Laporan Bahan Pakan dan Formulasi Ransum

40
BAB I PENDAHULUAN Ternak memerlukan makanan yang mengandung nutrisi untuk memenuhi kebutuhan hidup pokoknya. Nutrisi merupakan faktor yang penting dalam suatu bahan pakan. Kandungan yang ada dalam bahan pakan ternak sangat berpengaruh terhadap laju metabolisme, produksi, dan reproduksi ternak. Bahan pakan merupakan segala sesuatu yang diperlukan oleh ternak untuk memenuhi kebutuhan fisiologis untuk bertahan hidup dan tumbuh, bahan pakan yang dimakan dapat berupa bahan organik dan anorganik supaya ternak mudah mencerna makanan sesuai kemampuan ternak. Bahan pakan dibagi menjadi dua yaitu bahan pakan konvensional dan pakan non konvensional yang artinya bahan pakan yang tidak lazim digunakan sebagai pakan ternak pakan ternak contohnya isi rumen sapi. Analisis proksimat digunakan untuk mengetahui kandungan zat pakan yaitu yang terkandung pada bahan pakan serta membagi bahan pakan menjadi beberapa bagian antara lain 1

Transcript of Laporan Bahan Pakan dan Formulasi Ransum

Page 1: Laporan Bahan Pakan dan Formulasi Ransum

BAB I

PENDAHULUAN

Ternak memerlukan makanan yang mengandung nutrisi untuk memenuhi

kebutuhan hidup pokoknya. Nutrisi merupakan faktor yang penting dalam suatu

bahan pakan. Kandungan yang ada dalam bahan pakan ternak sangat berpengaruh

terhadap laju metabolisme, produksi, dan reproduksi ternak. Bahan pakan

merupakan segala sesuatu yang diperlukan oleh ternak untuk memenuhi

kebutuhan fisiologis untuk bertahan hidup dan tumbuh, bahan pakan yang

dimakan dapat berupa bahan organik dan anorganik supaya ternak mudah

mencerna makanan sesuai kemampuan ternak. Bahan pakan dibagi menjadi dua

yaitu bahan pakan konvensional dan pakan non konvensional yang artinya bahan

pakan yang tidak lazim digunakan sebagai pakan ternak pakan ternak contohnya

isi rumen sapi. Analisis proksimat digunakan untuk mengetahui kandungan zat

pakan yaitu yang terkandung pada bahan pakan serta membagi bahan pakan

menjadi beberapa bagian antara lain kadar air, protein kasar, lemak kasar, serat

kasar, kadar abu dan BETN.

Tujuan dari praktikum bahan pakan dan formulasi ransum yaitu untuk

mengetahui kandungan nutrisi dari sampel yang dianalisis dengan menggunakan

anilisis proksimat. Manfaat yang dapat diambil dari praktikum ini adalah mampu

melakukan analisis proksimat sehingga mempermudah dalam menyusun ransum

bagi ternak. Berfungsi untuk meneliti sampel yang digunakan untuk penyusunan

ransum apakah layak digunakan atau tidak.

1

Page 2: Laporan Bahan Pakan dan Formulasi Ransum

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Analisis Proksimat

Analisis proksimat merupakan suatu metode analisis yang berfungsi untuk

menggolongkan komponen bahan pakan penyusun ransum. Analisis ini

berdasarkan komposisi, susunan kimia dan kegunaannya (Tillman et al.,1998).

Analisis proksimat menggolongkan komponen yang ada pada bahan pakan

berdasarkan komposisi kimia dan fungsinya, yaitu: air, abu, protein kasar, serat

kasar dan BETN (Suparjo, 2010).

2.1.1. Kadar Air

Air merupakan zat makanan paling sederhana dan paling sederhana dan

paling sukar penentuannya dalam analisis proksimat. Air merupakan komponen

utama dalam penyusun makhluk hidup karena 70% penyusun tubuhnya berupa air

dan 30% jaringan lainnya. Air merupakan zat dasar dari darah dan merupakan

cairan interseluler dan intraseluler yang berfungsi sebagai alat pengangkut zat-zat

makanan metabolisme dan zat sisa dari seluruh tubuh (Anggorodi, 1991).

Penentuan kadar air dilakukan dengan pemanasan suhu 105o terus menerus sampai

sampel beratnya konstan atau tidak berubah lagi (Tillman et al., 1998).

2

Page 3: Laporan Bahan Pakan dan Formulasi Ransum

2.1.2. Abu

Abu merupakan suatu zat mineral yang terkandung didalam bahan pakan

atau jaringan hewan yang ditentukan dengan membakar zat organik kemudian

menimbang sisanya (Anggorodi, 1991). Proses yang dilakukan untuk melakukan

pengabuan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu: 1) Pengabuan basah dengan

menggunakan oksidator kuat dan 2) Pengabuan kering dengan cara menggunakan

tanur dengan suhu 400o-600o, menyebabkan kurangnya volatile pada suhu tinggi

(Tillman et al., 1998).

2.1.3.Serat Kasar

Serat kasar adalah semua zat-zat organik yang tidak larut dalam H2SO4 0,3N

dan 1,5 N yang berturut-turut dimasak hingga mendidih (Anggordi, 1991). Bahan

pakan juga mengandung lemak, protein, karbohidrat, vitamin dan mineral

disampel bahan pakan juga terdapat serat kasar yang artinya mempunyai serat

yang tinggi yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak. Serat kasar

terdiri dari selulosa, hemiselulosa, pentosa dan lignin. Selulosa merupakan

polisakarida yang paling banyak dijumpai pada tanaman, tersusun atas rangkaian

glukosa (Tillman et al., 1998).

3

Page 4: Laporan Bahan Pakan dan Formulasi Ransum

2.1.4.Lemak Kasar

Istilah lemak kasar menggambarkan bahwa zat dimaksud bukan hanya

mengandung senyawa yang tergolong ke dalam tetapi termasuk senyawa lain.

Hasil dari praktikum lemak kasar diperoleh hasil 7,5%. Beberapa sumber

menggunakan kata lipid atau ekstrak eter. Ekstrak eter adalah yang paling tepat,

karena dalam analisis proksimat senyawa tersebut didapat setelah dilakukan

ekstraksi menggunakan pelarut lemak, yang biasanya pelarutnya disebut eter.

Ekstrak eter adalah zat yang mengandung senyawa yang larut dalam eter,

termasuk lipid dan zat yang tidak mengandung asam lemak. Kandungan lemak

suatu bahan pakan dapat ditentukan dengan cara metode soxhlet, yaitu proses

ekstraksi suatu bahan yang ada didalam tabung soxhlet dengan menggunakan

pelarut lemak seperti eter, kloroform atau benzena (Suparjo, 2010). Kadar lemak

dapat dilihat dari tabel komposisi pakan yaitu 4,0% (Hartadi et al., 1997).

2.1.5.Protein Kasar

Protein adalah zat yang terdiri dari bahan organik yang mengandung karbon,

hidrogen, nitrogen, oksigen, sulfur dan phospor. Hasil yang didapat pada

praktikum protein kasar adalah Zat-zat ini merupakan bahan pakan yang

mengandung nitrogen. Kadar protein bahan pakan dapat diketahui dengan

menentukan kadar N secara kimiawi. Angka yang sudah diperoleh dikalikan

dengan faktor 6,25. Faktor tersebut digunakan karena zat N mewakili kira-kira

16% dari protein (Anggorodi, 1991). Protein kasar terdiri dari dua substansi yang

mengandung unsur nitrogen (Tillman et al., 1998).

4

Page 5: Laporan Bahan Pakan dan Formulasi Ransum

2.1.6. Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen (BETN)

Bahan ekstrak tanpa nitrogen terdiri dari zat-zat monosakarida, disakarida

dan polisakarida yang semuanya mudah larut dalam larutan asam dan basa dalam

analisa serat kasar yang mempunyai daya cerna yang tinggi (Tillman et al., 1998).

Kandungan BETN suatu bahan pakan sangat tergantung pada komponen lainnya

seperti abu, serat kasar, protein kasar, dan lemak kasar. Hal ini disebabkan oleh

kandungan BETN hanya berdasarkan perhitungan dari zat-zat yang tersedia. Bias

yang ditemukan pada perhitungan tergantung pada keragaman hasil yang

diperoleh (Suparjo, 2010). BETN didapatkan dengan 100 dikurangkan hasil

pertambahan seluruh hasil analisis proksimat kecuali kadar air (Sutisna dan

Suparmanto, 1995).

2.2. Isi Rumen Sapi

Limbah isi rumen sapi potong dari Rumah Potong Hewan (RPH) merupakan

suatu alternatif yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan makanan. Isi rumen sapi di

RPH limbahnya sangat berlimpah, selain itu kandungan nutrisi yang ada didalam

isi rumen sapi tidaklah jelek dibanding dengan pakan lain, karena didalam isi

rumen sapi terdapat bakteri yang melimpah kandungan proteinnya dari pada

pakan yang sudah diolah. Isi Rumen Sapi (IRS) merupakan bahan pakan yang

terdapat dalam rumen sebelum menjadi feses dan dikeluarkan dari dalam rumen

setelah hewan dipotong. Kandungan nutrisi isi rumen sapi cukup tinggi, hal ini

disebabkan karena zat makanan terkandung belum terserap sehingga kandungan

nutrisi tidak jauh berbeda dengan zat pakan yang berasal dari bahan bakunya

5

Page 6: Laporan Bahan Pakan dan Formulasi Ransum

(Hungate, 1971). Kadar protein isi rumen sapi adalah 9,13% dengan kadar serat

kasarnya 34,68% (Soepranianondo, 2002). Kandungan BETN 38% dan abu 8-

15%, akan tetapi kondisi ini dapat berubah karena isi rumen sapi dipengaruhi oleh

macam makanan, mikroba rumen dan lamanya makanan da dalam rumen

(Abdullah, 2005).

6

Page 7: Laporan Bahan Pakan dan Formulasi Ransum

BAB III

MATERI DAN METODE

Praktikum bahan pakan dan formulasi ransum yang di laksanakan pada hari

Rabu tanggal 23 November 2011 pukul 05.30-21.00 WIB dan hari Kamis tanggal

24 November 2011 05.30-22.00 WIB. Praktikum Bahan Pakan dan Formulasi

Ransum di Laksanakan di Laboratorium Ilmu Makanan Ternak Jurusan Nutrisi

dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro Semarang.

3.1. Materi

Materi yang di gunakan pada praktikum ini adalah tepung isi rumen sebagai

sampel untuk di analisis, H₂SO₄ 0,3 N 50 ml NaOH 1,5 N 50 ml, aseton 25 ml, air

panas 100 ml, N Heksana, selenium , H₂SO₄ pekat, NaOH 45%, H₃BO₃ 4%,

Indikator campuran MR+MB, HCL 0,1 N dan aquades. Alat yang di gunakan

dalam praktikum yaitu botol timbang sebagai tempat penimbangan sampel,

timbangan analitis untuk menimbang sampel, oven untuk memanaskan dan

menghilangkan kadar air, eksikator sebagai pendingin, crusible porselin sebagai

alat pemijar, gelas erlemeyer, gelas beker untuk menempatkan sampel dan

larutan, corong bucher untuk menyaring sampel, labu penyaring di gunakan untuk

mencari lemak dalam bahan pakan, soxhlet sebagai tempat N-Heksana, pendingin

tegak untuk mendinginkan dalam proses penyaringan lemak, labu destruksi untuk

mendestruksi protein, gelas ukur 50 ml untuk tempat larutan, gelas ukur 100 ml

untuk mengukur banyaknya larutan yang di butuhkan, labu destilasi 1000 ml

7

Page 8: Laporan Bahan Pakan dan Formulasi Ransum

untuk mendestilasi pata analisis protein, kompor listrik untuk memanaskan

larutan, buret makro 50 ml untuk proses titrasi pada analisis protein dan corong

gelas untuk membantu dalam proses penuangan larutan.

3.2. Metode

3.2.1. Kadar Air

Metode yang digunakan dalam analisis kadar air yaitu mencuci botol

timbang kemudian mengeringkan dalam oven selama 1 jam pada suhu 105 -⁰

110 C, kemudian dikeringkan dalam eksikator selama 15 menit. Menimbang⁰

sampel misal beratnya Y gram, kemudian memasukkan sampel dalam botol

timbang dan mengeringkan dalam oven selama 4-6 jam pada suhu 105 -110 C,⁰ ⁰

mendinginkan dalam eksikator selama 15 menit. Menimbang beratnya 2 gram.

Mengulangi pengeringan 3 x 1 jam, sampai berat sampel konstan (selisih

menimbang maksimal 0,0002). Menghitung kadar air dngan rumus :

Kadar Air = x 100 %

Keterangan x = berat botol timbang (gr)

y = berat sampel (gr)

z = berat botol timbang + sampel setelah di oven (gr)

3.2.2. Kadar Abu

8

x + y - z

y

Page 9: Laporan Bahan Pakan dan Formulasi Ransum

Metode yang digunakan dalam analisis kadar abu yaitu dengan

mengeringkan crusible porselin dalam oven selama 1 jam dengan suhu 105 - 110⁰

C kemudian mendinginkan dalam eksikator selama 15 menit dan menimbang

crusible porselin dengan berat misal X gram. Memasukkan sampel sebanyak Y

gram ke dalam crusible porselin dan memasukkan dalam tanur listrik selama 4 – 6

jam pada suhu 400 – 600 C hingga sampel berwarna putih. Langkah selanjutnya⁰

yaitu menunggu suhu tanur turun sampai sekitar 120 C dan mengangkat crusible⁰

porselin dan memasukkan ke dalam eksikator selama 15 menit, kemudian

menimbang sampel dengan berat misal Z gram. Menghitung kadar abu sampel isi

rumen dengan menggunakan rumus :

Kadar Abu = x 100 %

Keterangan z = berat crusible setelah tanur (gr)

x = berat crusible setelah dioven(gr)

y = berat sampel sebelum oven

3.2.3. Kadar Serat Kasar

Metode yang di gunakan dalam analisis serat kasar yaitu pertama dengan

mencuci semua alat yang akan digunakan dalam analisis. Memasukkan labu

erlenyemer dalam oven selama 1 jam pada suhu 105 - 110 C kemudian⁰

mendinginkan dalam eksikator selama 15 menit dan menimbang. Memasukkan

sampel atau bahan pakan ke dalam tabung erlenyemer dan menimbangnya misal

9

z - x

y

Page 10: Laporan Bahan Pakan dan Formulasi Ransum

beratnya x gram. Memasukkan H2SO4 0,3 N sebanyak 50 ml kemudian

memasaknya sampai mendidih sekitar 30 menit. Memasukkan NaOH 1,5 N dan

memasak hingga mendidih selama 30 menit. Mengeringkan kertas saring dalam

oven 105 – 110 C selama 1 jam kemudian keringkan dalam eksikator selam 15⁰

menit kemudian menimbang beratnya misal a gram. Menyaring cairan tersebut

dengan menggunakan kertas saring yang telah terpasang dalam corong buchner.

Menyaring dengan labu penghisap, mencuci berturut-turut dengan 50 ml H₂SO₄

0,3 N, 50 ml air panas, 25 ml aseton. Memasukkan kertas saring dan isinya dalam

crussible porselin lalu mengeringkan dalam oven pada oven 105 - 110 C selama⁰

1 jam. Mendinginkan dalam eksikator selama 15 menit dan menimbang berat

misal y gram. Memijarkan crusible porselin dan isinya dalam tanur listrik pada

suhu 400-600 C selama 4 – 6 jam (sampai menjadi abu putih). Mendinginkan⁰

dalam eksikator selama 15 menit dan menimbang misal berat z garam.

Menghitung serat kasar dengan rumus :

Kadar Serat Kasar = x 100 %

Keterangan x = berat sampel (gr)

y = berat sampel +kertas saring + cawan setelah di oven (gr)

z = berat sampel + berat kertas saring+ cawan setelah tanur (gr)

a = berat kertas saring whatman (gr)

3.2.4. Kadar Lemak

10

y – z - a

x

Page 11: Laporan Bahan Pakan dan Formulasi Ransum

Metode yang digunakan pada analisis kadar lemak yaitu menimbang

sampel, misal x gram pada kertas saring. Membungkus sampel menggunakan

kertas saring tersebut. Mengoven sampai pada suhu 110 C selama 6 jam.⁰

Mendinginkan dalam eksikator selama 15 menit, kemudian menimbang misal

beratnya a gram, kemudian memasukkan sampel dalam soxhlet yang telah di

pasang pada water bath. Menuangkan N Heksana , pasang alat pendingin tegak

yang di aliri dengan air dingin. Lakukan penyaringan dengan N Heksana dalam

soxhlet selama 4-5 jam (atau lakukan sirkulasi N Heksana sebanyak 8-10 kali).

Mengeluarkan dari alat soxhlet, kemudian Mengangin-anginkan hingga tidak

berbau N-Heksana. Mengeringkan sampel yang terbungkus kertas saring pada

suhu 110 C selama 2 jam, mendinginkan dalam eksikator selama 15 menit,⁰

kemudian menimbangnya misal b gram. Menghitung kadar lemak dengan rumus:

Kadar lemak = x 100 %

Keterangan a = berat sampel - kertas saring sebelum di oven (gr)

b = berat sampel + kertas saring setelah di ekstraksi (gr)

3.1.1. Analisis Kadar Protein Kasar

Metode yang digunakan dalam praktikum kadar protein kasar yaitu

menimbang sampel 1 gram dan selenium kemudian memasukkan ke dalam labu

destruksi. Menambahkan 15 ml H2SO4 digojog hingga berwarna hitam.

Mendestruksi (memanaskan) di dalam lemari asam sampai menjadi berwarna

11

a - b

a – kertas saring

Page 12: Laporan Bahan Pakan dan Formulasi Ransum

hijau jernih, kemudian mendinginkan. Menyiapkan larutan penangkap H3BO3 4%

sebanyak 20 ml lalu memasukkan dalam Erlenmeyer 250 ml dan menambah 2

tetes indikator campuran MR + MB. Memasang larutan penangkap pada

kondensor dan mengencangkan dengan klem. Memasang Erlenmeyer 1000 ml di

atas kaki tiga beralas asbes dan mengencangkan dengan klem. Setelah

mendestruksi sampel lalu memasukkan 50 ml aquades dan 40 ml NaOH 45%

dalam labu destilasi atau Erlenmeyer 1000 ml. Memasukkan sampel ke dalam

labu destilasi atau Erlenmeyer 1000 ml kemudian menambahkan 50 ml aquadest

dan 40 ml NaOH 45 %. Menutup dengan pipa U atau selang yang dilengkapi karet

yang menghubungkan antara kondensor dengan labu destilasi atau Erlenmeyer

1000 ml kemudian mengencangkan dengan klem. Melakukan proses destilasi

sampai larutan penangkap berubah warna dari ungu menjadi hijau. Melakukan

titrasi dengan menggunakan HCl 0,1 N sampai terjadi perubahan warna dari hijau

menjadi ungu. Menghitung kadar protein kasar dengan rumus :

Kadar Protein = x 100%

12

(titran sampel-blanko) x N HCl x 0,014 x 6,25

X gram sampel

Page 13: Laporan Bahan Pakan dan Formulasi Ransum

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Isi Rumen Sapi

Sampel yang digunakan untuk praktikum adalah isi rumen sapi, isi rumen

sapi merupakan bahan pakan yang terdapat dalam rumen sebelum menjadi feses

yang dikeluarkan dari dalam rumen setelah hewan dipotong. Kandungan nutrisi isi

rumen sapi cukup tinggi, hal ini disebabkan karena zat makanan terkandung

belum terserap sehingga kandungan nutrisi tidak jauh berbeda dengan zat pakan

yang berasal dari bahan bakunya. Kadar protein IRS adalah 9,13% dengan kadar

serat kasarnya 34,68%. Kandungan BETN 38% dan abu 8-15%, akan tetapi

kondisi ini dapat berubah karena isi rumen sapi dipengaruhi oleh macam

makanan, mikroba rumen dan lamanya makanan da dalam rumen (Abdullah,

2005). Pemberian isi rumen sapi kepada ternak disesuaikan dengan kebutuhan dan

fase pertumbuhan ternak tersebut. Isi rumen sapi merupakan bahan pakan sumber

protein yang terjangkau karena merupakan bagian dari limbah RPH.

Tabel 1. Hasil Analisis Proksimat Isi Rumen SapiAnalisis Hasil Praktikum(%BK) Kadungan Umum(%BK)

Kadar Air 14,5 10,92Kadar Serat Kasar 20,47 17,20-38Kadar Abu 12,38 8-15Kadar Protein Kasar 12,75 8,42-25Kadar Lemak Kasar 8,77 2-8,91BETN 45,62 30,2-63,17

Sumber : Data Primer Praktikum Bahan Pakan dan Formulasi Ransum, 2011

13

Page 14: Laporan Bahan Pakan dan Formulasi Ransum

4.2. Kadar Air

Berdasarkan praktikum analisis kadar air isi rumen sapi diperoleh hasil

sebesar 14,5%. Hal ini tidak sesuai dengan pendapat Widodo (2003), yang

menyatakan kadar air pada isi rumen sebesar 10,92%. Kadar air yang diperoleh

termasuk tinggi, hal ini disebabkan karena bahan yang digunakan mungkin tidak

kering sempurna dan menyebabkan kadar air yang diperoleh cukup tinggi. Kadar

air yang diperoleh dapat dipengaruhi oleh pakan yang di konsumsi ternak dan

lamanya makanan yang berada didalam rumen, akan tetapi semua itu tidak

berpengaruh terhadap kualitas isi rumen sapi yang tidak begitu bervariasi. Hal ini

sesuai dengan pendapat Abdullah (2005), yang menyatakan kondisi kandungan

zat makanan pada isi rumen sapi dapat berubah karena isi rumen sapi dipengaruhi

oleh berbagai macam makanan, mikroba rumen dan lamanya makanan didalam

rumen. Lamanya rumen yang dipotong selama 24 jam tidak mempengaruhi

kualitas yang diperoleh, jadi waktu yang lama tidak bisa mempengaruhi kualitas

dari isi rumen.

4.2. Serat Kasar

Berdasarkan hasil praktikum bahan pakan formulasi ransum didapatkan

kandungan serat kasar pada isi rumen sapi sebesar 20,47% BK. Hal tersebut

sesuai dengan pendapat Hartadi dan Reksohadiprojo (1997), yang menyatakan

bahwa hasil praktikum isi rumen sapi terdapat kandungan serat kasar sebesar

17,20-38%. Tinggi atau rendahnya kadar serat kasar di dalam isi rumen sapi

dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya jenis pakan yang dikonsumsi sapi,

14

Page 15: Laporan Bahan Pakan dan Formulasi Ransum

kecernaan sapi, dan umur sapi. Manfaat serat kasar sendiri sebagai pemberi rasa

kenyang pada ternak, karena serat kasar menekan dinding-dinding lambung

sehingga syaraf pada dinding lambung mengirimkan impuls ke otak mengirimkan

signal bahwa lambung penuh.

4.3. Kadar Abu

Berdasarkan hasil praktikum bahan pakan pakan formulasi ransum,

didapatkan kadar abu isi rumen sapi sebesar 12,38% BK. Hasil yang didapatkan

sesuai dengan interval kadar abu isi rumen sapi pada umumnya yaitu 8-15 %. Hal

ini sesuai dengan pendapat Abdullah (2005), yang menyatakan kandungan zat abu

makanan isi rumen sapi yaitu 8-15 %. Faktor yang mempengaruhi kadar abu

sendiri diantaranya adalah jenis sampel yang digunakan dan waktu penanuran

sampel tersebut.

4.4. Protein Kasar

Berdasarkan hasil praktikum bahan pakan formulasi ransum, didapatkan

protein kasar isi rumen sapi sebesar 12,75% BK. Hasil ini sesuai dengan interval

kadar protein kasar pada umumnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Suparjo

(2010), yang menyatakan hasil dari analisis proksimat isi rumen sapi potong

kandungan protein kasarnya adalah 8,42-25%. Faktor yang mempengaruhi kadar

protein isi rumen sapi adalah jenis bahan pakan yang dikonsumsi, kecernaan

ternak, dan keakuratan analisis. Fungsi protein antara lain sebagai biokatalisator,

protein cadangan, pentransfer bahan struktural dan protektif protein untuk

15

Page 16: Laporan Bahan Pakan dan Formulasi Ransum

mengganti protein dalam jaringan yang akan mengalami proses penguraian dan

untuk mengganti nitrogen yang telah dikeluarkan dalam bentuk urea. Selain itu,

protein berfungsi untuk memindahkan berbagai senyawa melalui aliran darah dan

melintasi membran.

4.5. Lemak Kasar

Berdasarkan hasil praktikum bahan pakan formulasi ransum, didapatkan hasil

dari lemak kasar isi rumen sapi sebsar 8,77 % BK. Hasil analisis tersebut sesuai

dengan pendapat Suparjo (2010), yang berpendapat bahwa hasil analisis

proksimat isi rumen sapi potong, terdapat kandungan lemak kasar sebesar 2-

8,91%. Fungsi lemak pada umumnya sebagai sumber energi bagi organisme untuk

melakukan suatu aktivitas, sebagai bahan makanan yaitu kadungan kalori sangat

tinggi, lemak juga dapat melarutkan berbagai vitamin A, D, E, dan K. Lemak

adalah cadangan makanan yang ada didalam tubuh untuk melindungi berbagai

organ penting seperti ginjal, hati, dll. Lemak merupakan pelumas dan membantu

mengeluarkan sisa pencernaan.

4.6. BETN ( Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen )

Berdasarkan hasil paraktikum bahan pakan formulasi ransum, didapatkan

BETN pada isi rumen sapi sebesar 45,62%. Hasil perhitungan sesuai dengan

pendapat Tilman et al. (1998), yang menyatakan bahwa hasil analisis proksimat

isi rumen sapi terkandung BETN sebesar 30,2-63,17%.

16

Page 17: Laporan Bahan Pakan dan Formulasi Ransum

BAB V

KESIMPULAN

Analisis proksimat dapat digunakan menganalisis komponen-komponen

utama bahan pakan, yaitu air, protein, lemak, serat kasar, dan abu (mineral).

Kelemahan dari analisis proksimat adalah hasilnya yang masih kasar, masih ada

zat lain selain komponen utama yang ikut terhitung sebagai komponen utama.

Analisis proximat tidak bisa digunakan untuk mengetahui mineral apa saja yang

terdapat dalam suatu bahan pakan dan bayak vitamin yang ikut terhitung karena

analisis proximat tidak bisa digunakan untuk menganalisa vitamin. Kadar zat gizi

pada bahan pakan yang diperoleh dari analisis ini bukan kadar zat pakan yang

murni, karena termasuk di dalamnya zat-zat lain yang dianggap atau terhitung

sebagai suatu zat pakan. Isi rumen sapi merupakan bahan pakan sumber protein

yang baik bagi ternak. Isi rumen sapi bermanfaat sebagai bahan pakan berprotein

tinggi dengan harga terjangkau karena merupakan bagian dari limbah RPH.

Faktor yang mempengaruhi kandungan isi rumen sapi adalah jenis bahan pakan

yang dikonsumsi, usia sapi, dan tingkat kecernaannya.

17

Page 18: Laporan Bahan Pakan dan Formulasi Ransum

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, S. 2005. Pengaruh Berebagai Tingkat Isi Rumen dalam Konsentrat Terhadap Bobot Komponen karkas Kambing Peranakan Etawah (PE), Jurnal Ilmiah Santina Vol. 2 No. 3 Juli 2005;257-264.

Anggorodi, R. 1991. Ilmu Makanan ternak Umum. PT. Gramedia, Jakarta.

Hartadi, H.S. Reksohadiprojo, A.D. dan Tillman. 1997. Tabel Komposisi Bahan Pakan Untuk Indonesia. Gajah Mada University Press, Yogyakarta.

Hungate, R.E. 1971. The Rumen and Its Microbes. Academic Press, New York.

Rarumangkay, J. 2002. Pengaruh Fermentasi Isi Rumen Sapi oleh Trichodermaviridae Terhadap Kandungan Serat Kasar dan Energi Metabolis Pada Ayam Broiler. Program pasca sarjana, Universitas Padjajaran, Bandung.

Soepranianondo, K. 2002.Teknologi Manipulasi Nutrisi Isi Rumen Sapi Menjadi Pakan Ternak Ruminansia. Disertasi, Pascasarjana Universitas Airlangga.

Suparjo. 2002. Analisis Bahan Pakan Secara Kimiawi. Laboratorium Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Jambi, Jambi.

Sutisna, H.D. Dan Sutarmanto, R. 1995. Pembenihan Ikan Air Tawar. Kanisius, Yogyakarta.

Tilman, A. D, H. Hartadi, S. Reksohadiprojo, S. Prawirokusumo dan S, Lebdosoekoekojo. 1998. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gajah Mada University Press, Yogyakarta.

Widodo, Wahyu. 2003. Nutrisi Dan Pakan Unggas Kontekstual. PT. Gramedia , Jakarta.

18

Page 19: Laporan Bahan Pakan dan Formulasi Ransum

LAMPIRAN

Lampiran 1. Perhitungan Kadar Air

No Berat kertas

Berat sampel

Berat kertas sisa

Berat botol timbang

Berat setelah oven

1 0,2331 1,0035 0,2570 11,3935 12,23922 0,2491 1,0018 0,2466 13,5052 14,3497

Sumber : Data Primer Praktikum Bahan Pakan dan Formulasi Ransum, 2011

BS (Berat Segar) BU (Berat Kering Udara) BK (Berat Kering)750 gr 585 gr 452 gr

Sumber : Data Primer Praktikum Bahan Pakan dan Formulasi Ransum, 2011

Sampel masuk :

1. (berat kertas + berat sampel) – berat kertas sisa

= (0,2331 + 1,0035) – 0,2570

= 1,2366 – 0,2570

= 0,9796

2. (berat kertas + berat sampel) – berat kertas sisa

= (0,2431 + 1,0018) – 0,2466

= 1,2449 – 0,2466

= 0,9983

KA 1 = (botol timbang + sampel) – berat setelah oven x 100%

sampel masuk

= (11, 3935 + 1,0035) – 12, 2392 x 100%

0,9796

= 0,1339 x100 %

0,9796

= 14%

KA 2 = (botol timbang + sampel) – berat setelah oven x 100%

sampel masuk

19

Page 20: Laporan Bahan Pakan dan Formulasi Ransum

= (13,5052 + 0,9983) – 14, 3497 x 100%

0,9983

= 0,1538 x 100%

0,9983

= 15%

Rata-rata = 14+15 = 14,5% 2

BK rata-rata = (100 – rata-rata kadar air)

= 100 – 14,5

= 85,5 %

20

Page 21: Laporan Bahan Pakan dan Formulasi Ransum

Lampiran 2. Perhitungan Kadar Serat Kasar

No B, kertas

B. sampel

K. saring

B. Crusible

K. sisa Setelah oven

Setelah tanur

1 0,2407 1,0048 1,0526 10,8989 0,2406 19, 7721 18,57212 0,2452 1,0037 1,0411 16,6537 0,2455 17,9028 16,6561

Sumber : Data Primer Praktikum Bahan Pakan dan Formulasi Ransum, 2011

Sampel masuk

1. (berat kertas + berat sampel) – berat kertas sisa

= (0,2407 + 1,0048) – 0,2406

= 1,0049

2. (berat kertas + berat sampel) – berat kertas sisa

= (0,2452 + 1,0037) – 0,245

= 1,0034

SK 1 = (berat setelah oven – berat setelah tanur) – kertas saring x 100%

Sampel masuk

= (19,7721 – 18,5721) – 1,0526 x 100%

1,0049

= 14,6 %

= 85,4%

SK 2 = (berat setelah oven – berat setelah tanur) – kertas saring x 100%

Sampel masuk

= ( 17,9028 – 16,6561) – 1,0411 x 100%

1,0034

= 20,4%

Rata rata = 14,6 + 20,4

2

= 17,5%

21

Page 22: Laporan Bahan Pakan dan Formulasi Ransum

BK rata-rata = x Rata-rata serat kasar

= x 17,5%

= 20,47 %

22

100

BK Air

100

85,5

Page 23: Laporan Bahan Pakan dan Formulasi Ransum

Lampiran 3. Perhitungan Kadar Abu

No B. kertas B. sampel B. kertas sisa

Setelah oven Setelah tanur

1 0.2492 1,0013 0,2539 12,4542 12,54672 0,2441 1,0009 0,2493 12,4541 12,5736

Sumber : Data Primer Praktikum Bahan Pakan dan Formulasi Ransum, 2011

Sampel masuk

1. (berat kertas + berat sampel) – berat kertas sisa

=(0,2492 + 1,0013) – 0,2539

= 0,9966

2. (berat kertas + berat sampel) – berat kertas sisa

=(0,2441 + 1,0009) – 0,2493

= 0,9957

Kadar Abu = x 100 %

Kadar Abu 1 = x 100%

= x 100%

= 9,2 %

Kadar Abu 2 = x 100%

= x 100%

= 12 %

23

berat sampel setelah tanur-berat sampel

Sampel masuk

12,5467-12,4542

0,9966

0,0925

0,9966

12,5736-12,4541

0,9947

0,1195

0,9947

Page 24: Laporan Bahan Pakan dan Formulasi Ransum

Rata-rata = = 10,6%

BK rata-rata = x Rata-rata Abu

= x 10,6%

= 12,38 %

24

BK Air

100

85,5

100

9,2% + 12%

2

Page 25: Laporan Bahan Pakan dan Formulasi Ransum

Lampiran 4. Perhitungan Kadar Protein Kasar

No B. kertas I B. kertas II B. sampel Titran sampel

Titran blanko

1 0,2576 0,2579 1,0008 12,33 ml 0,6 ml2 0,2417 0,2480 1,0012 11,8 ml 3,2 ml

Sumber : Data Primer Praktikum Bahan Pakan dan Formulasi Ransum, 2011

Sampel masuk

1. (berat kertas + berat sampel) – berat kertas sisa

= (0,2576 + 1,0008) – 0,2579

=1,0005

2. (berat kertas + berat sampel) – berat kertas sisa

= ( 0,2417 + 1,0012) – 0,2480

= 0,9949

PK 1 = (titran –blanko) x NHCl x 0,014 x 6,25 x 100%

Sampel masuk

= (12,33 – 0,6) x 0,1234 x 0,014 x 6,25 x 100%

1,0005

= 0,1266 x 100%

1,0005= 12,65%

PK 2 = (titran –blanko) x NHCl x 0,014 x 6,25 x 100%

Sampel masuk

= (11,8 – 3,2) x 0,1234 x 0,014 x 6,25 x 100%

0,9949

= 8,6 x 0,1234 x 0,014 x 6,25 x 100%

0,9949

= 0,0928 x 100%

0,9949

= 9,33%

25

Page 26: Laporan Bahan Pakan dan Formulasi Ransum

Rata-rata =

= 10,9%

BK rata-rata = x Rata-rata protein kasar

= x 10,9%

= 12,75%

26

100

Kadar air

10

85,5

12,65+9,33

2

Page 27: Laporan Bahan Pakan dan Formulasi Ransum

Lampiran 4. Perhitungan Kadar Lemak Kasar

No B. kertas

B. sampel

B. kertas sisa

B.K saring

Sebelum ekstraksi

Setelah ekstraksi

1 0,1933 1,0063 0,2430 0,9471 1,7989 1,71622 0,2520 1,0085 0,2553 0,9202 1,7270 1,7113

Sumber : Data Primer Praktikum Bahan Pakan dan Formulasi Ransum, 2011

LK 1 = (berat sampel sebeleum ekstraksi – sampel setelah ekstraksi) x 100%

Sebelum ekstraksi – kertas saring

= 1,7989 – 1,7162 x 100%

1,7989 – 0,9471= 0,0827 x 100%

0,8518

= 9,7%

LK 2 = (berat sampel sebeleum ekstraksi – sampel setelah ekstraksi) x 100%

Sebelum ekstraksi – kertas saring

=1,7570 – 1,7113 x 100%

1,7570 – 0,9202

= 0,4570 x 100%

0,8368

= 5,4%

Rata- rata = 9,7 + 5,4

2

= 7,5

BK Rata-rata = x Rata-rata lemak

= x 7,5%

= 8,77%

27

100

Kadar air

100

85,

Page 28: Laporan Bahan Pakan dan Formulasi Ransum

28

Page 29: Laporan Bahan Pakan dan Formulasi Ransum

Lampiran 5. Perhitungan Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen (BETN)

BETN = 100 – (Kadar protein kasar+kadar lemak kasar+kadar serat kasar+kadar abu)

= 100 – (12,75+8,77+20,47+12,39) %= 45,62 %

29