Laporan Baburrayyan

46
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kopi (Coffea sp) adalah spesies tanaman berbentuk pohon yang termasuk dalam famili Rubiaceae dan genus Copea. Tanaman ini tumbuh tegak bercabang dan tingginya dapat mencapai 12 meter. Kopi adalah sejenis minuman yang biasanya dihidangkan panas, dan dipersiapkan dari biji kopi yang sudah diolah. Saat ini kopi merupakan komoditas nomor dua yang paling banyak diperdagangkan selain minyak bumi, dan kopi juga merupakan sumber utama kafein. Kopi berasal dari Benua Afrika, diperkenalkan ke Indonesia lewat Srilanka, orang belanda adalah orang yang pertama kali mengimpor kopi dalam skala besar ke Eropa. (Girisanta, 1978) Kopi adalah produk andalan petani di Aceh Tengah disamping produk-produk lainnya yaitu padi dan palawija. Untuk mendapatkan hasil dan harga yang lebih tinggi sebagian petani kopi di Aceh Tengah telah mengembangkan kopi organik. Pertanian organik merupakan salah satu pendekatan pertanian berkelanjutan yang di dalamnya meliputi berbagai teknik sistem pertanian, seperti tumpang sari (intercropping) , penggunaan mulsa (bahan berupa jerami, serbuk gergaji, atau dedaunan), penanganan tanaman, dan pascapanen. Pertanian organik memiliki ciri khas, terutama dalam hukum dan sertifikasi, berupa larangan penggunaan bahan sintetik, disamping pemeliharaan produktivitas tanah. (Anonymous, 2002)

description

laporan praktikum

Transcript of Laporan Baburrayyan

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangKopi (Coffeasp) adalah spesies tanaman berbentuk pohon yang termasuk dalam familiRubiaceaedan genusCopea. Tanaman ini tumbuh tegak bercabang dan tingginya dapat mencapai 12 meter. Kopi adalah sejenis minuman yang biasanya dihidangkan panas, dan dipersiapkan dari biji kopi yang sudah diolah. Saat ini kopi merupakan komoditas nomor dua yang paling banyak diperdagangkan selain minyak bumi, dan kopi juga merupakan sumber utama kafein.Kopi berasal dari Benua Afrika, diperkenalkan ke Indonesia lewat Srilanka, orang belanda adalah orang yang pertama kali mengimpor kopi dalam skala besar ke Eropa. (Girisanta, 1978)Kopi adalah produk andalan petani di Aceh Tengah disamping produk-produk lainnya yaitu padi dan palawija. Untuk mendapatkan hasil dan harga yang lebih tinggi sebagian petani kopi di Aceh Tengah telah mengembangkan kopi organik. Pertanian organik merupakan salah satu pendekatan pertanian berkelanjutan yang di dalamnya meliputi berbagai teknik sistem pertanian, seperti tumpang sari(intercropping), penggunaan mulsa (bahan berupa jerami, serbuk gergaji, atau dedaunan), penanganan tanaman, dan pascapanen. Pertanian organik memiliki ciri khas, terutama dalam hukum dan sertifikasi, berupa larangan penggunaan bahan sintetik, disamping pemeliharaan produktivitas tanah. (Anonymous, 2002)Di Aceh, sistem pertanian ini telah dikenal dan dilaksanakan sejak 10 tahun lalu oleh petani kopi di Aceh Tengah dan Bener Meriah dan 18 Kabupaten lainnya. Produsen kopi dunia, termasuk petani kopi di Aceh Tengah dan Bener Meriah mengembangkan sistem pertanian organik, terutama untuk produk kopi arabika, karena permintaan kopi arabika organik dipasaran dunia terus meningkat, terutama dari Eropa, Amerika Serikat, Jepang, dan lainnya. Untuk melihat luas tanam dan produksi kopi perkebunan rakyat menurut Kabupaten/ Kota di Provinsi Aceh, Tahun 2013-2014dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini :Tabel.1 Luas Tanam Dan Produksi Kopi Perkebunan Rakyat Menurut Kabupaten/Kota Di Provinsi Aceh, Tahun 2013-2014

Kabupaten/Kota2008*)2009**)

Regency/ CityLuas/Produksi/Luas/Produksi/

AreaProductionAreaProduction

(ha)(ton)(ha)(ton)

-1-2-3-4-5

1.Simeulue1581515813

2.Aceh Singkil1325012136

3.Aceh Selatan1.5905041.544460

4.Aceh Tenggara3164731545

5.Aceh Timur2816128160

6.Aceh Tengah46.49322.75746.78027.789

7.Aceh Barat533181533131

8.Aceh Besar1.3187721.318760

9.Pi d i e9.7362.3779.4301.987

10.Bireuen724461724440

11.Aceh Tengah3.3011.1373.3011.137

12.Aceh Utara975308975231

13.Aceh Barat Daya560225562231

14.Gayo Lues2.9298233.628670

15.Aceh Tamiang10514519

16.Nagan Raya1.3605651.360565

17.Aceh Jaya1.6543011.479301

18.Pidie Jaya3067930679

19.Bener Meriah39.79012.83239.49013.287

20.Banda Aceh----

21.Sabang----

22.Langsa51--

23.Lhokseumawe18141814

24.Subulussalam44164416

Jumlah/Total112.11348.080111.10047.602

Sumber : Dinas Perkebunan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam

Pada Tabel 1 dapat dijelaskan bahwa Kecamatan Aceh Tengah memiliki luas area dan produktifitas yang paling tinggi yaitu 46.780 Ha dan 27.789 ton. Sedangkan Kota Banda Aceh dan Sabang tidak memproduksi Tanaman Kopi.Harga kopi arabika organik juga lebih tinggi dari kopi robusta, karena itu produsen kopi dunia berlomba-lomba mengembangan kopi arabika organik untuk merebut pangsa pasar ekspor kopi arabika dunia. Konsumen kopi dunia menyukai kopi arabika organik, karena budidaya kopi arabika telah menggunakan sistem tanaman kopi secara organik atau tidak menggunakan pestisida dan pupuk kimia, sehingga tanaman itu mencerminkan produk tanaman ramah lingkungan dan berkelanjutan. (Anonymous, 2002)Koperasiadalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan. Tujuan Koperasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan angotanya. Anggota koperasi bisa berupa perorangan atau Badan Hukum Koperasi. Anggota perorangan adalah orang yang secara sukarela menjadi anggota koperasi, sedangkan Badan Hukum Koperasi adalah suatu koperasi yang menjadi anggota koperasi yang memiliki lingkup lebih luas atau dikenal dengan koperasi sekunder. (http://id.wikipedia.org/wiki/Koperasi)Pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 27 (Revisi 1998), disebutkan bahwa perbedaan karateristik utama koperasi dengan badan usaha lain adalah anggota koperasi memiliki identitas ganda. Maksud identitas ganda adalah bahwa anggota koperasi merupakan pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi. Hal ini dapat dilihat dari sistem pengendalian koperasi yang pada umumnya dikendalikan secara bersama-sama oleh seluruh anggotanya serta pembagian keuntungan koperasi kepada anggota dihitung berdasarkan peran serta anggota tersebut dalam kegiatan utama koperasi.Kabupaten Aceh Tengah memiliki komoditi unggulan ekspor berupa komoditi kopi jenis arabika. Pemasaran kopi ini selain menguasai pasaran Nasional juga ke pasaran Internasional. Masyarakat Aceh Tengah umumnya berpenghasilan dari bercocok tanam kopi. Hampir di setiap rumah di Kabupaten Aceh Tengah tumbuh subur tanaman kopi ini. Kopi yang dihasilkan dijual kepada pedagang-pedagang pengumpul yang datang ke lokasi. Harga jual kopi ditentukan oleh para pedagang tersebut. Situasi ini menyebabkan masyarakat petani kopi hanya menikmati sebagian kecil dari komoditi ini. Untuk meningkatkan pendapatan masyarakat Aceh Tengah Pemerintah Daerah melakukan pembinaan berupa pelatihan dan mengikutsertakan para petani dan pengusaha kopi dalam beberapa even pameran yang bertujuan untuk mempromosikan produk unggulan dari Kabupaten Aceh Tengah ini. Pendidikan dan pelatihan yang diberikan mulai dari penanaman, perawatan tanaman kopi hingga pada proses pengolahan serta pemasaran kopi.

1.2. TujuanAdapun tujuan dariPraktekLapang ini adalahuntuk mengetahui dan mempelajari secara langsung prosesBudidaya , pengolahan dan juga jaringan pasok kopi Arabika Organik pada Koperasi Baitul Qiradh Baburrayyan di Kabupaten Aceh Tengah.

1.3. Ruang LingkupKegiatan Praktek Lapang yang akan dilakukan meliputi beberapa aspek, yaitu mengobservasi dan mempelajari :1.Proses budidaya Kopi organik2.Proses pengolahan kopi organik3.Supply chain kopi organik1.4. Metode Pengumpulan DataMetode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Studi Kasus (Case Study), menurut Teken (1965 : 20), Studi Kasus dapat berbentuk suatu individu,institut, ataupun perusahaan yang dianggap sebagai suatu kesatuan di dalam penelitian yang bersangkutan.Pengumpulan datadiperoleh dari beberapa sumber data, yang meliputi data primer dan data sekunder. Rincian kedua data tersebut adalah sebagai berikut :a. Data primer dalam penelitian ini dilakukan melalui wawancara(interview)dengan petani, kolektor dan tenaga kerja pada KBQ Baburrayyan dengan bantuan daftar pertanyaan yang telah disiapkan terlebih dahulu.b. Data sekunder bersumber dari instansi instansiyangdengan penelitian ini baik instansi pemerintah, swasta maupun perpustakaan yang mendukung terhadap penelitian ini.Metode Pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan cara pengamatan dan wawancara terhadap responden yang telah terpilih dan pengisian daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu serta didukung oleh data sekunder /studi kepustakaan.(Suud.2002 : 77)

1.5. Tempat dan Waktua. TempatCase Study (study kasus) telah dilaksanakan di Koperasi Baitul Qirald Baburrayyan Kabupaten Aceh Tengah, Provinsi Acehb. WaktuPraktek lapang dilaksanakan pada tanggal 23 25 April 2015

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1.Botani Tanaman Kopi2.1.1. Sistematika Tanaman KopiKopi (Coffeasp) adalah spesies tanaman yang termasuk dalam familiRubiaceaedan genusCoffea. Menurut Najiyati dan Danarti (2004), tanaman kopi dapat diklasifikasikan sebagai berikut :Kingdom : PhytaDivisi : SpermatophytaSubdivisio : AngiospermaeOrdo : GentianalesFamili : RubiacaceaeGenus :CoffeaL.Nama ilmiah :Coffeasp

2.1.2. Morfologi Tanaman Kopi Sistem PercabanganKopi mempunyai sistem percabangan agak berbeda dengan tanaman lain. Tanaman ini mempunyai beberapa jenis cabang yang sifat dan fungsinya berbeda. CabangReproduksi (cabang orthotrop)Cabang reproduksi adalah cabang yang tumbuhnya tegak dan lurus. Cabang ini sering juga disebut wiwilan. Cabang ini berasal dari tunas reproduksi yang terdapat di setiap ketiak daun pada batang utama atau cabang primer. Cabang Primer (cabang plagiotrop)Cabang primer adalah cabang yang tumbuh pada batang utama atau cabang reproduksi dan berasal dari tunas primer. Setiap ketiak daun hanya mempunyai satu tunas primer sehingga bila cabang ini mati, di tempat tersebut tidak dapat tumbuh cabang lagi.Ciri-ciri cabang primer adalah arah pertumbuhannya mendatar, lemah dan berfungsi sebagai penghasil bunga. CabangSekunderCabang sekunder adalah cabang yang tumbuh pada cabang primer dan berasal dari tunas sekunder. Cabang ini mempunyai sifat seperti cabang primer sehingga dapat menghasilkan bunga. CabangKipasCabang kipas adalah cabang reproduksi yang tumbuh kuat pada cabang primer karena pohon sudah tua. Cabang reproduksi ini sifatnya seperti batang utama dan sering disebut sebagai cabang kipas. CabangPecutCabang pecut adalah cabang kipas yang tidak mampu membentuk cabang primer meskipun tumbuhnya cukup kuat. CabangBalikCabang balik adalah cabang reproduksi yang tumbuh pada cabang primer, berkembang tidak normal dan arah pertumbuhannya menuju ke dalam mahkota tajuk. CabangAirCabang air adalah cabang reproduksi yang tumbuh pesat serta ruas daun relatifpanjang dan lunak atau banyak mengandung air. Sistem PerakaranSecara alami, tanaman kopi memiliki akar tunggang sehingga tidak mudah rebah. Namun, akar tunggang tersebut hanya dimiliki oleh tanaman kopi yang berasal dari bibit semai atau bibit sambung (okulasi) yang batang bawahnya berasal dari bibit semai. Sementara tanaman kopi yang berasal dari bibit setek, cangkok atau okulasi yang batang bawahnya berasal dari bibit setek tidak memiliki akar tunggang, tetapi akar serabut sehingga relatif mudah rebah. BungaBunga kopi berukuran kecil. Mahkota berwarna putih dan berbau harum. Kelopak bunga berwarna hijau. Pangkalnya menutupi bakal buah yang mengandung dua bakal biji. Benang sari terdiri dari 5-7 tangkai berukuran pendek. BuahBuah terdiri dari daging buah dan biji. Daging buah terdiri dari tiga bagian yaitu lapisan kulit luar (eksokarp), lapisan daging buah (mesokarp) dan lapisan kulit tanduk (endokarp) yang tipis tetapi keras. DaunKopi mempunyai bentuk daun bulat telur, ujungnya agak meruncing sampai bulat, tumbuh pada batang, cabang dan ranting-ranting tersusun berdampingan pada ketiak (Najiyati dan Danarti, 2004).

2.1.3. Jenis-Jenis Tanaman Kopi Kopi Arabika (Coffea arabica)Budidaya kopi ini secara organik telah dilakukan oleh petani namun belum semua areal kebun karena keterbasan pengatahuan tentang budidayaka kopi secara organik.Kopi Arabika merupakan jenis pertama yang dikenal dan dibudidayakan, bahkan termasuk kopi yang paling banyak diusahakan hingga akhir abad ke-19, karena memiliki cita rasa dan aroma yang khas, akan tetapi kopi ini sangat peka terhadap penyakit karat daun (HV). Kopi Liberika (Coffea liberica)Meskipun sudah cukup lama masuk ke Indonesia (sejak tahun 1965), tetapi hingga kini jumlahnya masih terbatas karena kualitas buah rendah dan rendemen rendah. Biasanya kopi Liberika tidak disukai oleh perusahaan karena perbandingan buah basah dan buah kering (beras) sangat rendah. Kopi RobustaKopi Robusta yang organic sangat cepat berkembang. Bahkan, kopi Robusta termasuk jenis mendominasi perkebunan kopi di Indonesia hingga saat ini. Akan tetapi harga kopi ini lebih murah dibanding kopi Arabika karena kualitas masih rendah. Kopi Golongan EkselsaGolongan Ekselsa mempunyai adaptasi iklim lebih luas dan tidak terlalu peka terhadap penyakit karat daun (HV). Kelemahan jenis kopi ini antara kurang laku di pasaran dibanding kopi Robusta karena kualitasnya kurang bagus. Jenis kopi ini banyak dibudidayakan di dataran rendah yang basah, yaitu daerah yang tidak sesuai untuk kopi Robusta. Kopi Golongan HibridaGolongan kopi ini sangat jarang dibudidaya secara organic tetapi ada juga daerah-daerah tertentu dibudidaya seaca organic Kopi golongan hibrida merupakan turunan pertama dari hasil perkawinan antara dua spesies atau varietas, sehingga mewarisi sifat-sifat unggul kedua induknya. Namun, keturunan dari golongan hibrida ini sudah tidak mempunyai sifat yang sama dengan induknya.Oleh karena itu, pembiakan hanya dengan cara vegetatif seperti stek atau sambungan (Najiyati dan Danarti, 2004).

2.2.Syarat Tumbuh2.2.1. Ketinggian TempatKesesuaian iklim dapat didefenisikan dari ketinggian tempat di atas permukaan laut, karena ketinggian tempat secara umum menentukan unsur iklim terutama suhu. Beberapa penelitian dan fakta di lapangan menyatakan bahwa suhu yang tinggi sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman kopi Arabika (Iqbal, 1999). Secara geografis tanaman kopi tumbuh baik pada zona antara 20oLU dan 20oLS. Tanaman kopi menghendaki ketinggian tempat antara 800-1700 m di atas permukaan laut. Namun demikian, ketinggian ini berbeda pada setiap jenis tanaman kopi (Baon, 1988).Menurut Najiyati dan Danarti (2004), ketinggian tempat sebenarnya tidak berpengaruh langsung terhadap pertumbuhan tanaman kopi. Pada umumnya, ketinggian tempat dari permukaan laut akan berpengaruh terhadap suhu.Setiap jenis kopi menghendaki suhu atau ketinggian tempat yang berbeda. Misalnya, kopi Robusta dapat tumbuh optimum pada ketinggian 400-700 m dpl. Kopi Arabika menghendaki ketinggian tempat antara 700-1700 m dpl. Kopi golongan Liberica menghendaki ketinggian tempat antara 1000-1700 m dpl. Sedangkan kopi Ekselsa banyak dibudidayakan di dataran rendah yang basah, yaitu daerah yang tidak sesuai untuk kopi Robusta (Najiati dan Danarti, 2004).

2.2.2. Curah HujanCurah hujan akan berpengaruh terhadap ketersediaan air yang sangat dibutuhkan tanaman. Sementara waktu turunnya hujan berpengaruh terhadap proses pembentukan bunga dan buah seperti pada kopi Robusta dan Arabika (Najiyati dan Danarti, 2004). Batas minimal curah hujan dalam satu tahun adalah 1000-2000- mm/tahun, sedangkan yang optimal adalah 2000-3000 mm/tahun. di Indonesia curah hujan terletak pada 2000-3500 mm/tahun (Redaksi Agraris Kanisius, 1974).

2.2.3. PenyinaranPada umumnya, kopi tidak menyukai sinar matahari langsung dalam jumlah banyak, tetapi menghendaki sinar matahari teratur. Sengatan sinar matahari langsung dalam jumlah banyak akan meningkatkan penguapan dari tanah dan daun sehingga mengganggu keseimbangan proses fotosintesis, terutama pada musim kemarau.Selain berpengaruh terhadap fotosintesis, sinar matahari juga berpengruh terhadap proses pembentukan kuncup bunga. Sinar matahari yang cukup banyak akan merangsang terbentuknya kuncup bunga. Dengan demikian, bila sepanjang tahun tanaman kopi mendapatkan sinar matahari langsung secara terus-menerus maka tanaman akan membentuk bunga sepanjang tahun. Akibatnya, pembungaan menjadi tidak teratur dan tanaman menghasilkan bunga melebihi kemampuannya sehingga jumlah bunga yang berhasil menjadi buah hanya sedikit, selain itu mutu buah pun rendah (Najiyati dan Danarti, 2004).

2.2.4. AnginPeranan angin pada tanaman kopi adalah membantu perpindahan serbuk sari bunga dari tanaman satu ke putik bunga kopi lain yang berbeda klon. Dengan demikian, terjadi penyerbukan yang dapat menghasilkan buah. Selain berpengaruh positif terhadap tanaman kopi, terkadang angin juga berpengaruh negatif, terutama bila angin kencang. Angin kencang secara langsung akan merusak tajuk tanaman atau menggugurkan bunga (Najiyati dan Danarti, 2004).Tanaman kopi tidak tahan terhadap angin kencang, lebih-lebih dimusim kemarau, karena angin ini akan mempertinggi penguapan air dipermukaan tanah pada areal pertanaman kopi. Selain mempertinggi penguapan, angin kencang juga dapat mematahkan dan merebahkan pohon pelindung yang tinggi (Redaksi Agraris Kanisius, 1974).

2.2.5. TanahSecara umum, tanaman kopi menghendaki tanah gembur, subur dan kaya bahan organik. Oleh karena itu, tanah disekitar tanaman harus sering diberi pupuk organik agar subur dan gembur sehingga sistem perakaran tumbuh baik. Selain tanah gembur dan kaya bahan organik, kopi juga menghendaki tanah yang agak masam, yaitu pH 4,5-6,5 untuk kopi Robusta dan pH 5-6,5 untuk kopi Arabika.

2.3. Aspek Tekhnologi PengolahanKopi adalah produk andalan petani di Aceh Tengah disamping produk-produk lainnya yaitu padi dan palawija. Untuk mendapatkan hasil dan harga yang lebih tinggi sebagian petani kopi di Aceh Tengah telah mengembangkan kopi organik. Pertanian organik merupakan salah satu pendekatan pertanian berkelanjutan yang di dalamnya meliputi berbagai teknik sistem pertanian, seperti tumpang sari(intercropping), penggunaan mulsa (bahan berupa jerami, serbuk gergaji, atau dedaunan), penanganan tanaman, dan pascapanen. Pertanian organik memiliki ciri khas, terutama dalam hukum dan sertifikasi, berupa larangan penggunaan bahan sintetik, disamping pemeliharaan produktivitas tanah. Disamping itu, pengolahannya lebih terkontrol sehingga hasil yang didapat lebih seragam.Secara garis besar dan berdasarkan cara kerjanya, maka terdapat dua cara pengolahan buah kopi basah menjadi kopi beras, yaitu yang disebut pengolahan buah kopi cara basah dan cara kering. Pengolahan buah kopi sccara basah biasa disebut W.I..B. (West lndische Bereiding), sedangkan pengolahan cara kering biasa disebut O.I.B (Ost Indische Bereiding). Perbedaan pokok dari kedua cara tersebut diatas adalah pada cara kering pengupasan daging buah, kulit tanduk dan kulit ari dilakukan setelah kering (kopi gelondong), sedangkan cara basah pengupasan daging buah dilakukan sewaktu masih basah.

2.4.Aspek PemasaranTanaman kopi mempunyai fungsi sosial, sebab dengan adanya perkebunan kopi yang besar berarti pula memberi pekerjaan bagi orang-orang yang berdekatan. Misalnya saja suatu perkebunan luasnya 1000 ha. Kalau rata-rata tiap ha satu buruh, dan tiap buruh satu istri dengan 2-3 anak, berarti satu perkebunan dapat memberi penghidupan tiga - empat ribu orang. (Kanisius, 1982)Kopi organik adalah kopi yang dihasilkan dengan cara ekologis, ekonomis, berkelanjutan, bermutu tinggi dan aman dari bahaya bahan kimia sintetik. Dalam budidaya pertanian, kopi organik ini hanya mengandalkan bahan-bahan organik seperti sisa tanaman, pupuk kandang, tanaman penutup tanah dan pupuk hijau. Sedangkan bahan kimia seperti insektisida, fungisida, nematisida, herbisida dan berbagai macam pupuk kimia tidak digunakan.(Karim et al, 1997:30).Menurut Kadariah (1978) dalam pengembangan suatu usahatani perlu dianalisis beberapa aspek, yaitu:1. Aspek TeknisAspek teknis dalam usahatani kopi adalah dapat dilihat pada keadaan kondisi tanah dan keadaan iklim dan persyaratan tumbuhnya.Tanaman kopi menghendaki tanah yang lapisan atasnya dalam dan gembur, lebih baik pada tanah yang bahan organisnya tinggi, lebihlebih bila tanah itu berasal dari abu gunung berapi.2. Aspek KomersialUsahatani yang bertujuan komersil didalam proses produksinya diperlukan pemakaian faktor-faktor produksi secara efisien untuk mendapatkan keuntungan yang maksimum.3. Aspek EkonomisAspek ekonomi menyangkut apakah pembangunan pertanian khususnya usahatani kopi tersebut akan mampu memberikan sumbangan positif dalam pembangunan ekonomi ditinjau secara keseluruhan seperti terserapnya tenaga kerja, naiknya produksi dan produktivitas serta tingkat kemakmuran para petani tersebut. Dengan demikian analisis secara ekonomi ini dititik beratkan pada hasil secara keseluruhan bukan pada hasil perorangan.4. Aspek FinansialAspek finansial mencakup arus penerimaan dan pengeluaran mulai dari persiapan areal pembibitan hingga akhir umur ekonomis suatu usahatani. Setiap pelaksanaan kegiatan usahatani serta keputusan manajemen lainnya perlu pedoman pada analisis finansial.

Pemasaran menurut Carthy (1985) adalah penyelenggaraan kegiatan yang berusaha mencapai tujuan organisasi dengan cara memperkirakan kebutuhan langganan dan mengarahkan arus barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan dari produsen ke langganan. Pemasaran dapat dikatakan sebagai penghubung antara pihak produsen dan konsumen sehingga terjadi pertukaran barang dan jasa serta adanya keinginan atau kebutuhan manusia. Dalam memasarkan suatu produk hendaknya terlebih dahulu dilakukan penetapan harga, dimana harga sangat menentukan pendapatan masyarakat di pasar. Penetapan harga tersebut harus memperhitungkan beberapa faktor, antara lain tujuan penetapan harga dan permintaan terhadap produk.Pemasaran dalam lingkup pertanian mencakup kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan arus pemindahan barang-barang kebutuhan pertanian dari pihak produsen ke konsumen, yang ditujukan untuk lebih mempermudah penyaluran dan memberikan kepuasan yang lebih kepada konsumen. Mursid (1993) mengatakan bahwa, pemasaran adalah semua kegiatan usaha yang bertalian dengan arus penyerahan barang-barang dan jasa dari produsen ke konsumen. (Arntzen et al., 1995 dalam Matthew J. Titus et al) mendefinisikan supply chain sebagai satu kesatuan dari fasilitas, teknologi, supplier (pemasok), konsumen, produk, dan metode distribusi. Dari definisi yang tertera diatas dapat disimpulkan bahwa supply chain management harus didukung oleh fasilitas, teknologi pengolahan, pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan pasok dan konsumen.Menurut Indrajit (2003 : 5) untuk mengatasi hal ini dapat ditempuh strategi Manajemensupply chainyaitu suatu sistem mata rantai penyaluran barang (penyediaan barang) produksi dan jasanya kepada pelanggannya. Konsepsupply chainmerupakan konsep baru di dalam melihat persoalan logistik. Dalam konsep baru ini masalah logistik dilihat sebagai masalah yang lebih luas hingga masalah mata rantai penyediaan barang.

BAB IIIGAMBARAN UMUM LOKASI

3.1.Latar Belakang PerusahaanDidasari oleh prinsip dan tujuan koperasi dengan potensi sumber daya alam berupa komoditi kopi yang berlimpah di Kabupaten Aceh Tengah, maka pada tanggal 21 Oktober 2002 didirikan sebuah Koperasi dengan nama Koperasi Baitul Qiradh Baburrayyan yang berbadan Hukum Nomor 62.01/233/bh/X/2002.Koperasi ini memiliki 2 (dua) unit usaha yaitu usaha simpan pinjam dan usaha perdagangan kopi serta 1 (satu) pabrik pengolahan kopi.Kantor pusat administrasi Koperasi Baitul Qiradh Baburrayyan beralamat di Jalan Inem Mayak Teri, Lorong 1 Nomor 115 Tetunyung, Takengon Aceh Tengah. Sementara kedua unit usahanya terletak dilokasi yang berbeda. Unit Usaha Simpan Pinjam berada di Jalan Mesir Kebet Bebesen Takengon, Aceh Selatan dan Unit Usaha Pemasaran Kopi berada di Jalan RSU Datu Beru Kebayan Takengon, Aceh Tengah.Koperasi Baitul Qiradh Baburrayyan (KBQB) telah melakukan ekspor perdana kopi Gayo dengan total 392.700 kilogram ke berbagai negara di dunia.Dengan total perolehan uang Rp 12.579.651.900,- atau setara (USD$ 1.372.107). Sementara sejak priode Januari-Juni 2007, total ekspor kopi Gayo ke manca negara mencapai 558.000 kilogram dengan total perolehan Rp 18.462.651.282,- atau setara (USD$ 2.061.090) atau naik sekitar 30 persen.Petani kopi yag masuk sebagai anggota koperasinya di didik dan dibina dalam hal budidaya kopi yang tidak memakai pupuk kimia. Pemupukan dilakukan dengan sistem pupuk kompos. Untuk itu semua produksi kopi milik petani yang tidak mempergunakan pupuk kimia ditampung langsung oleh KBQ Baburrayyan dengan harga yang sesuai di dunia.Untuk memotivasi para petani agar menghasilkan produk kopi organik, selain harga kopi, pihak KBQ Baburrayyan juga memberikanfeeuntuk masing-masing petani. Untuk tahun 2006 jumlah premi ataufeeyang diberikan kepada petani tercatat sebesar Rp 400.036.000,-. Sementara tahun 2007 diberikan sebesar Rp 800 juta. Dengan pemberianfeeini, para petani tetap bersemangat dan enerjik merawat kebun-kebun kopi mereka. Disamping memberikanfee, pihak KBQ Baburrayyan juga telah membantu rehabilitasi kebun petani. Hingga kini luas areal kebun kopi petani yang telah direhabilitasi tercatat seluas 392,3 hektar dengan jumlah bibit yang disalurkan sebanyak 588,412 batang.KBQ Baburrayyan juga memberikan jatah hidup (jadup) kepada petani yang kebunnya direhabilitasi. Jadup yang diberikan sudah tercatat sebanyak 26.005 Kilo gram, peralatan kerja berupa parang dan cangkul sebanyak 600 unit, mesin babat rumput sebanyak 291 unit. Untuk mewujudkan harapan para pecandu kopi dunia terhadap kopi organik, pihak KBQ Baburrayyan akan terus melanjutkan program rehabilitasi kebun kopi milik petani. Karena KBQ Baburrayyan juga kini telah mempersiapkan bibit kopi sebanyak 3.361.588 juta batang.Anggota Koperasi Baitul Qiradh Baburrayyan saat ini tercatat sebanyak 5.432 orang. Dari jumlah itu dibagi dalam empat kelompok yakni, Kelompok Swadaya Masyarakat 51 orang, Kelompok Karyawan 16 orang, Kelompok Petani Kopi Aceh Tengah sebanyak 4.567 orang dan Kelompok petani kopi Bener Meriah 798 orang.Strategi jitu yang dilakukan oleh manajemen koperasi dalam peningkatan nilai jual komoditi kopi perlu diberikan ancungan jempol. Pada tahun 2005 Koperasi Baitul Qiradh Baburrayyan mengantongi 3 (tiga) sertifikat produk organik yang diperoleh dari Lembaga Internasional. Dengan sertifikat yang didapat ini komoditi kopi tersebut dapat di ekspor ke negara tujuan sesuai dengan sertifikat yang diperoleh. Strategi ini membawa Koperasi Baitul Qiradh Baburrayyan menambah aktifitasnya sebagai lembaga peng-eksport kopi.Tabel 2. Daftar Organik sertifikat yang diperoleh pada Tahun 2005No.SertifikatLembaga sertifikasiTujuan Ekspor

1Organic Sertificate (EU)CUC IndonesiaEropa

2Organic Sertificate (USDA/NOP)CUC IndonesiaUSA

3Organic Sertificate JASCUC IndonesiaJepang

Sumber : Manajemen Koperasi Baitul Qiradh BaburrayyanTahun 2006 dan 2007, Koperasi ini menambah sertifikat produk masing-masing 1 sertifikat per tahun yang diterbitkan oleh Lembaga Sertifikasi CUC Indonesia dan FLO Cert Jerman.Tabel 3. DataSertifiakat Produk yang Telah Diperoleh Koperasi Baitul Qiradh Baburrayyan, Aceh TengahNo.UraianTanggal DiperolehNo. LisensiLembaga Sertifikasi

1Organic Produk(EU/USDA/JAS)24 Nov 2005803507CUC Indonesia

2CafPractice/Starbuck coffee01 Des 2006803507CUC Indonesia

3FLO Cert06 Jul 20075416FLO Cert Jerman

Sumber : Manajemen Koperasi Baitul Qiradh Baburrayyan

3.2.Letak Geografis dan Luas DaerahSuhu udara di Kecamatan Pegasing relatif sejuk karena topografi yang bergunung-gunung dan berbukit-bukit serta ketinggian Kecamatan pengasing dari permukaan laut cukup tinggi mencapai 2.000-2.600 meter.Suhu minimum di Kecamatan Pegasing adalah 150C dan suhu maksimumnya adalah 280C, kelembaban udara 18%.Lamanya penyinaran sebanyak 35% kabut 65% dan curah hujan 1.816 mm per tahun.Kecamatan Pegasing merupakan salah satu Kecamatan dari 14 Kecamatan yang ada di Kabupaten Aceh Tengah.Luas Kecamatan Pegasing keseluruhannya adalah 108.20 Km2. Adapun batas-batas wilayah Kecamatan Pegasing adalah sebagai berikut:-Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Bies dan Kecamatan Silih Nara.-Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Linge dan Kecamatan Atu Lintang.-Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Aceh Barat.-Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Laut Tawar dan Kecamatan Bebesen.Kecamatan pegasing terdiri dari 30 desa namun tidak semua desa ada di Kecamatan Pegasing memiliki lahan untuk perkebunan kopi. Desa Arul Lantong merupakan desa yang terdapat di Kecamatan Pegasing, desa ini memiliki perkebunan kopi yang diusahakan oleh rakyat secara turun temurun.

3.3.Struktur OrganisasiMajunya Koperasi Baitul Qiradh Baburrayyan, Aceh Tengah tidak terlepas dari sistem manajemen yang diterapkan dan keuletan dari pengurus serta peran serta anggotanya.Kepengurusan Koperasi Baitul Qiradh Baburrayyan terdiri dari:1.Badan Pembina dan Penasehata.Kepala Dinas Perindagkop dan UKM Aceh serta Kepala Dinas Koperindag ESDM Aceh Tengah.b.Kepala Dinas Kehutanan dan perkebunan Aceh dan Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Aceh Tengah.c.Kadistan Aceh dan Kadistan Peternakan dan Perikanan Kabupaten Aceh Tengah.d.Kepada Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh dan Kepala Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Transmigrasi Kabupaten Aceh Tengah.e.Kepala Biro Ekonomi Setda Aceh dan Kepala Bagian Ekonomi Sekdakab Aceh Tengah.f.Ketua Forum Kopi Aceh.2.Badan Pengawasa.Ketua : Samsul Bahri, SPb. Anggota: Sahmidac. Anggota: Rudi HS3. Badan Pengurusa. Ketua : Rizwan Husin, SE. AKb. Sekretaris : Armyadi, S.Hutc. Bendahara: Sugiati4. Pengelolaa. Unit Simpan Pinjam : Sopianb. Unit Perdagangan: Joselito Deleon Bombeta

Jumlah anggota koperasi Baitul Qiradh Baburrayyan terus meningkat setiap tahunnya. Berawal dari 35 orang anggota yang berasal dari Kabupaten Aceh Tengah dan Kabupaten Bener Meriah pada tahun 2004 bertambah 4 orang pada tahun 2005 sehingga menjadi 39 orang. Kiprah Koperasi Baitul Qiradh Baburrayyan pada tahun 2005 menampakkan kerja yang sangat baik dengan mendapatkan 3 (tiga) Sertifikat Organic yaitu Organic Sertificate (EU), USDA/NOP dan JAS untuk komoditi kopi dari CUC Indonesia yang merupakan Lembaga Sertifikasi. Dengan sertifikasi ini komoditi kopi dapat diekspor ke Negara Eropa, USA dan Jepang dengan harga yang sangat tinggi. Dari hasil kerja keras inilah anggota Koperasi Baitul Qiradh Baburrayyan pada tahun 2006 meningkat sangat drastis hingga mencapai 5.432 orang.Pada tahun 2008 mencapai 6.776 orang meningkat 1,195% dari tahun 2007 yang beranggota 6.696 orang.Data perkembangan jumlah anggota Koperasi Baitul Qiradh Baburrayyan sejak tahun 2004 sampai dengan tahun 2008 ditampilkan pada Tabel 1 berikut:Tabel4. Data Perkembangan anggota Koperasi BaitulQiradh Baburrayyan 2004 - 2008No.TAHUNJUMLAH ANGGOTA (ORG)TOTAL (ORG)

ACEH TENGAHBENER MERIAH

12004251035

22005291039

320064.6347985.432

420075.4741.2226.696

520085.5391.2376.776

Sumber : Manajemen Koperasi Baitul Qiradh Baburrayyan

Anggota Koperasi Baitul Qiradh Baburrayyan pada tahun 2008 yang mencapai 6.776 orang terdiri dari kelompok petani kopi organik 6.642 orang, Kelompok petani kopi Un organik 107 orang dan kelompok Non Petani Kopi 27 orang. Kegiatan koperasi pada kelompok petani kopi organik adalah perdagangan kopi dan simpan pinjam.Sementara pada kelompok petani kopi Unorganik dan kelompok Non petani kopi kegiatan di koperasi hanya pada usaha Simpan Pinjam.Tabel 5. Data anggota Menurut Kegiatan UsahaNo.KelompokJumlah Anggota (org)Total (org)Kegiatan di Koperasi

Aceh TengahBener Meriah

1Klp. petani kopi organik5.4301.2126.642Perdagangan kopi dan simpan pinjam

2Klp. petani kopi anorganik8225107Simpan pinjam

3Klp. non petani kopi27-27Simpan pinjam

Jumlah5.5391.2376.776

Sumber : Manajemen Koperasi Baitul Qiradh Baburrayyan

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.Tata Laksana Kegiatan Perkebunan Kopi Organik PetaniA.PembabatanSebelum melakukan penanaman bibit di lapangan, lahan perlu dipersiapkan dan diolah terlebih dahulu agar sesuai dengan kebutuhan hidup tanaman kopi, lahan yang baru dibuka harus dibersihkan terlebih dahulu dari rerumputan di semak-semak. Secara umum, tanaman kopi membutuhkan tanah yang gembur, subur, dan kaya bahan organik. Selain tanah gembur dan kaya bahan organik, kopi juga menghendaki tanah yang agak masam, yaitu antara pH 5-6,5 untuk kopi arabika dan pH 4,5-6,5. Apabila pH tanah kurang dari angka tersebut tanaman kopi masih dapat tumbuh, tetapi kurang bisa menyerap beberapa unsur hara sehingga terkadang pelu diberi kapur.

B.Pengolahan TanahPengerjaan tanah perlu memperhatikan keadaan tanah itu sendiri, baik mengenai kesuburan, tirai tanahnya, dan bekas tanaman. Bila tanah itu dalam keadaannya masih cukup subur dapat dikerjakan pada tahun itu juga dan waktu pengerjaan yang tepat bila keadaan tanahnya masih cukup basah. Untuk keperluan tersebut sebaiknya dikerjakan sekitar bulan Februari sampai dengan Mei atau Juni. Sedangkan pada bulan Juli atau Agustus istirahat. Selanjutnya pada saat sudah jatuh hujan, pekerjaan dapat dimulai lagi.Bila keadaan tanahnya kurang subur, misalnya keadaan tanahnya cukup miring dan lapisan maka pekerjaan harus dilakukan seawal mungkin, 3-4 tahun sebelum penanaman sudah mulai dipersiapkan yakni dibuat teras dan lubang-lubang ditanami pupuk hijau.

C.Penggalian Lubang TanamLubang tanaman dibuat pada teras atau pada anjir yang telah ditetapkan dengan ukuran rata-rata 60 x 60 cm, artinya lebar dan dalamnya 60 cm. waktu membuat lubang, lapisan tanah atas harus dipisahkan dengan lapisan tanah bawah ditaruh di sebelah kiri atau diratakan dengan maksud supaya bercampur dengan tanah sekitar lubang. Hanya membutuhkan 2 hari sebelum dilakukan penanaman, lubang dipilih tanah yang berasal dari lapisan atas karena tanah lapisan atas banyak mengandung humus, jadi subur, dan akan lebih baik bila dicampur dengan pupuk kandang.

D.Penanaman1. Mengatur Jarak tanamPengaturan jarak tanam, terutama bermaksud agar tiap-tiap tanaman tidak saling mengganggu sehingga tanaman dapat memperoleh intensitas penyinaran optimal. Daun kopi yang memperoleh intensitas penyinaran yang rendah akibat rapatnya tanaman, daunnya menandu lebar, tipis dan lembek dan produksinya pun rendah.Ukuran jarak yang digunakan pada kebun kopi adalah 2,5 x 2,5 m sehingga tanah dapat dimanfaatkan lagi untuk tanaman tumpang sari.2. PembibitanPembibitan kopi yang baru ditanam biasanya tidak tahan kekeringan. Oleh karena itu, sebaiknya penanaman dilaukan pada awal musim hujan atau pertengahan bulan November-Desember. Dengan demikian, pada musim kemarau berikutnya tanaman kopi sudah cukup kuat menahan kekeringan.Kemudian tanah penutup lubang digali 20 cm atau sedalam leher akar. Setelah itu bibit ditanam dan tanah disekitar tanaman dipadatkan.3. PenyulamanBeberapa minggu setelah selesai penanaman, hendaknya diadakan pemeriksaan kebun. Bila ternyata ada yang menunjukkan pertumbuhan yang kurang baik atau mati, segera diadakan penyulaman.Penyulaman dilakukan pada musim-musim keadaan tanahnya masih memungkinkan. Misalnya penyulaman pertama pada bulan November, sewaktu hujan belum begitu banyak, sedangkan penyulaman kedua pada bulan Maret, dimana hujan sudah berkurang, sesudah bulan Maret jangan dilakukan penyulaman karena menghadapi musim kemarau. Kalau sesudah bulan Maret ternyata ada yang mati, lebih baik ditangguhkan.Agar sulaman itu cepat menyamai tanaman yang lain, hendaknya dipilih bibit yang baik dan penyelenggaraan atau perawatan yang lebih baik.

E.Pemeliharaan1.Pengendalian Hama dan penyakitDi beberapa perkebunan kopi banyak dikenal gangguan-gangguan tanaman kopi yang merugikan. Gangguan-gangguan tersebut kebanyakan disebabkan oleh hama dan penyakit, juga disebabkan keadaan sekeliling, yang umumnya menyerang pada akar batang, ranting, bunga, buah, dan daun. Adapun jenis-jenis yang sering menyerang tanaman kopi adalah :a. Penyakit Karat daun KopiPengendaliannya :Tebang dan bakar.Tanaman yang belum terserang juga disemprot dengan fungisida tersebut.Sebagai pencegahan, penyemprotan dilaksanakan setiap menjelang musim hujan dengan interval penyemprotan sekali dalam tiga Minggu.b. Penyakit Jamur UpasPengendaliannya :Kurangi kelembaban dengan cara mengurangi naungan.Olesi fungisida bubur Bordeaux Carbolineum 5% pada bagian yang terserang. Kemudian, potong dan musnahkan (bakar) batang dan ranting yang terserang. Pemotongan dilakukan pada bagian yang masih sehat.Perhatikan bila disekitar kebun ada tanamanTheprosia sp, danLeucaenakarena tanaman tersebut bisa menjadi inang jamur upas. Bila tanaman tersebut terserang maka bagian yang terserang harus diobati dan dipangkas.c. Penyakit akar cokelat dan akar hitamPengendaliannya :Segera bongkar pohon kopi hingga akarnya yang menunjukkan gejala terserang, kemudian singkirkan dan bakar.Periksa kemungkinan ikut terserangnya pohon kopi yang berdampingan dengan pohon yang sakit.Beri tepung belerang sebanyak 200 gram pada lubang bekas bongkaran yang dimasukkan ke dalam tanah, lalu diaduk. Lubang ini tidak boleh ditanami kopi hingga satu tahun ke depan.d. Penyakit bercak cokelat pada daun dan bercak hitam pada buah.Pengendaliannya :Kurangi kelembaban kebun dengan cara mengatur atau mengurangi naungan, pemangkasan bagian tanaman kopi yang sudah diproduktif, penjarangan bibit, dan membuat parit untuk membuang air hujan.

F.PemangkasanTanaman kopi apabila dibiarkan saja dari kecil hingga besar akan mencapai 7-10 m, sehingga akan menyulitkan pemeliharaan dan pemungutan hasil. Disamping itu produksinya pun akan kurang. Oleh sebab itu, pemangkasan adalah salah satu segi di dalam pemaliharaan yang perlu dilaksanakan. Pada kopi, pemangkasan biasanya dilakukan pada batang maupun cabang. Pemangkasan dilakukan dalam tiga kali setahun sesuai dengan kebutuhan.Pada perkebunan kopi yang baik harus selalu diadakan pemangkasan, baik mengenai tanaman pokok maupun pohon pelindung. Bila dibiarkan tumbuh tinggi, tanaman kopi dapat mencapai 12 m dengan percabangan rimbun dan tidak teratur. Akibatnya, tanaman mudah terserang penyakit serta buah yang dihasilkan sedikit dan sulit dipanen. Untuk mengatasi hal tersebut perlu dilakukan pemangkasan pada batang maupun cabang.Pada tanaman kopi pemangkasan dilakukan pada cabang gila, maksudnya yang tidak ada buahnya harus dibuang karena tidak berguna. Pemangkasan sebaiknya dilakukan pada awal atau akhir musim hujan setelah pemupukan. Maksudnya, agar tanaman telah memiliki simpanan makanan yang cukup sebelum dipangkas.

4.2. Aspek Tekhnologi Hasil PertanianPengolahan kopi organik secara umum dilakukan oleh petani dan koperasi KBQ Baburrayyan. Petani mengolah kopi gelondong merah sampai menjadi gabah berkadar air 40-45 %. Gabah tersebut dijual ke kolektor dan kolektor menjual ke KBQ Baburrayyan dengan harga yang telah ditentukan. Kopi yang dibeli kolektor masih dalam bentuk gabah. Selanjutnya KBQ Baburrayyan mengolah kopi gabah tersebut menjadi kopi beras. Setelah proses pengolahan selesai, kopi digudangkan sampai pada tahap pengeksporan dilakukan.Biji kopi yang sudah siap diperdagangkan adalah berupa biji kopi kering yang sudah terlepas dari daging buah, kulit tanduk dan kulit arinya, kadar airnya berkisar antara 12 - 13 %, butiran biji kopi yang demikian ini disebut kopi beras (coffea beans). Kopi beras berasal dari buah kopi basah yang telah mengalami beberapa tingkat proses pengolahan.

Proses pengolahan kopi organik secara basah

Adapun tahap-tahap proses pengolahan kopi organik secara basah yang dilakukan oleh petani dan koperasi KBQ Baburrayyan antara lain sebagai berikut:Pengolahan Ditahap Petani1) Panen kopiKopi Arabika Gayo dipanen tanpa menggunakan mesin yaitu dilakukan secara manual dengan cara memetik pilih buah yang telah masak, baik yang ditanam oleh petani kecil atau oleh perkebunan ukuran menengah. Ukuran kematangan buah ditandai oleh perubahan warna kulit buah. Kulit buah berwarna hijau tua ketika masih muda, berwarna kuning ketika setengah masak dan berwarna merah saat masak penuh dan menjadi kehitam-hitaman setelah masak penuh terlampaui (over ripe).Kopi Arabika mulai berbuah pada umur 2,5-3 tahun. Petikan buah kopi dilakukan pada buah yang sudah masak dengan warna merah, tua agar menghasilkan kopi yang berkualitas dan Pada waktu panen (pemetikan) agar berhati-hati supaya tidak ada bagian pohon/ cabang/ ranting) yang rusak.Karena buah kopi tidak matang pada waktu yang bersamaan, petani harus melakukan panen sekali setiap sepuluh hari, dalam periode lima hingga enam bulan, untuk mendapatkan kualitas terbaik dalam penampilan, aroma, dan rasa. Panen kopi dilakukan atas bantuan tenaga kerja dari keluarga ataupun penduduk setempat dan ada juga yang memperkerjakan orang lain. Belum adanya pemakaian teknologi atas panen seperti yang dilakukan di Brazil. Ini merupakan keunggulan dalam panen kopi dengan biaya tenaga kerja, karena bila panen dilakukan menggunakan mesin, buah yang belum matang benar akan menghasilkan aroma kopi yang tipis dan profil cupping yang keras.Tanaman kopi tidak berbunga serentak dalam setahun, karena itu ada beberapa cara pemetikan :a.Pemetikan selektif dilakukan terhadap buah masak.b.Pemetikan setengah selektif dilakukan terhadap dompolan buah masak.c.Secara lelesan dilakukan terhadap buah kopi yang gugur karena terlambat pemetikan.Setelah buah kopi masak optimum sebaiknya secepatnya dipanen Agar buah tidak jatuh ketanah dan menyiapkan tempat penjemuran, pengupasan kulit dan jugapenyimpanan hasil panen agar tidak rusak akibat hama pasca panen. Buah panenan harussegera diproses maksimal 20- 36 jam jam setelah petik untuk mendapatkan hasil yangbaik. (mempetahankan mutu terbaik).Berikut adalah kopi yang dihasilkan :

2) PullpingKopi masak yang baru dipanen kemudian dikupas kulit buahnya dengan cara dimasukkan ke dalam mesin penggiling kopi (pulper).Pulping merupakan proses yang bertujuan memisahkan biji kopi dari pulp yang terdiri dari daging buah dan kulit buah dimana hasilnya berupa kopi berkulit ari dan kulit tanduk atau disebut gabah basah.Di dalam mesin penggiling kopi dilengkapi dengan beberapa selinder yang bergigi, dengan pelat-pelat logam pemecah kulit.Adapun susunan buah kopi dengan penampang melintang dapat dilihat pada gambar berikut ini :

3) Fermentasi GabahSetelah digiling atau kopi sudah terlepas dari kulitnya kopi dimasukkan ke dalam goni atau didalam bak semen untuk diendapkan selama satu malam.Proses fermentasi bertujuan untuk melepaskan daging buah berlendir yang masih melekat pada kulit tanduk dan pada proses pencucian akan mudah terlepas (terpisah) sehingga mempermudah proses pengeringan. Proses fermentasi juga dapat memperbaiki citarasa dari kopi. Fermentasi yang terlalu lama dapat mempengaruhi mutu dari kopi tersebut seperti rasa kopi menjadi asam.Adapun perubahan-perubahan yang terjadi selama proses fermentasi antara lain sebagai berikut :a. Pemecahan Komponen mucilageBagian yang tepenting dari lapisan berlendir (getah) ini adalah komponen protopektin yaitu suatu insoluble complex tempat terjadinya meta cellular lactice dari daging buah. Material inilah yang terpecah dalam proses fementasi. Ada yang berpendapat bahwa tejadinya pemecahan getah itu adalah sebagai akibat bekerjanya suatu enzim yang terdapat dalam buah kopi. Enzim ini termasuk sejenis katalase yang akan memecah protopektin didalam buah kopi.b. Pemecahan GulaSukrosa merupakan komponen penting dalam daging buah kopi. Kadar gula akan meningkat dengan cepat selama proses pematangan buah yang dapat dikenal dengan adanya rasa manis.Gula adalah senyawaan yang larut dalam air, oleh karena itu dengan adanya proses pencucian lebih dari 15 menit akan banyak menyebabkan terjadinya banyak kehilangan konsentrasinya. Proses difusi gula dari biji melalui parchment ke daging buah yang berjalan sangat lambat. Proses ini terjadi sewaktu perendaman dalam bak pengumpul dan pemisahan buah. Oleh karena itu kadar gula dalam daging biji akan mempengaruhi konsentrasi gula di dalam getah beberapa jam setelah fermentasi.Sebagai hasil proses pemecahan gula adalah asam laktat dan asam asetat dengan kadar asam laktat yang lebih besar. Asam-asam lain yang dihasilkan dari proses fermentasi ini adalah etanol, asam butirat dan propionat. Asam lain akan memberikan onion flavor.c. Perubahan Warna KulitBiji kopi yang telah terpisahkan dari pulp dan parchment maka kulit ari akan bewarna coklat. Juga jaringan daging biji akan bewarna sedikit kecoklatan yang tadinya bewarna abu-abu ata.u abu-abu kebiruan. Proses browning ini terjadi akibat oksidasi polifenol. Terjadinya warna kecoklatan yang kurang menarik ini dapat dicegah dalam proses fermentasi melalui pemakaian air pencucian yang bersifat alkalis.

4) PencucianPencucian secara manual dilakukan pada biji kopi didalam bak semen yang dialirkan dengan air melalui saluran dalam bak pencucian yang segera diaduk dengan tangan dan cangkul. Proses ini dilakukan sampai berulang kali untuk mendapatkan gabah kopi yang bersih (tidak terasa licin). Selama proses ini, air di dalam bak dibiarkan terus mengalir keluar dengan membawa bagian-bagian yang terapung berupa sisa-sisa lapisan lendir yang terlepas.

5) Pengeringan awalPengeringan awal gabah basah bertujuan untuk memudahkan dalam proses pengupasan kulit ari dan tanduk. Kadar air pada pengeringan awal berkurang dari 60 % menjadi 40-45 %. Gabah basah dikeringkan dengan sinar matahari selama 6- 7 jam dan sering dibolak balik selama 1 jam sekali sampai. Penjemuran dilakukan di lantai jemur yang terbuat dari semen dengan tebal tumpukan 2 cm.Hasil dari pengeringan ini (gabah berkadar air 40-45 %) dijual ke kolektor dengan harga yang telah ditetapkan. Kolektor tidak mengolah gabah tersebut sama sekali, melainkan langsung dijual ke Koperasi Baitul Qiradh Baburrayyan.

Pengolahan Ditahap KBQ Baburrayyan1) Penggerbusan (Hulling)Proses ini dilakukan dan selanjutnya dilakukan oleh karyawan KBQ Baburrayyan. Sebelum dilakukan proses ini, gabah tersebut terlebih dahulu dikeringkan sampai kadar airnya mencapai 40 %. Pengeringan ini dilakukan diatas terpal atau lantai semen menggunakan sinar matahari selama 1 hari. Ini bertujuan untuk mengurangi biji yang pecah dan memudahkan pengupasan kulit tanduk pada saat proses pengerbusan.Gabah berkadar air 40 % dimasukkan kedalam huller untuk dilakukan pengerbusan. Tujuan hulling/ penggerbusan adalah untuk memisahkan kulit-kulit tanduk dan ari dari gabah sehingga didapatkan kopi labu.

2) Pengeringan AkhirKopi beras yang didapatkan dari hasil pengerbusan dikeringkan lagi sampai didapatkan kadar air mencapai 12-13 %. Pengeringan ini dilakukan pada sinar matahari hingga didapatkan kadar air dibawah 13 % yang pada akhirnya dapat menjaga stabilitas penyimpanan. Pengeringan biasanya dilakukan di lantai jemur yang terbuat dari semen dengan tebal tumpukan 2 cm selama 2-3 hari.

3) Sortasi Biji KeringSortasi kering bertujuan untuk memisahkan kopi pasar berdasarkan nilai cacatnya dan grading/ ukuran. Untuk memisahkan berdasarkan ukurannya digunakan alat glender (ayakan), sedangkan untuk memisahkan berdasarkan nilai cacatnya digunakan tenaga manusia (sortasi tangan/ meja). Sortasi meja ini merupakan sortasi terakhir untuk menentukan mutu kopi beras dengan syarat mutu ditentukan oleh direksi.Cara sortasi ini dilakukan diatas meja dimana setiap meja terdapat 10 orang tenaga sortasi wanita yang masing-masing bertanggung jawab atas mutu yang dihasilkannya, antara lain : Mutu I, Mutu II, Mutu III, Mutu IV dan Mutu V. kategori mutu yang paling bagus yaitu mutu I (warna merata, Tidak cacat, tidak ada bubuk dan kotoran).

Tabel.jenis mutu kopi berdasarkan system nilai cacat

4) PengemasanTujuan pengemasan kopi beras antara lain untuk mempertahankan mutu fisik dan cita rasa, mengamankan dari serangan hama dan penyakit, memperindah kenampakan, mempermudah penanganan, pengangkutan, perhitungan jumlah dan identifikasi.Proses pengemasan di pabrik KBQ Baburrayyan menggunakan karung goni (pasar eksport) dan karung plastik (pasar local). Kemasan tersebut dijahit dengan benang 2 kali dengan masing-masing beratnya 60 kg/ karung. Pada kemasan kopi organik dicantumkan beberapa informasi ekspor yang langsung disablon pada goni seperti jenis kopi, nomor goni, grade mutu kopi, ICO, negara pengekspor, negara tujuan.

4.3. Syarat Mutu Kopi Pengolahan Basah Kadar air maksimum 12 % (bobot/bobot). Kadar kotoran berupa ranting, batu, tanah dan benda-benda asing lainnya maksimum 0,5 % (bobot/bobot). Bebas dari serangga hidup. Bebas dari biji yang berbau dan berbau kapang (apek).

Pengeringan Kering Kadar air maksimum 13 % (bobot/bobot). Kadar kotoran berupa ranting, batu, tanah dan benda-benda asing lainnya maksimum 0,5 % (bobot/bobot). Bebas dari serangga hidup. Bebas dari biji yang berbau dan berbau kapang (apek). Biji tidak lolos ayakan ukuran 3 mm x 3 mm (8 mesh) dengan maksimum lolos 1 % (bobot/bobot). Untuk bisa disebut biji ukuran besar, harus memenuhi persyaratan tidak lolos ayakan ukuran 5,6 mm x 5,6 mm (3,5 mesh) dengan maksimum lolos 1 % (bobot/bobot).

4.4. Aspek AgribisnisPemasaran kopi yang dilakukan oleh petani kopi di daerah biasanya menggunakan jalur pemasaran berantai. Pemasaran kopi dilakukan rutin dalam satu minggu. Dalam satu minggu pemasaran dilakukan hanya satu kali. Para petani akan membawa kopi ke pedagang pengumpul yang ada di desa, pemasaran seperti ini sudah sering dilakukan dan sudah menjadi suatu kebiasaan yang rutin.Ditinjau dari saluran pemasaran kopi pada Koperasi Baitul Qirald Baburrayyan ada satu macam cara penyampaian barang :a. Distribusi barang dari petani kepada pedangang pengumpul (kolektor), dilanjutkan kepada Koperasi Baitul Qirald Baburrayyan, dan kepada Eksportir.

Gambar 1.Skema Saluran Pemasaran Kopi di Koperasi Baitul QiradhBaburrayyan 2010

Dari skema di atas dapat dijelaskanDistribusi barang dari petani kepada pedangang pengumpul (kolektor), dilanjutkan kepada Koperasi Baitul Qirald Baburrayyan, dan kepada Eksportir.Koperasi Baitul Qiradh Baburrayyan mampu mengekspor kopi ke beberapa negara antara lain USA, Australia, Canada, Inggris, Singapura, Mexico dan New Zealand.

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN

5.1.KesimpulanBerdasarkan uraian sebelumnya, maka pada bagian ini penulis akan mengemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut : Pemeliharaan tanaman merupakan kegiatan kultur teknis yang sangat penting dan harus diperhatikan dalam areal perkebunan, karena pemeliharaan tanaman akan mempengaruhi produksi tanaman. Kegiatan pemeliharaan pada tanaman kopi yang sudah menghasilkan meliputi pemupukan, pemangkasan (baik pada tanaman kopi maupun pada tanaman pelindung), serta pengendalian hama, penyakit dan gulma. Teknik budidaya Kopi Arabika Organik dilakukan dengan melihat kesuburan tanah, kaya bahan organik, ketinggian tempat, serta perawatan dan pemeliharaan. Bisnis Kopi Arabika Organik pada Koperasi Baitul Qiradh Baburrayyan sangat menguntungkan untuk dikembangkan lebih lanjut. Hal ini bukan saja berpengaruh pada pendapatan petani, namun dapat memenuhi permintaan Kopi Arabika Organik oleh konsumen dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Produk yang dihasilkan pada Koperasi ini dapat bersaing dengan produk yang didatangkan dari luar daerah dan luar negeri.

5.2.SaranMeskipun manajemen Koperasi Baitul Qiradh Baburrayyan sudah memadai, namun untuk meningkatkan efektifitasnya berikut inikamidapat memberikan saran-saran yang membangun sebagai berikut : Untuk meningkatkan produktivitas tanaman Kopi Arabika Organik supaya dapat berproduksi dalam jangka waktu yang lama maka teknik perawatan tanaman perlu ditingkatkan lagi ke arah yang lebih sempurna, dengan mempersiapkan dan mengolah lahan yang sesuai dengan kebutuhan tanaman kopi. Untuk mengatasi hambatan yang dihadapi dalam pemeliharaan tanaman kopi organik terutama dalam meningkatkan hasil serta mutu kopi yang dihasilkan, diharapkan adanya penelitian yang lebih intensif sehingga tujuan dari pemeliharaan tanaman kopi organik dapat tercapai. Manajemen yang baik sangatlah diperlukan dalam melakukan kegiatan pemasaran, dimana petani dapat langsung memasarkan hasil panen dengan mudah.

DAFTAR PUSTAKAAnonymous. 2002a.Profil Komoditi Unggulan perdagangan Daerah Kabupaten Aceh Tengah.Dinas Perindustrian dan Perdagangan. Aceh Tengah.

Anonymous. 2002b.Kelayakan Dan Rencana Komoditi Ekspor Unggulan Kabupaten Aceh Tengah. Dinas Perindustrian dan Perdagangan. Aceh Tengah.

Anonymous. 2008.http://id.wikipedia.org/wiki/Koperasi. Diakses 17 Mei 2015.

Girisanta. 1978.Bercocok Tanam Kopi.Kanisus. Yogyakarta.

Sukirno, S. 2003.Pengantar Bisnis.Prenada Media : Jakarta.

Suud, Hassan. 2002.Metode Penelitian Aplikasi Dalam Menyusun Usul Penelitian.YCMC : Jakarta.

Suud, Hassan. 2004.Pengantar Ilmu Pertanian.YCMC : Jakarta.

Suud, Hassan. 2007.Manajemen Agribisnis Dalam Perspektif Pendekatan. YCMC : Jakarta.