austin, 1988).

Masa inkubasi bakteri ini antara 6 jam sampai 5 hari. Pada vibrio parahaemolitik

gejala berlangsung sampai 10 hari rata – rata 72 jam. Sumber penularannya adalah

melalui air,makanan dan minuman yang terkontaminasi oleh lalat serta hubungan antar

manusia yaitu orang yang sedang sakit, orang yang tidak pernah sakit tetapi membawa

bibit penyakit atau healthy carier. Bakteri ini termasuk opportunistic pathogen yang

dalam keadaan normal ada dalam lingkungan pemeliharaan kemudian berkembang dari

sifat yang saprofitik menjadi patogenik jika lingkungannya memungkinkan (Austin,

1998).

Page 22: Laporan Bakteriologi Akhir

Berdasarkan pengamatan visual terhadap bakteri pathogen spesies vibrio, maka

bakteri ini dapat dibedakan berdasarkan warna, bentuk dan ukuran koloni yang tumbuh

pada media TCBS agar setelah masa inkubasi 24-48 jam pada suhu kamar (300C). Dari

hasil penelitian terhadap isolat bakteri vibrio sp, ditemukan enam spesies bakteri

pathogen vibrio sp, yaitu (jawetz, dkk, 2005) :

Vibrio anguillarum

Mempunyai ciri – ciri warna putih kekuning – kuningan, bulat, menonjol

dan berkilau

Vibrio alginolyticus

Mempunyai ciri – ciri berwarna kuning, diameter 3-5 mm

Vibrio cholera

Mempunyai ciri – ciri yaitu berwarna kuning, datar, diameter 2-3 mm,

warna media berubah menjadi kuning.

Vibrio salmonicida

Mempunyai ciri – ciri berwarna bening, diameter <1mm, bulat, menonjol

dan utuh

Vibrio vulnificus

Mempunyai ciri – ciri berwarna hijau sampai biru, diameter 2-3 mm

Vibrio parahaemolyticus

Mempunyai cirri – cirri berwarna biru sampai hijau, diameter 3-5mm,

dipusat koloni berwarna hijau tua.

V. ALAT dan BAHAN

1. ALAT

Tabung reaksi

Inkubator

Ose

Bunsen

Cawan petri

2. BAHAN

Media TCBS dan media pepton alkali

Page 23: Laporan Bakteriologi Akhir

Sampel es gula

VI. CARA KERJA

1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2. Disiapkan media pepton alkali

3. Dipipet 10 ml media pepton alkali

4. Dimasukkan kedalam tabung reaksi

5. Ditambahkan 5 ml sampel es gula

6. Diinkubasi selama 24 jam (370C)

7. Dibakar ose pada api Bunsen, dicelupkan kedalam media pepton alkali

8. Dihapuskan pada media TCBS dengan gerakan zig zag

9. Diinkubasi 370C selama 24 jam

10. Diamati koloni yang terbentuk

VII. DATA HASIL PENGAMATAN

Pemeriksaan vibrio sp pada sampel minuman memperoleh hasil sebagai berikut :

Media TCBS I dan II ditumbuhi koloni dengan ciri – ciri sedang, smoth, bulat,

cembung dan berwarna kuning. Terjadi perubahan media pada daerah tertentu pada

media. Dari hasil tersebut diduga sampel minuman terkontaminasi oleh bakteri vibrio

cholera

VIII. PEMBAHASAN

Praktikum pemeriksaan vibrio sp pada sampel minuman bertujuan untuk

mengetahui ada atau tidaknya bakteri vibrio sp pada sampel. Pada praktikum ini

menggunakan 2 media yaitu media pepton alkali dan media TCBS. Media pepton alkali

berperan sebagai media penyubur dalam menumbuhkan bakteri vibrio sp pada sampel

sebelum ditanam pada media TCBS. Media TCBS merupakan media selektif yang hanya

bisa ditumbuhi oleh bakteri vibrio sp. TCBS memiliki ph yang sangat tinggi yang akan

menekan pertumbuhan flora usus selain vibrio sp.

Pemeriksaan ini menggunakan alat – alat sebagai berikut : tabung reaksi sebagai

tempat media pepton alkali dan sampel yang akan ditanam. Incubator berperan dalam

inkubasi ( mengkondisikan bakteri pada suhu optimum 370C) sehingga bakteri bisa

Page 24: Laporan Bakteriologi Akhir

tumbuh dengan baik, cawan petri berperan sebagai tempat media TCBS, ose digunakan

sebagai alat bantu menghapuskan sampel ke media TCBS dan Bunsen berfungsi untuk

menciptakan kondisi aseptis

Tahapan – tahapan pemeriksaan vibrio sp ini adalah sampel dimasukkan kedalam

tabung reaksi yang telah berisi media pepton alkali kemudia diinkubasi 370C selama 24

jam, hal ini bertujuan agar bakteri pada sampel bisa tumbuh di media pepton alkali secara

baik. Dihapuskan 1 ose pada media TCBS, ini harus dilakukan didekat api Bunsen,

bertujuan untuk meminimalkan kontaminasi dengan lingkungan luar. Kemudian

diinkubasi kembali pada suhu 370C selama 24 jam. Penghapusan dengan ose dilakukan

dengan gerakan zig zag bertujuan untuk memperoleh single koloni pada media TCBS.

Pemeriksaan vibrio sp pada sampel minuman es gula memperoleh hasil pada

kedua media TCBS didapat pertumbuhan koloni dengan ciri – ciri sedang , smooth, bulat,

cembung dan berwarna kuning. Ciri – ciri tersebut menunjukkan media TCBS positif

vibrio cholera. Warna kuning pada koloni yang dihasilkan menunjukkan vibrio cholera

memfermentasi jenis karbohidrat karena perubahan ph menjadi asam. Vibrio sp

memfermentasi semua gula-gula menjadi asam. Media tampak berubah menjadi

kekuningan ini menandakan beberapa strain menghasilkan H2S.

Bakteri vibrio cholera mempunyai cirri – cirri berwarna kuning diameter 3-5 mm.

karakteristik biokimia adalah mempunyai sifat fermentasi, katalase, oksidase dan H2S,

glukosa, laktosa, dan manitol positif. Sedangkan sellobiasa, fruktosa, galaktosa negative

(anonym, 2010).

Morfologi bakteri vibrio adalah berbentuk koma, tetapi akan berbentuk batang

lurus bila diamati atau didapat dari biakan yang sudah tua. Mempunyai sifat gram

negative dengan ukuran 1-3x0,4-0,6µm dan lebar 0,3-1,3 µm.

IX. KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan yaitu :

Pemeriksaan vibrio sp pada sampel minuman diperoleh sampel minuman positif vibrio

cholera dengan ciri – ciri koloni berbentuk sedang, smooth, bulat, cembung dan berwarna

kuning

Page 25: Laporan Bakteriologi Akhir

X. DAFTAR PUSTAKA

Baumann.1984.Vibrio sp.http : //www.scribd.com. diakses tanggal 1 mei 2011

Austin.1998.Vibrio.http ://www.scribd.com. diakses tanggal 1 mei 2011

Anonym.2010.vibrio.http : //analis kesehatan. Blogspot.com. diakses tanggal 1

mei 2011

Jawet,dkk.2007.mikrobiologi kedokteran edisi 23. Jakarta : kedokteran EGC

PEMERIKSAAN VIBRIO SP PADA SAMPEL FEACES

I. TUJUAN

Untuk mengetahui ada tidaknya bakteri vibrio sp pada sampel feaces

II. METODE

Metode pemeriksaan vibrio sp pada minuman adalah dengan ditanam pada media

penyubur dan dibiakkan pada media selektif

III. PRINSIP

Page 26: Laporan Bakteriologi Akhir

Sampel feaces ditanam pada media penyubur, kemudian dinkubasi selama 24 jam

dan dilanjutkan dengan pembiakkan pada media selektif selanjutnya diinkubasi kembali

IV. DASAR TEORI

Vibrio sp merupakan salah satu bakteri pathogen yang tergolong dalam divisi

bakteri, klas schizomicetes, ordo ecibacterials, family vibrionaceae. Bakteri ini bersifat

gram negative, fakultatif anerob fermentasi, bentuk sel batang dengan ukuran panjang

antara 2-3µm, menghasilkan katalase dan oksidase dan bergerak dengan 1 flagel pada

ujung sel ( Austin, 1988).

Dalam keadaan alamiah, bakteri ini hanya pathogen terhadap manusia, tetapi

secara eksperimen dapat juga menginfeksi hewan. Hewan laut yang telah terinfeksi vibrio

akan mengalami kondisi tubuh lemah, berenang lambat, nafsu makan hilang, badan

mempunyai bercak – bercak merah pada pleopod dan abdominal serta pada malam hari

terlihat menyala (Austin, 1988).

Masa inkubasi bakteri ini antara 6 jam sampai 5 hari. Pada vibrio parahaemolitik

gejala berlangsung sampai 10 hari rata – rata 72 jam. Sumber penularannya adalah

melalui air,makanan dan minuman yang terkontaminasi oleh lalat serta hubungan antar

manusia yaitu orang yang sedang sakit, orang yang tidak pernah sakit tetapi membawa

bibit penyakit atau healthy carier. Bakteri ini termasuk opportunistic pathogen yang

dalam keadaan normal ada dalam lingkungan pemeliharaan kemudian berkembang dari

sifat yang saprofitik menjadi patogenik jika lingkungannya memungkinkan (Austin,

1998).

Berdasarkan pengamatan visual terhadap bakteri pathogen spesies vibrio, maka

bakteri ini dapat dibedakan berdasarkan warna, bentuk dan ukuran koloni yang tumbuh

pada media TCBS agar setelah masa inkubasi 24-48 jam pada suhu kamar (300C). Dari

hasil penelitian terhadap isolat bakteri vibrio sp, ditemukan enam spesies bakteri

pathogen vibrio sp, yaitu (jawetz, dkk, 2005) :

Vibrio anguillarum

Mempunyai ciri – ciri warna putih kekuning – kuningan, bulat, menonjol

dan berkilau

Vibrio alginolyticus

Page 27: Laporan Bakteriologi Akhir

Mempunyai ciri – ciri berwarna kuning, diameter 3-5 mm

Vibrio cholera

Mempunyai ciri – ciri yaitu berwarna kuning, datar, diameter 2-3 mm,

warna media berubah menjadi kuning.

Vibrio salmonicida

Mempunyai ciri – ciri berwarna bening, diameter <1mm, bulat, menonjol

dan utuh

Vibrio vulnificus

Mempunyai ciri – ciri berwarna hijau sampai biru, diameter 2-3 mm

Vibrio parahaemolyticus

Mempunyai cirri – cirri berwarna biru sampai hijau, diameter 3-5mm,

dipusat koloni berwarna hijau tua.

Vibriosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri vibrio sp. vibriosis

merupakan penyakit sekunder, artinya penyakit ini muncul setelah ada serangan penyakit lain

misalnya protozoa atau penyakit lainnya. Pada dasarnya penyakit ini tidak begitu berbahaya,

tetapi penyakit ini menjadikan bahaya justru infeksi sekunder jenis bakteri lain yang dapat

mempengaruhi/ memperparah penyakit tersebut dan menyebabkan kematian (anonym,2010)

V. ALAT dan BAHAN

3. ALAT

Tabung reaksi

Inkubator

Ose

Bunsen

Cawan petri

4. BAHAN

Media TCBS dan media pepton alkali

Sampel es gula

VI. CARA KERJA

Page 28: Laporan Bakteriologi Akhir

11. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

12. Disiapkan media pepton alkali

13. Dipipet 10 ml media pepton alkali

14. Dimasukkan kedalam tabung reaksi

15. Ditambahkan 5 ml sampel es gula

16. Diinkubasi selama 24 jam (370C)

17. Dibakar ose pada api Bunsen, dicelupkan kedalam media pepton alkali

18. Dihapuskan pada media TCBS dengan gerakan zig zag

19. Diinkubasi 370C selama 24 jam

20. Diamati koloni yang terbentuk

VII. DATA HASIL PENGAMATAN

Pemeriksaan vibrio sp pada sampel feaces diperoleh hasil sebagai berikut :

Media TCBS I

Koloni kecil – sedang, kuning, hijau, bulat, bintik hitam, warna media

kuning, cembung, smooth dan mengkilap

Media TCBS II

Koloni sedang, hitam, bulat,warna media hijau, cembung dan smooth

VIII. PEMBAHASAN

Praktikum pemeriksaan vibrio sp pada sampel feaces bertujuan untuk mengetahui

ada atau tidaknya bakteri vibrio sp pada sampel. Pada praktikum ini menggunakan 2

media yaitu media pepton alkali dan media TCBS. Media pepton alkali berperan sebagai

media penyubur dalam menumbuhkan bakteri vibrio sp pada sampel sebelum ditanam

pada media TCBS. Media TCBS merupakan media selektif yang hanya bisa ditumbuhi

oleh bakteri vibrio sp. TCBS memiliki ph yang sangat tinggi yang akan menekan

pertumbuhan flora usus selain vibrio sp. kandungan garam empedu menghambat

pertumbuhan mikroorganisme gram positif. Natrium klorida berperan dalam memberikan

pertumbuhan optimal dan aktivitas metabolic vibrio nsp halofilik. Natrium tiosulfat

memberikan sumber sulfur dan juga bertindak dalam kombinasi dengan besi sitrat untuk

Page 29: Laporan Bakteriologi Akhir

mendeteksi produksi hidrogen sulfide, sukrosa berfungsi sebagai karbohidrat yang

difermentasi.

Pemeriksaan ini menggunakan alat – alat sebagai berikut : tabung reaksi sebagai

tempat media pepton alkali dan sampel yang akan ditanam. Incubator berperan dalam

inkubasi ( mengkondisikan bakteri pada suhu optimum 370C) sehingga bakteri bisa

tumbuh dengan baik, cawan petri berperan sebagai tempat media TCBS, ose digunakan

sebagai alat bantu menghapuskan sampel ke media TCBS dan Bunsen berfungsi untuk

menciptakan kondisi aseptis

Tahapan – tahapan pemeriksaan vibrio sp ini adalah sampel dimasukkan kedalam

tabung reaksi yang telah berisi media pepton alkali kemudia diinkubasi 370C selama 24

jam, hal ini bertujuan agar bakteri pada sampel bisa tumbuh di media pepton alkali secara

baik. Dihapuskan 1 ose pada media TCBS, ini harus dilakukan didekat api Bunsen,

bertujuan untuk meminimalkan kontaminasi dengan lingkungan luar. Kemudian

diinkubasi kembali pada suhu 370C selama 24 jam. Penghapusan dengan ose dilakukan

dengan gerakan zig zag bertujuan untuk memperoleh single koloni pada media TCBS.

Hasil dari praktikum ini adalah pada media TCBS pertama ditemukan

pertumbuhan bakteri dengan ciri-ciri koloni kecil-sedang, kuning, hijau, bulat, bintik

hitam, warna media kuning, cembung, smooth dan mengkilap. Melihat ciri – ciri koloni

tersebut, media TCBS I diduga ditumbuhi bakteri vibrio cholera dengan koloni warna

kuning dan perubahan media menjadi kuning, hal ini terjadi karena bakteri obrio cholera

memfermentasi sukrosa. Ditemukan juga koloni dengan warna hijau diduga adanya

pertumbuhan bakteri vibrio parahaemolyticus, pertumbuhan kolonidengan titik – titik

hitam diduga karena adanya pertumbuhan bakteri salmonella sp yang menghasilkan H2S

sehingga menimbulkan warna hitam.

Pada media TCBS kedua terbentuk koloni sedang, hitam, bulat, ada koloni

berwarna kuning, cembung, smooth dan warna media hijau. Diduga adanya pertumbuhan

vibrio cholera dengan warna kuning, adanya kontaminasi salmonella ditandai dengan

tumbuhnya koloni titik hitam.

IX. KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan yaitu :

Page 30: Laporan Bakteriologi Akhir

Pemeriksaan vibrio sp pada sampel feaces diperoleh hasil sebagai berikut :

1. Pada media TCBS I : terbentuk koloni kecil-sedang, kuning, hijau, bulat, warna

media kuning, adanya titik hitam, cembung, smooth, mengkilap. Diduga tumbuh

bakteri vibrio cholera (warna kuning dengan perubahan warna media menjadi

kuning), vibrio parahaemolyticus (warna koloni hijau) dan salmonella (koloni

dengan titik hitam)

2. Media TCBS II : terbentuk koloni sedang, bulat, hitam, warna media hijau,

cembung dan smooth. Diduga tumbuh bakteri vibrio cholera dan salmonella

X. DAFTAR PUSTAKA

Austin.1998.Vibrio.http ://www.scribd.com. diakses tanggal 1 mei 2011

Anonym.2010.vibrio.http : //analis kesehatan. Blogspot.com. diakses tanggal 1

mei 2011

Jawet,dkk.2007.mikrobiologi kedokteran edisi 23. Jakarta : kedokteran EGC

Pemeriksaan Bakteri Shigella Sp Pada Sampel Feces Dan Urine

I. Tujuan :

Untuk mengetahui adanya bakteri Shigella Sp pada sampel feces dan urine

II. Metode

Metode yang digunakan adalah pertumbuhan dan pembiakan bakteri

III. Prinsip

Ditanam satu ose sampel feces pada media Alkali Pepton Water (APW), kemudian

diinkubasi pada suhu 370C selama 24 jam. Setelah diinkubasi, diambil 1 ose dari

APW dan ditanam / dihapuskan zig-zag pada media SS Agar, diinkubasi pada suhu

370C selama 24 jam, diamati koloni bakteri yang tumbuh.

IV. Dasar Teori

Page 31: Laporan Bakteriologi Akhir

Shigella adalah genus dari proteobacteria gamma dalam keluarga Enterobacteriaceae.

Shigellae adalah Gram-negatif, nonmotile, non-spora membentuk, bakteri berbentuk

batang, sangat erat hubungannya dengan Escherichia coli.

Shigellosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh berbagai spesies Shigella.

Orang yang terinfeksi dengan Shigella mengembangkan kram diare, demam dan perut

mulai satu atau dua hari setelah mereka terkena bakteri. Diare sering berdarah.

Shigellosis biasanya sembuh dalam 5 sampai 7 hari, tetapi pada beberapa orang,

terutama anak muda dan orang tua, diare bisa begitu parah sehingga pasien perlu

dirawat di rumah sakit. Sebuah infeksi berat dengan demam tinggi mungkin berkaitan

dengan kejang pada anak-anak kurang dari 2 tahun. Beberapa orang yang terinfeksi

mungkin tidak memiliki gejala sama sekali, tetapi masih dapat mengirimkan bakteri

kepada orang lain.

Shigella yang ditemukan lebih dari 100 tahun yang lalu oleh ahli mikrobiologi

Jepang, Shiga, untuk siapa genus yang bernama. Ada empat spesies Shigella: S.

boydii, S. dysenteriae, flexneri S., dan sonnei S.. sonnei Shigella, juga dikenal sebagai

Group D Shigella, account selama lebih dari dua pertiga dari Shigellosis di Amerika

Serikat. flexneri Shigella, atau Grup B Shigella, rekening untuk hampir semua

sisanya. jenis lain Shigella jarang terjadi di negeri ini, walaupun mereka penyebab

penting penyakit di negara berkembang. Salah satu jenis, Shigella tipe dysenteriae 1,

menyebabkan epidemi mematikan di wilayah berkembang dan negara.

V. Alat dan Bahan

A. Alat :

Ose

Lampu Bunsen

Korek Api

Pipet Ukur

Inkubator

Ball Pipet

Rak Tabung + Tabung

Kapas Berlemak

Kertas label

Page 32: Laporan Bakteriologi Akhir

B. Bahan :

Media Pemupuk Alkali Pepton Water (APW)

Media Selektif TCBS Agar

Sampel Feces dan Urine

VI. Cara Kerja

Untuk sampel feces :

Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

Diambil 1-2 ose sampel feces dan ditanam pada media APW 10 ml dalam

tabung reaksi

Diaduk dengan ose agar sampel fecestercampur rat dengan media APW,

mulut tabung reaksi dibakar dengan api Bunsen kemudian ditutup dengan

kapas berlemak

Diinkubasi pada incubator dengan suhu 370C selama 24 jam

Disiapkan media SS Agar sebagai media selektif untuk shigella

Setelah diinkubasi selama 24 jam, diambil 1-2 ose dari media APW dan

dihapuskan secara zig-zag pada media SS Agar

Diinkubasi pada incubator selama 24 jam pada suhu 370C

Setelah diinkubasi, diamati koloni yang tumbuh pada media tersebut

Untuk sampel urine :

Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

Dipipet 5 ml urine dan ditanam pada media APW !) ml dalam tabung reaksi

Tabung reaksi digoyang-goyang kan agar sampel urine tercampur rata dengan

media APW, mulut tabung reaksi dibakar dengan api bunsen kemudian

ditutup dengan kapas berlemak

Diinkubasi pada incubator dengan suhu 370C selam 24 jam

Disiapkan media SS Agar, sebagai media selektif untuk shigella

Setelah diinkubasi, diambil 1-2 ose dari media APW dan dihapuskan zig-zag

pada media SS Agar

Diinkubasi selam 24 jam pada suhu 370c di dalam incubator

Setelah diinkubasi, diamati koloni yang tumbuh pada media tersebut

Page 33: Laporan Bakteriologi Akhir

VII. Hasil Pengamatan

Urin 1, koloni kecil, ada koloni tunggal, rose, cream, mengkilap, cembung, smooth,

media berubah kekuningan,

Urin 2, tak ada koloni tunggal, warna pink, bintik hitam, cream, cembung, bulat, rose,

mengkilap, warna media agak kekuningan,

Feses 1, bulat, sedang, cream, rose, hitam, media kuning, cembung, mngkilap

Feses 2, koloni kecil, rose, cream, hitam, bulat, cembung, mengkilap, media sedikit

kekuningan.

VIII. Pembahasan

Shigella adalah genus dari proteobacteria gamma dalam keluarga Enterobacteriaceae.

Shigellae adalah Gram-negatif, nonmotile, non-spora membentuk, bakteri berbentuk

batang, sangat erat hubungannya dengan Escherichia coli.

Shigellosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh berbagai spesies Shigella.

Orang yang terinfeksi dengan Shigella mengembangkan kram diare, demam dan perut

mulai satu atau dua hari setelah mereka terkena bakteri. Diare sering berdarah.

Shigellosis biasanya sembuh dalam 5 sampai 7 hari, tetapi pada beberapa orang,

terutama anak muda dan orang tua, diare bisa begitu parah sehingga pasien perlu

dirawat di rumah sakit. Sebuah infeksi berat dengan demam tinggi mungkin berkaitan

dengan kejang pada anak-anak kurang dari 2 tahun. Beberapa orang yang terinfeksi

mungkin tidak memiliki gejala sama sekali, tetapi masih dapat mengirimkan bakteri

kepada orang lain.

Dari hasil pengamatan praktikum dengan menggunakan sampel feces dan urine yang

telah dilakukan didapat hasil praktikum berupa, untuk sampel feces 1 dan 2 yang

ditanam pada media SS Agar petridish positif terdapat koloni dengan ciri-ciri yaitu,

rose, cream, hitam, bulat, cembung, mengkilap, media sedikit kekuningan.

Sedangkan untuk sampel urine 1 dan 2 yang ditanam dimedia SS Agar petridish

positif terdapat koloni dengan ciri-ciri rose, cream, mengkilap, cembung, smooth,

media berubah kekuningan.

Page 34: Laporan Bakteriologi Akhir

IX. Kesimpulan

Sampel feces 1 dan 2 yang ditanam pada media SS Agar petridish positif terdapat

koloni dengan ciri-ciri yaitu, rose, cream, hitam, bulat, cembung, mengkilap, media

sedikit kekuningan.

Sedangkan untuk sampel urine 1 dan 2 yang ditanam dimedia SS Agar petridish

positif terdapat koloni dengan ciri-ciri rose, cream, mengkilap, cembung, smooth,

media berubah kekuningan,.

X. Daftar Pustaka

http://www.textbookofbacteriology.net/Shigella.html