Laporan ANTAM

94
SMK DB 1 KOTA JAMBI - PT ANTAM Tbk UBPE PONGKOR BOGOR LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. Aneka Tambang (ANTAM) Tbk. Unit Bisnis Pertambangan Emas (UBPE) Pongkor, Bogor, Jawa Barat DISUSUN OLEH : JOHAN EDWART L.H. [3354] MELANI KOMALA DEWI [3322] ARI MARIO [3302] MIA NOVITA SARI [3356] PROGRAM STUDI TEHKNIK GEOLOGI PERTAMBANGAN 201 3

description

geoteknik

Transcript of Laporan ANTAM

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

SMK DHARMA BAHKTI 1KOTA JAMBIPT ANTAM Persero TbkUBPE PONGKOR, BOGOR

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGANPT. Aneka Tambang (ANTAM) Tbk. Unit Bisnis Pertambangan Emas (UBPE) Pongkor, Bogor, Jawa BaratDISUSUN OLEH :JOHAN EDWART L.H.[3354]MELANI KOMALA DEWI[3322]ARI MARIO[3302]MIA NOVITA SARI[3356]PROGRAM STUDI TEHKNIK GEOLOGI PERTAMBANGAN SMK DHARMA BHAKTI 1 KOTA JAMBI2013

JOHAN EDWART L. H. , MELANI KOMALA DEWI , ARI MARIO , MIA NOVITA SARISMK DB 1 KOTA JAMBI - PT ANTAM Tbk UBPE PONGKOR BOGOR4 Maret 2013 - 31 April 2013

LEMBAR PENGESAHAN LAPORANLEMBAR PENGESAHANLAPORAN PRAKERIN

Lembar Pengesahan Laporan Praktek Kerja Lapangan di Satuan Kerja Quality Controldi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. Persero UBPE Pongkor, Bogor.Disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan Tugas Prakerin Program KeahlianKelas XI PT 1 SMK Dharma Bhakti 1 Jambi Jurusan Geologi Pertambangan.

JOHAN EDWART L. H.[3354]MELANI KOMALA DEWI[3322]ARI MARIO[3302]MIA NOVITA SARI[3356]

GEOLOGI PERTAMBANGAN

INSTRUKTUR PRAKERIN 2TAUFIK ACHMAD FAUZI, S.T.Staff Quality Control BureauINSTRUKTUR PRAKERIN 1YOSEP PURNAMA, S.T.Grade Control & Geotech Dept Head

KETUA JURUSANGEOLOGI PERTAMBANGANERNIE ERYAWANTI, S.T.Mengetahui,KEPALA SEKOLAHSMK DHARMA BHAKTI 1 JAMBIPRAPTO, S.PDNIP : 19550806 197903 1 006

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penyusun ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penyusunan Laporan PKL Geologi Pertambangan ini dapat diselesaikan. Laporan ini disusun dengan judul LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT ANTAM Tbk. UBPE PONGKOR. Laporan ini disusun untuk memenuhi Penilaian Sekolah mata Jurusan Geologi Pertambangan serta untuk memperdalam materi yang telah dipelajari selama ini. Dan semoga Laporan ini dapat memberi motivasi bagi Penyusun khususnya dan Siswa Geologi Pertambangan pada umumnya.Penyusun juga tidak lupa mengucapkan Banyak Terima Kasih kepada :1. Kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat Rahmat dan Karunianya sehingga Penyusun dapat menjalankan Praktek Kerja Lapangan dan menyusun Laporan PKL ini dengan sempurna.2. Bapak Kepala Sekolah SMK Dharma Bhakti 1 Jambi.3. Ibu Ernie Eryawanti, S.T. Ketua Jurusan Geologi Pertambangan SMK Dharma Bhakti 1 Jambi.4. Bapak / Ibu Guru Jurusan Geologi Pertambangan SMK Dharma Bhakti 1 Jambi.5. Bapak / Ibu Guru Pembimbing SMK Dharma Bhakti 1 Jambi.6. Pimpinan Perusahaan yang telah mengizinkan Penyusun untuk melaksanakan PKL di Kantor dan Lapangan PT ANTAM. Tbk UBPE PONGKOR, Bogor.7. Seluruh Staf Grade Control, Geotech, dan Pengukuran selaku Pembimbing.8. Bapak - Bapak Pengawas di kantor / di tambang PT ANTAM. Tbk UBPE PONGKOR, Bogor.9. Orang Tua yang selalu memberikan bantuan dukungan dan doa selama pelaksanaan PKL.10. Teman - Teman Jurusan Geologi Pertambangan yang membantu dalam penyusunan Laporan Praktek Kerja Lapangan.

Laporan yang telah disusun ini masih jauh dari sempurna, oleh sebab itu Penyusun sangat mengharapkan adanya saran dan kritik yang membangun dari seluruh pihak sebagai bahan pembelajaran bagi Penyusun.Dan Penyusun berharap semoga Laporan PKL Geologi Pertambangan ini dapat bermanfaat serta menambah pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan bagi Penyusun dan Pembaca. Akhirnya Penyusun mengucapkan terima kasih kepada seluruh staf PT. ANTAM Tbk. UBPE Pongkor dan semua Pihak yang telah membantu dan Siswa/Siswi SMK Dharma Bhakti 1 Jambi sehingga dapat diselesaikan laporan ini sebagaimana mestinya.BOGOR, APRIL 2013

PENYUSUN,JOHAN EDWART L. H.[3354]MELANI KOMALA DEWI[3322]ARI MARIO[3302]MIA NOVITA SARI[3356]

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN1KATA PENGANTAR2DAFTAR ISI3

BAB I4PENDAHULUAN41.1 LATAR BELAKANG41.2 MAKSUD DAN TUJUAN5BAB II6TINJAUAN PERUSAHAAN62.1 LATAR BELAKANG PERUSAHAAN62.2 SEJARAH PERUSAHAAN PT ANTAM Tbk82.3 PRODUKSI PERUSAHAAN92.4 LETAK GEOGRAFIS102.5 SISTEM VEIN DI DAERAH PONGKOR & SEKITARNYA102.6 KEADAAN GEOLOGI, STRATIGRAFI, TOPOGRAFI DAN MORFOLOGI14BAB III17SISTEM PENAMBANGAN173.1 TAMBANG BAWAH TANAH (UNDERGROUND MINE)183.2 ALAT BERAT TAMBANG BAWAH TANAH223.3 SIKLUS PRODUKSI DAN DEVELOPMENT23BAB IV33QUALITY CONTROL334.1 GEOTEHNIK (GEOTECH)334.2 PENGAWASAN KADAR (GRADE CONTROL)424.3 PENGUKURAN (MINE SURVEY)45LAMPIRAN GAMBAR47BAB V56PENUTUP565.1 PENUTUP56DAFTAR PUSTAKA57

SMK DHARMA BAHKTI 1KOTA JAMBIPT ANTAM Persero TbkUBPE PONGKOR, BOGORLAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGANBAB IPENDAHULUAN2013LATAR BELAKANGMAKSUD DAN TUJUAN

BAB IPENDAHULUAN1.1 LATAR BELAKANG

Di Indonesia banyak terdapat kandungan bahan galian. Alangkah baiknya apabila kita memanfaatkan semaksimal mungkin bahan galian tersebut. Negara Republik Indonesia dikenal memiliki dalam jumlah yang cukup besar dan beragam berbagai macam sumber daya mineral. Salah satu sumber daya yang patut diperhatikan adalah logam mulia Emas dan Perak. Beberapa provinsi memiliki cadangan Emas yang cukup besar sehingga banyak perusahaan besar tertarik untuk melakukan investasi di dunia pertambangan Emas, namun demikian beberapa daerah juga memilki sumberdaya Emas tetapi cadangannya tidak terlalu besar sehingga apabila ditambang dengan skala besar menjadi tidak menguntungkan.Logam emas merupakan logam yang paling mulia dengan simbol Au, diturunkan dari Bahasa Latin Aurum yang artinya Shining Dawn. Logam emas mempunyai sifat fisika dan kimia yang unik diantaranya tidak berkarat, mempunyai duktilitas dan malleabilitas melebihi logam-logam lain, artinya mudah dibentuk menjadi kawat atau lembar-lembar yang sangat tipis. Memilki daya hantar listrik yang baik, dan sangat tidak reaktif.Telah diketahui bahwa logam emas pada umumnya selain dipakai sebagai perhiasan,juga dipakai sebagai alat perukaran diseluruh dunia. Mengingat sifat logam emas yang stabil artinya tidak mudah bereaksi dan sulitnya memperoleh cadangan emas di dunia ini maka, emas dipakai sebagai komoditas industry dan akhirnya dipakai untuk menjaga system moneter suatu Negara.PT ANTAM. Tbk sebagai salah satu industri Pertambangan yang dimiliki BUMN, mengelola dan memproduksi berbagi macam bahan galian. PT Antam Tbk adalah sebuah pertambangan emas yang merupakan salah satunya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang melakukan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi mineral logam di Indonesia. PT ANTAM. Tbk khususnya yang bergerak dibidang Unit Bisnis Pertambangan Emas (UBPE) yang terletak di Gunung Pongkor, Desa Bantar Karet, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Tambang Emas Pongkor adalah satu-satunya tambang bangsa Indonesia yang diketemukan oleh putra-putra terbaik Indonesia dan dikelola oleh puta-putri Bangsa Indonesia.Penambangan dilakukan dengan sistem tambang bawah tanah (Underground Mine) dengan menggunakan metode Cut and Fill dan Shrinkage Stopping, dimana alat utamanya adalah Jumbo Drill, LHD (Load Haul Dump), Wheel Loader, Back Hoe, Dump Truck, Mine Truck, Excavator, dll.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

Pelaksanaan Pendidikan dengan Sistem Ganda (PSG) sebagai perwujudan kebijaksanaan dari link and math, dalam prosesnya dilaksanakan pada dua tempat yaitu di sekolah dan di dunia usaha / industri. Upaya ini dilaksanakan dalam rangka peningkatan mutu tamatan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dalam mencapai tujuan relevansi pendidikan dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja. Harapan utama dari kegiatan penyelenggaraan praktik di dunia Usaha / Industri ini disamping keahlian professional Siswa meningkat sesuai dengan tuntutan kebutuhan dunia Usaha / Industri, juga Siswa akan memiliki etos kerja yang meliputi : Kemampuan Bekerja; Motivasi Kerja; Inisiatif; Kreativitas; Hasil Pekerjaan Yang Berkualitas; Disiplin Waktu dan Kerajinan Dalam Bekerja.Dalam melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL), didalamnya memiliki berbagai macam tujuan antara lain :1. Memenuhi salah satu kurikulum yang ditentukan oleh sekolah yang dilaksanakan dengan Praktek Kerja Industri.2. Menerapkan pelajaran teori dan Praktek Jurusan Geologi Pertambangan yang didapatkan di sekolah dan kemudian diterapkan dilapangan industri.3. Untuk mendapatkan keterampilan dan pengalaman kerja di perusahaan pertambangan.Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian dengan Profesional yaitu tenaga kerja yang memiliki kemampuan baik dibidang pengetahuan maupun keterampilan kerja. Mendorong siswa untuk berjiwa swasta dan mandiri. Untuk mendapat wawasan dan pengalaman sebagai bahan perbandingan antara teori yang di dapat disekolah dengan di tempat praktek kerja yang sesungguhnya.Kegiatan siswa PKL dilapangan bertujuan agar para peserta PKL dapat melihat langsung kegiatan pertambangan emas di daerah Pongkor dengan masuk langsung ke lokasi tambang untuk memperoleh penjelasan dari para instruktur dan pembimbing lainnya yang beroperasi di daerah tersebut.

SMK DHARMA BAHKTI 1KOTA JAMBIPT ANTAM Persero TbkUBPE PONGKOR, BOGORLAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGANBAB IITINJAUAN PERUSAHAAN2013LATAR BELAKANG PERUSAHAANSEJARAH PERUSAHAAN PT ANTAM TbkPRODUKSI PERUSAHAANLETAK GEOGRAFISSISTEM VEIN PONGKORKEADAAN GEOLOGI, STRATIGRAFI, TOPOGRAFI DAN MORFOLOGI

BAB IITINJAUAN PERUSAHAAN

2.1 LATAR BELAKANG PERUSAHAAN

PT Aneka Tambang Tbk (PT ANTAM Tbk) adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berada dibawah kementrian Badan Usaha Milik Negara Replubik Indonesia. merupakan perusahaan pertambangan yang sebagian besar sahamnya dimiliki oleh PemerintahIndonesia(65%) dan masyarakat (35%).PT ANTAM Tbk memiliki 9 unit produksi yaitu Penambangan Bauksit di Kijang Pulau Bintan Riau; Penambangan Nikel di Pulau Gee, Gebe Tanjung Buli dan Pomala, Sulawesi Tenggara; Penambangan Pasir Besi di Cilacap, Kutoarjo dan Lumajang, Jawa Tengah; dan Penambangan Emas dan Perak di Pongkor, Bogor dengan nama Unit Bisnis Pertambangan Emas (UBPE) Pongkor. PT Antam didirikan pada tanggal5 Juli 1968.Kegiatan Penambangan di PT ANTAM Tbk. UBPE Pongkor menggunakan Sistem Penambangan Bawah Tanah (Underground Mine) dengan metode Cut And Fill. Proses penambangan bawah tanah yang melibatkan kegiatan Penggalian, Pengeboran, Peledakan, Pengangkutan, dan Penyanggaan jika tidak dikelola dengan baik maka dapat berpeluang sangat besar untuk terciptanya berbagai permasalahan lingkungan dan keselamatan kerja.Pendirian UBPE Pongkor ini di mulai ketika PT Aneka Tambang Tbk melalui salah satu unit kerjanya yaitu Unit Geologi memulai eksplorasi pada tahun 1974 sampai dengan tahun 1981 di daerah Pegunungan Limbung, sebelah barat Gunung Pongkor, tujuan utamanya adalah mencari cebakan biji dasar (base metal) yang pada saat itu kebutuhannya masih sangat tinggi. Pada saat Eksplorasi di daerah Gunung Limbung, akhir tahun 1979, diperoleh informasi adanya Mineralisasi Sulfide Pirit di daerah Gunung Pongkor. Selanjutnya pada tahun 1981 Team Unit melakukan tinjauan ulang ke daerah Gunung Pongkor dan menemukan Urat Kuarsa dengan kandungan logam Au(Emas) = 4ppm dan Ag(Perak) = 126ppm dilokasi pasir jawa. Kemudian tahun 1992, sambil meneruskan daerah Explorasi, di lakukan Study Kelayakan Tambang dan Perencanaan Tambang. Yang kemudiaan di lakukan dengan Development.Lokasi ANTAM UBPE Pongkor secara administrasi terletak di dalam wilayah Kecamatan Nanggung, Leuwiliang dan Cigudeg, kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pencapaian lokasi ini dapat dilakukan melalui perjalanan darat dari Bogor sejauh 100km.

Logo ANTAM yang berada di halaman depan Pintu Masuk PT ANTAM Tbk UBPE PONGKOR Bogor

Kantor Admin

Tambang GD. HANDAK

Crushing Plant

Kantor Tambang

Area Pabrik & Gudang

Jalan Ke Tambang CIURUG

Tambang Level 600 CIURUG

Fasilitas Backfill CIURUG

Mess Geomin & Keamanan

Jalan dari Kantor Admin

Tambang Level 700, 703 CIURUG

2.2 SEJARAH PERUSAHAAN PT ANTAM Tbk

TAHUNKEGIATAN

1909Penemuan Nikel di Pomalaa, Sulawesi Tenggara

1924Penemuan Bauksit di Bintan, Riau

1935Produksi Bauksit dimulai di Bintan

1936Tambang Emas Cikotok ditemukan

1937Penyulingan Logam Berharga, Logam Mulia, Emas dimulai dan Jasa Pemurnian Perak

1938Produksi Nikel skala kecil dimulai di Pomalaa

1962Produksi Nikel yang penting dimulai di Pomalaa

1968PT. Antam Persero Tbk didirikan sebagai gabungan dari beberapa Perusahaan komoditas tunggal milik negara. Tambang dan Kilang menjadi Aset Antam

1976FeNi I Smelter memulai operasi komersial

1979Tambang Nikel di Pulau Gebe, Tenggara Halmahera, operasi dimulai

1981Unit Geologi, Geomin, menemukan deposit Emas di Pongkor

1994Memulai Produksi Emas Unit UBPE di Pongkor

1995Smelter FeNi II memulai operasi komersial

1998Tambang Nikel di Pulau Gebe, Maluku Utara, mulai diproduksi

2001Tambang Nikel di Tanjung Buli, produksi dimulai

2004Penutupan Tambang Nikel Gebe

2005Pengoperasian Tambang Emas Cikotok dialihkan ke anak perusahaan Antam

2005Tambang Nikel Mornopo memulai produksi

2007Smelter FeNi III mulai beroperasi secara komersial (Lih. Gambar Hal 13)

Sejarah Kegiatan Operasi di PT Antam Persero Tbk

Sejarah keberadaan Tambang Emas Pongkor dimulai dengan dilakukannya ekplorasi logam dasar (Pb dan Zn) di bagian Utara Gunung Pongkor oleh para Geologiwan Aneka Tambang pada tahun 1974 sampai 1981. Survey pendahuluan yang dilakukan pada tahun 1981 di daerah Pongkor menemukan endapan urat Kwarsa (quart vein) berkadar 4 gpt (gram per ton) emas dan 126 gpt (gram per ton) perak. Karena Aneka Tambang sedang memfokuskan pada kegiatan ekplorasi di sekitar Tambang Cikotok, maka antara tahun 1983 1988 kegiatan ekplorasi di Pongkor ditangguhkan, baru pada tahun 1988 1991 dilanjutkan kembali dengan lebih sistematis dan lengkap. Studi kelayakan kemudian dibuat dan Kuasa Pertambangan Eksploitasi yang pertama dengan nomor KP.DU 893/Jabar seluas 4.058 Ha diperoleh pada tahun 1991. Jalan masuk ke Pongkor sepanjang 12,5 km dibangun pada tahun 1992 bekerjasama dengan ABRI dalam Program/Proyek AMD (ABRI Masuk Desa). Pada tahun 1993 dibangun pabrik yang pertama dengan kapasitas 2,5 ton emas/tahun. Pada tahun yang sama dibangun pula Tailing Dam.Pada tahun 1994 dilakukan Commisioning Pabrik Pengolahan Emas dan kemudian Proyek Tambang Emas Pongkor resmi menjadi Unit Pertambangan Emas Pongkor. Tahun 1997 dilakukan pengembangan tambang di daerah Ciurug, penambangan disini dilakukan dengan sistem mekanis. Pabrik yang kedua dibangun sehingga kapasitas produksi menjadi 5 ton emas/tahun.Tahun 1998 terjadi rusuh massa yang dipicu oleh para Penambang Tanpa Ijin (PETI), pada peristiwa ini beberapa aset perusahaan dibakar dan operasi perusahaan terhenti selama 10 hari. Tambang Ciurug mulai produksi tahun 2000 dan pada tanggal 1 Agustus 2000 diperoleh kuasa pertambangan Ekploitasi yang baru dengan nomor KW 98 PP 0138 seluas 6.047 Ha. Pada tahun 2000 sejalan dengan restrukturisasi Aneka Tambang Unit Pertambangan Emas Pongkor berubah menjadi Unit Bisnis Pertambangan Emas Pongkor.Perubahan ini menandai beralihnya fungsi unit-unit produksi dari Cost Center (pusat biaya) menjadi Profit Center (pusat laba).Pada tahun yang sama yaitu tahun 2000 diperoleh sertifikat ISO 9002 yang berkaitan dengan Manajemen Mutu serta dilakukannya Pembangunan Tunnel di Level 600 700 Ciurug, pada tahun 2001 dimulailah proses sertifikat ISO 14000 yang berkaitan dengan Sistem Manajemen Lingkuangan, dan pada tanggal 14 Oktober 2002 sertifikat ISO 14001 berhasil diraih oleh UBP Emas Pongkor.Salah satu keunikan dari Tambang Emas Pongkor adalah keberadaannya yang bersebelahan dengan Taman Nasional Gunung Halimun dan Hutan Produksi, sehingga memerlukan persyaratan yang lebih berat untuk perijinannya antara lain diperlukannya rekomendasi Menteri Kehutanan, Menteri Lingkungan Hidup, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) serta dari Tim Pengarah yang beranggotakan Instansi terkait.PT. ANTAM persero.tbk memiliki Arus Kas yang solid dan manajemen keuangan yang berhati-hati PT. ANTAM persero.tbk didirikan sebagai Badan Usaha Milik Negara pada tahun 1968 melalui merjer beberapa perusahaan pertambangan nasional yang memproduksi komoditas tunggal. Untuk mendukung pendanaan proyek ekspansi feronikel, pada tahun 1997 Antam menawarkan 35% sahamnya ke publik dan mencatatkannya di Bursa Efek Indonesia. Pada tahun 1999, PT. ANTAM persero.tbk mencatatkan sahamnya di Australia dengan status Foreign Exempt Entity dan pada tahun 2002 status ini ditingkatkan menjadi ASX Listing yang memiliki ketentuan lebih ketat.

2.3 PRODUKSI PERUSAHAAN

EMAS : Logam yang berwarna kuning terang, padat, lunak, mengkilat, paling mudah untuk dibentuk serta sangat tahan terhadap karat ini adalah logam mulia yang selama berabad-abad digunakan sebagai uang, nilai penyimpan dan perhiasan. Logam Emas ini terdapat di alam dalam bentuk bongkahan atau butiran di bebatuan, Urat Batu (Veins) dibawah tanah ataupun endapan. Saat ini Emas juga banyak digunakan di bidang Kedokteran Gigi, Elektronika, Perhiasan, dll. PT Antam UBPE Pongkor memproduksi Emas dari tambang Pongkor dan Cibaliung dengan total produksi Logam Emas sekitar 5 ton per tahun. Jenis endapan emas yang berada di wilayah tambang PT Antam UBPE Pongkor adalah jenis Endapan Primer.

2.4 LETAK GEOGRAFIS

PT. Antam Tbk. UBPE Pongkor berlokasi di Jawa Barat, sekitar 150 km arah Barat Daya dari Ibu Kota Jakarta dan sekitar 54 km dari Kota Bogor. Secara administratif terletak di wilayah Desa Bantar Karet, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat.Daerah KW 098 PP 0138/Jabar seluas 6.047 Ha disusun oleh daerah pegunungan dengan ketinggian berkisar antara 300 meter sampai 900 meter dpl. Secara administrative PT. Antam juga memiliki ijin penambangan dalam bentuk lahan kuasa penambangan (KP DU No. 562/Jabar), di area ini telah ditemukan tiga unit Veining System yaitu Vein Ciguha Utama, Vein Kubang Cicau, dan Vein Ciurug.

2.5 SISTEM VEIN DI DAERAH PONGKOR & SEKITARNYA

Terdapat 3 Vein Utama di wilayah penambangan ini yang merupakan endapan Emas-Perak (Au-Ag) beserta beberapa Vein Minor yang juga ikut ditambang. Nama ketiga Vein tersebut adalah Ciguha, Kubang Cicau (Kubang Kicau) dan Ciurug. Berikut ini Vein di daerah Pongkor dan sekitarnya.1) VEIN GUNUNG PONGKORVein Gunung Pongkor terdiri dari sedikitnya sembilan Vein Subparalel Kuarsa-Adularia-Karbonat yang kaya akan Oksida Mangan dan Limonit pada Zona Oksidasi dengan Sulfida yang sangat rendah. Vein tersebut memiliki panjang 740 2700m, dengan ketebalan beberapa meter, kedalaman >200m dan memotong tiga Vulkanik Unit Utama yang distribusinya menyerupai Kipas.Komponen bijih utama adalah Pirit, Kalkopirit, Galena, Spalerit, Elektrum, Akantit-Aguilarit dan Polibasit-Pearsit, dengan sedikit Proustit, Tetrahedrit, dan Stromeyerit/Mckinstryte. Sedikit Hessite ditemukan oleh (Marcoux & Milesi, 1994). Elektrum dalam bintik-bintik Amoeboid dan sedikit Uytenbogaardtite merupakan Mineral Pembawa Emas yang paling penting dan biasanya banyak terdapat sebagai inklusi pada Pirit dan sedikit pada Perak Sulfosalt. Zona kaya Basemetal ditemukan pada level kedalaman 515m Vein Ciurug-Cikoret. Kandungan Emas pada Elektrum sekitar 59 wt% (32-84 wt% Au).Selain Vein Gunung Pongkor itu sendiri, penjelasan harus dibuat mengenai Silica Cap yang mengandung Sulfide diatas 600 m ke arah utara dan kemiringan Gunung Pongkor ke timur dan yang berasosiasi dengan Gossan Merah dan Tuff Sineritik Halus Corroded tersilisifikasi. Kemunculan ini pada batas Kaldera bagian utara hingga barat laut dan merupakan batas Zona Hidrotermal, yang mengandung Emas dengan kandungan yang rendah (kurang dari 3 ppm). Fasies-fasies ini mencirikan spesifik Vuggy Quartz hingga zona tinggi sistem Hidrotermal Asam Sulfat. Ini berhubungan dengan Vein yang ditambang tidak dapat dipungkiri.2) VEIN PASIR JAWAVein Pasir Jawa merupakan Vein Terkecil dan terletak paling Utara (2,5 ton Emas dan 44 ton Perak, dengan rasio Ag/Au 17,60) dan ditandai dengan kontak antara Andesit dan Tuff Block Dan Lapili. Vein ini mempunyai ketebalan rata-rata 3-4 meter, membesar hingga 10 meter pada Stope II, teralterasi Argilik kuat, tersusun oleh Banded Kuarsa Putih (Sakaroidal setempat), Vuggy, dan Kaya Mnox (MOQ Facies, Kuarsa Mangan Oksida), Adularia, Montmorillonite Merah Muda (open pit), cabang tambahan mempunyai tipe yang menyebar pada lapisan Epiklastik yang halus. Banding utama terlihat jelas di bagian Hanging Wall Kuarsa, beberapa tempat ditemukan Salband Lempung Hitam, sedangkan bagian Foot Wall setempat menujukkan tekstur Breccias. Manganese Oksida terkonsentrasi di lapisan dengan ketebalan beberapa centimeter, atau di kantung-kantung Lentikular dengan ketebalan beberapa decimeter sampai 1 meter dalam Vein tersebut. Lapisan kuarsa yang kaya Hematit dan Limonit yang berwarna Abu-Abu Cerah merupakan bagian yang tinggi kadarnya. Vein menunjukkan Zona Gradasi kuarsa bagian utara, semakin ke selatan bergradasi dari Zona Kuarsa yang kaya akan Emas, MnOx dan Clay, dan kemudian mengarah ke Zona Kuarsa-Kalsit yang rendah Au.3) VEIN CIGUHAVein Ciguha merupakan Vein Utama (15 ton Emas dan 190 ton Perak, rasio rata-rata ag/au 12,39) yang saat ini ditambang dengan Stope di level 500 550m. Pada permukaan itu ditandai dengan kuarsa yang tersingkap dengan ketebalan beberapa meter yang membentuk alternatif Banded Zona Kuarsa, dengan Regular Vuggy atau Contorted Band, Lapisan Manganiferous membentuk kantung pulverulent (MOQ fasies). Struktur Silica Band ini menunjukkan bukti adanya pergerakan sinistral serentak dengan pembentukannya (Offset Dari Veinlet), dan pergerakan Sesar Normal. Lode yang sangat tebal (mencapai 6 m), tersingkap di dalam tambang dengan kedalaman 200 meter di bawah singkapan.Lode ini menunjukan Zoning Mineral dengan zona pengendapan Emas dengan Kuarsa-Limonit-Clay dan Mangan Oksida dibagian utara bergradasi ke arah selatan menjadi Zona Kuarsa-Kalsit-Mangan Oksida. Urutan ini menghilang ketika Ore berubah menjadi Zona Karbonat. Oreshot di semua tempat memiliki Pitch ke arah utara. Pada tepi dari Lode, Vein-Vein Kuarsa-Kalsit (dengan/tanpa Kutnohorit) yang Lentikular terdapat di Footwall Andesitik atau Tufaan. Pengisi Vein adalah Polifase. Pengendapan mineral pada umumnya dimulai dengan Breksi Karbonat-Kuarsa (Fasies CQ) berkembang di Footwall yang menujukan Breksi Hidrolik dan pada struktur Poket Breksia. Kadang-kadang ditemui Alterasi Band Kuarsa-Adularia-Rhodonite-Rhodocrosite (ketebalan 1 10 cm panjang beberapa meter).Fase Kuarsa Karbonat yang pertama ini (fasies CQ) merupakan pengisi Vein Utama (ekstensi selatan di level 550m). Pada kondisi tersebut Karbonat memiliki bertekstur Clear Banded.4) VEIN CIURUGVein Ciurug merupakan daerah paling penting, tetapi hanya bisa ditemukan melalui pemboran. Sangat sedikit tersingkap dalam permukaan (hanya sekitar 500m), tetapi pemboran menunjukkan bahwa Vein menyebar sepanjang lebih dari 980 m dan kedalaman 300 m dan mengandung 60 ton Emas dan 560 ton Perak dengan rasio rata-rata Ag/Au sekitar 9, merupakan yang terendah dari Vein Pongkor. Ini dicapai pada Cross Cut pada tahun 1996. Zona Mineral Subvertikal serupa dengan Vein lainnya.Ketebalan maksimal Vein ini adalah 7 m, meskipun pada kedalaman setempat mencapai 4 m. Ini hampir sama dengan Vein yang lain, dengan Fasies Kuarsa, Adularia, Kalsit dan Disseminated Sulfida yang identik. Pada beberapa tempat Kalsit Putih Massif mencapai beberapa meter (Zona Vein bagian utara). Mangan Oksida sangat jarang dan terbatas hingga zona permukaan. Ujung awal Vein pada Intersection Bor tidak menunjukkan Silica Cap atau Sinter.5) VEIN KUBANG CICAUVein Kubang Cicau mengandung 25 ton Emas dan 228 ton Perak, dengan rasio rata-rata Ag/Au adalah 9,20 dan hampir serupa dengan vein ciguha. Ditunjukkan oleh tekstur Banded yang sama, dengan tipe Kuarsa, Adularia dan Mangan Oksida yang sama, serta pada skala struktur Vein, yang menunjukkan Zona Mineral yang sama dengan Zona Kuarsa pada bagian utara, Zona Kuarsa-Limonite-Clay-Mangan Oksida pada bagian tengah, ke selatan menjadi Zona Kuarsa Kalsit kemudian Zona Clay, dengan kadar tinggi yang dapat ditemukan pada Zona Kuarsa Limonit. Kemiringan Ore sangat menunjam ke arah selatan dan paralel dengan Zona Mineralogi Vein.Sejarah pengisian Vein identik dengan Ciguha, yang dimulai dengan Veinlet Stockwork Kuarsa Kalsit dan Breksi Hidrolik, yang umumnya agak tebal (1 2m) pada Footwall, dan berakhir dengan beberapa generasi Kuarsa (fasies MOQ dan BOQ, Kuarsa Sulfide Abu-Abu (GSQ)), ini merupakan fasies terkaya, dan fase akhir adalah Kuarsa Geodic akhir (LGQ fasies). pada Open Pit Kubang Cicau, Nugget Perak berasosiasi dengan fasies GSQ yang umumnya terlihat sebagai titik dengan ukuran 0,2 0,8 mm pada rongga garis limonit; sampel Limonitisasi pada fasies yang sama pada Open Pit Kubang Cicau mencapai mencapai 1200 gr/ton Au dan 1,2 % Ag. Penyebaran ke selatan Vein Kubang Cicau menunjukkan Boxwork Kalsit acak, seperti pada level 550 Vein Ciguha. Pada awalnya, Stockwork Kalsit Putih dimulai oleh Alterasi Hidrotermal Klorit dan Sulfide yang intensif yang mengubah Andesit.

Pabrik Smelter FeNi III Milik PT Antam Tbk di Pomalaa, Sulawesi TenggaraSmelter FeNi IIITahun 2007 mulai beroperasi secara Komersial. Terdapat di Pomalaa, Sulawesi Tenggara

Berikut ini adalah gambar penampang dari 3 Vein Utama di wilayah penambangan ini.

Vein Ciurug

Vein Kubang Cicau

Vein Ciguha

Level 500Level 700Level 600

Main Haulage Level (MHL)

Penampang Vein Utama di Gunung Pongkor

Endapan Emas yang ditambang sendiri lebih tepatnya berada di bawah permukaan Gunung Pongkor. Untuk memasuki tambang bawah tanah UBPE Pongkor dapat dilakukan melalui dua portal / jalan utama, yaitu portal level 500 yang menembus vein Ciguha, Kubang Cicau,dan Ciurug. Lalu portal level 600 yang menembus vein Ciurug, kedua level tambang Ciurug tembus (saling berhubungan melalui Ramp Up / jalan naik Spiral).Mineralisasi emas dan perak pada daerah pongkor terdapat dalam urat kuarsa maupun zona urat yang berasosiasi dengan ubahan Propilitasi ( khlorit, serisit, kalsit, dan pirit ), Argilik dan Silisifikasi.Urat kuarsa yang ditemukan didaerah ini terdiri dari urat Pasir Jawa, Ciguha Timur, Ciguha, Kubang dan Urat Ciurug dengan memperlihatkan penyebaran sebagai berikut :a) Urat Pasir Jawa memanjang sekitar 1200 meter dengan lebar antara 2,0 sampai 18 meter dan arah U 170 T kemiringan 70 sampai 75 kearah barat.b) Urat Ciguha Timur memanjang 900 meter dengan lebar antara satu sampai 2,5 meter dan arah U 170 T kemiringan 70 sampai 85 kearah baratc) Urat Ciguha mempunyai bentangan panjang sekitar 1500 meter dengan lebar antara 1,0 sampai 7,5 meter arah U 142 T dengan sudut kemiringan antara 70 sampai 85 kearah barat.d) Urat Kubang Cicau merupakan suatu sistim urat atau vein system terdiri dari urat utama berarah utara selatan dengan sudut kemiringan antara 65 sampai 75 kearah Timur dengan lebar antara 2,0 sampai 10 meter dan beberapa urat lainnya dengan arah antara U 330 T dengan sudut kemiringan 60 sampai 70 kearah timur. Penyebaran urat ini dapat di ikuti sepanjang kurang lebih 2500 m.e) Urat Ciurug memanjang kurang lebih 2500 m dengan arah U 330 T sampai U 350 T dengan sudut kemiringan antara 55 sampai 70 kearah Timur dengan lebar urat antara 2,0 sampai 25 meter.Perhitungan cadangan dengan metode IDS diperoleh total cadangan probable dari tiga urat utama yaitu urat Ciguha, urat Kubang Cicau dan Ciurug sekitar 6.022.614 ton dengan kadar Au rata-rata 17,14 gram per ton, dan kadar Ag rata-rata 154,28 gram per ton, sedangkan apabila digunakan metoda polygon diperoleh total total cadangan probable dari ketiga urat utama sekitar 5.414.840 ton dengan kadar Au rata-rata 21,47 gram per ton dan kadar Ag rata-rata 228,16 gram per ton.Estimasi cadangan dilakukan berdasarkan data hasil eksplorasi dalam tunnel, bor inti dan puritan. Metoda yang digunakan adalah metoda polygon dan IDS ( Inverse Distance Square) dengan jarak pengaruh 35 sampai 70 meter, kadar minimum 4,0 gpt Au dan berat jenis bijih sebesar 2,5 ton per meter kubik. Cadangan bijih dihitung untuk masing-masing stope dan blok sesuai dengan rencana penambangan.Cadangan bijih untuk masing masing vein diatas elevasi portal level 500 adalah sebagai berikut :a) Vein Ciguha, cadangan bijih vein utama adalah 265.636 ton dengan kadar rata rata 18.72 gpt Au dan 222.87 gpt Ag. Cadangan bijih vein B timur adalah 78.237 ton dengan kadar rata rata 18.78 gpt Au dan 259.35 gpt Agb) Vein Pasir Jawa, cadangan bijih adalah sebesar 90.800 ton dengan kadar rata rata 11.50 gpt Au dan 155.25 gpt Agc) Vein Ciguha Timur, cadangan bijih sebesar 17.500 ton dengan kadar rata rata 9,65 gpt Au dan 71,98 gpt Ag.

2.6 KEADAAN GEOLOGI, STRATIGRAFI, TOPOGRAFI DAN MORFOLOGI

A. KEADAAN GEOLOGIGeologi daerah penelitian terdiri dari tiga unit vulkanik utama yang berumur Miosen-Pliosen (Marcoux dan Milesi, 1994). Unit yang lebih bawah mempunyai karakteristik endapan andesit kalk-alkalin bawah laut yang tergradasi secara lateral menjadi endapan epiklastik. Unit tengah dicirikan oleh banyaknya batuan vulkanik dasitik letusan subaerial yang disusun oleh lapili tuff yang ditumpangi lapili, blok tuff, tuff piroklastik berbutir halus dan batuan epiklastik. Unit atas terbentuk dari aliran lava andesit dengan struktur meniang (columnar).Pola struktur Geologi yang berkembang di daerah Pongkor dan sekitarnya antara lain Sesar - Sesar seperti Sesar Normal Ciguha dan pola-pola kelurusan struktur yang berarah Barat Laut - Tenggara, yang dipengaruhi oleh Sistem Tegasan yang bersifat Ekstensional. Mineralisasinya berupa Urat Kuarsa dengan tekstur umum berupa Banded, Colloform, Crustiform, dan Cockade (Endapan Epithermal). Temperatur Homogenitas dari analisa Fi 103 - 390 C, dengan Salinitas 0,78% NaCl. Mineralogi Alterasi endapan Emas Pongkor adalah Low-Sulphidation (Adularia Sericite Epithermal Vein Deposit).

Peta Geologi Daerah PT Antam UBPE Pongkor

B. KEADAAN STRATIGRAFIPongkor adalah bagian dari busur kontinental Sunda-Banda yang berumur Neogen yang berkembang di batas selatan dari lempeng Eurasia yang menunjam ke arah utara dari lempeng Hindia-Australia. Bagian barat dari Jawa merupakan host dari endapan logam mulia epitermal yang berumur Kenozoik yang berasosiasi dengan vulkanisme aktif kalk-alkalin. Endapan ini terdiri dari 2 tipe utama yaitu endapan Au-(Sn) tipe Cirotan dan endapan Au-(Mn) tipe Pongkor(Marcoux dan Milesi, 1994). Pongkor berlokasi di sayap timur laut dari kubah Bayah, 80 km barat daya Jakarta. Singkapan geologi seluas 40 x 80 km terdiri dari serpih berumur Paleozoik akhir dan basement batupasir yang ditumpangi oleh sentral sabuk vulkanik yang berumur Oligosen-Miosen awal, berkomposisi batuan vulkaniklastik berbutir kasar, dengan perselingan batugamping dan batupasir. Batuan intrusi menerobos batuan berumur Paleogen dan Miosen Awal (Basuki, 1994).Stratigrafi daerah Pongkor dibagi menjadi : Satuan batuan Breksi yang merupakan Fm. Andesit Tua (Miosen Awal) Satuan batuan Tufa yang merupakan Fm. Cimapag (Miosen Bawah Bagian Atas) Satuan batuan Andesit berumur Miosen Atas Satuan batuan Breksi Tufa berumur Pliosen Pistosen AluvialDaerah penelitian termasuk ke dalam Formasi Cimapag berumur akhir Miosen Awal, merupakan breksi atau konglomerat, terendapkan pada lingkungan laut darat. Karakteristik sedimentasi ini dicirikan oleh endapan aliran gravitasi, dominan tersusun oleh fragmen batuan beku dan sedimen, seperti andesit, basalt, tufa dan gamping. Ketebalan keseluruhan secara pasti sulit ditentukan, tetapi diperkirakan lebih dari 7000 m (Martodjojo, 1994; dalam Prasetyo, 2010).

C. KEADAAN TOPOGRAFI DAN MORFOLOGITopografi dan Morfologi daerah ini terdiri dari beberapa gunung yang terdapat di Zona Bogor Barat yang terbentang bagian tengah Jawa Barat, diantara Gunung Halimun (1929 m dpl), Gunung Salak (2212 m dpl) dan Gunung Kandeng (1764 m dpl). Komposisi dari daerah Pertambangan UBPE Pongkor adalah sebagai berikut : 15% merupakan daerah relatif dasar. 60% merupakan daerah perbukitan. 25% merupakan daerah pegunungan.Lokasi penambangan terletak pada ketinggian 500 m dpl-(dari permukaan laut) sampai dengan ketinggian 700 m dpl. Kemiringan lerengan bervariasi yaitu antara 20 - 40. Secara umum daerah ini pada kawasan Hutan Produksi seluas 50 Ha dan 80 Ha berada pada kawasan Hutan Lindung serta 6 Ha area Cagar alami. Geomorfologi daerah Pongkor (Gn. Pongkor) dan sekitarnya memiliki Morfologi yang terjal yaitu pada ketinggian 500 750 m dpl, yang disusun oleh Litologi berupa Tufalapilli, Tufa dan Breksi.

SMK DHARMA BAHKTI 1KOTA JAMBIPT ANTAM Persero TbkUBPE PONGKOR, BOGORLAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGANBAB IIISISTEM PENAMBANGAN2013TAMBANG BAWAH TANAH (UNDERGROUND MINE)ALAT BERAT TAMBANG BAWAH TANAHSIKLUS PRODUKSISIKLUS DEVELOPMENT

BAB IIISISTEM PENAMBANGAN

Ilmu Pertambangan adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang meliputi pekerjaan Pencarian (Prospeksi), Penyelidikan (Eksplorasi), Penambangan (Mining), Pemurnian dan Pengolahan (Extraction Metalurgy and Mineral Dressing), Penjualan (Marketing) terhadap mineral-mineral dan batuan yang memiliki arti ekonomis (Berharga), sampai dengan proses Penutupan Tambang (Mine Closed). Pekerjaan mengambil bahan tambang dari bumi disebut Penambangan, dan usahanya disebut Pertambangan.Pertambangan adalah suatu bentuk usaha dalam pengambilan endapan bahan galian yang mempunyai nilai ekonomis dari bumi dan diangkut ke tempat pengolahan atau pemakai.Sistem Penambangan adalah suatu cara atau teknik yang dilakukan untuk membebaskan atau mengambil endapan bahan galian yang mempunyai arti ekonomis dari batuan induknya untuk diolah lebih lanjut sehingga dapat memberikan keuntungan yang besar dengan memperhatikan keamanan dan keselamatan kerja yang terbaik serta meminimalisasi dampak lingkungan yang dapat ditimbulkannya.Sistem penambangan yang ada pada umumnya adalah :A. TAMBANG TERBUKA (SURFACE MINING)Merupakan suatu sistem penambang dimana seluruh aktifitas kerjanya berhubungan langsung dengan atmosfer atau udara luar.B. TAMBANG BAWAH AIR (UNDERWATER MINING)Yaitu metode penambangan dibawah air yang kegiatan penggaliannya dilakukan untuk endapan bahan galian Alluvial, Marine Dangkal dan Marine Dalam. Peralatan penambangan bawah air ialah Kapal Keruk Laut Dalam, Kapal Keruk Hidrolik, Kapal Keruk Jaring Tarik, Kapal Isap Laut Dalam.C. TAMBANG DI TEMPAT (INSITU MINING)Yaitu metode penambangan yang dilakukan terhadap endapan mineral dan batuan yang terbentuk secara khusus (model endapan geologi tertentu), dimana penambangannya langsung dilakukan di tempat tersebut dengan cara khusus pula.D. TAMBANG BAWAH TANAH (UNDERGROUND MINING)Merupakan suatu sistem penambangan dimana seluruh aktifitas kerjanya tidak berhubungan langsung dengan udara luar dan kegiatannya dilakukan dibawah tanah dengan cara terlebih dahulu membuat jalan masuk berupa sumuran (Shaft) atau terowongan bantu (Adit).

Berdasarkan cara penyanggaannya maka Tambang Bawah Tanah dibagi menjadi :a) UNTUK BATUBARALongwall Methode, dibagi 2 yaitu Cara Maju (Advancing) dan Cara Maju (Retreating)Room and Pillar Methodeb) UNTUK ENDAPAN BIJIH/LOGAMOpen Stope Methode, seperti Underground Gloryhole, Gophering, Shringkage Stoping, Sublevel StopingSupported Methode, seperti Cut and Fill, Stull Stoping, Shringk and Full StopingCaving Methode, seperti Top Slicing, Sub Level Caving, Block Caving

3.1 TAMBANG BAWAH TANAH (UNDERGROUND MINE)

Sistim Penambangan yang diterapkan pada Endapan Emas G. Pongkor adalah Sistim Penambangan Bawah Tanah (Underground Mining) dengan metode Cut And Fill Breast Stoping, menggunakan Cemented Back Filling dengan kemajuan penambangan kearah atas Overhand Breast Stoping. Metoda penambangan Overhand Cut And Fill Breast Stoping lazim diterapkan pada endapan dengan kondisi yang relative sempit dan vertikal.

MAN WAYORE PASSDRILLINGRAMPTRANSPORT DRIFTSILL DRIFTUNDERGROUND MINE

Skema Penampang Sistem Penambangan Bawah Tanah dengan Metode Cut And Fill

Untuk membebaskan emas dan perak dari massa batuannya digunakan pemboran dan peledakan. Alat bor yang digunakan yaitu jenis Jack Hammer dan Jumbo Drill. Hasil peledakan berupa broken ore dimuat dengan menggunakan LHD (Load Hauling Dump) kedalam lori. Selanjutnya Troly menarik semua lori keluar dari dalam tambang menuju ke Primary Crushing Plant. Pada Primary Crushing Plant, Broken Ore direduksi ukurannya hingga 12 mm dan selanjutnya diangkut dengan Belt Conveyor menuju Fine Ore Bin untuk diproses lebih lanjut sampai menghasilkan Dore Bullion (kadar emas 6-8% dan perak 90-92%). Dore Bullion ini kemudian diangkut ke Logam Mulia Jakarta untuk diproses menjadi emas murni berbentuk batangan dengan kadar emas 99,8%.Sistem penambangan bawah tanah memiliki kelebihan dan kekurangan.Sistem Penambangan Bawah Tanah mempunyai kelebihan, yaitu :a) Tidak terpengaruh cuaca karena bekerja dibawah permukaan tanahb) Kedalaman penggalian hampir tak terbatas karena tidak terkait dengan SR (Striping Ratio*)c) Secara umum beberapa metode tambang bawah tanah lebih ramah lingkungan (misal : Cut and Fill, Shrinkage Stoping, Stope and Pillar)d) Dapat menambang deposit dengan model yang tidak beraturane) Bekas penggalian dapat ditimbun dengan Tailling dan Waste**f) Semakin dalam penggalian terowongan, semakin naik temperaturnya.*Striping Ratio adalah perbandingan antara Volume Over Burden (tanah penutup) dalam Bank Cubic Meter (BCM) yang harus digali untuk dapat menambang satu ton bijih. Pada tambang terbuka, penggalian yang semakin dalam akan menghasilkan nilai SR yang semakin besar.**Waste adalah sisa-sisa penggalian pada tambang bawah tanah yang tidak bermaanfaatSistem Penambangan Bawah Tanah juga memiliki beberapa kelemahan, yaitu :a) Perlu Penerangan dan Penggunaan Alat Berat tidak leluasab) Semakin dalam penggalian maka resiko ambrukan semakin besarc) Produksi relatif lebih kecil dibandingkan dengan tambang terbukad) Problem Ventilasi, Bahan Peledak harus yang Permissible Explossive*, debu, gas-gas beracune) Masalah Safety dan kecelakaan kerja menjadi kendalaf) Mining Recovery** umumnya lebih kecilg) Losses*** dan Dilusi umumnya lebih susah dikontrol

Notes :*Permissible Explossive yaitu bahan peledak yang menghasilkan gas-gas tidak beracun, dan dikhususkan pemakaiannya pada tambang bawah tanah**Mining Recovery yaitu perbandingan antara bijih yang dapat ditambang dengan bijih yang ada didalam perhitungan eksplorasi yang dinyatakan dalam persen***Losses yaitu kehilangan bijih pada penambangan bawah tanah karena keterbatasan metode yang diterapkan

1. DEVELOPMENTDevelopment merupakan segala jenis pekerjaan dalam rangka mempersiapkan Sarana dan Prasarana ntuk menunjang kegiatan Produksi nantinya, yang terdiri dari beberapa macam metoda bukaan yang akan diterapkan. Metoda Penambangan ini tergantung pada letak, posisi, kemiringan badan bijih terhadap permukaan tanah serta pengaruh dari Topografi.Tujuan Development secara umum adalah :a) Mempersiapkan segala fasilitas yang diperlukan pada tahap penggalian bukaan (Opening)b) Membuat Lubang Bukaan (Opening) pada permukaan bumi menuju Vein yang kelak berfungsi sebagai jalan masuk (Entry/Portak) untuk operasi penambanganModel jalan masuk utama yang dipakai di PT Antam Tbk. UBPE Pongkor adalah bukaan horizontal berupa adit dan bukaan vertical berupa Raise.Pembuatan lubang bukaan ini dengan cara peledakan yang disusul dengan pengamanan berupa pemasangan penyanggan pada daerah-daerah rawan ambrukan di sekitar lubang bukaan.

2. TUNNELING (PENEROWONGAN)Kegiatan development KP eksploitasi DU-893/JABAR, diawali dengan pembuatan terowongan (Tunnel) sebagai jalan utama. Secara fisik kegiatan ini dimulai sejak bulan Oktober 1992 dengan pembuatan lubang bukaan adit Portal 1 A (499).Pembuatan tunneling ini sampai pada awal November 1994 telah mencapai 1254 meter, yang telah memotong dua buah vein utama yaitu Ciguha Utama dan Kubang Cicau. Pada pembuatan lubang bukaan utama (Main Haulage Level) dimensi yang diterapkan berukuran 3 3.5 m. Sistim pembongkaran batuan dalam pembuatan lubang bukaan pada pada tambang emas pongkor ini dengan menggunakan pemboran dan peledakan. Pola pemboran yang digunakan burn cut dengan peledakan secara seri menggunakan delay. Kemajuan terowongan berdasarkan rencana dan realisasi UPEP sejak awal Proyek 1992 sampai Mei 1994.Apabila kegiatan pembuatan lubang utama telah selesai, maka dilanjutkan pembuatan Drift Footwall, Cross Cut, Raise, Sill Drive (Drive Vein Atas), Raise (Lubang Naik), Ore Chute, dan Raise Boring (Lubang Naik Tembus Permukaan) sebagai sarana ventilasi.3. KEGIATAN PENAMBANGANDengan berpedoman pada peraturan pemerintah dan pemikiran akan proses penambangan yang tidak merusak lingkungan serta kenyataan bahwa sebagian cadangan bijih emas terletak di bawah permukaan atau berdekatan dengan lokasi Taman Nasional Gunung Halimun, maka sejak awal beroperasi PT. ANTAM persero.tbk UBPE Pongkor menggunakan Sistem Penambangan Tambang Bawah Tanah sehingga dapat meminimalisir kerusakan lahan permukaan yang disebabkan oleh proses penambangan itu sendiri. Metode Penambangan yang digunakan adalah metode Cut And Fill. Gambaran secara umum metode ini adalah dengan mengambil bijih emas dari perut bumi. Rongga maupun lubang kosong yang terbentuk akibat pengambilan material ini kemudian diisi dengan suatu material (Filling) yaitu Slurry hasil pengolahan material limbah atau Waste yang telah bersih dari unsur-unsur yang berbahaya. Sehingga rongga tersebut kembali terisi dan dapat dijadikan pijakan untuk proses pengambilan material selanjutnya. Demikian proses ini terus berulang dalam kegiatan penambangan.

MUCKINGDrillandShootSTOPEORE PASSSERVICE RAISESand FillBarricadeDrainRaiseReturn Air RaiseFILLED STOPEUNBROKEN OREMill Tailingsfrom surface

Metode Penambangan Cut and FillKegiatan penambangan yang dilakukan yaitu sebagai berikut :a) Pemboran Front kerja dengan Jack Leg / Jack Hammer Drill (Drilling).b) Pengisian bahan peledak pada lubang peledakan (Charging).c) Peledakan lubang maju yang akan dibongkar (Blasting).d) Pembersihan asap hasil peledakan (Smoke Clearing).e) Pencongkelan batu gantung (Scalling).f) Pengangkutan bijih emas atau Waste hasil peledakan (Mucking).g) Penyanggaan/pemasangan rel (Bila diperlukan) (Supporting).h) Penimbunan kembali Stope yang habis (Backfilling).Dalam Materi Bab Siklus Penambangan Tambang Bawah Tanah selanjutnya ini akan dijelaskan mengenai kegiatan penambangan diatas lebih lanjut.

3.2 ALAT BERAT TAMBANG BAWAH TANAH

Berikut ini merupakan macam-macam alat berat tambang/kendaraan tambang yang sering digunakan diluar maupun didalam tambang bawah tanah di PT Antam tbk UBPE Pongkor.1. LHD (LOAD HAUL DUMP)Alat berat tambang untuk memuat, mengangkat, menahan, dan menampung material-material tambang atau material mucking bekas blastingan. Alat berat ini sering digunakan didalam tambang.2. JUMBO DRILLAlat berat tambang untuk mengebor dinding Front untuk tempat lubang peledakan dan juga untuk memasang penyangga Rockbolt dengan ukuran panjang 2,4 meter. Alat berat ini sering digunakan didalam tambang.3. WHEEL LOADERAlat berat tambang untuk mengangkut material ke dalam tambang dan juga untuk mengeruk material mucking bekas blastingan. Alat berat ini sering digunakan didalam dan diluar tambang.4. NORMETAlat berat tambang untuk tempat tank material Shotcrete.5. JOHN DEERKendaraan tambang roda empat untuk Pengawas / Manager untuk mengawasi/mengatur jalannya proses pekerjaan penambangan atau mengatur bawahannya dalam pekerjaan tersebut.6. MINE TRUCKAlat berat tambang untuk mengangkut Bijih/Ore atau Waste keluar tambang.7. DUMP TRUCKAlat berat tambang untuk mengangkut/membawa Ore/Waste ke tempat yang diinginkan diluar tambang.8. GRANDBY CARKendaraan tambang berupa kereta yang digerakkan oleh Lokomotif dengan tenaga Listrik atau Baterai. Digunakan untuk mengangkut Material seperti Ore, Waste, dll untuk diangkut keluar tambang bawah tanah.9. BACK HOEAlat berat tambang ini sering disebut dengan istilah excavator. Alat berat ini digunakan untuk menggali tanah dan bantuan. Yang termasuk dalam kategori ini adalah Front Shovel, Back Hoe, Dragline, dan Clamshell.

3.3 SIKLUS PRODUKSI DAN DEVELOPMENT

Siklus Penambangan ProduksiSiklus Penambangan Development

1) Pemboran (Drilling)Pengeboran menggunakan Jumbo Drill maupun dengan menggunakan Jack Hammer/Jack Leg. Dalam proses Produksi ini, pengeboran dimaksudkan untuk membuat lubang-lubang tembak untuk proses peledakan.

Alat Bor : [Lengan] Jumbo DrillAlat Bor : Jack Leg/Jack Hammer

Jika Front dalam ukuran ruangan yang sempit, maka pengeboran dilakukan dengan menggunakan Jack Leg.

Sedangkan jika Front luas maka pengeborannya menggunakan Jumbo Drill. - Lihat Lampiran (Gambar Jumbo Drill sedang membuat titik Lubang Peledakan)

1

Alat Bor : Jumbo Drill (1)Jumbo Drill sedang membuat lubang bor yang nantinya akan dipasang bahan peledak.

2) Pengisian Bahan Peledak (Charging)Proses selanjutnya pengisian bahan peledak yang akan diledakkan ke dalam lubang-lubang yang sudah dibuat oleh Jumbo Drill atau Jack Leg. Bahan peledak yang digunakan bisasanya adalah Dinamit, Anfo dll.

Bahan Peledak : AnfoBahan Peledak : Dinamit

Sifat-sifat Bahan Peledak yang mempengaruhi hasil peledakan adalah Kekuatan, Kecepatan Detonasi, Kepekaan, Bobot Isi Bahan Peledak, Tekanan Detonasi, Ketahanan Terhadap Air, Sifat Gas Beracun dan Permissiabilitas.

3) Peledakan (Blasting)Setelah proses pengisian bahan peledak, selanjutnya adalah peledakan (Blasting). Peledakan adalah proses menghancurkan Batuan dengan menggunakan Bahan Peledak dan Detonator. Bahan peledak yang digunakan adalah Anfo dan Dinamit. Peledakan lubang maju yang akan di bongkar. Pemicu dari bahan peledak seperti Detonator Elektrik, Sumbu Ledak.

Tahap Pengeboran (Menggunakan Jack Leg) dan Pengisian Bahan Peledak

Tahap Peledakan (Blasting)Kegiatan pemecahan suatu material (batuan) dengan menggunakan bahan peledak

Tahap Penyanggaan (Supporting) - RoofBoltingPenyanggaan tambang bawah tanah bagian atap agar tidak runtuh

BROKEN OREUNBROKEN ORE

4) Pembersihan (Washing - Smokelling - Scalling)Setelah peledakan selesai, proses selanjutnya adalah Pencongkelan / Pembersihan Batuan Gantung dan Debu bekas Blasting pada dinding Front yang baru saja diledakkan. Setelah peledakan, dapat juga dilakukan Penyanggaan bila diperlukan. Terdiri dari 3 macam proses Pembersihan, yaitu :Washing=Proses pembersihan debu bekas Blasting dengan menyemprotkan air.Smokelling=Proses pembersihan debu bekas Blasting dengan menggunakan angin.Scalling=Proses menurunkan batuan yang retak akibat dari Blasting. Alat yang digunakan untuk Scalling adalah Scalling Bar.

5) Penggerukan (Mucking)

Setelah lubang hasil peledakan aman untuk dilalui barulah kemudian dilakukan Mucking menggunakan LHD (Load Haul Dump) atau Wheel Loader. Mucking adalah proses pengerukan batuan dari hasil Blasting dengan menggunakan LHD atau Wheel Loader untuk kemudian diangkut oleh Grandby Car atau Mine Truck ke luar tambang.

Alat Berat : Wheel Loader

Alat Berat : LHD (Load Haul Dump)6) Pengangkutan (Transportation)Transportation adalah Pengangkutan material (Ore, Waste, dll) dari dalam tambang ke keluar tambang begitupun juga sebaliknya. Dengan bantuan alat transportasi tambang seperti Mine Truck, Grandby Car, dll.

- Lihat Lampiran (Gambar Wheel Loader sedang memuat Ore ke Grandby Car).

Alat Transportation Mine : Grandby CarAlat Transportation Mine : Mine Truck

7) Penyanggaan (Supporting)Setelah peledakan dapat dilakukan penyanggaan apabila dibutuhkan. Fungsi penyanggaan adalah untuk mengontrol masa batuan disekitar lubang bukaan.

Penyanggaan berfungsi untuk mengontrol masa batuan disekitar lubang bukaan, yaitu :

1. Menahan / mengeliminir perpindahan tegangan pada dinding lubang bukaan2. Menyangga batuan yang potensial untuk runtuh / memperkecil deformasi massa batuan

Menurut sifatnya, penyanggaan terbagi 2, yaitu Penyanggaan Aktif dan Penyanggaan Pasif.a) Penyanggaan Aktif (Active Support)Bersifat memperkuat masa batuan secara langsung (Reinforcement). Artinya jika penyangga sudah dipasang, maka penyangga tersebut secara langsung menahan beban batuan.Yang termasuk ke penyanggaan aktif adalah Rock Bolt, Weld Mesh, Wire Mesh, Rock Straps.

I. ROCKBOLT (BAUT BATUAN)Fungsi Penahan : Penjangkaran Baut batuan harus pada massa batuan yang relatif keras & stabil yang berada diatas lapisan yang berpotensial runtuhFungsi Penguat (Reinforcement) : Baut batuan tidak dapat mencegah terjadinya pecah batuan tetapi dapat memperbaiki kekuatan dan integritas Keuntungan : Fungsi Penahan & Penguat RockBoltLebih fleksibel, dapat digunakan dalam bentuk geometri yang bervariasi. Memberikan reaksi penyanggaan yang cepat setelah pemasangan. Pemasangannya dapat sepenuhnya dengan mekanisasi, sehingga relatif lebih cepat, sehingga produktifitas kerja lebih meningkat. Tahan terhadap korosi & relatif murah Kerapatannya (jumlah baut batuan per satuan luas) Dengan mudah disesuaikan dengan kondisi batuan lokal Dapat dikombinasikan dengan penyangga seperti Wire Mesh, Weld Mesh, Rock Straps, dan Penyangga Pasif

Bermacam-macam baut batuan (RockBolt) telah digunakan saat ini diseluruh dunia. Banyak diantaranya hanya memperlihatkan perbedaan yang kecil didalam rancangannya, namun konsep dasarnya sama. Kerugian : Penyimpanan atau penanganan harus hati-hati, karena dapat mempengaruhi kehandalan pemasangan baut batuan. Resin mempunyai batas waktu pakai : 12 bulan pada temperatur 15 C 6 bulan pada temperatur 25 C Pemasangan baut batuan memerlukan pemantauan dan pengujian yang khusus serta prosedur yang baik dan benar.Keuntungan pemakaian Baut Batuan (RockBolt) dibandingkan dengan H-Beam : Stabilitas : Kestabilan atap lebih baik pada perkuatan batu batuan (RockBolt). Roof Displacement : Jumlah pergeseran atap lebih rendah. Roof Softening : Tinggi pergeseran di atap berkurang.

Batang RockBolt

Alat Berat : Jumbo DrillJumbo Drill sedang memasang RockBolt pada Front, Wall, dan Roof Tunnel

Kepala RockBolt (Dome Plate)

II. MESH (WIRE MESH DAN WELD MESH)

Weld MeshWire Mesh / Chainlink Mesh

Dua jenis Mesh umumnya digunakan dengan kombinasi baut batuan (Rockbolt) yaitu Wire Mesh dan Weld Mesh. Wire Mesh kuat dan fleksibel, umumnya digunakan pada permukaan, untuk mencegah karyawan cedera dan kerusakan peralatan dari lepasnya serpihan batuan. Weld mesh digunakan untuk memperkuat beton tembak (Shotcrete) dan lebih kaku dari Wire Mesh. Wire Mesh kurang cocok untuk penguatan Beton Tembak (Shotcrete).

Pemasangan RockBolt menggunakan Jumbo Drill atau Jack Leg. Pemasangan Wire Mesh menggunakan Jack Leg, dan Weld Mesh menggunakan Jumbo Drill.

III. ROCK STRAP (TALI PENGIKAT BATUAN) Biasanya dibuat dari besi baja berukuran tebal 6 mm (1/4 in) dengan lebar sekitar 100 mm (4 in) dan berbagai ukuran panjang Rock Straps digunakan dimana kondisi batuan jelek dan sering terjadi batuan lepas pada sekitar ujung baut batuan.

Rock Strap (Tali Pengikat Batuan)

b) Penyanggaan Pasif (Passive Support)Bersifat memperkuat masa batuan yang akan runtuh / tidak secara langsung (Rigid). Artinya penyangga hanya akan bekerja, jika ada batuan runtuh.

Yang termasuk ke penyanggaan pasif adalah H-Beam, Cribbing, Stapling.

I. H-BEAM Penyangga ini biasanya dipasang untuk lubang yang bentuknya empat persegi panjang dan umumnya digunakan didaerah lubang-lubang produksi. Keuntungan : Homogen dan mempunyai sifat elastisitas yang tinggi Tidak dipengaruhi oleh kelembaban Lebih tahan lama dibandingkan dengan kayuKerugian : H-Beam dan StapplingMahal Harganya

II. CRIBBING Mempunyai bentuk penampang yang lebar Umumnya digunakan didaerah yang memerlukan pemerkuatan tinggi, seperti di lubang produksi dan perempatan (Junction).Keuntungan : Ringan, mudah dibawa, dibentuk dan dipasang Akan retak sepanjang seratnya sehingga mudah dideteksi Sisa potongan dapat digunakan sebagai pasak, dsb.

CribbingKerugian : kekuatan mekaniknya tergantung struktur serat dan cacat alami Kelembaban dapat mempengaruhi kekuatannya Mudah lapuk & Mudah terbakar

III. SHOTCRETE (PENYANGGA BETON / BETON TEMBAK) Campuran antara semen, pasir dan air yang kadang-kadang ditambah CaCl2 (calsium chlorida) yang berfungsi mempercepat waktu pengerasan (curing time). Biasa digunakan sebagai bahan penyangga di tempat yang dipertahankan dalam waktu lama, seperti mulut terowongan, lubang bukaan vertikal dan ruang mesin. Jika lokasi penyanggaan Beton (Shotcrete) sangat jauh dari permukaan, maka material Shotcrete dibawa dalam tangki Kendaraan Tambang yaitu NormetAda dua tipe dasar shotcrete, yaitu : Shotcrete campuran kering (dry mix shotcrete), dimana campuran semennya kering dan air ditambahkan pada saat penyemprotan (di nozzle). Shotcrete campuran basah (wet mix shotcrete), pada dasarnya memiliki komponen yang sama dengan campuran kering, tetapi airnya telah dicampurkan di dalam mixer.Keuntungan : Mempunyai kuat tekan yang tinggi, Tahan terhadap pengaruh cuaca, Bahan-bahan mudah didapat.Kerugian : Mempunyai kuat tarik rendah, Dapat hancur tiba-tiba, tanpa ada tanda-tanda, Hancuran beton tidak dapat digunakan lagi.

Shotcrete

Shotcrete (Penyangga Beton / Beton Tembak)

8) Pengisian/Penimbunan Lubang Bukaan (Backfilling)

Backfilling adalah proses pengisian lubang bukaan yang terjadi selama proses Lining dan penggalian Shaft dan Tunnel. Metode Backfill pada tambang bawah tanah yang menggunakan metode Cut And Fill dilakukan secara Cyclic Backfill, dimana proses Backfill termasuk dalam siklus produksi. Backfill Material ditempatkan ke dalam stope yang telah ditambang untuk menyediakan suatu Platform stabil bagi pekerja tambang untuk bekerja di atasnya dan untuk Ground Support bagi dinding dari Adit yang berbatasan sebagai kemajuan tambang dengan jalan mengurangi jumlah ruang terbuka yang bisa berpotensi terisi oleh suatu runtuhan Pillar disekitarnya. Penggunaan Backfill pasta bawah tanah bukan hanya menyediakan Ground Support terhadap pilar dan dinding, tetapi juga membantu mencegah Caving dan ambrukan atap, dan meningkatkan perolehan pilar, yang mana meningkatkan produktivitas.

Pada penerapannya, Backfill dapat berfungsi sebagai :a. Waste disposalStope diisi dengan Waste atau Tailing sehingga dampak lingkungan diminimalkan.b. Platform (tempat berpijak)Platform digunakan untuk melakukan proses penambangan selanjutnya. Backfill dilakukan secara Cyclic Backfill dan diterapkan pada metode tambang bawah tanah Overhand Cut And Fill. Daya dukung Backfilling Material yang digunakan sebagai Platform harus dapat menyediakan tempat berpijak untuk peralatan tambang, operator dan material (bijih).c. Penyangga atap dan dinding sampingBackfill dilakukan secara cyclic backfill dan diterapkan pada metode tambang bawah tanah underhand cut and fill. Hal yang sangat penting untuk diperhatikan dalam fungsi backfill sebagai penyangga atap dan dinding samping yaitu persen solid, kandungan semen, dan penempatan backfilling material dalam stope. Kombinasi dari ketiga hal tersebut memungkinkan backfilling material memiliki kekuatan yang cukup untuk melindungi pekerja di bawahnya. Selain itu, backfill dapat mengatasi tekanan yang diakibatkan oleh rockburst yang mungkin terjadi dan efek yang timbul dari proses peledakan.- LIHAT LAMPIRAN (Gambar Barikade Untuk Pembatas Tahapan Proses Backfilling)

SMK DHARMA BAHKTI 1KOTA JAMBIPT ANTAM Persero TbkUBPE PONGKOR, BOGORBAB IVQUALITY CONTROL (QC)2013LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGANGEOTEHNIK (GEOTECH)PENGAWASAN KADAR (GRADE CONTROL)PENGUKURAN (MINE SURVEY)

BAB IVQUALITY CONTROL

Definisi Quality Control (Pengendalian Mutu) adalah semua usaha untuk menjamin (Assurance) agar hasil dari pelaksanaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Tujuan Quality Control adalah agar tidak terjadi barang yang tidak sesuai dengan standar mutu yang diinginkan (Second Quality) terus-menerus dan bisa mengendalikan, menyeleksi, menilai kualitas, sehingga konsumen merasa puas dan perusahaan tidak rugi. Tujuan Perusahaan menjalankan QC (Quality Control) adalah untuk memperoleh keuntungan dengan cara yang fleksibel, investasi bisa kembali, serta perusahaan mendapat keuntungan untuk jangka panjang. QC terbagi atas Geotech, Grade Control, Mine Survey, Pengolahan.4.1 GEOTEHNIK (GEOTECH)

Suatu cabang ilmu dari Geologi yang mempelajari perilaku tanah dan sifatnya yang diakibatkan oleh tegangan dan regangan yg disebabkan oleh gaya - gaya yg bekerja. Bidang kajian rekayasa kebumian yang berkonsentrasi pada aplikasi teknologi teknik sipil untuk konstruksi yang melibatkan material alam dan terdapat pada atau dekat permukaan bumi dan perencanaan tambang. Perencanaan tambang adalah membuat rancangan tambang dalam jangka waktu tertentu secara aman dan menguntungkan dan bagaimana menentukan tahapan penambangan.

A. KLASIFIKASI MASSA BATUANDi dalam Geoteknik, Klasifikasi Massa Batuan yang pertama diperkenalkan sekitar 60 Tahun yang lalu yang ditujukan untuk Terowongan dengan penyanggaan menggunakan Penyangga Baja.Klasifikasi Massa Batuan dikembangkan untuk mengatasi permasalahan yang timbul dilapangan secara cepat dan tidak ditujukan untuk mengganti studi analitik, observasi lapangan, Pengukuran, dan Engineering Judgement.

Tujuan dari Klasifikasi Massa Batuan adalah untuk :a) Mengidentifikasi parameter-parameter yang mempengaruhi kelakuan/sifat massa batuanb) Membagi massa batuan ke dalam kelompok-kelompok yang mempunyai kesamaan sifat dan kualitasc) Menyediakan pengertian dasar mengenai sifat karakteristik setiap kelas massa batuand) Memperoleh data kuantitatif dan acuan untuk desain teknike) Menyediakan dasar acuan untuk komunikasi antara geologist dan engineer.

Dikarenakan kompleknya suatu massa batuan, beberapa penelitian berusaha untuk mencari hubungan antara desain galian batuan dengan parameter massa batuan. Banyak dari metode-metode tersebut telah dimodifikasi oleh yang lainnya dan sekarang banyak digunakan untuk penelitian awal atau bahkan untuk desain akhir. Beberapa klasifikasi massa batuan yang dikenal saat ini adalah :a. Metode Klasifikasi Beban Batuan (Rock Load)b. Klasifikasi Stand Up Timec. Rock Quality Designation (RQD)d. Rock Mass Rating (RMR)e. Q-System

KLASIFIKASI STAND UP TIMEMetode ini diperkenalkan oleh Laufier pada tahun 1958. Metode ini bahwa dengan bertambahnya Span terowongan akan menyebabkan berkurangnya waktu berdirinya terowongan tersebut tanpa penyanggaan. Stand Up Time berhubungan langsung dengan Mus. Metode ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan klasifikasi massa batuan selanjutnya. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap Stand-Up Time adalah : arah sumbu terowongan, bentuk potongan melintang, metode penggalian, dan metode penyanggaan. MUS juga berhubungan dengan Klasifikasi ini.a. MUS (MAXIMAL UNSUPPORTING SPAN)MUS adalah maksimal jarak bukaan Front tanpa penyangga yang diijinkan.

ROCK QUALITY DESIGNATION (RQD)RQD dikembangkan pada tahun 1964 oleh Deere. Metode ini didasarkan pada perhitungan persentase inti terambil yang mempunyai panjang 10 cm atau lebih. Dalam hal ini, inti terambil yang lunak atau tidak keras tidak perlu dihitung walaupun mempunyai panjang lebih dari 10 cm. Diameter inti optimal yaitu 47,5mm. Nilai RQD ini dapat pula dipakai untuk memperkirakan penyanggaan terowongan. Saat ini RQD sebagai parameter standar dalam pemberian inti pemboran dan merupakan salah satu parameter dalam penentuan klasifikasi massa batuan RMR dan Q-System.Walaupun metode penghitungan dengan RQD ini sangat mudah dan cepat, akan tetapi metode ini tidak memperhitungkan faktor orientasi bidang diskontinyu, material pengisi, dll. Sehingga metode ini kurang dapat menggambarkan keadaan massa batuan yang sebenarnya.

ROCK MASS RATING (RMR)Metode RMR (Rock Mass Rating) dari Bieniawski (1976) mempublikasikan suatu klasifikasi masa batuan yang disebut Rock Mass Rating (RMR). Metode ini telah dikenal luas dan banyak diaplikasikan pada keadaan dan lokasi yang berbeda - beda seperti tambang pada batuan kuat, terowongan, tambang batubara, kestabilan lereng, dan kestabilan pondasi.

6 Parameter yang digunakan dalam klasifikasi massa batuan menggunakan Sistem RMR yaitu :1. Kuat Tekan Batuan (Strength of Intact Rock Material)2. Rock Quality Designation (RQD)3. Spasi Bidang Diskontinyu (Spacing of Discontinuities)4. Kondisi Bidang Diskontinyu (Condition of Discontinuities)5. Kondisi Air Tanah (Groundwater Condition)6. Orientasi/Arah Bidang Diskontinyu (Orientation of Discontinuities)

Kualitas massa batuan di daerah penelitian menurut metode RMR dari Bieniawski (1992) dibagi menjadi empat kelas, yaitu baik, cukup, buruk, dan sangat buruk.1. KUAT TEKAN BATUAN (Uniaxial Compresive Strength)Untuk menentukan kekuatan batuan, digunakan klasifikasi Uniaxial Compressive Strength (UCS). Semakin keras suatu batuan maka kekuatan kuat tekannya semakin tinggi dan kualitas suatu batuan juga semakin bagus.

Point Load>10 Mpa4 - 10 Mpa2 - 4 Mpa1 -2 MpaFor this low range uniaxial compressive test is preferred

Strength Index

Uniaxial Comp.>250 Mpa100 - 250 Mpa50 - 100 Mpa25 - 50 Mpa5 - 251 - 5< 1

StrengthMpaMpaMpa

Rating151274210

Tabel Rating Uniaxial Compressive Strength

2. RQD (Rock Quality Designation)RQD merupakan penjumlahan panjang inti bor yang lebih dari > 100 mm yang kemudian dibagi dengan panjang total dan dinyatakan dalam persen. Apabila core log tidak tersedia maka perhitungan RQD dapat diperoleh dengan metode tak langsung. Dalam menghitung nilai RQD, metode langsung digunakan apabila core lost tersedia.

Rock Quality Designation (RQD)90% - 100%75% - 90%50% - 75%25% - 50%

Rating2017138

Tabel Rating Rock Quality Designation

Total length of core run = 200 cm

3. SPASI BIDANG DISKONTINYU (Spacing of Discontinuities)Spasi kekar merupakan jarak tegak lurus antar kekar yang berdekatan yang diukur dengan garis bantu scanline. Dalam perhitungannya, spasi kekar dalam satu set kekar dirata-ratakan berdasarkan jumlah kekar dalam satu set tersebut. Kemudian, dalm satu garis scanline, spasi kekar rata-rata tiap set dirata-ratakan berdasarkan jumlah set kekar.

Spacing of Discontinuites> 2 m0.6 - 2 m200 - 600 mm< 60 mm

Rating2015105

Tabel Rating Spacing of Discontinuites

Apabila terdapat lebih dari satu set kekar dan spasi tiap set bervariasi, maka dapat diberikan nilai bobot (rating) terendah.

4. KONDISI BIDANG DISKONTINYU (Condition of Discontinuities)Ada lima karakteristik kekar yang masuk dalam pengertian kondisi kekar, meliputi kemenerusan, jarak antar permukaan kekar, kekasaran kekar, material pengisi dan tingkat kelapukan. Very rough surfaces Slightly roughSlightly roughSlickensided Surfaces orSoft gouge > 5mm thick

Not ContinuousSeparation < 1 mSeparation < 1 mmGouge < 5 mm thick oror

No SeparationSlightly Weathered WallHighly Weathered WallSeparation 1-5 mm ContinuousSeparation > 5 mm Continuous

Unweathered Wall Rock

302520100

Tabel Rating Condition of Discontinuities

1) Kemenerusan (CONTINUITY) Panjang dari suatu kekar dapat dikuantifikasi secara kasar dengan mengamati panjang jejak kekar pada suatu bukaan. Pengukuran ini masih sangat kasar dan belum mencerminkan kondisi kemenerusan kekar yang sebenarnya. Seringkali panjang jejak kekar pada suatu bukaan lebih kecil dari panjang kekar sesungguhnya, sehingga kemenerusan yang sesungguhnya hanya dapat ditebak.

2) Jarak antar permukaan kekar atau celah (SEPARATION) Merupakan jarak tegak lurus antar dinding batuan yang berdekatan pada bidang diskontinu. Celah tersebut dapat berisi material seperti lempungan atau pasir.

3) Kekasaran kekar (ROUGHNESS) Tingkat kekasaran permukaan kekar dapat dilihat dari bentuk gelombang permukaannya. Gelombang ini diukur relatif dari permukaan datar dari kekar. Semakin besar kekasaran dapat menambah kuat geser kekar.

4) Material pengisi (INFILLING/GOUGE) Material pengisi berada pada celah antara dua dinding bidang kekar yang berdekatan. Sifat material pengisi biasanya lebih lemah dari sifat batuan induknya. Beberapa material yang merupakan material pengisi antara lain breccia, clay, silt, mylonite, sand, quartz dan calcite.

5) Tingkat pelapukan (WEATHERING/COROSION LEVEL)Penentuan tingkat pelapukan kekar didasarkan pada perubahan warna dan disintegrasi (perubahan fisik) batuan. Semakin besar tingkat perubahan warna dan tingkat disintegrasi, batuan semakin lapuk.

5. KONDISI AIR TANAH (Ground of Water)

Kondisi air tanah juga mempengaruhi proses penggalian, termasuk penggaruan. Misal pada Shale, semakin tinggi kadar air maka semakin rendah kekuatan batuan, tetapi dalam kondisi kering Shale dapat menjadi sulit digaru. Kondisi air tanah yang ditemukan pada pengukuran kekar diidentifikasikan sebagai salah satu kondisi berikut : kering (completely dry), lembab (damp), basah (wet), terdapat tetesan air (dripping) atau terdapat aliran air (flowing).

Aliran (lt/mnt)0125

Kondisi UmumKering (Completely Dry)Lembab (Damp)Basah (Wet)Menetes (Dripping)Mengalir (Flowing)

Rating1510740

Tabel : Pembobotan Kondisi Air Tanah

6. ORIENTATION

Parameter ini merupakan tambahan terhadap parameter lainnya. Orientasi kekar yang dimaksud adalah strike dan dip kekar. Bobot yang diberikan untuk parameter ini sangat tergantung pada hubungan antara orientasi kekar-kekar yang ada dengan metode penggalian yang dilakukan. Oleh karena itu dalam perhitungan, bobot parameter ini biasanya diperlakukan terpisah dari kelima parameter lainnya.

Strike and Dip OrientationsVery FavourableFavourableFairUnfavourableVery Unfavourable

RatingTunnels & Mines0-2-5-10-12

Foundations0-2-7-15-25

Slopes0-5-25-50

Tabel : Pembobotan Orientasi Kekar

Drive with DipDrive against Dip

Strike perpendicular to tunnel axisStrike parallel to tunnel axis

Drive with dip Dip 45-90Drive with dip Dip 20-45Dip 45-90Dip 20-45

Very favourableFavourableVery unfavourableFair

Drive againts dip Dip 45-90Drive againts dip Dip 20-45Dip 0-20 - irrespective of strike

FairUnfavourableFair

Tabel : Hubungan antara orientasi kekar dan arah penggalian Terowongan

Batas dari daerah struktur tersebut biasanya disesuaikan dengan kenampakan perubahan struktur geologi seperti patahan, perubahan kerapatan kekar, dan perubahan jenis batuan. RMR ini dapat digunakan untuk terowongan, lereng, dan pondasi.Pada awalnya, RMR memang digunakan untuk menghitung kestabilan lubang bukaan pada pekerjaan penggalian bawah tanah. Namun, para peneliti mengembangkan aplikasi sistem klasifikasi ini dalam pekerjaan penggalian lainnya, termasuk penggaruan. Pada prinsipnya, orientasi kekar dihubungkan dengan arah kemajuan penggalian.

B. TEKNIK PENGGUNAAN KOMPAS GEOLOGIDi dalam Geoteknik, Teknik penggunaan kompas geologi perlu dipahami/dimengerti oleh seorang Geologiwan/Tambang. Kompas geologi digunakan untuk mengukur arah (Azimuth/Bearing) pada suatu titik ataupun kelurusan struktur, mengukur kemiringan lereng, maupun mengukur jurus ataupun kedudukan perlapisan dan kemiringan lapisan batuan. Terlebih dahulu harus mengetahui bagian-bagian dari Kompas.1) KOMPAS GEOLOGI DAN BAGIAN-BAGIANNYA.

12345678910111213

1.Sight (Engsel Pengintai)2.Garis Visir/Vertikal (Axial Line)3.Kaca Cermin (Mirror)4.Sighting Window (Lubang Pengintai)5.Lingkaran Derajat (0- 360)6.Nivo (Bull Eye - Mata Lembu)7.Index Pin (0 - 90)8.Nivo Tabung (Klinometer)9.Lift Pin (Pengunci Jarum Magnet)10.Sighting Arm (Lengan Pengintai)11.Jarum Magnet12.Klinometer Level13.Sighting Tip (Lubang Pengintip)

Bagian Kompas Geologi

2) PENGUKURAN DIP VEINPengukuran Dip adalah pengukuran kemiringan Vein/Ore Body. Caranya sebagai berikut :Tempatkan kompas pada posisi Vertikal Tegak Lurus terhadap Strike/Arah Vein, tangkai pengintai arahkan ke arah bawah kemudian putar alat pengatur gelombang nivo tabung yang posisinya ada dibagian belakang kompas hingga posisi gelombang nivo ada ditengah kemudian baca derajat kemiringan yang posisinya di bagian dalam kaca.3) PENGUKURAN STRIKE / JURUS VEINPengukuran Strike adalah pengukuran jurus dari pada Vein / Ore Body. Caranya yaitu sbb :Tempelkan kompas pada hanging wall dari pada vein dengan posisi kompas datar (gelembung nivo kotak ada ditengah) kemudian baca angka derajat yang ditunjukan oleh jarum kompas yang ujungnya berwarna putih/merah, tempelkan kompas pada sisi E (East).

Ore Body / VeinPengukuran Dip Vein

Ore Body / VeinPengukuran Strike Vein

ssssss

4.2 PENGAWASAN KADAR (GRADE CONTROL)

Pekerjaan yang dilakukan oleh Bagian Pengawasan Kadar adalah :1. Mengarahkan Front Produksi,2. Melakukan Sampling per kemajuan Front 3 meter.3. Membuat Face Mapping.

COG (CUT OFF GRADE)COG (Cut Off Grade) adalah batas kadar terendah/minimum dari suatu Ore yang masih ekonomis/berharga yang dapat diproduksi. Kadar rata-rata terendah dari endapan bahan galian yang masih memberikan keuntungan apabila endapan ditambang. Cut Off Grade (COG) akan menentukan batas-batas cadangan sehingga dapat dihitung besar cadangan oleh karena itu akan berakibat umur cadangan makin lama. Di PT Antam Tbk UBPE Pongkor mempunyai batasan kadar terendah yang diizinkan untuk diproduksi adalah 2 ppm atau 2 gpt. (2gpt => 2 gram/ton). SAMPLINGSampling adalah pengambilan sebagian kecil dari suatu batuan / Lumpur yang jauh lebih besar, tetapi cukup sebagai wakil yang betul-betul representatif. Juga merupakan kegiatan pengambilan Sample batuan yang bertujuan untuk mengetahui kadar kandungan logam emas/perak dan lain-lain dari batuan tersebut. Sampling dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain : Channel Sampling, Grab Sampling, dan Chip Sampling. Pengambilan Sample yang biasa kita lakukan di Unit Pertambangan Emas Pongkor untuk di Stope, X-Cut dan Sill Drift adalah dengan cara Channel Chip Sampling gabungan antara Channel Sampling dengan Chip Sampling sedangkan untuk di Stock Pile digunakan cara Grab Sampling.1. METODE SAMPLINGa) Channel SamplingChannel Sampling yaitu cara pengambilan Sample dengan pembuatan paritan pada Vein dengan lebar dan jarak tertentu memotong tegak lurus arah Vien, ukuran parit lebar = 10 cm kedalaman = 5 cm dengan panjang parit = 100 cm biasanya pengambilan Sample di lakukan di Stope, Drift atau Out Crop.b) Chip SamplingChip Sampling yaitu pengambilan Sample dengan pembuatan krowakan/sempalan pada Vein, lebar dan kedalaman Channel tidak rata sedangkan Channel Sampling lebar dan kedalaman rata.c) Grab SamplingGrab Sampling yaitu pengambilan Sample secara sederhana (Jumputan) dari batuan yang sudah lebih (Broken Ore, Boulder, Stok Pile, atau Ore yang ada pada Belt Conveyor).

2. KEGUNAAN SAMPLINGa) Mengetahui presentase kadar logam-logam dan mineral-mineral yang terkandung dalam vein yang disample Au (Emas), Ag (Perak), Pb, Zn (Seng), Cu yang kemudian dihitung untuk Au, Ag dalam gram/ton (gpt) atau ppm, dan untuk Pb, Cu, Zn dunyatakan dalam prosen (%).b) Untuk menghitung kadar cadangan hasil eksplorasi.c) Untuk mengetahui kadar air kaya dan sisa yang terbuang (Sand Tailling) di Pabrik Pengolahan.d) Untuk dokumentasi / data-data perusahaan.

3. PERALATAN SAMPLING1) Palu Geologi: Untuk memukul batuan sedang-keras (Getas).2) Kompas Geologi: Untuk mengukur Strike, Dip, Azimuth.3) Pahat Geologi: Untuk memahat batuan yang keras sampai sangat keras.4) Aluminium Tags: Untuk pemberian nomor dalam kantong Sample.5) Kantong Sample: Untuk tempat Sample batuan maupun lumpur biasanya berupaPlastik atau kain.6) Roll Meter Panjang: Untuk mengukur jarak panjang yg akan diambil Sample (30m dan 50m)7) Roll Meter Pendek: Untuk mengukur lebar alur yg akan disample (3m dan 5m) baik distope maupun drift, dan lain-lain.8) Alat Tulis: Untuk mencatat data-data hasil per-sample di lapangan.9) Alat-Alat Safety: Alat Pelindung Diri (APD), MSL(Mine Spot Lamp / Lampu), Kaca Mata Glove, Safety Boot, dll.10) Cat Spray (Pilok): Untuk menandai jarak daerah yang akan di ambil sample.

Aluminium Tags, Kompas Geologi, Pahat Geologi, Palu Geologi, Cat Pylox

4. CARA MELAKUKAN SAMPLINGCara melakukan sampling yaitu :1) Permukaan Vein/batuan dibersihkan dahulu, terutama pada batuan yang berlumut / oxidasi dengan tujuan untuk mendapatkan Sample yang bersih (Fresh). 2) Pengukuran kemajuan Front, Drift, lobang naik, Stope dan lain-lain.3) Pengukuran arah Azimuth dan pemberian as titik-titik percontoan dengan menggunakan Cat Pilok.4) Pengamatan fisik batuan untuk menetukan batas lebar parit sample.5) Pengambilan Sample dengan membuat parit-parit dengan ukuran parit panjang 1,00 m, lebar 0,10 m, kedalaman 0,05 m.6) Channel dibuat horizontal atau memotong tegak lurus Strike Vein (disesuaikan dengan lokasinya) jarak antara alur ke alur untuk drift 2,00 m dan untuk stope 3,00 m.7) Dilakukan pengambilan Sample pada batuan sampingnya, yang maksudnya adalah untuk mengetahui faktor Dilusi (Pengotor).8) Diberi nomor kode sample sesuai dengan urutan pengambilannya (dari Foot Wall ke arah Hanging Wall).

Sedang melakukan pengambilan Sample dengan cara Grab Sampling

4.3 PENGUKURAN (MINE SURVEY)

Pengukuran merupakan bagian dari Satuan Kerja Quality Control yang melakukan memetakan sebuah lokasi tambang, lokasi daerah baru, mengukur kemajuan Front Tambang Development dan Produksi, membuat Peta Topografi, menghitung volume galian atau timbunan Ore atau Waste, menghitung Lebar sebuah Vein, dll. Pada umumnya, alat yang biasa digunakan untuk melakukan Pengukuran sebuah lokasi dilapangan adalah :1. Rambu Ukur2. Statif / Tripod / Kaki Theodolite / Kaki Prisma3. Paku Ukur4. Roll Meter (Panjang dan Pendek)5. Disto Meter6. Total Station7. Kompas Geologi8. Target (Prisma dan Rambu Ukur)

321

54

6

[1] Roll Meter Panjang, [2] Roll Meter Pendek, [3] Kaki Prisma, [4] Disto Meter,[5] Cat Pilox, [6] Tas Total Station-Leica

Target (Prisma dan Kaki Prisma)Total Station (Leica type TS15)

Data Pengukuran Kemajuan Tunnel oleh Total Station yg didapat dilapangan dapat langsung diplotkan ke Peta Tambang atau diplotkan dan disimpan di Komputer (biasanya menggunakan Program AutoCad, DataMine)

Pengeplotan Data Pengukuran Lapangan Kemajuan Tambang

SMK DHARMA BAHKTI 1KOTA JAMBIPT ANTAM Persero TbkUBPE PONGKOR, BOGORLAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGANLAMPIRANGAMBAR2013LAMPIRAN GAMBAR

LAMPIRAN GAMBARLAMPIRAN GAMBAR

Keadaan Jalan Tunnel Tambang Gudang Handak PT ANTAM Tbk UBPE PONGKOR

Keadaan Jalan Tunnel Tambang Gudang Handak PT ANTAM Tbk UBPE PONGKOR

Keadaan Jalan Tunnel Tambang Kubang Cicau PT ANTAM Tbk UBPE PONGKOR

LAMPIRAN GAMBAR

Keadaan Jalan Tunnel Tambang Ciurug L600 PT ANTAM Tbk UBPE PONGKOR

13

45

2

Gambar Keadaan Penyanggaan Tambang Bawah TanahRock Strap5Rock Bolt4Wire Mesh3Stappling2H-Beam1

LAMPIRAN GAMBAR

STOCK PILEStock Pile adalah tempat penampungan ore dari penambangan tambang bawah tanah untuk diproses lebih lanjut, dan dibawa dengan menggunakan DUMP TRUCK.

Portal (Pintu Masuk) Tambang Gudang Handak L500

LAMPIRAN GAMBAR

Portal (Pintu Masuk) Tambang Kubang Cicau dan Ciguha L500

Settling Pond - Air Tambang Diendapkan untuk digunakan kembali di Pabrik Pengolahan

LAMPIRAN GAMBAR

Tailing Dam UtamaMerupakan tempat penampungan Lumpur sisa tambang. Nantinya Lumpur ini akan dijadikan bahan Filling penutup Stope Tambang.Kapasitas : 2.141.383 m3Koordinat : 106 34 15,9 BT6 38 40,61 LS

Tailing Dam Utama di PT Antam UBPE Pongkor

Keadaan Front Development setelah di Blasting dan belum di Mucking dan belum dipasang Supporting (Penyanggaan)

Sebuah Front Development sebelum di Mucking menggunakan Wheel Loader

LAMPIRAN GAMBAR

Aktifitas melakukan Pengangkutan Ore ke Grandby Car untuk dibawa keluar Tambang

Alat Mesin Bor Inti untuk mengambil Sample Batuan (Core Log) yg terdapat di Ciurug L 700

LAMPIRAN GAMBAR

Tampak Dari Atas : Pabrik Pengolahan PT Antam Tbk UBPE Pongkor

Ambruknya Batuan di Front dikarenakan Penyangganya kurang Stabil menahan beban

LAMPIRAN GAMBAR

Tempat Anfo Loader untuk Bahan Peledak Anfo

Pompa Mesin Tailing DumpUntuk memompa Tailing dari Tambang untuk ditampung ke Tailing Dump

Loket Peminjaman/Pengisian Ulang Lampu Cas Tambang (MSL - Mine Spot Lamp)

LAMPIRAN GAMBAR

Pemasangan Barikade Pembatas wilayah Backfilling untuk Tahapan Proses Backfilling

Jumbo Drill sedang membuat lubang bor tempat bahan peledak yang akan diledakkan

SMK DHARMA BAHKTI 1KOTA JAMBIPT ANTAM Persero TbkUBPE PONGKOR, BOGORLAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGANBAB VPENUTUP2013PENUTUPDAFTAR PUSTAKA

BAB VPENUTUP

5.1 PENUTUPDengan mengucapkan syukur atas segala rahmat dan karunianya yang telah diberikan Tuhan Yang Maha Esa, bahwa Penulis telah mendapat dukungan dari berbagai pihak dalam menyelesaikan laporan ini dengan baik tanpa mengalami hambatan berarti.Keberhasilan pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda (PSG) ini sangat dibutuhkan oleh para siswa / siswi agar bisa mengikuti salah satu syarat untuk menempuh UAS/UAN, sehingga dengan dibuatnya Laporan PKL ini diharapkan dapat dijadikan acuan bagi kelancaran pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan, terutama pada tahap awal kerja berkaitan dengan keahlian yang ada di Dunia Usaha / Dunia Industri.Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu dan membimbing dalam menyelesaikan laporan ini, walaupun masih terdapat banyak kekurangan, namun Penulis berharap dengan adanya kekurangan-kekurangan tersebut dapat memacu semangat adik-adik kelas agar lebih baik lagi dalam pembuatan laporan yang akan datang, serta besar harapan Penulis agar Laporan yang telah Penulis susun dapat bermanfaat bagi adik-adik kelas jurusan Geologi Pertambangan dan semua pihak, Amin.

DAFTAR PUSTAKA

Ari, Johan, Melani, & Mia. (2013). Catatan Praktek Kerja Lapangan. Bogor, Jawa Barat: PT Antam tbk UBPE Pongkor.Elvis, Panji, Ivan, Yuda, Verdyan, & Sandoval. (2012). Aktifitas Penambangan Pada PT Antam UBPE Pongkor. Bogor: SMK DB 1 Jambi.Ir. Herian, S. H. (1990). Pengenalan Mineral dan Batuan. Bogor: PT Antam UBPE Pongkor.Johan, E. L. (2012, 12). Docstoc. Retrieved 5 2013, from Docstoc: http://www.docstoc.com/docs/32301157/LAPORAN-PRAKTEK-KERJA-LAPANGAN-ANTAM-PONGKORKasidi. (1993). Dasar - Dasar Pengetahuan Geologi. Bogor, Jawa Barat: Diklat Tambang Bawah Tanah Angkatan 2.Kramadibrata. (1996). Classification of Rock System. Bogor.PT ANTAM Tbk Persero. (n.d.). Retrieved from ANTAM: www.Antam.comPT Antam Tbk UBPE Pongkor. (2013, 5). Library of Books. Perpustakaan Buku PT Antam UBPE Pongkor . Bogor, Jawa Barat, Indonesian: PT Antam Tbk UBPE Pongkor.Usup, & Anwar. (2005). Modul Teknik Sampling. Bogor: PT Antam Tbk.Data - Data dari Geotehknik, Pengawasan Kadar, Pengukuran.

SMK DB 1 KOTA JAMBI - PT ANTAM Tbk UBPE PONGKOR BOGOR | Confidential

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN - PT ANTAM Tbk UBPE PONGKOR1 | PAGE