LAPORAN ANLISIS PENGAWET
-
Upload
vhera-verove-febriiantii -
Category
Documents
-
view
26 -
download
0
description
Transcript of LAPORAN ANLISIS PENGAWET
[Type the document title] [Year]
I. KOMPETENSI UMUM
Praktikan dapat mengetahui dan memahami cara pengujian aktivitas
pengawet terhadap mikroorganisme tertentu yang melibatkan tingkat
konsentrasi dan jenis bakteri tertentu.
II. KOMPETENSI KHUSUS
Praktikan dapat menentukan aktivitas pengawet dengan konsentrasi
rendah dan konsentrasi tinggi yang dapat menghambat pertumbuhan
mikroorganisme.
III. PRINSIP PERCOBAAN
Berdasarkan penentuan efektifitas pengawet propil paraben dengan
konsentrasi 0,1% dan 0,2% berdasarkan pengamatan terhadap bakteri
Staphylococcus epidermidis dari medium NA dan diinkubasikan pada suhu
370 C selama 1 x 24 jam dan jamur Aspergilus niger dari medium PDA dan
diinkubasikan pada suhu 370 C selama 3 x 24 jam.
IV. LANDASAN TEORI
Bahan pengawet adalah bahan atau senyawa yang ditambahkan
sediaan farmasi untuk melindungi sediaan terhadap aktivitas
mikroorganisme pengawet terutama ditambahkan pada obat dalam wadah
dosis ganda untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang
mungkin masuk pada saat kemasan dibuka dan ditutup selama pemakaian
ataupun selama proses produksi. Bahan pengawet juga sering
ditambahkan dalam produk-produk kosmetik, makanan dan minuman.
[Type the document title] [Year]
Bahan antimikroba tidak boleh digunakan semata-mata untuk menurunkan
jumlah mikroorganiseme yang hidup dalam produk dan menggantikan cara
produksi yang baik (Radji, 2009)
Pengawet antimikroorganisme adalah zat yang ditambahkan pada
sediaan obat untuk melindungi sediaan tersebut terhadap kontaminasi
mikroorganisme. Bahaya dari pencemaran mikroorganisme, baik bakteri,
jamur atau khamir terdapat dimana-mana selama pembuatan,
pengemasan, penyimpanan, dan penggunaan obat, dimana manusia,
lingkungan (ruang, udara) bahan obat dan bahan pembantu, alat-alat kerja
seperti mesin-mesin dan bahan pengemas primer merupakan sumber
kontaminasi utama (Zaraswati, 2011).
Setiap bahan pengawet mempunyai takaran tertentu. Karena itu,
penggunaannya harus diperhatikan sedemikian rupa agar kadar bahan
pengawet tidak menimbulkan keracunan pada manusia (Radji, 2009).
Bahan pengawet kimia sering ditambahkan pada sediaan farmasi
ataupun pada makanan dan minuman untuk memperlambat kerusakan
yang disebabkan oleh mikroorganisme tertentu. Zat tambahan yang umum
digunakan sebagai pengawet adalah natrium benzoate, asam sorbat dan
kalsium propionate. Bahan kimia ini merupakan asam organic sederhana
atau garam dari asam organic yang juga diproduksi oleh tubu dan sudah
dinyatakan aman dalam makanan (Radji, 2009)
[Type the document title] [Year]
Untuk menghindari dan mengurangi kemungkinan pencemaran suatu
produk oleh mikroorganisme, dilakukan proses pengawetan produk.
Secara garis besar tehnik pengawetan dapat dibagi dalam tiga golongan
yaitu pengawetan secara alami, pengawetan secara biologi, dan
pengawetan secara kimia. Syarat zat pengawet adalah mampu membunuh
kontaminasi mikroorganisme, tidak toksik atau menyebabkan iritasi pada
pengguna, stabil dan efektif, serta selektif dan tidak bereaksi dengan
bahan (Sylvia, 2008).
Dehidrasi dapat digunakan untuk mengawetkan bahan makanan
terutama karena menghambat pertumbuhan mikroorganismenya sendiri
tidak selalu terbunuh. Pertumbuhan semua mikroorganisme dapat dicegah
dengan cara mengurangi kelembapan lingkungannya sampai dibawah titik
kritis. Titik kritis ditentukan oleh ciri-ciri organisme yang bersangkutan dan
oleh kapasitas bahan makanan untuk mengikat air sehingga tidak tersedia
sebagai kelembapan bebas yang dapat ditiadakan oleh proses dehidrasi
(Irianto, 2006).
Mekanisme kerja bahan pengawet untuk merusak mikroorganisme
adalah terhadap toksisitas primernya artinya diarahkan kembali pada kerja
racun sel, yang mengembangkan pada dinding sel atau bagian-bagian sel
lainnya. Tergantung dari konsentrasi bahan pengawet yang terdapat dalam
sediaan obat, maka aksinya dapat dibedakan atas (Djide, 2008) :
[Type the document title] [Year]
a. Pada konsentrasi yang sangat rendah terjadi suatu penimbunan pada
membran sitoplasma, yang mengarahkan pada suatu perkoasilitas
yang meninggi dari rentang sitoplasma, tanpa mengganggu atau
merusak sel.
b. Pada konsentrasi mikrobiotik, artinya pada konsentrasi yang
menyebabkan suatu pemblokiran pertumbuhan, perubahan membran,
bersifat toksis. Hal tersebut disebabkan karena terjadi akumulasi
bahan pengawet dalam membran sitoplasma dan kadang-kadang juga
dalam bagian sel.
c. Pada konsentrasi mikrobisid, artinya pada konsentrasi yang
menyebabkan kematian sel hal ini disebabkan karena tingginya kadar
bahan pengawet tersebut didesak masuk ke dalam bagian sel yang
lebih dalam, sehingga dapat menyebabkan terjadinya proses
desemulsifikasi, koagulasi, persipitasi dan dalam keadaan ekstern
mengarah kepada otolisa yaitu mengalirnya keluar komponen
intraseluer.
V. METODE KERJA
1. Alat
Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah autoklaf, batang
pengaduk, botol, cawan petri, erlenmeyer, gelas ukur, gelas kimia,
inkubator, lampu spiritus, ose bulat, , spoit 1 ml, 5 ml dan 10 ml,
timbangan analitik dan vial.
[Type the document title] [Year]
2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah air suling,
propil paraben, Aspergillus niger (AN), Staphylococcus epidermidis,
label, kapas, metil paraben, medium nutrien agar (NA), medium PDA
(Potato Dekstrosa Agar), , Pseudomonas aeruginosa (PA), Eschercia
coli (EC).
3. Cara Kerja
a. Penyiapan Sampel
Disiapkan pengawet propil paraben. Ditimbang untuk dibuat
konsentrasi 0,1% dan 0,2%. Dilarutkan pengawet ke dalam pelarut
yang sesuai. Dimasukkan ke dalam vial dengan konsentrasi yang
berbeda-beda untuk pengawet.
b. Pengujian Aktivitas Pengawet
1) Untuk konsentrasi 0,1%
Dimasukkan 9 ml medium PDA (Potato Dextrosa Agar) ke
dalam vial kemudian ditambahkan 1 ml pengawet konsentrasi
0,1% yang digunakan propil paraben lalu ditambahkan 0,02 ml
suspense jamur Aspergilus niger dan dihomogonken.
Dimasukkan ke dalam cawan petri yang telah diberi label dan
dibiarkan hingga memadat. Setelah memadat dimasukkan
cawan petri ke dalam incubator selama 3x24 jam. Dilakukan
pengamatan pada hari ke-1, 14 dan 28.
[Type the document title] [Year]
Dimasukkan 9 ml medium NA (Nutrien Agar) ke dalam vial
kemudian ditambahkan 1 ml pengawet konsentrasi 0,1% yang
digunakan propil parabenlalu ditambahkan 0,02 ml suspense
bakteri Staphylococcus epidermidis dan dihomogonken.
Dimasukkan ke dalam cawan petri yang telah diberi label dan
dibiarkan hingga memadat. Setelah memadat dimasukkan
cawan petri ke dalam inkubator selama 1x 24 jam. Dilakukan
pengamatan pada hari ke-1, 14 dan 28.
2) Untuk konsentrasi 0,2%
Dimasukkan 9 ml medium PDA (Potato Dextrosa Agar)ke
dalam vial kemudian ditambahkan 1 ml pengawet konsentrasi
0,2% yang digunakan propil paraben lalu ditambahkan 0,02 ml
suspense jamur Aspergilus niger dan dihomogonken.
Dimasukkan ke dalam cawan petri yang telah diberi label dan
dibiarkan hingga memadat. Setelah memadat dimasukkan
cawan petri ke dalam inkubator selama 3x24 jam. Dilakukan
pengamatan pada hari ke-1, 14 dan 28.
Dimasukkan 9 ml medium NA (Nutrien Agar) ke dalam vial
kemudian ditambahkan 1 ml pengawet konsentrasi 0,1% yang
digunakan propil parabenlalu ditambahkan 0,02 ml suspense
bakteri Staphylococcus epidermidis dan dihomogonken.
Dimasukkan ke dalam cawan petri yang telah diberi label dan
[Type the document title] [Year]
dibiarkan hingga memadat. Setelah memadat dimasukkan
cawan petri ke dalam inkubator selama 1x24 jam. Dilakukan
pengamatan pada hari ke-1, 14 dan 28.
[Type the document title] [Year]
IX. DAFTAR PUSTAKA
Alexopoulos, C.J., C.W. Mims, M. Blackwell. 1996.Introductory Mycology 4rd Edition. JohnWiley and Sons, Inc., New York.
Ditjen POM. 1979. “Farmakope Indonesia Edisi III”. Depkes RI : Jakarta.
Djidje, M.N., Sartini. 2006. “Analisis Mikrobiologi Farmasi”, Laboratorium Mikrobiologi Farmasi, Jurusan Farmasi, F. MIPA, UNHAS. Makassar.
Entjang, Indan dr. 2003. “ Mikrobiologi dan Parasitologi”. Penerbit PT. Citra Aditya Bakti. Bandung.
Irianto, Koes. 2006. “ Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jilid I”. CV. Yrama Widya. Bandung.
Maksum Radji. 2009. ” Buku Ajar Mikrobiologi : Panduan Mahasiswa Farmasi Dan Kedokteran”. Penerbit Buku Kedokteran, ECG. Jakarta
LAMPIRAN
A. Skema Kerja
[Type the document title] [Year]
Disiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
Dipersiapkan dua variasi konsentrasi bahan pengawet (propil paraben) yakni konsentrasi rentang rendah dan rentang tinggi
Dipipet 1 ml propil paraben ke dalam vial
Dimasukkan pula medium NA/PDA kedalam vial, lalu dihomogenkan
Dimasukkan suspense bakteri E.Coli dan jamur CA sebanyak 20 µL ke dalam vial, lalu dihomogenkan kembali
Dituang ke dalam cawan petri secara aseptis
Dihomogenkan dengan membentuk angka 8
Didiamkan sejenak, lalu diberi label
Diinkubasi selama hari ke-1, hari ke- 14 dan hari ke- 28
Diamati tiap minggunya jumlah koloni yang terlihat
Dicatat dan dimasukkan datanya pada lembar atau data pengamatan.
[Type the document title] [Year]
1. Air suling (FI III hal: 96)
Nama resmi : AQUA DESTILLATA
Nama lain : Air suling
Rumus kimia / BM : H2O / 18,02
Rumus bangun : H-OH
Pemerian : Cairan tak berwarna, jernih, tidak berbau dan tidak
berasa
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai pelarut
2. Alkohol (FI III hal: 65)
Nama resmi : AETHANOLUM
Nama lain : Etanol, alkohol
Rumus kimia / BM : C2H6O / 46,07
Rumus bangun : CH3-CH2-OH
Pemerian : Cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap dan
mudah bergerak, bau khas, rasa panas, mudah
terbakar dengan memberikan nyala biru yang tidak
berasap
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform p dan
dalam eter p
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai Antiseptik
3. Asam benzoat (FI III hal: 49)
[Type the document title] [Year]
Nama resmi : ACIDUM BENZOICUM
Nama lain : Asam benzoat
Rumus kimia / BM : C7H6O2 / 122,12
Pemerian : Hablur halus dan ringan, tidak berwarna, tidak berbau
Kelarutan : Larut dalam lebih kurang 350 bagian air, dalam lebih
kurang 3 bagian etanol (95%)P, dalam 8 bagian
kloroform P dan dalam 3 bagian eter P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai pengawet
4. Metyl paraben (FI III hal: 378)
Nama resmi : METHYLIS PARABENUM
Nama lain : Metyl paraben, nipagin
Rumus kimia / BM : C8H8O3 / 152,15
Pemerian : Serbuk hablur halus, putih, hampir tidak berbau, tidak
mempunyai rasa kemudian agak membakar diikuti rasa
tebal
Kelarutan : Larut dalam 500 bagian air, dalam lebih 20 bagian air
mendidih, dalam 3,5 bagian etanol (95%)P, dan dalam
3 bagian aseton, mudah larut dalam eter P dan dalam
larutan alkali hidroksida, larut dalam 60 bagian gliserol
P panas dan dalam 40 bagian minyak lemak panas
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai pengawet
[Type the document title] [Year]
5. Natrium benzoat (FI III hal: 395)
Nama resmi : NATRII BENZOAS
Nama lain : Natrium benzoat
Rumus kimia / BM : C7H5NaO2 / 144,11
Pemerian : Butiran atau serbuk hablur, putih, tidak berbau atau
hampir tidak berbau
Kelarutan : Larut dalam 2 bagian air dan dalam 90 bagian etanol
(95%) P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai pengawet
6. Propil paraben (FI III hal: 535)
Nama resmi : PROPYLIS PARABENUM
Nama lain : Propil paraben, nipasol
Rumus kimia / BM : C10H12O3 / 180,21
Pemerian : Serbuk hablur putih, tidak berbau, tidak berasa
Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air, dalam 3,5 bagian etanol
(95%)P, dalam 3 bagian aseton P, dalam 140 bagian
gliserol P dan dalam 40 bagian minyak lemak. Mudah
larut dalam alkali hodroksida
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai pengawet
B. Uraian Mikroba Uji
[Type the document title] [Year]
1. Staphylococcus epidermidis
a. Morfologi dan fisiologi
Bakteri Staphylococcus epidermidis merupakan bakteri gram positif, koloni berwarna putih
atau kuning dan bersifat anaerob fakultatif bakteri ini tidak mempunyai lapisan protein A pada
dinding sel, dapat meragi laktosa, tidak meragi manitol dan bersifat koagulasi negative.
b. Gejala penyakit
Staphylococcus epidermidis dapat menyebabkan infeksi kulit ringan yang disertai dengan
pembentukan abses. Staphylococcus epidermidis biotipe-1 memyebabkan infeksi kronis pada
manusia (Radji, 2009).
2. Pseudomonas aeruginosa
a. Klasifikasi (Garrity, 2004)
Kingdom : Bacteria
Filum : Proteobacteria
Kelas : Gammaproteobacteria
Ordo : Pseudomonadales
Famili : Pseudomonadaceae
Genus : Pseudomonas
Spesies : Pseudomonas
b. Morfologi (Garrity, 2004)
P. aeruginosa merupakan bakteri berbentuk batang dengan ukuransekitar 0,6 × 2µm.
Bakteri ini dapat terlihat sebagai bakteri tunggal,berpasangan, dan terkadang membentuk
rantai yang pendek. P. Aeruginosatermasuk bakteri Gram negatif (Gambar 2.3). Bakteri ini
[Type the document title] [Year]
bersifat aerob,katalase positif, oksidase positif, tidak mampu memfermentasi tetapi
dapatmengoksidasi glukosa/karbohidrat lain, tidak berspora, tidak mempunyaiselubung
(sheat) dan mempunyai flagel monotrika (flagel tunggal pada kutub)sehingga dapat bergerak.
3. Aspergillus niger
a. Klasifikasi (Alexopoulus, 1996)
Domain : Eukaryota
Kerajaan : Fungi
Filum : Ascomycota
Kelas : Eurotiomycetes
Ordo : Eurotiales
Famili : Trichocomaceae
Genus : Aspergillus
Spesies : Aspergillus niger
b. Morfologi(Pelczar, 1986)
Aspergilus niger merupakan fungi dari filum ascomycetes yang berfilamen, mempunyai hifa
berseptat, dan dapat ditemukan melimpah di alam. Fungi ini biasanya diisolasi dari tanah, sisa
tumbuhan, dan udara di dalam ruangan. Koloninya berwarna putih pada Agar Dekstrosa
Kentang (PDA) 25 °C dan berubah menjadi hitam ketika konidia dibentuk. Kepala konidia dari
A. niger berwarna hitam, bulat, cenderung memisah menjadi bagian-bagian yang lebih longgar
seiring dengan bertambahnya umur.
4. Escherichia coli
a. Klasifikasi (Garrity, 2004)
[Type the document title] [Year]
Domain : Bacteria
Phylum : Proteobacteria
Class : Gammaproteobacteria
Ordo : Entobacteriales
Familia : Enterobacteriaceae
Genus : Escherichia
Spesies : Escherichia coli
b. Morfologi (Holt, J.G, 2000)
Sel bakteri Escherichia coli berbentuk batang dengan kedua sisinya sejajar dan kedua kutub
atau ujungnya berbentuk cembung; mempunyai ukuran panjang dengan rentang 2 – 3 m,
dan lebar 0,6 m, dan bersifat gram-negatif.